BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya (State of The Art) Tabel 2.1 No Nama Peneliti Penelitian Sebelumnya Judul Teori Penelitian Pengaruh Social Program Learning Music Everywhere di NET. TV Terhadap Minat Bermusik Masyakarat 1 Wina Rasissa (2014) STIKOM InterStudi 2 Nurlailah dan Suzy Pengaruh Azeharie (2011) Program MTV Universitas Terhadap InterStudi Jakarta Gaya Hidup Remaja -Program tayangan TV -Media Televisi 9 Metodologi Hasil Penelitian Penelitian Kuantitatif Hasil peneltian menunjukan bahwa program Music Everywhere di NET. TV memilikin pengaruh terhadap minat bermusik masyarakat. Dari hasil penelitian menunujukan bahwa variabel Program Music Everywhere di NET. TV (X) tidak terlalu signifikan pengaruhnya terhadap minat bermusik. -Kuantitatif Hasil Eksplanatif Penelitian menunjukkan Wawancara bahwa -Kuesioner program -Non MTV 10 No Nama Peneliti Judul Penelitian Jakarta Teori 3 Prasisca (2013) Agustina Dampak Tayangan (Drama Universitas Korea) Mulawarman “Boys Samarinda Before Flowers” Di Televisi Dalam Perubahan Sikap dan Perilaku Remaja -Teori Tayangan Peengertian siaran -Pengertian perilaku -Pengertian remaja -Teori kutivasi -Teori disonasi kognitif 4 Prof. Dr. Nesrin KALYONCU Abant İzzet Baysal University Faculty of Education Music Education Department Bolu, TURKEY Teori Use and Gratificatio n ADOLESC ENTS VIEWS ON THE IMPACT OF TELEVISIO N MUSIC PROGRAM S IN THEIR CONSUMP TION BEHAVIOR Metodologi Penelitian probablity sampling -Accidential sampling Hasil Penelitian mempunyai pengaruh terhadap gaya hidup remaja yang tercermin dalam aktivitas, minat dan pendapat. -Kualtitatif Tayangan serial drama -Deskriptif korea “Boys Kualitatif Before Flowers” -Model membawa miles dan dampak huberman negatif dan positif yang -Purposif cukup bessar sampling dalam perubahan sikap dan perilaku remaja Penelitian Dalam survei Kuantitatif ini telah Deskriptif meneliti dampak program musik televisi pada perilaku konsumsi remaja di Turki.Tiga poin berkonsentras i pada dalam penelitian; ini adalah konsumsi program musik TV, dampak dari program ini pada konsumsi 11 No Nama Peneliti Judul Penelitian Teori Metodologi Penelitian Hasil Penelitian musik dan non-musik / umum. Sampel penelitian terdiri dari 110 remaja antara 13 dan 16 yang dipilih secara acak di provinsi Bolu Turki. Data survei telah dikumpulkan melalui kuesioner yang terdiri dari pertanyaan berakhir terbuka dan tertutup. Menurut statistik deskriptif data, sebagian besar remaja lebih memilih saluran musik / televisi penyiaran genre musik populer dan klip. Kirakira setengah dari remaja dipengaruhi oleh program musik TV dalam hal konsumsi musik mereka. Program 12 No Nama Peneliti 5 Journal “Acta Judul Penelitian Teori Teori Uses And Effects Metodologi Penelitian Penelitian Kuantitatif Hasil Penelitian musik mempengaru hi sebagian besar perilaku remaja seperti 'Media membeli untuk mendengarka n musik', 'download track audio dari internet' dan 'membeli CD / VCD /kaset'. Selain itu, sepertiga dari remaja dipengaruhi oleh program musik TV dalam hal konsumsi umum mereka. Program musik mempengaru hi sebagian besar perilaku remaja dalam konteks ini seperti 'rambut styling', 'membeli majalah', 'membeli produk dari penyanyi / musisi', dan 'membeli aksesoris. Dalam era informasi 13 No Nama Peneliti Journal “Acta Diurna” Volume III. No.2. Tahun 2014 Judul Penelitian Teori Metodologi Hasil Penelitian Penelitian Deskriptif sekarang ini, televisi memang boleh dikatakan telah merebut minat masyarakat di berbagai penjuru dunia. Televisi menyajikan berbagai macam program tayangan baik yang berdasar realitas, rekaan dan ciptaan yang sama sekali baru. Pemahaman terhadap siaran di televisi adalah menyangkut bagaimana masyarakat memahami isi pesan siaran tersebut, Sikap tertarik dan tindak lanjut menyaksikan siaran televisi, hal ini menyangkut penilaian masyarakat terhadap pesan, 14 No Nama Peneliti 2.2 Landasan Teori 2.2.1 Komunikasi Massa Judul Penelitian Teori Metodologi Penelitian Hasil Penelitian kemudian mengambil keputusan untuk menyaksikan siaran itu untuk menambah pengetahuan, mengembang kan wawasan masyarakat untuk meningkatka n pengetahuan dan memberi hiburan. Manusia dalam kehidupannya pasti berinteraksi dengan manusia lainnya dengan media atau saluran apapun dan terkadang interaksi tersebut menghasilkan suatu efek atau gejala lain. Maka dari itu komunikasi dan masyarakat tidak dapat dipisahkan, dan oleh karena itu istilah komunikasi massa muncul. Komunikasi massa mengandalkan peralatan modern untuk menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat kepada khalayak yang luas dan tersebar. Pesan itu disebarkan melalui media massa modern pula antara lain surat kabar, majalah, televisi atau gabungan diantara media tersebut. Komunikator dalam komunikasi massa menyebarkan pesan – pesannya bermaksud mencoba berbagi pengertian dengan jutaan orang yang tidak saling kenal atau mengetahui satu dengan yang lainnya. Anonimias audience dalam komunikasi massa inilah yang membedakan pula dengan komunikasi lain. Bahkan pengirim dan penerima pesan tidak saling mengenal satu sama lain. Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik). Sebab awal perkembangannya saja, komunikasi massa berasal dari pengembangan kata media of mass communication (media komunikasi 15 massa). Dalam hal ini kita juga perlu membedakan massa dalam arti “umum” dengan massa dalam arti komunikasi massa. Misalnya, kita pernah mendengar seorang penyiar televisi mengatakan, “pemirsa, massa yang jumlahnya ratusan itu bergerak menuju gedung DPR-RI untuk memperotes kebijakan pemerintah”. Kata massa dalam hal ini lebih mendekati arti secara sosiologis. Dengan kata lain, massa yang dimaksud dalam hal ini adalah kumpulan individu yang berbeda di suatu lokasi tertentu. Massa dalam arti komunikasi massa lebih merujuk pada penerima pesan yang berkaitan dengan media massa. Dengan kata lain, massa dalam sikap dan perilakuknya berkaitan dengan peran media massa. Oleh karena itu, massa di sini menunjuk kepada khalayak, audience, penonton, pemirsa, atau pembaca. Beberapa istilah ini berkaitan dengan media massa, (Nurudin:4:2014). Menurut Cangara, (2012:41) komunikasi massa dapat didefinisikan sebagai proses komunikasi yang berlangsung di mana pesannya dikirim dari sumber yang melembaga kepada khalayak yang sifatnya massal melalui alat-alat yang bersifat mekanis seperti radio, televisi, surat kabar, dan film. Sifat pesannya terbuka dengan khalayak yang variatif, baik dari segi usia, agama, suku, pekerjaan, maupun dari segi kebutuhan. Pesan komunikasi massa berlangsung satu arah dan tanggapan baliknya lambat (tertunda) dan sangat terbatas. Akan tetapi, dengan perkembangan teknologi komunikasi yang begitu cepat, khususnya media massa elektronik seperti radio dan televisi, maka umpan balik dari khalayak bisa dilakukan dengan cepat kepada penyiar, misalnya melalui program interaktif. Pengertian komunikasi massa merujuk kepada pendapat Tan dan Wright, dalam Ardianto (2005:3), merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara massal, berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen, dan menimbulkan efek tertentu. 2.2.2 Fungsi Komunikasi Massa Komunikasi massa, berfungsi untuk menyebarluaskan informasi, meratakan pendidikan, merangsang pertumbuhan ekonomi, dan menciptakan kegembiraan dalam hidup seseorang. Akan tetapi, dengan perkembangan teknologi komunikasi yang begitu cepat terutama dalam bidang penyiaran dan media pandang dengar (audiovisual), menyebabkan fungsi media massa telah mengalami banyak perubahan (Cangara,2014:69). 16 Dalam Cangara, (2014:70-71) Sean MacBride, ketua komisi masalahmasalah komunikasi UNESCO (1980) mengemukakan bahwa komunikasi tidak bisa diartikan sebagai pertukaran berita dan pesan, tetapi juga sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai pertukaran data, fakta, dan ide. Oleh karena itu, komunikasi massa dapat berfungsi sebagai berikut: 1. Informasi; yakni kegiatan untuk mengumpulkan, menyimpan data, fakta dan pesan, opini, dan komentar, sehingga orang bisa mengetahui keadaan yang terjadi di luar dirinya, apakah itu dalam lingkungan daerah, nasional atau internalsional. 2. Sosialisasi; yakni menyediakan dan mengajarkan ilmu pengetahuan bagaimana orang bersikap sesuai nilai-nilai yang ada, serta bertindak sebagai anggota masyarakat secara efektif. 3. Motivasi; yakni mendorong orang untuk mengikuti kemajuan orang lain melalui apa yang mereka baca, lihat, dan dengar lewat media massa. 4. Bahan diskusi; menyediakan informasi sebagai bahan diskusi untuk mencapai persetujuan dalam hal perbedaan pendapat mengenai hal-hal yang menyangkut orang banyak. 5. Pendidikan; yakni membuka kesempatan untuk memperoleh pendidikan secara luas, baik untuk pendidikan formal di sekolah maupun untuk di luar sekolah. Juga mengingkatkan kualitas penyajian materi yang baik, menarik dan mengesankan. 6. Memajukan kebudayaan; media massa menyebarluaskan hasil-hasil kebudayaan melalui pertukaran program siaran radio dan televisi, ataukah bahan cetak seperti buku dan penerbitan-penerbitan lainnya. Pertukuran ini akan memungkinkan pengingkatan daya kreativitas guna memajukan kebudayaan nasional masing-masing negara, serta mempertinggi kerja sama hubungan antarnegara. 7. Hiburan; media massa telah menyita banyak waktu luang untuk semua golongan usia dengan difungsiannya sebagai alat hiburan dalam rumah tangga. Sifat estetikanya yang dituangkan dalam bentuk lagu, lirik, dan bunyi maupun gambar dan bahasa, membawa orang pada situasi menikmati hiburan seperti halnya kebutuhan pokok lainnya. 8. Integrasi; banyak bangsa di dunia dewasa ini diguncang oleh kepentingankepentingan tertentu karena perbedaan etnis dan ras. Komunikasi seperti 17 satelit dapat dimanfaatkan untuk menjebatani perbedaan-perbedaan itu dalam memupuk dan memperkokoh persatuan bangsa. 2.2.3 Ciri-Ciri Komunikasi Massa Seperti dikatakan oleh Severin dan Tankard, Jr dalam Effendy, (2014:21- 25) komunikasi massa itu adalah keterampilan, seni, dan ilmu, dikaitkan dengan pendapat Devito bahwa komunikasi massa itu ditujukan kepada massa dengan melalui media massa di bandingkan dengan jenis-jenis komunikasi lainnya, maka komunikasi massa mempunyai ciri-ciri khusus yang disebabkan oleh sifat-sifat komponennya. Ciri-cirinya adakag sebagai berikut: 1. Komunikasi massa berlangsung satu arah Berbeda dengan communiaction) komunikasi yang berlangsung antarpersona dua arah (interpersonal (two-way traffic communication), komunikasi massa berlangsung satu arah (one-way communication). Ini berarti bahwa tidak terdapat arus balik dari komunikan kepada komunikator. Dengan lain perkataan, wartawan sebagai komunikator tidak mengetahui tanggapan khalayak yang dijadikan sasarannya. Dimaksudkan tidak mengetahui dalam keterangan diatas ialah tidak mengetahui pada waktu proses komunikasi itu berlangsung. Sebagai konsekuensi dari situasi komunikasi seperti itu, komunikator pada komunikasi massa harus melalukan perencanaan dan persiapan sedemikian rupa sehingga pesan yang disampaikannya kepada komunikan harus komunikatif dalam arti kata dapat diterima secara inderawai (received) dan secara rohani (accepted) pada satu kali penyiaran. 