pengaruh pemberian penghargaan ekstrinsik terhadap kinerja

advertisement
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.2, April 2017
PENGARUH PEMBERIAN PENGHARGAAN EKSTRINSIK TERHADAP
KINERJA KARYAWAN
Oleh : Esti Suntari
ABSTRACT
The objective of this research is to obtain information about the effect of extrinsic
rewards to employees performanceThis research used survey method, sample in this research
are 56 employees as respondents who as selected used simple random sampling with part
analysis.Based on calculation of correlational coefficient on the table above, rxy was 0,659 then
it leads to result of correlational coefficient (uji-t) from thitung 6,446 > ttabel=2,397 this means
that there is a significant relations between extrinsic rewards to employees performance.
Meanwhile with Pearson Product Moment , rxy was 0,659. Hypothesis test was done by (α)= 0,05
and sample (n)=56 thitung> t tabel meaning that Ho was rejected. The calculation results the effect
of extrinsic rewards to employees performance gives the sense that approximately 43.482% of
the variation increased of employees performance is determined and influenced by extrinsic
while the rest of the award is determined by other factors. The conclusion of this research are
there is a positive direct effect of extrinsic rewards to employees performance.
Keywords: extrinsic rewards, performance
PENDAHULUAN
keberhasilan
A. Latar Belakang Masalah
meningkatan produktivitas kerja.
Pengolahan sumber daya manusia
perusahaan
dalam
Sebagailangkah nyata dalam hasil
(SDM) merupakan salah satu tanggung
kerja
jawab dan fungsi manajemen perusahaan.
pemberian penghargaan ektrinsik pada
Baik tidaknya kinerja manajemen dalam
karyawan yang telah menunjukkan prestsi
perusahaan
berhasil
kerja yang baik. Pemberian penghargaan
tidaknya manajemen mengelola sumber
tersebut merupakan upaya perusahaan
daya manusianya. Banyak tantangan yang
dalam memberikan balas jasa atau hasil
harus
kerja
bergantung
dihadapi
pada
olehmanajemen
yang
optimal
karyawan,
maka
diadakan
sehingga
dapat
diantaranya adalahbagaimana membangun
mendorong karyawan lain bekerja lebih
strategi pengelolaan sumber daya manusia
giat
sebaik mungkin. Hal inikarena sumber
penghargaan kepada karyawan karena
daya manusia merupakan faktor kunci
masa kerjadan
dan
berpotensi.
Pemberian
pengabdiannyabertujuan
untuk memotivasi gairah dan loyalitas
98
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.2, April 2017
kepada perusahaan. Bentuk penghargaan
Selain itu dalam Rapat Teknis ini muncul
yang baik adalah membuat karyawan
beberapa
mengetahui kalau dirinya dihargai oleh
antara lain:
keluhan
tentang
karyawan,
perusahaan atas prestasi atau kinerjanya
1) Pegawai yang tidak kompeten
bukan sebaga sekelompok kecil orang.
2) sebaliknya
Masalah kinerja tentu tidak terlepas
pegawai
mengeluh
bahwa pimpinan belum menjadi
dari proses.Hasil dan daya guna dalam hal
panutan
ini kinerja atau prestasi kerja merupakan
3) beban kerja yang tidak merata
hasil kerja secara kualitas dan kuantitas
4) tidak
adanya
penghargaan
atas
yang dicapai oleh seseorang karyawan
prestasi kerja membuat orang engan
dalam
sesuai
berprestasi. (Laporan Rapat Teknis
dengan tanggung jawab yang diberikan
Pimpinan BPS Propinsi, tentang
kepadanya. Hal ini diungkapakan dalam
Reformasi Birokrasi Badan Pusat
Rapat Teknis Pimpinan BPS Provinsi yaitu
Statistik
mengenai
Pusat
melaksanakan
Reformasi
Statistik
akuntabilitas
kinerja
(RB
kinerja
masih
perlu
tugasnya
(RB
Birokrasi
Badan
akuntabilitas
BPS)
menuju
Maret 2012).
bahwa,
“budaya
dibangun
BPS)
menuju
kinerja, tanggal 5-9
dan
Namun dalam kenyataannya tidak
dikembangkan secara luas melalui cara
semua karyawan yang bekerja memiliki
yang terstruktur dan
kinerja yang tinggi. Misalnya, terdapat
terukur dengan
melibatkan peran atasan.” (Laporan Rapat
karyawan
Teknis Pimpinan BPS Propinsi , tentang
perilaku baik menunjukkan tidak memilki
Reformasi Birokrasi Badan Pusat Statistik
kinerja yang tinggi,
(RB BPS) menuju akuntabilitas kinerja,
karyawan tersebut bekerja selalu menunggu
tanggal 5-9 Maret 2012).
perintah dari atasan, bekerja tidak punya
Berdasarkan
hasil
rapat
tersebut
yang mempunyai sikap dan
indikasinya tetapi
target, karyawan kurang berani mengambil
menyatakan bahwa sumber daya manusia
tugas
yang
kurangnya memperbaiki diri atas gairah
dimaksud
ini
termasuk
juga
yang
karyawan diklat yang mengindikasikan
untuk
bahwa
karyawan
sumber
daya
manusia
diklat
termasuk tingkat kinerjanya masih rendah.
menantang
berkreasi
kurang
dan
dan
berisiko,
berinovasi
mengembangkan
serta
diri
dalam pekerjaan. Selain itu permasalahan
99
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.2, April 2017
lain yang dihadapi
karyawanpada suatu
Perumusan Masalah
perusahaan yaitu kurang disiplin atau taat
Berdasarkan latar belakang masalah
pada aturan kerja, tanggung jawab dalam
dan identifikasi masalah secara operasional
menyelesaikan
terhadap
permasalahan penelitian ini dapat dirumuskan
peningkatan tuntutan kerja serta pencapaian
sebagai berikut: apakah terdapat pengaruh
tujuan yang telah ditetapkan sesuai dengan
pemberian penghargaan ekstrinsik terhadap
agenda kerja. Persoalannya yang terjadi di
kinerja karyawan?
perusahaan
tugas,
adalah
tanggap
Tetapi
kadangkala
interaksi antara pemimpin dan karyawan
KAJIAN TEORETIK
yang
1.PemberianPenghargaanEkstrinsik
kurang
kondusif
akibatnya
menimbulkan produktivitas kerja menurun.
Organisasi
menggunakan
Hal ini disebabkan perilaku pemimpin yang
penghargaan
tidak dapat diterima atau miskomunikasi
mempertahankan orang serta memotivasi
terhadap
karyawan.
yang
mereka agar mencapai tujuan pribadi serta
demikian
tidak
memberikan
tujuan organisasi. Seperti yang diutarakan
motivasi kepada karyawan, yang akhirnya
oleh Rae Andre (2008:108), “reward:is a
memberikan kualitas kinerja yang tidak baik.
desired consequence which is typically given
Pemimpin
mampu
untuk
berbagai
menarik
dan
for general performance, rather than being
contingent
Pembatasan Masalah
Berdasarkan
identifikasi
on
specific
behaviors.”
masalah
Penghargaan merupakan konsekuensi yang
sebelumnya terdapat banyak faktor yang
diinginkan yang biasanya diberikan untuk
berhubungan dengan kinerja karyawan di
kinerja umum, bukannya bergantung pada
Pusat Pendidikan dan Latihan (Pusdiklat)
perilaku tertentu.
Badan Pusat Statistik Jakarta, maka penelitian
ini
dibatasi
hanya
berkaitan
Sementara itu John W. Slocum and
Pengaruh
Don Hellriegel (2009:170) berpendapat,
Pemberian Penghargaan Ekstrinsik terhadap
“when an employee attains a high level
Kinerja Karyawan di Pusdiklat Badan Pusat
performance,
statistik Jakarta.
important inducements for the employee to
continue
to
Menyatakan
mencapai
100
rewards
perform
ketika
tingkat
can
at
that
seorang
kinerja
become
level.”
karyawan
yang
tinggi,
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.2, April 2017
penghargaan
bisa
menjadi
pemberian
menjadi
sesuatu yang penting bagi karyawan untuk
penghargaan
intrinsik
dan
ekstrinsik, yaitu:
terus tampil ditingkat itu.
