1 BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya (State of The

advertisement
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1
Penelitian Sebelumnya (State of The Art)
Tabel 2.1
No
Nama Peneliti
Penelitian Sebelumnya
Judul
Teori
Penelitian
Pengaruh
Social
Program
Learning
Music
Everywhere
di NET. TV
Terhadap
Minat
Bermusik
Masyakarat
1
Wina Rasissa (2014)
STIKOM InterStudi
2
Nurlailah dan Suzy Pengaruh
Azeharie (2011)
Program
MTV
Universitas
Terhadap
InterStudi Jakarta
Gaya Hidup
Remaja
-Program
tayangan
TV
-Media
Televisi
9
Metodologi
Hasil
Penelitian
Penelitian
Kuantitatif
Hasil
peneltian
menunjukan
bahwa
program
Music
Everywhere
di NET. TV
memilikin
pengaruh
terhadap
minat
bermusik
masyarakat.
Dari hasil
penelitian
menunujukan
bahwa
variabel
Program
Music
Everywhere
di NET. TV
(X) tidak
terlalu
signifikan
pengaruhnya
terhadap
minat
bermusik.
-Kuantitatif Hasil
Eksplanatif Penelitian
menunjukkan
Wawancara bahwa
-Kuesioner program
-Non
MTV
10
No
Nama Peneliti
Judul
Penelitian
Jakarta
Teori
3
Prasisca
(2013)
Agustina Dampak
Tayangan
(Drama
Universitas
Korea)
Mulawarman
“Boys
Samarinda
Before
Flowers” Di
Televisi
Dalam
Perubahan
Sikap dan
Perilaku
Remaja
-Teori
Tayangan
Peengertian
siaran
-Pengertian
perilaku
-Pengertian
remaja
-Teori
kutivasi
-Teori
disonasi
kognitif
4
Prof. Dr. Nesrin
KALYONCU Abant
İzzet Baysal
University Faculty of
Education Music
Education
Department Bolu,
TURKEY
Teori Use
and
Gratificatio
n
ADOLESC
ENTS
VIEWS ON
THE
IMPACT
OF
TELEVISIO
N MUSIC
PROGRAM
S IN THEIR
CONSUMP
TION
BEHAVIOR
Metodologi
Penelitian
probablity
sampling
-Accidential
sampling
Hasil
Penelitian
mempunyai
pengaruh
terhadap
gaya hidup
remaja yang
tercermin
dalam
aktivitas,
minat dan
pendapat.
-Kualtitatif Tayangan
serial drama
-Deskriptif korea “Boys
Kualitatif
Before
Flowers”
-Model
membawa
miles dan dampak
huberman
negatif dan
positif yang
-Purposif
cukup bessar
sampling
dalam
perubahan
sikap dan
perilaku
remaja
Penelitian
Dalam survei
Kuantitatif
ini telah
Deskriptif
meneliti
dampak
program
musik
televisi pada
perilaku
konsumsi
remaja di
Turki.Tiga
poin
berkonsentras
i pada dalam
penelitian; ini
adalah
konsumsi
program
musik TV,
dampak dari
program ini
pada
konsumsi
11
No
Nama Peneliti
Judul
Penelitian
Teori
Metodologi
Penelitian
Hasil
Penelitian
musik dan
non-musik /
umum.
Sampel
penelitian
terdiri dari
110 remaja
antara 13 dan
16 yang
dipilih secara
acak di
provinsi Bolu
Turki. Data
survei telah
dikumpulkan
melalui
kuesioner
yang terdiri
dari
pertanyaan
berakhir
terbuka dan
tertutup.
Menurut
statistik
deskriptif
data,
sebagian
besar remaja
lebih
memilih
saluran
musik /
televisi
penyiaran
genre musik
populer dan
klip. Kirakira setengah
dari remaja
dipengaruhi
oleh program
musik TV
dalam hal
konsumsi
musik
mereka.
Program
12
No
Nama Peneliti
5
Journal “Acta
Judul
Penelitian
Teori
Teori Uses
And Effects
Metodologi
Penelitian
Penelitian
Kuantitatif
Hasil
Penelitian
musik
mempengaru
hi sebagian
besar
perilaku
remaja
seperti
'Media
membeli
untuk
mendengarka
n musik',
'download
track audio
dari internet'
dan 'membeli
CD / VCD
/kaset'. Selain
itu, sepertiga
dari remaja
dipengaruhi
oleh program
musik TV
dalam hal
konsumsi
umum
mereka.
Program
musik
mempengaru
hi sebagian
besar
perilaku
remaja dalam
konteks ini
seperti
'rambut
styling',
'membeli
majalah',
'membeli
produk dari
penyanyi /
musisi', dan
'membeli
aksesoris.
Dalam era
informasi
13
No
Nama Peneliti
Journal “Acta
Diurna” Volume III.
No.2. Tahun 2014
Judul
Penelitian
Teori
Metodologi
Hasil
Penelitian
Penelitian
Deskriptif
sekarang ini,
televisi
memang
boleh
dikatakan
telah merebut
minat
masyarakat
di berbagai
penjuru
dunia.
Televisi
menyajikan
berbagai
macam
program
tayangan
baik yang
berdasar
realitas,
rekaan dan
ciptaan yang
sama sekali
baru.
Pemahaman
terhadap
siaran di
televisi
adalah
menyangkut
bagaimana
masyarakat
memahami
isi pesan
siaran
tersebut,
Sikap tertarik
dan tindak
lanjut
menyaksikan
siaran
televisi, hal
ini
menyangkut
penilaian
masyarakat
terhadap
pesan,
14
No
Nama Peneliti
2.2
Landasan Teori
2.2.1
Komunikasi Massa
Judul
Penelitian
Teori
Metodologi
Penelitian
Hasil
Penelitian
kemudian
mengambil
keputusan
untuk
menyaksikan
siaran itu
untuk
menambah
pengetahuan,
mengembang
kan wawasan
masyarakat
untuk
meningkatka
n
pengetahuan
dan memberi
hiburan.
Manusia dalam kehidupannya pasti berinteraksi dengan manusia lainnya
dengan media atau saluran apapun dan terkadang interaksi tersebut menghasilkan
suatu efek atau gejala lain. Maka dari itu komunikasi dan masyarakat tidak dapat
dipisahkan, dan oleh karena itu istilah komunikasi massa muncul.
