Nilai Tukar dan Harga Saham - UPT Perpustakaan Universitas

advertisement
JURNAL EKONOMI BISNIS
Diterbitkan Oleh:
JURUSAN MANAJElVJEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
Terbit tiga kali setahun (Maret, Juli, dan November): ISSN 0853-7283 berisi tentang hasil penelitian, gagasan
konseptual, kajian dan aplikasi teori, tinjauan kepustakaan, resensi buku baru, dan tulisan praktis dalam bidang
ekonomi dan bisnis.
Ketua Penyunting
Heri Pratikto
Wakil Ketua Penyunting
Agus Hermawan
Penyunting Pelaksana
F. Danardana Murwani
Madziatul Churiyah
Lahona Juariyah
Pelaksana Tata Usaha
Dendy Pristiwano
Wiyadi
Alamat Penyunting dan Tata Usaha: FE-Universitas Negeri Malang, JI. Sernarang 6 Malang 65145, Qed-ung E3. Telepon:
(0341) 55 J 312 (4 saluran) psw. 275 dan 276. Faks. (0341) 552-888. Email: [email protected]
JURNAL EKONOMI BISNIS diterbitkan oleh Fakultas Ekonomi Universitas I egeri alan<>. Dekan: Ery Tri Djatmiko.
Pembantu Dekan 1 Mit Witjaksono, Pembantu Dekan II: Tuhardjo, PernbaL De.
Ill: Djoko Dwi K., Ketua JUl1lsan
Manajemen: Sudi Eko S.
PENERBIT PERC
.11. Telogosuryo N . 49 liO~gmoas
J1. Bimasakti . '0. 19 YOQ'VaJ;~ta
~.!<:.."""-',;::. "",!aJ~'CI:&3..
JURNAL EKONOMI BISNIS
ISSN 0853-7283
Tahun 16, Nomor 3, November 2011, Halaman 175-269
Metode Peningkatan Perturnbuhan Usaha Kecil Menengah di Kota Malang
175-183
Astrid Puspaningrum
Nilai Tukar dan Harga Saham (PerbandinganAntara Malaysia dan Indonesia)
Dv.;i Wulandari
V
·
··
· ·..................................................
184-190
Pengaruh Pembelajara.'1 Organisasi, Lingkungan Ekstemal, Sumber Daya Strategis,
Rencana Strategis Terhadap Kinerja Perusahaan
191-200
Trilaksiani
:owards Systems Thinking in Ethical Management to the Environment:
A Solution for Conflict ofInterest
201-210
Ika Putri Larasati
Pengaruh LabaAkuntansi Terhadap CumulativeAbnormal Return Saham Perusahaan
Manufaktur Kelompok Basic Industry and Chemicals
211-221
Yuh Soesetio, Deniza Ika Trisnawati
Pengaruh Reformasi Perpajakan, Audit Perpajakan Terhadap Kinerja Perpajakan
222-231
Kariyoto
Impulse Buying Tendency: Pendekatan Stimu1us-Organisme-Respons (S-O-R) Model
232-238
londry Adrin Hetharie ..
Perencanaan Strategis Perlukah Bagi Bisnis Kecil
239- 243
Tuharcfjo
/
Konsekuensi Konflik Peran, Kelebihan Beban Kerja, dan Motivasi IntrinsikTerhadap Burnout
pada Dosen yang Merangkap Jabatan Struktura1 pada PTS di Wi1ayah Pu1au Ambon
Eduard Yohannis Tamaela, Stevanus Johan Gomies
244-259
Keunggulan Direct Cash Flow Sebagai Bahan Pertimbangan Keputusan Manajemen
Bety Nul' Achadiyah
260-269
Nilai 'fukar dan Darga Saham
(perbandingan AntaI"a Malaysia dan Indonesia
Dwi Wulan4ari
j
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang
J1. Semarang 5 Malang 65 I45, Te1p. 034 I-5859 I2
Abstract: The purpose of this study is to examine whether there is a relationship between exchange rate and
stock price in two neigbouring countries, Malaysia and Indonesia. Using Vector Autoregression (VAR)
model, research find that there is a significant difference between Malaysia and Indonesia. In Malaysia, stock
price is affected negetively by exchange rate. Depreciation ofexchange rate will decrease stock price because
of the expected inflation. But in Indonesia there is no relation between exchange rate and stock price. It
implies that in Indonesia, investors do not use exchange rate to predict the movement ofstock price because
the instability of exchange rate in Indonesia
Key words: exchange rate, stock price, VAR
Abstrak: Tujllan penelitian ini adalah llntuk mengkaji apakah terdapat hubungan antara nilai tukar mata uang
dengan harga saham di dua negara, Malaysia dan Indonesia. Dengan menggunakan Model Vektor Autoregresi,
penelitian menemukan bahwa ada perbedaan signifikan antara Malaysia dan Indonesia. Di Malaysia, harga
saham dipengaruhi oleh nilai tukar secara negatif. Depresiasi nilai tukar akan menurunkan harga saham karena
adanya ekspektasi inflasi dari investor. Sedangkan di Indonesia, nilai tukar tidak berhubungan dengan dengan
harga saham. Hal ini mengimplikasikan bahwa di Indonesia, investor tidak menggunakan nilai tukar llntuk
memprediksi pergerakan harga saham karena ketidakstabilan nilai tukar mata uang di Indonesia.
