naskah publikasi fenomena budaya pop korea di kalangan

advertisement
NASKAH PUBLIKASI
FENOMENA BUDAYA POP KOREA DI KALANGAN MAHASISWA
PENGHUNI PESANTREN MAHASISWA (PESMA) NOER MUTTAQIEN,
PABELAN KARTASURA
(Analisis Fenomenologi tentang Budaya Pop Korea di Kalangan Mahasiswa
Penghuni PESMA Noer Muttaqien)
Karya Ilmiah
Diajukan Sebagai Persyaratan
Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi
Disusun oleh :
FITRIA RAMADHANI
L100090167
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
1
FENOMENA BUDAYA K-POP DI KALANGAN MAHASISWA PENGHUNI
PESANTREN MAHASISWA (PESMA) NOER MUTTAQIEN
(Analisis Fenomenologi tentang Budaya Pop Korea di Kalangan Mahasiswa Penghuni
PESMA Noer Muttaqien)
Fitria Ramadhani ([email protected])
L100090167
Program Studi Ilmu Komunikasi
Fakultas Komunikasi Dan Informatika
Universitas Muhammadiyah Surakarta
2013
Abstrak
Masuknya budaya baru Korea Pop di Indonesia diterima secara terbuka oleh kaum
remaja Indonesia, bahkan Budaya K-Pop sangat digemari oleh mahasiswa penghuni
PESMA Noer Muttaqien dimana hidup mereka penuh dengan ajaran Islam dengan
didukung adanya kegiatan-kegiatan Islami yang diselenggarakan oleh PESMA.
Untuk menganalisisnya digunakan analisis deskriptif
kualitatif dengan
pendekatan fenomenologi oleh Edmund Hussel dan Martin Heidegger, merupakan
metode untuk menjelaskan fenomena dalam kemurniannya yang diciptakan oleh
penggunaan bahasa dengan mengkonstruksi pengalaman-pengalaman mahasiswa
penghuni PESMA terhadap tayangan K-Pop kesukaannya secara deskriptif.
Adanya tayangan K-Pop yang masuk dilingkungan PESMA,sangat digemari oleh
mahasiswa penghuni PESMA bahkan sangat fanatik terhadap tayangan K-Pop tersebut
dimana hal tersebut membuat adanya perubahan negatif baik terhadap diri mahasiswa
penghuni PESMA maupun lingkungan PESMA yang tidak mencerminkan nilai-nilai
keIslaman lagi akan tetapi lebih dominan pada nilai-nilai ideologi budaya K-Pop. Hal
tersebut jika dikaitkan dalam studi khalayak, sudah menempati salah satu posisi dalam
pengkodean pesan yang disampaikan oleh tayangan K-Pop, yaitu posisi dominan
hegemonis dimana mahasiswa menyetujui dan menerima langsung apa saja termasuk
ideologi yang disajikan oleh tayangan K-Pop, tanpa adanya penolakan, walau budaya KPop tersebut sedikit banyak bertentangan dengan budaya Islam atau ajaran Islam pada
khususnya.
Kata Kunci
Dominan Hegemonis, Budaya K-Pop, mahasiswa, PESMA Noer Muttaqien
2
A. PENDAHULUAN
aslinya, dibarengi dengan berkembangnya
1.
budaya pop Korea di Indonesia yang
Latar Belakang Masalah
Di era globalisasi saat ini, semakin
membuat segalanya menjadi transparan.
Dengan
negara,
menipisnya keterbatasan antar
membuat
budaya-budaya
dari
diterima baik dan disukai oleh remaja
Indonesia kebanyakan.
