1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi
keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah
memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus
kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan
dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan
hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang
dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut,
laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi: (a)
aset; (b) liabilitas; (c) ekuitas; (d) pendapatan dan beban termasuk keuntungan
dan kerugian; (e) kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam
kapasitasnya sebagai pemilik; dan (f) arus kas (PSAK No.1 paragraf 07).
Neraca, laporan laba rugi, dan laporan perubahan ekuitas disusun
dengan dasar akrual, adapun laporan arus kas disusun dengan dasar kas. Dasar
akrual lebih banyak dipilih karena dinilai lebih rasional dan adil dalam
mencerminkan kondisi keuangan suatu perusahaan secara riil. Penggunaan
dasar akrual dapat memberikan keleluasaan kepada pihak manajemen dalam
memilih metode akuntansi yang diinginkan selama tidak menyimpang dari
1
Perbedaan Perilaku Manajemen..., Utari Putri Lukty, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017
aturan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku. Metode akuntansi yang
secara sengaja dipilih oleh manajemen dengan tujuan tertentu perusahaan
dapat mengarah pada praktik manajemen laba. Kualitas laporan keuangan
akan mencerminkan tingkat manajemen laba.
Manajemen laba merupakan upaya manajerial untuk mempermainkan
semua komponen laporan keuangan dengan memanfaatkan celah yang ada
dalam standar akuntansi sesuai dengan keinginan manajer perusahaan. Tujuan
dari manajemen laba adalah untuk menciptakan kesejahteraan pemilik atau
pemegang saham perusahaan yang dikelolanya (Sulistyanto, 2008).
Teori siklus hidup perusahaan merupakan perluasan dari siklus hidup
produk dalam pemasaran (Rink dan Swan dalam Yan, 2006). Model siklus
hidup perusahaan dibagi menjadi tiga tahap, empat tahap, dan lima tahap.
Model-model siklus hidup perusahaan tersebut dapat dilihat secara lengkap
pada penelitian Quinn dan Cameron (1983). Siklus hidup perusahaan
digambarkan sebagai S-shaped curve (normal), yang dimulai dengan usaha
kecil, lalu terdaftar sebagai perusahaan besar pada puncak kurva, dan akhirnya
mengalami kebangkrutan atau diambil alih. Kurva ini dibagi dalam beberapa
tingkat hidup, dimana tiap tingkat diperkirakan memiliki masalah keuangan
yang khas (Sawir, 2014).
Ada beberapa penelitian yang menghubungkan manajemen laba
dengan siklus hidup perusahaan, contohnya Anthony dan Ramesh (1992)
meneliti hubungan antara ukuran kinerja akuntansi dan harga saham dengan
2
Perbedaan Perilaku Manajemen..., Utari Putri Lukty, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017
menggunakan uji hipotesis siklus hidup perusahaan dengan membagi siklus
hidup ke dalam tiga tahap, yaitu tumbuh, dewasa, dan stagnan. Hastuti dan
Hutama (2010) meneliti perbedaan manajamen laba berdasarkan siklus hidup
perusahaan mengunakan metodologi Anthony dan Ramesh (1992). Anggraini
(2013) meneliti pengaruh siklus hidup dan ukuran perusahaan terhadap
manajemen laba menggunakan metodologi Anthony dan Ramesh (1992).
Penelitian Hastuti (2006) menguji siklus hidup perusahaan terhadap
perilaku manajemen laba, serta Hastuti dan Hutama (2010) menguji
perbedaan perilaku manajemen laba berdasarkan pada perbedaan siklus hidup
dan ukuran perusahan. Hasil penelitian tersebut, yaitu
terdapat manajemen
laba pada perusahaan tahap tumbuh, dewasa, dan stagnan. Selain itu,
Anggraini (2013) menyimpulkan variabel siklus hidup perusahaan merupakan
variabel yang mempengaruhi manajemen laba. Namun, pada penelitianpenelitian tersebut belum dapat mengindikasi perbedaan manajemen laba pada
setiap tahap siklus hidup perusahaan.
Berdasarkan hasil penelitian yang beragam mengenai manajemen laba,
peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian tersebut. Penelitian ini
mengacu pada penelitian Hastuti (2006) yang melakukan penelitian mengenai
pengaruh siklus hidup perusahaan terhadap perilaku manajemen laba. Hasil
penelitian Hastuti (2006), yaitu perusahaan pada tahap tumbuh, dewasa, dan
stagnan melakukan manajemen laba. Namun, pada penelitian tersebut tidak
3
Perbedaan Perilaku Manajemen..., Utari Putri Lukty, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017
dapat mengindentifikasi perbedaan yang signifikan mengenai manajemen laba
pada siklus hidup perusahaan tahap tumbuh dan tahap dewasa.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya, yaitu terletak
pada objek penelitian dan tahun penelitian. Objek penelitian Hastuti (2006)
mencakup seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Jakarta (BEJ), menggunakan data tahun 2000-2004. Objek penelitian ini
merupakan perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI), menggunakan data tahun 2011-2015.
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur sektor industri
barang konsumsi karena pada perusahaan tersebut memiliki saham-saham
yang stabil dan penjualan yang meningkat dari tahun ke tahun. Selain itu,
pemilihan pada perusahaan tersebut berbeda dengan penelitian terdahulu,
sehingga hasilnya dapat digeneralisasikan. Siklus hidup perusahaan pada
tahap tumbuh mampu meningkatkan pertumbuhan penjualan pada saat
perusahaan dapat memenuhi target pasar, pada tahap dewasa perusahaan
melakukan penjualan dengan pesat, dan pada tahap stagnan perusahaan tidak
begitu mengalami peningkatan penjualan.
4
Perbedaan Perilaku Manajemen..., Utari Putri Lukty, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017
B.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, perumusan
masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
a.
Apakah manajemen laba pada siklus hidup perusahaan tahap tumbuh
lebih tinggi secara signifikan daripada manajemen laba pada siklus
hidup perusahaan tahap dewasa?
b.
Apakah manajemen laba pada siklus hidup perusahaan tahap dewasa
lebih tinggi secara signifikan daripada manajemen laba pada siklus
hidup perusahaan tahap stagnan?
c.
Apakah manajemen laba pada siklus hidup perusahaan tahap tumbuh
lebih tinggi secara signifikan daripada manajemen laba pada siklus
hidup perusahaan tahap stagnan?
C.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.
Tujuan Penelitian
a.
Mendapatkan bukti empiris manajemen laba pada siklus hidup
perusahaan tahap tumbuh lebih tinggi secara signifikan daripada
manajemen laba pada siklus hidup perusahaan tahap dewasa.
5
Perbedaan Perilaku Manajemen..., Utari Putri Lukty, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017
b.
Mendapatkan bukti empiris manajemen laba pada siklus hidup
perusahaan tahap dewasa lebih tinggi secara signifikan daripada
manajemen laba pada siklus hidup perusahaan tahap stagnan.
c.
Mendapatkan bukti empiris manajemen laba pada siklus hidup
perusahaan tahap tumbuh lebih tinggi secara signifikan daripada
manajemen laba pada siklus hidup perusahaan tahap stagnan.
2.
Manfaat Penelitian
a.
Bagi Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan
kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan mengenai
perilaku manajemen laba berdasarkan siklus hidup perusahaan
serta sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya.
b.
Bagi Investor
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai dasar
pengambilan keputusan investasi dengan mempertimbangkan
resiko yang akan diperoleh investor yang berkaitan dengan
perilaku manajemen laba berdasarkan siklus hidup perusahaan.
6
Perbedaan Perilaku Manajemen..., Utari Putri Lukty, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017
Download