BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Earphone adalah suatu

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Earphone adalah suatu alat yang dapat merubah energi listrik
menjadi gelombang suara. Gaya hidup di kalangan masyarakat terutama anak
remaja sekarang ini sering berkaitan dengan earphone seperti mendengarkan
musik ataupun menelepon. Bagi kalangan remaja keuntungan dari penggunaan
earphone ketika mendengarkan musik, mereka bisa mendengarkan musik
dimana saja dan kapan saja dengan dentuman yang dihasilkan lebih jelas
dibandingkan dengan medium speaker pada elektronik yang biasanya digunakan
pada perangkat handphone dan keuntungan penggunaan earphone yaitu dapat
mengatur tingkat kekerasan pada volumenya tanpa mengganggu kegiatan orang
lain. Keuntungan lain menggunakan earphone ketika sedang menelepon secara
pribadi dengan orang lain, meraka tidak harus bersusah payah mengangkat
telepon dengan menahan handphone dan untuk membatasi ruang privasi
tersendiri ketika menelepon menggunakan earphone tanpa didengar oleh orang
lain disekitarnya. Paparan musik dengan earphone dapat mengurangi ambang
pendengaran, terutama jika dilakukan dengan volume keras dalam jangka waktu
lama. Untuk mengurangi efek samping gangguan pendengaran yaitu dengan
menggunakan headphone yang besar sehingga suara lebih terdistribusi dan lebih
menutup suara bising dari luar dibanding earphone yang kecil. Tipe earphone
yang kecil mempunyai speaker kecil dengan volume besar yang diletakkan di
lubang telinga sudah pasti memberikan efek lebih besar pada pendengaran
dibandingkan dengan headphone yang hanya ditempel pada telinga luar.
Menurut ( Bashiruddin et al, 2012 ) Suara diukur dalam satuan yang disebut
desibel (Db). Paparan suara kurang dari 75 Db tidak menyebabkan gangguan
pendengaran walaupun dalam jangka waktu yang lama, tetapi paparan suara 85
dB atau lebih dapat mengakibatkan kerusakan reseptor pendengaran korti di
telinga dalam. Hilangnya pendengaran dini padat bersifat sementara, tetapi
1
2
dapat bersifat permanen dengan meningkatkan paparan terhadap kebisingan
(Mosby, 2003).
Noise induced hearing loss atau gangguan pendengaran akibat bising
merupakan suatu gangguan pendengaran yang disebabkan karena terkena bising
yang cukup keras dalam jangka waktu yang lama ( Bashiruddin et al, 2012 ).
Dalam kehidupan sehari-hari biasanya setiap hari kita jumpai suara seperti suara
radio, televisi, dan lalu lintas. Suara tersebut berada pada tingkat aman dan tidak
mengganggu pendengaran (Rahadian et al,2010 ).
Berdasarkan data World Health Organization (WHO, 2015) menjelaskan
bahwa penggunaan earphone terbanyak didominasi oleh remaja, yang
merupakan separuh dari jumlah populasi usia 12-35 tahun yang tinggal didaerah
perkotaan. World Health Organization memperkirakan pada tahun 1995
terdapat 120 juta penderita gangguan pendengaran di seluruh dunia dan jumlah
tersebut mengalami peningkatan pada tahun 2001 menjadi 250 juta orang,
peningkatan itu cukup tinggi. Pada tahun tersebut 222 juta diantaranya penderita
dewasa sedangkan 28 juta yaitu penderita anak-anak berusia dibawah 15 tahun.
Dari jumlah tersebut diperkirakan 2/3 diantaranya berada di negara berkembang
(Suwento R, 2007).
Menurut (Kemenkes RI, 2006) Empat Negara Asia Tenggara yang memiliki
prevalensi ketulian yang cukup tinggi adalah Sri Lanka (8,8%), Myanmar
(8,4%), India (6,3%) termasuk Indonesia yaitu (4,6%). Berdasarkan hasil Survei
Nasional Kesehatan Indera Penglihatan dan Pendengaran di 7 provinsi tahun
1993-1996, prevalensi ketulian
0,4% dan gangguan pendengaran 16,8%.
Penyebabnya adalah infeksi telinga tengah (3,1%) presbikusis (2,6%), tuli
akibat obat ototoksik (0,3%), tuli sejak lahir/kongenital (0,1%) dan tuli akibat
pemaparan bising.
Data dari BKIM kota Semarang pada bulan November 2007 yang dilakukan
pada anak-anak usia sekolah dasar, dari jumlah siswa 467 kelas 1 yang diperiksa
telinganya ditemukan sebanyak 29,55% siswa mengalami gangguan
3
pendengaran yang diakibatkan oleh serumen obsturan, otitis media kronik
supuratif sebanyak 1,28% dan sensory neural hearing loss (SNHL) unilateral
sebanyak 0,21%.
Earphone tidak selamanya memberikan keuntungan positif, dalam jangka
panjang penggunaan earphone memiliki dampak negatif. Menurut Dr. Erwin,
Sp. THT yang merupakan salah satu dokter spesialis THT yang praktek di klinik
yang beralamat di Jl. Tentara Pelajar 88 A Mrican Semarang, bahwa
penggunaan earphone sebetulnya diperbolehkan, akan tetapi tidak berlebihan.
