7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kondisi Sosial Ekonomi 1. Pengertian Kondisi Sosial Menurut Dalyono ( 2005 ) dalam Basrowi dan Juariyah ( 2010 ) Kondisi Soial adalah semua orang atau manusia lain yang mempengaruhi kita. Kondisi sosial yang mempengaruhi individu melalui dua cara yaitu langsung dan tidak langsung. Secara langsung yaitu seperti dalam pergaulan sehari – hari baik dari keluarga, teman dan pekerjaan. Secara tidak langsung melalui media masa baik cetak, audio maupun audio visual. Selanjutnya juga dijelaskan lingkungan sosial yang sangat berpengaruh pada proses dan hasil pendidikan adalah teman bergaul, lingkungan tetangga dan aktivitas dalam masyarakat. Linton (2000) dalam Basrowi dan Juariyah (2010) mengatakan kondisi sosial masyarakat mempunyai lima indikator yaitu : umur dan jenis kelamin, pekerjaan, prestise, family atau kelompok rumah tangga,dan keanggotaan dalam kelompok perserikatan. Dari kelima indikator tersebut, hanya indikator umur dan kelamin yang tidak terpengaruh oleh proses pendidikan, sehingga hanya empat indikator yang perlu diukur tingkat perbaikannya, guna mengetahui tingginya manfaat sosial bagi masyarakat. Menurut Ihsan (2003) dalam Basrowi dan Juariyah (2010) kondisi masyarakat di mana memiliki latar belakang pendidikan yang cukup, terdapat lembaga – lembaga pendidikan dan sumber belajar didalamnya akan memberikan pengaruh positif terhadap semangat dan perkembangan belajar generasi muda. Kajian Kondisi Sosial ..., Uniek Yuniar Vili Hastuti, FKIP UMP, 2015 7 8 Dalam hal ini di mana kondisi sosial ini berpengaruh secara negatif terhadap pendidikan, maka kondisi ini menjadi pembatas pendidikan. Orang tua sebagai pendidik secara kodrati harus mampu mengantisipasi pengaruh yang ada karena tidak semua pengaruh kondisi sosial merupakan pengaruh yang baik. Hal ini berarti bahwa lingkungan sosial juga mempengaruhi pencapaian pendidikan anak. Kondisi sosial masyarakat mempengaruhi proses dan hasil pendidikan. 2. Status Sosial Dalam pembagian kelompok atau masyarakat (individu) memiliki apa yang dinamakan Status Sosial. Status Sosial merupakan kedudukan seseorang (individu) dalam suatu kelompok pergaulan hidupnya. Status seorang individu dalam masyarakat dapat dilihat dari dua aspek yakni : a. Aspek statis Status kedudukan dan derajat seseorang di dalam suatu kelompok yang dapat dibedakan dengan derajat atau kedudukan individu lainnya.Seperti : petani dapat dibedakan dengan nelayan, pegawai negeri, pedagang dan lain-lain. b. Aspek dinamis Yaitu berhubungan erat dengan peranan sosial tertentu yang berhubungan dengan pengertian jabatan, fungsi, dan tingkah laku yang formal serta jasa yang diharapkan dari fungsi dan jabatan tersebut. Peranan Sosial, adalah suatu cara atau perbuatan atau tindakan seseorang individu dalam usahanya memenuhi tanggung jawab hak-hak dari status sosialnya. Maka seseorang akan terlihat menjalankan kegiatan atau tidak yang sesuai dengan status sosialnya masing-masing, dapat dilihat dari peranannya. Kajian Kondisi Sosial ..., Uniek Yuniar Vili Hastuti, FKIP UMP, 2015 9 Pada prinsipnya setiap individu dalam pergaulan hidupnya memiliki status sosial yang pokok (key status) yang berupa : 1) Pekerjaan seseorang (merupakan status yang terpenting) 2) Status dalam sistem kekerabatan 3) Status religius dan status politik 3. Pengertian Kondisi Ekonomi Menurut Sumardi dan Evers (2001) dalam Basrowi dan Juariyah (2010) keadaan ekonomi adalah suatu kedudukan yang secara rasional dan menetapkan seseorang pada posisi tertentu dalam masyarakat. Pemberian posisi itu disertai pula dengan seperangkat hak dan kewajiban yang harus dimainkan oleh si pembawa status. 