Template Jurnal KEMBALINYA KESUBURAN SETELAH BERHENTI

advertisement
Template Jurnal
KEMBALINYA KESUBURAN SETELAH BERHENTI MEMAKAI ALAT
KONTRASEPSI DI INDONESIA
Oleh
Maria Gayatri
Applied Population Studies, Flinders University
ABSTRAK
Penelitian tentang kembalinya kesuburan setelah berhenti menggunakan alat
kontrasepsi merupakan analsis data sekunder Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) 2007 berdasarkan informasi pada bagian kelender. Penelitian ini
hanya dibatasi untuk 4 jenis kontrasepsi: suntikan, pil, IUD dan implant. Wanita yang
berhenti memakai pil dapat kembali mengalami kehamilan lebih cepat dibandingkan
wanita yang menggunakan alat kontrasepsi lainnya (suntikan, IUD dan implant).
65.5% wanita yang berhenti memakai pil berhasil hamil setelah 6 bulan, sedangkan
untuk IUD adalah 62.6%, implant adalah 52.9% dan suntikan adalah 42.1% dalam
periode waktu yang sama. Berdasarkan nilai median, setengah dari jumlah sampel
wanita kawin berhasil hamil dalam waktu 4 bulan sejak berhenti memakai pil, 5 bulan
sejak berhenti memakai IUD, 6 bulan sejak berhenti memakai implant dan 9 bulan
sejak berhenti memakai suntikan. Jumlah anak dan umur wanita kawin mempunyai
pengaruh yang signifikan pada kembalinya kesuburan setelah berhenti memakai alat
kontrasepsi.
Kata kunci: IUD, suntikan, implant, survival analysis, reversible contraceptive
PENDAHULUAN
Penelitian
tentang
kembalinya
kesuburan sangat penting khususnya
untuk wanita yang berusia muda dan
yang mempunyai parity rendah yang
masih ingin mempunyai anak lagi
(Buckshee, et al, 1995). Informasi
tentang kembalinya kesuburan setelah
berhenti memakai kontrasepsi belum
banyak diketahui oleh wanita di
Indonesia, meski informasi ini sangat
berguna bagi pasangan yang masih
menginginkan untuk mempunyai anak
lagi.
Penelitian ini merupakan analisis data
sekunder dari Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia 2007. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui median
waktu yang diperlukan seorang wanita
untuk bisa hamil setelah berhenti
memakai alat kontrasepsi seperti pil,
suntikan, IUD dan implant. Penelitian
ini juga bertujuan untuk melihat
apakah
ada
hubungan
antara
kembalinya kesuburan setelah berhenti
memakai kontrasepsi dengan beberapa
faktor seperti umur wanita dan jumlah
anak yang pernah dilahirkan.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini merupakan analisis data
sekunder dari Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007
yang dilaksanakan oleh BPS dan
Macro International. Survei ini
mengumpulkan informasi dari 32.895
wanita pernah kawin umur 15-49
tahun.
Penelitian ini berdasarkan data pada
bagian kalender dalam kuesioner
wanita kawin yang memuat semua
episode
pemakaian
kontrasepsi
bersama dengan alasan berhenti
memakai alat kontrasepsi pada periode
waktu Januari 2002 sampai saat
wawancara. Penelitian ini hanya
membahas kembalinya kesuburan
setelah berhenti memakai pil, suntikan,
IUD dan implant.
Unit analisis
Unit analisis dalam penelitian ini
adalah jumlah episode (dalam bulan)
berhenti memakai alat kontrasepsi
karena ingin hamil sampai dengan
terjadinya kehamilan.
Metode analisis
Metode analisis yang digunakan dalam
penelitian ini meliputi univariat dan
bivariat analisis. Analisis univariat
untuk variabel tunggal digunakan
untuk menggambarkan distribusi,
ukuran pemusatan dan penyebaran data
(Babbie, 2007). Analisis bivariat
digunakan untuk menguji hubungan
antara 2 variabel (Babbie, 2007).
Survival analysis menjadi analisis
pokok dalam penelitian ini. Metode
Kaplan Meier digunakan untuk
mengetahui
hubungan
antara
kembalinya kesuburan setelah berhenti
menggunakan alat kontrasepsi dengan
faktor tunggal lainnya seperti umur
wanita dan jumlah anak. Dalam
analisis survival ini, wanita yang
berhenti menggunakan alat kontrasepsi
tetapi belum berhasil hamil dalam
periode waktu tertentu akan disebut
censored, sedangkan mereka yang
berhasil hamil setelah berhenti
menggunakan alat kontrasepsi disebut
uncensored.
