NASKAH PUBLIKASI FENOMENA BUDAYA POP KOREA DI KALANGAN MAHASISWA PENGHUNI PESANTREN MAHASISWA (PESMA) NOER MUTTAQIEN, PABELAN KARTASURA (Analisis Fenomenologi tentang Budaya Pop Korea di Kalangan Mahasiswa Penghuni PESMA Noer Muttaqien) Karya Ilmiah Diajukan Sebagai Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Disusun oleh : FITRIA RAMADHANI L100090167 PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013 1 FENOMENA BUDAYA K-POP DI KALANGAN MAHASISWA PENGHUNI PESANTREN MAHASISWA (PESMA) NOER MUTTAQIEN (Analisis Fenomenologi tentang Budaya Pop Korea di Kalangan Mahasiswa Penghuni PESMA Noer Muttaqien) Fitria Ramadhani ([email protected]) L100090167 Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi Dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta 2013 Abstrak Masuknya budaya baru Korea Pop di Indonesia diterima secara terbuka oleh kaum remaja Indonesia, bahkan Budaya K-Pop sangat digemari oleh mahasiswa penghuni PESMA Noer Muttaqien dimana hidup mereka penuh dengan ajaran Islam dengan didukung adanya kegiatan-kegiatan Islami yang diselenggarakan oleh PESMA. Untuk menganalisisnya digunakan analisis deskriptif kualitatif dengan pendekatan fenomenologi oleh Edmund Hussel dan Martin Heidegger, merupakan metode untuk menjelaskan fenomena dalam kemurniannya yang diciptakan oleh penggunaan bahasa dengan mengkonstruksi pengalaman-pengalaman mahasiswa penghuni PESMA terhadap tayangan K-Pop kesukaannya secara deskriptif. Adanya tayangan K-Pop yang masuk dilingkungan PESMA,sangat digemari oleh mahasiswa penghuni PESMA bahkan sangat fanatik terhadap tayangan K-Pop tersebut dimana hal tersebut membuat adanya perubahan negatif baik terhadap diri mahasiswa penghuni PESMA maupun lingkungan PESMA yang tidak mencerminkan nilai-nilai keIslaman lagi akan tetapi lebih dominan pada nilai-nilai ideologi budaya K-Pop. Hal tersebut jika dikaitkan dalam studi khalayak, sudah menempati salah satu posisi dalam pengkodean pesan yang disampaikan oleh tayangan K-Pop, yaitu posisi dominan hegemonis dimana mahasiswa menyetujui dan menerima langsung apa saja termasuk ideologi yang disajikan oleh tayangan K-Pop, tanpa adanya penolakan, walau budaya KPop tersebut sedikit banyak bertentangan dengan budaya Islam atau ajaran Islam pada khususnya. Kata Kunci Dominan Hegemonis, Budaya K-Pop, mahasiswa, PESMA Noer Muttaqien 2 A. PENDAHULUAN aslinya, dibarengi dengan berkembangnya 1. budaya pop Korea di Indonesia yang Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini, semakin membuat segalanya menjadi transparan. Dengan negara, menipisnya keterbatasan antar membuat budaya-budaya dari diterima baik dan disukai oleh remaja Indonesia kebanyakan. Adanya perkembangan budaya pop Korea yang sangat pesat di Indonesia berbagai negara dapat masuk dengan membuat mudah di tengah masyarakat saat ini. Selain banyak yang terhipnotis dengan budaya pop hal tersebut, masyarakat saat ini adalah Korea tersebut, tidak terkecuali mahasiswa masyarakat yang bisa dibilang sebagai yang tinggal di Pesantren Mahasiswa yang masyarakat aktif, dimana masyarakat sudah notabene hidup mereka lebih ditekankan mulai memilih dan selektif ketika ingin untuk mendalami agama serta hidup sesuai mengkonsumsi mereka dengan syari’at Islam yang ajarannya jauh butuhkan, termasuk dalam mengkonsumsi dari budaya pop Korea yang sedang tayangan-tayangan maupun budaya baru berkembang saat ini. Sebagai mahasiswa yang sebelumnya belum pernah mereka pemeluk agama Islam dengan budayanya lihat maupun dengar. yang sangat berbeda dengan budaya pop sesuatu yang khalayak khususnya remaja Hal yang paling disayangkan adalah, Korea, menjadi kajian khusus peneliti masyarakat sekarang lebih condong dan dalam