upaya peningkatan pengelolaan proses pembelajaran

advertisement
e- Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 4 Tahun 2014)
UPAYA PENINGKATAN PENGELOLAAN PROSES PEMBELAJARAN
MELALUI PENDAMPINGAN PADA IMPLEMENTASI KURIKULUM
2013 TERHADAP GURU–GURU KELAS I DAN KELAS IV
Siti Nurhamidah1, Nyoman Dantes2, Wayan Lasmawan3
Program Studi Pendidikan Dasar, Program Pascasarjana
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
1.3
e-mail: [email protected],
nyoman.dantes@pasca,undiksha.ac.id, [email protected]
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kualitas pengelolaan proses
pembelajaran melalui pendampingan pada implementasi kurikulum 2013. Subyek penelitian adalah
guru-guru kelas I dan kelas IV SD di Kecamatan Denpasar Barat, sebanyak 70 orang guru.
Penelitian ini dilakukan dengan dua siklus. Pada setiap siklus memiliki perencanaan, pelaksanaan,
observasi, dan refleksi yang berbeda-beda. Obyek penelitian Kurikulum 2013. Teknik pengumpulan
data melalui workshop dan supervisi kelas dengan tahapan mensupervisi guru dalam proses
pemahaman guru terhadap buku guru dan buku siswa(APKG I ), APKG II
pemahaman guru
terhadap proses dan penilaian pembelajaran, APKG III penyusunan RPP ,APKG IV pelaksanaan
pembelajaran, dan APKG V pelaksanaan penilaian pembelajaran. Data dianalisis menggunakan
statistik deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: pertama kemampuan guru
dalam pengelolaan proses pembelajaran mengalami peningkatan persentase pada tiap tahapannya,
dari pra siklus rata-rata 67.58 (cukup), siklus I mencapai rata-rata 73.78 (cukup) dan pada siklus II
mencapai rata-rata 77.14 (baik), kedua bahwa upaya peningkatan pengelolaan proses pembelajaran
melalui pendampingan dengan tehknik workshop, kunjungan kelas: observasi, diskusi klinis,
pemodelan dan peerteaching behasil dengan baik.
Kata kunci: pengelolaan proses pembelajaran, pendampingan, implementasi kurikulum 2013
ABSTRACT
This research aims to investigate the difference in quality of learning process management
before and after given mentoring of 2013 curriculum implementation. Research subjects were 70
teachers of Class I and Class IV Elementary Schools in West Denpasar sub-district. This research
was conducted in two cycles. In every cycle had different planning, execution, observation and
reflection. Research object was 2013 curriculum. Data collection technique was through workshop
and class supervision with stages of supervising teachers in teacher’s comprehension process
towards teacher’s books and student’s books (APKG I), APKG II teacher’s comprehension towards
process and learning assessment, APKG III RPP preparation of lesson plans, APKG IV
implementation of learning, and APKG V learning assessment. The analysis was using by descriptive
kuantitative statistic done. The analysis was using by descriptive kuantitative statistic done. This
research shows that: first, teacher’s ability in learning process implementation had improvement in
percentage in every stage, from pre-cycle mean 67.58 (enough), cycle I reached mean 73.78
(enough) and on cycle II reached mean 77.14 (good). Second,
improvement efforts the
managements of the learning process were through the mentoring by workshop technique, class
visits, observation, clinical discussion, modeling and peer teaching is worked well.
Keywords: learning process managemenet, mentoring, 2013 curriculum implementation
1
e- Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 4 Tahun 2014)
PENDAHULUAN
Adanya
Rencana
Pembanguan
Jangka Panjang Menengah Nasional
(RPJM) tahun 2010-2014 supaya menata
kembali kurikulum, atas dasar itu Pusat
Kurikulum dan Perbukuan (Puskurbuk),
mencanangkan pemberlakuan kurikulum
2013. Maka kebijakan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan mempertegas bahwa
implementasi kurikulum 2013 segera
dilaksanakan, dan diharapkan dapat
menghasilkan
insan
yang
produktif
,kreatif,inovatif
afektif
dengan
mengedepankan penguatan ranah sikap,
ketrampilan
dan
pengetahuan
yang
terintegrasi
dalam
kegiatan
proses
pembelajaran. Upaya pemerintah dalam
pembaharuan Permendiknas No. 22 Tahun
2006 tentang Standar Isi (Kurikulum) yang
akan digantikan dengan diberlakukannya
Kurikulum 2013 dengan Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 67 Tahun 2013 tentang
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum
Sekolah Dasar/Madrasah. Tentu saja hal ini
menjadi sebuah renungan bagi paradigma
pendidikan terutama adalah bagi para guru
sebagai pelaksananya. Tidak mudah untuk
melaksanakannya karena tentu banyak hal
yang harus berubah dari pola pikir
kebiasaan lama dengan penyesuaian pola
pikir hal yang baru.
Kondisi awal pada implementasi
kurikulum 2013, guru-guru kelas I dan IV di
SD Se-Kecamatan Denpasar Barat masih
banyak menemui kendala dan belum
sepenuhnya
memahami
tentang
(1)
penguatan pemahaman guru terhadap buku
guru dan buku siswa, (2) pemahaman guru
terhadap
proses
dan
penilaian
pembelajaran, (3) penyusunan rencana
pelaksanaan
pembelajaran,
(4)
pelaksanaan
pembelajaran,
(5)
pelaksanaan penilaian pembelajaran, pada
implementasi kurikulum 2013, hal ini
diketahui pada rapat rutin bulanan kepala
sekolah SD, se-Kecamatan Denpasar Barat
yang mengeluhkan kondisi awal bagi
sekolah
yang
mengimplementasikan
kurikulum 2013, kenyataan dilapangan
masih banyak menemui kendala dan belum
mampu dengan baik, hal ini diketahui pada
rapat rutin bulanan kepala sekolah SD, se-
Kecamatan
Denpasar
Barat
yang
mengeluhkan kondisi awal ditetapkannya
implementasi
kurikulum
2013
oleh
Diknasdipora Kota Denpasar.
