pemberian daun pepaya terhadap jumlah leukosit dan suhu tubuh

advertisement
PEMBERIAN DAUN PEPAYA TERHADAP JUMLAH LEUKOSIT
DAN SUHU TUBUH KELINCI DIBERI VAKSIN ND INAKTIF
ANDI KURNIAWAN
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTUTUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
ii
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pemberian Daun
Pepaya Terhadap Jumlah leukosit dan Suhu Tubuh kelinci diberi Vaksin ND
Inaktif adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan
belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, September 2014
Andi Kurniawan
NIM B04080068
iv
ABSTRAK
ANDI KURNIAWAN. Pemberian Daun Pepaya Terhadap Jumlah Leukosit dan
Suhu Tubuh Kelinci diberi Vaksin ND Inaktif. Dibimbing oleh KOEKOEH
SANTOSO dan ISDONI
Sistem pertahanan tubuh kelinci merupakan serangkaian molekul, sel dan
organ yang bekerja-sama untuk mengenali, menangkap dan menghancurkan benda
asing yang masuk kedalam tubuh seperti bakteri, jamur, bahan kimia dan virus.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perasan daun pepaya terhadap
perubahan jumlah leukosit, dan suhu tubuh kelinci yang ditantang dengan vaksin
ND inaktif. Sebanyak 30 ekor kelinci dibagi dalam 6 kelompok. Kelompok A
diberikan dosis air perasan daun pepaya sebanyak 1 ml/ ekor, kelompok B
diberikan dosis air perasan daun pepaya sebanyak 2 ml/ekor, kelompok C
diberikan dosis air perasan daun pepaya sebanyak 3 ml/ekor, kelompok D
diberikan dosis air perasan daun pepaya sebanyak 4 ml/ekor, kelompok E
diberikan dosis air perasan daun pepaya sebanyak 5 ml/ekor dan kelompok F
hanya diberi air minum (sebagai kontrol). Masing-masing kelompok terdiri dari 5
ekor kelinci yang diberi dosis ekstrak daun pepaya secara bertingkat dan 1
kelompok sebagai kontrol. Pada hari ke-0 dilakukan pemberian air perasan daun
pepaya sesuai dengan dosis perlakuan dan dilakukan pengukuran suhu tubuh
kelinci. Pada hari ke-2 setiap perlakuan diberikan vaksin ND inaktif sebanyak
1ml/ekor serta dilakukan pengambilan darah untuk dihitung jumlah leukosit dan
dilakukan pengukuran suhu tubuh kelinci. Pemberian vaksin hanya satu kali pada
hari ke-2 saja. Pada hari ke-4 dilakukan pengambilan darah terakhir untuk
dihitung jumlah leukosit dan pengukuran suhu tubuh kelinci. Hasil penelitian
menunjukkan pemberian air perasan daun pepaya dan vaksin ND inaktif pada
kelinci cenderung meningkatkan jumlah leukosit dan suhu tubuh kelinci
Kata kunci : Antigen ND, daun pepaya, leukosit, pertahanan tubuh,suhu tubuh
ABSTRACT
ANDI KURNIAWAN. The Potential of Papaya Leaf and Inactive ND Vaccine on
Increasing the Number of Leukocytes and Rabbit Body Temperature. Supervised
by KOEKOEH SANTOSO and ISDONI.
A rabbit immune system consists of a series of molecules, cells and organs
that work together to identify, capture and destroy foreign substances that enter
its body such as bacteria, fungi, chemicals and viruses. This study aimed to find
out the effect of papaya leaf extract on the change in leukocyte number and rabbit
body temperature with the use of inactive ND vaccine. There were 30 rabbits
involved in the study, and they were divided into 6 groups. So each group
consisted of 5 rabbits. Group A was given an extract of papaya leaf in dosage as
much as one ml per animal, group B 2 ml per animal, group C 3 ml per animal,
group D 4 ml per animal, group E 5 ml per animal and group F was not given any
papaya extract (as a control). Each group was given a dose of papaya leaf extract
in graded manner and 1 group acted as a control. On the beginning day each
group was given according to the dose and the temperature of each rabbit was
taken. On the second day each treatment was given inactive ND vaccine as much
as1 ml / rabbit, the temperature of each rabbit was taken, and the rabbit blood
was checked to count the number of leukocytes. The vaccine was given only on
second day. On the fourth day the blood sample was taken to count the number of
leukocytes and the temperature of each rabbit was checked. The results showed
the giving of papaya leaf and inactive ND vaccine to rabbits are disposed to
increase the number of leukocytes and the body temperatures of rabbits.
Key words: Antigen ND, papaya extract, leukocytes, body immune, body temperature
vi
PEMBERIAN DAUN PEPAYA TERHADAP JUMLAH LEUKOSIT
DAN SUHU TUBUH KELINCI DIBERI VAKSIN ND INAKTIF
ANDI KURNIAWAN
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kedokteran Hewan pada
Fakultas Kedokteran Hewan
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
viii
x
PRAKATA
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Judul yang dipilih dalam penelitian
ini yaitu Pemberian Daun Pepaya Terhadap Jumlah Leukosit dan Suhu Tubuh
Kelinci diberi Vaksin ND Inaktif. Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr drh
Koekoeh Santoso dan drh Isdoni M.Biomed selaku dosen pembimbing skripsi
yang telah memberikan bimbingan, arahan, dukungan, motivasi, waktu, dan
perbaikan selama penulisan skripsi ini. Di samping itu, penulis juga mengucapkan
terimakasih kepada Dr drh Adi Winarto M.Si selaku dosen pembimbing akademik
yang telah membimbing penulis selama menjadi mahasiswa FKH Institut
Pertanian Bogor (IPB). Ucapan terima kasih penulis kepada Pak Rais, pak Yusuf,
Pak Kosasih dan Pak Nandang atas dorongan, masukan, dan bantuan selama
penelitian.
Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, kakak Eli Yanti,
Remi Astuti, Syarifudin Dinar, Nurmala Yanti, Lisnawati,dan keponakan tercinta
Shandy renaldy atas doa, kasih sayang, dan dukungan yang diberikan selama ini.
Selanjutnya ungkapan terima kasih penulis ucapkan kepada teman seperjuangan
selama penelitian (Hendro). Ucapan terima kasih disampaikan juga kepada temanteman seangkatan Avenzoar 45 yang sama-sama berjuang dalam menempuh
pendidikan di Institut Pertanian Bogor dan Geochelone 46 yang telah banyak
membantu dalam hal akademik. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi
ini masih terdapat kesalahan. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun sebagai evaluasi bagi penulis. Terlepas dari kekurangan yang ada,
penulis berharap skripsi ini dapat memberi manfaat bagi yang membutuhkan.
