BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengertian kesehatan bayi usia 0 sampai 6 bulan a Kesehatan Menurut UU No.23 Tahun 1992 Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial ekonomis. Menurut pernyataan dari Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO), kesehatan adalah keadaan fisik, mental dan kesejahteraan sosial secara lengkap dan bukan hanya sekedar tidak mengidap penyakit atau kelemahan. Dengan demikian jelaslah bahwa sehat adalah suatu kondisi yang prima meliputi tidak hanya fisik, mental maupun sosial, melainkan diartikan pula bebas dari sakit atau cacat. Kesehatan perlu ditanamkan pada anak sejak usia dini, karena kesehatan merupakan gambaran kesejahteraan dan kekuatan suatu bangsa yang tercemin dari kesehatan suatu keluarga. Kesehatan perlu diupayakan secara terus menerus dalam keluarga sehingga tercapai status kesehatan yang diharapkan. Berdasarkan uraian diatas dapat dikatakan bahwa kesehatan adalah keadaan dimana manusia dan lingkungan tidak ada gangguan 7 8 keseimbangan, maka seseorang dapat dikatakan sehat secara rohani, jasmani maupun sosial. Seorang anak dapat dikatakan sehat apabila mempunyai kriteria perkembangan dan pertumbuhan yang sesuai (sunarti,1994). 1) Kesehatan Fisik (badan, jasmani) Kesehatan fisik yaitu terwujud apabila sesorang tidak merasa dan mengeluh sakit atau tidak adanya keluhan dan memang secara objektif tidak tampak sakit. Semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak mengalami gangguan (http//dahlanforum,2009). Untuk mengetahui kesehatan fisik biasanya dengan melihat berat dan tinggi badan. Untuk lebih jelasnya perkembangan berat dan tinggi badan normal dapat dilihat pada tabel 2.1 9 Tabel 2.1 Tinggi Badan Rata-Rata untuk anak berumur 0 - 2 tahun, tanpa membedakan jenis kelamin Umur Berat (Gram) 0 - 1 Bulan Tinggi (Cm) Standar 80% Standar Standar 80% Standar 4.300 3.400 55.0 43.5 2 Bulan 5.000 4.000 58.0 46.0 3 Bulan 5.700 4.500 60.0 48.0 4 Bulan 6.300 5.000 62.5 49.5 5 Bulan 6.900 5.500 64.5 51.0 6 Bulan 7.400 5.900 66.0 52.5 7 Bulan 8.000 6.300 67.5 54.0 8 Bulan 8.400 6.000 69.0 55.5 9 Bulan 8.900 7.100 70.5 56.5 10 Bulan 9.300 7.400 72.0 57.5 11 Bulan 9.600 7.700 73.5 58.5 12 Bulan 9.900 7.900 74.5 60.0 15 Bulan 10.600 8.500 78.0 62.5 18 Bulan 11.300 9.000 81.5 65.0 21 Bulan 11.900 9.600 84.5 67.5 2 tahun 12.400 9.900 87.0 69.5 Sumber : Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan RI 2) Kesehatan Mental (psikis) Kesehatan mental untuk bayi usia 0 sampai 6 bulan dapat dilihat dengan perkembangan. Penjelasannya terdapat pada tabel 2.2 Perkembangan adalah hal-hal yang lebih berkaitan dengan fungsi-fungsi organ tubuh seperti kepandaian/intelegensia, emosi, perilaku dan panca indera. 10 a) Penilaian Perkembangan Anak dengan DDTK Pedoman Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita (1996) mempermudah petugas kesehatan yang berada di lapangan pemantauan perkembangan anak (Nursalam, dkk. 2005) (1) Definisi Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK) Adalah merupakan upaya penjaringan yang dilaksanakan, secara komprehensif untuk menentukan penyimpangan tumbuh kembang dan mengetahui serta mengenal faktor resiko pada balita (Depkes RI, 