I t, I I I I I I I I I I T I I I I T t I t : Stabilisasi Kebijalsanaan Efisiensi Elspektasi Teori Pandang DariSudut Kasional Prijambodol Bambang Salah satu fungsi pemerintah adalah menstabilkan perekonomian. Pengalaman depresi besar di Amerika Serikat pada 1*_"1 tahun 1930'an menlgajarkankepada kita bahwa pemerintah perlu bertindak aktif terhadap ketidlakstabilanekonomi yangterjadi. Pada saat perekonomian les,u,sebagai akibat dari banyaknya sumber daya yang menganggur, ia perlu dirangsang dengan r.r"rrgktian kebiiaksanaanyangmampu mendo_rol_gPertumbuhan dan-sekaligus-mengurangi tingkat pengangguran. Sebalikn'1a pada saat perekonotrii"tt oeerbeatitg, pemeriniah ir.rg" perlu bertindak aktif untuk mesin ekJnomi yerrg memanas, Dalam istilah ekonomi mendinginkan 'i<ebijaks enaatt pemerintah yang bersifat aktif ini disebut sebagai makro, discretionary policy atau Keynesian leaning againsts tbe utind. capai Pertanva^nny a.apakah 'yang stabilisasiekonomi " sepenuhnya" dapat-di bersifat aktif ini? Jawabnya: mungkin !1t1 dengan kebiiaksatt""tt muigkin i,tg" tidak. Kebijaksanaan pemerintah.yang -"ktj dapat tidak berfu-ngsi'apabilateriadi hambatan-hambatansebagai berikut. Pertar\a, apabila terdapat selang waktu (lod yang panjang dari saat perekonomian tidak stabil hingga dampak dari kebijaksanaandapat berfungsi seperti Yltg diinginkan. feJia, .r.nd"h. kredibilitas dari kebiiaksanaan y?ng dilakukan oleh- pemerintah "p"Lil" Ketiga, apabila terdapat' ekspektasi rasional (ratioiat expectation) dalam perilaku ekonomi masyarakat. I Penulis adalah Staf Badan PerencanaanPembangunan Nasional (Bappenas)dan Staf PengaiarFakultas Ekonomi - Universitas Indonesia. l: t I I I I t I I I I I I I I I I I I I t Iag umumnya ada dua macam. Pertama, lag yang terjadi pada saat ketidakstabilan ekonomi timbul hingga saat suatu kebijaksartaartakan dilaksanaktn. Lag seperti ini disebut sebagai inside lag. Kedua, ldg )'ang terjadi dari saat penjabaran suatu kebijaksanaan hingga dampak dari kebijaksanaan tersebut dapat dirasakan oleh masyarakat. Lag seperti ini disebut sebagaioutside lag. Baik kebiiaksanaanfiskal maupun moneter mempunyai masalahlag. Kebijaksanaanfiskal umumnya mempq nyai inside lag yangpanjang. Sebagai contoh, untuk mendorong perekonomian melalui penyesuaian.tarif pajak misalnya, pernerintah harus terlebih dahulu meminta persetujuandari DPR. Proses ini seringkali membutuhkan waktu yang lama. Sebaliknya, kebiiaksanaan moneter mempunyai outside lag yang panjang. Sebagai contoh, apabila bank sentral berkeinginan untuk mendorong perekonomian melalui penurunan suku bunga jangka paniang, kalangan dunia usaha seringkali masih membutuhkan waktu yang relatif cukup larna untuk mengganti pola investasinya. Adanya lag ini dapat mengakibatkan dampak dari kebijaksanaanyangdiarahkan untuk menstimulir ekonomi justru biru terasa pada saat perekonomian mulai memanas. Atau kebijaksanaanyang diarahkan untuk mendinginkan suhu perekonomian justru baru berfungsi pada saat perekonomian sudah melambat. Akibatnya, kebijaksanaan stabilisasi yang aktif menjadi tidak tepat dan tidak efisien. I(egagalanlainnya i.tg" dapat terjadi apabilakebijaksanaanpemerintah tidak credible. Kredibilitas ini dapat dilihat secarahistroris. Apabila