Bogor, September 2014
Andi Kurniawan
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR
xii
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Tujuan Penelitian
1
Manfaat Penelitian
1
TINJAUAN PUSTAKA
2
Kelinci Sebagai Hewan Model
2
Daun Pepaya
2
Leukosit dan Pertahanan Tubuh
4
Pengaturan Suhu Tubuh
5
METODE
6
Waktu dan Tempat
6
Alat dan Bahan
6
Metode
7
Pembuatan Air Perasan Daun Pepaya
7
Perlakuan Pada Kelinci
7
Pengambilan Darah
8
Penghitungan Jumlah Leukosit Total
8
Pengukuran Suhu Tubuh
9
Analisis Data
9
HASIL DAN PEMBAHASAN
10
Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Pepaya
10
Pengaruh Pemberian Vaksin
11
Peningkatan jumlah leukosit
12
SIMPULAN DAN SARAN
13
Simpulan
13
Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
14
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kandungan klorofil beberapa jenis daun
3
Tabel 2. Kandungan Biokima Daun Pepaya (Carica Papaya Lnn)
3
Tabel 3. Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Pepaya Terhadap Peningkatan Suhu
Tubuh pada hari ke-0 dan ke-2
10
Tabel 4. Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Pepaya dan Vaksin ND Inaktif
Terhadap Peningkatan Suhu Tubuh Kelinci Pada Hari ke-2 dan ke-4.
11
Tabel 5. Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Pepaya Dan Vaksin ND Inaktif
Terhadap Peningkatan Leukosit Pada Hari ke-2 dan ke-4.
12
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 . Pembentukan Sel Darah Anonimus (2008)
4
Gambar 2. Kamar hitung neubauer ( Vansteenhouse 2008)
8
Gambar 3. Panduan menghitung butir darah.
9
Gambar 4. Pipet leukosit dan aspiratornya (0.5-1-11).
9
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sistem imunitas tubuh merupakan kemampuan tubuh untuk melindungi diri
dari organisme atau toksin yang dapat merusak jaringan atau organ tubuh. Secara
garis besar imunitas dapat dibedakan atas imunitas bawaan dan imunitas dapatan.
Imunitas bawaan muncul sebagai akibat proses pertahanan secara umum, bukan
berdasarkan faktor penyebab penyakit secara spesifik. Contoh imunitas bawaan
antara lain fagositosis oleh leukosit dan makrofag jaringan terhadap organisme
invasif, perusakan organisme oleh asam lambung, enzim pencernaan, pertahanan
kulit terhadap invasi organisme dan senyawa kimia yang terkandung dalam darah
yang berfungsi untuk membantu proses perusakan organisme atau toksin (Guyton
& Hall 1996 diacu dalam Kusumaningrum 2008). Sistem kekebalan bawaan
mengacu pada imunitas yang dibawa sejak lahir (innate immunity). Mekanisme
tersebut antara lain pertahanan kulit dan membran mukosa, fagositosis, sistem
retikuloendotelial, resistensi jaringan, antibodi alami dan respon peradangan
(Carter dan Wise 2004 diacu dalam Kusumaningrum 2008). Sistem imunitas
tubuh dapat dirangsang oleh komponen bahan aktif yang berasal dari perasan
daun pepaya seperti: alkaloid, flavonoid, dan vitamin C.Alkaloid merupakan suatu
golongan senyawa organik yang paling banyak ditemukan dalam tumbuhan.
Alkaloid memiliki aktivitas terapeutik yang menonjol. Isolasi murni alkaloid
dan derivatnya digunakan untuk sebagai bahan medis dasar karena efek analgesik,
antispasmodik dan antibakteri (Stray 1998 diacu dalam Wardani 2012). Flavonoid
memiliki fungsi sebagai efek antitumor, immunostimulan, antioksidan, analgesik,
antiradang, antivirus, antibakteri dan antifungi. Kandungan vitamin C termasuk
vitamin yang larut dalam air, berpengaruh penting dalam pembentukan kolagen.
Sintesis kolagen sebagai proses penyembuhan luka (Economos 1999 diacu dalam
Wardani 2012). Salah satu tahapan untuk mengetahui kegunaan dari air perasan
daun pepaya adalah dengan melakukan uji tantang dengan vaksin ND
inaktif.Pemberian vaksin ND inaktif pada kelinci bertujuan untuk menggertak
sistem pertahanan tubuh. Dalam penelitian ini digunakan kelinci sebagai hewan
coba untuk mengetahui pengaruh pemberian air perasan daun pepaya terhadap
jumlah leukosit dan suhu tubuh kelinci setelah ditantang dengan vaksin ND
inaktif.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi daun pepaya
terhadap perubahan jumlah leukosit dan suhu tubuh kelinci yang ditantang dengan
vaksin ND inaktif
Manfaat Penelitian
2
Manfaat dari penelitian ini adalah memberikan informasi tentang potensi
daun pepaya terhadap perubahan jumlah leukosit dan suhu tubuh kelinci yang
ditantang dengan vaksin ND inaktif
TINJAUAN PUSTAKA
Kelinci Sebagai Hewan Model
Kelinci merupakan hewan model yang banyak digunakan dalam penelitian
selain mencit dan tikus, terutama pada penelitian yang bertujuan untuk
mempelajari kandungan gizi suatu produk, percobaan produk medis seperti obatobatan dan studi tentang penyakit-penyakit tertentu (Sofian 2005 diacu dalam
Pramana 2008). Untuk memperoleh hasil yang relevant dengan tujuan penelitian
dan yang mempunyai nilai ulang tinggi, hewan-hewan yang dipergunakan harus
memenuhi persyaratan atau standar dasar yang diperlukan sebagai hewan
percobaan. Disamping itu, diperlukan juga penguasaan teknik pemeliharaan,
pembiakan, dan penggunaan hewan. Serta, perlu diperhatikan masalah kesehatan
dan kesejahteraan hewan (animal walfare). Kelinci merupakan hewan yang sering
digunakan sebagai hewan percobaan.Kelinci merupakan hewan yang cerdas dan
cenderung berkumpul dengan sesamanya. Bila penanganan tidak baik, kelinci
berontak dan mencakarkan kuku dari kaki belakang dengan kuat.
Kondisi ini dibutuhkan kandang yang nyaman. Kandang untuk kelinci,
khususnya kelinci percobaan mempunyai persyaratan sederhana meliputi
kebersihan kandang, hewan terlindung dari angin, memperoleh cahaya yang
cukup dan udara segar.Kelinci juga sangat peka terhadap suhu lingkungan dan
kelembaban udara yang tinggi. Pada suhu kandang lebih dari 27 0C terjadi
berlangsung lama dapat menyebabkan kemampuan berkembang biak kelinci dan
produktifitas akan menurun. Suhu di atas 31-320C akan menggangu kesehatan
kelinci (Smith & Mangkoewidjojo 1988 diacu dalam Maulida 2008).Kisaran suhu
lingkungan yang direkomendasikan untuk penggunaan kelinci sebagai hewan
percobaan adalah 160- 220C (610-720 F) dengan kelembaban relatif 30-70%
(Sirois2005 diacu dalam Maulida 2008).
Di dalam tubuh mekanisme pengaturan panas diatur oleh hipotalamus.
Hipotalamus memiliki temperatur set poin jika temperatur tubuh berada di atas
suhu normal atau dibawah suhu normal, maka akan terjadi mekanisme
pengeluaran pembentukan panas (Anderson 1997 diacu dalam Vibowo 2008).