Adanya perkembangan budaya pop
Korea yang sangat pesat di Indonesia
berbagai negara dapat masuk dengan
membuat
mudah di tengah masyarakat saat ini. Selain
banyak yang terhipnotis dengan budaya pop
hal tersebut, masyarakat saat ini adalah
Korea tersebut, tidak terkecuali mahasiswa
masyarakat yang bisa dibilang sebagai
yang tinggal di Pesantren Mahasiswa yang
masyarakat aktif, dimana masyarakat sudah
notabene hidup mereka lebih ditekankan
mulai memilih dan selektif ketika ingin
untuk mendalami agama serta hidup sesuai
mengkonsumsi
mereka
dengan syari’at Islam yang ajarannya jauh
butuhkan, termasuk dalam mengkonsumsi
dari budaya pop Korea yang sedang
tayangan-tayangan maupun budaya baru
berkembang saat ini. Sebagai mahasiswa
yang sebelumnya belum pernah mereka
pemeluk agama Islam dengan budayanya
lihat maupun dengar.
yang sangat berbeda dengan budaya pop
sesuatu
yang
khalayak
khususnya
remaja
Hal yang paling disayangkan adalah,
Korea, menjadi kajian khusus peneliti
masyarakat sekarang lebih condong dan
dalam meneliti studi khalayak mengenai
menyukai budaya baru yang bukan budaya
bagaimana
asli negara dimana mereka tinggal. Dimana
tinggal di PESMA, dalam menghadapi
mereka menganggap budaya baru tersebut
terpaan budaya K-Pop ditengah kehidupan
lebih bagus, hebat, maupun keren.
mereka yang penuh dengan aturan Islam.
Hal
tersebut
sejalan
ketika
masyarakat mulai meninggalkan budaya
fenomena
mahasiswa
yang
3
2.
Tujuan Penelitian
identifikasinya ditentukan oleh ciri khas
a.
Mengetahui fenomena Budaya Pop
institusionalnya
Korea di kalangan mahasiswa penghuni
tujuan,
PESMA Noer Muttaqien
sebenarnya (McQuail, 1989 : 7).
b.
Mendeskripsikan
fenomena
Budaya
yaitu
organisasi
gabungan
dan
Pengertian
kegiatan
komunikasi
antara
yang
massa
Pop Korea di kalangan mahasiswa
terutama dipengaruhi oleh kemampuan
penghuni PESMA Noer Muttaqien
media massa untuk membuat produksi
massal dan untuk menjangkau khalayak
B. Tinjauan Pustaka
dalam
1.
1989:31).
Pengertian Komunikasi
jumlah
yang
besar
(McQuail,
Definisi dari komunikasi adalah
pertukaran sebuah pemikiran atau gagasan
3.
melalui sebuah sistem (misalnya telepon
atau
telegraf)
informasi
dan
untuk
perintah
Budaya Populer
Stuart Hall menggambarkan budaya
menyampaikan
pop sebagai
yang
konsesnsus dan resistensi. Budaya pop
bersifat
berikut
tempat
:
Sebuah
membatasi. Definisi lain dari komunikasi
merupakan
adalah pengiriman pesan dari komunikator
muncul, dan wilayah di mana hegemoni
kepada komunikan dengan tujuan tertentu
berlangsung.
untuk mempengaruhi perilaku komunikan
sosialisme, sebuah kultur sosialis-yang
(Littlejohn,2009 : 4).
telah terbentuk sepenuhnya-dapat sungguh-
Ia
dimana
arena
bukan
ranah
hegemoni
dimana
sungguh “diperlihatkan”. Namun, ia adalah
2.
Komunikasi Massa
Komunikasi massa merupakan salah
salah satu tempat dimana sosialisme boleh
jadi
diberi
legalitas.
Itulah
mengapa
satu proses komunikasi yang berlangsung
“budaya pop” menjadi sesuatu yang penting
pada peringkat masyarakat luas, yang
(Hall dalam Storey, 2006: 3).
4
4.
Korean Pop
andil dalam perkembangan Hallyu terus
a.
Pengertian Korean Pop
berusaha mengembangkan sumber daya
Korean Pop atau biasa disebut K-
manusia yang ada, serta mencari jalur untuk
Pop (Musik Pop Korea), merupakan jenis
mengekspor industri kebudayaan ini ke luar
musik populer yang berasal dari Korea
negeri.