Penggunaan earphone terlalu lama akan menimbulkan dampak kecil seperti
panas dan sakit akibat bakteri, penggunaan tidak lama tetapi secara continue
setiap hari yang timbul dari penggunaan earphone secara berlebihan ialah
menurun kualitas pendengaran, dalam jangka panjang menggunakan earphone
yang berlebihan dapat merusak pendengaran secara permanen, mempengaruhi
kinerja otak dan dapat mengakibatkan ketulian. Menurut ( Suma’mur : 2009)
Pengaruh utama kebisingan yaitu kerusakan indera pendengaran yang dapat
menyebabkan gangguan pendengaran mulai dari ketulian sementara maupun
ketulian permanen yang bergantung pada intensitas, lama waktu dan kepekaan
individu terhadap kebisingan tersebut.
Menurut Dra. Sri Dewi S (2012), terlalu sering dan memaksa pemakaian
earphone
menyebabkan
penurunan
fungsi
pendengaran
seperti
tuli.
Penggunaan earphone apabila diatur terlalu keras untuk melawan suara dari luar
yang biasa digunakan ketika dalam keadaan ramai atau bising, dan itu sangat
memiliki resiko yang cukup tinggi. Gangguan telinga atau ketulian mulai
menyerang manusia semakin dini, pada awalnya kondisi telinga ketika sering
menggunakan earphone tidak terasa, akan tetapi ketika menyabut earphone dari
telinga akan terasa panas dan berdengung. Gangguan tersebut karena kelelahan
rumah siput atau coclea yang mempunyai peran penting dalam proses
pendengaran manusia. Gangguan kelelahan rumah siput atau coclea secara
terus-menerus jika tidak segera ditangani akan menyebabkan gangguan
pendengaran menetap.
4
Mengutip dari berita yang ada di Liputan6.com (2017) menjelaskan bahwa
tidak
sedikit
individu
yang
memilih
menggunakan
earphone
saat
mendengarkan musik atau menerima panggilan telepon saat berkemudi.
Namun, akibat penggunaan earphone yang lebih dari satu jam dapat
membahayakan pendengaran. Sebuah penelitian telah membuktikan bahwa
menggunakan earphone lebih dari satu jam pada tingkat volume atau suara yang
lebih dari 60 persen akan berkemungkinan tinggi menderita gangguan
pendengaran (Boldsky, 2017).
Seperti yang dialami Anissa Cahya Agatha, salah satu mahasiswi dkv
Universitas Dian Nuswantoro Semarang. Sebelum terkena dampak hampir
setiap hari menggunakan earphone, hampir dalam sehari 4 kali penggunaan,
setelah terlalu sering dia memakai earphone, telinga sebelah kiri bagian
gendang telinga muncul benjolan kecil seperti jerawat pada wajah. Kemudian
dia memeriksakan telinga di dokter spesialis THT di Rs.Kariadi. Lalu dokter
menganjurkan untuk tidak menggunakan earphone lebih dari 15 menit, tidak
boleh mengonsumsi minuman yang terlalu dingin dan panas karena dapat
memicu benjolan muncul lagi dan pecah. Apabila benjolan tersebut sampai
pecah, akan mengakibatkan fungsi pendengaran menurun dan fatalnya menjadi
tuli. Setelah mengalami dampak dari penggunaan earphone yang berlebihan,
sekarang Anissa merasa takut dan tidak berani lagi memakai earphone
walaupun hanya sebentar.
Menurut data yang didapat dari Dinas Kesehatan Kota Semarang, kasus
gangguan pendengaran pada tahun 2013 sebanyak 711 pasien, pada tahun 2014
mengalami penurunan menjadi 421 pasien, akan tetapi pada tahun 2015
mengalami peningkatan yang cukup tinggi sebesar 1.192 pasien. Berdasarkan
data keadaan morbiditas pasien Rawat Inap Rumah Sakit se-Kota Semarang
pada tahun 2014 sebanyak 992 pasien dengan jumlah pasien meninggal
sebanyak 4 jiwa, pada tahun 2015 sebanyak 995 pasien dengan dengan pasien
meninggal sebanyak 2 jiwa dan pada tahun 2016 sebanyak 233 pasien dengan
jumlah pasien meninggal sebanyak 1 jiwa.
5
Hasil kuisioner yang dilakukan oleh penulis terhadap 50 responden dengan
target berusia sekitar 16-25 tahun yang bertempat tinggal di Kota Semarang
dihasilkan data kualitatif yaitu target audience sering menggunakan earphone
dengan waktu lebih dari 60 menit terbanyak dan mengalami gangguan pada
telinga luar/dalam lebih banyak daripada yang tidak mengalami gangguan,
selain itu sistem pendengaran masyarakat banyak yang berkurang setelah
menggunakan earphone dengan tingkat volume maksimal.