Dalam makalah seminar tentang
Kurikulum
2013,
Dantes
(2013)
mengatakan bila dikaji lebih dalam situasi
pendidikan masa depan dan bagaimana
peran pendidik (guru) sebagai pengemban
paradigma pendidikan yang berpusat pada
pembelajaran,
maka
kualifikasi
dan
kompetensi guru sebagai pemangku
jabatan ahli haruslah menjadi salah satu
fokus utama. Jabatan guru adalah jabatan
profesi, dimana suatu jabatan profesi harus
diampu oleh seorang yang profesional,
yang memiliki keahlian dalam bidangnya,
sehingga jabatan guru harus dipegang oleh
seorang profesional. Maka dari itu
keprofesionalan tersebut harus dibuktikan
dengan pencapaian kualifikasi, penguasaan
keahlian, dan kompetensi dalam bidangnya.
Pada kegiatan awal kami bersama
pengawas sekolah mengadakan survey
bahwa selama kurun semester I, masih
banyak SD yang belum sepenuhnya
melaksanakan kurikulum 2013, bahkan
masih ada yang sama sekali belum
menggunakan buku guru dan buku siswa,
hal ini dikarenakan informasi dan sosialisasi
belum menyentuh pada sasaran semua SD
yang ada di Kecamatan Denpasar Barat.
Dengan melalui program workshop maka
pendampingan diadakan secara mandiri
oleh pengawas sekolah, pengurus K3S,
dan para kepala sekolah, dari hasil kerja
kelompok dan kuesioner yang diberikan
oleh penulis dan para pengawas sekolah,
bahwa dapat diketahui masih banyak
kelemahan,
dan
kendala
dalam
pelaksanaan kurikulum 2013, terutama
pada tarjet sasaran guru-guru kelas I dan
kelas IV SD di Kecamatan Denpasar Barat.
Mengingat waktu dan biaya maka dalam
melaksanakan PTS ini diambil sampling
dari 54 SD yang ada dikecamatan
Denpasar
Barat
yang
telah
mengimplementasikan kurikulum
2013
kurang lebih 13 SD dan terwakili dengan
sejumlah 70 orang guru, terdiri dari guru
kels I sebanyak 35 orang dan guru kelas IV
sebanyak 35 orang yang ada di Kecamatan
Denpasar Barat.
2
e- Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 4 Tahun 2014)
Pendampingan
yang
dilakukan
berupa
proses
pemberian
bantuan
penguatan dalam pelaksanaan Kurikulum
2023 yang diberikan Guru Inti, Kepala
Sekolah, dan pengawas sekolah kepada
Guru Sasaran satuan pendidikan yang
melaksanakan
kurikulum
2013
(Kemendikbud,
2013:8),
menyebutkan
bahwa Tujuan Pendampinagan secara
umum dimaksudkan untuk menjamin
terlaksananya implementasi Kurikulum
2013 secara efektif dan Efisien di masing–
masing sekolah. Pendampingan paling
tidak memberikan fasilitas terutama pada
sekolah sasaran yang secara langsung
menerima bantuan sarana berupa Buku
Guru dan Buku Siswa, memberikan
bantuan konsultasi, pemodelan (modeling),
dan pelatihan personal dan spesifik
(coaching) untuk hal-hal spesifik baik
secara
langsung
(direct
intructional
leadership) maupun secara tidak langsung
(indirect intructional leadership) (KleineKrach, 1993:12 dalam Sulistiorini).
Dengan
adanya pendampingan
terutama kepala sekolah sebagai pemimpin
pembelajaran
tentu
dituntut
sikap
keprofesionalnya dalam membina dan
membimbing seluruh rangkaian kegiatan
proses pembelajaran di sekolahnya, sesuai
filosofi, konsep, kaidah prinsip, makna dan
prosedur yang tercangkup dalam elemen
perubahan
kurikulum
2013
adalah
berdasarkan SKL, KI dan KD, tersusunnya
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
berdasarkan karkteristik dan tuntutan
Kurikulum 2013, terlaksananya budaya
pembelajaran dengan penekatan tematik
terpadu (integratif temathic).
Kepala
sekolah
sebagai
kepemimpinan pembelajaran merupakan
tindakan kepala sekolah yang mengarah
pada terciptanya iklim sekolah yang mampu
mendorong terjadinya peningkatan mutu
pengelolaan internal sekolah sehingga
memungkinkan terselenggaranya proses
pembelajaraan yang merangsang para
siswa untuk mencapai prestasi belajar yang
tinggi. Pemimpin pembelajar yang efektif
terlibat dalam masalah-masalah kurikuler
dan pembelajaran, yang kesemuanya itu
mempengaruhi prestasi belajar siswa
(Cotton, 2003).
Ada beberapa faktor yang bisa
mendukung
berhasilnya
pelaksanaan
kurikulum 2013 nanti antara lain: 1)
Kesesuaian kompetensi pendidik dan
tenaga kependidikan dengan kurikulum
yang diajarkan dan buku teks yang
dipergunakan. Hal itu menjadi pusat
perhatian dalam pengembangan kurikulum
ini.
Kemampuan
guru
harus
bisa
mengimbangi perubahan kurikulum dan
menyesuaikan dengan buku teks yang akan
diajarkan pada peserta didik. Jika
kemampuan tenaga pendidik
belum
memadai maka segera diberikan upaya
tindakan
misalnya:
pelaksanaan
pendampingan yang serius terhadap guru
dalam proses pembelajaran oleh kepala
sekolah yang bekerjasama dengan pihak
LPMP dan Pengawas Sekolah, juga
diadakannya uji kompetensi, penilaian
kinerja, dan pembinaan keprofesionalan
berkelanjutan sehingga dapat mendukung
berhasilnya pelaksanaan Kurikulum 2013
tersebut. 2) Ketersediaan buku sebagai
bahan ajar dan sumber belajar ,3)
Mengintegrasikan
keempat
standar
pembentuk kurikulum.4) Sesuai dengan
model interaksi pembelajaran. 5) Sesuai
dengan pembelajaran tematik terpadu
yang
mengedepankan
pendekatan
scientific. 6) Penilaian berbasis otentik , 7)
Mendukung efektivitas sistem pendidikan.
