HUKUM PIDANA Hal–Hal Yang Ditinjau Dalam Hukum Pidana yakni Beberapa Kejahatan : 1. Kejahatan terhadap jiwa Pasal 338 s/d 350 KUHPidana 2. Kejahatan terhadap Badan/Tubuh Pasal 351 s/d 358 KUHPidana (Catatan yang termasuk didalamnya Pasal 359 s/d 361) 3. Kejahatan terhadap kemerdekaan Pribadi Pasal 324 s/d 337 4. Kejahatan terhadap kehormatan (Pencemaran nama baik/Penghinaan) Pasal 310 s/d 321 KUHPidana 5. Kejahatan terhadap harta benda (Kekayaan) Pasal 362 s/d 395 6. Kejahatan terhadap kesusilaan asal 281 s/d 303 KUHPidana 7. Kejahatan memalsukan surat/membuat surat palsu Pasal 263 s/d 276 KUHPidana Hukum pidana terdiri dari unsur-unsur pasal dan tindak pidana yang dilanggar Buku II Hukum Pidana terdiri dari : Individu Masyarakat Negara Hukuman – hukuman yang terdapat didalam Pasal 10 KUHPidana 1. Hukuman pokok - Hukuman Mati - Hukuman penjara - Hukuman kurungan - Hukuman Denda 2. Hukuman Tambahan - Pencabutan beberapa hak - Perampasan barang - Pengumuman keputusan hakim Unsur – unsur Hukum Pidana II Contoh : Pasal 362 (Pencurian) yaitu: a. Mengambil b. Barang c. Sebagian/seluruhnya d. Memiliki e. Melawan hukum f. Dihukum Dari ketentuan - ketentuan diatas bila salah satu tidak terpenuhi maka belum tentu dianggap mencuri. 1 Bentuk–Bentuk Tindak Pidana : 1. Bentuk pokok Maksudnya adalah suatu Tindak Pidana dimana didalam pasalpasal telah terdapat semua unsur-unsur dari tindak pidana yang dirumuskan dalam pasal-pasal yang ditentukan. Contoh Pasal 362 KUHPidana 2. Bentuk dengan pemberatan ( Rekualifikasi) Dalam pasal tersebut hanya mencantumkan bentuk kejahatan ditambah dengan unsure-unsur yang memberatkan ( Bentuk-bentuk pokok + hal – hal yang memberatkan ) Contoh : Pasal 363 Misalnya : Pencurian hewan berkuku Satu Pencurian dimalam hari Pencurian bersama-sama 3. Bentuk perbuatan yang meringankan Maksudnya adalah suatu tindak pidana dimana didalam pasal tersebut terdapat bentuk pokok dari tindak pidana itu sendiri ditambah dengan hal-hal yang meringankan Contoh : Pasal 364 KUHPidana Yakni pencurian biasa ditambah unsureunsur yang meringankan dimana harga yang dicuri tidak lebih dari Rp.250,- Dilihat Dari Unsurnya Maka Tindak Pidana Dap at Dibagi Atas 2 Bagian : 1. Unsnr Subjektif Suatu unsur yang merupakan kehendak atau kemauan yang menjadi tujuan ataupun terkandung didalam jiwa si pelaku Unsur subjektif ini dalam pasal – pasal KUHP ditandai dengan kata-kata “Dengan sengaja, dengan maksud , dengan niat”. 2. Unsur Objektif Suatu unsure yang terdapat dalam pasal-pasal tersebut yang merupakan perbuatanperbuatan tertentu menimbulkan akibat-akibat tertentu yang disebabkan oleh karena adanya perbuatan itu sendiri Contoh : Unsur Pasal 362 Alat bukti dalam KUHPidana 1. Saksi 2. Saksi Ahli 3. Surat 4. Persangkaan 5. Pengakuan terdakwa Barang bukti : yaitu barang yang dipakai untuk melakukan tindak pidana atau barang dari hasil adanya tindak pidana. 2 Dari Segi Sifat Maka Tindak Pidana Dapat Dibagi : 1. Bersifat Formil Maksudnya ialah suatu tindak pidana yang telah dilarang oleh UU jika perbuatn telah dilaksanakan tanpa memperhatikan akibatnya Contoh : Pasal 362 KUHPidana 2. Bersifat Materil Yakni suatu Tindak Pidana yang dilarang dan diancam dengan hukuman oleh UU jika perbuatan tersebut menimbulkan akibat-akibat hukum dikarenakan adanya perbuatan pelaksanaan yang dilakukan oleh si pelaku. A. K e j a h a t a n T e r h a d a p J i w a S e s e o r a n g Pasal 338 KUHPidana yang lazim disebut dengan Pembunuhan Biasa dimana didalam Pasal 338 terdapat unsure-unsur sebagai berikut : 1. Dengan sengaja ( unsure subjektif ) 2. Menghilangkan nyawa orang lain Yang dimaksud dengan unsure sengaja dalam pasal 338 KUHPidana adalah “ Si Pelaku bermaksud atau berniat atau mempunyai tujuan untuk menghilangkan jiwa orang lain” dengan kata lain Si Pelaku dapat mengetahui bahwa dengan dilakukanya perbuatan menghilangkan jiwa seseorang itu akan menimbulkan akibat yang dikehendakinya”. Didalam praktek sangat sulit sekali untuk membuktikan “Perbuatan” dengan sengaja kecuali jika adanya pengakuan dari sipelaku namun “unsure sengaja”dapat diketahui “dari cara pembunuhan itu dilakukan” Yang dimaksud dengan menghilangkan nyawa orang lain /jiwa seseorang didalam KUHPidana tidak merumuskan bentuk perbuatan itu yang ada hanyalah akibat dari perbuatan itu yang menghilangkan nyawa atau jiwa seseorang, hilangnya jiwa / nyawa dari akibat adanya perbuatan tidakn diperlukan terjadi dengan segera akan tetapi dapat timbul kemudian setelah korban dirawat di rumah sakit . Agar dapat dikatakan menghilangkan nyawa seseorang haruslah ada aktivitas / gerakan kegiatan yang dapat menimbulkan akibat hilangnya nyawa orang lain. Pasal 338 KUHPidana → unsure dengan sengaja Pasal 339 KUHPidana → unsur sengaja + disertai Tindak Pidana lain Pasal 340 KUHPidana → unsur sengaja + berencana Pasal 340 KUHPidana lazim disebut dengan pembunuhan yang berencana Unsur yang terdapat dalam Pasal 340 KUHPidana yaitu 1. Dilakukan dengan sengaja dan berencana 2. Menghilangkan jiwa orang lain. : 3 Didalam pasal 340 KUHPidana ini mempunyai persamaan dengan pasal 338 KUHPidana namun didalam Pasal 340 KUHPidana terdapat kat-kata “Berencana” Yang dimaksud dengan berencana adalah : 1. Didasari atas kehendak atau kemauannya sendiri 2. Pelaksanaanya dilakukan dalam keadaan tenang (tenag yang dimaksud adalah yang bersangkutan dapat memikirkan akibat tang ditimbulkan dari perbuatan yang dilakukan) 3. Pelaksanaan perencanaan terdapat jangka waktu untuk memikirkanya Pasal 339 KUHPidana Pembunuhan dengan sengaja didahului, diikuti, disertai dengan tindak pidana lain. I. P e m b u n u h a n A n a k Y a n g B a r u L a h i r Pembunuhan anak yang baru dilahirkan dibagi atas beberapa Pasal yakni : 1. Pasal 341 KUHPidana yakni pembunuhan anak yang baru lahir yang dilakukan dengan sengaja 2. Pasal 