2. Komunikator pada komunikasi massa melembaga Media massa sebagai saluran komunikasi massa merupakan lembaga, yakni suatu institusi atau organisasi. Oleh karena itu, komunikatornya melembaga atau dalam bahasa asing disebut institutionalized communicator atau organized communicator. Komunikator pada komunikasi massa, misalnya wartawan surat kabar atau penyiar televisi karena media yang dipergunakannya adalah suatu lembaga dalam menyebarluaskan pesan komunikasinya bertindak atas nama lembaga, sejalan denga kebijaksanaan (policy) surat kabar dan stasiun televisi 18 yang diwakilinya. Ia tidak mempunyai kebebasan individual. Sebagai konsekuensi dari sifat komunikator yang melembaga itu, peranannya dalam proses komunikasi ditunjang oleh orang-orang lan. Kemunculannya dalam media komunikasi tidak sendirian, tetapi bersama orang lain. Komunikator pada komunikasi massa dinamakan juga komunikator kolektif (collective communicator) karena tersebarnya pesan komunikasi massa merupakan hasil kerja sama sejumlah kerabat kerja. 3. Pesan pada komunikasi massa bersifat umum Pesan yang disebarkan melalui media massa bersifat umum karena ditujukan kepada umum dan mengenai kepentingan umum. Jadi tidak ditujukan kepada perseorangan atau kepada sekelompok orang tertentu. Hal inilah yang antara lain membedakan media massa dengan media nirmassa. Surat, telepon, telegram, dan teleks misalnya, adalah nirmassa, bukan media massa karena ditujukan kepada orang tertentu. Demikian pula majalah organisasi, surat kabar kampus, radio telegrafi atau radio citizen band, film dokumenter, dan televisi siaran sekitar (closed circuit television) bukanlah media massa, melainkan media nirmassa karena ditujukan kepada sekelompok orang tertentu. Media massa tidak menyiarkan suatu pesan yang tidak menyangkut kepentingan umum. Media massa akan menyiarkan berita mengenai seorang menteri yang meresmikan sebuah proyek pembangunan, tetapi tidak akan menyiarkan berita seorang menteri yang menyelenggrakan khitanan putranya. 4. Media komunikasi massa menimbulkan keserempakan Ciri lain dari media massa adalah kemampuannya untuk menimbulkan keserempakan (simultaneity) pada pihak khalayak dalam menerima pesan-pesan yang disebarkan. Hal inilah merupakan ciri yang paling hakiki daripada dengan media komunikasi lainnya. Contohnya pesan yanh disebarkan dalam bentuk pidato presiden di radio akan diterima oleh khalayak dalam jumlah jutaan bahkan puluhan juta atau ratusan juta serempak bersama-sama pada saat presiden berbicara. Oleh karena itulah, pada umumnya yang termasuk ke dalam media massa adalah surat kabar, majalah, radio, televisi, dan film yang mengandung ciri keserempakan tersebut. 19 5. Komunikan komunikasi massa bersifat heterogen Komunikan atau khalayak yang merupakan kumpulan anggota masyarakat yang terlibat dalam proses komunikasi massa sebagai sasaran yang dituju komunikator bersifat heterogen. Dalam keberadaannya secara terpencar-pencar, di mana satu sama lainnya tidak saling mengenal dan tidak memiliki kontak pribadi, masing-masing berbeda dalam berbagai hal: jenis kelamin, usia, agama, ideologi, pekerjaan, pendidikan, pengalaman, kebudayaan, pandangan hidup, keinginan, cita-cita, dan sebagainya. Heterogenitas khalayak seperti itulah yang menjadi kesulitan seroang komunikator dalam menyebarkan pesannya melalui media massa karena setiap individu dari khalayak itu menghendaki agar keinginannya dipenuhi. Bagi para pengolah media massa adalah suatu hal yang tidak mungkin untuk memenuhinya. Satu-satunya cara untuk dapat mengelompokkan mereka menurut jenis kelamin, usia, agama, pekerjaan, pendidikan, kebudayaan, kesenangan (hobi), dan lain-lain berdasarkan perbedaan sebagaimana dikemukakan di atas. 2.2.4 Efek-Efek Komunikasi Massa Efek-efek komunikasi massa bisa dibagi menjadi beberapa bagian. Secara sederhana Keith R. Stamm dan John E. Bowes (1990) membagi kedua bagian dasar. Pertama, efek primer meliputi terpaan, perhatian, dan pemahaman. Kedua, efek sekunder meliputi perubahan tingkat kognitif (perubahan pengetahuan dan sikap), dan perubahan perilaku (menerima dan memilih). - Primer Komunikasi massa dapat mempengaruhi sikap seseorang dan membentuk sikap seseorang. Media pula yang menentukan pembentukan citra karena sumber informasi dalam pembentukan citra bersal dari media. - Sekunder (kognitif) Efek sekunder lebih menyangkut pada kesadaran dan pengetahuan. Menjadi tahu, sadar, ingat dan kenal, Nurudin (2007:206-211). 2.2.5 Media Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Ada beberapa pakar psikologi memandang bahwa dalam komunikasi antarmanusia, media yang paling dominan dalam 20 berkomunikasi adalah pancaindra manusia, seperti mata dan telinga. Pesan-pesan yang diterima pancaindera selanjutnya diproses dalam pikiran manusia untuk mengobrol dan menentukan sikapnya terhadap sesuatu, sebelum dinyatakan dalam tindakan, Cangara (2014:123). 2.2.5.1 Media Massa Khalayak tersebar tanpa diketahui di mana mereka berada, maka biasanya digunakan media massa. Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, dan televisi. Media massa memiliki karakteristiknya sendiri, yaitu; 1. Bersifat melembaga, artinya pihak yang mengelola media terdiri dari banyak orang, yakni mulai dari pengumpulan, pengelolaan sampai pada penyajian informasi. 2. Bersifat satu arah, aritnya komunikasi yang dilakukan kurang memungkinkan terjadinya dialog antara pengirim dan penerima. 3. Meluas dan serempak, artinya dapat mengatasi rintangan waktu dan jarak, karenaa ia memiliki kecepatan. Bergerak secara luas dan simultan, di mana informasi yang disampaikan diterima oleh banyak orang pada saat yang sama. 4. Memakai peralatan teknis atau mekanis, seperti radio, televisi, surat kabar, dan semacamnya. 5. Bersifat terbuka, artinya pesannya dapat diterima oleh siapa saja dan di mana saja tanpa mengenal usia, jenis kelamin, dan suku bangsa. (Cangara,2014:126-127). Media massa terdiri dari surat kabar, film, radio, televisi, komputer, satelit komunikasi dan internet. 2.2.5.2 Peran Media Massa Media massa adalah institusi yang berperan sebagai agent of change, yaitu sebagai institusi pelopor perubahan. Ini adalah paradigma utama media massa. Dalam menjalankan paradigmanya media massa berperan: a) Sebagai institusi pencerahan masyarakat, yaitu perannya sebagai media edukasi. Media massa menjadi media yang setiap saat 21 mendidik masyarakat supaya cerdas, terbuka pikirannya, dan menjadi masyarakat yang maju. b) Selain itu, media massa juga menjadi media informasi, yaitu media yang setiap saat menyampaikan informasi kepada masyarakat. Dengan informasi yang terbuka dan jujur dan benar disampaikan media massa kepada masyarakat, maka masyarakat akan menjadi masyarakat yang kaya dengan informasi, masyarakat yang terbuka dengan informasi, sebaliknya pula masyarakat akan menjadi masyarakat informatif. c) Media massa sebagai hiburan. Sebagai agent of change, media massa juga menjadi institusi budaya, yaitu institusi yang setiap saat menjadi corong kebudayaan, katalisator perkembangan budaya, (Bungin,2013:85-86). 2.2.6 Televisi 2.2.6.1 Definisi Televisi Televisi adalah sebuah alat telekomunikasi yang berfungsi sebagai penerima siaran gambar bergerak beserta suara, baik itu yang monochrome (hitamputih) maupun berwarna. Televisi merupakan gabungan dari kata tele yang berasal dari bahasa Yunani yang berarti jauh dan visio dari bahasa Latin yang berarti tampak, sehingga televisi dapat diartikan sebagai alat komunikasi jarak jauh yang menggunakan media visual/penglihatan. Menurut Adi Badjuri dalam bukunya Jurnalistik Televisi, teleivisi adalah media pandang sekaligus media dengar (audio-visual). Orang memandang gambar yang ditayangkan di televisi, sekaligus mendengar atau mencerna narasi dari gambar tersebut. 2.2.6.2 Karakteristik Televisi Televisi memiliki karakteristik yang membedakan televisi dengan media elektronik yang lainnya. Dalam (Badjuri,2010:39-40) karakteristiknya meliputi: a. Mengutamakan gambar Kekuatan televisi terletak lebih pada gambar yang didukung oleh narasi atau sebaliknya paparan dari narasi yang diperkuat oleh gambar. Tentu saja 22 gambar yang dimaksud adalah hidup yang membuat televisi lebih menarik dibanding media cetak. b. Mengutamakan kecepatan Jika deadline media cetak 1 x 24 jam, deadline atau tenggat televisi bisa disebut setiap detik. Televisi mengutamakan kecepatan. Kecepatan bahkan menjadi salah satu unsur yang menjadikan berita televisi bernilai. Berita paling menarik atau menonjol dalam rentang waktu tertentu, pasti akan ditayangkan paling cepat oleh televisi. c. Bersifat sekilas Jika media cetak mengutamakan dimensi ruang, televisi lebih mengutamakan dimensi waktu atau durasi. Durasi berita televisi terbatas. Berita yang ditayangkan televisi cenderung bersifat sekilas dan tidak mendalam. d. Bersifat satu arah Televisi bersifat satu arah. Pemirsa tidak bisa pada saat itu juga memberikan respon pada berota yang ditayangkan, kecuali pada beberapa program interaktif. Pemirsa tidak bisa, misalnya, meminta presenter membacakan ulang berita televisi karena pemirsa tersebut belum memahami atau ingin lebih memahami berita tersebut. e. Daya jangkau luas Televisi memiliki daya jangkau yang luas. Ini berarti televisi menjangkau segala lapisan masyarakat, dengan berbagai latar belakang sosial-ekonomi. Orang buta huruf tidakmungkin membaca berita media cetak, tetapi ia bisa menonton berita televisi. Siaran atau berita televisi juga harus dapat menjangkau rata-rata status sosial ekonomi khalayak. 2.2.6.3 Keunggulan Televisi 1. Kesan realistik. 2. Masyarakat lebih tanggap: menonton dalam suasana santai, rekreatif. 3. Adanya pemilihan area siaran (zoning) dan jaringan kerja (networking) yang mengefektifkan penjangkauan masyarakat. 