Template Jurnal KEMBALINYA KESUBURAN SETELAH BERHENTI MEMAKAI ALAT KONTRASEPSI DI INDONESIA Oleh Maria Gayatri Applied Population Studies, Flinders University ABSTRAK Penelitian tentang kembalinya kesuburan setelah berhenti menggunakan alat kontrasepsi merupakan analsis data sekunder Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 berdasarkan informasi pada bagian kelender. Penelitian ini hanya dibatasi untuk 4 jenis kontrasepsi: suntikan, pil, IUD dan implant. Wanita yang berhenti memakai pil dapat kembali mengalami kehamilan lebih cepat dibandingkan wanita yang menggunakan alat kontrasepsi lainnya (suntikan, IUD dan implant). 65.5% wanita yang berhenti memakai pil berhasil hamil setelah 6 bulan, sedangkan untuk IUD adalah 62.6%, implant adalah 52.9% dan suntikan adalah 42.1% dalam periode waktu yang sama. Berdasarkan nilai median, setengah dari jumlah sampel wanita kawin berhasil hamil dalam waktu 4 bulan sejak berhenti memakai pil, 5 bulan sejak berhenti memakai IUD, 6 bulan sejak berhenti memakai implant dan 9 bulan sejak berhenti memakai suntikan. Jumlah anak dan umur wanita kawin mempunyai pengaruh yang signifikan pada kembalinya kesuburan setelah berhenti memakai alat kontrasepsi. Kata kunci: IUD, suntikan, implant, survival analysis, reversible contraceptive PENDAHULUAN Penelitian tentang kembalinya kesuburan sangat penting khususnya untuk wanita yang berusia muda dan yang mempunyai parity rendah yang masih ingin mempunyai anak lagi (Buckshee, et al, 1995). Informasi tentang kembalinya kesuburan setelah berhenti memakai kontrasepsi belum banyak diketahui oleh wanita di Indonesia, meski informasi ini sangat berguna bagi pasangan yang masih menginginkan untuk mempunyai anak lagi. Penelitian ini merupakan analisis data sekunder dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2007. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui median waktu yang diperlukan seorang wanita untuk bisa hamil setelah berhenti memakai alat kontrasepsi seperti pil, suntikan, IUD dan implant. Penelitian ini juga bertujuan untuk melihat apakah ada hubungan antara kembalinya kesuburan setelah berhenti memakai kontrasepsi dengan beberapa faktor seperti umur wanita dan jumlah anak yang pernah dilahirkan. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini merupakan analisis data sekunder dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 yang dilaksanakan oleh BPS dan Macro International. Survei ini mengumpulkan informasi dari 32.895 wanita pernah kawin umur 15-49 tahun. Penelitian ini berdasarkan data pada bagian kalender dalam kuesioner wanita kawin yang memuat semua episode pemakaian kontrasepsi bersama dengan alasan berhenti memakai alat kontrasepsi pada periode waktu Januari 2002 sampai saat wawancara. Penelitian ini hanya membahas kembalinya kesuburan setelah berhenti memakai pil, suntikan, IUD dan implant. Unit analisis Unit analisis dalam penelitian ini adalah jumlah episode (dalam bulan) berhenti memakai alat kontrasepsi karena ingin hamil sampai dengan terjadinya kehamilan. Metode analisis Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi univariat dan bivariat analisis. Analisis univariat untuk variabel tunggal digunakan untuk menggambarkan distribusi, ukuran pemusatan dan penyebaran data (Babbie, 2007). Analisis bivariat digunakan untuk menguji hubungan antara 2 variabel (Babbie, 2007). Survival analysis menjadi analisis pokok dalam penelitian ini. Metode Kaplan Meier digunakan untuk mengetahui hubungan antara kembalinya kesuburan setelah berhenti