DIKTAT KULIAH “Manajemen Keuangan Internasional” Disusun Oleh : Heru Purnomo, SE, MM FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA 2002 Manajemen Keuangan Internasional Halaman 1 DAFTAR ISI SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) Halaman 1 PERTEMUAN KE-1 ( Ruang Lingkup Manajemen Keuangan Internasional ) 1. 2. 3. 4. 5. 6. Definisi Manajemen Keuangan Internasional …………………………………. Pengertian, Alasan Muncul dan Evolusi Perusahaan Multinasional …………… Proses Ekspansi Luar Negeri …………………………………………………… Karakteristik Perusahaan Multinasional ……………………………………….. Fungsi Manajemen Keuangan dalam Perusahaan Multinasional ………………. Faktor-faktor yang mempengaruhi Keunggulan Perusahaan Multinasional ……. 4 4 5 6 8 10 PERTEMUAN KE-2 & 3 ( Bursa Valuta Asing ) 1. 2. 3. 4. 5. 6. Definisi Valuta Asing …………………………………………………………… Mekanisme Bursa Valuta Asing ………………………………………………… Spot Rate dan Market …………………………………………………………… Forward Rate dan Market ………………………………………………………. Currency Future Market dan Option Market …………………………………… Eurocurrency Market ……………………………………………………………. 12 13 16 17 18 21 PERTEMUAN KE-4 & 5 ( Sistem Penentuan Kurs Valuta Asing ) 1. Jenis Sistem Penentuan Kurs Valuta Asing ………………………………….….. 2. Faktor yang mempengaruhi Kurs Valuta Asing …………………………………. 23 25 PERTEMUAN KE-6 & 7 ( Hubungan Kurs Valuta Asing dengan Inflasi & Tingkat Bunga ). 1. 2. 3. 4. Interest Rate Parity Theory ………………………………………………………. 31 Purchasing Power Parity Theory …………………………………………………. 33 International Fisher Effect ……………………………………………………….. 35 Resiko inflasi dan pengaruhnya terhadap Pasar Finansial ………………………. PERTEMUAN KE-8 ( Mekanisme Perdagangan Valuta Asing ). 1. Munculnya Perdagangan Valuta Asing ………………………………………….. 2. Arbitrage …………………………………………………………………………. 3. Currency Swap …………………………………………………………………… 37 38 41 PERTEMUAN KE-9 & 10 ( Foreign Exchange Exposure & Manajemen Resiko). 1. Definisi Forex Exposure & Jenis resiko Fluktuasi kurs valas terhadap perusahaan …………………………………………………………….. 2. Manajemen Transaction Exposure ………………………………………………. 3. Manajemen Economic (Operating) Exposure…………………………………….. 4. Manajemen Translation Exposure …………………………………………......... Manajemen Keuangan Internasional 45 45 48 50 Halaman 2 Satuan Acara Perkuliahan (SAP) Mata Kuliah : “Manajemen Keuangan Internasional” PERTEMUAN KE-1 ( Ruang Lingkup Manaj. Keuangan Internasional ). 1. Definisi Manajemen Keuangan Internasional. 2. Pengertian, Alasan Muncul dan Evolusi Perusahaan Multinasional. 3. Proses Ekspansi Luar Negeri. 4. Karakteristik Perusahaan Multinasional. 5. Fungsi Manajemen Keuangan dalam Perusahaan Multinasional. 6. Faktor-faktor yang mempengaruhi Keunggulan Perusahaan Multinasional. PERTEMUAN KE-2 & 3 ( Bursa Valuta Asing ) 1. Definisi Valuta Asing. 2. Mekanisme Bursa Valuta Asing. 3. Spot Rate dan Market. 4. Forward Rate dan Market. 5. Currency Future Market dan Option Market.. 6. Eurocurrency Market. PERTEMUAN KE-4 & 5 ( Sistem Penentuan Kurs Valuta Asing ) 1. Jenis Sistem Penentuan Kurs Valuta Asing. 2. Faktor yang mempengaruhi Kurs Valuta Asing. PERTEMUAN KE-6 & 7 ( Hubungan Kurs Valuta Asing dengan Inflasi & Tingkat Bunga ). 1. Interest Rate Parity Theory. 2. Purchasing Power Parity Theory. 3. International Fisher Effect. 4. Resiko inflasi dan pengaruhnya terhadap Pasar Finansial. PERTEMUAN KE-8 ( Mekanisme Perdagangan Valuta Asing ). 1. Munculnya Perdagangan Valuta Asing. 2. Arbitrage. 3. Currency Swap. PERTEMUAN KE-9 & 10 ( Foreign Exchange Exposure & Manajemen Resiko). 1. Definisi Forex Exposure & Jenis resiko Fluktuasi kurs valas terhadap perusahaan. 2. Manajemen Transaction Exposure 3. Manajemen Economic & Translation Exposure Manajemen Keuangan Internasional Halaman 3 RUANG LINGKUP Manajemen Keuangan Internasional Referensi buku : Alan C. Shapio, Multinational Financial Management, Forth Edition, Boston : Ally and Bacon Publisher, 1992. PERTEMUAN KE-1 1. Definisi Manajemen Keuangan Internasional. 2. Pengertian, Alasan Muncul dan Evolusi Perusahaan Multinasional. 3. Proses Ekspansi Luar Negeri. 4. Karakteristik Perusahaan Multinasional. 5. Fungsi Manajemen Keuangan dalam Perusahaan Multinasional. 6. Faktor-faktor yang mempengaruhi Keunggulan Perusahaan Multinasional. 1. Definisi Manajemen Keuangan Internasional. Manajemen Keuangan Internasional adalah suatu manajemen yang menangani keuangan secara internasional, sehingga membantu kelancaran dari transaksi internasional seperti ekspor, impor, valuta asing dan lainnya. 2. Pengertian, Alasan Muncul dan Evolusi Perusahaan Multinasional. Pengertian MNC Karena banyaknya karakter dari MNC, maka sangat sulit sekali didefinisikan yang dapat mencakup semua kriteria dari MNC tersebut. Untuk lebih jelasnya kita defisinikan MNC sbb: “Perusahaan Multinasional (Multinational Corporation) adalah suatu perusahaan yang kegiatan bisnisnya bersifat internasional dan lokasi produksinya terletak dibeberapa negara.” Cabang MNC di luar negeri tidak hanya dimiliki oleh MNC induk, tapi kegiatan atau operasionalnya dari Cabang MNC juga diawasi oleh MNC induk. Contoh MNC adalah sebagai berikut : IBM Texaco Coca-Cola Xerox General Electric Goodyear Hewlett-Packard Kraft Motorola Ford Motor General Motor Chevron Eastman Kodak American Express Merck Alasan Munculnya MNC Alasan kenapa MNC muncul mungkin sangat banyak sekali, tapi secara umum disebabkan karena adanya perbedaan biaya produksi pada setiap negara yang bisa dimanfaatkan secara efisien untuk mengambil keuntungan dari perbedaan biaya tersebut. Misalnya : Negara Indonesia tenaga kerjanya murah, maka oleh perusahaan MNC negara Indonesia bisa dijadikan MNC Cabang dikarenakan hal tersebut, dimana selisih dari biaya produksi tersebut merupakan keuntingan dari MNC Manajemen Keuangan Internasional Halaman 4 Atau juga bisa dikatakan latar belakang munculnya MNC adalah sbb: MNC adalah perusahaan yang menghasilkan dan menjual barang & jasa lebih dari 1 negara. MNC terdiri dari perusahaan induk yang punya 5 – 6 cabang perusahaan di luar negeri. MNC mempunyai interaksi strategis antar unit perusahaan MNC diramalkan muncul oleh Adam Smith dan David Ricardo dengan “Dotrine of Comparative Advantage” MNC mengasumsikan mobilitas barang & jasa serta menekan efesiensi Mungkin juga disebabkan karena suatu negara berlebihan dalam memproduksi di dalam negeri, sehingga perusahaan tersebut mengekspornya ke luar negeri atau sebaliknya kalau negara tidak bisa memproduksi atau memerlukan biaya banyak jika memproduksi suatu barang, mereka lebih baik membeli atau mengimpor dari luar negeri dengan biaya yang lebih rendah dan pembayaran yang lebih panjang jangka waktunya. Evolusi MNC 1. Pencari Bahan Baku : MNC yang paling awal. Memiliki tujuan mengeksploitir (menguasai). 2. Pencari Pasar : MNC modern yang paling umum. Tujuannya membuat dan menjual di negara asing. Contohnya : Singer, Coke, N.V. Philips, dll. Perkembangan lebih lanjut : Investasi langsung di luar negeri (Akuisisi) 3. Penekan Biaya : Katagori baru dari MNC. Tujuannya mencari atau menginvestasi, yaitu lahan produksi murah di luar negeri. 3. Proses Ekspansi Luar Negeri. Suatu perusahaan bisa menjadi Multinasional harus melalui berbagai tahap yang cukup berat. Tahap tersebut dimulai dari strategi ekspor dengan pendapatan rendah, menjadi strategi produk internasional dengan pendapatan tinggi MNC merupakan hasil dari persaingan antar anggota Oligopolistik yang mencoba menciptakan dan mengeksploitasi produk emonopolistik dan faktor produksi secara internasional. Untuk menghadapi tantangan perusahaan harus menginternasionalisasikan bisnisnya. Urutan Ekspansi ke Luar Negeri adalah sbb: LISENSI EKSPOR CABANG 2 PENJUALAN FASILITAS SERVICE SISTEM DISTRIBUSI PRODUKSI DI LUAR NEGERI Sumber : Alan C. Shapiro, Multinational Financial Management, 1992, page 8. Manajemen Keuangan Internasional Halaman 5 EKSPOR. Permintaan luar negeri tidak stabil. Keuntungan : modal dan biaya rendah, resiko rendah, profit langsung diterima. Keuntungan lain : dapat mempelajari kondisi supply dan demand, distribusi, pembayaran, lembaga keuangan dan teknik keuangan LISENSI. Merupakan alternatif mendirikan fasilitas produksi di luar negeri. Keuntungan : investasi minimal, memasuki pasar dalam waktu singkat, resiko keuangan atau hukum kecil. Kelemahan : Cash Flow rendah, kesulitan mengontrol kualitas, perusahaan lisensi dapat menjadi ancaman. CABANG PENJUALAN. Disamping lisensi juga bisa dirikan cabang-cabang penjualan di luar negeri. Perusahaan induk memproduksi suatu produk dan langsung didistribusikan ke perusahaan cabang penjualan. Maka fungsi dari cabang penjualan hanyalah menyalurkan atau menjual barang atau jasa tersebut kepada konsumen yang membutuhkannya. FASILITAS SERVICE. Fasilitas service dari perusahaan induk juga bisa didirikan di luar negeri, dimana segala sesuatu fasilitas dari produk tersebut dikirim dari perusahaan induk. Baik itu peralatannya maupun personalnya (bisa juga tenaga kerja yang dilatih atas lisensi perusahaan induk). SISTEM DISTRIBUSI. Perusahaan membuat produknya di dalam negeri dan mendistribusikan ke luar negeri pada perusahaan cabang. PRODUKSI DI LUAR NEGERI Kelemahan Ekspor : tidak dapat merealisasi potensi penjualan produk secara utuh. Produksi di luar negeri dapat mengatasi hal tsb dan menyesuaikan dengan perubahan yang ada. 4. Karakteristik Perusahaan Multinasional. Karakteristik dari MNC sangat bervariasi sekali tergantung dari : Cara Pendirian Cabang di Luar Negeri. Biasanya dilakukan dengan investasi langsung, yaitu dengan cara mendirikan perusahaan baru, ekspansi atau membeli perusahaan di luar negeri. Direct Foreign Investment, merupakan penanaman modal langsung di luar negeri, hal ini bisa terjadi apabila : - Perusahaan tsb memperoleh persediaan stok yang cukup di perusahaannya yang di luar negeri. - Perusahaan induk memindahkan dananya ke luar negeri untuk membelanjai perluasan cabangnya di luar negeri. - Perusahaan induk mengkontruksinya perusahaan baru dan alat-alatnya dari luar negeri. - Pendapatan keuntungan dari cabang di luar negeri digunakan kembali untuk pembuatan rencana baru atau reinvested (ditanamkan kembali ke luar negeri). Manajemen Keuangan Internasional Halaman 6 Pola Pemilikan. Pengaturan pemilikan dan cabang luar negeri bervariasi antar MNC. Dengan pertimbangan perusahaan induk mungkin menghendaki pemilikan kurang dari 100% modalnya. Namun yang banyak dilakukan adalah melalui patungan (joint ventures). International Joint Venture (Patungan Internasional). Pada tahun 80-an ada kecenderungan perusahaan mulai bergabung dengan lawannya menjadi joint venture. Joint Venture adalah organisasi bisnis didirikan atau dibentuk oleh dua atau lebih perusahaan yang mencantumkan assetnya atau modal dan keahlian tehniknya. Ada 3 tipe joint venture : - Joint Venture yang dibentuk oleh dua bisnis yang melakukan bisnisnya bukan pada negaranya masing-masing. Seperti perusahaan minyak Amerika dan Inggris membentuk joint venture untuk eksploitasi minyak di timur tengah. - Pembentukan joint venture dengan swasta lokal. Seperti Mobil timor ( Joint Venture antara Korea Selatan dan Indonesia). - Tipe joint venture yang mengikutsertakan pemerintah lokal. Banyak negara berkembang mengadakan pembatasan larangan terhadap joint venture kepunyaan negara asing, kecuali mereka setuju mengambil lokal partner seperti yang terjadi di negera Meksiko, India, Peru yang menghendaki sebagian besar dari operasi joint venture secari internasional. Selain itu banyak juga negara memasarkan foreign investment untuk menerima partisipasi lokal. Seperti menggunakan pegawai lokal, tidak semuanya pegawai dari luar negeri. Tujuan Operasi di Luar Negeri. MNC memiliki tujuan operasi dengan melakukan : Integrasi Vertikal (Ekspansi secara vertikal). MNC dalam operasinya bisa secara vertikal, maksudnya secara vertikal sering terjadi apabila negara induk MNC memutuskan untuk mendirikan Cabang bantuan di luar negeri (foreign subsiederies) untuk memproduksi barang-barang tingkat rendah/menengah untuk input produksi menjadi barang jadi (finished goods). Contohnya : Industri penyaringan minyak, baja, bahan-bahan mentah, Kebanyakan pabrik atau manufaktur, seperti pembuat TV, Stereo Set dan lainnya condong dalam operasinya dibuat setempat, hanya saja komponennya masih disuplai oleh negara induk. Kebanyakan penanaman model vertikal menghendaki operasinya secara vertikal, yaitu subsidearies ke negara induk untuk menjaga keuntungan dan skala ekonomi internasional dan spesialisasi produksi. Integrasi Horizontal (Ekspansi secara Horizontal). Integrasi horizontal terjadi apabila perusahaan induk memproduksi komoditi di negara dimana sumber didapat dan mendirikan cabang untuk memproduksi produk tersebut hingga menjadi barang jadi (finished goods). Perusahaan cabang ini berdiri sendiri, memproduksi sendiri dan mencari pemasaran sendiri. Contohnya : perusahaan Coca-cola, Pepsi Cola, dll. MNC juga beroperasi pada jalur yang sama sekali tidak mempunyai wewenang dengan negara induk. Manajemen Keuangan Internasional Halaman 7 Jalur Konglomerasi. Maksudnya disini konglomerat adalah sekelompok perusahaan cabang membuat tipe produk yang berlainan dan bersatu menjadi satu organisasi dengan negara induk. Manfaat dan Kerugian bagi Negara Penerima (Negara cabang). Keuntungan : Keuntungan potensial atas hadirnya MNC mencakupp pembentukan modal, menaikkan pendapatan dan kesempatan kerja, transfer of tehnology dan memperbaikan neraca pembayaran negara (Balance of Payment). Kerugian : - Akan sedikitnya barang impor, barang modal yang mungkin digunakan untuk di dalam negeri. - Negara penerima sering pula mengharuskan MNC untuk mengekspor produknya ke negara lain, agar jangan menjual produknya ke pasar lokal, dengan tujuan untuk melindungi industri kecil yang belum dapat bersaing. - Faktor teknologi yang kadang masih menggunakan para ahli dari luar negeri, sedangkan banyak tenaga kerja lokal yang bisa dipekerjakan. Manfaat bagi Negara Induk Menurut teori klasik perdagangan internasional, faktor produksi yang melimpah di negara induk akan memperoleh manfaat, sedangkan faktro produksi yang sedikit akan mengalami kerugian. Namun secara keseluruhan manfaatnya akan lebih besar dibandingkan dengan kerugiannya, karena : Dalam memproduksi suatu produk akan lebih murah di negara lain, jika ongkos buruhnya. Dengan menciptakan lapangan kerja, tenaga ahli negara tersebut untuk bekerja di luar negeri dan sekaligus membuka lapangan kerja dinegara dimana investasi tersebut ditanamkan. MNC dapat menghindari pengenaan pajak negara penerima. Secara makro ekonomi, MNC mempunyai asset di pasar modal internasional untuk menghindari kebijaksanaan moneter dari negara asal yang sifatnya deskriptif. 5. Fungsi Manajemen Keuangan dalam Perusahaan Multinasional. Sistem Keuangan MNC. Kelebihan MNC dibandingkan kelompok perusahaan nasional yang berdiri sendiri terletak pada kemampuannya memindahkan yang dan laba diantara afiliasinya melalui “internal transfer mechanisms”, yaitu : Transfer harga barang yang diperdagangkan secara internal. Pinjaman antar perusahaan. Pembayaran deviden. Percepatan atau perlambatan pembayaran. Biaya dan royalty. Transaksi dalam MNC mencakup baik yang terlihat maupun tidak terlihat. Diagram dibawah ini menunjukkan berbagai transaksi dalam perusahaan induk MNC. Manajemen Keuangan Internasional Halaman 8 PERUSAHAAN INDUK Kompensasi Saldo Faktor Mata Uang Pinjaman antar Perusahaan Hutang vs Ekuitas Biaya Royalty Percepatan / Perlambatan Transfer Harga Deviden VARIASI KEPUTUSAN Intelegent Tehnologi / pasar Barang Jadi Barang Langsung Manajemen Teknologi FLOW REAL Baang Moal Kredit untuk Barang & Jasa Pinjaman Investasi Likuiditas Bunga & Pengembalian Kredit Biaya, Royalty, Overhead Deviden FLOW KEUANGAN Diagram 1.1. Sistem Keuangan Perusahaan Multinasional. Sumber : Alan C. Shapiro, Multinational Financial Management, 1992, page 13. Hubungan Manajemen Keuangan Internasional terhadap Manajemen Keuangan Domestik. Aplikasi metodologi dan logika ekonomi keuangan ke dalam keputusan keuangan internasional. Ekonomi keuangan menunjang manjamen resiko transaksi mata uang asing dan analisa investasi asing. 3 Konsep ekonomi keuangan yang digunakan bagi manajemen keuangan internasional adalah sbb : 1. Arbitrase (Arbitrage). Arbitrase adalah pembelian sekuritas atau komoditi dan penjualannya untuk laba. Perkembangan Arbitrase : a. Arbitrase pajak. Pengalihan untung rugi dari yuridiksi pajak di satu negara ke negara lain. b. Arbitrase resiko. Proses yang menyebabkan kesetaraan laba yang disesuaikan resiko atas sekuritas yang berbeda (bila ketidak sempurnaan pasar tidak terjadi). Proses arbitrase memastikan adanya efisiensi pasar. 