MAKALAH PAPER KORUPSI Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Pendidikan Budaya Anti Korupsi Oleh : Khoirifa Safitri KHGC 18029 PROGRAM S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI KESEHATAN KARSA HUSADA GARUT 2021-2022 KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan kekuatan dan kemampuan sehingga makalah paper ini bisa selesai tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penyusunan makalah paper ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pendidikan Budaya Anti Korupsi. Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penyusunan makalah paper ini. Saya sadar makalah paper ini belum sempurna dan memerlukan berbagai perbaikan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak. Garut, 21 Maret 2021 Penyusun DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ................................................................................... i DAFTAR ISI .................................................................................................. ii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1 1.1. LATAR BELAKANG .............................................................................. 1 1.2. TUJUAN ................................................................................................... 1 1.3. SISTEMATIKA PENULISAN ................................................................ 2 BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................... 3 2.1. PENGERTIAN KORUPSI ..................................................................... 3 2.2. TINDAK PIDANA KORUPSI DALAM PERSPEKTIF NORMATIF .............................................................................................. 3 BAB III ANALISIS ....................................................................................... 5 BAB IV PENUTUP ........................................................................................ 7 3.1.ABSTRAK ................................................................................................. 7 3.2.SARAN ...................................................................................................... 7 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 8 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan suatu negara sangat ditentukan oleh kemampuan dan keberhasilannya dalam melaksanakan pembangunan. Pembangunan sebagaisuatu proses perubahan yang direncanakan mencakup semua aspek kehidupan masyarakat. Efektifitas dan keberhasilan pembangunan terutama ditentukan oleh dua faktor, yaitu sumber daya manusia, yakni (orangorang yang terlibatsejak pembiayaan.Diantaradua dari faktor perencanaan tersebut yang samapai paling pada pelaksanaan) dominan adalah dan faktor manusianya.Indonesia merupakan salah satu negara terkaya di Asia dilihat dari keanekaragaman kekayaan sumber daya alamnya. Tetapi ironisnya, negarater cinta ini dibandingkan dengan negara lain di kawasan Asia bukanlah merupakan sebuah negara yang kaya malahan termasuk negara yang miskin.Mengapa demikian? Salah satu penyebabnya adalah rendahnya kualitas sumber daya manusianya.Kualitas tersebut bukan hanya dari segi pengetahuan atau intelektualnya tetapi juga menyangkut kualitas moral dan kepribadiannya.Rapuhnya moral dan rendahnya tingkat kejujuran dari aparat penyelenggara negara menyebabkan terjadinya korupsi.Korupsi di Indonesia dewasa ini sudah merupakan penyakit social yang sangat berbahaya yang mengancam semua aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.Korupsi telah mengakibatkan kerugian materiil keuangan negara yang sangat besar.Hal itu merupakan cerminan rendahnya moralitas dan rasa malu, sehingga yang menonjol adalah sikap kerakusan dan kekuasaan.Persoalannya adalah dapatkah korupsi diberantas? Tidak ada jawaban lain kalau kita ingin maju, adalah korupsi harus diberantas. Jika kita tidak berhasil memberantas korupsi,atau paling tidak mengurangi sampai pada titik nadir yang paling rendah maka jangan harap Negara ini akan mampu mengejar ketertinggalannya dibandingkan negara lain untuk menjadi sebuah negara yang maju. Karena korupsi membawa dampak negatif yang cukup luas dan dapat membawa negara ke jurang kehancuran. 1.2. Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian korupsi. 2. Untuk mengetahui penyebab atau latar belakang terjadinya korupsi. 