Document

advertisement
Dhayu Citra Kusuma
Staff Perpustakaan
Jalan Lain
Dr. Mansour Fakih
Sudah lama kita menyaksikan kejadian di sekitar kita, dimana system
social dan budaya yang tengah kita dirikan roboh berjatuhan tak sanggup
menyangga beban proses dehumanisasi. Sulit di bayangkan saat ini kita tak
sanggup mencegah pembunuhan terhadap para petani, penggusuran orang miskin
kota, penangkapan anak jalanan, pencurian harta Negara untuk dipersembahkan
pada golongan yang menghabiskan hidup mereka hanya mikirkan keuntungan
belaka. Masih segar dalam penglihatan kita, bagaimana para ekonom dan sosiolig
kita menjadi juru bicara paham neoliberal dam mendesakkan kebijakan yang
berakibat margialisasi orang miskin kota desa. Setiap saat kita menyaksikan
bagiamana proses dehumanisasi dipertontonkan dan dirayakan oleh media massa
dengan telanjang tanpa rasa sesal apa-apa. Sementara itu ajaran leluhur mangan
ora mangan kumpul, telah kita musnahkan dan kiita gantikan dengan semangat
yang membuat pangan, pendidikan, maupun kesehatan sebagai komoditi layanan
yang hanya diberikan kepada mereka yang menggenggam uang. Kita semua saat
ini di tempat masing-masing sadar atau tidak, terencana ataupun secara sepontan,
telah terlibat dalam proses transformasi menuju dunia yang dikuasai oleh
kapitalisme aliran neo liberal.
Teori kelas sebenarnya merupakan urat nadi dari teori-teori dan analisis
aliran marxisme. Akan tetapi celakanya, teori kelas merupakan teori yang paling
banyak disalahpahami baik di kalangan marxis sendiri maupun para pengritiknya.
Padahal sebenarnya analisis kelas dalam marxisme, perbedaan maupun kesahan
dalam memahami teori kelas, telah berakibat munculnya kesalaphaman yang
panjang terhadap marxisme. Karl Heinrich Marx, yang lahir 5 mei 1818 di kota
Trier, Jerman, adalah seorang scientist dan sejarawan. Dari banyak karnyanya Das
Kapital minjadi buku terpentingnya. Das Kapital pada dasrnya menuturkan
tentang pikitan filosofo keadilan social dengan mengambil kasus proses
ketidakadilan terjadi dalam ekonomi. Mamun pikiran dan analisis ekonomi marx
tersebut didasarkan pada pemikiran epistimiligi yang terkenal dengan dialectical
and historikcal materialism. Pemikiran filosofis epistimologi tersebutlah yang
membuat ia lebih di kenal sebagai anti Tuhan. Padahal, pemikiran tentang
dialektika dan materialism sejarah sesungguhnya tidak ada kaitannya dengan ada
atau tidaknya Tuhan. Filsafat dialektika merupakan epistimologi alternative yang
justru muncul sebagai solusi dan alternating yang justru muncul sebagai soslusi
dan alternative bagi pertikaian filosofis yang telah lama ada dan tidak pernah
mendapatkan jalan keluar yakni antara paham idealism, yakni segala sesuatu
ditentukan oleh idea atau Tuhan, dan paham empirisme ,yakni segala sesuatu di
tentukan oleh pemahaman empiric, realitas sejarah, atau juga yang di kenal
sebagai materialisme. Marxisme muncul karena penemuan terpenting Marx
tentang nilai adalah bagaimana menggunakan buruh sebagai alat untuk mengukur
suatu komoditi. Bagi Marx individu buruh dapat di hitung dan untuk
menghitungnya diperlukan suatu model relasi yang di kenal dengan mode of
production kepitalisme. Atas dasar analisis marx menilai bahwa kapitalisme
adalah system sosio-ekonomi yang dihubungkan untuk keuntungan yang di dapat
dari proses produksi, bukan dari dagang,riba,memeras, ataupunmencuri secara
langsung. Tapi dengan cara mengorganisasi mekanisme produksi secara tertentu
sehingga mengurangi biaya produksi seminimum mungkin, atau melalui suatu
mode of production tertentu. Dari keuntungan ini mendorong terciptanya suatu
kekuatan untuk menyeragamkan buruh dan menguasainya. Mode of production
kapitalis menciptakan pasar untuk tenaga kerja, ketimbang hubungan manusiatuan secara tradisional. Marx menunjukan adanaya kejahatan dalam prose situ,
karena adanya pemisahan antara buruh dari akses langsung terhadap pemilikan
alat produksi. Pasaran buruh muncul karena buruh yang tak memiliki lahan
dipaksa untuk menjual tenaga kerja mereka dalam bentuk yang dibutuhkan oleh
suatu kelas social yang sekarang memiliki pertanian atau pabrik. Mereka terpaksa
meenjual tenaganya karena untuk kelangsungan hidupnya. Dengan cara itu
kapitalis melahirkan bentuk baru buruh, yang dapat di perjualbelikan. Dari
penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Marxisme bukan agama, melainkan
sebagai salah satu aliran pemikiran social dalam rangka mencari system social
yang adil. Analisis Marx berwatak radikal karena mencoba membuka relasi social
yang paling dasar dari hubungan produksi manusia antar yang memiliki modal
dan yang bermodal tenaga kerja. Itulah mula dari analisis kelas. Masyarakat tanpa
kelas dengan begitu bukan lah masyarakat yang sama rata dan sama harta, seperti
yang sering di pahami orang, melainkan suatu masyarakat tanpa eksploitasi.