Mekanisme pembentukan dan pengeluaran panas terjadi melalui termoreseptor
perifer yang akan dihantarkan ke hipotalamus. Saraf yang ada di hipotalamus akan
berintegrasi menghasilkan sinyal eferen akhir yaitu pembentukan dan pengeluaran
panas (Cardielhac 1991 diacu dalam Vibowo 2008).
Daun Pepaya
Daun pepaya mengandung klorofil sebagai pigmen utama tumbuhan banyak
dimanfaatkan sebagai food suplement yang dimanfaatkan untuk membantu
mengoptimalkan fungsi metabolik, sistem imunitas, detoksifikasi, meredakan
3
radang (inflamatorik) dan menyeimbangkan sistem hormonal. (Limantara 2007
diacu dalam Setiari dan Nurchayati 2009). Klorofil merupakan senyawa yang
tidak stabil dan peka terhadap cahaya sehingga sulit untuk menjaga agar
molekulnya tetap tutuh dengan warna hijau yang sangat menarik (Hutajulu et al
2008 diacu dalam Ernaini, Supriadi dan Rinto 2012)
Tabel 1 Kandungan klorofil beberapa jenis daun (ppm)
Jenis
Klorofil Total
Klorofil a
Klorofil b
cd
cd
Daun singkong
27.4467
19.6592
7.8033de
Daun Cincau
21.5350bc
16.1200bc
5.4250bcd
a
ab
Daun kangkung
16.7667
13.1911
3.5856ab
Daun bayam
23.0222bcd
18.2622cd
4.7700abc
a
a
Daun kemangi
13.8200
10.8500
2.9750ab
Daun pegagan
24.2911cd
17.7611bcd
6.5467cde
d
d
Daun papaya
29.5975
21.4850
8.1300e
(Sumber : Setiari &Nurchayati 2009)
Pada tanaman tingkat tinggi terdapat dua macam klorofil yaitu klorofil-a
(C55H72O5N4Mg) yang berwarna hijau tua dan klorofil-b (C55H72O6N4Mg) yang
berwarna hijau muda (Dwijoseputro 1980 diacu dalam Nugraha 2012). Klorofil a
bersifat kurang polar serta larut dalam alkohol, eter dan aseton sedangkan klorofil
b bersifat lebih polar serta dalam keadaan murni sedikit larut dalam petroleum eter
namun tidak larut dalam air (Kusumaningsih 2003;Clydesdale et al 1969;Nurdin
2009 diacu dalam Rosmiati 2011). Kandungan klorofil a, b dan klorofil total
tertinggi terdapat pada daun pepaya sehingga berpotensi sebagai bahan food
supplement (Setiari & Nurchayati 2009). Klorofil dan beberapa turunannya
memiliki kemampuan antioksidatif baik secara in vitro maupun in vivo (Kumar et
al 2004 diacu dalam Rosmiati 2011). Struktur porfirin pada klorofil merupakan
senyawa siklik yang dibentuk melalui penggabungan 4 cincin pirol dan sifat - sifat
fotodinamik pada porfirin dapat digunakan untuk pengobatan tipe kanker tertentu
(Murray et al 2003 diacu dalam Karimah 2010).
Tabel 2 Kandungan biokima daun pepaya (Carica Papaya Lnn) (ppm)
Zat bioaktif
Jumlah (ppm)
Alkaloid
1.30 - 4.00
Flavonoid
0 - 2.00
Tannin
5.00 – 6.00
Dehydrocarpaine
1.000
(Sumber: Cornell University 2009 diacu dalam Wardani 2012)
Alkaloid adalah suatu senyawa basa yang mengandung satu atau lebih atom
nitrogen yang merupakan bagian dari sistem siklik (Suradikusumah 1989 diacu
dalam Apriani 2010). Secara umum alkaloid memiliki ciri-ciri, yaitu (1) kerangka
polisiklik dan jenis substituen tidak bervariasi; (2) atom nitrogen ditemukan
sebagai gugus amina dan tidak ada sebagai gugus nitro atau diazo; (3) substituen
oksigen ditemukan sebagai gugus fenol,metilendioksi, atau metoksi; dan (4)
substituen –NH3 sering ditemukan (lenny 2006 diacu dalam Samson 2010).
Kandungan alkaloid ada yang bersifat beracun dan ada juga yang berguna dalam
4
pengobatan. Kuinin, morfin dan stiknin merupakan alkaloid yang mempunyai
efek psikologis (harmanto 2003 diacu dalam Samson 2010).
Flavonoid merupakan deretan senyawa C6-C3-C6, artinya kerangka
karbonnya terdiri atas dua gugus C6 (cincin benzena) yang dihubungkan oleh
rantai alifatik tiga karbon. Flavonoid dibedakan berdasarkan cincin heterosiklikoksigen tambahan dan gugus hidroksil yang tersebar menurut pola yang berlainan
(Grotewold 2005 diacu dalam Silvakasari 2011). Dalam studi mengenai
antidiabetes pada tanaman Opuntia dillenii, dilaporkan bahwa komponen
flavonoid aktif sebagai antidiabetes adalah flavonol (Deqiang et al 2003 diacu
dalam Hartika 2009). Selain itu, flavonoid berfungsi sebagai antioksidan.
Berbagai penelitian menyebutkan senyawa flavonoid memiliki fungsi sebagai
antioksidan. Golongan flavonol dan flavon menunjukkan sifat antioksidan yang
tinggi pada uji aktivitas antioksidan secara in vitro, seperti kuersetin, kaemferol
dan luteolin dari tanaman brokoli, bayam dan bawang merah (Lugasi et al 2003
diacu dalam Setiawan 2008).
Leukosit dan Pertahanan Tubuh
Leukosit merupakan unit yang aktif dari sistem pertahanan tubuh. Fungsi
utama dari leukosit adalah merusak bahan-bahan infeksius dan toksik melalui
proses fagositosis serta membentuk antibodi. Leukosit memiliki lebih dari satu
jenis sel yang bersirkulasi dengan fungsi yang berbeda dan keluar dari pembuluh
darah menuju jaringan dalam melaksanakan fungsinya (Dellmann & Brown 1989
diacu dalam Mayasafira 2012). Leukosit ini sebagian dibentuk di sumsum tulang.
Setelah dibentuk, leukosit diangkut oleh darah menuju ke jaringan tubuh untuk
digunakan. Fungsi leukosit yaitu sebagai pertahanan tubuh yang cepat dan kuat
terhadap setiap bahan infeksius yang mungkin ada dengan cara
mentransportasikan secara khusus pada daerah yang terinfeksi dan yang sedang
mengalami peradangan (Guyton 1996 diacu dalam Andarina 2011).
Hemocytoblast merupakan cikal bakal terjadinya pembentukan leukosit dan
berdiferensiasi membentuk lima-macam leukosit seperti gambar dibawah ini.
Gambar 1 Pembentukan Sel Darah (Rukayah 2008)
5
Leukosit dibedakan menjadi granulosit (neutrofil, eosinofil dan basofil) dan
agranulosit (monosit dan limfosit) (Cochran 2004 diacu dalam Rukayah 2008).
