GAMBARAN NILAI HEMATOKRIT DENGAN VOLUME DARAH 3/4, 1/2, DAN 1/4 TABUNG MIKROKAPILER KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Analis Kesehatan pada Program Studi D3 Analis Kesehatan Oleh : RD. SINTYA DWI SEPTIANI NIM. 13DA277035 PROGRAM STUDI D3 ANALIS KESEHATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH CIAMIS 2016 PENGESAHAN KTI ini telah dipertahankan dan diperbaiki sesuai dengan Masukan Dewan Penguji Program Studi D3 Analis Kesehatan Pada tanggal 27 Juli 2016 Mengesahkan, Penguji I Doni Setiawan, S.Si NIK. 0432778710065 Penguji II Minceu Sumirah, SKM NIK.0432778009055 Penguji III Atun Farihatun, SKM., M.KM NIK. 0432778109054 Mengetahui, Ketua STIKes Muhammadiyah Ciamis Ketua Program Studi D3 Analis Kesehatan H. Dedi Supriadi, S.Sos., S.Kep., Ners., M.MKes NIK. 0432777295008 ii Atun Farihatun, SKM., M.KM NIK. 0432778109054 PERNYATAAN Saya menyatakan bahwa KTI yang berjudul “Gambaran Nilai Hematokrit Dengan Volume Darah 3/4, 1/2, dan 1/4 Tabung Mikrokapiler” ini, sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam penulisan karya ilmiah. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung sanksi yang telah ditentukani nstitusi STIKes Muhammadiyah Ciamis apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini. Ciamis, Juli2016 Yang membuat Pernyataan, Rd. Sintya Dwi Septiani NIM : 13DA277023 iii GAMBARAN NILAI HEMATOKRIT DENGAN VOLUME DARAH 3/4, 1/2, DAN 1/4 TABUNG MIKROKAPILER1 Rd. Sintya Dwi Septiani2 Minceu Sumirah3 Atun Farihatun4 INTISARI Nilai hematokrit adalah volume semua eritrosit dalam 100 mL darah dan disebut dengan persen (%) dari volume darah tersebut. Pemeriksaan hematokrit salah satunya menggunakan metode mikrohematokrit karena pemeriksaannya cepat dan mudah. Pemeriksaan hematokrit menggunakan sebanyak 3/4 tabung mikrokapiler tetapi kenyataannya dilapangan, volume darah yang digunakannya bervariasi ada yang 1/2, dan 1/4 tabung mikrokapiler. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran nilai hematokrit pada tabung mikrokapiler dengan volume darah 3/4, 1/2, dan 1/4 tabung. Desain penelitian yang digunakan adalah eksperimen. Sampel penelitian diambil 10 orang mahasiswa Prodi D3 Analis Kesehatan STIKes Muhammadiyah Ciamis, setiap satu sampel darah dibuat perlakuan volume darah 3/4, 1/2, dan 1/4 tabung mikrokapiler sehingga total darah adalah 30 sampel. Hasil penelitian dapat disimpulkan pemeriksaan nilai hematokrit dengan berbeda volume darah 3/4, 1/2, dan 1/4 tabung mikrokapiler hasilnya tidak ada perbedaan. Kata Kunci Kepustakaan Keterangan : Hematokrit, volume darah 3/4, 1/2, dan 1/4 tabung mikrokapiler : 18, 2000-2012 : 1 Judul, 2 Nama Mahasiswa, 3 Nama Pembimbing I, 4 Nama Pembimbing II iv DESCRIPTION OF THE VOLUME OF BLOOD hematocrit values 3/4, 1/2 , AND 1/4 TUBE MICROCAPILLARY1 Rd. Sintya Dwi Septiani2 Minceu Sumirah3 Atun Farihatun4 ABSTRACT Hematocrit values is the volume all the erythrocytes in 100 mL of blood and called the percent ( % ) of the blood volume . Examination hematocrit one using methods microhematocrit for quick and easy. Examination of hematocrit using micro-capillary tube as much as 3/4 but the reality in the field, blood volume varied uses there are 1/2 and 1/4 tube microcapillary. This study aims to reveal the hematocrit value in the microcapillary tube with blood volume 3/4, 1/2, and 1/4 tube. The study design used was experimental. Samples were taken 10 students Prodi D3 Technical Laboratorium Medic of STIKes Muhammadiyah Ciamis, every single blood sample made treatment of blood volume 3/4, 1/2, and 1/4 tube microcapillary so that the total blood was 30 samples. It can be concluded examination with different hematocrit values of blood volume 3/4, 1/2, and 1/4 tube microcapillary result no difference. Keywords Bibliography Description : Hematocrit, blood volume 3/4, 1/2, and 1/4 tube microcapillary : 18, 2000-2012 : 1 Title, 2 Name, 3 Name of Supervisor I, 4 Name of Supervisor II v KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas Taufik Rahmat dan Hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul“Gambaran Nilai Hematokrit Dengan Volume Darah 3/4, 1/2, dan 1/4 Tabung Mikrokapiler”. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan D3 Analis Kesehatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Ciamis. Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini jauh dari kesempurnaan. Hal ini tidak terlepas dari keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis. Untuk itu kepada semua pihak yang terkait, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun, dan akan dijadikan bahan koreksi untuk penyempurnaan di masa yang akan datang. Pada kesempatan yang muliaini, penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini yaitu kepada yang terhormat: 1. H. Dedi Supriadi., S.Sos., S.Kep.,Ners., M.MKes, selaku Ketua STIKes Muhammadiyah Ciamis. 2. Atun Farihatun, S.KM., M.KM, selaku Ketua Program Studi D3 Analis Kesehatan STIKes Muhammadiyah Ciamis dan sekaligus pembimbing II yang telah memberikan motivasi dan arahan serta dukungan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. 3. Minceu Sumirah, S.KM, selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, motivasi arahan dan dukungan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. 4. Doni Setiawan, S.Si, selaku penguji I yang telah memberikan bimbingan, motivasi arahan dandukungan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. vi 5. H. Iif Taufiq El Haque, S.Kep selaku pembimbing AIK yang telah memberikan bimbingan dan arahannya dalam penyusunan KTI ini. 6. Dosen-dosen sertastaf karyawan Prodi D3 Analis Kesehatan yang memberikan pengetahuan selama proses perkuliahan. 7. Terimakasih kepada teman-teman D3 analis kesehatan yang telah ikut serta dalam penelitian ini. 8. Papah dan mamah tercinta, kakak serta keluarga besar yang selalu memberikan motivasi, dukungan kasih sayang yang tiada hentihentinya baik moril maupun materil. 9. Rekan-rekan seperjuangan Program Studi D3 Analis Kesehatan STIKes Muhammadiyah Ciamis angkatan ke-5 yang telah berjuang bersama-sama dalam menyelesaikan Pendidikan Program Studi D3 Analis Kesehatan. Penulis berharap Karya Tulis Ilmiah ini tidak hanya menambah pengetahuan, tetapi dapat merangsang kreatifitas dalam mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang ilmu Analis Kesehatan. Akhirul kalam penulis mengucapkan mohon maaf yang sebesarbesarnya apabila ada kekurangan dan kesalahan. Terimakasih banyak, semoga yang dicita-citakan kita semua dikabulkan Allah SWT amin. Ciamis, Juli 2016 Penulis vii DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ............................................................................. i PERSETUJUAN ................................................................................. ii PERNYATAAN ................................................................................... iii INTISARI ............................................................................................ iv ABSTRACT ........................................................................................ v KATA PENGANTAR .......................................................................... vi DAFTAR ISI ....................................................................................... viii DAFTAR TABEL ................................................................................ xi DAFTAR GAMBAR ............................................................................ xii DAFTAR SINGKATAN ....................................................................... xiii DAFTAR ISTILAH .............................................................................. xiv DAFTARLAMPIRAN .......................................................................... xv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ..................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................ 3 C. Tujuan Penelitian ................................................................. 3 D. Manfaat Penelitian................................................................ 3 1. Manfaat Bagi Tenaga Laboratorium .............................. 3 2. Manfaat Bagi Penulis ...................................................... 3 3. Manfaat Bagi Institusi Pendidikan ................................. 3 E. Keaslian Penelitian .............................................................. 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasar Teori ..................................................................... 5 1. Definisi Hematoktrit ....................................................... 5 2. Prinsip Hematoktrit ........................................................ 5 3. Metode Hematokrit ......................................................... 6 viii 4. Nilai Normal Hematokrit ................................................ 7 5. Tujuan Pemeriksaan hematokrit ................................... 7 6. Faktor-Faktor yang mempengaruhi nilai hematokrit ... 8 7. Centrifuge Mikrohematokrit .......................................... 8 8. Penyakit yang Berkaitan dengan Hematokrit ............... 11 B. Kerangka Konsep ................................................................. 13 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penelitian .......................................................... 14 B. Variabel dan Definisi Operasional....................................... 14 C. Sampel Penelitian ................................................................ 15 a. Sampel ............................................................................ 15 b. Teknik Pengambilan Sampel ......................................... 15 D. Teknik Pengumpulan Data................................................... 15 1. Teknik Pengumpulan Data ............................................ 15 2. Instrumen Penelitian ...................................................... 15 E. Prosedur Penelitian.............................................................. 16 1. Tahap Pre Analitik........................................................... 16 2. Tahap Analitik Metode Mikro.......................................... 16 3. Tahap Post Ananlitik ...................................................... 17 F. Pengolahan Data .................................................................. 17 G. Etika Penelitian..................................................................... 17 H. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................... 17 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian..................................................................... 18 B. Pembahasan ......................................................................... 19 BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ............................................................................... 20 B. Saran ..................................................................................... 20 ix DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP x 21 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Nilai Normal Hematokrit....................................................... 