Amase-Penerapan Model Pembelajaran EXPLICIT INSTRUCTION

advertisement
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXPLICIT INSTRUCTION
UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR
BIOLOGI SISWA KELAS X MA. HIDAYATUSSIBYAN NW.
SENGKERANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Oleh
Amase, Siti Nurhidayati, Siti Rabiatul Adawiyah
Mahasiswa S1 Prodi pendidikan Biologi FP MIPA IKIP Mataram
e-mail:
ABSTRAK: Permasalahan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model
pembelajaran Explicit Instruction terhadap motivasi dan hasil belajar biologi siswa kelas X
MA. Hidayatussbyan NW. Sengkerang Tahun Pelajaran 2013/2014. Jenis penelitian yang
digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). PTK ini terdiri dari dua siklus, masingmasing siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, refleksi.
Subyek penelitian yaitu siswa kelas X dengan jumlah siswa 24 orang. Teknik pengumpulan
data dilakukan dengan cara observasi dan angket. Observasi dilakukan untuk mengetahui
keterlaksanaan pembelajaran dan motivasi siswa, sedangkan tes dilakukan untuk mengetahui
hasil belajar siswa. Dari data hasil observasi motivasi siswa siklus I didapat 48, 83% dengan
kategori cukup tinggi dan siklus II didapat 76,62% dengan kategori sangat tinggi. Hasil
penelitian menggunakan tes hasil belajar didapat ketuntasan klasikal siklus I yaitu 62,5% dan
siklus II yaitu 87,5%. Berdasarkan hal tersebut menunjukkan bahwa model pembelajaran
Explicit Instruction dapat meningkatkan motivasi serta hasil belajar biologi siswa kelas X
MA. Hidayatussibyan NW. Sengkerang Tahun Pelajaran 2013/2014.
Kata kunci : Model Pembelajaran Explicit Instruction, Motivasi, dan Hasil Belajar.
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan hubungan antar pribadi pendidik dan peserta didik. Dalam
pergaulan terjadi kontak atau komunikasi antar masing-masing pribadi. Hubungan ini jika
meningkat ke taraf hubungan pendidikan, menjadi hubungan antara pribadi pendidik dan
pribadi peserta didik, yang pada akhirnya melahirkan tanggung jawab pendidikan dan
kewibawaan pendidikan. Dalam undang-undang Sisdiknas No. 20 tahun 2003 Bab II Pasal 3
dikatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa,
dan negara. Dengan demikian, dibutuhkan suatu upaya nyata oleh guru agar siswa aktif dalam
proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Menurut (Arends dalam Suprijono, (2013) bahwa model pembelajaran mengacu pada
pendekatan yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahaptahap pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas.
Penggunaan model pembelajaran yang tepat harus dilakukan pada pembelajaran IPA
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPA. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains
merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, dan dalam
penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. Perkembangan IPA
selanjutnya tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta saja, tetapi juga ditandai oleh
munculnya metode ilmiah yang terwujud melalui suatu rangkaian kerja ilmiah, nilai dan
sikap. Menurut (Puskur, 2007 dalam Trianto, 2013) mendefenisikan pengertian IPA sebagai
pengetahuan yang sistimatis dan tersusun secara teratur, berlaku umum (universal), dan
berupa kumpulan data hasil observasi dan eksperimen. Hakikat IPA meliputi empat unsur
utama yaitu: (1) sikap: rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup, serta
hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui
prosedur yang benar. (2) proses: prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah;
metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau percobaan,
evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan. (3) produk: berupa fakta, prinsip, teori dan
hukum. (4) unsur itu merupakan ciri IPA yang utuh sebenarnya tidak dapat dipisahkan satu
sama lain Menurut (Puskur dalam Trianto 2013). Salah satu model pembelajaran yang bisa
digunakan adalah model pembelajaran Explicit Instruction. Model Explicit Instruction
merupakan salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses
belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang
terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah
demi selangkah. Penggunaan model pembelajaran Explicit Instruction belum pernah
dilakukan di MA. Hidayatussibyan NW. Sengkerang, padahal beberapa hasil penelitian
menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Explicit Instruction berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa dan meningkatkan pemahaman, meningkatkan motivasi siswa
serta hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu Reni (2010) bahwa
penerapan model pembelajaran Explicit Instruction dalam pembelajaran kompetensi keahlian
merias wajah panggung benar-benar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
KAJIAN LITERATUR
Model Pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial (Suprijono, 2013: 46). Explicit
Instruction merupakan model pembelajaran secara langsung, dirancang khusus untuk
mengembangkan belajar peserta didik tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan
deklaratif yang dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah. Jadi, dalam penelitian
ini Model Pembelajaran Explicit Instruction adalah pola pembelajaran selangkah demi
selangkah, yang mengajarkan siswa bagaimana melakukan suatu kegiatan dengan mengetahui
langkah-langkah dalam praktikum. Motivasi merupakan daya upaya yang mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu (Sardiman, 2012), sedangkan menurut (Mc. Donald
dalam Sardiman, 2012) mengemukakan pendapatnya mengenai motivasi. Motivasi
merupakan perubahan energi dalam diri seseorang yang di tandai dengan
munculnyaʻʻfeelingʼʼ dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.dari pengertian
yang dikemukakan Mc. Donald ini mengandung tiga elemen penting.