Kata Kunci: nilai tukar, harga saham, VAR
hat karakteristik pasar modal di kedua negara in!.
Karakteristik bursa saham di kedua negara ini, tentu
sajaberbeda dengannegara-negara lain di dunia, sehing­
ga teori konvensional mungkin tidak bisa menjelaskan
pola pergerakan harga saham di negara-negara yang
sudah dua kali menga.1ami krisis yang cukup berat ini.
Pada tahun 2008, bursa saham di kedua negara
ini mengalami goncangan sebagai akibat dari krisis
global. Bahkan Bursa Efek Indonesia (BEl) tutup
tiga hari demi menyelamatkan IHSG dari kejatuhan
yang lebih parah. Sampai dengan Maret 2009, sa­
ham-sabam di Bursa Efek Indonesia berada di zona
merah mengikuti pelemahan mayoritas bursa regional.
Indeks Harga Saham Gabungan sesi pertama dibuka
turon 0,34 persen atau 4,276 poin ke 1.245,980.
Sementara itu, indikator BEl lainnyajuga ada di area
negatif, seperti indeks Kompas 100 yang turun 0,97
persen, indeks LQ45 menyusut 1,02 persen, dan
Jakarta Islamic Index melemah 0,17 persen. Ber­
samaan dengan krisis global, nilai tukar mata uang
Mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi
pergerakan harga saham sangat pcnting bagi seorang
investor. Apabila ingin mendapatkan keuntungan, se­
orang investor harns pandai membaca pasar dan me­
mahami faktor-faktor apa sajakah yang berpengaruh
terhadap harga saham, sehingga investor tersebut bisa
memprediksikan harga saham dan memperoleh ke­
untungan.
Pertanyaan tentang faktor-faktor apa saja yang
berpengaruh terhadap harga saham, coba dijelaskan
dengan sejumlah teori oleh sejumlah ekonom misal­
nya dengan teori The one period valuation model,
GeneralizedDividend Valuation Model, The Gor­
don Growth Model, The Efficient Market Hypoth­
esis. Tetapi model-model ini kurang bisa menje1askan
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap harga
saham.
Untuk menjelaskan faktor-faktor yang mem­
pengaruhi harga saham di Indonesia dan Malaysia,
salah satu cara awal yang bisa d.ilakukan adalah meli184
Dwi Wulandari. Nilai Tukar dan Harga Saham (Perbandingan Antara Malaysia Dan Indonesia)
juga semakin melemah, menjadi hampir Rp. 12.000 per
us dollar, Tidak hanya di Indonesia, Malaysia pun
juga"mengalami hal yang sarna. Pada saat teIjadi pele­
mahan di bursa sahamnya, teIjadi pelemahan nilai
tukar mata uang di negara-negara ini
Liberalisasi pasar keuangan di Indonesia dan
Malaysia pada tahun 1980an menghasilkan aliran mo­
dal masuk yang cukup besar di negara-negara terse­
but. TeIjadilah ekspansi pasar keuangan dan pasar
modal. Tetapi liberalisasi ini tidal< didukung dengan
regulasi dan pengawasan sistem keuangan yang kuat
sehinggajustru mernicu krisis moneter pada tahun
1997. K.risis yang teIjadi ini tidak hanya menyerang
pasar keuangan dan pasar saham di kedua negara
ini tetapi juga menyerang fundamental ekonomi
makro negara-negara tersebut yang ditandai dengan
inflasi dan suku bunga yang tinggi, nilai tukar yang
terdepresiasi dan pasar saham berada dalam kondisi
resesi (Atmadja, 2004).
