STRATEGI PEMASARAN KOPI BUBUK TANPAK SIDIKALANG DENGAN ANALISIS SWOT ASIH LESTARI BAKO Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Administrasi Bisnis Universita Sumatera Utara Email: [email protected] ABSTRAK Persaingan yang ada mengharuskan setiap perusahaan memperkuat strategi pemasarannya untuk menjaga eksistensi dan keunggulan produknya dibandingkan para pesaing. Salah satu langkah dalam penyusunan strategi dapat dilakukan perusahaan dengan menganalisa lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi pemasaran yang tepat untuk perusahaan serta mengetahui kondisi perusahaan melalui Analisis SWOT untuk menemukan strategi-strategi alternatif yang dapat digunakan perusahaan sebagai referensi dalam membangun kondisi perusahaan yang diharapkan. Dalam analisis SWOT terdapat analisis lingkungan internal yaitu kekuatan dan kelemahan serta analisis lingkungan eksternal yaitu peluang dan ancaman. Penelitian ini dilakukan pada Usaha Kopi Bubuk Tanpak Sidikalang yang dimulai pada bulan Maret 2015. Bentuk penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dengan analisa data kualitatif. Metode-metode deskriptif memusatkan perhatian terhadap masalah-masalah atau fenomena yang ada pada saat penelitian dilakukan atau bersifat aktual, keudian menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki sebagaimana adanya dan diiringi dengan rasional yang akurat. Pendekatan yang dilakukan pada penelitian ini adalah pendekatan SWOT. Analisa yaitu sebuah alat marketing untuk mengklasifikasikan posisi perusahaan dan menentukan strategi yang sesuai dengan lingkungannya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada usaha Kopi Bubuk Tanpak Sidikalang maka diperoleh strategi alternatif yang dihasilkan dari matriks SWOT antara lain: Agar tetap mempertahankan kekhasan cita rasa dan aroma kopi serta tetap memilih bahan baku yang terbaik, Selalu melakukan riset pasar untuk mengetahui perubahan selera konsumen dan selalu melakukan inovasi-inovasi terhadap produk, meningkatkan mitra dengan pemerintah, pengusaha/tokai-tokai kopi dan masyarakat serta mengoptimalkan penggunaan media internet dalam membangun jaringan dan memasarkan produk. Membuat brosur melalui kerjasama dengan dinas pariwisata, perhotelan dan Deprindag, Melakukan Promosi secara optimal baik melalui media cetak maupun elektronik dan menggunakan teknologi internet untuk memperluas jaringan pasar, serta selalu mengikuti kegiatan pameran agar produknya semakin dikenal masyarakat luas, Membuka gerai Kopi Tanpak secara langsung di lingkungan pasar (padat penduduk) dan kerjasama dengan supermarket-supermarket. Kata Kunci: Kekuatan (Strengths), Kelemahan (Weakness), Peluang (Opportunities), Ancaman (Threats), Strategi Pemasaran ABSTRACT MARKETING STRATEGY OF KOPI BUBUK TANPAK SIDIKALANG THROUGH SWOT ANALYSIS Existing competition requires every company strengthen its marketing strategy to maintain the existence and benefits of its products compared to competitors. One step in the preparation of the strategy can be done by analyzing the company's internal and external environment. This study aims to determine the right marketing strategy for the company and determine the condition of the company through a SWOT analysis to find alternative strategies that can be used by companies as a reference in establishing the company expected conditions. SWOT analysis contained in the internal environment analysis is the analysis of strengths and weaknesses and the external environment are the opportunities and threats. This research was conducted at Ground Coffee Enterprises tanpak Sidikalang which began in March 2015. Forms of research is descriptive research method with qualitative data analysis. Descriptive methods focus on the problems or phenomena that exist at the time the research is done or the actual nature, keudian describe the facts about the problems investigated as such and accompanied by rational accurate. The approach taken in this study is a SWOT approach. Analysis is a marketing tool to classify and determine the position of the company in accordance with its environmental strategy. Based on research conducted at the business tanpak Coffee Powder Sidikalang then obtained alternative strategies SWOT matrix resulting from, among others: In order to maintain the distinctiveness of flavor and aroma of coffee and still choose the best raw