BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
.
2.1
Biaya
2.1.1
Pengertian Biaya
Konsep biaya merupakan konsep yang terpenting dalam akuntansi
manajemen dan akuntansi biaya. Adapun tujuan memperoleh informasi biaya
digunakan untuk proses perencanaan, pengendalian dan pembuatan keputusan.
Menurut Hansen dan Mowen (2004:40), biaya didefinisikan sebagai “kas
atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa
yang diharapkan memberikan manfaat saat ini atau di masa yang akan datang
bagiorganisasi”. Sedangkan menurut Supriyono (2000:185), “biaya adalah
pengorbanan ekonomis yang dibuat untuk memperoleh barang atau jasa”.
Pengertian biaya menurut Harnanto dan Zulkifli (2003:14) adalah
“sesuatu yang berkonotasi sebagai pengurang yang harus dikorbankan untuk
memperoleh tujuan akhir yaitu mendatangkan laba”.
Jadi menurut beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa biaya
merupakan kas atau nilai ekuivalen kas yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk
mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan guna untuk memberikan suatu
manfaat yaitu peningkatan laba di masa mendatang.
2.2
Modal
2.2.1
Pengertian Modal
Perusahaan membutuhkan modal dalam menjalankan aktifitasnya. Modal
merupakan faktor yang sangat penting dalam perusahaan. Terdapat tiga jenis badan
usaha, yaitu perusahaan dagang, perusahaan jasa, dan perusahaan manufaktur. Perusahaan
memiliki kebutuhan modal yang berbeda-beda tergantung jenis usaha yang dijalankan.
Pengertian modal menurut Brigham (2002:62) “modal ialah jumlah dari utang jangka
panjang, saham preferen, dan ekuitas saham biasa, atau mungkin pos-pos tersebut plus
utang jangka pendek yang dikenakan bunga”. Definisi modal dalam Standar Akuntansi
Keuangan (IAI,2007:9) ”modal adalah hak residual atas asset perusahaan setelah
dikurangi semua kewajiban”.
6
7
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa modal merupakan jumlah dari
utang jangka panjang, saham preferen, dan ekuitas saham biasa, beserta utang jangka
pendek dimana modal ini merupakan pengurangan aset dan semua kewajiban.
2.3
Jenis-Jenis Modal
2.3.1
Modal Asing
Menurut Bambang Riyanto (2001:227) adalah :
”Modal asing merupakan modal yang berasal dari pihak luar perusahaan yang
sifatnya sementara bekerja di dalam perusahaan, dan bagi perusahaan yang
bersangkutan modal tersebut merupakan hutang yang pada saatnya harus
dibayarkan kembali”. Modal asing dibedakan menjadi 3 bagian yaitu :
2.3.1.1 Modal Asing Jangka Pendek (short-term debt)
Menurut Bambang Riyanto (2001:227) adalah :
Modal asing jangka pendek adalah modal asing yang jangka waktunya
paling lama satu tahun. Hutang jangka pendek terdiri dari kredit
perdagangan, yaitu kredit yang diperlukan untuk dapat menyelenggarakan
usahanya. Jenis-jenis modal asing jangka pendek adalah :
a. Rekening Koran
Kredit rekening koran adalah kredit yang diberiakan oleh bank kepada
perusahaan dengan batas plafond tertentu dimana perusahaan tidak
mengambilnya sekaligus melainkan sebagian demi sebagian sesuai dengan
kebutuhannya, dan bunag yang dibayar hanya untuk jumlah yang diambil
saja, meskipun sebenarnya perusahaan meminjamnya lebih dari jumlah
tersebut. Perusahaan hanya akan mengambil kredit rekening koran untuk
hal-hal yang perlu saja, misalnya untuk kebutukan akan modal perusahaan
atau modal kerja pada top-fluktuasi.
b. Kredit Penjual
Kredit dari penjual merupakan kredit perniagaan (trade-credit) dan kredit ini
terjadi apabila penjualan produk dilakukan dengan kredit. Apabila penjualan
dilakukan dengan kredit maka penjual baru menerima pembayaran dari
harga barang yang di jualnya beberapa waktu kemudian setelah barang
diserahkan. Pada umumnya perusahaan industri. Dan pihak perusahaan yang
menerima kredit penjual adalah perusahaan perdagangan.
c. Kredit dari Pembeli
Kredit pembeli adalah kredit yang diberikan oleh perusahaan sebagai
pembeli kepada pemasok dari bahan mentahnya atau barang yang lainnya.