2. Efisiensi Pasar. Efisiensi pasar adalah pasar dimana harga sekuritas yang diperdagangkan selalu mengikuti informasi baru. Studi Pasar Modal AS dan Asing menunjukkan : “sekuritas yang diperdagangkan dengan harga tepat menurut aturan perdagangan yang berdasarkan harga masa lalu dan informasi yang diketahui umum, tidak akan memberikan keuntungan lebih dari mereka yang membeli hanya atas dasar pengambilan keputusan. Kemampuan prediksi pasar terletak pada kemampuan menngumpulkan sejumlah penilaian individual dari seluruh dunia di satu tempat. Manajemen Keuangan Internasional Halaman 9 3. Penilaian Asset Modal (CAPM). Menunjukkan cara dimana sekuritas itu dinilai sesuai dengan resiko dan pengembaliannya. Resiko adalah unsur integral dari keputusan keuangan internasional. Riset menunjukkan adanya hubugan yang erat antara : - Resiko ( diukur dengan variabilitas pengembalian). - Pengembalian yang disyaratkan CAPM (Capital Asset Pricing Model). Mengasumsikan bahwa total variabilitas pengembalian asset tergantung pada 2 hal : a. Pengaruh pasar yang mempengaruhi seluruh asset sampai dengan tingkat tertentu. (systematic or nondeversifiable risk). b. Resiko lain yang spesifik terhadap perusahaan (unsystematic / deversifiable risk). Contohnya : Mogok kerja. Perhitungan Resiko Total. Meskipun hanya resiko sistematis yang dikompensasi, ini tidak berarti resiko total tidak mempunyai nilai perusahaan. Contoh : Pembeli enggan membeli produk dari perusahaan yang hampir bangkrut karena khawatir tidak menndapatkan service pasca pembelian. Resiko total dapat mengakibatkan nilai jual turun dan biaya tinggi. Meskipun setiap tindakan penurunan resiko akan memperbaiki penjualan dan biaya. Implikasi untuk MNC : Kegiatan Hedging (Merupakan kegiatan melindungi asset dari penyusutan dan hutang yang membesar). 6. Faktor-faktor yang mempengaruhi Keunggulan Perusahaan Multinasional. Meskipun hubungan transaksi transfer pada diagaram 1.1 dapat dilakukan perusahaan yang berdiri sendiri (bukan MNC), tetapi MNC mempunyai kelebihan dalam beberapa hal berikut ini : Jenis Transfer ( Kebebasan memiliki saluran keuangan ). Contoh : Patent atau merk dagang dijual langsung atau dengan royalty Laba atau kas dipindahkan dengan menyesuaikan harga transfer Modal dikirim ke luar negeri sebagai hutang atau deviden. Fleksibilitas Waktu ( Percepatan dan perlambatan pembayaran ). MNC dapat menikmati fleksibilitas terbesar jika tidak ada peraturan pemerintah yang membatasi transfer dana untuk non penduduk. Nilai ( Mengalihkanlaba dari negara pajak tinggi ke negara pajak rendah). Contoh : MNC Perusahaan Independen Modal Jual Laba Pajak 10% Laba Manajemen Keuangan Internasional : : : : 800 1000 200 20 180 Modal Jual Laba Pajak 10% Laba : : : : 800 900 100 10 90 Halaman 10 A ( Afiliasi ) Beli Jual Laba Pajak 20% Laba : : : : B ( Independent ) 1000 1100 100 20 80 MNC = 180 + 180 MNC = 260 Modal Jual Laba Pajak 10% Laba : : : : 900 1100 200 40 160 Independen = 90 + 160 > > Independen = 250 Kritik Terhadap MNC : Tidak pernah puas dan menghancurkan negara di dunia. Kelemahan dan Kelebihan MNC : Kelemahan : Resiko nilai tukar / inflasi Perbedaan pajak negara Pasar uang ganda Kontrol mata uang Resiko politik (pengambilalihan) Kelebihan : Menggerakkan orang, uang dan bahan Akses terhadap segala pasar modal Deversifikasi internasional Daya tawar tinggi Akses terhadap info, teknologi, R&D mudah. 7. Catatan tambahan. Definisi sifat MNC : Ciri MNC sejati : “Keadaan pemikiran, bukan ukuran atau penyebaran asset Secara singkat : “MNC harus punya komitmen terhadap : pencarian, pelaksanaan, integrasi pembuatan, pemasaran riset & pengembangan & kesempatan pembiayaan secara global bukan domestik. Hal penting dalam operasi MNC : - Fleksibilitas (fleksibel) - Adaptibilitas (mampu menyesuaikan diri) - Kecepatan - Fokus (mencari dan membangun). --==o0o==-- Manajemen Keuangan Internasional Halaman 11 BURSA “VALUTA ASING” Referensi buku : 1. Dr. Hamdy Hady, “Valas untuk Manajer (Forex for Managers)”, Cetakan 1, Jakarta, Ghalia Indonesia, Januari1997 2. Dr. Hamdy Hady, “Ekonomi Internasional :Teori dan Kebijakan Keuangan Internasional”, Buku ke-2, Jakarta, Ghalia Indonesia, Mei1999 PERTEMUAN KE-2 & 3. 1. Definisi Valuta Asing. 2. Mekanisme Bursa Valuta Asing. 3. Spot Rate dan Market. 4. Forward Rate dan Market. 5. Currency Future Market dan Option Market.. 6. Eurocurrency Market. 1. Definisi Valuta Asing (Forex / Foreign Exchange / Foreign Currency). Valas : Valuta Asing (Valas) atau foreign exchange (forex) atau foreign currency dapat diartikan sebagai “mata uang asing dan alat pembayaran lainnya yang digunakan untuk melakukan atau membiayai transaksi ekonomi keuangan internasional dan yang mempunyai catatan kurs resmi pada bank sentral” Hard Currency : Mata uang yang sering digunakan sebagai alat pembayaran dan kesatuan hitung dalam transaksi ekonomi dan keuangan internasional dinyatakan sebagai hard currency. Sedangkan Hard currency diartikan sebagai “mata uang yang nilainya relatif stabil dan kadang mengalami apresiasi atau kenaikan nilai dibandingkan dengan mata uang lainnya.” Mata uang hard currency biasanya berasal dari negara industri maju seperti : NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. NEGARA Amerika Serikat Jepang Jerman Inggris Perancis Australia Swiss Manajemen Keuangan Internasional MATA UANG USD JPY DEM GBP FRF AUD SFR KETERANGAN Dollar Amerika Serikat Yen-Jepang Deutch-mark-Jerman Poundsterling-Inggris Franc-Perancis Dollar Australia Franc-Swiss Halaman 12 Soft Currency : Soft currency adalah “mata uang lemah yang jarang digunakan sebagai alat pembayaran dan kesatuan hitung karena nilainya relatif tidak stabil dan sering mengalami depresiasi atau penurunan nilai dibandingkan dengan mata uang lainnya.” Mata uang hard currency biasanya berasal dari negara industri maju seperti : NO 1. 2. 3. 4. NEGARA Indonesia Philippines Thailand India MATA UANG IDR PHP THB INR KETERANGAN Rupiah-Indonesia Peso-Filipina Bath-Thailand Ruppe-India Cadangan Devisa : Total Valas yang dimiliki oleh pemerintah dan swasta dari suatu negara termasuk ke dalam cadangan devisa yang dapat diketahui dari posisi Balance of Payment (BOP) atau neraca pembayaran internasionalnya. Makin banyak valas atau devisa yang dimiliki oleh pemerintah dan swasta suatu negara bisa diartikan makin besar kemampuan negara tersebut melakukan transaksi ekonomi dan keuangan internasional dan makin kuat pula nilai mata uang negara tersebut. Cadangan devisa dapat dikelompokkan dalam : Cadangan devisa resmi atau official forex reserve, yaitu cadangan devisa milik negara yang dikelola, dikuasai, diurus dan ditatausahakan oleh bank sentral atau Bank Indonesia. Cadangan devisa nasional atau country forex reserve, yaitu seluruh devisa yang dimiliki oleh perorangan, badan atau lembaga, terutama perbankan yang secara moneter merupakan kekayaan nasional (termasuk miliki bank umum nasional) 2. Mekanisme Bursa Valuta Asing. Bursa Valas atau Pasar Valas dapat diartikan sebagai suatu tempat atau wadah atau sistem dimana perorangan, perusahaan dan bank dapat melakukan transaksi keuangan internasional dengan jalan melakukan pembelian atau permintaan (demand) dan penjualan atau penawaran (supply) atas valuta asing tsb. Tiga Prinsip Pokok dalam Bursa Valas adalah : 1. Pengertian Kurs Jual & Beli selalu dilihat dari sisi atau pihak Bank atau money changer atau pedagang valas. 2. Kurs Jual selalui lebih tinggi daripada Kurs Beli atau sebaliknya. 3. Kurs Jual/Beli suatu mata uang (valas) adalah sama dengan Kurs Beli/Jual mata uang (valas) lawannya. Dengan arti lain Kurs Jual/Beli USD adalah sama dengan Kurs Beli/Jual Rupiah. Gambaran tentang terjadinya permintaan atau pembelian dan penawaran atau penjualan valas dapat dilihat pada gambar 1.1, berikut : Manajemen Keuangan Internasional Halaman 13 Mesin M–A (Jakarta) X–B (N.York) USD10,000.00 Bursa atau Pasar Valuta Asing IDR (Kurs Beli Bank) USD 0.000125 / IDR USD (Kurs Jual Bank) Rp. 8.000 / USD USD BNI IDR USD B.I IDR BCA IDR (Kurs Jual Bank) USD 0.0001428 / IDR USD (Kurs Beli Bank) Rp. 7.000 / USD USD 10,000.00 X–C (N.York) X–D (Jakarta) Garmen Gambar 2.1. : “Permintaan dan Penawaran Valuta Asing (Mekanisme Bursa Valas)” Contohnya : Seorang Importir A (Jakarta) ingin mengimpor mesin dari Eksportir B (New York) seharga USD10,000.00. Dikarenakan pembayarannya harus dengan USD, maka Importir A (Jakarta) sebagai nasabah harus datang ke Bank Devisa seperti Bank BNI, untuk membeli atau meminta USD dengan menjual atau menawarkan rupiah (IDR). Bila Kurs atau forex rate yang berlaku pada waktu itu sebesar Rp.8.000 / USD, untuk mendapatkan USD10,000.00, importir A harus membayar rupiah sebesar : USD 10,000.00 x Rp. 5.500 /USD = Rp. 80.000.000. Bank Devisa : Bank devisa adalah bank umum pemerintah dan swasta yang ditetapkan atau diizinkan oleh pemerintah untuk menjual, membeli dan menyimpan serta menyelenggarakan lalu lintas pembayaran internasional atau luar negeri. Fungsi Bursa Valuta Asing : Dari Diagram 1.2. dapat disimpulkan bahwa fungsi Bursa Valas adalah : Menyelenggarakan transaksi pembayaran internasional. Menyediakan fasilitas kredit jangka pendek untuk pembayaran internasional Memberikan fasilitas hedging, yaitu tindakan pengusaha atau pedagang valas untuk menghindari resiko kerugian atas fluktuasi kurs atau forex rate yang dibahas dalam bab berikutnya. Manajemen Keuangan Internasional Halaman 14 Selling rate or asking rate : Kurs yang berlaku diatas disebut sebagai Kurs Jual atau selling rate atau asking rate untuk USD yaitu Rp.8.000,- / USD yang akan sama denga Kurs Beli atau buying rate atau bid rate untuk rupiah, yaitu USD 1/8.000 atau USD 0.000125 / IDR. BNI memerlukan jumlah valas yang banyak untuk memenuhi permintaan nasabah Importir A, maka BNI dapat menghubungi bank devisa lainnya atau Bank Indonesia untuk membeli valas berupa USD. Sebaliknya Eksportir D (Garmen, Jakarta), setelah menerima pembayaran dari importir C (New York), tentu akan menjual USD-nya kepada bank dimana mereka menjadi nasabah (BCA) untuk mendapatkan nilai lawannya dalam rupiah yang mungkin akan digunakan untuk membayar gaji pegawai, pajak, dll. Akibatnya BCA kebanyakan USD, maka BCA dapat menjualnya kepada Bank Indonesia atau bank devisa lainnya untuk mendapatkan rupiah. Buying rate or bid rate. : Dalam hal ini kurs yang berlaku disebut sebagai kurs beli atau buying rate atau bid rate untuk USD, yaitu Rp.7.000 / USD yang akan sama dengan kurs jual atau selling rate atau asking rate untuk rupiah, yaitu USD 1/7.000 atau USD 0.0001428 / USD Dari uraian diatas dapat disimpulkan sbb: Kurs Jual USD = ( Rp.8.000 / USD ) Kurs Jual IDR = ( USD 0.0001428 / Rp ) Kurs Jual USD > ( Rp.8.000 / USD ) Kurs Jual IDR > ( USD 0.0001428 / Rp ) Kurs Beli IDR ( USD 0.000125 / Rp Kurs Beli USD ( Rp.7.000 / USD ) Kurs Beli USD ( Rp.7.000 / USD ) Kurs Beli IDR ( USD 0.000125 / Rp ) Spread : Adalah selisih antara kurs jual dengan kurs beli valuta asing. Kurs jual lebih tinggi dibandingkan kurs belinya, disebabkan pihak bank atau pedagang valas berusaha memperoleh keuntungan dari selisih penjualan dengan pembelian yang dikenal dengan biaya transaksi. Forex Quotation : Adalah sistem penulisan yang menyatakan harga atau nilai suatu valas yang dinyatakan dalam valas lainnya. Didalam bursa valas terdapat 2 jenis sistem penulisannya : Direct Quotation : adalah sistem yang menyatakan nilai mata uang suatu negara (domestic currency) yang diperlukan atau diperoleh untuk satu unit valas (foreign currency). Penulisannya : dilakukan dengan menempatkan nilai domestic currency didepan dan unit foreign currency-nya dibelakang. Indirect Quotation : adalah sistem yang menyatakan nilai valas (foreign currency) yang diperlukan atau diperoleh untuk satu unit domestic currency. Penulisannya : dilakukan dengan menempatkan nilai foreign currency di depan dan unit domestic currency di belakang. Manajemen Keuangan Internasional Halaman 15 Contoh penulisan direct and indirect quotation sebagai berikut : Jakarta 1 Juli 1998 Direct Quotation Rp.12.000,00 / USD Rp.80,00 / JPY Rp.8.000,00 / DEM Rp.8.500,00 / SGD Rp.3.400,00 / MYR Indirect Quotation USD 0.0000833 / Rp JPY 0.0125 / Rp DEM 0.000125 / Rp SGD 0.0001176 / Rp MYR 0.0002941 / Rp Kurs valas atau forex rate untuk semua mata uang, kecuali JPY dan ITL, biasanya ditulis dengan sistem empat desimal seperti ( JPY 0.0125 / Rp ). PIP merujuk pada angka kelima dibelakang koma ( 0.00001 ). Untuk USD/JPY point merujuk angka desimal keenam dan angka desimal ketujuh untuk USD/ITL. 3. Spot Rate dan Market. Spot rate adalah bursa valas dimana dilakukan transaksi jual dan beli valas dengan kurs spot dengan cara immediate delivery atau dalam jangka waktu 2 X 24 jam. Spot Market diartikan sebagai suatu bursa valas setempat, misalnya di Jakarta, Tokyo, New York, Paris, Hongkong, Singapura dan tempat lain di mana berlaku spot rate. { ( t + 1 ) atau ( t + 2 ) } Contohnya : Tgl 1 Agustus 1998, Seorang Pengusaha di Jakarta perlu valas sebanyak USD 10.000 untuk anaknya yang akan sekolah di AS. Pengusaha tersebut adalah nasabah bank BNI, ia datang ke bank dan menanyakan spot rate atau kurs jual USD pada tanggal 1 Agustus 1998 tersebut, ternyata Rp.12.000,00 / USD Bila Pengusaha dan bank tersebut ada kesepakatan akan spot rate tersebut, maka pengusaha tersebut akan menyerahkan uang sejumlah : USD 10.000 x Rp.12.000,00 / USD = Rp. 120.000.000,00. Dan bank BNI harus menyerahkan valas sebanyak USD 10.000 pada tanggal 1 Agustus 1998 (t+1) atau selambat-lambatnya pada tanggal 3 Agustus 1998 { max 2 x 24 jam atau (t+2)} Cross Rate : Tabel 2.1. Daftar Kurs Valas tanggal 1 Agustus 1998 Bank BNI Valas Kurs Beli Kurs Notes USD 4.800,00 AUD 3.125,00 JPY 36,50 Kurs Jual Kurs Notes 5.500,00 3.675,00 43,75 Dari daftar spot rate diatas dapat pula dihitung spot cross rate atau kurs silang yang berlaku tgl 1 Agustus 1998, misalnya sbb: Manajemen Keuangan Internasional Halaman 16 JPY Spot cross rate JPY / Rp X Rp / USD / USD untuk kurs beli notes : = JPY 1 / Rp.43,75 X Rp.4..800 / USD = JPY 109,71 / USD Perhitungan cross rate digunakan oleh para arbitrage (pedagang valas) untuk melakukan international tringular arbitrage, yaitu tindakan untuk mencari keuntungan atas perbedaan spot rate yang sedang berlaku denga cross rate di tiga tempat bursa valas yang berbeda. 4. Forward Rate dan Market. Forward market adalah bursa valas dimana dilakukan transaksi penjualan dan pembelian valas dengan kurs forward yaitu kurs yang ditetapkan sekarang, tetapi diberlakukan untuk waktu yang akan datang (future period) antara lebih dari 2 x 24 jam hingga biasanya 12 bulan (1 tahun). Forward timbul karena adanya ketidakpastian dan fluktuasi kurs valas, terutama semenjak berlakunya sistem kurs mengambang (floating rate system). Semenjak berlakunya sistem kurs mengambang (floating rate system) banyak perusahaan atau bank yang menggunakan kurs forward market untuk mengadakan forward contract guna melindungi transaksi perdagangan dan keuangan internasional dari resiko kerugian serta para pedagang valas yang melakukan spekulasi untuk tujuan mencari keuntungan dari fluktuasi forex rate. Contohnya: Sebuah perusahaan di Indonesia butuh dana untuk membayar kontrak pembelian bahan baku dari Singapura senilai SGD1.000.000 dalam jangka waktu 90 hari atau 3 bulan. Spot rate saat itu, tgl 1 Agustus 1998 adalah Rp.8.500,00 / SGD. Karena fluktuasi kurs yang tidak menentu dan diperkirakan SGD akan apresiasi terhadap IDR, maka pimpinan perusahaan melakukan forward contract dengan bank atau money changer / dealer dengan kurs forward untuk 90 hari Rp.9.000,00 / SGD. Pada waktu jatuh tempo tgl 1 November 1998 maka pimpinan perusahaan akan memperoleh dana sebesar SGD 1.000.000 dengan membayar kepada bank atau money changer / dealer sebesar : SGD 1.000.000 x Rp.9.000,00 / SGD = Rp. 9.000.000.000 Pembayaran ini dilakukan dengan forward premium sebesar : = 9.000 – 8.500 x 360 x 100 % = 0,0588235 x 4 x 100 % = 23,5294 % 8.500 90 Perhitungan forward premium dapat dihitung dengan rumus sbb : Forward Premium/Discount Keterangan : = FR – SR x 360 x 100 % SR n FR = Forward rate SR = Spot rate n = Hari untuk 360/n n = Bulan untuk 12 / n Manajemen Keuangan Internasional Halaman 17 5. Currency Future Market. CPM merupakan salah satu bentuk bursa valas. Di CPM dilakukan kontrak yang sering digunakan oleh para pengusaha atau arbitrager (pedagang valas) untuk mengcover atau melindungi posisi forexnya atau untuk berspekulasi mencari keuntungan terhadap fluktuasi forex rate. CFM berawal dari lahirnya commodity futures exchange untuk memenuhi kebutuhan petani, konsumen dan pedagang pertanian (agriculture) pada th 1919 di Chicago Merchantile Exchange (CME). Thn 1972 CME mendirikan International Monetary Market (IMM) yang memungkinkan perdagangan jangka pendek dari securities (surat berharga), emas dan forex. Dalam currency future market (CFM), kontrak perdagangan valas atau currency future contract (CFC) dilakukan dengan standar volume berikut ini : Mata uang asing yang diperdagangkan di IMM NO CURRENCY Unit / IMM Contract 1. AUD 100,000,2. GBP 62,500,3. CAD 100,000,4. FRF 250,000,5. DEM 125,000,6. JPY 12,500,000,7. CHF 125,000,Transaksi perdagangan CFC dilakukan dengan face to face di trading floor yang disiapkan oleh IMM melalui broker yang berbeda dengan forward contract yang dinegosiasikan melalui telepon. Tanggal jatuh tempo currency futures contract selalu pada setiap hari Rabu ke-3 bulan Maret, Juni, September dan Desember. Sebagai ilustrasi diberikan contoh sbb: Sebuah perusahaan AS tgl 2 Januari perlu dana sebesar DEM 575,00 untuk 40 hari yang akan datang (11 Februari). Dalam hal ini perusahaan bisa melakukan 2 cara untuk melindungi posisi forex-nya : 1. Melakukan currency futures contract. Jika melakukan CFC, maka : Pilihan IMM Contract paling dekat waktunya adalah Rabu ke-3 bulan Maret. Untuk keperluan dana sebesar DEM 575,000 perusahaan punya 2 pilihan : o Membeli 4 x DEM futures contract, yaitu : 4 x DEM 125,000 = DEM 500,000 o Membeli 5 x DEM futures contract, yaitu : 5 x DEM 125,000 = DEM 625,000 Dengan melakukan ini pengusaha tsb akan terhindar dari kemungkinan resiko kerugian akibat apresiasi DEM yg tinggi. 