gambaran nilai hematokrit dengan volume darah 3/4, 1/2, dan 1/4

advertisement
GAMBARAN NILAI HEMATOKRIT DENGAN VOLUME
DARAH 3/4, 1/2, DAN 1/4 TABUNG MIKROKAPILER
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk
Memperoleh Gelar Ahli Madya Analis Kesehatan
pada Program Studi D3 Analis Kesehatan
Oleh :
RD. SINTYA DWI SEPTIANI
NIM. 13DA277035
PROGRAM STUDI D3 ANALIS KESEHATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
CIAMIS
2016
PENGESAHAN
KTI ini telah dipertahankan dan diperbaiki sesuai dengan
Masukan Dewan Penguji Program Studi D3 Analis Kesehatan
Pada tanggal 27 Juli 2016
Mengesahkan,
Penguji I
Doni Setiawan, S.Si
NIK. 0432778710065
Penguji II
Minceu Sumirah, SKM
NIK.0432778009055
Penguji III
Atun Farihatun, SKM., M.KM
NIK. 0432778109054
Mengetahui,
Ketua
STIKes Muhammadiyah Ciamis
Ketua Program Studi
D3 Analis Kesehatan
H. Dedi Supriadi, S.Sos., S.Kep., Ners., M.MKes
NIK. 0432777295008
ii
Atun Farihatun, SKM., M.KM
NIK. 0432778109054
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa KTI yang berjudul “Gambaran Nilai
Hematokrit Dengan Volume Darah 3/4, 1/2, dan 1/4 Tabung Mikrokapiler”
ini, sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang
merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan
pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan
yang berlaku dalam penulisan karya ilmiah.
Atas pernyataan ini, saya siap menanggung sanksi yang telah
ditentukani nstitusi STIKes Muhammadiyah Ciamis apabila di kemudian
hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya
saya ini.
Ciamis, Juli2016
Yang membuat Pernyataan,
Rd. Sintya Dwi Septiani
NIM : 13DA277023
iii
GAMBARAN NILAI HEMATOKRIT DENGAN VOLUME DARAH 3/4,
1/2, DAN 1/4 TABUNG MIKROKAPILER1
Rd. Sintya Dwi Septiani2 Minceu Sumirah3 Atun Farihatun4
INTISARI
Nilai hematokrit adalah volume semua eritrosit dalam 100 mL darah
dan disebut dengan persen (%) dari volume darah tersebut. Pemeriksaan
hematokrit salah satunya menggunakan metode mikrohematokrit karena
pemeriksaannya
cepat
dan
mudah.
Pemeriksaan
hematokrit
menggunakan sebanyak 3/4 tabung mikrokapiler tetapi kenyataannya
dilapangan, volume darah yang digunakannya bervariasi ada yang 1/2,
dan 1/4 tabung mikrokapiler.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran nilai
hematokrit pada tabung mikrokapiler dengan volume darah 3/4, 1/2, dan
1/4 tabung.
Desain penelitian yang digunakan adalah eksperimen. Sampel
penelitian diambil 10 orang mahasiswa Prodi D3 Analis Kesehatan STIKes
Muhammadiyah Ciamis, setiap satu sampel darah dibuat perlakuan
volume darah 3/4, 1/2, dan 1/4 tabung mikrokapiler sehingga total darah
adalah 30 sampel.
Hasil penelitian dapat disimpulkan pemeriksaan nilai hematokrit
dengan berbeda volume darah 3/4, 1/2, dan 1/4 tabung mikrokapiler
hasilnya tidak ada perbedaan.
Kata Kunci
Kepustakaan
Keterangan
: Hematokrit, volume darah 3/4, 1/2, dan 1/4 tabung
mikrokapiler
: 18, 2000-2012
: 1 Judul, 2 Nama Mahasiswa, 3 Nama Pembimbing I,
4 Nama Pembimbing II
iv
DESCRIPTION OF THE VOLUME OF BLOOD hematocrit values 3/4,
1/2 , AND 1/4 TUBE MICROCAPILLARY1
Rd. Sintya Dwi Septiani2 Minceu Sumirah3 Atun Farihatun4
ABSTRACT
Hematocrit values is the volume all the erythrocytes in 100 mL of
blood and called the percent ( % ) of the blood volume . Examination
hematocrit one using methods microhematocrit for quick and easy.