Dalam hal ini perusahaan yang bertindak sebagai pembeli, membayar barang
yang dibelinya terlebih dahulu, dan setelah beberapa waktu barulah pembeli
menerima barang yang dibelinya. Pada umunya kredit pembeli ini diberikan
kepada perusahaan agraria yang mengahasilkan bahan dasar, dan kredit ini
diberikan oleh perusahaan industri yang mengerjakan hasil agraria tersebut
sebagai bahan dasarnya.
8
d. Kredit Wesel
Kredit wesel ini terjadi apabila suatu perusahaan mengeluarkan ”surat
pengakuan hutang” yang berisikan kesanggupan untuk membayar sejumlah
uang tertentu kepada pihak tertentu dan pada saat tertentu dapat dijual atau
diuangkan kepada pihak bank
2.3.1.2 Modal Asing Jangka Menengah (Intermediate – Term Debt)
Menurut Bambang Riyanto (2001:232) adalah :
“Modal asing jangka memengah merupakan hutang yang jangka waktu
atau umumnya lebih dari 1 tahun dan kurang dari 10 tahun.” Kebutuhan
membelanjai usaha dengan jenis kredit ini dirasakan karena adanya
kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi dengan kredit jangka pendek di satu
pihak dan juga sukar untuk di penuhi dengan kredit jangka panjang dilain
pihak. Betuk-bentuk utama dari kredit jangka menengah sebagai berikut :
a. Term Loan
Term loan adalah kredit usaha dengan umur lebih dari 1 tahun dan kurang
dari 10 tahun. Pada umunya term-loan dibayar kembali dengan angsuran
tetap selama suatu periode tertentu (Amortizations Payments). Kredit ini
biasanya diberikan oleh bank dagang, perusahaan asuransi suppliers atau
manufacturs.
b.
Lessing (sewa guna usaha)
Lessing adalah suatu alat atau cara untuk mendapatkan pelayanan atau
service dari suatu aktiva tetap yang pada dasarnya sama seperti halnya kalau
kita menjual obligasi untuk mendapatkan service dan hak milik atas aktiva
tersebut dan bedanya pada leasing tidak disertai dengan hak milik.
2.3.1.3. Modal Asing Jangka Panjang (Long-Term Debt)
Menurut Bambang Riyanto (2001:238) adalah :
”Modal asing atau hutang jangka panjang ini adalah hutang yang lebih dari 10
tahun. Pada umumnya hutang ini digunakan untuk keperluan perusahaan dalam hal
membelanjai perluasan perluasan perusahaan (ekspansi) atau modernisasi dari
perusahaan. Bentuk utama dari hutang jangka panjang adalah :
a. Pinjaman Obligasi
Pinjaman obligasi adalah pinjaman uang untuk jangka waktu yang panjang,
dimana seorang debitur mengeluarkan surat pengakuan hutang yang mempunyai
nilai nominal tertentu. Jenis-jenis obligasi adalah sebagai berikut :
1. Obligasi Biasa (Bonds)
Obilgasi Biasa adalah obligasi bunganya tetap dibayar oleh debitur pada
waktu-waktu tertentu, dengan tidak memandang apakha debitur memperoleh
keuntungan atau tidak. Biayasanya bunga obligasi dibayarkan dua kali dalam
setahun.
9
2. Obligasi Pendapatan (Income Bonds)
Obligasi Pendapatan adalah obilgasi dimana pembayaran bunga hanya
dibayarkan pada waktu-waktu debitur atau perusahaan yang mengeluarkan
surat obligasi tersebut mendapatkan keuntungan.
3. Obligasi yang dapat ditukarkan (Convertible Bonds)
Obligasi yang dapat ditukarkan adalah obligasi yang memberikan
kesempatan kepada pemegang surat obligasi tersebut pada suatu saat tertentu
menukarkannya dengan saham dari perusahaan yang bersangkutan.
b. Pinjaman Hipotik (Mortigage)
Pinjaman hipotik adalah pinjaman jangka panjang dimana pemberi uang atau
kreditur diberi hak hipotik terhadap suatu barang yang tidak bergerak, supaya bila
pihak debitur tidak memenuhi kewajibannya, barang tersebut bisa dijual dan dari
hasil penjualannya dapat digunakan untuk menutupi tagihannya.