HASIL PENELITIAN
Analisis survival yang digunakan
dalam
penelitian
kembalinya
kesuburan berdasarkan informasi yang
terkumpul pada bagian kalender dalam
kuesioner wanita kawin SDKI 2007.
Sampel penelitian ini adalah 4.605
episode yang terbagi menjadi 2.772
episode untuk suntikan, 1.397 untuk
pil, 197 untuk IUD dan 239 untuk
implant. Wanita yang berhenti
memakai IUD memiliki rata-rata usia
yang lebih tua daripada wanita yang
berhenti memakai alat kontrasepsi
lainnya. Penelitian tentang pil dan
suntikan mencakup wanita yang sudah
dan
belum
mempunyai
anak,
sedangkan untuk IUD dan implant
hanya mencakup wanita kawin yang
sudah mempunyai anak.
Dalam jangka waktu satu tahun, 78.3%
wanita berhasil hamil setelah berhenti
memakai pil, sedangkan untuk IUD,
implant dan suntikan adalah 76.8%,
73.4% dan 58.3%. Berdasarkan nilai
median yang menyatakan bahwa 50%
wanita berhasil hamil setelah berhenti
memakai
alat
kontrasepsi,
pill
merupakan alat kontrasepsi dengan
median kembalinya kesuburan adalah
4 bulan, sedangkan IUD mediannya
adalah 5 bulan, implant mediannya 6
bulan dan suntikan mediannya adalah 9
bulan.
a. Suntikan
Dari total 2.772 wanita yang
berhenti memakai suntikan dalam
penelitian ini, 66% berumur 15-34
tahun sedang 24% berumur 35-49
tahun dimana rata-rata umur wanita
dalam sampel penelitian ini adalah
30.4 tahun. 60% dari total wanita
dalam penelitian ini tinggal di
daerah pedesaan dan 61% dari total
sampel merupakan wanita yang
mempunyai satu atau dua anak.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan
bahwa lebih dari 50% wanita berhasil
hamil dalam jangka waktu 9 bulan
setelah berhenti memakai suntikan.
Pada bulan pertama setelah berhenti
memakai suntikan, tingkat kembalinya
kesuburan hanya 5.8 per 100 wanita.
Dalam jangka waktu satu tahun setelah
menghentikan pemakaian suntikan,
ternyata ada 58.3 % wanita yang
berhasil hamil sedangkan dalam waktu
dua tahun ada 79.1 wanita berhasil
hamil.
hal ini wanita usia muda mempunyai
kemungkinan hamil lebih cepat
dibandingkan wanita yang lebih tua
setelah
menghentikan
pemakaian
suntikan.
Faktor lain yang mempengaruhi
kembalinya kesuburan setelah berhenti
memakai suntikan adalah jumlah anak
yang lahir hidup (parity). Wanita yang
mempunyai jumlah anak lebih banyak
cenderung lebih cepat hamil setelah
berhenti
memakai
suntikan
dibandingkan wanita yang mempunyai
anak sedikit (tabel 1). Dalam jangka
waktu 6 bulan, 85% wanita yang
belum pernah mempunyai anak masih
belum hamil setelah berhenti memakai
suntikan, sedangkan persentase wanita
yang belum hamil untuk mereka yang
memiliki pariti 1-2 adalah 63% dan
pariti 3 atau lebih adalah 47%.
Pada analisis bivariat, umur wanita
mempengaruhi probabilitas seorang
wanita dalam kembalinya kesuburan
setelah berhenti memakai suntikan. Hal
ini ditunjukkan dengan 60% wanita
umur 15-34 tahun berhasil hamil dalam
jangka waktu 1 tahun setelah berhenti
memakai suntikan, sedangkan wanita
umur 35-49 tahun hanya 53%. Dalam
Tabel 1. Kembalinya kesuburan setelah berhenti memakai suntikan berdasarkan parity
Survival Functions
Jumlah anak lahir
hidup
1.0
belum mempunyai anak
1 atau 2 anak
3 anak atau lebih
belum mempunyai anakcensored
1 atau 2 anak-censored
3 anak atau lebihcensored
Cumulative Survival
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
0
20
40
60
Waktu (bulan)
b. Pil
Pada bagian ini, 78% wanita
berumur 15-34 tahun sedangkan
22% wanita berumur 35-49 tahun.