1995) (2) Pelaksanaan Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak Dalam Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak digunakan KPSP (Kuesioner Pra Skrening Perkembangan) untuk memantau perkembangan anak (Depkes RI & IDAI, 2005) (3) Tujuan skrining / pemeriksaan perkembangan anak menggunakan KPSP adalah untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan (4) Manfaat (a) Mengetahui tahap perkembangan anak (b) Meningkatkan kesadaran orang tua anak untuk berusaha menciptakan kondisi yang menguntungkan perkembangan anak (5) Alat/Instrumen yang digunakan adalah : bagi 11 (a) Formulir KPSP menurut umur, formulir ini berisi 9-10 pertanyaan tentang kemampuan perkembangan yang telah dicapai anak. (b) Alat bantu pemeriksaan berupa : pensil, kertas, bola tenis, kacang tanah, gelas plastik, pakaian, piring, plastik, sendok. (c) Buku Petunjuk (6) Cara menggunakan KPSP (a) Pada waktu pemeriksaan/ skrining, anak harus ada Tentukan umur anak dengan menanyakan tanggal bulan dan tahun anak lahir. (b) Pilih KPSP sesuai dengan umur anak (c) Observasi langsung pada anak (7) Persiapan Persiapan pemantauan (a) Mengkaji kegiatan anak empat sektor (b) Dekat dengan anak (c) Menjelaskan kepada orang tua agar tidak ragu menjawab pertanyaan (d) Lingkungan diatur agar anak merasa nyaman dan aman selama dilakukan tes. 12 Hal-hal yang perlu diperhatikan selama test : (a) Mulai dengan menyuruh anak melakukan yang mudah untuk memberi rasa percaya diri dan kepuasan orang tua (b) Memberikan pujian kepada anak walaupun gagal (c) Setiap tugas hanya ada 1 jawaban ya atau tidak. Ya : anak dapat melakukan. Tidak : anak tidak dapat melakukannya/ tidak yakin anak dapat melakukan. (d) Tidak perlu membahas setiap item pada orang tua (e) Teliti kembali apakah semua tugas telah dilaksanakan (8) Interpretasi hasil KPSP (a) Jumlah jawaban ya = 9 atau 10, perkembangan anak sesuai dengan tahap perkembangannya. (b) Jumlah jawaban ya = 7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M) (c) Jumlah jawaban ya = 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan (P) Untuk jawaban “ya” perlu dirinci menurut jenis keterlambatan (gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian). 13 Tabel 2.2 Perkembangan anak balita sampai umur 5 tahun UMUR 1 bl 2 bl 3 bl 4 bl 5 bl 6 bl 7 bl 8 bl 9 bl 10 bl 11 bl 12 bl 15 bl 1,5 th 2 th 2,5 th PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BALITA MOTORIK MOTORIK KOMUNIKASI/ SOSIAL/ KASAR HALUS BICARA KEMANDIRIAN Tangan & kaki Kepala Bereaksi terhadap Menatap wajah bergerak aktif menoleh ke bunyi lonceng ibu/pengasuh. samping kanan Bersuara Mengangkat Tersenyum dan kiri kepala ketika Spontan tengkurap Kepala tegak Memegang Tertawa/Berteriak Memandang ketika didudukan mainan tangannya Tengkurapterlentang sendiri Meraih, Menoleh ke suara Meraih mainan menggapai Duduk tanpa Memasukkan berpegangan biskuit ke mulut Mengambil Bersuara ma, ma… mainan dengan tangan kanan dan kiri Berdiri berpegangan Menjimpit Melambaikan tangan Memukul Bertepuk tangan mainan di kedua tangan Memanggil Mama, Menunjuk, Papa meminta Berdiri tanpa Memasukkan Bermain dengan berpegangan mainan ke orang lain cangkir Berjalan MencoretBerbicara 2 kata Minum dari coret gelas