Selatan dimana K-Pop pertama kali muncul
Semakin
mudahnya
Tahun 1930 akibat masuknya musik pop
menggenggam
Jepang yang memengaruhi unsur-unsur
hallyu yang sejak awal berkembang karena
musik
K-Pop
adanya internetpun, akan terus tumbuh dan
dapat
meluas, baik di dalam negeri ataupun di
pop
merupakan
di
Korea.
bagian
Musik
yang
tidak
dunia
orang-orang
negara-negara
Wave atau Hallyu) di berbagai belahan
berkembang luas berkat teknologi, dan
dunia. Banyak artis ataupun kelompok
pecinta K-Pop pun mulai tertarik dengan
musik K-Pop yang saat ini sudah terkenal
berbagai hal yang berbau Korea, mulai dari
baik dalam negeri ataupun di mancanegara
makanan, kosmetik, gadget, bahasa, bahkan
(10+Star edisi 9, 2013 : 141).
ingin berkunjung ke Korea. Hal tersebut
b. Perkembangan Hallyu di Indonesia
membuktikan bahwa Korean wave telah
mendapat
dukungan
penuh
dari
pemerintahan Korea Selatan, selain itu
dengan
berkembangnya
K-Pop
internet,
dipisahkan dari Demam Korea (Korean
Hallyu semakin berkembang karena
lain.
melalui
dapat
mempengaruhi interaksi antara Indonesia
dan Korea Selatan.
Di Tahun 2012 Indonesia seakan
agensi-agensi
dibombardir oleh banyaknya artis dan idol
entertainment serta dukungan dari badan
yang datang, baik untuk mengadakan
telekomunikasi,
Hallyu
konser, showcase, ataupun tamu di acara
semakin luas. Seakan tidak ingin menyia-
kenegaraan. Misalnya Suju, Bigbang, Kim
penyebaran
nyiakan moment, berbagai pihak yang ikut
5
jun su, dan masih banyak lagi idol yang
komunikasi
datang menemui para fansnya di Indonesia.
khalayak. Suatu kegiatan komunikasi yang
dibaikot
Masyarakat
Indonesia
sangat
oleh
ditentukan
khalayak
sudah
oleh
pasti
menyukai
komunikasi itu akan gagal dalam mencapai
idola-idola dari Korea Selatan, karena
tujuannya (Cangara, 2006 : 135).
agensi-agensi
entertainment
di
Korea
Ketika khalayak menerima pesan
Selatan memberikan persiapan yang matang
dari orang lain, khalayak mendekodekan
kepada para idola, agar dapat menyuguhkan
pesan-pesan tersebut berdasarkan persepsi,
penampilan yang sangat baik, dan sangat
pemikiran, dan pengalaman masa lalunya,
memuaskan pendengar. Bukan hanya tarik
dan khalayak akan menginterpretasikan
suara, para idol disana juga harus berlatih
suatu pesan begitu mereka menerimanya
dance, membentuk look yang menarik
(West & Turner, 2008 : 73).
dengan diet ketat. Para idol juga belajar
bagaimana
berbicara
didepan
Hall
kamera.
menjelaskan
lanjut
Sehingga penampilan para idol dapat
bagaimana
maksimal dan disukai para penggemar
berlangsung di dalam media. Ia melihat
manca negara. (10+Star
bahwa
edisi 9, 2013 :
proses
lebih
seorang
khalayak
pendekodean
melakukan
pendekodean terhadap pesan melalui tiga
143).
sudut pandang atau posisi, yaitu : dominan5.
Khalayak
hegemonis, ternegosiasi, dan opposisional
Khalayak
biasa
disebut
istilah
(Hall dalam West&Turner, 2008:73).
penerima, sasaran, pembaca, pendengar,
pemirsa,
audience,
decoder
atau
6.
Fenomenologi
Fenomenologi yang dikembangkan
komunikan. Khalayak adalah salah satu
aktor dari proses komunikasi. Karena itu
oleh
unsur khalayak tidak boleh diabaikan,
merupakan
sebab
fenomena dalam kemurniannya. Fenomena
berhasil
tidaknya
suatu
proses
Edmund
Hussel
metode
untuk
(1859-1938)
menjelaskan
6
adalah segala sesuatu yang dengan suatu
Hussel dan Martin Heidegger, merupakan
cara
metode untuk menjelaskan fenomena dalam
tertentu tampil
dalam kesadaran
manusia, baik berupa sesuatu sebagai hasil
kemurniannya
rekaan maupun berupa sesuatu yang nyata,
penggunaan bahasa dengan mengkonstruksi
yang berupa gagasan maupun berupa
pengalaman-pengalaman
kenyataan (Hussel dalam Basuki,2006:72).
penghuni PESMA terhadap tayangan K-
Salah satu cabang fenomenologi
adalah
fenomenologi
hermeneutik,
dihubungkan dengan Martin Heidegger
yang
diciptakan
oleh
mahasiswa
Pop kesukaannya secara deskriptif.
