Pengembangan Media Pembelajaran Audio Dalam Meningkatkan

advertisement
Pengembangan Media Pembelajaran Audio
Dalam Meningkatkan Kemampuan Menyimak Pada Mata Pelajaran Bahasa
Inggris Siswa Sekolah Dasar
Robica, S.Pd
107905209
Ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini mengalami perkembangan
yang sangat pesat. Berbagai pengetahuan baru dan penemuan di bidang teknologi
telah lahir sebagai akibat dari perkembangan zaman yang dipicu oleh
meningkatnya kebutuhan manusia. Hal ini berakibat terjadinya perubahan pola
pikir masyarakat secara makro. Dalam bidang pendidikan, perubahan-perubahan
ini dijadikan pedoman bagi para guru untuk menyelenggarakan kegiatan
pendidikan yang lebih efisien dan efektif.
Seorang guru dituntut untuk memiliki kemampuan secara metodologis
dalam hal perancangan dan pelaksanaan pembelajaran. Guru harus mampu
menguasai, memanfaatkan dan menciptakan media pembelajaran yang sesuai
dengan tujuan pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran disadari akan
sangat membantu aktivitas pembelajaran, baik di dalam maupun di luar kelas.
Pembelajaran bahasa juga tidak luput dari peran guru dalam menggunakan
media dengan tujuan untuk memudahkan siswa menerima pelajaran. Salah satu
kemampuan bahasa anak yang penting untuk dikembangkan adalah kemampuan
menyimak. Oxford (1993: 205) dalam “Research Update on Teaching L2
Listening” mengatakan:
“listening is the most fundamental skill to develop the other three: speaking,
reading and writing skills. By increasing attention to listening skills of
language/foreign language instruction, teachers must understand the listening
strategies their students adopt in order to help them in improving their English
proficiency.”
Pembelajaran menyimak telah banyak disampaikan di dalam pembelajaran
Bahasa Inggris. Namun nilai yang dicapai siswa kurang maksimal. Hal ini terjadi
karena menyimak dipandang sebagai kemampuan yang pasif (Call, 1995:76).
Alasan lain mengapa kemampuan menyimak kurang mendapat perhatian guru
adalah karena kemampuan ini terbaca hanya dari menganggukkan atau
menggelengkan kepala sebagai tanda setuju atau tidak setuju terhadap apa yang
disampaikan oleh guru. Di Sekolah Dasar kelas 5 kemampuan ini pun
dikembangkan. Pada materi Daily Needs salah satu kemampuan yang
dikembangkan adalah menyimak cerita pendek. Untuk itu diperlukan media
pembelajaran yang berkualitas.
Media audio yang dihasilkan harus mampu memotivasi siswa untuk
belajar. Media ini juga harus layak pakai setelah mengalami beberapa uji coba
sehingga dapat benar-benar digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Media audio juga harus menarik bagi siswa sehingga mempermudah siswa dalam
memahami materi yang disampaikan sehingga kemampuan menyimak siswa dapat
meningkat.
Kawasan Pengembangan dalam Teknologi Pembelajaran
Teknologi pembelajaran secara konseptual didefinisikan sebagai sebuah
teori dan praktek dalam mendesain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan,
dan penilaian (Seels & Richey, 1994:10). Definisi tersebut mengandung empat
komponen dalam teknologi pembelajaran, yaitu:
1. Teori dan praktik
Suatu profesi harus mempunyai landasan pengetahuan yang menunjang
praktek. Teori terdiri dari konsep, bangunan (konstruk), prinsip dan preposisi
yang memberi sumbangan terhadap khasanah pengetahuan. Sedangkan
praktek merupakan penerapan pengetahuan tersebut dalam memecahkan
masalah.
2. Desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, penilaian dan penelitian
Peristilahan ini berhubungan dengan daerah basis pengetahuan maupun tugas
yang dilakukan para insan profesi dalam bidangnya.
3. Proses dan sumber
Proses adalah serangkaian operasi atau kegiatan yang diarahkan pada suatu
hasil tertentu sedangkan sumber adalah asal yang mendukung terjadinya
belajar, termasuk sistem pelayanan, bahan pembelajaran dan lingkungan.