selama periode kebiiaksanaan yang aktif justru banyak teriadi ketidakstabilan ekonomi, maka kebijaksaiaan pemerintah dianggap tidak credible. Masyarakat selanjutnya akan beranggapan bahwa pemerintah tidak secara sungguh-sungguhmengatasiketidakstabilan Kredibilitas yang rendah dapat mendorong timbulnya time-. inconsistency. Time inconsistency dalam kebiiaksanaan moneter, sebagai contohnya, akan mendorong timbulnya positioe inflation. Apabila sasaran pemerintah adalah menekan inflasi serendahmungkin, maka kebijaksanaan moneter yang optimal sebenarnya adalah zero money groatb. Namun zero moneygroulh ini tidak akan pernah tercapai karena pemerintah mempunyai insentif untuk mendorong pertumbuhan uang beredar guna mengurangi tingkat pengangguran.2 2 Hipotesa ini sangat menarik karena menerangkan adanya semacamkomitmen antara pemerintah dan masyarakat untuk menerima tingkat inflasi yang positif. Hipotesa ini menggunakan alat bantu "game theory" seperti Nash Equilibrium. Lihat Robert J. Barro dan David B. Gordon (1933). I I I li I I I I I I T I I I I I I I I I t Kegagalandari kebijaksanaanpemerintah yang bersifat aktif itg" dapat t"ty"ai apabilaterdapatekspektasirasionaldalam perilaku ekonomi oleh Robert Lucas masyarakat.Tebri ekspektisirasionalini dikem.banqkl-n (Chicago),ThomasSaigent(Stanford),Neil Vallace (Minnesota)danRobert Barro (Harvard). Teori ekspektasirasionalberpiiak dari dua premise.dasar.Pertama, dan maupunindividu) mempulfli penguasaan masyarakat(baiirperusahaan adakemamp.r"oy"trg samadenganpemerintah terhadapinformasi yang Denganpenguasaanini, estimasiyang dilakukan oleh masyarakatbersifat ,rbiateiMa-syarakat dalamteori ini digambarkansebagaisuatumasyarakat yang cepat sekali belaiar tentang perill$r kebiiaksa"1L"pemerintah dan dap|t memperkirakan secaratepat, tidak saja arah (direction),tapi iug" bes"r"r, fu)gnitude) dari kebijaksanaanpemerintah di masa mendatang. Kedua, tingfat haiga dan tingkat upah sangat fleksibel sehing-gapasar d-alamkea?"a"nseimbang(iquilibrium).Teo.riekspektasirasional senantiasa ini dapatdipandangsebagaisatupemikiran radikal yengmemperkuatkubu aliran ekonbmi klasik, meskipuntidak persissama. perlu irg disimak bahwa prosespembuatankeputusandalam teori Dalam ekspektasirasiinal ini sangatberbedadenganfiaptia.e exPectdtion. p.ril"k., masyarakat yJttg_ adaptif, pelaku-pelaku ekonomi lebih masalalu danbaru *..rg"rrdatkanlstimasinya pia^pengalaman-pengalaman melakukan koreksi ^piAit^ t.ia"p"t kesahhan estimasi. Jelas,-apabila pemerintah melakuk"n kebiiaksattlatty3ng berbedadengan sebelumnya *akn antisipasi masyarakal tidak akarr efisien.s Dengan antisipasi at yang tidak efisien ini, pemerintah memPunyai ruang gerak masyarak yang diinginkannya' untuk mett."p"i sasaran-sasaran keplda kita bahwadalam sebagaicontoh,Pbillips curl)emen_g:jarkan a ada trade-off antara inflasi dengan tingkat senantias iangka p.ia.t pengangguran.Apabila tingkat pengangguraningin . diturunkan, maka i""r]"ri'f"t harus bersediahrtt.ti-J perekonomiandengan inflasi y?nq lebih tinggi, dan sebaliknya. Apabila masyarakat hanya.mempuriyai ekspektasl!""g adaptif,-1fu tingkat pengangguranuntuk beberapawaktu d"p"t ditir.rrri."n. Inflasi baru rneningkatkembali setelahmasyarakat "k"r, arah kebijaksanaanpemeriniah serta melakukan antisipasi paham "k"n kebiiaksanezniersebut.Dilam iangkapanjang,posisiPlt;llj-lsc:4ra1 ierhadap akan vertikal. Sebaliknya,apabila masyaratat mempunl'ai ekspektasi 3 Adaptiae expectation mempunyai ciri unbiased tapi tidak efisien. Contoh sederhanadapat dilihat pada Kennedy (1985). I I t I t I I I I I t rasional, Phillips curve akan tetap vertikal meskipun dalam iangka waktu yang pendek. Sebagai akibatnya, kebijaksanaanyang semula diarahkan untuk menurunkan tingkat pengangguranmenjadi tidak berfungsi sama sekali dan perekonomian justru mengalami kondisi yang makin buruk (inflasi ,^nf,tinggi). Tulisan ini dituiukan untuk mernbahasaplikasisangatsederhanadari teori ekspektasirasionaldalamperumusankebijaksanaan stabilisasiekonomi. Pada tulisan ini akan dipilih kebijaksanaanmoneter karena umumnya kebijaksanaan ini lebih cepat dirumuskan dibandingkan dengan kebijaksanaan fiskal. Untuk melihat apakah kebijaksanaan yang bersifat aktif (discretionarypolicy) selalu lebih baik dari kebijaksanaanyan-gbersifat pasif (fixed rule policy), berikut akan diberikan dua contoh dimana di satu Pjhak, ekspektasi masyarakat adalah tidak rasional dan di lain pihak, ekspektasimasyarakat adalah rasional. Elspektasi Masyarakat Tidak Rasional. Apabila perekonomian tidak berjalansesuaidengany^ngdirencanakan (di bawah potensi y^ngseharusnya dapatdicapai),maka tugas pertama bank sentral adalah membawa perekonomian (pertumbuhan) ke arah target yang diinginkan (potential output), Y'i. Dalam hal ini sasaranbank sentral adalah stabilisasiekonomi atau I E(Y,) = Y" t Selanjutnyaapabila deviasi antara Y, denganY'r'dinyatakan sebagai I I I I I t I I /, = Y, - Y'! (1) (2) maka sasaranbank sentral meniadi E(Y,-Y") - E(y,) = 0 (3) Tugas kedua bairk sentral adalah mengusahakanagar kebijaksanaan yang dirancang berjalan efisien dengan memilih paramet6r yang mampu memperkecil variasi. Apabila variasi dari satu kebijakan dinyatakan sebagai lossfunction, maka tugas bank sentral adalah memperkecil semaksimal mungkin lossfunction yang terjadi atau Minimize Loss Function, L = Var(y) : E(y.') : E[(Y, - Y)'] (4) Setelah mengetahui kriteria efiensi dari kebiiaksanear\,kita perlu mengetahui perilaku ekonomi dan parameter-parameteryang akan dipilih I I I I I I I I t I I I I I I I I I I I I oleh bank sentral. Perilaku ekonomi dapat dinyatakan dalam persamaan sebagaiberikut y, : ct + 0 m, + 6 Y,.,+ ;r, (5) . dimana m. adalah pertumbuhan uang beredar, y, dan y,., adalah deviasi pertumbrh"tr ekonomi dari potensinyapadawaktu t dan t-1 serta p'radalah irror yang terdapatdalam perilaku ekonomi y?ngdipilih olehbank sentraladalah Apabilaparameterkebijaksanaan suplai .r"ttg dan potensi periumbuhan dapatliketahui denganpasti oleh bantr sential, maka banli sentral akan menyusun kebijaksanaandengan persamaansebagaiberikut mt = go * 8r Yur (6) Dengan persamaan (5) dan (6), bank sentral akan menentukan parameterlo d"n gr yang secafaoptimat dapat mendoro|* ketidakstabilan ekonomi din sekatig"r memberikan variasi yang terkecil. Parameter optimal go dan g, dapat diperoleh dengan memasukkan (S) iehingga perilaku ekonomi meniadi (6) ke d"la* pJtt"tt p.rr"*"in """ Yt : cu+ B (go + 8r Y,',) + ,r. atau y.