BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP PENELITIAN 3.1. Kerangka Berpikir Rumah sakit merupakan fasilitas sosial yang tidak mungkin dapat dipisahkan dengan masyarakat dan keberadaannya sangat diharapkan oleh masyarakat sebagai fasilitas pelayanan kesehatan. Semakin meningkatnya kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat, maka semakin meningkat pula jumlah rumah sakit disuatu daerah. Kota Denpasar merupakan ibu kota Provinsi Bali memiliki 19 rumah sakit umum, meliputi 4 rumah sakit umum pemerintah dan 15 rumah sakit umum swasta. Air limbah rumah sakit merupakan salah satu sumber pencemaran lingkungan yang potensial. Hal ini disebabkan karena limbah cair rumah sakit mengandung senyawa organik yang cukup tinggi, juga mengandung senyawasenyawa kimia dan mikro-organisme patogen yang dapat menyebabkan penyakit. Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 58 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Rumah Sakit, yang mengharuskan bahwa setiap rumah sakit harus mengolahan limbah cair sampai standar yang diizinkan. Rumah Sakit di dalam melakukan pengolahan limbah cair memerlukan sarana instalasi pengelolaan air limbah. Menurut Boller (1997), rata-rata limbah cair yang dihasilkan rumah sakit sebesar 750 liter per tempat tidur per hari. Berdasarkan data Badan Lingkungan Hidup Kota Denpasar (2011) bahwa total volume limbah cair rumah sakit di Kota 22 23 Denpasar sebesar 849,6 m3/hari, jumlah tersebut sangat besar dan kaya akan kandungan pencemar yang dapat berahaya bagi keseimbangan ekologi perairan. Satu dari permasalahan lingkungan utama yang disebabkan oleh limbah cair rumah sakit adalah kualitas hasil olahan limbah cair rumah sakit belum memenuhi standar yang diizinkan. Potensi rumah sakit tersebut sebagai sumber pencemar air dapat diminimalkan apabila kinerja pengelolaan limbah cair dilakukan sesuai syarat yang telah ditentukan. Gambar 3.1 menunjukkan diagram alir kerangka berpikir penelitian. Rumah sakit di Kota Denpasar Rumah sakit yang memiliki rawat inap Manajemen Pengelolaan Limbah Cair Rumah Sakit Tingkat Kualitas Limbah Cair Rumah Sakit Kinerja Pengelolaan Limbah Cair Rumah Sakit Gambar 3.1 Kerangka Penelitian 24 3.2 Konsep Penelitian Dalam melakukan pengelolaan limbah cair rumah sakit diperlukan instrumen untuk mengevaluasi kinerja manajemen rumah sakit untuk kearah yang lebih baik sesuai dengan pedoman dan perundangan–undangan yang berlaku. Menurut Abdul (2010), syarat suatu usaha untuk mencapai hasil yang ditetapkan diperlukan tenaga yang dimanfaatkan, anggaran yang dibutuhkan, bahan atau material yang diperlukan, mesin atau alat yang dipergunakan dalam berproduksi, cara yang dipergunakan dalam bekerja. Menurut Adisasmito (2008), yaitu sistem manajemen rumah sakit meliputi struktur organisasi, kegiatan perencanaan, pembagian tanggung jawab dan wewenang, praktik menurut standar operasional, prosedur khusus dan pengembangan sumber daya manusia. Berdasarkan dua teori di atas maka penelitian ini mengevaluasi kinerja pengelolaan limbah rumah sakit yang dibagi dalam empat variabel yakni sarana pengolahan limbah cair, metode pengelolaan limbah cair, sumber daya manusia pengelola limbah cair dan anggaran pengelolaan limbah cair. Variabel sarana pengolahan limbah cair terdiri dari beberapa indikator meliputi ketersediaan IPAL dan sumber limbah cair yang diolah; saluran pembuangan limbah cair tertutup dan kedap air; saluran pembuangan limbah cair terpisah dengan saluran limpasan air hujan; ketersediaan alat ukur debit limbah cair dan melakukan pencatatan debit harian; dan kualitas limbah cair (pemenuhan baku mutu). Variabel metode pengelolaan limbah cair terdiri dari beberapa indikator meliputi kebijakan pengelolaan limbah cair; SOP pengolahan limbah cair; izin 25 pembuangan limbah cair (IPLC); periode pemantauan kualitas limbah cair dan pemenuhan parameter baku mutu; dan pelaporan pengelolaan limbah cair. Variabel sumber daya manusia pengelola limbah cair terdiri dari indikator meliputi struktur organisasi pengelola limbah/lingkungan; jumlah personil dan pendidikan. Variabel anggaran pengelolaan limbah cair dengan indikator memiliki anggaran untuk operasional dan pemeliharaan IPAL.