4. Untuk belajar
Tujuan teknologi pembelajaran adalah untuk memacu (merangsang) dan
memicu (menumbuhkan) belajar, Belajar menyangkut adanya perubahan
yang relative permanen pada pengetahuan atau perilaku seseorang karena
pengalaman.
1. Teknologi Cetak.
Teknologi cetak adalah cara untuk memproduksi atau menyampaikan
bahan, seperti : buku-buku, bahan-bahan visual yang statis, terutama
melalui pencetakan mekanis atau photografis (Seels & Richey, 1994:40).
Teknologi ini menjadi dasar untuk pengembangan dan pemanfaatan dari
kebanyakan bahan pembelajaran lain.
2. Teknologi Audio-Visual
Teknologi audio-visual; merupakan cara memproduksi dan menyampaikan
bahan dengan menggunakan peralatan dan elektronis untuk menyajikan
pesan-pesan audio dan visual (Seels & Richey, 1994:41).
3. Teknologi Berbasis Komputer
Teknologi Berbasis Komputer; merupakan cara-cara memproduksi dan
menyampaikan bahan dengan menggunakan perangkat yang bersumber
pada mikroprosesor (Seels & Richey, 1994:42). Pada dasarnya, teknologi
berbasis komputer menampilkan informasi kepada peserta didik melalui
tayangan di layar monitor. Berbagai aplikasi komputer untuk pembelajaran
biasanya disebut “computer-based intruction (CBI)”, “computer assisted
instruction (CAI”), atau “computer-managed instruction (CMI)”.
4. Teknologi Terpadu
Multimedia atau teknologi terpadu merupakan cara untuk memproduksi
dan menyampaikan bahan dengan memadukan beberapa jenis media yang
dikendalikan komputer (Seels & Richey, 1994:43). Keistimewaan yang
ditampilkan oleh teknologi multimedia ini, khususnya dengan
menggunakan komputer dengan spesifikasi tinggi, yakni adanya
interaktivitas pembelajar yang tinggi dengan berbagai macam sumber
belajar.
Kriteria Pemilihan Media
Kriteria pemilihan media harus dikembangkan sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai, kondisi dan keterbatasan yang ada dengan mengingat kemampuan
dan sifat-sifat khasnya (karakteristik) media yang bersangkutan.
Dick and Carey (2001) menyebutkan bahwa disamping kesesuaian dengan
tujuan belajarnya, setidaknya masih ada empat faktor lagi yang perlu
dipertimbangkan dalam pemilihan media, yaitu:
1. Ketersediaan sumber setempat
Artinya, bila media yang bersangkutan tidak terdapat pada sumber-sumber
yang ada, harus dibeli atau dibuat sendiri
2. Apakah untuk membeli atau membuat sendiri itu ada dana, tenaga dan
fasilitasnya
3. Faktor yang menyangkut keluwesan, kepraktisan dan ketahanan media yang
bersangkutan untuk waktu yang lama.
4. Efektifitas biayanya dalam waktu yang panjang
Media Pembelajaran Audio
Media audio adalah sebuah media yang hanya mengandalkan bunyi dan
suara untuk menyampaikan informasi dan pesan. Media Audio akan menarik
karena dapat menimbulkan daya fantasi para pendengarnya. Karena itu suatu
media audio akan sangat efektif bila dengan menggunakan bunyi dan suara kita
dapat merangsang pendengar menggunakan daya imajinasinya sehingga ia dapat
menvisualkan pesan-pesan yang ingin kita sampaikan.
Menurut Sadiman (2011:49) Salah satu media yang banyak digunakan
dalam proses pembelajaran adalah media audio. Media audio berbeda dengan
media yang lain. Media audio berkaitan dengan indra pendengaran, pesan yang
disampaikan dituangkan dalam lambang-lambang auditif baik verbal maupun
nonverbal.
Senada dengan Arief Sadiman, Sujana (2010:129) menyatakan bahwa
audio pembelajaran adalah sebagai bahan yang mengandung pesan dalam bentuk
auditif (pita suara atau piringan suara) yang dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dan kemauan siswa sehingga terjadi proses belajar mengajar.
Menurut Anderson (1976:125) audio merupakan sumber bahan ajar yang
ekonomis, menyenangkan dan mudah disiapkan untuk digunakan oleh siswa.