342 KUHPidana yakni pembunuhan anak yang baru dilahirkan dilakukan dengan berencana Pasal 341 KUHPidana mengandung unsur yakni : 1. Dilakukan dengan sengaja 2. Dilakukan oleh ibu si bayi 3. Menghilangkan jiwa anaknya sendiri ketika/pada saat a. Anak itu dilahirkan b. Beberapa saat sesudah dilahirkan c. Dilakukan karena takut akan diketahui oleh orang bahwa ibu tersebut sudah melahirkan anak. Pengertiana dari : - Doodslag (pembunuhan) - Moord (Pembunuhan yang direncanakan) 4 II. Euthanasia Euthanasia lazim juga disebut pembunuhan atas permintaan dari yang dibunuh (permintaanya sendiri). Didalam KUHPidana kejahatan semacam ini diatur dalam pasal 344 KUHPidana yang menyebutkan : “Barang siapa menghilangkan jiwa orang atas permintaan yang sungguhsungguh dari orang itu sendiri dihukum dengan hukuman penjara selamlamanya 12 tahun “ Dari bunyi pasal 344 KUHPidana , maka terdapat unsur-unsur sebagai berikut: 1) Menghilangkan jiwa/nyawa orang lain 2) Nyawa orang lain yang dihilangkan karena adanya permintaan yang tegas, nyata dan sungguh-sungguh 3) Pernyataan sungguh-sungguh tersebut dilakukan oleh orang yang nyawanya dihilangkan baik pernyataan itu berupa lisan /tulisan bahwa dirinya rela dibunuh Berdasarkan unsur-unsur yang terdapat didalam rumusan Pasal 344 KUHPidana, maka kejahatan ini memiliki unsur khusus yakni pembunuhan itu harus dilakukan atas permintaan yang bersangkutan secara sungguh-sungguh dan tidak cukup jika terdapat hanya persetujuan saja. Hal-hal yang mendorong pembuat UU mengatur masalah Euthanasia disebabkan beberapa alasan : 1. Dalam kenyataanya seseorang telah mengidap penyakit yang cukup lama dan tidak bisa disembuhkan 2. Terjadinya dimasyarakat bahwa perasaan putus asa karena beban hidup yang tidak sanggup dipikulnya 3. Para muda-mudi yang putus cinta karena dihalangi oleh orang tua Euthanasia dibagi atas 2 (dua ) macam : 1. Euthanasia Aktif ialah suatu tindakan dimana matinya seseorang itu berdasarkan atas permintaan korban sendiri dengan melalui aktifitas tertentu. Misal : seorang pasien meminta kepada seorang dokter secara tegas agar dia dibunuh melalui suntikan 2. Euthanasia Pasif yakni matinya seseorang atas permintaan orang itu sendiri tanpa adanya satu tindakan/perbuatan dalam bentuk apapun juga. Didalam praktek yang terdapat ditengah-tengah masyarakat terdapatnya kejadian secara kongkret, hal-hal seperti dikemukakan dibawah ini : 1. Didalam pertempuran atau perperangan seorang tentara luka parah dimana tentara tersebut memegang rahasia-rahasia meminta kepada kawanya agar dirinya dibunuh saja . 5 2. Didalam suatu ekpedisi pendakian gunung seseorang menderita sakit berat dan untuk menghindari atau menggangu ekspedisi tersebut maka orang yang menderita sakit tersebut meminta kepada temanya agar dirinya dibunuh saja. III. B u n u h D i r i Didalam KUHPidana seseorang yang dengan sengaja mengasut orang lain untuk melakukan bunuh diri atau membantu / menolong orang lain untuk melakukan bunuh diri dan dengan perbuatan itu orang tersebut melakukan bunuh diri. Menurut pasal 5 yang bersangkutan dihukum. B. Kejahatan Terhadap Tubuh Kejahatan terhadap tubuh lazim juga disebut dengan tindak pidana “penganiayaan” yang diatur dalam pasal 351 KUHPidana s/d Pasal 358 KUHPidana Apabila dipelajari bunyi dari pasal-pasal tersebut penganiayaanmaka didalam pasal-pasal tersebut tdak ada yang menjelaskan arti/pengertian dari penganiayaan. UU hanya menyebut kualifikasi dan jenis-jenis penganiayaan. Jenis –jenis penganiayaan sebagai berikut : 1. Penganiayaan biasa (Pasal 351 KUHPidana) 2. Penganiayaan berencana (Pasal 353 KUHPidana) 3. Penganiayaan berat (Pasal 354 KUHPidana) 4. Penganiayaan berat dan berencana (Pasal 355 KUHPidana) 5. Penganiayaan ringan (Pasal 352 KUHPidana) Meskipun pembuat UU tidak memberikan rumusan/pengertian dari penganiayaan, namun untuk menjadi pegangan yang di kemukakan beberapa pendapat sebagaimana diuraikan dimuka ini. Penganiayaan Menurut : 1. Yurisprudensi menyebutkan penganiayaan ialah setiap perbuatan yang dilakukan dengan sengaja yang menyebabkan suatu penderitaan (perasaan tidak enak) rasa sakit atau luka 2. Doktrina (pendapat para ahli) menyebutkan penganiayaan ialah setiap perbuatan yang dilakukan dengan sengaja dengan tujuan menimbulkan rasa sakit atau luka kepada orang lain 3. Hoge Raad (Mahkamah Agung Belanda) menyebutkan pengertian penganiayaan adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan sengaja untuk 6 menimbulkan rasa sakit atau luka kepada orang lain dan semata-mata ditujukan kepada orang lain tersebut dan itu perlu yang menjadi sasaran dari perbuatan itu 4. Sejarah (Historis) dari Pasal 351 KUHPidana penganiayaan ialah a. Setiap perbuatan yang dilakukan dengan sengaja untuk memberikan penderitaan badan kepada orang lain b. Setiap perbuatan yang dengan sengaja untuk merugikan kesehatan badan orang lain. Didalam pengertian penganiayaan seperti yang dikemukakan diatas bahwa luka termasuk kedalam pengertian penganiayaan Yang dimaksud dengan luka ialah terjadinya perubahan didalam bentuk tubuh atau badan manusia yang berubah atau berlainan dengan bentuknya semula I. P e n g a n i a y a a n Jenis-jenis penganiayaan menurut UU KUHPidana terdiri dari : 1. Penganiayaan biasa (Pasal 351 KUHPidana) dihukum dengan hukuman penjara 2 tahun 8 bulan Selanjutnya Pasal 351 KUHPidana ayat (2) apabila perbuatan tersebut (Pasal 351 ayat (1) karena luka) mengakibatkan luka berat sipelaku dihukum penjara selama-lamanya 5 tahun Ayat (3) menyebutkan jika penganiayaan itu mengakibatkan matinya orang lain dihukum penjara selama-lamanya 7 tahun 2. Penganiayaan berencana (Pasal 353 KUHPiana) Ayat (1) dihukum penjara selama-lamanya 4 tahun , Ayat (2) apabila perbuatan itu mengakibatkan luka berat maka sipelaku dihukum selama-lamanya 7 tahun ,Ayat (3) jika perbuatan yang direncanakan itu mengakibatkan matinya orang lain dihukum selama-lamanya 9 tahun 3. Penganiayaan Berat (Pasal 354 KUHPidana) Ayat (1) menyebutkan penganiayaan yang dilakukan dengan sengaja menyebabkan luka berat dihukum penjara 8 tahun, Ayat (2) jika perbuatan yang melukai berat tersebut mengakibatkan matinya orang dihukum selam-lamnya 10 tahun 4. Penganiayaan Berat dan berencana (Pasal 355 KUHPidana) Ayat (1) dihukum selama-lamanya 12 tahun, Ayat (2). 