Lari naik Menumpuk 2 Berbicara Memakai tangga mainan beberapa kata sendok, Menendang (mimik, pipis) menyuapi bola boneka Menumpuk 4 Menunjuk Melepas mainan gambar pakaian, (bola,kucing) Memakai Menggabungkan pakaian,Menyik beberapa kata at gigi (mama pipis) Melompat Mencuci tangan Menunjuk bagian dan tubuh (mata, mengeringkan mulut) tangan 14 3 th 3,5 th 4 th Menggambar garis tegak Berdiri 1 kaki 4,5 th Menyebutkan warna benda, menyebutkan penggunaan benda (gelas untuk minum) Menyebutkan nama temanMemakai baju kaos Menggambar lingkaran, menggambar tanda tambah, Menggambar manusia(kepala , badan, kaki) 5 th Memakai baju tanpa dibantu Bermain kartu, menyikat gigi tanpa dibantu Menghitung mainan Sumber : Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan RI 2. Menyusui, ASI dan Susu Buatan a. Menyusui Menyusui adalah suatu proses alamiah. Berjuta-juta ibu diseluruh dunia berhasil menyusui bayinya tanpa pernah membaca buku tentang ASI. Bahkan ibu buta huruf pun dapat menyusui anaknya dengan baik. Walaupun demikian, dalam lingkungan kebudayaan kita saat ini melakukan hal yang alamiah tidaklah selalu mudah. (Roesli,2000) Menyusui adalah cara terbaik, namun ada momen-momen ketika hal ini tidak mungkin dilakukan. Jika ibu terrinfeksi HIV, jika kondisinya jadi sakit atau jika ibu mengadopsi seorang anak mungkin tidak sanggup untuk memilih untuk tidak menyusui. Karena itu, susu formula adalah suatu pilihan yang diambil (Klein,2008). Menyusui hendaknya dilakukan dalam keadaan santai tidak dengan rasa malu atau takut, karena hal ini akan mempengaruhi 15 produksi ASI. Proses menyusui memilki beberapa manfaat bagi bayi, antara lain : 1) Bayi memperoleh zat kekebalan tubuh dari kolostrum dan imunoglobin A yang tinggi yang terkandung dalam ASI 2) Membantu refleks bayi untuk mengisap yang dapat menunjang perkembangan rahang, gusi, dan gigi bayi di kemudian hari 3) Membantu proses banding antara ibu dan anak sehingga kebutuhan kasih sayang (asih) bayi terpenuhi 4) Proses menyusui berlangsung sederhana dan tidak membutuhkan biaya mahal 5) Membantu percepatan pengembalian bentuk rahim 6) ASI memiliki suhu yang ideal, tidak perlu dipanaskan atau disterilkan terlebih dahulu, bebas dari pencemaran kuman sehingga mengurangi kemungkinan timbulnya gangguan saluran pencernaan (Aliza ,2008). 10 (Sepuluh) langkah keberhasilan menyusui, antara lain : a) Mempunyai kebijakan b) Melatih semua staf pelayanan kesehatan dengan ketrampilan c) Menjelaskan kepada tertulis semua ibu tentang hamil tentang menyusui manfaat menyusui dan penatalaksanaannya d) Membantu ibu-ibu mulai menyusui bayinya dalam waktu 30 menit setelah melahirkan 16 e) Memperlihatkan kepada ibu-ibu bagaimana cara menyusui dan cara mempertahankannya f) Tidak memberikan makanan atau minuman apapun selain ASI kepada bayi baru lahir g) Melaksanakan rawat gabung h) Mendukung i) Tidak memberikan dot atau kempeng j) Membentuk pemberian dan ASI membantu kepada bayi tanpa pengembangan dijadwal kelompok pendukung ibu menyusui (Suparno, gizi.net.2001). b. Air Susu Ibu ASI (Air Susu Ibu) merupakan sebuah cairan berwarna putih yang menyerupai susu, yang banyak sekali mengandung nutrisi, yang bersumber dari ibu, ketika ibu tersebut sedang