1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan dalam pendidikan banyak mengalami perubahan. Tak terkecuali dalam pola gerak dan perilaku gerak siswa.Hal ini tentunya akan dapat menunjang pula proses kegiatan belajar mengajar. Pendidikan jasmani merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan aktifitas gerak siswa. Pendidikan jasmani menggunakan akatifitas jasmani berupa olahraga sebagai media untuk mencapai tujuan pendidikan di sekolah. Olahraga dapat memberikan dampak yang positif terhadap kesehatan peserta didik,dengan tingkat kesehatan yang baik maka kesegaran jasmani dari peserta didikpun akan baik pula. Kesegaran jasmani mempunyai fungsi yang penting bagi setiap individu dalam menyelesaikan tugas-tugas hidupnya dengan optimal. Menurut Sudarno SP (1992: 9) bahwa”Kesegaran jasmani adalah kapasitas fungsional total seseorang untuk melakukan kerja tertentu dengan hasil baik atau memuaskan tanpa kelelahan yang berarti”. Orang yang sehat dan segar jasmaninya, selain orang tersebut memiliki kemampuan dan kesanggupan untuk melakukan tugas-tugasnya dengan baik, juga tidak mengalami kelelahan yang berlebihan setelah melakukan aktivitas, bahkan akan dapat lebih cepat sehat dan segar kembali bila dibandingkan dengan orang yang tidak sehat dan segar jasmaninya. Dengan demikian kesegaran jasmani yang dimiliki akan dapat meningkatkan produktivitas baik dalam kerja, di sekolah, maupun dalam olahraga prestasi. Kesegaran jasmani merupakan salah satu bagian yang penting dalam pelaksanaan pendidikan secara keseluruhan. Dalam aktifitas pendidikan perlu ditunjang dengan kesegaran dan kebugaran jasmani dari siswa. Menurut Rusli Lutan dan Adang Suherman (2000: 151) “sumbangan penting dari aktivitas jasmani dalam pendidikan jasmani adalah tercapainya derajat kebugaran jasmani”. Pendapat lain dikemukakan Sugiyanto dan Agus Kristiyanto (2000: 60) “pendidikan jasmani memberikan kontibusi yang besar bagi pencapaian tujuan- 2 tujuan pendidikan pada umumnya”. Dua pendapat tersebut menunjukkan bahwa, kesegaran jasmani merupakan salah satu bagian yang mempunyai peranan penting untuk menunjang proses belajar mengajar secara keseluruhan. Anak yang memiliki tingkat kesegaran jasmani yang baik akan membantu penampilannnya dalam meningkatkan produktivitas maupun prestasi belajarnya. Dalam pertumbuhan dan perkembangan siswa , kemampuan fisik harus diperhatikan dalam upaya meningkatkan kesegaran jasmani. Menurut pendapat Mulyono Biyakto Atmojo ( 2001 : 55 ) kesegaran jasmani dapat dikatagorikan menjadi dua yaitu : 1) Kesegaran jasmani yang berkaitan kesehatan, 2) Kesegaran ynag berkaitan dengan keterampilan. Kesegaran jasmani yang berkaitan dengan kesehatan dapat ditingkatkan dan dipertahankan dengan aktifitas jsmani yang teratur, melalui gerak dan olahraga yang terpola hal ini dapat tercapai. Dalam pelaksanaan pendidikan, kesegaran jasmani sangat berpengaruh terhadap kemampuan dan kesanggupan siswa dalam melaksanakan tugas seharihari dengan baik sebagai anak didik dalam meningkatkan pengetahuan dan prestasi belajar siswa. Pendidikan jasmani dan olahraga perlu ditingkatkan di lingkungan sekolah, dengan meningkatkan kegiatan olahraga diharapkan kesegaran jasmani siswa juga meningkat serta diikuti peningkatan dalam bidang akademik. Siswa membutuhkan kesegaran jasmani yang baik dalam aktifitas belajar, karena tanpa disertai kesegaran jasmani yang baik untuk mencapai prestasi bidang akademik sukar diperoleh. Dengan kesegaran jasmani yang baik diharapkan siswa semakin bersemangat dan bersunguh-sunguh dalam mengikuti pelajaran disekolah. Usia Sekolah Menengah Pertama ( SMP ) merupakan masa-masa dimana pencapaian pertumbuhan dan perkembangan yang ada pada siswa mulai berkembang. Disinilah pendidikan jasmani memiliki peranan yang penting karena pendidikan jasmani berkenaan langsung dengan derajat kesegaran jasmani yang berhubungan dengan respon mental, emosional, dan sosial serta kecerdasan anak, karena pendidikan jasmani sendiri menurut Arma Abdulah (1994: 2) memiliki tujuan antara lain : (1) perkembangan kesehatan jasmani dan organ-organ tubuh,(2). Perkembangan mental-emosional,(3). Perkembangan otot-otot syaraf 3 atau keterampilan jasmani,(4).Perkembangan sosial,(5). Perkembangan kecerdasan atau intelektual. Melihat peran yang begitu vital dan besar yang ditunjukkan oleh kesegaran jasmani dalam menumbuhkan kemandirian dan kemajuan bagi siswa maka sudah menjadi tanggung jawab guru yang mempunyai tujuan untuk mencerdaskan generasi penerus bangsa sudah seharusnya memperhatikan status kesegaran jasmani siswa-siswanya, agar jika ada siswa yang kurang memiliki kesegaran jasmani segera dapat diupayakan sesuai dengan permasalahannya. Kurangnya perhatian dari guru akan kesegaran jasmani siswanya dan tidak adanya pengertian dari orang tua siswa, sehingga tidak diketahui status kesegaran jasmani siswa di sekolah dasar. Tidak adanya kontrol dan perhatian kesegaran jasmani pada siswa, maka secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap pencapaian tujuan belajar mengajar secara keseluruhan. Selain itu jarang sekali guru yang melakukan evaluasi dan penilaian kesegaran jasmani terhadap siswanya sebagai bahan masukan dalam program pendidikan jasmani selanjutnya. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang tidak tahu mengukur status kesegaran jasmani untuk anak Sekolah Menengah Pertama ( SMP ). Belum adanya norma penilaian tentang kesegaran jasmani siswa putra kelas II SMP Negeri Kecamatan Karangpandan Kabupaten Karanganyar merupakan suatu kendala dan hambatan dalam mengatahui status kesegaran jasmani dan perlu adanya solusi pemecahannya. Melihat keadaan tersebut , maka sangat perlu disusun dan dibuat norma penilaian terhadap kesegaran jasmani yang sesuai dengan kondisi kesegaran jasmani yang sesuai dengan situasi dan kondisi siswa, khususnya siswa putra kelas II SMP Negeri Kecamatan Karangpandan Kabupaten Karanganyar tahun pelajaran 2006/2007. Dengan mengetahui status kesegaran jasmani pada siswa maka guru pendidikan jasmani atau pihak sekolah akan dapat mengambil langkah yang baik, misalnya dari hasil penilaian ternyata diperoleh rata-rata kesegaran jasmani rendah maka dapat diambil langkah perbaikan. Guru pendidikan jasmani dapat meningkatkan kesegaran jasmani siswa, dengan mengintensifkan atau 4 menambah kegiatan yang menunjang terhadap peningkatan kesegaran jasmani siswa, misalnya melalui kegiatan ekstrakurikuler olahraga. Bertolak dari latar belakang yang dikemukakan diatas maka perlu diadakan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui tingkat kesegaran jasmani pada siswa. Untuk itu penulis mengangkat judul ”STUDI TENTANG STATUS KESEGARAN JASMANI DAN STATUS GIZI SISWA PUTRA KELAS II SMP NEGERI DI KECAMATAN KARANGPANDAN KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2006/2007” B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang masalah yang dikemukakan di atas dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut : 1 Pentingnya fungsi kesegaran jasmani bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia. 2 Perlu upaya peningkatan kesegaran jasmani pada siswa Sekolah Menegah Pertama sebagai generasi penerus yang berkualitas. 3 Status kesegaran jasmani pada siswa putra kelas II SMP Negeri Di Kecamatan Karangpandan Kabupaten Karanganyar tahun pelajaran 2006/2007 belum diketahui. 4 Perlu adanya studi untuk mengetahui status kesegaran jasmani siswa putra kelas II SMP Negeri Di Kecamatan Karangpandan Kabupaten Karanganyar tahun pelajaran 2006/2007 5 Perlu adanya studi untuk mengetahui status Gizi siswa putra kelas II SMP Negeri Di Kecamatan Karangpandan Kabupaten Karanganyar tahun pelajaran 2006/2007 C. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang telah dikemukakan diatas maka untuk memudahkan dalam melaksanakan penelitian dan pembahasan perlu adanya pembatasan masalah. Penilitian ini dibatasi pada permasalahan tentang : “ 5 1. Status kesegaran jasmani Siswa Putra Kelas II Sekolah Menengah Pertama Negeri Di Kecamatan Karangpandan Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2006/2007. 2. Status gizi Siswa Putra Kelas II Sekolah Menengah Pertama Negeri Di Kecamatan Karangpandan Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2006/2007. D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah status kesegaran jasmani siswa putra Kelas II Sekolah Menengah Pertama Negeri Di Kecamatan Karangpandan Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2006/2007? 2. Bagaimanakah status gizi siswa putra Kelas II Sekolah Menengah Pertama Negeri Di Kecamatan Karangpandan Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2006/2007? E Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang ada maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk Mengetahui status kesegaran jasmani siswa putra kelas Kelas II Sekolah Menengah Pertama Negeri Di Kecamatan Karangpandan Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2006/2007. 2. Untuk Mengetahui status gizi siswa putra kelas Kelas II Sekolah Menengah Pertama Negeri Di Kecamatan Karangpandan Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2006/2007. F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut : Bagi guru pendidikan jasmani Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kecamatan Karaangpandan Kabupaten Karanganyar antara lain memiliki kegunaan : 6 1 Memberi gambaran yang sebenarnya mengenai status kesegaran jasmani siswa putra Kelas II Sekolah Menengah Pertama Negeri Di Kecamatan Karangpandan Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2006/2007. 