Menurut Campbell (2004) diacu dalam Permatasari 2010 Keadaan normal darah
perifer kelinci mengandung leukosit dengan jumlah berkisar antara 6300-10060
sel/µL. Leukositosis merupakan peningkatan jumlah leukosit total di dalam
sirkulasi darah, biasanya sebagai akibat dari meningkatnya jumlah total neutrofil
yang bersirkulasi (Jain 1993 diacu dalam Rukayah 2008). Neutrofil merupakan
penghancuran bahan asing melalui fagositosis yaitu menghancurkan benda asing
dengan segera sehingga neutrofil disebut sebagai garis pertahanan pertama.
Bersama dengan makrofag, neutrofil menyerang dan menghancurkan bakteri dan
virus dalam sirkulasi.
Jumlah neutrofil dalam sirkulasi darah meningkat cepat saat terjadi infeksi
akut (Tizard 1982 diacu dalam Rukayah 2008). Eosinofil mengandung berbagai
enzim yang menghambat mediator inflamasi dan histamin. Peran biologi eosinofil
adalah memodulasi aktifitas selular dan kimiawi yang berkaitan dengan inflamasi
akibat respon imunologik (Kresno 1988 diacu dalam Maulida 2008).Basofil
dibentuk dalam sumsum tulang. Basofil dapat membangkitkan reaksi
hipersensitifitas dengan sekresi mediator yang bersifat vasoaktif, sehingga dapat
menyebabkan peradangan akut pada tempat antigen berada. Pada saat terjadi
peradangan, basofil akan melepaskan histamine, bradikinin dan serotonin
sehingga menyebabkan reaksi jaringan dengan manifestasi alergi (Tizard 1988
diacu dalam Verlitha Sari 2012).
Limfosit adalah kunci dalam sistem pertahanan tubuh hewan. Proliferasi
limfosit dapat mempengaruhi sel CD4+ dan menyebabkan sel Th1 teraktivasi
(Baratawidjaja 2002 diacu dalam Wardani 2012). Sel Th1 yang teraktivasi dapat
mempengaruhi SMAF (Spesific Makrofag Activating Factor) yaitu:
molekulmultipel termasuk IFN γdapat mengaktifkan makrofag, sehingga
makrofag mengalami peningkatan angka metabolik, motilitas dan aktivitas
fagositosis secara cepat dan lebih efisien dalam membunuh bakteri dan benda
asing (Paul 2003 diacu dalam Wardani 2012). Monosit merupakan jenis leukosit
berukuran terbesar dalam darah. Jumlah normal monosit dalam sirkulasi darah
kelinci berkisar antara 50-450/µL. Monosit memiliki kemampuan untuk menelan
dan mendegradasi mikroorganisme. Monosit juga berperan dalam regulasi respon
imun dan mielopoiesis (Campbell 2004 diacu dalam Maulida 2008).
Pengaturan Suhu Tubuh
Pengaturan suhu tubuh adalah cerminan dari keseimbangan antara produksi
dan pelepasan panas, keseimbangan ini diatur oleh pengaturan suhu (termostat)
yang terdapat di otak (hipotalamus) (Hartanto 2003 diacu dalam Ermawati 2010).
Temperatur tubuh normal pada kelinci berkisar 38.5- 40.0 0C (Carpenter 2003
diacu dalam Vibowo 2008). Kelinci sangat sensitif terhadap panas dan tidak
memiliki kelenjar keringat serta tidak memiliki mekanisme panting seperti anjing.
Kelinci menurunkan temperatur tubuh dengan cara merentangkan badan untuk
memperluas permukaan tubuh dan menggunakan telinga yang lebar untuk
mengeluarkan kelebihan panas dalam tubuh (O’Malley 2005 diacu dalam vibowo
2008).
6
Kelinci tidak memiliki lemak coklat sehingga menggigil saat dingin dan
mempertahankan panas tubuh melalui darah panas dari telinga yang dialirkan
keseluruh tubuh. Kelinci juga dapat membungkuk sehingga dapat memperkecil
permukaan tubuh (Cheeke 1987 diacu dalam O’Malley 2005 diacu dalam Vibowo
2008).Demam adalah reaksi yang terjadi pada semua vertebrata dan sebagian
avertebrata, yang timbul sebagai respon terhadap infeksi, penyakit kolagen dan
berbagai kompleks antigen-antibodi, yang biasanya ditandai oleh perubahan set
point pada pusat pengaturan termoregulasi oleh anterior hipotalamus (Nelwan
1982 diacu dalam Kusumaningrum 2008). Demam terjadi karena pelepasan
pirogen dari dalam leukosit yang sebelumnya telah terangsang oleh pirogen
eksogen yang dapat berasal dari mikroorganisme atau merupakan suatu hasil
reaksi imunologik yang tidak berdasarkan suatu infeksi (Nelwan 1987 diacu
dalam Kusumaningrum 2008). Penyebab eksogen demam antara lain bakteri,
jamur, virus dan produk yang dihasilkan oleh agen seperti endotoksin.
Kerusakan jaringan oleh apapun (misalnya cedera, tergencet) dapat
menyebabkan demam. Faktor-faktor imunologik seperti kompleks imun dan
limfokin dapat menimbulkan demam pada penyakit vaskular kolagen dan keadaan
hipersensitivitas. Pirogen endogen menginduksi demam melalui pengaruh pada
area preoptik di hipotalamus anterior (Wash 1997 diacu dalam Juliana
2008).Sumber utama pirogen endogen adalah fagosit mononuklear dan produk sel
mononuklear. Selanjutnya produk sel-sel ini digolongkan sebagai sitokin pirogen.
Sitokin pirogen akan dialirkan oleh peredaran darah dari tempat terjadinya
peradangan ke sistem saraf pusat. Sitokin pirogen akan berikatan dengan reseptor
membran plasma. Mekanisme kerjanya meliputi induksi fosfolipase, yang
kemudian menyebabkan pelepasan asam arakhidonat dari fosfolipase membran
(P, Lukmanto 1990 : Woro 2002 diacu dalam Ermawati 2010).
METODE
Waktu dan Tempat
Penelitian dilakukan di Laboratorium Fisiologi Departemen Anatomi,
Fisiologi dan Farmakologi, serta Kandang Hewan percobaan terletak dilingkar
kampus Institut pertanian Bogor. Desa Sukawening kec. Dramaga (binaan
Fakultas Kedokteran Hewan, Institut pertanian Bogor) Kabupaten Bogor.
Terlaksana dari tanggal 11 Juli 2012 sampai Februari 2013
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah kandang pemeliharaan
kelinci, tempat pakan dan air minum, syringe ukuran 1 ml, mikroskop cahaya,
tabung glass, satu set hemositometer dan label. Hewan percobaan yang digunakan
7
dalam penelitian ini adalah kelinci betina lokal dengan umur 3 bulan dan bobot
mencapai 0.9 sampai 1.5 kg dan vaksin ND (New Castle Disease)inaktif. Bahan
lain yang digunakan yaitu pakan kelinci dan air minum, alkohol 70%, kapas,
aquades,kamar hitung, termometer dan larutan turk.