7 C. Kejahatan Terhadap Nama Baik Mengenai kejahatan dan kehormatan dan nama baik seseorang dalam KUHPidana diatur dalam Pasal 310 KUHPidana s/d 321 KUHPidana , dari pasal-pasal tersebut maka kejahatan terhadap kehormatan ini ada 6 (enam) macam: - Pasal 310 ayat (1) “ Menista dengan lisan” (2) “ Menista dengan tulisan” - Pasal 311 ayat (1) “ disebut dengan memfitnah” - Pasal 315 KUHP disebut Menghina - Pasal 317 KUHP Mengadu dengan memfitnah - Pasal 318 KUHP Menuduh dengan memfitnah Pasal 310 s/d 321 KUHP merupakan delik aduan artinya suatu delik atau tindak pidana baru dapat dituntut jika adanya pengaduan dari seseorang yang merasa dirugikan akibat perbuatan orang lain : Didalam Buku I KUHP mengenai delik aduan diatur dalam pasal 72 s/d 75 KUHPidana Delik aduan : - Absolut - Relatif Delik aduan dapat dilihat dari kalau ada kalimat pasal-pasal KUHP menyebutkan perbuatan ini baru dituntut kalau ada pengaduan Pasal 75 KUHP delik aduan yang dapat dicabut selama 3 (tiga) bulan sejak hari pengaduan Pasal 367 KUHP pencurian dalam keluarga ini juga termasuk delik aduan Penjelasan 1. Pasal 310 KUH ayat (1) menyebutkan bahwa “ Barang siapa dengan sengaja menyerang kehormatan dan nama baik seseorang dengan jalan menuduh dia melakukan suatu perbuatan tertentu dengan maksud untuk menyiarkan kepada khalayak ramai dihukum pejara selama-lamanya 9 (sembilan) bulan” Sebelum kita membicarakan unsur-unsur yang terdapat dalam pasal 310 KUHP maka perlu dijelaskan terlebih dahulu : a. Kehormatan ialah “sesuatu yang disandarkan kepada harga diri atau martabat manusia yang bersandar pada tata susila, karena kehormatan merupakan nilai susila daripada manusia” b. Sedangkan pengartian nama baik ialah “Kehormatan yang diberikan oleh masyarakat kepada seseorang berhubungan dengan kedudukannya didalam masyarakat. 8 Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kehormatan adalah perasaan pribadi berkaitan dengan harga diri sedangkan kehormatan diberikan oleh masyarakat berhubungan dengan kedudukannya dimasyarakat tersebut Unsur-unsur yang terdapat dalam pasal 310 KUHP ayat (1) : 1. Menista dilakukan dengan sengaja 2. Menyerang atau melanggar kehormatan dan nama baik orang lain 3. Menuduh seseorang melakukan perbuatan 4. Dengan maksud yang nyata supaya diketahui oleh orang umum atau orang banyak Pasal 310 ayat (2) menista dengan surat atau secara tertulis Pasal 310 ayat (2) bedanya dengan Pasal 310 ayat(1) terletak pada cara/alat yang dipergunakan . Dimana pada Pasal 310 ayat (2) ini penistaan itu dilakukan dengan : a. Tulisan atau gambar b. Disiarkan c. Dipertunjukan d. Ditempelkan 2. Pasal 311 KUHPidana (Memfitnah) Memfitnah mempunyai unsur-unsur sebagai berikut : 1. Orang melakukan kejahatan dengan sengaja 2. Kejahatan tersebut berupa menista atau menista dengan tulisan 3. Orang tersebut diberi kesempatan untuk membuktikan kebenaran dari tuduhannya itu 4. Setelah diberikan kesempatan untuk membuktikan lain kebenaranya ia tidak dapat membuktikan kebenaranya 5. Sipelaku melakukan tuduhan diketahuinya tuduhan itu tidak benar 3. Pasal 312. dan Pasal 313 KUHPidana(menista dengan pembuktian) 4. Pasal 315 KUHPidana (penghinaan) Penghinaan biasa diatur dalam KUHPidana dimana unsur-unsurnya dapat dikemukakan sebagai berikut : 1. Dilakukan dari perbuatan itu bukan menista 2. Sifat dari perbuatan itu bukan menista (bukan Menuduh) baik secara lisan maupun tulisan 3. Dilakukan terhadap seseorang baik dimuka umum maupun dimuka orang itu sendiri 4. Penghinaan ini juga dapat dilakukan dengan perbuatan 5. Ucapan/perbuatan menimbulkan pencemaran nama baik bagi yang bersangkutan 9 5. Pasal 317 KUHPidana ( Mengadu dengan memfitnah) Dimaksud dengan mengadu dengan memfitnah baik secara lisan maupun secara tulisan terhadap diri seseorang atau orang lain disampaikan kepada atasanya, pemberitahuan tersebut diketahui tidak benar dengan tindakan itu berarti menyerang orang lain Unsur-unsur yang terdapat dalam Pasal 317 KUHPidana : 1. Dilakukan dengan sengaja 2. Perbuatan tersebut berupa pengaduan atau pemberitahuan yang tidak benar 3. Dilakukan secara tertulis 4. Pengaduan/pemberitahuan disampaikan kepada atasan yang bersangkutan 5. Akibat perbuatan tersebut menimbulkan pencemaran nama baik 6. Pasal 318 KUHP (Tuduhan dan memfitnah) Pasal 318 KUHP ini disebut tindak pidana memfitnah dan hal ini dilakukan bukan dengan ucapan tetapi harus dengan “Perbuatan” D. Kejahatan Terhadap Harta Benda 1. 2. 3. 4. Pencurian Pasal 362 s/d pasal 367 (Delik Aduan) Pemerasan pasal 368 s/d pasal 371 (Delik Aduan) Penggelapan pasal 372 s/d pasal 376 (Delik Aduan) Penipuan Psal 378 s/d pasal 394 (Delik Aduan) I. Pencurian Pasal 362 disebut juga dengan pencurian biasa Pasal 363 disebut juga dengan pencurian + unsur yang memberatkan Pasal 364 disebut juga denga pencurian ringan + yang meringankan Pasal 365 disebut juga dengan pencurian dengan kekerasan Pasal 367 disebut juga dengan pencurian dikalangan keluarga sendiri 1. Pasal 365 KUHPidana lazim disebut dengan pencurian dengan kekerasan Unsur-unsur yang terdapat didalam pasal 365 KUHP yaitu 1. Dilakukan dengan sengaja 2. Pencurian yang dilakukan didahului disertai diikuti dengan perbuatan pidana yang dapat dihukum 3. Dilakukan dengan kekerasan atau ancaman kekerasan 10 4. Perbuatan didahului disertai diikuti dilakukan dengan maksud untuk mempersiapkan atau mempermudah