Positively valued work outcomes that the
Wibowo (2012: 362) berpendapat
individual receives directly as a result of
bahwa, “memberikan penghargaan bagi
task performance; they do not require
pekerja yang dapat memberikan prestasi
the participation of another person or
kerja
melebihi
kinerja
yang
souce. Extrinsic rewards are positively
John
M.
valued work outcomes that are given to
Ivancevich, Robert Konopaske , Michael T.
an individual or group by some other
Matteson
personor source in the work setting.
diharapkan”.
standar
Sedangkan
(2008:
pemberian
167)
penghargaan
necessary
to
berpendapat
“it
adalah
evaluate
Penghargaan intrinsik adalah hasil
employee
kerja
dinilai
positif
bahwa
individu
penghargaan
menerima langsung sebagai akibat dari
adalah penting untuk mengevaluasi kinerja
kinerja tugas, mereka tidak memerlukan
karyawan.
partisipasi
performance”.
Helen
Pemberian
is
Deresky
(2008:
68)
orang
atau
sumber
lain.
Penghargaan ekstrinsik adalah hasil kerja
berpendapat, “incentives and reward are an
dinilai
integral part of motivation in a corporation.
individu atau kelompok oleh beberapa orang
Recognizing and understanding different
lain atau sumber di lingkungan kerja.
motivtional patterns across cultures leads to
positif
yang
diberikan
kepada
Selain itu Robert Kreitner dan Angelo
the design of appropriate reward systems.”
Kinicki
Insentif dan penghargaan merupakan bagian
penghargaan yang termasuk
integral dari motivasi dalam perusahaan.
rewards:
Mengali dan memahami pola motivasi yang
rewards from the environment. Intrinsic
berbeda di seluruh budaya mengarah pada
rewards: self-granted, psychic rewards”.
desain sistem reward yang sesuai. Namun
Penghargaan ekstrinsik dijelaskan merupakan
bila berhubungan dengan upaya pemimpin
imbalan seperti uang, materil, atau sosial dari
memotivasi anggotanya, menurut John R.
lingkungan. Penghargaan intrinsik merupakan
Schermerhorn, James G. Hunt, Richard N.
penghargaan psikis yang diperoleh dari diri
Osborn
sendiri.
and
berpendapat
Mary uhl-Bien (2011: 131)
sistem
penghargaan
dibagi
101
(2010:
256)
financial,
menjelaskan
material,
jenis
“extrinsic
or
sosial
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.2, April 2017
Model
penghargaan
individu
(John
M.
Tujuan utama program penghargaan
Ivancevich, Robert Konopaske, Michael T.
adalah (1) menarik orang yang memilki
Matteson (2008:
kualifikasi
176-177), seperti pada
gambar di bawah ini:
untuk
bergabung
dengan
organisasi, (2) mempertahankan karyawan
Umpan Balik
agar terus datang untuk bekerja, dan (3)
memotivasi karyawan untuk mencapai tingkat
Kemampuan
dan
ketrampilan
Penghargaan
Intrinsik
kinerja yang tinggi. Gambar ini menyajikan
suatu model yang berusaha mengintegrasikan
Motivasi
untuk
melakuk
an usaha
Hasil
Kinerja
Individu
Evaluasi
Kinerja
kepuasan, motivasi, kinerja dan penghargaan.
Kepuasan
Membaca gambar tersebut dari kiri ke kanan
Pengalaman
Penghargaan
ekstrinsik
memancing kinerja yang diinginkan. Kinerja
Gambar: 2.1 Proses Penghargaan (Evaluasi, Umpan-balik, dan Penghargaan)
dihasilkan dari kombinasi usaha dan tingkat
The main objectives of reward program
kemampuan, ketrampilan dan pengalaman
are: (1) to attract qualified people to join
individu. Hasil kerja individu dievakuasi
the organization, (2) to keep employees
secara
coming to work, and (3) to motivate
manajemen, dan dua jenis penghargaan dapat
employees
diberikan: intrinsik atau ekstrinsik.
to
achieve
high
level
of
to
integrate
maupun
Penghargaan
performance. Exhibit, presents a model that
attempts
formal
maksud
satisfaction,
informal
diberikan
menarik,
oleh
dengan
memotivasi,
motivation, performance, and rewards.
mengembangkan,
Reading the exhibit from left to right
mempertahankan karyawan yang bertalenta.
suggests that the motivation to exert effort
Penggambaran faktor-faktor kunci sistem
is
penghargaaan organisasi oleh Kinicki dan
not
enough
to
cause
acceptable
memuaskan
performance. Performance results from a
Kreitner,
combination of the effort of an individual
penghargaan, kriteria distribusi dan hasil
and the individual’s level of ability, skill,
yang diinginkan adalah sebagai berikut
and experience. The performance results of
Robert Kreitner dan Angelo Kinicki (2010 :
the individual are evaluated either formally
256):
or informally by management, and two
types of rewards can be distributed:
intrinsic or extrinsic.
102
menjelaskan
tentang
dan
jenis
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.2, April 2017
Types of Rewads
 Financial/
material
(extrinsic)
 Social
((extrinsic)
 Psychic
(intrinsic)





Distribution Criteria
 Resulta
 Behavior
 Other Facator
Desired
Outcomes
Attract
Motivate
Develop
Satisfy
Retain
type of job, nature of the work, equity,
tenure, level in hierarchy and so forth
are rewarded.
Gambar 2.2 Faktor-Faktor Kunci Sistem
Kriteria
Penghargaan Organisasi
fakta
penghargaan
meliputi: (1) kinerja hasil , perwujudan dari
Despite the fact reward system very
widely, it is possible to identify and
interrelate some common component.
The model in figur focuses on three
important components: 1. Types of
reward 2. Distribution criteria, and 3.
Desired outcomes. Let us examine these
components.
Meskipun
distribusi
bahwa
system
hasil individu seperti, kelompok atau kinerja
organisasi, kuantitas dan kualitas kinerja, (2)
Kinerja tindakan dan perilaku, seperti kerja
sama tim, cooperation, pengambilan risiko,
kreatif,
(3)
tidak
dengan
pertimbangan
kinerja, adat atau kontrak, jenis pekerjaan,
sifat
reward
tingkat
bervariasi, adalah adalah mungkin untuk
pekerjaan,
dalam
persamaan,
hirarki
dan
ketekunan,
sebagainya.
Pemberian penghargaan merupakan upaya
mengindentikasi dan saling berhubungan
perusahaan dalam memberikan balas jasa atas
beberapa komponen umum, model dalam
hasil
gambar ini berfokus pada tiga komponen
kerja
karyawan,
sehingga
dapat
mendorong karyawan bekerja lebih giat dan
penting (1) jenis penghargaan (2) criteria
berpotensi.
distribusi (3) hasil yang diinginkan.
Berdasarkan uraian di atas dapat
Sedangkan
kriteria
disintesiskan penghargaan adalah
distribusi
yang diberikan kepada karyawan merupakan
penghargaan meliputi:
1) Performance:
results.
harapan yang di inginkan dari apa yang telah
Tangible
dikerjakan oleh karyawan tersebut, yang
outcomes such as individual, group,
or
sesuatu
organization
dapat
performance;
diukur
dengan
1)
kesempatan
mengembangkan keahlian, 2) kesempatan
quantity and quality of performance.
berprestasi dan 3) pemberian pujian.
2) Performance; actions and behaviors.
Such as teamwork, cooperation, risk
2. Kinerja Karyawan
taking, creativity.
3) Nonperformance
Kinerja karyawan merupakan aspek
considerations.
yang penting dalam manajemen sumber
Customary or contractual, where the
103
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.2, April 2017
daya manusia. Beberapa pengertian tentang
mereka
kinerja
Campbell,
LePine, Wesson (2011:34) berpendapat,
(Sabine
“performance is a critical concern for any
yang
McCloy,
dikemukakan
Oppler
&
Sangger
lakukan.