2. Melakukan Forward Contract. Jika memilih forward contract maka perusahaan akan melakukan forward contract sebesar DEM 575,000 untuk waktu 40 hari sehingga terhindar dari resiko kerugian akibat apresiasi tsb. Di CFM, pedagang valas atau pengusaha lain juga bisa memperoleh keuntungan dengan tindakan tertentu. Tindakan spekulator untuk memperoleh keuntungan tsb dapat digambarkan sbb: Manajemen Keuangan Internasional Halaman 18 Spekulasi CFM Spekulasi CFM DEM 125,000 Perkiraan realisasi SR Apresiasi ( USD 0,56 / DEM ) Perkiraan realisasi SR Depresiasi ( USD 0,50 / DEM ) CFC Kontrak Beli Harga Rendah ( USD 0,53 / DEM ) CFC Kontrak Jual Harga Tinggi ( USD 0,52 / DEM ) Kontrak Beli < Penjualan SR Keuntungan ( 125,000 x 0,03 ) Kontrak Jual < Pembelian SR Keuntungan ( 125,000 x 0,02 ) Currency Option Market. Currency Option Market (COM) merupakan suatu alternatif lain bagi pedagang valas atau spekulator untuk melakukan kontrak sehingga memperoleh hak untuk membeli ( call option ) atau hak untuk menjual ( put option ) yang dapat dibatalkan (not obligation) atas sejumlah unit valas pada harga dan jangka waktu atau tanggal expired tertentu. Premium for GBP Option on April 8, 1991 ( USD cents per unit ). Exercise Call Option (strike) Price April May June April (1) (2) (3) (4) (5) $ 1.7750 1.38c 3.64c 1.65c $ 1.8000 .61c 1.79c 3.00c $ 1.8500 .24c .91c - Put Option May (6) 3.68c 8,15c June (7) 4.75c 9.68c Catatan : 1. Kolom (1) terdapat daftar nilai exercise atau strike price GBP option untuk call maupun put. 2. Kolom (2), (3) & (4) adalah premium atau option cost per unit pada bulan April, Mei & Juni dalam USD cents untuk GBP Call Option. Call Option Call option bisa digunakan perusahaan untuk melindungi atau meng-cover open position dari payable. Contoh : Sebuah perusahaan AS ikut tender proyek di Jerman senilai DEM 625,000 dalam waktu 3 bulan. Maka perusahaan tsb dapat melakukan kontrak untuk DEM call option dengan asumsi : Exercise / strike price = USD 0.50 / DEM Call option premium = USD 0.02 / unit Future spot rate = USD 0.53 / DEM Manajemen Keuangan Internasional Halaman 19 Jawab : Standar unit kontrak currency option = = = ½ x currency futures ½ x 125,00 62,500 unit DEM Jadi untuk meng-cover DEM 625,000 diperlukan 10 option contract ( 625,000 dibagi 62,500 = 10 option). Berdasarkan asumsi diatas, dana yang harus disediakan : Strike price = DEM 625,000 x USD 0.50 = Biaya premium = 10 x 62,500 x USD 0.02 = USD312,500 USD 2,500 + USD325,000 Apabila asumsi future spot rate jadi kenyataan & perusahaan tidak meng-cover open position dengan beli DEM call option, maka perusahaan bayar = DEM 625,000 x USD 0.53/DEM = USD 331,250 Dengan membeli DEM call option perusahaan untung sebesar : USD 331,250 - USD 325,00 = USD 6,250 Catatan : Break Event Point Future Spot rate = strike price + call option Makin tinggi apresiasi FSR terhadap SP (strike price), makin besar call option direalisasikan dengan dapat keuntungan. Makin rendah FSR terhadap SP (strike price), call option contract di expired-kan Put Option Put option bisa digunakan perusahaan untuk menghindari resiko kerugian atau mengcover open position dari receivable. Contoh : Perusahaan USA punya receivable : GBP 31,250 yang jatuh tempo 3 bulan dengan asumsi : Strike price = USD 1.40 / GBP Premium put option = USD 0.016 / unit Future spot rate 3 bln = USD 1.30 / GBP Karena GBP diperkirakan akan depresiasi, maka perusahaan menutup kontrak put option untuk melindungi option position dengan perhitungan sbb: Strike price = 31,250 x USD 1.40 = USD43,750 Biaya Premium = 31,250 x USD 0.016 = USD 500 Net income dengan put option contract = USD43,250 Kalau tidak melakukan Put option contract akan menerima sebesar : 31,250 x USD 1.30 = USD 40,625 Resiko kerugian yang bisa dihindari = Manajemen Keuangan Internasional USD 43,260 - USD 40,625 = USD 2,625 Halaman 20 Straddle Yaitu melakukan sekaligus call option dan put option disebabkan tingkat apresiasi atau depresiasi valas lebih tinggi dari total biaya premium yang dikeluarkan untuk menutup kontrak call & put option. Contoh : Strike price = USD 1.50 / GBP Call option premium = USD 0.03 / unit Put option premium = USD 0.02 / unit Total option premium = USD 0.05 / unit Dalam hal ini straddle dapat dilakukan dan untung dalam hal : Bila kurs GBP naik $1.56 / GBP, maka spekulator merealisasikan call option contract dan membiarkan put option contract-nya expired. Maka akan untung : $ 0.01 / GBP Karena Penjualan di Bursa Valas dinilai sebesar $ 1.56 / GBP Belinya berdasarkan call option contract : $ 0.55 / GBP, yaitu = SP + Tot. By. Premium = $ 1.50 + $ 0.05 Bila kurs GBP turun $ 1.44 / GBP, maka spekulator merealisasikan put option contract dan call option di expired-kan. Maka akan untung : $ 0.01 / GBP Karena di pasar valas nilainya $ 1.44 / GBP Penjualannya berdasarkan put option $ 1.45 /GBP ( $ 1.50 - $ 0.05 ) 6. Eurocurrency Market. Eurocurrency market adalah pasar uang internasional yang kemudian dikenal sebagai Eurodollar market yang mulai tumbuh dan berkembang pada awal tahun 1960. Pelaku utama dalam Eurocurrency market adalah bank besar yang disebut dengan Eurobank, yang menerima deposito dan memberikan pinjaman dalam berbagai currency. Faktor yang menyebabkan berkembangnya Eurodollar adalah sbb: 1. Adanya peraturan pemerintah yang membatasi pinjaman LN, menyebabkan MNC USA hanya bisa pinjam USD di bank Eropa. 2. Tidak adanya ketentuan reserve requirement untuk deposito eurodollar 3. Adanya pembatasan tingkat bunga tertinggi dari deposito bank USA, sehingga mendorong transfer USD ke Eurodollar market 4. Hal ini mendorong berkurangnya spread antara kewajiban membayar bunga deposito dengan hasil yang diperoleh dari kredit oleh bank-bank di Eropa, namun tetap dapat keuntungan yang wajar. Interest rate : USA bank loan Euro bank loan Eurodollar deposit USA bank deposit Manajemen Keuangan Internasional 6% 5% 4% 3% Spread (5%-4%) < (6%-3%) (1%) < (3%) Halaman 21 Basic interest untuk Eurodollar loan biasanya dikaitkan dengan London Interbank Offer Rate (LIBOR), yaitu rate atau tingkat bunga pinjaman yang berlaku antarbank di London yang dijadikan patokan dasar untuk menentukan tingkat bunga pinjaman pada pasar internasional. Selain LIBOR, untuk wilayah Asia dikenal dengan SIBOR (Singapore Interbank Offer Rate), di Indonesia (Jakarta) dikenal juga istilah JIBOR (Jakarta Interbank Offer Rate). -----o0o----- Manajemen Keuangan Internasional Halaman 22 SISTEM PENENTUAN KURS VALAS Referensi buku : 1. Dr. Hamdy Hady, “Valas untuk Manajer (Forex for Managers)”, Cetakan 1, Jakarta, Ghalia Indonesia, Januari1997 2. Dr. Hamdy Hady, “Ekonomi Internasional :Teori dan Kebijakan Keuangan Internasional”, Buku ke-2, Jakarta, Ghalia Indonesia, Mei1999 PERTEMUAN KE-4 & 5 1. Jenis Sistem Penentuan Kurs Valuta Asing. 2. Faktor yang Mempengaruhi Kurs Valuta Asing. 1. Jenis Sistem Penentuan Kurs Valuta Asing. Berdasarkan perkembangan Sistem Moneter Internasional (SMI), sejak diberlakukannya Bretton Woods System (1944) pada umumnya ada beberapa macam sistem penentuan kurs valuta asing, yaitu : Sistem Kurs Tetap / Stabil ( Fixed Exchange Rate System ). Sistem Kurs Mengambang / berubah ( Floating Exchange Rate System ), terbagi menjadi 2 jenis, yaitu : o Freely Floating Rate / Clean Float. o Managed Float / Dirty Float. Sistem Kurs Terkait ( Pegged Exchange Rate System ). Ketiga jenis sistem penentuan kurs valas ini masih ada yang menggunakannya atau sudah berubah menjadi sistem kurs mengambang. A. Sistem Kurs Tetap / Stabil ( Fixed Exchange Rate System ). Sistem ini diciptakan berdasarkan perjanjian Bretton Woods yang telah melahirkan lembaga moneter internasional atau International Monetary Funds (IMF) atau Dana Moneter Internasional. Tujuan dari pendirian IMF tersebut adalah sbb : Menurut Article I dari Agreement, tujuan pendirian IMF (Punnett, J.P & Ricks D.A., 1992 : 101 ) adalah : 1. Meningkatkan kerjasama masalah-masalah moneter. 2. Memperluas perdagangan dan investasi dunia 3. Mengurangi pembatasan pemerintah terhadap lalu lintas pembayaran internasional 4. Menyediakan fasilitas kredit untuk mempertahankan stabilitas kurs bagi yang mengalami kesulitan BOP (Balance Of Payment). 5. Mengurangi pengaruh negatif dari defisit dan surpulus BOP Berdasarkan Article of Agreement tentang IMF yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Maret 1947 sampai 15 Agustus 1971 (dekrit Nixon) telah ditetapkan SMI dengan ketentuan sebagai berikut : 1. SMI didasarkan pada standar emas. Maksudnya : setiap mata uang anggota IMF dikaitkan dan konvertibel dengan emas (gold exchange standard) Uang Dollar AS senilai $ 35 1 ounce ( 28,3496 gram emas ) $ 1 28,3496 / 35 gram emas Manajemen Keuangan Internasional Halaman 23 USD digunakan sebagai “numeraire” (standar kesatuan hitung). 2. Sistem nilai tukar (foreign exchange rate) antar anggota IMF harus stabil 3. Kurs nilai tukar hanya boleh berfluktuasi atau bervariasi antara 1 – 2,5 % diatas atau dibawah kurs resmi 4. Setiap anggota pada prinsipnya dilarang menggunakan kebijakan devaluasi, yaitu penurunan nilai mata uangnya terhadap valas untuk memperbaiki posisi atau mengatasi defisit BOP 5. Anggota IMF yang mengalami kesulitan BOP dapat menerima bantuan IMF berupa SDR (Special Drawing Right). SDR adalah uang kertas emas yang dikeluarkan IMF tahun 1969 sebagai reserve currency dan likuiditas internasional. Pada tgl 19 Maret 1973, mulai berlaku sistem kurs mengambang (generalized floting), karena negara anggota European Community memberlakukan mata uang mereka dengan kurs mengambang terhadap USD. B. Sistem Kurs Mengambang / berubah ( Floating Exchange Rate System ). Floating Exchange Rate adalah sistem kurs mengambang yang ditetapkan melalui mekanisme kekuatan permintaan dan penawaran pada bursa valuta asing. Sistem kurs mengambang ini dapat dibagi menjadi 2, yaitu : Freely Floating Rate / Clean Float. Sistem kurs mengambang secara murni, yaitu penentuan kurs valas di bursa valuta asing terjadi tanpa campur tangan pemerintah setempat. Managed Float / Dirty Float. Sistem kurs mengambang terkendali, yaitu penentuan kurs valas di bursa valuta asing terjadi dengan campur tangan pemerintah yang mempengaruhi permintaan dan penawaran valuta asing melalui berbagai kebijakan dibidang monter, fiskal dan perdagangan luar negeri. Sistem kurs mengambang terkendali ini digunakan oleh negara saat ini, termasuk Indonesia. Secara grafis mekanisme sistem kurs tersebut adalah sbb : Sistem Dirty Float Sfc Kurs Rp/$ S’dc S’fc Sdc 9.000 8.000 7.000 Ddc D’dc Dfc QRp(-) (+) Q$ Rp Rp Rp Keterangan : Q Rp = Q$ = D’fc Kuantitas Rp Kuantitas $ Manajemen Keuangan Internasional 0 Sfc & Dfc = Sdc & Ddc = $ $ $ Supply & Demand Foreign Currency Supply & Demand Domestic Currency Halaman 24 C. Sistem Kurs Terkait ( Pegged Exchange Rate System ). Sistem nilai tukar ini ditetapkan dengan cara mengaitkan nilai tukar mata uang suatu negara dengan nilai tukar mata uang negara lain atau sejumlah mata uang tertentu. Sistem kurs ini pernah diterapkan oleh beberapa negara Afrika yang mengaitkan dengan mata uang Perancis (FRF), ada lagi yang mengaitkannya dengan GBP, USD & SDR. Di negara Eropa (MEE), April 1972 juga menerapkan sistem kurs ini dikenal dengan “snake system” yang mulai berkembang menjadi “ European Monetary System (EMS). Snake system & EMS adalah mata uang anggota MEE dikaitkan nilainya dengan European Currency Unit (ECU) dan dapat berfluktuasi dalam batas 2,25 % diatas atau dibawah kurs tengah. Contoh: Kurs tengah DEM = 6,90 ECU Kurs tengah FRF = 2,06 ECU Kurs tengah antara DEM & FRF = 6,90 / 2,06 = 3,35 Sehingga, jika fluktuasinya dalam batas 2,25 % diatas/dibawah kurs tengah. Maka upperlimit dan lowerlimit FRF/DEM adalah : Upperlimit FRF/DEM = Central rate x ( 1 + 0,0225 ) = 3,35 x 1,0225 = 3,425 Lowerlimit FRF/DEM = Central rate x ( 1 – 0,0225 ) = 3,35 x 0,9775 = 3,275 Salah satu variasi dari pegged exchange rate dikenal dengan Currency Board System (CBS). Dilakukan CBS dengan cara mengaitkan dan menetapkan nilai tukar tetap antara mata uang suatu negara dengan hard currency tertentu yang didasarkan pada jumlah mata uangnya yang beredar dan cadangan devisa yang dimilikinya (berupa hard currency). 2. Faktor yang Mempengaruhi Kurs Valuta Asing. Faktor atau kondisi yang bisa mempengaruhi fluktuasi kurs valas terdapat 7 macam, yaitu : 1. Perbedaan supply dan demand dari foreign currency. Valas juga merupakan benda ekonomi yang memiliki permintaan dan penawaran di bursa valuta asing. Sumber-sumber penawaran (supply) valas tersebut adalah : Ekspor barang dan jasa yang menghasilkan valas. Impor modal atau capital import dan transfer valas lainnya dari L.N ke dalam negeri. Sumber-sumber permintaan (demand) valas adalah : Impor barang dan jasa yang menggunakan valas Ekspor modal atau capital export dan tranfer valas lainnya dari dalam ke L.N. Pada mekanisme pasar menyatakan : “setiap perubahan permintaan dan penawaran barang atau jasa akan mengubah harga barang/jasa tersebut “, demikian juga halnya valas, dalam grafik perubahan tersebut bisa dilihat sbb: Manajemen Keuangan Internasional Halaman 25 Pengaruh Permintaan & Penawaran Terhadap Kurs Valuta Asing Kurs Valas Rp/USD A2 Rp.5.500/USD Rp.5.000/USD Rp.4.500/USD Sfc S’fc A1 A3 D’fc Dfc 0 X bj Cm USD USD M bj C X xbj Q USD Keterangan : QUSD = kuantitas USD Sfc = supply foreign currency Dfc = demand foreign currency Xbj = ekspor barang & jasa Mbj = impor barang & jasa Cm = capital impor Cx = capital ekspor Kesimpulan dari grafik : 1. Jika Xbj & Cm (naik), maka Sfc akan bertambah (+) Asumsi Dfc (tetap), maka akan terjadi Kurs valas (depresiasi), sedangkan Rp (Apresiasi) 2. Jika Mbj & Cx (naik), maka Dfc akan bertambah (+) Asumsi Sfc (tetap), maka akan terjadi Kurs valas (apresiasi), sedangkan Rp (Depresiasi) 2. Posisi balance of payment (BOP). BOP adalah catatan yangn disusun secara sistematis tentang semua transaksi ekonomi internasional yanng meliputi perdagangan LN, keuangan dan moneter antara penduduk suatu negara dengan penduduk L.N untuk periode biasanya 1 tahun. Dari struktur BOP akan diketahui apakah monetary account posisinya akan menunjukkann BOP surplus, defisit atau ekuilibrium. Dalam hal ini perlu diketahui bahwa : Bila saldo monetary account (-), maka BOP (surplus) Bila saldo monetary account (+), maka BOP (defisit) Untuk kalangan bisnis, yang diperhatikan : 1. Posisi BOT (Balance of Trade) Manajemen Keuangan Internasional Halaman 26 2. Paling utama : Posisi Current account (Neraca transaksi berjalan) dan saldo capital account (neraca modal). Contoh struktur BOP, diambil dari data departemen keuangan RI, Desember 1997 : BOP Indonesia tahun anggaran 1996/1997 (dalam jutaan USD) I. II. III. IV. V. Current Account. (1+2+3) ( Neraca transaksi berjalan ) 1. Balance of Trade. ( Neraca Perdagangan) Ekspor barang Impor barang 2. Service Account. (Neraca Jasa ) 3. Unilateral Account. (Neraca transaksi sepihak) Capital Account ( Neraca Modal ) 1. Capital Import Pemerintah (pinjaman) Swasta (PMA & pinjaman) 2. Capital Export Pemerintah (cicilan pk. Pinj.) Swasta Perubahan Cadangan Devisa = dR (Change of forex reserve = I + II ) Error and Omission ( selisih yg belum dpt diperhit.) Monetary Account ( Neraca lalu lintas moneter ) OVER ALL BALANCE - USD 8.065 USD 6.233 USD - USD - USD 52.038 45.816 14.288 0 USD 12.667 USD USD 5.248 13.487 - USD USD 6.118 0 - USD - USD 4.602 700 - USD 3.902 0 Posisi ( saldo dR ) dalam BOP dapat mempengaruhi kurs valas, karena alasan berikut ini : Bila posisi saldo dR (+) supply valas > demand valas ( Sfc > Dfc atau Ddc > Sdc ) untuk periode tsb, sehingga menimbulkan efek atau sentimen (+) dalam arti nilai Rp relatif stabil pada bursa valas dannn dapat menghilangkan isu devaluasi. Bila posisi saldo dR (-) Sfc < Dfc atau Ddc < Sdc, sehingga menimbulkan efek atau Sentimen (-) dalam arti nilai Rp relatif lemah dan diikuti dengan isu devaluasi. Manajemen Keuangan Internasional Halaman 27 3. Tingkat Inflasi. Bagaimana tingkat inflasi dapat mempengaruhi kurs valas dapat dilihat pada grafik berikut ini : Pengaruh tingkat inflasi terhadap Kurs Valas Kurs Valas Rp/USD S’ S JPY 110/USD JPY 105/USD JPY 100/USD D’ D USD USD Q USD Keterangan : Keadaan awal : Kurs valas JPY/USD = JPY 100/USD Asumsi : inflasi di USA ( + 5 % ) : inflasi di Jepang ( 1 % ) : barang yg dijual di USA & Jepang sama dan bisa substitusi Dalam asumsi tersebut, maka : Harga barang di USA lebih mahal, sehingga membuat impor USA (naik) terhadap Jepang. Impor USA (naik) : mengakibatkan permintaan JPY (naik). Dilain pihak : Kenaikan harga barang di USA akan mengurangi impor Jepang terhadap USA sehingga mengakibatkan permintaan USD justru menurun. Perkembangan tingkat inflasi tsb akan mempengaruhi supply & demand valas, sehingga di grafik akan bergeser dari JPY 100/USD - JPY 105/USD - JPY 110 /USD 4. Tingkat bunga. Pengaruh tingkat bunga terhadap kurs valas ini : Manajemen Keuangan Internasional ent digambarkan pada grafik pada halaman berikut Halaman 28 Pengaruh Tingkat Bunga terhadap kurs valas Kurs Valas Rp/USD S DEM DEM S’ 2.00 /USD 1.90 /USD D USD USD Q USD Keterangan: Pemerintah Jerman perlu dana besar untuk membangun wilayah eks Jerman Timur. Karena permintaan dana besar tersebut , Jerman menaikkan tingkat bunga untuk menarik modal L.N ke Jerman terutama dari USA. Banyaknya valas (USD) yang akan masuk ke Jerman akan menyebabkan peningkatan permintaan DEM dan penawaran USD sehingga kurs valas berubah dari DEM 2.00 /USD - DEM 1.90 /USD 5. Tingkat pendapatan. Jika kenaikan pendapatan masyarakat Indonesia tinggi, sedangkan kenaikan jumlah barang yang tersedia entimen kecil, tentu impor barang akan meningkat. Peningkatan impor akan berefek pada peningkatan demand valas yang pada gilirannya akan mempengaruhi kurs valas. Kejadian tersebut diatas dapat digambarkan pada grafik sbb: Pengaruh tingkat pendapatan Terhadap kurs valas Kurs Valas Rp/USD S Rp.5.500/USD Rp.5.000/USD D’ D USD USD’ Manajemen Keuangan Internasional Q USD Halaman 29 6. Pengawasan pemerintah. Biasanya pengawasan pemerintah untuk tujuan tertentu mengakibatkan pengaruh kurs valas terjadi, seperti dalam bentuk kebijaksanaan moneter, entim dan perdagangan L.N. Contohnya : Pengawasan lalu lintas devisa Peningkatan trade barier Pengetatan uang beredar Penaikan tingkat bunga 7. Ekspektasi, isu dan rumor. Adaya ekspektasi (harapan) bahwa : tingkat inflasi atau defisist BOT USA akan menurun atau sebalikya dapat mempengaruhi kurs valas USD. Adanya spekulasi / isu devaluasi Rp karena entime current account yang besar juga berpengaruh terhadap kurs valas dimana valas secara umum mengalami apresiasi. Adanya isu & rumor, misalnya presiden atau menteri keuangan sakit parah, dapat mempengaruhi entiment & ekspektasi masyarakat sehingga mempengaruhi permintaan dan penawaran valas yang akan berakibat pada fluktuasi kurs valas. ---=o0o=--- Manajemen Keuangan Internasional Halaman 30 HUBUNGAN ANTARA : KURS VALAS DENGAN TINGKAT INFLASI & BUNGA Referensi buku : 1. Dr. Hamdy Hady, “Valas untuk Manajer (Forex for Managers)”, Cetakan 1, Jakarta, Ghalia Indonesia, Januari1997 PERTEMUAN KE-6 & 7. 