= (a + 0gJ+ (6 + 0gt)Y,t* F, (7) :. Apabila persamaan(7) disederhanakanlebih laniut dimana l+ lfh aodan aipg, i", ,rrakaperiiaku ekonomi dapat dinyatakan kembali sebagai It = ?o + atYtl + 14 (8) Sedangkanekspektasidari yrdapat dinyatakan sebagai P(yJ = E( ao * ? r atau E(Y,)= + F,) (9) + a, E(y..,) (10) "o Kita lihat bahwa persamaandi atas mengikuti deret geometrik sebagai berikut P0J=xo* aoA, + aoa,t APabila n + @ d a n l a ' l (11) dapat ditulis lagi menjadi * a,( "*t)E( Yut"*,1) ( 11) 1 , maka a,(n*t)- o, sehinggaPersamaan I I t I I I I I I t I I I I I I I I I t I n(yJ : ?oE (t')' = ao/(L-a) atau n(yJ = (* + pg.)/{1 - (D* 0g,)} (12) Dengan menentukan parameter 8o : parameter go akan bersifat unbiased. 'a/P, maka E(y.) : 0 dan Selanjutnya . tugas bank sentral adalah meningkatkan efisiensi parameter dengan memilih variasi yang minimum. Variasi dari perilaku ekonomi ini dapat dinyatakan dalam persamaan var(y,) = var( ao + ar Y,.r + p,) (13) Apabila Var(ao) = 0 dan Var(p,) = o,,2,maka persamaan (13) dapat diubah menjadi Var(y,) - lr'Var(y,.,) + r.u2 (14) Var(y,.,) - ar' Var(y,.r) * ou', dan seterusnya (15) Apabila art : b, maka deret geometrik dapat disederhanakanmenjadi Var(y,) atau ou'+ b ou2+ ..... + b- Var(y,.-) (16) var(yJ : o,2E(b)i : o,2/(1-b) : o'2/ {1-(6+Bgr)'z} (17) sentral harus mengatur egar . Agar Var(y,) minimum, maka bank 6 + 0gr = 0 atau memilih parameter h:-6/0 (18) Singkat kata, apabila -yang bank sentral berusaha memPengaruhi' dinyatakan dalam persamaan' (5)' maka perekonoiti"tt seperti parameter optimal yang dipilih adalah go = - a/p, dan g, : ' 6/p (19) sehingga kebijaksanaan uang beredar yang optimal dilakukan oleh bank sentral adalah rrr, = - ( o/0 ) - ( 6/P) y,., (20) Persamaandi atasdisebut sebagaioptimal feedback rule policy, karena bank senrral berusaha melakukan stabilisasi pertumbuhan dengan I I I t I I I I I t I I I I I I I I I t melakukanantisipasiatasdasarpengetahuannyaakan potensi pertumbuhan padaperiodesebelumnYa. Berlawanan dengan aliran Keynes, kalangan _mgngtaris yanl dipeloporioleh Milton Friedman*.ny"ttgsikan efisiensidarifeedbackrule menganggapbahwaafgumen-{:y"tl iustru i i tltyi"i. KalanganmonetarisZ^p^i mendoron! perekonomian*.1;"di m-akin tidak stabil' Friedman sentral melakukanfixed rule policy dengan-tidak ;;;""turkan "{^iA^"k fl uktuasi pertumbuhanekonomi. Menurut Friedman, ;;-p., d,riik"r, fj; yeng battk sential seyogyanyakonsisten p !^ kebifaksa"1ll .monetef padai.iti*6uhan uan:gberedary^\gtetaP' Kebijaksaiaanyang aia"t"tt "n clisarankattol.h Friedman dapat dinyatakansebagai rr\ = - u/B = fo Ql) Perhatikan, bahwa saran Friedman ini mempulyai Persamaandan d.rrg"r, saran lleynes. Persarnaannya'keduanya. memPunyai p.rb.J* F.riedmankurang estimatoryang iia"t bias' n(y) : 0' Perbedaannya'-saran Kevnes ;li;i;; ;pibila"ekspektasimasyarakattidak rasional.Apabifl saran : ou" maka saran Friedman akan var(i) ;t"g#lkan "iii"ti *.tt[h"tilkan variasi y^ng lebih besar,yaitu Var(y,) - ou2/ (1 - o) ) ou' Q2) ekspektasi Dengan demikian, apabila masyarakat tidak mempunyai lebih efisien rasional, irnk" saran Keynes akan lebih baik karena ekspektasi dibanrlingkan dengan saran Friedman. Dalam kasus dimana "rasional, maka discretionary