Motivasi mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia, motivasi
di tandai dengan munculnya, rasa/ʻʻfeelingʼʼ, afeksi seseorang, motivasi akan dirangsang
karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respon dari suatu
aksi, yakni tujuan.
Hasil belajar adalah perubahan perilaku siswa akibat belajar (Purwanto, 2009).
Perubahan itu diupayakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan.
Setiap proses belajar mempengaruhi perubahan perilaku pada diri siswa, tergantung
perubahan yang diinginkan terjadi sesuai dengan tujuan pendidikan. Belajar merupakan
proses dalam diri individu yang berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan
perubahan dalam perilakunya. Belajar merupakan aktivitas mental/psikis yang berlangsung
dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam
pengetahuan, keterampilan dan sikap. Menurut (Winkel dalam Purwanto, 2013).
Domain hasil belajar adalah perilaku-perilaku kejiwaan yang diubah dalam proses
pendidikan. Perilaku kejiwaan dibagi menjadi tiga domain: kognitif, afektif dan psikomotorik.
Berdasarkan uraian dan pendapat para ahli tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa
untuk mencapai motivasi yang baik dan hasil belajar menurut Hilda (2011). Pengaruh Model
Pembelajaran Explicit Instruction Terhadap Hasil Belajar Akutansi Siswa Kelas X SNKN 1
Binjai. Hasil analisis data diperoleh nilai rata-rata siswa kelas eksperimen =73,20 dengan SD
= 8,79 dan nilai rata-rata siswa kelas kontrol 63,80 dengan SD = 9,13. Berdasarkan hasil
penelitian maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar yang diajarkan dengan model Explicit
Instruction lebih tinggi daripada hasil belajar akuntansi yang diajarkan dengan metode
konvensional.
METODE PENELITIAN
a. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian merupakan suatu cara untuk mencari jawaban dari rumusan
masalah. Dalam rancangan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus, apabila
siklus I tidak tuntas maka akan dilaksanakan siklus II yaitu setiap siklus terdiri dari 4 tahapan
yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Rancangan penelitian
dapat dilihat pada Gambar 1.
Perencanaa
n
SIKLUS I
Refleksi
Pelaksanaan
Observasi
Perencana
an
SIKLUS II
Refleksi
Pelaksanaan
Observasi
?
Gambar 1 Siklus PTK (Arikunto, 2010)
1. Instrument penelitian
Angket, Lembar Tes.
2. Teknik Pengumpulan Data
Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup yaitu angket
yang disusun dengan menyediakan pilihan jawaban lengkap.
Tes digunakan untuk memperoleh data hasil belajar yang diperoleh dengan cara
memberikan tes evaluasi atau ulangan pada siswa setiap akhir siklus I dan siklus II
dengan soal pilihan ganda berjumlah 20 butir soal.
Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi secara
langsung yaitu suatu proses pengamatan yang dilakukan oleh observer secara langsung
kepada objek penelitian. Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
observasi dalam keterlaksanaan proses pembelajaran (Keterlaksanaan RPP) dengan
menggunakan model pembelajaran Explicit Insrtuction.
3. Teknik Analisis Data
1. Motivasi individu
Motivasiindividu=
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
Motivasi kelas
𝑥
P = 𝑛 .𝑁 x 100%
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
𝑥 100%
Keterangan :
P = persentasi motivasi siswa
𝑥 = jumlah skor rata-rata siswa
𝑛 = jumlah sampel penelitian
N = skor maksimal angket
2. Ketuntasan klasikal
x
KK 
x100%
z
Keterangan:
KK = Ketuntasan klasikal.
X = Jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥ 65%.
Z = Jumlah seluruh siswa yang ikut tes.
Kelas dikatakan tuntas secara klasikal apabila mencapai angka ketuntasan ≥ 85%
(Arikunto, 2010).
3. Data Keterlaksanaan RPP
% Keterlaksanaan =
A
x 100%
B
Keterangan:
A=Langkah aktivitas/ pembelajaran yang terlaksana.
B =Seluruh aktivitas/ pembelajaran yang direncanakan.
Dalam menentukan tinggi rendahnya keterlaksanaan RPP oleh guru maka dapat
ditentukan dengan tabel sebagai berikut.
