BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Earphone adalah suatu alat yang dapat merubah energi listrik menjadi gelombang suara. Gaya hidup di kalangan masyarakat terutama anak remaja sekarang ini sering berkaitan dengan earphone seperti mendengarkan musik ataupun menelepon. Bagi kalangan remaja keuntungan dari penggunaan earphone ketika mendengarkan musik, mereka bisa mendengarkan musik dimana saja dan kapan saja dengan dentuman yang dihasilkan lebih jelas dibandingkan dengan medium speaker pada elektronik yang biasanya digunakan pada perangkat handphone dan keuntungan penggunaan earphone yaitu dapat mengatur tingkat kekerasan pada volumenya tanpa mengganggu kegiatan orang lain. Keuntungan lain menggunakan earphone ketika sedang menelepon secara pribadi dengan orang lain, meraka tidak harus bersusah payah mengangkat telepon dengan menahan handphone dan untuk membatasi ruang privasi tersendiri ketika menelepon menggunakan earphone tanpa didengar oleh orang lain disekitarnya. Paparan musik dengan earphone dapat mengurangi ambang pendengaran, terutama jika dilakukan dengan volume keras dalam jangka waktu lama. Untuk mengurangi efek samping gangguan pendengaran yaitu dengan menggunakan headphone yang besar sehingga suara lebih terdistribusi dan lebih menutup suara bising dari luar dibanding earphone yang kecil. Tipe earphone yang kecil mempunyai speaker kecil dengan volume besar yang diletakkan di lubang telinga sudah pasti memberikan efek lebih besar pada pendengaran dibandingkan dengan headphone yang hanya ditempel pada telinga luar. Menurut ( Bashiruddin et al, 2012 ) Suara diukur dalam satuan yang disebut desibel (Db). Paparan suara kurang dari 75 Db tidak menyebabkan gangguan pendengaran walaupun dalam jangka waktu yang lama, tetapi paparan suara 85 dB atau lebih dapat mengakibatkan kerusakan reseptor pendengaran korti di telinga dalam. Hilangnya pendengaran dini padat bersifat sementara, tetapi 1 2 dapat bersifat permanen dengan meningkatkan paparan terhadap kebisingan (Mosby, 2003). Noise induced hearing loss atau gangguan pendengaran akibat bising merupakan suatu gangguan pendengaran yang disebabkan karena terkena bising yang cukup keras dalam jangka waktu yang lama ( Bashiruddin et al, 2012 ). Dalam kehidupan sehari-hari biasanya setiap hari kita jumpai suara seperti suara radio, televisi, dan lalu lintas. Suara tersebut berada pada tingkat aman dan tidak mengganggu pendengaran (Rahadian et al,2010 ). Berdasarkan data World Health Organization (WHO, 2015) menjelaskan bahwa penggunaan earphone terbanyak didominasi oleh remaja, yang merupakan separuh dari jumlah populasi usia 12-35 tahun yang tinggal didaerah perkotaan. World Health Organization memperkirakan pada tahun 1995 terdapat 120 juta penderita gangguan pendengaran di seluruh dunia dan jumlah tersebut mengalami peningkatan pada tahun 2001 menjadi 250 juta orang, peningkatan itu cukup tinggi. Pada tahun tersebut 222 juta diantaranya penderita dewasa sedangkan 28 juta yaitu penderita anak-anak berusia dibawah 15 tahun. Dari jumlah tersebut diperkirakan 2/3 diantaranya berada di negara berkembang (Suwento R, 2007). Menurut (Kemenkes RI, 2006) Empat Negara Asia Tenggara yang memiliki prevalensi ketulian yang cukup tinggi adalah Sri Lanka (8,8%), Myanmar (8,4%), India (6,3%) termasuk Indonesia yaitu (4,6%). Berdasarkan hasil Survei Nasional Kesehatan Indera Penglihatan dan Pendengaran di 7 provinsi tahun 1993-1996, prevalensi ketulian 0,4% dan gangguan pendengaran 16,8%. Penyebabnya adalah infeksi telinga tengah (3,1%) presbikusis (2,6%), tuli akibat obat ototoksik (0,3%), tuli sejak lahir/kongenital (0,1%) dan tuli akibat pemaparan bising. Data dari BKIM kota Semarang pada bulan November 2007 yang dilakukan pada anak-anak usia sekolah dasar, dari jumlah siswa 467 kelas 1 yang diperiksa telinganya ditemukan sebanyak 29,55% siswa mengalami gangguan 3 pendengaran yang diakibatkan oleh serumen obsturan, otitis media kronik supuratif sebanyak 1,28% dan sensory neural hearing loss (SNHL) unilateral sebanyak 0,21%. Earphone tidak selamanya memberikan keuntungan positif, dalam jangka panjang penggunaan earphone memiliki dampak negatif. Menurut Dr. Erwin, Sp. THT yang merupakan salah satu dokter spesialis THT yang praktek di klinik yang