2. Tempat dan Waktu Penelitian
a.
Adapun tempat penelitian skripsi ini
yang menyatakan bahwa realitas sesuatu itu
adalah di PESMA Noer Muttaqien
tidak diketahui dengan analisis yang cermat
yang beralamat Jl. Gatak 1, Pabelan
atau
Kartosuro Sukoharjo
pengurangan,
melainkan
oleh
pengalaman alami yang diciptakan oleh
penggunaan
bahasa
dalam
b.
Waktu Penelitian
kehidupan
Sedangkan waktu yang diperlukan
sehari-hari. Sesuatu yang nyata adalah apa
dalam penyusunan skripsi ini dimulai
yang dialami melalui penggunaan bahasa
bulan Maret sampai Juni 2013
dalam konteksnya, dimana kata-kata dan
3.
bahasa, segala sesuatunya menjadi ada
(Littlejohn & Foss, 2009 : 59).
Sumber Data dan Teknik Pemilihan
Informan
a.
Sumber Data
1) Sumber Data Primer
C. Metode Penelitian
1.
Dalam hal ini melakukan observasi
Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan
adalah
deskriptif
kualitatif
dengan
pendekatan fenomenologi oleh Edmund
dan wawancara mendalam tekait bagaimana
mereka
menghadapi
terpaan
K-POP
terutama di PESMA yang mereka tinggali.
7
berubah sesuai situasi dan kondisi untuk
2) Sumber Data Sekunder
Adapun
sumber
data
sekunder
penelitian ini didapatkan melalui data yang
kebutuhan data penelitian
b.
Observasi
Selain
diambil dari pemilik PESMA mengenai
jumlah
penghuni
PESMA
dan
daftar
kepengurusan PESMA Noer Mutaqien.
Data tersebut digunakan untuk proses
informan
dilakukan
dengan teknik purposive sampling, yaitu
pemilihan
sample
karakteristik
berdasarkan
tertentu
peneliti melakukan observasi langsung di
PESMA. Obsevasi dilakukan selama dua
minggu, pada tanggal 6-19 Mei 2013.
dapat
Teknik Pemilihan Responden
Penarikan
yang
pada
dianggap
memiliki sangkut pautnya pada penelitian
Teknik Pengumpulan Data
a.
Wawancara
adalah
Noer Muttaqien.
pengumpulan
dan
datanya.
Teknik Analisis Data
Proses analisis data dimulai dengan :
sistematis
Akan
untuk
tetapi
pertanyaan wawancara bisa bertambah atau
Mengumpulkan data (Data colletion)
sebanyak-banyaknya.
diperoleh
wawancara
pedoman wawancara yang telah terstruktur
lengkap
rinci
dan perilaku Mahasiswa penghuni PESMA
dari
Data
hasil
tersebut
wawancara,
observasi, dan data tertulis.
mendalam, dimana peneliti menggunakan
secara
lebih
secara pasif yang berfokus pada kegiatan
a.
responden
secara
didalam PESMA. Pengamatan ini dilakukan
Wawancara yang dilakukan peneliti
kepada
menjelaskan
mengenai fenomena-fenomena yang terjadi
5.
(Ruslan, 2008 : 157).
4.
wawancara,
Tujuan dari observasi tersebut adalah agar
pengambilan sample responden.
b.
melakukan
b.
Langkah selanjutnya adalah mereduksi
atau merangkum seluruh data yang
tersedia dari berbagai sumber dan
memilih atau memfokuskan pada halhal yang pokok dan penting, dimana
8
data tersebut diperoleh dari berbagai
a.