hamil dan biasanya dikeluarkan pada saat bayi lahir (wordpress.com,2007). Air Susu Ibu merupakan satu-satunya makanan terbaik bagi bayi karena mengandung unsur-unsur gizi yang dibutuhkan oleh bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi guna mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Oleh sebab itu, pemberian ASI perlu diberikan secara Eksklusif sampai umur 6 (enam) bulan dan dapat dilanjutkan sampai anak berumur 2 (tahun). Namun demikian, kendala yang dihadapi selama ini adalah kesulitan dalam upaya pemantauan pemberian Asi Eksklusif karena belum 17 mempunyai sistem yang dapat diandalkan (Profil kesehatan Jateng,2005). ASI mengandung semua nutrien yang dibutuhkan bayi termasuk zat gizi spesifik untuk tumbuh kembang otak. Kesulitan makan sering terjadi setelah anak berusia diatas setahun, yaitu saat peralihan dari makanan bayi ke makanan keluarga. Hal ini perlu segera diatasi mengingat tumbuh kembang otak masih berlangsung sampai usia 2 tahun (Zaviera. F,2008: 96) Dari hal diatas, jelas nutrisi pada saat tumbuh kembang otak yang memang berlangsung pesat harus diperhatikan. Kekurangan nutrisi saat-saat itu dapat berdampak negatif, serta mungkin menimbulkan defisit yang menetap, sehingga mengurangi kualitas SDM di kemudian hari (Zaviera. F,2008: 96). Daftar manfaat ASI bagi bayi selalu bertambah setiap hari. Penelitian menunjukkan, bayi yang diberi ASI secara khusus terlindung dari serangan penyakit sistem pernapasan dan pencernaan. Hal itu disebabkan zat-zat kekebalan tubuh di dalam ASI memberikan perlindungan langsung melawan serangan penyakit. Sifat lain dari ASI yang juga memberikan perlindungan terhadap penyakit adalah penyediaan lingkungan yang ramah bagi bakteri ”menguntungkan” yang disebut ”flora normal”. Keberadaan bakteri ini menghambat perkembangan bakteri, virus dan parasit berbahaya. Tambahan lagi, telah dibuktikan pula bahwa terdapat unsur-unsur di dalam ASI yang 18 dapat membentuk sistem kekebalan melawan penyakit-penyakit menular dan membantunya agar bekerja dengan benar (Syarifah,2008:1-3). Pada penelitian, terbukti bahwa bayi yang mendapat ASI, kandungan asam lemak esensial dan DHA pada jaringan otaknya lebih tinggi dari pada bayi yang mendapat susu formula biasa yang tidak diperkaya dengan DHA (syarifah,2008 ). Keunggulan dan manfaat menyusui dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu: aspek gizi, aspek imunologik, aspek psikologi, aspek kecerdasan, neurologis, dan ekonomis. 1) Aspek Gizi Manfaat Kolostrum Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama IgA untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama diare.Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari hisapan bayi pada hari-hari pertama kelahiran. Walaupun sedikit namun cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. Oleh karena itu kolostrum harus diberikan pada bayi. Kolostrum mengandung protein,vitamin A yang tinggi dan mengandung karbohidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran. Membantu mengeluarkan mekonium yaitu kotoran bayi yang pertama berwarna hitam kehijauan (Arif. N,2009). 