STUDI PEMILIHAN LOKASI (SITE SELECTION) TEMPAT

advertisement
STUDI PEMILIHAN LOKASI (SITE SELECTION) TEMPAT PEMROSESAN AKHIR
SAMPAH KABUPATEN KLATEN
M. Arief Budihardjo*), Ika Bagus Priyambada*), Endang Hadiastuti
ABSTRACT
TPA (landfill) is one of fundamental needs in managing solid waste issue. Recently, the condition of TPA
Jomboran in Klaten exceeds the loading capacity, so a new site is necessary to load and treat the solid
waste. Nevertheless, the presence of TPA always cause some negative effect upon the environment and
community, a study of landfill site selection through three screening stage is needed that is regional
screening, elimination screening and with the Le Grand parameters and SNI 03-3241-1994. Besides, it
needs SWOT analysis to identify the strength, weakness, opportunity and threat of each candidate of
landfill site.
According to feasible study, the selected site is Troketon, Pedan, with Le Grand scoring values 13 (score
of very fine site class) and pollution rate of disposal, site is almost certainly accepted (scoring -7,5). While,
for scoring based on SNI 03-3241-1994 is 514 including feasible class with environmental control.
Keywords : Site Selection, Landfill, Klaten, Le Grand and SNI 03-3241-1994
PENDAHULUAN
Meningkatnya
pertumbuhan
jumlah
penduduk,
kemajuan
teknologi
dan
perkembangan
ekonomi
mengakibatkan
peningkatan aktifitas manusia, sehingga
menyebabkan masyarakat semakin konsumtif
dan meningkatkan jumlah timbulan sampah.
Salah satu kebutuhan mendasar untuk
mengatasi peningkatn timbulan sampah
adalah adanya Tempat Pemrosesan Akhir
(TPA) sampah. Permasalahan utama yang
dialami oleh Kota Klaten yaitu TPA Jomboran
yang saat ini masih digunakan, kondisinya
sudah melebihi daya tampung. Pengelolaan
sampah yang digunakan di TPA Jomboran
adalah sistem open dumping, serta tidak
dimanfaatkannya alat komposter, sehingga
sampah tidak mengalami reduksi. Hal
tersebut menyebabkan kondisi sampah yang
menggunung di TPA Jomboran.
Oleh
karena
itu,
Kabupaten
Klaten
memerlukan TPA baru untuk menampung
dan memproses timbulan sampah yang
semakin meningkat. Untuk meminimalisir
dampak negatif terhadap lingkungan yang
ditimbulkan akibat kegiatan TPA, maka
diperlukan studi pemilihan lokasi TPA yang
memenuhi kriteria..
Studi ini bertujuan untuk mengetahui jumlah
timbulan sampah dan kebutuhan lahan TPA
*)Dosen Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro
yang baru untuk 20 tahun ke depan,
menentukan calon TPA yang layak sesuai
kriteria regional, penyisih, Le Grand dan SNI
03-3241-1994 sehingga diperoleh lahan yang
layak sebagai TPA dengan dampak
seminimal mungkin.