Metode
Pembuatan Air Perasan Daun Pepaya
Perasan daun pepaya adalah sediaan yang didapat dari 1 kg daun pepaya
(Carica papaya L.) segar yang berwarna hijau dan tua dicuci bersih kemudian
diangin-anginkan beberapa jam untuk menghilangkan getahnya.Daun pepaya tua
mempunyai bangunan bulat atau bundar, ujung daun yang meruncing, tangkai
daun panjang dan berongga. Permukaan daun licin (laevis) sedikit mengkilat
(nitidus). Jarak ketinggian daun pepaya tua dari permukaan tanah berkisar 3-5
meter. Daun pepaya tua diiris dan dilakukan penggilingan. Setelah digiling, daun
pepaya tua diperas dan disaring untuk diambil sarinya, sehingga dapat konsentrasi
perasan daun pepaya 100%. Sebanyak 1kg daun pepaya tua dapat menghasilkan
40 ml perasan daun pepaya. Perasan daun papaya dilakukan pengenceran
menggunakan akuades sebanyak 40 ml agar diperoleh perbandingan 1:1. Setelah
diencerkan, perasan daun pepaya dicekokkan pada kelinci dengan dosis
bertingkat. Perlakuan A diberi dosis sebanyak 1 ml/ekor, perlakuan B diberi dosis
sebanyak 2 ml/ekor, perlakuan C diberi dosis sebanyak 3ml/ekor, perlakuan D
diberi dosis sebanyak 4 ml/ekor, perlakuan E diberi dosis sebanyak 5 ml/ekor dan
perlakuan F hanya diberi air minum (sebagai kontrol).
Perlakuan Pada Kelinci
Kelinci disiapkan di kandang individu dan diadaptasikan selama satu
minggu. Pakan kelinci berupa pellet diberikan sebanyak 150 gram per ekor per
hari dan pemberian air minum ad libitum. Sebanyak 30 ekor kelinci dibagi dalam
6 kelompok. Kelompok A diberi dosis air perasan daun pepaya sebanyak 1
ml/ekor, kelompok B diberi dosis air perasan daun pepaya sebanyak 2 ml/ekor,
kelompok C diberi dosis air perasan daun pepaya sebanyak 3 ml/ekor, kelompok
D diberi dosis air perasan daun pepaya sebanyak 4 ml/ekor, kelompok E diberi
dosis air perasan daun pepaya sebanyak 5 ml/ekor dan kelompok F hanya diberi
air minum (sebagai kontrol). Masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor kelinci.
Pemberian perasan daun pepaya dilakukan selama 6 hari. Pada hari ke-0
pemberian air perasan daun pepaya dilakukan pada siang hari pukul 13.00.
Air perasan daun pepaya diberikan secara bertingkat sesuai dengan dosis
perlakuanya dan dilakukan pengukuran suhu tubuh kelinci pada sore hari pukul
16.00. Dua hari setelah pemberian perasan daun pepaya dilakukan uji tantang
pada semua kelompok kelinci baik pada kelompok yang diberi perasan daun
pepaya maupun kelompok (kontrol) dengan memberikan vaksin ND inaktif
sebanyak 500 dosis untuk 500 ekor dengan kandungan virus ND inaktif 106.5.
Diencerkan sebanyak 100 kali dengan larutan diluent sehingga mendapatkan
perhitungan sebanyak 5 ml/ekor. Pada penelitian ini, kelinci diberikan vaksin ND
inaktif sebanyak 1 ml/ekor pada semua perlakuan. Pemberian vaksin dilakukan
pagi hari pada pukul 08.00. Pada sore hari pukul 16.00 dilakukan pengukuran
suhu tubuh kelinci dan pengambilan darah untuk dihitung jumlah leukosit.
8
Pemberian vaksin hanya satu kali pada hari ke-2 saja. Dua hari setelah pemberian
vaksin ND inaktif dilakukan pengambilan darah terakhir untuk dihitung jumlah
leukosit dan pengukuran suhu tubuh kelinci.
Pengambilan Darah
Darah diambil dua hari/sekali melalui vena auricularis pada tepi telinga
kelinci. Sebelumnya kelinci dilakukan penanganan dengan baik agar tidak terjadi
pendarahan dan lokasi yang akan diambil darahnya dibersihkan terlebih dahulu
menggunakan kapas yang diberi alkohol 70 % kemudian vena auricularis
ditusukan dengan syringe ukuran 1 ml. Darah keluar, kemudian di hisap untuk
dimasukkan ke dalam pipet leukosit dan diencerkan dengan larutan Turk. Setelah
diencerkan dimasukkan ke dalam hemositometer untuk dihitung jumlah leukosit
Penghitungan Jumlah Leukosit Total
Penghitungan jumlah leukosit dilakukan dengan metode hemositometer.
Darah yang diperiksa dihisap menggunakan pipet leukosit sampai batas 0.5 dan
larutan pengencer Turk sampai batas angka 11. Dengan demikian diperoleh
pengenceran 1:20. Selanjutnya pipet dikocok membentuk angka delapan sampai
larutan homogen selama 5-10 menit. Isi pipet dibuang 2-3 tetes, kemudian ujung
pipet ditempelkan pada tepi glass penutup hemositometer sampai larutan mengisi
seluruh bagian kamar hitung. Penghitungan ini dilakukan dibawah mikroskop
pada pembesaran objektif 10x dengan menentukan daerah hitung pada empat
kotak besar disetiap sudut (ukuran 4x1x0,1 mm3) yang ditandai dengan huruf W.
Jumlah sel darah putih yang diperoleh x 50/mm3(Vansteenhouse 2008).
Gambar 2 Kamar hitung neubauer (Vansteenhouse 2008)
Semua butir darah yang terletak di dalam kotak yang telah ditentukan dihitung
jumlahnya. Bila ada butir darah yang terletak pada garis tepi bujur sangkar, maka
yang dimasukkan dalam perhitungan ialah yang terletak pada dua buah garis (sisi)
yang membentuk sebuah sudut, misalnya garis (sisi) atas, samping kiri, dan harus
konsisten.
9
Gambar 3 Panduan menghitung butir darah.
Gambar 4 Pipet leukosit dan aspiratornya (0.5-1-11).
Pengukuran Suhu Tubuh
Pengukuran suhu tubuh kelinci dilakukan pada sore hari pukul 16.00. suhu
tubuh kelinci diukur dimulai dari perlakuan ke-1 sampai perlakuan ke-5 dan
dilakukan pengukuran suhu tubuh kelinci pada perlakuan kontrol. Suhu tubuh
diukur 2 hari/sekali sesudah pemberian air perasan daun pepaya dan vaksin ND
inaktif.
Analisis Data
Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 6
perlakuan dan 5 kali ulangan untuk masing-masing perlakuan. Hasil yang
diperoleh kemudian diolah dengan Analisis Ragam (ANOVA).
10
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Pepaya
Berdasarkan hasil penelitian bahwa pada hari ke-0 dan hari ke-2 dilakukan
penghitungan suhu seperti pada Tabel 3.