7 Tabel 3.1 Variabel dan Definisi Operasional ...................................... 14 Tabel 3.2 Data alat yang digunakan dalam penelitian ........................ 15 Tabel 3.3 Data bahan yang digunakan dalam penelitian .................... 16 Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Nilai Hematokrit dengan volume darah 3/4, 1/2, dan 1/4 tabung mikrokapiler ................................. xi 18 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Tabung Mikrokapalir darah yang sudah di centrifuge ...... 6 Gambar 2.2 Skala Hematokrit ............................................................. 7 Gambar 2.3 Centrifuge Mikrohematokrit ............................................. 8 Gambar 2.4 Kerangka Konsep............................................................ 13 xii DAFTAR SINGKATAN % : Persen dL : Desiliter µL : Mikron EDTA : Ethylene Diamine Tetraacetid Acid g : gram Ht : Hematokrit mL : Mililiter mm : Milimeter xiii DAFTAR ISTILAH Centrifuge : Sebuah perangkat yang berputar pada poros tetapnya dengan berbagai kecepatan. Eritrosit : Disebut juga sel darah merah berfungsi membawa oksigen kedalam sel-sel tubuh dan karbondioksida keluar dari tubuh. Hematokrit : Volume semua eritrosit dalam 100 mL darah dan disebut dengan persen (%) dari volume darah Hipertiroid : Istilah medis untuk tanda-tanda dan gejala yang berhubungan dengan produksi hormon tiroid yang berlebihan. Leukosit : Disebut juga sel darah putih merupakan komponen penting dari darah dalam sistem kekebalan tubuh. Leukemia : Kanker darah, di mana sel-sel darah putih dapat diproduksi dalam jumlah berlebihan dan tidak dapat bekerja dengan baik Limfosit : Leukosit (sel darah putih) yang ditemukan dalam darah dan jaringan getah bening. Plasma : Komponen darah yang berbentuk cairan berwarna kuning yang menjadi medium sel-sel darah. xiv DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Informasi Lampiran 2 Informed Consent Lampiran 3 SuratKeteranganTelahMelakukanPenelitian Lampiran 4 Dokumentasi Penelitian xv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu pemeriksaan laboratorium yang banyak dilakukan adalah pemeriksaan hematologi yang meliputi beberapa parameter salah satunya pemeriksaan hematokrit. Nilai hematokrit adalah volume semua eritrosit dalam 100 mL darah dan disebut dengan persen (%) dari volume darah tersebut. Untuk mengukur nilai hematrokrit digunakan dua metode pemeriksaan yaitu Mikrohematokrit dan makrohematokrit. Metode pemeriksaan secara mikro berprinsip sejumlah darah dimasukkan kedalam tabung kapiler lalu dilakukan centrifuge untuk mendapatkan nilai hematokrit yang diukur menggunakan skala hematoktrit, sedangkan metode pemeriksaan secara makro berprinsip sampel darah yang di sentrifuge dalam waktu tertentu kemudian dibaca volume dari masa erirosit yang telah dipadatkan didasar tabung dan dinyatakan dalam sekian % dari volume semula (volume %) (Gandasoebrata, 2007). Pemeriksaan hematokrit merupakan salah satu pemeriksaan darah khusus yang sering dilakukan di laboratorium yang berguna untuk membantu diagnosa berbagai penyakit diantaranya Demam Berdarah Dengue (DBD), anemia, polisitemia dan diare berat. Penetapan nilai hematokrit dapat dilakukan dengan cara makro dan mikro. Pada cara makro digunakan tabung wintrobe, sedangkan pada cara mikro digunakan pipet kapiler. Metode pemeriksaan secara mikro sering digunakan karena cepat dan mudah dibandingkan dengan metode makro yang membutuhkan sampel lebih banyak dan waktu yang lama (Sacher, 2004). Menurut Gandasoebrata (2007) Prosedur pemeriksaan hematokrit adalah sampel darah dimasukkan ke dalam