4. Status Ekonomi Status ekonomi dapat dilihat dari pendapatan yang disesuaikan dengan harga barang pokok (Kartono, 2006) dalam (Suparyanto, 2010). Status ekonomi kemungkinan besar merupakan pembentuk gaya hidup keluarga. Pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang tumbuh kembang anak, karena orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan anak baik primer maupun sekunder (Soetjiningsih, 2004) dalam (Suparyanto, 2010). Arsyad dalam Kholidah (2010) melihat bahwa kelengkapan perabot rumah tangga yang meliputi kepemilikan barang – barang mebeler, alat komunikasi elektronika, sarana transportasi serta peralatan dapur yang ada, sangat berkaitan dengan gaya hidup pemiliknya dan juga akan menumbuhkan kualitas kedudukan ekonomi dan kedudukan sosial tersendiri dalam masyarakat. Marx dalam (Salim, Kajian Kondisi Sosial ..., Uniek Yuniar Vili Hastuti, FKIP UMP, 2015 10 2002) melihat bahwa economic structure adalah sebagai awal dari semua kegiatan manusia. Economic structure adalah penggerak perubahan yang akan memimpin perubahan termasuk proses perubahan sosial. Susanto (1983) menyebutkan penilaian sebyektif seseorang mengenai lapisan masyarakat, yaitu : a. Bentuk rumah, ukuran, kondisi, perawatan rumah dan tata kebun. b. Wilayah tempat tinggal atau lingkungan dapat menentukan status. c. Pekerjaan atau profesi yang dipilih seseorang menunjukkan keinginan dengan lapisan masyarakat tertentu. d. Sumber pendapatan dapat menentukan status sosial ekonomi seseorang. 5. Kondisi Sosial Ekonomi Menurut Mubyarto (2001) dalam Basrowi dan Juariyah (2010) berpendapat tinjauan Sosial Ekonomi penduduk meliputi aspek sosial, aspek sosial budaya, dan aspek Desa yang berkaitan dengan kelembagaan dan aspek peluang kerja. Aspek ekonomi Desa dan peluang kerja berkaitan erat dengan masalah kesejahteraan masyarakat Desa. Kecukupan pangan dan keperluan ekonomi bagi masyarakat baru terjangkau bila pendapatan rumah tangga mereka cukup untuk menutupi keperluan rumah tangga dan pengembangan usaha – usahanya. Menurut Sumardi dan Evers (2002) dalam Basrowi dan Juariyah (2010) keadaan Sosial Ekonomi yaitu sebagai berikut. a. Lebih berpendidikan. Kajian Kondisi Sosial ..., Uniek Yuniar Vili Hastuti, FKIP UMP, 2015 11 b. Mempunyai status sosial yang ditandai dengan tingkat kehidupan, kesehatan, pekerjaan, pengenalan diri terhadap lingkungan. c. Mempunyai tingkat mobilitas ke atas lebih besar. d. Mempunyai ladang luas. e. Lebih berorientasi pada ekonomi komersial produk. f. Mempunyai sikap yang lebih berkenaan dengan kredit. g. Pekerjaan lebih spesifik. Kondisi Sosial Ekonomi menurut Sastropradja (2000) dalam Basrowi dan Juariyah (2010) adalah keadaan atau kedudukan seseorang dalam masyarakat sekelilingnya. Menurut Ahmed (2001) dalam Basrowi dan Juariyah (2010) manfaat dalam konteks Sosial Ekonomi bagi masyarakat dari suatu program pendidikan adalah berupa perbaikan dalam hal penghasilan, produktivitas, kesehatan, nutrisi, kehidupan keluarga, kebudayaan, rekreasi, dan partisipasi masyarakat. Perbaikan penghasilan dan sebagian produktivitas adalah merupakan manfaat ekonomi bagi masyarakat. Perbaikan dari sebagian produktivitas, kesehatan, makanan, kehidupan keluarga, kebudayaan, rekreasi, dan partisipasi adalah merupakan manfaat sosial bagi masyarakat. Agar anak dapat memperoleh pendidikan yang baik maka orang tua harus pandai mengarahkan agar anaknya tidak terpengaruh apabila kondisi sosial mereka tidak mendukung tercapainya pendidikan dengan baik. Orang tua juga harus mengusahakan agar lingkungan sosial di sekitar dapat dijadikan sebagai pendukung tercapainya pendidikan yang maksimal. Kajian Kondisi Sosial ..., Uniek Yuniar Vili Hastuti, FKIP UMP, 2015 12 6. Ukuran Sosial Ekonomi Menurut Hermana dan Ruskandi (2001), kriteria yang biasa dipakai untuk menggolongkan anggota masyarakat ke suatu lapisan adalah sebagai berikut : a. Ukuran kekayaan Barang siapa yang memiliki kekayaan