Untuk itu, sekolah harus mampu
menciptakan iklim belajar yang kondusif
dan menyenangkan dengan berpedoman
pada jalur pelaksanaan kurikulum, sehingga
Kurikulum 2013 tersebut dapat menjadi
arah pengembangan yang betul-betul
sesuai dengan apa yang diharapkan. Hal ini
tentu faktor pendampingan pengelolaan
pembelajaran oleh kepala sekolah sebagai
kunci manajerial pembelajaran, harus
menanganinya secara profesional.
Namun demikian, banyak persepsi
dari para guru atau pendidik tentang
berlakunya Kurikulum 2013, karena banyak
yang menganggap bahwa pemerintah
terlalu terburu-buru dalam melakukan
perubahan ini, ada juga yang mempunyai
persepsi bahwa dengan adanya Menteri
Pendidikan yang baru, maka ganti pula
kurikulumnya. Selain itu masih banyak
faktor lain tentang persepsi tersebut yang
3
e- Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 4 Tahun 2014)
terindikasi pada guru-guru di SD di
Kecamatan Denpasar Barat antara lain
sebagai berikut: a) Pendidikan nasional kita
masih menghadapi berbagai macam
persoalan, b) Persoalan itu memang tidak
akan pernah selesai, karena seiring lajunya
perkembangan
dunia
teknologi
dan
informasi substansi yang ditransformasikan
selama
proses
pendidikan
dan
pembelajaran selalu berada di bawah
tekanan kemajuan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan kemajuan masyarakat. c)
Salah satu persoalan pendidikan kita yang
masih menonjol saat ini adalah adanya
kurikulum yang silih berganti dalam
tenggang waktu yang pendek dan
menjadikan beban baru baik bagi guru
maupun anak didik tanpa ada arah
pengembangan
yang
betul-betul
diimplementasikan
sesuai
dengan
perubahan yang diinginkan pada kurikulum
tersebut. d) Belum optimalnya kemampuan
guru yang harus bisa mengimbangi
perubahan kurikulum dan menyesuaikan
dengan buku teks yang akan diajarkan
pada peserta didik, e) Belum optimalnya
kemampuan guru dalam melaksanakan
pembelajaran tematik terpadu dengan
pendekatan scientific, f) Bagaimana peran
kepala
sekolah
dalam
memahami
perubahan manajemen kepala sekolah
sebagai pelaksana manajemen perubahan
dan manajemen pembelajaran terhadap
Kurikulum 2013) Bagaimana manajemen
administrasi
dalam
pengelolaan
pembelajaran pada guru-guru SD di
Kecamatan
Denpasar
Barat,
h)
Bagaiamana peran pendampingan Kepala
Sekoalah, sebagai manager pembelajaran
terhadap
pengelolaan
proses
pembelajaran.
Untuk mengatasi hal di atas maka
perlu adanya pendampingan kepala
sekolah selaku pemimpin pembelajaran
yang tentu akan didampingi pengawas
sekolah. Dalam hal ini pula penulis
mencoba membuat kajian studi kasus
tentang upaya
pendampingan kepala
sekolah terhadap pelaksanaan Kurikulum
2013 ditinjau dari kualitas pengelolaan
pembelajaran SD di Kecamatan Denpasar
Barat. Ada 5 SD di Kecamatan Denpasar
Barat adalah termasuk sekolah piloting dari
beberapa sekolah di Indonesia yang
ditunjuk langsung oleh pemerintah sebagai
sekolah Sasaran implementasi Kurikulum
2013, akan tetapi hampir SD di kecamatan
Denpasar
barat
telah
memulai
mengimplementasikan
kurikulum 2013
tersebut atas anjuran Diknasdipora Kota
Denpasar ,maka mau tidak mau harus
melaksanakan amanat tesebut,Sedangkan
kondisi nyata yang ada muncul berbabai
persoalan yang telah disebut diatas ,maka
perlu adanaya penelitian untuk mengukur
sejauh mana keberhasilan pelaksanaan
kurikulum 2013, melalui pendampingan
Kepala Sekolah,pengawas sekolah ditinjau
dari
kualitas
pengelolaan
proses
pembelajarannya.
Mengingat
untuk
keberhasilaan
pelaksanaan Kurikulum 2013 tidak bisa
diukur dari salah satu pihak pelaksana,
melainkan harus didukung oleh berbagai
pihak mulai dari pemerintah, para
pendamping (LPMP, Pengawas Sekolah,
Kepala Sekolah,dan para nara sumber
lainnya), selain itu juga ditunjang adanya
tenaga pendidik, tenaga kependidikan,
penerbit buku, peserta didik serta
masyarakat. Semua pemangku itu , harus
saling membantu antara pihak-pihak terkait
agar Kurikulum 2013 tersebut dapat
dilaksanakan
sesuai
dengan
yang
diharapkan. Melalui pendampingan kepala
sekolah dan unsur pendidik yang lain
diharapkan kualitas pengelolaan proses
pembelakjaran di SD di Kecamatan
Denpasar Barat dapat memenuhi standar
pemerintah sehingga penjaminan mutu
pendidikan bagi masyarakat pemerintah
daerah dan dapat dijadikan acuan bagi
kalangan pendidikan, pada umumnya
masayarakat Indonesia.
Kemendikbud,
(2013) mengungkapkan pengertian dari
pendampingan adalah proses pemberian
bantuan penguatan pelaksanaan Kurikulum
2013 yang diberikan Guru Inti, kepala
sekolah, dan pengawas sekolah kepada
Guru Sasaran satuan pendidikan yang
melaksanakan Kurikulum 2013.