Komunikasi massa mengandalkan peralatan modern untuk menyebarkan
atau memancarkan pesan secara cepat kepada khalayak yang luas dan tersebar. Pesan
itu disebarkan melalui media massa modern pula antara lain surat kabar, majalah,
televisi atau gabungan diantara media tersebut. Komunikator dalam komunikasi
massa menyebarkan pesan – pesannya bermaksud mencoba berbagi pengertian
dengan jutaan orang yang tidak saling kenal atau mengetahui satu dengan yang
lainnya. Anonimias audience dalam komunikasi massa inilah yang membedakan
pula dengan komunikasi lain. Bahkan pengirim dan penerima pesan tidak saling
mengenal satu sama lain.
Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa
(media cetak dan elektronik). Sebab awal perkembangannya saja, komunikasi massa
berasal dari pengembangan kata media of mass communication (media komunikasi
15
massa). Dalam hal ini kita juga perlu membedakan massa dalam arti “umum” dengan
massa dalam arti komunikasi massa. Misalnya, kita pernah mendengar seorang
penyiar televisi mengatakan, “pemirsa, massa yang jumlahnya ratusan itu bergerak
menuju gedung DPR-RI untuk memperotes kebijakan pemerintah”. Kata massa
dalam hal ini lebih mendekati arti secara sosiologis. Dengan kata lain, massa yang
dimaksud dalam hal ini adalah kumpulan individu yang berbeda di suatu lokasi
tertentu.
Massa dalam arti komunikasi massa lebih merujuk pada penerima pesan
yang berkaitan dengan media massa. Dengan kata lain, massa dalam sikap dan
perilakuknya berkaitan dengan peran media massa. Oleh karena itu, massa di sini
menunjuk kepada khalayak, audience, penonton, pemirsa, atau pembaca. Beberapa
istilah ini berkaitan dengan media massa, (Nurudin:4:2014).
Menurut Cangara, (2012:41) komunikasi massa dapat didefinisikan sebagai
proses komunikasi yang berlangsung di mana pesannya dikirim dari sumber yang
melembaga kepada khalayak yang sifatnya massal melalui alat-alat yang bersifat
mekanis seperti radio, televisi, surat kabar, dan film. Sifat pesannya terbuka dengan
khalayak yang variatif, baik dari segi usia, agama, suku, pekerjaan, maupun dari segi
kebutuhan. Pesan komunikasi massa berlangsung satu arah dan tanggapan baliknya
lambat (tertunda) dan sangat terbatas. Akan tetapi, dengan perkembangan teknologi
komunikasi yang begitu cepat, khususnya media massa elektronik seperti radio dan
televisi, maka umpan balik dari khalayak bisa dilakukan dengan cepat kepada
penyiar, misalnya melalui program interaktif.
Pengertian komunikasi massa merujuk kepada pendapat Tan dan Wright,
dalam Ardianto (2005:3), merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran
(media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara massal,
berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen, dan
menimbulkan efek tertentu.
2.2.2 Fungsi Komunikasi Massa
Komunikasi massa, berfungsi untuk menyebarluaskan informasi, meratakan
pendidikan, merangsang pertumbuhan ekonomi, dan menciptakan kegembiraan
dalam hidup seseorang. Akan tetapi, dengan perkembangan teknologi komunikasi
yang begitu cepat terutama dalam bidang penyiaran dan media pandang dengar
(audiovisual), menyebabkan fungsi media massa telah mengalami banyak perubahan
(Cangara,2014:69).
16
Dalam Cangara, (2014:70-71) Sean MacBride, ketua komisi masalahmasalah komunikasi UNESCO (1980) mengemukakan bahwa komunikasi tidak bisa
diartikan sebagai pertukaran berita dan pesan, tetapi juga sebagai kegiatan individu
dan kelompok mengenai pertukaran data, fakta, dan ide. Oleh karena itu, komunikasi
massa dapat berfungsi sebagai berikut:
1. Informasi; yakni kegiatan untuk mengumpulkan, menyimpan data, fakta dan
pesan, opini, dan komentar, sehingga orang bisa mengetahui keadaan yang
terjadi di luar dirinya, apakah itu dalam lingkungan daerah, nasional atau
internalsional.
2. Sosialisasi; yakni menyediakan dan mengajarkan ilmu pengetahuan
bagaimana orang bersikap sesuai nilai-nilai yang ada, serta bertindak sebagai
anggota masyarakat secara efektif.
3. Motivasi; yakni mendorong orang untuk mengikuti kemajuan orang lain
melalui apa yang mereka baca, lihat, dan dengar lewat media massa.
4. Bahan diskusi; menyediakan informasi sebagai bahan diskusi untuk mencapai
persetujuan dalam hal perbedaan pendapat mengenai hal-hal yang
menyangkut orang banyak.
5. Pendidikan; yakni membuka kesempatan untuk memperoleh pendidikan
secara luas, baik untuk pendidikan formal di sekolah maupun untuk di luar
sekolah. Juga mengingkatkan kualitas penyajian materi yang baik, menarik
dan mengesankan.
6. Memajukan
kebudayaan;
media
massa
menyebarluaskan
hasil-hasil
kebudayaan melalui pertukaran program siaran radio dan televisi, ataukah
bahan cetak seperti buku dan penerbitan-penerbitan lainnya. Pertukuran ini
akan memungkinkan pengingkatan daya kreativitas guna memajukan
kebudayaan nasional masing-masing negara, serta mempertinggi kerja sama
hubungan antarnegara.
7. Hiburan; media massa telah menyita banyak waktu luang untuk semua
golongan usia dengan difungsiannya sebagai alat hiburan dalam rumah
tangga. Sifat estetikanya yang dituangkan dalam bentuk lagu, lirik, dan bunyi
maupun gambar dan bahasa, membawa orang pada situasi menikmati hiburan
seperti halnya kebutuhan pokok lainnya.
8. Integrasi; banyak bangsa di dunia dewasa ini diguncang oleh kepentingankepentingan tertentu karena perbedaan etnis dan ras. Komunikasi seperti
17
satelit dapat dimanfaatkan untuk menjebatani perbedaan-perbedaan itu dalam
memupuk dan memperkokoh persatuan bangsa.