Sementara
Colquitt,
Sonnentag, 2002:5) bahwa “performance is
employee,
what the organization hires one to do and do
performance of employee in one’s unit is a
well.”
yang
critical concern for any manager.” Kinerja
untuk
merupakan masalah penting bagi setiap
Kinerja adalah
memperkerjakan
organisasi
seseorang
melakukan dan melakukannya dengan baik.
Ilgen
Sonnentag,
dan
Schneider
2002:5)
and
understanding
the
karyawan, dan memahami kinerja karyawan
(Sabine
di
menyatakan
unit
seseorang
merupakan
masalah
penting bagi setiap manajer.
“performance is not defined by the action it
John
M.
Ivancevich,
Robert
self but by judgemental and evaluative
Konopaske, Michael T. Matteson (2008:170)
processes.” Kinerja adalah kinerja tidak
mempunyai pendapat lain tentang kinerja,
didefinisikan oleh aksi itu sendiri tetapi oleh
“performance is the desired results of
proses menghakimi dan evaluatif.
behavior.”
Schermerhorn,
Hunt
dan
Kinerja
adalah
hasil
yang
diinginkan dari perilaku.” Sementara ada
Osborn
(2011:130) berpendapat:
yang
berpendapat
Kinerja
(Sabine
Performance is influenced most
Sonnentag,2002:5) adalah “the behaviour
directly by individual attributes
aspect refers to what an individual does in
such as ability and experience;
the work situation”. Definisi ini menyatakan
organizational
aspek perilaku mengacu pada apa yang
support
such
as
resources and techology; and effort,
dilakukan seorang individu dalam situasi.
or the willingness of someone to
Stephen P. Robbins, Mary Coulter
(2013:521) berpendapat, “performance is
work hard at what they are doing.
the end result of an activity.” Kinerja adalah
Pendapat ini menjelaskan kinerja di
hasil akhir dari aktivitas. Selain itu ada yang
pengaruhi langsung oleh sifat individu
memberikan pendapat tentang pengertian
seperti
kinerja
kemampuan
dan
pengalaman,
(Veithzal
dukungan organisasi seperti sumber daya
Fawzi,2008:14) adalah:
dan teknologi dan usaha atau kemauan
Hasil
seseorang untuk bekerja keras pada apa yang
atau
tingkat
Rivai,Ahmad
keberhasilan
seseorang secara keseluruhan selama periode
104
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.2, April 2017
tertentu
di
dalam
dibandingkan
melaksanakan
dengan
tugas
(2010:509)
berbagai
appraisal
“performance
mengatakan,
is
the
ongoing
process
of
employee job performance”.
kemungkinan, seperti standar hasil kerja,
evaluating
target atau sasaran atau kriteria yang telah
Definisi ini menyatakan tentang penilaian
ditentukan
kinerja
terlebih
dahulu
dan
telah
disepakati bersama.
proses
berkelanjutan
mengevaluasi kinerja kerja karyawan.
Sedangkan
menjelaskan
adalah
Wibowo
“kinerja
(2012:2)
adalah
Sedangkan
tentang
Mullins
(2005:762)
berpendapat mengenai penilaian kerja adalah
melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai
“the process of management
dari pekerjaan tersebut.” Pada dasarnya,
continuous judgement on the behaviour and
penilaian kerja merupakan faktor kunci
performance
dalam mengembangkan suatu organisasi
menjelaskan Proses manajemen melibatkan
secara efektif dan efisien karena adanya
penilaian terus menerus terhadap perilaku
kebijakan atau program yang lebih baik atas
dan kinerja staf. Gareth R. Jones and
sumber daya manusia yang ada dalam
Jennifer
organisasi. Fred Luthans, Jonathan P.Doh
berpendapat, “performance appraisal is the
(2012:377)
lain
evaluation of employees job performance
tentang kinerja adalah ”a number of
and contributions to their organization.”
performance measures are used for control
Pendapat ini menjelaskan penilaian kinerja
purposes”.
adalah
mempunyai
Definisi
pendapat
ini
menjelaskan
sejumlah ukuran kinerja digunakan untuk
M.
evaluasi
staff”.
George
Definisi
ini
(2003:384-385)
kinerja
karyawan
dan
kontribusi kepada organisasi mereka.
tujuan pengendalian.
Menurut
of
involves a
Dengan demikian, kinerja adalah
Schermerhorn,
et.al
kesediaan seseorang atau kelompok orang
(2011:377) penilaian kinerja adalah sebagai
untuk melakukan sesuatu kegiatan dan
“the
berikut,
formal
procedure
for
menyempurnakannya
sesuai
dengan
measuring and documenting a person's work
tanggung jawabnya dengan hasil seperti
performance
performance
yang
menyatakan
menjalankan fungsinya tidak berdiri sendiri,
adalah Prosedur formal
tapi berhubungan dengan kepuasan kerja dan
appraisal”
is
called
Defenisi
penilaian kerja
ini
diharapkan.
tingkat
kinerja
keterampilan, kemampuan dan sifat-sifat
Sementara
Lussier
105
dipengaruhi
dalam
untuk mengukur dan mendokumentasikan
seseorang.
imbalan,
Kinerja
oleh
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.2, April 2017
individu. Menurut Robert L. Mathis dan
untuk
John H. Jackson (Kaerul Umam, 2010:189),
ketekunan usaha.
faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
melakukan,
Dengan
individu tenaga kerja, yaitu:
tingkat
demikian,
usaha
kinerja
dan
pada
dasarnya ditentukan oleh tiga hal, yaitu
a. Kemampuan
kemampuan, keinginan dan lingkungan.
b. Motivasi
Oleh karena itu, agar mempunyai kinerja
c. Dukungan yang diterima
yang baik, seseorang harus mempunyai
d. Keberadaan
pekerjaan
yang
keinginan yang tinggi untuk mengerjakan
mereka lakukan
e. Hubungan
serta
mereka
dengan
mengetahui
pekerjaanya.
Tanpa
mengetahui ketiga faktor ini kinerja yang
organisasi
baik tidak akan tercapai. Dengan demikian,
kinerja individu dapat ditingkatkan apabila
Campbell et al. (Sabine Sonnentag,
ada
2002:9) mengusulkan sebuah model umum
komponen
berpengaruh.
kinerja,
pekerja
dan
Schermerhorn dan Hunt (2011:135)
Membedakan
mengemukakan kinerja harus diukur dengan
komponen
cara yang akurat dan dihormati oleh semua
kinerja pekerjaan sebagai fungsi dari tiga
orang yang terlibat. Ketika pengukuran
faktor penentu: “(1) declarative knowledge
kinerja gagal, nilai motivasi dari setiap gaji
(2) procedural knowledge (3) motivation.”.
atau sistem pemberian penghargaan akan
Komponen
gagal juga, seperti yang dijelaskan dalam
ini
penentu
antara
kemampuan.
perbedaan individu dalam kinerja yang
sangat
kesesuaian
menjelaskan
declarative
knowledge, mencakup pengetahuan tentang
gambar di bawah ini:
fakta-fakta, prinsip-prinsip dan tujuan. Hal
ini diasumsikan merupakan fungsi dari
kemampuan seseorang, kepribadian, minat,
pendidikan,
pelatihan,
pengalaman
dan
interaksi. Procedural knowledge and skill,
termasuk
keterampilan
kognitif
dan
psikomotorik, ketrampilan fisik, ketrampilan
pengelolaan
diri
dan
ketrampilan
interpesonal. Motivasi terdiri dari pilihan
106
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.2, April 2017
memantau perkembangan pencapaian tujuan,
(3) memberikan umpan balik dan pembinaan
Identity clear and
measurable performance
goal
Measure performance to
assenss progress
pada
hasil
penilaian
kinerja,
(4)
kinerja
menggunakan
untuk
keputusan
manajemen sumber daya manusia seperti,
promosi, trasfer pemberhentian, pelatihan
Use performance appraisal for
human resource management
decision
Provide feedback and
coaching on performance
result
dan pengembangan karir.