2 Memberi gambaran yang sebenarnya mengenai status gizi siswa putra Kelas II Sekolah Menengah Pertama Negeri Di Kecamatan Karangpandan Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2006/2007. 3 Sebagai dasar untuk melakukan penilaian terhadap kesegaran jasmani siswanya. 4 Sebagai dasar untuk melakukan pembinaan terhadap siswa, khususnya berkaitan dengan kesegaran jasmani siswa. 5 Dapat menambah wawasan dan pengetahuan khususnya tentang kesegaran jasmani anak. 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan pustaka 1. Kesegaran Jasmani a. Definisi Kesegaran Jasmani. Kesegaran jasmani atau physical fitness dalam memberikan batasan secara tepat tidaklah mudah. Hal ini karena, pada hakekatnya kesegaran jasmani merupakan hal yang rumit dan kompleks. Karena kekomplekannya sehingga para ahli mengemukakan pendapatnya sesuai dengan sudut tujuan masing-masing. Untuk memahami pengertian kesegaran jasmani, berikut ini disajikan batasanbatasan kesegaran jasmani yang dikemukakan oleh para ahli : 1) Menurut Rusli Lutan dan Adang Suherman (2000: 153) kesegaran jasmani adalah sebagai derajat kemampuan seseorang untuk menjalankan tugas dengan derajat intensitas moderat, tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan sehingga kemudian ia mampu mejalankan tugas berikutnya. 2) Menurut Amrum Bustaman (2003: 272) kesegaran jasmani adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan tugas pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti, untuk dapat meningkatkan kesegaran jasmani perlu melakukan latihan fisik yang melibatkan komponen kesegaran jasmani. 3) Menurut pusat kesegaran jasmani dan rekreasi (1999: 1) kesegaran jasmani adalah kondisi jasmsni yang bersangkut paut dengan kemampuan dan kesanggupannya berfungsi dalam pekerjaan secara optimal dan efisien. 4) Menurut Sudarno SP (1992: 9) kesegaran jasmani adalah kapasitas fungsional total seseorang untuk melakukan sesuatu pekerjaan tertentu dengan hasil baik/ memuaskan tanpa kelelahan yang berarti. Berdasarkan batasan-batasan di atas, pada prinsipnya kesegaran jasmani mempunyai pengertian yang hampir sama. Kesegaran jasmani merupakan kemampuan tubuh untuk melakukan tugas atau kerja sehari-hari secara efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti, dalam arti masih mempunyai cadangan energi yang cukup untuk aktivitas selanjutnya. Tingkat kesegaran jasmani seseorang dapat dilihat dari kemampuannya melakukan aktivitas fisik 7 8 tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan masih mampu untuk melakukan aktivitas selanjutnya. b. Pentingnya Kesegaran Jasmani Bagi Siswa Kesegaran jasmani merupakan unsur dasar yang harus dimiliki siswa dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Siswa yang memiliki kesegaran jasmani yang baik, dapat melakukan tugasnya sehari-hari dengan baik. Sebaliknya siswa yang memiliki kesegaran jasmani kurang baik, maka ia tidak dapat melakukan tugasnya dengan baik pula. Bagi siswa fungsi kesegaran jasmani erat hubungannya dengan pencapaian prestasi belajar siswa dalam proses belajar mengajar, terutama dalam upaya mempertinggi kemampuan dan kemauan siswa untuk belajar. Menurut Mulyono B (1997: 64) bahwa ”berdasar fungsinya, physical fitness ternyata merupakan kebutuhan bagi pelajar untuk mencapai prestasi yang baik dalam semua mata pelajaran, sehingga akan mewujudkan hasil akhir yang memuaskan”.Pendapat itu menunjukkan, kesegaran jasmani mempunyai peranan penting bagi siswa yaitu untuk dapat menyelesaikan tugastugas yang dihadapi dengan baik dan mendukung pecapaian prestasi belajar. Menurut Santoso Giriwijoyo (1991: 63) mengemukakan : Dihubungkan dengan kegiatan studi yang cukup berat dan pencapaian prestasi akademis yang memerlukan dukungan kemampuan kerja fisik, maka rendahnya kapasitas kerja fisik dapat menjadi penghambat untuk mencapai sukses. Disinilah antara lain sumbangan olahraga bagi para siswa atau mahasiswa yaitu untuk meningkatkan kemampuan kerja fisiknya. Dengan jasmani yang sehat dan bugar, memungkinkan anak akan mampu berfikir secara jernih, penuh kreatifitas dan memiliki semangat yang tinggi untuk menyelesaikan segala tugas studinya sehingga dapat berhasil dengan memuaskan. Agar prestasi anak dapat meningkat dan tujuan pendidikan secara menyeluruh dapat tercapai, maka kesegaran jasmani anak perlu dibina dan dipelihara dengan baik. 9 c. Komponen-komponen Kesegaran Jasmani Secara umum kesegaran jasmani merupakan bagian yang penting dari pertumbuhan dan perkembangan yang normal. Menurut Amrum Bustaman (2003:273) mengelompokkan kesegaran jasmani menjadi dua bagian yaitu : ”kesegaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan dan kesegaran jasmani yang berhubungan dengan keterampilan”. 