2.2.3
Ciri-Ciri Komunikasi Massa
Seperti dikatakan oleh Severin dan Tankard, Jr dalam Effendy, (2014:21-
25) komunikasi massa itu adalah keterampilan, seni, dan ilmu, dikaitkan dengan
pendapat Devito bahwa komunikasi massa itu ditujukan kepada massa dengan
melalui media massa di bandingkan dengan jenis-jenis komunikasi lainnya, maka
komunikasi massa mempunyai ciri-ciri khusus yang disebabkan oleh sifat-sifat
komponennya. Ciri-cirinya adakag sebagai berikut:
1. Komunikasi massa berlangsung satu arah
Berbeda
dengan
communiaction)
komunikasi
yang
berlangsung
antarpersona
dua
arah
(interpersonal
(two-way
traffic
communication), komunikasi massa berlangsung satu arah (one-way
communication). Ini berarti bahwa tidak terdapat arus balik dari
komunikan kepada komunikator. Dengan lain perkataan, wartawan
sebagai komunikator tidak mengetahui tanggapan khalayak yang
dijadikan sasarannya. Dimaksudkan tidak mengetahui dalam keterangan
diatas ialah tidak mengetahui pada waktu proses komunikasi itu
berlangsung. Sebagai konsekuensi dari situasi komunikasi seperti itu,
komunikator pada komunikasi massa harus melalukan perencanaan dan
persiapan sedemikian rupa sehingga pesan yang disampaikannya kepada
komunikan harus komunikatif dalam arti kata dapat diterima secara
inderawai (received) dan secara rohani (accepted) pada satu kali
penyiaran.
2. Komunikator pada komunikasi massa melembaga
Media massa sebagai saluran komunikasi massa merupakan lembaga,
yakni suatu institusi atau organisasi. Oleh karena itu, komunikatornya
melembaga
atau
dalam
bahasa
asing
disebut
institutionalized
communicator atau organized communicator. Komunikator pada
komunikasi massa, misalnya wartawan surat kabar atau penyiar televisi
karena media yang dipergunakannya adalah suatu lembaga dalam
menyebarluaskan pesan komunikasinya bertindak atas nama lembaga,
sejalan denga kebijaksanaan (policy) surat kabar dan stasiun televisi
18
yang diwakilinya. Ia tidak mempunyai kebebasan individual. Sebagai
konsekuensi dari sifat komunikator yang melembaga itu, peranannya
dalam
proses
komunikasi
ditunjang
oleh
orang-orang
lan.
Kemunculannya dalam media komunikasi tidak sendirian, tetapi
bersama orang lain. Komunikator pada komunikasi massa dinamakan
juga komunikator kolektif (collective communicator) karena tersebarnya
pesan komunikasi massa merupakan hasil kerja sama sejumlah kerabat
kerja.
3. Pesan pada komunikasi massa bersifat umum
Pesan yang disebarkan melalui media massa bersifat umum karena
ditujukan kepada umum dan mengenai kepentingan umum. Jadi tidak
ditujukan kepada perseorangan atau kepada sekelompok orang tertentu.
Hal inilah yang antara lain membedakan media massa dengan media
nirmassa. Surat, telepon, telegram, dan teleks misalnya, adalah nirmassa,
bukan media massa karena ditujukan kepada orang tertentu. Demikian
pula majalah organisasi, surat kabar kampus, radio telegrafi atau radio
citizen band, film dokumenter, dan televisi siaran sekitar (closed circuit
television) bukanlah media massa, melainkan media nirmassa karena
ditujukan kepada sekelompok orang tertentu. Media massa tidak
menyiarkan suatu pesan yang tidak menyangkut kepentingan umum.
Media massa akan menyiarkan berita mengenai seorang menteri yang
meresmikan sebuah proyek pembangunan, tetapi tidak akan menyiarkan
berita seorang menteri yang menyelenggrakan khitanan putranya.
4.
Media komunikasi massa menimbulkan keserempakan
Ciri lain dari media massa adalah kemampuannya untuk menimbulkan
keserempakan (simultaneity) pada pihak khalayak dalam menerima
pesan-pesan yang disebarkan. Hal inilah merupakan ciri yang paling
hakiki daripada dengan media komunikasi lainnya. Contohnya pesan
yanh disebarkan dalam bentuk pidato presiden di radio akan diterima
oleh khalayak dalam jumlah jutaan bahkan puluhan juta atau ratusan juta
serempak bersama-sama pada saat presiden berbicara. Oleh karena itulah,
pada umumnya yang termasuk ke dalam media massa adalah surat kabar,
majalah, radio, televisi, dan film yang mengandung ciri keserempakan
tersebut.
19
5. Komunikan komunikasi massa bersifat heterogen
Komunikan
atau
khalayak
yang
merupakan
kumpulan
anggota
masyarakat yang terlibat dalam proses komunikasi massa sebagai sasaran
yang dituju komunikator bersifat heterogen.
Dalam keberadaannya
secara terpencar-pencar, di mana satu sama lainnya tidak saling mengenal
dan tidak memiliki kontak pribadi, masing-masing berbeda dalam
berbagai hal: jenis kelamin, usia, agama, ideologi, pekerjaan, pendidikan,
pengalaman, kebudayaan, pandangan hidup, keinginan, cita-cita, dan
sebagainya. Heterogenitas khalayak seperti itulah yang menjadi kesulitan
seroang komunikator dalam menyebarkan pesannya melalui media massa
karena setiap individu dari khalayak itu menghendaki agar keinginannya
dipenuhi. Bagi para pengolah media massa adalah suatu hal yang tidak
mungkin
untuk
memenuhinya.
Satu-satunya
cara
untuk
dapat
mengelompokkan mereka menurut jenis kelamin, usia, agama, pekerjaan,
pendidikan, kebudayaan, kesenangan (hobi), dan lain-lain berdasarkan
perbedaan sebagaimana dikemukakan di atas.
2.2.4
Efek-Efek Komunikasi Massa
Efek-efek komunikasi massa bisa dibagi menjadi beberapa bagian. Secara
sederhana Keith R. Stamm dan John E. Bowes (1990) membagi kedua bagian dasar.
Pertama, efek primer meliputi terpaan, perhatian, dan pemahaman. Kedua, efek
sekunder meliputi perubahan tingkat kognitif (perubahan pengetahuan dan sikap),
dan perubahan perilaku (menerima dan memilih).
-
Primer
Komunikasi massa dapat mempengaruhi sikap seseorang dan membentuk
sikap seseorang. Media pula yang menentukan pembentukan citra karena
sumber informasi dalam pembentukan citra bersal dari media.
-
Sekunder (kognitif)
Efek sekunder lebih menyangkut pada kesadaran dan pengetahuan. Menjadi
tahu, sadar, ingat dan kenal, Nurudin (2007:206-211).