policTsuperior m"syarak-at tidak -pelsifat m, akan ;;;h;dd fi*rd n le pollcy. ferhatikan pada persan'an (20), bahwa akan bernilai positif apabila Yor negatif d"n l.baliknya' Pemerintah ekonomi cenderung mendorong uang 6'eredar apabila pertumbuhan menurun dan sebaliknYaEkspektasi Masyarakat ltasional' baik yanq Berikut kita akan melihat dampak dari kebiiakan moneter pasif apabila rnasyarakat mempunyai ekspektasi bersifat aktif ;;"d sebagai rasional. Perilaku iLorro-i sek"rang dinyatakan dalam ptrs"m""n berikut + Ot Y,', * lr, Y, : Oo + 0, ( ffi, Eo, m. ) (23) I I t I I I I I I I dimana Ecrffi. adalahekspektasimasyarakatterh adapkebij aksanaanmoneter. Selanjutnyakebijaksanaanbank sentral untuk menstabilkanperekonomian dinyatakan sebagai fn, : so + gr Yur * €t Q4) dimana e, adalah random error yang terdapat dalam kebijaksanaan bank sentral. Apabila masyarakat mempunyai ekspektasi rasional, maka masyarakatakan mampu secaraakurat menggunakan semuainformasiyang tersedia sehingga ekspektasimasyarakatterhadap kebijaksanaanmoneter dapat dinyatakan sebagai Enr ffi, = go * Br y,-r e5) Dengan langsung mernasukkan persamaan Q\ dan (25) ke dalam persalnaan(23), maka perilaku ekonomi sekarangdapat dinyatakan sebagai y, = 0o + 0, e, + 0, yr-r* lL, (26) dan ekspektasiserta variasi dari y, menjadi I E(yJ-oo/0-a,) t Var(y.) = {O,' Var(e) + Var(p)} / (1- 0,') I I I I I I I t I Q7) (2S) Kita lihat bahwa Var(y,) akan lebih besardari o.,2.Secaraekonometrik, kita juga dapat melihat persamaan(26) mempunyai kesalahanpengukuran (error measurement)pada variabel tidak bebasnya.Apabila ini terjadi maka parameter O, akan bersifat bias dan tidak konsisten. Hilangnya pengaruh kebijaksanaanmoneter dalam kasus dimana. masyarakatmempunyai ekspektasirasional dapat dijelaskansebagaiberikut. Kembali pada perilaku ekonomi yang dinyatakan dalam persamaan (23)' para ahli ekonometrik akan melakukan feedback rule policy dengan persamaan(2a) dan masyarakatakan melakukan antisipasi sesuaidengan persamaan (25). Dampak terhadap perilaku ekonomi selanjutnya dapat ditulis sebagai y,:(Oo+0,80)+0,m,+ Ot gt) Yrt * F, Q9) Persamaan(29) ini samadenganpersamaan(5) dalam kasusekspektasi masyarakat tidak rasional. Apabila parameter-parameterdalam persamaan I l" t t t I t I I I I I I I I I I I I T I lebih laniut meniadi (29) disederhanakan i=Oo+0rBo (30) 0 = o, (31) 8=Or-O,Br Q2) maka optimalfeed.backrule policy yang dipilih bank sentral meniadi rr\= -G/E', -16ti)yo,+€, (33) Kita ingat bahwa dalam kasus eks-pektasi rasional, masyarakat diambil mengetahui ir^h dan. magnitude daii lebiiaksanaan .yang- tahubahwa secara airtisipasi p.-Eif"t"f, a"tt melakukan :t'*;S?ty"Ie5it dan(:$1p).Akibatnya' !" a"r, g, telahdiubahmasing-mTr$ menjadi@/O uangberedariuga berubah E[rp.t i"ri -"ty"tir."t t"iltJa^p kebliaksarra^rtmenjadi E.rffi.