Organisasi membutuhkan tingkat
konsisten kinerja tinggi dari karyawannya
Gambar : 2.3 Proses Empat Langkah dalam
Manajemen Kinerja
untuk bertahan hidup dalam lingkungannya
yang sangat kompetitif. Banyak perusahaan
Performance must be measure in
way that accurate and respected by
everyone involved. When the
performance measurement fails, the
motivational value of any pay or
reward system will fail as well.
Performance management involves
this sequence of steps (1) identify
and set clear and measurable
performance
goals
(2)
take
performance
measurements
to
monitor goal progress (3) provide
feedback
and
coaching
on
performance result, and (4) use
performance assessment for human
recouse management decisions such
as pay, promotions transfers,
terminations, training, and career
development.
menggunakan
sebagai
mengindentifikasikan
barikut:
dan
bentuk
hasil
perencanaan yang berorientasi dan sistem
kontrol. Perencanaan kinerja bersangkutan
dengan baik apa yang akan dilakukan
maupun bagaimana hal tersebut dilakukan.
Rencana
dilaksanakan
dan
dilakukan
monitoring dan pengukuran atas progress
atau
kemajuan
mencapai
yang
tujuan.
manajemen
diperoleh
Oleh
karena
kinerja
pengembangan
dan
untuk
itu,
melakukan
perbaikan
secara
berkelanjutan.
Selain itu John W. Newstrom dan
Keith Davis (2002:139-140) mempunyai
pendapat
tujuan,
Manajemen kinerja melibatkan urutan
langkah
beberapa
mengenai
untuk
dimensi
mencapai
penetapan
kinerja
yang
diinginkan:
(1)
1) Objective
menetapkan
setting-joint
tujuan kerja melibatkan urutan langkah, (2)
determination
melakukan
employee of appropriate levelsof
pengukuran
kinerja
untuk
107
by
manager
and
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.2, April 2017
future
performance
the
ini sering ditetapkan untuk tahun kalender
employee, within the context of
berikutnya, (2) aksi perencanaan partisipatif
overall unit goals and resources.
atau
These objectives are often set for the
beberapa otonomi kepada karyawan sangat
next calendar year.
berharga, mereka lebih cenderung untuk
2) Action
for
planning-participative
or
bahkan
independen.
Menyediakan
menggunakan kecerdikan mereka, serta
even independent planning by the
merasa
employee as to how to reach those
keberhasilan rencana tersebut (3) ulasan
objectives.
some
periodik penilaian bersama dari kemajuan
is
menuju tujuan oleh manajer dan karyawan,
invaluable; they are more likely to
yang dilakukan secara informal dan kadang-
use their ingenuity, as feel more
kadang
committed to the plan’s success.
penilaian
Providing
autonomy
to
employee
3) Periodic reviews-joint assessment of
progress
toward
objectives
lebih
secara
berkomitmen
spontans,
yang
lebih
untuk
(4)
evaluasi
formal
tahunan
keberhasilan dalam mencapai tujuan tahunan
by
karyawan, ditambah dengan perpanjangan
manager and employee, performed
siklus perencanaan. Manajemen berdasarkan
informally
tujuan (M dan BO) adalah proses siklus
and
sometimes
spontaneously.
4) Annual
yang terdiri dari empat langkah sebagai cara
evaluation-more
formal
untuk mencapai kinerja yang diinginkan
assessment of success in achieving
yaitu:
the
tindakan, review berkala dan evaluasi
the
employee’s
annual
objectives, coupled with a renewal
pengaturan
tujuan,
perencanaan
tahunan.
of the planning cycle.
Sedangkan menurut Fred Luthans
(2006:580) dalam mengelola dan memimpin
Dimensi penetapan tujuan, untuk
organisasi untuk mencapai kinerja tinggi
mencapai kinerja karyawan yang diinginkan:
diperlukan adanya dimensi penetapan tujuan
(1) Pengaturan tujuan, tekad bersama oleh
lebih dekat hubungannya dengan pendekatan
manajer dan karyawan dari tingkat yang
kinerja sistem. Seperti pada gambar di
tepat
bawah ini:
dari
kinerja
masa
depan
bagi
karyawan, dalam konteks tujuan unit secara
keseluruhan dan sumber daya. Tujuan-tujuan
108
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.2, April 2017
pada kepuasan kerja, tetapi efek lebih besar
Menetapkandan rencana
tindakan secara
keseluruhan
terhadap kinerja.
Selanjutnya, Mc Clelland (Kaerul
Mengembangkan
Organisasi
Melakukan penilaian
terhadap hasil akhir.
Umam,2010:190)
mengemukakan
enam
karakteristik dari seseorang yang memiliki
motif yang tinggi, yaitu:
Melakukan penyesuaian
penilaian secara periodik dan
memberikan umpan balik pada
kemajuan, membuat
penyesuaian
a) Memiliki tanggung jawab yang
Menetapkan tujuan
individu dan
rencana tindakan
tinggi;
b) Berani mengambil resiko;
Gambar 2.4 Aplikasi Penetapan Tujuan
(atau MBO) pada Kinerja Sistem
c) Memiliki tujuan yang realistis;
d) Memilki
e) Memanfaatkan umpan balik yang
Individu akan diberi umpan balik dan akan
berkinerja
ditetapkan.
sesuai
bagaimana
dengan
Proses
umpan
penilaian
dilakukan
(setidaknya
setiap
balik
secara
tiga
konkret dalam seluruh kegiatan
mereka
tujuan
kerja yang dilakukan;
yang
f) Mencari
dan
kesempatan
merealisasikan
periodik
bulan
yang
merealisasi tujuan;
penilaian hasil akhir juga berperan penting.
berdasarkan
kerja
menyeluruh dan berjuang untuk
Pada gambar ini umpan balik dan
dinilai
rencana
untuk
rencana yang
telah diprogramkan;
pada
kebanyakan sistem) maupun tahunan. Sesi
Menurut
penilaian mencoba mendiagnosis daripada
Gibson
(Kaerul
mengevaluasi. Itu berarti manager menilai
Umam,2010:190), ada tiga faktor yang
alasan-alasan mengapa tujuan dapat dicapai
mempengaruhi terhadap kinerja, yaitu:
atau
tidak
dapat
dicapai,
a) Faktor
daripada
individu:
memberikan hukuman atas kegagalan atau
ketrampilan,
penghargaan
keluarga,
atas
kesuksesan
dalam
kemampuan,
latar
pengalaman
belakang
kerja,
tingkat sosial dan demografi
memenuhi tujuan.
seseorang,
Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa sistem penetapan tujuan secara
b) Faktor psikologi; persepsi, peran,
keseluruhan memiliki sedikit efek positif
sikap, kepribadian, motivasi dan
kepuasan kerja;
109
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.2, April 2017
c) Faktor
organisasi;
organisasi,
struktur
desain
encourages better performance
pekerjaan,
kepemimpinan,
from staff.
sistem
4) it can provide information for
penghargaan (reward system)
Tujuan
mendasar
dari
human resource planning, to
penilaian
assist
succession planing,
to
kinerja adalah untuk meningkatkan kinerja
determine suitability promotion
individu
and
kinerja
yang mengarah
organisasi
kepeningkatan
secara
keseluruhan.
yang
sangat
bermanfaat
particular
types
of
employment and training.