2.2.5
Media
Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan
dari komunikator kepada khalayak. Ada beberapa pakar psikologi memandang
bahwa dalam komunikasi antarmanusia, media yang paling dominan dalam
20
berkomunikasi adalah pancaindra manusia, seperti mata dan telinga. Pesan-pesan
yang diterima pancaindera selanjutnya diproses dalam pikiran manusia untuk
mengobrol dan menentukan sikapnya terhadap sesuatu, sebelum dinyatakan dalam
tindakan, Cangara (2014:123).
2.2.5.1 Media Massa
Khalayak tersebar tanpa diketahui di mana mereka berada, maka biasanya
digunakan media massa. Media massa adalah alat yang digunakan dalam
penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan
alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, dan televisi.
Media massa memiliki karakteristiknya sendiri, yaitu;
1. Bersifat melembaga, artinya pihak yang mengelola media terdiri dari
banyak orang, yakni mulai dari pengumpulan, pengelolaan sampai pada
penyajian informasi.
2. Bersifat satu arah, aritnya komunikasi
yang dilakukan kurang
memungkinkan terjadinya dialog antara pengirim dan penerima.
3. Meluas dan serempak, artinya dapat mengatasi rintangan waktu dan jarak,
karenaa ia memiliki kecepatan. Bergerak secara luas dan simultan, di
mana informasi yang disampaikan diterima oleh banyak orang pada saat
yang sama.
4. Memakai peralatan teknis atau mekanis, seperti radio, televisi, surat
kabar, dan semacamnya.
5. Bersifat terbuka, artinya pesannya dapat diterima oleh siapa saja dan di
mana saja tanpa mengenal usia, jenis kelamin, dan suku bangsa.
(Cangara,2014:126-127).
Media massa terdiri dari surat kabar, film, radio, televisi, komputer, satelit
komunikasi dan internet.
2.2.5.2 Peran Media Massa
Media massa adalah institusi yang berperan sebagai agent of change, yaitu
sebagai institusi pelopor perubahan. Ini adalah paradigma utama media massa.
Dalam menjalankan paradigmanya media massa berperan:
a) Sebagai institusi pencerahan masyarakat, yaitu perannya sebagai
media edukasi. Media massa menjadi media yang setiap saat
21
mendidik masyarakat supaya cerdas, terbuka pikirannya, dan menjadi
masyarakat yang maju.
b) Selain itu, media massa juga menjadi media informasi, yaitu media
yang setiap saat menyampaikan informasi kepada masyarakat.
Dengan informasi yang terbuka dan jujur dan benar disampaikan
media massa kepada masyarakat, maka masyarakat akan menjadi
masyarakat yang kaya dengan informasi, masyarakat yang terbuka
dengan informasi, sebaliknya pula masyarakat akan menjadi
masyarakat informatif.
c) Media massa sebagai hiburan. Sebagai agent of change, media massa
juga menjadi institusi budaya, yaitu institusi yang setiap saat menjadi
corong
kebudayaan,
katalisator
perkembangan
budaya,
(Bungin,2013:85-86).
2.2.6
Televisi
2.2.6.1 Definisi Televisi
Televisi adalah sebuah alat telekomunikasi yang berfungsi sebagai
penerima siaran gambar bergerak beserta suara, baik itu yang monochrome (hitamputih) maupun berwarna. Televisi merupakan gabungan dari kata tele yang berasal
dari bahasa Yunani yang berarti jauh dan visio dari bahasa Latin yang berarti tampak,
sehingga televisi dapat diartikan sebagai alat komunikasi jarak jauh yang
menggunakan media visual/penglihatan.
Menurut Adi Badjuri dalam bukunya Jurnalistik Televisi, teleivisi adalah
media pandang sekaligus media dengar (audio-visual). Orang memandang gambar
yang ditayangkan di televisi, sekaligus mendengar atau mencerna narasi dari gambar
tersebut.
2.2.6.2 Karakteristik Televisi
Televisi memiliki karakteristik yang membedakan televisi dengan media
elektronik yang lainnya. Dalam (Badjuri,2010:39-40) karakteristiknya meliputi:
a. Mengutamakan gambar
Kekuatan televisi terletak lebih pada gambar yang didukung oleh narasi atau
sebaliknya paparan dari narasi yang diperkuat oleh gambar. Tentu saja
22
gambar yang dimaksud adalah hidup yang membuat televisi lebih menarik
dibanding media cetak.
b. Mengutamakan kecepatan
Jika deadline media cetak 1 x 24 jam, deadline atau tenggat televisi bisa
disebut setiap detik. Televisi mengutamakan kecepatan. Kecepatan bahkan
menjadi salah satu unsur yang menjadikan berita televisi bernilai. Berita
paling menarik atau menonjol dalam rentang waktu tertentu, pasti akan
ditayangkan paling cepat oleh televisi.
c. Bersifat sekilas
Jika media cetak mengutamakan dimensi ruang, televisi lebih mengutamakan
dimensi waktu atau durasi. Durasi berita televisi terbatas. Berita yang
ditayangkan televisi cenderung bersifat sekilas dan tidak mendalam.
d. Bersifat satu arah
Televisi bersifat satu arah. Pemirsa tidak bisa pada saat itu juga memberikan
respon pada berota yang ditayangkan, kecuali pada beberapa program
interaktif. Pemirsa tidak bisa, misalnya, meminta presenter membacakan
ulang berita televisi karena pemirsa tersebut belum memahami atau ingin
lebih memahami berita tersebut.
e. Daya jangkau luas
Televisi memiliki daya jangkau yang luas. Ini berarti televisi menjangkau
segala lapisan masyarakat, dengan berbagai latar belakang sosial-ekonomi.
Orang buta huruf tidakmungkin membaca berita media cetak, tetapi ia bisa
menonton berita televisi. Siaran atau berita televisi juga harus dapat
menjangkau rata-rata status sosial ekonomi khalayak.
2.2.6.3 Keunggulan Televisi
1.
Kesan realistik.
2.
Masyarakat lebih tanggap: menonton dalam suasana santai, rekreatif.
3.
Adanya
pemilihan
area
siaran
(zoning)
dan
jaringan
kerja
(networking) yang mengefektifkan penjangkauan masyarakat.
4.
Terkait erat dengan media lain
5.
Cepat dari segi waktu, cepat dalam menyebarkan berita ke masyarakat
luas
6.