materials, Always conduct market research to determine the changes in consumer tastes and always make innovations to the product, improve partner with governments, employers / tokai-tokai coffee and communities as well as optimizing the use of internet media in building a network and market the product. Create a brochure in collaboration with the department of tourism, hospitality and Deprindag, Doing Promotion optimally through both print and electronic media and use of Internet technology to expand the market network, and always follow the exhibition activities so that their products more widely known, Open Coffee outlets directly tanpak market environment (densely populated) and cooperation with supermarkets. Keyword: Strengths, Weakness, Opportunities, Threats and Marketing Strategy I. PENDAHULUAN Kopi sebagai bahan minuman sudah tidak asing lagi, penggemarnya merupakan seluruh bangsa di dunia. Aromanya yang harum, rasanya yang khas nikmat, serta khasiatnya yang dapat memberikan rangsangan penyegaran badan membuat kopi cukup akrab di lidah dan digemari. (Najiyati dan Danarti, 2008). tabel. Masyarakat Indonesia merupakan salah satu konsumen kopi yang cukup besar, dimana konsumsi kopi Indonesia cenderung meningkat setiap tahunnya. Peningkatan tersebut terjadi, selain karena kebiasaan/tradisi masyarakat juga oleh adanya perubahan gaya hidup/trend dimana kopi diminati oleh segala lapisan masyarakat dari berbagai latar belakang. Berdasarkan hasil survey Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) pada Tabel Konsumsi Kopi Indonesia NO TAHUN 1 2010 2 2011 3 2012 4 2013* * 2014* * 2015* * 5 6 JLH PENDUDUK (Jiwa) 237,000,00 0 241,000,00 0 245,000,00 0 249,000,00 0 253,000,00 0 257,000,00 0 KEBUTUHAN KONSUMSI KOPI KOPI (Kilogram) (Kg/Kapita/Tahun) 190,000,000 0.80 210,000,000 0.87 230,000,000 0.94 250,000,000 1.00 260,000,000 1.02 280,000,000 1.08 Keterangan ** Estimasi Sumber:http://www.tempo.co/read/news/2014/06/30/092589168/Orang-Indonesia-MakinGemar-Minum-Kopi Selain menjadi konsumen, Indonesia merupakan produsen kopi ketiga terbesar di dunia setelah Brazil dan Vietnam, yang terdiri dari dua varian yaitu kopi Robusta dan Kopi Arabika. Kedua varian kopi ini memiliki nama/sebutan yang berbeda-beda berdasarkaan wilayah penanamannya. Dari daerah Sumatera yaitu Aceh dikenal dengan kopi Gayo, Sumatera Utara dengan Kopi Sidikalang dan Kopi Lintong atau Mandheling, Sumatera Selatan dengan Kopi Besemah, Lampung dengan Kopi Lampung, Bengkulu dengan Kopi Robusta Bengkulu. Dari daerah Sulawesi yaitu Sulawesi Selatan dikenal dengan Kopi Bulu Kumba, dari Tana Toraja dikenal dengan Kopi Tana Toraja dan dari Flores dikenal dengan Kopi Wamena. Sejak zaman Kolonial Belanda, Sumatera Utara dikenal sebagi daerah penghasil kopi yang berkualitas tinggi yang dikenal sebagai kopi Sidikalang. Adapun kopi Sidikalang ditanam dan diproduksi di wilayah Kabupaten Dairi dan sekitarnya, serta terkenal sebagai salah satu penghasil kopi yang cukup besar, sehingga banyak berdiri usaha pengelolaan kopi bubuk yang dikelola masyarakat setempat dari skala kecil sampai menengah dengan berbagai merek produk, antara lain: Kopi Ida, Kopi Cap Nona Nantampukmas, Kopi Zest, Kopi Cap Lesung, Kopi Cap Serimpi, dan salah satunya adalah Kopi Bubuk Tanpak. Usaha Kopi Bubuk Tanpak Sidikalang menarik untuk dibahas karena merupakan pelopor berdirinya usaha kopi bubuk yang ada di Sidikalang. Usaha kopi bubuk Tanpak terkenal dengan kekhasannya, dimana kopi bubuk ini dibuat dari kopi pilihan jenis Robusta Asli yang tumbuh diwilayah kabupaten Dairi dan sekitarnya. Keistimewaan rasa kopi khas Sidikalang ini pantas di coba, aroma Kopi asli jelas terasa bahkan saat pertama kali kemasannya dibuka. Selain itu Kopi bubuk Tanpak juga memiliki harga yang terjangkau. Kopi bubuk Tanpak memiliki 3 varian antara lain: Kopi Tanpak, kopi ini merupakan kopi dengan rasa original, Kopi Tanpak Jahe merupakan kopi original yang ditambah dengan aroma dan Rasa Jahe Asli, dan yang terakhir Kopi Tanpak Jantan, kopi ini merupakan kopi dengan bahan campuran bahan herbal seperti ginseng, tongkat ali yang berfungsi untuk meningkatkan vitalitas pada pria. Ketiga varian kopi diatas dibedakan juga berdasarkan berat, kemasan dan harganya . Saat ini keadaan dunia usaha sangat dinamis ditandai dengan adanya perubahan dari waktu ke waktu yang mengakibatkan tingkat persaingan yang