e- Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 4 Tahun 2014) UPAYA PENINGKATAN PENGELOLAAN PROSES PEMBELAJARAN MELALUI PENDAMPINGAN PADA IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 TERHADAP GURU–GURU KELAS I DAN KELAS IV Siti Nurhamidah1, Nyoman Dantes2, Wayan Lasmawan3 Program Studi Pendidikan Dasar, Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia 1.3 e-mail: [email protected], nyoman.dantes@pasca,undiksha.ac.id, [email protected] ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kualitas pengelolaan proses pembelajaran melalui pendampingan pada implementasi kurikulum 2013. Subyek penelitian adalah guru-guru kelas I dan kelas IV SD di Kecamatan Denpasar Barat, sebanyak 70 orang guru. Penelitian ini dilakukan dengan dua siklus. Pada setiap siklus memiliki perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi yang berbeda-beda. Obyek penelitian Kurikulum 2013. Teknik pengumpulan data melalui workshop dan supervisi kelas dengan tahapan mensupervisi guru dalam proses pemahaman guru terhadap buku guru dan buku siswa(APKG I ), APKG II pemahaman guru terhadap proses dan penilaian pembelajaran, APKG III penyusunan RPP ,APKG IV pelaksanaan pembelajaran, dan APKG V pelaksanaan penilaian pembelajaran. Data dianalisis menggunakan statistik deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: pertama kemampuan guru dalam pengelolaan proses pembelajaran mengalami peningkatan persentase pada tiap tahapannya, dari pra siklus rata-rata 67.58 (cukup), siklus I mencapai rata-rata 73.78 (cukup) dan pada siklus II mencapai rata-rata 77.14 (baik), kedua bahwa upaya peningkatan pengelolaan proses pembelajaran melalui pendampingan dengan tehknik workshop, kunjungan kelas: observasi, diskusi klinis, pemodelan dan peerteaching behasil dengan baik. Kata kunci: pengelolaan proses pembelajaran, pendampingan, implementasi kurikulum 2013 ABSTRACT This research aims to investigate the difference in quality of learning process management before and after given mentoring of 2013 curriculum implementation. Research subjects were 70 teachers of Class I and Class IV Elementary Schools in West Denpasar sub-district. This research was conducted in two cycles. In every cycle had different planning, execution, observation and reflection. Research object was 2013 curriculum. Data collection technique was through workshop and class supervision with stages of supervising teachers in teacher’s comprehension process towards teacher’s books and student’s books (APKG I), APKG II teacher’s comprehension towards process and learning assessment, APKG III RPP preparation of lesson plans, APKG IV implementation of learning, and APKG V learning assessment. The analysis was using by descriptive kuantitative statistic done. The analysis was using by descriptive kuantitative statistic done. This research shows that: first, teacher’s ability in learning process implementation had improvement in percentage in every stage, from pre-cycle mean 67.58 (enough), cycle I reached mean 73.78 (enough) and on cycle II reached mean 77.14 (good). Second, improvement efforts the managements of the learning process were through the mentoring by workshop technique, class visits, observation, clinical discussion, modeling and peer teaching is worked well. Keywords: learning process managemenet, mentoring, 2013 curriculum implementation 1 e- Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 4 Tahun 2014) PENDAHULUAN Adanya Rencana Pembanguan Jangka Panjang Menengah Nasional (RPJM) tahun 2010-2014 supaya menata kembali kurikulum, atas dasar itu Pusat Kurikulum dan Perbukuan (Puskurbuk), mencanangkan pemberlakuan kurikulum 2013. Maka kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mempertegas bahwa implementasi kurikulum 2013 segera dilaksanakan, dan diharapkan dapat menghasilkan insan yang produktif ,kreatif,inovatif afektif dengan mengedepankan penguatan ranah sikap, ketrampilan dan pengetahuan yang terintegrasi dalam kegiatan proses pembelajaran. Upaya pemerintah dalam pembaharuan Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi (Kurikulum) yang akan digantikan dengan diberlakukannya Kurikulum 2013 dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah. Tentu saja hal ini menjadi sebuah renungan bagi paradigma pendidikan terutama adalah bagi para guru sebagai pelaksananya. Tidak mudah untuk melaksanakannya karena tentu banyak hal yang harus berubah dari pola pikir kebiasaan lama dengan penyesuaian pola pikir hal yang baru. Kondisi awal pada implementasi kurikulum 2013, guru-guru kelas I dan IV di SD Se-Kecamatan Denpasar Barat masih banyak menemui kendala dan belum sepenuhnya memahami tentang (1) penguatan pemahaman guru terhadap buku guru dan buku siswa, (2) pemahaman guru terhadap proses dan penilaian pembelajaran, (3) penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran, (4) pelaksanaan pembelajaran, (5) pelaksanaan