Terjangkau luas, menjaungkau masyarkat luas.
23
2.2.6.4 Kelemahan Televisi
1. Jangkauan pemirsa massal, sehingga pemilahan (sulit menentukan untuk
pangsa pasar tertentu) sering sulit dilakukan
2. Iklan relatif singkat, tidak mampu menyampaikan data lengkap dan rinci (bila
diperlukan konsumen)
3. Relatif mahal
4. Pembuatan iklan tv cukup lama
(Badjuri, 2010:41)
2.2.6.5 Manfaat Televisi
Menurut Effendy (dalam Burton:2007:33) televisi memiliki beberapa
manfaat bagi masyarakat, yaitu :
1.
Televisi sebagai sumber informasi
Peran yang paling utama dari televisi yaitu sebagai sumber informasi, karena
khalayak selalu membutuhkan informasi terbaru baik dari negeri sendiri
maupun dari belahan dunia yang lain. Khalayak juga dapat mengetahui
berbagai kejadian dan peristiwapenting yang ada di daerah lain tanpa harus
berada di sana.
Acara-acara yang bersifat informatif seperti berita, dokumenter, wawancara,
diskusi dan feature juga dapat dimanfaatkan oleh khalayak sebagai sumber
pengetahuan sehingga dapat menambah wawasan yang cukup banyak.
Pengetahuan berarti tindakan yang diambil untuk mengetahui sesuatu. Ketika
seseorang menggunakan media massa untuk memperoleh informasi
mengenai sesuatu, maka ia menggunakan media massa secarfa kognitif.
Penggunaan media secara kognitif secara langsung sejalan dengan fungsi
pengawasan (surveillance).
2.
Televisi sebagai sarana yang mendidik
Peran yang sangat penting juga yaitu televisi sebagai sarana pendidikan massa
(mass
education),
televisi
berisi
berbagai
tayangan-tayangan
yang
menampilkan gambar, suara, maupun tulisan yang mengandung ilmu
pengetahuan, sehingga khalayak dapat menambah wawasan dari berbagai
tayangan tersebut.
24
3.
Televisi sebagai pembawa pengaruh
Pengaruh disini dapat diartikan sebagai pengaruh positif ataupun negatif.
Sebagaimana fakta serta realita yang dapat dilihat sehari-hari, mulai dari gaya
hidup, cara berbicara, pola pikir sampai perilaku khalayak merupakan
cerminan dari tayangan-tayangan yang ada di televisi, untuk itu diperlukan
tayangan yang mendidik.
2.2.7 Program Acara
Kata “program” berasal dari bahasa Inggris programme atau progam yang
berarti acara atau rencana. Undang-Undang Penyiaran Indonesia tidak menggunakan
kata program untuk acara tetapi menggunakan istilah “siaran” yang didefinisikan
sebegai pesan atau rangkaian pesan yang disajikan dalam berbagai bentuk. Namun
kata “program” lebih sering digunakan dalam dunia penyiaran di Indonesia daripada
kata “siaran” untuk mengacu kepada pengertian acara. Program adalah segala hal
yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiennya. Program
atau acara yang disajikan adalah faktor yang membuat audien tertarik untuk
mengikuti siaran yang dipancarkan stasiun penyiaran apakah itu radio atau televisi.
Program dapat disamakan atau dianalogikan dengan produk atau barang (goods) atau
pelayanan (service) yang dijual kepada pihak lain, dalam hal ini audien dan
pemasang iklan. Dengan demikian, program adalah produk yang dibutuhkan orang
sehingga mereka bersedia mengikutinya. Dalam hal ini terdapat suatu rumusan dalam
dunia penyiaran yaitu program yang baik akan mendapatkan pendengar atau
penonton yang lebih besar, sedangkan acara yang buruk tidak akan mendapatkan
pendengar atau penonton (Morissan:2009:199-200).
Menurut Morrisan (2008:325-333) suatu program acara memiliki elemen
penting yang mencakup:
1. Durasi
Suatu program dikatakan berhasil apabila rating dari program ini terus
naik
dan
minati
oleh
audiencenya.
Kunci
sukses
untuk
mempertahankan keeksistensiannya dalam program televisi yaitu
dengan adanya konsep maupun inovasi-inovasi cerita (edisi) dalam
setiap penayangannya. Dalam penelitian ini, durasi yang dimaksud
adalah apakah tayangan program acara Berpacu Dalam Melodi di
25
NET.TV menampilkan konsep dan penataan yang menarik sehingga
membuat audiens tidak jengah dan bosan untuk menonton.
2. Kesukaan
Beberapa audiens memilih sebuah program acara yang menampilkan
pembawa acara yang mereka sukai. Namun, ada kalanya bahwa
seseorang akan menyukai sebuah program televisi meliihat dari sisi
pesan yang disampaikan oleh program tersebut. Pembawa acara
talkshow haruslah mampu berpikir cepat serta talk active sehingga
mampu mengarahkan audience untuk mengerti apa yang dibahas dan
apa yang perlu audiens pelajari. Di dalam penelitian ini peneliti perlu
mengetahui bagaimana sikap audiens terhadap pembawa acara di
dalam tayangan program Berpacu Dalam Melodi NET.TV.
3. Konsistensi
Suatu program acara pada dasarnya pasti memiliki tema acara yang
dibawa sejak awal.Konsistensi digunakan karena peneliti ingin
mengetahui apakah tayangan program acara Berpacu Dalam Melodi
di NET.TV memiliki konsep yang tetap di mata audiens.
4. Energi
Sebuah program acara haruslah memiliki energi tersendiri sehingga
audiens yang menonton tidak mengalihkan perhatiannya.Energi ini
dapat didasari oleh kecepatan maupun ketepatan cerita, daya tarik
pada audience, serta gambar yang kuat seperti memancing rasa
penasaran dan ingin tahu audiens. Di dalam penelitian ini, peneliti
ingin mengetahui apa saja yang membuat audiens tetap mengikuti
rangkaian acara di dalam tayangan program acara Berpacu Dalam
Melodi di NET.TV hingga selesai.
5. Timing
Dalam membuat sebuah program acara haruslah memperhatikan serta
mempertimbangkan waktu penayangannya. Di dalam penelitian ini,
peneliti ingin mengetahui sesuai atau tidaknya jam penayangan
program acara Berpacu Dalam Melodi di NET.TV.