tabung kapiler sampai 3/4 volume tabung. Salah satu ujung tabung ditutup 1 2 dengan dempul (clay) lalu dicentrifuge selama 5 menit dengan kecepatan 11.000 rpm. Tinggi kolom eritrosit diukur dengan alat pembaca hematokrit, nilainya dinyatakan dalam volume %. Sementara kenyataan di lapangan ditemukan kasus pada saat praktik klinik pengambilan darah volumenya tidak sesuai dengan volume tabung yang seharusnya 3/4 bagian tabung, ada kalanya darah hanya memenuhi 1/2 tabung atau 1/4 bagian tabung. Faktorfaktor yang mempengaruhi nilai hemaokrit : darah yang didapatkan sedikit, mengkonsumsi obat-obatan, terdapat gelembung udara didalam tabung mikrokapiler. Sebagai mana firman Allah SWT. Telah berfirman didalam surat Al-kahfi ayat 30 yang berbunyi : Artinya : “Sesungguhnya mereka yang beriman dan beramal saleh (bekerja dengan benar sesuai dengan kriteria yang ditetapkan), tentulah kami tidak akan menyia-nyiakan pahala orang yang mengerjakan amalnya dengan baik” (QS Al-Khafi Ayat : 30). Berdasarkan ayat yang dijelaskan diatas maka kita harus melakukan suatu pekerjaan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, karena dengan melakukannya sesuai dengan kriteria yang telah ditentukannya maka hasilnya akan benar, begitu juga untuk pemeriksaan hematokrit. Maka dari itu peneliti ingin mengetahui gambaran hasil pemeriksaan nilai mikrokapiler dengan volume darah 3/4, 1/2, dan 1/4 tabung mikrokapiler. 3 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dikemukakan permasalahan Bagaimana gambaran hasil nilai hematokrit yang di centrifuge dengan volume darah yang berbeda yaitu ¾, ½, dan ¼ tabung ? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran nilai hematokrit pada tabung mikrokapiler dengan volume darah ¾, ½, dan ¼ tabung. D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini dibagi menjadi 2, diantaranya yaitu : 1. Bagi Tenaga Laboratorium Untuk memberikan informasi mengenai gambaran nilai hematokrit dengan volume darah ¾, ½, dan ¾ tabung mikrokapiler. 2. Bagi Penulis Untuk mengetahui dan memperdalam pengetahuan penulis mengenai pemeriksaan darah rutin dan pemeriksaan darah khusus salah satunya ialah hematokrit. 3. Bagi Institusi Pendidikan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah dalam pembelajaran hematologi, khususnya yang berkaitan dengan pemeriksaan hematokrit. E. Keaslian Penelitian Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya oleh Sri Nurhayati Eka Putri (2012) yang berjudul “Perbedaan kadar hematokrit dan metode otomatis dengan menggunakan hematology analyzer”, penelitian selanjutnya oleh Sofyan Azhar (2012) yang 4 berjudul “Perbedaan hasil pemeriksaan nilai hematokrit pada tabung K3EDTA vacutainer antara volume sampel 1 mL dengan 3 mL”, persamaan penelitian dari kedua penelitian yang telah dilakukan di atas ialah pemeriksaan nilai hematokrit, namun perbedaannya terdapat pada metode pemeriksaan. Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan peneliti yang berjudul “Gambaran Nilai Hematokrit dengan Volume Darah 3/4, 1/2, dan 1/4 tabung mikrokapiler”. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Definisi Hematokrit Hematokrit dalam kamus kedokteran Webster’s new world (2010) didefinisikan sebagai jumlah volume darah merah terhadap volume seluruh darah yang dinyatakan dalam % yang tergantung pada jenis kelamin. Hematokrit adalah perbandingan bagian dari darah yang mengandung eritrosit terhadap volume seluruh darah yang dihitung dalam % (Sutedjo, 2009). Pemeriksaan hematokrit merupakan salah satu metode yang paling teliti dan simpel dalam mendeteksi derajat anemia atau polisitemia. Nilai hematokrit juga digunakan untuk menghitung nilai eritrosit rata-rata, biasanya nilai itu ditentukan dengan darah vena atau darah kapiler. Ketika darah utuh dicentrifuge, partikel yang lebih berat akan turun ke dasar tabung kapiler dan partikel endapan yang lebih ringan berada diatasnya. Kemudian nilai hematokrit dapat segera diukur Nilai normal hematokrit berbeda dalam jenis kelamin. Pada laki-laki nilai hematokritnya adalah 40%-50% sedangkan untuk wanita nilai hematokritnya adalah 36%-46% (Gandasoebrata, 2007). 