CPAP

advertisement
Rinawati Rohsiswatmo
Divisi Perinatologi
Ilmu Kesehatan Anak FKUI - RSCM
Pemberian
udara dengan tekanan
positif ke dalam saluran napas,
pada bayi yang masih dapat
bernapas spontan
Water-Seal CPAP
 PEEP
mempertahankan functional residual
capasity (FRC) dan meningkatkan oksigenasi
 Probyn
et al:
 Pada menit-menit pertama kehidupan
lamb yang sangat prematur yang
mendapat ventilasi dengan self inflating
bag tanpa PEEP  oksigenasi buruk
 Bila diberi PEEP  oksigenasi membaik
 Hillman,
dkk  pemberian CPAP/PEEP saat
lahir pada bayi lamb sangat prematur
menunjukkan volume paru yang lebih baik
pada usia 2 jam, dan risiko cedera paru
akibat barotrauma/volutrauma lebih rendah
dibandingkan bayi yang mendapat ventilasi
Infants born at 23-25 weeks GA
Infants born at 26-28 weeks GA
100%
N = 106
100%
N = 87
Intubate &
ventilate in
DR -31%
Intubate &
ventilate in DR
-5%
CPAP in DR
69%
Fail CPAP
within 72
h 38%
CPAP >
72h
31%
CPAP in DR
95%
Fail CPAP
within 72
h 17%
CPAP >
72h
78%
Ammari A, et al J. Pediatrics 2005
Komponen CPAP- I

Sebuah sirkuit untuk aliran terus menerus gas yang kemudian
dihisap oleh bayi
 Sumber O2 dan udara bertekanan menghasilkan gas yang
dihisap.
 Sebuah pencampur O2 memungkinkan gas FiO2 yang sesuai
diberikan.
 Sebuah flow meter mengontrol kecepatan aliran terusmenerus dari gas yang dihisap (biasanya dipertahankan pada
kecepatan 5-7 L/menit).
 Sebuah humidifier menghangatkan dan melembabkan gas
yang dihisap.
Komponen CPAP- II
 Sebuah
alat untuk menghubungkan sirkuit ke
saluran napas neonatus.

Untuk tujuan dalam prosedur ini, nasal prong
merupakan metode yang lebih disukai untuk
penerapan CPAP.
Komponen CPAP- III
 Sebuah
alat untuk menghasilkan tekanan
positif pada sirkuit

Tekanan positif dalam sirkuit dapat dicapai
dengan perendaman selang ekspirasi distal
dalam larutan asam asetat 0,25% sampai
kedalaman yang diharapkan (5 cm) atau katup
CPAP.
Karakteristik CPAP yang baik
Selang fleksibel dan ringan yang memungkinkan
neonatus mengubah posisinya dengan mudah
 Mudah untuk dipasang dan dilepas
 Resistensi rendah sehingga neonatus dapat
bernapas secara spontan
 Relatif tidak invasif
 Sederhana dan mudah dipahami oleh semua
pemakai
 Aman dan efektif dari segi biaya

Membuka jalan napas
 Meningkatkan pengembangan paru
 Meningkatkan volume residual paru
 Mencegah alveolus kolaps
 Menghemat surfaktan endogen
 Mengurangi ventilation perfusion mismatch
 Meningkatkan oksigenasi
 Meningkatkan compliance paru
 Mengurangi resistensi saluran napas
 Mengurangi work of breathing
 Menstabilkan pola napas

Morley CJ & Davis PG, Curr Opin Pediatr 2008
•
Bubble CPAP
▫
•
Ventilator CPAP
▫
•
Tekanan diberikan melalui ventilator
Infant Flow Driver
▫
•
Tekanan positif dibuat dengan memasukkan pipa
ekspirasi ke dalam air dengan kedalaman tertentu
Tekanan dibuat dengan memberikan aliran udara
tinggi melalui pipa dengan resistensi tinggi
Nasal kanul
▫
Aliran udara tinggi diberikan melalui hidung
Arch Dis Child 2005;90:F343-4
 Penggunaan

Segera setelah lahir:





CPAP dini :
Berat < 1000 g (Hany Aly et al; 2004)
Usia gestasi < 32 minggu (Peter Dijk et al)
Distres pernapasan ( nafas cepat, merintih, nafas cuping
hidung, retraksi) (Gittermann M.K. et al; 1997)
Diberikan sejak di ruang bersalin
Distres pernapasan  Downe’s score ?
17
Dengan menggunakan CPAP sejak di ruang
persalinan maka dapat:
 Meningkatkan FRC secara cepat
 Mengurangi kemungkinan kerusakan paru dari
atelectrauma
Jika dibandingkan dengan tekanan ventilasi positif
 CPAP
pertama diperkenalkan oleh Gregory
(tahun 1971)  menunjukkan perbaikan
oksigenasi dan angka kesintasan di NICU
 Di
kamar bersalin CPAP dapat diberikan dengan
T- Piece resuscitator dengan berbagai
interfaces :