Sekali dikemas, materi pelajaran serta urutan penyajian jadi tetap dan pasti, dan
dapat berfungsi sebagai media instruksional untuk belajar sendiri.
Konsep Menyimak
Dalam kegiatan sehari-hari, menyimak adalah salah satu kegiatan yang
sangat penting selain keterampilan yang lainnya. Kegiatan menyimak juga dapat
menambah ilmu atau wawasan yang belum dimiliki di antaranya melalui radio,
TV, atau langsung dari nara sumbernya. Jadi menyimak memegang peranan
penting setelah itu barulah keterampilan berbicara, membaca, dan menulis.
Batasan dan Pengertian Menyimak
Menyimak menurut Tarigan (1994) adalah suatu proses kegiatan
mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman,
apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi serta
memahami makna komunikasi yang disampaikan oleh si pembicara melalui ujaran
atau bahasa lisan.
Underwood dalam Tarigan (1994) mendefinisikan menyimak adalah
kegiatan mendengarkan atau memperhatikan baik-baik apa yang diucapkan orang,
menangkap dan memahami makna dari apa yang didengar. Jadi dengan demikian
menyimak adalah keterampilan dalam mencari makna dari bunyi-bunyi dan polapola kalimat yang sampai ke telinga.
Bauer dalam Tarigan (1994) mengemukakan menyimak adalah
kemampuan seseorang untuk menyimpulkan makna suatu wacana lisan yang
didengar tanpa harus menerjemahkan kata demi kata. Selanjutnya Urbana dalam
Tarigan (1994) mengatakan menyimak adalah suatu proses penulisan bahasa
yang dimaknai ke dalam pikiran (Listening the process by which spoken language
is converted to meaning in the mind). Jika demikian, maka menyimak adalah
proses bahasa yang terdiri dari bunyi-bunyi yang dimaknai atau dipahami yang
diproses lewat pikiran atau syaraf pendengaran seseorang.
Tahap–Tahap Menyimak
Secara garis besar terdapat sembilan tahap menyimak, mulai dari yang
tidak berketentuan sampai kepada yang bersungguh-sungguh. Adapun tahap-tahap
menyimak menurut Srickland (1957) dan Dawson (1963) adalah sebagai berikut.
a. Menyimak secara sadar
Menyimak ini bersifat berkala, hanya terjadi saat siswa merasakan terlibat
langsung dalam pembicaraan.
b. Menyimak berseling atau ada gangguan
Menyimak ini terjadi saat siswa mendengarkan secara intensif tetapi
bersifat sementara atau dangkal.
c. Setengah mendengarkan
Saat
mendengarkan,
siswa
menunggu
kesempatan
untuk
mengekspresikan isi hatinya, mengutarakan apa yang terpendam dalam hatinya.
d. Menyimak bersungguh-sungguh
Menyimak secara asyik dan nyata selama pemahaman pasif yang
sesungguhnya.
e. Menyimak sekali-kali
Pada saat menyimak, perhatian penyimak bergantian dengan keasyikan
dengan gagasan yang dikandung oleh kata-kata sang pembicara ke dalam hati dan
pikiran penyimak.
f. Menyimak sosiatif
Pada saat menyimak, penyimak mengingat pengalaman pribadi
sehingga sang penyimak benar-benar tidak memberikan reaksi terhadap pesan
yang disampaikan oleh pembicara.
g. Menyimak secara berkala
Saat menyimak reaksi penyimak terhadap pembicara secara berkala
dengan membuat komentar atau membuat pertanyaan.
h. Menyimak secara saksama
Menyimak secara saksama dan sungguh-sungguh mengikuti jalan
pikiran sang pembicara.
i. Menyimak secara aktif
Menyimak untuk mendapatkan serta menemukan pikiran dan pendapat
sang pembicara (Tarigan, 1994:4)
Dalam penelitian ini menyimak yang dimaksud adalah pada tahap
menyimak secara aktif.