Kontribusi hasil-hasil penilaian merupakan
suatu
for
5) it can improve communications
bagi
by giving
staff the opportunity
perencanaa kebijakan organisasi, Secara
to talk about
terperinci penilaian kinerja bagi organisasi
expectations, and how well are
memilki manfaat potensial untuk individu
progressing. It can identify an
maupun
penilaian
individuals strengths and areas
kinerja (Laurie J. Mullins,2005:763) antara
of development and indicate how
lain:
such strengths may best be
organisasi,
manfaat
1) It can identify an individuals
strengths
and
areas
utilised
of
their ideas and
and
weaknesses
overcome.
development and indicate how
such strengths may best be
utilised
and
Penilaian
weaknesses
dapat
bidang pengembangan serta menunjukkan
2) It can help to reveal problems
may
ini
mengidentifikasi kekuatan individu dan
overcome.
which
kerja
be
bagaimana
restricting
kekuatan
tersebut
dapat
dimanfaatkan terbaik dan kelemahan dapat
progress and causing inefficient
diatasi,
work practice.
mengungkapkan masalah yang mungkin
3) it can develop a greater degree of
consistency
through
akan
regular
feedback on performance
(1)
dapat
membatasi
membantu
kemajuan
untuk
dan
menyebabkan praktek kerja yang tidak
and
efesien, (2) dapat mengembangkan tingkat
discussion about potential. this
yang lebih besar konsistensi melalui umpan
balik reguler pada kinerja dan diskusi
110
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.2, April 2017
tentang potensi, (3) ini mendorong kinerja
dicapai.
yang lebih baik dari staf, (4) dapat
tugas dan tujuannya.
memberikan informasi untuk perencanaan
Keterlibatan
dalam
pengaturan
Tujuan dasar dari evaluasi kinerja,
sumber daya manusia, untuk membantu
tentu
sukses
menentukan
informasi mengenai kinerja pekerjaan. Akan
promosi yang sesuai dan untuk jenis tertentu
tetapi, secara lebih spesifik, informasi
pekerjaan
dapat
tersebut dapat memenuhi berbagai tujuan.
dengan
John M. Ivancevich, Robert Konopaske dan
perencanaan,
dan
pelatihan,
meningkatkan
memberikan
berbicara
untuk
(5)
komunikasi
staf
kesempatan
tentang ide-ide
dan
untuk
saja
Michael
harapan
adalah
T.Matteson
1) Provide
meningkatkan
kualitas
juga
kehidupan
(2008:168),
utama antara lain:
kemajuan.
penilaian
menyediakan
berpendapat tentang beberapa tujuan yang
mereka, dan seberapa baik mengalami
Proses
untuk
a
basis
for
reward
dapat
allocation,
including
raises,
kerja
promotions,
transfers,
layoffs,
dengan meningkatkan saling pengertian
and so on.
antara pimpinan dan karyawan. James
2) Identify high-potential employees
(Laurie .J. Mullins, 2005:764) menunjukkan
3) Validate the effectiveness of
bahwa penilaian kinerja berakar pada tiga
employee selection procedures
prinsip psikologis dapat dilihat pada orang
4) Evaluate
bekerja/ belajar/ mencapai lebih ketika
programs
mereka diberikan, seperti:
5) Stimulate
1) adequate feedback as to how they
obstacles
2) Clear, attainable goals,
7) Identify
tasks and goal.
performance
training
and
development opportunities
Tiga prinsip psikologi ini adalah
memadai
and
barriers
3) Involvement in the setting of
yang
performance
6) Develop ways ot overcoming
knowledge of results
balik
training
improvement
are performing, in other words
umpan
previous
8) Establish supervisor employee
tentang
agreement
bagaimana mereka melakukan, dengan kata
expectation.
lain pengetahuan hasil. Jelas, tujuan yang
111
on
performance
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.2, April 2017
Beberapa tujuan yang utama adalah
(1)
menyediakan
penghargaan,
dasar
alokasi
kinerja
karyawan
untuk
melalui
pelatihan. Kedua kategori yang luas ini tentu
dan
saja tidak saling terpisah. Sistem evaluasi
sebagainya.(2) mengindentifikasi karyawan
kinerja dapat, dan memang, melayani kedua
yang berpotensi tinggi (3) menvalidasi
tujuan umum tersebut.
transfer,
efektivitas
dari
karyawan.(4)
pelatihan
kenaikan
memfasilitasi
cara
gaji,
promosi,
termasuk
untuk
mengindentifikasikan
pemberhentian,
prosedur
pemilihan
mengevaluasi
program
sebelumnya.(5)
Dari beberapa teori tersebut dapat
disintesiskan
kinerja
karyawan
adalah
menstimulasi
perilaku pekerja yang dilakukan seorang
perbaikan kerja (6) mengembangkan cara
karyawan dalam melakukan pekerjaan dan
untuk mengatasi hambatan dan penghambat
hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut,
kinerja (7) mengidentifikasi kesempatan
yang dapat diukur melalui: (1) memiliki
pengembangan dan pelatihan (8) membentuk
tanggung jawab yang tinggi, (2) berani
kesempatan supervisor - karyawan mengenai
mengambil resiko, (3) memiliki tujuan yang
ekspektasi kinerja.
realistis, (4) memilki rencana kerja yang
Kedelapan tujuan spesifik tersebut
menyeluruh dan berjuang untuk merealisasi
dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori
tujuan yang telah ditetapkan sesuai dengan
yang lebih luas. Empat tujuan yang pertama
agenda kerja.
memilki orientasi pertimbangan, empat yang
terakhir memiliki orientasi pengembangan.
METODOLOGI PENELITIAN
Evaluasi dengan orientasi pertimbangan
a. Populasi
memusatkan perhatian pada kinerja masa
Populasi target dalam penelitian ini
lalu dan menyediakan dasar untuk membuat
adalah seluruh Karyawan Pusdiklat di
pertimbangan mengenai karyawan mana
instansi Pusat Pendidikan dan Latihan Badan
yang seharusnya diberi penghargaan dan
Pusat
seberapa efektif program organisasi yang
melaksanakan diklat baik langsung maupun
ada,
pelatihan.
tidak langsung. Adapun populasi terjangkau
Evaluasi dengan orientasi pengembangan
adalah pegawai Pusdiklat Badan Pusat
lebih menaruh perhatian pada perbaikan
Statistik dengan latar belakang pendidikan
kinerja masa depan dengan memastikan
formal minimal SMA yang berjumlah 16
ekspektasi
orang, D-3 yang berjumlah 3, S-1 yang
seperti
pemilihan
dengan
jelas
dan
dan
dengan
112
Statistik
yang
berkedudukan
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.2, April 2017
berjumlah 24, S-2 yang berjumlah 19 orang
dan
S-3
yang
berjumlah
3,
a. Uji Persyaratan Analisis
seluruh
Teknik analisis data yang digunakan
berjumlah 65 orang.
adalah
teknik
analisis
data
secara
deskriptif untuk memperoleh gambaran
karakteristik
b. Sampel
penyebaran
nilai
setiap
Sejalan dengan permasalahan yang
variabel yang teliti. Analisis deskriptif
diteliti dalam penelitian ini, yaitu pengaruh
digunakan dalam hal penyajian data,
pemberian penghargaan ekstrinsik terhadap
ukuran sentral, dan ukuran penyebaran.
kinerja karyawan Pusat Pendidikan dan
Penyajian
data
Latihan Badan Pusat Statistik Jakarta.
distribusi
frekwensi
Sehingga,
Ukuran sentral meliputi mean, median, dan
untuk
menghindari
adanya
dan
distorsi hasil penelitian, pengambilan sampel
modus.
akan dikerjakan memakai teknik acak
varians dan simpangan baku.
sederhana (simple random sampling), dari
Ukuran
menggunakan
Sedangkan
histogram.
penyebaran
analisis
daftar
meliputi
interensial
populasi yang ada diambil sampel dengan
digunakan untuk menguji hipotesis dengan
menggunakan rumus dari Taro Yamane
menggunakan analisis koefesien korelasi.
(Ridwan, 2010:65)
Semua
n
65

hipotesis
dengan
menggunakan ∝ = 0,05 dan ∝ = 0,01.
N
Nd 2  1
Dimana: n : sampel
N : Populasi
d : presisi = 0,05, dari
rumus di atas didapatkan:
65 (0,05) 2  1
pengujian
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis,
terlebih dahulu dilakukan uji normalitas
galat
taksiran
regresi
dengan
menggunakan teknik UjiLillifors.
65
65

 55,913  56
65 . (0,0025)  1 1,1625
Untuk menghitung pengaruh langsung
dan tak langsung dari variabel bebas
Berdasarkan
perhitungan
dengan
terhadap variabel terikat, tercermin dari
koefesien
teknik
slovin
jumlah
sampel
yang
jalur.