Lebih dari separoh dari total wanita
pada penelitian ini tinggal di
daerah pedesaan. Berdasarkan
jumlah
anak
yang
pernah
dilahirkan, 62% wanita memiliki
satu atau dua anak, 31% wanita
memiliki minimal 3 orang anak dan
hanya sekitar 7% wanita belum
pernah melahirkan anak.
Penelitian diantara wanita umur
15-49
tahun
di
Indonesia
menunjukkan bahwa lebih dari
50% dari sampel bisa berhasil
hamil dalam waktu 4 bulan setelah
berhenti memakai pil. Sampai akhir
bulan pertama, hanya 15.7%
wanita berhasil hamil setelah
berhenti memakai pil. Persentase
kumulatif wanita yang berhasil
hamil meningkat menjadi 65.5%
dalam satu semester pertama dan
79% dalam satu tahun pertama.
Terdapat
perbedaan
dalam
kembalinya kesuburan setelah
memakai pil antara wanita usia 1534 tahun dan 35-49 tahun. Wanita
umur 15-34 tahun cenderung
membutuhkan waktu yang lebih
singkat dalam mencapai kehamilan
setelah berhenti memakai pil
dibandingkan wanita umur 35-49
tahun. Hal tersebut dapat dilihat
dari 79% wanita umur 15-34 tahun
berhasil hamil setelah satu tahun
berhenti memakai pil dibandingkan
hanya 76% wanita umur 35-49
tahun pada periode waktu yang
sama. Perbedaan ini semakin
mencolok dalam jangka waktu 24
bulan setelah berhenti memakai pil,
dimana hanya 6.6% wanita umur
15-34
tahun
belum
hamil
dibandingkan
dengan
13.3%
wanita umur 35-49 tahun yang
belum hamil.
Kembalinya kesuburan setelah
memakai
pil
juga
berbeda
berdasarkan jumlah anak yang
pernah dilahirkan. Wanita yang
mempunyai tiga anak atau lebih
cenderung membutuhkan waktu
yang singkat untuk hamil setelah
berhenti
memakai
pil
bila
dibandingkan dengan wanita yang
mempunyai satu atau dua anak dan
wanita yang belum mempunyai
anak. Sebagai contoh, dalam
periode satu semester setelah tidak
memakai pil, 52% wanita yang
belum pernah mempunyai anak
masih belum berhasil hamil,
sedangkan 38% untuk wanita yang
sebelumnya mempunyai anak satu
atau dua dan 25% untuk wanita
yang sebelumnya mempunyai anak
tiga atau lebih (tabel 2).
Tabel 2. Kembalinya kesuburan setelah berhenti memakai pil berdasarkan parity
Survival Functions
Jumlah anak lahir
hidup
1.0
Belum mempunyai anak
1 atau 2 anak
3 anak atau lebih
Belum mempunyai
anak-censored
1 atau 2 anak-censored
3 anak atau lebihcensored
Cumulative Survival
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
0
20
40
60
Waktu (bulan)
c. IUD
Wanita yang menjadi sampel
dalam penelitian ini mempunyai
rata-rata umur 33.53 tahun. Dalam
penelitian ini, 63.5% wanita sudah
mempunyai anak satu atau dua
sedangkan selebihnya yaitu 36.5%
wanita sudah mempunyai tiga anak
atau lebih. Median waktu yang
diperlukan bagi 50% wanita dalam
penelitian ini untuk hamil setelah
melepaskan IUDnya adalah 5
bulan. Berdasarkan life table,
persentase kehamilan wanita dalam
jangka waktu enam bulan dan satu
tahun adalah 63% dan 77%.
Kehamilan pada wanita umur 1534 tahun terjadi lebih cepat bila
dibandingkan dengan wanita umur
35-49 tahun (tabel 3, sig = 0,001).
Setengah dari wanita umur 15-34
tahun mencapai kehamilan dalam
jangka waktu 4 bulan setelah tidak
memakai IUD, sedangkan setengah
dari wanita umur 35-49 tahun
membutuhkan waktu hampir dua
kali lebih panjang yaitu 7 bulan.