Tujuan Menyimak
Menurut Logan (1972) tujuan menyimak secara umum adalah untuk
menangkap, memahami atau menghayati pesan ide gagasan yang tersirat pada
bahan simakan. Tujuan yang bersifat umum tersebut dapat dipecah-pecah menjadi
beberapa bagian sesuai dengan aspek tertentu yang ditekankan. Adapun tujuan
menyimak menurut klasifikasinya adalah sebagai berikut.
a. Mendapatkan fakta
Mendapatkan fakta dapat dilakukan melaui penelitian, riset,
eksperimen, dan membaca. Cara lain yang dapat dilakukan adalah menyimak
melalui radio, TV, dan percakapan.
b. Menganalisis fakta
Fakta atau informasi yang telah terkumpul dianalisis. Kaitannya harus
jelas pada unsur-unsur yang ada, sebab akibat yang terkandung di dalamnya. Apa
yang disampaikan penyimak harus dikaitkan dengan pengetahuan dan pengalaman
penyimak dalam bidang yang sesuai.
c. Mendapatkan inspirasi
Dapat dilakukan dalam pertemuan ilmiah atau jamuan makan.
Tujuannya adalah untuk mendapatkan ilham. Penyimak tidak memerlukan fakta
baru. Mereka yang datang diharapkan untuk dapat memberikan masukan atau
jalan keluar berkaitan dengan masalah yang dihadapi.
d. Menghibur diri
Para penyimak yang datang untuk menghadiri pertunjukkan sandiwara,
musik untuk menghibur diri. Mereka itu umumnya adalah orang yang sudah jenuh
atau lelah sehingga perlu menyegarkan fisik, mental agar kondisinya pulih
kembali.
Jenis-jenis Menyimak
Menurut Dawson (1963), jenis menyimak dapat diklasifikasikan menjadi
dua bagian, yaitu:
a. Menyimak Ekstensif
Menyimak ekstensif merupakan kegiatan menyimak yang berhubungan
dengan hal-hal yang umum dan bebas terhadap suatu bahasa. Dalam prosesnya di
sekolah tidak perlu langsung di bawah bimbingan guru. Pelaksanaannya tidak
terlalu dituntut untuk memahami isi bahan simakan. Bahan simakan perlu
dipahami secara sepintas, umum, garis besarnya saja atau butir-butir yang penting
saja. Jenis menyimak ekstensif dapat dibagi empat:
1) Menyimak Sekunder
Menyimak sekunder adalah sejenis mendengar secara kebetulan,
maksudnya menyimak dilakukan sambil mengerjakan sesuatu.
2) Menyimak Estetik
Dalam menyimak estetik penyimak duduk terpaku menikmati suatu
pertunjukkan misalnya, lakon drama, cerita, puisi, baik secara langsung maupun
melalui radio. Secara imajinatif penyimak ikut mengalami, merasakan karakter
dari setiap pelaku.
1) Menyimak Pasif
Menyimak pasif merupakan penyerapan suatu bahasa tanpa upaya sadar
yang biasanya menandai upaya penyimak pada saat belajar dengan teliti.
2) Menyimak Sosial
Menyimak ini berlangsung dalam situasi sosial, misalnya orang
mengobrol, bercengkrama mengenai hal-hal menarik perhatian semua orang dan
saling menyimak satu dengan yang lainnya, untuk merespon yang pantas,
mengikuti bagian-bagian yang menarik dan memperlihatkan perhatian yang wajar
terhadap apa yang dikemukakan atau dikatakan orang.
2. Menyimak Intensif
Menyimak untuk jenis ini bahan-bahan yang disimak harus dipahami
serta dirinci, diteliti dan lebih mendalam. Oleh karena itu perlu adanya
pengawasan, bimbingan dari guru. Adapun yang tergolong menyimak intensif ada
lima yaitu:
a. Menyimak Kritis
Menyimak dengan cara ini bertujuan untuk memperoleh fakta yang
diperlukan. Penyimak menemukan gagasan, ide, informasi dari pembicara.
b. Menyimak Konsentratif
Menyimak konsentratif merupakan kegiatan untuk menelaah
pembicaraan yang disimaknya. Hal ini diperlukan konsentrasi penuh dari
penyimak agar ide dari pembicara dapat diterima dengan baik.
c. Menyimak Kreatif
Menyimak kreatif mempunyai hubungan erat dengan imajinasi
seseorang. Penyimak dapat menangkap makna yang terkandung dalam puisi
dengan baik karena ia berimajinasi dan berapresiasi terhadap puisi itu.