Mulai tahun 1999, kondisi pasar modal dan pa­
sar keua..'lgan mulai membaik. TeIjadi apresiasi mata
uang serta penurunan inflasi dan suku bunga pada
negara-negara ini. Pada 2008, sekali lagi teIjadi krisis "
global yang dimulai eli Amerika Serikat dan menyebar
ke seluruh dunia termasuk ke negara-negara ini, mes­
kipun secara kasat mata, dampaknya tidak seluas
krisis moneter 1997. Pada setiap krisis yang teIjadi,
setiap kali teIjadi pelemahan di pasar keuangan dan
pasar modal, maka teIjadi pula pelernahan pada nilai
tukar mata uang. Ini mengindikasikan adanya hu­
bungan antara pasar saham dan nilai tukarmata uang
Cara untuk menghubungkan variabel ekonorni
makro dengan harga saham adalah melalui Arbitrage
Pricing Theory (APT), dimana beberapa faktor re­
siko dapat menjelaskan returns asset. Studi empiris
yaTJ.g berdasar pada APT menghubungkan variabel
ekonomi makro dengan harga saham, menggunakan
model hubunganjangka pendek Secara mnum pene­
litian menemukan hubungan signifikan alltara harga
saham dellgan perubahan variabel-variabel ekonorni
makro (Humpe&Mc.Milan, 2007)
Kelemahan model ini adalah karena dasarnya
data historis maka model ini hanya cocok apabila
kOlldisi relatif stabil, sedangkan pada saat kondisi
tidak stabil, maka koefisien beta yang diestimasi,
mungkin tidak berhubungan dengan nilai yang diha­
rapkan. Selain itu dalam model ini tidak dijelaskan
variabel ekonomi yangmanayang akan mempengaruhi
harga saham (DeStefano, 2000).
I
185
Padarezimnilai tukarmengambang, volatilitas
nilai tukar akan lebm tinggi dan akan meningkatkan
resiko nilai tukar (Abdalla dan Murinde, 1997).
Secara teoritis, depresiasi mata uang menyebabkan
penurunan harga saham yang didorong adanya
ekspektasi inflasi. Hubungan negatifantara nilai tukar
dan harga saham lebm dominan, tetapi adajuga pene­
litian-penelitian yang menemukan hubungan positif
antara nilai tukar dengan harga saham misalnya Islam (2004) dan Haruman(2005).
Dalam menentukan nilai saham, investor perlu
memperhatikan deviden dan earning yang diharap­
kan dari perusahaan di masa yang akan datang.
Besamya deviden dan earning yang diharapkan dari
suatu perusahaan akan tergantung dari prospek ke­
untungan yang dimilki oleh perusahaan. Karena pros­
pek perusahaan sangat tergantung dari keadaan eko­
nomi secara keseluruhan, maka analisis penilaian sa­
ham yang dilakukan oleh investorjuga harns memper­
hitungkan beberapa variabel ekonomi makro yang
mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk meng­
hasilkan laba (Tandelilin, 2001).
Ada tiga analisis yang bisa dilakukan oleh investor, yaitu analisis ekonomi dan pasar modal, ana­
lisis industri, dan analisis perusahaan. Analisis ekono­
mi perlu dilakukan karena kecenderungan adanya
hubungan yang kuat antara apa yang terjadi pada
lingkungan ekonomi makro dan kineIja suatu pasar
modal. Pasar modal mencenninkan apa yang teIjadi
pada perekonomian makro karena nilai investasi di­
tentukan oleh aliran kas yang diharapkan serta tingkat
return yang disyaratkan atas investasi tersebut dan
kedua faktor tersebut sangat dipengaruhi oleh per­
ubahan lingkungan ekonomi makro.
Lingkungan ekonorni makro adalah lingkungan
yang mempengaruhi operasi perusahaan sehari-hari.
Kemampuan investor dalam memahami dan mera­
malkan kondisi ekonomi makro di masa yang akan
datang, akan sangat berguna dalam pembuatan kepu­
tusan investasi yang menguntungkan.
Sifat leurs valuta asing tergantung dari sifat
pasar. Bila transaksijual beli valuta asing dapat di­
lakukan secara bebas dipasar, maka kurs valas ber­
ubah sesuai dengan perubahan permintaan dan pena­
waran.
Apabila suatu barang ditukar dengan barang
lain, di dalamnya terdapat perbandingan nilai tukar,
nilai tukar itulah sebenarnya semacam harga bagi
pertukaran tersebut. Dernikianjuga pertukaran antar
dua roata uang berbeda, akan terdapat perbandingan
V
V'
(//
186!
Jumal Ekonomi Bisnis Tahun 16, Nomor 3, November 2011 hIm 184 -190
nilai atau harga antar kedua mata uang tersebut.
Perbandingan inilah yang sering disebut dengan ex­
change rate.
Fluktuasi nilai mata uang terhadap mata uang
asing a.kfu'1 sangat mempengaruhi iklim investasi da­
lam negeri, terutama pasar modal. Ketika terjadi
apresiasi kurs mata uang rupiah misalnya, akan ber­
dampak pada perkembangan pemasaran produk
Indonesia di luar negeri, terutama dalam persaingan
harga. Sebaliknya, bila terjadi depresiasi mata uang
rupiah terhadap dollar US misalnya, akan berdam­
pak pada perusahaan-perusahaan go public, ter­
utama yang menggantungkan faktorproduksi terha­
dap bahan-bahan impor, sehingga biaya produksi
meningkat, laba yang diperoleh menurun dan ber­
akibat jatuhnya harga saham perusahaan tersebut.