4. Terkait erat dengan media lain 5. Cepat dari segi waktu, cepat dalam menyebarkan berita ke masyarakat luas 6. Terjangkau luas, menjaungkau masyarkat luas. 23 2.2.6.4 Kelemahan Televisi 1. Jangkauan pemirsa massal, sehingga pemilahan (sulit menentukan untuk pangsa pasar tertentu) sering sulit dilakukan 2. Iklan relatif singkat, tidak mampu menyampaikan data lengkap dan rinci (bila diperlukan konsumen) 3. Relatif mahal 4. Pembuatan iklan tv cukup lama (Badjuri, 2010:41) 2.2.6.5 Manfaat Televisi Menurut Effendy (dalam Burton:2007:33) televisi memiliki beberapa manfaat bagi masyarakat, yaitu : 1. Televisi sebagai sumber informasi Peran yang paling utama dari televisi yaitu sebagai sumber informasi, karena khalayak selalu membutuhkan informasi terbaru baik dari negeri sendiri maupun dari belahan dunia yang lain. Khalayak juga dapat mengetahui berbagai kejadian dan peristiwapenting yang ada di daerah lain tanpa harus berada di sana. Acara-acara yang bersifat informatif seperti berita, dokumenter, wawancara, diskusi dan feature juga dapat dimanfaatkan oleh khalayak sebagai sumber pengetahuan sehingga dapat menambah wawasan yang cukup banyak. Pengetahuan berarti tindakan yang diambil untuk mengetahui sesuatu. Ketika seseorang menggunakan media massa untuk memperoleh informasi mengenai sesuatu, maka ia menggunakan media massa secarfa kognitif. Penggunaan media secara kognitif secara langsung sejalan dengan fungsi pengawasan (surveillance). 2. Televisi sebagai sarana yang mendidik Peran yang sangat penting juga yaitu televisi sebagai sarana pendidikan massa (mass education), televisi berisi berbagai tayangan-tayangan yang menampilkan gambar, suara, maupun tulisan yang mengandung ilmu pengetahuan, sehingga khalayak dapat menambah wawasan dari berbagai tayangan tersebut. 24 3. Televisi sebagai pembawa pengaruh Pengaruh disini dapat diartikan sebagai pengaruh positif ataupun negatif. Sebagaimana fakta serta realita yang dapat dilihat sehari-hari, mulai dari gaya hidup, cara berbicara, pola pikir sampai perilaku khalayak merupakan cerminan dari tayangan-tayangan yang ada di televisi, untuk itu diperlukan tayangan yang mendidik. 2.2.7 Program Acara Kata “program” berasal dari bahasa Inggris programme atau progam yang berarti acara atau rencana. Undang-Undang Penyiaran Indonesia tidak menggunakan kata program untuk acara tetapi menggunakan istilah “siaran” yang didefinisikan sebegai pesan atau rangkaian pesan yang disajikan dalam berbagai bentuk. Namun kata “program” lebih sering digunakan dalam dunia penyiaran di Indonesia daripada kata “siaran” untuk mengacu kepada pengertian acara. Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiennya. Program atau acara yang disajikan adalah faktor yang membuat audien tertarik untuk mengikuti siaran yang dipancarkan stasiun penyiaran apakah itu radio atau televisi. Program dapat disamakan atau dianalogikan dengan produk atau barang (goods) atau pelayanan (service) yang dijual kepada pihak lain, dalam hal ini audien dan pemasang iklan. Dengan demikian, program adalah produk yang dibutuhkan orang sehingga mereka bersedia mengikutinya. Dalam hal ini terdapat suatu rumusan dalam dunia penyiaran yaitu program yang baik akan mendapatkan pendengar atau penonton yang lebih besar, sedangkan acara yang buruk tidak akan mendapatkan pendengar atau penonton (Morissan:2009:199-200). Menurut Morrisan (2008:325-333) suatu program acara memiliki elemen penting yang mencakup: 1. Durasi Suatu program dikatakan berhasil apabila rating dari program ini terus naik dan minati oleh audiencenya. Kunci sukses untuk mempertahankan keeksistensiannya dalam program televisi yaitu dengan adanya konsep maupun inovasi-inovasi cerita (edisi) dalam setiap penayangannya. Dalam penelitian ini, durasi yang dimaksud adalah apakah tayangan program acara Berpacu Dalam Melodi di 25 NET.TV menampilkan konsep dan penataan yang menarik sehingga membuat audiens tidak jengah dan bosan untuk menonton. 2. Kesukaan Beberapa audiens memilih sebuah program acara yang menampilkan pembawa acara yang mereka sukai. Namun, ada kalanya bahwa seseorang akan menyukai sebuah program televisi meliihat dari sisi pesan yang disampaikan oleh program tersebut. Pembawa acara talkshow haruslah mampu berpikir cepat serta talk active sehingga mampu mengarahkan audience untuk mengerti apa yang dibahas dan apa yang perlu audiens pelajari. Di dalam penelitian ini peneliti perlu mengetahui bagaimana sikap audiens terhadap pembawa acara di dalam tayangan program Berpacu Dalam Melodi NET.TV. 3. Konsistensi Suatu program acara pada dasarnya pasti memiliki tema acara yang dibawa sejak awal.Konsistensi digunakan karena peneliti ingin mengetahui apakah tayangan program acara Berpacu Dalam Melodi di NET.TV memiliki konsep yang tetap di mata audiens. 4. Energi Sebuah program acara haruslah memiliki energi tersendiri sehingga audiens yang menonton tidak mengalihkan perhatiannya.Energi ini dapat didasari oleh kecepatan maupun ketepatan cerita, daya tarik pada audience, serta gambar yang kuat seperti memancing rasa penasaran dan ingin tahu audiens. Di dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui apa saja yang membuat audiens tetap mengikuti rangkaian acara di dalam tayangan program acara Berpacu Dalam Melodi di NET.TV hingga selesai. 