d. Menyimak Interogatif
Menyimak interogatif merupakan kegiatan menyimak yang menuntut
konsentrasi dan selektivitas, pemusatan perhatian karena penyimak akan
mengajukan pertanyaan setelah selesai menyimak.
e. Menyimak Eksploratori
Menyimak eksploratori atau menyimak penyelidikan adalah sejenis
menyimak dengan tujuan menemukan;
1) hal-hal baru yang menarik
2) informasi tambahan mengenai suatu topik
3) isu, pergunjingan atau buah bibir yang menarik
Berdasarkan jenis-jenis menyimak di atas, maka menyimak yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah menyimak intensif konsentratif karena
dalam menyimak membutuhkan konsentrasi yang tinggi
Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan Menyimak
Menurut Tarigan (1994:34) ada empat faktor untuk menentukan
keberhasilan menyimak yaitu:
a. Faktor Pembicara
Ada enam tuntutan yang harus dipenuhi pembicara yaitu;
1) Penguasaan materi
Pembicara harus menguasai materi yang akan disampaikan. Pembicara
dalam menyampaikan materi harus menguasai, memahami, menghayati apa yang
disampaikan pada penyimak.
2)
Berbahasa baik dan benar
Pembicara dalam menyampaikan isi pembicaraan harus menggunakan
ucapan yang jelas, intonasi yang tepat, kalimat yang sederhana dan istilah yang
tepat. Selain itu isi pembicaraan harus sesuai dengan tarap penyimaknya.
3)
Percaya diri
Pembicara harus percaya diri, tampil dengan mantap serta menyakinkan
penyimak.
4)
Berbicara sistematis
Pembicaraan yang disampaikan harus sistematis dan bahan yang
disampaikan mudah dipahami.
5) Gaya menarik
Pembicara harus tampil menarik dan simpatik, tidak bertingkah laku
berlebihan karena akan membuat penyimak beralih dari isi pesan ke tingkah laku
yang dianggap aneh.
Kontak dengan Penyimak
Dalam berbicara, pembicara harus kontak dengan penyimak dan
menghargai, menghormati serta menguasai para penyimak.
a. Faktor Pembicaraan
1) Aktual
Pembicaraan yang disampaikan harus baru atau hangat, karena ini akan
menarik dan diminati oleh penyimaknya.
2) Bermakna
Pembicaraan yang disampaikan harus bermakna dan berguna bagi
penyimaknya Dalam hal ini setiap materi yang disampaikan tidaklah semua
bermakna bagi penyimaknya, ini tergantung dari kebutuhan penyimaknya.
3)
Sistematis
Dalam berbicara, pembicaraan yang disampaikan harus sistematis agar
mudah dipahami oleh penyimaknya.
4)
Seimbang
Taraf kesukaran pembicaraan harus seimbang dengan taraf kemampuan
Penyimak yaitu mudah dipahami dan berguna bagi penyimaknya.
b. Situasi
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam situasi proses
menyimak,yaitu:
1) Ruangan
Dalam menyimak, ruangan perlu diperhatikan yaitu ruangan yang
memenuhi persyaratan. misalnya penerangan, tempat duduk, tempat pembicara,
luas ruangan dan alat-alatnya.
2)
Waktu
Waktu sangat penting dalam menyimak karena ini akan mempengaruhi
si penyimak. Pilihlah waktu yang tepat misalnya; pada pagi hari saat menyimak
masih segar dan rilek.
3) Tenang
Suasana dan lingkungan yang tenang serta nyaman sangat mempengaruhi
proses menyimak. Apabila suasana kurang tenang, maka proses penyimakan pun
kurang berhasil dengan baik.
4)
Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam menyimak harus mudah dioperasikan
karena kalau tidak dapat digunakan dan tidak baik akan mengganggu penyimak.
c. Penyimak
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan menyangkut diri si penyimak.
1)
Kondisi
Dalam menyimak, kondisi dan mental penyimak harus baik karena ini
sangat menunjang dalam menyimak.
2)
Konsentrasi
Penyimak harus memusatkan perhatian terhadap bahan simakan. Hindari
hal-hal yang mengganggu konsentrasi penyimak.