tinggi di berbagai bidang usaha, hal ini juga terjadi pada industri kopi bubuk Tanpak. Oleh sebab itu, agar dapat terus bertahan kopi bubuk Tanpak tidak boleh hanya sekedar mengandalkan kekhasannya saja, namun juga harus mampu melihat peluang dan ancaman yang akan dihadapi. Semakin meningkat persaingan dalam industri kopi, maka masalah perencanaan strategi pemasaran makin dibutuhkan. Perusahaan harus merancang strategi pemasaran yang tepat untuk dapat mencapai tujuannya. Strategi pemasaran merupakan alat fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan mengembangkan kemampuan bersaing yang berkesinambungan melalui pasar yang dimasuki dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut (Tjiptono 2009 : 6) Selain itu, strategi pemasaran yang ditetapkan harus diterapkan dan dikembangkan sesuai dengan perkembangan pasar dan lingkungan pasar tersebut. dengan demikian, strategi pemasaran harus dapat memberi gambaran yang jelas dan terarah tentang apa yang akan dilakukan perusahaan dalam menggunakan setiap kesempatan atau peluang pada beberapa pasar sasaran. Dalam hal ini dibutuhkan dunia bagian yang sangat penting dan saling berkaitan, untuk mencapai keberhasilan kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh suatu perusahaan, yaitu sasaran pasar yang dituju (target market) dan acuan pemasaran yang dijalankan (marketing mix) untuk sasaran pasar tersebut. Untuk merumuskan strategi pemasaran perlu dilakukan analisis secara menyeluruh terhadap pengaruh lingkungan eksternal dan internal perusahaan. Lingkungan eksternal perusahaan setiap saat berubah dengan cepat sehingga menimbulkan berbagai peluang dan ancaman baik yang datang dari pesaing utama maupun dari iklim bisnis yang senantiasa berubah. Konsekuensi perubahan keadaan eksternal tersebut juga mengakibatkan perubahan keadaan internal perusahaan, seperti perubahan terhadap kekuatan maupun kelemahan yang dimiliki perusahaan tersebut. Pemilihan strategi yang tepat dalam proses pemasaran akan sangat mempengaruhi terhadap tercapainya tujuan industri. Dalam hal ini industri Kopi bubuk Tanpakharus menerapkan strategi-strategi pemasaran. Untuk itu diperlukan suatu penelitian tentang strategi pemasaran kopi yang tepat bagi industri Kopi bubuk Tanpak Sidikalang dengan alasan agar dapat menjadi contoh atau pedoman bagi pengusaha kopi disekitarnya. Salah satu upaya untuk menentukan strategi yang tepat bagi perusahaan adalah dengan analisis SWOT. Analisis SWOT merupakan identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Secara umum, penentuan strategi yang tepat bagi perusahaan dimulai dengan mengenali opportunity (peluang) dan threat (ancaman) yang terkandung dalam lingkungan eksternal serta memahami strength (kekuatan) dan weakness (kelemahan) pada aspek internal perusahaan. Dengan demikian, perusahaan mampu bersaing dan mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Strategi perusahaan dapat dilakukan dengan berbagai cara. Caracara suatu perusahaan dalam menggunakan keseluruhan atau beberapa strategi yang akan dilakukan disebut dengan formulasi strategi. Formulasi strategi terdiri dari tiga macam yaitu : formulasi strategi koorporat dimana perusahaan menganalisa lingkungan perusahaan untuk menentukan arah perusahaan di masa depan, formulasi strategi unit bisnis guna mengetahui kekuatan perusahaan terhadap persaingan industri serta formulasi strategi fungsional yang dilakukan untuk setiap fungsi-fungsi dari suatu perusahaan, salah satunya adalah strategi pemasaran. Terkait dengan kondisi di atas, studi ini memfokuskan pada permasalahan bagaimana posisi perusahaan terhadap lingkungan internal dan lingkungan eksternal serta strategi pemasaran apa yang tepat diterapkan oleh pemilik usaha Kopi bubuk Tanpakdengan menggunakan analisis SWOT. Dari hal tersebut penulis ingin mengangkatnya menjadi pokok permasalahan yang berjudul “BAGAIMANA STRATEGI PEMASARAN YANG TEPAT DALAM PEMASARAN KOPI BUBUK TANPAK SIDIKALANG DENGAN ANALISIS SWOT”. II. LANDASAN TEORI 1. Strategi Strategi merupakan alat yang sangat penting dalam mencapai tujuan. Menurut Alfred ( dalam Siti Khotijah, 2004), Strategi adalah sasaran dan tujuan jangka panjang sebuah perusahaan, dan arah tindakan serta alokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai sasaran dan tujuan itu. Strategi kadang identik dengan siasat untuk mengatasi masalah yang hadir bukan sebaliknya untuk lari dari kenyataan, strategi biasanya lahir karena: 1. Kondisi terjepit dalam mengambil keputusan, 2. Tuntutan yang harus dijawab secepat mungkin, 3. Jalan atau cara yang memang harus ditempuh guna mempertahankan suatu kondisi minimal survive terhadap goncangan. 