beralamat di Jl. Tentara Pelajar 88 A Mrican Semarang, bahwa penggunaan earphone sebetulnya diperbolehkan, akan tetapi tidak berlebihan. Penggunaan earphone terlalu lama akan menimbulkan dampak kecil seperti panas dan sakit akibat bakteri, penggunaan tidak lama tetapi secara continue setiap hari yang timbul dari penggunaan earphone secara berlebihan ialah menurun kualitas pendengaran, dalam jangka panjang menggunakan earphone yang berlebihan dapat merusak pendengaran secara permanen, mempengaruhi kinerja otak dan dapat mengakibatkan ketulian. Menurut ( Suma’mur : 2009) Pengaruh utama kebisingan yaitu kerusakan indera pendengaran yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran mulai dari ketulian sementara maupun ketulian permanen yang bergantung pada intensitas, lama waktu dan kepekaan individu terhadap kebisingan tersebut. Menurut Dra. Sri Dewi S (2012), terlalu sering dan memaksa pemakaian earphone menyebabkan penurunan fungsi pendengaran seperti tuli. Penggunaan earphone apabila diatur terlalu keras untuk melawan suara dari luar yang biasa digunakan ketika dalam keadaan ramai atau bising, dan itu sangat memiliki resiko yang cukup tinggi. Gangguan telinga atau ketulian mulai menyerang manusia semakin dini, pada awalnya kondisi telinga ketika sering menggunakan earphone tidak terasa, akan tetapi ketika menyabut earphone dari telinga akan terasa panas dan berdengung. Gangguan tersebut karena kelelahan rumah siput atau coclea yang mempunyai peran penting dalam proses pendengaran manusia. Gangguan kelelahan rumah siput atau coclea secara terus-menerus jika tidak segera ditangani akan menyebabkan gangguan pendengaran menetap. 4 Mengutip dari berita yang ada di Liputan6.com (2017) menjelaskan bahwa tidak sedikit individu yang memilih menggunakan earphone saat mendengarkan musik atau menerima panggilan telepon saat berkemudi. Namun, akibat penggunaan earphone yang lebih dari satu jam dapat membahayakan pendengaran. Sebuah penelitian telah membuktikan bahwa menggunakan earphone lebih dari satu jam pada tingkat volume atau suara yang lebih dari 60 persen akan berkemungkinan tinggi menderita gangguan pendengaran (Boldsky, 2017). Seperti yang dialami Anissa Cahya Agatha, salah satu mahasiswi dkv Universitas Dian Nuswantoro Semarang. Sebelum terkena dampak hampir setiap hari menggunakan earphone, hampir dalam sehari 4 kali penggunaan, setelah terlalu sering dia memakai earphone, telinga sebelah kiri bagian gendang telinga muncul benjolan kecil seperti jerawat pada wajah. Kemudian dia memeriksakan telinga di dokter spesialis THT di Rs.Kariadi. Lalu dokter menganjurkan untuk tidak menggunakan earphone lebih dari 15 menit, tidak boleh mengonsumsi minuman yang terlalu dingin dan panas karena dapat memicu benjolan muncul lagi dan pecah. Apabila benjolan tersebut sampai pecah, akan mengakibatkan fungsi pendengaran menurun dan fatalnya menjadi tuli. Setelah mengalami dampak dari penggunaan earphone yang berlebihan, sekarang Anissa merasa takut dan tidak berani lagi memakai earphone walaupun hanya sebentar. Menurut data yang didapat dari Dinas Kesehatan Kota Semarang, kasus gangguan pendengaran pada tahun 2013 sebanyak 711 pasien, pada tahun 2014 mengalami penurunan menjadi 421 pasien, akan tetapi pada tahun 2015 mengalami peningkatan yang cukup tinggi sebesar 1.192 pasien. Berdasarkan data keadaan morbiditas pasien Rawat Inap Rumah Sakit se-Kota Semarang pada tahun 2014 sebanyak 992 pasien dengan jumlah pasien meninggal sebanyak 4 jiwa, pada tahun 2015 sebanyak 995 pasien dengan dengan pasien meninggal sebanyak 2 jiwa dan pada tahun 2016 sebanyak 233 pasien dengan jumlah pasien meninggal sebanyak 1 jiwa. 5 Hasil kuisioner yang dilakukan oleh penulis terhadap 50 responden dengan target berusia sekitar 16-25 tahun yang bertempat tinggal di Kota Semarang dihasilkan data kualitatif yaitu target audience sering menggunakan earphone dengan waktu lebih dari 60 menit terbanyak dan mengalami gangguan pada telinga luar/dalam lebih banyak daripada yang tidak mengalami gangguan, selain itu sistem pendengaran masyarakat banyak yang berkurang setelah menggunakan earphone dengan tingkat volume maksimal. Dari paparan di atas diketahui bahwa sudah banyak masyarakat yang mengalami dampak buruk akibat penggunaan earphone yang tidak sesuai dengan prosedur pemakaian yang benar, Dalam hal ini penulis sebagai Desainer Komunikasi Visual bekerja sama dengan Dinas Kota Semarang membuat Iklan Layanan Masyarakat untuk mencegah bahaya penggunaan earphone secara berlebihan terhadap kesehatan telinga, agar dapat memberikan informasi kepada masyarakat khususnya kalangan remaja mengenai dampak negatif yang ditimbulkan dari earphone ketika menggunakan secara berlebihan dan menghimbau pengguna aktif menjadi lebih perduli serta mulai mengurangi penggunaan earphone untuk kesehatan telinga. 