19 Untuk mengetahui komposisi antara ASI, kolostrum dan susu sapi dapat dilihat pada tabel 2.3 Tabel 2.3 Komposisi kolostrum, ASI dan susu Sapi GIZI Kolostrum SUSU (1-5 hari) ASI Susu Sapi (100g) (100 g) (100 g) 58 77 65 Energi (Kal) 2,7 1,1 3,5 Protein (g) 2,9 4,0 3,5 Lemak (g) 5,3 9,5 4,9 Karbohidrat(m g) 31 33 118 Kalsium (mg) 14 14 93 Fosfor (mg) 0,09 0,1 Besi (mg) 296 240 140 Vitamin A (SI) 0,0015 0,01 0,03 Thiamin (mg) 0,029 0,04 0,17 Riboflamin (mg) 0,075 0,2 0,1 Niacin (mg) 4,4 5 1 AsamAskorbat (mg) Sumber : Winarno (1995 : 87) Dengan melihat tabel tersebut, terlihat jelas adanya perbedaan komposisi antara ASI dengan susu sapi, sehingga apabila kita memberikan susu dalam ukuran/dosis yang sama diduga akan didapat hasil yang berbeda. Adanya perbedaan komposisi yang cukup banyak pada protein, kalsium dan fosfor antara ASI dengan susu sapi. Kemungkinan yang terjadi akan berbeda pengaruhnya terhadap perkembangan dan kesehatan anak, karena protein dan kalsium sangat diperlukan untuk pertumbuhan. 20 2) Aspek Imunologik Imunoglobin : Semua macam Imunoglobin terdapat pada ASI, seperti Ig A, Ig M, Ig D, dan Ig E. Lisozim : merupakan salahsatu enzim yang terdapat dalam ASI sebanyak 6-300 mg/100 ml, dan kadarnya bisa naik hingga 3000 - 5000 kali. Lebih banyak dibandingkan dengan kadar Lisozim dalam susu sapi. Enzim ini berperan sebagai pelindung terhadap berbagai macam virus. Laktoperoksidase : merupakan enzim yang membantu membunuh streptokokus. Faktor Bifidus : merupakan karbohidrat yang mengandung nitrogen. Konsentrasi zat tersebut ialah 40 kali lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasi yang terdapat pada susu sapi. Faktor bifidus mencegah pertumbuhan organisme yang tidak diinginkan, seperti Escherichia coli patogen. Laktoferin dan Transferin : kedua zat terdapat dalam Asi meskipun tidak banyak. Protein-protein tersebut memiliki kapasitas mengikat zat besi dengan baik hingga mengurangi tersedianya zat besi bagi pertumbuhan kuman yang memerlukannya. Komponen Komplemen : sistem komplemen terdiri atas11 protein serum yang dapat dibedakan satu sama lain, dan dapat diaktifkan oleh berbagai zat seperti antibodi, produk 21 kuman, dan enzim. Komplemen C3 dan C4 terdapat dalam ASI. Dalam kolostrum terdapat konsentrasi C3 yang tinggi hingga dalam keadaan aktif merupakan faktor pertahanan yang berarti. Lipase : ASI mengandung lipase yang merupakan zat anti virus Dengan adanya zat-zat pelindung yang terdapat dalam ASI tersebut, maka ASI dapat melindungi bayi dari berbagai infeksi hingga dapat menurunkan angka sakit dan angka kematian, terutama dari golongan sosio-ekonomi rendah yang hidup dalam lingkungan yang kurang bersih. 3) Aspek Psikologik Rasa percaya diri ibu untuk menyusui : bahwa ibu mampu menyusui dengan produksi ASI yang mencukupi untuk bayi. Menyusui dipengaruhi oleh emosi ibu dan kasih sayang terhadap bayi akan meningkatkan produksi hormon terutama oksitosin yang pada akhirnya akan meningkatkan produksi ASI. Interaksi Ibu dan Bayi: Pertumbuhan dan perkembangan psikologik bayi tergantung pada kesatuan ibu-bayi tersebut.Pengaruh kontak langsung ibu-bayi : ikatan kasih sayang ibu-bayi terjadi karena berbagai rangsangan seperti sentuhan kulit (skin to skin contact). Bayi akan merasa aman dan puas karena bayi merasakan kehangatan tubuh ibu dan mendengar denyut jantung ibu yang sudah dikenal sejak bayi masih dalam rahim. 