Tugas
pendampingan
menurut
Gultom, 2013.) antara lain : 1) Pertemuan
awal,
yaitu
kegiatan
pengkondisian,
penjelasan tujuan, materi pendampingan,
agenda kegiatan, serta informasi lain yang
4
e- Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 4 Tahun 2014)
dibutuhkan bagi kelancaran pelaksanaan
pendampingan. 2) Pelaksanaan observasi
lapangan, yaitu kegiatan pengamatan
terhadap
rencana
pelaksanaan
pembelajaran, media dan alat bantu
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran,
serta pelaksanaan penilaian pembelajaran
yang dilakukan oleh pendamping kepada
guru sasaran. 3) Pembahasan hasil
observasi, yaitu kegiatan pembahasan hasil
observasi lapangan untuk mendiskusikan
dan
merumuskan
langkah-langkah
perbaikan. 4)Perbaikan berdasarkan hasil
observasi, yaitu kegiatan perbaikan yang
dilakukan Guru Sasaran sebagai tindak
tindak lanjut hasil diskusi pendamping
dengan Guru Sasaran. 5) Penyusunan
laporan,
yaitu kegiatan pendamping
menyusun laporan proses dan hasil
pendampingan. Persiapan pendampingan
a) Penyiapan bahan pendukung seperti :
silabus, contoh RPP, contoh projek, contoh
penilaian portofolio, contoh rapor, dll.
Instrumen dan petunjuk pengisian, yang
terkait dengan pemahaman umum guru
sasaran terhadap: (1)Buku teks pelajaran
dan buku pedoman guru termasuk silabus,
(2) Proses pembelajaran dan penilaian,
(3)penyusunan
rencana
pelaksanaan
pembelajaran,
(4)
pelaksanaan
pembelajaran, (5)pelaksanaan penilaian. b)
Profil Guru Sasaran, yang meliptui data
tentang nama guru, pangkat dan golongan,
jenis guru dan mata pelajaran yang diampu,
serta
data
lain
yang
diperlukan.
c)
Pelaksanaan
pendampingan:
Pelaksanaan pendampingan dilakukan
dalam bentuk kunjungan, observasi, diskusi
klinis, dan perbaikan yang dilakukan oleh
Guru Inti,kepala sekolah dan pengawas
sekolah
kepada Guru Sasaran. 5)
Pelaporan hasil pendampingan: Laporan
hasil kegiatan pendampingan disusun oleh
masing-masing pendamping atau penulis
sesuai dengan sistematika yang terdapat
pada lampiran, dan hasilnya dijadikan
sebagai portopolio guru.
Berdasar paparan latar belakang
yang telah diuraiakan di atas maka, penulis
mengemukakan tentang penelitian yang
berjudul “Upaya Peningkatan Pengelolaan
Proses
Pembelajaran
Melalui
Pendampingan Pada
Implementasi
Kurikulum 2013 Terhadap Guru–Guru
Kelas I Dan Kelas IV SD di Kecamatan
Denpasar Barat”.
Bertolak dari latar belakangmasalah,
maka masalah pokok yang ingin dicarii
solusinya melalalui penelitian ini dapat
dirumuskan
sebagai
berikut
:
Bagaimanakah kualitas
peningkatan
pengelolaan proses pembelajaran pada
implementasi kurikulum 2013 melalui
pendampingan terhadap guru-guru kelas I
dan Kelas IV SD di Kecamatan Denpasar
Barat?
Secara umum penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui kualitas peningkatan
pengelolaan proses pembelajaran melalui
upaya
Pendampingan dengan tekhnik
workshop,
kunjungan
kelas
dan
pelaksanakan observasi, modeling ,diskusi
klinis
serta peerteaching oleh tim
pendamping yang terdiri dari : kepala
sekolah SD sasaran penelitian ,peneliti
,pengawas sekolah dan guru inti .
Manfaat penelitian ini (1) manfaat
teoritis : Sebagai bahan kajian ilmu
pengetahuan,
penambahan
wawasan,
pengembangan
teori,
pengembangan
penelitian dan sebagai pendalaman ilmu
pengetahuan
dibidang
manajemen
pendidikan pada umumnya dan khususnya
pada peningkatan kinerja kepala sekolah
dan guru. (2) manfaat Praktis : (a) Bagi
Peneliti : Hasil penelitian ini diharapkan
dengan proses menulis akan membuka
wawasan peneliti sehingga mengetahui
tentang pendampingan pengelolaan proses
pembelajaran atau supervisi akademik,
kualitas pembelajaran dan kompetensi guru
dalam mengelola pembelajaran, sehingga
ke depan diharapkan akan menyadari
prinsip dan manfaat dari pendampingan
pengelolaan pembelajaran secara benar.
(b) Bagi lembaga pendidikan (sekolah) :
Hasil
penelitian
diharapkan
dapat
menambah khasanah wawasan berpikir
dan khasanah keragaman disiplin ilmu para
guru
sehingga
membantu
secara
berkesinambungan berupaya meningkatkan
kualitas
pengelolaan
pembelajaran
sehingga siswa menemukan pembelajaran
yang bermakna bagi diri sendiri dan
lingkungannya.
5
e- Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 4 Tahun 2014)
METODE
Penelitian ini termasuk penelitian
tindakan
Sekolah
karena
meiliki
karakteristik Terdapat dua hal yang menjadi
karakteristik
umum
PTS.
Pertama,
masalah yang diangkat untuk dipecahkan
dan
kondisi
yang
diangkat
untuk
ditingkatkan harus berangkat dari praktik
pendidikan nyata di sekolah. Kedua, kepala
sekolah dan pengawas dapat meminta
bantuan orang lain untuk mengenal dan
mengelaborasi masalah yang dijadikan
topik penelitian.
Subyek dalam penelitian ini adalah
guru-guru Kelas I dan kelas IV SD di
Kecamatan Denpasar Barat dengan jumlah
SD ada 13 buah dan total seluruh guru
adalah 70 orang. Objek dari penelitian ini
adalah
pendampingan
implementasi
kurikulum 2013. Adapun desain penelitian
ini sesuai konsep PTS menurut Kurt Lewin
yang terdiri dari empat komponen, yaitu
perencanaan (planning), tindakan (acting),
pengamatan (observating), dan (reflekting).