2. Prinsip Hematokrit Prinsip pemeriksaan hematokrit yaitu darah yang mengandung antikoagulan dicentrifuge dan total sel darah merah dapat dinyatakan sebagai persen (Hoffbrand, 2008). 5 6 3. Metode Hematokrit Metode pengukuran hematokrit secara manual dikenal ada 2, yaitu : a. Metode mikrohematokrit Metode ini digunakan tabung kapiler yang panjangnya 75 mm dan diameter dalam 1 mm, tabung ini ada dua jenis, ada yang dilapisi antikoagulan Na2 EDTA atau heparin di dalamnya dan ada yang tanpa koagulan. Tabung kapiler dengan anti koagulan dipakai bila menggunakan darah tanpa anti koagulan seperti darah kapiler, sedangkan tabung kapiler dengan antikoagulan dipakai bila menggunakan darah dengan anti koagulan pada pembuluh darah vena. Metode mikrohematokrit mempunyai keunggulan lebih cepat dan sederhana, proporsi plasma dan eritrosit (nilai hematokrit) dibaca dengan alat pembaca skala hematokrit. Cara mikrohematokrit digunakan tabung kapiler yang panjangnya 75 mm dan diameter dalam 1 mm. b. Metode makrohematokrit Metode ini digunakan tabung Wintrobe yang mempunyai diameter dalam 2,5 – 3 mm, panjang 110 mm dengan skala interval 1 mm sepanjang 100 mm dan volumenya ialah 1 mL (Wirawan, 2000). Gambar 2.1 Tabung mikrokapiler dengan darah yang telah di centrifuge. Sumber; Turgeon (2005) 7 Gambar 2.2 Skala Hematokrit Sumber; Koleksi Pribadi 4. Nilai Normal Hematoktrit Tabel 2.1 Batas Normal Kadar Hematokrit JENIS NILAI HEMATOKRIT (%) Bayi baru lahir 44-65 % Anak (1-3 tahun) 29-40 % Anak ( 4-10 tahun) 31-43 % Laki-laki 40-50 % Wanita 36-46 % Sumber; Acun dan Sodycx (2010) 5. Tujuan Pemeriksaan Hematokrit Pemeriksaan hematokrit bertujuan untuk mengukur kosentrasi sel-sel darah merah dalam darah, yang dapat mendeteksi adanya anemia, kehilangan darah, gagal ginjal kronis, defisiensi vitamin B dan C. Untuk mengetahui adanya ikterus yang dapat diamati dari warna plasma, dimana warna yang terbentuk kuning atau kuning tua. Dapat juga digunakan untuk menentukan rata-rata volume eritrosit yang merupakan screenig test dalam mendeteksi adanya hiperbilirubinemia. 8 Warna plasma yang diperoleh dari pemusingan yang berwarna kuning atau kuning tua baik dalam keadaan fisiologis atau patologi merupakan indikasi naiknya bilirubin dalam darah, misalnya pada infeksi hepatitis (Purwaningsih, 2011). 6. Faktor-Faktor kesalahan dalam penetapan nilai Hematokrit yaitu: 1) Bila memakai darah kapiler tetesan darah pertama harus dibuang karena mengandung cairan intrastisial. 2) Bahan pemeriksaan yang ditunda lebih dari 6 – 8 jam akan meningkatkan hematokrit. 3) Bahan pemeriksaan tidak dicampur hingga homogen sebelum pemeriksaan dilakukan. 4) Darah yang diperiksa tidak boleh mengandung bekuan. 5) Didaerah beriklim tropis, tabung kapiler yang mengandung heparin cepat rusak karena itu harus disimpan dilemari es. 6) Kecepatan dan lama pemusingan harus sesuai 7) Pembacaan yang salah. 8) Obat – obatan yang dapat meingkatkan hasil hematokrit, seperti : Diuretik, cafein (Gandasoebrata, 2007). 