pelaksanaan pencurian 5. Ataupun untuk melarikan diri/mempertahankan isi pemilikan dari barang yang dicurinya Didalam Pasal 365 yang dimaksud dengan penfertian kekerasan adalah setiap perbuatan yang mengggunakan tenaga atau fisik sehingga orang yang menjadi sasarannya tidak berdaya (mengenai kekerasan diatur pasal 89 KUHPiana) Pasal 365 dan 339 (perbuatan yang disertai dengan tindakan lain) Pasal 365 sama dengan pasal 339 tapi didalam pasal 339 dengan niat membunuh tapi didahului dengan tindak pidana lain sedangkan pasal 365 niatnya ingin mengambil milik orang lain tapi dengan tindakan tersebut mengakibatkan orang mati 2. Pasal 368 KUHPidana Pasal 368 KUHP lazim disebut dengan dengan tindak pidana kekerasan atau pemerasan Unsur-unsur yang terdapat dalam pasal 368 KUHP yaitu: 1. Adanya unsur kesengajaan 2. Memaksa orang dengan kekerasan atau ancaman kekerasan supaya orang tersebut memberikan sesuatu barang, membuat utang , menghapus utang 3. Dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain 4. Dilakukan secara melawan hukum II. Pasal 372 (Penggelapan) Merupakan bentuk pokok dari penggelapan dimana unsur dari pasal 372 adalah sebagai berikut : 1. Dilakukan dengan sengaja 2. Memiliki sesuatu barang baik seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain 3. Barang tersebut ada ditangannya bukan karena kejahatan 4. Memiliki yang dilakukannya merupakan perbuatan melawan hukum 1. Pasal 374 (Penggelapan dengan pemberatan) Pasal 374 KUHP merupakan kelanjutan dari bentuk pokok dari pasal 372 KUHP dan pasal 374 ini lazim disebut dengan penggelapan dengan pemberatan karena pasal 374 menyebutkan bahwa penggelapan itu 11 dilakukan oleh orang yang memegang barang tersebut karena pekerjaanya, jabatannya atau orang tersebut mendapat upah. 2. Pasal 375 KUHP Unsur-unsur yang terdapat dalam pasal 375 KUHP 1. Sama dengan pasal 372 KUHP 2. Penggelapan tersebut dilakukan kepada orang yang memberikan kewenangan untuk menyimpan barang tersebut 3. Orang yang menyimpan barang itu karena jabatanya yakni : - Sebagai wali pengampuan - Sebagai penerima kuasa terhadap harta kekayaan yang ditinggalkan pemiliknya - Pengurus yang menjalankan wasiat - Pengurus lembaga social (Yayasan) 3. Pasal 378 (Penipuan) Penipuan diatur dalam BAB XXV Buku II KUHP yamg memuat berbagai bentuk penipuan yang dirumuskan dalam 20 pasal diatur bentuk penipuan itu memiliki nama sendiri-sendiri yang bersifat khusus Penipuan dimulai dari pasal 378 KUHP s/d pasal 395 KUHPidana Unsur-unsur yang terdapat dalam pasal 378 KUHPidana : 1. Dilakukan dengan sengaja 2. Perbuatan yang dilakukan menguntungkan diri sendiri atau orang lain 3. Dilakukan dengan melawan hukum 4. Menggerakan orang lain dengan alat penggerak atau pembujukan berupa memakai nama palsu atau keadaan palsu dengan rangkaian kata-kata bohong 5. Dengan cara itu orang menyerahkan sesuatu barang membuat hutang menghapuskan piutang Penipuan dapat terbagi atas beberapa pasal yaitu : 1. Penipuan Biasa (Pasal 378 KUHPidana) 2. Penipuan Ringan (Pasal 379 KUHPidana) 3. Penipuan merupakan kebiasaan (Pasal 379 a KUHPidana) 4. Penipuan dilakukan dengan pemalsuan nama/ tanda terhadap hasil karya / ciptaan seseorang (Penipuan hak cipta) (Pasal 380 KUHPidana) 5. Penipuan terhadap perasuransian (Pasal 381 dan 382 KUHPidana) 6. Penipuan jual beli (Pasal 383 KUHPidana) 7. Penipuan terhadap benda tak bergerak (Berupa tanah/Stellmeat) (Psal 385 KUHPidana) 8. Penipuan dana penjualan bahan makanan dan obat-obatan (Pasal 386 KUHPidana) 12 9. Penipuan dalam pemborongan (Pasal 387 KUHPidana) 10. Penipuan dangan memberikan gambar yang tidak benar tentang surat berharga (pasal 391 kUHPidana) 11. Penipuan dengan menyusun neraca palsu (Pasal 392 KUHPidana) 12. penipuan dengan memalsukan nama firma atau merek atas barang dagangan (Pasal 393 KUHPidana) 13. Penipuan dengan lingkungan Pengacara (Pasal 393 Bis KUHPidana) Unsur-unsur yang terdapat dalan pasal 379 a KUHPidana : 1. Dilakukan dengan sengaja 2. Membeli barang-barang/mendapatkan barang-barang untuk dirinya sendiri atau orang lain dengan tidak membayar lunas 3. Perbuatan ini dilakukan karena kebiasaan atau mata pencarian Unsur-unsur yang terdapat dalam pasal 383 KUHPidana : 1. Penjual menipu pembeli 2. Sengaja mengarahkan barang lain dari yang ditunjuk oleh pembeli 3. Penjual mempergunakan tipu muslihat yang berkaitan dengan sifat, keadaan, jumlah barang Unsur-unsur yang terapat dalam pasal 386 KUHPidana : 1. Dilakukan dengan sengaja 2. Menjual, menawarkan untuk dijual dan menyerahkan bahan makanan, minuman dan obat-obatan. 3. Sipelaku mengetahui barang tersebut dipalsukan pemalsuannya disembunyikan Unsur-unsur yang terapat dalam pasal 385 KUHPidana (Nebis To Idem pasal 76 KUHP – 1917 (2) BW) Pasal 385 ada 6 (enam) ayat antar 1(satu) ayat dengan ayat lain mempunyai unsur-unsur yang berbeda akan tetapi perbuatan itu diancam dengan hukuman maksimum yang sama yakini 4 (empat) tahun Dalam ayat (1) unsur yang terdapat didalamnya adalah 1. Menjual menukuar atau menjadikan hak tanggungan terhadap sesuatu hak atas tanah (Tanah Negara, Tanah Partikulir) 2. Terhadap Gedung, Bangunan, tanah bibit tanaman 3. Sipelaku mengetahui bahwa orang lain mempunyai hak atas tanah tersebut 13 Dalam ayat (2) unsurnya sama dengan ayat (1) namun unsur tambahan bahwa tanah tersebut telah dibebani hak tanggungan dan hak tanggungan tersebut tidak diberitahukanya kepada orang yang menerima tanggungan terakhir Dalam ayat (3) unsurnya sama dengan ayat (1),(2) bedanya tanah tersebut telah digadaikan dan gadai itu disembunyikan Pasal 386 KUHPidana merupakan kejahatan penipuan dalam penjualan bahan makanan dan obat-obatan Unsur yang terdapat dalam pasal 386 KUHPidana 1. Dengan maksud 2. Menjual, menawarkan untuk dijual , menyerahkan 3. Yang dijual, ditawarkan diserahkan bahan makanan