2.3.2
Modal Sendiri
Modal sendiri dapat berasal dari luar perusahaan juga dapat berasal dari dalam
perushaan sendiri, yaitu modal yang dihasilakan atau dibentuk sendiri dari dalam
perusahaan. Modal sendiri yang berasal dari sumber intern adalah dalam bentuk
keuntungan yang dihasilkan perusahaan, sedangkan yang berasal dari sumber ekstern
perusahaan adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan, terdiri dari berbagai
macam bentuk menurut bentuk hukum dari masing-masing perusahaan yang
bersangkutan. Modal sendiri dalam suatu perusahaan yang berbentuk PT. terdiri dari :
2.3.2.1 Modal Saham
Modal saham Menurut Bambang Riyanto (2001:240) adalah :
Saham merupakan tanda bukti pengambilan bagian atau peserta dalam suatu
perusahaan perseroan bagi perusahaan yang bersangkutan, yang diterima dari hasil
penjualan sahamnya akan tetap bertahan dalam perusahaan tersebut selama
hidupnya, meskipun bagi pemegang saham sendiri, hal itu bukan merupakan
penanaman permanen, karena setiap waktu pemegang saham dapat menjual sahamny
dengan jenis-jenis saham adalah sebagai berikut:
a. Saham Biasa (Common Stock)
Pemegang saham biasa akan mendaptakan deviden pada akhir tahun
pembukuan, hanya jika perusahaan tersebut mendapatkan keuntungan atau
mengalami kerugian, maka pemegang saham tidak akan mendapatkan
deviden.
b. Saham Preferen (Preferren Stock)
Pemegang saham preferen mempunyai preferensi tertentu diatas pemegang
saham biasa, yaitu terutama dalam hal-hal sebagai berikut
10
i. Pembagian Deviden
Deviden dari saham preferen diambil terlebih dahulu kemudian sisanya
disediakan untuk saham biasa yang dinyatakan dalam presentasi
tertentu dari nilai nominalnya.
ii. Pembagian Kekayaan
Apabila perusahaan dilikuidasi, maka dalam pembagian kekayaan
saham preferen didahulukan dari pada saham biasa.
c. Saham Preferen Kumulatif
Saham Preferen Kumulatif pada dasarnya sama saja dengan saham preferen,
tetapi perbedaanya hanya terletak pada adanya hak kumulatif yang
menjadikan pemegang saham preferen kumulatif apabila tidak menerima
deviden selama beberapa waktu karena besarnya laba tidak mengijinkan atau
karena adanya kerugian, dalam hal ini pemegang saham dapat menuntutnya
dikemudian hari.
2.3.2.2 Cadangan
Menurut Bambang Riyanto (2001:22) adalah :
Cadangan yang dimaksud adalah sebagai cadangan yang dibentuk dari keuntungan
yang diperoleh perusahaan selama beberapa waktu yang lalu atau dari tahun yang
berjalan. Cadangan yang termasuk modal sendiri, adalah:
a.
b.
c.
d.
cadangan ekspansi
cadangan modal kerja
cadangan selisih kurs
cadangan untuk menampung hl-hal atau kejadian yang tidak terduga
sebelumnya (cadangan umum).
Cadangan yang tidak termasuk ke dalam modal sendiri adalah cadangan depresiasi,
cadangan piutang ragu-ragu, dan cadangan bersifat hutang”
2.3.2.3 Laba Ditahan (Retained Earning)
Keuntungan yang diperoleh suatu perusahaan dapat sebagian dibayarkan sebagai
deviden dan sebagian lagi ditahan oleh perusahaan. Apabila penahanan keuntungan
tersebut sudah dengan tujuan tertentu, maka dibentuk cadangan. Apabila
perusahaan belum mempunyai tujuan tertentu, maka keuntungan tersebut
merupakan keuntungan yang ditahan yang akan memperbesar modal sendiri.
2.4 Alasan Penentuan Biaya Modal
Menurut Warsono (2003: 135) ada tiga alasan dalam penentuan biaya
modal antara lain:
Pertama, memaksimumkan nilai perusahaan mensyaratkan bahwa semua
biaya input, termasuk modal untuk diminimumkan biaya modal harus
diestimasikan. Kedua, keputusan penganggaran modal mensyaratkan suatu
estimasi biaya modal. Terakhir, beberapa tipe keputusan lain, termasuk yang
berhubungan dengan peraturan utilitas public, sewa guna usaha, pendanaan
11
kembali obligasi, kompensasi eksekutif, dan manajemen asset jangka
pendek.