1. Interest Rate Parity Theory. 2. Puchasing Power Parity Theory. 3. International Fisher Effect. 1. Interest Rate Parity Theory. ( IRP Theory ). IRP adalah teori yang menerangkan bagaimana hubungan antara bursa valas dengan money market (pasar uang internasional). Teori IRP : Menyatakan : perbedaan tingkat bunga (sekuritas) pada IMM = Forward rate premium/discount Dengan kata lain : dengan IRP akan dapat ditentukan berapa perubahan kurs forward (FR) dibandingkan degan spot rate (SR) bila terdapat perbedaan tingkat bunga antara home country dengan foreign country. Dengan demikian. Seorang pemilik dana akan dapat menentukan dalam mata uang apa dananya akan diinvestasikan, yaitu dengan membandingkan besarnya perbedaan tingkat bunga antara 2 negara (home & foreign country) dengan perbedaan antara FR &SR yang ditentukan oleh Forward rate premium/discount. Hubungan antara forward premium/disc. Dari suatu valas dengan tingkat bunga dari pasar uang tsb, menurut teori IRP dapat ditentukan dengan formula : An = ( Ah / SR ) ( 1 + if ) FR Dimana : An adalah jumlah uang dalam negeri (domestic currency) yang akan diterima pada akhir periode suatu investasi/deposito. Ah adalah jumlah uang dalam negeri (domestic currency) yang diinvestasikan. if adalah interest rate / tingkat bungan foreign investment/deposit. SR adalah Spot Rate FR adalah Forward Rate Karena besarnya FR = SR ( 1 + p ), dimana p = forward rate premium/disc., maka rumusnya jadi : An An = = ( Ah / SR ) ( 1 + if ) [ SR ( 1 + p )] Ah ( 1 + if ) ( 1 + p ) Menurut formula umum, rate of return (ROR) yang akan diperoleh dari investasi /deposito yang dilakukan di luar negeri (rf) adalah sebesar : Manajemen Keuangan Internasional Halaman 31 rf = rf = rf = An - Ah Ah Ah ( 1 + if ) ( 1 + p ) - Ah Ah ( 1 + if ) ( 1 + p ) – 1 Innvestor akan investasi/deposito dalam bentuk valas bila : “rate of return (rf) luar negeri sama atau minimal lebih tinggi dari tingkat bunga dalam negeri / home country interest (ih) Dengan kata lain dapat dirumuskan jadi if ih Bila rf di substitusikan dengan ih maka akan diperoleh : ( 1 + if ) ( 1 + p ) – 1 = ( 1 + if ) ( 1 + p ) = (1+p) = p = ih ( 1 + ih ) ( 1 + ih ) ( 1 + if ) ( 1 + ih ) -1 ( 1 + if ) Dari perhitungan forward premium/disc diatas, dapat disimpulkan bahwa bila : ih > if, maka akan diperoleh p > 0 atau positif dan berarti forward rate premium & FR > SR ih < if, maka akan diperoleh p < 0 atau negatif dan berarti forward rate premium & FR < SR contohnya : Tingkat bunga pertahun FRF = 6 % dan USD = 5 % Jika USD sebagai home currency, maka perhitungannya : p = ( 1 + ih ) -1 ( 1 + if ) p = ( 1 + 0,05 ) - 1 ( 1 + 0,06 ) p = -0,0094 = -0,94 % Ini berarti P< 0 (negatif), maka FR nya disebut FR discount Bila SR = $ 0.20 /FRF, maka FR = SR ( 1 + p ) = $ 0.20 ( 1 – 0,0094 ) = $ 0.198 /FRF Maka FR < SR atau dengan kata lain : FRF depresiasi terhadap USD Contoh lain : Tingkat bunga pertahun IDR = 15 % dan USD = 6 % Jika IDR sebagai home currency, maka perhitungannya : p = ( 1 + ih ) -1 ( 1 + if ) p = ( 1 + 0,15 ) - 1 ( 1 + 0,06 ) p = 0,0849 = 8,49 % Manajemen Keuangan Internasional Halaman 32 Ini berarti P> 0 (+), maka FR nya disebut FR premium Bila SR = Rp.8.000 /USD, maka FR = SR ( 1 + p ) = Rp.8.000 ( 1 + 0,849 ) = Rp. 8.879,20 /USD Maka FR > SR atau dengan kata lain : USD apresiasi terhadap IDR 2. Puchasing Power Parity Theory ( PPP Theory ). Pengaruh tingkat inflasi terhadap kurs valas dapat menyebabkan fluktuasi kurs valas, pengertian tsb dapat dijelaskan berdasarkan teori purchasing power parity (teori paritas daya beli / keseimbangan / kesamaan daya beli oleh Gustav Cassel setelah perang dunia I ). Penjelasan teori ini didasarkan pada “the law of one price” yaitu hukum yang menyatakan bahwa harga produk (LOP) yang sama di 2 negara yang berbeda akan sama pula bila dinilai dalam mata uang yang sama. Teori ini dikenal dengan “teori purchasing power parity absolute”. Contoh : Harga 1 kg apel merk USA, di Jakarta Rp.8.000,- dan di NewYork $1. Ini berarti : harga 1 kg apel merk USA, adalah Rp.8.000 = $1. Maka : Kurs valas Rp/$ berdasarkan Paritas daya beli dari masing-masing mata uang adalah sebesar Rp.8.000,Kenyataanya : Forex rate yang diperhitungkan berdasarkan teori PPP absolute tidak lagi sesuai dengan kurs valas yang ditetapkan oleh pemerintah. Perbedaan kurs valas tsb dikenal sebagai “overvaluation atau undervaluation” Teori PPP absolut tidak realistis lagi karena tidak memperhitungkan biaya transfer, tarif dan kuota. Kemudian muncul teori PPP relatif yang menyatakan : “harga suatu produk yang sama akan tetap berbeda karena ketidaksempurnaan pasar yang disebabkan oleh faktor biaya transfer, tarif dan kuota. Menurut teori PPP relatif, kurs valas akan berubah untuk dapat mempertahankan purchasing power. Perubahan forex rate tsb dapat di hitung sbb : Home country Foreign country = = Ph ( 1 + Ih ) Pf ( 1 + If ) ( 1 + ef ) Keterangan : Ph = Price index home country Ih = Inflation rate home country Pf = Price index foreign country If = Inflation rate foreign country ef = % perubahann kurs Manajemen Keuangan Internasional Halaman 33 Berdasarkan “the law of one price”, maka : New price index foreign country = New price index home country Pf ( 1 + If ) ( 1 + ef ) = Ph ( 1 + Ih ) ( 1 + ef ) = Ph ( 1 + Ih ) Pf ( 1 + If ) ef = Ph ( 1 + Ih ) -1 Pf ( 1 + If ) Karena index harga Ph & Pf diasumsikan sama, maka : ef = 1 + Ih -1 1 + If Kesimpulan : Jika Ih > If, maka ef > 0 (+), maksudnya Kurs valas akan apresiasi Jika Ih < If, maka ef < 0 (-), maksudnya Kurs valas akan depresiasi Contoh 1: Tingkat inflasi Indonesia Tingkat inflasi USA Spot rate tgl 1/08 =9% =3% = Rp. 8.000,/$ Berdasarkan perhitungan teori PPP dapat diperkirakan perubahan forex rate u 1 tahun y.a.d : ef = = = 1 + Ih -1 1 + If 1 + 0,09 - 1 1 + 0,03 1,058 – 1 = 0,058 = 5,8 % Maka USD akan apresiasi terhadap Rp sebesar 5,8 % Dengan demikian dapat dihitung perkiraan forward rate 1 th y.a.d. : Rp. 8.000 ( 1 + 5,8 % ) Contoh 2: Tingkat inflasi USA Tingkat inflasi Jepang Spot rate tgl 1/08 = Rp. 8.464./$ =3% =1% = Y100,/$ Berdasarkan perhitungan teori PPP dapat diperkirakan perubahan forex rate u 1 tahun y.a.d : ef = = = Manajemen Keuangan Internasional 1 + Ih -1 1 + If 1 + 0,01 - 1 1 + 0,03 0,98058 – 1 = -0,01942 = -1,94 % Halaman 34 Maka USD akan depresiasi terhadap JPY sebesar 1,94 % Dengan demikian dapat dihitung perkiraan forward rate 1 th y.a.d. : Y100 ( 1 – 1,94 % ) = Y 98,06 /$. Dengan menggunakan teori PPP dapat diperoleh suatu formula u/ memperkirakan forex rate y.a.d yang dikenal dengan forward rate : FR = FR = SR [ 1 + ( 1+ Ih ) - 1 ] ( 1 + if ) SR ( 1+ Ih ) ( 1 + if ) Sedangkann perhitungan versi formula sederhana : FR = SR [ 1 + ( Ih - if ) ] 3. International Fisher Effect (IFE Theory). Seorang ekonom “Irving Fisher” menyatakan tingka bunga nominal (I) di tiap negara akan sama dengan real rate of return (r) di tambah dengan tingkat inflasi (I) yang diharapkan atau dengan rumus: i = r + I “Tingginya tingkat inflasi di Indonesia ( sekitar 8%) di bandingkan di USA (sekitar 3%) merupakan penyebab utama dari terjadinya depresiasi Rp terhadap USD yang mencapai sekitar 5 % per-tahun”. Teori IFE menerangkan tentang hubungan antara % perubahan SR (Spot rate) dengan tingkat bunga (i) pasar uang di berbagai negara menyatakan : “SR akan berubah dengan persentase yang sama tetapi dengan arah berlawanan dengan perbedaan atau selisih tingkat bunga antar 2 negara. Pernyataan diatas dapat dirumuskan sbb: SR2 – SR1 x 100 SR1 Keterangan : - SR1 = - SR2 = -i($) = - i (Y ) = = i ($) - i (Y) Spot rate periode 1 Spot rate periode 2 Tingkat bunga di USA Tingkat bunga di Jepang Menurut teori IFE, actual or effective return (r) dari investasi pada pasar surat berharga di pasar uang (financial market) Luar negeri tergantung pada foreign interest (if) dan % perubahan nilai forex rate (ef). Manajemen Keuangan Internasional Halaman 35 Dengan demikian, (r) di pasar uang/bank luar negeri dapat dirumuskan : r = ( 1 + if ) ( 1 + ef ) – 1 Menurut teori IFE, effective return pada home investment/deposit (ih) pada dasarnya secara rata-rata akan sama dengan effective return pada foreign investment/deposit (r), sbb : r = ih Maka persamaannya menjadi : ( 1 + if ) ( 1 + ef ) – 1 ( 1 + if ) ( 1 + ef ) ( 1 + ef ) ef = = = = ih ( 1 + ih ) ( 1 + ih ) ( 1 + if ) ( 1 + ih ) - 1 ( 1 + if ) Kesimpulannya : Bila ih > if, maka ef > 0 (+), sehingga foreign currency akan Apresiasi. Apresiasi akan menaikkan foreign return atau hasil penerimaan investor home country dari investasi L.N. Bila ih < if, maka ef < 0 (_), sehingga foreign currency akan Depresiasi Depresiasi akan menurunkan foreign return atau hasil penerimaan investor home country dari Investasi L.N. Contoh : Effective return home investment (ih) = 11 % Interest rate foreign deposit (if) = 12 % Agar effectivee return dari kedua investasi ini sama bagi investor domestik maka persentase perubahan foreign currency akan mencapai : ef = ef = = = ( 1 + ih ) - 1 ( 1 + if ) ( 1 + 11% ) - 1 ( 1 + 12% ) -0,0089 -0,89 % Kalau terjadi sebaliknya (tingkat bunga USA lebih tinggi dibandingkan tingkat bungan di LN), selisih 2 % sedangkan forward rate GBP = USD 1,51/GBP atau apresiasi sebesar 0,67%, maka investor domestik meminjamkan yang di LN dan menginvestasikan di dalam negeri (USA) Dengan demikian investor domestik akan untung dari selisih tingkat bunga 2% yang akan lebih besar dari apresiasi pinjamannya dala GBP sebesar 0,67% Manajemen Keuangan Internasional Halaman 36 MEKANISME PERDAGANGAN VALUTA ASING Referensi buku : 1. Dr. Hamdy Hady, “Valas untuk Manajer (Forex for Managers)”, Cetakan 1, Jakarta, Ghalia Indonesia, Januari1997 PERTEMUAN KE-8 1. Munculnya Perdagangan Valuta Asing. 2. Arbitrage 3. Currency Swap 1. Munculnya Perdagangan Valuta Asing. ERA GLOBALISASI Cenderung INTEGRASI EKONOMI REGIONAL : DENGAN TUJUAN : “Meningkatkan arus perdagangan dan investasi antar anggota” AFTA, NAFTA, LAFTA, CEE, CACM, APEC Cenderung HINGGA SAAT INI : “Perbedaan kurs valas di berbagai bursa valas tidak bisa dikurangi atau dihilangkan. TAHAP INTEGRASI EKONOMI: PTA ( Prefential Trade Agreement ) FTA ( Free Trade Area ) CU ( Custom Union ) CM ( Common Market ) EU ( Economic Union ) MU ( Monetary Union ) Masing-masing negara masih memiliki sistem mata uang sendiri Secara praktis sejak Dekrit Nixon (15 agustus 1971) mulai berlaku “Floating Exchange Rate System” PERDAGANGAN INTERNASIONAL Atau : International Arbitrage, yaitu perdagangan valas yg sudah dianggap sbg suatu komoditas, untuk mencari keuntungan dari perbedaan forex rate quotation dari berbagai tempat di bursa valas Manajemen Keuangan Internasional Halaman 37 2. Arbitrage Dikenal 3 bentuk Arbitrage, yaitu : 1. Locational Arbitrage. Arbitrage dapat terjadi jika ada perbedaan kurs jual & kurs beli antar bank atau antar money changer. Perbedaan tsb memberi peluang arbitrageur untuk mencari keuntungan dari selisih kurs yang berbeda. Perbedaan kurs dari beberapa bank pd lokasi atau kota yang sama dapat terjadi karena adanya perbedaan penawaran dan permintaan valas yang diharapinya. Contoh : Forex Quotation Rp / USD di Jakarta Kurs Beli Kurs Jual Bank A Rp. 5.000 / USD Rp. 5.025 / USD Bank B Rp. 5.050 / USD Rp. 5.080 / USD Dari data diatas terdapat peluang bagi arbitrageur untuk dapat keuntungan dengan jalan : Membeli USD pada Bank A ( Kurs jual bank Rp. 5.025 / USD ) Menjual USD pada Bank B ( Kurs beli bank Rp. 5.050 / USD ) Keuntungan yang diperoleh adalah Rp. 25,- / USD Jika melakukan transaksi sebesar USD 10.000, maka keuntungannya : USD 10.000 X Rp. 25,- / USD = Rp. 250.000,- PERLU DIKETAHUI : Mencari Keuntungan dengan melakukan Locational Arbitrage tidak semudah seperti pada contoh diatas. Kurs jual USD ( yg rendah di Bank A) bisa mengakibatkan meningkatnya atau banyaknya permintaan atau pembelian USD di Bank A. Sehingga mengakibatkan kurs jual di Bank A akan naik. Sebaliknya: Dengan banyaknya penawaran USD oleh arbitrageur di Bank B akan menyebabkan turunnya kurs beli USD di Bank B ( yaitu dari Rp. 5.050 / USD - Rp. 5.025 / USD ) Akhirnya : Karena naiknya permintaan USD di Bank A dan naiknya penawaran USD di Bank B akan mengakibatkan Kurs Jual di Bank A = Kurs Beli di Bank B Proses ini disebut dengan realigment due to locational arbitrage atau proses penyamaan kurs yang terjadi karena adanya locational arbitrage. Proses ini berjalan sangat cepat sekali sehingga yang bisa melakukan locational arbitrage hanyalah mereka para arbitrageur yang memiliki terminal komputer yang bisa akses ke berbagai bank atau bursa valas di berbagai lokasi. Manajemen Keuangan Internasional Halaman 38 2. Triangular Arbitrage. Adalah sejenis arbitrage yang dilakukan dengan membandingkan cross exchange rate antara 3 lokasi yang berbeda. Aktivitasnya berjalan selama 24 jam dari hari Senin s/d Jum’at, karena disebabkan adanya perbedaan waktu antara berbagai pusat keuangan internasional. Misalnya : JAKARTA SIDNEY PARIS NEW YORK Pukul 11.00 WIB Pada saat yang sama : Pada saat yang sama : Pada saat yg sama : Kegiatan Bursa Valas sedang berlangsung Bursa valas sudah tutup Sore / malam hari Kondisinya masih pagi (subuh). Sudah tenga malam (Bursa sudah tutup) Aktivitas transaksi va las di Bursa sedang pen uh atau ramai. Dari adanya perbedaan waktu tersebut, seorang investor dapat mengoptimalkan pendayagunaan modalnya dengan melakukan trading valas selama 24 jam penuh. Contoh : Investor atau pemilik modal di Jakarta ingin mencari keuntungan dengan melakukan triangular arbitrage. Dia menghubungi forex dealernya untuk melakukan kontrak trading valas pada salah satu bank BCA sebesar USD 100,000 Menurut informasi dari terminal komputer di bank yang berhubungan dengan jaringan reuters melalui satelit palapa & intersat ternyata spot rate di 3 bursa adalah sbb : BURSA PARIS NEW YORK FRANK FURT SPOT FRF 5.00 /USD DEM 1.33 / USD FRF 3.00 / DEM RATE ( USD 0.20 / FRF ) ( USD 0.75 / DEM ) ( DEM 0.33 / FRF ) Jika dihitung cross rate dari spot diatas : FRF / USD (PARIS) 5 = FRF / DEM (FRANKFURT) 3 X DEM / USD (NEW YORK) 1.33 Ternyata ada perbedaan antara cross rate menurut perhitungan ( 3 x 1.33 = 3,99 ) dengan cros rate yang ada di Paris ( 5 ) Perbedaan tersebut merupakan indikator bagi investor untuk mendapatkan keuntungan denga melakukan “triangular arbitrage” Langkah-langkahnya : Modal yang ada USD 100,000 di Paris Investor meminta kepada Forex dealer untuk membeli FRF dengan kurs FRF 5.00 / USD, sehingga akan diperoleh FRF 500,000.00 FRF 500,000.00 di transfer ke Frankfurt untuk membeli DEM dengan kurs ( DEM 0.33 / FRF ), sehingga akan diperoleh DEM 165,000.00 Manajemen Keuangan Internasional Halaman 39 DEM 165,000.00 ditransfer lagi ke New York untuk membeli USD dengan kurs USD 0.75 / DEM sehingga investor akhirnya mendapatkan USD sebesar USD 123,750.00 Dari mutasi diatas ternyata dengan modal USD 100,000.00 (Paris) pada akhirnya investor mendapatkan hasil USD 123,750.00 (NewYork). Berarti investor mendapatkan keuntungan sebesar USD 23,750.00 sebelum dipotong komisi, biaya transfer dalam waktu singkat. Akibat mutasi diatas akan terjadi realigment atau keseimbangan cross rate, yaitu : TEMPAT AKTIVITAS TRIANGULAR DAMPAK TRIANGULAR BURSA ARBITRAGE ARBITRAGE PARIS Pembelian FRF dengan mengBank akan menaikkan kurs jual gunakan USD FRF terhdp USD, krn permintaan naik ( misal jadi : FRF 4.76 /USD ) FRANKFURT Pembelian DEM dengan meng- Bank akan menaikkan kurs jual gunakan FRF DEM terhdp FRF, krn permintaan naik ( misal jadi : FRF 3.20 /USD ) NEW YORK Pembelian USD dengan meng- Bank akan menaikkan kurs jual gunakan DEM USD terhdp DEM, krn permintaan naik ( misal : DEM 1.4875 /USD ) Akhirnya : Bila cross rate sudah terkoreksi sesuai dengan realigment, peluang internasional arbitrage akan hilang, yaitu : FRF / USD 4.76 = = FRF / DEM 3.20 X X DEM / USD 1.4875 3. Covered Interest Arbitrage ( CIA ). Yaitu aktivitas arbitrageur untuk mencari keuntungan dari perbedaan antara selish tingkat bunga dengan forward rate premium / discount. CIA dilakukan dengan jalan menginvestasikan dana dalam sekuritas luar negeri karena terdapat perbedaan tingkat bungan dengan perubahan kurs valas / tingkat premium/disc. Contoh : Data atau