atau minuman atau obatobatan 4. Sipelaku mengetahui bahwa barang-barang itu dipalsukan 5. Pemalsuan yang diketahuinya disembunyikan karenanya E. Kejahatan Terhadap Kemerdekaan Seseorang Kemerdekaan dari seseorang adalah salah satu junis hak-hak azasi yang harus dilindungi terhadap pelanggarnya. Hukum pidana melindungi kemerdekaan, kebebasan seseorang sebagai pengakuan atas hak azasi manusia Kemerdekaan yang dimaksud disini adalah kemerdekaan dalam bergerak yang berarti kebebasan dari setiap orang untuk menuju kemana saja yang dikehendakinya, menghalang-halangi kemerdekaan bergerak merupakan perampasan yang bersifat melawan hukum yang diancam dengan hukuman oleh KUHpidana Kejahatan terhadap kemerdekaan pribadi dalam KUHPidana dijumpai : a. Dalam pasal 324, 325,326 dan 327 (kejahatan perdagangan budak) b. Kejahatan penculikan Pasal 328 KUHPidana c. Kejahatan yang membawa seseorang kedaerah lain dari pada yang telah ditentukan (Pasal 329 KUHPidana) d. Kejahatan melepaskan orang yang belum dewasa dari tangan seseorang yang memiliki kekuasaan (pasal 330 dan 331 KUHPidana) e. Kejahatan melarikan perempuan dapat dibagi 2(dau) : - Perempuan belum dewasa (pasal 332 ayat(1) butir (1) KUHPidana) - Perempuan sudah dewasa (pasal 332 ayat(1) butir (2) KUHPidana) f. Kejahatan merampas kemerdekaan pribadi (Pasal 333 KUHPidana) g. Kejahatn yang termasuk kualifikasi perbuatan yang menyenangkan (pasal 335 KUHpidana ) 14 h. Kejahatn dengan ancaman atau mengancam dengan kekerasan dimuka umum (pasal 336 KUHPidana). 1. Pasal 328 KUHPidana (Penculikan) Unsur-unsur yang terdapat dalam pasal 328 KUHPidana : 1. Melarikan atau membawa orang lari 2. Orang yang dilarikan tersebut dari tempat kediamannya atau tempat sementara 3. Perbuatan dilarikan orang tersebut (perbuatan tidak dibenarkan melawan hukum) 4. Diletakan dibawah penguasaanya atau penguasaan orang lain 5. Orang yang dilarikan tersebut dibiarkan atau ditempatkan dalam keadaan tidak berdaya 2. Pasal 329 KUHPidana Pasal ini mengatur mengenai membawa seseorang kedaerah lain daripada tempat yang sudah ditetapkan Unsur-unsur yang terdapat dalam Pasal 329 KUHPidana 1. Membawa / mengangkat seseorang kedaerah lain 2. Orang yang diawa telah mengikatkan diri untuk melakukan sesuatu pekerjaan 3. Orang yang melakukan sesuatu pekerjaan itu daerahnya telah ditentukan 4. Perbuatan tersebut dilakukan dengan sengaja dan melawan hukum 3. Pasal 330 KUHPidana Pasal ini melepaskan orang yang belum dewasa dari kekusaan orang yang berhak Unsur-unsur yang terdapat dalam pasal 30 KUHPidana : 1. Dilakukan dengan sengaja 2. Melepaskan seseorang yang belum dewasa 3. Dilepaskan dari kekuasaan orang yang menurut UU yang mempunyai kekuasaan terhadap anak tersebut 4. Melepskan dari pemeliharaan orang yang berhak melakukan pengawasan itu 15 4. Pasal 331 KUHPidana Menyembunyikan anak yang belum dewasa dari penyidikan pengawasan kehakiman 5. Pasal 332 KUHPidana Diatur dalam : 1. Pasal 332 ayat(1) butir(1) (Melarikan anak perempuan yang belum dewasa) 2. Pasal 332 ayat(10 butir (2) (melarikan perempuan dengan tipu muslihat kekerasan atau ancaman kekerasan. Unsur yang terdapat dalam Pasal 332 ayat (1) butir (1) : 1. Melarikan perempuan 2. Perempuan yang dilarikan belum dewasa 3. Dengan izin atau persetujuan atau kehendak perempuan itu sendiri 4. Tanpa persetujuan/tidak disetujui oleh orang tuanya atau wali 5. Dengan maksud untuk memiliki perempuan itu baik dengan perkawinan maupun tanpa perkawinan Dari unsur-unsur tersebut diatas perlu dijelaskan hal-hal sebagai berikut: 1. Melarikan perempuan perbuatan tersebut harus merupakan perbuatan aktif artinya tidak cukup dengan perbuatan hanya mengajak saja, demikian pula perempuan yang akan dilarikan juga mempunyai kegiatan aktif artinya pelaku dan korban bersama-sama melakukan perbuatan aktif dan tidak diperlukan paksan 2. Perempuan yang dilarikan itu adalah perempuan yang belum dewasa masih dibawah umur atau belum berumur 21 tahun 3. Tanpa adanya persetujuan orang tuanya maksudnya perempuan itu dibawa lari adalah bertentangan dengan kemauan orang tuanya / walinya 4. Dengan kehendak atau persetujuan orang tua sendiri maksudnya silaki-laki yang melarikan perempuan merupakan kehendak atau kemauan perempuan itu sendiri yang biasanya perempuan tersebut juga ikut aktif, tanpa persetujuan itu bagaimanapun juga laki-laki tersebut tidak akan dapat melakukan perbuatanya itu 5. Dengan maksud untuk memilikinya dengan perkawinan atau tanpa kawin maksudnya laki-laki dan perempuan tersebut bertujuan sama-sama untuk melakukan hubungan suami istri (persetubuhan) tanpa perkawinan atau dengan perkawinan sehingga dengan perbuatan itu perempuan tersebut dapat dikuasai atau dimilikinya 16 F. Kejahatan Mengenai Pemalsuan Kejahatan Mengenai Pemalsuan terdiri dari : 1. Sumpah palsu 2. Pemalsuan mata uang kertas Negara dan uang kertas bank 3. Pemalsuan Materai 4. Pemalsuan Surat Penjelasan 1. 2. 3. 4. Mengenai sumpah palsu (pasal 242 KUHPidana) Pemalsuan uang kertas Negara dan bank (pasal 244-245-246-247-249 KUHPidana) Pemalsuan Materai (pasal 253-254 KUHPidana) Pemalsuan surat (pasal 263 s/d 276 KUHPidana) 1. SUMPAH PALSU (Pasal 242 KUHPidana) hukuman 7 tahun penjara Syarat-syarat formil Saksi : a. Harus berumur 15 tahun b. Mengetahui, mendengar, melihat dan mengalami c. Diberi kesaksian didepan sidang d. Disumpah Bila saksi tidak hadir dalam persidangan maka bisa dikenakan pasal 224 KUHPidana bisa ditahan kecuali bila diberi keterangan atau alasan Pasal 242 KUHPidana mengatur tentang sumpah palsu dan keterangan palsu Unsur-unsur Pasal 242 KUHPidana : 1. Dilakukan dengan sengaja 2. UU memberikan atau memerintahkan yang bersangkutan harus memberi keterangan atau sumpah 3. Keterangan atau sumpah tersebut mengandung kepalsuan (tidak benar seolah-olah benar) 4. Olehnya sendiri atau wakilnya yang ditunjuk untuk itu 5. Dilakukan secara lisan atau tertulis 6. Menimbulkan akibat hukum karena adanya sumpah keterangan palsu tersebut. 