2.5 Komponen Biaya Modal
Salah satu komponen penting yang digunakan dalam penilaian investasi,
sumber pembelanjaan dan manajemen aktiva adalah biaya modal (cost of capital).
Pada umumnya komponen Biaya Modal (Cost of Capital) terdiri dari Cost of Debt
(biaya hutang) dan Cost of Equity (biaya modal sendiri).Dalam melakukan
analisis perhitungan dan perbandingan biaya modal pada PT. Gudang Garam Tbk
dan PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. ini, penulis menggunakan tahapantahapan terhadap perhitungan biaya modal ini. Biaya modal tersebut terdiri dari
komponen-komponen yaitu :
1. Melakukan analisis perhitungan dan perbandingan biaya modal antara
kedua perusahaan. Biaya modal tersebut meliputi biaya hutang, biaya
modal sendiri, komponen struktur modal, dan biaya modal secara
keseluruhan atau biaya modal rata-rata tertimbang (WACC). Analisis
ini dilakukan dengan cara menghitung biaya modal kedua perusahaan
berdasarkan rumus-rumus tertentu.
2. Melakukan analisis secara kualitatif untuk menginterpretasikan
perhitungan yang telah dilakukan dengan menjabarkan hasil dari biaya
modal kedua perusahaan dalam bentuk pemaparan.
Biaya modal ini dimaksudkan untuk menentukan besarnya biaya riil dari
pengunaan modal yang terdapat pada masing-masing dana. Berdasarkan teori yang telah
dikemukakan ,terdapat tiga komponen biaya modal yaitu :
2.5.1 Cost of Debt (Biaya Hutang)
Hutang dapat diperoleh dari lembaga pembiayaan atau dengan
menerbitkan surat pengakuan hutang (oligasi). Biaya hutang yang
berasal dari pinjaman adalah merupakan bunga yang harus dibayar
perusahaan, sedangkan biaya hutang dengan menerbitkan obligasi
adalah tingkat pengembalian hasil yang diinginkan (required of return)
yang diharapkan investor yang digunakan untuk sebagai tingkat
diskonto dalam mencari nilai obligasi. perusahaan memanfaatkan
12
sumber pembelanjaan utang, dengan tujuan untuk memperbesar tingkat
pengembalian modal sendiri (ekuitas). Menurut Warsono (2003:139)
adalah :
Biaya Utang dibagi menjadi dua macam yaitu:
2.5.1.1 Biaya Utang sebelum Pajak (before-tax cost of debt)
Besarnya biaya utang sebelum pajak dapat ditentukan dengan
menghitung besarnya tingkat hasil internal (yield to maturity) atas arus
kas obligasi, yang dinotasikan dengan kd.
Rumus:
C + (M-NVd)/ n
Kd =
(M + NVd)/ 2
Keterangan:
C
= Pembayaran bunga (kupon) tahunan
M
= Nilai nominal (maturitas) atau face value setiap surat obligasi
NVd = Nilai pasar atau hasil bersih dari penjualan obligasi
n
= Masa jatuh tempo obligasi dalam n tahun
atau
Beban Bunga
Kd =
Hutang Jangka Panjang
2.5.1.2 Biaya Utang setelah Pajak (after-tax cost of debt)
Perusahaan yang menggunakan sebagian sumber dananya dari utang akan
terkena kewajiban membayar bunga. Bunga merupakan salah satu bentuk
beban bagi perusahaan (interest expense). Dengan adanya beban bunga ini
akan menyebabkan besarnya pembayaran pajak penghasilan menjadi
berkurang.
Biaya utang setelah pajak dapat dicari dengan mengalikan biaya utang
sebelum pajak dengan (1 - T), dengan T adalah tingkat pajak marginal
Rumus:
ki = kd (1 – T)
13
Keterangan:
ki = Biaya utang setelah pajak
kd = Biaya utang sebelum pajak
T = Tarif pajak”
2.5.2 Biaya Saham Freferen
Menurut Warsono, (2003: 143) “saham preferen mempunyai karakteristik
kombinasi antara utang dengan modal sendiri atau saham biasa. Salah satu
ciri saham preferen yang menyerupai utang adalah adanya penghasilan tetap
bagi pemiliknya.”
Menurut Weston dan Brigham (2001: 107) “biaya saham preferen adalah tingkat
pengembalian yang dipersyaratkan oleh investor atas saham preferen perusahaan.”