METODOLOGI STUDI
Metodologi studi yang digunakan dalam studi
pemilihan lokasi TPA, secara garis besar
terdiri dari 3 tahap pelaksanaan yaitu:
1. Tahap persiapan dan pengumpulan data
a. Survey pendahuluan
b. Studi Literatur
c. Pengumpulan data primer dan
sekunder
2. Tahap analisis dan pengolahan data,
yang terdiri dari :
a. Analisis perhitungan
b. Analisis penyaringan calon lokasi
TPA
c. Analisis
pembobotan/
penilaian
kelayakan
3. Tahap penetapan calon lokasi TPA
terpilih, yang terdiri dari :
a. Analisis SWOT
b. Analisis rona lingkungan
Metodologi studi pemilihan lokasi TPA dapat
dilihat pada gambar 1 berikut:
Mulai
- Studi literatur
- Survei pendahuluan
Persiapan
- Jumlah penduduk
- Daerah pelayanan
- Jumlah timbulan
sampah
- Peta-peta pendukung
- Gambaran umum TPA
Pengumpulan Data
sekunder
Proyeksi Timbulan
Proyeksi Kebutuhan
Lahan TPA
Pengambilan data primer
- kedalaman muka
air tanah
- jarak sumber air,
pemukiman, jalan
utama
- sampling tanah
Menentukan daerah layak
kriteria regional
Meliputi studi terhadap:
1. RTRW
2. Kondisi geologi
3. Kondisi hidrologi
4. Kondisi topografi
5. Kondisi tata guna lahan
Menentukan daerah layak
kriteria penyisih
Meliputi studi terhadap:
1. Kondisi klimatologis
2. Penyebaran pemukiman
3. Kawasan lindung
4. Jalan raya
Identifikasi calon-calon
lokasi terpilih
Penilaian dengan:
1. Le Grand
2. SNI 03-3241-1994
- Analisa SWOT
- Penyebaran kuesioner
Lokasi TPA terpilih
Selesai
Gambar 2. Proyeksi Timbulan Sampah
Proyeksi Kebutuhan Lahan
Kebutuhan lahan TPA Kabupaten Klaten
selama 20 Tahun perencanaan adalah 19,54
Ha jika sistem yang digunakan masih
menggunakan
sistem
open
dumping.
Sedangkan jika sampah telah mengalamai
reduksi akibat komposting dan daur ulang,
maka lahan yang digunakan adalah 9,77 Ha.
Gambar 1. Diagram Alir Studi Pemilihan
Lokasi TPA
ANALISIS PEMBAHASAN
Proyeksi Penduduk Kabupaten Klaten
Dari hasil proyeksi dengan metode aritmatik,
jumlah penduduk Kabupaten Klaten hingga
tahun 2030 sebesar 1407741 jiwa. Hal
tersebut dapat dilihat pada gambar 2.
Gambar 3. Proyeksi Kebutuhan Lahan
Daerah Layak Kriteria Regional
Gambar 2. Proyeksi Jumlah Penduduk
Proyeksi Timbulan Sampah
Proyeksi timbulan sampah dengan metode
aritmatik hingga tahun 2030 sebesar 577,12
m3/hari.
*)Dosen Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro
Penyaringan
regional
yang
meliputi
kelayakan rencana tata ruang wilayah, jenis
batuan, rawan becana, hidrologi, topografi
dan tata guna lahan. Dari hasil penyaringan
diperoleh daerah layak kriteria regional yaitu
Kecamatan Gantiwarno (Desa Gesikan,
Jabung,
Jogoprayan),
Wedi
(Desa
Kaligayam, Sambung, Jiwo Wetan), Trucuk
(Karangasem), Pedan (Desa Troketon,
Kaligawe, Temuwangi), Bayat (Desa Wiro,
Wiro, Tegalrejo, Ngerangan), dan Cawas
(Pakisan, Bendungan, Burikan, Barepan,
Tugu).
1.
2.
KAB. BOYOLALI
KEC. TULUNG
3.
KEC. POLANHARJO
KEC. WONOSARI
KEC. DELANGGU
KEC. JATINOM
KEC. KEMALANG
KEC. KARANGANOM
Calon Lokasi TPA Desa Troketon
Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten.
Calon
Lokasi
TPA
Desa
Wiro
Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten.
Calon Lokasi TPA Desa Jabung
Kecamatan
Gantiwarno
Kabupaten
Klaten.
KEC. JUWIRING
KEC. NGAWEN
KEC. CEPER
KEC. KARANGNONGKO
D.I.
YOGYAKARTA
KEC. KLATEN UTARA
KEC. MANISRENGGO
KEC. PEDAN
KEC. KEBONARUM
KEC. KLATEN TENGAH
KEC. KARANGDOWO
KEC. KALIKOTES
KEC. TRUCUK
KEC. JOGONALAN
KEC. KLATEN SELATAN
KAB. SUKOHARJO
KAB. BOYOLALI
KEC. CAWAS
KEC. PRAMBANAN
KEC. WEDI
KEC. TULUNG
KEC. BAYAT
KEC. GANTIWARNO
KEC. POLANHARJO
KEC. WONOSARI
KEC. DELANGGU
KEC. JATINOM
KEC. KEMALANG
D.I. YOGYAKARTA
KEC. KARANGANOM
KEC. JUWIRING
KEC. KEMALANG
KEC. NGAWEN
KEC. CEPER
KEC. KARANGNONGKO
D.I.