Beberapa peneliti menemukan signifikansi anta- ~I
ra nilai tukar dengan harga saham, diantaranya adalah
Ibrahim (2001) di Malaysia, Maysami (2004) di
Singapura, Islam (2004) di Thailand, Harjito (2004)
di empat negaraASEAN, Hamman (2005) di Indo­
nesia, Haryanto (2007) di Indonesia, dan Kandir
(2008) sertaAydemir (2009) di Turki.
Depresiasi mata uang domestik akan mening­
katkan volume ekspor. Apabila permintaan barang
ekspor bersifat elastis akan menyebabkan aliran kas
lebih banyak lli1tuk perusal1aan domestik. dan menye­
babkan kenaikan barga saham. Tetapi beberapa pe­
neliti juga tidak menemukan signifikansi antara nilai
tukar dengan harga saham diantaranya adalah pene­
litian yang dilakukan oleh Chakravarty (2005) di In­
dia, Patra (2006) di Yunani, Gay (2008) di Brazil,
India, Russia dan Cina.
Menurut Ratanapakom (2000), nilai tukar sangat
penting karena tiga alasan; pertama,jumlah uang be­
redar digunakan lmtuk menstabilkan nilai tukar; ke­
dua, pergerakan nilai tukar akan mempengaruhi hu­
bungan antara uang dan inflasi; dan terakhir, nilai tukar
adalah variabel penting bagi investor untuk memu­
tuskan berinvestasi dalam pasar valuta asing atau pa­
sarmodal.
METODE
Daiam penelitian ini, variabel yang digunakan
adalah nilai tukar rupiah terhadap US dollar untuk
Ll1donesia dan nilai tukar ringgit terhadap US dollar
untuk Malaysia. Sedangkan variabel harga saham
menggunakan Indeks Harga Saham Gabungan
(lliSG) untuk Indonesia dan Kuala Lumpur Compo­
site Index (KLCI) selama tahun 1999-2008. Peng­
gunaan pendekatan struktural atas pemodelan per­
samaan simultan biasanya menerapkan teeri ekonomi
di dalam usahanya untuk mendeskripsikan hubungan
antar variabel yang ingin diuji. Akan tetapi sering dite­
mukan bahwa teori ekonomi saja temyata tidal< cu­
kup kaya di dalam menyediakan spesifikasi yang ke­
tat dan tepat atas hubungan dinamis antar variabeL
Terkadang proses estimasi dan inferensi bahkan men­
jadi lebih rumit karena keberadaan variabel endogen
di kedua sisi persamaan (endogenitas variabel di sisi
dependen dan independen). Metode Vector Autore­
gression (VAR) merupakan salah satu solusi meng­
atasi permasalahan tersebut.
Ada beberapa keuntungan dari VAR (Gujarati,
1995) yaitu: VAR mampu melihat lebih banyak van­
abel dalam menganalisis fenomena ekonomi jangka
pendek danjangka panjang; VARmampu mengkaji
konsistensi model empirik dengan teori ekonome­
trika; VAR mampu mencari pemecahanterhadap per­
soalan variabel runtun waktu yang tidak stasioner
(non stasionary ) dan regresi lancung (spurious
regresion) atau korelasi lancung (spurious corre­
lation ) dalam analisis ekonometrika.
Sebelum digunakan untuk estimasi, data pene- )
litian perlu melalui serangkaian tahapan pengujian,
yaitu: uji stasioneritas, penentuan panjang lag, uji
kausalitas Granger, Impulse Response Function dan
Variance Decomposition. Uji stasioneritas diperlu­
kan karena variabel ekonomi makro pada umurnnya
nonstasioner (Gujarati, 1995). Tujuan uji stasioneritas
ini adalah agar mean-nya stabil dan random
erromya=O, sehingga model regresi yang diperoleh
mempunyai kemampuan prediksi yang andal dan tidak
ada spurious (spurious regression). Uji stasioneritas
dapat dilakukan dengan beberapa metode yaitu:
grafik, correlogram, maupun akar unit (unit root)
dengan menggunakan metode Augment Dickey­
Fuller (ADF) test dan Phillips-Perron (PP) test.
Penentuanjumlah lag dalam model VAR diten­
tukan pada kriteria informasi yang direkomendasikan
oleh Final Prediction Error (FPE) atau A ike Infor­
mation Criterion (AIC) atau Schwarz Criterion
(SC) atauHannan-Quinn (HQ). Tanda bintang me­
nunjukkan lag optimal yang direkomendasikan oleh
kriteria diatas.