22 4) Aspek Kecerdasan Interaksi ibu-bayi dan kandungan nilai gizi ASI sangat dibutuhkan untuk perkembangan system syaraf otak yang dapat meningkatkan kecerdasan bayi. Penelitian menunjukkan bahwa IQ pada bayi yang diberi ASI memiliki IQ point 4.3 point lebih tinggi pada usia 18 bulan, 46 point lebih tinggi pada usia 3 tahun, dan 8.3 point lebih tinggi pada usia 8.5 tahun, dibandingkan dengan bayi yang tidak diberi ASI (Wordpress.2007). Penelitian ilmiah menunjukkan bahwa perkembangan kemampuan otak pada bayi yang diberi ASI lebih baik daripada bayi lain. Penelitian pembandingan terhadap bayi yang diberi ASI dengan bayi yang diberi susu buatan pabrik oleh James W. Anderson – seorang ahli dari Universitas Kentucky – membuktikan bahwa IQ [tingkat kecerdasan] bayi yang diberi ASI lebih tinggi 5 angka daripada bayi lainnya. Berdasarkan hasil penelitian ini ditetapkan bahwa ASI yang diberikan hingga 6 bulan bermanfaat bagi kecerdasan bayi, dan anak yang disusui kurang dari 8 minggu tidak memberikan manfaat pada IQ (syarifah,2008:5). Mengingat perkembangan kecerdasan berkaitan erat dengan pertumbuhan otak, maka jelas bahwa faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan bayi/anak adalah nutrisi atau gizi yang diberikan. Pada dua tahun pertama kehidupan anak, tak akan 23 tumbuh dengan pesat. Bila bayi menderita kekuragan gizi berat pada masa pertumbuhan otak cepat ini, sel otak akan berkurang sebanyak 20 persen (Syarifah,2008:6). 5) Aspek Neurologis Dengan menghisap payudara, koordinasi syaraf menelan, menghisap dan bernafas yang terjadi pada bayi baru lahir dapat lebih sempurna. 6) Aspek Ekonomis Dengan menyusui secara eksklusif, ibu tidak perlu mengeluarkan biaya untuk makanan bayi sampai bayi berumur 6 bulan.. Dengan demikian akan menghemat pengeluaran rumah tangga untuk membeli susu formula dan peralatannya (Panduan Manajemen Laktasi: Dit.Gizi Masyarakat-Depkes RI,2001) ASI mempunyai dua komponen utama, yaitu kasein dan laktosa, mempunyai warna, bau, rasa dan tekstur dan alami, dan mudah larut dalam air. ASI merupakan makanan yang cocok bagi bayi dengan proporsi yang sangat bagus dan sesuai. Menurut Nadine Suryoprajogo (2009:7) ASI mempunyai keunggulan, antara lain : a) Mengurangi resiko berbagai jenis kekurangan gizi. b) ASI dapat mencegah terjadinya anemia pada bayi. c) Mengandung kolostrum yang kaya akan antibodi. beberapa 24 Air Susu Ibu merupakan makanan yang ideal untuk bayi terutama pada bulan-bulan pertama. ASI mengandung semua zat gizi untuk membangun dan penyediaan energi dalam susunan yang diperlukan. ASI tidak memberatkan ginjal yang belum berfungsi dengan baik pada bayi yang baru lahir, serta menghasilkan pertumbuhan fisik yang optimum (Pudjiadi, 1997:16). Manfaat ASI, antara lain : (1) ASI dapat melindungi bayi dari penyakit diare, infeksi telinga, infeksi kandung kemih, eksem, diabetes, infeksi paru-paru, dan kegemukan. (2) ASI bisa mencegah terjadinya infeksi pada bayi, serta mendukung perkembangan sistem pertahanan tubuhnya. (3) Bayi yang memperoleh ASI Ekslusif selama lebih dari 3 bulan memiliki IQ lebih tinggi ketimbang bayi yang diberi susu formula(Prasetyono.D,2009:89) Menurut