Examination of hematocrit using micro-capillary tube as much as 3/4 but
the reality in the field, blood volume varied uses there are 1/2 and 1/4 tube
microcapillary.
This study aims to reveal the hematocrit value in the
microcapillary tube with blood volume 3/4, 1/2, and 1/4 tube.
The study design used was experimental. Samples were taken 10
students Prodi D3 Technical Laboratorium Medic of STIKes
Muhammadiyah Ciamis, every single blood sample made treatment of
blood volume 3/4, 1/2, and 1/4 tube microcapillary so that the total blood
was 30 samples.
It can be concluded examination with different hematocrit values
of blood volume 3/4, 1/2, and 1/4 tube microcapillary result no difference.
Keywords
Bibliography
Description
: Hematocrit, blood volume 3/4, 1/2, and 1/4 tube
microcapillary
: 18, 2000-2012
: 1 Title, 2 Name, 3 Name of Supervisor I, 4 Name of
Supervisor II
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas Taufik
Rahmat dan Hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
ini dengan judul“Gambaran Nilai Hematokrit Dengan Volume Darah
3/4, 1/2, dan 1/4 Tabung Mikrokapiler”.
Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat
menyelesaikan pendidikan D3 Analis Kesehatan di Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Muhammadiyah Ciamis. Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah
ini,
penulis
menyadari
bahwa Karya Tulis
Ilmiah
ini jauh
dari
kesempurnaan. Hal ini tidak terlepas dari keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman penulis. Untuk itu kepada semua pihak yang terkait, penulis
mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun, dan
akan dijadikan bahan koreksi untuk penyempurnaan di masa yang akan
datang.
Pada kesempatan yang muliaini, penulis ingin mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini yaitu kepada yang
terhormat:
1. H. Dedi Supriadi., S.Sos., S.Kep.,Ners., M.MKes, selaku Ketua
STIKes Muhammadiyah Ciamis.
2. Atun Farihatun, S.KM., M.KM, selaku Ketua Program Studi D3 Analis
Kesehatan STIKes Muhammadiyah Ciamis dan sekaligus pembimbing
II yang telah memberikan motivasi dan arahan serta dukungan dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
3. Minceu Sumirah, S.KM, selaku pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan, motivasi arahan dan dukungan dalam penyusunan Karya
Tulis Ilmiah ini.
4. Doni Setiawan, S.Si, selaku penguji I yang telah memberikan
bimbingan, motivasi arahan dandukungan dalam penyusunan Karya
Tulis Ilmiah ini.
vi
5. H. Iif Taufiq El Haque, S.Kep selaku pembimbing AIK yang telah
memberikan bimbingan dan arahannya dalam penyusunan KTI ini.
6. Dosen-dosen sertastaf karyawan Prodi D3 Analis Kesehatan yang
memberikan pengetahuan selama proses perkuliahan.
7. Terimakasih kepada teman-teman D3 analis kesehatan yang telah ikut
serta dalam penelitian ini.
8. Papah dan mamah tercinta, kakak serta keluarga besar yang selalu
memberikan motivasi, dukungan kasih sayang yang tiada hentihentinya baik moril maupun materil.
9. Rekan-rekan seperjuangan Program Studi D3 Analis Kesehatan
STIKes Muhammadiyah Ciamis angkatan ke-5 yang telah berjuang
bersama-sama dalam menyelesaikan Pendidikan Program Studi D3
Analis Kesehatan.
Penulis berharap Karya Tulis Ilmiah ini tidak hanya menambah
pengetahuan, tetapi dapat merangsang kreatifitas dalam mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang ilmu Analis
Kesehatan.
Akhirul kalam penulis mengucapkan mohon maaf yang sebesarbesarnya apabila ada kekurangan dan kesalahan. Terimakasih banyak,
semoga yang dicita-citakan kita semua dikabulkan Allah SWT amin.