17 2. PEMALSUAN SUARAT (Pasal 263 s/d Pasal 276 KUHPidana) Pasal 263 KUHP merupakan pemalsuan surat dalam bentuk pokok Unsur yang terdapat dalam pasal 263 KUHP : 1. Memberi surat palsu 2. Memalsukan surat yang dapat menerbitkan sesuatu hal,sesuatu perjanjian, pembebasan utang, menjadikan bukti atas terjadinya suatu hal 3. memakai atau menggunakan surst palsu itu seolah-olah asli 4. Menimbulkan kerugian diakibatkan pemalsuan tersebut Pemalsuan Surat dapat dilakukan dengan cara : 1. Khusus 2. Pokok 3. Surat Autentik dan memalsukan surat dalam autentik (Pasal 266 KUHP) 4. Memalsukan surat dalam dokter (Pasal 267 KUHP) 5. Pemalsuan surat keterangan baik (Pasal 269 KUHP) 6. Pemlasuan surat hak milik (Pasal 274 KUHP) Pengertian Membuat surat palsu yaitu dengan membuat surat yang belum ada dibuat sehigga menjadi benar dan asli sedangkan Pemalsuan surat yaitu surat yang sudah ada dipalsukan 18 HUKUM ACARA PIDANA Hukum Acara Pidana terdiri dari : 1. Hukum Formil - Penyidikan (Polisi) - Penuntutan (Kejaksaan) - Persidangan (Hakim) 2. Persidangan - Putusan - Upaya Hukum - Banding - Kasasi - PK Azas / Prinsip : 1. Pembatasan penahanan 2. Azas Praduga tak bersalah 3. Legalitas Hukum Acara Pidana ( Wet Boek Van Strafordering) Tujuan Hukum Acara Pidana Untuk mencari dan mendapatkan materi yaitu kebenaran yang selngkap-lengkapnya dari suatu perkara pidana dengan menerapkan ketentuan Hukum Acara Pidana secara jujur dan lengkap dengan tujuan untuk mencari siapakah pelaku yang dapat didakwakan melakukan pelanggaran hukum dan selanjutnya meminta pemeriksaan dari pengadilan guna menemukan apakah terbukti bahwa suatu tindak pidana telah dilakukan dan apakah orang yang didakwakan dapat dipersalahkan Van Bemmelen mengemukakan 3 (tiga) fungsi Hukum acara Pidana : 1. Mencari dan menemukan kebenaran 2. Memberi putusan-putusan /hakim 3. Pelaksanaan keputusan Ruang lingkup berlakunya KUHP dalam pelaksanaan penegaran hukum sesuai dengan penjelasan pasal 10 ayat (1) UU No.14/70 meliputi tugas-tugas pengkhususan yang diletakan kepada peradilan umum (PN,PT,MA) seperti peradilan ekonomi,peradilan anak tindak pidana imigrasi dan narkotika dengan demikian ruang lingkup berlakunya KUHP tidak sebatas terhadap tugas-tugas peradilan umum dalam pemeriksaan perkara pidana. Penyidikan merupakan salah satu cara atau metode sub daripada fungsi penyidikan yang mendahului tindakan lain yaitu penindakan yang berupa : - Penahanaan - Penggeledahan - Penyitaan - Pemeriksaan surat - Pengambilan - Tindakan pemeriksaan dan penyerahan berkas kepada penuntut umum 19 Dengan sikap penyelidikan tidak terpisahkan dari fungsi penyidikan. Dalam fungsi wewenang penyidik yaitu : 1. Fungsi berdasarkan ketentuan hukum aparat penyidik (pasal 5 KUHP) yaitu : a. Menerima laporan atau pengaduna a1. Jika laporan pengaduan secara tertulis harus ditanda tangani oleh pelapor atau pengadu. a2. Jika laporan atau pengaduan dilaporkan secara lisan atau tulisan harus dicatat oleh penyidik dan ditanda tangani oleh pelapor dan penyidik a3. Jika pelapor atau pengadu tidak dapat menulis hal ini harus dicatat dalam laporan pengaduan (pasal 103 KUHP) b. Mencari keterangan dan barang bukti c. Menyuruh berhenti orang yang dicurigai d. Tindakan lain menurut hukum 2. Kewenangan berdasarkan perintah penyidik 3. Kewajiban penyidik untuk membuat dan menyampaikan laporan Wewenang penyidik POLRI diatur dalam pasal 7 KUHPidana : 1. Menerima laporan/pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana 2. Melakukan tindak pertama pada saat ditempat kejadian 3. Menyuruh berhenti seorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal (KTP) tersangka 4. Melakukan penangkapan,penahanan,pengeledahan dan penyitaan 5. Melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat 6. Mengambil sidik jari dan memotret seseorang 7. Memanggil orang untuk didengar sebagai tersangka/saksi 8. Mendatangkan ahli yang diperlukan sehubungan dengan pemeriksaan perkara 9. Mengadakan penghentian penyidikan 10.Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung jawab Selain daripada itu penyidik mempunyai wewenang : 1. Wewenang pengalihan jenis penahanan (Pasal 23 KUHP) 2. Wewenang penangguhan penahanan (Pasal 30 KUHAP) Beda penyidik dengan penyelidikan dimana didalam penyelidikan dilakukan penganalisaan laporan Contoh : Penyelidikan dalam wewenang penyidik Ca ra penangkapan yang dilakukan oleh pihak POLRI yaitu : 1. Tertangkap Tangan Pengertian tertangkap tangan yaitu bukan pada saat ditangkap yang bersangkutan sedang melakukan tindak pidana akan tetapi bisa saja sudah berjalan sesaat yang mana masih ada sangkut paut dengan tindak pidana tersebut baru ditangkap 20 M i s a l : Orang tersebut lari setelah melakukan tindak pidana kemudian dikejar baru tertangkap setelah berjalan waktu sesaat Penangkapan ini harus mengikuti prosedur yaitu harus ada surat perintah 2. Adanya laporan / pengaduan Penahanan tidak sah yaitu penahanan yang lebih dari penahanan yang dilakukan Penahanan yang dilakukan selama ± 60 hari yaitu penahanan yang lebih dari 9 tahun yaitu sesuai dengan pasal 29 KUHAP Bila terbukti didalam penahanan tidak sah harus ada cara yang dilakukan yaitu : - Rehabilitasi Nama Baik - Ganti rugi Proses Persidangan terdiri dari : - Dakwaan dilengkapi surat kuasa,penetapan - Eksepsi - Pemeriksaan alat bukti (Pembuktian) - Penuntutan - Nota Pembelaan - Putusan Hakim Dakwaan terdiri dari : - Surat Kuasa - Penetapan Ketua PN - Penetapan Majelis Hakim Ketua Harian Sidang - Surat Panggilan Hak-hak ersangka dalam proses penyidikan dan tuntutan : 1. Hak tersangka segera mendapat pemeriksaan oleh penyidik dan selanjutnya diserahkan kepada penuntut umum, ketentuan ini sesuai