paling banyak, termasuk lapisan teratas. Kekayaan tersebut, biasanya dapat dilihat pada bentuk rumahnya, mobil pribadinya, cara-cara mempergunakan pakaian serta bahan yang dipakainya, kebiasaan berbelanja barang-barang mahal dan seterusnya. b. Ukuran kekuasaan Barang siapa yang memiliki kekuasaan atau wewenang terbesar, menempati lapisan teratas. c. Ukuran kehormatan Ukuran kehormatan tersebut mungkin terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan dan atau kekuasaan. Orang yang paling disegani dan dihormati, mendapat tempat teratas. Ukuran semacam ini banyak dijumpai pada masyarakat tradisional, seperti golongan tua atau mereka yang pernah berjasa. d. Ukuran ilmu pengetahuan Ilmu pengetahuan sebagai ukuran, dipakai oleh masyarakat yang menghargainya. Ukuran ini kadang-kadang berakibat negatif karena ternyata bukan mutu ilmu pengetahuan yang dijadikan ukuran, akan tetapi gelar sarjananya. Hal ini akan memacu segala macam usaha untuk mendapat gelar walaupun tidak halal. e. Klasifikasi Tingkat ekonomi Kajian Kondisi Sosial ..., Uniek Yuniar Vili Hastuti, FKIP UMP, 2015 13 Menurut Hermana dan Ruskandi (2001), lapisan yang ada dalam masyarakat ada tiga macam, yaitu : 1) Lapisan atas (upper clas) 2) Lapisan menengah (middle class) 3) Lapisan bawah (lower class) B. Sektor Informal Evers dan Korff (2002) mengemukakan sektor informal didevinisikan sebagai bidang dimana produksi barang atau jasa pada umumnya berada di luar kontrol pemerintah dan tidak terdaftar. Pedagang kaki lima, usaha kecil yang tenaga kerjanya anggota keluarga sendiri, tukang becak, tukang semir sepatu dan pemulung dianggap sebagai perwujudan sektor informal ini. Devas dan Rakodi (1992) dalam Ginting (2004) menulis sektor informal muncul akibat persaingan pasar yang tidak fair dan merata bahkan bersifat kapitalistik. Sektor informal pertama kali didokumentasikan tahun 1970-an dan segera menjadi program di ILO. Awalnya sektor informal dianggap illegal, berbahaya bagi persaingan bisnis ‘legal’, tidak baik bagi kesehatan, dan sebagainya. Kemudian diyakini bahwa sekor informal memberi sumbangan besar bagi ekonomi kota dan melarangnya adalah ibarat killing the goose that laying the golden egg. Mulyadi (2003) menuliskan sektor informal mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : Kajian Kondisi Sosial ..., Uniek Yuniar Vili Hastuti, FKIP UMP, 2015 14 1. Kegiatan usaha tidak terorganisasikan secara baik, karena timbulnya unit usaha tidak mempergunakan fasilitas/ kelembagaan yang tersedia di sektor formal. 2. Pada umumnya unit usaha tidak mempunyai izin usaha. 3. Pola kegiatan usaha tidak teratur baik dalam arti lokasi maupun jam kerja. 4. Pada umumnya kebijaksanaan pemerintah untuk membantu golongan ekonomi lemah tidak sampai ke sektor ini. 5. Unit usaha mudah keluar masuk dari satu subsektor ke lain subsektor. 6. Teknologi yang dipergunakan bersifat primitive. 7. Modal perputaran usaha relatif kecil, sehingga skala operasi juga relatif kecil. 8. Pada umumnya unit usaha termasuk golongan one-man-enter prises dan kalau mengerjakan buruh berasal dari keluarga. 9. Sumber dan Modal usaha pada umumnya berasal dari tabungan sendiri atau dari lembaga keuangan yang tidak resmi. 10. Hasil produksi atau jasa terutama dikonsumsikan oleh golongan masyarakat kota/desa yang berpenghasilan menengah. C. Pedagang 1. Pengertian pedagang Perdagangan adalah semua tindakan yang tujuannya menyampaikan barang untuk tujuan hidup sehari – hari, prosesnya berlangsung dari produsen kepada konsumen (Akhinayasrin, 2011). Menurut Anonim (2007) pedagang adalah orang yang mencari nafkah dengan cara berdagang. Sulistyo dan Suprobo (2007) mendefinisikan pedagang adalah individu maupun kelompok yang Kajian Kondisi Sosial ..., Uniek Yuniar Vili Hastuti, FKIP UMP, 2015 15 melaksanakan proses