Ciamis, Juli 2016
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................
i
PERSETUJUAN .................................................................................
ii
PERNYATAAN ...................................................................................
iii
INTISARI ............................................................................................
iv
ABSTRACT ........................................................................................
v
KATA PENGANTAR ..........................................................................
vi
DAFTAR ISI .......................................................................................
viii
DAFTAR TABEL ................................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................
xii
DAFTAR SINGKATAN .......................................................................
xiii
DAFTAR ISTILAH ..............................................................................
xiv
DAFTARLAMPIRAN ..........................................................................
xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .....................................................................
1
B. Rumusan Masalah ................................................................
3
C. Tujuan Penelitian .................................................................
3
D. Manfaat Penelitian................................................................
3
1. Manfaat Bagi Tenaga Laboratorium ..............................
3
2. Manfaat Bagi Penulis ......................................................
3
3. Manfaat Bagi Institusi Pendidikan .................................
3
E. Keaslian Penelitian ..............................................................
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasar Teori .....................................................................
5
1. Definisi Hematoktrit .......................................................
5
2. Prinsip Hematoktrit ........................................................
5
3. Metode Hematokrit .........................................................
6
viii
4. Nilai Normal Hematokrit ................................................
7
5. Tujuan Pemeriksaan hematokrit ...................................
7
6. Faktor-Faktor yang mempengaruhi nilai hematokrit ...
8
7. Centrifuge Mikrohematokrit ..........................................
8
8. Penyakit yang Berkaitan dengan Hematokrit ...............
11
B. Kerangka Konsep .................................................................
13
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metodologi Penelitian ..........................................................
14
B. Variabel dan Definisi Operasional.......................................
14
C. Sampel Penelitian ................................................................
15
a. Sampel ............................................................................
15
b. Teknik Pengambilan Sampel .........................................
15
D. Teknik Pengumpulan Data...................................................
15
1. Teknik Pengumpulan Data ............................................
15
2. Instrumen Penelitian ......................................................
15
E. Prosedur Penelitian..............................................................
16
1. Tahap Pre Analitik...........................................................
16
2. Tahap Analitik Metode Mikro..........................................
16
3. Tahap Post Ananlitik ......................................................
17
F. Pengolahan Data ..................................................................
17
G. Etika Penelitian.....................................................................
17
H. Lokasi dan Waktu Penelitian ...............................................
17
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian.....................................................................
18
B. Pembahasan .........................................................................
19
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ...............................................................................
20
B. Saran .....................................................................................
20
ix
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
x
21
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Nilai Normal Hematokrit.......................................................
7
Tabel 3.1 Variabel dan Definisi Operasional ......................................
14
Tabel 3.2 Data alat yang digunakan dalam penelitian ........................
15
Tabel 3.3 Data bahan yang digunakan dalam penelitian ....................
16
Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Nilai Hematokrit dengan volume darah
3/4, 1/2, dan 1/4 tabung mikrokapiler .................................
xi
18
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Tabung Mikrokapalir darah yang sudah di centrifuge ......
6
Gambar 2.2 Skala Hematokrit .............................................................
7
Gambar 2.3 Centrifuge Mikrohematokrit .............................................
8
Gambar 2.4 Kerangka Konsep............................................................
13
xii
DAFTAR SINGKATAN
%
: Persen
dL
: Desiliter
µL
: Mikron
EDTA
: Ethylene Diamine Tetraacetid Acid
g
: gram
Ht
: Hematokrit
mL
: Mililiter
mm
: Milimeter
xiii
DAFTAR ISTILAH
Centrifuge
: Sebuah perangkat yang berputar pada poros
tetapnya dengan berbagai kecepatan.
Eritrosit
: Disebut juga sel darah merah berfungsi membawa
oksigen kedalam sel-sel tubuh dan karbondioksida
keluar dari tubuh.
Hematokrit
: Volume semua eritrosit dalam 100 mL darah dan
disebut dengan persen (%) dari volume darah
Hipertiroid
: Istilah medis untuk tanda-tanda dan gejala yang
berhubungan dengan produksi hormon tiroid yang
berlebihan.
Leukosit
: Disebut juga sel darah putih merupakan komponen
penting dari darah dalam sistem kekebalan tubuh.
Leukemia
: Kanker darah, di mana sel-sel darah putih dapat
diproduksi dalam jumlah berlebihan dan tidak
dapat bekerja dengan baik
Limfosit
: Leukosit (sel darah putih) yang ditemukan dalam
darah dan jaringan getah bening.