Dari paparan di atas diketahui bahwa sudah banyak masyarakat yang
mengalami dampak buruk akibat penggunaan earphone yang tidak sesuai
dengan prosedur pemakaian yang benar, Dalam hal ini penulis sebagai Desainer
Komunikasi Visual bekerja sama dengan Dinas Kota Semarang membuat Iklan
Layanan Masyarakat untuk mencegah bahaya penggunaan earphone secara
berlebihan terhadap kesehatan telinga, agar dapat memberikan informasi
kepada masyarakat khususnya kalangan remaja mengenai dampak negatif yang
ditimbulkan dari earphone ketika menggunakan secara berlebihan dan
menghimbau pengguna aktif menjadi lebih perduli serta mulai mengurangi
penggunaan earphone untuk kesehatan telinga.
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana cara mencegah Bahaya Penggunaan Earphone Secara Berlebihan
Terhadap Kesehatan Telinga ?
b. Bagaimana merancang konsep untuk mencegah Bahaya Penggunaan
Earphone Secara Berlebihan Terhadap Kesehatan Telinga ?
c. Bagaimana merancang media yang tepat untuk mencegah Bahaya
Penggunaan Earphone Secara Berlebihan Terhadap Kesehatan Telinga ?
1.3 Tujuan Perancangan
a. Membuat perancangan Iklan Layanan Masyarakat mengenai Bahaya
Penggunaan Earphone Secara Berlebihan Terhadap Kesehatan Telinga.
b. Membuat konsep Iklan Layanan Masyarakat mengenai Bahaya Penggunaan
Earphone Secara Berlebihan Terhadap Kesehatan Telinga.
6
c. Membuat media untuk menerapkan Iklan Layanan Masyarakat mengenai
Bahaya Penggunaan Earphone Secara Berlebihan Terhadap Kesehatan
Telinga.
1.4 Manfaat perancangan
1.4.1 Bagi penulis
Penulis mampu mempelajari dan meneliti tahapan dalam membuat
suatu laporan serta dapat membuat rancangan iklan layanan masyarakat
yang baik dan benar sesuai dengan permasalahan yang ada di masyarakat.
1.4.2 Bagi klien
Mempermudah dalam bersosialisasi karena memiliki media
sosialisasi yang lebih inovatif sehingga diharapkan dapat menyadarkan
masyarakat terhadap dampak buruk yang terjadi dari penggunaan earphone
yang berlebihan terhadap kesehatan telinga.
1.4.3 Bagi masyarakat
Memberikan informasi yang bisa diterima oleh masyarakat sehingga
menambah pengetahuan tentang bahaya penggunaan earphone yang
berlebihan terhadap kesehatan telinga.
1.5 Batasan Masalah
Perancangan iklan layanan masyarakat hanya dibatasi untuk memberikan
informasi terhadap warga kota Semarang khususnya kalangan remaja
mengenai bahaya penggunaan earphone secara berlebihan terhadap kesehatan
telinga.
1.6 Metode dan Sistematika Perancangan
1.6.1 Metodologi Penelitian
Untuk mencapai tujuan perancangan Tugas Akhir ini yang sesuai
dan dikehendaki, penulis menggunakan pendekatan metode kualitatif
karena perancangan ini menekankan pada pengaruh penggunaan
earphone yang berlebihan dan kesehatan telinga. Sehingga penulis
7
mendapatkan hubungan makna antara pengguna earphone dengan
dampak yang ditimbulkan bagi kesehatan telinga. Melalui metode
kualitatif ini dapat menjawab masalah mengenai dampak pengunaan
earphone secara berlebihan bagi kesehatan telinga, yang terdapat pada
rumusan masalah. Untuk mendapatkan data, penulis menggunakan
metode berupa wawancara kepada pakar spesialis kesehatan telinga,
kepustakaan untuk mencari informasi melalui buku, dan pencarian secara
online untuk mendapakan jurnal dan dokumen lain yang berkaitan
dengan permasalahan. Data yang diambil akan diidentifikasikan
menggunakan analisis data 5W+1H untuk menemukan jawaban dari
permasalahan dalam perancangan ini.
1.6.2 Metodologi Pengumpulan Data
Metodologi pengumpulan data merupakan faktor terpenting dalam
keberhasilan perancangan. Jenis data yang dikumpulkan yaitu data
primer dan data sekunder.
1. Data Primer
Data Primer merupakan data yang di dapat secara langsung dari
lapangan dan akan dikumpulkan lalu diolah oleh peneliti berupa teks
hasil wawancara yang diperoleh melalui wawancara dengan
narasumber.
Dibawah ini merupakan metode yang digunakan :
a. Wawancara
Adapun informasi yang hendak diungkap penulis melalui
metode wawancara
dalam
perancangan ini yaitu melakukan
wawancara terhadap korban yang pernah terkena dampak
penggunaan earphone dan dokter spesialis THT yaitu Dr. Erwin,
Sp.THT di klinik untuk mendapatkan informasi yang lengkap
sehubungan dengan penggunaan earphone yang berlebihan
terutama dampak yang terjadi apabila digunakan dalam jangka
panjang.
8
b. Kuisioner
Kuisioner dilakukan untuk mencari realita yang terjadi di
lapangan, yaitu pada masyarakat khususnya kalangan remaja.