5. Timing Dalam membuat sebuah program acara haruslah memperhatikan serta mempertimbangkan waktu penayangannya. Di dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui sesuai atau tidaknya jam penayangan program acara Berpacu Dalam Melodi di NET.TV. 6. Tren Suatu program yang berjalan dengan tren yang ada pastinya akan lebih menjamin keberhasilan sebuah program acara. Hal ini membuat 26 peneliti ingin mengetahui apakah audiens menyaksikan tayangan program acara Berpacu Dalam Melodi di NET.TV karena tren. 2.2.8 Jenis Program Stasiun televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis program yang jumlahnya sangat banyak dan jenisnya sangat beragam. Pada dasarnya apa saja bisa dijadikan program untuk ditayangkan di televisi selama program itu menarik dan disukai audien, dan selama tidak bertentangan dengan kesusilaan, hukum dan peraturan yang berlaku. Berbagai jenis program itu dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar berdasarkan jenisnya yaitu: Program Informasi dan Program Hiburan (entertainment). Program informasi kemudian dibagi lagi menjadi dua jenis, yaitu berita keras (hard news) yang merupakan laporan berita terkini yang harus segera disiarkan dan berita lunak (soft news) yang merupakan kombinasi dari fakta, gosip dan opini. Sementara program hiburan terbagi atas tiga kelompok besar, yaitu musik, drama permainan (game show), dan pertunjukan (Morissan:2009:207-219). Berikut merupakan jenis-jenis program Informasi: - Berita keras (hard news) adalah segala informasi penting dan menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya yang harus segera ditayangkan agar dapat diketahui audien secepatnya. - Straight news berarti berita langsung (straight), maksudnya suaru berita yang singkat (tidak detail) dengan hanya menyajikan informasi terpenting saja yang mencakup 5W+1H terhadap suatu berita yang diberitakan. Berita jenis ini sangat terikat oleh waktu (deadline) karena informasinya sangat cepat basi jika terlambat disampaikan kepada audien. - Feature adalah berita ringan namun menarik. Pengertian menarik di sini adalah informasi yang lucu, unik, aneh, menimbulkan kekaguman dan sebagainya. - Berita lunak atau soft news adalah segala informasi yang penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam namun tidak bersifat harus segera ditayangkan. Berikut merupakan program hiburan: - Drama. Program drama adalah pertunjukan yang menyajikan cerita mengenai kehidupan atau karakter seorang atau beberapa tokoh yang 27 diperankan oleh pemain (artis) yang melibatkan konflik dan emosi. Program televisi yang termasuk dalam program drama adalah sinetron dan film. - Game show atau permainan merupakan suatu bentuk program yang melibatkan sejumlah orang baik secara individu ataupun kelompok yang saling bersaing untuk mendapatkan sesuatu atau biasanya hadiah. Game show dibagi menjadi tiga jenis yaitu quiz show, ketangkasan dan reality show. - Musik 2.2.8.1 Musik Program musik dapat ditampilkan dalam dua format, yaitu videoklip atau konser. Program musik berupa konser dapat dilakukan di lapangan (outdoor) ataupun di dalam studio (indoor). Program musik di televisi saat ini sangat ditentukan dengan kemampuan artis menarik audien. Tidak saja dari kualitas suara namun juga berdasarkan bagaimana mengemas penampilannya agar menjadi lebih menarik. Menurut Vane-Gross: The programmer who wish to present music shows would do well to be cautions. They should select an artist with wide demographic appeal, supply as much visual support as possible, and not let a sequence go too long. (Programmer yang ingin menyajikan pertunjukan musik haruslah cermat. Mereka harus memilih artis yang memiliki data tarik demografis yang luas, menyajikan sebanyak mungkin dukungan visual, dan tidak membiarkan satu gambar ditampilkan terlalu lama). Menurut Vane-Gross, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan agar acara musik bisa mendapatkan sebanyak mungkin audien, yaitu: 1. Pemilihan artis yang memiliki daya tarik demografis yang besar, misalnya artis yang memiliki banyak penggemar pria atau wanita, kelompok remaja (ABG), kalangan orang tua. Seperti halnya di Berpacu Dalam Melodi NET. TV, pemilihan host juga dirasa tepat, David memiliki banyak penggemar di kalangan muda, serta artis-artis yang menjadi bintang tamu pun rata-rata memang artis yang terkenal dan telah memiliki banyak penggemar. 2. Pengambilan gambar yang menarik serba visual. Televisi harus menampilkan sebanyak mungkin gambar pendukung dan tidak membiarkan suatu pengambilan gambar (sekuen) yang terlalu lama. 28 Mengambil gambar artis yang tengah menyanyi tidak sama dengan mewawancarai si arits. Dalam shooting musik, maka gambar harus berganti-ganti secara dinamis (Morissan:2009:219). 2.2.9 Teori Khusus 2.2.9.1 Teori Uses and Effect Menurut Sven Windahl, teori uses and effect merupakan kombinasi dari teori uses and gratification dan tradisional efek. Ini adalah model yang didapat oleh Windahl setelah dia melakukan penelitan lanjutan dari teori sebelumnya yaitu uses and gratification yang ditemukan oleh Katz, Blumler dan Gurevitch pada tahun 1974. Konsep penggunaan use (penggunaan) merupakan bagian yang sangat penting atau pokok dari pemikiran ini. Karena pengetahuan mengenai penggunaan media dan penyebabnya akan memberikan jalan bagi pemahaman dan perkiraan tentang hasil dari suatu proses komunikasi massa. Pada uses and effect, kebutuhan hanya salah satu dari faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya penggunaan media. Karakteristik individu, harapan dan persepsi terhadap media, dan tingkat akses kepada media, akan membawa individu kepada keputusan untuk menggunakan atau tidak menggunakan isi media massa. Hasil dari proses komunikasi massa dan kaitannya dengan penggunaan media akan membawa pada bagian penting berikutnya dari teori ini. Hubungan antara penggunaan dan hasilnya, dengan memperhitungkan pula isi media, memilih beberapa bentuk yang berbeda, yaitu: a) Pada kebanyakan teori efek tradisonal, karakteristik isi media menentukan sebagian besar dari hasil. Dalam hal ini, penggunaan media hanya dianggap berperan sebagai perantara, yang memperkuat atau melemahkan efek dari isi media. b) Dalam berbagai proses, hasil lebih merupakan akibat penggunaan daripada karakteristik isi media. Penggunaan media dapat mengembalikan, mencegah atau mengurangi aktivitas lainnya, di samping dapat pula memilih konsekuensi psikologis seperti ketergantungan pada media tertentu. Jika penggunaan merupakan penyebab utama dari hasil, maka ia disebut konsekuensi. 