penilaian pembelajaran, pada implementasi kurikulum 2013, hal ini diketahui pada rapat rutin bulanan kepala sekolah SD, se-Kecamatan Denpasar Barat yang mengeluhkan kondisi awal bagi sekolah yang mengimplementasikan kurikulum 2013, kenyataan dilapangan masih banyak menemui kendala dan belum mampu dengan baik, hal ini diketahui pada rapat rutin bulanan kepala sekolah SD, se- Kecamatan Denpasar Barat yang mengeluhkan kondisi awal ditetapkannya implementasi kurikulum 2013 oleh Diknasdipora Kota Denpasar. Dalam makalah seminar tentang Kurikulum 2013, Dantes (2013) mengatakan bila dikaji lebih dalam situasi pendidikan masa depan dan bagaimana peran pendidik (guru) sebagai pengemban paradigma pendidikan yang berpusat pada pembelajaran, maka kualifikasi dan kompetensi guru sebagai pemangku jabatan ahli haruslah menjadi salah satu fokus utama. Jabatan guru adalah jabatan profesi, dimana suatu jabatan profesi harus diampu oleh seorang yang profesional, yang memiliki keahlian dalam bidangnya, sehingga jabatan guru harus dipegang oleh seorang profesional. Maka dari itu keprofesionalan tersebut harus dibuktikan dengan pencapaian kualifikasi, penguasaan keahlian, dan kompetensi dalam bidangnya. Pada kegiatan awal kami bersama pengawas sekolah mengadakan survey bahwa selama kurun semester I, masih banyak SD yang belum sepenuhnya melaksanakan kurikulum 2013, bahkan masih ada yang sama sekali belum menggunakan buku guru dan buku siswa, hal ini dikarenakan informasi dan sosialisasi belum menyentuh pada sasaran semua SD yang ada di Kecamatan Denpasar Barat. Dengan melalui program workshop maka pendampingan diadakan secara mandiri oleh pengawas sekolah, pengurus K3S, dan para kepala sekolah, dari hasil kerja kelompok dan kuesioner yang diberikan oleh penulis dan para pengawas sekolah, bahwa dapat diketahui masih banyak kelemahan, dan kendala dalam pelaksanaan kurikulum 2013, terutama pada tarjet sasaran guru-guru kelas I dan kelas IV SD di Kecamatan Denpasar Barat. Mengingat waktu dan biaya maka dalam melaksanakan PTS ini diambil sampling dari 54 SD yang ada dikecamatan Denpasar Barat yang telah mengimplementasikan kurikulum 2013 kurang lebih 13 SD dan terwakili dengan sejumlah 70 orang guru, terdiri dari guru kels I sebanyak 35 orang dan guru kelas IV sebanyak 35 orang yang ada di Kecamatan Denpasar Barat. 2 e- Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 4 Tahun 2014) Pendampingan yang dilakukan berupa proses pemberian bantuan penguatan dalam pelaksanaan Kurikulum 2023 yang diberikan Guru Inti, Kepala Sekolah, dan pengawas sekolah kepada Guru Sasaran satuan pendidikan yang melaksanakan kurikulum 2013 (Kemendikbud, 2013:8), menyebutkan bahwa Tujuan Pendampinagan secara umum dimaksudkan untuk menjamin terlaksananya implementasi Kurikulum 2013 secara efektif dan Efisien di masing– masing sekolah. Pendampingan paling tidak memberikan fasilitas terutama pada sekolah sasaran yang secara langsung menerima bantuan sarana berupa Buku Guru dan Buku Siswa, memberikan bantuan konsultasi, pemodelan (modeling), dan pelatihan personal dan spesifik (coaching) untuk hal-hal spesifik baik secara langsung (direct intructional leadership) maupun secara tidak langsung (indirect intructional leadership) (KleineKrach, 1993:12 dalam Sulistiorini). Dengan adanya pendampingan terutama kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran tentu dituntut sikap keprofesionalnya dalam membina dan membimbing seluruh rangkaian kegiatan proses pembelajaran di sekolahnya, sesuai filosofi, konsep, kaidah prinsip, makna dan prosedur yang tercangkup dalam elemen perubahan kurikulum 2013 adalah berdasarkan SKL, KI dan KD, tersusunnya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berdasarkan karkteristik dan tuntutan Kurikulum 2013, terlaksananya budaya pembelajaran dengan penekatan tematik terpadu (integratif temathic). Kepala sekolah sebagai kepemimpinan pembelajaran merupakan tindakan kepala sekolah yang mengarah pada terciptanya iklim sekolah yang mampu mendorong terjadinya peningkatan mutu pengelolaan internal sekolah sehingga memungkinkan terselenggaranya proses pembelajaraan yang merangsang para siswa untuk mencapai prestasi belajar yang tinggi. Pemimpin pembelajar yang efektif terlibat dalam masalah-masalah kurikuler dan pembelajaran, yang kesemuanya itu mempengaruhi prestasi belajar siswa (Cotton, 2003). Ada beberapa faktor yang bisa mendukung berhasilnya pelaksanaan kurikulum 2013 nanti antara lain: 1) Kesesuaian kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan dengan kurikulum yang diajarkan dan buku teks yang dipergunakan. Hal itu menjadi pusat perhatian dalam pengembangan kurikulum ini. Kemampuan guru harus bisa mengimbangi perubahan kurikulum dan menyesuaikan dengan buku teks yang akan diajarkan pada peserta didik. Jika kemampuan tenaga pendidik belum memadai maka segera diberikan upaya tindakan misalnya: pelaksanaan pendampingan yang serius terhadap guru dalam proses pembelajaran oleh kepala sekolah yang bekerjasama dengan pihak LPMP dan Pengawas Sekolah, juga diadakannya uji kompetensi, penilaian kinerja, dan pembinaan keprofesionalan berkelanjutan sehingga dapat mendukung berhasilnya pelaksanaan Kurikulum 2013 tersebut. 