Hubungan
keempat
komponen
itu
dipandang sebagai satu siklus yang dapat
di lihat pada gambar 1 di bawah ini.
sementara
itu,perencanan
khusus
dimaksudkan untuk untuk mtuk menyusun
rancangan dari siklus ke siklus. (2)
Tindakan
(acting)
tindakan
adalah
merupakan implementasi tindakan pada
prinsipsipnya merupakan realisasi dari
suatu tindakan yang sudah direncanakan
sebelumnya atau suatu strategi untuk
meninggkatkan kualitas apa yang menjadi
permasalahan dalam Penelitian Tindakan
Sekolah (PTS), Dalam hal ini tentu penulis
merumuskan suatu tindakan atau strategi
yang
tepat
untuk
melaksanakan
pendampingan sehingga diharapkan guru
dalam pengelolaan pembelajaran benar –
benar memenuhi kriteria yang telah
ditentukan dan sesuai panduan kurikulum
2013.
(3)
Pengamatan
(observing),
Pengamatan, observasi atau monitoring
dapat dilakukan sendiri oleh penelitian atau
kolaborator, yang memang diberi tugas
untuk hal itu. Pada saat itu pengamat
haruslah mencatat semua peristiwa atau
hal yang terjadi di kelas penelitian kinerja
guru. (4) Refleksi, Pada prinsipnya yang
dimaksud Refleksi ialah evaluasi dari
peristiwa atau kegiatan yang telah
dilakukan terkait dengan PTS untuk
melakukan suatu tindaklanjut.
Sebelum instrumen ini digunakan
maka dilakukan uji validitas isi. Untuk
menentukan validitas isi (content validity)
dilakukan oleh judges. Analisis dalam
penelitian ini adalah menggunakan analisis
deskriptif
kuantitatif
dengan
membandingkan kondisi awal atau pra
siklus, hasil siklus I (supervisi akademik
secara kelompok / kegiatan workshop) dan
hasil siklus II (supervisi akademik secara
individu/percakapan
pribadi
dengan
kunjungan kelas yaitu melalui observasi,
modeling ,diskusi klinis dan peerteaching
hal ini dikatakan sebagai pendampingan
langsung /
supervisi akademik secara
individu/percakapan pribadi, kunjungan
kelas/observasi
dengan
demikian
pendampingan
dikatakan
sebgai
pendampingan langsung (direct intructional
leadership)), sedangkan pedoman yang
digunakan dalam mengumpulkan data
penilain guru
diperoleh dari pedoman
supervisi akademik model APKG (1) yaitu
(penguatan pemahaman guru terhadap
Acting
Planning
Observati
ng
Reflecting
Gambar 1 Siklus PTS Modei Kurt Lewin
Data
awal
diperoleh
dengan
pelaksanaan
tindakan
data
angket
(kuesionar), data selanjutnya adalah data
yang diperoleh pada proses pendampingan
yaitu dengan pedoman instrumen Alat
Penilaian Kinerja Guru (APKG) dalam
pengelolaan proses pembelajaran dengan
menggunakan perencanaan (planning),
pengamatan (observing), tindakan (acting),
dan tahapan refleksi. Tahapan (1)
Perencanaan (planning) yakni penentuan
perencanaan dapat dibagi dua jenis ,yaitu
perencanaan umum dan perencanaan
khusus. Perencanaan umum dimaksudkan
untuk menyusun rancangan yang meliputi
keseluruhan aspek yang terkait PTS,
6
e- Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 4 Tahun 2014)
buku guru dan buku siswa, APKG (2)
pemahaman guru terhadap proses dan
penilaian
pembelajaran,
APKG
(3)
penyusunan
rencana
pelaksanaan
pembelajaran, APKG (4) pelaksanaan
pembelajaran, APKG (5)
pelaksanaan
penilaian pembelajaran,, APKG II, APKG III,
APKG IV dan APKG V, yaitu alat penilaian
kemampuan guru dalam melaksanakan
pembelajaran. Data yang terkumpul dalam
penelitian
ini
dianalisis
dengan
menggunakan statistik deskriptif kuantitatif
yaitu dengan mencari angka rata-rata (M),
Median (M), dan Modus (Mo),yang
dilanjutkan dengan menggambarkan grafik
histogram .
variabel
APKG(1) yaitu : penilaian
kemampuan
guru dalam penguatan
pemahaman guru terhadap buku guru dan
buku siswa, (2) variabel APKG II yaitu :
penilaian kemampuan
guru dalam
pemahaman guru terhadap proses dan
penilaian pembelajaran, (3) ariabel APKG
III yaitu : penilaian kemampuan guru dalam
penyusunan
rencana
pelaksanaan
pembelajaran (RPP), (4) variabel APKG IV
yaitu : penilaian kemampuan guru dalam
pelaksanaan pembelajaran, (5) variabel
APKG V yaitu : penilaian kemampuan guru
dalam
pelaksanaan
penilaian
pembelajaran, dengan perhitungan ukuran
sentaral
( mean, modus, medium dan
ukuran standar deviasi ) yang disajikan
pada tabel , histogram dan kategorisasi
masing-masing variabel . Dibawah ini
disajikan rangkuman statistik seperti pada
tabel berikut :
PEMBAHASAN
Berdasarkan
pengolahan
data
dengan analisis deskriptif kuantitatif,
diperoleh rekapitulasi hasil perhitungan skor
Tabel 1. Rangkuman Statistik Hasil Penelitian Pada Siklus 2
Mean
Skor
Maksimum
Skor
Minimum
APKG
1
Ket
APKG
2
Ket
APKG
3
Ket
APKG
4
Ket
APKG
5
Ket
78
Baik
78,2
Baik
76,5
Baik
76,7
Baik
76,3
Baik
88
Baik
83
Baik
83
Baik
81
Baik
80
Baik
69
Cu
kup
67
Cu
kup
73
Cu
kup
74
Cu
kup
73
Cu
kup
80
75
70
65
60
55
APKG 1
APKG 2
APKG 3
80
75
70
65
60
APKG 4
APKG 5
Pra Siklus Siklus
Siklus
1
2
Pra SiklusSiklus
Siklus 1
2
Gbr 2.Rata-rata Nilai Perolehan APKG 1-3
Gbr 3.Rata-rata Nilai Perolehan APKG 4-5
Berdasarkan data hasil penelitian
dan analisis data rerata skor APKG 1,
maka dapat dijabarkan yakni pada Pra
siklus untuk APKG 1 ini memiliki rata-rata
sebesar
70
(cukup),
mengalami
peningkatan pada siklus 1 dimana ratarata nilai APKG 1 ini memiliki rata-rata
sebesar 75 (baik), dan mengalami
peningkatan yang signifikan di siklus 2
pada APKG 1 ini memiliki rata-rata
sebesar 78 (baik).