1). Kesegaran Jasmani yang Berhubungan Dengan Kesehatan Kesegaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan terdiri dari lima komponen dasar yang saling berhubungan antara satu dengan yang lain. Amrum Bustaman (2003: 273) mengemukakan bahwa komponen tersebut terdiri dari ”Daya tahan kardiovaskuler, kekuatan otot, daya tahan otot, fleksibilitas, komposisi tubuh ”. a) Daya Tahan Kardiovaskuler. Komponen ini menggambarkan kemampuan dan kesanggupan melakukan kerja dalam keadaan aerob artinya Kemampuan dan kesanggupan sistem peredaran darah pernafasan, mengambil dan mengadakan/menyediakan oksigen yang dibutuhkan Amrum Bustaman (2003: 273). Sedangkan Mulyono B (2001:55) mengemukakan kesegaran kardiovaskuler adalah ”kemampuan untuk melatih seluruh tubuh dalam waktu yang agak panjang tanpa merasa lelah, jantung yang kuat diperlukan untuk dapat mensuplai darah yang beroksigen secara efektif ke otot-otot tubuh”. Daya tahan jantung dan paru-paru seseorang dapat dilihat dari kemampuannya melaksanakan tugas berat secara terus menerus dalam waktu yang relatif lama. Semakin baik ketahanan jantung dan peredaran darah kita, otot-otot semakin dapat bertahan lebih lama menjalankan fungsinya untuk bekerja. 10 b) Kekuatan Otot Kekuatan otot banyak diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, terutama untuk tungkai yang harus menahan berat badan. Disamping itu kekuatan otot merupakan bagian yang penting dalam membantu penampilan fisik seseorang. Dalam hal ini Rusli Lutan & Adang Suherman (2000: 163) mengemukakan ”otot yang kuat memberi kesan bahwa tubuh seseorang dapat menampilkan sikap yang lebih baik”. Kekuatan otot berperan penting untuk penampilan fisik seseorang. Gerakan-gerakan yang dilakukan oleh seseorang pada kehidupan sehari-hari memerlukan kekuatan otot. Komponen-komponen fisik lain yang seperti daya tahan, daya ledak, kecepatan, kelincahan, sangat dipengaruhi oleh kekuatan otot. Untuk menunjang penampilan fisik, maka harus memiliki kekuatan otot yang memadai. c) Daya Tahan Otot. Menurut Amrum Bustaman (2003: 273) daya tahan otot adalah ”kemampuan dan kesanggupan otot untuk kerja berulang-ulang tanpa mengalami kelelahan”. Pada dasarnya daya tahan otot sangat erat hubungannya dengan kekuatan otot. Hal ini menunjukkan bahwa daya tahan otot merupakan gabungan atau perpaduan antara kekuatan otot dan daya tahan otot pada umumnya. Daya tahan otot sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, untuk memperoleh daya tahan otot yang baik maka harus melakukan latihan dengan baik dan teratur dengan latihan berbeban yang ringan tetapi dilakukan dengan frekwensi pengulangan yang banyak. d) Fleksibilitas Kelentukan sebagai salah satu komponen kesegaran jasmani, merupakan kemampuan menggerakkan tubuh atau bagian-bagiannya seluas mungkin tanpa terjadi ketegangan sendi dan cedera otot. Menurut Sugiyanto (1999: 23) ”kelentukan adalah kualitas yang memungkinkan suatu segmen tubuh bergerak dengan luas rentangan sendi semaksimal mungkin”. 11 Dari pernyataan tersebut menunjukkan, kelentukan merupakan keleluasaan gerak dari persendian-persendian tubuh. Kelentukan seseorang sangat tergantung pada panjangnya otot, tendo, ligamen dan persendian. Kelentukan akan memberi kemudahan dan kenyamanan dalam melakukan gerak. e) Komposisi Tubuh. Berat tubuh seseorang tersusun dari beberapa komponen yang berbeda, jaringan tak berlemak dan tak berlemak. Komponen utamanya adalah tulang, otot, organ, dan lemak. Dari komponen-komponen tak berlemak ini yang paling mudah berubah adalah otot. Komposisi tubuh berhubungan dengan pendistribusian otot dan lemak diseluruh tubuh dan pengukuran komposisi tubuh ini memegang penting baik untuk kesehatan tubuh maupun berolahraga Amrum Bustaman (2003: 273). Kelebihan lemak tubuh dapat menyebabkan kegemukan atau obesitas dan meningkatkan resiko untuk menderita berbagai macam penyakit. Dalam olahraga kelebihan lemak ini dapat memperburuk kinerja karena tidak memberikan sumbangan tenaga yang dihasilkan oleh kontraksi otot yang berakibat memberikan bobot mati yang menambahkan beban karena memerlukan energi tambahan untuk menggerakkan tubuh. d. Belajar Gerak 1) Pengertian Belajar Gerak Belajar gerak merupakan sebagian dari belajar.Belajar gerak menekankan pada aktifitas gerak tubuh.Didalam belajar gerak, materi yang dipelajari adalah pola-pola gerak keterampilan tubuh misalnya gerakan-gerakan dalam olah raga. Definisi belajar gerak menurut Drs. Sugiyanto dan Drs. Sudjarwo ( 1992 : 234 )” Belajar gerak adalah belajar yang diwujudkan melalui respon-respon muskular yang diekspresikan dalam gerakan tubuh atau bagian tubuh ”. Belajar gerak berperan dalam pendidikan jasmani yang melibatkan domain psikomotor, yaitu dalam upaya mencapai tujuan : a). Mengembangkan keterampilan gerak tubuh b). Menguasai pola-pola gerak keterampilan tubuh. 