menggunakan alat kontrasepsi dengan faktor tunggal lainnya seperti umur wanita dan jumlah anak. Dalam analisis survival ini, wanita yang berhenti menggunakan alat kontrasepsi tetapi belum berhasil hamil dalam periode waktu tertentu akan disebut censored, sedangkan mereka yang berhasil hamil setelah berhenti menggunakan alat kontrasepsi disebut uncensored. HASIL PENELITIAN Analisis survival yang digunakan dalam penelitian kembalinya kesuburan berdasarkan informasi yang terkumpul pada bagian kalender dalam kuesioner wanita kawin SDKI 2007. Sampel penelitian ini adalah 4.605 episode yang terbagi menjadi 2.772 episode untuk suntikan, 1.397 untuk pil, 197 untuk IUD dan 239 untuk implant. Wanita yang berhenti memakai IUD memiliki rata-rata usia yang lebih tua daripada wanita yang berhenti memakai alat kontrasepsi lainnya. Penelitian tentang pil dan suntikan mencakup wanita yang sudah dan belum mempunyai anak, sedangkan untuk IUD dan implant hanya mencakup wanita kawin yang sudah mempunyai anak. Dalam jangka waktu satu tahun, 78.3% wanita berhasil hamil setelah berhenti memakai pil, sedangkan untuk IUD, implant dan suntikan adalah 76.8%, 73.4% dan 58.3%. Berdasarkan nilai median yang menyatakan bahwa 50% wanita berhasil hamil setelah berhenti memakai alat kontrasepsi, pill merupakan alat kontrasepsi dengan median kembalinya kesuburan adalah 4 bulan, sedangkan IUD mediannya adalah 5 bulan, implant mediannya 6 bulan dan suntikan mediannya adalah 9 bulan. a. Suntikan Dari total 2.772 wanita yang berhenti memakai suntikan dalam penelitian ini, 66% berumur 15-34 tahun sedang 24% berumur 35-49 tahun dimana rata-rata umur wanita dalam sampel penelitian ini adalah 30.4 tahun. 60% dari total wanita dalam penelitian ini tinggal di daerah pedesaan dan 61% dari total sampel merupakan wanita yang mempunyai satu atau dua anak. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa lebih dari 50% wanita berhasil hamil dalam jangka waktu 9 bulan setelah berhenti memakai suntikan. Pada bulan pertama setelah berhenti memakai suntikan, tingkat kembalinya kesuburan hanya 5.8 per 100 wanita. Dalam jangka waktu satu tahun setelah menghentikan pemakaian suntikan, ternyata ada 58.3 % wanita yang berhasil hamil sedangkan dalam waktu dua tahun ada 79.1 wanita berhasil hamil. hal ini wanita usia muda mempunyai kemungkinan hamil lebih cepat dibandingkan wanita yang lebih tua setelah menghentikan pemakaian suntikan. Faktor lain yang mempengaruhi kembalinya kesuburan setelah berhenti memakai suntikan adalah jumlah anak yang lahir hidup (parity). Wanita yang mempunyai jumlah anak lebih banyak cenderung lebih cepat hamil setelah berhenti memakai suntikan dibandingkan wanita yang mempunyai anak sedikit (tabel 1). Dalam jangka waktu 6 bulan, 85% wanita yang belum pernah mempunyai anak masih belum hamil setelah berhenti memakai suntikan, sedangkan persentase wanita yang belum hamil untuk mereka yang memiliki pariti 1-2 adalah 63% dan pariti 3 atau lebih adalah 47%. Pada analisis bivariat, umur wanita mempengaruhi probabilitas seorang wanita dalam kembalinya kesuburan setelah berhenti memakai suntikan. Hal ini ditunjukkan dengan 60% wanita umur 15-34 tahun berhasil hamil dalam jangka waktu 1 tahun setelah berhenti memakai suntikan, sedangkan wanita umur 35-49 tahun hanya 53%. Dalam Tabel 1. Kembalinya kesuburan setelah berhenti memakai suntikan berdasarkan parity Survival Functions Jumlah anak lahir hidup 1.0 belum mempunyai anak 1 atau 2 anak 3 anak atau lebih belum mempunyai anakcensored 1 atau 2 