7. Centrifuge Mikrohematokrit Gambar 2.3 Centrifuge Mikrohematokrit Sumber; Koleksi Pribadi 9 Merupakan centrifuge yang dipakai untuk keperluan yang lebih spesifik. Seperti mikrohematokrit centrifuge dan blood bank centrifuge, yang dirancang untuk pemakaian spesifik di laboratorium klinik. Mikrohematokrit centrifuge adalah merupakan variasi dari microcentrifuge yang dapat menampung sampel kapiler untuk pengukuran volumr hematocrit pack cell, sedangkan Blood Bank Centrifuge adalah centrifuge yang dipakai di bank darah dan serologi yag dirancang untuk memisahkan sampel serologis dalam tabung (Wirawan, 2000). Jenis lain adalah centrifuge berkecepatan tinggi, yaitu ultra centrifuge dan refrigerated centrifuge. Centrifuge berkecepatan tinggi berputar pada kecepatan 0- 20.000 rpm dan ultra centrifuge berputar pada kecepatan di atas 50.000 rpm. Kebanyakan centrifuge ini dilengkapi dengan sistem pendingin untuk menjaga sampel tetap dingin selama centrifuge (Wirawan, 2000). a. Cara Kalibrasi Alat Ada beberapa alat yang dapat digunakan untuk alat kalibrasi centrifuge : 1) Kalibrasi rpm a. Dengan Tachometer mekanik 1. Ujung kabel yang satu dikaitkan pada kumparan motor di dala, sedangkan ujung yang lain dihubungkan dengan alat Tachometer. 2. Set centrifuge pada rpm tertentu, kemudian jalankan. 3. Catat rpm yang ditunjukkan oleh meter pada tachometer. 4. Ulangi beberapa kali, hitung rata-rata 10 b. Dengan Tachometer elektrik 1. Meletakkan bagian magnet di sekeliling coil, sehingga menimbulkan aliran listrik bila alat lain dijalankan 2. Set centrifuge pada rpm tertentu, kemudian jalankan. 3. Catat rpm yang ditunjukkan oleh meter pada tachometer. 4. Ulangi beberapa kali 2) Kalibrasi timer a. Set centrifuge pada waktu yang sering dipakai, misalnya 5 menit b. Jalankan alat dan bersamaan dengan itu jalankan stopwatch. c. Pada waktu centrifuge berhenti matikan stopwatch, catat waktu yang ditunjukkan stopwatch. d. Ulangi beberapa kali, hitung rata-rata b. Cara Perawatan 1) Memeriksa kelengkapan dan aksesoris pada centrifuge. 2) Lakukan pembersihan pada seluruh bagian alat. 3) Membersihkan dari pecahan tabung, tumpahan darah, serum dan lakukan desinfeksi setiap saat. 4) Melakukan pelumasan pada bagian-bagian yang bergerak. 5) Melakukan pengencangan pada baut centrifuge. 6) Melakukan pengecekan fungsi dan kondisi bagian alat. 7) Melakukan kalibrasi dan pengujian kecepatan pada pesawat centrifuge. 8) Melakukan penggantian sikat arang apabila motor tidak berputar. 9) Melakukan penyetelan/adjusmen (Wirawan, 2000). 11 8. Penyakit yang berkaitan dengan Hematokrit Menurut Hadinegoro dan Satari (2005) pemeriksaan hematokrit berhubungan dengan beberapa penyakit yaitu : a. Demam Berdarah Dengue (Dengue Haemorrhagic Fever, selanjutnya disingkat DHF) ialah penyakit yang terdapat pada anak dan dewasa yang disebabkan oleh virus dan disebarkan oleh nyamuk Aedes aegypti. menentukan berat penyakit permeabilitas pembuluh darah Patofisiologi ini adalah sehingga utama yang meningkatnya mengakibatkan kebocoran plasma ke ekstrak vaskuler melalui kapiler yang rusak. Hal tersebut menyebabkan volume plasma menurun dan nilai hematokrit meningkat. Peningkatan hematokrit sampai 20% atau lebih dianggap sebagai bukti definitif adanya penigkatan permeabilitas pembuluh darah dan kebocoran plasma. Jadi, apabila terjadi peningkatan hematokrit dapat segera dilakukan pemberian cairan intravena atau infus yang bertujuan untuk mengembalikan volume cairan intravaskuler ketingkat yang normal. b. Anemia adalah penurunan kuantitas sel-sel darah merah dalam sirkulasi, abnormalitas kandungan hemoglobin sel darah merah atau keduanya. Anemia dapat mengakibatkan penurunan nilai hematokrit dan hemoglobin. c. Polisitemia adalah peningkatan jumlah sel darah merah. Polisitemia vera ditandai dengan peningkatan jumlah trombosit dan granulosit serta sel darah merah, dan diyakini sebagai awal terjadinya abnormalitas sel. Di dalam sirkulasi