pasal 50 ayat (1) KUHAP; 2. Hak tersangka perkaranya segera diajukan dipengadilan sesuai Pasal 50 Ayat (2) KUHAP; 3. Hak tersangka untuk diberitahu dengan jelas dalam bahasa yang dimengerti tentang apa yang disangkakan kepadanya pada waktu pemeriksaan dimulai dengan Pasal 51 KUHAP; 4. Tersangka berhak memberikan keterangan secara bebas kepada penyidik Pasal 52 KUHAP; 5. Guna kepentingan pembelaan tersangka berhak mendapat bantuan hukum dari penasehat hukumnya selama dalam waktu dan pada setiap tingkat pemeriksaan Pasal 54 KUHAP; 6. Tersangka berhak memilih sendiri penasehat hukumnya Pasal 55 KUHAP; 21 7. Kewajiban pejabat pada semua tingkat pemeriksaan untuk menunjuk penasehat hukum dalam hal ancaman tindak pidananya (Hukumannya) 5 tahun keatas Pasal 56 ayat (1) KUHAP; 8. Hak mendapat bantuan hukum secara Cuma-Cuma (Prodeo) Pasal 56 Ayat (2) KUHAP; 9. Hak tersangka yang ditahan untuk menghubungi penasehat hukumnya pasal 57 Ayat (1) KUHAP; 10. Hak menuntut ganti kerugian dan rehabilitas Pasal 68 KUHAP; 11. Tersangka wajib menerima berita acara dalam pemeriksaanya’ Hak-hak penasehat hukum dari tersangka untuk kepentingan tersangka : 1. Berhak menghubungi tersangka sejak tersangka ditangkap pada semua tingkat pemeriksaan menurut tata cara yang ditentukan oleh UU pasal 69 KUHAP B A P (Penyidikan / POLRI) ↓ Surat Dakwaan ↓ Isi Surat Dakwaan - Tunggal (satu pasal) ↓ - Gabungan 1. Dakawaan Kesatu ↓ ↓ - Primer (Pasal 338 KUHAP) Formil Materil - Subsider (Pasal 351 (3) KUHAP) (pasal 143 ayat…) 2. Dakwaan Kedua - Primer (pasal 262 (1) KUHAP) - Subsider (Pasal 262 (3) KUHAP) Surat Dakwaan Formil terdiri dari : 1. Identitas 2. Uraian Peristiwa - Obsolut - Relatif 3. Dakwaanya pasal-pasal Pengertian – pengertian dari : 1. Nebis to Idem yaitu seseorang tidak dapat dituntut kembali dalam perkara yang sama dan orang yang sama; 2. On Slaag yaitu Lepas dari tuntutan Jaksa yang mana surat dakwaan jaksa yang dinyatakan oleh hakim bahwa siterdakwa tidak dapat diminta pertanggung jawaban hukum karena tidak tepat dipertanggung jawabkan kepada terdakwa itu. 3. Inabsetia yaitu suatu perkara dapat disidangkan tanpa adanya terdakwa 4. Verzet yaitu perlawanan untuk keputusan pengadilan yang terdakwanya tidak hadir 5. Statuta Roma yaitu kejahatan lintas Negara 22 PUTUSAN PENGADILAN Bentuk putusan Pengadilan Negeri 1. Putusan pemindahan Pasak 193 KUHAP 2. Putusan bebas Pasal 191a KUHAP 3. Putusan lepas lari Pasal 191 (2) KUHAP SURAT DAKWAAN Hal penuntut umum diatur di KUHAP Bab IV Pasal 14 dan Pasal 15 yaitu Pasal 14 tentang Penuntut Umum yang isinya dapat dilihat secara jelas ada 10 butir . Penuntut Umum menetukan suatu berkas perkara apakah memenuhi persyaratan untuk dilimpahkan kepengadilan (pasal 139 KUHAP), apabila penuntut umum berpendapat dari hasil penyidikan dapat dilakukan penuntutan maka dapat dilanjutkan dengan pembuatan suart dakwaan (pasal 140 (1) KUHAP). Dakwaan merupakan dasar hukum acara pidana karena berdasarkan dakwaan pemeriksaan perkara dilakukan didalam persidangan, hakimtidak dapat menjatuhkan pidana diluar batas-batas dakwan dengan demikian terdakwa hanya dapat dipidana jika terbukti melakukan delik yang disebut dalam dakwaan, tedakwa tidak dapat dipidana apabila tidak disebut didalam dakwaan (Pasal 143 (3)KUHAP). Menentukan syarat-syarat mutlak tentang dakwaan yaitu tentang : 1. Waktu tindak pidana 2. Tempat peristiwa terjadinya Tindak Pidana 3. Delik yang didakwakan Apabila syarat-syarat tersebut tidak diuraikan dalam surat dakwaan maka dakwaan dinyatakan batal demi hukum (Pasal 143 (2b) KUHAP) BENTUK-BENTUK DAKWAAN Surat dakwaan dapat disusun dalam : 1. Surat Dakwaan tunggal yaitu seseorang melakukan perbuatan hanya melakukan satu kejahatan sja missal pencurian (pasal 362 KUHPidana) 2. Surat Dakwaan Komulatif yaitu bentukdakwan yang disusun dari asil penyidikan ditarik kesimopulan-kesimpulan berbagai peristiwa terdakwa lebih melakukan dari satu perbuatan (Delik). Dakwaan Komulatif ini setiap perbuatan harus dibuktikan tersendiri-sendiri, pidananya disesuaikan dengan peraturan tentang delik gabungan (Samen Loop Pasal 63 s/d 71 KUHP) 3. dakwaan Alternatif menurut Van Memmelen bahwa dakwaan yang demikian masingmasing dakwaan tidak saling mengecualikan satu sama lain. Hakim dapat mengadakan pilihan dakwaan mana yang telah terbukti dan bebas untuk menyatakan 23 dakwaan misalnya dakwaan ke dua yang terbukti tanpa terlebih dahulu tentang dakwaan pertama (Pasal 140 KUHAP) Ada beberapa pengertian kewenangan Jaksa yaitu : 1. Perkara dihentikan penuntutanya demi kepentingan hukum yaitu perkara dihentikan penuntutanya karena tidak terdapat cukup bukti atau peristiwanya bukan merupakan tindak pidana 2. Perkara ditutup demi hukum, hal ini terjadi bilamana tersangkanya meninggal dunia.Perakaranya tergolong Nebis To Idem tau Kalduarsa (lewat waktu) (Pasal 76.77 dan 78 KUHAP) 3. Penyimpangan perkara untuk kepentingan Umum (azas opertunitas) yang dimaksud dengan penghentian penuntutan yang tidak termasuk tentang penyampingan perkara untuk kepentingan umum, yang menjadi wewenang jaksa agung maka dapat disimpulkan bahwa JUHAP mengakui Eksetensi azas opertunitas (UU kejaksaan Pasal 8 No.15/61(telah dicabut) No.5/91 (masih berlaku Ketentuan yang diatur dalam KUHAP ada 3 (tiga) jenis antara pemeriksaan disidang pengadilan yaitu : 1. Acara pemeriksaan biasa 2. Acara pemeriksaan singkat 3. Acara pemeriksaan cepat Ad1. Dalam KUHAP diatur dalam pasal 152-202 KUHAP pengadilan adalah tempat yang terpenting bagi siterdakwa untuk pembelaan dirinya dan minta keadilan yang sejujurnya dan tegaknya hukum dan kepastian hukum. Ketentuan UU pokok kekuasaan kehakiman Pasal 81 tahun 1970 yang berbunyi “Setiap orang yang disangkakan ditangkap,ditahan,dituntut/dihadapkan dimuka siding pengadilan wajib dianggap tidak bersalah samapi adanya