Sedangkan
untuk
menentukan koefesien jalur diperlukan
persyaratan sebagai berikut: (1) hubungan
digunakanadalah 56 karyawan.
antara tiap dua variabel harus merupakan
hubungan yang linier, aditif dan kausal, (2)
Teknik Analisis Data
sistem menganut prinsip eka arah, (3)
113
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.2, April 2017
semua
variabel
residu
tidak
saling
variabel eksogen (X) dan variabel endogen
berkorelasi dan juga tidak berkorelasi
(Y)
dengan variabel penyebab, serta (4) data
masing-masing variabel adalah kontinum.
Hipotesis statistic
Dalam model analisis jalur dikenal
Ho: Y = a + bx
dua tipe variabel, yakni: variabel eksogen
HI : Y ≠ a + bx
dan variabel endogen. Variabel eksogen
memberikan
pengaruh
baik
langsung
Kriteria pengujian :
maupun tidak langsung terhadap variabel
Terima Ho jika Fhitung < Ftabel, dan tolak Ho
endogen. Sedangkan variabel endogen
jika Fhitung > Ftabel, maka persamaan
adalah variabel yang dapat pengaruh
regresi yang diperoleh adalah linier.
variabel endogen.
TABEL 1 : ANAVA UNTUK UJI KEBERARTIAN DAN UJI
KELINIERAN REGRESI
Sesuai dengan kerangka teoretik yang
telah
dikembangkan,
maka
variabel
Sumber
Varians
endogen dalam penelitian ini adalah
dk
Total
JK
RJK
Fhitung
Ftabel
Y2
Y2
b
.X
Y
S2r
eg
Fo > Ft
maka
1
S2r
es
regresi
berarti
k2
S2
TC
Fo < Ft
maka
JK
S2
G
kinerja karyawan (Y). Sedangkan variabel
Regresi
(a)
eksogen pemberian penghargaan ekstrinsik
(X).
Perhitungan
pengolahan
1
data
Regresi
(b/a)
dilakukan dengan alat bantu komputer.
1
(Y
)2
(Y
)2
n
n
b .XY
Program yang digunakan adalah paket data
analisis yang terdapat pada Microsof
Residu
n2
JK (res)
JK
(res)
n2
Excel.
Tuna
Cocok
b. Uji Linieritas Regresi
k2
JK
JK
(TC)
(TC)
Uji Linieritas ini mengetahui apakah
Galat
Kekelirua
n
persamaan regresi tersebut merupakan
bentuk linier (garis lurus) dan non
nk
JK
(G)
(G)
regresi
linier
nk
linier.Uji regresi dilakukan untuk mencari
hubungan antara variabel - variabel yang
Hipotesis Statistik
Penelitian ini dikategorikan sebagai
ada. Analisis regresi dikenal dengan
penelitian kuantitatif dengan menggunakan
114
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.2, April 2017
analisis secara statistik. Oleh karenanya
hipotesis
statistiknya
adalah
sebagai
1. Uji Normalitas Data
berikut:
Uji normalitas dilakukan terhadap
Hipotesis statistik
data
H0 : p< 0
mengetahui
H1 : p> 0
berdistribusi normal atau tidak. Pengujian
H0:Tidak
terdapat
positif
pengaruh
pemberian
langsung
persyaratan
penghargaan
ini
sampel
dilakukan
untuk
tersebut
dengan
uji
Lhitung lebih kecil dari Ltabel (Lhitung <Ltabel),
H1: Terdapat pengaruh langsung positif
penghargaan
apakah
variabel
Lillifors. Kriteria pengujian adalah jika
ekstrinsik terhadap kinerja karyawan.
pemberian
masing-masing
maka
ekstrinsik
Ho
berdistribusi
diterima,
normal
artinya
dengan
sampel
taraf
signifikansi ∝= 0,05.
terhadap kinerja karyawan.
Keterangan:
Perhitungan Normalitas Galat Taksiran
H0 = Hipotesa nol (nihil)
X Atas Y
H1= Hipotesa alternatif
β
Hasil perhitungan uji normalitas galat
=Pengaruhlangsung
pemberian
taksiran variabel kinerja karyawan atas
penghargaan ekstrinsik (X) terhadap
penghargaan ekstrinsik menghasilkan Lhitung
kinerja karyawan (Y)
tertinggi sebesar 0,105 sedangkan Ltabel
untuk ∝ = 0,05 adalah 0,1184. Hasil
HASIL DAN PEMBAHASAN
perhitungan tersebut dapat disimpulkan
Pengujian Persyaratan Analisis Data
bahwa
Data disajikan melalui tabel distribusi
frekuensi,
histrogram,
rata-rata
Lhitung<
Ltabel
berarti
data
berdistribusi normal.
(mean),
Secara detail hasil perhitungan kedua
modus, Varians dan simpang baku. Setelah
variabel tersebut pada Tabel. 2 di bawah
itu dilakukan pengujian hipotesis dengan
ini dapat dilihat pada table di bawah ini :
menggunakan teknik analisis korelasi dan
regresi sederhana. Sebelum analisis dilakukan
perlu didahului dengan pengujian persyaratan
analisis, yaitu persyaratan homogenitas dan
linieritas.
115
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.2, April 2017
Tabel. 2 Rangkuman Analisis Uji Normalitas
Variabel
Lhitung
Ltabel
Keterangan
Y– X
0,105
0,1184
Distribusi
Normal
jelasnya rangkuman uji linieritas ini dapat di
lihat pada Tabel.3.
Tabel 3
ANAVA untuk Regresi Linier Ŷ = 42,434 +
0,638 X2
Nilai daripada Ltabel seperti yang
Ftabel
Sumber
Varians
d
k
JK
tabel Nilai kritis L untuk Uji Lilliefors
Total
56
574360
dimana untuk sampel yang lebih dari 30
Regresi
(a)
Regresi
(b/a)
Residu
Tuna
cocok
Galat
Kekelirua
n
1
1
570448,28
6
1700,884
54
23
2210,83
931,246
1700,88
4
40,941
40,489
31
1279,583
41,277
terdapat dalam tabel di atasdiperoleh dari
dihitung dengan
0,886
√𝑛
, karena n dalam
penelitian ini adalah 56 maka
0,886
√56
= 0,1184.
Kedua variabel tersebut dapat disimpulkan
RJK
Fhitung
∝=0,0
5
∝=0,0
1
41,544*
*
4,02
7,12
0,981ns
1,89
2,47
bahwa data berdistribusi normal.
2.
Uji
Linieritas
Data
Keterangan:
** = sangat signifikan pada ∝=0,01 (Fhitung =
41,544 > Ftabel 7,12)
ns = Non signifikan, Regresi berbentuk linier
(Fhitung = 0,981 < Ftabel = 1,89) pada
∝=0,05.
Pemberian
Penghargaan Ekstrinsik (X) Terhadap
Kinerja Karyawan (Y)
Berdasarkan hasil perhitungan uji
signifikansi regresi pada tabel
diperoleh
Dari persamaan regresi yang linier
harga Fhitung, sedangkan harga Ftabel dengan
Ŷ
= 42,434 + 0,638 Xtersebut
dk pembilang 1 dan dk penyebut 54 pada
dapat
taraf signifikansi ∝= 0,01 sebesar 7,12.
digambarkan
grafik
Y
atas
Xberdasarkan nilai-nilai koordinat X dan Y
Dengan demikian Fhitung> Ftabel, maka regresi
sebagai berikut:
tersebut sangat signifikan atau sangat berarti.
Uji linieritas regresi diperoleh harga Fhitung
sebesar 0,981 sedangkan Ftabel dengan dk
pembilang 23 dan dk penyebut 31 pada taraf
signifikasi ∝= 0,05 sebesar1,89.Dengan
demikian Fhitung< Ftabel maka persamaan Ŷ =
42,434 + 0,638Xadalah linier. Untuk lebih
116
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.2, April 2017
Dari Tabel 4 dapat terlihat bahwa
140
Korelasi
120
penghargaan
ekstrinsik
dengan kinerja karyawan 0,659.