saluran distribusi dengan cara berinteraksi (membeli dan menjualnya kembali) dari produsen atau pedagang lainnya kepada konsumen untuk memperoleh keuntungan. Sosiologi ekonomi membedakan pedagang berdasarkan penggunaan dan pengelolaan pendapatan yang dihasilkan dari perdagangan dan hubungannya dengan ekonomi keluarga. Berdasarkan studi sosiologi ekonomi tentang pedagang yang telah dilakukan oleh Geertz (1963), Mai dan Buchholt, dan lain-lain (dalam Damsar, 1997) dapat disimpulkan bahwa pedagang dibagi atas : a. Pedagang profesional yaitu pedagang yang menganggap aktivitas perdagangan merupakan sumber utama dan satu-satunya bagi ekonomi keluarga. b. Pedagang semi profesional adalah pedagang yang mengakui aktivitasnya untuk memperoleh uang, tetapi pendapatan dari hasil perdagangan merupakan sumber tambahan bagi ekonomi keluarga. Derajat tambahan tersebut berbeda pada setiap orang dan masyarakat. c. Pedagang subsistensi merupakan pedagang yang menjual produk atau barang dari hasil aktivitas atas substensi untuk memenuhi ekonomi rumah tangga. d. Pedagang semu adalah orang yang melakukan kegiatan perdagangan karena hobi atau untuk mendapatkan suasana baru atau mengisi waktu luang. Pedagang jenis ini tidak mengharapkan kegiatan perdagangan sebagai sarana untuk memperoleh uang, malahan mungkin saja sebaliknya ia akan memperoleh kerugian dalam berdagang. Kajian Kondisi Sosial ..., Uniek Yuniar Vili Hastuti, FKIP UMP, 2015 16 D. Pariwisata 1. Pengertian Pariwisata Menurut Soekadijo (2000) pariwisata ialah segala kegiatan dalam masyarakat yang berhubungan dengan wisatawan. Dan dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah. Ada beberapa pengertian pariwisata menurut para ahli, diantaranya adalah sebagai berikut: a. Hans Buchi Pariwisata adalah peralihan tempat untuk sementara waktu dan mereka yang mengadakan perjalanan tersebut memperoleh pelayanan dari perusahaanperusahaan yang bergerak dalam industri pariwisata. b. Robert Mc. Intosh Shashi Kant Cupta Pariwisata adalah gabungan gejala dan hubungan yang timbul dari interaksi wisatawan, bisnis, pemerintah serta masyarakat tuan rumah dalam proses menarik dan melayani wisatawan ini serta penunjang lainnya (Musanef, 1996 dalam Listiana, 2005). c. Burkat dan S. Medlik Pariwisata adalah perpindahan orang untuk sementara dan dalam waktu pendek ke tujuan-tujuan di luar tempat dimana mereka biasanya hidup dan bekerja, dan kegiatan-kegiatan selama mereka tinggal di tempat-tempat tujuan itu (Soekadijo, 2000). Kajian Kondisi Sosial ..., Uniek Yuniar Vili Hastuti, FKIP UMP, 2015 17 d. Hunziger dan Krapft Pariwisata adalah keseluruhan jaringan dan gejala-gejala yang berkaitan dengan tinggalnya orang asing di suatu tempat, dengan syarat bahwa mereka tidak tinggal disitu untuk melakukan suatu pekerjaan penting yang memberi keuntungan yang bersifat permanen mupun sementara (Soekadijo, 2000). Pada hakekatnya berpariwisata adalah suatu proses ke-pergian sementara seseorang atau lebih menuju tempat lain diluar tempat tinggalnya. Istilah pariwisata berhubungan erat dengan pengertian perjalanan wisata, yaitu sebagai suatu perubahan tempat tinggal tinggal sementara seseorang diluar tempat tinggalnya karena suatu alasan dan bukan untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan upah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perjalanan wisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau lebih dengan tujuan antara lain untuk mendapatkan kenikmatan dan memenuhi hasrat ingin mengetahui sesuatu (Suwantoro, 1997). 