2. Pemasaran Menurut Kotler ( dalam Fajar Laksana, 2008) Pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukar produk yang bernilai dengan pihak lain. Agar tercapainya tingkat pertukaran antara produk dan nilai yang diinginkan produsen dan konsumen, maka seiring dengan perkembangan zaman terdapat lima konsep alternatif di dalam pemasaran, yaitu : dibandingkan dengan pesaing. Konsep berwawasan pemasaran bersandar pada empat pilar utama, yaitu : a. Konsep Produksi Konsep ini menegaskan bahwa konsumen lebih menyukai produk yang tersedia luas dan harga yang terjangkau. Konsep ini dapat dijalankan apabila permintaan produk melebihi penawarannya dan dimana biaya produk tersebut sangat tinggi. Kelemahan konsep pemasaran ini adalah pelayanan tidak ramah dan buruk. Hal inilah yang menjadi tugas manajemen untuk meningkatkan efisiensi produksi yang tinggi dan cakupan distribusi yang luas. b. Konsep Produk 1) Pasar sasaran, 2) Kebutuhan pelanggan, 3) Pemasaran yang terkoordinir serta 4) Keuntungan. e. Konsep Pemasaran Sosial Menurut konsep ini, konsumen lebih menyukai produk yang memiliki kualitas, kinerja, dan fitur inovatif yang tinggi. Dalam konsep ini, manajemen sering terfokus pada produk dan kurang memperhatikan kebutuhan dan keinginan konsumen. Akibatnya sering kali terjadi kegagalan pemasaran atau biasa disebut marketing myopia atau kebutaan manajemen dalam memenuhi kepuasan konsumen. c. Konsep Penjualan Konsep ini sering digunakan pada “Produk yang tidak dicari” atau tidak terpikir untuk dibeli serta digunakan pada industri yang mengalami kelebihan kapasitas produksi. Hal ini dikarenakan dalam konsep ini konsumen tidak akan membeli cukup banyak produk tanpa usaha penjualan dan promosi besarbesaran. d. Konsep Pemasaran Konsep pemasaran menyatakan bahwa pecapaian tujuan organisasi tergantung pada seberapa besar kemampuan perusahaan memahami kebutuhan dan keinginan pasar sasaran dan memenuhinya secara lebih efektif dan efisien Untuk mencapai tujuannya, sebuah perusahaan harus memahami kebutuhan dan keinginan konsumen dan memenuhinya secara lebih efektif. Kegiatan tersebut dapat dilakukan melalui pemuasan kebutuhan konsumen 3. Strategi Pemasaran Menurut Sofjan Assauri, ( 2007) Strategi Pemasaran pada dasarnya adalah rencana yang menyeluruh, terpadu dan menyatu di bidang pemasaran yang memberikan panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran suatu perusahaan. Menurut Corey (dalam Fandy Tjiptono 1997) Strategi Pemasaran terdiri atas lima elemen yang saling terkait. Kelima elemen tersebut adalah: a. Pemilihan pasar, yaitu memilih pasar yang akan dilayani. Keputusan ini didasarkan pada faktor-faktor : a. Persepsi terhadap fungsi produk dan pengelompokan teknologi yang dapat diproteksi dan didominasi, b. Keterbatasan sumber daya internal yang mendorong perlunya pemusatan (fokus) yang lebih sempit, c. Pengalaman kumulatif yang didasarkan pada trial-and-error di dalam menanggapi peluang dan tantangan, d. Kemampuan khusus yang berasal dari akses terhadap sumber daya langka atau pasar yang terproteksi. Pemilihan pasar dimulai dengan melakukan segmentasi pasar daan kemudian memilih pasar sasaran yang paling b. c. d. e. memungkinkan untuk dilayani oleh perusahaan. Perencanaan produk, meliputi produk spesifik yang dijual, pembentukan lini produk dan desain penawaran individual pada masing-masing lini. Produk itu sendiri menawarkan manfaat total yang dapat diperoleh pelanggan dengan melakukan pembelian. Manfaat tersebut meliputi produk itu sendiri, nama merek produk, ketersediaan produk, jaminan atau garansi, jasa reparasi, dan bantuan teknis yang disediakan penjual, serta hubungan personal yang mungkin terbentuk di antara pemebeli dan penjual. Penetapan harga, yaitu menentukan harga yang dapat mencerminkan nilai kuantitatif dari produk kepada pelanggan. Sistem distribusi, yaitu saluran perdagangan grosir dan eceran yang dilalui produk hingga mencapai konsumen akhir yang membeli dan menggunakannya. Komunikasi pemasaran (promosi), yang meliputi periklanan, personal selling, promosi penjualan, direct marketing dan public relation. Ada empat