2) Ketersediaan buku sebagai bahan ajar dan sumber belajar ,3) Mengintegrasikan keempat standar pembentuk kurikulum.4) Sesuai dengan model interaksi pembelajaran. 5) Sesuai dengan pembelajaran tematik terpadu yang mengedepankan pendekatan scientific. 6) Penilaian berbasis otentik , 7) Mendukung efektivitas sistem pendidikan. Untuk itu, sekolah harus mampu menciptakan iklim belajar yang kondusif dan menyenangkan dengan berpedoman pada jalur pelaksanaan kurikulum, sehingga Kurikulum 2013 tersebut dapat menjadi arah pengembangan yang betul-betul sesuai dengan apa yang diharapkan. Hal ini tentu faktor pendampingan pengelolaan pembelajaran oleh kepala sekolah sebagai kunci manajerial pembelajaran, harus menanganinya secara profesional. Namun demikian, banyak persepsi dari para guru atau pendidik tentang berlakunya Kurikulum 2013, karena banyak yang menganggap bahwa pemerintah terlalu terburu-buru dalam melakukan perubahan ini, ada juga yang mempunyai persepsi bahwa dengan adanya Menteri Pendidikan yang baru, maka ganti pula kurikulumnya. Selain itu masih banyak faktor lain tentang persepsi tersebut yang 3 e- Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 4 Tahun 2014) terindikasi pada guru-guru di SD di Kecamatan Denpasar Barat antara lain sebagai berikut: a) Pendidikan nasional kita masih menghadapi berbagai macam persoalan, b) Persoalan itu memang tidak akan pernah selesai, karena seiring lajunya perkembangan dunia teknologi dan informasi substansi yang ditransformasikan selama proses pendidikan dan pembelajaran selalu berada di bawah tekanan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kemajuan masyarakat. c) Salah satu persoalan pendidikan kita yang masih menonjol saat ini adalah adanya kurikulum yang silih berganti dalam tenggang waktu yang pendek dan menjadikan beban baru baik bagi guru maupun anak didik tanpa ada arah pengembangan yang betul-betul diimplementasikan sesuai dengan perubahan yang diinginkan pada kurikulum tersebut. d) Belum optimalnya kemampuan guru yang harus bisa mengimbangi perubahan kurikulum dan menyesuaikan dengan buku teks yang akan diajarkan pada peserta didik, e) Belum optimalnya kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran tematik terpadu dengan pendekatan scientific, f) Bagaimana peran kepala sekolah dalam memahami perubahan manajemen kepala sekolah sebagai pelaksana manajemen perubahan dan manajemen pembelajaran terhadap Kurikulum 2013) Bagaimana manajemen administrasi dalam pengelolaan pembelajaran pada guru-guru SD di Kecamatan Denpasar Barat, h) Bagaiamana peran pendampingan Kepala Sekoalah, sebagai manager pembelajaran terhadap pengelolaan proses pembelajaran. Untuk mengatasi hal di atas maka perlu adanya pendampingan kepala sekolah selaku pemimpin pembelajaran yang tentu akan didampingi pengawas sekolah. Dalam hal ini pula penulis mencoba membuat kajian studi kasus tentang upaya pendampingan kepala sekolah terhadap pelaksanaan Kurikulum 2013 ditinjau dari kualitas pengelolaan pembelajaran SD di Kecamatan Denpasar Barat. Ada 5 SD di Kecamatan Denpasar Barat adalah termasuk sekolah piloting dari beberapa sekolah di Indonesia yang ditunjuk langsung oleh pemerintah sebagai sekolah Sasaran implementasi Kurikulum 2013, akan tetapi hampir SD di kecamatan Denpasar barat telah memulai mengimplementasikan kurikulum 2013 tersebut atas anjuran Diknasdipora Kota Denpasar ,maka mau tidak mau harus melaksanakan amanat tesebut,Sedangkan kondisi nyata yang ada muncul berbabai persoalan yang telah disebut diatas ,maka perlu adanaya penelitian untuk mengukur sejauh mana keberhasilan pelaksanaan kurikulum 2013, melalui pendampingan Kepala Sekolah,pengawas sekolah ditinjau dari kualitas pengelolaan proses pembelajarannya. Mengingat untuk keberhasilaan pelaksanaan Kurikulum 2013 tidak bisa diukur dari salah satu pihak pelaksana, melainkan harus didukung oleh berbagai pihak mulai dari pemerintah, para pendamping (LPMP, Pengawas Sekolah, Kepala Sekolah,dan para nara sumber lainnya), selain itu juga ditunjang adanya tenaga pendidik, tenaga kependidikan, penerbit buku, peserta didik serta masyarakat. Semua pemangku itu , harus saling membantu antara pihak-pihak terkait agar Kurikulum 2013 tersebut dapat dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan. Melalui pendampingan kepala sekolah dan unsur pendidik yang lain diharapkan kualitas pengelolaan proses pembelakjaran di SD di Kecamatan Denpasar Barat dapat memenuhi standar pemerintah sehingga penjaminan mutu pendidikan bagi masyarakat pemerintah daerah dan dapat dijadikan acuan bagi kalangan pendidikan, pada umumnya masayarakat Indonesia. Kemendikbud, (2013) mengungkapkan pengertian dari pendampingan adalah proses pemberian bantuan penguatan pelaksanaan Kurikulum 2013 yang diberikan Guru Inti, kepala sekolah, dan pengawas sekolah kepada Guru Sasaran satuan pendidikan yang melaksanakan Kurikulum 2013. Tugas pendampingan menurut Gultom, 2013.) antara lain : 1) Pertemuan awal, yaitu kegiatan pengkondisian, penjelasan tujuan, materi pendampingan, agenda kegiatan, serta informasi lain yang 4 e- Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 4 Tahun 2014) dibutuhkan bagi kelancaran pelaksanaan pendampingan. 