6. Tren
Suatu program yang berjalan dengan tren yang ada pastinya akan lebih
menjamin keberhasilan sebuah program acara. Hal ini membuat
26
peneliti ingin mengetahui apakah audiens menyaksikan tayangan
program acara Berpacu Dalam Melodi di NET.TV karena tren.
2.2.8 Jenis Program
Stasiun televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis program yang
jumlahnya sangat banyak dan jenisnya sangat beragam. Pada dasarnya apa saja bisa
dijadikan program untuk ditayangkan di televisi selama program itu menarik dan
disukai audien, dan selama tidak bertentangan dengan kesusilaan, hukum dan
peraturan yang berlaku.
Berbagai jenis program itu dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar
berdasarkan
jenisnya
yaitu:
Program
Informasi
dan
Program
Hiburan
(entertainment). Program informasi kemudian dibagi lagi menjadi dua jenis, yaitu
berita keras (hard news) yang merupakan laporan berita terkini yang harus segera
disiarkan dan berita lunak (soft news) yang merupakan kombinasi dari fakta, gosip
dan opini. Sementara program hiburan terbagi atas tiga kelompok besar, yaitu musik,
drama permainan (game show), dan pertunjukan (Morissan:2009:207-219).
Berikut merupakan jenis-jenis program Informasi:
-
Berita keras (hard news) adalah segala informasi penting dan menarik
yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya yang
harus segera ditayangkan agar dapat diketahui audien secepatnya.
-
Straight news berarti berita langsung (straight), maksudnya suaru berita
yang singkat (tidak detail) dengan hanya menyajikan informasi terpenting
saja yang mencakup 5W+1H terhadap suatu berita yang diberitakan.
Berita jenis ini sangat terikat oleh waktu (deadline) karena informasinya
sangat cepat basi jika terlambat disampaikan kepada audien.
-
Feature adalah berita ringan namun menarik. Pengertian menarik di sini
adalah informasi yang lucu, unik, aneh, menimbulkan kekaguman dan
sebagainya.
-
Berita lunak atau soft news adalah segala informasi yang penting dan
menarik yang disampaikan secara mendalam namun tidak bersifat harus
segera ditayangkan.
Berikut merupakan program hiburan:
-
Drama. Program drama adalah pertunjukan yang menyajikan cerita
mengenai kehidupan atau karakter seorang atau beberapa tokoh yang
27
diperankan oleh pemain (artis) yang melibatkan konflik dan emosi.
Program televisi yang termasuk dalam program drama adalah sinetron
dan film.
-
Game show atau permainan merupakan suatu bentuk program yang
melibatkan sejumlah orang baik secara individu ataupun kelompok yang
saling bersaing untuk mendapatkan sesuatu atau biasanya hadiah. Game
show dibagi menjadi tiga jenis yaitu quiz show, ketangkasan dan reality
show.
-
Musik
2.2.8.1 Musik
Program musik dapat ditampilkan dalam dua format, yaitu videoklip atau
konser. Program musik berupa konser dapat dilakukan di lapangan (outdoor) ataupun
di dalam studio (indoor). Program musik di televisi saat ini sangat ditentukan dengan
kemampuan artis menarik audien. Tidak saja dari kualitas suara namun juga
berdasarkan bagaimana mengemas penampilannya agar menjadi lebih menarik.
Menurut Vane-Gross: The programmer who wish to present music shows would do
well to be cautions. They should select an artist with wide demographic appeal,
supply as much visual support as possible, and not let a sequence go too long.
(Programmer yang ingin menyajikan pertunjukan musik haruslah cermat. Mereka
harus memilih artis yang memiliki data tarik demografis yang luas, menyajikan
sebanyak mungkin dukungan visual, dan tidak membiarkan satu gambar ditampilkan
terlalu lama).
Menurut Vane-Gross, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan agar
acara musik bisa mendapatkan sebanyak mungkin audien, yaitu:
1. Pemilihan artis yang memiliki daya tarik demografis yang besar, misalnya
artis yang memiliki banyak penggemar pria atau wanita, kelompok remaja
(ABG), kalangan orang tua. Seperti halnya di Berpacu Dalam Melodi
NET. TV, pemilihan host juga dirasa tepat, David memiliki banyak
penggemar di kalangan muda, serta artis-artis yang menjadi bintang tamu
pun rata-rata memang artis yang terkenal dan telah memiliki banyak
penggemar.
2. Pengambilan gambar yang menarik serba visual. Televisi harus
menampilkan
sebanyak
mungkin
gambar
pendukung
dan
tidak
membiarkan suatu pengambilan gambar (sekuen) yang terlalu lama.
28
Mengambil gambar artis yang tengah menyanyi tidak sama dengan
mewawancarai si arits. Dalam shooting musik, maka gambar harus
berganti-ganti secara dinamis (Morissan:2009:219).
2.2.9
Teori Khusus
2.2.9.1 Teori Uses and Effect
Menurut Sven Windahl, teori uses and effect merupakan kombinasi dari
teori uses and gratification dan tradisional efek. Ini adalah model yang didapat oleh
Windahl setelah dia melakukan penelitan lanjutan dari teori sebelumnya yaitu uses
and gratification yang ditemukan oleh Katz, Blumler dan Gurevitch pada tahun
1974.
Konsep penggunaan use (penggunaan) merupakan bagian yang sangat
penting atau pokok dari pemikiran ini. Karena pengetahuan mengenai penggunaan
media dan penyebabnya akan memberikan jalan bagi pemahaman dan perkiraan
tentang hasil dari suatu proses komunikasi massa. Pada uses and effect, kebutuhan
hanya salah satu dari faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya penggunaan media.
Karakteristik individu, harapan dan persepsi terhadap media, dan tingkat akses
kepada media, akan membawa individu kepada keputusan untuk menggunakan atau
tidak menggunakan isi media massa.
Hasil dari proses komunikasi massa dan kaitannya dengan penggunaan
media akan membawa pada bagian penting berikutnya dari teori ini. Hubungan
antara penggunaan dan hasilnya, dengan memperhitungkan pula isi media, memilih
beberapa bentuk yang berbeda, yaitu:
a) Pada kebanyakan teori efek tradisonal, karakteristik isi media menentukan
sebagian besar dari hasil. Dalam hal ini, penggunaan media hanya dianggap
berperan sebagai perantara, yang memperkuat atau melemahkan efek dari isi
media.
b) Dalam berbagai proses, hasil lebih merupakan akibat penggunaan daripada
karakteristik isi media. Penggunaan media dapat mengembalikan, mencegah
atau mengurangi aktivitas lainnya, di samping dapat pula memilih
konsekuensi psikologis seperti ketergantungan pada media tertentu. Jika
penggunaan merupakan penyebab utama dari hasil, maka ia disebut
konsekuensi.