anak-censored 3 anak atau lebihcensored Cumulative Survival 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 0 20 40 60 Waktu (bulan) b. Pil Pada bagian ini, 78% wanita berumur 15-34 tahun sedangkan 22% wanita berumur 35-49 tahun. Lebih dari separoh dari total wanita pada penelitian ini tinggal di daerah pedesaan. Berdasarkan jumlah anak yang pernah dilahirkan, 62% wanita memiliki satu atau dua anak, 31% wanita memiliki minimal 3 orang anak dan hanya sekitar 7% wanita belum pernah melahirkan anak. Penelitian diantara wanita umur 15-49 tahun di Indonesia menunjukkan bahwa lebih dari 50% dari sampel bisa berhasil hamil dalam waktu 4 bulan setelah berhenti memakai pil. Sampai akhir bulan pertama, hanya 15.7% wanita berhasil hamil setelah berhenti memakai pil. Persentase kumulatif wanita yang berhasil hamil meningkat menjadi 65.5% dalam satu semester pertama dan 79% dalam satu tahun pertama. Terdapat perbedaan dalam kembalinya kesuburan setelah memakai pil antara wanita usia 1534 tahun dan 35-49 tahun. Wanita umur 15-34 tahun cenderung membutuhkan waktu yang lebih singkat dalam mencapai kehamilan setelah berhenti memakai pil dibandingkan wanita umur 35-49 tahun. Hal tersebut dapat dilihat dari 79% wanita umur 15-34 tahun berhasil hamil setelah satu tahun berhenti memakai pil dibandingkan hanya 76% wanita umur 35-49 tahun pada periode waktu yang sama. Perbedaan ini semakin mencolok dalam jangka waktu 24 bulan setelah berhenti memakai pil, dimana hanya 6.6% wanita umur 15-34 tahun belum hamil dibandingkan dengan 13.3% wanita umur 35-49 tahun yang belum hamil. Kembalinya kesuburan setelah memakai pil juga berbeda berdasarkan jumlah anak yang pernah dilahirkan. Wanita yang mempunyai tiga anak atau lebih cenderung membutuhkan waktu yang singkat untuk hamil setelah berhenti memakai pil bila dibandingkan dengan wanita yang mempunyai satu atau dua anak dan wanita yang belum mempunyai anak. Sebagai contoh, dalam periode satu semester setelah tidak memakai pil, 52% wanita yang belum pernah mempunyai anak masih belum berhasil hamil, sedangkan 38% untuk wanita yang sebelumnya mempunyai anak satu atau dua dan 25% untuk wanita yang sebelumnya mempunyai anak tiga atau lebih (tabel 2). Tabel 2. Kembalinya kesuburan setelah berhenti memakai pil berdasarkan parity Survival Functions Jumlah anak lahir hidup 1.0 Belum mempunyai anak 1 atau 2 anak 3 anak atau lebih Belum mempunyai anak-censored 1 atau 2 anak-censored 3 anak atau lebihcensored Cumulative Survival 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 0 20 40 60 Waktu (bulan) c. IUD Wanita yang menjadi sampel dalam penelitian ini mempunyai rata-rata umur 33.53 tahun. Dalam penelitian ini, 63.5% wanita sudah mempunyai anak satu atau dua sedangkan selebihnya yaitu 36.5% wanita sudah mempunyai tiga anak atau lebih. Median waktu yang diperlukan bagi 50% wanita dalam penelitian ini untuk hamil setelah melepaskan IUDnya adalah 5 bulan. Berdasarkan life table, persentase kehamilan wanita dalam jangka waktu enam bulan dan satu tahun adalah 63% dan 77%. Kehamilan pada wanita umur 1534 tahun terjadi lebih cepat bila dibandingkan dengan wanita umur 35-49 tahun (tabel 3, sig = 0,001). Setengah dari wanita umur 15-34 tahun mencapai kehamilan dalam jangka waktu 4 bulan setelah tidak memakai IUD, sedangkan setengah dari wanita umur 35-49 tahun membutuhkan waktu hampir dua kali lebih panjang yaitu 7 bulan. Pada kelompok wanita umur 15-34 tahun, 85% wanita berhasil hamil dalam jangka waktu 12 bulan setelah berhenti memakai IUD, sedangkan