1.2 Rumusan Masalah a. Bagaimana cara mencegah Bahaya Penggunaan Earphone Secara Berlebihan Terhadap Kesehatan Telinga ? b. Bagaimana merancang konsep untuk mencegah Bahaya Penggunaan Earphone Secara Berlebihan Terhadap Kesehatan Telinga ? c. Bagaimana merancang media yang tepat untuk mencegah Bahaya Penggunaan Earphone Secara Berlebihan Terhadap Kesehatan Telinga ? 1.3 Tujuan Perancangan a. Membuat perancangan Iklan Layanan Masyarakat mengenai Bahaya Penggunaan Earphone Secara Berlebihan Terhadap Kesehatan Telinga. b. Membuat konsep Iklan Layanan Masyarakat mengenai Bahaya Penggunaan Earphone Secara Berlebihan Terhadap Kesehatan Telinga. 6 c. Membuat media untuk menerapkan Iklan Layanan Masyarakat mengenai Bahaya Penggunaan Earphone Secara Berlebihan Terhadap Kesehatan Telinga. 1.4 Manfaat perancangan 1.4.1 Bagi penulis Penulis mampu mempelajari dan meneliti tahapan dalam membuat suatu laporan serta dapat membuat rancangan iklan layanan masyarakat yang baik dan benar sesuai dengan permasalahan yang ada di masyarakat. 1.4.2 Bagi klien Mempermudah dalam bersosialisasi karena memiliki media sosialisasi yang lebih inovatif sehingga diharapkan dapat menyadarkan masyarakat terhadap dampak buruk yang terjadi dari penggunaan earphone yang berlebihan terhadap kesehatan telinga. 1.4.3 Bagi masyarakat Memberikan informasi yang bisa diterima oleh masyarakat sehingga menambah pengetahuan tentang bahaya penggunaan earphone yang berlebihan terhadap kesehatan telinga. 1.5 Batasan Masalah Perancangan iklan layanan masyarakat hanya dibatasi untuk memberikan informasi terhadap warga kota Semarang khususnya kalangan remaja mengenai bahaya penggunaan earphone secara berlebihan terhadap kesehatan telinga. 1.6 Metode dan Sistematika Perancangan 1.6.1 Metodologi Penelitian Untuk mencapai tujuan perancangan Tugas Akhir ini yang sesuai dan dikehendaki, penulis menggunakan pendekatan metode kualitatif karena perancangan ini menekankan pada pengaruh penggunaan earphone yang berlebihan dan kesehatan telinga. Sehingga penulis 7 mendapatkan hubungan makna antara pengguna earphone dengan dampak yang ditimbulkan bagi kesehatan telinga. Melalui metode kualitatif ini dapat menjawab masalah mengenai dampak pengunaan earphone secara berlebihan bagi kesehatan telinga, yang terdapat pada rumusan masalah. Untuk mendapatkan data, penulis menggunakan metode berupa wawancara kepada pakar spesialis kesehatan telinga, kepustakaan untuk mencari informasi melalui buku, dan pencarian secara online untuk mendapakan jurnal dan dokumen lain yang berkaitan dengan permasalahan. Data yang diambil akan diidentifikasikan menggunakan analisis data 5W+1H untuk menemukan jawaban dari permasalahan dalam perancangan ini. 1.6.2 Metodologi Pengumpulan Data Metodologi pengumpulan data merupakan faktor terpenting dalam keberhasilan perancangan. Jenis data yang dikumpulkan yaitu data primer dan data sekunder. 1. Data Primer Data Primer merupakan data yang di dapat secara langsung dari lapangan dan akan dikumpulkan lalu diolah oleh peneliti berupa teks hasil wawancara yang diperoleh melalui wawancara dengan narasumber. Dibawah ini merupakan metode yang digunakan : a. Wawancara Adapun informasi yang hendak diungkap penulis melalui metode wawancara dalam perancangan ini yaitu melakukan wawancara terhadap korban yang pernah terkena dampak penggunaan earphone dan dokter spesialis THT yaitu Dr. Erwin, Sp.THT di klinik untuk mendapatkan informasi yang lengkap sehubungan dengan penggunaan earphone yang berlebihan terutama dampak yang terjadi apabila digunakan dalam jangka panjang. 