I
Dwi Wulandari. Nilai Tukar dan Harga Saham (perbandingan Antara Malaysia Dan Indonesia)
HASIL DAN PEMBAHASAN
I
Indeks harga saham ada1ah indikator atau cer­
minan pergerakan harga saham. Indeks merupakan
salah satu pedoman bagi investor untuk me1ak:ukan
investasi di pasar modal, khususnya saham. Indeks
utama pada bursa saham Malaysia ada1ah Kuala
Lumpur Composite index (KLCI) yang merupakan
indeks kapitalisasi pasar saham tertimbang. Diper­
kenalkan pada 1986, saat ini dikena1 sebagai FTSE
Bursa Malaysia KLCI. FTSE Bursa Malaysia KLCI
memuat 30 perusahaan terbesar yang terdaftar di
pasar modal Malaysia yang memenuhi persyaratan
yaitu free float dan likuiditas. Indeks ini memiliki ni1ai
dasar 100 pada 2 Juli 1977.
Bursa Efek Indonesia, saat ini memiliki 11 jenis
indeks harga saham, yang secara terns menerns dise­
barluaskan me1alui media cetak maupun elektronik.
lndeks-indeks tersebut adalah: Indeks Harga Saham
Gabungan (lHSG). Indeks Sektoral, Indeks LQ45,
Ja..k:arta Islmic Index (JIl), Indeks Kompas 100,
Indeks BISNIS-27, Indeks PEFIND025, Indeks
SRl-KEHATI, Indeks Papan Utama, Indeks Papan
Pengembangan, indeks individual.
Sejak 21 Ju1i 2005, Malaysia menetapkan sis­
tern nilai tukar mengambang, satujam setelah Cina
mengumumkan 1angkah yang sarna. Pada minggu
yang sarna ringgit menguat 1 % dibandingkan dengan
mata uang lain dan diharapkan untuk terus terapre­
siasi. Pada Desember 2005, harapan ini tidak terwu­
jud karena ada alllS modal ke1uar (capitalflight)
sebesar lebih dari USD 10 milyar. Menurut Bank
Negara Malaysia, cadangan mata uang asing sudah
meningkat secara bertahap sejak adanya capital
flight tersebut dari USD 75,2 mi1yar menjadi USD
125,7 milyar pada 31 Ju1i 2008 beberapa bulan
sebelum terjadinya krisis kredit global. Sebe1urn krisis
tahun 1997, Ringgit Malaysia diperdagangkan secara
bebas eli dunia intemasional. Sebe1urn krisis ini, ringgit
bemi1ai RM 2,50 perdollar US. Karena adanya akti­
vitas speku1atif, nilai Ringgit turun menj adi RM 4, 10
per dollar US hanya dalam hitungan minggu. Bank
Negara Malaysia memutuskan untuk me1akukan
kontro1 modal untuk mencegah arus Ringgit ke1uar
di pasar terbuka. Ringgit tidak diperdagangkan seca­
ra intemasiona1 darl ditetapkan senilai RM 3,80 per
dollar US. Tetapi seperti disebutkandiatas, padaJuli
2005, Malaysia menerapkan sistem nilai tukarmengam­
bang dan kontrol modal tidak diberlakukan seketat
dulu, tetapi pemerintah tetap tidak memperdagang­
kan ringgit secara bebas di dunia internasional dan
I
187
pemerintah menyatakan akan memperdagangkannya
secara intemasiona1 setelah pemerintah siap. Sejak
menerapkan sistem nilai tukar mengambang, ringgit
terns terapresiasi, meskipun mu1ai Mei 2008, ringgit
terdepresiasi sarna seperti mata uang di ASEAN 1ain­
nya yang disebabkan oleh krisis global.
Perkembangan ni1ai tukar rupiah secara rata­
rata tertekan terhadap dolar Amerika. Hal tersebut
terutama disebabkan oleh sentimen negatifakibat per­
kembangan faktor ekstemal yang kurang kondusif,
seperti pertumbuhan ekonomi global yang turun
tajam, serta pengurnurnan kerugian yang meningkat
yang dia1ami 1embaga keuangan internasional.
Sementara dari sisi domestik, perkembangan eko­
nomi relatifmasih stabi1 dan kondisi fundamental
masih mendukung. Menyikapi perkembangan ter­
sebut, Bank Indonesia tetap me1akukan berbagai
upaya stabilisasi untuk menjaga agar gejolak ni1ai
tukar tidak berlebihan. Di tengah kondisi pereko­
nomian global yang kian memburuk, Bank Indone­
sia tetap mengarahkan perhatian pada upaya menjaga
pertumbuhan ekonomi. Berbagai kebijakan moneter
Bank Indonesia ditempuh da1am rangka mendukung
bangkitnya sektor riil guna mendukung pertumbuhan
ekonomi. Berbagai kebijakan tersebut di1akukan de­
ngan tetap menjaga kestabilan harga dan kestabilan
makroekonomi serta sistem keuangan da1amjangka
menengah.