Plasma
: Komponen darah yang berbentuk cairan berwarna
kuning yang menjadi medium sel-sel darah.
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Informasi
Lampiran 2 Informed Consent
Lampiran 3 SuratKeteranganTelahMelakukanPenelitian
Lampiran 4 Dokumentasi Penelitian
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Salah satu pemeriksaan laboratorium yang banyak dilakukan
adalah pemeriksaan hematologi yang meliputi beberapa parameter
salah satunya pemeriksaan hematokrit. Nilai hematokrit adalah
volume semua eritrosit dalam 100 mL darah dan disebut dengan
persen (%) dari volume darah tersebut. Untuk mengukur nilai
hematrokrit
digunakan
dua
metode
pemeriksaan
yaitu
Mikrohematokrit dan makrohematokrit. Metode pemeriksaan secara
mikro berprinsip sejumlah darah dimasukkan kedalam tabung kapiler
lalu dilakukan centrifuge untuk mendapatkan nilai hematokrit yang
diukur
menggunakan
skala
hematoktrit,
sedangkan
metode
pemeriksaan secara makro berprinsip sampel darah yang di
sentrifuge dalam waktu tertentu kemudian dibaca volume dari masa
erirosit yang telah dipadatkan didasar tabung dan dinyatakan dalam
sekian % dari volume semula (volume %) (Gandasoebrata, 2007).
Pemeriksaan hematokrit merupakan salah satu pemeriksaan
darah khusus yang sering dilakukan di laboratorium yang berguna
untuk membantu diagnosa berbagai penyakit diantaranya Demam
Berdarah Dengue (DBD), anemia, polisitemia dan diare berat.
Penetapan nilai hematokrit dapat dilakukan dengan cara makro dan
mikro. Pada cara makro digunakan tabung wintrobe, sedangkan
pada cara mikro digunakan pipet kapiler. Metode pemeriksaan
secara
mikro
sering
digunakan
karena
cepat
dan
mudah
dibandingkan dengan metode makro yang membutuhkan sampel
lebih banyak dan waktu yang lama (Sacher, 2004).
Menurut
Gandasoebrata
(2007)
Prosedur
pemeriksaan
hematokrit adalah sampel darah dimasukkan ke dalam tabung
kapiler sampai 3/4 volume tabung. Salah satu ujung tabung ditutup
1
2
dengan dempul (clay) lalu dicentrifuge selama 5 menit dengan
kecepatan 11.000 rpm. Tinggi kolom eritrosit diukur dengan alat
pembaca hematokrit, nilainya dinyatakan dalam volume %.
Sementara kenyataan di lapangan ditemukan kasus pada saat
praktik klinik pengambilan darah volumenya tidak sesuai dengan
volume tabung yang seharusnya 3/4 bagian tabung, ada kalanya
darah hanya memenuhi 1/2 tabung atau 1/4 bagian tabung. Faktorfaktor yang mempengaruhi nilai hemaokrit : darah yang didapatkan
sedikit, mengkonsumsi obat-obatan, terdapat gelembung udara
didalam tabung mikrokapiler.
Sebagai mana firman Allah SWT. Telah berfirman didalam
surat Al-kahfi ayat 30 yang berbunyi :
Artinya : “Sesungguhnya mereka yang beriman dan beramal saleh
(bekerja dengan benar sesuai dengan kriteria yang
ditetapkan), tentulah kami tidak akan menyia-nyiakan
pahala orang yang mengerjakan amalnya dengan baik”
(QS Al-Khafi Ayat : 30).
Berdasarkan ayat yang dijelaskan diatas maka kita harus
melakukan suatu pekerjaan sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan, karena dengan melakukannya sesuai dengan kriteria
yang telah ditentukannya maka hasilnya akan benar, begitu juga
untuk pemeriksaan hematokrit.
Maka dari itu peneliti ingin mengetahui gambaran hasil
pemeriksaan nilai mikrokapiler dengan volume darah 3/4, 1/2, dan
1/4 tabung mikrokapiler.
3
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dikemukakan
permasalahan Bagaimana gambaran hasil nilai hematokrit yang di
centrifuge dengan volume darah yang berbeda yaitu ¾, ½, dan ¼
tabung ?