2. Obyek Wisata Obyek wisata menurut Musanef (1996) ialah tempat atau keadaan alam yang memiliki sumber daya wisata yang di bangun dan dikembangkan sehingga mempunyai daya tarik dan diusahakan sebagai tempat yang dikunjungi wisatawan (Listiana, 2005). Obyek wisata yang disebut juga daya tarik wisata merupakan potensi yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan kesuatu daerah tujuan wisata. Kajian Kondisi Sosial ..., Uniek Yuniar Vili Hastuti, FKIP UMP, 2015 18 E. Hasil Penelitian Yang Relevan Tabel 2.1 Perbandingan penelitian sebelumnya dengan penelitian penulis No Penulis dan Judul Tujuan Metodologi Hasil Penelitian Penelitian Penelitian 1. Rangga Wardhana Untuk Sampel : Jam kerja dan yang berjudul mengetahui Purposive tingkat “Analisis variabelSampling pendidikan tidak Pendapatan variabel yang Pengumpulan mempengaruhi Pedagang Kaki dapat data : pendapatan, yang Lima Di Jalan HR mempengaruhi Koesioner berpengaruh Bunyamin pendapatan Analisi data: adalah modal Purwokerto PKL di Jalan Tabulasi kerja, umur dan Kabupaten HR Bunyamin Silang dan lamanya Banyumas, Purwokerto Chisqure berdagang. Departemen Pedagang Pendidikan kebutuhan sehariNasional, Fakultas harinya terpenuhi Ekonomi, karena mereka Universitas Jendral biasa bergaya Soedirman hidup hemat, rataPurwokerto 2009 rata dari mayoritas biasa menyisihkan pendapatannya untuk ditabung. 2. Aulia Insani Untuk Sampel Keadaan sosial Yunus "Potret mengetahui :Simple ekonomi penjual Kehidupan Sosial factor-faktor Random pisang epe di Ekonomi pendatang Sampling. pantai losari Pedagang Kaki bekerja sebagai Pengumpulan cukup memadai, Lima Di Kota penjual pisang data: Observasi alas an mereka Makasar (Kasus Epe dan untuk dan Angket menjual pisang Penjual Pisang Epe mengetahui Analisi Data: epe karena Di Pantai Losari)”, kehidupan Menggunakan mereka tidak Program Studi social ekonomi deskriptif mempunyai Sosiologi, Fakultas penjual pisang kualitatif, pendidikan Ilmu Sosial Dan epe tinggi/ketrampilan Ilmu Politik, khusus. Universitas Hasanudin Makasar 2011 Kajian Kondisi Sosial ..., Uniek Yuniar Vili Hastuti, FKIP UMP, 2015 19 3. 4. Gatot Ervan Santoso, “Kajian Kondisi Sosial Ekonomi Pedagang Kaki Lima di Jalan Perintis Kemerdekaan Kecamatan Purwokerto Selatan”, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Purwokerto 2013 Uniek Yuniar Vili Hastuti, “Kajian Kondisi Sosial Ekonomi Pedagang Makanan di Obyek Wisata Pantai Indah Widarapayung Kecamatan Binangun Kabupaten Cilacap”, Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan, Universitas Muhammadiyah Purwokerto 2015 Untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi Pedagang Kaki Lima di Jalan Perintis Kemerdekaan Kecamatan Purwokerto Selatan Sampel: Quota Sampling Pengumpulan data: Observasi dan Angket Analisis Data: Deskriptif Kualitatif Kondisi Sosial Ekonomi yang diharapkan adalah tinggi. untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi Pedagang Makanan di Obyek Wisata Pantai Indah Widarapayung Kecamatan Binangun Kabupaten Cilacap Sampel: Total Sampling Pengumpulan Data: Observasi dan wawancara Analisis Data: Deskriptif Kulalitatif Kondisi sosial ekonomi pedagang makanan di Obyek Wisata Pantai Indah Widarapayung Kecamatan Binangun Kabupaten Cilacap lebih dari 50% berkategori sedang. Kajian Kondisi Sosial ..., Uniek Yuniar Vili Hastuti, FKIP UMP, 2015 20 F. Kerangka Pikir Untuk memudahkan kegiatan yang akan dilakukan serta memperjelas akar pemikiran dalam penelitian ini, berikut ini adalah kerangka fikir yang sistematis. Kondisi Sosial Kondisi Ekonomi Pendidikan Umur Jenis Kelamin Keluarga Mobilitas Organisasi Sosialisasi Pendapatan Kesehatan Status kepemilikan rumah tinggal Kepemilikan sarana transportasi/alat elektronik Kondisi Sosial Ekonomi Pedagang Makanan di Obyek Wisata Pantai Indah Widarapayung Gambar 2.1 Diagram Alir Kerangka Pikir G. Hipotesis Kondisi sosial ekonomi pedagang makanan di Obyek Wisata Pantai Indah Widarapayung Kecamatan Binangun Kabupaten Cilacap lebih dari 50% berkategori sedang. Kajian Kondisi Sosial ..., Uniek Yuniar Vili Hastuti, FKIP UMP, 2015