darah polisitemia vera didapati peninggian nilai hematokrit yang menggambarkan terjadinya peningkatan konsentrasi eritrosit terhadap plasma. d. Diare berat adalah buang air besar (defekasi) dengan feses berbentuk cairan atau setengah cairan (setengah padat), dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak dari 12 biasanya (normal 100-200 ml/jam tinja). Apabila terkena diare biasanya akan mengalami dehidrasi yaitu kehilangan cairan sebagai akibat kehilangan air dari badan baik karena kekurangan pemasukan air atau kehilangan air yang berlebih dapat menyebabkan nilai hematokrit meningkat akibat hemokonsentrasi. Hematokrit yang rendah dapat menyebabkan anemia. Ada alasan terjadinya anemia, umumnya adalah : a. Kehilangan darah (luka trauma, operasi, perdarahan kanker usus besar) b. Kekurangan gizi (zat besi, vitamin B12, folat). c. Masalah pada tulang sum-sum (penggantian sumsum tulang oleh kanker, penindasan kemoterapi obat, gagal ginjal) Hematokrit yang tinggi dapat terjadi pada beberapa kondisi : a. Diare berat b. Dehidrasi c. Pembedahan d. Luka bakar (Hadinegoro dan Satari, 2005). 13 B. Kerangka Konsep Pemeriksaan Hematokrit dengan Menggunakan Mikrohematokrit Volume darah 3/4 Tabung Volume darah 1/2 Tabung Volume darah 1/4 Tabung Hasil Hematokrit Hasil Hematokrit Hasil Hematokrit Gambar 2.4 Kerangka Konsep Pemeriksaan hematokrit dipengaruhi oleh bebrapa faktor yaitu : Alat-alat yang dipakai kurang bersih, tenaga analis, pengambilan darah kapiler, waktu centrifuge tidak sesuai, obat – obatan yang dapat meingkatkan hasil hematokrit, seperti : Diuretik dan cafein. Dalam penelitian ini, pemeriksaan hematokrit dilakukan dengan menggunakan volume darah sebanyak 3/4, 1/2, dan 1/4 tabung mikrokapiler. DAFTAR PUSTAKA Al-Qur’an dan Terjemahannya. Dipenogoro. (2010) Bandung : CV Penerbit Abdurrahman. (2011) Dasar-Dasar Metode Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Pustaka Setia. Acun dan Sodycx. (2010) Pemeriksaan Hematokrit-ht. Tersedia dalam http://www.sodycxacun.web.id/2010/07/pemeriksaanhematokrit-ht.html.[diakses28 Maret 2016]. Agnes, M. (2010) Webster’s New World College Dictionary. New York : Macmillian. Dorlan, W. A. (2007) Kamus Kedokeran Dorlan Edisi 29. Jakarta : KDT. Gandasoebrata. (2007) Penuntun Laboratorium Klinik. Rakyat. Jakarta : Dian Harjdjoeno, H. (2007) Interpretasi Hasil Tes Laboratorium Diagnostik Edisi III. Makassar: LPI UNHAS. Hadinegoro & Satari. (2005) Demam berdarah dengue. Naskah lengkap pelatihan bagi pelatih spesialis anak & dokter spesialis penyakit dalam dalam tatalaksana kasus DBD. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Hoffbrand, A.V. (2008) Kapita Selekta Hematologi Edisi 4. Jakarta : EGC Pearce. (2009) Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : PT. Gramedia. Pramuljo hariarti S. (2004) Peran Pencitraan pada Demam Berdarah Dengue. Naskah Lengkap Pelatihan bagi Pelatih Dokter Spesialis Anak dan Dokter Spesialis Penyakit Dalam dalam Tatalaksana Kasus DBD. Jakarta : FKUI Purwainingsih, Indah. (2011) Penuntun Praktikum Hematologi. Malang: AAKMAL Sacher. (2004) Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Edisi ke11. Jakarta: EGC. 22 23 Saifuddin. (2009) Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : EGC. Sugiono. (2012) Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung : Alfabeta. Sutedjo. (2009) Buku Saku Mengenal Penyakit Melalui Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Yogyakarta : Penerbit Amara Books. Turgeon. (2005) Clinical Hematology: Theory and Procedures, 5ed. Baltimore : Lippincott Williams & Wilkins. Wirawan. (2000) Pemeriksaan Laboratorium Hematologi Sederhana, Edisi ke dua. Jakarta : Fakultas Kedokteran UI.