C.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran nilai
hematokrit pada tabung mikrokapiler dengan volume darah ¾, ½,
dan ¼ tabung.
D.
Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini dibagi menjadi 2, diantaranya yaitu :
1. Bagi Tenaga Laboratorium
Untuk memberikan informasi mengenai gambaran nilai
hematokrit dengan volume darah ¾, ½, dan ¾ tabung
mikrokapiler.
2. Bagi Penulis
Untuk mengetahui dan memperdalam pengetahuan penulis
mengenai pemeriksaan darah rutin dan pemeriksaan darah
khusus salah satunya ialah hematokrit.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
ilmiah
dalam
pembelajaran
hematologi,
khususnya
yang
berkaitan dengan pemeriksaan hematokrit.
E.
Keaslian Penelitian
Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya oleh Sri
Nurhayati Eka Putri (2012) yang berjudul “Perbedaan kadar
hematokrit dan metode otomatis dengan menggunakan hematology
analyzer”, penelitian selanjutnya oleh Sofyan Azhar (2012) yang
4
berjudul “Perbedaan hasil pemeriksaan nilai hematokrit pada tabung
K3EDTA vacutainer antara volume sampel 1 mL dengan 3 mL”,
persamaan penelitian dari kedua penelitian yang telah dilakukan di
atas ialah pemeriksaan nilai hematokrit, namun perbedaannya
terdapat pada metode pemeriksaan. Penelitian ini berbeda dengan
penelitian yang dilakukan peneliti yang berjudul “Gambaran Nilai
Hematokrit dengan Volume Darah 3/4, 1/2, dan 1/4 tabung
mikrokapiler”.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Definisi Hematokrit
Hematokrit dalam kamus kedokteran Webster’s new world
(2010) didefinisikan sebagai jumlah volume darah merah terhadap
volume seluruh darah yang dinyatakan dalam % yang tergantung
pada jenis kelamin.
Hematokrit adalah perbandingan bagian dari darah yang
mengandung eritrosit terhadap volume seluruh darah yang
dihitung dalam % (Sutedjo, 2009).
Pemeriksaan hematokrit merupakan salah satu metode
yang paling teliti dan simpel dalam mendeteksi derajat anemia
atau
polisitemia.
Nilai
hematokrit
juga
digunakan
untuk
menghitung nilai eritrosit rata-rata, biasanya nilai itu ditentukan
dengan darah vena atau darah kapiler. Ketika darah utuh
dicentrifuge, partikel yang lebih berat akan turun ke dasar tabung
kapiler dan partikel endapan yang lebih ringan berada diatasnya.
Kemudian nilai hematokrit dapat segera diukur Nilai normal
hematokrit berbeda dalam jenis kelamin. Pada laki-laki nilai
hematokritnya adalah 40%-50% sedangkan untuk wanita nilai
hematokritnya adalah 36%-46% (Gandasoebrata, 2007).
2. Prinsip Hematokrit
Prinsip
pemeriksaan
hematokrit
yaitu
darah
yang
mengandung antikoagulan dicentrifuge dan total sel darah merah
dapat dinyatakan sebagai persen (Hoffbrand, 2008).
5
6
3. Metode Hematokrit
Metode pengukuran hematokrit secara manual dikenal ada
2, yaitu :
a. Metode mikrohematokrit
Metode ini digunakan tabung kapiler yang panjangnya
75 mm dan diameter dalam 1 mm, tabung ini ada dua jenis,
ada yang dilapisi antikoagulan Na2 EDTA atau heparin di
dalamnya dan ada yang tanpa koagulan. Tabung kapiler
dengan anti koagulan dipakai bila menggunakan darah tanpa
anti koagulan seperti darah kapiler, sedangkan tabung kapiler
dengan antikoagulan dipakai bila menggunakan darah dengan
anti
koagulan
pada
pembuluh
darah
vena.
Metode
mikrohematokrit mempunyai keunggulan lebih cepat dan
sederhana, proporsi plasma dan eritrosit (nilai hematokrit)
dibaca
dengan
alat
pembaca
skala
hematokrit.