3. Untuk mengetahui macam-macam dari korupsi. 4. Untuk mengetahui dampak adanya korupsi. 5. Untuk mengetahui langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk memberantas korupsi 1.3. Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1.2. TUJUAN 1.3. SISTEMATIKA PENULISAN BAB II LANDASAN TEORI 2.1. PENGERTIAN KORUPSI SECARA TEORITIS 2.2. TINDAK PIDANA KORUPSI DALAM PERSPEKTIF NORMATIF BAB III ANALISIS BAB III PENUTUP 3.1.KESIMPULAN 3.2.SARAN DAFTAR PUSTAKA BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Korupsi secara Teoritis Kata Korupsi berasal dari bahasa latin, Corruptio-Corrumpere yang artinya busuk, rusak, menggoyahkan, memutar balik atau menyogok. Menurut Dr. Kartini Kartono, korupsi adalah tingkah laku individu yang menggunakan wewenang dan jabatan guna mencari keuntungan, dan merugikan kepentingan umum. Menurut saya sendiri tindakan korupsi merupakan tindakan dimana para pejabat public menggelapkan uang untuk kepentingan pribadi sebagai pemuas kebutuhan dalah kehidupannya.Jadi korupsi merupakan gejala salah pakai dan salah urus dari kekuasaan, demi keuntungan pribadi, salah urus terhadap sumbersumber kekayaan negara dengan menggunakan wewenang dan kekuatan-kekuatan formal (misalnya denagan alasan hukum dan kekuatan senjata) untuk memperkaya diri sendiri. Korupsi terjadi disebabkan adanya penyalahgunaan wewenang dan jabatan yang dimiliki oleh pejabat atau pegawai demi kepentingan pribadi dengan mengatas namakan pribadi atau keluarga, sanak saudara dan teman. Hal itu akan masuk dalam dalam pembahasan saya mengenai tindak korupsi Masyarakat Pancasila Dalam Persepektif Paradigma Konflik Dan Sruktural Fungsional 2.2. Tindak Pidana Korupsi Dalam Perspektif Normatif Memperhatikan Undang-undang nomor 31 tahun 1999 Undang-undang Nomor 20 tahun 2001,maka tindak Pidana Korupsi itu dapat dilihat dari dua segi yaitu korupsi Aktif dan Korupsi Pasif, Adapun yang dimaksud dengan Korupsi Aktif adalah sebagai berikut : - Secara melawan hukum memperkaya diri sendiri atau orang lain atau Korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian Negara (Pasal 2 Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999) - Dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau Korporasi yang menyalahgunakan kewenangan,kesempatan atau dapat merugikan keuangan Negara,atau perekonomian Negara (Pasal 3 Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999) - Memberi hadiah Kepada Pegawai Negeri dengan mengingat kekuasaan atau wewenang yang melekat pada jabatan atau kedudukannya,atau oleh pemberi hadiah atau janji dianggap melekat pada jabatan atau kedudukan tersebut (Pasal 4 Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999) - Percobaan pembantuan,atau pemufakatan jahat untuk melakukan Tindak pidana Korupsi (Pasal 15 Undang-undang Nomor 20 tahun 2001) - Memberi atau menjanjikan sesuatu kepada pegawai negeri atau Penyelenggara Negara dengan maksud supaya berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan dengan kewajibannya (Pasal 5 ayat (1) huruf a Undang-undang Nomor 20 tahun 2001) - Memberi sesuatu kepada pegawai negeri atau Penyelenggara negara karena atau berhubung dengan sesuatu yang bertentangan dengan kewajibannya dilakukan atau tidak dilakukan dalam jabatannya (Pasal 5 ayat (1) huruf b Undang-undang Nomor 20 Tagun 2001) - Memberi atau menjanjikan sesuatu kepada Hakim dengan maksud untuk mempengaruhi putusan perkara yang diserahkan kepadanya untuk diadili (Pasal 6 ayat (1) huruf a Undangundang Nomor 20 Tahun 2001) BAB III ANALISIS Peraturan-peraturan tentang pemberantasan korupsi silih berganti, selalu orang yang belakangan yang memperbaiki dan menambahkan, namun korupsi dalam segala bentuknya dirasakan masih tetap merajalela. Istilah korupsi sebagai istilah hukum pengertian korupsi adalah perbuatan-perbuatan yang merugikan keuangan dan perekonomian Negara atau daerah atau badan hukum lain yang mempergunakan modal atau kelonggaran yang lain dari masyarakat, sebagai bentuk khusus daripada perbuatan korupsi. Oleh karena itu, Negara memandang bahwa perbuatan atau tindak pidana korupsi telah masuk dan menjadi suatu perbuatan pidana korupsi yang selama ini terjadi secara meluas, tidak hanya merugikan keuangan Negara dan daerah, tetapi juga telah merupakan pelanggaran terhadap hak-hak sosial dan ekonomi masyarakat secara luas, sehingga tindak pidana korupsi perlu