meneliti studi khalayak mengenai menyukai budaya baru yang bukan budaya bagaimana asli negara dimana mereka tinggal. Dimana tinggal di PESMA, dalam menghadapi mereka menganggap budaya baru tersebut terpaan budaya K-Pop ditengah kehidupan lebih bagus, hebat, maupun keren. mereka yang penuh dengan aturan Islam. Hal tersebut sejalan ketika masyarakat mulai meninggalkan budaya fenomena mahasiswa yang 3 2. Tujuan Penelitian identifikasinya ditentukan oleh ciri khas a. Mengetahui fenomena Budaya Pop institusionalnya Korea di kalangan mahasiswa penghuni tujuan, PESMA Noer Muttaqien sebenarnya (McQuail, 1989 : 7). b. Mendeskripsikan fenomena Budaya yaitu organisasi gabungan dan Pengertian kegiatan komunikasi antara yang massa Pop Korea di kalangan mahasiswa terutama dipengaruhi oleh kemampuan penghuni PESMA Noer Muttaqien media massa untuk membuat produksi massal dan untuk menjangkau khalayak B. Tinjauan Pustaka dalam 1. 1989:31). Pengertian Komunikasi jumlah yang besar (McQuail, Definisi dari komunikasi adalah pertukaran sebuah pemikiran atau gagasan 3. melalui sebuah sistem (misalnya telepon atau telegraf) informasi dan untuk perintah Budaya Populer Stuart Hall menggambarkan budaya menyampaikan pop sebagai yang konsesnsus dan resistensi. Budaya pop bersifat berikut tempat : Sebuah membatasi. Definisi lain dari komunikasi merupakan adalah pengiriman pesan dari komunikator muncul, dan wilayah di mana hegemoni kepada komunikan dengan tujuan tertentu berlangsung. untuk mempengaruhi perilaku komunikan sosialisme, sebuah kultur sosialis-yang (Littlejohn,2009 : 4). telah terbentuk sepenuhnya-dapat sungguh- Ia dimana arena bukan ranah hegemoni dimana sungguh “diperlihatkan”. Namun, ia adalah 2. Komunikasi Massa Komunikasi massa merupakan salah salah satu tempat dimana sosialisme boleh jadi diberi legalitas. Itulah mengapa satu proses komunikasi yang berlangsung “budaya pop” menjadi sesuatu yang penting pada peringkat masyarakat luas, yang (Hall dalam Storey, 2006: 3). 4 4. Korean Pop andil dalam perkembangan Hallyu terus a. Pengertian Korean Pop berusaha mengembangkan sumber daya Korean Pop atau biasa disebut K- manusia yang ada, serta mencari jalur untuk Pop (Musik Pop Korea), merupakan jenis mengekspor industri kebudayaan ini ke luar musik populer yang berasal dari Korea negeri. Selatan dimana K-Pop pertama kali muncul Semakin mudahnya Tahun 1930 akibat masuknya musik pop menggenggam Jepang yang memengaruhi unsur-unsur hallyu yang sejak awal berkembang karena musik K-Pop adanya internetpun, akan terus tumbuh dan dapat meluas, baik di dalam negeri ataupun di pop merupakan di Korea. bagian Musik yang tidak dunia orang-orang negara-negara Wave atau Hallyu) di berbagai belahan berkembang luas berkat teknologi, dan dunia. Banyak artis ataupun kelompok pecinta K-Pop pun mulai tertarik dengan musik K-Pop yang saat ini sudah terkenal berbagai hal yang berbau Korea, mulai dari baik dalam negeri ataupun di mancanegara makanan, kosmetik, gadget, bahasa, bahkan (10+Star edisi 9, 2013 : 141). ingin berkunjung ke Korea. Hal tersebut b. Perkembangan Hallyu di Indonesia membuktikan bahwa Korean wave telah mendapat dukungan penuh dari pemerintahan Korea Selatan, selain itu dengan berkembangnya K-Pop internet, dipisahkan dari Demam Korea (Korean Hallyu semakin berkembang karena lain. melalui dapat mempengaruhi interaksi antara Indonesia dan Korea Selatan. Di Tahun 2012 Indonesia seakan agensi-agensi dibombardir oleh banyaknya artis dan idol entertainment serta dukungan dari badan yang datang, baik untuk mengadakan telekomunikasi, Hallyu konser, showcase, ataupun tamu di acara semakin luas. Seakan tidak ingin menyia- kenegaraan. Misalnya Suju, Bigbang, Kim penyebaran