Rumus:
Dp
kp =
Pn
Keterangan:
kp = Biaya saham preferen
Dp = Dividen saham preferen
Pn = Harga bersih pada saat emisi
2.5.3
Cost of Equity (Biaya Modal Sendiri)
Biaya modal sendiri merupakan tingkat hasil pengembalian atas saham
biasa yang diinginkan oleh para investor. Ada 3 cara dalam menghitung
biaya ini yaitu :
2.5.3.1 Menggunakan Constan Growth Valuation Model
14
Menurut Keown (1995:277) “model ini adalah nilai dari per lembar saham
sama dengan present value dari dividen di masa yang akan datang.”
Rumusnya :
Ks =
+g
2.5.3.2 Menggunakan Capital Aset Pricing Model (CAPM)
Menurut Iramani dan Febrian (2005:163) adalah :
“Salah satu metode yang dapat digunakan dalam perhitungan biaya modal
laba ditahan, yaitu pendekatan Capital Aset Pricing Model (CAPM),
dimana biaya modal laba ditahan adalah tingkat pengembalian atas modal
sendiri yang diinginkan oleh investor yang terdiri dari tingkat bunga bebas
risiko dengan premi risiko pasar dikaliikan dengan β (resiko saham
perusahaan.”
Rumus:
ks = Rf + β (Rm – Rf)
Keterangan:
ks = Biaya laba ditahan
Rf = Tingkat pengembalian bebas risiko
β = beta, pengukuran sistematis saham
Rm = Tingkat pengembalian saham
2.5.3.3 Menggunakan PER (Price Earning Ratio)
Menurut Keown (1993:279) adalah “Teknik ini digunakan untuk
mengestimasi nilai saham perusahaan terutama perusahaan yang belum go
public, dimana sahamnya belum diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia”
Rumus :
Ks =
2.5.4 Biaya modal rata-rata tertimbang (WACC)
Dalam mengukur biaya modal terdapat beberapa cara untuk menghitung berapa
biaya modal yang dikeluarkan dari perusahaan atas modal asing yang dimilikinya.
Salah satu metode penghitungan biaya modal tersebut memakai metode biaya
modal tertimbang rata-rata (Weighted Average Cost Of Capital/WACC). Menurut
Abdul Halim (2007:72) , “(Weighted Average Cost Of Capital/WACC) adalah
15
biaya
modal seluruh sumber dana yang digunakan perusahaan” . Menurut
Iramani dan Febrian (2005:165) “Dalam praktek pembiayaan atau pendanaan
yang digunakan perusahaan diperoleh dari berbagai sumber.” Dengan demikian
biaya riil yang ditanggung oleh perusahaan merupakan keseluruhan biaya untuk
semua sumber pembiayaan yang digunakan.
Rumus:
WACC = Wd . kd (1 – T) + Ws . Ks
Keterangan:
WACC = Biaya modal rata-rata tertimbang
Wd
= Proporsi hutang dalam struktur modal
kd
= Biaya hutang (cost of debt)
Ws
= Proporsi saham biasa dalam struktur modal
ks
= Tingkat pengembalian yang diinginkan investor
Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa komponen biaya modal terdiri
dari biaya hutang dan biaya ekuitas sendiri, dimana biaya hutang merupakan
tingkat pengembalian yang atas hutang yang diharapkan oleh kreditur, sedangkan
biaya ekuitas merupakan tingkat pengembalian atas saham yang diharapkan oleh
investor itu sendiri. Lalu melihat biaya modal secara keseluruhan atau biaya
modal rata-rata tertimbang dimana biaya ini merupakan gabungan seluruh
komponen biaya hutang dan biaya ekuitas sendiri.
2.6
Penelitian Terdahulu
Penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli banyak mendapatkan bukti
bahwa uji beda kinerja keuangan terdapat perbedaan, Antara lain : Yves Regina
Mawengkang (2013), Arie Firmansyah Saragih (2011).
Yves regina Mawengkang (2013) melakukan penelitian mengenai
perbandingan kinerja keuangan Bank Pemerintahan dan Bank Umum Swasta
Nasional. Yang dimana hasil Penelitiannya tidak terdapat perbedaan kinerja
keuangan perusahaan yang dilihat dari Quick Ratio, Aset to Loan Ratio, Loan to
16
deposit Ratio, Debt to aset Ratio,Debt to equity Ratio, Capital adequacy Ratio,
Return On Aset, Return on Equity, dan Net Profit Margin antara Bank
Pemerintahan dan Bank Umum Swasta.