Kuisioner ini berisikan beberapa pertanyaan terkait judul
perancangan, yang nantinya akan mengetahui seberapa sering nya
masyarakat menggunakan earphone. Kuisioner akan dibagikan
kepada masyarakat khususnya kalangan remaja yang berada di
Kota Semarang lalu disebarkan dilingkungan Universitas dan
sekitarnya untuk mendapatkan jawaban mengenai pertanyaan
seputar earphone.
2. Data Sekunder
Data Sekunder merupakan data yang di dapat secara tidak langsung
atau sudah tersedia. Data tersebut diperoleh dengan cara melihat,
membaca dan mendengarkan.
Dibawah ini merupakan metode yang digunakan :
a. Kepustakaan
Penulis mencari informasi dan data melalui buku, jurnal
dan dokumen tentang earphone. Pengumpulan data dari Dinas
Kesehatan Kota Semarang berupa jumlah penderita penyakit
gangguan telinga pada tahun 2015.
b. Pencarian secara online
Selain
mencari
dan
mengumpulkan
data
melalui
kepustakaan, penulis juga menambah sumber informasi melalui
internet dengan mencari data serta jurnal seputar judul yang terkait
untuk menunjang permasalahan yang ada.
1.6.3 Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan adalah metode 5W+1H
(what, who, where, when, why, how) yang merupakan metode penelitian
umum yang dan sering digunakan untuk mengetahui lebih dalam dari
permasalahan agar dapat membantu pemecahan masalah.
9
Analisis 5W+1H dari sudut pandang permasalahan dapat ditarik
kapankah permasalahan ini muncul. Siapa saja yang terlibat masalah
kesadaran bahaya penggunaan earphone. Dimana masalah ini terjadi.
Mengapa permasalahan ini dapat terjadi. Apa penyebab permasalahan ini
dan bagaimana menanggulanginya.
10
1.6.4 Bagan Alur Penelitian
Perancangan Iklan Layanan Masyarakat tentang Sosialisasi Bahaya
Penggunaan Earphone Secara Berlebihan Terhadap Kesehatan Telinga.
Latarbelakang Adanya Bahaya Penggunaan Earphone
Secara Berlebihan
Rumusan Masalah
Rumusan Masalah
Tujuan Perancangan
Bagaimana merancang ILM
mengenai bahaya penggunaan
earphone secara berlebihan
terhadap kesehatan telinga?
Tujuan Perancangan
Membuat ILM mengenai
bahaya penggunaan Earphone
Secara Berlebihan Terhadap
Kesehatan Telinga
Metode Penelitian
Pengumpulan Data
Data Permasalahan
Data Audiens
Data Klien
Segmentasi Audiens
Analisis 5w+1h
Konsep
Strategi Desain
Final Desain
Bagan 1.1 Bagan alur penelitian
Sumber : Wahyu Setyorini
11
1.7 Tinjauan Teori
1.7.1 Tinjauan pustaka yang dikaji
a. Earphone
Menurut (Hadinoto, 2014) earphone merupakan suatu alat yang
dapat mengubah energi listrik menjadi gelombang suara. Digunakan
untuk mendengarkan suara dan juga berbicara dengan perangkat
komunikasi atau komputer. Meningkatnya teknologi audio visual dan
telekomunikasi saat ini, penggunaan earphone untuk mendengarkan
musik dari telepon genggam dan perangkat audio lain menjadi
meningkat. Hal ini dapat menimbulkan bising yang jika di dengar secara
terus-menerus dapat mengganggu fungsi pendengaran (Laoh, 2015).
Earphone adalah gabungan antara headphone dan mikrofon. Alat
ini biasanya digunakan untuk mendengarkan suara dan berbicara dengan
perangkat komunikasi atau komputer. Teknologi headset sudah
merambah ke dunia komunikasi, khususnya teknologi telepon selular.
Earphone bekerja berdasarkan pada prinsip elektromagnetik.
Suatu arus yang berubah-ubah akan menimbulkan kuat-medan magnet
yang berubah-ubah pada kumparan dalam (internal). Medan magnet
yang berubah-ubah tersebut menarik dan melepaskan sebuah diafragma
tersebut menimbulkan gelombang udara yang merupakan bunyi bagi
telinga manusia. (Robert.1992)
b. Kesehatan telinga
1. Indera pendengar ( telinga)
Telinga merupakan organ sensorik yang sangat sensitif menerima
dan mengubah suara, antara 16 dan 2000 siklus/detik, menjadi impuls
saraf yang di interpretasi dipusat auditori otak. Organ pendengaran
dibagi menjadi bagian yaitu telinga luar yang fungsi nya menangkap
gelombang suara, Telinga tengah yang menjadi tempat gelombang
suara diubah oleh ketiga tulang pendengaran kecil menjadi getaran
mekanik, lalu diteruskan ke cairan dari telinga dalam. Gerak cairan
12
bekerja menggetarkan membran tipis yang ditangkap oleh sel epitel
khusus melalui ujung-ujung terkait dari nervusauditorius. Selain
organ untuk persepsi dan menganalisis suara, telinga dalam juga
mengandung organ vestibular yang membangkitkan implus saraf
yang berfungsi memepertahankan keseimbangan badan. (Hartanto,
Herawati, 1994:35).