2) Pelaksanaan observasi lapangan, yaitu kegiatan pengamatan terhadap rencana pelaksanaan pembelajaran, media dan alat bantu pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, serta pelaksanaan penilaian pembelajaran yang dilakukan oleh pendamping kepada guru sasaran. 3) Pembahasan hasil observasi, yaitu kegiatan pembahasan hasil observasi lapangan untuk mendiskusikan dan merumuskan langkah-langkah perbaikan. 4)Perbaikan berdasarkan hasil observasi, yaitu kegiatan perbaikan yang dilakukan Guru Sasaran sebagai tindak tindak lanjut hasil diskusi pendamping dengan Guru Sasaran. 5) Penyusunan laporan, yaitu kegiatan pendamping menyusun laporan proses dan hasil pendampingan. Persiapan pendampingan a) Penyiapan bahan pendukung seperti : silabus, contoh RPP, contoh projek, contoh penilaian portofolio, contoh rapor, dll. Instrumen dan petunjuk pengisian, yang terkait dengan pemahaman umum guru sasaran terhadap: (1)Buku teks pelajaran dan buku pedoman guru termasuk silabus, (2) Proses pembelajaran dan penilaian, (3)penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran, (4) pelaksanaan pembelajaran, (5)pelaksanaan penilaian. b) Profil Guru Sasaran, yang meliptui data tentang nama guru, pangkat dan golongan, jenis guru dan mata pelajaran yang diampu, serta data lain yang diperlukan. c) Pelaksanaan pendampingan: Pelaksanaan pendampingan dilakukan dalam bentuk kunjungan, observasi, diskusi klinis, dan perbaikan yang dilakukan oleh Guru Inti,kepala sekolah dan pengawas sekolah kepada Guru Sasaran. 5) Pelaporan hasil pendampingan: Laporan hasil kegiatan pendampingan disusun oleh masing-masing pendamping atau penulis sesuai dengan sistematika yang terdapat pada lampiran, dan hasilnya dijadikan sebagai portopolio guru. Berdasar paparan latar belakang yang telah diuraiakan di atas maka, penulis mengemukakan tentang penelitian yang berjudul “Upaya Peningkatan Pengelolaan Proses Pembelajaran Melalui Pendampingan Pada Implementasi Kurikulum 2013 Terhadap Guru–Guru Kelas I Dan Kelas IV SD di Kecamatan Denpasar Barat”. Bertolak dari latar belakangmasalah, maka masalah pokok yang ingin dicarii solusinya melalalui penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Bagaimanakah kualitas peningkatan pengelolaan proses pembelajaran pada implementasi kurikulum 2013 melalui pendampingan terhadap guru-guru kelas I dan Kelas IV SD di Kecamatan Denpasar Barat? Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas peningkatan pengelolaan proses pembelajaran melalui upaya Pendampingan dengan tekhnik workshop, kunjungan kelas dan pelaksanakan observasi, modeling ,diskusi klinis serta peerteaching oleh tim pendamping yang terdiri dari : kepala sekolah SD sasaran penelitian ,peneliti ,pengawas sekolah dan guru inti . Manfaat penelitian ini (1) manfaat teoritis : Sebagai bahan kajian ilmu pengetahuan, penambahan wawasan, pengembangan teori, pengembangan penelitian dan sebagai pendalaman ilmu pengetahuan dibidang manajemen pendidikan pada umumnya dan khususnya pada peningkatan kinerja kepala sekolah dan guru. (2) manfaat Praktis : (a) Bagi Peneliti : Hasil penelitian ini diharapkan dengan proses menulis akan membuka wawasan peneliti sehingga mengetahui tentang pendampingan pengelolaan proses pembelajaran atau supervisi akademik, kualitas pembelajaran dan kompetensi guru dalam mengelola pembelajaran, sehingga ke depan diharapkan akan menyadari prinsip dan manfaat dari pendampingan pengelolaan pembelajaran secara benar. (b) Bagi lembaga pendidikan (sekolah) : Hasil penelitian diharapkan dapat menambah khasanah wawasan berpikir dan khasanah keragaman disiplin ilmu para guru sehingga membantu secara berkesinambungan berupaya meningkatkan kualitas pengelolaan pembelajaran sehingga siswa menemukan pembelajaran yang bermakna bagi diri sendiri dan lingkungannya. 