29 c) Hasil media ditentukan sebagian oleh isi media (melalui perantaraan penggunaan) dan sebagian lain oleh penggunaan media itu sendiri. Oleh karenanya ada dua proses yang bekerja secara serempak yang bersama-sama menyebabkan terjadinya suatu hasil yang kita sebut ‘conseffects’ (gabungan antara konsekuesi dan efek). Proses pendidikan biasanya menyebabkan hasil yang berbentuk ‘conseffect’. Dimana sebagai dari hasil disebabkan oleh isi yang mendorong pembelajaran (efek), dan sebagian lain merupakan hasil dari suatu proses penggunaan media yang secara otomatis mengakumulasikan dan menyimpan pengetahuan (Sendjaja, 2007:41-43). 30 Audiens dan karakteristik intra/ekstra individu termasuk kebutuhan dan kepentingan Akses kepada harapan dan persepsi terhadap media, isi, dan komunikator Keputusan untuk menggunakan alternatif fungsional Keputusan untuk menggunakan media dan isi Penggunaan media: Jumlah isi yang digunakan, jenis isi yang digunakan, hubungan dengan isi yang digunakan, cara konsumi Media dan karakteristik isi Hasil pada tataran individu Efek: Terutama disebabkan oleh media/ karakteristik ini Konsekuensi: Terutama disebabkan oleh penggunaan media Conseffects: Disebabkan sekaligus oleh isi dan penggunaan media Hasil pada tataran lainnya Gambar 2.1 2.2.9.2 Konsep Dasar Orientasi Kognitif Menurut Prof. Dr. Sarlito W. Sarwono (2006:83-90), teori-teori yang berorientasi kognitif adalah teori-teori yang menitikberatkan proses-proses sentral (misalnya sikap, ide, harapan) dalam menerangkan tingkah laku. Orientasi ini dibedakan dari orientasi psikoanalitik yang mempelajari proses yang paling dalam (misalnya: ketidaksadaran) dan teori-teori behavioristik yang menekankan studinya tentanng tingkah laku pada proses-proses luar (misalnya rangsang dan balas). Menurut Prof. Dr. Nina W. Syam dalam bukunya Psikologi Sebagai Akar Ilmu Komunikasi, kognitif merupakan aspek intelektual yang berkaitan dengan apa yang diketahui manusia. Akan tetapi, teori-teori kognitif tidak selalu dapat dibedakan dengan jelas dari teori-teori behavioristik, khususnya yang tergolong neo-behaviorisme. Karena itu, berikut beberapa perbedaan antara teori kognitif dan neo-behaviorisme: 31 1. Behaviorisme terutama berkaitan dengan pembiasaan (conditioning), baik yang klasik maupun yang operan dan banyak mempelajari proses belajar. Teori-teori kognitif di lain pihak lebih banyak mempelajari pembentukan konsep, berpikir, dan membangun pengetahuan. 2. Behaviorisme mempelajari perilaku-perilaku yang kasat mata, sedangkan teori-teori kognitif membicarakan konsep-konsep mentalistik. 3. Behaviorisme menganggap bahwa pada setiap perilaku atau peristiwa psikologik ada proses organismik (fisiologik) yang mendasarinya, sedangkan aliran kognitif menerangkannya sebagai perbedaan dari keadaan kesadaran (Ausubel, 1965, hlm. 7). 4. Analisis dari behaviorisme bersifat molekular (tingkah laku diuraikan ke dalam refleks-refleks), sedangkan analisis kognitif bersifat molar (secara keseluruhan). 5. Behaviorisme mementingkan faktor genetik, sedangkan aliran kognitif tidak. 6. Menurut behaviorisme setiap tingkah laku dirangsang oleh kebutuhan primer tertentu dan kalau kebutuhan ini tidak dipenuhi, maka tidak akan terjadi proses belajar. Di pihak lain, teori kognitif berpendapat bahwa proses belajar dapat terjadi tanpa dipenuhinya kebutuhan tertentu (Allport,1937). Istilah-Istilah Dasar dalam Teori Kognitif: a) Kognisi dan Struktur Kognitif - Scheerer (1954, hlm. 49), kognisi adalah proses sentral yang menghubungkan peristiwa-peristiwa di luar (eksternal) dan di dalam (internal) diri sendiri. - Festinger (1957), kognisi adalah elemen-elemen kognitif, yaitu hal-hal yang diketahui oleh seseorang tentang dirinya sendiri, tentang tingkah lakunya, dan tentang keadaan disekiatnya. - Neisser (1967), kognisi adalah proses mengubah, mereduksi, memperinci, menyimpan, mengungkapkan, dan memakai setiap masukan (input) yang datang dari alat indra. b) Rangsang Rangsang (stimulus) merupakan suatu hal yang rumit. Untuk mendefinisikannya perlu pertimbangan seluruh proses persepsi. Memang yang pertama-tama berperan adalah rangsang proksimal (misalnya 32 serangkain gelombang cahaya yang dipantulkan oleh sebuah benda yang bernama meja dan menyentuh retina kita), tetapi yang kita indrakan bukanlah rangsang proksimal itu, melainkan kesannya yang tertangkap oleh alat-alat indra kita. Jadi, menurut Scheerer ada tiga macam rangsang sesuai dengan adanya tiga elemen dari proses pengindraan, yaitu: 1) Rangsang yang merupakan objek dalam bentuk fisiknya (rangsang distal); 2) Rangsang sebagai keseluruhan yang tersebar dalam lapang proksimal (belum menyangkut proses sistem syarat); 3) Rangsang sebagai representasi fenomenal (gejala yang dikesankan dari objek-objek yang ada di luar. c) Respon Menurut Scheerer, respon (balas) adalah proses pengorganisasian rangsang. Rangsang proksimal diorganisasikan sedemikian rupa sehingga terjadi representasi fenomenal dari rangsang proksimal itu. Proses ini yang disebut respons. Orang dewasa, menurut Hunt (1962), mempunyai