Bagian-bagian telinga meliputi :
a. Telinga Luar meliputi daun telinga, saluran telinga luar dan
gendang telinga.
b. Telinga Tengah meliputi tulang martil dan tulang sanggurdi
c. Telinga Dalam
meliputi coclea ( organ pendengaran, kanalis
semisirkuler ( organ keseimbangan
2. Gangguan dan penyakit pada telinga :
a. Telinga tersumbat ( budek ) disebabkan oleh adanya serumen atau
kotoran pada telinga, proses masuknya benda asing kedalam
telinga, saat kita sedang naik kendaraan,saluran udara yang
menyambung telinga dan faring tersumbat sehingga menjadi tuli
sementara, dan factor usia.
b. Tuli konduksi disebabkan oleh adanya gangguan pada alat-alat
telinga yang menghantar bunyi.
c. Telinga berdengung disebabkan oleh ginjal sedang melakukan
penyeimbangan karena mengalami kelelahan memproses racun
yang terlalu banyak.
d. Tuli syaraf disebabkan oleh gangguan pada syaraf pendengaran
sehingga otak bingung mengartikan bunyi yang didengar.
e. Congekan disebabkan oleh suatu tindakan penanganan kebersihan
telinga yang tidak baik.
f. Barotitits media disebabkan oleh adanya perubahan suatu tekanan
udara ditelinga bagian luar dan telinga bagian tengah yang
dipisahkan oleh gendang telinga.
13
g. Otitis media akut merupakan penyakit yang menyebabkan
peradangan pada gendang telinga.
3. Cara untuk merawat dan menjaga kesehatan telinga :
a. Melakukan pemeriksaan secara rutin kepada dokter Tht
b. Bersihkan telinga dengan hati-hati dan jangan terlalu dalam karena
jika kotoran pada telinga habis, saluran telinga akan menjadi kering
dan kesehatan telingan menjadi kurang terjaga.
c. Bersihkan telinga cukup seminggu sekali karena jika terlalu sering
tidak baik.
d. Menjaga telinga dari paparan suara yang keras dan nyaring.
e. Jika sedang berkendara dan selalu mabuk kendaraan banyakbanyak berhenti untuk beristirahat.
f. Ketika sedang sakit pilek berusaha untuk tidak mengeluarkan ingus
dan menyedot-nyedot hidung terlalu keras karena dapat
menyebabkan infeksi dari hidung dan menyebar ke telinga.
g. Biasakan untuk mengunyah dengan baik dan benar.
1.7.2 Tinjauan pustaka terkait dengan Iklan
Menurut (Kotler,2006) iklan merupakan segala bentuk penyajian
dalam non personal dan promosi ide, barang maupun jasa oleh suatu sponsor
tertentu.
Menurut ( Kasali,2007) iklan merupakan segala bentuk yang
mempunyai pesan tentang suatu produk atau tujuan yang akan disampaikan
melalui sebuah media dan ditujukan kepada masyarakat.
Menurut (Liliweri, 1997) jenis-jenis iklan sebagai berikut :
a. Iklan Tanggung jawab Sosial
Iklan tanggung jawab sosial merupakan iklan yang bertujuan
untuk menyebarkan pesan yang bersifat informatif serta
penerapan pendidikan agar membentuk sikap masyarakat dapat
bertanggung jawab pada masalah social.
b. Iklan Bantahan
14
Iklan bertahan merupakan iklan yang dibuat melalui media
massa untuk bantahan dan memperbaiki suatu citra produk
tertentu yang namanya sudah tercemar di lingkungan
masyarakat.
c. Iklan Keluarga
Iklan keluarga merupakan iklan yang menyampaikan pesan
berupa memberitahukan tentang terjadinya peristiwa yang
berhubungan tentang kekeluargaan kepada keluarga lain seperti
iklan pernikahan.
Menurut (Nuradi,1996) iklan layanan masyarakat merupakan suatu
jenis periklanan yang dilakukan oleh pemerintah atau lembaga, suatu
organisasi komersial maupun non komersial guna untuk mencapai sebuah
tujuan sosial, terutama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Menurut (Tinarbuko,2008) tujuan Iklan Layanan Masyarakat adalah
untuk membangkitkan kesadaran masyarakat agar mampu mengubah pola
pikir atau mempersuasi target audience untuk bertindak sesuai dengan
pesan sosial yang telah disampaikan.
Menurut (Kasali,1992) mafaat iklan layanan masyarakat diuraikan
sebagai berikut :
a. Di negara-negara bergerak maju, iklan layanan masyarakat mempunyai
mafaat untuk memperbaiki persoalan-persoalan yang menyangkut
kebiasaan masyarakat.
b. Iklan layanan masyarakat adalah bagian dari kampanye sosial
marketing yang bertujuan menjual gagasan atau sebuah ide untuk
kepentingan masyarakat.
Menurut (Kasali,1992) kriteria iklan layanan masyarakat yang baik
sebagai berikut :
a. Tidak bersifat keagamaan
b. Tidak bersifat komersil
15
c. Tidak bersifat politis
d. Berwawasan nasional
e. Diajukan oleh organisasi yang telah diterima
f. Ditujukan kepada semua lapisan masyarakat
g. Mempunyai dampak dan kepentingan tinggi, sehingga mampu
memperoleh dukungan media local maupun nasional
h. Dapat memberikan informasi
Teori tentang kriteria iklan layanan msyarakat diberikan agar dapat
mengetahui dan memahami kriteria dan memberi manfaat serta diterima
dengan baik oleh masyarakat.