Arie Firmansyah Saragih (2011) melakukan penelitian mengenai perbandingan
kinerja keuangan antara Bank Syariah dan Bank Konvensional. Yang dimana hasil
penelitian menunjukkan bahwa Return On Aset (ROA), Return On Equity (ROE), Loan to
Deposit Ratio (LDR) Bank syariah dan Bank Konvensional. Namun secara keseluruhan
kinerja keuangan perbankan syariah lebi baik dibanding perbankan konvensional pada
periode penelitian.
Berikut ini akan ditampilkan penelitian yang telah dilakukan oleh sebelumya
dalam bentuk tabel sebagai berikut :
Tabel 1 Penelitian Terdahulu
No
Nama
Judul
variabel
1
Galih nurul
Perbandingan
Hamzah
keuangan
pembahasan
kinerja Dependen :
1.PT.
perusahaan rasio
PT.Indofarma
Indofarma
(persero) Tbk lebih
(Persero) likuiditas,
mengalami
Tbk Dan PT.Kimia Farma sario
peningkatan
(Persero)
dibandingkan
Tbk
Menggunakan
Dengan solvabilitas,
Rasio Rasio
Keuangan
PT.
Kimia Farma Tbk.
profitabilitas
2. PT kimia Farma
Independen :
Tbk lebih baik dari PT
PT.IndoFarma
indofarma Tbk.
(persero) Tbk
Dan PT.Kimia
Farma
(persero) Tbk
2.
Sandy okta padila
Perbandingan
Kinerja Dependen
: 1.Berdasarkan EVA
Keuangan PT.Perkebunan EVA
NusantaraIII
PT.Perkebunan
pada PTPN III periode
an
2006-2010 perusahaan
Independen
:
PT.Perkebunan
telah mampu
menciptakan nilai eva
17
NusantaraXIII
NusantaraIII , positif.
PT.Perkebunan
Nusantara XIII
2.pada tahun 2010
belum menciptakan
Eva yang positif.
3.Berdasarkan Hasil
tahun 2010 PTPTN
bernilai EVA positif
sedangkan PTPN XIII
bernilai EVA negatif
3.
Juan Algifari
Analisis Perbandingan
Dependen:
1. .Biaya Modal
Biaya modal PT
Biaya Modal
Keseluruhan atau
SiantarTop (Tbk) dan PT
Mayora Indah (Tbk)
Biaya Modal Rata-rata
Independen:
PT SiantarTop
& PT Mayora
Indah
tertimbang(WACC)
PT SiantarTop Lebih
kecil Dibandingkan
PT Mayora indah Tbk.
18
2.7
Kerangka Pemikiran
Kerangka Pemikiran merupakan konsep yang menggambarkan hubungan antara
teori dengan berbagai faktor yang teridentifikasi sebagai masalah riset, Sugiyono (2009).
Berikut ini adalah kerangka yang digunakan dalam penelitian ini:
PT Gudang Garam
TBK
PT Hanjaya Mandala
Sampoerna
Biaya Modal :
1.Biaya Hutang
2.Biaya Modal
Sendiri
3.Biaya Rata-rata
Tertimbang
Perbandingan
Biaya Modal
Uji Beda Rata-rata
Terdapat
Perbandingan
Biaya Modal
Berdasarkan gambar kerangka pemikiran di atas, dapat dijelaskan bahwa biaya
modal yang terdiri dari biaya hutang, dan biaya modal sendiri, dan biaya modal rata-rata
tertimbang (WACC) antara PT Gudang Garam Tbk dan PT Hanjaya Mandala Sampoerna
Tbk tidak terdapat perbedaan maupun terdapat perbedaan.
2.8. Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian, dan kerangka pemikiran
yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya maka penulis mengajukan hipotesis
sebagai berikut:
H1 = Terdapat perbedaan biaya hutang PT Gudang Garam Tbk dan biaya hutang PT
Hanjaya Manjaya Sampoerna Tbk
H2 = Terdapat perbedaan biaya modal sendiri PT Gudang Garam Tbk dan Biaya modal
sendiri PT Hanjaya Manjaya Sampoerna Tbk
19
H3 = Terdapat perbedaan biaya rata-rata tertimbang (WACC) PT Gudang Garam Tbk dan
Biaya rata-rata tertimbang PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk
Download