3)
Bertujuan
Dalam menyimak, penyimak harus mempunyai tujuan agar dalam
merumuskan tujuan secara tegas mempunyai arah dan keinginan dalam
menyimak.
4)
Berminat
Penyimak dalam menyimak harus berminat atau berusaha meminati.
Bahan yang disimak dikembangkan melalui bimbingan dan latihan yang intensif.
Ciri-ciri Penyimak yang Baik
Setiap manusia yang lahir dalam keadaan yang normal tentu sudah
mempunyai potensi yang baik untuk menyimak. Potensi ini perlu dipupuk dan
dikembangkan melalui bimbingan dan latihan yang intensif. Tetapi kebiasaan
menyimak yang baik hendaknya dipahami oleh seorang penyimak, sehingga dapat
menghilangkan kebiasaan-kebiasaan tidak baik yang mereka lakukan dalam
proses menyimak. Menurut Anderson (1976) berikut ini ciri-ciri penyimak yang
baik.
a. Siap fisik dan mental
Penyimak yang baik ialah penyimak yang betul-betul mempersiapkan diri
untuk menyimak. Ia memiliki kesiapan fisik dan mental misalnya, dalam kondisi
yang sehat, tidak lelah, mental stabil, dan pikiran jernih.
b. Konsentrasi
Penyimak yang baik dapat memusatkan perhatian dan pikirannya terhadap
apa yang disimak. Bahkan ia dapat menghubungkan bahan yang disimak dengan
apa yang sudah diketahui.
c. Bermotivasi
Penyimak yang baik mempunyai motivasi atau mempunyai tujuan tertentu.
Misalnya; ingin menambah pengetahuan, ingin mempelajari sesuatu. Ada tujuan
atau motivasi ini tentunya untuk memotivasi penyimak untuk sungguh-sungguh
menyimak.
d. Objektif
Penyimak yang baik adalah penyimak yang selalu tahu tentang apa yang
sedang dibicarakan dan sebaiknya penyimak selalu menghargai pembicara,
walaupun pembicara kurang menarik penampilannya atau sudah dikenal oleh
penyimak.
e. Menyimak secara utuh (menyeluruh)
Penyimak yang baik akan menyimak secara utuh atau keseluruhan. Si
penyimak tidak hanya menyimak yang disukai tetapi menyimak secara
keseluruhan.
f. Selektif
Penyimak yang baik dapat memilih bagian-bagian yang dianggap penting
dari bahan simakan. Tidak semua bahan simakan diterima begitu saja, tetapi ia
dapat menentukan bagian yang dianggap penting.
g. Tidak mudah terganggu
Penyimak yang baik tidak mudah terganggu oleh suara-suara yang lain di
luar bunyi yang disimaknya. Andaikata ada gangguan yang membedakan
perhatiannya, dengan cepat ia kembali kepada bahan yang disimaknya.
h. Menghargai pembicara
Penyimak yang baik adalah penyimak yang menghargai pembicara.
Penyimak tidak boleh menganggap remeh terhadap pembicara.
i. Cepat menyesuaikan diri dan kenal arah pembicaraan
Penyimak yang baik dapat dengan cepat menduga ke arah mana
pembicaraan bahkan mungkin ia dapat menduga garis besar isi pembicaraan.
j. Tidak emosi
Penyimak yang baik dapat menyimak dengan baik terhadap pokok
pembicaraan serta dapat mengendalikan emosinya dan tidak mencela pembicara.
k. Kontak dengan pembicara
Penyimak yang baik mencoba mengadakan kontak dengan pembicara.
Misalnya dengan memperhatikan pembicara, memberikan dukungan kepada
pembicara melalui mimik, gerak atau ucapan tertentu.
l. Merangkum
Penyimak yang baik dapat menangkap isi pembicaraan atau bahan
simakan. Misalnya dengan membuat rangkuman dan menyajikan atau
menyampaikannya sesudah selesai menyimak. Namun perlu diingat, selama
menyimak jangan hanya asyik membuat catatan-catatan. Apabila mencatat semua
yang diucapkan atau semua yang disampaikan pembicara, sehingga pesan
pembicara tidak lagi dapat dipahami.
m. Menilai
Penyimak yang baik ialah proses penilaian terhadap materi yang
disampaikan. Pada saat ini penyimak mulai menimbang, memeriksa,
membandingkan apakah pokok-pokok pikiran yang dikemukakan si pembicara
dikaitkan atau dihubungkan dengan pengalaman atau pengetahuan si penyimak,
sehingga ia dapat menilai kekuatan bahan simakan tersebut.
n. Mendengarkan tanggapan
Bagian terakhir dari proses menyimak ialah mengevaluasi bahan simakan.