Pada kelompok wanita umur 15-34
tahun, 85% wanita berhasil hamil
dalam jangka waktu 12 bulan
setelah berhenti memakai IUD,
sedangkan pada kelompok wanita
umur 35-49 tahun hanya 65%
dalam periode waktu yang sama.
Tabel 3. Kembalinya kesuburan setelah berhenti memakai IUD berdasarkan umur
wanita
Survival Functions
Umur wanita
1.0
15-34
35-49
15-34-censored
35-49-censored
Cumulative Survival
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
0
10
20
30
40
50
60
Waktu (bulan)
Tabel 3 menunjukkan adanya
perbedaan pada jumlah kumulatif
wanita yang belum berhasil hamil
dimana wanita umur muda
mempunyai probabilitas hamil
lebih cepat bila dibandingkan
dengan wanita yang berumur lebih
tua.
Berdasarkan hasil the log-rank test
pada analisis survival, jumlah anak
juga memberikan pengaruh dalam
kembalinya kesuburan setelah
berhenti memakai IUD (sig =
0,001). Hasil uji statistik ini
menunjukkan bahwa wanita yang
sudah pernah mempunyai tiga anak
atau lebih mempunyai probabilitas
lebih cepat dalam mencapai
kehamilan dibandingkan dengan
wanita yang mempunyai satu atau
dua anak. Hal ini terlihat dari
adanya perbedaan pada median
waktu yang diperlukan untuk
hamil. Wanita dengan parity
rendah (satu atau dua) mempunyai
median enam bulan, sedangkan
wanita dengan parity tiga atau
lebih mempunyai median waktu
empat bulan.
d. Implant
Rata-rata umur wanita yang
berhenti memakai implant untuk
merencanakan suatu kehamilan
dalam penelitian ini adalah 32.62
tahun. Berdasarkan jumlah anak
yang dilahirkan, 57% wanita
mempunyai satu atau dua anak,
sedangkan 43% mempunyai tiga
anak atau lebih. Sampai dengan
tanggal sebelum interview, lebih
dari 50% wanita yang berhenti
memakai implant berhasil hamil
dalam jangka waktu enam bulan.
Sedangkan dalam waktu satu
tahun, 73% wanita berhasil hamil
dan dalam jangka waktu dua tahun
terdapat 82% wanita yang berhasil
hamil setelah berhenti memakai
implant.
e. Implant
Rata-rata umur wanita yang
berhenti memakai implant untuk
merencanakan suatu kehamilan
dalam penelitian ini adalah 32.62
tahun. Berdasarkan jumlah anak
yang dilahirkan, 57% wanita
mempunyai satu atau dua anak,
sedangkan 43% mempunyai tiga
anak atau lebih. Sampai dengan
tanggal sebelum interview, lebih
dari 50% wanita yang berhenti
memakai implant berhasil hamil
dalam jangka waktu enam bulan.
Sedangkan dalam waktu satu
tahun, 73% wanita berhasil hamil
dan dalam jangka waktu dua tahun
terdapat 82% wanita yang berhasil
hamil setelah berhenti memakai
implant.
Tabel 4. Kembalinya kesuburan setelah berhenti memakai implant berdasarkan
umur wanita
Survival Functions
Umur wanita
1.0
15-34
35-49
15-34-censored
35-49-censored
Cumulative Survival
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
0
10
20
30
40
50
Waktu (bulan)
PEMBAHASAN HASIL
Hasil
dari
analisis
bivariat
menunjukkan bahwa wanita yang
berhenti
memakai
pil
berhasil
mengalami kehamilan lebih cepat
dibandingkan dengan wanita yang
berhenti memakai alat kontrasepsi
lainnya seperti IUD, suntikan dan
implant. Sedangkan wanita yang
berhenti
memakai
suntikan
membutuhkan waktu yang paling lama
dalam
mencapai
kehamilan
dibandingkan wanita yang berhenti
memakai IUD, pil dan implant. World
Health Organization (WHO) dalam
rekomendasinya menyatakan bahwa
median waktu untuk mencapai
kehamilan bagi wanita yang berhenti
memakai suntikan adalah satu sampai
empat bulan lebih lama dibandingkan
alat kontrasepsi yang lainnya, dan
waktu yang diperlukan ini adalah
antara enam sampai sepuluh bulan
(WHO, 2004; WHO/RHR, 2007).