29
c) Hasil media ditentukan sebagian oleh isi media (melalui perantaraan
penggunaan) dan sebagian lain oleh penggunaan media itu sendiri. Oleh
karenanya ada dua proses yang bekerja secara serempak yang bersama-sama
menyebabkan terjadinya suatu hasil yang kita sebut ‘conseffects’ (gabungan
antara konsekuesi dan efek). Proses pendidikan biasanya menyebabkan hasil
yang berbentuk ‘conseffect’. Dimana sebagai dari hasil disebabkan oleh isi
yang mendorong pembelajaran (efek), dan sebagian lain merupakan hasil dari
suatu proses penggunaan media yang secara otomatis mengakumulasikan dan
menyimpan pengetahuan (Sendjaja, 2007:41-43).
30
Audiens dan
karakteristik
intra/ekstra individu
termasuk kebutuhan
dan kepentingan
Akses kepada
harapan dan
persepsi terhadap
media, isi, dan
komunikator
Keputusan untuk
menggunakan
alternatif fungsional
Keputusan untuk
menggunakan media
dan isi
Penggunaan media:
Jumlah isi yang digunakan, jenis isi yang digunakan, hubungan dengan isi yang
digunakan, cara konsumi
Media dan karakteristik isi
Hasil pada tataran individu
Efek:
Terutama disebabkan
oleh media/
karakteristik ini
Konsekuensi:
Terutama disebabkan
oleh penggunaan
media
Conseffects:
Disebabkan sekaligus
oleh isi dan
penggunaan media
Hasil pada tataran lainnya
Gambar 2.1
2.2.9.2 Konsep Dasar Orientasi Kognitif
Menurut Prof. Dr. Sarlito W. Sarwono (2006:83-90), teori-teori yang
berorientasi kognitif adalah teori-teori yang menitikberatkan proses-proses sentral
(misalnya sikap, ide, harapan) dalam menerangkan tingkah laku. Orientasi ini
dibedakan dari orientasi psikoanalitik yang mempelajari proses yang paling dalam
(misalnya: ketidaksadaran) dan teori-teori behavioristik yang menekankan studinya
tentanng tingkah laku pada proses-proses luar (misalnya rangsang dan balas).
Menurut Prof. Dr. Nina W. Syam dalam bukunya Psikologi Sebagai Akar Ilmu
Komunikasi, kognitif merupakan aspek intelektual yang berkaitan dengan apa yang
diketahui manusia.
Akan tetapi, teori-teori kognitif tidak selalu dapat dibedakan dengan jelas
dari teori-teori behavioristik, khususnya yang tergolong neo-behaviorisme. Karena
itu, berikut beberapa perbedaan antara teori kognitif dan neo-behaviorisme:
31
1. Behaviorisme terutama berkaitan dengan pembiasaan (conditioning), baik
yang klasik maupun yang operan dan banyak mempelajari proses belajar.
Teori-teori kognitif di lain pihak lebih banyak mempelajari pembentukan
konsep, berpikir, dan membangun pengetahuan.
2. Behaviorisme mempelajari perilaku-perilaku yang kasat mata, sedangkan
teori-teori kognitif membicarakan konsep-konsep mentalistik.
3. Behaviorisme menganggap bahwa pada setiap perilaku atau peristiwa
psikologik ada proses organismik (fisiologik) yang mendasarinya, sedangkan
aliran kognitif menerangkannya sebagai perbedaan dari keadaan kesadaran
(Ausubel, 1965, hlm. 7).
4. Analisis dari behaviorisme bersifat molekular (tingkah laku diuraikan ke
dalam refleks-refleks), sedangkan analisis kognitif bersifat molar (secara
keseluruhan).
5. Behaviorisme mementingkan faktor genetik, sedangkan aliran kognitif tidak.
6. Menurut behaviorisme setiap tingkah laku dirangsang oleh kebutuhan primer
tertentu dan kalau kebutuhan ini tidak dipenuhi, maka tidak akan terjadi
proses belajar. Di pihak lain, teori kognitif berpendapat bahwa proses belajar
dapat terjadi tanpa dipenuhinya kebutuhan tertentu (Allport,1937).
Istilah-Istilah Dasar dalam Teori Kognitif:
a) Kognisi dan Struktur Kognitif
-
Scheerer (1954, hlm. 49), kognisi adalah proses sentral yang menghubungkan
peristiwa-peristiwa di luar (eksternal) dan di dalam (internal) diri sendiri.
-
Festinger (1957), kognisi adalah elemen-elemen kognitif, yaitu hal-hal yang
diketahui oleh seseorang tentang dirinya sendiri, tentang tingkah lakunya, dan
tentang keadaan disekiatnya.
-
Neisser (1967), kognisi adalah proses mengubah, mereduksi, memperinci,
menyimpan, mengungkapkan, dan memakai setiap masukan (input) yang
datang dari alat indra.
b) Rangsang
Rangsang
(stimulus)
merupakan
suatu
hal
yang
rumit.
Untuk
mendefinisikannya perlu pertimbangan seluruh proses persepsi. Memang
yang pertama-tama berperan adalah rangsang proksimal (misalnya
32
serangkain gelombang cahaya yang dipantulkan oleh sebuah benda yang
bernama meja dan menyentuh retina kita), tetapi yang kita indrakan bukanlah
rangsang proksimal itu, melainkan kesannya yang tertangkap oleh alat-alat
indra kita. Jadi, menurut Scheerer ada tiga macam rangsang sesuai dengan
adanya tiga elemen dari proses pengindraan, yaitu:
1) Rangsang yang merupakan objek dalam bentuk fisiknya (rangsang
distal);
2) Rangsang sebagai keseluruhan yang tersebar dalam lapang proksimal
(belum menyangkut proses sistem syarat);
3) Rangsang sebagai representasi fenomenal (gejala yang dikesankan
dari objek-objek yang ada di luar.
c) Respon
Menurut Scheerer, respon (balas) adalah proses pengorganisasian rangsang.