pada kelompok wanita umur 35-49 tahun hanya 65% dalam periode waktu yang sama. Tabel 3. Kembalinya kesuburan setelah berhenti memakai IUD berdasarkan umur wanita Survival Functions Umur wanita 1.0 15-34 35-49 15-34-censored 35-49-censored Cumulative Survival 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 0 10 20 30 40 50 60 Waktu (bulan) Tabel 3 menunjukkan adanya perbedaan pada jumlah kumulatif wanita yang belum berhasil hamil dimana wanita umur muda mempunyai probabilitas hamil lebih cepat bila dibandingkan dengan wanita yang berumur lebih tua. Berdasarkan hasil the log-rank test pada analisis survival, jumlah anak juga memberikan pengaruh dalam kembalinya kesuburan setelah berhenti memakai IUD (sig = 0,001). Hasil uji statistik ini menunjukkan bahwa wanita yang sudah pernah mempunyai tiga anak atau lebih mempunyai probabilitas lebih cepat dalam mencapai kehamilan dibandingkan dengan wanita yang mempunyai satu atau dua anak. Hal ini terlihat dari adanya perbedaan pada median waktu yang diperlukan untuk hamil. Wanita dengan parity rendah (satu atau dua) mempunyai median enam bulan, sedangkan wanita dengan parity tiga atau lebih mempunyai median waktu empat bulan. d. Implant Rata-rata umur wanita yang berhenti memakai implant untuk merencanakan suatu kehamilan dalam penelitian ini adalah 32.62 tahun. Berdasarkan jumlah anak yang dilahirkan, 57% wanita mempunyai satu atau dua anak, sedangkan 43% mempunyai tiga anak atau lebih. Sampai dengan tanggal sebelum interview, lebih dari 50% wanita yang berhenti memakai implant berhasil hamil dalam jangka waktu enam bulan. Sedangkan dalam waktu satu tahun, 73% wanita berhasil hamil dan dalam jangka waktu dua tahun terdapat 82% wanita yang berhasil hamil setelah berhenti memakai implant. e. Implant Rata-rata umur wanita yang berhenti memakai implant untuk merencanakan suatu kehamilan dalam penelitian ini adalah 32.62 tahun. Berdasarkan jumlah anak yang dilahirkan, 57% wanita mempunyai satu atau dua anak, sedangkan 43% mempunyai tiga anak atau lebih. Sampai dengan tanggal sebelum interview, lebih dari 50% wanita yang berhenti memakai implant berhasil hamil dalam jangka waktu enam bulan. Sedangkan dalam waktu satu tahun, 73% wanita berhasil hamil dan dalam jangka waktu dua tahun terdapat 82% wanita yang berhasil hamil setelah berhenti memakai implant. Tabel 4. Kembalinya kesuburan setelah berhenti memakai implant berdasarkan umur wanita Survival Functions Umur wanita 1.0 15-34 35-49 15-34-censored 35-49-censored Cumulative Survival 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 0 10 20 30 40 50 Waktu (bulan) PEMBAHASAN HASIL Hasil dari analisis bivariat menunjukkan bahwa wanita yang berhenti memakai pil berhasil mengalami kehamilan lebih cepat dibandingkan dengan wanita yang berhenti memakai alat kontrasepsi lainnya seperti IUD, suntikan dan implant. Sedangkan wanita yang berhenti memakai suntikan membutuhkan waktu yang paling lama dalam mencapai kehamilan dibandingkan wanita yang berhenti memakai IUD, pil dan implant. World Health Organization (WHO) dalam rekomendasinya menyatakan bahwa median waktu untuk mencapai kehamilan bagi wanita yang berhenti memakai suntikan adalah satu sampai empat bulan lebih lama dibandingkan alat kontrasepsi yang lainnya, dan waktu yang diperlukan ini adalah antara enam sampai sepuluh bulan (WHO, 2004; WHO/RHR, 2007). Hasil dari penelitian ini menunjukkan median untuk mencapai kehamilan setelah memakai suntikan adalah 9 bulan yang berarti masih ada di dalam interval waktu seperti