Hasil dari penelitian ini menunjukkan
median untuk mencapai kehamilan
setelah memakai suntikan adalah 9
bulan yang berarti masih ada di dalam
interval
waktu
seperti
pada
rekomendasi dari WHO.
Dalam penelitian ini, parity atau
jumlah anak yang dilahirkan hidup
mempunyai
pengaruh
dalam
kembalinya kesuburan setelah berhenti
memakai suntikan, pil dan IUD. Dalam
hal ini, wanita yang mempunyai parity
lebih banyak (tiga anak atau lebih)
mempunyai kecenderungan lebih cepat
mengalami kehamilan dibandingkan
wanita yang mempunyai parity rendah
(satu atau dua) atau wanita yang
sebelumnya belum mempunyai anak.
Hal ini terkecuali pada implant,
dimana jumlah anak tidak mempunyai
pengaruh yang berbeda nyata dalam
menentukan periode waktu kembalinya
kesuburan setelah berhenti memakai
implant.
Umur wanita teruji secara signifikan
berpengaruh terhadap kembalinya
kesuburan setelah berhenti memakai
keempat alat kontrasepsi: suntikan, pil,
IUD dan implant. Dalam hal ini,
wanita yang lebih muda (15-34 tahun)
cenderung memiliki probabilitas lebih
besar untuk cepat mengalami suatu
kehamilan bila dibandingkan dengan
wanita yang lebih tua (35-49 tahun).
KESIMPULAN
Dari penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa tidak ada impaired fertility
setelah
berhenti
memakai
alat
kontrasepsi (pil, suntikan, IUD dan
implant).
Median
kembalinya
kesuburan untuk pil adalah 4 bulan,
IUD adalah 5 bulan, implant adalah 6
bulan
dan
median
kembalinya
kesuburan untuk suntikan adalah 9
bulan. Oleh karena itu, tidak perlu ada
ketakutan untuk menggunakan alat
kontrasepsi untuk menunda kehamilan
berikutnya, meskipun pada beberapa
wanita mengalami jeda waktu dari
berhentinya memakai alat kontrasepsi
sampai dengan terjadinya suatu
kehamilan.
SARAN
1. Perlunya peningkatan promosi
reversible contraceptive methods
khususnya kepada wanita kawin
yang masih muda untuk memenuhi
kebutuhan alat kontrasepsi yang
bertujuan untuk mengatur jarak
kelahiran. Dalam hal ini, dengan
mencegah putus pakai alat
kontrasepsi secara sementara dapat
mengurangi resiko kemungkinan
terjadinya kehamilan yang tidak
diinginkan.
2. Informasi mengenai kembalinya
kesuburan bisa menjadi bahan
pertimbangan untuk dimasukkan
dalam materi konseling, hal ini
bertujuan agar pasangan usia subur
dapat memilih alat kontrasepsi
yang sesuai dengan rencana
mereka dalam menunda kehamilan.
DAFTAR PUSTAKA
Babbie, E. 2007. The Practice of
Social Research, 11th edn. Thomson
Wadsworth. United States.
Buckshee, K, Chatterjee, P, Dhall, G,
Hazra, M, Kodkany, B, Lalitha, K,
Logambal, A, Manchanda, P, Nanda,
U, RaiChoudhury, G, Rajaram, P,
Sengupta, P, Sivaraman, R, Sutaria, U,
Zaveri, K, Datey, S, Gaur, L, Gupta, N,
Mehta, S, Roy, M, Saxena, N, Topo,
K, Yadav, S & Vishwanath, P. 1995.
‘Return
of
fertility
following
discontinuation
of
norplantR-II
subdermal implants: ICMR task force
on
hormonal
contraception’.
Contraception. vol. 51. pp. 237-242.
World Health Organization. 2004.
Selected practice recommendations for
contraceptive use. 2nd edn. Department
of Reproductive Health and Research.
Geneva.
World
Health
Organization
Department of Reproductive Health
and Research (WHO/RHR) and Johns
Hopkins Bloomberg School of Public
Health/Center for Communication
Programs (CCP), INFO Project. 2007.
Family Planning: A Global Handbook
for Providers. Baltimore and Geneva:
CCP and WHO.