konsep yang mendasari pengembangan strategi pemasaran, antara lain: a. b. c. d. 4. Segmentation (Segmentasi Pasar) Targeting (Penentuan Posisi Pasar) Positioning (Strategi Memasuki Pasar) Marketing Mix (Bauran Pemasaran) Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal Perusahaan Menurut Philip Kotler dalam bukunya yang berjudul Manajemen Pemasaran edisi Millenium (2009), analisa kekuatan, kelemahan, sertapeluang dan ancaman dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Analisa Lingkungan Internal (Kekuatan dan Kelemahan) Manajer perusahaan perlu menganalisa faktor-faktor internal perusahaan yang menjadi kemampuan menemukan peluang yang menarik dan memanfaatkan peluang tersebut. Suatu perusahaan pasti tidak harus memperbaiki seluruh kelemahannya, atau sebaliknya perusahaan malah menyombongkan seluruh kekuatan perusahaan yang dimiliki (Kotler : 2009). b. Analisa Lingkungan (Peluang dan Ancaman) Eksternal Manajer perusahaan perlu mengetahui dan menganalisa bagian-bagian lingkungan yang harus diperhatikan untuk mencapai tujuan perusahaan. Lingkungan eksternal perusahaan terdiri dari kekuatan lingkungan makro dan pelaku lingkungan mikro, dimana seluruh variabel tersebut dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntugan atau laba. Kekuatan lingkungan makro perusahaan meliputi demografi, ekonomi, teknologi, politik, hukum dan sosial budaya. Tujuan utama pengamatan lingkungan adalah untuk melihat peluang baru. Peluang pemasaran adalah suatu bidang kebutuhan pembeli dimana perusahaan dapat beroperasi secara menguntungkan. Ancaman lingkungan adalah tantangan akibat kecenderungan atau perkembangan yang kurang menguntungkan yang akan mengurangi penjualan dan laba. 5. Analisis SWOT Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor-faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunity), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman ( Threats). Perencana strategis (strategi planner) harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini. Hal ini disebut dengan analisis situasi. 6. Matriks SPACE (Stategic Position and Action Evaluation) Matriks Space dipakai untuk memetakan kondisi perusahaan dengan menggunakan diagram cartesius yang terdiri dari empat kuadran dengan skala ukuran yang sama. Masing – masing sumbu dari matriks SPACE menyatakan dua dimensi, yaitu Dimensi Internal pada sumbu X dan Dimensi Eksternal pada sumbu Y. Penelitian menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT. 7. Matriks SWOT Matriks SWOT merupakan alat analisis penting yang dapat digunakan untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan. Matriks ini menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan serta kelemahan yang dihadapi oleh perusahaan guna mencapai tujuan yang diharapkan (Freddy Rangkuti : 2001). Matrik SWOT merupakan alat pencocokan yang penting untuk membantu para manajer mengembangkan empat tipe strategi: Strategi SO (StrengthsOpportunities), Strategi WO (Weaknesses-Opportunities), Strategi ST (Strengths-Threats), dan Strategi WT (Weaknesses-Threats). III. METODE PENELITIAN 1. Bentuk Penelitian Metode Penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Metode Penelitian Deskriptif Analitis dengan pendekatan kualitatif. Menurut Soeranto dan Arsyad (dalam Sukma Ningrum Mukminatin ,2012) Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan, dan kemudian dianalisis. Menurut Bognan dan Taylor (dalam Praswoto 2011) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif kualitatif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Bentuk penelitian dengan pendekatan kualitatif dianggap sesuai diterapkan kedalam penelitian ini karena penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi pemasaran kopi bubuk Tanpak Sidikalang. 2. Tempat dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini berada di Jalan Sudirman No. 71 Pasar Lama Sidikalang. Lokasi ini dipilih karena Sidikalang merupakan salah satu kota penghasil kopi Tanpak yang cukup terkenal. Selain itu, kopi bubuk Tanpak ini terkenal dengan kenikmatan kopinya sehingga memiliki peminat sangat banyak dibanding kopi dengan merek lain dan menjadi salah satu oleh-oleh khas dari Sidikalang. Sedangkan rencana penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret-April 2015. 