8 b. Kuisioner Kuisioner dilakukan untuk mencari realita yang terjadi di lapangan, yaitu pada masyarakat khususnya kalangan remaja. Kuisioner ini berisikan beberapa pertanyaan terkait judul perancangan, yang nantinya akan mengetahui seberapa sering nya masyarakat menggunakan earphone. Kuisioner akan dibagikan kepada masyarakat khususnya kalangan remaja yang berada di Kota Semarang lalu disebarkan dilingkungan Universitas dan sekitarnya untuk mendapatkan jawaban mengenai pertanyaan seputar earphone. 2. Data Sekunder Data Sekunder merupakan data yang di dapat secara tidak langsung atau sudah tersedia. Data tersebut diperoleh dengan cara melihat, membaca dan mendengarkan. Dibawah ini merupakan metode yang digunakan : a. Kepustakaan Penulis mencari informasi dan data melalui buku, jurnal dan dokumen tentang earphone. Pengumpulan data dari Dinas Kesehatan Kota Semarang berupa jumlah penderita penyakit gangguan telinga pada tahun 2015. b. Pencarian secara online Selain mencari dan mengumpulkan data melalui kepustakaan, penulis juga menambah sumber informasi melalui internet dengan mencari data serta jurnal seputar judul yang terkait untuk menunjang permasalahan yang ada. 1.6.3 Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan adalah metode 5W+1H (what, who, where, when, why, how) yang merupakan metode penelitian umum yang dan sering digunakan untuk mengetahui lebih dalam dari permasalahan agar dapat membantu pemecahan masalah. 9 Analisis 5W+1H dari sudut pandang permasalahan dapat ditarik kapankah permasalahan ini muncul. Siapa saja yang terlibat masalah kesadaran bahaya penggunaan earphone. Dimana masalah ini terjadi. Mengapa permasalahan ini dapat terjadi. Apa penyebab permasalahan ini dan bagaimana menanggulanginya. 10 1.6.4 Bagan Alur Penelitian Perancangan Iklan Layanan Masyarakat tentang Sosialisasi Bahaya Penggunaan Earphone Secara Berlebihan Terhadap Kesehatan Telinga. Latarbelakang Adanya Bahaya Penggunaan Earphone Secara Berlebihan Rumusan Masalah Rumusan Masalah Tujuan Perancangan Bagaimana merancang ILM mengenai bahaya penggunaan earphone secara berlebihan terhadap kesehatan telinga? Tujuan Perancangan Membuat ILM mengenai bahaya penggunaan Earphone Secara Berlebihan Terhadap Kesehatan Telinga Metode Penelitian Pengumpulan Data Data Permasalahan Data Audiens Data Klien Segmentasi Audiens Analisis 5w+1h Konsep Strategi Desain Final Desain Bagan 1.1 Bagan alur penelitian Sumber : Wahyu Setyorini 11 1.7 Tinjauan Teori 1.7.1 Tinjauan pustaka yang dikaji a. Earphone Menurut (Hadinoto, 2014) earphone merupakan suatu alat yang dapat mengubah energi listrik menjadi gelombang suara. Digunakan untuk mendengarkan suara dan juga berbicara dengan perangkat komunikasi atau komputer. Meningkatnya teknologi audio visual dan telekomunikasi saat ini, penggunaan earphone untuk mendengarkan musik dari telepon genggam dan perangkat audio lain menjadi meningkat. Hal ini dapat menimbulkan bising yang jika di dengar secara terus-menerus dapat mengganggu fungsi pendengaran (Laoh, 2015). Earphone adalah gabungan antara headphone dan mikrofon. Alat ini biasanya digunakan untuk mendengarkan suara dan berbicara dengan perangkat komunikasi atau komputer. Teknologi headset sudah merambah ke dunia komunikasi, khususnya teknologi telepon selular. Earphone bekerja berdasarkan pada prinsip elektromagnetik. Suatu arus yang berubah-ubah akan menimbulkan kuat-medan magnet yang berubah-ubah pada kumparan dalam (internal). Medan magnet yang berubah-ubah tersebut menarik dan melepaskan sebuah diafragma tersebut menimbulkan gelombang udara yang merupakan bunyi bagi telinga manusia. (Robert.1992) b. Kesehatan telinga 1. Indera pendengar ( telinga) Telinga merupakan organ sensorik yang sangat sensitif menerima dan mengubah suara, antara 16 dan 2000 siklus/detik, menjadi impuls saraf yang di interpretasi dipusat auditori otak. Organ pendengaran dibagi menjadi bagian yaitu telinga luar yang fungsi nya menangkap gelombang suara, Telinga tengah yang menjadi tempat gelombang suara diubah oleh ketiga tulang pendengaran kecil menjadi getaran mekanik, lalu diteruskan ke cairan dari telinga dalam. Gerak cairan 12 bekerja menggetarkan membran tipis yang ditangkap oleh sel epitel khusus melalui ujung-ujung terkait dari nervusauditorius. Selain organ untuk persepsi dan menganalisis suara, telinga dalam juga mengandung organ vestibular yang membangkitkan implus saraf yang berfungsi