pada rekomendasi dari WHO. Dalam penelitian ini, parity atau jumlah anak yang dilahirkan hidup mempunyai pengaruh dalam kembalinya kesuburan setelah berhenti memakai suntikan, pil dan IUD. Dalam hal ini, wanita yang mempunyai parity lebih banyak (tiga anak atau lebih) mempunyai kecenderungan lebih cepat mengalami kehamilan dibandingkan wanita yang mempunyai parity rendah (satu atau dua) atau wanita yang sebelumnya belum mempunyai anak. Hal ini terkecuali pada implant, dimana jumlah anak tidak mempunyai pengaruh yang berbeda nyata dalam menentukan periode waktu kembalinya kesuburan setelah berhenti memakai implant. Umur wanita teruji secara signifikan berpengaruh terhadap kembalinya kesuburan setelah berhenti memakai keempat alat kontrasepsi: suntikan, pil, IUD dan implant. Dalam hal ini, wanita yang lebih muda (15-34 tahun) cenderung memiliki probabilitas lebih besar untuk cepat mengalami suatu kehamilan bila dibandingkan dengan wanita yang lebih tua (35-49 tahun). KESIMPULAN Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada impaired fertility setelah berhenti memakai alat kontrasepsi (pil, suntikan, IUD dan implant). Median kembalinya kesuburan untuk pil adalah 4 bulan, IUD adalah 5 bulan, implant adalah 6 bulan dan median kembalinya kesuburan untuk suntikan adalah 9 bulan. Oleh karena itu, tidak perlu ada ketakutan untuk menggunakan alat kontrasepsi untuk menunda kehamilan berikutnya, meskipun pada beberapa wanita mengalami jeda waktu dari berhentinya memakai alat kontrasepsi sampai dengan terjadinya suatu kehamilan. SARAN 1. Perlunya peningkatan promosi reversible contraceptive methods khususnya kepada wanita kawin yang masih muda untuk memenuhi kebutuhan alat kontrasepsi yang bertujuan untuk mengatur jarak kelahiran. Dalam hal ini, dengan mencegah putus pakai alat kontrasepsi secara sementara dapat mengurangi resiko kemungkinan terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan. 2. Informasi mengenai kembalinya kesuburan bisa menjadi bahan pertimbangan untuk dimasukkan dalam materi konseling, hal ini bertujuan agar pasangan usia subur dapat memilih alat kontrasepsi yang sesuai dengan rencana mereka dalam menunda kehamilan. DAFTAR PUSTAKA Babbie, E. 2007. The Practice of Social Research, 11th edn. Thomson Wadsworth. United States. Buckshee, K, Chatterjee, P, Dhall, G, Hazra, M, Kodkany, B, Lalitha, K, Logambal, A, Manchanda, P, Nanda, U, RaiChoudhury, G, Rajaram, P, Sengupta, P, Sivaraman, R, Sutaria, U, Zaveri, K, Datey, S, Gaur, L, Gupta, N, Mehta, S, Roy, M, Saxena, N, Topo, K, Yadav, S & Vishwanath, P. 1995. ‘Return of fertility following discontinuation of norplantR-II subdermal implants: ICMR task force on hormonal contraception’. Contraception. vol. 51. pp. 237-242. World Health Organization. 2004. Selected practice recommendations for contraceptive use. 2nd edn. Department of Reproductive Health and Research. Geneva. World Health Organization Department of Reproductive Health and Research (WHO/RHR) and Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health/Center for Communication Programs (CCP), INFO Project. 