3. Informasi Penelitian Informan penelitian adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian. Informan merupakan orang yang benar-benar mengetahui permasalahan yang akan diteliti. Dalam penelitian ini terdapat dua informan, diantaranya: a. Informan Kunci (Key Informan) yaitu orang-orang yang sangat memahami permasalahan yang akan diteliti. Adapun yang dimaksud sebagai informan kunci dalam penelitian ini adalah Pengusaha Kopi Bubuk Tanpak yaitu Bapak H. Sabilal Rasyad Maha b. Informan utama, yaitu orang yang lebih dipilih peneliti karena memiliki sumber informasi yang utama yang berkaitan langsung dengan penelitian. Adapun yang menjadi Informan Utama yaitu Karyawan yang bekerja di Kopi Bubuk Tanpak Sidikalang c. Informan Tambahan, yaitu orang yang dapat memberikan informasi walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti. Adapun yang menjadi informan tambahan di dalam penelitian ini adalah Konsumen Kopi Bubuk Tanpak Sidikalang. 4. Teknik Mengumpulkan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah berupa data primer. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, dengan cara melakukan wawancara langsung dengan pengusaha, karyawan dan konsumen Kopi Bubuk Tanpak Sidikalang. 5. Teknik Analisis Data Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis deskriptif, yaitu pengumpulan data yang dilakukan untuk menjawab permasalahan yang ada. Langkah-langkah yang dilakukan analisis strategi pemasaran Kopi Bubuk Tanpak Sidikalang adalah sebagai berikut : a. Analisis SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, threats) digunakan untuk mengidentifikasi faktor internal dan eksternal secara sistematis. b. Matriks SPACE yang digunakan untuk dapat melihat posisi strategis dalam pemasaran industri rumah tangga gula aren. c. Matriks SWOT merupakan analisis yang menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi dan disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan untuk merumuskan strategi pemasaran dengan memanfaatkan bauran pemasaran 4P (product, price, place, promotion). IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Usaha Kopi Bubuk Tanpak merupakan salah satu dari sekian banyak usaha kopi bubuk yang ada di Sidikalang. Usaha ini didirikan pada tanggal 10 januari 1987 dengan perizinan SIUP No. 0045/02-08/pk/VII/1994/tgl. 8-7-1994. Dan terdaftar di Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil RI Kabupaten Dairi No. 237/KDK.2.7/PPK/III/1997. Usaha kopi Tanpak ini Usaha Kopi Tanpak ini juga terdaftar di Departemen Perindustrian RI, Direktorat Jenderal Industri Kecil No. 09.1208/00264/XII/90 denga NPWP: 2.000003.01.0. Usaha kopi bubuk Tanpak ini berlokasi di Jl.Sudirman No.71 Pasar Lama Kecamatan Sidikalang, kabupaten Dairi Sumatera Utara. Berdasarakan hasil wawancara dengan narasumber serta hasil observasi langsung pada Usaha Kopi Bubuk Tanpak Sidikalang dapat diklasifikasikan factorfaktor lingkungan perusahaan yang mempengaruhi yang terdiri dari lingkungan internal dan eksternal. Lingkungan internal terdiri dari kekuatan (Strength), kelemahan (Weakness), sedangkan lingkungan eksternal terdiri atas Peluang (Opportunity) dan Ancaman (Threats). 1. Inventarisasi Faktor- faktor Internal a. Kekuatan. Faktor-faktor kekuatan yang dimiliki Kopi bubuk Tanpak Sidikalang adalah sebagai berikut : 1) Cita rasa kopi yang khas 2) Harga yang cukup terjangkau. 3) Jaminan bahan baku yang berkualitas. 4) Ketersediaan Tenaga Kerja yang terampil 5) Adanya pengembangan produk yang inovatif 6) Pembeli yang cenderung menjadi pelanggan 7) Adanya hak paten merek 8) Mendapat sertifikat halal MUI dan 1) Perubahan selera konsumen. BPOM 2) Banyaknya pesaing. b. Kelemahan. Faktor-faktor kelemahan 3) Ketergantungan dengan pemasok yang dimiliki usaha Kopi bubuk bahan baku Tanpak Sidikalang adalah sebagai 3. Hasil Evaluasi Faktor-Faktor berikut : Internal 1) Sering terjadi ketersediaan bahan Faktor-faktor lingkungan internal baku yang tidak mencukupi. perusahaan yang telah terindentifikasi 2) Promosi penjualan belum optimal. yang mana merupakan kekuatan dan 3) Lokasi usaha kurang strategis. kelemahan, selanjutnya diberi bobot dan 4) Pemasaran masih sangat sederhana. rating pada tabel Hasil Analisis Matriks 5) Saluran distribusi yang panjang. Internal Factor Evaluation (IFE) yang 6) Belum pernah melakukan riset nantinya penjumlahan skor masing-masing pasar. diperbandingkan dan selanjutnya 2. Inventarisasi Faktorfaktor dipetakan dalam matriks SPACE yang eksternal menentukan posisi perusahaan. a. Peluang. Dalam pemasaran Kopi Bubuk Tanpak Kopi bubuk Tanpak Total nilai terbobot yang diperoleh Sidikalang, faktor-faktor peluang dari matriks IFE menjadi dasar untuk yang dimiliki adalah sebagai berikut mengetahui respon Kopi bubuk Tanpak : Sidikalang dalam memanfaatkan kekuatan 1) Perkembangan teknologi. dan mengantisipasi kelemahan. Hasil 2) Terbukanya pasar ekspor. evaluasi matriks IFE dalam pemasaran 3) Kerjasama kemitraan dengan Kopi bubuk Tanpak Sidikalang dapat pengusaha lain dan pemerintah dilihat pada Tabel setempat. 