Rangsang proksimal diorganisasikan sedemikian rupa sehingga terjadi
representasi fenomenal dari rangsang proksimal itu. Proses ini yang disebut
respons. Orang dewasa, menurut Hunt (1962), mempunyai sejumlah besar
unit untuk memproses informasi. Unit-unit ini dibuat khusus untuk
menangani representasi fenomenal dari keadaan di luar yang ada dalam diri
seorang individu (internal environment). Lingkungan internal ini dapat
digunakan untuk memperkirakan peristiwa-peristiwa yang terjadi di luar.
Proses yang berlangsung secara rutin inilah yang oleh Hunt dinamakan
respons.
d) Arti
Arti (meaning) adalah konsep utama dalam teori kognitif dan memainkan
peran dalam menerangkan segala proses psikologik yang rumit. Ausubel
(1965) menyatakan bahwa arti menyatakan bahwa arti merupakan hasil dari
proses belajar yang berwujud gejala idiosinkratik. Dalam proses belajar, arti
yang terpendam (inherent) dalam simbol dikonversikan dalam isi kognitif
yang berbeda-beda. Perubahaan dari struktur kognitif yang disebabkan oleh
masuknya isi baru ini menimbulkan arti yang baru.
33
Beberapa Proses Psikologik Diterangkan oleh Teori Kognitif:
1. Persepsi
Scheerer (1954) menyatakan bahwa persepsi adalah representasi fenomenal
tentang objek distal sebagai hasil pengorganisasian objek distal itu sendiri,
medium, dan rangsang proksimal.
Empat aspek dari persepsi yang menurut Berlyne (1957) dapat membedakan
persepsi dari berpikir adalah:
1) Hal-hal yang diamati dari sebuah rangsang bervariasi,
tergantung pola dari keseluruhan di mana rangsang tersebut
menjadi bagiannya.
2) Persepsi bervariasi dari orang ke orang dan dari waktu ke
waktu.
3) Persepsi bervariasi tergantung dari arah (fokus) ke alat indra.
4) Persepsi cenderung berkembang ke arah tertentu dan sekali
terbentuk kecenderungan itu biasanya akan menetap.
2. Belajar
Menurut Ausubel (1961) ada empat tipe belajar:
1) Belajar dengan menerima saja (reception learning);
Si pelajar hanya menyerap bahan-bahan yang tersedia baginya
sehingga di masa yang akan datang ia bisa mereproduksi
kembali.
2) Belajar dengan menemukan sesuatu (discovery learning);
Si pelajar menemukan sendiri materi yang harus dipelajarinya.
Ia tidak hanya menyerap, tetapi mengorganisasi dan
mengintregrasikan materi-materi yang dipelajari ke dalam
sturuktur kognitifnya. Pengulangan dari discovery learning
mengingkatkan kemampuan penemuan dari individu yang
bersangkutan.
3) Belajar dengan menghafal (rote learning);
Si pelajar mengingat-ingat kembali bahan yang dipelajari
secara verbatim, yaitu sebagai rangkaian kata-kata.
4) Belajar dengan mengartikan (meaningful learning):
34
Si pelajar berada dalam situasi yang mengandung setidaktidaknya dua sifat:
1) Bahan
yang
akan
dipelajari
secara
potensial
mempunyai arti;
2) Si
pelajar
sudah
(kecenderungan
mempunyai
berpikir)
untuk
kecenderungan
menghubungkan
informasi-informasi atau konsep-konsep baru dengan
struktur kognitif yang sudah ada dan relevan.
2.2.9.3 Pengetahuan (Knowledge)
Menurut Karyono dalam bukunya Pengantar Psikologi Kognitif (2009:63)
ilmu adalah pengetahuan yang terorganisir. Dari sisi psikologi pengetahuan secara
garis besar dapat diartikan sebagai pengorganisasian dan penyimpanan informasi di
memori. Informasi diperoleh dari merasakan (sense) tetapi yang dirasakan sebagai
pengorganisasian dan penyimpanan informasi di memori. Informasi diperoleh dari
merasakan (sense) tetapi yang dirasakan bukan berarti pengetahuan. Pengetahuan
adalah informasi yang diorganisasikan, bagian-bagiannya terstruktur dan membentuk
sistem jaringan informasi dan bentuk informasinya sudah berbentuk makna
(semantic).
2.2.10 STAN Music Community
STAN Music Community atau disingkat dengan SMC adalah suatu club
musik di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara dan merupakan salah satu unit kegiatan
mahasiswa atau UKM di kampus tersebut. UKM ini sudah terbentuk sejak tahun
2005. Kegiatan SMC sendiri berupa latihan musik, yang mereka sebut dengan
“klinik”. Klinik ini diadakan pada sabtu dan minggu. SMC memiliki berbagai genre
musik, tidak hanya satu genre, dan klinik tersebut memiliki waktu latihan yang
berbeda-beda sesuai dengan genre dan alat musik apa. Contohnya seperti klinik
biola, gitar, piano dsb. Jumlah anggota sekitar 300an, namun seiring dengan
berjalannya waktu tidak semua jumlah anggota yang hingga sekarang masih aktif.
Maka dari itu, tidak diketahui berapa jumlah anggota yang sekarang masih aktif.
2.2.11 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan pada April hingga Mei. Penelitian dilakukan di
Sekolah Akuntansi Negara (STAN), kuesioner akan diberi langsung ke tempat
35
penelitian kepada Ketua dari STAN Music Community. Selain itu penelitian juga
akan dilakukan di NET. TV untuk mewawancarai salah satu produser atau tim kreatif
ataupun production assistant dari Berpacu Dalam Melodi.
2.3
Kerangka Pemikiran
TAYANGAN PROGRAM
BERPACU DALAM
MELODI NET. TV
Isi Media
Kesukaan: host, kontestan, grafis visual,
dekorasi, pengambilan gambar
Konsistensi: konsep, konten
Energi: tempo pembawaan acara
Tren: mengikuti zaman/tren sekarang
Penggunaan Media
Timing: waktu tayang BDM
Durasi per segmen
PENGETAHUAN
MUSIK ERA 2000-AN
Anggota STAN Music
Community
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, dapat dijelaskan bahwa komunikasi
massa yang disebarkan melalui media massa televisi yang menayangkan program
Berpacu Dalam Melodi Di NET.TV, kemudian isi media atau isi dari tayangan dan
terakhir pengetahuan musik dari Anggota STAN Music Community yang menonton
tayangan tersebut dan secara tidak langsung akan menambah pengetahuan musik
mereka lebih luas.
36
Download