12 c). Mengekspresikan pola-pola perilaku personal dan interpersonal yang baik dalam pertandingan dan tari 2) Fase Belajar Gerak Fitts dan Posner mengemukakan bahwa proses belajar gerak keterampilan dalam 3 fase belajar , yaitu : a). Fase Kognitif b). Fase Assosiatif c). Fase Otonom a).Fase Kognitif Fase kognitif merupakan fase awal dalam belajar gerak keterampilan. Pada fase ini proses belajar diawali dengan aktifitas berfikir tentang gerakan yang dipelajari.Setelah informasi diterima dan dicerna melalui mekanisme perseptual,kemudian mekanisne pengambilan keputusan dan akhirnya terwujud gerakan. Pada fase ini gerakan yang ditampilkan belum begitu baik. b).Fase Assosiatif Fase assosiatif disebut fase menengah,ditandai dengan tingkat penguasan gerakan yang lebih baik.Pada fase assosiatif ini merangkaikan bagian bagian gerakan menjadi rangkaian secara terpadu merupakan unsur penting untuk menguasai berbagai gerakan keterampilan c).Fase Otonom Fase otonom bisa dikatakan sebagai fase akhir dalam belajar gerak.Fase ini ditandai dengan tingkat penguasaan gerakan keterampilan secara otomatis.Fase ini dikatakan sebagai fase otonom karena pelajar mampu melakukan gerakan keterampilan tanpa terpengaruh walaupun pada saat melakukan gerakan itu pelajar harus memperhatikan hal – hal lain selain gerakan yang dilakukan. 2. Cara Membina dan Meningkatkan Kesegaran Jasmani. 13 a. Pentingnya Berolahraga. Pada saat ini dapat dikatakan olahraga menempati salah satu kedudukan penting dan merupakan salah satu pekerjaan yang khusus, baik sebagai tontonan, mata pencaharian, pendidikan, kesehatan maupun kebudayaan. Menurut Rusli Lutan (1992: 37) ”Olahraga merupakan kegiatan otot yang energik dan dalam kegiatan itu seseorang memperagakan kemampuan geraknya (performa) dan kemampuan semaksimal mungkin”. Selain itu Olahraga juga merupakan aktivitas fisik yang memberikan kepuasan kepada para pelakunya sebagai kebutuhan individu. Olahraga sebagai kesehatan merupakan kebutuhan setiap manusia. Tubuh yang sehat dan terbebas dari segala macam penyakit akan diperoleh tingkat kesegaran jasmani yang baik pula. Untuk memperoleh kesegaran jasmani yang baik maka dapat dilakukan dengan berolahraga secara teratur. Menurut Yusuf Adisasmita & Aip Syaifuddin (1996: 9) ”Dengan melakukan kegiatan olahraga yang teratur dan terus menerus akan dapat membantu dan meningkatkan kemampuan jasmani maupun rokhani”. Karena pentingnya manfaat olahraga maka di setiap lembaga sekolah diajarkan pendidikan jasmani. Cara yang paling efektif selain mata pelajaran pendidikan jasmani untuk meningkatkan kesegaran jasmani siswa adalah olahraga secara teratur di lingkup sekolah. Bentuk-bentuk kegiatan olahraga yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesegaran jasmani disekolah antara lain bermain, dan kegiatan ekstrakurikuler olahraga. Dengan kesegaran jasmani yang tetap terjaga dan terpelihara sehingga akan mendukung kegiatan proses belajar mengajar secara keseluruhan. b. Akibat Kurang Olahraga atau Kurang Gerak. Pada era modern seperti sekarang ini manusia dimanjakan dengan teknologi yang serba canggih. Perkembangan dan kemajuan teknologi hasil karya manusia, pada umumnya bersifat lebih efektif dan efisien. Hal ini akan mengakibatkan aktivitas gerak manusia menjadi berkurang. Karena hal tersebut banyak orang melupakan aktivitas gerak untuk menunjang kesehatan. Menurut Sudarno SP (1992: 5) bahwa ”kehidupan sehari-hari kita saat ini diwarnai dengan duduk, berbaring atau berkendaraan sehingga rangsangan alamiah yang sangat 14 vital bagi kehidupan lewat kerja jasmaniah sebagian besar telah lenyap dan mengakibatkan kemunduran karena kurang gerak (hipokenesis). Pendapat tersebut menunjukkan dengan berolahraga atau melakukan aktifitas fisik secara baik dan teratur merupakan bagian untuk menjaga kesegaran jasmani. Oleh karena itu untuk menjaga kesehatan dan kesegaran jasmani, seseorang harus aktif bergerak atau berolahraga. Menurut Rusli Lutan & Adang Suherman (2000: 156) mengemukakan kehidupan yang aktif dan teratur membawa banyak keselamatan yaitu : a) Membangun kekuatan dan daya tahan otot seperti halnya tulang dan sendi yang lebih kuat dan kokoh. b) Meningkatkan daya tahan aerobik. c) Meningkatkan fleksibilitas. d) Membakar kalori sambil mempertahankan kerampingan otot yang menyebabkan berat badan terkontrol. e) Mengurangi stress. f) Meningkatkan kesan sejahtera parupurna (hidup tenteram). Dari pernyataan tersebut dengan olahraga secara teratur bukan hanya kesegaran jasmani saja yang terpelihara melainkan organ tubuh yang lain juga terpelihara dan membuat hidup semakin menyenangkan. c. Pemeliharaan