4) Perubahan Jumlah Penduduk. Berdasarkan matriks IFE (Internal 5) Minat masyarakat semakin tinggi Factor Evaluation) tersebut, diperoleh 6) Kesadaran konsumen terhadap jumlah skor untuk kekuatan = 1,90 dan kesensitifan harga dan kualitas jumlah skor untuk kelemahan = 0,65 dan produk diperoleh total skor terbobot sebesar : 1,90 7) Brand Image produk yang baik – 0,65 = 1,25 b. Ancaman. Faktor-faktor ancaman yang dimiliki Kopi bubuk Tanpak Sidikalang adalah sebagai berikut : Tabel Hasil Analisis Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) Faktor Internal Kekuatan (Strengths) 1. Cita rasa kopi yang khas 2. Harga yang cukup terjangkau 3. Jaminan bahan baku yang berkualitas. 4. Ketersediaan tenaga kerja yang terampil . 5. Pengembangan produk yang inovatif 6. Pembeli yang cenderung menjadi pelanggan 7. Adanya hak paten merek. 8. Mendapat sertifikat halal halal MUI dan BPOM. Bobot Peringkat Skor Terbobot 0,20 0,00 0,15 0,00 0,00 0,10 0,05 4 3 3 3 3 3 4 0,80 0,00 0,45 0,00 0,00 0,30 0,20 0,05 3 0,15 TOTAL SKOR TERBOBOT Faktor Internal 1. 2. 3. 4. 5. 6. Bobot Kelemahan (Weakness) Sering terjadi ketersediaan bahan baku yang tidak mencukupi. Promosi penjualan belum optimal. Lokasi usaha kurang strategis. Pemasaran masih sangat sederhana Saluran distribusi yang panjang Belum pernah melakukan riset pasar. TOTAL SKOR TERBOBOT SELISIH Peringkat 1,90 Skor Terbobot 0,10 1 0,10 0,10 0,10 0,15 0,00 0,00 1,00 2 2 1 2 2 0,20 0,20 0,15 0,00 0,00 0,65 1,25 Sumber: Data Diolah 4. Hasil Evaluasi Eksternal Faktor-faktor masing-masing diperbandingkan dan selanjutnya dipetakan dalam matriks SPACE yang menentukan posisi perusahaan. Dari hasil evaluasi faktorfaktor eksternal dengan menggunakan matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation ) tersebut, diperoleh jumlah skor untuk peluang = 1,65 dan jumlah skor untuk ancaman = 0,60 dan diperoleh total skor terbobot sebesar : 1,65 – 0,60 = 1,05 Sama halnya dengan faktor-faktor internal, Faktor-faktor lingkungan eksternal perusahaan yang telah terindentifikasi yang mana merupakan peluang dan ancaman, selanjutnya diberi bobot dan rating pada tabel Hasil Analisis Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE) yang nantinya penjumlahan skor Tabel Hasil Analisis Matriks External Factor Evaluation (EFE) Faktor Eksternal Peluang (Opportunities) 1. Perkembangan teknologi. 2. Terbukanya pasar ekspor. 3. Kerjasama kemitraan dengan pengusaha lain dan pemerintah setempat. 4. Perubahan Jumlah Penduduk. 5. Minat beli masyarakat semakin tinggi 6. Kesadaran konsumen terhadap kesensitifan harga dan kualitas produk 7. Brand Image produk yang baik TOTAL SKOR TERBOBOT Bobot Peringkat Skor Terbobot 0,10 0,05 3 3 0,30 0,15 0,10 4 0,40 0,05 0,15 3 3 0,15 0,45 0,00 3 0,00 0,05 4 Faktor Eksternal Ancaman (Threats) 1. Perubahan selera konsumen. 2. Banyaknya pesaing. Bobot Peringkat 0,20 1,65 Skor Terbobot 0,10 0,20 2 1 0,20 0,20 3. Ketergantungan dengan pemasok bahan baku TOTAL SKOR TERBOBOT SELISIH Sumber: Data Diolah 5. Matriks SPACE (Stategic Position and Action Evaluation) Berdasarkan hasil evaluasi faktor internal (tabel ) menunjukkan nilai skor untuk kekuatan (Strenght) = 1,90 dan nilai skor kelemahan (weaknesses) = 0,65 maka nilai skor untuk sumbu horizontal (sumbu X) : 1,95 - 0,65 = 1,25 Sedangkan faktor eksternal (tabel) jumlah skor untuk peluang (opportunies) = 1,65 dan jumlah skor untuk ancaman (threats) = 0,60 dan diperoleh total skor untuk sumbu vertikal (sumbu Y) : 1,65 – 0,60 = 1,05 0,20 1,00 1 0,20 0,60 1,05 yang sesuai dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth Oriented Strategy) atau perluasan untuk memaksimalkan kekuatan internal dan eksternal perusahaan. Usaha kopi bubuk Tanpak juga dapat melakukan strategi pengembngan pasar, pengembangan produk serta inovasi produk dan pemasaran. 