Bank Indonesia terus mengoptimalkan peng­
gunaan seluruh instrumen kebijakan moneter yang
ada untuk menjaga kestabi1an harga dan ni1ai tukar
yang akan mendukung perkembangan ekonomi.
Kebijakan monetertersebut diharapkan dapat men­
dorong perbankan menya1urkan kredit ke sektor­
sektor yang produktif, dengan tetap mengedepankan
kehati-hatian (prudent). Dengan demikian perekono­
mian Indonesia akan mampu bertahan di tengah
ge10mbang krisis global. Berdasarkan analisis VAR
terhadap harga saham dan nilai tukar ringgit dan ru­
piah, dipero1eh hasi1 analisis VAR untuk Malaysia
yang tersaji dalam tabel1.
Untuk Malaysia, hasi1 dari tabe11 menur~uk..k:an
bahwa harga saham dipengaruhi oleh ni1ai tukar satLl
periode sebe1urnnya, ni1ai tukar tiga periode sebe­
lumnya serta nilai tukar empat perioae sebelumnya
Ni1ai tukar dipengaruhi oleh harga saham dua periode
sebehunnya dan ni1ai tukar satu periode sebe1umnya.
Hasi1 penelitian ini seja1an dengan penelitian yang
di1akukan oleh Ibrahim (200 1) di Malaysia, Maysami
(2004) eli Singapura, Islam (2004) eli Thailand, Harjito
188
I
Jurnal Ekonomi Bisnis Tahun 16, Nomor 3, November 2011 hlm 184 -190
(2004) di empat negara ASEAN, Hamman (2005)
dan Haryanto (2007) di Indonesia, Kandir (2008) dan
Aydemir (2009) di Turki.
Tabell HasilAnalisis VAR untukMalaysia
Vector Autoregression Estimates
SAHAM
TUKAR
SAHAM(-l)
-0.021728
-2.33E-06
SAHAM(-2)
0.003858
-7.03E-06*
SAHAM(-3)
-0.216750*
-5.75E-06
SAHAM(-4)
-0.160404
-2.13E-06
TUKAR(-l)
-16981.23*
0.715680*
TUKAR(-2)
-1437.063
0.032728
TUKAR(-3)
30467.28*
0.172794
TUKAR(-4)
-12576.04*
-0.261669
6852.693
1.409727
c
R-squared
0.411738
0.977262
Adj. R-squared
0.258942
0.971356
Ket:*: signifikan
Sumber: data diolah
Muradoglu (2001) menemukan bahwa nilai tu­
kar mata uang asing sangat berpengaruh terhadap
harga saham ketika pasar sen1akin berkembang. Nilai
tukar berpengaruhjuga terhadap harga saham melalui
efek perdagangan. Pada periode satu dan empat,
nilai tukar bengaruh negatifterhadap harga saham.
Ketika nilai tukar terapresiasi, eksportir akan kehilang­
an daya saing mereka di pasar intemasional, penjual­
an dan keuntungan eksportir akan menurun dan har­
ga saham akan mengalami penurunan pula. Begitu
pula ketika nilai tukar terdepresiasi, ini akan me­
ningkatkan daya saing eksportir, meningkatkan ke­
untungan dan harga saham.
Di sisi lain, nilai tukar tiga periode sebelumnya
berpengaruh positifterhadap harga saham di Ma­
laysia. Ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh
Islam (2004) dan Haruman (2005). Depresiasi mata
uang menyebabkan penurunan harga saham yang
didorong adanya ekspektasi inflasi. Investor tidak
ingin memegang asset di negara yang mata uangnya
mengalami depresiasi karena akan mengikis pengem­
balian investasi. Pengaruh depresiasi nilai tukar akan
berbeda pada tiap perusahaan tergantung apakah
perusahaan mengimpor atau mengekspor lebih
banyaklmportir akan menanggung biaya lebih tinggi
karena pelemahan mata uang domestik dan pen­
dapatan lebih rendah sehingga harga saham akan me­
nunm.