YOGYAKARTA
KEC. KLATEN UTARA
KEC. MANISRENGGO
KEC. PEDAN
KEC. KEBONARUM
Daerah Layak Kriteria Penyisih
KEC. JOGONALAN
KEC. KLATEN
TENGAH
KEC. KALIKOTES
KEC. JOGONALAN
KEC. KARANGDOWO
KEC. TRUCUK
KEC. KLATEN
SELATAN
KAB. SUKOHARJO
KEC. PRAMBANAN
KEC. WEDI
Penyaringan
kriteria
penyisih
meliputi
kelayakan terhadap curah hujan, kawasan
lindung, jarak terhadap pemukiman dan jalan
utama. Setelah proses penyaringan tahap
regional dan tahap penyisih didapatkan 3
calon lokasi TPA, yaitu :
KEC. CAWAS
KEC. GANTIWARNO
KEC. BAYAT
D.I. YOGYAKARTA
Penilaian dengan Metode Le Grand dan SNI-03-3241-1994
Tabel 1. Perbandingan Penilaian Calon Lokasi
Parameter
Kelas lahan
Le-Grand
Potensi
pencemaran
limbah thd
akifer
Kemungkinan
pencemaraan
&penerimaan
limbah
SNI 033241-1994
nilai
Desa
Troketon
Desa Wiro
Desa Jabung
13
(Sangat baik)
14
(Sangat Baik)
18
(Cukup)
20,5
(agak rendah)
20,5
(agak rendah)
20,5
(agak rendah)
- 7,5
(hampir tidak
mungkin &
pasti dapat
diterima)
514
kelas layak
dengan
pengendalian
lingkungan
- 6,5
(mungkin
dapat
diterima)
- 2,5
(meragukan)
465
kelas layak
dengan
pengendalian
lingkungan.
455
kelas layak
dengan
pengendalian
lingkungan
*)Dosen Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro
Terpilih
Desa
Troketon
Desa
Troketon
1.
Tahap Penetapan Lokasi Terpilih
a. Analisis SWOT
Hasil analisis SWOT yang menjelaskan tentang
kelebihan,
kekurangan,
potensi
dan
ancaman/dampah dari masing-masing calon
lokasi TPA menunjukkan bahwa lokasi TPA
terpilih adalah calon lokasi di Desa Troketon,
Kecamatan Pedan.
b.
Analisis Rona Lingkungan pada Lokasi TPA
terpilih
1) Aspek Fisik
Kondisi Umum dan Lingkungan
1. Morfologi: terletak di Desa Troketon
Kecamatan Pedan, masih berada di dalam
batas administrasi Kabupaten Klaten.
2. Topografi: relatif datar
3. Luas: ± 15 Ha
4. Kondisi Tanah/ Batuan, Jenis Tanah
Lempung banyak Lanau
5. Struktur geologi: Letak > 2 km dari garis
sesar.
6. Kondisi hidrogeologi
- Permeabilitas rendah : 1,82.10-6 cm/dtk
- Jenis akuifer: sandy clay
7. Kondisi air permukaan, jarak 2000 m dari
sungai terdekat
8. Kedalaman muka air tanah >3 m
9. Jarak lokasi
- dari jalan berkepadatan rendah 1000m
- dari pemukiman terdekat 1000 m
- dari sumber sampah (TPS terjauh) < 20
km
10. Status kepemilikan tanah 100% milik
masyarakat.
11. Zona buffer: terdapat zona buffer tapi
terbatas
Parameter Le Grand
1. Jarak dengan sungai terdekat adalah 2000m.
2. Kedalaman muka air tanah terhadap dasar
lahan urug: > 3 m
Kemiringan muka air tanah < 2% dan
alirannya berlawanan dengan arah aliran
menuju sumber air.