Cara
mikrohematokrit digunakan tabung kapiler yang panjangnya
75 mm dan diameter dalam 1 mm.
b. Metode makrohematokrit
Metode
ini
digunakan
tabung
Wintrobe
yang
mempunyai diameter dalam 2,5 – 3 mm, panjang 110 mm
dengan skala interval 1 mm sepanjang 100 mm dan
volumenya ialah 1 mL (Wirawan, 2000).
Gambar 2.1 Tabung mikrokapiler dengan darah
yang telah di centrifuge.
Sumber; Turgeon (2005)
7
Gambar 2.2 Skala Hematokrit
Sumber; Koleksi Pribadi
4. Nilai Normal Hematoktrit
Tabel 2.1 Batas Normal Kadar Hematokrit
JENIS
NILAI HEMATOKRIT (%)
Bayi baru lahir
44-65 %
Anak (1-3 tahun)
29-40 %
Anak ( 4-10 tahun)
31-43 %
Laki-laki
40-50 %
Wanita
36-46 %
Sumber; Acun dan Sodycx (2010)
5. Tujuan Pemeriksaan Hematokrit
Pemeriksaan
hematokrit
bertujuan
untuk
mengukur
kosentrasi sel-sel darah merah dalam darah, yang dapat
mendeteksi adanya anemia, kehilangan darah, gagal ginjal kronis,
defisiensi vitamin B dan C.
Untuk mengetahui adanya ikterus yang dapat diamati dari
warna plasma, dimana warna yang terbentuk kuning atau kuning
tua. Dapat juga digunakan untuk menentukan rata-rata volume
eritrosit yang merupakan screenig test dalam mendeteksi adanya
hiperbilirubinemia.
8
Warna plasma yang diperoleh
dari pemusingan yang
berwarna kuning atau kuning tua baik dalam keadaan fisiologis
atau patologi merupakan indikasi naiknya bilirubin dalam darah,
misalnya pada infeksi hepatitis (Purwaningsih, 2011).
6. Faktor-Faktor kesalahan dalam penetapan nilai Hematokrit
yaitu:
1) Bila memakai darah kapiler tetesan darah pertama harus
dibuang karena mengandung cairan intrastisial.
2) Bahan pemeriksaan yang ditunda lebih dari 6 – 8 jam akan
meningkatkan hematokrit.
3) Bahan pemeriksaan tidak dicampur hingga homogen sebelum
pemeriksaan dilakukan.
4) Darah yang diperiksa tidak boleh mengandung bekuan.
5) Didaerah beriklim tropis, tabung kapiler yang mengandung
heparin cepat rusak karena itu harus disimpan dilemari es.
6) Kecepatan dan lama pemusingan harus sesuai
7) Pembacaan yang salah.
8) Obat – obatan yang dapat meingkatkan hasil hematokrit,
seperti : Diuretik, cafein (Gandasoebrata, 2007).
7. Centrifuge Mikrohematokrit
Gambar 2.3 Centrifuge Mikrohematokrit
Sumber; Koleksi Pribadi
9
Merupakan centrifuge yang dipakai untuk keperluan yang
lebih spesifik. Seperti mikrohematokrit centrifuge dan blood bank
centrifuge,
yang
dirancang
untuk
pemakaian
spesifik
di
laboratorium klinik. Mikrohematokrit centrifuge adalah merupakan
variasi dari microcentrifuge yang dapat menampung sampel
kapiler untuk pengukuran volumr hematocrit pack cell, sedangkan
Blood Bank Centrifuge adalah centrifuge yang dipakai di bank
darah dan serologi yag dirancang untuk memisahkan sampel
serologis dalam tabung (Wirawan, 2000).
Jenis lain adalah centrifuge berkecepatan tinggi, yaitu ultra
centrifuge dan refrigerated centrifuge. Centrifuge berkecepatan
tinggi berputar pada kecepatan 0- 20.000 rpm dan ultra centrifuge
berputar pada kecepatan di atas 50.000 rpm. Kebanyakan
centrifuge ini dilengkapi dengan sistem pendingin untuk menjaga
sampel tetap dingin selama centrifuge (Wirawan, 2000).
a. Cara Kalibrasi Alat
Ada beberapa alat yang dapat digunakan untuk alat
kalibrasi centrifuge :
1) Kalibrasi rpm
a. Dengan Tachometer mekanik
1. Ujung kabel yang satu dikaitkan pada kumparan
motor
di
dala,
sedangkan
ujung
yang
lain
dihubungkan dengan alat Tachometer.