informasi yang diketahui seorang investor pemilik dana USD 1.000.000,00, sbb : Spot rate : USD 1.50 / GBP Forward rate 90 hari : USD 1.49 / GBP Tingkat bunga di USA : 2 % Tingkat bunga di luar negeri : 4 % Dengan informasi diatas investor akan melakukan CIA dengan jalan : Konversikan USD 1.000.000 menjadi GBP dengan Spot rate USD 1.50/GBP, sehingga : 1.000.000 X 1/ 1.50 = GBP 666.666,66 Investasikan 90 hari dalam sekuritas GBP dengan tingkat bunga 4 %, sehingga pada tanggal jatuh tempo akan memperoleh : GBP 666.666,66 X 1,04 X 90/360 = GBP 173.333,33 Pada saat yang bersamaan dengan investasi diatas, dilakukan forward contract GBP dengan forward rate USD 1.49 / GBP, sehingga menjadi : 173.333,33 X USD 1.49 = USD 258.266,66 Manajemen Keuangan Internasional Halaman 40 Sedangkan bila investasi dilakukan di dalam negeri (USA), investor hanya akan memperoleh : USD 1.000.000,00 X 1,02 X 90/360 = USD 255.000,00 Ini berarti dengan melakukan CIA investor dapat keuntungan sebesar : USD 258.266,66 - USD 255.000,00 = USD 3.266,66 3. Currency Swap. Pengertian umum : “suatu kontrak transaksi pembelian/penjualan valas dengan spot rate yang dikombinasikan dengan pembelian/penjualan valas yang sama dengan forward rate” (J.O. Grabbe, 1996 : 313 ) Contoh : Seorang pengusaha mendapat pinjaman USD 100.000 untuk jangka waktu 180 hari. Kemudian pinjaman tersebut dikonversikan ke dalam rupiah dengan spot rate Rp. 5.000/USD, sehingga menjadi : USD 100.000 X Rp. 5.000/USD = Rp. 500.000.000,00 Untuk menghindari resiko kerugian atau melindungi open position terhadap utangnya, maka pengusaha tersebut melakukan transaksi swap. Maksudnya : pada saat yang bersamaan melakukan pula pembelian USD dengan forward rate kursnya misalkan Rp.5.500/USD Dengan melakukan transaksi swap ini, pengusaha akan terhindar dari resiko kerugian dari fluktuasi (apresiasi) kurs valas USD yang mungkin akan lebih tinggi dari forward rate. Dalam prakteknya di Bursa Valas Internasional, transaksi swap dilakukan dengan berbagai bentuk, yaitu : Currency swap Merupakan kontrak dari 2 pihak untuk saling menyerahkan sejumlah valas tertentu terhadap sejumlah valas lainnya. Dengan kata lain : cureency swap dapat merupakan pertukaran antara sejumlah tertentu dari valas yang berbeda Interest rate swap Adalah currency swap dari sejumlah mata uang / valas yang sama tetapi yang satu dengan tingkat bunga tetap (fixed) dan lainnya dengan tingkat bunga mengambang (floating). Contoh : Bank A menginginkan utang dengan tingkat bunga tetap dan perusahaan juga demikian tapi dengan tingkat bunga mengambang. Diasumsikan : Bank A : dapat meminjam dengan tingkat bunga tetap LIBOR, yaitu 11,5 % Perusahaan : dapat meminjam dengan tingkat bunga mengambang 14 % atau 1 % diatas LIBOR “Dalam hal ini perusahaan dan bank A dapat melakukan interest rate swap agreement” o Bank A mengeluarkan utang senilai USD 50 millions dengan tingkat bunga tetap 11,5 % o Perusahaan juga sama tapi dengan tingkat bunga mengambang 1 % diatas LIBOR Manajemen Keuangan Internasional Halaman 41 Selanjutnya : Perusahaan mengeluarkan coupon payment kepada Bank A dengan bunga 12 %, sedangkan bank membayar dengan bunga LIBOR kepada perusahaan, seperti : Net interest cost utang perusahaan : ( LIBOR + 1 % ) + 12 % - LIBOR Net interest cost utang bank A : 11,5 % + LIBOR - 12 % = 13 % = LIBOR – 0,5 % Interest Rate Swap 12 % PERUSAHAAN BANK A LIBOR LIBOR + 1% FLOATING RATE DEBT HOLDER 11,5 % FIXED RATE DEBT HOLDER Dari tindakan interest rate swap, bank A dan perusahaan dapat keuntungan berupa pengurangan biaya bunga pinjaman sebesar : Perusahan : hanya membayar bunga 13 % dibandingkan 14 % Bank A : hanya membayar bunga (LIBOR – 0,5%) dibandingkan bunga LIBOR (11,5%) Cross-currency interest rate swap Adalah currency swap dari sejumlah mata uang / valas yang berbeda, yakni pembayaran satu valas bersifat tetap (fixed) dan lainnya bersifat variabel. Berdasarkan kondisi pasar & sesuai dengan tujuan, currency swap dpt dibagi : 1. Long-term Forward Contract. Tipe ini tidak berbeda dengan forex forward market yang biasa dilakukan pada interbank market. Akan tetapi, karena pada interbank market tsb terdapat valas atau maturity tertentu yang jarang ditransaksikan, timbul barter transaksi yang dikenal sebagai long-term-forward contract. Dalam hal ini, bila terdapat 2 perusahaan atau institusi yang saling membutuhkan, dapat dilakukan currency swap dalam bentuk long-term-forward contract berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak tentang jangka waktu dan harga pertukaran kedua valas. Kesepakatan ini juga dapat dilakukan dengan perantara broker. Dan broker-lah yang mempertemukan kedua pihak tsb. 2. Straight Currency Swap. Straight Currency Swap adalah semacam currency swap dalam bentuk pertukaran 2 valas pada current date dengan persetujuan bahwa akan dipertukarkan kembali dengan exchange rate yang sama dan pada tanggal tertentu di waktu yang akan datang. Manajemen Keuangan Internasional Halaman 42 Masing-masing pihak akan membayar bunga sesuai dengan jangka waktunya. Bila misalnya tingkat bunga valas A lebih tinggi daripada valas B, pihak yang menerima valas A akan membayar selisih tingkat bunga tsb kepada pihak yang menerima valas B. Misalnya : USD 1,000,000 di swap-kan dengan JPY 180,000,000 dengan tingkat bunga USD 5% lebih tinggi daripada tingkat bunga JPY. Dengan demikian, pihak yang menerima USD harus membayar kepada pihak yang menerima valas JPY sebesar : 5 % X USD 1,000,000 = USD 50,000. 3. Back-to-Back dan Parallel Loans Currency swap ini biasanya dilakukan oleh 2 perusahaan dari 2 negara yang masing-masing punya subsidiary di kedua negara tsb. Misalnya perusahaan USA memberikan pinjaman kepada subsidiary perusahaan Inggris yang berada di USA dan sebaliknya perusahaan Inggris juga memberikan pinjaman kepada subsidiary perusahaan USA yang berada di Inggris Munculnya parallel loan ini bersamaan alasannya dengan munculnya Euro-dollar market, yaitu dengan adanya peraturan Bank Inggris yang menetapkan apabila perusahaan Inggris memberikan pinjaman kepada subsidiary-nya di luar negeri maka harus membayar premium atas market rate USD. Untuk menghindari pajak (tax) atas pembelian USD, perusahaan Inggris berusaha mengatur dan mencari pinjaman untuk subsidiary di USA dari perusahaan USA. Dan demikian juga untuk perusahaan USA yang berada di Inggris. Sehingga timbul pasar currency swap dalam bentuk parallel loan yang menguntungkan kedua belah pihak berdasarkan kesepakatan bersama, terutama mengenai pembayaran bunga dan hal yang berkaitan dengan kemungkinan apresiasi maupun depresiasi valas. 4. Swap of debt payment Swap of debt payment merupakan tipe currency swap yang 2 perusahaan atau 2 pihak menswap-kan utan dan pembayaran bunganya satu sama lain dalam valas yang berbeda. Contoh : Swap of debt payment dapat ditunjukkan oleh bentuk currency swap yang dilakukan perusahaan IBM dengan World Bank melalui Salomon Brother sebagai intermediary pada bulan agustus 1981. Beberapa tahun sebelumnya IBM telah meminjam pada capital market di Jerman dan Switzerland dan mendapatkan dana dengan fixed-interest rate dalam DEM dan CHF selama tahun 1981, IBM akan mendapat capital again dengan berkurangnya USD untuk membayar utangnya. 5. Swaptions Bentuk lain dari currency swap adalah kombinasi antara option dengan swap yang dikenal dengan swaptions contract, yaitu suatu kontrak yang memberikan hak merealisasikan (enter) atau membatalkan (exit) suatu swap dengan syarat dan kondisi tertentu. Sama seperti halnya option, swaptions juga terdiri atas : o Swaption call, yaitu suatu kontrak yang memberikan hak (tetapi tidak wajib) kepada pembeli (buyer) untuk menerima pembayaran tetap (fixed payment) dengan tingkat bunga tetap sesuai strike price dan membayar secara floating. Manajemen Keuangan Internasional Halaman 43 o Swaption put, yaitu suatu kontrak yang memberikan hak (tetapi tidak wajib) kepada pembeli untuk melakukan pembayaran tetap (fixed payment) dengan tingkat bunga sesuai strike price dan menerima secara floating. Manajemen Keuangan Internasional Halaman 44 FOREIGN EXCHANGE EXPOSURE dan MANAJEMEN RESIKO Referensi buku : 1. Dr. Hamdy Hady, “Valas untuk Manajer (Forex for Managers)”, Cetakan 1, Jakarta, Ghalia Indonesia, Januari1997 PERTEMUAN KE-9 & 10 1. 2. 3. 4. Definisi Forex Exposure & Jenis resiko Fluktuasi kurs valas terhadap perusahaan . Manajemen Transaction Exposure Manajemen Economic/Operating Exposure Manajemen Translation Exposure 1. Definisi Forex Exposure dan Jenis Resiko Fluktuasi Kurs Valas Terhadap Perusahaan. Forex exposure (FE) dapat diartikan sebagai suatu risiko yang akan dihadapi oleh perusahaan sebagai akibat perubahan atau fluktuasi kurs valas. Suatu perusahaan MNC atau perusahaan yang melakukan transaksi internasional (ekspor dan impor) tentu arus kas (cash flow nya) akan terpengaruh secara langsung oleh fluktuasi kurs valas. Misalnya jika terjadi depresiasi domestic currency atau rupiah terhadap USD dan JPY, tentu beban impor akan semakin meningkat, tetapi sebaliknya penerimaan ekspor dapat pula meningkat. Bahkan, perusahaan yang tidak melakukan transaksi internasional pun secara tidak langsung akan terpengaruh dengan fluktuasi kurs valas. Adanya perubahan kurs valas tentu akan mempengaruhi supply dan demand di dalam negeri sehingga akan berpengaruh pula pada cash flow perusahaan. Pada dasarnya, pengaruh fluktuasi kurs valas tidak hanya terjadi terhadap transaksi perusahaan, tetapi juga berpengaruh terhadap nilai sekarang (present value) dari transaksi yang dilakukan dan neraca serta laporan rugi laba perusahaan. Secara umum, pengaruh fluktuasi kurs valas terhadap perusahaan dapat dibedakan atas tiga macam, yaitu : 1. Transaction Exposure. 2. Economic / Operating Exposure 3. Translation / Accounting Exposure. Ada juga buku yang menambahkan exposure keempat, yaitu tax exposure. Pada dasarnya tax exposure merupakan bagian dari Translation Exposure. 1. Manajemen Transaction Exposure. Transaction exposure diartikan sebagai risiko pengaruh fluktuasi kurs valas terhadap future cash transaction. Pengukuran risiko ini dapat dilakukan dengan 2 tahapan, yaitu sebagai berikut. A. Menentukan Perkiraan Neto dari Inflow dan Outflow dalam Setiap Valas. Manajemen Keuangan Internasional Halaman 45 Misal suatu perusahaan internasional memiliki dua subsidiary yang mempunyai transaksi sbb: • Subsidiary X mempunyai net inflow : USD500,000.00 • Subsidiary Y mempunyai net outflow : USD600,000.00 Konsolidasi net outflow : - USD100,000.00 Dalam hal ini, jika USD apresiasi terhadap rupiah, maka net effect nya akan merugikan perusahaan karena nilai outflow nya meningkat dan sebaliknya jika USD depresiasi terhadap rupiah, net effect nya akan menguntungkan perusahaan karena nilai outflow nya menurun jika dinilai dalam rupiah. Perkiraan net transaction inflow dan outflow juga dilakukan oleh perusahaan MNC dengan noncentralized approach atau centralized approach. Noncentralized approach dilakukan oleh MNC dengan menetapkan masing masing subsidiary nya melakukan net transaction inflows dan outflow nya sendiri-sendiri. Akan tetapi, kebijaksanaan ini dapat menimbulkan biaya hedging yang lebih tinggi. • Misalnya suatu MNC memiliki subsidiary I yang mempunyai transaction inflow dari ekspor bulanannya ke Inggris sebesar GBP20 juta. • Subsidiary II mempunyai transaction outflows dari impor bulanannya dari supplier di Inggris sebesar GBP 20 juta. Jika masing masing subsidiary melakukan hedging atas transaction exposure nya sendiri sendiri, tentu biaya akan lebih tinggi. Hal ini dapat terjadi karena biasanya spread antara kurs jual dan kurs beli untuk forward rate pada bank sekitar 1%. Dengan demikian, spread untuk GBP20 juta = GBP200,000 per bulan atau mencapai GBP2,4 juta per tahun. Dalam hal ini, jika dilakukan centralized approach, tentu biaya hedging yang harus dibayar pada bank dapat dihindari atau dikurangi dan perusahaan akan menghemat biaya tersebut B. Menentukan Tingkat Risiko atau Exposure dari Seluruh Valas Perusahaan yang memiliki beberapa transaction dalam berbagai valas dapat menjumlahkan seluruh hasil konversi transaksi valas ke dalam mata uang lokal atau domestic currency seperti contoh transaksi pada sebuah MNC Amerika pada Tabel 6.1 di bawah ini. Tabel 10.1 Tingkat Risiko atau Exposure Valas Currency Inflow Outflow Netto (1) CAD (2) 2M (3) 6M (4) 4M DEM 10 M 12 M 2M FRF 100 M 60 M 40 M Manajemen Keuangan Internasional Range of Forex Rate (5) (outflow) USD0.79-0.81 (outflow) USD0.48-0.52 (inflow) USD0.09-0.11 Range of Netto (6) USD 3.16 M-3.24 M (outflow) USD 0.96 M-1.40 M (outflow) USD 3.60 M-4.40 M (inflow) Halaman 46 CHF 1M 6M 5M (outflow) USD0.56-0.64 USD 2.80 M-3.20 M (outflow) Keterangan : M = millions (jutaan) Dari data/informasi di atas perlu dicatat. beberapa hal penting sebagai berikut.. • Pada posisi di atas, net position dalam forex tidak dapat dilakukan offsetting. • Open position terbesar (nonoffset) adalah dalam FRF, yaitu net inflow FRF40 millions (kolom 4). • Dengan menggunakan kemungkinan range of forex rate untuk USD, dapat ditentukan nilai minimum dan nilai maksimum kemungkinan nilai inflow dan outflow untuk masing masing forex seperti tercantum pada kolom 6. Transaction exposure untuk setiap forex akan ditentukan oleh : 1. Besarnya open position untuk masing masing forex, 2. Besarnya kemungkinan range forex rate untuk suatu I periode dan forex tertentu. Berdasarkan kemungkinan range forex rate pada kolom 5, ternyata : 1. Risiko atau transaction exposure terbesar berdasarkan nilai open position adalah FRF, yaitu FRF4.40 millions; 2. Transaction exposure terbesar adalah dalam CHF, yaitu USD0.56 sampai dengan USD0.64 atau sebesar USD0.08. Forex Corelation : Faktor penting lain yang menentukan risiko atau transaction exposure adalah forex correlation, yaitu kuat atau tidaknya hubungan antara berbagai valas atau forex. Berdasarkan pengamatan terhadap forex correlation, dapat dikemukakan bahwa secara umum mata uang Eropa mempunyai korelasi yang kuat dan positif dengan USD. Ini berarti bahwa apabila DEM apresiasi terhadap USD, mata uang Eropa lainnya seperti FRF, CHF, dan lain lain akan apresiasi juga dengan tingkat yang relatif sama dan demikian pula sebaliknya. Nilai tukar USD terhadap CAD relatif stabil atau tetap. Hal yang sama juga dapat diamati terhadap korelasi rupiah dengan valas hard currency pada umumnya, terutama sekali USD. Bila USD apresiasi terhadap rupiah dengan tingkat tertentu, maka JPY, DEM, FRF, dan lain lain juga akan apresiasi dengan tingkat yang relatif sama dan demikian pula sebaliknya. Pada contoh di bawah ini akan ditunjukkan bagaimana menentukan transaction exposure dari suatu MNC USA yang memiliki beberapa transaction dalam berbagai valas. Misalkan MNC USA mempunyai transaksi sebagai berikut: • Inflows FRF 40,000,000 x USD 0.10/FRF = USD 4,000,000.00 • Outflow ke Eropa: = USD 1,000,000.00 DEM 2,000,000 x USD 0.50/DEM CHF 5,000,000 x USD 0.60 CHF = USD 3,000,000.00 Total Outflow ke Eropa USD 4,000,000.00 Manajemen Keuangan Internasional Halaman 47 • Outflow ke Kanada: CAD 4,000,000 x USD 0.80/CAD = USD 3,200,000.00 Economic exposure juga dapat berpengaruh terhadap perusahaan domestik yang tidak melakukan transaksi luar negeri (ekspor dan impor). Misalnya suatu perusahaan Indonesia memproduksi suatu produk dari bahan baku lokal dari produksinya hanya dipasarkan di dalam negeri atau dengan kata lain perusahaan tersebut tidak melakukan transaksi luar negeri. Walaupun demikian, cash flow perusahaan ini tetap akan terpengaruh oleh fluktuasi rupiah. Misalnya, karena apresiasi rupiah, impor produk yang sama dari luar negeri akan meningkat disebabkan harganya relatif menjadi lebih murah. Karena adanya persaingan dari produk impor, tentu penjualan perusahaan Indonesia akan menurun. Dengan kata lain, cash flow nya akan terpengaruh karena adanya fluktuasi rupiah terhadap valas. Bila perusahaan meminta perlindungan kepada pemerintah, misalnya dengan tariff barrier ataupun non tariff barrier maka tentu hal ini akan menjadi hambatan bagi usaha penggalakan free trade area (FTA). Oleh karena itu, dapat dikatakan juga bahwa peningkatan usaha pembentukan wilayah perdagangan / free trade juga tergantung pada stabilitas kurs valas. 