Tabel 1` Persentase keterlaksaan RPP dalam kegiatan pembelajaran
No
1.
2.
3.
4.
5.
Persentase
81% - 100%
61% - 80%
41% - 60%
21% - 40 %
0% - 20%
Kategori
Sangat baik
Baik
Cukup baik
Tidak baik
Sangat tidak baik
(Sumber : Arikunto, 2010)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilaksanakan dengan menerapkan model pembelajaran Explicit
Instruction untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa biologi kelas X MA.
Hidayatussibyan NW. Sengkerang. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Mei sampai
12 Juni 2014. penelitian berlangsung dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari
empat tahap yaitu perencenaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Berikut hasil
analisis hasil belajar siswa dan analisis angket motivasi belajar siswa :
Tabel 2 Angket Motivasi Belajar
No
1. 1
2. 2
3. 3
Keterangan
Jumlah siswa
Presentase motivasi siklus
Kategori
Siklus I
24 siswa
48, 83%
Cukup tinggi
Siklus II
24 siswa
76,62%
Sangat tinggi
Tabel 3 Evaluasi Hasil Belajar
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Keterangan
Jumlah siswa
Jumlah siswa tuntas
Jumlah siswa tidak tuntas
Nilai tertinggi
Nilai terendah
Total hasil evaluasi
Rata-rata hasil evaluasi
Ketuntasan klasikal siklus
Siklus I
24 siswa
15 siswa
9 siswa
80
30
1510
62, 5
62, 5%
Siklus II
24 siswa
21 siswa
3 siswa
90
50
1815
87, 5
87, 5%
Pada Tabel 3 di atas terlihat bahwa, pada siklus I ketuntasan klasikal siswa mencapai
62,5%, hal ini belum menunjukan ketuntasan klasikal, sedangkan pada siklus II ketuntasan
belajar individu sudah termasuk ketuntasan klasikal karena persentase ketuntasannya telah
mencapai 87,5%. Hal ini terbukti pada ketuntasan belajar siswa yang mengalami peningkatan
pada siklus II. Jadi dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran
Explicit Instruction hasil siswa mengalami peningkatan. Untuk analisis keterlaksanan RPP
dapat dilihat pada Tabel 4 di bawah ini:
Tabel 4 Data observasi keterlaksanaan RPP dalam mengajar siswa kelas X MA.
Hidayatussibyan NW. Sengkerang tahun pelajaran 2013/2014.
Ketercapaian Pembelajaran
Jumlah indikator
Jumlah skor maksimum
Jumlah skor yang diperoleh
% ketercapaian
Kategori
Siklus I
20
20
17
85%
Sangat
Baik
Siklus II
20
20
19
95 %
Sangat Baik
Berdasarkan tabel 4, data observasi keterlaksanaan RPP di atas menunjukkan bahwa ada
peningkatan dari siklus I sampai siklus II. Hal tersebut bahwa observasi keterlaksanaan RPP
dapat dikategorikan sangat baik.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik simpulan bahwa
penerapan model pembelajaran Explicit Instruction dapat meningkatkan motivasi dan
hasil belajar biologi siswa kelas X MA. Hidayatussbyan NW. Sengkerang tahun
pelajaran 2013/ 2014. Peningkatan ini dapat dilihat pada perolehan nilai motivasi siswa
pada siklus I sebesar 48, 83% dengan kategori cukup tinggi dan pada siklus II sebesar 76,
62% dengan kategori sangat tinggi sedangkan untuk hasil belajar persentase ketuntasan
klasikal pada siklus I sebanyak 62, 5% dan siklus II sebanyak 87, 5%.
B. Saran
Diharapkan pada guru biologi kelas X MA. Hidayatussibyan NW. Sengkerang
untuk menerapkan model pembelajaran Explicit Instruction sebagai salah satu alternatif
karena metode yang digunakan selama ini masih menggunakan metode ceramah
sehingga menyebabkan siswa masih kurang aktif dalam pembelajaran. Hasil penelitian
ini diharapkan dapat digunakan sebagai alat evaluasi dan instropeksi bagi guru dalam
memperbaiki kekurangan kegiatan pembelajaran dalam memberikan gagasan untuk
meningkatkan mutu pendidikan kearah yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Hilda, 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Explicit Instruction Terhadap Hasil Belajar
Akutansi Siswa X SMK Negeri 1 Binjai. pdf. (Diakses 25 Januari 2014).
Purwanto. 2013. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Reni. 2010. Peningkatan Prestasi Belajar Dengan Explicit Instruction Di Kelas
Kecantikan Muka SMKN 6 Yogyakarta. pdf. (Diakses 25 januari 2014).
Suprijono, A. 2012. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Sardiman, 2012. Intraksi dan Motifasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Trianto. 2013. Model Pembelajaran Terpadu. Surabaya: PT Bumi Aksara.
Download