sejumlah besar unit untuk memproses informasi. Unit-unit ini dibuat khusus untuk menangani representasi fenomenal dari keadaan di luar yang ada dalam diri seorang individu (internal environment). Lingkungan internal ini dapat digunakan untuk memperkirakan peristiwa-peristiwa yang terjadi di luar. Proses yang berlangsung secara rutin inilah yang oleh Hunt dinamakan respons. d) Arti Arti (meaning) adalah konsep utama dalam teori kognitif dan memainkan peran dalam menerangkan segala proses psikologik yang rumit. Ausubel (1965) menyatakan bahwa arti menyatakan bahwa arti merupakan hasil dari proses belajar yang berwujud gejala idiosinkratik. Dalam proses belajar, arti yang terpendam (inherent) dalam simbol dikonversikan dalam isi kognitif yang berbeda-beda. Perubahaan dari struktur kognitif yang disebabkan oleh masuknya isi baru ini menimbulkan arti yang baru. 33 Beberapa Proses Psikologik Diterangkan oleh Teori Kognitif: 1. Persepsi Scheerer (1954) menyatakan bahwa persepsi adalah representasi fenomenal tentang objek distal sebagai hasil pengorganisasian objek distal itu sendiri, medium, dan rangsang proksimal. Empat aspek dari persepsi yang menurut Berlyne (1957) dapat membedakan persepsi dari berpikir adalah: 1) Hal-hal yang diamati dari sebuah rangsang bervariasi, tergantung pola dari keseluruhan di mana rangsang tersebut menjadi bagiannya. 2) Persepsi bervariasi dari orang ke orang dan dari waktu ke waktu. 3) Persepsi bervariasi tergantung dari arah (fokus) ke alat indra. 4) Persepsi cenderung berkembang ke arah tertentu dan sekali terbentuk kecenderungan itu biasanya akan menetap. 2. Belajar Menurut Ausubel (1961) ada empat tipe belajar: 1) Belajar dengan menerima saja (reception learning); Si pelajar hanya menyerap bahan-bahan yang tersedia baginya sehingga di masa yang akan datang ia bisa mereproduksi kembali. 2) Belajar dengan menemukan sesuatu (discovery learning); Si pelajar menemukan sendiri materi yang harus dipelajarinya. Ia tidak hanya menyerap, tetapi mengorganisasi dan mengintregrasikan materi-materi yang dipelajari ke dalam sturuktur kognitifnya. Pengulangan dari discovery learning mengingkatkan kemampuan penemuan dari individu yang bersangkutan. 3) Belajar dengan menghafal (rote learning); Si pelajar mengingat-ingat kembali bahan yang dipelajari secara verbatim, yaitu sebagai rangkaian kata-kata. 4) Belajar dengan mengartikan (meaningful learning): 34 Si pelajar berada dalam situasi yang mengandung setidaktidaknya dua sifat: 1) Bahan yang akan dipelajari secara potensial mempunyai arti; 2) Si pelajar sudah (kecenderungan mempunyai berpikir) untuk kecenderungan menghubungkan informasi-informasi atau konsep-konsep baru dengan struktur kognitif yang sudah ada dan relevan. 2.2.9.3 Pengetahuan (Knowledge) Menurut Karyono dalam bukunya Pengantar Psikologi Kognitif (2009:63) ilmu adalah pengetahuan yang terorganisir. Dari sisi psikologi pengetahuan secara garis besar dapat diartikan sebagai pengorganisasian dan penyimpanan informasi di memori. Informasi diperoleh dari merasakan (sense) tetapi yang dirasakan sebagai pengorganisasian dan penyimpanan informasi di memori. Informasi diperoleh dari merasakan (sense) tetapi yang dirasakan bukan berarti pengetahuan. Pengetahuan adalah informasi yang diorganisasikan, bagian-bagiannya terstruktur dan membentuk sistem jaringan informasi dan bentuk informasinya sudah berbentuk makna (semantic). 2.2.10 STAN Music Community STAN Music Community atau disingkat dengan SMC adalah suatu club musik di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara dan merupakan salah satu unit kegiatan mahasiswa atau UKM di kampus tersebut. UKM ini sudah terbentuk sejak tahun 2005. Kegiatan SMC sendiri berupa latihan musik, yang mereka sebut dengan “klinik”. Klinik ini diadakan pada sabtu dan minggu. SMC memiliki berbagai genre musik, tidak hanya satu genre, dan klinik tersebut memiliki waktu latihan yang berbeda-beda sesuai dengan genre dan alat musik apa. Contohnya seperti klinik biola, gitar, piano dsb. Jumlah anggota sekitar 300an, namun seiring dengan berjalannya waktu tidak semua jumlah anggota yang hingga sekarang masih aktif. Maka dari itu, tidak diketahui berapa jumlah anggota yang sekarang masih aktif. 2.2.11 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada April hingga Mei. Penelitian dilakukan di Sekolah Akuntansi Negara (STAN), kuesioner akan diberi langsung ke tempat 35 penelitian kepada Ketua dari STAN Music Community. Selain itu penelitian juga akan dilakukan di NET. TV untuk mewawancarai salah satu produser atau tim kreatif ataupun production assistant dari Berpacu Dalam Melodi. 2.3 Kerangka Pemikiran TAYANGAN PROGRAM BERPACU DALAM MELODI NET. TV Isi Media Kesukaan: host, kontestan, grafis visual, dekorasi, pengambilan gambar Konsistensi: konsep, konten Energi: tempo pembawaan acara Tren: mengikuti zaman/tren sekarang Penggunaan Media Timing: waktu tayang BDM Durasi per segmen PENGETAHUAN MUSIK ERA 2000-AN Anggota STAN Music Community Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, dapat dijelaskan bahwa komunikasi massa yang disebarkan melalui media massa televisi yang menayangkan program Berpacu Dalam Melodi Di NET.TV, kemudian isi media atau isi dari tayangan dan terakhir pengetahuan musik dari Anggota STAN Music Community yang menonton tayangan tersebut dan secara tidak langsung akan menambah pengetahuan musik mereka lebih luas. 36