3. Permeabilitas tanah 1,82.10-6 cm/dtk.
SNI 03-3241-1994
1. Batas
administrasi:
di
dalam
batas
administrasi Kabupaten Klaten.
2. Pemilikan hak atas tanah adalah masyarakat
sekitar.
*)Dosen Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro
3. Kapasitas lahan mencukupi untuk masa
pelayanan > 10 tahun.
4. Jumlah pemilik tanah > 2KK.
5. Partisipasi masyarakat: perlu negosiasi.
6. Tanah terdiri atas pasir, lempung dan lanau,
permeabilitas rendah.
7. Kedalaman air tanah > 3 m.
8. Sistem aliran air tanah: recharge dan
discharge area local.
9. Pemanfaatan air tanah tinggi, sebagai
sumber air.
10. Bukan merupakan daerah rawan banjir.
11. Tanah penutup diambil dari lokasi, jumlah
cukup.
12. Intensitas hujan cukup tinggi 3500-4000
mm/tahun.
13. Kondisi jalan masuk menuju lokasi belum
diaspal.
14. Transport sampah memerlukan waktu > 30
menit.
15. Jalan masuk tidak melalui pemukiman.
16. Terletak 1000 m dari jalan berlalulintas
rendah.
17. Tata guna tanah: mempunyai dampak sedikit
terhadap lingkungan sekitar.
18. Tidak ada dampak terhadap pertanian
sekitar.
19. Tidak berada pada daerah lindung/cagar
alam
20. Tidak banyak ditemukan habitat tanaman
dan hewan.
21. Terdapat zona penyangga yang terbatas
untuk mereduksi kebisingan dan bau.
22. Estetika: kegiatan TPA tidak terlihat dari luar.
2) Aspek Sosial
Analisis persepsi masyarakat dilakukan di Desa
Troketon dengan menggunakan kuisioner
sebanyak 64 lembar. Banyaknya kuisioner ini
berdasarkan perhitungan banyaknya sampel
dari banyaknya jumlah penduduk desa
setempat. Dari 64 responden, 6,3% diantaranya
menyatakan setuju dan 51,6% menyatakan
setuju atas dibangunnya TPA di sekitar tempat
tinggalnya asalkan ada kompensasi yang sesuai
dan pengendalian lingkungan, 34,4 % tidak
setuju dan 7,8 % tidak menjawab.
KESIMPULAN
1. Jumlah timbulan sampah yang dihasilkan
Kabupaten Klaten hingga tahaun 2030
adalah 577,12 m3/hari.
2. Kebutuhan lahan TPA Kabupaten Klaten
hingga tahun 2030 adalah 19,54 Ha.
3. Calon lokasi TPA terpilih yang layak
berdasarkan kriteria regional dan penyisih
adalah Desa Troketon Kecamatan Pedan,
Desa Wiro Kecamatan Bayat dan Desa
Jabung Kecamatan Gantiwarno.
4. Berdasarkan parameter Le Grand Desa
Troketeon mendapatkan nilai 13 (kelas
lahan
samgat
baik),
Desa
Wiro
mendapatkan nilai 14 (kelas lahan sangat
baik), dan Desa Jabung mendapatkan nilai
18 (kelas lahan cukup). Sedangkan
berdasarkan SNI 03-3241-1994 Desa
Troketon mendapatkan nilai 514, Desa Wiro
memeperoleh nilai 465, dan Desa Jabung
mendapatkan nilai 455.
5. Berdasarkan penilaian Le Grand, SNI 033241-1994, dan analisa SWOT, lahan yang
layak menjadi calon lokasi TPA Kabupaten
Klaten adalah Desa Troketon Kecamatan
Pedan.
Anonim. Rencana Pengelolaan Persampahan
Kabupaten
Klaten.
Klaten:
Sub
Dinas
Kebersihan dan Pertamanan
SARAN
Damanhuri, Enri. 1995. Teknik Pembuangan
Akhir. Bandung: Teknik Lingkungan ITB
1. Pemerintah Kabupaten Klaten sebaiknya
segera menyusun perencanaan TPA yang
baru.