= -( &/E)-(6t6)v,., (34) dan dampakterhadappertumbuhan meniadi Y, = Oo + O, €t + 02 Yr-r* P, (35) Persamaan(35) ini akan persis sama delrg3l persamaa" (?6) yanq didapat d.ng"rt, ir^r^ langsuttgmemasukkankJbijaksanaanbank sentral d"n fkspektisi r""tiir"f.at"ke a""!"gt perilaku ekonomi. Dapat dilihat P"1" go dan gr tidak iagi muncul dalam Persamaan(35)' bahwa p"r"*.i., pengarih udng datim stabi[isasiekonomimeniadi bilangini Inilah y^ng terkenal dengan se-butanLucas Critique' Kritik ditujukan t"p"a" para ahli ekonJmetrik pada tahun 7960'andan 1970'an' beranggapay para ahli ekonomeirik dalamkurun.waktu tersebutsenantiasa rule bahwamereka;;;; *.;;i"uitt "" ekonomi melalui optimal.feedback tersebuttidak *.gtb.tttl11dryP"ky1tg poliqt.lf.r,y"t""nlya kebiiaksanaan berarti.nahkan-meilbuatperekonornianmeniaditi{ak pasti.Ketidakpastian (35)' d"l"* p.r.korrorrriandituljukkan oleh adanyae, dalam persamaan dimana Lucas sependapatdengan Friedman bahwa dalam'kasus rrrrrf"o1.,[ ;d"i$ iasional, banksentralseyogyanyamenialankan ekspektasi ini, makaunsur ketidakpastiany^nq p*ia rile toli$. b.ng"tr kebiiaksanaan ekonomi melekat padayrriUirT rrle pitlty dapat diiilangkan dan stabilitas 9 IJ I I T I I I I I I T I I I I I I I I I I akan dapat dicapai. Dalam kasusini, makafixed rule poliqt akan bersifat superiorterhadapfeedbackrule policy. Kritik, Aplikasi dan Manfaatnye bagi Kita. Sebagaimana teori-teori lainnya, pengembangan teori ekspektasi rasional tidak bebas dari kritik. Kritik pertdmd terletak pada proses pembentukan dan tingkat ketepatari dari ekspektasi masyarakat. Kalau ekspektasimasyarakat selalu rasional, maka semua estimator yang dibentuk oleh masyarakat selalu unbiased dan sekaligusefisien. Parakritikus umumnya sangatmenyangsikankemampuanmasyarakat ini, meskipun mereka i,rg" tidak mengingkari bahwa ekspektasimasyarakat memang ida dan memberi pengaruh terhadap efisiensi dari kebiiaksanaan ekonomi. Sulit dibayangkan bagaimana suatu kebiiaksanaanmeniadi sama sekali tidak berfungsi samasekali padawaktu diiabarkan. Bagi p^rakritikus, untuk mencapai taraf masyarakat yang mempunyai ekspektasi rasional, setiap pelaku ekonomi dituntut mempunyai deya analisa yang tinggi' penguasaaninformasi yang sama serta pengelolaan informasi yang cepat. Apabila syarat-syaratini tidak terpenuhi, maka market clearingmodel,seperti ying diharapkan oleh teori ekspektasirasional ini tidak akan teriadi. Kritik kedua terletak pada kegagalan historis dari market clearing model untuk menjelaskanfluktuasi tajam seperti depresibesaryang dialami oleh Amerika Serikat pada awal tahun l93O'an. Kronologis dari gagaln1a market clearing model dapat dibaca pada buku-buku yang condong pada pemikiran Keynes.a Terlepas dari pro dan kontra terhadap teori ekspektasirasional ini, kita tetap t"ttg"t berkepentingan terhadap pemahaman dan penger,nblngan teori ini. nda beb er^pa alasan untuk ini. Pertama, selamaini kita hanya selalu mengingat rule:of tbumb dari fluktuasi perekonomian y?ng-teriadi. perekonomian sedang lesu, maka kebiiaksaPll Sebagai cot toh, apabila 'adaiah kebijaksanaan ekonomi y^ng ekspansif (baik y"ttg kit a bayangkan melalui kebijaksanaanfiskal, moneter mauPun kebiiaksanaanl{nn_y1). Fr" iarang memikirkan bahwa masyarakat (pengusaha dan individu) -akan diri "secara cepat;' terhadap kottttaksi yang leriadi dlllT *.oyirtaikan p.t.kottomian. Pada beberapa kasus, kebijlksanaan ekspansif iustru tidak o Lihat : Branson, Villiam H. MacroeconomicsTheory and Policy (1979). 