5 e- Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 4 Tahun 2014) METODE Penelitian ini termasuk penelitian tindakan Sekolah karena meiliki karakteristik Terdapat dua hal yang menjadi karakteristik umum PTS. Pertama, masalah yang diangkat untuk dipecahkan dan kondisi yang diangkat untuk ditingkatkan harus berangkat dari praktik pendidikan nyata di sekolah. Kedua, kepala sekolah dan pengawas dapat meminta bantuan orang lain untuk mengenal dan mengelaborasi masalah yang dijadikan topik penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah guru-guru Kelas I dan kelas IV SD di Kecamatan Denpasar Barat dengan jumlah SD ada 13 buah dan total seluruh guru adalah 70 orang. Objek dari penelitian ini adalah pendampingan implementasi kurikulum 2013. Adapun desain penelitian ini sesuai konsep PTS menurut Kurt Lewin yang terdiri dari empat komponen, yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observating), dan (reflekting). Hubungan keempat komponen itu dipandang sebagai satu siklus yang dapat di lihat pada gambar 1 di bawah ini. sementara itu,perencanan khusus dimaksudkan untuk untuk mtuk menyusun rancangan dari siklus ke siklus. (2) Tindakan (acting) tindakan adalah merupakan implementasi tindakan pada prinsipsipnya merupakan realisasi dari suatu tindakan yang sudah direncanakan sebelumnya atau suatu strategi untuk meninggkatkan kualitas apa yang menjadi permasalahan dalam Penelitian Tindakan Sekolah (PTS), Dalam hal ini tentu penulis merumuskan suatu tindakan atau strategi yang tepat untuk melaksanakan pendampingan sehingga diharapkan guru dalam pengelolaan pembelajaran benar – benar memenuhi kriteria yang telah ditentukan dan sesuai panduan kurikulum 2013. (3) Pengamatan (observing), Pengamatan, observasi atau monitoring dapat dilakukan sendiri oleh penelitian atau kolaborator, yang memang diberi tugas untuk hal itu. Pada saat itu pengamat haruslah mencatat semua peristiwa atau hal yang terjadi di kelas penelitian kinerja guru. (4) Refleksi, Pada prinsipnya yang dimaksud Refleksi ialah evaluasi dari peristiwa atau kegiatan yang telah dilakukan terkait dengan PTS untuk melakukan suatu tindaklanjut. Sebelum instrumen ini digunakan maka dilakukan uji validitas isi. Untuk menentukan validitas isi (content validity) dilakukan oleh judges. Analisis dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dengan membandingkan kondisi awal atau pra siklus, hasil siklus I (supervisi akademik secara kelompok / kegiatan workshop) dan hasil siklus II (supervisi akademik secara individu/percakapan pribadi dengan kunjungan kelas yaitu melalui observasi, modeling ,diskusi klinis dan peerteaching hal ini dikatakan sebagai pendampingan langsung / supervisi akademik secara individu/percakapan pribadi, kunjungan kelas/observasi dengan demikian pendampingan dikatakan sebgai pendampingan langsung (direct intructional leadership)), sedangkan pedoman yang digunakan dalam mengumpulkan data penilain guru diperoleh dari pedoman supervisi akademik model APKG (1) yaitu (penguatan pemahaman guru terhadap Acting Planning Observati ng Reflecting Gambar 1 Siklus PTS Modei Kurt Lewin Data awal diperoleh dengan pelaksanaan tindakan data angket (kuesionar), data selanjutnya adalah data yang diperoleh pada proses pendampingan yaitu dengan pedoman instrumen Alat Penilaian Kinerja Guru (APKG) dalam pengelolaan proses pembelajaran dengan menggunakan perencanaan (planning), pengamatan (observing), tindakan (acting), dan tahapan refleksi. Tahapan (1) Perencanaan (planning) yakni penentuan perencanaan dapat dibagi dua jenis ,yaitu perencanaan umum dan perencanaan khusus. Perencanaan umum dimaksudkan untuk menyusun rancangan yang meliputi keseluruhan aspek yang terkait PTS, 6 e- Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 4 Tahun 2014) buku guru dan buku siswa, APKG (2) pemahaman guru terhadap proses dan penilaian pembelajaran, APKG (3) penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran, APKG (4) pelaksanaan pembelajaran, APKG (5) pelaksanaan penilaian pembelajaran,, APKG II, APKG III, APKG IV dan APKG V, yaitu alat penilaian kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran. Data yang terkumpul dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif kuantitatif yaitu dengan mencari angka rata-rata (M), Median (M), dan Modus (Mo),yang dilanjutkan dengan menggambarkan grafik histogram . variabel APKG(1) yaitu : penilaian kemampuan guru dalam penguatan pemahaman guru terhadap buku guru dan buku siswa, (2) variabel APKG II yaitu : penilaian kemampuan guru dalam pemahaman guru terhadap proses dan penilaian pembelajaran, (3) ariabel APKG III yaitu : penilaian kemampuan guru dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), (4) variabel APKG IV yaitu : penilaian kemampuan guru dalam pelaksanaan pembelajaran, (5) variabel APKG V yaitu : penilaian kemampuan guru dalam pelaksanaan penilaian pembelajaran, dengan perhitungan ukuran sentaral ( mean, modus, medium dan ukuran standar deviasi ) yang disajikan pada tabel , histogram dan kategorisasi masing-masing variabel . Dibawah ini disajikan rangkuman statistik seperti pada tabel berikut : PEMBAHASAN Berdasarkan pengolahan data dengan analisis deskriptif kuantitatif, diperoleh rekapitulasi hasil perhitungan skor Tabel 1. Rangkuman Statistik Hasil Penelitian Pada Siklus 2 Mean Skor Maksimum Skor