2007. Family Planning: A Global Handbook for Providers. Baltimore and Geneva: CCP and WHO. PANDUAN PENYUSUNAN JURNAL PUSLITBANG KB DAN KS TAHUN 2011 Jurnal Ilmiah KB dan KS adalah jurnal ilmiah tahunan yang diterbitkan Pusna, BKKBN Pusat Jurnal Ilmiah KB dan KS menyebarluaskan pemikiran tentang program KB dan KS dari hasil penelitian, seminar dan gagasan orisinil mengenai masalah sosial ekonomi dan medis yang berkaitan dengan program Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Untuk itu, redaksi menerima segala macam bentuk artikel, karya tulis atau ringkasan penelitian tentang program KB dan KS. Redaksi dapat menyingkat dan memperbaiki tulisan tanpa mengubah maksud dan isinya. Dilarang menerjemahkan atau memperbanyak, kecuali dengan ijin redaksi. Boleh dikutip asal menyebutkan sumbernya. Petunjuk bagi Penulis Kebijakan Editor Jurnal KB dan KS mengundang penulis berbagai laporan hasil penelitian baik yang bersifat sosial maupun medis yang ada hubungannya dengan program Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Tujuan dari jurnal ini adalah untuk memberikan informasi yang berharga dan penting secara cepat tentang program Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Editor menerima tulisan dari para penulis yang menulis hasil penelitian dari area penelitian sebagai berikut: demografi, kesehatan masyarakat, sosial ekonomi, penelitian operasional dan uji klinik. Publikasi dari makalah asli akan dibahas dan diedit dalam waktu enam bulan sejak makalah diterima, sedangkan penulis akan diberi informasi dalam waktu tiga bulan sejak makalah diterima oleh redaksi perihal status dari makalah yang dikirimkan apakah akan diterbitkan atau tidak. Publikasi sebelumnya Apa-bila suatu makalah telah dipublikasikan pada jurnal yang sama sebelumnya dengan menggunakan subyek yang sama, binatang percobaan yang sama, percobaan laboratorium yang sama, atau data yang sama, dengan jumlah sebagian atau seluruhnya, maka penulis harus memberikan informasi kepada editor perihal makalah tersebut dengan menyertakan copy dari kedua makalah tersebut. Penulis harus memberikan informasi perihal kesamaan dan perbedaan dari kedua laporan tersebut. Penelitian pada manusia dan binatang Penelitian pada manusia dan binatang harus dilengkapi dengan persetujuan dari institusí lokal dan disetujui sejak sebelum penelitian dimulai serta dicantumkan dalam bab. Meto-da pada makalah yang diserahkan kepada redaksi. Apabila makalah yang disam-paikan perihal percobaan pada binatang maka pada bagian metoda harus dican-tumkan panduan pemeliharaan dan penggunaan binatang yang telah disetujui oleh institusi lokal dan telah diikuti. Penulis Untuk makalah yang ditulis oleh dua orang atau lebih, setiap penulis harus mem-punyai kontribusi aktif dalam penulisan makalah tersebut. Dalam surat pengantar makalah yang dikirimkan kepada Redaksi harus diketahui dan disetujui oleh seluruh penulis yang ada dalam makalah tersebut. Makalah dikirimkan ke Redaksi dalam bentuk Hard Copy dan Soft Copy. Makalah dikirimkan langsung kepada Editor Jurnal KB dan KS yang beralamat di Pusat penelitian dan Pengembangan KB dan KS, BKKBN Pusat, Jl. Permata No. 1, Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Indonesia. Penulisan makalah Makalah asli dan dua copy dari makalah, tabel, dan gambar harus diserahkan kepada Redaksi. Makalah diketik dengan spasi dua, huruf New Romans dengan font 10. Kata kunci (key words) sebanyak 5 atau 6 kata kunci harus dicantumkan. Banyaknya halaman makalah minimal 6 halaman dan maksimal 10 halaman terma-suk tabel, gambar dan daftar pustaka. Nomor halaman makalah ditulis dibagian bawah sebelah kanan di setiap halaman. Judul makalah Judul dari makalah harus ditulis di bagian atas dengan posisi ditengah pada hala-man pertama; makalah dilengkapi dengan nama dari penulis yang ditulis dibawah judul makalah. Isi Makalah Dalam makalah harus terdapat: ABSTRAK (lebih kurang 150 kata), PENDAHULUAN, METODA, HASIL, PEMBAHASAN