1.7.3 Tinjauan Desain Komunikasi Visual
Menurut (Suyanto,2004) desain komunikasi visual merupakan
penerapan dari sebuah konsep atau ide yang dikomunikasikan melalui
visual desain untuk disampaikan kepada khalayak.
Menurut (Safanayong, 2006) desain komunikasi visual
merupakan suatu disiplin ilmu yang tidak hanya mengenalkan
eksplorasi visual, tetapi juga mencakup unsur-unsur budaya, sosial,
filosofi, teknik dan bisnis. DKV adalah suatu kegiatan pemecahan
masalah dengan menggunakan metode kreatifitas dan evaluasi.
1. Unsur-unsur Desain
a. Titik
Titik adalah unsur yang utama dalam pembuatan desain dan
berbentuk lebih kecil dari unsur-unsur desain lainnya, namun
titik dapat menciptakan suatu rupa yang tidak dapat diciptakan
oleh unsur lainnya. Pada dasarnya unsur titik dapat
menghasilkan sebuah gambar yang indah.
16
Gambar 1.1 Contoh Titik
Sumber : wisnujadmika.wordpress.com
b. Garis
Garis adalah bentuk yang berukuran kecil tetapi memanjang.
Garis mempunyai kesederhanaan yang menghasilkan variasi
kesan, garis lurus berkesan kaku, garis lengkung berkesan
lembut dan garis zig-zag berkesan dinamis.
Gambar 1.2 Contoh Garis
Sumber : wisnujadmika.wordpress.com
c. Bentuk
Bentuk adalah wujud rupa, bangun atau gambaran tentang apa
saja yang ada di alam termasuk karya seni atau desain yang
dapat disederhanakan menjadi titik, garis dan bidang. Macammacam bentuk dibedakan menjadi 2 golongan yaitu :
17
1. Bentuk
beraturan
(Geometris)
yaitu
obyek
yang
mempunyai bentuk beraturan, seperti : Kubistik, Silindris
dan Bola.
2. Bentuk tak beraturan (Non Geometris) yaitu obyek yang
mempunyai bentuk tidak beraturan bukan kubistik,
silindris dan bola.
Gambar 1.3 Contoh Bentuk
Sumber : pendidikansenivisual.wordpress.com
b. Ruang
Ruang adalah dua dinding yang membentuk sebuah ruang,
bidang gambar dapat disebut ruang gambar. Unsur rupa yang
mesti ada karena ruang merupakan bentuk-bentuk berada dan
setiap bentuk pasti menempati ruang.
Gambar 1.4 Contoh Bentuk
Sumber : pendidikansenivisual.wordpress.com
18
2. Tipografi
Tipografi adalah segala sesuatu dalm ilmu disiplin yang
berkenaan dengan huruf. Dimana suatu huruf yang memiliki makna
ganda, huruf dapat menjadi sesuatu yang dapat dilihat seperti bentuk,
rupa huruf dan dapat menjadi sesuatu yang dapa dibaca
(Rustan,2010).
Dalam penyampaian pesan dalam sebuah iklan harus terlihat
jelas pada tulisan. Jenis huruf yang digunakan pada sebuah iklan
adalah sebagai berikut :
a. Serif
Serif
merupakan keluarga font serif lahir sekitar abab 11
memiliki ciri-ciri sirip dibagian ujungnya dan sangat populer
dikalangan masyarakat karena font ini biasa digunakan untuk
hardcopy atau hasil cetak media offline seperti buku, koran,
majalah. Huruf serif menimbulkan kesan klasik dan anggun.
Jenis huruf serif misalnya Times New Roman, Garamond.
Times New Roman
Garamond
Gambar 1.5 Huruf Serif
Sumber : teoridesain.com
b. Sans Serif
Sans Serif merupakan font yang memiliki bentuk mirip dengan
font serif dan yang membedakannya adalah jenis font ini tidak
memiliki sirip, pada dasarnya kata “sans” berarti tanpa. Font ini
digunakan untuk media online seperti facebook, twitter, google
karena memiliki tampilan yang nyaman dan dapat dilihat
dengan jelas. Jenis huruf sans serif misalnya Arial, Century
Gothic.
19
Century Gothic
Arial
Gambar 1.6 Huruf Sans Serif
Sumber : teoridesain.com
c. Script
Script adalah jenis font yang digunakan untuk desain yang
berhubungan dengan kemewahan, seperti undangan pernikahan,
ucapan se lamat. Font script disebut juga Handwritting font
atau font tulisan tangan karena bentuknya menyerupai goresan
tangan. Jenis huruf script misalnya French Script, John Handy.
French Script
Gambar 1.7 Huruf Script
Sumber : teoridesain.com
d. Decorative
Decorative adalah jenis huruf dari perkembangan huruf yang
sudah ada. Font ini biasanya diterapkan pada judul karena
memiliki bentuk unik, ornamental dan dapat menyimbolkan
sesuatu. Jenis huruf decorative misalnya Jokerman, Magneto.