2. Sebaiknya
pelaksanaan
pengelolaan
sampah dengan metode reusable sanitary
landfill dapat dilaksanakan secara bertahap
dan kontinyu sehingga mereduksi dampak
negatif terhadap lingkungan dan masyarakat
di sekitarnya, serta untuk menghindari
penolakan
pengoperasian
TPA
oleh
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1990. Pelatihan Tingkat Lanjutan
Bidang Persampahan. Jakarta: Unit Pengelolaan
Proyek Peningkatan Kemampuan Tenaga
Bidang Air Bersih dan PLP Direktorat Jendral
Cipta Karya. Departemen Pekerjaan Umum.
Anonim. 1992. Spesifikasi Timbulan Sampah
untuk Kota Kecil dan Sedang di Indonesia. SK
SNI-S-04-1991-03. Bandung : Yayasan LPMB
Anonim. 2008. Kabupaten Klaten dalam Angka.
Klaten: Badan Pusat Statistik
Anonim. 2007. Produk Domestik Regional Bruto
Kabupaten Klaten. Klaten: Badan Pusat Statistik
*)Dosen Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro
Bahar, Yul, H. 1986. Teknologi Penanganan dan
Pemanfaatan Sampah. Jakarta : PT Waca
Utama Pramesti.
Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Klaten.
2005. Rencana Umum Tata Ruang Kota 20052014. Klaten: BAPEDA
Bebassari, Sri. 2004. “Teknologi Pengelolaan
Sampah Perkotaan secara Terpadu Skala
Regional menuju Pembangunan Daerah yang
Berwawasan Lingkungan”. Makalah Kajian
Pengelolaan Sampah secara Terintegrasi:
Implementasi dan Kesiapan Daerah dalam
Pengelolaan
Sampah
Regional
Lintas
Kabupaten / Kota. Semarang : Program Studi
Teknik Lingkungan Undip
Dardak, A. Hermanto. 2007. “Kebijakan
Penataan
Ruang
Untuk
Pengelolaan
Persampahan”. Bimbingan Teknis Nasional
Pusat Kajian Strategis Pembangunan Nasional.
14-15 Maret 2007. Departemen Pekerjaan
Umum.
Darmasetiawan, Martin. 2004. Perencanaan
Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Jakarta:
Ekamitra Engineering
Dinas Pekerjaan Umum. 1992. Tata Cara
Pengelolaan Teknik Sampah Perkotaan. SK
SNI-T-13-1990-F. Bandung: Yayasan Lembaga
Penyelidikan Masalah Bangunan
Dinas Pekerjaan Umum. 1994. SNI 03-32411994 Tentang Tata Cara Pemilihan
Lokasi
TPA. Bandung: Yayasan Lembaga Penyelidikan
Masalah
Bangunan
Moersyid, M. 2004. Konsep National Plan
Pengelolaan Sampah dalam Rangka Millenium
Development
Goals.
Makalah
Kajian
Pengelolaan Sampah Secara Terintegrasi:
Implementasi dan Kesiapan Daerah dalam
Pengelolaan
Sampah
Regional
Lintas
Kabupaten/ Kota. Semarang: Program Studi
Teknik Lingkungan Undip.
Priyono, Susilo, Ihwan, Karyono, dan Sigit, Agus
Anggor. Analisis Profil Daerah Kabupaten Klaten
Tahun 2002-2005. Forum Geografi. 20(1): 27-46
Sub Dinas Kebersihan dan Pertamanan
Kabupaten Klaten. 2008. Pendataan/Identifikasi
Sampah Kabupaten Klaten. Klaten: CV. Agung
Persada Konsultan
Sulaeman, C., Cendekia, L.D., Wahyu, T. 2008.
Karakterisasi Sumber Gempa Yogyakarta 2006
berdasarkan data GPS. Jurnal Geologi
Indonesia. 3(1): 49-56
Tchobanoglous, George, Theisen, Hilary, Vigil.
1993. Integrated Solid Waste Management.
Singapura : Mc Graw Hill
*)Dosen Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro
Download