100
Kinrja (Y)
antara
Setelah
80
nilai
koefesien
60
masing-masing
40
selanjutnya dapat dihitung koefesien jalur
20
variabel
korelasi
diperoleh,
dengan cara mensubtitusikan nilai koefesien
0
0
50
100
korelasi ke dalam persamaan rekunsif yang
150
telah
Penghargaan (X)
ditentukan
menggunakan
Gambar :Diagram Regresi Model
Ŷ = 42,434 + 0,638 X
determinan
perhitungan
diperoleh
masing-masing
Pada persamaan Ŷ = 42,434 + 0,638 X
diinterpretasikan
penghargaan
karyawan
bahwa
ekstrinsik
koefesien
kinerja
karyawan
jalur
untuk
mengetahui
variabel endogen. Ringkasan model dapat
terlihat pada Gambar 2 sebagai berikut:
ekstrinsik sebesar 1 unit dapat diestimasikan
kinerja
Selanjutnya
masing-masing variabel eksogen terhadap
setiap perubahan skor variabel penghargaan
skor
koefesien
signifikansi pengaruh yang diberikan oleh
diukur dengan instrumen yang
telah diuji validitas dan reliabilitasnya, maka
kenaikan
matriks
nilai
jalur.
Dengan
menghitung nilai koefesien thitung pada
variabel
dengan
sebelumnya.
rxy
pyx
akan
berubah sebesar 0,638 pada arah yang sama
X
Y
Gambar 2. Model Konstelasi Analisis Jalur
dengan konstanta sebesar 42,434.
Dari hasil perhitungan uji signifikansi
Dari diagram antar jalur ini diperoleh
koefesien korelasi antar variabel dapat
koefisien
dirangkum sebagai berikut:
koefisien korelasi yaitu r. Berdasarkan hasil
Tabel.
4
Matriks
Koefesien
Korelasi
Y
yaitu
p
dan
di atas dan menggunakan bantuan program
Koefesien
X
jalur
perhitungan koefisen korelasi pada Tabel 4
Sederhana Antar Variabel
Matriks
korelasi
excel, maka nilai koefisien untuk setiap jalur
Korelasi
X
Y
1
0,659
dihitung dan diuji signifikansinya dengan
statistik uji-t.
1
117
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.2, April 2017
Hasil
yang
diperoleh
setelah
X terhadap
Y
melakukan analisis model digunakan sebagai
dasar
dalam
menjawab
hipotesis
kontribusi
2,397) pada ∝= 0,01
Dari tabel di atas dapat dilihat
langsung
penghitungan
penghargaan ekstrinsik terhadap kinerja
ttabel sebesar 2,397. Karena thitung> ttabel yaitu
ekstrinsik
positif
6,446> 2,397 berarti koefisien korelasi
terhadap
antara pemberian penghargaan ekstrinsik
kinerja karyawan.
dengan kinerja karyawan adalah sangat
H0 : p< 0
signifikan pada taraf signifikansi ∝= 0,01.
H1 : p> 0
Oleh karena nilai koefisien thitung lebih besar
H0 ditolak jika thitung> ttabel
Dari
hasil
perhitungan
dari nilai ttabel maka dengan demikian H0
analisis
ditolak dan H1 diterima yaitu bahwa
koefesien korelasi dan koefesien jalur,
pemberian
pengaruh langsung penghargaan ekstrinsik
berpengaruh
terhadap kinerja karyawan, nilai koefisien
jalur dan
ekstrinsik
pemberian
berpengaruh
penghargaan
secara
penghargaan
langsung
ekstrinsik
positif
terhadap
kinerja karyawan dapat diterima.
nilai koefisien thitung sebesar
6,446artinya
koefisien
2) pada taraf signifikansi ∝= 0,01 diperoleh
berikut:
langsung
signifikansi
Indek ttabel pada distribusi t untuk dk = 54 (n-
hipotesis tersebut dapat diuraikan sebagai
berpengaruh
uji
korelasi, dan didapatkan thitung sebesar 6,446.
karyawan. Penjelasan terhadap jawaban
HipotesiPenghargaan
6,446**
** = Sangat Signifikan (thitung = 2,984 >ttabel =
Pengujian hipotesis terdiri dari: hipotesis
terdapat
0,659
∝ =
0,01
2,397
Keterangan:
dan
menarik kesimpulan pada penelitian ini.
yaitu
∝=
0,05
1,66
(p)
C. Pengujian Hipotesis
langsung
Hasil
analisis
memberikan
temuan
hipotesis
bahwa
kedua
pemberian
penghargaan ekstrinsik berpengaruh secara
terhadap kinerja karyawan dapat diterima,
langsung positif terhadap kinerja karyawan.
hal ini dapat dilihat pada Tabel 5
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
Tabel 5
Koefisien Jalur Pengaruh Penghargaan
Terhadap Kinerja Karyawan
kinerja
Pengaruh
langsung
ekstrinsik. Tingginya penghargaan ekstrinsik
Koefesien
Korelasi
thitung
langsung
ttabel
118
karyawan
positif
dipengaruhi
oleh
secara
penghargaan
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.2, April 2017
akan mengakibatkan peningkatan kinerja
Sebaliknya, makin rendah penghargaan
karyawan.
ekstrinsik berpangaruh kepada penurunan
kinerja karyawan.
Tabel 6
Rangkuman Hasil Pengujian
Hipotesis
Hipotesis
Penghargaan
ekstrinsik
berpengaruh
langsung
positif
terhadap
kinerja
karyawan
Uji
Statistik
Keputusan
H0 : p≤
0
H1 : p>
0
H0 ditolak
Selain itu Ivancevich, Konopaske dan
Matteson
Kesimpulan
(2008:183),
memberikan
tentang
pemberian
pendapatnya
Berpengaruh
langsung
positif
penghargaan
ekstrinsik
dapat
mempengaruhi kinerja karyawan:
Rewards
affect
perceptions,
employee
attitudes,
and
behavior in a variety of ways. In
Berdasarkan seluruh analisis koefisien
turn,
jalur di atas, maka dapat diperoleh model
empiris
hipotetik
analisis
jalur
organizational
efficiency
and effectiveness are affected.
sebagai
Three important organizational
berikut:
concerns that are influenced by
X
rewards
Y
Penghargaan mempengaruhi persepsi
D. Pembahasan Hasil Penelitian
karyawan,
hipotesis
kinerja.
Hasil
organisasi
perhitungan
dan
penghargaan
tinggi
ekstrinsik
dan
efektivitas
ketidakhadiran,
komitmen.Hal
0,376. Dengan demikian dapat ditafsirkan
makin
dalam
organisasi
penghargaan ekstrinsik seperti pergantian
ekstrinsik
terhadap kinerja karyawan diperoleh pxy=
bahwa
perilaku
penting yang dipengaruhi oleh pemberian
Demikian juga dengan koefisien jalur
penghargaan
dan
terpengaruh. Tiga keprihatinan organisasi
diperoleh koefisien korelasi rxy= 0,659.
pemberian
sikap
berbagai cara. Pada gilirannya efisiensi
terdapat pengaruh langsung penghargaan
terhadap
and
commitment.
Gambar 2:
Model Empiris Hipotetik Analisis Jalur
pembuktian
turnover
absenteeism, performance, and
rxy= 0,659
Dalam
are
pemberia
pemberian
ini
kinerja
dan
menunjukkan
bahwa
penghargaan
mempengaruhi kinerja karyawan.
berpengaruh
kepada peningkatan kinerja karyawan.