2. Manajemen Economic/Operating Exposure Pada prinsipnya, setiap perubahan atau fluktuasi kurs valas tentu akan berpengaruh terhadap penerimaan atau revenues dan pengeluaran atau cost perusahaan. Pengaruh perubahan / fluktuasi kurs valas ini akan tercermin pada income statement atau laporan rugi laba suatu perusahaan seperti contoh di bawah ini: Misalkan, sebuah perusahaan Indonesia memproduksi kayu lapis untuk pasar dalam negeri dan mengekspor ke Jepang yang dinilai dalam JPY. Diasumsikan skenario fluktuasi kurs Rp/JPY dan perkiraan penjualan dalam negeri ke Jepang sebagai berikut: Tabel 10.2 Pengaruh Fluktuasi Kurs Rp/JPY terhadap Penjualan Dalam Negeri Kurs JPY Perkiraan Penjualan Dalam Negeri Rp 20 / JPY Rp 2l / JPY Rp 22 / JPY Rp200 juta Rp225 juta Rp250 juta Diasumsikan pula income statement perusahaan dari pemasaran dalam negeri dan di Jepang dapat dilihat pada Tabel 10.2 Manajemen Keuangan Internasional Halaman 48 Berdasarkan asumsi skenario perubahan kurs valas di atas, economic exposure yang mungkin terjadi terhadap income statement perusahaan dapat diukur sebagaimana tercantum pada skenario Tabel 10.3 Kesimpulan pokok yang dapat dicatat dari perhitungan di atas adalah bahwa setiap perubahan kurs valas akan berpengaruh terhadap present value dari cash flow atau penerimaan dan pengeluaran perusahaan, yaitu sebagai berikut. Tabel 10.3 Income Statement Income Dalam Negeri Jepang Sales Rp 225 juta JPY20.0 juta Cost of goods sold Rp 100 juta JPY10.0 juta Gross Profit Rp 125 juta JPY10.0 juta Operating Expenses (Direct Cost) Rp 45 juta – EBIT Rp 80 juta JPY10.0 juta Interest Expenses (20%) Rp 16 juta JPY 2.0 juta EBT Rp 64 juta JPY 8.0 juta Tabel 10.4 Economic Exposure Income Statement Skenario Kurs Valas Rp20/JPY Rp21/JPY P22 Y 1. Sales Dalam Negeri Rp200 Rp225 Rp250 2. Sales di Jepang JPY10 juta Rp200 Rp210 Rp220 3. Total Sales Rp400 Rp435 Rp470 4. Cost of Goods sold • Di Dalam Negeri Rp100 Rp100 Rp100 Manajemen Keuangan Internasional Halaman 49 • Di Jepang JPY10 juta Rp200 Rp210 Rp220 5. Total Cost of Goods Sold Rp300 Rp310 Rp320 6. Gross Profit Rp100 Rp125 Rp150 7. Operating Expenses (Direct Cost) Rp 45 Rp 45 Rp 45 8. EBIT Rp 55 Rp 80 Rp105 9. Interest Expenses • Di Dalam Negeri Rp 16 Rp 16 Rp 16 • Di Jepang JPY1.5 juta Rp 30 Rp31.5 Rp 33 10. Total Interest Expenses Rp 46 Rp47.5 Rp 49 11. EBT Rp 9 Rp32.5 Rp 56 • Apresiasi rupiah dari Rp2l/JPY menjadi Rp20/JPY ternyata menyebabkan EBT menurun dari 32,5 juta rupiah menjadi 9 juta rupiah atau rugi. • Depresiasi rupiah dari Rp2l/JPY menjadi Rp22/JPY ternyata menyebabkan EBT meningkat dari 32,5 juta rupiah menjadi 56 juta rupiah. 3. Manajemen Translation/Accounting Exposure (T/AE). Translation/accounting exposure diartikan sebagai risiko perubahan/fluktuasi kurs valas terhadap consolidated financial statement perusahaan. Besar atau kecilnya pengaruh translation/accounting exposure ini terhadap perusahaan internasional atau MNC tergantung dari beberapa faktor sebagai berikut : a. Tingkat/Kadar Pengaruh Subsidiary Luar Negeri Dalam hal ini,, makin besar peranan suatu subsidiary MNC di luar negeri maka akan makin besar pula pengaruhnya terhadap consolidated financial statement dari MNC tersebut. Misalnya suatu MNC yang lebih banyak melakukan ekspor dari home country nya sendiri, maka pengaruh Manajemen Keuangan Internasional Halaman 50 subsidiary-nya di luar negeri relatif kecil sehingga consolidated financial statement tidak terlalu terpengaruh oleh perubahan atau fluktuasi kurs valas atau dapat dikatakan bahwa translation/accounting exposure nya relatif kecil. Namun, MNC ini tetap dapat mengalami tingkat pengaruh yang besar dari transaction dan economic/operating exposure. b. Lokasi Foreign Subsidiary Berada Jika subsidiary berada di negara yang kurs valasnya relatif stabil, translation/ accounting exposure ini akan relatif kecil dan demikian pula sebaliknya. c. Metode Akuntansi yang Digunakan. Bagaimana metode yang digunakan untuk menilai asset dan liabilities akan menentukan tingkat translation/accounting exposure. Berikut ini ditunjukkan contoh translation/accounting exposure yang dialami suatu MNC USA yang memiliki subsidiary di UK. Tabel 10.5 Translation/Accounting Exposure Tahun Pelaporan Subsidiary Earning Average Forex Rate Translation Earning Tahun I GBP5 M USD2.40 / GBP USD12.0 M Tahun II GBP6 M USDI.15 / GBP USD 6.9 M Dari contoh di atas dapat dilihat bahwa meskipun pene¬rimaan subsidiary di UK meningkat 20%, yaitu dari GBP5 M menjadi GBP6 M, ternyata consolidated income statement MNC USA tersebut menurun sebesar USD5.1 M (USD12M USD6.9 M). Hal ini dapat terjadi karena depresiasi GBP yang relatif besar, yaitu dari USD2.40/GBP menjadi GBP1.15/GBP dan bukan karena kesalahan atau kegagalan subsidiary UK, Sebagai kesimpulan umum dari uraian beberapa macam exposure di atas, beberapa faktor penentu tingkat exposure dapat diringkaskan sebagaimana terdapat pada Tabel 10.6 Tabel 10.6 Faktor Penentu Tingkat Exposure Manajemen Keuangan Internasional Halaman 51 Type Forex Exposure Faktor Penentu Tk. Exposure 1. Transaction Exposure • Nilai receivable/payable yang akan diterima dalam masing-masing valas. • Potensi Tk. fluktuasi masing-masing nilai valas. • Korelasi fluktuasi valas yang bersangkutan. 2. Economic/ Operating Exposure • Ketiga faktor di atas • Dampak fluktuasi valas atas cash flow domestic currency. 3. Translation/Accounting Exposure • Tk. Bisnis dari masing-masing foreign subsidiary • Potensi Tk. fluktuasi valas terhadap reporting currency. • Korelasi fluktuasi valas yang bersangkutan. Risiko Negara (Sovereign or Country Risk) Risiko suatu negara adalah risiko yang berkaitan dengan aktivitas-aktivitas dan kejadian-kejadian yang terjadi di negara lain di mana perusahaan domestik mempunyai beberapa kontak bisnis. Satu bentuk dari Country risk adalah political or sovereign risk risiko yang berkenaan dengan perubahan yang tidak terantisipasi dalam kebijakan-kebijakan pemerintah negara lain (expropriation, nationalism, exchange freeze, dll). Beberapa penulis menjelaskan lebih jauh risiko politik dalam bentuk social/cultural dan economic risk. Social/cultural risks adalah akibat-akibat buruk yang menyertainya yang timbul dari kepercayaankepercayaan, nilai-nilai dan sikap-sikap dari populasi negara lain secara keseluruhan (Herring dalam Baker, 1993: 1.7). Bentuk dari risiko ini bersifat jangka panjang dan kurang bersifat langsung dibanding risiko politik dan secara potensial lebih berbahaya. Risiko social/cultural berkembang menjadi risiko-risiko politik pada saat fondasi (groundswell) populernya cukup untuk membangkitkan kekuatan politik yang sebelumnya pergerakan-pergerakan ke arah tersebut secara esensial bersifat impoten. Economic risk adalah lebih dari sekedar risiko politik–adalah suatu perubahan dalam kebijakan pemerintah yang dihasilkan dari analisis ekonomi dari costs dan benefits suatu perubahan daripada dihasilkan dari filosofis atau nasionalistik ideal. Contoh : Keputusan-keputusan tentang persyaratan pembebasan pengembalian kembali utang oleh beberapa negara. Risiko Kegagalan Sistem Keuangan Internasional (Risk of International Financial System Failure) Bentuk lain dari risiko adalah risiko berubahnya aturan-aturan yang saat ini diterima dan cara-cara beroperasi dalam sistem internasional (currently accepted rules & ways of operating in international system). Sebagai contoh runtuhnya sistem perbankan atau keluarnya beberapa negara dari GATT Manajemen Keuangan Internasional Halaman 52 dapat menimbulkan konsekuensi serius bagi perusahaan intrenasional. Siapa yang Menghadapi Risiko Kurs Valas? Asumsi bahwa manajemen membuat keputusan-keputusan untuk kepentingan para pemegang saham, risiko nilai tukar/kurs timbul kapan pun perusahaan harus berhubungan sekarang atau pun di masa datang dalam valas selain mata uang yang digunakan oleh para pemegang saham untuk mendanai konsumsinya. Dalam contoh importir memiliki utang yang didenominasi (dinyatakan dalam USD) sementara para pemegang saham perusahaan menggunakan AUD untuk membiayai konsumsinya. Oleh karena itu, importir menghadapi risiko kurs valas.Tentu saja tidak hanya importir/eksportir yang terpengaruh oleh risiko nilai tukar/kurs, perusahaan yang tidak bertransaksi dalam valas pun (tidak melakukan aktivitas internasional, ekspor maupun impor) terpengaruh oleh risiko nilai tukar. Contoh : Penjual (retailer) jam tangan Indonesia menjual jam tangan impor dari berbagai negara seperti Jepang dan Swiss. Retailer tersebut tidak pernah bertransaksi dalam pasar valas/melaksanakan transaksi ekspor dan impor. Akan tetapi, peluang-peluang bisnis dan konsumsinya terpengaruh oleh perubahan nilai yen dan franc Swiss (apresiasi yen dan franc terhadap IDR/rupiah). Hal ini terjadi karena retailer tersebut setiap harinya menjual barang-barang impor (buatan Jepang dan Swiss). Dengan adanya apresiasi tersebut, harga barang impor tersebut akan naik, sehingga harga jualnya akan naik pula dan pada gilirannya tentu akan berpengaruh pada peluang bisnis dan konsumsi retailer tersebut. Demikian pula dengan perusahaan AS yang secara eksklusif menjual di Amerika dan membeli seluruh input-nya dari sumber-sumber AS terpengaruh oleh risiko nilai tukar karena revenues dan expenses-nya yang didenominasi dalam dollar (USD). Perusahaan menghadapi risiko nilai tukar valas karena perubahan-perubahan dalam USD akan mempengaruhi posisi kompetitifnya (De Maskey, 1992: 68). Risiko kurs valas dapat pula mempengaruhi perusahaan-perusahaan yang mempunyai utang dalam valas dengan subsidiary-subsidiary asing, joint operation, atau investasi tidak langsung. Para dealer yang juga terkena pengaruh valas harus mengatasi risiko valas karena posisi valas yang mereka geluti. Mereka juga harus mengatasi risiko kredit karena rekanan bisnis mereka tidak memenuhi kewajibannya. Mereka (para dealer) dapat mengatasi risiko tersebut dengan cara (Shapiro, 1996: 11). a. Menggunakan forward contracts & currency options b. Memperlebar kuotasi bid-ask serta membatasi posisi suatu valas yang mereka inginkan (akan mereka ambil dalam setiap valas). c. Mereka dapat membatasi risiko kredit dengan membatasi posisi yang akan mereka ambil dengan setiap nasabah (yang diinginkan atas dasar persetujuan) dan dengan cara menetapkan margin requirements yang beragam sesuai dengan tingkat risiko dari masing-masing nasabah (bank umumnya tidak melakukan hal ini). Prinsip Hedging Hedging sebagai strategi keuangan akan menjamin bahwa nilai valas yang digunakan untuk membayar (outflow) atau sejumlah uang asing yang akan diterima (inflow) di masa datang tidak terpengaruh oleh perubahan dalam fluktuasi kurs valas. Prinsip dasar hedging adalah untuk melakukan komitmen lain penyeimbangan dalam valas yang sama. Yakni, komitmen kedua untuk sejumlah yang sama dari komitmen awal namun berlawanan tanda. Oleh karena itu, misalnya importir New Zealand yang mempunyai komitmen untuk membayar tunai dalam poundsterling, akan Manajemen Keuangan Internasional Halaman 53 melakukan komitmen kedua untuk menerima pound dalam jumlah yang sama dan pada tanggal yang sama. Bagi importir New Zealand ini mungkin dicapai dengan cara membeli valas pada pasar forward atau dengan cara meminjam valas. Sama halnya dengan urutan penerimaan valas yang diharapkan dari hasil penjualan yang dilakukan oleh afiliasi asing, bisa di-hedge dengan memasuki ke dalam suatu komitmen untuk melakukan urutan pembayaran valas. Komitmen demikian akan dibutuhkan bagi penjadwalan pembayaran kembali utang. Dengan demikian hedging adalah tindakan yang dilakukan oleh perusahaan untuk menghindari/mengurangi risiko kerugian atas valas sebagai akibat dari terjadinya transaksi bisnis misalnya: a. Karena mempunyai utang maupun piutang dengan pembayaran/penerimaan baik secara tunai maupun kredit dalam valas maka perusahaan melakukan pembelian valas melalui futures contract (future market hedge), jual dan beli options (option market hedge) untuk menutup exchange rate agreement. b. Karena mendapatkan pinjaman dalam valas baik dari kreditor lokal maupun asing dan sekarang memerlukan dana rupiah, maka perusahaan melakukan transaksi swap atau dapat juga synthetic swap yaitu kombinasi antara spot dan forward transaction. Contoh: Perusahaan AS membeli tekstil dari Inggris dengan pembayaran GBP 1.000.000 dalam 90 hari. Kurs pada saat itu adalah GBP = USD 1. Importir dikatakan dalam posisi short GBP/poundsterling (karena utang GBP yang harus dibayar di masa datang) dan menuju posisi long. Selama 90 hari GBP mungkin naik (apresiasi), sehingga dapat menaikkan biaya dollar tekstil. Importir dapat melindungi risiko nilai tukar valas dengan segera bernegosiasi dengan pihak bank, untuk menggunakan forward contract 90 hari dengan mematok kurs pada GBP 1 = USD 1,72. menurut forward contract, dalam 90 hari bank akan memberikan importir sejumlah GBP 1.000.000 (yang akan digunakan untuk membayar pesanan tekstilnya) dan importir akan memberi pihak bank USD 1.720.000 (ekuivalen dollar dari GBP 1.000.000 pada forward rate USD 1,72). Dalam istilah teknis importir mengkompensasi posisi short dalam GBP dengan posisi long melalui forward market yaitu dengan membeli pound/GBP untuk future delivery. Siapa yang Seharusnya Melakukan Hedging Risiko Nilai Tukar Seperti telah dibahas di atas bahwa risiko kurs/nilai tukar dapat mempengaruhi jajaran luas perusahaan-perusahaan dan individu-individu. Dan tidak setiap orang yang terpengaruh oleh risiko kurs (exchange risk) sanggup melakukan hedging terhadapnya dan bagi yang memiliki kesempatan untuk melakukan hedging, tidak seharusnya peluang tersebut selalu dilaksanakan. Peirson menggolongkan tiga kategori perusahaan yang seharusnya melakukan hedging. Kategori 1 adalah once-off transaction, kategori 2 adalah the committed exporter/importir, dan kategori 3 adalah perusahaan multinasional. a. Kategori 1 once-off transaction Perusahaan domestik yang secara tidak diduga menghadapi keterlibatan valas yang signifikan. Misalnya sebuah perusahaan mungkin memutuskan untuk menjadi once-off exporter pada saat ia menerima permintaan yang tidak terantisipasi untuk mensuplai barang-barang ke pembeli asing/luar negeri pada harga yang didenominasi dalam valas. Di sini insentif untuk melakukan hedging adalah jelas. Perusahaan memiliki sedikit aatu tidak pengalaman internasional dan sebuah hasil yang tidak menyenangkan dari transaksi besar tunggal dapat membuat tekanan signifikan pada keuangan perusahaan. Forward contract merupakan hedging yang paling cocok untuk maksud di atas. Manajemen Keuangan Internasional Halaman 54 b. Kategori 2 the committed exporter/importer Pada kategori ini committed exporter/importer secara reguler terlibat dalam transaksi-transaksi valas. Urutan dari transaksi-transaksi valas tidak seharusnya diperlakukan sekedar ekuivalen dengan a one off transaction yang berulang-ulang. Ia dapat mempunyai karakter yang sangat berbeda. Sebagai contoh, forward rate hedging yang berulang-ulang atau rutin mungkin tidak memberi manfaat (benefits) apa pun yang diharapkan dan mungkin nyatanya menjadi berbahaya. c. Kategori 3 perusahaan multinasional Perusahaan multinasional memproduksi dan menjual output-nya di dua negara atau lebih. Menurut Anthony et al, ada dua jenis subsidiary multinasional yang disebut sebagai net exporter dan net importer. Net exporter adalah perusahaan subsidiary multinasional yang menjual kebanyakan dari output-nya ke luar negeri (apakah kepada sister subsidiary atau ke perusahaan lain), tetapi pembelian kebanyakan input-nya berasal dari dalam negara di mana subsidiary berada. Net importer adalah subsidiary yang menjual kebanyakan dari output-nya di negaranya sendiri, tetapi mengimpor kebanyakan dari input-nya dari luar negeri (apakah dari sister subsidiary atau dari perusahaan lain) (Anthony et al, 1992: 900). Sifat/karakter risiko kurs dan peluang-peluang untuk meluangkan hedging berbeda dari kategori yang satu ke kategori yang lainnya. Perusahaan multinasional sering menerima net cash flows dalam berbagai valas secara kontinu di masa datang. Demikian pula dengan long term debt yang didenominasi dalam valas yang akan dipenuhi pembayaran-pembayarannya di masa datang. Kedua jenis ini dapat merupakan/bertindak sebagai natural hedge terhadap perubahan-perubahan kurs/nilai tukar. Pada saat perusahaan akan menerima net cash flows dalam valas untuk periode panjang yang tidak tentu, risiko utama adalah perubahan dalam kurs riil sebagai sesuatu yang berbeda dari kurs nominal. Sebagai ilustrasi, misalnya MNC Ltd merupakan perusahaan Australia yang membeli pabrik di New Zealand mengakibatkan depresiasi mata uang New Zealand katakanlah AUD 1 = NZD 1,56, tidak seharusnya perusahaan MNC menderita kerugian. Jika tingkat inflasi New Zealand valas hanya mengikuti inflasi, sedangkan nilai dalam AUD pabrik MNC di New Zealand tidak berubah. Tentu saja ini tepatnya merupakan hasil yang secara jelas dapat diekspektasi jika PPP berlaku dalam jangka panjang. Akan tetapi, pada saat terdapat perubahan permanen dalam nilai riil dari valas, terdapat scope kecil untuk melakukan hedging yang merupakan sifat/karakter alamiah keuangan. Untuk mengatasi perubahan-perubahan jenis ini, manajemen akan secara umum perlu mengubah aspek-aspek riil dari perusahaan dengan cara mengambil tindakan-tindakan seperti menargetkan pasar-pasar baru, mengembangkan produk-produk baru (developing new products), memperoleh input-input dari sumber-sumber baru dan merelokasi pabrik-pabrik. Adalah salah untuk menyimpulkan bahwa perusahaan multinasional harus menghadapi risiko kurs yang tinggi hanya karena beberapa aktivitas mereka melibatkan sejumlah valas. Pada saat secara pasti beberapa perubahan nilai tukar akan mengakibatkan kerugian, yang lainnya akan menghasilkan keuntungan. Pendeknya, terdapat sejenis portfolio effect yang tidak dialami oleh perusahaanperusahaan yang beroperasi hanya pada satu atau dua negara (Peirson, 1992: 758-760). Contingent Hedging Telah diasumsikan bahwa hedging telah dipertimbangkan dalam konteks pre-existing fixed commitment (komitment tetap) yang melibatkan valas. Tidak semua risiko nilai tukar melibatkan komitmen-komitmen. Perusahaan-perusahaan yang melakukan transaksi bisnis yang mungkin tetapi tidak pasti terjadi tidak dapat melakukan hedging dengan forward contract terhadap perubahanperubahan kurs. Akan tetapi, perusahaan harus menggunakan option contract yang memberi pemilik hak tetapi bukan kewajiban untuk membeli (call) atau menjual (put) sejumlah mata uang tertentu pada harga tertentu selama periode perjanjian tersebut. Options valas dari jenis ini diperdagangkan pada Manajemen Keuangan Internasional Halaman 55 Philadelphia stock exchange dan tersedia pula pada over the counter dari beberapa bank. Sebagai contoh, risiko-risiko yang dihadapi Aust Ltd (perusahaan