nyiakan moment, berbagai pihak yang ikut 5 jun su, dan masih banyak lagi idol yang komunikasi datang menemui para fansnya di Indonesia. khalayak. Suatu kegiatan komunikasi yang dibaikot Masyarakat Indonesia sangat oleh ditentukan khalayak sudah oleh pasti menyukai komunikasi itu akan gagal dalam mencapai idola-idola dari Korea Selatan, karena tujuannya (Cangara, 2006 : 135). agensi-agensi entertainment di Korea Ketika khalayak menerima pesan Selatan memberikan persiapan yang matang dari orang lain, khalayak mendekodekan kepada para idola, agar dapat menyuguhkan pesan-pesan tersebut berdasarkan persepsi, penampilan yang sangat baik, dan sangat pemikiran, dan pengalaman masa lalunya, memuaskan pendengar. Bukan hanya tarik dan khalayak akan menginterpretasikan suara, para idol disana juga harus berlatih suatu pesan begitu mereka menerimanya dance, membentuk look yang menarik (West & Turner, 2008 : 73). dengan diet ketat. Para idol juga belajar bagaimana berbicara didepan Hall kamera. menjelaskan lanjut Sehingga penampilan para idol dapat bagaimana maksimal dan disukai para penggemar berlangsung di dalam media. Ia melihat manca negara. (10+Star bahwa edisi 9, 2013 : proses lebih seorang khalayak pendekodean melakukan pendekodean terhadap pesan melalui tiga 143). sudut pandang atau posisi, yaitu : dominan5. Khalayak hegemonis, ternegosiasi, dan opposisional Khalayak biasa disebut istilah (Hall dalam West&Turner, 2008:73). penerima, sasaran, pembaca, pendengar, pemirsa, audience, decoder atau 6. Fenomenologi Fenomenologi yang dikembangkan komunikan. Khalayak adalah salah satu aktor dari proses komunikasi. Karena itu oleh unsur khalayak tidak boleh diabaikan, merupakan sebab fenomena dalam kemurniannya. Fenomena berhasil tidaknya suatu proses Edmund Hussel metode untuk (1859-1938) menjelaskan 6 adalah segala sesuatu yang dengan suatu Hussel dan Martin Heidegger, merupakan cara metode untuk menjelaskan fenomena dalam tertentu tampil dalam kesadaran manusia, baik berupa sesuatu sebagai hasil kemurniannya rekaan maupun berupa sesuatu yang nyata, penggunaan bahasa dengan mengkonstruksi yang berupa gagasan maupun berupa pengalaman-pengalaman kenyataan (Hussel dalam Basuki,2006:72). penghuni PESMA terhadap tayangan K- Salah satu cabang fenomenologi adalah fenomenologi hermeneutik, dihubungkan dengan Martin Heidegger yang diciptakan oleh mahasiswa Pop kesukaannya secara deskriptif. 2. Tempat dan Waktu Penelitian a. Adapun tempat penelitian skripsi ini yang menyatakan bahwa realitas sesuatu itu adalah di PESMA Noer Muttaqien tidak diketahui dengan analisis yang cermat yang beralamat Jl. Gatak 1, Pabelan atau Kartosuro Sukoharjo pengurangan, melainkan oleh pengalaman alami yang diciptakan oleh penggunaan bahasa dalam b. Waktu Penelitian kehidupan Sedangkan waktu yang diperlukan sehari-hari. Sesuatu yang nyata adalah apa dalam penyusunan skripsi ini dimulai yang dialami melalui penggunaan bahasa bulan Maret sampai Juni 2013 dalam konteksnya, dimana kata-kata dan 3. bahasa, segala sesuatunya menjadi ada (Littlejohn & Foss, 2009 : 59). Sumber Data dan Teknik Pemilihan Informan a. Sumber Data 1) Sumber Data Primer C. Metode Penelitian 1. Dalam hal ini melakukan observasi Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan fenomenologi oleh Edmund dan wawancara mendalam tekait bagaimana mereka menghadapi terpaan K-POP terutama di PESMA yang mereka tinggali. 