Berdasarkan penelitian tersebut
bahwa pada siklus II, sebanyak 97,15%
yang mampu dengan baik pemahaman
guru terhadap buku guru dan buku siswa,
dengan demikian terdapat peningkatan
7
e- Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 4 Tahun 2014)
pemahaman guru terhadap buku guru dan
buku siswa, pada implementasi kurikulum
2013 terhadap guru-guru kelas 1 dan
kelas IV SD di Kecamatan Denpasar
Barat.
Berdasarkan data hasil penelitian
dan analisis data rerata skor APKG 2,
maka dapat dijabarkan yakni pada Pra
siklus untuk APKG 2 ini memiliki rata-rata
sebesar
65,8,(cukup)
mengalami
peningkatan pada siklus 1 dimana ratarata nilai APKG 2 ini memiliki rata-rata
sebesar 73,6,(cukup) dan mengalami
peningkatan yang signifikan di siklus 2
pada APKG 2 ini memiliki rata-rata
sebesar 78,2 (baik) sehingga dapat
tergolong dalam kategori baik.
Berdasarkan penelitian tersebut
bahwa pada siklus II, sebanyak 71,44%
guru yang mampu dengan baik terhadap
pemahaman guru terhadap proses dan
penilaian pembelajaran,dengan demikian
terdapat peningkatan kualitas terhadap
pemahaman guru terhadap proses dan
penilaian
pembelajaran
pada
implementasi kurikulum 2013 terhadap
guru-guru kelas 1 dan kelas IV SD di
Kecamatan Denpasar Barat.
Berdasarkan data hasil penelitian
dan analisis data rerata skor APKG 3,
maka dapat dijabarkan yakni pada Pra
siklus untuk APKG 3 ini memiliki rata-rata
sebesar
66,8
(cukup),
mengalami
peningkatan pada siklus 1 dimana ratarata nilai APKG 3 ini memiliki rata-rata
sebesar 73,5 (cukup) dan mengalami
peningkatan yang signifikan di siklus 2
pada APKG 3 ini memiliki rata-rata
sebesar 76,5 (baik) sehingga dapat
tergolong dalam kategori baik.
Berdasarkan penelitian tersebut
bahwa pada siklus II , sebanyak 87.14%
guru yang mampu dengan baik pada
penyusunan
rencana
pelaksanaan
pembelajaran (RPP, dengan demikian
terdapat peningkatan pada penyusunan
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP
pada implementasi kurikulum 2013
terhadap guru-guru kelas 1 dan kelas IV
SD di Kecamatan Denpasar Barat.
Berdasarkan data hasil penelitian
dan analisis data rerata skor APKG 4,
maka dapat dijabarkan yakni pada Pra
siklus untuk APKG 4 ini memiliki rata-rata
sebesar
67,9
(cukup)
mengalami
peningkatan pada siklus 1 dimana ratarata nilai APKG 4 ini memiliki rata-rata
sebesar 73,1(cukup) dan mengalami
peningkatan yang signifikan di siklus 2
pada APKG 4 ini memiliki rata-rata
sebesar 76,7(baik) sehingga dapat
tergolong dalam kategori baik.
Berdasarkan penelitian tersebut
bahwa pada siklus II , sebanyak 90% guru
yang mampu dengan baik terhadap
pelaksanaan
pembelajaran,
dengan
demikian terdapat peningkatan kualitas
terhadap
pelaksanaan
pembelajaran
pada implementasi kurikulum 2013
terhadap guru-guru kelas 1 dan kelas IV
SD di Kecamatan Denpasar Barat.
Berdasarkan data hasil penelitian
dan analisis data rerata skor APKG 5,
maka dapat dijabarkan yakni pada Pra
siklus untuk APKG 5 ini memiliki rata-rata
sebesar
67,4
(cukup)
mengalami
peningkatan pada siklus 1 dimana ratarata nilai APKG 5 ini memiliki rata-rata
sebesar 73,7 (cukup) dan mengalami
peningkatan yang signifikan di siklus 2
pada APKG 5 ini memiliki rata-rata
sebesar 76,3 (baik) sehingga dapat
tergolong dalam kategori baik.
Berdasarkan penelitian tersebut
bahwa pada siklus II , sebanyak 42,87%
guru yang mampu dengan baik terhadap
pelaksanaan penilaian pembelajaran,
dengan demikian terdapat peningkatan
kualitas pada pelaksanaan
penilaian
pembelajaran
pada
implementasi
kurikulum 2013 terhadap guru-guru kelas
1 dan kelas IV SD di Kecamatan
Denpasar Barat.
Uji hipotesis pertama dengan
analisis deskriptif kuantitatif menghasilkan
APKG 1, APKG 2, dan APKG 3, APKG 4
dan APKG 5, dengan nilai rata-rata dalam
kategori baik pada interval 75-89.
Sehingga
dapat
disimpulkan
hasil
penelitian telah mencapai indikator yang
ditentukan dengan demikian bahwa upaya
peningkatan
pengelolaan
proses
pembelajaran
melalui
pendampingan
terhadap guru –guru kelas I dan kelas IV
pada implementasi kurikulum 2013
berhasil dengan baik,
kedua bahwa
8
e- Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 4 Tahun 2014)
upaya peningkatan kualitas pengelolaan
pembelajaran
melalui
pendampingan
dengan tekhnik worksop ,kunjungan kelas
: observasi, diskusi klinis ,pemodelan dan
peerteaching dapat meningkatkan kualitas
pengelolaan proses pembelajaran.
sebesar 78,2 (baik) sehingga dapat
tergolong dalam kategori baik.