dan Peningkatan Kesegaran Jasmani. Berolahraga atau melakukan aktivitas fisik secara baik dan teratur merupakan sarana untuk menjaga dan memelihara kesegaran jasmani. Latihan fisik yang dilakukan seseorang harus dilakukan secara teratur dan kontinyu. Dengan latihan yang teratur dan kontinyu, akan terjadi adaptasi-adaptasi yang baik oleh badan terhadap situasi yang dilakukan. Sudarno SP (1992: 67) menyatakan ”Bila tujuan dari latihan hanya untuk membina prestasi atau untuk meningkatkan kesegaran jasmani (bukan untuk prestasi olahraga), maka frekuensi latihan cukup 3 atau 5 kali seminggu”. Latihan yang dilakukan untuk meningkatkan kesegaran jasmani bersifat khusus sesuai dengan karakteristik kesegaran jasmani. Contoh latihan untuk meningkatkan kesegaran jasmani adalah latihan aerobik karena latihan aerobik dilakukan dengan 15 intensitas relatif rendah dan dalam waktu relatif lama. Tujuan latihan aerobik adalah menggunakan oksigen sebanyak mungkin atau menggunakan jumlah oksigen yang dapat diproses oleh tubuh secara maksimal. Bentuk jenis olahraga yang juga efektif untuk memelihara dan meningkatkan kesegaran jasmani di antaranya jogging, sepeda santai, jalan santai. Di samping melakukan jenis olahraga tersebut dapat pula dengan melakukan olahraga seperti renang, bulu tangkis, tenis, sepak bola, senam aerobik dan sebagainya. Aktivitas fisik berupa olahraga dapat mendorong kerja jantung, peredaran darah dan paru-paru, sehingga dapat merangsang kemampuan kerja jantung, peredaran darah dan paru-paru kearah yang lebih baik. d. Profil Sekolah 1) Guru Pendidikan Jasmani Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Seorang guru harus memiliki kompetensi yaitu seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dihayati dan dikuasai dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, selain itu guru harus memiliki sertifikaasi mendidik sebagai bukti formal dan pengakuan guru.Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional seperti yang telah tercantum dalam UUD 45. Selain memiliki beberapa kewajiban yang harus dilaksanakan, guru juga mempunyai hak-hak dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen yaitu : a) Memperoleh penghasilan diatas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan sosial. b) Mendapat promosi dan penghargaan sesuai tugas dan prestasi kerja c) Memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas kekayaan intekektual. 16 d) Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi. e) Memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran untuk menunjang kelancaran tugas keprofesionalan. f) Memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan tugas. g) Memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi. h) Memiliki kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan pendidikan. i) Memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam bidangnya. Kewajiban guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya antara lain : a) Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran. b) Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasai akademik kompetensi secara berkelanjutan sejalan perkembangan iptek. dan c) Bertindak obyektif dan tidak diskriminatif d) Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, kode etik guru, serta nilai-nilai agama. e) Memelihara dan memupuk persatuan dan kesetuan bangsa. Seorang guru dapat diberhentikan dengan hormat dari jabatannya sebagai seorang guru karena : a) Meninggal dunia b) Mencapai batas usia pensiun c) Atas permintaan sendiri d) Sakit jasmani dan / atau rohani sehingga tidak dapat melaksanakan tugas secara terus-menerus selama 12 bulan e) Berakhir perjanjian kerja atau kesepakatan kerja bersama antara guru dan penyelenggara pendidikan. Seorang guru mempunyai peranan penting dalam proses kegiatan belajar mengajar, karena guru dianggap tahu dan mengerti dalam bidangnya. Apabila pelaksanaan pendidikan jasmani benar dan sesuai jadual kurikulum memungkinkan dapat tercapai hasil belajar yang baik, sedang hasil belajar yang 17 baik sangat dipengaruhi oleh kondisi fisiknya terutama kesegaran jasmani. Guru pendidikan jasmani harus memiliki kompetensi dan keterampilan dalam memberikan materi, harus bisa memberikan motivasi dan kemauan siswa untuk rajin berolahraga dan belajar. 2) Sarana Dan Prasarana Olah Raga Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dibutuhkan sarana dan prasarana sebagai pendukung kelancaran proses belajar mengajar,tak terkecuali untuk mata pelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan dibutuhkan pula sarana dan prasarana yang memadai.Idealnya setiap sekolahan mempunyai satu lapangan sepak bola, lapangan bola basket, lapangan bola volly.Untuk mengajar atletik dan senam dibutuhkan pula peralatan yang banyak.Umumnya sekarang tiap kelas terdiri dari 40 orang siswa, untuk mengajar siswa sejumlah itu dibutuhkan peralatan yang sesuai dengan banyaknya siswa. Semakin lengkap sarana dan prasarana yang dimiliki akan mempermudah guru penjas dalam memberikan materi dan siswa juga mudah dalam prakteknya. 