memepertahankan keseimbangan badan. (Hartanto, Herawati, 1994:35). Bagian-bagian telinga meliputi : a. Telinga Luar meliputi daun telinga, saluran telinga luar dan gendang telinga. b. Telinga Tengah meliputi tulang martil dan tulang sanggurdi c. Telinga Dalam meliputi coclea ( organ pendengaran, kanalis semisirkuler ( organ keseimbangan 2. Gangguan dan penyakit pada telinga : a. Telinga tersumbat ( budek ) disebabkan oleh adanya serumen atau kotoran pada telinga, proses masuknya benda asing kedalam telinga, saat kita sedang naik kendaraan,saluran udara yang menyambung telinga dan faring tersumbat sehingga menjadi tuli sementara, dan factor usia. b. Tuli konduksi disebabkan oleh adanya gangguan pada alat-alat telinga yang menghantar bunyi. c. Telinga berdengung disebabkan oleh ginjal sedang melakukan penyeimbangan karena mengalami kelelahan memproses racun yang terlalu banyak. d. Tuli syaraf disebabkan oleh gangguan pada syaraf pendengaran sehingga otak bingung mengartikan bunyi yang didengar. e. Congekan disebabkan oleh suatu tindakan penanganan kebersihan telinga yang tidak baik. f. Barotitits media disebabkan oleh adanya perubahan suatu tekanan udara ditelinga bagian luar dan telinga bagian tengah yang dipisahkan oleh gendang telinga. 13 g. Otitis media akut merupakan penyakit yang menyebabkan peradangan pada gendang telinga. 3. Cara untuk merawat dan menjaga kesehatan telinga : a. Melakukan pemeriksaan secara rutin kepada dokter Tht b. Bersihkan telinga dengan hati-hati dan jangan terlalu dalam karena jika kotoran pada telinga habis, saluran telinga akan menjadi kering dan kesehatan telingan menjadi kurang terjaga. c. Bersihkan telinga cukup seminggu sekali karena jika terlalu sering tidak baik. d. Menjaga telinga dari paparan suara yang keras dan nyaring. e. Jika sedang berkendara dan selalu mabuk kendaraan banyakbanyak berhenti untuk beristirahat. f. Ketika sedang sakit pilek berusaha untuk tidak mengeluarkan ingus dan menyedot-nyedot hidung terlalu keras karena dapat menyebabkan infeksi dari hidung dan menyebar ke telinga. g. Biasakan untuk mengunyah dengan baik dan benar. 1.7.2 Tinjauan pustaka terkait dengan Iklan Menurut (Kotler,2006) iklan merupakan segala bentuk penyajian dalam non personal dan promosi ide, barang maupun jasa oleh suatu sponsor tertentu. Menurut ( Kasali,2007) iklan merupakan segala bentuk yang mempunyai pesan tentang suatu produk atau tujuan yang akan disampaikan melalui sebuah media dan ditujukan kepada masyarakat. Menurut (Liliweri, 1997) jenis-jenis iklan sebagai berikut : a. Iklan Tanggung jawab Sosial Iklan tanggung jawab sosial merupakan iklan yang bertujuan untuk menyebarkan pesan yang bersifat informatif serta penerapan pendidikan agar membentuk sikap masyarakat dapat bertanggung jawab pada masalah social. b. Iklan Bantahan 14 Iklan bertahan merupakan iklan yang dibuat melalui media massa untuk bantahan dan memperbaiki suatu citra produk tertentu yang namanya sudah tercemar di lingkungan masyarakat. c. Iklan Keluarga Iklan keluarga merupakan iklan yang menyampaikan pesan berupa memberitahukan tentang terjadinya peristiwa yang berhubungan tentang kekeluargaan kepada keluarga lain seperti iklan pernikahan. Menurut (Nuradi,1996) iklan layanan masyarakat merupakan suatu jenis periklanan yang dilakukan oleh pemerintah atau lembaga, suatu organisasi komersial maupun non komersial guna untuk mencapai sebuah tujuan sosial, terutama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Menurut (Tinarbuko,2008) tujuan Iklan Layanan Masyarakat adalah untuk membangkitkan kesadaran masyarakat agar mampu mengubah pola pikir atau mempersuasi target audience untuk bertindak sesuai dengan pesan sosial yang telah disampaikan. Menurut (Kasali,1992) mafaat iklan layanan masyarakat diuraikan sebagai berikut : a. Di negara-negara bergerak maju, iklan layanan masyarakat mempunyai mafaat untuk memperbaiki persoalan-persoalan yang menyangkut kebiasaan masyarakat. b. Iklan layanan masyarakat adalah bagian dari kampanye sosial marketing yang bertujuan menjual gagasan atau sebuah ide untuk kepentingan masyarakat. Menurut (Kasali,1992) kriteria iklan layanan masyarakat yang baik sebagai berikut : a. Tidak bersifat keagamaan b. Tidak bersifat komersil 15 c. Tidak bersifat politis d. Berwawasan nasional e. Diajukan oleh organisasi yang telah diterima f. Ditujukan kepada semua lapisan masyarakat g. Mempunyai dampak dan kepentingan tinggi, sehingga mampu memperoleh dukungan media local maupun nasional h. Dapat memberikan informasi Teori tentang kriteria iklan layanan msyarakat diberikan agar dapat mengetahui dan memahami kriteria dan memberi manfaat serta diterima dengan baik oleh masyarakat. 