Berdasarkan penelitian tersebut
bahwa pada prasiklus
APKG 2
sebanyak 8,57% pada siklus I menjadi
67,15,72 % pada siklus II meningkat
menjadi 71,44%
guru yang mampu
dengan baik pada pemahaman guru
terhadap pemahan proses dan penilaian
pembelajran , dengan demikian terdapat
peningkatan yang signifikan
sebesar
58,58 % dari prasiklus ,kemudian dari
siklus I kesiklus II terdapat peningkatan
sebesar 4.29% maka dapat disimpulkan
bahwa terdapat peningkatan kualitas
pembelajaran
pada
implementasi
kurikulum 2013 terhadap guru-guru kelas
1 dan kelas IV SD di Kecamatan denpasar
Barat.
Berdasarkan data hasil penelitian
dan analisis data rerata skor APKG 3,
maka dapat dijabarkan yakni pada Pra
siklus untuk APKG 3 ini memiliki rata-rata
sebesar
66,8
(cukup),
mengalami
peningkatan pada siklus 1 dimana ratarata nilai APKG 3 ini memiliki rata-rata
sebesar 73,5(cukup) dan mengalami
peningkatan yang signifikan di siklus 2
pada APKG 3 ini memiliki rata-rata
sebesar 76,5(baik) sehingga dapat
tergolong dalam kategori baik.
Berdasarkan penelitian tersebut
bahwa pada prasiklus APKG 4 hanya
sebanyak 10% pada siklus I menjadi
15,72 % pada siklus II meningkat menjadi
87,14% guru yang mampu dengan baik
pada penyusunan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP, dengan demikian
terdapat peningkatan yang signifikan
sebesar 5,72 % dari prasiklus ,kemudian
dari siklus I kesiklus II terdapat
peningkatan sebesar 71.42% maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat peningkatan
kualitas
pembelajaran
pada
implementasi kurikulum 2013 terhadap
guru-guru kelas 1 dan kelas IV SD di
Kecamatan denpasar Barat.
Berdasarkan data hasil penelitian
dan analisis data rerata skor APKG 4,
maka dapat dijabarkan yakni pada Pra
siklus untuk APKG 4 ini memiliki rata-rata
sebesar
67,9(cukup)
mengalami
peningkatan pada siklus 1 dimana rata-
PENUTUP
Jika
pendampingan
pada
implementasi
kurikulum
2013
dilaksanakan secara baik dan professional
maka dapat meningkatan pengelolaan
proses pembelajaran dengan baik.
Berdasarkan data hasil penelitian
dan analisis data rerata skor APKG 1,
maka dapat dijabarkan yakni pada Pra
siklus untuk APKG 1 ini memiliki rata-rata
sebesar
70
(cukup),
mengalami
peningkatan pada siklus 1 dimana ratarata nilai APKG 1 ini memiliki rata-rata
sebesar 75 (baik) , dan mengalami
peningkatan yang signifikan di siklus 2
pada APKG 1 ini memiliki rata-rata
sebesar 78 (baik) sehingga dapat
tergolong dalam kategori baik.
Berdasarkan penelitian tersebut
bahwa pada prasiklus
APKG 1
sebanyak 0% pada prasiklus , pada siklus
I menjadi 68,28 % pada siklus II
meningkat menjadi 97,15% guru yang
mampu dengan baik pada pemahaman
guru terhadap proses dan penilaian
pembelajran , dengan demikian terdapat
peningkatan yang signifikan
sebesar
68,58 % dari prasiklus ,kemudian dari
siklus I kesiklus II terdapat peningkatan
sebesar 4.29% maka dapat disimpulkan
bahwa terdapat peningkatan kualitas
pembelajaran
pada
implementasi
kurikulum 2013 terhadap guru-guru kelas
1 dan kelas IV SD di Kecamatan denpasar
Barat.
Berdasarkan data hasil penelitian
dan analisis data rerata skor APKG 2,
maka dapat dijabarkan yakni pada Pra
siklus untuk APKG 2 ini memiliki rata-rata
sebesar
65,8
(cukup),
mengalami
peningkatan pada siklus 1 dimana ratarata nilai APKG 2 ini memiliki rata-rata
sebesar 73,6 (cukup), dan mengalami
peningkatan yang signifikan di siklus 2
pada APKG 2 ini memiliki rata-rata
9
e- Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 4 Tahun 2014)
rata nilai APKG 4 ini memiliki rata-rata
sebesar 73,1(cukup) dan mengalami
peningkatan yang signifikan di siklus 2
pada APKG 4 ini memiliki rata-rata
sebesar 76,7(baik) sehingga dapat
tergolong dalam kategori baik.
Berdasarkan penelitian tersebut
bahwa pada prasiklus APKG 4 hanya
sebanyak 10% pada siklus I menjadi
71,44 % pada siklus II meningkat menjadi
90% guru yang mampu dengan baik
terhadap
pelaksanaan
pelaksanaan
pembelajaran, dengan demikian terdapat
peningkatan yang signifikan
sebesar
61.44 % dari prasiklus ,kemudian dari
siklus I kesiklus II terdapat peningkatan
sebesar 10.44% maka dapat disimpulkan
bahwa terdapat peningkatan kualitas
pelaksanaan
penilaian pembelajaran
pada implementasi kurikulum 2013
terhadap guru-guru kelas 1 dan kelas IV
SD di Kecamatan denpasar Barat.
Berdasarkan data hasil penelitian
dan analisis data rerata skor APKG 5,
maka dapat dijabarkan yakni pada Pra
siklus untuk APKG 5 ini memiliki rata-rata
sebesar
67,4
(cukup)
mengalami
peningkatan pada siklus 1 dimana ratarata nilai APKG 5 ini memiliki rata-rata
sebesar 73,7 (cukup) dan mengalami
peningkatan yang signifikan di siklus 2
pada APKG 5 ini memiliki rata-rata
sebesar 76,3 (baik) sehingga dapat
tergolong dalam kategori baik.
Berdasarkan penelitian tersebut
bahwa pada prasiklus APKG 5 hanya
sebanyak 5% pada siklus I menjadi 37,14
% pada siklus II meningkat menjadi
42,87% guru yang mampu dengan baik
terhadap
pelaksanaan
penilaian
pembelajaran, dengan demikian terdapat
peningkatan yang signifikan
sebesar
35.14 % dari prasiklus ,kemudian dari
siklus I kesiklus II terdapat peningkatan
sebesar 5.73% maka dapat disimpulkan
bahwa terdapat peningkatan kualitas
pelaksanaan
penilaian pembelajaran
pada implementasi kurikulum 2013
terhadap guru-guru kelas 1 dan kelas IV
SD di Kecamatan denpasar Barat.