Tabel 3 Pengaruh pemberian ekstrak daun pepaya terhadap suhu tubuh pada hari
ke-0 dan ke-2
Suhu Tubuh kelinci (oC)
Kelompok perlakuan
Hari ke-0
Hari ke-2
a
A
38.5 ± 0. 14
38.5a± 0.12
B
38.4a ± 0. 12
38.3a ± 0.15
a
C
38.2 ± 0. 22
38.0a ± 0.25
D
38a ± 0. 15
37.7a ± 0.23
a
E
38.4 ± 0. 21
37.4a ± 0.10
F
37.8a ± 0. 32
38a ± 0.41
Keterangan: Huruf superscript kolom yang sama menunjukkan tidak beda nyata
(tα>0.05)
Dari hasil pengamatan terhadap suhu tubuh kelinci yang diberi air perasan
daun pepaya dapat dilihat bahwa pada tabel 3 menunjukkan hasil uji mengalami
penurunan suhu tubuh kelinci yang tidak berbeda nyata. Suhu tubuh menurun
dikarenakan perasan daun pepaya tidak hanya mengandung flavonoid saja yang
mempunyai efek antipiretik, tetapi juga mengandung zat-zat lain (alkaloid dan
sebagainya). Hal ini didukung dengan penelitian Wijayakusuma (2001) diacu
dalam Kalay, Bodhi dan Yamlean (2014) Flavonoid memiliki berbagai macam
bioaktivitas.
Bioaktivitas yang ditunjukkan antara lain efek antipiretik, analgetik dan
antiinflamasi. Flavonoid bekerja sebagai inhibitor cyclooxygenase (COX).
Cyclooxygenase (COX) berfungsi memicu pembentukan prostaglandin. Apabila
prostaglandin tidak dihambat maka terjadi peningkatan suhu tubuh yang akan
mengakibatkan demam (Andriana 2007 diacu dalam Kalay, Bodhi dan Yamlean
2014). Kandungan alkaloid yang terdapat di dalam perasan daun pepaya juga
dapat menurunkan suhu tubuh. Hal ini didukung dengan penelitian Mangeron
(2006) diacu dalam Dalam Dahliarti, Teruna dan Jasril (2014) senyawa pirazolin
merupakan golongan alkaloid mempunyai bioaktivitas seperti antiinflamasi,
antimikroba, antibakteri, antidiabetes dan antipiretik
11
Pengaruh Pemberian Vaksin
Berdasarkan hasil penelitian bahwa pada hari ke-0 dan hari ke-2 dilakukan
penghitungan suhu seperti pada Tabel 4
Tabel 4 Pengaruh pemberian ekstrak daun pepaya dan vaksin ND inaktif terhadap
suhu tubuh kelinci pada hari ke-2 dan ke-4.
Suhu Tubuh Kelinci(0C)
Kelompok
perlakuan
Hari ke-2
Hari ke-4
a
A
38.5 ± 0.12
38.5a± 0.10
a
B
38.3 ± 0.15
38.2a ± 0.14
a
C
38.0 ± 0.25
37.8a± 0.32
D
37.7a± 0.23/
37.4a± 0.10
a
E
37.4 ± 0.10
37.0a± 0.18
F
38a ± 0.41
38.2a± 0.20
Keterangan: uji tantang pada hari ke-2 Huruf supersript kolomyang sama
menunjukkan tidak beda nyata(tα>0.05)
Menurut Chen dan White (2006) diacu dalam Rahman (2013), suhu normal
kelinci berkisar 38,5 – 400C. Hasil pengamatan terhadap suhu tubuh kelinci yang
diberi vaksin ND dan perasan daun pepaya dapat dilihat dari Tabel 4 bahwa suhu
tubuh kelinci mengalami penurunan suhu tubuh yang tidak berbeda nyata.
Mekanisme terjadinya penurunan suhu tubuh atau antipiretik adalah dengan
menghambat enzim siklooksigenase yang menyebabkan asam arakhidonat
menjadi endoperoksida Sehingga dapat menghambat pembentukan prostaglandin
(Gunawan 2007;Tan dan Kirana 2007 diacu dalam Moot, Bodhi dan Mongi
2013). Flavonoid adalah kandungan bahan kimia yang dapat menghambat
peningkatan suhu tubuh dengan cara menghambat prostaglandin akibat adanya
pirogen (Harbone 1987 diacu dalam Moot,Bodhi dan Mongi 2013).
Pada perlakuan kontrol terjadi peningkatan suhu dikarenakan tidak diberi
perlakuan perasan daun pepaya sehingga tubuh tidak merespon senyawa kimia
yang terkandung di dalam perasan daun pepaya. Suhu meningkat diakibatkan
antigen ND masuk kedalam tubuh kelinci menyebabkan tubuh merespon
terjadinya peningkatan suhu tubuh dan terjadi pengaturan ulang pada setpoint di
hipotalamus sehingga berubah ke temperatur yang lebih tinggi (James dkk 2008
diacu dalam Badiaraja 2014). Suhu tubuh meningkat disebabkan adanya pirogen
eksogen seperti bakteri, jamur, virus dan (endotoksin). Pirogen endogen telah
dilakukan isolasi dari sel neutrofil, sel eosinofil, sel monosit, sel kuffer, makrofag
alveoli dan sinovium.
Pirogen endogen menginduksi demam melalui area preoptik di hipotalamus
anterior (Wash 1997 diacu dalam Juliana 2008). Pirogen endogen meningkatkan
titik patokan termostat hipotalamus selama demam dengan memicu pengeluaran
prostaglandin. Prostaglandin merupakan zat perantara kimiawi lokal yang bekerja
langsung di hipotalamus. Faktor lain yang mungkin berpengaruh adalah
kandungan flavonoid pada perasan daun pepaya yang diberi pada kelompok
kelinci yang digunakan sebagai hewan coba tidak optimal atau bisa dari dosis
kelompok uji kurang tinggi sehingga tidak dapat menimbulkan efek antipiretik
yang optimal. Flavonoid merupakan Senyawa kimia yang berfungi menurunkan
12
suhu tubuh. Menurut Pietta dan Paolo (1999) dalam Wardani (2012) bahwa
kandungan flavonoid di dalam perasan daun pepaya dapat memberikan efek
vasodilatasi, memodulasi enzim yang berbeda, interkasi dengan reseptor spesifik
dan berikatan dengan ion logam Cu dan Fe.
Peningkatan jumlah leukosit
Tabel 5 Pengaruh pemberian ekstrak daun pepaya dan vaksin ND inaktif terhadap
jumlah leukosit pada hari ke-2 dan ke-4.
Kelompok Jumlah Leukosit Kelinci (x103 µl)
perlakuan
Hari ke-2
Hari ke-4
a
A
10.2 ± 2.36
11.1a ± 2.49
B
10.09a± 1.68
10.42a± 3.49
a
C
9.32 ± 1.40
9.65a ± 1.01
D
8.47a± 2.63
10.27a± 1.33
a
E
10.2 ± 3.63
10.52a± 2.16
F
9.44a± 1.74
8.7a±0.76
Keterangan: uji tantang pada hari ke-2 Huruf supersript pada kolom sama
menunjukkan tidak beda nyata (tα<0.05)
Dari data yang diperoleh pada tabel 5 menunjukkan pemberian air perasan
daun pepaya dan vaksin ND inaktif tidak mengalami meningkatan jumlah
leukosit. Keadaan normal jumlah leukosit kelinci berkisar antara 6.3- 10.6 x
103/mm3(Jain 1993 diacu dalam Rukayah 2008). Virus ND merupakan virus RNA
yang mempunyai genom single standed (SS) dengan polaritas negatif.