1.7.3 Tinjauan Desain Komunikasi Visual Menurut (Suyanto,2004) desain komunikasi visual merupakan penerapan dari sebuah konsep atau ide yang dikomunikasikan melalui visual desain untuk disampaikan kepada khalayak. Menurut (Safanayong, 2006) desain komunikasi visual merupakan suatu disiplin ilmu yang tidak hanya mengenalkan eksplorasi visual, tetapi juga mencakup unsur-unsur budaya, sosial, filosofi, teknik dan bisnis. DKV adalah suatu kegiatan pemecahan masalah dengan menggunakan metode kreatifitas dan evaluasi. 1. Unsur-unsur Desain a. Titik Titik adalah unsur yang utama dalam pembuatan desain dan berbentuk lebih kecil dari unsur-unsur desain lainnya, namun titik dapat menciptakan suatu rupa yang tidak dapat diciptakan oleh unsur lainnya. Pada dasarnya unsur titik dapat menghasilkan sebuah gambar yang indah. 16 Gambar 1.1 Contoh Titik Sumber : wisnujadmika.wordpress.com b. Garis Garis adalah bentuk yang berukuran kecil tetapi memanjang. Garis mempunyai kesederhanaan yang menghasilkan variasi kesan, garis lurus berkesan kaku, garis lengkung berkesan lembut dan garis zig-zag berkesan dinamis. Gambar 1.2 Contoh Garis Sumber : wisnujadmika.wordpress.com c. Bentuk Bentuk adalah wujud rupa, bangun atau gambaran tentang apa saja yang ada di alam termasuk karya seni atau desain yang dapat disederhanakan menjadi titik, garis dan bidang. Macammacam bentuk dibedakan menjadi 2 golongan yaitu : 17 1. Bentuk beraturan (Geometris) yaitu obyek yang mempunyai bentuk beraturan, seperti : Kubistik, Silindris dan Bola. 2. Bentuk tak beraturan (Non Geometris) yaitu obyek yang mempunyai bentuk tidak beraturan bukan kubistik, silindris dan bola. Gambar 1.3 Contoh Bentuk Sumber : pendidikansenivisual.wordpress.com b. Ruang Ruang adalah dua dinding yang membentuk sebuah ruang, bidang gambar dapat disebut ruang gambar. Unsur rupa yang mesti ada karena ruang merupakan bentuk-bentuk berada dan setiap bentuk pasti menempati ruang. Gambar 1.4 Contoh Bentuk Sumber : pendidikansenivisual.wordpress.com 18 2. Tipografi Tipografi adalah segala sesuatu dalm ilmu disiplin yang berkenaan dengan huruf. Dimana suatu huruf yang memiliki makna ganda, huruf dapat menjadi sesuatu yang dapat dilihat seperti bentuk, rupa huruf dan dapat menjadi sesuatu yang dapa dibaca (Rustan,2010). Dalam penyampaian pesan dalam sebuah iklan harus terlihat jelas pada tulisan. Jenis huruf yang digunakan pada sebuah iklan adalah sebagai berikut : a. Serif Serif merupakan keluarga font serif lahir sekitar abab 11 memiliki ciri-ciri sirip dibagian ujungnya dan sangat populer dikalangan masyarakat karena font ini biasa digunakan untuk hardcopy atau hasil cetak media offline seperti buku, koran, majalah. Huruf serif menimbulkan kesan klasik dan anggun. Jenis huruf serif misalnya Times New Roman, Garamond. Times New Roman Garamond Gambar 1.5 Huruf Serif Sumber : teoridesain.com b. Sans Serif Sans Serif merupakan font yang memiliki bentuk mirip dengan font serif dan yang membedakannya adalah jenis font ini tidak memiliki sirip, pada dasarnya kata “sans” berarti tanpa. Font ini digunakan untuk media online seperti facebook, twitter, google karena memiliki tampilan yang nyaman dan dapat dilihat dengan jelas. Jenis huruf sans serif misalnya Arial, Century Gothic. 19 Century Gothic Arial Gambar 1.6 Huruf Sans Serif Sumber : teoridesain.com c. Script Script adalah jenis font yang digunakan untuk desain yang berhubungan dengan kemewahan, seperti undangan pernikahan, ucapan se lamat. Font script disebut juga Handwritting font atau font tulisan tangan karena bentuknya menyerupai goresan tangan. Jenis huruf script misalnya French Script, John Handy. French Script Gambar 1.7 Huruf Script Sumber : teoridesain.com d. Decorative Decorative adalah jenis huruf dari perkembangan huruf yang sudah ada. Font ini biasanya diterapkan pada judul karena memiliki bentuk unik, ornamental dan dapat menyimbolkan sesuatu. Jenis huruf decorative misalnya Jokerman, Magneto. Magneto Jokerman Gambar 1.8 Huruf Decorative Sumber : teoridesain.com 20 Menurut (Triad, 2010) Prinsip-prinsip tipografi yang digunakan dalam iklan diantaranya sebagai berikut : a. Legibility Merupakan kualitas pada sebuah huruf agar dapat dibaca dengan jelas. b. Readibility Merupakan penggunaan huruf dengan memperhatikan huruf satu denga huruf yang lain. c. Visibility Merupakan kemampuan huruf, kata, kalimat yang berada dalam suatu rangkaian karya. d. Clarity Merupakan kemampuan huruf dalam sebuah desain agar dapat dibaca. 