Magneto
Jokerman
Gambar 1.8 Huruf Decorative
Sumber : teoridesain.com
20
Menurut (Triad, 2010) Prinsip-prinsip tipografi yang digunakan
dalam iklan diantaranya sebagai berikut :
a. Legibility
Merupakan kualitas pada sebuah huruf agar dapat dibaca
dengan jelas.
b. Readibility
Merupakan penggunaan huruf dengan memperhatikan huruf
satu denga huruf yang lain.
c. Visibility
Merupakan kemampuan huruf, kata, kalimat yang berada
dalam suatu rangkaian karya.
d. Clarity
Merupakan kemampuan huruf dalam sebuah desain agar
dapat dibaca.
3. Warna
Warna adalah suatu efek sebuah warna dalam komposisinya
akan ditentukan oleh situasi karena warna selalu Nampak dalam
hubungan lingkungan (Pujiriyanto,2005).
Warna adalah elemen yang terpenting dalam sebuah konsep
desain. Warna merupakan hal pertama yang dilihat saat orang
melihat sebuah desain, warna mempunyai kesan dan kesan tertentu
(Nugroho,2014).
Teori Warna Brewster :
Teori Brewster pertama kali ditemukan pada tahun 1831 yang
berisi tentang menyederhanakan warna-warna yang ada di alam
menjadi empat klasifikasi warna yaitu warna primer, warna
sekunder, warna tersier dan netral.
21
Gambar 1.9 Lingkaran Warna Brewster
Sumber : Wikipedia.com
a. Warna primer adalah warna yang tidak tercampur
dengan warna-warna lainnya seperti merah, biru dan
kuning (Swasty,2010).
b. Warna sekunder adalah warna yang telah tercampur
oleh dua warna primer dengan perbandingan 1:1.
Warna yang dihasilkan seperti jingga (merah dengan
kuning), hijau (biru dengan kuning), dan ungu (merah
dengan biru).
c. Warna tersier adalah campuran salah satu warna
sekunder dengan primer seperti merah dan ungu
menjadi merah ungu, ungu dan biru menjadi ungu biru,
hijau dan kuning menjadi hijau kuning (Swasty,2010).
d. Warna netral adalah campuran warna dari warna
primer, sekunder adan tersier dengan perbandingan
1:1:1 (Swasty,2010).
4. Tata Letak Perwajahan (Layout)
Menurut (Rustan,2008) Layout adalah tidak sebatas menata
letak suatu material pada suatu halaman namun cara menyatukan
dan menyelaraskan sebuah ruang, layout dapat diartikan sebagai
mendesain.
22
Dalam iklan lini bawah, layout perlu menonjolkan
visualisasi atau ilustrasi karena elemen tersebut sangat penting dan
sering digunakan dalam iklan (Triadi,2010).
Proses pembuatan ikla cetak diperlukan elemen-elemen
untuk menyusun suatu keseragaman layout agar dapat terwujudnya
karya desain yang sempurna. Menurut (Triad,2010) elemen-elemen
layout yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :
a. Headline
Headline adalah salah satu bagian terpenting pada sebuah layout,
headline merupakan judul yang palimg utama untuk dilihat.
Penempatan headline yang tepat adalah dapat menarik perhatian
dan menahan minat untuk membaca sebuah iklan yang disajikan.
Diposisikan pada ukuran yang sangat besar dan menggunakan
permainan huruf yang menarik.
b. Sub-headline
Sub-headline adalah suatu susunan tulisan yag terdiri dari
beberapa baris yang bertujuan untuk menyampaikan pesan
secara cepat dan mempermudah pembaca untuk mengetahui isi
pesan yang disajikan.
c. Bodycopy
Bodycopy adalah tulisan yang berisi tentang inti dari sebuah
pesan yang diiklankan. Harus ditampilkan semenarik mungkin
untuk menarik pembaca agar dapat menyelesaikan bacaan inti
dari pesan.
d. Visual
Visual adalah gambaran dari isi pesan yang disampaikan berupa
gambar, ilustrasi, foto dan gabungan dari beberapa teknik visual
lainnya seperti digital painting dan digital image.
23
e. Caption
Caption adalah keterangan gambar atau ilustrasi yang
disampaikan dan
berperan penting karena dapat dianggap
sebagai bodycopy jika pesan yang disampaikan melalui
visualisasi yang sedikit penjelasannya.
f. Slogan
Slogan adalah sebuah tulisan yang isinya tentang hal-hal untuk
membangkitkan dan menyadarkan dari hal yang kurang baik
menjadi lebih baik.
g. Logo sponsor
Logo sponsor adalah sebuah identitas, symbol untuk mengenal
sponsor atau pihak yang telah mendukung perancangan iklan.
Biasanya diterapkan pada bagian bawah atau pojok kanan dan
kiri.
Menurut (Rustan, 2008) menyebutkan jenis-jenis layout
antara lain :
a. Simetri adalah suatu tata letak pada halaman yang terfokus pada
keseimbangan atau menyatu dengan sumbu vertical atau
horizontal.
b. Asimetri adalah suatu tata letak pada halaman yang tidak
seimbang antara kanan dan kiri halaman.
c. Brace adalah suatu tata letak pada halaman yang mengaitkan
elemen satu dengan yang lain.
d. Circus adalah suatu tata letak pada halaman yang informal
dengan banyak beberapa artikel.
e. Horizontal adalah suatu tata letak pada halaman yang berbentuk
memanjang ke kanan dan ke kiri.
