TUGAS TERSTRUKTUR M-3 MATA KULIAH ANALISIS LANSEKAP TERPADU “Proses Pembentukan Daratan Kediri Secara Endogen : Vulkanisme” Disusun Oleh: Nama : Mistik Dwi Wilujeng NIM : 115040201111208 Kelas : A ( Agroekoteknologi ) PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2014 BAB I PENDAHULUAN Bentuk suatu wilayah yang menjadi tempat tinggal manusia akan memberikan beberapa kemungkinan sebagai penunjang kehidupan yang terdapat didalamnya. Maka masing-masing wilayah memiliki bentuk yang bermacam - macam dan selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Salah satu hal yang mendorong terjadinya perubahan bentuk tersebut disebabkan oleh adanya tenaga yang berasal dari dalam bumi atau yang disebut dengan tenaga endogen. Akibat adanya tenaga itulah yang menyebabkan permukaan bumi memiliki bentuk yang tidak sama. Ada yang berupa gunung, pegunungan, dataran tinggi, dataran rendah, bukit, lembah, dan sebagainya. Tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi yang menyebabkan perubahan pada kulit bumi. Tenaga endogen ini sifatnya membentuk permukaan bumi menjadi tidak rata. Mungkin saja di suatu daerah dulunya permukaan bumi rata (datar) tetapi akibat tenaga endogen ini berubah menjadi gunung, bukit atau pegunungan. Pada bagian lain permukaan bumi turun menjadikan adanya lembah atau jurang. Proses pembentukan muka bumi melalui tenaga endogen dibagi dalam 3 proses, yaitu tektonisme, vulkanisme dan gempa bumi. Kediri merupakan suatu wilayah yang proses pembentukannya dipengaruhi oleh proses endogen, terutama vulkanisme. Hal ini dapat diketahui dari letak wilayah Kediri yang diapit oleh 2 guung api aktif, yaitu Gunung Kelud dan Gunung Wilis, dimana peran gunung Kelud sangat besar karena merupakan gunung yang bersifat vulkanik. Keadaan ini tentunya mempengaruhi bentukan-bentukan wilayah yang ada disini. Vulkanisme sendiri merupakan peristiwa yang berhubungan dengan pembentukan gunung api yaitu pergerakan magma di dalam kulit bumi menyusup ke lapisan yang lebih atas atau keluar permukaan bumi. BAB II PROSES PEMBENTUKAN DAERAH KEDIRI SECARA VULKANISME (ENDOGEN) ( Sumber : http://rovicky.files.wordpress.com/2007/10/kelutkrb3d.jpg ) Secara geografis wilayah Kabupaten Kediri terletak pada equatorial antara 7036’ 12”-80 0’ 32” Lintang Selatan dan 111047’ 5” –1120 18’ 20” Bujur Barat. Sedangkan luas wilayah. Kabupaten Kediri secara keseluruhan sekitar 1.386,05 km2 (138.605 ha).Kabupaten Kediri merupakan wilayah dengan topografiyang berupa pegunungan, perbukitan dan dataran rendah. Letak ketinggian tempat umumnya berada antara 25 meter sampai dengan 2.300 meter diatas permukaan air laut (dpl). Berdasarkan topografinya Kabupaten Kediri dapat dibagi menjadi 4 golongan : - Ketinggian 0 meter–100 meter dpl membentang seluas 32,45 % dari luas wilayah. - Ketinggian diatas 100 meter–500 meter dpl membentang seluas 53,83 % dari luas wilayah. - Ketinggian diatas 500 meter – 1.000 meter dpl membentang seluas 9,98 % dari luas wilayah. - Ketinggian diatas 1.000 meter dpl membentang seluas 3,73 % dari luas wilayah. Wilayah Kediri diapit oleh dua gunung yang berbeda sifatnya, yaitu Gunung Kelud di sebelah wilayah timur yang bersifat vulkanik dan Gunung Wilis di sebelah Barat yang bersifat non vulkanik, sedangkan tepat di bagian tengah wilayah Kabupaten Kediri melintas aliran Sungai Brantas yang membelah wilayah Kabupaten Kediri menjadi dua bagian, yaitu bagian Barat Sungai Brantas dan bagian Timur Sungai Brantas. Karakteristik wilayah Kabupaten Kediri menurut kondisi geologi dibagi menjadi 3 daerah : - Bagian Barat Sungai Brantas, merupakan perbukitan lereng Gunung Wilis dan Gunung Klotok, sebagian besarmerupakan daerah yang kurang subur. - Bagian tengah, merupakan dataranrendah yang sangat subur, melintasaliran Sungai Brantas dari Selatan ke Utara yang membelah wilayah Kabupaten Kediri. - Bagian Timur, merupakan perbukitan kurang subur yang membentang dari Gunung Wilis yang di bagian Utara dan Gunung Kelud di bagian Selatan. Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa wilayah Kediri didominasi oleh dataran rendah yang berada di bagian tengahnya. Sementara Wilayah barat, utara serta selatan merupakan merupakan area perbukitan atau gunung. Jika dikaitkan dengan pengaruh tenaga endogen, khususnya vulkanisme, maka area Kediri bagian selatanlah yang paling terlihat nyata. Hal ini dikarenakan adanya gunung aktif Kelud yang mengindikasikan terjadi dorongan magma yang menerobos lempeng di bagian bawah yang pada akhirnya mengangkat permukaan tanah dan menjadikan permukaan tanah menjadi leih tinggi dan terbentuklah gunung api. Sehingga dapat dikatakan bahwa gejala vulkanisme berhubungan dengan aktivtas keluarnya magma di gunungapi. Proses keluarnya magma ke permukaan bumi inilah yang disebut erupsi gunungapi. Proses vulkanisme terjadi karena adanya magma yang keluar dari zona tumbukan antarlampang. Dengan terjadinya peristiwa tersebut menyebabkan bentuk permukaan wilayah di Kediri dibagian Selatan menjadi dataran tinggi karena adanya proses angkatan akibat tekanan magma, sementara pada bagian barat wilayahnya turun karena tekanan yang besar tidak terjadi di bagian tersebut. Di dalam kulit bumi, di bawah gunung api terdapat rongga besar dengan dinding tidak beraturan disebut dapur magma. Dapur magma berisi benda cair liat sangat panas, yang disebut magma. Magma yang mencapai permukaan bumi disebut lava. Lava pijar yang keluar dari gunung api, suhunya masih sangat tinggi yaitu masih beberapa ratus drajad celsius. Setelah beberapa lama suhu lava makin dingin dan akhirnya membeku menjadi batuan beku. Magma yang menerobos atau menyusup menuju permukaan bumi ada yang membeku sampai di permukaan bumi, tetapi ada pula yang sudah membeku sebelum sampai ke permukaan bumi. Apabila penyusupan magma tersebut tidak mencapai permukaan bumi disebut intrusi magma seperti yang terjadi pada gunung wilis , dan bila sampai di permukaan bumi disebut ekstrusi magma seperti yang terjadi pada gunung Kelud. Berdasarkan bentuknya gunung Kelud termasuk Gunung api tipe strato, yaitu gunung api yang berbentuk seperti kerucut. Gunung semacam ini makin lama akan makin bertambah tinggi yang disebabkan oleh aktivitas magma yang semakin terpusat. Selain Gunung Kelud ,pada umumnya gunung api di Indonesia juga termasuk jenis gunung api strato. Bentuk Gunung Api Strato Bentuk dan bentang alam gunungapi seperti Gunung Kelud, terdiri atas : bentuk kerucut, dibentuk oleh endapan piroklastik atau lava atau keduanya; bentuk kubah, dibentuk oleh terobosan lava di kawah, membentuk seperti kubah; kerucut sinder, dibentuk oleh perlapisan material sinder atau skoria; maar, yang terbentuk pada lereng atau kaki gunungapi Kelud utama akibat letusan freatik atau freatomagmatik; plateau, dataran tinggi yang dibentuk oleh pelamparan leleran lava. Sementara itu dalam proses pembentukannya pergerakan antar lempeng akan menimbulkan empat busur gunungapi berbeda : 1. Pemekaran kerak benua, lempeng bergerak saling menjauh sehingga memberikan kesempatan magma bergerak ke permukaan, kemudian membentuk busur gunungapi tengah samudera. 2. Tumbukan antar kerak, dimana kerak samudera menunjam di bawah kerak benua. Akibat gesekan antar kerak tersebut terjadi peleburan batuan dan lelehan batuan ini bergerak ke permukaan melalui rekahan kemudian membentuk busur gunungapi di tepi benua. 3. Kerak benua menjauh satu sama lain secara horizontal, sehingga menimbulkan rekahan atau patahan. Patahan atau rekahan tersebut menjadi jalan ke permukaan lelehan batuan atau magma sehingga membentuk busur gunungapi tengah benua atau banjir lava sepanjang rekahan. 