3. Warna Warna adalah suatu efek sebuah warna dalam komposisinya akan ditentukan oleh situasi karena warna selalu Nampak dalam hubungan lingkungan (Pujiriyanto,2005). Warna adalah elemen yang terpenting dalam sebuah konsep desain. Warna merupakan hal pertama yang dilihat saat orang melihat sebuah desain, warna mempunyai kesan dan kesan tertentu (Nugroho,2014). Teori Warna Brewster : Teori Brewster pertama kali ditemukan pada tahun 1831 yang berisi tentang menyederhanakan warna-warna yang ada di alam menjadi empat klasifikasi warna yaitu warna primer, warna sekunder, warna tersier dan netral. 21 Gambar 1.9 Lingkaran Warna Brewster Sumber : Wikipedia.com a. Warna primer adalah warna yang tidak tercampur dengan warna-warna lainnya seperti merah, biru dan kuning (Swasty,2010). b. Warna sekunder adalah warna yang telah tercampur oleh dua warna primer dengan perbandingan 1:1. Warna yang dihasilkan seperti jingga (merah dengan kuning), hijau (biru dengan kuning), dan ungu (merah dengan biru). c. Warna tersier adalah campuran salah satu warna sekunder dengan primer seperti merah dan ungu menjadi merah ungu, ungu dan biru menjadi ungu biru, hijau dan kuning menjadi hijau kuning (Swasty,2010). d. Warna netral adalah campuran warna dari warna primer, sekunder adan tersier dengan perbandingan 1:1:1 (Swasty,2010). 4. Tata Letak Perwajahan (Layout) Menurut (Rustan,2008) Layout adalah tidak sebatas menata letak suatu material pada suatu halaman namun cara menyatukan dan menyelaraskan sebuah ruang, layout dapat diartikan sebagai mendesain. 22 Dalam iklan lini bawah, layout perlu menonjolkan visualisasi atau ilustrasi karena elemen tersebut sangat penting dan sering digunakan dalam iklan (Triadi,2010). Proses pembuatan ikla cetak diperlukan elemen-elemen untuk menyusun suatu keseragaman layout agar dapat terwujudnya karya desain yang sempurna. Menurut (Triad,2010) elemen-elemen layout yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut : a. Headline Headline adalah salah satu bagian terpenting pada sebuah layout, headline merupakan judul yang palimg utama untuk dilihat. Penempatan headline yang tepat adalah dapat menarik perhatian dan menahan minat untuk membaca sebuah iklan yang disajikan. Diposisikan pada ukuran yang sangat besar dan menggunakan permainan huruf yang menarik. b. Sub-headline Sub-headline adalah suatu susunan tulisan yag terdiri dari beberapa baris yang bertujuan untuk menyampaikan pesan secara cepat dan mempermudah pembaca untuk mengetahui isi pesan yang disajikan. c. Bodycopy Bodycopy adalah tulisan yang berisi tentang inti dari sebuah pesan yang diiklankan. Harus ditampilkan semenarik mungkin untuk menarik pembaca agar dapat menyelesaikan bacaan inti dari pesan. d. Visual Visual adalah gambaran dari isi pesan yang disampaikan berupa gambar, ilustrasi, foto dan gabungan dari beberapa teknik visual lainnya seperti digital painting dan digital image. 23 e. Caption Caption adalah keterangan gambar atau ilustrasi yang disampaikan dan berperan penting karena dapat dianggap sebagai bodycopy jika pesan yang disampaikan melalui visualisasi yang sedikit penjelasannya. f. Slogan Slogan adalah sebuah tulisan yang isinya tentang hal-hal untuk membangkitkan dan menyadarkan dari hal yang kurang baik menjadi lebih baik. g. Logo sponsor Logo sponsor adalah sebuah identitas, symbol untuk mengenal sponsor atau pihak yang telah mendukung perancangan iklan. Biasanya diterapkan pada bagian bawah atau pojok kanan dan kiri. Menurut (Rustan, 2008) menyebutkan jenis-jenis layout antara lain : a. Simetri adalah suatu tata letak pada halaman yang terfokus pada keseimbangan atau menyatu dengan sumbu vertical atau