Penyimak mengemukakan tanggapan atau reaksi misalnya, dengan
mengemukakan komentar. Reaksi akan terlihat dalam bentuk bahasa dan
terpancar dari ucapan-ucapan yang pendek seperti; wah, menarik sekali, bagus,
setuju, sependapat dan sebagainya.
Cara Meningkatkan Perilaku Menyimak
Menurut Mc. Cabe dan Bender dalam Tarigan (1994) ada beberapa
langkah untuk meningkatkan keterampilan menyimak.
a. Menerima keanehan sang pembicara
Penyimak rela atau mau menerima keanehan atau keganjilan yang terdapat
pada penampilan pembicara.
b. Memperbaiki sikap
Penyimak tidak berpura-pura menyimak pikirannya telah melayang ke
mana-mana.
c. Memperbaiki lingkungan
Pilihlah tempat yang memungkinkan untuk menyimak lebih baik, jangan
memilih tempat duduk dekat pintu tempat para partisipan keluar masuk.
d. Meningkatkan pembuatan catatan
Dalam menyimak sebaiknya apa yang disimak harus dicatat inti-intinya
saja. Catatan yang baik dan bermutu tidak tergantung pada panjangnya catatan,
tetapi pada ketepatan memilih butir-butir gagasan yang penting dalam kalimat.
e. Menyaring tujuan menyimak yang spesifik
Menetapkan tujuan khusus dalam menyimak akan membantu kita
memusatkan perhatian pada kegiatan menyimak. Andaikata kita menyimak
mempunyai tujuan menangkap garis besar argumen utama sang pembicara, maka
sebaiknya kita memusatkan perhatian ke arah yang dituju.
f. Memanfaatkan waktu secara bijaksana
Kecepatan dalam menyimak jauh lebih cepat daripada kecepatan
berbicara. Oleh karena itu perlu direncanakan penggunaan waktu secara
diferensial. Arahkanlah penyimakan kepada sang pembicara dan ramalkanlah ideidenya yang baru. Gunakanlah waktu semaksimal mungkin untuk menyimak
pembicaraan yang sedang berlangsung.
g. Menyimak secara rasional
Dalam menyimak harus disadari kadangkala kita mereaksi emosional, ini
dapat mempengaruhi kegiatan menyimak. Oleh sebab itu kita harus menahan
emosi dengan cara memusatkan perhatian pada pembicaraan yang sedang
berlangsung.
h. Berlatih menyimak bahan-bahan yang sulit
Dalam menyimak biasakanlah berlatih menyimak bahan atau materi sulit
yang diutarakan pembicara. Perluaslah wawasan dengan menerima tantangan
karena dengan tantangan maka pengetahuan akan bertambah.
Penelitian tentang Pengembangan Media Audio
Penelitian tentang media pembelajaran audio di Sekolah Dasar pada mata
pelajaran Bahasa Inggris materi Daily Needs menunjukkan bahwa (1) validasi ahli
mata pelajaran berada pada kualifikasi sangat baik dengan rerata 3,6 (2) validasi
ahli media pembelajaran berada pada kualifikasi baik dengan rerata 3,4 (3) uji
coba perorangan berada pada kualifikasi baik dengan rerata 3,5 (4) uji coba
kelompok kecil berada pada kualifikasi sangat baik dengan rerata 3,6 dan (5) uji
coba lapangan berada pada kualifikasi sangat baik dengan rerata 3,8 dan media
audio sangat menarik untuk digunakan dalam proses pembelajaran di dalam
maupun di luar kelas.
Berdasarkan hasil tersebut maka sangat penting bagi seorang guru untuk
mengembangkan media pembelajaran audio dalam rangka meningkatkan
kemampuan menyimak pada mata pelajaran Bahasa Inggris siswa Sekolah Dasar.
Download