PANDUAN PENYUSUNAN JURNAL
PUSLITBANG KB DAN KS
TAHUN 2011
Jurnal Ilmiah KB dan KS adalah jurnal ilmiah tahunan yang diterbitkan Pusna, BKKBN
Pusat
Jurnal Ilmiah KB dan KS menyebarluaskan pemikiran tentang program KB dan KS dari hasil
penelitian, seminar dan gagasan orisinil mengenai masalah sosial ekonomi dan medis yang
berkaitan dengan program Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Untuk itu, redaksi
menerima segala macam bentuk artikel, karya tulis atau ringkasan penelitian tentang program
KB dan KS. Redaksi dapat menyingkat dan memperbaiki tulisan tanpa mengubah maksud dan
isinya. Dilarang menerjemahkan atau memperbanyak, kecuali dengan ijin redaksi. Boleh dikutip
asal menyebutkan sumbernya.
Petunjuk bagi Penulis
Kebijakan Editor
Jurnal KB dan KS mengundang penulis berbagai laporan hasil penelitian baik yang bersifat
sosial maupun medis yang ada hubungannya dengan program Keluarga Berencana dan
Kesehatan Reproduksi. Tujuan dari jurnal ini adalah untuk memberikan informasi yang berharga
dan penting secara cepat tentang program Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Editor
menerima tulisan dari para penulis yang menulis hasil penelitian dari area penelitian sebagai
berikut: demografi, kesehatan masyarakat, sosial ekonomi, penelitian operasional dan uji klinik.
Publikasi dari makalah asli akan dibahas dan diedit dalam waktu enam bulan sejak makalah
diterima, sedangkan penulis akan diberi informasi dalam waktu tiga bulan sejak makalah
diterima oleh redaksi perihal status dari makalah yang dikirimkan apakah akan diterbitkan atau
tidak.
Publikasi sebelumnya
Apa-bila suatu makalah telah dipublikasikan pada jurnal yang sama sebelumnya dengan
menggunakan subyek yang sama, binatang percobaan yang sama, percobaan laboratorium yang
sama, atau data yang sama, dengan jumlah sebagian atau seluruhnya, maka penulis harus
memberikan informasi kepada editor perihal makalah tersebut dengan menyertakan copy dari
kedua makalah tersebut. Penulis harus memberikan informasi perihal kesamaan dan perbedaan
dari kedua laporan tersebut.
Penelitian pada manusia dan binatang
Penelitian pada manusia dan binatang harus dilengkapi dengan persetujuan dari institusí lokal
dan disetujui sejak sebelum penelitian dimulai serta dicantumkan dalam bab. Meto-da pada
makalah yang diserahkan kepada redaksi. Apabila makalah yang disam-paikan perihal percobaan
pada binatang maka pada bagian metoda harus dican-tumkan panduan pemeliharaan dan
penggunaan binatang yang telah disetujui oleh institusi lokal dan telah diikuti.
Penulis
Untuk makalah yang ditulis oleh dua orang atau lebih, setiap penulis harus mem-punyai
kontribusi aktif dalam penulisan makalah tersebut. Dalam surat pengantar makalah yang
dikirimkan kepada Redaksi harus diketahui dan disetujui oleh seluruh penulis yang ada dalam
makalah tersebut.
Makalah dikirimkan ke Redaksi dalam bentuk Hard Copy dan Soft Copy.
Makalah dikirimkan langsung kepada Editor Jurnal KB dan KS yang beralamat di Pusat
penelitian dan Pengembangan KB dan KS, BKKBN Pusat, Jl. Permata No. 1, Halim Perdana
Kusuma, Jakarta Timur, Indonesia.
Penulisan makalah
Makalah asli dan dua copy dari makalah, tabel, dan gambar harus diserahkan kepada Redaksi.
Makalah diketik dengan spasi dua, huruf New Romans dengan font 10. Kata kunci (key words)
sebanyak 5 atau 6 kata kunci harus dicantumkan.
Banyaknya halaman makalah minimal 6 halaman dan maksimal 10 halaman terma-suk tabel,
gambar dan daftar pustaka.
Nomor halaman makalah ditulis dibagian bawah sebelah kanan di setiap halaman.
Judul makalah
Judul dari makalah harus ditulis di bagian atas dengan posisi ditengah pada hala-man pertama;
makalah dilengkapi dengan nama dari penulis yang ditulis dibawah judul makalah.