Triangulasi Sumber
sumber seperti wawancara, pengalaman
lapangan, dokumen, foto. Mereduksi
beberapa sumber, dimana data-data dari
data dilakukan dengan cara membuat
berbeda sumber tersebut dideskripsikan,
abstraksi.
usaha
dikategorikan, mana pandangan yang sama,
membuat rangkuman yang inti, proses,
yang berbeda, dan mana spesifik dari tiga
dan pernyataan-pernyataan yang perlu
sumber data tersebut. Data yang telah
dijaga
dianalisis oleh peneliti menghasilkan suatu
Abstraksi
sehingga
yaitu
tetap
berada
di
Setelah
kesimpulan
mereduksi
data,
selanjutnya
dimintakan
langkah
kesepakatan (member chek) dengan tiga
selanjutnya adalah Penyajian Data
sumber data tersebut (Sugiyono, 2010 :
dengan menyusunnya dalam satua-
274).
semakin mudah dipahami.
Tahap
akhir
kevalidan
6.
berarti
mengecek data yang diperoleh melalui
satuan dan dikategorisasikan, agar data
d.
sumber
yang sudah di tuliskan dalam catatan
dalamnya.
c.
Triangulasi
adalah
data
dan
Peneliti
triangulasi
memilih
sumber
menggunakan
dimana
triangulasi
pemeriksaan
sumber dilakukan dengan cara melakukan
penarikan
member check dengan pihak-pihak yang
kesimpulan (Sugiyono, 2010 : 244).
terkait dengan penelitian ini adalah pemilik
Validitas Data
PESMA, pengurus lama PESMA, dan
Dalam penelitian ini digunakan
beberapa orang alumni PESMA Noer
triangulasi sumber dan triangulasi metode.
Muttaqien. Dalam penelitian ini, validitas
Adapun maksud dari kedua triangulasi
data diperoleh dengan mengumpulkan data
tersebut adalah :
sejenis dan membandingkan dengan sumber
data
yang
berbeda
permasalahan yang sama.
dengan
suatu
9
b.
Triangulasi Metode
mendasar di mana sulit sekali ditemukan
Triangulasi metode berarti menguji
orisinalitas atau otentisitas dalam gaya. Di
kredibilitas data dengan cara mengecek data
sini lagu pop cenderung memiliki gaya
kepada sumber yang sama dengan teknik
penampilan dan suara yang terdengar sama.
yang berbeda, misalnya data diperoleh
Sementara individualisme semu mengacu
dengan wawancara, lalu dicek dengan
pada perbedaan-perbedaan yang sifatnya
menggunakan observasi, dokumentasi atau
hanya
kuesioner (Sugiyono, 2010 : 274).
populer K-Pop memang luar biasa dalam
Triangulasi
metode
kebetulan.
Munculnya
budaya
dilakukan
memberi pengaruh pada perkembangan
dengan cara mengecek data kepada sumber
musik di tanah air. Meski menuai pro dan
yang sama dengan teknik yang berbeda,
kontra, tak sedikit penyanyi atau kelompok
misalnya data hasil penelitian diperoleh
musik Indonesia menuai sukses dengan
dengan wawancara terhadap responden
meniru cara menyanyi dan penampilan
mahasiswa penghuni PESMA, lalu dicek
layaknya boyband atau girlband Korea,
kembali dengan menggunakan observasi.
sebut saja Sm*sh, 7 Icon, Max 5, Cherry
Belle atau Hitz. (Mee Hyunn, 2007 : 105).
D. Hasil Penelitian
Masuknya budaya K-Pop dilingkungan
Kehadiran para musisi Korea sedikit
banyak
mempengarui
standar
selera
PESMA dan menerpa mahasiswa penghuni
PESMA,
membuat
mahasiswa
sangat
penggemar musik di Indonesia. Menurut
menggemari budaya K-Pop tersebut bahkan
Aldorno musik pop yang lahir dari rahim
fanatik pada K-Pop diantaranya adalah
industri
mengkonsumsi
budaya
didominasi
oleh
standarisasi
dan
Standardisasi
besar
dua
kemungkinan
proses,
yaitu
individualisme
semu.
merujuk
pada
kemiripan
tayangan K-Pop antara
enam sampai sembilan jam perhari, sangat
banyak
mengkoleksi
tayangan
K-Pop
seperti musik maupun variety show group-
10
group K-Pop baik berupa CD, file, maupun
walau budaya
K-Pop
tersebut
sedikit
majalah K-Pop dan gambar-gambar K-Pop,
banyak bertentangan dengan budaya Islam
selain itu mahasiswa penghuni PESMA
atau ajaran Islam pada khususnya.