Dalam analisis liberal mendapat kritik dari banyak aliran teori social.
Kritik yang dilancarkan seperti analisis Marxis yang melihat exploitasi terhadap
buruh dalam sestem kepitalisme seebagai realitas obyektif. Analisis mereka
tertuju pada system kelas yang menjadi penyebab dasar dari masalah
kemiskinan.pemecahan pendekatan untuk membongkar masalah kemiskinan tanpa
membongkar realisasi kelas atau struktur kelas yang ada, akan gagal membongkar
pook masalah kemiskinan yang sesungguhnya-maka dianggap gagal. Demikian
halnya semua bentuk usaha pemecahan masalah kemiskinan yang lebih
memfokuskan pada upaya untuk menyalahkan korbannya akan gagal memajami
sisten dan makna relitas social. Mereka tidak pervaya jika stuktur social sangat
ekpitatif, maka selamanya golomgam miskin akan berada pada posisi yang tidak
manusiawi, dan tetesan seperti yang digambarkan oleh penganutpaham dan teori
pertumbuhan pada hakikatnya meletakkan kaum buruh dalam posisi social status
quo system sisoal yang tidak adil. Kaum buruh diletakkan dalam status quo lebih
ditujukan demi akumulasi capital. Selain itu kaum buruh juga dianggap
bermanfaat bagi kapitalisme dalam mereproduksi buruh murah.
Bagi penganut feminism Marxis penindasa kaum miskin adalah
merupakan kelanjutan dari system eksploitatif yang bersifat structural. Oleh
karena itu mereka tidak menganggap patriaki kaum lelaki sebagai permasalahan,
melaikan system kapitalismelah persoalannya. Analisis kelas yang tadinya banyak
di pergunakan oleh kaum Marxis, saat ini telah menjadi alat analisis yang
dipergunakan oleh hamper setiap organisasi yang bergerak dalam
memperjuangkan nasib golongan miskin. Analisis kelas memberi perangkat
teoretik untuk memahami system ketidakadilan kelas oleh katena itu melahirkan
juga teori perubahan social yang memusat pada perubahan kelas social. Analisi
kelas membantu memahami bahwa pokok persialannya adalah sisten dan struktur
social yang tidak adil, dimana bail lelaki maupun perempuan menjadi korban dan
mengalami dehumanisasi karena system ketidakadilan social tersebut. Kaum
buruh mengalami dehumanisasi karena eksploitasi dan kelas menengah sebagai
penyelenggara juga mengalami dehumanisasi karena melanggengkan eksploitasi.
Dengan analisis kelas memungkinkan suatu program atauproyek penelitian
memfokuskan pada relasi/struktur social ketimbang hanya memfokuskan pada
kaum buruh miskin. Dengan demikian yang menjadi agenda utama perubahan
social tidak sekedar menjawab ‘kebutuhan praktis’untuk merubah kondisi
golongan miskin, melainkan juga menjawab kebuthan strategis golongan miskin,
yakni memperjuangkan perubahan posisi yang telah mengakar dalam keyakinan
social. Perubahan inilah yang di kenal dengan pendekatan analisis kelas. Analisis
kelas dan analisi gender membantu ilmuan sosial untuk mengarahkan perhatian
penelitian tidak saja pada perilaku kaum lelaki dan kaum miskin belaka,
melainkan pada system dan struktur sosial yang dikonstruksi oleh keyakinan atau
idiologi sosial yang bias kelas. Jika golongan miskin dikorbankan oleh suatu
system sosial, dalam analisis kelas maka seyogyanya bukan golongan miskin yang
menjadi objek dan pangkal masalah, melainkan system sosial yang diperjuangkan
oleh gagasan penmbangunan sosial,dengan demikian penelitian sosial ‘kelas’
menjadi sangat stategis, bukan hanya memperjuangkan nasip golongan miskin,
melainkan juga sangat diperlukan bagi setiap usaha pembangunan sosial.
Download