2. Set
centrifuge
pada
rpm
tertentu,
kemudian
jalankan.
3. Catat rpm yang ditunjukkan oleh meter pada
tachometer.
4. Ulangi beberapa kali, hitung rata-rata
10
b. Dengan Tachometer elektrik
1. Meletakkan bagian magnet di sekeliling coil,
sehingga menimbulkan aliran listrik bila alat lain
dijalankan
2. Set
centrifuge
pada
rpm
tertentu,
kemudian
jalankan.
3. Catat rpm yang ditunjukkan oleh meter pada
tachometer.
4. Ulangi beberapa kali
2) Kalibrasi timer
a. Set centrifuge pada waktu yang sering dipakai,
misalnya 5 menit
b. Jalankan alat dan bersamaan dengan itu jalankan
stopwatch.
c. Pada waktu centrifuge berhenti matikan stopwatch,
catat waktu yang ditunjukkan stopwatch.
d. Ulangi beberapa kali, hitung rata-rata
b. Cara Perawatan
1) Memeriksa kelengkapan dan aksesoris pada centrifuge.
2) Lakukan pembersihan pada seluruh bagian alat.
3) Membersihkan dari pecahan tabung, tumpahan darah,
serum dan lakukan desinfeksi setiap saat.
4) Melakukan pelumasan pada bagian-bagian yang bergerak.
5) Melakukan pengencangan pada baut centrifuge.
6) Melakukan pengecekan fungsi dan kondisi bagian alat.
7) Melakukan
kalibrasi
dan
pengujian
kecepatan
pada
pesawat centrifuge.
8) Melakukan penggantian sikat arang apabila motor tidak
berputar.
9) Melakukan penyetelan/adjusmen (Wirawan, 2000).
11
8. Penyakit yang berkaitan dengan Hematokrit
Menurut Hadinegoro dan Satari (2005) pemeriksaan hematokrit
berhubungan dengan beberapa penyakit yaitu :
a. Demam Berdarah Dengue (Dengue Haemorrhagic Fever,
selanjutnya disingkat DHF) ialah penyakit yang terdapat pada
anak dan dewasa yang disebabkan oleh virus dan disebarkan
oleh
nyamuk
Aedes
aegypti.
menentukan
berat
penyakit
permeabilitas
pembuluh
darah
Patofisiologi
ini
adalah
sehingga
utama
yang
meningkatnya
mengakibatkan
kebocoran plasma ke ekstrak vaskuler melalui kapiler yang
rusak. Hal tersebut menyebabkan volume plasma menurun dan
nilai hematokrit meningkat. Peningkatan hematokrit sampai
20% atau lebih dianggap sebagai bukti definitif adanya
penigkatan permeabilitas pembuluh darah dan kebocoran
plasma. Jadi, apabila terjadi peningkatan hematokrit dapat
segera dilakukan pemberian cairan intravena atau infus yang
bertujuan untuk mengembalikan volume cairan intravaskuler
ketingkat yang normal.
b. Anemia adalah penurunan kuantitas sel-sel darah merah dalam
sirkulasi, abnormalitas kandungan hemoglobin sel darah merah
atau keduanya. Anemia dapat mengakibatkan penurunan nilai
hematokrit dan hemoglobin.
c. Polisitemia adalah peningkatan jumlah sel darah merah.
Polisitemia vera ditandai dengan peningkatan jumlah trombosit
dan granulosit serta sel darah merah, dan diyakini sebagai awal
terjadinya abnormalitas sel. Di dalam sirkulasi darah polisitemia
vera didapati peninggian nilai hematokrit yang menggambarkan
terjadinya peningkatan konsentrasi eritrosit terhadap plasma.
d. Diare berat adalah buang air besar (defekasi) dengan feses
berbentuk cairan atau setengah cairan (setengah padat),
dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak dari
12
biasanya (normal 100-200 ml/jam tinja). Apabila terkena diare
biasanya akan mengalami dehidrasi yaitu kehilangan cairan
sebagai akibat kehilangan air dari badan baik karena
kekurangan pemasukan air atau kehilangan air yang berlebih
dapat
menyebabkan
nilai
hematokrit
meningkat
akibat
hemokonsentrasi.