Isi Makalah
Dalam makalah harus terdapat: ABSTRAK (lebih kurang 150 kata), PENDAHULUAN,
METODA, HASIL, PEMBAHASAN dan ACKNOWLEDGMENT/ FOOTNOTES
(dicantumkan Nama dan alamat penulis apabila ada permintaan untuk makalah dimaksud).
Gambar
Gambar (foto, lukisan, diagram, grafik) harus jelas, mudah dipahami dan diberi no-mor yang
jelas (Gambar 1, Gambar 2, dan seterusnya). Judul gambar harus ditulis dengan jelas. Judul
gambar harus memberikan interpratasi yang singkat dan jelas perihal gambar tersebut tanpa
harus membaca kalimat penjelasan. Unit yang digu-nakan dalam gambar harus jelas tertuang
dalam gambar. Gambar dalam kertas glossy dan print asli dari photomicrographs harus
diserahkan kepada Editor. Dibalik gambar yang diserahkan harus ditulis nomor gambar dan
penulis. Untuk gambar yang berwarna maka ada biaya tambahan yang harus ditanggung oleh
penulis.
Tabel
Tabel harus singkat dan padat dan diberi penomoran yang jelas (Tabel 1, Tabel 2, dan
seterusnya). Setiap tabel harus diberi judul yang jelas yang menjelaskan tentang isi dari tabel.
Penjelasan yang lebih detail harus dimasukkan dalam catatan tabel untuk memudahkan
interpretasi tabel.
Daftar Pustaka
Seluruh rujukan yang digunakan sebagai bahan penulisan harus dituliskan dalam daftar pustaka.
Cara menuliskan daftar pustaka harus diseragamkan. Penulisan diawali dengan nama penulis,
judul makalah yang digunakan sebagai daftar pustaka, jurnal/buku yang digunakan, volume,
nomor buku/jurnal serta tahun terbitan.
Penomoran daftar pustaka diurutkan berdasarkan Abjad nama penulis.
Informasi dari koran, komunikasi pribadi, makalah yang disajikan dalam suatu seminar,
pertemuan, simposium dan abstrak tidak dapat dituliskan dalam daftar pustaka. Informasi dari
sumber sumber tersebut dapat ditulis apabila diperlukan dan pada kalimat yang dikutip tersebut
dicantumkan sumbernya dalam tanda kurung (contoh : belum dipublikasikan). Makalah dalam
bentuk cetakan biasa dapat dikutip, namun harus dicantunmkan juga nama jurnal dan tahunnya
(jika tahu).
Buku yang digunakan sebagai bahan rujukan harus mencantumkan pencetak buku dan tahun
terbitan (jika tahu).
Apabila penulis makalah adalah enam penulis atau lebih maka yang ditulis hanya 3 nama
kemudian ditambah dengan ”et al”.
Jangan menggunakan footnote/endnote apabila tidak dapat dibaca oleh printer.
Daftar pustaka yang digunakan harus dicantumkan dalam makalah dengan penomoran yang
diurutkan pada bagian Daftar Pustaka.
Contoh cara penulisan daftar pustaka :
Makalah yang ditulis oleh sampai dengan enam orang penulis.
Baskett TF, Allen AC, Gray JH, Young DC, Young LM. 1987. Fetal biophysical profile and
perinatal death. Obstetric Gynecol. Vol. 70, 357-60.
Makalah yang ditulis oleh lebih dari enam penulis.
Tuliskan tiga nama pertama dan tambahkan “et al”, apabila penulis 7 atau lebih.
Pollack MM, Getson PR, Ruttimann UE, et al. 1987. Efficacy of intensive care. JAMA. Vol. 258,
1481-6.
Buku.
Badan Pusat Statistik, Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, Kementerian Kesehatan
dan ORC Macro. 2003. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2002/03.
Muninjaya. 1999. Manajemen Kesehatan.Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran ECG.
Chapter dalam buku.
Booth, Anne. 1995. “The stage and the economy in Indonesia in The Ninetheenth dan Twentieth
Centuries”, dalam John H., Janet H., Colin M.L.Ed. The Institutional Economics and Third
World Development. London : Routldge.
Buku dengan nomor volume.
Ross, J.A. & Poedjastoeti, S. 1983. Contraceptive Use and Program Development : New
Information from Indonesia. International Family Planning Perspectives, Vol. 9(3), 68-77.
Download