7 berubah sesuai situasi dan kondisi untuk 2) Sumber Data Sekunder Adapun sumber data sekunder penelitian ini didapatkan melalui data yang kebutuhan data penelitian b. Observasi Selain diambil dari pemilik PESMA mengenai jumlah penghuni PESMA dan daftar kepengurusan PESMA Noer Mutaqien. Data tersebut digunakan untuk proses informan dilakukan dengan teknik purposive sampling, yaitu pemilihan sample karakteristik berdasarkan tertentu peneliti melakukan observasi langsung di PESMA. Obsevasi dilakukan selama dua minggu, pada tanggal 6-19 Mei 2013. dapat Teknik Pemilihan Responden Penarikan yang pada dianggap memiliki sangkut pautnya pada penelitian Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara adalah Noer Muttaqien. pengumpulan dan datanya. Teknik Analisis Data Proses analisis data dimulai dengan : sistematis Akan untuk tetapi pertanyaan wawancara bisa bertambah atau Mengumpulkan data (Data colletion) sebanyak-banyaknya. diperoleh wawancara pedoman wawancara yang telah terstruktur lengkap rinci dan perilaku Mahasiswa penghuni PESMA dari Data hasil tersebut wawancara, observasi, dan data tertulis. mendalam, dimana peneliti menggunakan secara lebih secara pasif yang berfokus pada kegiatan a. responden secara didalam PESMA. Pengamatan ini dilakukan Wawancara yang dilakukan peneliti kepada menjelaskan mengenai fenomena-fenomena yang terjadi 5. (Ruslan, 2008 : 157). 4. wawancara, Tujuan dari observasi tersebut adalah agar pengambilan sample responden. b. melakukan b. Langkah selanjutnya adalah mereduksi atau merangkum seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber dan memilih atau memfokuskan pada halhal yang pokok dan penting, dimana 8 data tersebut diperoleh dari berbagai a. Triangulasi Sumber sumber seperti wawancara, pengalaman lapangan, dokumen, foto. Mereduksi beberapa sumber, dimana data-data dari data dilakukan dengan cara membuat berbeda sumber tersebut dideskripsikan, abstraksi. usaha dikategorikan, mana pandangan yang sama, membuat rangkuman yang inti, proses, yang berbeda, dan mana spesifik dari tiga dan pernyataan-pernyataan yang perlu sumber data tersebut. Data yang telah dijaga dianalisis oleh peneliti menghasilkan suatu Abstraksi sehingga yaitu tetap berada di Setelah kesimpulan mereduksi data, selanjutnya dimintakan langkah kesepakatan (member chek) dengan tiga selanjutnya adalah Penyajian Data sumber data tersebut (Sugiyono, 2010 : dengan menyusunnya dalam satua- 274). semakin mudah dipahami. Tahap akhir kevalidan 6. berarti mengecek data yang diperoleh melalui satuan dan dikategorisasikan, agar data d. sumber yang sudah di tuliskan dalam catatan dalamnya. c. Triangulasi adalah data dan Peneliti triangulasi memilih sumber menggunakan dimana triangulasi pemeriksaan sumber dilakukan dengan cara melakukan penarikan member check dengan pihak-pihak yang kesimpulan (Sugiyono, 2010 : 244). terkait dengan penelitian ini adalah pemilik Validitas Data PESMA, pengurus lama PESMA, dan Dalam penelitian ini digunakan beberapa orang alumni PESMA Noer triangulasi sumber dan triangulasi metode. Muttaqien. Dalam penelitian ini, validitas Adapun maksud dari kedua triangulasi data diperoleh dengan mengumpulkan data tersebut adalah : sejenis dan membandingkan dengan sumber data yang berbeda permasalahan yang sama. dengan suatu 9 b. Triangulasi Metode mendasar di mana sulit sekali ditemukan Triangulasi metode berarti menguji orisinalitas atau otentisitas dalam gaya. Di kredibilitas data dengan cara mengecek data sini lagu pop cenderung memiliki gaya kepada sumber yang sama dengan teknik penampilan dan suara yang terdengar sama. yang berbeda, misalnya data diperoleh Sementara individualisme semu mengacu dengan wawancara, lalu dicek dengan pada perbedaan-perbedaan yang sifatnya menggunakan observasi, dokumentasi atau hanya kuesioner (Sugiyono, 2010 : 274). populer K-Pop memang luar biasa dalam Triangulasi metode kebetulan. Munculnya budaya dilakukan memberi pengaruh pada perkembangan dengan cara mengecek data kepada sumber