119
ekstrinsik
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.2, April 2017
Besarnya
kinerja
Dengan pola hubungan fungsional
variabel
seperti ditunjukkan oleh persamaan regresi
penghargaan ekstrinsik dan dapat diketahui
di atas, maka akan mengikuti pola pengaruh
dengan cara mengkuadratkan nilai koefesien
antara pemberian penghargaan ekstrinsik
korelasi sederhana,. Hasil pengkuadratan
terhadap kinerja karyawan sesuai dengan
karyawan
variasi
variabel
ditentukan
oleh
nilai koefesien korelasi sederhana adalah
persamaan garis
sebesar 0,435 secara statistik nilai ini
tersebut
memberikan pengertian bahwa lebih kurang
43,482%
variasi
peningkatan
Ŷ = 42,434 + 0,638X. Hal
menjelaskan
bahwa
ternyata
pemberian penghargaan ekstrinsik
kinerja
dapat
mempengaruhi kinerja karyawan.
karyawan ditentukan dan dipengaruhi oleh
pemberian
penghargaan
ekstrinsik
KESIMPULAN DAN SARAN
sedangkan 56.518% ditentukan oleh faktor
A. Kesimpulan
lain. Di sinilah kemudian muncul suatu
Hasil penelitian ini menunjukkan
kelemahan tentang pemberian penghargaan
bahwa terdapat hubungan positif antara
ekstrinsik, bahwa tidak sepenuhnya menjadi
pemberian
faktor utama yang berpengaruh terhadap
terhadap kinerja karyawan.Dimana hasil
kinerja karyawan, selain itu juga untuk
uji linieritas diperoleh Fhitung< Ftabel yang
memperbaiki kinerja karyawan merupakan
artinya
suatu pekerjaan yang memakan waktu dan
pemberian
proses
terhadap kinerja karyawan.
yang
panjang
dengan
cara
meningkatkan pengawasan dan pembinaan
penghargaan
ada kelinieran
ekstrinsik
atara variabel
penghargaan
ekstrinsik
Hasil pengujian hipotesis penelitian
juga dilakukan penilaian terhadap tingkat
diperoleh
keberhasilan kinerja karyawan yang telah
dimana hasil persamaan regresi yang
melalui
dilakukan oleh para karyawanya. Hal ini
bertujuan
keberhasilan
untuk
yang
mengukur
telah
diperoleh adalah
tingkat
dicapai
oleh
perusahaan dalam meningkatkan kompetensi
Ŷ =
regresi
42,434 + 0,638X.
Persamaan
regresi
yang
dihasilkan
merupakan
linier
positif,
sehingga
hipotesis penelitian adalah menolak H0 dan
karyawannya. Masih banyak faktor lain yang
menerima H1.
mendukung kinerja karyawan antara lain,
perilaku pemimpin,
persamaan
Sedangkan dengan menggunakan
lingkungan kerja dan
korelasi
lain-lain yang tidak diteliti oleh peneliti.
120
Pearson
Product
Moment
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.2, April 2017
diperoleh rxy sebanyak 0,659. Uji hipotesis
kerja yang bersih dan indah, karena
yang
lingkungan
telah
dilakukan
dengan
taraf
kerja
signifikansi (α) = 0,05 dan jumlah sampel
kondusif
(n) = 56 ternyata thitung> ttabel H0 ditolak.
berjalan baik.
Variasi
hasil
ekstrinsik
pemberian
terhadap
penghargaan
kinerja
2. Bagi
yang
tujuan
karyawan
baik
dan
organisasi
akan
hendaknya
lebih
karyawan
disiplin, bertanggungjawab terhadap
adalah 43,482% selebihnya dipengharuhi
pekerjaan dalam menjalankan tugas dan
faktor lain. Semakin tinggi pemberian
fungsinya,
penghargaan ekstrinsik maka semakin
mempergunakan sumber daya yang ada
tinggi kinerja karyawan.
dengan
Hasil perhitungan data penelitian
serta
efektif
dan
mampu
efesien
untuk
meningkatkan kinerjanya. Organisasi
dan hasil analisis maka dapat diartikan
dapat
pemberian penghargaan ekstrinsik yang
ekstrinsik yang tepat atas prestasi kerja
tepat mengakibatkan peningkatan kinerja
karyawan, karena dengan memberikan
karyawan Pusdiklat Badan Pusat Statistik
penghargaan ekstrinsik yang tepat akan
Jakarta.
meningkatkan kinerja karyawan.
B. Saran
Setelah
berdasarkan
memberikan
penghargaan
DAFTAR PUSTAKA
melakukan
penemuan
penelitian,
Andre, Rae, Organizational Behavior: An
empirik
yang
Introduction
bagian
akhir
Organizations, New Jersey, Pearson
diperoleh,
maka
pada
penulisan
ini akan penulis sampaikan
to
your
Life
in
Prentice Hall, 2008.
beberapa saran dalam upaya peningkatan
Arikunto,
Suharsimi ,
Prosedur
kinerja karyawan melalui lingkungan kerja
Penelitian
Suatu
Pendekatan
dan penghargaan ekstrinsik, saran-saranya
Praktek,
Jakarta, Rineka cipta,
adalah sebagai berikut:
2002.
1. Untuk organisasi hendaknya mampu
Colquitt, Jason A. Jeffery A. Lepine and
menciptakan kondisi pekerjaan yang
Michael J. Wesson, Organization
menyenangkan,
Behavior:
saling
mendukung
Improving
Performance
rekan kerja, terciptanya interaksi dan
and Commitment In The Workplace,
komunikasi yang sehat, dan lingkungan
New York: McGraw-Hill/Irwin, 2009.
121
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.2, April 2017
Deresky Helen, International Management:
Managing
Cultures
Across
Text
Borders
and Cases,
Purwanti, Th. Arie P. dan Winong
and
Rosari, Edisi sepuluh, Yogyakarta,
Sixth
Andi, 2006.
Edition, New Jersey: Pearson Prentice
Mullins,
Hall, 2008.
Ghozali,
Laurie
J,
Management
Organizational
Imam,
Aplikasi
Analisis
Badan
,Great
Britian: Prentice-Hall, 2005..
Multivariate dengan Progran SPSS,
Semarang,
Behavior
and
Newstroom John W, Keith Davis, Human
Penerbit
Behavior
Universitas Diponogoro, 2006.
At
Work,
New
York:
McGraw-Hill,Inc, 2002.
Ivancevich, John M, Robert Konopaske and
Riduwan, Metode & Teknik Menyusun Tesis,
Michel T. Matteson, Organizational
Bandung, Alfabeta, 2004.
Behavior and Management, Eighth
Rivai Veithzal, Ahmad Fawzi Moh. Basri,
Edition, New York: McGraw-Hill
Sagala Ella Jauvani, Murni Silviana,
Education, 2008.
Burhanudin Abdullah, Performance
Jones, Gareth. R and
Contemporary
Jennifer George,
Management,
Appraisal, Jakarta: PT. Raja Grafindo
New
Persada, 2008.
York: Mc Graw-Hill, 2003.
Robbins,
.
Stephen
P.,
Management,
Kreitner,
Robert
and
Angelo
Kinicki,
Mary
eleventh
Coulter,
Edition,
England: Pearson Education, 2013.
Organizational Behavior, New York:
Robbins, Stephen P, Timothy A. Judge
MCGraw-Hill Companies, 2010.
Organizational
Lussier, Human Relations in Organizations:
Behavior
,
New
Jersey: Pearson Education,Inc, 2011.
Applications and Skill Building, Edisi
Schermerhorn, John R, James G. Hunt,
Internasional, New York: McGraw-
Richard N. Osborn and Mary Uhl-
Hill , 2010.
Bien, Organizational Behavior, John
Luthans,
Fred
and
Jonathan
P.
Doh,
Wiley & Sons, Inc, Organizational
International Management: Culture,
Behavior, 2011.
Strategy and Behavior, New York:
Slocum, John W and Don Hellriegel,
The McGraw-Hll Companies,2012..
Luthans,
Fred,
Perilaku
Principles
Organisasi,
of
Organizational
Behavior, South-Westerm, a part of
terjemahan: Vivin Andhika, Shekar
Cengage Learning, 2009.
122
KREATIF | Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang | Vol. 4, No.2, April 2017
Sonnentag
Sabine,
Management
Psychological
Of
Individual
Performance, john Wiley & Sons,
LTD, 2002.
Umam, Kaerul, Perilaku Organisasi Konsep
Dasar dan Aplikasinya, Bandung:
Pustaka Setia, 2010.
Wexley, Kenneth N
and Yuki, Gary A,
Organizational
personnel
and
Behavior
Psychology,
llinois:
Richard Dirving Ing, 2005.
Wibowo, Manajemen Kinerja, Jakarta, PT.
Raja Grafindo Persada, 2012.
Wirawan, Budaya dan Iklim Organisasi
,Jakarta: Salemba Empat, 2007.
123
Download