Soekirman (1991) dalam (Wahyu W Bachtiar, 2000:3) bahwa ada perbedaan yang signifikan antara bayi yang mendapat ASI eksklusif minimal 6 bulan dengan bayi yang hanya diberi susu formula. Bayi yang diberikan susu formula biasanya mudah sakit dan sering mengalami problema kesehatan seperti sakit diare dan lain-lain yang memerlukan pengobatan sedangkan bayi yang diberikan ASI biasanya jarang mendapat sakit dan 25 kalaupun sakit biasanya ringan dan jarang memerlukan perawatan. c. Susu Buatan Setiap macam susu formula berbeda-beda kandungan gizinya, akan tetapi, bahan dasar pembuatan minuman buatan paling baik adalah susu sapi. Namun dari berbagai riset belum ada susu formula yang mampu menyamai ASI. Sehingga sebelum memutuskan mengganti ASI dengan susu formula harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Ibu harus mengetahui susu buatan yang cocok dengan anaknya. 2. Ibu hendaknya menguasai cara menyiapkan dan memberikan minuman buatan yang baik. 3. Ibu juga mengetahui cara membersihkan dan mensterilkan alat-alat untuk membuat minuman buatan untuk mencegah kontaminasi. 4. Tersedianya cukup air bersih untuk membuat minuman buatan dan membersihkan peralatan (Marimbi, 2010 : 53). Macam – macam susu formula, antara lain : a. Menurut rasa Misalnya manis yaitu susu sapi yang diencerkan sendiri seperti : SGM dan Vitalac. Rasa asam seperti dumex dan cap bendera asam. Susu buatan rasa asam lebih tahan terhadap kontaminasi dari pada susu buatan manis. 26 b. Menurut pH cairan Susu yang disamakan dengan ASI, contohnya seperti susu buatan manis c. Menurut kandungan nutrient Seperti rendah laktosa, misalnya Almiron, Isomil. Susu rendah lemak seperti Eledon yang terdiri dari lemak carbon. d. Menurut sumber protein Ada yang dibuat dari kacang kedelai, misalnya Sobee, Isomil, umumnya diberikan sebagai makanan tambahan pada bayi yang alergi terhadap susu sapi (Marimbi,2010 : 53-54). Telah banyak diketahui bahwa iklan atau promosi makanan bayi seringkali menyesatkan. Promosi penjualan yang agresif telah berhasil merayu ibu-ibu untuk menggunakan hasil pabrik susu atau makanan buatan. Promosi dilakukan antara lain dengan memberikan contoh produk dengan Cuma-Cuma, mengunjungi ibu-ibu di rumahrumah dan membagi-bagikan contoh ke klinik bersalin. Penggunaan susu buatan sering berakibat kurang baik terhadap kesehatan anak balita, karena dapat menimbulkan alergi yang menyebabkan diare, atau muntah. Dan yang lebih parah lagi dapat menyebabkan kematian, seperti yang diungkapkan Knight, disebutkan oleh sebagian petugas kesehatan bahwa sindroma kematian bayi secara mendadak kemungkinan terjadinya kurang pada bayi-bayi yang mendapat ASI (Knight,1994). 27 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penggunaan ASI paling efektif dan belum ada susu formula yang mempunyai komposisi sama dengan ASI. Oleh karena itu ASI merupakan makanan yang terbaik untuk bayi, susu formula belum dapat dipergunakan sebagai pelengkap makanan anak balita. Khusus bagi ibu-ibu yang tidak dapat menyusui anaknya karena berbagai alasan, maka susu formula dapat diberikan kepada anaknya untuk memenuhi kebutuhan terhadap kesehatan dan pertumbuhannya. 