24
Menurut ( Nathalia,2014) prinsip-prinsip layout diuraikan
sebagai berikut :
a. Squence adalah aliran perhatian dalam layout atau ukuran jarak
pandang mata seseorang ketika melihat layout. Layout yang baik
dapat mengarahkan mata ke informasi yang akan disampaikan.
b. Emphasis adalah suatu penekanan pada bagian-bagian tertentu
dalam layout. Penekanan tersebut bertujuan untuk pembaca
dapat terarahkan pada bagian terpenting.
c. Balance adalah strategi untuk mengatur keseimbangan.
Keseimbangan ada dua jenis yaitu keseimbangan simetris yang
sisi antara kanan dan kiri sama persis, sedangkan asimetris
merupakan keseimbangan yang berlawanan tidak sama atau
tidak seimbang.
d. Unity adalah suatu penciptaan kesatuan pada sebuah desain
untuk keseluruhan. Keseluruhan elemen yang digunakan harus
saling berhubungan dan disusun secara tepat agar selaras.
5. Ilustrasi
Ilustrasi adalah sebuah seni gambar yang digunakan untuk
memberikan penjelasan atas suatu maksud atau tujuan secara visual
(Supriyono,2010).
Menurut (Kusrianto,2009) ilustrasi dalah sebuah seni
gambar yang dimanfaatkan untuk memberikan suatu penjelasan atau
maksud dan tujuan secara visual. Dalam perkembangan ilustrasi
secara lebih lanjut ternyata tidak hanya berguna sebagai pendukung
cerita tetapi juga untuk menghiasi ruang kosong seperti majalah,
koran dan tabloid.
25
Menurut (Sutandur, 2007) ilustrasi mempunyai beberapa
fungsi antara lain :
a. Sebagai daya Tarik perhatian orang, agar orang yang melihat
ilustrasi tersebut dapat tertarik untuk melihat, mebaca pesan
yang disampaikan.
b. Memberikan gambaran tentang isi pesan yang akan disampaikan.
c. Memberikan tambahan pengalaman dan mengungkapkan sebuah
pengalaman
tersendiri
dengan
melihat
ilustrasi
yang
ditampilkan.
d. Ilustrasi
sebagai
pelengkap
sebuah
pesan
yang
akan
disampaikan.
Menurut (Supriyono, 2010) kriteria ilustrasi yang baik,
antara lain sebagai berikut :
a. Ilustrasi bersifat komunikatif, informatif dan mudah dipahami.
b. Ilustrasi dapat menggugah perasaan dan hasrat.
c. Ilustrasi harus mempunyai daya Tarik yang kuat.
d. Ilustrasi harus dari ide baru, original dan bukan plagiat.
e. Ilustrasi yang diciptakan mempunyai kualitas yang baik.
Menurut (Yoyok, 2008) jenis-jenis ilustrasi ada empat, yaitu
sebagai berikut :
1. Ilustrasi ilmiah adalah suatu gambar yang menunjukkan
pandangan ilmu pengetahuan dengan ilustrasi realis dan simbolis
seperti buku pelajaran dan tabloid.
2. Ilustrasi sastra adalah suatu gambar yang diterapkan pada puisi,
cerpen ataupun novel, biasanya menggunakan teknik realis dan
kartun.
3. Ilustrasi komik adalah suatu gambaran yang digunakan untuk
menceritakan kejadian atau imajinasi pada buku cerita
bergambar.
26
4. Ilustrasi promosi adalah suatu gambar yang menunjukkan
gambaran
iklan
yang
bersifat
memberi
informasi
atau
menawarkan.
Menurut (Sutandur, 2007) ada beberapa teknik yang
digunakan dalam penggambaran ilustrasi, teknik tersebut antara lain
:
a. Teknik Arsir adalah sebuah teknik dalam penggambaran ilustrasi
dengan cara menggambar garis yang menyilang atau sejajar
untuk menentukan gelap terang suatu objek.
b. Teknik Dusel adalah teknik dalam penggambaran ilustrasi
dengan cara menggambar menentukan gelap terang suatu objek
menggunakan pensil yang digoreskan dalam posisi miring.
c. Teknik Block adalah teknik dalam penggambaran ilustrasi
dengan cara menutup objek gambar dengan satu warna sehingga
hanya terlihat bentuk siluet.
d. Teknik Pointilis adalah sebuah titik untuk menggambar ilustrasi
dengan cara menentukan gelap suatu objek menggunakan pensil
atau pena dengan titik-titikan.
e. Teknik Transparan adalah sebuah teknik dalam menggambar
ilustrasi dengan menggunakan cat air yang disapu dengan kuas.
f. Teknik Plakat adalah teknik menggambar ilustrasi dengan
menggunakan cat dengan sapuan warna cat yang tebal sehingga
hasil ilustrasi berkesan pekat atau menutupi semua permukaan
media.
Download