digolongkan sebagai kejahatan yang pemberantasannya harus dilakukan secara luar biasa. Dalam melakukan analisis atas perbuatan korupsi dapat didasarkan pada 3 (tiga) pendekatan berdasarkan alur proses korupsi yaitu : - Pendekatan pada posisi sebelum perbuatan korupsi terjadi (Preventif) - Pendekatan pada posisi perbuatan korupsi terjadi (Deduktif) - Pendekatan pada posisi setelah perbuatan korupsi terjadi (Represif) Dalam tulisan Marx, German Ideology,beliau merumuskan suatu premis dasar bahwa bidang ekonomi menentukan pemikiran manusia, Mengapa ekonomi? Karena Marx hendak konsisten dengan dalilnya mengenau dialektika materi.Baginya materi ini dapat diidentikan sebagai ekonomi.Kondisi ekonomi seseorang yang kemudian membentuk kesadaran seseorang tersebut. Sehingga pandangan seseorang mengenai dunia ditentukan oleh posisi ekonominya (Marx: posisi kelasnya). Seseorang yang berada pada kelas yang terhormat tentu memiliki pandangan dan wawasan yan berbeda dengan orang yang berada pada kelas bawah. Perbedaan inilah yang kemudian menimbulkan konflik seperti halnya tindak Korupsi yag dilakukan oleh kalangan yang berada pada kelas atas sehingga menimbulkan perselisihan mengenai nilai-nilai atau tuntutan-tuntutan yang mengenai status,kekuasaan, dan sumbersumber kekayaan yang persediaannya tidak mencukupi sehingga tindak korupsipun akan terjadi, karena kepentingan dari pihak yang berkuasa pasti berbeda dengan kepentingan dari pihak lemah sehingga ada celah-celah kesempatan untuk bisa melakukan tindak korupsi tanpa memikirkan kaum yang berada di bawah (kaum lemah). Hal penting dalam Teori Konflik yang pertama adalah Kekuasaan, di mana setiap kemampuan untuk memenangkan kemauan sendiri, juga kalau kemauan itu sendiri harus bertentangan dengan kemauan orang lain, seperti halnya korupsi yang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa itu muncul berawal dari konsep dan minusnya kekuasaan yang selalu hadir dalam suatu relasi.Yang kedua adalah Kepentingan, masyarakat terdiri dari kelas-kelas. Kelas yang tentu mempunyai perbedaan kepentingan dengan kelas yang lain. Pihak penguasa memiliki kepentingan untuk mempertahankan apa yang dimilikinya, sedangkan pihak bawah akan cenderung mengadakan suatu perubahan. Bisa saja orang yang melakukan tindak korupsi yang berada pada kelas atas mempertahankan jabatan dan wewenang yang dimilikinya sedangkan pihak yang berada pada kelas bawah ingin melakukan perubahan atas tindakan pihak kelas atas yang dianggap menyalahgunakan kekuasaan dan wewenang untuk kepentingan pribadi, sehingga pihak bawah merasa keadilan Negara terhadap rakyat kelas bawah kurang, serta tindakan tersebut dianggap merugikan mereka karena hak keungan Negara yang harusnya digunakan untuk mensejahterakan mereka digelapkan oleh pihak kelas atas ang tidak bertanggung jawab. BAB III PENUTUP 3.1. Abstrak Korupsi adalah suatu tindak perdana yang memperkaya diri yang secara langsung merugikan negara atau perekonomian negara.Jadi, unsur dalam perbuatan korupsi meliputi dua aspek. Aspek yang memperkaya diri dengan menggunakan kekuasaannya dan aspek penggunaan uang Negara untuk kepentingannya.Adapun penyebabnya antara lain, ketiadaan dan kelemahan pemimpin,kelemahan pengajaran dan etika, kolonialisme, penjajahan rendahnya pendidikan, kemiskinan, tidak adanya hukuman yang keras, kelangkaan lingkungan yang subur untuk perilaku korupsi, rendahnya sumber daya manusia, serta struktur ekonomi.Korupsi dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu bentuk, sifat,dan tujuan. Dampak korupsi dapat terjadi di berbagai bidang diantaranya, bidang demokrasi, ekonomi, dan kesejahteraan negara. Keywords Korupsi, aspek, perilaku 3.2. Saran Sikap untuk menghindari korupsi seharusnya ditanamkan sejak dini.Dan pencegahan korupsi dapat dimulai dari hal yang kecil. Ada 3 hal menurut saya yang harus dilakukan guna mengurangi sifat dan perilaku masyarakat untuk korupsi, anatara lain; (1) menaikkan gaji pegawai rendah dan menengah, (2) menaikkan moral pegawai tinggi, serta (3) legislasi pungutan liar menjadi pendapat resmi atau legal. DAFTAR PUSTAKA Dewantara, A. (2017). Diskursus Filsafat Pancasila Dewasa Ini. Dewantara, A. (2017). Alangkah Hebatnya Negara Gotong Royong (Indonesia dalam Kacamata Soekarno). SUMBER: http://makalainet.blogspot.com/2013/10/korupsi.html. Diakses 31 Oktober 2013