Hematokrit yang rendah dapat menyebabkan anemia. Ada
alasan terjadinya anemia, umumnya adalah :
a. Kehilangan darah (luka trauma, operasi, perdarahan kanker
usus besar)
b. Kekurangan gizi (zat besi, vitamin B12, folat).
c. Masalah pada tulang sum-sum (penggantian sumsum tulang
oleh kanker, penindasan kemoterapi obat, gagal ginjal)
Hematokrit yang tinggi dapat terjadi pada beberapa kondisi :
a. Diare berat
b. Dehidrasi
c. Pembedahan
d. Luka bakar (Hadinegoro dan Satari, 2005).
13
B. Kerangka Konsep
Pemeriksaan Hematokrit dengan
Menggunakan Mikrohematokrit
Volume
darah
3/4 Tabung
Volume
darah
1/2 Tabung
Volume
darah
1/4 Tabung
Hasil
Hematokrit
Hasil
Hematokrit
Hasil
Hematokrit
Gambar 2.4 Kerangka Konsep
Pemeriksaan hematokrit dipengaruhi oleh bebrapa faktor yaitu :
Alat-alat yang dipakai kurang bersih, tenaga analis, pengambilan
darah kapiler, waktu centrifuge tidak sesuai, obat – obatan yang dapat
meingkatkan hasil hematokrit, seperti : Diuretik dan cafein.
Dalam penelitian ini, pemeriksaan hematokrit dilakukan dengan
menggunakan volume darah sebanyak 3/4, 1/2, dan 1/4 tabung
mikrokapiler.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an
dan Terjemahannya.
Dipenogoro.
(2010)
Bandung
:
CV
Penerbit
Abdurrahman. (2011) Dasar-Dasar Metode Statistika Untuk Penelitian.
Bandung : Pustaka Setia.
Acun dan Sodycx. (2010) Pemeriksaan Hematokrit-ht. Tersedia dalam
http://www.sodycxacun.web.id/2010/07/pemeriksaanhematokrit-ht.html.[diakses28 Maret 2016].
Agnes, M. (2010) Webster’s New World College Dictionary. New York :
Macmillian.
Dorlan, W. A. (2007) Kamus Kedokeran Dorlan Edisi 29. Jakarta : KDT.
Gandasoebrata. (2007) Penuntun Laboratorium Klinik.
Rakyat.
Jakarta : Dian
Harjdjoeno, H. (2007) Interpretasi Hasil Tes Laboratorium Diagnostik
Edisi III. Makassar: LPI UNHAS.
Hadinegoro & Satari. (2005) Demam berdarah dengue. Naskah lengkap
pelatihan bagi pelatih spesialis anak & dokter spesialis
penyakit dalam dalam tatalaksana kasus DBD. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Hoffbrand, A.V. (2008) Kapita Selekta Hematologi Edisi 4. Jakarta : EGC
Pearce. (2009) Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : PT.
Gramedia.
Pramuljo hariarti S. (2004) Peran Pencitraan pada Demam Berdarah
Dengue. Naskah Lengkap Pelatihan bagi Pelatih Dokter
Spesialis Anak dan Dokter Spesialis Penyakit Dalam dalam
Tatalaksana Kasus DBD. Jakarta : FKUI
Purwainingsih, Indah. (2011) Penuntun Praktikum Hematologi. Malang:
AAKMAL
Sacher. (2004) Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Edisi ke11. Jakarta: EGC.
22
23
Saifuddin. (2009) Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : EGC.
Sugiono. (2012) Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung :
Alfabeta.
Sutedjo.
(2009) Buku
Saku Mengenal Penyakit Melalui Hasil
Pemeriksaan Laboratorium. Yogyakarta : Penerbit Amara Books.
Turgeon. (2005) Clinical Hematology: Theory and Procedures, 5ed.
Baltimore : Lippincott Williams & Wilkins.
Wirawan. (2000) Pemeriksaan Laboratorium Hematologi Sederhana,
Edisi ke dua. Jakarta : Fakultas Kedokteran UI.
Download