Paramixovirus berbentuk sangat pleomorfik, yaitu antara bentuk bulat sampai
bentuk filamen serta berdiameter 100 sampai 150 nm. Nukleokapsid bersimetri
heliks dan dikelilingi oleh amplop yang berasal dari membran permukaan sel
(Allan dkk 1978, Fenner dkk 1993 diacu dalam Wibowo &Surya Amanu 2010).
Virus ND bersifat spesifik hanya menyerang golongan unggas sehingga tidak
patogen terhadap kelinci sebagai hewan penelitian.
Kenaikan jumlah leukosit dikarenakan respon fisiologi tubuh terhadap
masuknya antigen ND inaktif kedalam tubuh kelinci sehingga merespon sistem
pertahanan tubuh dengan cara meningkatan jumlah leukosit. Kenaikan jumlah
leukosit masih dalam taraf normal sehingga tidak terjadinya proses leukositosis.
Kenaikan jumlah leukosit merupakan peran makrofag sebagai garis pertahanan
pertama terhadap infeksi, dengan lahap memakan dan menghancurkan benda
asing yang masuk kedalam tubuh (Fawcett 2002 diacu dalam Wardani
2012).Kandungan flavonoid pada perasan daun pepaya dapat menaikkan jumlah
leukosit akibat masuknya benda asing ke dalam tubuh. Kemampuan flavonoid
dapat meningkatkan aktivitas IL-2 dan proliferasi limfosit.
Proliferasi limfosit akan mempengaruhi sel CD4+, yang menyebabkan sel
Th1 teraktivasi (Baratawidjaja 2002 diacu dalam Wardani 2012). Sel Th1 yang
teraktivasi akan mempengaruhi SMAF (Spesific Makrofag Activating Factor)
yaitu molekul multipel termasuk IFNγ yang dapat mengaktifkan makrofag,
sehingga makrofag dapat melakukan aktivitas fagositosis terhadap benda asing
yang masuk kedalam tubuh (Paul 2003 diacu dalam Wardani 2012).
13
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
a. Pemberian perasan daun pepaya secara bertingkat dan dilakukan uji Tantang
dengan vaksin ND inaktif pada hewan coba kelinci dapat menurunkan suhu
tubuh tapi tidak berbeda nyata
b. Uji tantang dengan vaksin ND inaktif tidak mengalami peningkatan jumlah
leukosit secara nyata pada kelinci sebagai hewan model
Saran
a. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai gambaran titer antibodi dari
kelinci yang diberi vaksin ND inaktif untuk melihat sistem pertahanan tubuh
sebagai respon pemberian vaksin
b. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut pada kelinci mengenai pengaruh perasan
daun pepaya terhadap respon imun yang diberi virus ND inaktif dan dilakukan
pengukuran jarak pengamatan yang lebih lama
14
DAFTAR PUSTAKA
Andarina NA.2011.Gambaran Leukosit Pada Mencit Yang Diinfeksi
Plasmodiumberghei Dan Diiberi Infusa Daun Pepaya (Carica papaya
Linn).[skripsi].
Fakultas
Kedokteran
Hewan.Institut
Pertanian
Bogor,Bogor.hlm 13
Apriani M.2010.Inhibisi Korosi Baja Lunak Oleh Ekstrak Alkaloid Akar Kuning
Dalam Medium Asam.[skripsi].Fakultas Matematika Dan Ilmu pengetahuan
Alam.Institut Pertanian Bogor,Bogor.hlm 2
Badiaraja PH.2014.Uji Potensi Antipiretik Daun Muda Sungkai (Peronema
canescens) Pada Mencit (Mus musculus) Serta Implementasinya Dalam
PembelajaranSistem Imun di SMA.[skripsi].Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan.Universitas Bengkulu,Bengkulu.hlm 12
Dahliarti, Teruna HY & Jasril.2014.Sintesis Dan Uji Aktivitas Antibakteri Dari
Senyawa 1-fenil-3-(1-Naftil)-5-(-2Klorofenil)-2-Pirazolin.Jurnal Ilmiah.
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam.Universitas
Riau,Riau.hlm 397
Ermawati EF.2010. Efek Antipiretik Ekstrak Daun Pare (momordica charantia)
Pada Tikus Putih Jantan.[skripsi].Fakultas Kedokteran.Universitas Sebelas
Maret, Surakarta.hlm 2-8
Ernaini Y, Supriadi A & Rinto.2012. Pengaruh Jenis Pelarut Terhadap Klorofil
Dan Senyawa Fitokimia Daun Kiambang (Salvinia Molesta Mitchell) Dari
Perairan Rawa. Jurnal Teknologi Hasil perikanan. Fakultas Teknologi Hasil
Perikanan.Universitas Sriwijaya, Palembang.hlm 1-2
Hartika R.2009.Aktivitas Inhibisi α-Glukosidase Esktrak Senyawa Golongan
Flavonoid Buah Makhota Dewa.[skripsi].Fakultas matematika Dan Ilmu
Pengetahuan Alam.Institut Pertanian Bogor,Bogor.hlm 3-4
Juliana D.2008.Uji Efek Antipiretik Infusa Daun Asam Jawa (Tamarindus indica
L.) Pada Kelinci Putih Jantan Galur New Zealand.[skripsi].Fakultas
Farmasi.Universitas Muhammadiyah Surakarta,Surakarta.hlm 9-13
Kalay S, Bodhi W & Yamlean PVY.2014.Uji Efek Antipiretik Ekstrak Etanol
Daun Prasman (Eupatorium triplinerve Vahl.) Pada Tikus Jantan Galur
Wistar (Rattus Norvegicus L.) Yang Diinduksi Vaksin DTP HB.Jurnal
Ilmiah Farmasi.Universitas Sam Ratulangi,Manado.hlm 184
Karimah F.2010.Pengaruh Pemberian Klorofil Dari Tanaman Alfalfa
(Medicagosativa) Terhadap Kadar Kolesterol Total Tikus Putih (Rattus
norvegicus) Strain Wistar.[skripsi]. Fakultas kedokteran.Unversitas Sebelas
Maret,Surakarta.hlm 10
Kencana.2013.Penentuan Kandungan Virus Vaksin Newcastle Disease Dari Dua
Poultry Shops Yang Berbeda Pada Kultur Sel Primer Fibroblast Embrio
Ayam.Buletin Veteriner.Fakultas Kedokteran Hewan.Universitas Udayana,
Denpasar.hlm 66
Kusumaningrum W.2008. Efektifitas Kunyit, Bawang Putih dan Zink Dalam
Pakan Terhadap Aktivitas Dan Kapasitas Fagositosis Sel Polimorfonuklear
Ayam Broiler.[skripsi].Fakultas Kedokteran Hewan. Institut Pertanian
Bogor, Bogor.hlm 4
15
Kusumaningrum OD.2008. Uji Aktivitas Antipiretik Infusa Rimpang Kunyit
(Curcuma domesticaVal) Pada Kelinci Putih Jantan Galur New
Zealand.[skripsi].Fakultas Farmasi.Universitas Muhammadiyah Surakarta
,Surakarta.hlm 7-9
Mayasafira D.2012.Pengaruh Pemberian Ekstrak Minyak Jintan Hitam (Nigella
sativa) Terhadap Gambaran Diferensiasi Leukosit dan Luasan Sumsum
Tulang mencit (Mus musculus).[skripsi].Fakultas Kedokteran Hewan.