putusan pengadilan yang menyatakan kesalahan terdakwa dan memperoleh kekuatan tetap, ketentuan ini merupakan azas praduga tidak bersalah” kemudian satu azas yang terpenting dalam pemeriksaan yaitu azas terbuka untuk umum terkecuali dalam perkara kesusilaan terdakwanya anak-anak (pasal 153 KUHAP) jika tidak dipenuhi ketentuan ini mengakibatkan putusan batal demi hukum. Ad2. Acara pemeriksaan singkat yang menurut penuntut umum pengertianya mudah dan sederhana dalam Acara Pidana singakat Pengadilan Umum tidak haya menerima perkara dari penyidik tetapi secara langsung menerima dari penyidik pembantu Ad3. Acara pemeriksaan Cepat dibagi 2(dua) yaitu : 1. Acara pemeriksaan tindak pidana ringan Acara tindak pidana ringan adalah acara pemeriksaan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara atau kurungan palaing lama 3 (tiga) bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp.7.500 (tujuh ribu lima ratus rupiah)dan penghinaan ringan 24 Dalam pemeriksaan tindak pidana ringan ditentukan bahwa pengadilan mengadili dengan hakim tunggal pada tingkat pertama dan tingkat terakhir kecuali dalam hal dijatuhkan pidana perampasan kemerdekaan terdakwaan dapat minta banding sedangkan penuntut umum tidak mengadili siding, Saksi dalam pemeriksaan ini tidak disumpah kecuali dianggap perlu oleh hakim Dalam pemeriksaan tindak pidana ringan ini BAP tidak dibuat kecuali dalam pemeriksaan tersebut ternyata ada hal yang tidak sesuai dengan berita acara yang dibuat oleh penyidik 2. Acara pemeriksaan perkara pelanggaran lalu lintas acara pemeriksaan ini adalah acara pemeriksaan tertentu terhadap pelanggaran peraturan perundangundangan lalu lintas dijalan, sesuai dengan makna yang terkandung dalam pemeriksaan perkara ini tidak memerlukan BAP penyidik hanya mengirim catatan-catatan ke Pengadilan pada hari siding pertama dalam perkara yang digolongkan pelanggaran lalu lintas jalan ini terdakwa dapat mengajukan perlawanan dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah putusan diucapkan oleh pengadilan KONEKSITAS 1. 2. MILITER SIPIL Didalam BAB II KUHAP tentang suatu perkara pidana yang dilakukan bersama pleh mereka yang termasuk dalam lingkungan umum dan lingkungan militer yang lazim disebut perkara-perkara koneksitas. Pasal 22 UU No.14/70 UU pokok kekuasaan kehakiman menyatakan nahwa kekuasaan koneksitas diperksa dan diadili oleh pengadilan umum, kecuali jika menurut keputusan dengan persetujuan kehakiman perkara tersebut harus diperuiksa dan diadili oleh lingkungan peradilan militer. Ketentuan ini kebijaksanaan dalam pemeriksaan tindak pidana yang dilakukan bersama oleh orang yang termasuk didalam peradilan umum dan orang yang termasuk didalam peradilan militer PUTUSAN PENGADILAN Bentuk putusan Pengadilan Negeri 1. Putusan pemindahan Pasal 193 KUHAP 2. Putusan bebas Pasal 191a KUHAP 3. Putusan lepas lari Pasal 191 (2) KUHAP 25 ISI PUTUSAN Surat keputusan pengadilan yang berisi pemidanaan harus memuat hal-hal sebagai berikut : 1. Kepala putusan yang berupa tulisan yang berbunyi “Demi keadilan yang berdasarkan ketuhanan yang maha esa “. 2. Identitas yaitu Identitas dari terdakwa 3. Tentang dakwaan sebagaimana yang didakwakan oleh jaksa penuntut umum 4. Tentang pertimbangan yang berupa fakta yang diperoleh dari alat-alat bukti didalam pemeriksaan disidang pengadilan 5. Tentang tuntutan pidana dari jaksa penuntut unmum dan termasuk didalamnya dari nokta pembelaan 6. tentang hukumnya yaitu pasal atau peraturan perundang-undanagn yang menjadi dasar hukm bagi putusan hakim untuk pemidanaan dari terdakwa disertai juga tentang hal-hal yang memberatkan dan meringankan terdakwa 7. Hari dan tanggal diadakannya musyawarah majelis hakim 8. Pernyataan kesalahan terdakwa terpenuhinya semua unsur-unsur dalam rumusan tindak pidana disertai kualifikasi dari pemidanaan atau tindakan yang dijatuhkan 9. Tentang biaya perkara kepada siapa dibebankan dengan menyebutkan jumlahnya dan ketentuan mengenai barang bukti 10. Perintah supaya tedakwa ditahan atau tetap dalam tahanan atau dibebaskan. 11. Hari dan tanggal putusan,nama hakim yang memutus,nama anggota dan penuntutan umum (30 hari batas penerimaan kepengadilan tinggi) Alasan-alasan untuk permohonan kasasi dalam ketentuan KUHP 253 : 1. Apakah benar suatu peraturan hukum tidak diterapkan atau diterapkan tidak sebagai mana mestinya 2. Apakah benar cara mengadili tidak dilaksanakan menurut ketentruan Undang-undang 3. Apakah benar pengadilan telah melampaui batas kewenangannya Berdasarkan alasan-alasan tersebut diatas maka putusan pengadilan yang dimintakan kasasi dapat dibatalkan serta akibatnya adalah : 1. Dalam hal poin 1 alasan kasasi tersebut diatas maka Mahkamah Agung mengadili sendiri perkara tersebut. 2. Dalam hal acara mengadili tidak dilaksanakan menurut ketentuan M.A menetapakan disertai petunjuk agar pengadilan memeriksanya lagi mengenai bagian yang dibatalkan atau berdasarkan alasan tertentu perkara tersebut dapat diperiksa pengadilan atau hakim 3. Dalam hal pengadilan atau hakim yang bersangkutan tidak berwenang mengadili pekara tersebut M.A menetapkan pengadilan atau hakim lain mengadili perkara tersebut. 26 UPAYA HUKUM LUAR BIASA Upaya hukum luar biasa dalam KUHAP 18 bagian ke I mengatur tentang tingkat dalam kasasi demi kepentingan hidup, bagian II peninjauan kembali keputusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, pemeriksaan kasisi dalam kepentingan umum dapat diajukan dalam semua keputusan yang memperoleh kekuatan hukum tetap, maksud hukum luar biasa itu seperti kasasi adalah agar supaya hukum diterapkan secara benar agar kesatuan dalam peradilan akan tetapi ia tidak boleh merugikan kepentingan para pihak adapun yang mengajukan kasasi demi kepentingan hukum adalahJaksa Agung. Pasal-pasal yang mengatur Kasasi terdapat dalam Pasal 259 s/d 262 KUHAP 27