Face mask
Single nasal prong
Short binasal prongs (eg Argyle prongs)
Face mask
T-piece resuscitator (Neopuff® device)
NETS Education 2007
Neopuff dengan
blender
Infant warmer dengan
Neopuff dan blender
BW < 1000 g
100
P<0.05
75
Sebelum
Sesudah
50
*
25
*
*
0
Intubasi
BPD
IVH>2
Linden et al, Pediatrics; 1999
 Memantau


neonatus pada CPAP
Neonatus dengan CPAP nasal harus menjalani
pemeriksaan sistem setiap 2-4 jam
Gastrointestinal: amati keberadaan kembung pada
perut, lingkaran usus yang terlihat dan auskultasi
bunyi usus.
 Jaga
agar ujung peralatan CPAP tidak mengenai
nasal septum dalam keadaan apapun.
 Isap
rongga hidung, mulut, faring dan perut
setiap 2-4 jam dan sesuai kebutuhan.



Meningkatnya upaya respirasi, kebutuhan akan O2
dan episode apnea/bradikardia mungkin
merupakan indikasi untuk dilakukannya
pengisapan.
Perhatikan jumlah, konsistensi dan warna
sekresi.
Untuk mengencerkan sekresi kental yang telah
mengering, gunakan beberapa tetes larutan salin
steril 0,9%.

Periksa integritas seluruh sistem CPAP.







Apakah mesin pencampur telah dipasang pada
persentase yang sesuai?
Apakah flow meter telah diset pada kecepatan 5 dan 7
liter/menit?
Apakah humidifier berisi air dalam jumlah yang benar?
Apakah suhu gas yang dihisap telah sesuai?
Apakah selang korugasi tidak berisi air?
Apakah ujung selang pada botol outlet berada pada
ketinggian 5 cm dan untuk asam asetat pada ketinggian
0 cm?
Apakah botol outlet mengeluarkan gelembung?
 CPAP
nasal bukan kontraindikasi untuk
pemberian asupan secara enteral.
 Mungkin
perlu dilakukan tindakan aspirasi
kelebihan udara dari perut sebelum
pemberian asupan.
 Jika
stabil secara klinis, neonatus yang
dipasangi CPAP dapat diberi asupan dengan
cara disusui, dengan metode sonde, atau
pemberian asupan secara
berkesinambungan.
 Setelah
pemasangan CPAP, neonatus harus
dapat bernapas dengan mudah dengan
adanya penurunan kecepatan respirasi dan
retraksi yang terlihat jelas.
 FiO2
harus diturunkan secara bertahap
dengan penurunan 2-5% secara bertahap
dipandu oleh pembacaan pulse-oximeter
atau hasil pemeriksaan gas darah.
 Kebutuhan
akan FiO2 akan menurun hingga
ke tingkat udara kamar.
Jika neonatus bernafas dengan nyaman dengan
menggunakan CPAP dengan FiO2 21%, ia harus
dicoba untuk lepas dari CPAP.
 Nasal prong harus dilepas dari selang korugasi
dengan selang melekat pada tempatnya.
 Neonatus harus dinilai selama percobaan tersebut
apakah dijumpai takipnea, retraksi, desaturasi
oksigen atau apnea.
 Jika tanda ini teramati maka percobaan dianggap
gagal.
 CPAP harus segera dipasang kembali setidaknya
satu hari sebelum percobaan pelepasan CPAP
dilakukan kembali.

 Jangan
menukar CPAP dengan FiO2
 Jika
terdapat keraguan mengenai gangguan
pernafasan selama proses pelepasan,
jangan melepas CPAP
 Merupakan
hal yang bijak untuk
mengantisipasi dan mencegah kolaps paru
daripada menangani paru yang sudah
mengalami kolaps.
 Neonatus
dengan CPAP nasal H2O 5 cm akan
memerlukan ventilasi mekanik jika terjadi
salah satu di bawah ini:





FiO2 pada CPAP >60%
PaCO2 >60 mm Hg
Asidosis metabolik yang terus bertahan dengan
defisit basa > -10
Retraksi yang jelas teramati ketika sedang
diterapi CPAP
Sering terjadi episode apnea dan/atau
bradikardia
 Sebelum


memulai ventilasi mekanik periksa:
Apa sistem CPAP telah diset dengan baik dan
dipasang pada hidung neonatus?
Bagaimana penampilan neonatus secara klinis? Jika
ia terlihat sehat, ulangi pemeriksaan gas darah
untuk menyisihkan kemungkinan kesalahan
laboratorium.
SIMPULAN

Pemakaian dini CPAP dikaitkan dengan insidensi
BPD yang lebih rendah serta masa rawat inap di
rumah sakit yang lebih pendek

Ventilasi mekanik, bahkan untuk waktu yang
singkat, memiliki hubungan dengan risiko BPD yang
meningkat

Sistem CPAP saat ini memerlukan waktu dan
pengalaman untuk dapat mencapai tingkat
keberhasilan yang memuaskan
Download