Institut Pertanian Bogor,Bogor.hlm 15-16
Maulida R.2008.Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Rimpang Temu Putih
(Curcuma zedoria (Berg.) Roscoe) Terhadap Jumlah dan Diferensiasi
leukosit Pada Kelinci Yang Diinduksi Tumor Dan Diterapi Dengan
Operasi.[skripsi]. Fakultas Kedokteran Hewan. Institut Pertanian
Bogor,Bogor.hlm 10-11
Moot CL, Bodhi W & Mongi J.2013. Uji Efek Antipiretik Infusa Daun
Sesewanua (Clerodendron squamatum Vahl.) Terhadap Kelinci Jantan
Yang Diinduksi Vaksin DTP HB. Jurnal Ilmiah Farmasi.Fakultas
Farmasi.Universitas Sam Ratulangi,Manado.hlm 59-60
Nugraha HW.2012.Pengaruh Pemupukan N Dan P Terhadap Kandungan Klorofil
Dan Kandungan Unsur Hara N Dan P Pada Tebu Transgenik IPB1.[skripsi]
Fakultas Pertanian.Institut Pertanian Bogor,Bogor.hlm 7
Pramana DG.2008.Efektivitas Pemberian Ekstrak Tempe Terhadap Kolesterol
Total Dan Profil Lipoprotein Plasma Darah Kelinci (Oryctolagus
cuniculus). [Skripsi].Fakultas Kedokteran hewan.Institut Pertanian
Bogor,Bogor.hlm 13
Permatasari ED.2010.Gambaran Jumlah Total Dan Diferensiasi Leukosit Sebelum
Dan Sesudah masektomi Dan Ovariohisterektomi Pada kelinci Yang
Diinduksi Tumor Dan Diobati Dengan Ekstrak Rimpang Temu Putih
(Curcuma zedoria (Berg.) Roscoe).[skripsi].Fakultas kedokteran Hewan
.Institut pertanian Bogor,Bogor.hlm
Rahman AR.2013. Pengaruh Anestesi Xylazin-Ketamin Jangka Panjang Terhadap
Suhu Tubuh dan Elektrokardiogram Kelinci.[skripsi].Fakultas Kedokteran
Hewan.Institut Pertanian Bogor,Bogor.hlm 9
Rosmiati R.2011.Karakteristik Fisiko-Kimia Dan Uji Toksisitas Bubuk CuTurunan Klorofil (Cu-Chlorophyliin) Daun Murbei (Morus alba L.) Sebagai
Prototipe Bahan Suplemen Makanan.[skripsi].Fakultas Ekologi Manusia.
Institut Pertanian Bogor,Bogor.hlm 5-8
Rukayah S.2008.Gambaran Sel Darah Putih Pada Kelinci Yang Divaksin Dengan
Ekstrak Caplak Rhipicephalus sanguineus.[skripsi].Fakultas Kedokteran
Hewan.Instiut Pertanian Bogor,Bogor.hlm 10-12
Samson ZM.2010.Senyawa Golongan Alkaloid Ekstrak Buah Mahkota Dewa
Sebagai Inhibitor α-Glukosidase.[skripsi].Fakultas Matematika Dan Ilmu
Pengetahuan Alam.Institut Pertanian Bogor,Bogor.hlm 3-4
Setiari N dan Yulita Nurchayati.2009.Eksplorasi Kandungan Klorofil Pada
Beberapa
Sayuran Hijau Sebagai Alternatif Bahan Dasar Food
Supplement. Jurnal Sains. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam.Universitas Diponegoro, semarang.hlm 7
16
Silvikasari.2011.Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kasar Flavonoid Daun Gambir
(Uncaria
gambirRoxb).[skripsi].Fakultas
Matematika
Dan
Ilmu
Pengetahuan Alam.Institut Pertanian Bogor,Bogor.hlm 3
VanSteenhouse JL.2006. Clinical pathology. Di dalam: McCurnin DM,Bassert
JM. Clinical Textbook for Veterinary Technicians, Ed ke6.Philadelphia:Elsevier Saunders.Hlm 184-198
Verlitha Sari SU.2012.Pengaruh pemberian Ekstrak Air Akar Kayu Kuning
(Coscinium fenestratum) Terhadap Gambaran Leukosit Mencit Yang
Diinfeksi Plasmodiumberghei.[skripsi].Fakultas Kedokteran Hewan.Institut
Pertanian Bogor,Bogor.hlm 18-19
Vibowo H.2008. Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Rimpang Temu Putih
(Curcuma zedoriae (Berg.) Roscoe) Terhadap Gambaran Klinis Pre Dan
Post Operasi Pada Kelinci Yang Diinduksi Tumor.[skripsi]. Fakultas
Kedokteran Hewan.Institut Pertanian Bogor,Bogor.hlm 4-5
Wardani FR.2012. Potensi Perasan Daun Pepaya (Carica papaya L.) Terhadap
Jumlah Makrofag Pasca Ginggivektomi pada Tikus Wistar
Jantan.[skripsi].Fakultas Kedokteran Gigi.Universitas jember,Jember.hlm
10-27
Wibowo MH dan Surya Amanu.2010.Perbandingan Beberapa Program Vaksinasi
Penyakit NewCastle Pada Ayam Buras. Jurnal Sains Veteriner. Fakultas
Kedokteran Hewan.Universitas Gajah mada,Yogyakarta.Volume 28
17
LAMPIRAN
18
Lampiran 1 ANOVA dari perlakuan penelitian
Sum of
Squares
Df
suhu1
Between
9.343
5
Groups
Within
13.832
24
Groups
Total
23.175
29
suhu2
Between
2.534
5
Groups
Within
17.616
24
Groups
Total
20.150
29
Bdp
Between
6886.000
5
Groups
Within
50385.200
24
Groups
Total
57271.200
29
Mean
Square
1.869
F
3.242
Sig.
.022
.690
.636
.656
.660
.576
.507
.734
1377.200
2099.383
19
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 3 Oktober 1990 di Lampung. Penulis
terlahir sebagai anak keenam dari enam bersaudara pasangan Bapak Hj. Ismail
Yunus dan Hj. Komala Sari. Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di
SD Taman Siswa pada tahun 2002. Pendidikan menengah pertama diselesaikan
pada tahun 2005 di SMP AL-KAUTSAR dan pendidikan menengah atas
diselesaikan pada tahun 2008 di SMA AL-KAUTSAR. Pada tahun yang sama
penulis melanjutkan pendidikan di Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian
Bogor melalui jalur USMI. Selama mejadi mahasiswa IPB, penulis aktif sebagai
pengurusHimpunan Minatdan Profesi Ruminansia (Himpro Ruminansia) pada
tahun 2009-2011, UKM Pramuka, dan BEM KM IPB. Penulis aktif di organisasi
mahasiswa daerah (OMDA) Keluarga Mahasiswa Lampung pada tahun 2008sekarang.
Download