dan ACKNOWLEDGMENT/ FOOTNOTES (dicantumkan Nama dan alamat penulis apabila ada permintaan untuk makalah dimaksud). Gambar Gambar (foto, lukisan, diagram, grafik) harus jelas, mudah dipahami dan diberi no-mor yang jelas (Gambar 1, Gambar 2, dan seterusnya). Judul gambar harus ditulis dengan jelas. Judul gambar harus memberikan interpratasi yang singkat dan jelas perihal gambar tersebut tanpa harus membaca kalimat penjelasan. Unit yang digu-nakan dalam gambar harus jelas tertuang dalam gambar. Gambar dalam kertas glossy dan print asli dari photomicrographs harus diserahkan kepada Editor. Dibalik gambar yang diserahkan harus ditulis nomor gambar dan penulis. Untuk gambar yang berwarna maka ada biaya tambahan yang harus ditanggung oleh penulis. Tabel Tabel harus singkat dan padat dan diberi penomoran yang jelas (Tabel 1, Tabel 2, dan seterusnya). Setiap tabel harus diberi judul yang jelas yang menjelaskan tentang isi dari tabel. Penjelasan yang lebih detail harus dimasukkan dalam catatan tabel untuk memudahkan interpretasi tabel. Daftar Pustaka Seluruh rujukan yang digunakan sebagai bahan penulisan harus dituliskan dalam daftar pustaka. Cara menuliskan daftar pustaka harus diseragamkan. Penulisan diawali dengan nama penulis, judul makalah yang digunakan sebagai daftar pustaka, jurnal/buku yang digunakan, volume, nomor buku/jurnal serta tahun terbitan. Penomoran daftar pustaka diurutkan berdasarkan Abjad nama penulis. Informasi dari koran, komunikasi pribadi, makalah yang disajikan dalam suatu seminar, pertemuan, simposium dan abstrak tidak dapat dituliskan dalam daftar pustaka. Informasi dari sumber sumber tersebut dapat ditulis apabila diperlukan dan pada kalimat yang dikutip tersebut dicantumkan sumbernya dalam tanda kurung (contoh : belum dipublikasikan). Makalah dalam bentuk cetakan biasa dapat dikutip, namun harus dicantunmkan juga nama jurnal dan tahunnya (jika tahu). Buku yang digunakan sebagai bahan rujukan harus mencantumkan pencetak buku dan tahun terbitan (jika tahu). Apabila penulis makalah adalah enam penulis atau lebih maka yang ditulis hanya 3 nama kemudian ditambah dengan ”et al”. Jangan menggunakan footnote/endnote apabila tidak dapat dibaca oleh printer. Daftar pustaka yang digunakan harus dicantumkan dalam makalah dengan penomoran yang diurutkan pada bagian Daftar Pustaka. Contoh cara penulisan daftar pustaka : Makalah yang ditulis oleh sampai dengan enam orang penulis. Baskett TF, Allen AC, Gray JH, Young DC, Young LM. 1987. Fetal biophysical profile and perinatal death. Obstetric Gynecol. Vol. 70, 357-60. Makalah yang ditulis oleh lebih dari enam penulis. Tuliskan tiga nama pertama dan tambahkan “et al”, apabila penulis 7 atau lebih. Pollack MM, Getson PR, Ruttimann UE, et al. 1987. Efficacy of intensive care. JAMA. Vol. 258, 1481-6. Buku. Badan Pusat Statistik, Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, Kementerian Kesehatan dan ORC Macro. 2003. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2002/03. Muninjaya. 1999. Manajemen Kesehatan.Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran ECG. Chapter dalam buku. Booth, Anne. 1995. “The stage and the economy in Indonesia in The Ninetheenth dan Twentieth Centuries”, dalam John H., Janet H., Colin M.L.Ed. The Institutional Economics and Third World Development. London : Routldge. Buku dengan nomor volume. Ross, J.A. & Poedjastoeti, S. 1983. Contraceptive Use and Program Development : New Information from Indonesia. International Family Planning Perspectives, Vol. 9(3), 68-77.