3. Evaluasi Tingkat Kesegaran Jasmani a. Pengertian Evaluasi. Peningkatan mutu proses belajar mengajar merupakan persoalan penting dalam pendidikan jasmani di sekolah. Setiap proses belajar mengajar memerlukan proses evaluasi, oleh karena itu proses belajar tidak akan diketahui secara pasti apabila evaluasi tidak ada. Untuk mendapatkan pengertian tentang evaluasi perlu diketahui terlebih dahulu mengenai arti tes dan pengukuran. Dalam hal ini Mulyono B (1997: 1) mengemukakan bahwa ”tes adalah suatu instrumen yang digunakan untuk mendapatkan informasi tentang individu atau obyek-obyek, sedangkan pengukuran adalah suatu proses pengumpulan informasi”. Tujuan evaluasi dapat dicapai jika tes yang digunakan, di dalamnya mengandung unsur-unsur yang dapat menggali informasi yang diperlukan sesuai dengan tujuan evaluasi. Mulyono B (1997: 2) menyatakan bahwa ”Evaluasi adalah proses penentuan nilai atau harga dari data yang terkumpul”. Evaluasi 18 sangat penting dalam pendidikan yaitu sebagai dasar untuk penilaian sehingga dapat ditentukan kelemahan dan keberhasilan yang dicapai dengan tepat. Dalam proses pendidikan jasmani sangat penting untuk mengetahui perkembangan dan kemajuan anak didiknya. Melalui evaluasi dapat diketahui tingkat kemajuan siswa dan keberhasilan pengajaran yang telah dilakukan. b. Syarat-syarat Alat Tes. Tes sangat penting dalam dalam proses belajar dan pelatihan olahraga. Untuk mencapai tujuan seperti yang diinginkan alat tes yang digunakan harus merupakan alat tes yang baik. Menurut Mulyono B (1997 : 16) beberapa persyaratan yang sebaiknya dimiliki oleh suatu tes meliputi unsur-unsur sebagai berikut : 1) 2) 3) 4) 5) Validitas. Reliabilitas. Obyektifitas Diskriminitas. Praktikabilitas. Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa suatu alat tes dikatakan baik apabila memiliki lima unsur yaitu validitas, reliabilitas, obyektifitas, diskriminitas, dan praktibilitas. Pengertian dari masing-masing unsur syarat tes secara singkat sebagai berikut : 1) Validitas. Validitas tes menunjukkan derajat kesesuaian antara tes dan atribut yang akan diukur. Validitas menggambarkan kemampuan tes dalam mengukur apa yang ingin diukur. Menurut Mulyono B (1997: 17) validitas tes dapat didefinisikan “sebagai suatu ukuran yang benar ditinjau dari sudut tujuan dan memenuhi secara memuaskan kriteria dari pembuatan atau kontruksi tes”. Berdasarkan pendapat tersebut bahwa untuk mengevaluasi kesegaran jasmani, maka alat evaluasi yang digunakan harus benar-benar memuat unsur yang ditujukan untuk mengukur kesegaran jasmani. Alat ukur dapat dikatakan valid apabila alat ukur tersebut mengukur objek dengan tepat dan sesuai dengan gejala yang diukurnya. 19 2) Reliabilitas Reliabilitas suatu tes menunjukkan derajat keajegan hasil yang diperoleh dari beberapa kali pengetesan terhadap subjek yang sama, alat ukur yang sama, dan prosedur yang sama. Mulyono B (1997: 23) menyatakan bahwa , Suatu alat ukur mempunyai reliabilitas tinggi atau dapat dipercaya, jika alat pengukur itu mantap, dalam pengertian bahwa alat pengkuran tersebut stabil, dapat diandalkan dan dapat diramalkan. Suatu alat pengukuran yang mantap tidka berubah-ubah pengukurannya dan dapat diandalkan karena penggunaan alat ukur berkali-kali akan memberi hasil yang serupa. Reliabilitas merupakan konsistensi dimana sebuah tes mengukur apa yang sudah direncanakan untuk diukur. Suatu tes dan pengukuran dapat dikatakan handal dan reliabel jika mempunyai hasil yang konsisten yang artinya memiliki hasil yang relatif sama meskipun dilakukan secara berulang-ulang. Tes yang reliabel maksudnya tes yang dapat menghasilkan ukuran secara ajeg dan tepat sesuai dengan gejala yang hendak diukur. 3) Obyektivitas Obyektivitas merupakan salah satu syarat tes yang sangat penting. Pengertian objektivitas hampir sama dengan reliabilitas. Perbedaannya keobjektivan menunjukkan kesamaan hasil yang diberikan oleh dua orang atau lebih pengetes terhadap objek yang sama. Seperti dikemukakan Mulyono B (1997: 33) bahwa ” Sebuah tes dikatakan objektif, bilamana dua orang pengetes atau lebih memberi nilai yang sama dan bebas dari faktor subjektif dalam sistem penilaiannya”. Selanjutnya Mulyono B (1997: 34) untuk diperoleh objektivitas yang tinggi di dalam pengukuran, perlu diusahakan hal-hal sebagai berikut: a) Petunjuk atau prosedur pengukuran harus dirumuskan dengan kata-kata yang tepat dan terinci. b) Prosedur pengukuran