Minimum APKG 1 Ket APKG 2 Ket APKG 3 Ket APKG 4 Ket APKG 5 Ket 78 Baik 78,2 Baik 76,5 Baik 76,7 Baik 76,3 Baik 88 Baik 83 Baik 83 Baik 81 Baik 80 Baik 69 Cu kup 67 Cu kup 73 Cu kup 74 Cu kup 73 Cu kup 80 75 70 65 60 55 APKG 1 APKG 2 APKG 3 80 75 70 65 60 APKG 4 APKG 5 Pra Siklus Siklus Siklus 1 2 Pra SiklusSiklus Siklus 1 2 Gbr 2.Rata-rata Nilai Perolehan APKG 1-3 Gbr 3.Rata-rata Nilai Perolehan APKG 4-5 Berdasarkan data hasil penelitian dan analisis data rerata skor APKG 1, maka dapat dijabarkan yakni pada Pra siklus untuk APKG 1 ini memiliki rata-rata sebesar 70 (cukup), mengalami peningkatan pada siklus 1 dimana ratarata nilai APKG 1 ini memiliki rata-rata sebesar 75 (baik), dan mengalami peningkatan yang signifikan di siklus 2 pada APKG 1 ini memiliki rata-rata sebesar 78 (baik). Berdasarkan penelitian tersebut bahwa pada siklus II, sebanyak 97,15% yang mampu dengan baik pemahaman guru terhadap buku guru dan buku siswa, dengan demikian terdapat peningkatan 7 e- Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 4 Tahun 2014) pemahaman guru terhadap buku guru dan buku siswa, pada implementasi kurikulum 2013 terhadap guru-guru kelas 1 dan kelas IV SD di Kecamatan Denpasar Barat. Berdasarkan data hasil penelitian dan analisis data rerata skor APKG 2, maka dapat dijabarkan yakni pada Pra siklus untuk APKG 2 ini memiliki rata-rata sebesar 65,8,(cukup) mengalami peningkatan pada siklus 1 dimana ratarata nilai APKG 2 ini memiliki rata-rata sebesar 73,6,(cukup) dan mengalami peningkatan yang signifikan di siklus 2 pada APKG 2 ini memiliki rata-rata sebesar 78,2 (baik) sehingga dapat tergolong dalam kategori baik. Berdasarkan penelitian tersebut bahwa pada siklus II, sebanyak 71,44% guru yang mampu dengan baik terhadap pemahaman guru terhadap proses dan penilaian pembelajaran,dengan demikian terdapat peningkatan kualitas terhadap pemahaman guru terhadap proses dan penilaian pembelajaran pada implementasi kurikulum 2013 terhadap guru-guru kelas 1 dan kelas IV SD di Kecamatan Denpasar Barat. Berdasarkan data hasil penelitian dan analisis data rerata skor APKG 3, maka dapat dijabarkan yakni pada Pra siklus untuk APKG 3 ini memiliki rata-rata sebesar 66,8 (cukup), mengalami peningkatan pada siklus 1 dimana ratarata nilai APKG 3 ini memiliki rata-rata sebesar 73,5 (cukup) dan mengalami peningkatan yang signifikan di siklus 2 pada APKG 3 ini memiliki rata-rata sebesar 76,5 (baik) sehingga dapat tergolong dalam kategori baik. Berdasarkan penelitian tersebut bahwa pada siklus II , sebanyak 87.14% guru yang mampu dengan baik pada penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP, dengan demikian terdapat peningkatan pada penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP pada implementasi kurikulum 2013 terhadap guru-guru kelas 1 dan kelas IV SD di Kecamatan Denpasar Barat. Berdasarkan data hasil penelitian dan analisis data rerata skor APKG 4, maka dapat dijabarkan yakni pada Pra siklus untuk APKG 4 ini memiliki rata-rata sebesar 67,9 (cukup) mengalami peningkatan pada siklus 1 dimana ratarata nilai APKG 4 ini memiliki rata-rata sebesar 73,1(cukup) dan mengalami peningkatan yang signifikan di siklus 2 pada APKG 4 ini memiliki rata-rata sebesar 76,7(baik) sehingga dapat tergolong dalam kategori baik. Berdasarkan penelitian tersebut bahwa pada siklus II , sebanyak 90% guru yang mampu dengan baik terhadap pelaksanaan pembelajaran, dengan demikian terdapat peningkatan kualitas terhadap pelaksanaan pembelajaran pada implementasi kurikulum 2013 terhadap guru-guru kelas 1 dan kelas IV SD di Kecamatan Denpasar Barat. Berdasarkan data hasil penelitian dan analisis data rerata skor APKG 5, maka dapat dijabarkan yakni pada Pra siklus untuk APKG 5 ini memiliki rata-rata sebesar 67,4 (cukup) mengalami peningkatan pada siklus 1 dimana ratarata nilai APKG 5 ini memiliki rata-rata sebesar 73,7 (cukup) dan mengalami peningkatan yang signifikan di siklus 2 pada APKG 5 ini memiliki rata-rata sebesar 76,3 (baik) sehingga dapat tergolong dalam kategori baik. Berdasarkan penelitian tersebut bahwa pada siklus II , sebanyak 42,87% guru yang mampu dengan baik terhadap pelaksanaan penilaian pembelajaran, dengan demikian terdapat peningkatan kualitas pada pelaksanaan penilaian pembelajaran pada implementasi kurikulum 2013 terhadap guru-guru kelas 1 dan kelas IV SD di Kecamatan Denpasar Barat. Uji hipotesis pertama dengan analisis deskriptif kuantitatif menghasilkan APKG 1, APKG 2, dan APKG 3, APKG 4 dan APKG 5, dengan nilai rata-rata dalam kategori baik pada interval 75-89. Sehingga dapat disimpulkan hasil penelitian telah mencapai indikator yang ditentukan dengan demikian bahwa upaya peningkatan pengelolaan proses pembelajaran melalui pendampingan terhadap guru –guru kelas I dan kelas IV pada implementasi kurikulum 2013 berhasil dengan baik, kedua bahwa 8 e- Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 4 Tahun 