juga lebih sering menceritakan tayangan K-
Adapun fenomena-fenomena baru dan
Pop yang kemudian memberikan perubahan
berbeda yang terjadi pada diri mahasiswa
fenomena-fenomena baru dan berbeda bagi
penghuni PESMA Noer Muttaqien antara
mahasiswa
lain,
penghuni
PESMA
maupun
lingkungan PESMA.
sangat
menyukai
disampaikan
Hal tersebut membuktikan bahwa
mahasiswa
penghuni
Muttaqien
dalam
menyukai
yang
tayangan
K-Pop,
bahasa
Korea
Noer
sebagaimana bahasa yang digunakan oleh
proses
personil K-Pop, menyukai makanan Korea
pengkodean pesan yang disampaikan oleh
yang dahulunya mereka tidak mengenal
tayangan K-Pop, sudah berada pada taraf
makanan tersebut, menyukai Negara Korea,
atau posisi dominan-hegemonis, dimana
menyukai musik Korea yang notabene
pesan-pesan
pada
musik-musik tersebut merupakan budaya
tayangan K-Pop dilakukan dengan persuasi
baru yang masuk di Indonesia serta terjadi
yang sangat halus, baik dari pemilihan kata,
fenomena-fenomena
penyajian
fenomena
personil/artis
yang
gambar,
dalam
PESMA
misalnya
oleh
sesuatu
melakukan
disampaikan
dan
pemilihan
sebuah
tayangan
tersebut, sehingga mahasiswa penghuni
tersebut
yang
lain
sedikit
dimana
banyak
bertentangan dengan ajaran agama Islam
pada khususnya.
PESMA mudah tertarik oleh tayangan
tersebut, atau dengan kata lain mahasiswa
E. Simpulan
menyetujui dan menerima langsung apa
1. Kesimpulan
saja termasuk ideologi yang disajikan oleh
tayangan K-Pop, tanpa adanya penolakan,
Kesimpulan yang dapat ditarik dari
penelitian ini bahwa, dengan fanatiknya
mahasiswa penghuni PESMA tehadap K-
11
Pop, telah memberi perubahan ke arah
sebuah
negatif bagi mahasiswa penghuni PESMA
memutuskan
maupun
dimana
tindakan terhadap pemenuhan media. Saat
yang
ini masyarakat ataupun mahasiswa dituntut
notabene hidupnya sudah terarah dan
untuk aktif dalam memilih media yang akan
memiliki pengetahuan luas tentang ajaran
digunakan sesuai keperluan masing-masing
agama
khalayak.
lingkungan
mahasiswa
penghuni
Islam,
menghadapi
PESMA,
PESMA
belum
terpaan
cukup
atau
suatu
Hal
landasan
tindakan,
tersebut
dalam
termasuk
terjadi
karena
khususnya
banyak sekali tayangan-tayangan di media
tayangan K-Pop tanpa adanya pemahaman
yang tidak sesuai dengan norma bangsa
dan realisasi sepenuhnya tentang ajaran
Indonesia terutama tidak sesuai dengan
Islam yang mereka ketahui dan pelajari
ajaran
serta tanpa adanya sadar media dan
sehingga dapat memberi penggaruh ataupun
pemahaman
perubahan
terhadap
media
untuk
dasar
isi
media
oleh
agama
Islam
negatif
pada
khususnya
ketika
khalayak
mahasiswa penghuni PESMA. Apabila
mengalami terpaan media yang tidak sesuai
dikaitkan
dengan
dengan norma dan ajaran Islam.
mahasiswa
penghuni
studi
khalayak,
PESMA
dalam
Mahasiswa
Noer
Muttaqien
mengkonsumsi tayangan K-Pop sudah pada
sebaiknnya harus lebih selektif dalam
taraf dominan hegemonis.
memilih
2. Saran
sehingga tidak menimbulkan perubahan
Sebagai mahasiswa terpelajar dan
saat ini tinggal di Pesantren mahasiswa
yang notabene hidupnya penuh dengan
ajaran agama Islam, tentunya memiliki nilai
lebih dalam hal hidup dengan baik dan
benar sesuai syari’at Islam. Sehingga hal
tersebut seharusnya juga dapat dijadikan
tayangan-tayangan
di
media,
negatif bagi mahasiswa penghuni PESMA
maupun
lingkungan
mereka tinggal saat ini.