Australia) yang telah menawarkan diri untuk membeli bangunan dari Maine Inc sebesar USD 10 juta. Tawaran tersebut saat ini sedang dipertimbangkan oleh komisaris Maine. Pada tingkat ini Aust Ltd tidak tahu apakah ia akan mempunyai kebutuhan untuk membeli USD pada masa datang; kebutuhan tersebut muncul hanya jika Maine Inc menerima tawaran tersebut. Kebutuhan untuk membeli USD merupakan contingent hedging atas keputusan Maine. Jika Maine menerima tawaran untuk menjual bangunannya dan AUD telah terdepresiasi, put option akan memproteksi posisi Aust Ltd. Akan tetapi, jika AUD terapresiasi, niali maksimum yang dapat hilang dari Aust Ltd adalah harga yang dibayarkan untuk option (premium)-nya saja. Manajemen Transaction Exposure Langkah Langkah Transaction Exposure Perusahaan yang memiliki cash flows (inflow/outflow) valas yang relatif besar, biasanya akan mempunyai risiko yang relatif tinggi pula terhadap fluktuasi kurs valas. Hal ini mendorong perusahaan melakukan pengendalian atau manajemen transaction exposure guna menghindari atau menguranginya dengan melakukan hedging, yaitu tindakan yang dilakukan oleh perusahaan untuk menghindari/mengurangi risiko kerugian sebagai akibat fluktuasi kurs valas. Dalam melakukan pengendalian atas transaction exposure perlu diperhatikan langkah sebagai berikut. Identifikasi Tingkat Transaction Exposure Jika suatu perusahaan mempunyai beberapa subsidiary di beberapa negara atau mempunyai transaksi dalam beberapa valas, maka harus dicari terlebih dahulu net trans¬action exposure atau suatu konsolidasi dari seluruh inflow dan outflow untuk setiap valas dalam suatu periode seperti contoh pada Tabel 10.9 di bawah ini. Konsolidasi ini perlu dilakukan karena tujuan financial management adalah memaksimalkan nilai perusahaan secara keseluruhan, bukan subsidiary tertentu saja. Tabel 10.9 Teknik Hedging Transaction Exposure Hedging Technique Hedging Payable Hedging Receivable • Money Market Hedging Meminjam uang lokal, dan mengkonversinya ke valas payable dan menginvestasikan sampai saat payable jatuh tempo Meminjam valas receivable dan mengkonversikan kedalam uang lokal serta menginvestasikannya. Membayar pinjaman dengan cash inflow dari receivable • Forward Contract Hedging Membeli forward contract valas untuk payable Menjual forward contract valas untuk receivable • Future Contract Hedging Membeli future contract valas untuk payable Menjual future contract valas untuk receivable • Currency Option Contract Membeli call option contract valas payable Membeli put option contract valas receivable Rangkuman Forex exposure (FE) dapat diartikan sebagai suatu risiko yang akan dihadapi oleh perusahaan sebagai akibat perubahan atau fluktuasi kurs valas. Suatu perusahaan MNC atau perusahaan yang melakukan transaksi internasional (ekspor dan impor) tentu arus kas (cash flow nya) akan terpengaruh secara langsung oleh fluktuasi kurs valas. Manajemen Keuangan Internasional Halaman 56 Risiko suatu negara adalah risiko yang berkaitan dengan aktivitas-aktivitas dan kejadian-kejadian yang terjadi di negara lain di mana perusahaan domestik mempunyai beberapa kontak bisnis. Economic risk adalah lebih dari sekedar risiko politik–adalah suatu perubahan dalam kebijakan pemerintah yang dihasilkan dari analisis ekonomi dari costs dan benefits suatu perubahan daripada dihasilkan dari filosofis atau nasionalistik ideal. Bentuk lain dari risiko adalah risiko berubahnya aturan-aturan yang saat ini diterima dan cara-cara beroperasi dalam sistem internasional (currently accepted rules & ways of operating in international system). Hedging sebagai strategi keuangan akan menjamin bahwa nilai valas yang digunakan untuk membayar (outflow) atau sejumlah uang asing yang akan diterima (inflow) di masa datang tidak terpengaruh oleh perubahan dalam fluktuasi kurs valas. Peirson menggolongkan tiga kategori perusahaan yang seharusnya melakukan hedging. Kategori 1 adalah once-off transaction, kategori 2 adalah the committed exporter/importir, dan kategori 3 adalah perusahaan multinasional. DAFTAR KEPUSTAKAAN M. Faisal, SMI,MSM, “Manajemen Keuangan Internasional”, Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta, 2001. Mudrajat Kuncoro, “Manajemen Keuangan Internasional”, Edisi Kedua, BPFE, Yogyakarta, 2001 Bank Dagang Negara, “Dasar-dasar Operasi Forex dan Money Market”, Jakarta, 1989 . Bank Dagang Negara, “Dealing Room“, Jakarta, 1989 Bank Negara, Dagang “Transaksi Valuta Asing”, Jakarta, 1989 Carter E Eudene dan Rodriguez Rita M, “International Financial Management”, Third Edition, Prentice Hall Inc, New Jersey, 1984 Hamdy Hady Dr, “Forex For Manager”, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1999 Shapiro Alan c, “Multinational Financial Management”, Fourth Edition USA, Allan and Bacon, 1992 Dra. Sri Handaru Yuliati MBA dan Handoyo Prasetyo, S.E, “Dasar-dasar Manajemen Keuangan Internasional”, Edisi Kedua, Andi, Yogyakarta, 2002 Sawidji Widoatmodjo, Lie Ricky Ferlianto dan Joni Rizal, “Forex On-Line Trading” Elex Media Komputindo, Jakarta 2005 Manajemen Keuangan Internasional Halaman 57 Uzair Achmadi Uzair Achmadi HM, HM, Futures Transaksi Trading Valas dan dan Latihan Rekapitulasi Kasus, 1996 Valas, 1998 Uzair Achmadi HM, Bank Notes (BN) dan Devisa Umum(DU), 2000 Diposkan oleh Zani di 08.02 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest Daftar Referensi 1. 2. 3. 4. Agus Sartono, 2001. Manajemen Keuangan Internasional Yogyakarta: BPFE. Hamdy Hady. 2001. Valas Untuk Manajer. Jakarta: Ghalia Indonesia. Jose Rizal Joesoef, 2008, Pasar Uang dan Pasar Valuta Asing, Salemba Empat Purnomo Yusgiantoro, 2004, Manajemen keuangan Internasional, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia KISI-KISI SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER MANAJEMEN KEUANGAN INTERNASIONAL Manajemen Keuangan Internasional Halaman 58 Pertemuan ke-1 1. Definisi Perusahaan Multinasional 2. Karakteristik perusahaan Multinasional dilihat dari tujuan operasi di LN 3. Pelajari proses ekspansi di LN ( Ekspor & Lisensi ) 4. Pelajari internal transfer mechanism ( hafalkan pointnya ) 5. Kelemahan dan kelebihan perusahaan multinasional 6. Alasan muncul perusahaan MNC ( ada 2 alasan utamanya, cari di fotocopy-an ) Pertemuan ke-2 & 3 1. Definisi valas, bursa valas, hardcurrency & softcurrency 2. Hafalkan kode mata kuliah untuk negara : Malaysia, Saudi Arabia, Austria, Canada, Brazil, Bangladesh dan Swedia 3. Plajari 2 jenis atau kelompok cadangan devisa 4. 3 fungsi pokok dlm bursa valas ( dimengerti ) 5. Sistem penulisan ( forex quotation ) 6. Pelajari gambar Mekanisme Bursa Valas ( lihat dan pelajari contoh soalnya juga ) 7. Spot rate ( pelajari contoh soal hitungan pada foto copy-an ) 8. Cross rate (dipelajari, jangan sampai tertukar antara kurs beli & jual) lihat contoh soal pada foto copy-an 9. Forward rate ( pelajari contoh soal hitungan pada foto copy-an ) dan juga rumus Forward premium/discount 10. Currency Future Market ( pelajari contoh soal hitungan pada foto copy-an ) Seperti bulan apa jatuh temponya, berapa unit IMM yg hrs dibeli, dan lainnya 11. Definisi-definisi dari COM & CFM. 12. Currency Option Market ( pelajari contoh soal hitungan pada foto copy-an hanya yang Call Option ) Pertemuan ke-4 & 5 1. Pelajari Ketentuan SMI dari IMF ( ada 5 point ) pada Sistem Kurs Stabil /Tetap. 2. Pada sistem kurs terkait pelajari contoh soal hitungan pada foto copy-an 3. Pada sub bab Faktor yang menyebabkan kurs berubah, pelajari 3 faktor saja yaitu : perubahan pada supply,demand & tingkat pendapatan Pertemuan ke-6 & 7 1. Teori Purchasing Power Parity & Interest Rate Parity ( pelajari contoh soal hitungan pada foto copy-an ). Pertemuan ke-8 1. Pelajari locational arbitrage & Tringular arbitrage ( pelajari contoh soal hitungan pada foto copy-an ). 2. Pelajari juga definisi-definisi locational, triangular dan Covered Interest Arbitrage. KISI-KISI UJIAN AKHIR SEMESTER (Manajemen Keuangan Internasional) Manajemen Keuangan Internasional Halaman 59 1. Currency Option Market. Currency Option Market (COM) merupakan suatu alternatif lain bagi pedagang valas atau spekulator untuk melakukan kontrak sehingga memperoleh hak untuk membeli ( call option ) atau hak untuk menjual ( put option ) yang dapat dibatalkan (not obligation) atas sejumlah unit valas pada harga dan jangka waktu atau tanggal expired tertentu. Menurut Eitmen, Stonehill dan Moffet (1992:116) ada beberapa keterangan dan ketentuan pokok yang perlu diketahui sehubungan dengan COM, antara lain sbb : a. Penjual currency option disebut sebagai writer atau grantor b. Currency option market dapat dilakukan dalam 7 mata uang yang sama dengan currency futures contract (AUD, CAD, GBP, JPY, DEM, FRF dan CHF). c. Satuan kontrak adalah setengah dari satuan currency futures contract. d. Transaksi dilakukan berdasarkan strike atau excersice price atau harga berlaku yang disepakati dimana pemilik kontrak diizinkan untuk merealisasi kontraknya (call/put option). e. American option memberikan hak kepada pembeli kontrak untuk merealisir (exercise) option yang dibelinya pada setiap waktu antara tanggal penulisan kontrak dan tanggal jatuh temponya (expire date). f. European option hanya dapat direalisasi pada waktu atau tanggal jatuh temponya g. Suatu currency option yang exercise price-nya sama dengan spot price disebut sebagai at the money. h. Suatu currency option yang akan menguntungkan jika direalisasi segera disebut sebagai in the money yang terdiri atas : - In the money calls, yaitu call option yang exercise price-nya lebih rendah atau dibawah currency spot price. - In the money puts, yaitu put option yang exercise price-nya lebih tinggi atau di atas currency spot price. i. Suatu currency option yang tidak akan menguntungkan jika direalisasi segera disebut sebagai out of the money yang terdiri atas : - Out of the money calls, yaitu call option yang exercise price-nya lebih tinggi atau di atas currency spot price-nya. - Out of the money puts, yaitu put option yang exercise price-nya lebih rendah atau di bawah currency spot price-nya. j. Premium atau option price adalah biaya currency option yang ditetapkan dan dibayar di muka oleh pembeli kepada penjual option. Currency option ini dapat dibeli atau dijual dalam 3 macam pasar : 1. Physical currency option yang dibeli pada bursa over the counter (interbank) 2. Physical currency option yang dibeli pada bursa valas seperti Philadephia Stock Exchange 3. Currency option untuk future contract yang dibeli pada bursa future contract seperti International Money Market (IMM) Premium for GBP Option on April 8, 1991 ( USD cents per unit ). Exercise Call Option (strike) Price April May June April Manajemen Keuangan Internasional Put Option May June Halaman 60 (1) $ 1.7750 $ 1.8000 $ 1.8500 (2) 1.38c .61c .24c (3) 1.79c .91 (4) 3.64c - (5) 1.65c 3.00c - (6) 3.68c 8,15c (7) 4.75c 9.68c Catatan : 1. Kolom (1) terdapat daftar nilai exercise atau strike price GBP option untuk call maupun put. 2. Kolom (2), (3) & (4) adalah premium atau option cost per unit pada bulan April, Mei & Juni dalam USD cents untuk GBP Call Option. 3. Kolom (5), (6) & (7) dicantumkan premium atau option cost per-unit, masing-masing bulan April, Mei dan Juni untuk GBP put option. Call Option Call option bisa digunakan perusahaan untuk melindungi atau meng-cover open position payable dari transaksi keuangan internasionalnya. Contoh : Sebuah perusahaan AS ikut tender proyek di Jerman senilai DEM 625,000 dalam waktu 3 bulan. Maka perusahaan tsb dapat melakukan kontrak untuk DEM call option dengan asumsi : Exercise / strike price = USD 0.50 / DEM Call option premium = USD 0.02 / unit Future spot rate = USD 0.53 / DEM Jawab : Standar unit kontrak currency option = = = ½ x currency futures ½ x 125,00 62,500 unit DEM Jadi untuk meng-cover DEM 625,000 diperlukan 10 option contract ( 625,000 dibagi 62,500 = 10 option). Berdasarkan asumsi diatas, dana yang harus disediakan : Strike price = DEM 625,000 x USD 0.50 = Biaya premium = 10 x 62,500 x USD 0.02 = USD312,500 USD 2,500 + USD325,000 Apabila asumsi future spot rate jadi kenyataan & perusahaan tidak meng-cover open position dengan beli DEM call option, maka perusahaan bayar = DEM 625,000 x USD 0.53/DEM = USD 331,250 Kesimpulanya : Dengan membeli DEM call option perusahaan untung sebesar : USD 331,250 - USD 325,00 = USD 6,250 Catatan : Break Event Point Manajemen Keuangan Internasional Future Spot rate = strike price + call option Halaman 61 Makin tinggi apresiasi FSR terhadap SP (strike price), makin besar call option direalisasikan dengan dapat keuntungan. Makin rendah FSR terhadap SP (strike price), call option contract akan di expired-kan (tidak dilaksanakan). Currency call option juga dapat digunakan oleh speculator untuk mencari keuntungan. Misalnya seorang speculator mempunyai Informasi sbb : Call option premium tgl 1 Mei = USD 0.4900 / CHF Strike price = USD 0.4400 / CHF Option expired date pada bulan September Bila bulan Agustus ternyata spot rate = USD 0.4900 / CHF, maka realisasi currency call option contract-nya akan mendapat keuntungan sebesar 62,500 x (USD 0.49 – USD 0.01) = USD 2,500 Put Option Put option bisa digunakan perusahaan untuk menghindari resiko kerugian atau mengcover open position receivable dari transaksi keuangan internasionalnya. Contoh : Perusahaan USA punya receivable : GBP 31,250 yang jatuh tempo 3 bulan dengan asumsi : Strike price = USD 1.40 / GBP Premium put option = USD 0.016 / unit Future spot rate 3 bln = USD 1.30 / GBP Karena GBP diperkirakan akan depresiasi, maka perusahaan menutup kontrak put option untuk melindungi option position dengan perhitungan sbb: Strike price = 31,250 x USD 1.40 = USD 43,750 Biaya Premium = 31,250 x USD 0.016 = USD 500 Net income dengan put option contract = USD 43,250 Kalau tidak melakukan Put option contract akan menerima sebesar : 31,250 x USD 1.30 = USD 40,625 Resiko kerugian yang bisa dihindari = USD 43,260 - USD 40,625 = USD 2,625 Straddle Yaitu melakukan sekaligus call option dan put option disebabkan tingkat apresiasi atau depresiasi valas lebih tinggi dari total biaya premium yang dikeluarkan untuk menutup kontrak call & put option. Staddle ini tampaknya tidak mungin dilakukan karena alasan sbb : Call option mengharapkan apresiasi valas Put option mengharapkan depresiasi valas Namun, staddle ini dapat juga dilakukan oleh seorang speculator jika tingkat apresiasi atau depresiasi valas tsb lebih tinggi daripada total biaya premium yang dikeluarkan untuk menutup call option dan put option contract. Contoh : Manajemen Keuangan Internasional Halaman 62 Strike price = Call option premium = Put option premium = Total option premium = USD 1.50 / GBP USD 0.03 / unit USD 0.02 / unit USD 0.05 / unit Dalam hal ini straddle dapat dilakukan dan untung dalam hal : Bila kurs GBP naik (Apresiasi) $1.56 / GBP, maka spekulator merealisasikan call option contract dan membiarkan put option contract-nya expired. Dengan cara ini speculator akan dapat keuntungan sebesar USD 1.01/GBP. Alasannya penjualan dibursa valas dinilai USD 1,56/GBP, sedangkan pembeliannya berdasarkan nilai call option contract-nya hanya sebesar USD 1,55/GBP, yaitu = Stri.Pric + Tot. By. Premium = $ 1.50 + $ 0.05 Bila kurs GBP turun (Depresiasi) $ 1.44 / GBP, maka spekulator merealisasikan put option contract dan call option di expired-kan. Dengan cara ini speculator akan dapat keuntungan sebesar USD 1.01 / GBP Karena di pasar valas nilainya $ 1.44 / GBP Penjualannya berdasarkan put option $ 1.45 /GBP ( $ 1.50 - $ 0.05 ) 2. Eurocurrency Market. Eurocurrency market adalah pasar uang internasional yang kemudian dikenal sebagai Eurodollar market yang mulai tumbuh dan berkembang pada awal tahun 1960. Pasar uang ini sebenarnya dimulai dari simpanan emas Uni Soviet dalam bentuk deposito dollar di bank Inggris untuk membiayai impor gandumnya dari USA. Pasar ini semakin berkembang karena USD banyak digunakan sebagai alat transaksi dagang atau keuangan internasional, terutama Eropa. USD yang banyak beredar tersebut ditempatkan (disimpan) dalam bentuk deposito pada bank-bank di luar Amerika, terutama di Eropa, yang kemudian disebut Euro dollars (Roland Martin, 1985:785). Pelaku utama dalam Euro currency / Euro dollar adalah bank besar yang disebut dengan Euro bank, yang menerima deposito dan memberikan pinjaman dalam berbagai currency. Faktor yang menyebabkan berkembangnya Eurodollar adalah sbb: 1. Adanya peraturan pemerintah yang membatasi pinjaman LN, menyebabkan MNC USA hanya bisa pinjam USD di bank Eropa. 