2014) upaya peningkatan kualitas pengelolaan pembelajaran melalui pendampingan dengan tekhnik worksop ,kunjungan kelas : observasi, diskusi klinis ,pemodelan dan peerteaching dapat meningkatkan kualitas pengelolaan proses pembelajaran. sebesar 78,2 (baik) sehingga dapat tergolong dalam kategori baik. Berdasarkan penelitian tersebut bahwa pada prasiklus APKG 2 sebanyak 8,57% pada siklus I menjadi 67,15,72 % pada siklus II meningkat menjadi 71,44% guru yang mampu dengan baik pada pemahaman guru terhadap pemahan proses dan penilaian pembelajran , dengan demikian terdapat peningkatan yang signifikan sebesar 58,58 % dari prasiklus ,kemudian dari siklus I kesiklus II terdapat peningkatan sebesar 4.29% maka dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan kualitas pembelajaran pada implementasi kurikulum 2013 terhadap guru-guru kelas 1 dan kelas IV SD di Kecamatan denpasar Barat. Berdasarkan data hasil penelitian dan analisis data rerata skor APKG 3, maka dapat dijabarkan yakni pada Pra siklus untuk APKG 3 ini memiliki rata-rata sebesar 66,8 (cukup), mengalami peningkatan pada siklus 1 dimana ratarata nilai APKG 3 ini memiliki rata-rata sebesar 73,5(cukup) dan mengalami peningkatan yang signifikan di siklus 2 pada APKG 3 ini memiliki rata-rata sebesar 76,5(baik) sehingga dapat tergolong dalam kategori baik. Berdasarkan penelitian tersebut bahwa pada prasiklus APKG 4 hanya sebanyak 10% pada siklus I menjadi 15,72 % pada siklus II meningkat menjadi 87,14% guru yang mampu dengan baik pada penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP, dengan demikian terdapat peningkatan yang signifikan sebesar 5,72 % dari prasiklus ,kemudian dari siklus I kesiklus II terdapat peningkatan sebesar 71.42% maka dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan kualitas pembelajaran pada implementasi kurikulum 2013 terhadap guru-guru kelas 1 dan kelas IV SD di Kecamatan denpasar Barat. Berdasarkan data hasil penelitian dan analisis data rerata skor APKG 4, maka dapat dijabarkan yakni pada Pra siklus untuk APKG 4 ini memiliki rata-rata sebesar 67,9(cukup) mengalami peningkatan pada siklus 1 dimana rata- PENUTUP Jika pendampingan pada implementasi kurikulum 2013 dilaksanakan secara baik dan professional maka dapat meningkatan pengelolaan proses pembelajaran dengan baik. Berdasarkan data hasil penelitian dan analisis data rerata skor APKG 1, maka dapat dijabarkan yakni pada Pra siklus untuk APKG 1 ini memiliki rata-rata sebesar 70 (cukup), mengalami peningkatan pada siklus 1 dimana ratarata nilai APKG 1 ini memiliki rata-rata sebesar 75 (baik) , dan mengalami peningkatan yang signifikan di siklus 2 pada APKG 1 ini memiliki rata-rata sebesar 78 (baik) sehingga dapat tergolong dalam kategori baik. Berdasarkan penelitian tersebut bahwa pada prasiklus APKG 1 sebanyak 0% pada prasiklus , pada siklus I menjadi 68,28 % pada siklus II meningkat menjadi 97,15% guru yang mampu dengan baik pada pemahaman guru terhadap proses dan penilaian pembelajran , dengan demikian terdapat peningkatan yang signifikan sebesar 68,58 % dari prasiklus ,kemudian dari siklus I kesiklus II terdapat peningkatan sebesar 4.29% maka dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan kualitas pembelajaran pada implementasi kurikulum 2013 terhadap guru-guru kelas 1 dan kelas IV SD di Kecamatan denpasar Barat. Berdasarkan data hasil penelitian dan analisis data rerata skor APKG 2, maka dapat dijabarkan yakni pada Pra siklus untuk APKG 2 ini memiliki rata-rata sebesar 65,8 (cukup), mengalami peningkatan pada siklus 1 dimana ratarata nilai APKG 2 ini memiliki rata-rata sebesar 73,6 (cukup), dan mengalami peningkatan yang signifikan di siklus 2 pada APKG 2 ini memiliki rata-rata 9 e- Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 4 Tahun 2014) rata nilai APKG 4 ini memiliki rata-rata sebesar 73,1(cukup) dan mengalami peningkatan yang signifikan di siklus 2 pada APKG 4 ini memiliki rata-rata sebesar 76,7(baik) sehingga dapat tergolong dalam kategori baik. Berdasarkan penelitian tersebut bahwa pada prasiklus APKG 4 hanya sebanyak 10% pada siklus I menjadi 71,44 % pada siklus II meningkat menjadi 90% guru yang mampu dengan baik terhadap pelaksanaan pelaksanaan pembelajaran, dengan demikian terdapat peningkatan yang signifikan sebesar 61.44 % dari prasiklus ,kemudian dari siklus I kesiklus II terdapat peningkatan sebesar 10.44% maka dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan kualitas pelaksanaan penilaian pembelajaran pada implementasi kurikulum 2013 terhadap guru-guru kelas 1 dan kelas IV SD di Kecamatan denpasar Barat. Berdasarkan data hasil penelitian dan analisis data rerata skor APKG 5, maka dapat dijabarkan yakni pada Pra siklus untuk APKG 5 ini memiliki rata-rata sebesar 67,4 (cukup) mengalami peningkatan pada siklus 1 dimana ratarata nilai APKG 5 ini memiliki rata-rata sebesar 73,7 (cukup) dan mengalami peningkatan