PESMA
dimana
12
F. Persantunan
Dalam proses penyusunan skripsi
ini, penulis banyak sekali mengalami
kesulitan. Namun atas bantuan dari bapak
dan Ibu pembimbing, akhirnya skripsi ini
dapat penulis selesaikan. Oleh karena itu
penulis ingin menyampaikan rasa hormat
dan mengucapkan rasa terima kasih kepada
Bapak Fajar Junaedi dan Ibu Rinasari
Kusuma selaku pembimbing
yang selalu
memberikan pengarahan dan bimbingan
sehingga skripsi ini selesai.
13
Daftar Pustaka
Buku
Rakhmat, Jalaludin, 1998. Metode
Penelitian Komunikasi. Bandung :
PT. Remaja Karya
Basuki, Heru. 2006. Penelitian Kualitatif
untuk Ilmu-Ilmu Kemanusiaan
dan Budaya. Jakarta
Rakhmat, Jalaludin. 1998. Phsikologi
Komunikasi,
cetakan
ke-12.
Bandung : Remaja Rosdakarya
Cangara, Hafied. 2006. Pengantar Ilmu
Komunikasi. Jakarta : Rajawali
Press
Rakhmat, Jalaludin, 2001. Metode
Penelitian Komunikasi. Bandung :
PT. Remaja Rosdakarya
Devito, Joseph A. 1997. Komunikasi Antar
Manusia. Jakarta : Profesional
books
Littlejohn, Stephen W. 1995. Theories Of
Human Communication. United
State of America : Wadsworth
Publishing Company
Littlejohn, Stephen W dan Karena A. Foss.
2009. Theories Of Human
Communication.
Jakarta
:
Salemba Humanika
McQuail, Denis. 1989. Teori Komunikasi
Massa.
Jakarta:
Salemba
Humanika
Mee Hyun, Kim. 2007. Korean Cinema;
from Origin to Renaissance.
Seoul: Communication Books
Moleong, Lexy. 2004. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung :
Remaja Rosdakarya
Moleong, lexy. 2006. Metode Penelitian
Kualitatif : Edisi revisi. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya
Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi
Suatu Pengantar. Bandung :
Remaja Rosda Karya
Nurudin. 2009. Pengantar Komunikasi
Massa. Jakarta : Rajawali Press
Ruslan,
Rosady. 2008. Metodologi
Penelitian Public Relations dan
Komunikasi. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada
Storey, John. 2006. Cultural Studies dan
Kajian Budaya Pop. Jogjakarta :
Jalasutra
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R & D.
Bandung : Alfabeta
Sukmadinata, 2006. Metode Penelitian
Kualitatif. Bandung : Graha
Aksara
The Korean Herald (Edit), 2008. Insight
into Korea; Korean Wave. Paju:
Jimoondang
West, Richard & Liynn H. Turner. 2008.
Pengantar Teori Komunikasi
Analisis dan Aplikasi. Jakarta :
Salemba Humanika
Media Massa
Arianti,
Dewi. 2013. Perkembangan
Hallyu Kini dan Sekarang. Dalam
Majalah 10+Star. Edisi 9. Hal :
139-141. Jumat, 5 April 2013.
Baskoro, Edi. 2012. K-Pop in the World.
Dalam Majalah K-Star Korea
People and Culture. Edisi Januari
2012. Hal : 65-71. Sabtu, 6
Januari 2012
14
Afriyani, Rieke. 2012. Hallyu Merasuki
Indonesia.
Dalam
Majalah
Marketing. Edisi Juli 2012. Hal :
07-09. Senin, 2 Juli 2012.
Internet
Ela,Santi. 2012. Asian Fans Club.
http://asfansclub.com/2012/04/sej
arah-asian-entertainmentdi.html,diakses tanggal 25 Maret
2013 Pukul 14.00 WIB
Download