4. Penipisan kerak samudera akibat pergerakan lempeng memberikan kesempatan bagi magma menerobos ke dasar samudera, terobosan magma ini merupakan banjir lava yang membentuk deretan gunungapi perisai. Pada tahun 1996 lahar letusan terjadi pada gunungapi Kelud yang mempunyai danau kawah Sumber:http://2.bp.blogspot.combIObtl03B0/T5CksiPAg8I/AAAAAAAAAWY/z_cL8Ihntnk/s160 0/IMG0054620120204-1257.jpg Gunung Keludmerupakan salah satu gunung api yang terletak di Pulau Jawa. Secara administratif Gunung Api Kelud terletak di Kabupaten Kediri, Blitar, dan Malang, Provinsi Jawa Timur, sedangkan secara geografis terletak pada 7°56’ LS dan 112°18’30” BT dengan ketinggian puncak 1.113,9 m di atas permukaan laut (dpl). Gunung api ini berbentuk strato yang diklasifikasikan sebagai gunung api aktif tipe A bersifat freato magmatik sampai magmatik. Secara morfologis, Gunung Api Kelud ditandai oleh keberadaan beberapa bekas kawah yang tumpang tindih berbentuk tapal kuda di bagian tertentu. Hal ini mencirikan bahwa telah terjadi erupsi secara berulang dan bersifat eksplosif. Telah teridentifikasi sebuah danau kawah pada ketinggian + 1.200 m yang terbuka ke arah barat, dan diyakini sebagai bekas kaldera letusan yang telah terisi air, serta teramati masih menunjukkan aktivitas vulkanisme. Danau kawah tersebut dikelilingi oleh kubah-kubah lava seperti Gunung Lirang, Gunung Sumbing, Gunung Kelud, dan Gunung Gajah Mungkur (Eka Kadarsetia, dkk dalam Jurnal Geologi Indonesia, Vol1 No.4 Tahun 2006). Pada abad ke-20, erupsi Gunung Kelud terjadi pada tahun 1901, 1919, 1951, 1966, 1990 dan 2014. Pola erupsi ini membuat para ahli gunung api menyimpulkan adanya siklus 15 tahunan bagi erupsi Gunung Kelud. Aktivitas gunung ini mulai meningkat pada akhir September 2007. Peningkatan aktivitas ini ditandai dengan meningkatnya suhu air danau kawah Berdasarkan data sejarah letusan diketahui bahwa daur kegiatan Gunung Api Kelud berkisar antara 15 sampai dengan 30 tahun, dan kegiatan letusan terutama terjadi di bagian kawah yang berisi air pada ketinggian >1600 m dpl dengan letusan berupa semburan lahar primer mencapai suhu 200° C (Kusumadinata, 1979; Zaennudin dkk., 1986). Begitu eksplosifnya letusan dan ditambah oleh keterlibatan air danau bervolume relatif besar mengakibatkan kerusakan yang dahsyat pada lahan pertanian, perkebunan, dan pemukiman termasuk sejumlah besar korban meninggal dunia (Eka Kadarsetia, dkk dalam Jurnal Geologi Indonesia, Vol1 No.4 Tahun 2006). Kejadian-kejadian vulkanisme yang terjadi pada Gunung Kelud inilah, yang berpengaruh besar pada bentuk muka bumi pada wilayah Kediri bagian barat. Sementara itu untuk bentukan lahan yang ada di wilayah Kediri bagian Selatan dan Timur masih ada yang terpengarug aktivitas vulkanisme oleh gunung api (baik yang masih aktif maupun tidak aktiv) yaitu pada wilayah perbukitan. Hal ini dikarenakan wilayah Kediri memang banyak didapati gunung-gunung api. Pada wilayah Barat yang cenderung datar, lebih cenderung dipengaruhi oleh proses lain bukan karena vulkamnisme. BAB III KESIMPULAN Wilayah Kediri memiliki bentuk lahan datar hingga perbukitan. Daerah yang memiliki bentuk lahan perbukitan banyak didapati pada bagian utara, timur dan Selatan. Sementara pada bagian barat bentuk lahannya cenderung datar. Proses vulkanisme yang ada, dapat diindikasikan terjadi pada daerah selain bagian barat. Hal ini dikarenakan pada bagian utara, timur dan selatan terdapat gunung-gunung yang jelas telah melakukan aktivitas vulkanisme. Vulkanisme yang termasuk tenaga endogen ini paling tampak pada bagian selatan, yaitu pada area gunung Kelud dimana gunung ini merupakan gunung strato yang masih aktif dan berpengaruh besar dalam pembentukan muka bumi pada area sekitarnya. DAFTAR PUSTAKA http://rovicky.files.wordpress.com/2007/10/kelutkrb3d.jpg, diakses 10 Maret 2013 http://2.bp.blogspot.combIObtl03B0/T5CksiPAg8I/AAAAAAAAAWY/z_cL8Ihntnk/s1600/IMG 0054620120204-1257.jpg, diakses 10 Maret 2013 Kadarsetia, E., 1998. Laporan Kegiatan Analisis Gas G. Kelud, Jawa Timur. Direktorat Vulkanologi, tidak diterbitkan. Kusumadinata, K., 1979. Data Dasar Gunungapi Indonesia. Direktorat Vulkanologi.