horizontal. b. Asimetri adalah suatu tata letak pada halaman yang tidak seimbang antara kanan dan kiri halaman. c. Brace adalah suatu tata letak pada halaman yang mengaitkan elemen satu dengan yang lain. d. Circus adalah suatu tata letak pada halaman yang informal dengan banyak beberapa artikel. e. Horizontal adalah suatu tata letak pada halaman yang berbentuk memanjang ke kanan dan ke kiri. 24 Menurut ( Nathalia,2014) prinsip-prinsip layout diuraikan sebagai berikut : a. Squence adalah aliran perhatian dalam layout atau ukuran jarak pandang mata seseorang ketika melihat layout. Layout yang baik dapat mengarahkan mata ke informasi yang akan disampaikan. b. Emphasis adalah suatu penekanan pada bagian-bagian tertentu dalam layout. Penekanan tersebut bertujuan untuk pembaca dapat terarahkan pada bagian terpenting. c. Balance adalah strategi untuk mengatur keseimbangan. Keseimbangan ada dua jenis yaitu keseimbangan simetris yang sisi antara kanan dan kiri sama persis, sedangkan asimetris merupakan keseimbangan yang berlawanan tidak sama atau tidak seimbang. d. Unity adalah suatu penciptaan kesatuan pada sebuah desain untuk keseluruhan. Keseluruhan elemen yang digunakan harus saling berhubungan dan disusun secara tepat agar selaras. 5. Ilustrasi Ilustrasi adalah sebuah seni gambar yang digunakan untuk memberikan penjelasan atas suatu maksud atau tujuan secara visual (Supriyono,2010). Menurut (Kusrianto,2009) ilustrasi dalah sebuah seni gambar yang dimanfaatkan untuk memberikan suatu penjelasan atau maksud dan tujuan secara visual. Dalam perkembangan ilustrasi secara lebih lanjut ternyata tidak hanya berguna sebagai pendukung cerita tetapi juga untuk menghiasi ruang kosong seperti majalah, koran dan tabloid. 25 Menurut (Sutandur, 2007) ilustrasi mempunyai beberapa fungsi antara lain : a. Sebagai daya Tarik perhatian orang, agar orang yang melihat ilustrasi tersebut dapat tertarik untuk melihat, mebaca pesan yang disampaikan. b. Memberikan gambaran tentang isi pesan yang akan disampaikan. c. Memberikan tambahan pengalaman dan mengungkapkan sebuah pengalaman tersendiri dengan melihat ilustrasi yang ditampilkan. d. Ilustrasi sebagai pelengkap sebuah pesan yang akan disampaikan. Menurut (Supriyono, 2010) kriteria ilustrasi yang baik, antara lain sebagai berikut : a. Ilustrasi bersifat komunikatif, informatif dan mudah dipahami. b. Ilustrasi dapat menggugah perasaan dan hasrat. c. Ilustrasi harus mempunyai daya Tarik yang kuat. d. Ilustrasi harus dari ide baru, original dan bukan plagiat. e. Ilustrasi yang diciptakan mempunyai kualitas yang baik. Menurut (Yoyok, 2008) jenis-jenis ilustrasi ada empat, yaitu sebagai berikut : 1. Ilustrasi ilmiah adalah suatu gambar yang menunjukkan pandangan ilmu pengetahuan dengan ilustrasi realis dan simbolis seperti buku pelajaran dan tabloid. 2. Ilustrasi sastra adalah suatu gambar yang diterapkan pada puisi, cerpen ataupun novel, biasanya menggunakan teknik realis dan kartun. 3. Ilustrasi komik adalah suatu gambaran yang digunakan untuk menceritakan kejadian atau imajinasi pada buku cerita bergambar. 26 4. Ilustrasi promosi adalah suatu gambar yang menunjukkan gambaran iklan yang bersifat memberi informasi atau menawarkan. Menurut (Sutandur, 2007) ada beberapa teknik yang digunakan dalam penggambaran ilustrasi, teknik tersebut antara lain : a. Teknik Arsir adalah sebuah teknik dalam penggambaran ilustrasi dengan cara menggambar garis yang menyilang atau sejajar untuk menentukan gelap terang suatu objek. b. Teknik Dusel adalah teknik dalam penggambaran ilustrasi dengan cara menggambar menentukan gelap terang suatu objek menggunakan pensil yang digoreskan dalam posisi miring. c. Teknik Block adalah teknik dalam penggambaran ilustrasi dengan cara menutup objek gambar dengan satu warna sehingga hanya terlihat bentuk siluet. d. Teknik Pointilis adalah sebuah titik untuk menggambar ilustrasi dengan cara menentukan gelap suatu objek menggunakan pensil atau pena dengan titik-titikan. e. Teknik Transparan adalah sebuah teknik dalam menggambar ilustrasi dengan menggunakan cat air yang disapu dengan kuas. f. Teknik Plakat adalah teknik menggambar ilustrasi dengan menggunakan cat dengan sapuan warna cat yang tebal sehingga hasil ilustrasi berkesan pekat atau menutupi semua permukaan media.