3. Keunggulan ASI dibandingkan Susu Formula Banyak sekali keunggulan ASI bila dibandingkan dengan susu formula yang banyak dijual dipasaran, sebetulnya teramat sangat disayangkan apabila para ibu dengan seenaknya memberikan dan mengutamakan susu formula dibandingakan dengan ASI. Berikut diantaranya keunggulan ASI dibandingkan dengan susu formula : a. Bayi yang diberikan ASI dibandingkan dengan yang diberikan susu formula akan 7 kali lebih jarang terkena radang paru-paru, dan 4 kali tidak terkena radang otak atau meningitis. b. Komposisi ASI dapat berubah tiap waktu, tidak hanya setiap harinya, tapi setiap jam, menit bahkan setiap detiknya, dan uniknya perubahan komposisi ASI ini disesuaikan dengan kondisi bayi dan kebutuhan bayi, misalnya ketika bayi lapar, maka kandungan ASI akan lebih kental dan padat agar bayi kenyang, namun apabila bayi hanya haus, 28 maka komposisi ASI cenderung lebih banyak mengandung mineral. Perubahan komposisi ASI juga berlaku pada keadaan bayi, semisalnya sedang sakit ataupun sehat. Sedangkan perubahan komposisi ini tidak mungkin ditemukan dalam susu formula c. Kandungan Docosahexanoic Acid (DHA) dalam ASI sangat sesuai dengan yang dibutuhkan oleh bayi, dan kandungannya yang lebih lembut memungkinkan usus bayi dapat menyerapnya lebih optimal dan tidak membutuhkan energi banyak untuk mencernanya. Sedangkan dalam susu formula, kandungan DHA-nya berlebihan, sehingga akan membahayakan metabolisme tubuh bayi, sebab tubuh dipaksa untuk mengeluarkan asam lemak esensial. d. Karena susu formula harus melalui proses pemanasan (menggunakan air panas) dalam proses pembuatannya. Akibatnya aktifitas enzim desaturase dan elongase yang memfatilisasi pembentukan DHA dalam tubuh secara otomatis hancur. Sedangkan ASI tidak mengalami proses pemanasan dalam pembuatannya. e. Kelebihan DHA yang dikonsumsi dapat mengakibatkan perdarahan, mirip flek-flek berwarna kebiruan di kulit. f. Setiap tetes ASI mengandung mineral dan enzim untuk pencegahan penyakit dan antibodi yang lebih efektif dibandingkan dengan kandungan yang terdapat dalam susu formula. 29 g. Anak yang diberi ASI tumbuh lebih cerdas, sehat, 16 kali jarang dirawat di Rumah Sakit dibandingkan dengan bayi yang diberi susu formula. h. Tingkat IQ anak yang diberi ASI memiliki point 4.3 lebih tinggi daripada anak yang diberi susu formula pada usia 18 bulan. Memiliki 4-6 poin lebih tinggi pada usia 3 tahun, 8.3 poin lebih tinggi pada usia 8.5 tahun. Dan 12.9 poin pada usia 9.5 tahun (wordpress.com/2007). 30 B. Kerangka Teori ASI Komposisi ASI : Energi Protein Lemak Karbohidrat Kalsium Fosfor Besi Vitamin A Pertumbuhan Perkembangan Komposisi Bukan ASI/ Susu Formula Gambar 2.1 Kerangka Teori Sumber : Modifikasi Winarno,1995 dan Sunarti, 1994 31 C. Kerangka Konsep Kerangka konsep penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan tumbuh kembang bayi usia 0-6 bulan yang diberi ASI Ekslusif dan yang tidak diberi ASI Ekslusif adapun variabel yang di bahas dalam penelitian ini adalah seperti tertera pada kerangka konsep dibawah ini: Variabel Bebas Variabel Terikat Pemberian ASI Tingkat Kesehatan Gambar 2.2 Kerangka Konsep D. Hipotesis Ada perbedaan tumbuh kembang bayi usia 0-6 bulan yang diberi ASI Ekslusif dan yang tidak diberi ASI Ekslusif