musik di tanah air. Meski menuai pro dan yang sama dengan teknik yang berbeda, kontra, tak sedikit penyanyi atau kelompok misalnya data hasil penelitian diperoleh musik Indonesia menuai sukses dengan dengan wawancara terhadap responden meniru cara menyanyi dan penampilan mahasiswa penghuni PESMA, lalu dicek layaknya boyband atau girlband Korea, kembali dengan menggunakan observasi. sebut saja Sm*sh, 7 Icon, Max 5, Cherry Belle atau Hitz. (Mee Hyunn, 2007 : 105). D. Hasil Penelitian Masuknya budaya K-Pop dilingkungan Kehadiran para musisi Korea sedikit banyak mempengarui standar selera PESMA dan menerpa mahasiswa penghuni PESMA, membuat mahasiswa sangat penggemar musik di Indonesia. Menurut menggemari budaya K-Pop tersebut bahkan Aldorno musik pop yang lahir dari rahim fanatik pada K-Pop diantaranya adalah industri mengkonsumsi budaya didominasi oleh standarisasi dan Standardisasi besar dua kemungkinan proses, yaitu individualisme semu. merujuk pada kemiripan tayangan K-Pop antara enam sampai sembilan jam perhari, sangat banyak mengkoleksi tayangan K-Pop seperti musik maupun variety show group- 10 group K-Pop baik berupa CD, file, maupun walau budaya K-Pop tersebut sedikit majalah K-Pop dan gambar-gambar K-Pop, banyak bertentangan dengan budaya Islam selain itu mahasiswa penghuni PESMA atau ajaran Islam pada khususnya. juga lebih sering menceritakan tayangan K- Adapun fenomena-fenomena baru dan Pop yang kemudian memberikan perubahan berbeda yang terjadi pada diri mahasiswa fenomena-fenomena baru dan berbeda bagi penghuni PESMA Noer Muttaqien antara mahasiswa lain, penghuni PESMA maupun lingkungan PESMA. sangat menyukai disampaikan Hal tersebut membuktikan bahwa mahasiswa penghuni Muttaqien dalam menyukai yang tayangan K-Pop, bahasa Korea Noer sebagaimana bahasa yang digunakan oleh proses personil K-Pop, menyukai makanan Korea pengkodean pesan yang disampaikan oleh yang dahulunya mereka tidak mengenal tayangan K-Pop, sudah berada pada taraf makanan tersebut, menyukai Negara Korea, atau posisi dominan-hegemonis, dimana menyukai musik Korea yang notabene pesan-pesan pada musik-musik tersebut merupakan budaya tayangan K-Pop dilakukan dengan persuasi baru yang masuk di Indonesia serta terjadi yang sangat halus, baik dari pemilihan kata, fenomena-fenomena penyajian fenomena personil/artis yang gambar, dalam PESMA misalnya oleh sesuatu melakukan disampaikan dan pemilihan sebuah tayangan tersebut, sehingga mahasiswa penghuni tersebut yang lain sedikit dimana banyak bertentangan dengan ajaran agama Islam pada khususnya. PESMA mudah tertarik oleh tayangan tersebut, atau dengan kata lain mahasiswa E. Simpulan menyetujui dan menerima langsung apa 1. Kesimpulan saja termasuk ideologi yang disajikan oleh tayangan K-Pop, tanpa adanya penolakan, Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini bahwa, dengan fanatiknya mahasiswa penghuni PESMA tehadap K- 11 Pop, telah memberi perubahan ke arah sebuah negatif bagi mahasiswa penghuni PESMA memutuskan maupun dimana tindakan terhadap pemenuhan media. Saat yang ini masyarakat ataupun mahasiswa dituntut notabene hidupnya sudah terarah dan untuk aktif dalam memilih media yang akan memiliki pengetahuan luas tentang ajaran digunakan sesuai keperluan masing-masing agama khalayak. lingkungan mahasiswa penghuni Islam, menghadapi PESMA, PESMA belum terpaan cukup atau suatu Hal landasan tindakan, tersebut dalam termasuk terjadi karena khususnya banyak sekali tayangan-tayangan di media tayangan K-Pop tanpa adanya pemahaman yang tidak sesuai dengan norma bangsa dan realisasi sepenuhnya tentang ajaran Indonesia terutama tidak sesuai dengan Islam yang mereka ketahui dan pelajari ajaran serta tanpa adanya sadar