10 l" I I I I t I I I I I I I I I I T I I I mencapaisasaranyang diinginkan. Bahkan kadangkalaberakhir _dengan kondisi yang lebitr buruk. Dalam kaitan ini,-pengelolaekonomi dituntut untuk dapaimembedakansifat Pasaryeng dihadapinya' pada Kedua,perludicatatbahwaekspektasirasionaltidak saiaterbatas perilaku masyarakatdalammengantisipasiperubahan yar'gterjadi di sektor iirk"l dan moneter saja.Perilaku ekspektasirasional dapat terjadi di semua sektor ekonomi. Dalam sektor produksi dan perdag^ngar^misalnya, tidak semua negara y^ng melakukan libeidisasi dap-at membawa yTng lebih baik. Tidak sedikit diantara mereka perekonomiinnya (e "i"h y"rg harus *"tt"ttggung idiuit*ent costyang sangatbesar baik dari sisi ekonomi maupun politik. Sekalilagi, kunci liberalisasiterletak gadab,lgaima-nasifat pasardan parupelaku ek6nomi dalam mengantisipasiliberalisasi.I{alau semuapafa-r f.r;"Ltr secarasempurnadan ekJpe\tasi*asy"rakat adalah rasional, tidak kebiiaksanaan untuk _memPerlambat atau ada alasan bagi f.t.rotr" mempercepatiibeialisasi. Percepatan,,di _satu pih3k,- {apat - mendorong meningk^iny^ adiustment ,oti. Perlambatan, di -lain gih3k' .dapat pindah dari.industri yang penggfhl *.rrgr"r"ngi rangt"ttgttt bagi -diperkirakan -yatrg 9n1uk memPunyai keunggulan tidali efisien t J ini"stri ilb-p"t"tif. Namun apabila ^i^ p+T- y^ng- tidak ,semPurna dan/ztau ekspekt"si.masyarakatbersifat adapiif (daiarn.hal ini bistorical backgrottd bersifat dominan), Iiberalisasibukanlair kebijaksanaanIang terbaik- The dahulu untuk kemudian 1;ii iru policy adalahmembenahidistorsi terlebih 'U.i g.r"liL e ai ahindustri y angmempunyaikeunggulan komparatif . ApabiIa ini tia"t mun-gkin1per€ncanakebiiaksanaandapat tbe"first best poliq'long run optimal-latb-poliq.- Tergantung dari ienis iari *."yi-p"ng distrosi,^petiyimp"tg"i dapat diatasi dengin gradualismatau ooershooting policy.s Ketiga, dari sisi akademisperlu dilakukan penyemPurlaan terhadap materi-m"i.ii yarrg diberikan dalam pengaiaran ekonomi' Ini P":lY egar e"konomidibahassec"ra menyeluruh dan tidak hanya masalah-masalah dibahasdari satusisisaia(misalnyadari sisipermintaanagregat).Di negara' negarayang sudah *"1o seperti di AS, universitas-universitasyanq baik umumnya mengaiarken p.tttikit"n Keynes (beserta pembaharunya) dan p.t"if.iii" klasik'(beserta pembaharunya)d.ttg"tt,tidak berat sebelah' 5 Kontribusi teori ekspektasirasional dalam kebiiaksanaanliberalisasisektor sedikitreferensidi bidang ini' Baca: industri dan perdagangansangat_menarik..sangat MichaelMusla: GJvet-ttmentPolicy and the Adiustment Process(1982). 11 llf t I I I t I I I I I Dengan demikian, pemahamanterhadap ekonomi secaramenyeluruh dan kaitan antaraekonomi mikro dan ekonomi makro menjadi semakinmatang. Daftar Pustaka : 3. Barro, Robert J dan David B. Gordon. A Positiae Tbeory of Monetary Policy in ct Nanral Rate Model, Chicago: Journal of Political Economy, 1983;Vol. 93, No. 4. Theory and Policy, New York: Branson, S/illiam H. Mac-roeconomic Harper and Row, 7978. Kennedy, Peter. A Guide to Econometrics,Cambridge: the MIT Press, 4. 198s. and Lucas,RobertE,Jr danThornasJ. Sargent.RationalExpectation 1. 2. 5. t I I I I t T t T 72 Econom etri c Pr actice, Minneapol is: the University of Minnes ota Press, 1988. Mussa,Michael. GozternmentPoliclt andthe Adjustment Processdalam Import Competition and Response. National Bureau of Economic Research,1982.