Fluktuasi nilai mata uang terhadap mata uang
asing akan sangat mempengaruhi iklim investasi
dalam negeri, terutama pasar modal. Ketika terjadi
apresiasi leurs mata uang domestik misalnya, akan
berdampak pada perkembangan pemasaran produk
suatu negara di luar negeri, terutama dalam per­
saingan harga. Sebaliknya, bila terjadi depresiasi
mata uang domestik terhadap dollar US misalnya,
akan berdampak pada perusahaan-perusahaan go
public, terutama yang menggantungkan faktor pro­
duksi terhadap bahan-bahan impor, sehingga biaya
produksi meningkat, laba yang diperoleh menurun
dan berakibatjatuhnyahargasaham perusahaan ter­
sebut. Sedangkan hasil dari analisis VAR di Indone­
sia, tersaji dalam tabe12.
Tabel2 Hasil Analisis VAR untuk Indonesia
Vector Autoregression Estimates
SAHAM
TUKAR
SAHAM(-I)
1.293688*
-1.150670
SAHAM(-2)
-0.282300*
1.208553*
0.060431
0.902337*
TUKAR(-1)
TUKAR(-2)
-0.016370
-0.296771 *
-229.4622
3270.353
c
0.983097
0.781692
R-squared
0.981198
0.757163
Adj. R-sguared
Ket: *:signifikan
Sumber: data Diolah
Dari hasil analisis VAR untuk Indonesia diper­
oleh bahwa dalam jangka, harga saham dipengaruJli
oleh harga saharn satu periode sebelumnya dan harga
saham dua periode sebelurnnya. Nilai tukar dipenga­
ruhi harga saharn satu periode sebelurnnya, harga sa­
ham dua periode sebelumnya, dan nilai tukar satu
periode sebelumnya. Jumlah uang beredar dipenga­
ruhi oleh ni1ai tukar dua periodesebelumnya danjum1ah
uang beredar satu periode sebelurnnya
Barga saham di Indonesia temyata tidak dipenga­
ruhi sarna sekali oleh nilai tukar. Harga saharnjustru
dipengaruhi oleh harga saham di masa lampau. Hal
ini bisa disebabkan karena kondisi perekonomian
Indonesia yang kurang bagus dan stabil sehingga in­
vestor cenderung menanamkan modalnya dalam
jangka pendek dan mengharapkan keuntungan dari
perubahan pasar. Sehingga investor lebih cenderung
melihat harga saham di masa lalu untuk mengestimasi
harga saham di masa depan. Hal ini juga mengimpli­
kasikan bahwa nilai tukar bukan merupakan indikator
yang tepat untuk memprediksi indeks harga saham.
Inijuga mengindikasikan bahwa investor di pasar mo­
dal Indonesia tidak secara intensifmenggunakan infor­
masi tentang perubahan nilai tukar ketika memutus­
kan untuk bertransaksi di pasar modal. lni mendu­
dari, Nilai Tukar dan Harga Saharn (perbandingan Antara Malaysia Dan Indonesia)
kung penelitian _
di Turki, Gay (lUlRS) 1m
Poon dan Ta. . ,
(1989).
KESIMP...........".......
Harga
di Malaysia elipengaruhi oleh nilai
tukarnya.
~
nilai tukar adalah cenderung
negati£ ~JreSiJa' 1Sl' mata uang menyebabkan penunman harga s
ang didorong adanya ekspektasi
inflasi. In
.dak ingin memegang aset eli negara
yang mala
gnya mengalami depresiasi karena
akan men_
ngembalian investasi. Sedangkan
harga sa
donesia temyata tidak dipengaruhi
samase
. tukar. Hargasahamjustru dipenga-
DAF"L
I 189
ruhi oleh harga saham eli masa lampau. Hal ini bisa
elisebabkan karena konelisi perekonomian Indone­
sia yang kurang bagus dan stabil sehingga investor
cenderung menanamkan modalnya dalamjangka
pendek dan mengharapkan keuntungan dari perubah­
an pasar. Sehingga investor lebih cenderung melihat
harga saham eli masa lalu untuk mengestimasi harga
saham eli masa depan. Hal ini juga mengimplikasikan
bahwa nilai tukar bukan merupakan inelikator yang
tepat untuk memprediksi indeks harga saham. Ini juga
mengindikasikan bahwa investor di pasar modal In­
donesia tidak secara intensifmenggunakan informasi
tentang perubahan nilai tukar ketika memutuskan
untuk bertransaksi di pasar modal.
RUJUKAN
Abdall L A and Murinde, V 1997. Exchange RateAnd Stock Price Interactions In Emerging Financial Mar­
k ; Evidence On India, Korea, PakistanAnd Philippines. AppliedFinancial Economics, Vo!. 7
Atmadj~ .2004. The Granger Causality Tests ForThe FiveASEAN Countries Stock Markets And Macro­
economic Variables DuringAnd PostThe 1997
Asian Financial Crisis. Jurnal Universitas Petra
Aydemir, 0.2009. The Relationship Between Stock PricesAnd Exchange Rates Evidence From Turkey.Interna­
tional Research Journal ofFinance and Economics
Chakravarty, S. 2005. Stock Market and Macroeconomic Behavior in India. The Journal ofFinancial Research
DeStefano, M.R. 2000. Macroeconomic Determinants ofUS Stock Prices: Are the Business Cycleand the Level
ofEconomic Activity Moderating factors. Journal ofFinance
Gay, R. D. 2008. Effect ofMacroeconomic Variables On Stock Market Returns for Four Emerging Econo­
mies: Brazil, Russia, India and China.