media dan sehingga dapat memberi penggaruh ataupun pemahaman perubahan terhadap media untuk dasar isi media oleh agama Islam negatif pada khususnya ketika khalayak mahasiswa penghuni PESMA. Apabila mengalami terpaan media yang tidak sesuai dikaitkan dengan dengan norma dan ajaran Islam. mahasiswa penghuni studi khalayak, PESMA dalam Mahasiswa Noer Muttaqien mengkonsumsi tayangan K-Pop sudah pada sebaiknnya harus lebih selektif dalam taraf dominan hegemonis. memilih 2. Saran sehingga tidak menimbulkan perubahan Sebagai mahasiswa terpelajar dan saat ini tinggal di Pesantren mahasiswa yang notabene hidupnya penuh dengan ajaran agama Islam, tentunya memiliki nilai lebih dalam hal hidup dengan baik dan benar sesuai syari’at Islam. Sehingga hal tersebut seharusnya juga dapat dijadikan tayangan-tayangan di media, negatif bagi mahasiswa penghuni PESMA maupun lingkungan mereka tinggal saat ini. PESMA dimana 12 F. Persantunan Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak sekali mengalami kesulitan. Namun atas bantuan dari bapak dan Ibu pembimbing, akhirnya skripsi ini dapat penulis selesaikan. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan mengucapkan rasa terima kasih kepada Bapak Fajar Junaedi dan Ibu Rinasari Kusuma selaku pembimbing yang selalu memberikan pengarahan dan bimbingan sehingga skripsi ini selesai. 13 Daftar Pustaka Buku Rakhmat, Jalaludin, 1998. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Karya Basuki, Heru. 2006. Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Kemanusiaan dan Budaya. Jakarta Rakhmat, Jalaludin. 1998. Phsikologi Komunikasi, cetakan ke-12. Bandung : Remaja Rosdakarya Cangara, Hafied. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : Rajawali Press Rakhmat, Jalaludin, 2001. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Devito, Joseph A. 1997. Komunikasi Antar Manusia. Jakarta : Profesional books Littlejohn, Stephen W. 1995. Theories Of Human Communication. United State of America : Wadsworth Publishing Company Littlejohn, Stephen W dan Karena A. Foss. 2009. Theories Of Human Communication. Jakarta : Salemba Humanika McQuail, Denis. 1989. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Salemba Humanika Mee Hyun, Kim. 2007. Korean Cinema; from Origin to Renaissance. Seoul: Communication Books Moleong, Lexy. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya Moleong, lexy. 2006. Metode Penelitian Kualitatif : Edisi revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : Remaja Rosda Karya Nurudin. 2009. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta : Rajawali Press Ruslan, Rosady. 2008. Metodologi Penelitian Public Relations dan Komunikasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada Storey, John. 2006. Cultural Studies dan Kajian Budaya Pop. Jogjakarta : Jalasutra Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta Sukmadinata, 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Graha Aksara The Korean Herald (Edit), 2008. Insight into Korea; Korean Wave. Paju: Jimoondang West, Richard & Liynn H. Turner. 2008. Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi. Jakarta : Salemba Humanika Media Massa Arianti, Dewi. 2013. Perkembangan Hallyu Kini dan Sekarang. Dalam Majalah 10+Star. Edisi 9. Hal : 139-141. Jumat, 5 April 2013. Baskoro, Edi. 2012. K-Pop in the World. Dalam Majalah K-Star Korea People and Culture. Edisi Januari 2012. Hal : 65-71. Sabtu, 6 Januari 2012 14 Afriyani, Rieke. 2012. Hallyu Merasuki Indonesia. Dalam Majalah Marketing. Edisi Juli 2012. Hal : 07-09. Senin, 2 Juli 2012. Internet Ela,Santi. 2012. Asian Fans Club. http://asfansclub.com/2012/04/sej arah-asian-entertainmentdi.html,diakses tanggal 25 Maret 2013 Pukul 14.00 WIB