diusahakan agar mudah dikerjakan oleh pengetes dan yang di tes. c) Bila dimungkinkan, dalam pengukuran perlu digunakan alat pengukur mekanis. d) Pengetes yang berpengalaman perlu dipilih agar terjamin hasil pengukurannya. e) Pengetes harus memelihara sikap ilmiah selama pengukuran 20 4) Diskriminitas. Diskriminitas tes merupakan kemampuan tes untuk membedakan tingkat kemampuan siswa. Penilaian dalam evaluasi jelas membedakan antar tingkatan kemampuan. Menurut Mulyono B (1997: 36) bahwa ” Tes yang baik harus dapat membedakan kemampuan siswa sesuai dengan tingkat keterampilan dan kepandaian mereka”. Pengajar perlu memilih tes yang tidak cukup sulit ataupun tidak cukup mudah bagi siswanya karena dengan cara itu memiliki kemampuan untuk membedakan antara mereka yang berkemampuan jelek, cukup, baik dan baik sekali. 5) Praktikabilitas. Alat evaluasi yang dilakukan harus bersifat praktis dalam arti mudah dilakukan. Menurut Mulyono B (1997: 37) bahwa ” Pertimbangan yang bersifat praktis dan dapat mempengaruhi tes perlu dipertimbangkan pula, pertimbanganpertimbangan tersebut meliputi; waktu dan biaya, kemudahan pengadministrasian dan kemudahan dalam penginterpretasian”. Alat yang digunakan harus merupakan tes dapat yang dilakukan dengan mudah serta dapat dilakukan dengan biaya dan waktu yang bisa dijangkau. c. Tes Kesegaran Jasmani Status tingkat kesegaran jasmani pada siswa di sekolah penting untuk diketauhi. Evaluasi mengenai tingkat kesegaran jasmani pada siswa di sekolah merupakan suatu hal yang sangat penting.Evaluasi memegang sebagai dasar untuk penilaian, sehingga dapat ditentukan kelemahan dan keberhasilan yang dicapai dengan tepat. Melalui evaluasi dapat diketahui tingkat kesegaran jasmani siswa, hal ini sebagai umpan balik (feed back) bagi guru untuk mengambil langkah perbaikan. Tingkat kesegaran jasmani siswa dapat diketauhi dengan tes kesegaran jasmani.Dalam pelaksanaan tes kesegaran jasmani ada beberapa macam tes yang 21 dapat dipergunakan. Menurut Mulyono B. (1997: 64) tes yang dapat dipergunakan untuk mengukur kesegaran jasmani antara lain : 1) 2) 3) 4) 5) Indiana Motor-Fitnes Test Tes lari/jalan 2400 meter Tes berjalan kaki 4800 meter Multi Fitness Test (MFT) Tes berjalan kaki 4800 meter Dari rangkaian tes kesegaran jasmani diatas maka tes yang digunakan pada penelitian ini adalah tes lari 600 yard untuk mengukur kapasitas kardiorespirasi, tes sit-up 60 detik untuk mengukur kekuatan dan daya tahan otot perut, tes pullup untuk mengukur kekuatan dan daya tahan otot tubuh bagian atas, tes sit and reach untuk mengukur kelentukan, tes squat thrust 60 detik untuk mengukur daya tahan otot keseluruhan serta ditambah pengukuran body mass index ( BMI ) untuk komposisi tubuh (body composition).Dari rangkaian tes kesegaran jasmani yang berkaitan dengan kesehatan diatas,maka validitasnya adalah validitas isi, validitas yang mempertimbangkan berdasarkan seberapa jauh alat pengukur mewakili atau mencakup keseluruhan isi bahan yang diukur ( Mulyono Biyakto Atmojo : 2000 : 19 ). d. Penyusunan Norma Penilaian 1) Norma Penilaian Dalam Evaluasi Dalam melakukan evaluasi pengajaran dibutuhkan norma penilaian yang baku.Menurut Mulyono Biyakto Atmojo ( 2000 : 38 )”Norma adalah standar untuk membanding-bandingkan nilai yang dicapai subyek dalam suatu tes”.Norma tersebut dapat dijadikan sebagai dasar untuk melakukan penilaian dan evaluasi.Tipe evaluasi pada penelitian ini menggunakan tes penilaian acuan norma ( PAN ). 2) Prosedur Penyusunan Norma Penilaian Dalam melakukan penyusunan norma penilaian harus dilakukan secara cermat dan teliti agar norma penilaian tersebut dapat mencerminkan keadaan yang sebenarnya.Untuk mendapatkan norma penilaian yang sesuai dengan keadaan 22 yang sebenarnya,maka harus menggunakan sampel yang cukup banyak.Menurut Mulyono Biyakto Atmojo ( 2000 : 35 ) “ Jumlah subyek yang cukup banyak akan menjamin reliabilitas dari norma tersebut “. Untuk dapat melakukan penyusunan norma penilaian kesegaran jasmani siswa putra kelas II SMP Negeri Di Kecamatan Karangpandan Kabupaten Karanganyar tahun pelajaran 2006/2007 perlu ditempuh langkah – langkah sebagai berikut : a) Mengumpulkan data – data siswa putra kelas II SMP Negeri Di Kecamatan Karangpandan Kabupaten Karanganyar tahun pelajaran 2006/2007 b) Melakukan pengambilan sampel sebanyak mungkin. c) Menentukan item – item tes yang akan digunakan untuk melakukan pengambilan data yang dianggap dapat mewakili dari hasil pengambilan tes. d) Melakukan persiapan – persiapan untuk melaksanakan tes, baik dalam administrasi maupun dalam pelaksanaan dilapangan . e) Hasil tes disusun dan dianalisa sesuai dengan langkah-langkah analisa yang benar. f) Hasil analisa data yang dilakukan kemudian disusun menjadi norma.