International Business and Economics Research Journal
rd
Gujarati, D. 1995. Basic Econometrics. 3 edition. Singapore:McGraw-Hill Book Co.
HaJj ito, A 2004. Stock Price and Exchange Rate Causality: The Case ofFourASEAi"\l" Countries. Southvvestern
Economic Review
Hamman, T. 2005. Pengaruh faktor Fundamental dan Resiko Sistematis terhadapTmgkatPengembalianSaham
BEJ. Usahawan no 11
Haryanto. 2007. Pengaruh Suku Bunga SBI dan Nilai Kurs terhadap Resiko Sistematik Saham Perusahaan eli
BEl Jurnal Keuangan dan Bisnis
Humpe, A. And Mc Millan, C. 2007. Can Macroeconomic Variables Explain Long Term Stock
Mar k e t
Movements?AComparison OfThe US And Japan. CentrejOrDynamic Macroeconomic Analysis Working
paper Series
Ibrahim, M. 2001. Macroeconomic Variables, Exchange Rate and Stock Price: AMalaysian Perspective. DUM
Journal ofEconomics and Management vol 9
Islam 1. 2004. ATime Series Analysis and Modelling ofThe Thai Stock Market. International Business Manage­
ment Conference
Kandir, S.Y. 2008. Macroeconomic variables, Firm Characteristics and Stock Returns: Evidence from Turkey.
International Research Journal ofFinance and Economics
Martinez, M.A. Rubio, G 1989.Arbitrage Pricing with Macroeconomic Variables: An Empirical Investigation using
Spanish Data, Working Paper
190 I
JurnaI Ekonomi Bisnis Tahun 16, Nomor3, November 2011 hIm 184 -190
Maysami, Ramin C. 2004. Relationship BetweenMacroeconomic VariablesAnd StockMarketIndices: Cointegration
Evidence From Stock Exchange OfSingapore's AlI-S Sector Indices. Jurnal Pengurusan
Muradoglu, T. 200 1. Is There ALong Run Relationship Between Stock Returns And Monetary Variables: Evi­
dence FromAn Emerging Market. AppliedFinancial Economics vol]]
Poon, S. Taylor, SJ. 1991. Macroeconomic Factors and the UK Stock Markets. Journal o/Business, Finance
and Accounting
Ratanapakom, 0.2000. The US Stockmarket: The Impacts ofInternal and External
Macroeconomic
variables. Journal 0/Macroeconomics
Schwert, WIlliam G 1981. TheAdjustment ofStock Prices to Information about Inflation. The Journal o/Finance
vol 36
Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis Investar;i dan Manajemen Port%lio. BPFE. Yogyakarta
Tursoy, Turgut. 2008. Macroeconomic Factors, the APT and the Istanbul Stock Market. International Research
Journal 0/Finance and Economics
• Metode Peningkatan Pertumbuhan Usaha Kecil Menengah di Kota Malang
• Nilai Tukar dan Harga Saham (Perbandingan Antara Malaysia dan Indonesia)
• Pengaruh Pembelajaran Organisasi. Lingkungan Eksternal, Sumber Daya Strategis.
Rencana Strategis Terhadap Kinelja Perusahaan
• Towards Systems Thinking in Ethical Management to the En ironment:
A Solution for Conflict of Interest
• Pengaruh Laba Akuntansi Terhadap Cumulative Abnormal Retum Saham Perusahaan
Manufaktur Kelompok Basic Industry and Chemicals
• Pengaruh Refollnasi Perpajakan. Audit Perpajakan Terhadap Kinerja Perpajakan
• Impulse Buying Tendency: Pendekatan Stimulus-Organisme-Rcspons (S-O-R) Model
• Percncanaan Strategis PerIukah Bagi Bisnis Kecil
• Konsekuensi Konflik Peran. Kelebihan Beban Kcrja, dan Motivasi Intrinsik Terhad p
Bumout pada Dosen yang Merangkap labatan Struktural pada PTS di Wilayah Pulau
Ambon
• Keunggulan Direct Cash Flow Sebagai Bahan Pertimbangan Keputusan Manajcmen
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang
JI. Semarang No.5 Malang
Telpl Fax. (0341)580311
Website: www.fe.um.ac.id
Download