2. Tidak adanya ketentuan reserve requirement untuk deposito eurodollar 3. Adanya pembatasan tingkat bunga tertinggi dari deposito bank USA, sehingga mendorong transfer USD ke Eurodollar market Hal ini mendorong berkurangnya spread antara kewajiban membayar bunga deposito dengan hasil yang diperoleh dari kredit oleh bank-bank di Eropa, namun tetap dapat keuntungan yang wajar. Manajemen Keuangan Internasional Halaman 63 Interest rate : USA bank loan Euro bank loan Eurodollar deposit USA bank deposit 6% 5% 4% 3% Spread (5%-4%) < (6%-3%) (1%) < (3%) Basic interest untuk Eurodollar loan biasanya dikaitkan dengan London Interbank Offer Rate (LIBOR), yaitu rate atau tingkat bunga pinjaman yang berlaku antarbank di London yang dijadikan patokan dasar untuk menentukan tingkat bunga pinjaman pada pasar internasional. Selain LIBOR, untuk wilayah Asia dikenal dengan SIBOR (Singapore Interbank Offer Rate), di Indonesia (Jakarta) dikenal juga istilah JIBOR (Jakarta Interbank Offer Rate). Sejak terjadinya kenaikan harga minyak bumi setelah pecahnya perang Arab-Israel tahun 1967, beberapa negara anggota OPEC dari Timur Tengah paling banyak memanfaatkan Euro dollars market ini, terutama dari dolar hasil penjualan minyaknya yang dikenal sebagai Petro dollar. Proses recyling daur ulang Euro dan petro dollars inilah yang semakin mendorong berkembangnya Euro currency atau Euro dollar market hingga sekarang menjadi sumber dana bagi perusahaan multinasional dan negara sedang berkembang termasuk Indonesia. Secara luas, Euro currency market dapat juga diartikan dan meliputi bank di Asia yang menerima deposito dalam foreign currency, terutama USD yang kemudian dikenal sebagai Asian dollars market. Asian dollars market ini dapat berkembang karena tuntutan dunia usaha untuk mengakomodasi atau melayani kebutuhan yang semakin meningkat dari dunia bisnis di Asia akan USD sebagai alat transaksi keuangan atau perdagangan Internasional. Sumber utama (supplier) dari Asian dollars market ini adalah lembaga keuangan, perusahaan multinasional dan lembaga pemerintah yang kelebihan cash dollars. Sebaliknya peminjam utama adalah perusahaan-perusahaan industri atau manufacturing yang memerlukan pendanaan untuk pengembangan usahanya, terutama di kawasan Asia. 3. Currency Swap. Pengertian umum : “suatu kontrak transaksi pembelian/penjualan valas dengan spot rate yang dikombinasikan dengan pembelian/penjualan valas yang sama dengan forward rate” (J.O. Grabbe, 1996 : 313 ) Contoh : Seorang pengusaha mendapat pinjaman USD 100.000 untuk jangka waktu 180 hari. Kemudian pinjaman tersebut dikonversikan ke dalam rupiah dengan spot rate Rp. 5.000/USD, sehingga menjadi : USD 100.000 X Rp. 5.000/USD = Rp. 500.000.000,00 Untuk menghindari resiko kerugian atau melindungi open position terhadap utangnya, maka pengusaha tersebut melakukan transaksi swap. Manajemen Keuangan Internasional Halaman 64 Maksudnya : pada saat yang bersamaan melakukan pula pembelian USD dengan forward rate (dengan kurs misalkan Rp.5.500/USD) Dengan melakukan transaksi swap ini, pengusaha akan terhindar dari resiko kerugian dari fluktuasi (apresiasi) kurs valas USD yang mungkin akan lebih tinggi dari forward rate. Dalam prakteknya di Bursa Valas Internasional, transaksi swap dilakukan dengan berbagai bentuk, yaitu : Currency swap Merupakan kontrak dari 2 pihak untuk saling menyerahkan sejumlah valas tertentu terhadap sejumlah valas lainnya. Dengan kata lain : cureency swap dapat merupakan pertukaran antara sejumlah tertentu dari valas yang berbeda Interest rate swap Adalah currency swap dari sejumlah mata uang / valas yang sama tetapi yang satu dengan tingkat bunga tetap (fixed) dan lainnya dengan tingkat bunga mengambang (floating). Contoh : Bank A menginginkan utang dengan tingkat bunga mengambang dan perusahaan B juga demikian tapi dengan tingkat bunga tetap. Diasumsikan : Bank A : dapat meminjam dengan tingkat bunga tetap LIBOR, yaitu 11,5 % Perusahaan B : dapat meminjam dengan tingkat bunga mengambang 14 % atau 1 % diatas LIBOR “Dalam hal ini bank A dan perusahaan B dapat melakukan interest rate swap agreement” Bank A mengeluarkan utang senilai USD 50 millions dengan tingkat bunga tetap 11,5 % Perusahaan B juga mengeluarkan utang senilai USD 50 millions tapi dengan tingkat bunga mengambang 1 % diatas LIBOR Selanjutnya : Perusahaan mengeluarkan coupon payment kepada Bank A dengan bunga 12 %, sedangkan bank membayar dengan bunga LIBOR kepada perusahaan, seperti : Net interest cost utang perusahaan B : ( LIBOR + 1 % ) + 12 % - LIBOR Net interest cost utang bank A : 11,5 % + LIBOR - 12 % = 13 % = LIBOR – 0,5 % Interest Rate Swap PERUSAHAAN LIBOR + 1% Manajemen Keuangan Internasional 12 % LIBOR BANK A 11,5 % Halaman 65 FLOATING RATE DEBT HOLDER FIXED RATE DEBT HOLDER Dari tindakan interest rate swap, bank A dan perusahaan B dapat keuntungan berupa pengurangan biaya bunga pinjaman sebesar : Perusahan B: hanya membayar bunga 13 % dibandingkan 14 % Bank A : hanya membayar bunga (LIBOR – 0,5%) dibandingkan bunga LIBOR (11,5%) Cross-currency interest rate swap Adalah currency swap dari sejumlah mata uang / valas yang berbeda, yakni pembayaran satu valas bersifat tetap (fixed) dan lainnya bersifat variabel. Secara umum, motif ekonomi dari currency swap ini dapat berupa : - Risk sharing (pembagian resiko) - Arbitrage (sepanjang tidak ada IRP) Berdasarkan kondisi pasar & sesuai dengan tujuan, currency swap dpt dibagi : 6. Long-term Forward Contract. Tipe ini tidak berbeda dengan forex forward market yang biasa dilakukan pada interbank market. Akan tetapi, karena pada interbank market tsb terdapat valas atau maturity tertentu yang jarang ditransaksikan, timbul barter transaksi yang dikenal sebagai long-term-forward contract. Dalam hal ini, bila terdapat 2 perusahaan atau institusi yang saling membutuhkan, dapat dilakukan currency swap dalam bentuk long-term-forward contract berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak tentang jangka waktu dan harga pertukaran kedua valas. Kesepakatan ini juga dapat dilakukan dengan perantara broker. Dan broker-lah yang mempertemukan kedua pihak tsb. 7. Straight Currency Swap. Straight Currency Swap adalah semacam currency swap dalam bentuk pertukaran 2 valas pada current date dengan persetujuan bahwa akan dipertukarkan kembali dengan exchange rate yang sama dan pada tanggal tertentu di waktu yang akan datang. Masing-masing pihak akan membayar bunga sesuai dengan jangka waktunya. Bila misalnya tingkat bunga valas A lebih tinggi daripada valas B, pihak yang menerima valas A akan membayar selisih tingkat bunga tsb kepada pihak yang menerima valas B. Misalnya : USD 1,000,000 di swap-kan dengan JPY 180,000,000 dengan tingkat bunga USD 5% lebih tinggi daripada tingkat bunga JPY. Dengan demikian, pihak yang menerima USD harus membayar kepada pihak yang menerima valas JPY sebesar : 5 % X USD 1,000,000 = USD 50,000. 8. Back-to-Back dan Parallel Loans Manajemen Keuangan Internasional Halaman 66 Currency swap ini biasanya dilakukan oleh 2 perusahaan dari 2 negara yang masing-masing punya subsidiary di kedua negara tsb. Misalnya perusahaan USA memberikan pinjaman kepada subsidiary perusahaan Inggris yang berada di USA dan sebaliknya perusahaan Inggris juga memberikan pinjaman kepada subsidiary perusahaan USA yang berada di Inggris Munculnya parallel loan ini bersamaan alasannya dengan munculnya Euro-dollar market, yaitu dengan adanya peraturan Bank Inggris yang menetapkan apabila perusahaan Inggris memberikan pinjaman kepada subsidiary-nya di luar negeri maka harus membayar premium atas market rate USD. Untuk menghindari pajak (tax) atas pembelian USD, perusahaan Inggris berusaha mengatur dan mencari pinjaman untuk subsidiary di USA dari perusahaan USA. Dan demikian juga untuk perusahaan USA yang berada di Inggris. Sehingga timbul pasar currency swap dalam bentuk parallel loan yang menguntungkan kedua belah pihak berdasarkan kesepakatan bersama, terutama mengenai pembayaran bunga dan hal yang berkaitan dengan kemungkinan apresiasi maupun depresiasi valas. 9. Swap of debt payment Swap of debt payment merupakan tipe currency swap yang 2 perusahaan atau 2 pihak menswap-kan utan dan pembayaran bunganya satu sama lain dalam valas yang berbeda. Contoh : Swap of debt payment dapat ditunjukkan oleh bentuk currency swap yang dilakukan perusahaan IBM dengan World Bank melalui Salomon Brother sebagai intermediary pada bulan agustus 1981. Beberapa tahun sebelumnya IBM telah meminjam pada capital market di Jerman dan Switzerland dan mendapatkan dana dengan fixed-interest rate dalam DEM dan CHF selama tahun 1981, IBM akan mendapat capital again dengan berkurangnya USD untuk membayar utangnya. 10. Swaptions Bentuk lain dari currency swap adalah kombinasi antara option dengan swap yang dikenal dengan swaptions contract, yaitu suatu kontrak yang memberikan hak merealisasikan (enter) atau membatalkan (exit) suatu swap dengan syarat dan kondisi tertentu. Sama seperti halnya option, swaptions juga terdiri atas : o Swaption call, yaitu suatu kontrak yang memberikan hak (tetapi tidak wajib) kepada pembeli (buyer) untuk menerima pembayaran tetap (fixed payment) dengan tingkat bunga tetap sesuai strike price dan membayar secara floating. o Swaption put, yaitu suatu kontrak yang memberikan hak (tetapi tidak wajib) kepada pembeli untuk melakukan pembayaran tetap (fixed payment) dengan tingkat bunga sesuai strike price dan menerima secara floating. 4. Hedging. Perusahaan yang memiliki cash flow (inflow/outflow) valas yang relatif besar, biasanya akan mempunyai resiko yang relatif tinggi pula terhadap fluktuasi kurs valas. Hal ini mendorong perusahaan melakukan pengendalian atau manajemen transaction exposure guna menghindari atau mengurangi resiko tersebut dengan melakukan hedging. Manajemen Keuangan Internasional Halaman 67 Hedging yaitu tindakan yang dilakukan oleh perusahaan untuk menghindari atau mengurangi resiko kerugian sebagai akibat fluktuasi kurs valas. 3 Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan hedging : 1. Identifikasi tingkat transaction exposure 2. Menentukan perlu tidaknya melakukan hedging Tabel Penentuan Hedging ( Valas / Forex ) Apresiasi Depresiasi ( FR > SR ) ( FR < SR ) (-) (+) ( tidak perlu ) ( perlu ) (+) (-) ( perlu ) ( tidak perlu ) Hedging Receivable ( Inflow ) Payable ( Outflow ) Kesimpulan : Bila perusahaan memiliki receivable dalam suatu valas yang akan apresiasi hedging tidak perlu dilakukan, sebaliknya : Jika valas tersebut akan depresiasi hedging perlu dilakukan. Bila perusahaan memiliki payable dalam suatu valas yang akan apresiasi hedging perlu dilakukan, sebaliknya : Jika valas tersebut akan depresiasi hedging tidak perlu dilakukan. (FR>SR), (FR<SR), (FR>SR), (FR<SR), 3. Apakah seluruh atau sebagian exposure harus di hedging ? Untuk perusahaan yang mempunyai receivable dan payable atau faktur / invoice pembelian dan penjualan dalam valas yang sama, hedging cukup dilakukan atas selisihnya saja. Setiap perusahan yang akan melakukan hedging terhadap seluruh atau sebagian dari transaksi atau cash flow internasionalnya dapat memilih alternatif dari beberapa teknik hedging di bawah ini yang paling sesuai dengan kepentingan perusahaannya : a. Money Market Hedging. Setiap perusahaan pada dasarnya dapat menggunakan money market atau pasar uang untuk melindungi transaction exposure-nya dengan cara sbb: 1. Menggunakan uang tunai (cash) yang dimilikinya sendiri. Misalnya : Perusahaan perlu dana USD 1,000,000 dalam 30 hari untuk membiayai impornya. Tingkat bunga USD adalah 6 % per-tahun ( 0,5 % per-bulan) Spot rate waktu itu Rp. 5000 / USD Untuk mendapatkan dana USD 1,0000,000 dalam 30 ahri, dapat didepositokan dana untuk hedging sbb : USD 1,000,000 1 + 0.005 Manajemen Keuangan Internasional = USD 995,024.87 Halaman 68 Dengan SR Rp.5000 / USD, maka untuk dapat mendepositokan dana sebesar USD 995,024.87 selama 30 hari, maka diperlukan dana tunai dalam bentuk rupiah : USD 996,024.87 x Rp 5000 USD = Rp. 4.975.124,350,- Dengan mendepositokan dana USD 995,024,87 selama 30 hari, perusahaan akan dapat dipastikan memperoleh dana yang diperlukan sebesar USD 1,000,000 atau dengan kata lain perusahaan sudah pasti terlindungi dari fluktuasi kurs USD. 2. Meminjam dalam Domestic Currency, kemudian menukarkan dan menginvestasikan untuk jangka pendek dalam bentuk valuta asing yang dibutuhkan. Misalnya : Perusahaan memerlukan dana USD 1,000,000 seperti contoh sebelumnya, tetapi tidak mempunyai dana tunai. Untuk itu perusahaan dapat meminjam dana sebesar 4.975.124,350 dengan bunga pinjaman 18 % per-tahun atau 1,5 % per-bulan Kemudian pinjaman ini dikonversikan dalam USD dengan kurs jual spot rate Rp. 5000 / USD, sehingga akan diperoleh dana USD senilai : Rp. 4.975.124.350 Rp. 5000 / USD = USD 995,024.87 Kemudian hasil konversi senilai USD 995,024.87 didepositokan dengan tingkat bunga 0,5 % per-bulan sehingga pada akhirnya atau setelah 30 hari akan diperoleh dana sebesar : USD 995,024.87 x ( 1 + 0,5 % ) = USD 1,000,000,000 Setelah 30 hari perusahaan akan membayar pinjaman + bunga sebesar : Rp. 4.975.124.350 x ( 1 + 1,5 % ) = Rp. 5.049.751.215,25 Teknik hedging transaction exposure yang dilakukan dengan cara kedua ini akan menguntungkan apabila ternyata future spot rate (FSR) USD mengalami apresiasi sedemikian rupa terhadap SR sehingga : FR - SR SR lebih besar ( > ) (Tingkat Bunga Rp –Tingkat Bunga USD ) b. Forward Contract Hedging Teknik hedging dengan menggunakan forward contract ini banyak dilakukan oleh perusahaan besar (MNC) untuk melindungi receivable atau payable-nya yang relatif besar terhadap resiko fluktuasi valas. Misalnya : Manajemen Keuangan Internasional Halaman 69 Perusahaan USA mempunyai payable atas impor dari Jepang senilai JPY 1,000,000 untuk jangka waktu 90 hari. Spot rate : JPY 110 / USD atau USD 0.0091 / JPY Untuk menghindari resiko terhadap fluktuasi (apresiasi) JPY, perusahaan dapat melakukan hedging dengan forward contract, mis : dengan forward rate JPY 100/USD atau USD 0.01/JPY. Dengan menggunakan teknik hedging forward contract ini, perusahaan USD tsb akan terhindar dari resiko fluktuasi JPY, terutama jika JPY apresiasi sehingga future spotrate dari JPY/USD menjadi lebih tinggi daripada JPY 100/USD, misalnya menjadi JPY 95/USD. Sebaliknya, jika perusahaan mempunyai receivable yang relatif besar dalam valas yang diperkirakan akan mengalami depresiasi, perusahaan dapat juga melakukan hedging atas receivable-nya untuk menghindari resiko kerugian terhadap fluktuasi (depresiasi) kurs valas. Untuk menentukan apakah terhadap suatu receivable atau payable harus dilakukan hedging atau tidak, dapat digunakan formula sbb: 1. Hedging Payable. RCHp = Catatan : RCHp NCHp NCp NCHp - NCp = = = Real Cost of Hedging Payable Nominal Cost Hedging Payable Nominal Cost Payable without Hedging Dalam hal ini : Bila RCHp hasilnya (-) negatif karena NCHp < NCp berarti melakukan hedging akan lebih menguntungkan perusahaan. Bila RCHp hasilnya (+) positif karena NCHp > NCp, berarti melakukan hedging akan merugikan perusahaan 2. Hedging Receivable. RCHr = Catatan : RCHr NCHr NCr NCHr - NCr = = = Real Cost of Hedging Receivable Nominal Cost Hedging Receivable Nominal Cost Receivable without Hedging Dalam hal ini : Bila RCHr hasilnya (-) negatif karena NCHr < NCr berarti melakukan hedging akan lebih menguntungkan perusahaan. Bila RCHr hasilnya (+) positif karena NCHr > NCr, berarti melakukan hedging akan merugikan perusahaan Manajemen Keuangan Internasional Halaman 70 c. Future Contract Hedging Currency future market, yaitu salah satu bentuk bursa valas juga dapat digunakan oleh perusahaan untuk melakukan hedging transaction exposure. Future contract hedging ini biasanya digunakan oleh perusahaan untuk melindungi atau melakukan hedging untuk nilai transaksi yang relatif lebih kecil dan sesuai dengan sifat future market. Oleh Karen itu contract hedging harus dilakukan dengan jumlah satuan valas atau currency amount, strike price / exercise price dan tanggal tertentu. Perusahaan yang memiliki future payable atau future receivable dalam valas tertentu dapat melindunginya dengan menggunakan future contract hedging sehingga perusahaan mempunyai suatu kepastian tentang jumlah yang akan dibayar atau diterima dalam nilai domestic currency. Namun, future contract hedging dalam hal tertentu dapat merugian perusahaan : Bila future spot rate-nya lebih rendah (valas depresiasi) terhadap future contract rate-nya,tentu future contract hedging akan merugikan perusahaan. Bila future spot rate-nya lebih tinggi (valas apresiasi) terhadap future contract rate-nya,tentu future receivable contract hedging akan merugikan perusahaan. d. Option Contract Hedging Optian contract hedging merupakan suatu sistem kontrak yang ideal dalam arti dapat dibatalkan (tidak direalisasikan) apabila fluktuasi kurs valas akan menimbulkan efek yang lebih merugikan perusahaan. Jadi dengan option contract hedging perusahaan dapat merealisasikan atau membatalkan kontraknya sesuai perkembangan realisasi kurs valas yang telah diantisipasi sebelumnya. Kesimpulannya : Hedging Technique Hedging Payable Hedging Receivable Money Market Hedging Meminjam uang lokal dan mengkonversinya ke valas payable & menginvestasikan sampai saat payable jatuh tempo Meminjamkan valas receivable & mengkonversikan ke dalam uang local serta menginvestasikannya. Membayar pinjaman dengan cash inflow dari receivable Forward Contract Hedging Membeli forward contract valas untuk payable Membeli future contract valas untuk payable Membeli call option contract valas payable Menjual forward contract valas untuk receivable Menjual future contract valas untuk receivable Membeli put option contract valas receivable Future Contract Hedging Currency Option Contract Manajemen Keuangan Internasional Halaman 71 REFERENSI BUKU 1. Alan C. Shapio, Multinational Financial Management, Forth Edition, Boston : Ally and Bacon Publisher, 1992. 2. Hamdy Hady, “Valas untuk Manajer”, Cet.1, Jkt, Ghalia Indonesia, 1997 3. Hamdy Hady, “Ekonomi Internasional”, Buku ke-2, Jkt, Ghalia Indonesia, 199 4. Soedijono Reksoprajitno, “Ekonomi Internasional : Pengantar Lalu Lintas Pembayaran Internasional”, Jakarta, Penerbit Liberty, Yogyakarta. 5. Agus Sartono, 2001. Manajemen Keuangan Internasional Yogyakarta: BPFE. 6. Jose Rizal Joesoef, 2008, Pasar Uang dan Pasar Valuta Asing, Salemba Empat 7. Purnomo Yusgiantoro, 2004, Manajemen keuangan Internasional, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Manajemen Keuangan Internasional Halaman 72