yang signifikan di siklus 2 pada APKG 5 ini memiliki rata-rata sebesar 76,3 (baik) sehingga dapat tergolong dalam kategori baik. Berdasarkan penelitian tersebut bahwa pada prasiklus APKG 5 hanya sebanyak 5% pada siklus I menjadi 37,14 % pada siklus II meningkat menjadi 42,87% guru yang mampu dengan baik terhadap pelaksanaan penilaian pembelajaran, dengan demikian terdapat peningkatan yang signifikan sebesar 35.14 % dari prasiklus ,kemudian dari siklus I kesiklus II terdapat peningkatan sebesar 5.73% maka dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan kualitas pelaksanaan penilaian pembelajaran pada implementasi kurikulum 2013 terhadap guru-guru kelas 1 dan kelas IV SD di Kecamatan denpasar Barat. Beberapa saran yang dikemukakan sehubungan dengan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah: Pengawas TK/SD, Kepala Sekolah dapat mengoptimalkan kualitas pendampingan atau supervisi akademik dengan kolaborasi dan teknik secara berkelompok maupun individu, melalui Workshop, kunjungan kelas, wawancara, maupun dengan pemodelan, dan peerteaching dalam mengelola proses pembelajaran. Hal ini supaya jika terjadi kesimpangan persepsi pada pelaksanaan kurikulum 2013 dapat saling mengisi kekurangan dan kelebihan nya ketika melaksanakan pendampingan terhadap guru–guru, sehingga diharapkan implementasi kurikulum 2013 dapat berhasil dengan baik. Kepada Guru, diharapkan melalui pendampingan bukan menjadikan suatu penilain kinerja semata, akan tetapi merupakan kebijakan yang bersifat kolegial, kekeluargaan, membangun empati dengan komunitas sekolah. Tugas ini dimaksudkan untuk membangun komunikasi awal sebelum proses pendampingan dilakukan dengan maksud tidak timbul resistensi pada guru yang akan didampingi. Sekaligus menjelaskan bahwa tugas pendampingan bukan untuk mengevaluasi proses, melainkan untuk memperkuat proses. Penjelasan ini perlu diberikan agar proses pendampingan tidak menimbulkan masalah baru (ketegangan), tapi justru seperti tujuan awalnya, memperkuat pemahaman guru terhadap konsep dan implementasi Kurikulum 2013. Kepada pengambil kebijakan dalam hal ini pemerintah baik pemerintah pusat sampai pemerintah diknas Pendidikan Pemuda Olahraga UPT kecamatan Denpasar Barat untuk mendukung adanya berbagai kegiatan terutama dalam hal peningkatan kinerja guru maupun pelaksanaan pendampingan oleh Pengawas sekolah dan kepala sekolah ,dengan memberikan waktu, pendanaan dan sumberdaya manusia (SDM) atau nara sumber yang kompeten untuk dapat memberikan pengetahuan yang cukup sehingga keberhasilan implementasi kurikulum 2013 dapat terwujud dengan baik. Kepada para warga sekolah, stakeholder, hendaknya berpartisipan 10 e- Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 4 Tahun 2014) dalam perubahan mindset pada implementasi kurikulum 2013, sehingga penjaminan mutu pendidikan yang dikelolanya dapat terwujut dengan baik. Koyan, Wayan. 2011. Statistik Pendidikan. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha Perss. Marhaeni, AAIN. 2012. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha Perss. DAFTAR RUJUKAN Dantes, Nyoman. 2009. Supervisi Akademik Dalam Kaitannya Dengan Penjaminan Mutu Pendidikan. Makalah. Denpasar: Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha. Permendikbud No.54 . Tahun 2013 Tentang Standar Kelulusan, SKL. ---------. 2010. Konsep Dasar Dan Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Blog Singaraja : Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha. di unduh 6 Januari 2014. Permendikbud No.65 . Tahun Tentang Standar Proses. 2013 Permendikbud No.66 . Tahun Tentang Standar Proses. 2013 Permendikbud No.67 . Tahun 2013 Tentang KD dan Struktur Kurikulum 2013 SD. ---------. 2013. Profesionalisme Guru dan Kebijakan pengembangan kurikulum. seminar kajian persekolahan. Makalah, (tidak diterbitkan). Denpasar: Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha. Prapta, Putu. 2013 yang berjudul Hubungan Kualitas Pengelolaan, Supervisi Akademik Kepala Sekolah dan Iklim Kerja Terhadap Kinerja Guru SMP Negeri diKabupaten Jembrana: http://pasca.undiksha.ac.id/ejournal/index.php/jurnal_pendas/art icle/viewFile/59 di unduh 6 Januari 2014. Gultom, Syawal. 2013. Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Kepala Sekolah . Jakarta : Lemabaga Pengembangan SDM Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Unik, Rasyidah. 2012 Supervisi Akademik Kepala Sekolah dalam Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di Madrasah Aliyah Kota Yogyakarta: http://ebookbrowsee.net/jurnalsupervisi-akademik-pdf-d41898573 Diunduh tanggal 6 Januari 2014. Pedoman Kegiatan Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 Bagi Pengawas Sekolah, Kepala Sekolah, Dan Guru Inti Jakarta : Lemabaga Pengembangan SDM Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Kemendikbud. 2013. Pedoman Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Kemendikbud. 11