Beberapa saran yang dikemukakan
sehubungan dengan hasil yang diperoleh
dalam penelitian ini adalah:
Pengawas TK/SD, Kepala Sekolah
dapat
mengoptimalkan
kualitas
pendampingan atau supervisi akademik
dengan kolaborasi dan teknik secara
berkelompok maupun individu, melalui
Workshop, kunjungan kelas, wawancara,
maupun
dengan
pemodelan,
dan
peerteaching
dalam mengelola proses
pembelajaran. Hal ini supaya jika terjadi
kesimpangan persepsi pada pelaksanaan
kurikulum 2013
dapat saling mengisi
kekurangan dan kelebihan nya ketika
melaksanakan pendampingan terhadap
guru–guru,
sehingga
diharapkan
implementasi kurikulum 2013 dapat
berhasil dengan baik.
Kepada Guru, diharapkan melalui
pendampingan bukan menjadikan suatu
penilain kinerja semata, akan tetapi
merupakan kebijakan yang bersifat
kolegial,
kekeluargaan,
membangun
empati dengan komunitas sekolah. Tugas
ini dimaksudkan untuk membangun
komunikasi
awal
sebelum
proses
pendampingan dilakukan dengan maksud
tidak timbul resistensi pada guru yang
akan didampingi. Sekaligus menjelaskan
bahwa tugas pendampingan bukan untuk
mengevaluasi proses, melainkan untuk
memperkuat proses. Penjelasan ini perlu
diberikan agar proses pendampingan tidak
menimbulkan masalah baru (ketegangan),
tapi justru seperti tujuan awalnya,
memperkuat pemahaman guru terhadap
konsep dan implementasi Kurikulum 2013.
Kepada pengambil kebijakan dalam
hal ini pemerintah baik pemerintah pusat
sampai pemerintah diknas Pendidikan
Pemuda Olahraga UPT
kecamatan
Denpasar Barat untuk mendukung adanya
berbagai kegiatan terutama dalam hal
peningkatan
kinerja
guru
maupun
pelaksanaan
pendampingan
oleh
Pengawas sekolah dan kepala sekolah
,dengan memberikan waktu, pendanaan
dan sumberdaya manusia (SDM) atau
nara sumber yang kompeten untuk dapat
memberikan pengetahuan yang cukup
sehingga
keberhasilan implementasi
kurikulum 2013 dapat terwujud dengan
baik.
Kepada para warga sekolah,
stakeholder, hendaknya berpartisipan
10
e- Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 4 Tahun 2014)
dalam
perubahan
mindset
pada
implementasi kurikulum 2013, sehingga
penjaminan mutu pendidikan yang
dikelolanya dapat terwujut dengan baik.
Koyan, Wayan. 2011. Statistik Pendidikan.
Singaraja: Universitas Pendidikan
Ganesha Perss.
Marhaeni,
AAIN.
2012.
Pengantar
Evaluasi Pendidikan. Singaraja:
Universitas Pendidikan Ganesha
Perss.
DAFTAR RUJUKAN
Dantes,
Nyoman.
2009.
Supervisi
Akademik
Dalam
Kaitannya
Dengan
Penjaminan
Mutu
Pendidikan. Makalah. Denpasar:
Program Pascasarjana Universitas
Pendidikan Ganesha.
Permendikbud No.54 . Tahun 2013
Tentang Standar Kelulusan, SKL.
---------. 2010. Konsep Dasar Dan
Prosedur
Penelitian
Tindakan
Kelas
(PTK) Blog Singaraja :
Program Pascasarjana Universitas
Pendidikan Ganesha. di unduh 6
Januari 2014.
Permendikbud No.65 . Tahun
Tentang Standar Proses.
2013
Permendikbud No.66 . Tahun
Tentang Standar Proses.
2013
Permendikbud No.67 . Tahun 2013
Tentang KD dan
Struktur
Kurikulum 2013 SD.
---------. 2013. Profesionalisme Guru dan
Kebijakan
pengembangan
kurikulum.
seminar
kajian
persekolahan. Makalah, (tidak
diterbitkan). Denpasar: Program
Pascasarjana
Universitas
Pendidikan Ganesha.
Prapta, Putu. 2013 yang berjudul
Hubungan Kualitas Pengelolaan,
Supervisi Akademik
Kepala
Sekolah dan Iklim Kerja Terhadap
Kinerja
Guru
SMP
Negeri
diKabupaten
Jembrana:
http://pasca.undiksha.ac.id/ejournal/index.php/jurnal_pendas/art
icle/viewFile/59 di unduh 6 Januari
2014.
Gultom, Syawal. 2013. Materi Pelatihan
Implementasi Kurikulum 2013
Untuk Kepala Sekolah . Jakarta :
Lemabaga Pengembangan SDM
Pendidikan dan Kebudayaan dan
Penjaminan Mutu Pendidikan
Kementrian
Pendidikan
dan
Kebudayaan.
Unik, Rasyidah. 2012 Supervisi Akademik
Kepala
Sekolah
dalam
Implementasi Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) di
Madrasah Aliyah Kota Yogyakarta:
http://ebookbrowsee.net/jurnalsupervisi-akademik-pdf-d41898573
Diunduh tanggal 6 Januari 2014.
Pedoman
Kegiatan
Pendampingan
Implementasi Kurikulum 2013
Bagi Pengawas Sekolah, Kepala
Sekolah, Dan Guru Inti Jakarta :
Lemabaga Pengembangan SDM
Pendidikan dan Kebudayaan dan
Penjaminan Mutu Pendidikan
Kementrian
Pendidikan
dan
Kebudayaan.
Kemendikbud.
2013.
Pedoman
Pendampingan
Implementasi
Kurikulum
2013.
Jakarta:
Kemendikbud.
11
Download