6. Matriks SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, strengths) Berdasarkan hasil wawancara dengan pengusaha Kopi Bubuk Tanpak Sidikalang, observasi langsung dan kajian literatur, maka dapatlah dirumuskan beberapa alternatif strategi pemasaran Kopi Bubuk Tanpak Sidikalang melalui strategi S-O, strategi W-O, strategi S-T dan strategi W-T. Hasil analisis pada diagram diatas, menunjukkan bahwa posisi pemasaran Kopi Bubuk Tanpak Sidikalang berada pada kuadran I. Strategi yang diterapkan dalam pemasaran Kopi bubuk ini memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi Tabel Analisis SWOT Faktor Internal Faktor Eksternal Opportunities (O) 1. Perkembangan Strenghts (S) Weaknesses (W) 1.Cita rasa kopi yang khas 2.Harga yang cukup terjangkau. 3.Jaminan bahan baku yang berkualitas. 4.Ketersediaan Tenaga Kerja terampil. 5.Pengembangan produk yang inovatif 6.Pembeli yang cenderung menjadi pelanggan 7.Adanya hak paten merek 8.Mendapat sertifikat halal MUI dan BPOM 1. sering terjadi ketersediaan bahan baku yang tidak mencukupi. Strategi S-O Strategi W-O 1).Mempertahankan 2. Promosi penjualan belum optimal. 3. Lokasi usaha kurang strategis. 4. Pemasaran masih sangat sederhana 5. Saluran distribusi yang panjang 6. Belum pernah melakukan riset pasar. 5).Membuat brosur melalui 2. 3. 4. 5. 6. 7. teknologi. kekhasan cita rasa dan kerjasama dengan dinas Terbukanya pasar aroma serta kualitas pariwisata dan perhotelan ekspor. produk. dan Deprindag. Kerjasama kemitraan dengan pengusaha lain 2). Melakukan penetapan 6).Melakukan promosi dan harga dengan orientasi pemasaran melalui pemerintah setempat. perkembangan teknologi biaya Perubahan Jumlah (internet). Penduduk. 3).Meningkatkan Minat beli masyarakat kerjasama kemitraan 7). Meningkatkan kerjasama semakin tinggi dengan pengusaha lain dengan pemerintah. Kesadaran konsumen seperti tokai kopi untuk terhadap kesensitifan 4).Memperluas jaringan mendapatkan bahan baku harga dan kualitas pemasaran dengan yang berkualitas. produk memanfaatkan Brand Image produk perkembangan teknologi 8). Bekerjasama / berlangganan yang baik dengan pihak ekspedisi informasi dalam rangka pengiriman barang untuk tempat-tempat yang jauh Threats (T) Strategi S-T Strategi W-T 1. Perubahan selera 9). Tetap Mempertahankan 11).Melakukan Promosi secara konsumen. kekhasan dan optimal baik melalui media 2. Banyaknya pesaing. melakukan peningkatan cetak maupun elektronik 3. Ketergantungan serta selalu mengikuti kualitas produk. dengan pemasok kegiatan pameran agar 10). Selalu melakukan bahan baku. produknya semakin dikenal inovasi agar produk masyarakat luas. yang dihasilkan sesuai dengan selera/ minat 12). Membuka gerai Kopi Tanpak secara langsung di konsumen. lingkungan pasar. (padat penduduk). Pembahasan 7. Strategi Pemasaran Strategi pemasaran, dalam hal ini adalah strategi pemasaran yang dijabarkan dalam bauran pemasaran (4P), yaitu (1) produk, (2) harga, (3) promosi dan (4) distribusi. a. Produk Pengusaha kopi bubuk Tanpak sebaiknya tetap mempertahankan kekhasan rasa dan aroma kopi serta terus melakukan peningkatan kualitas produknya. Dengan adanya globalisasi yang mengakibatkan terbukanya pasar bebas membuat konsumen memiliki banyak pilihan diantara beragamnya produk. Tuntutan konsumen yang selalu menuntut kualitas yang baik, mengharuskan Pengusaha kopi bubuk Tanpak untuk terus melakukan peningkatan kualitas produk serta inovasi inovasi agar dapat menghasilkan produk yang dapat memuaskan keinginan/ selera konsumen. Selain itu untuk dapat menghasilnya produk kopi bubuk dengan kualitas baik maka produsen juga harus Meningkatkan kerjasama dengan pengusaha lain yaitu tokai kopi untuk mendapatkan bahan baku yang berkualitas. b. Harga Melakukan penetapan harga dengan orientasi biaya. Harga untuk Kopi bubuk Tanpak Sidikalang selama ini ditentukan oleh pengusaha kopi yang disesuaikan dengan biaya yang dibutuhkan untuk memproduksi kopi dimulai dari membeli biji kopi robusta pilihan dari para petani dan tokai kopi, penyortiran, pengipasan, penggorengan, penggilingan hingga pada pengemasan kopi. Harga yang di jual di pasar berbeda-beda disesuaikan berdasarkan rasa, kemasan dan berat kopi. Kopi Tanpak seberat 100 gr dengan kemasan sachet harga jual dipasar sebesar Rp 15.000, Kopi Tanpak seberat 250 gr dan 500 gr kemasan box harga jual sebesar Rp 25.000 dan Rp 45.000, Kopi Tanpak Jahe seberat 100 gr dengan kemasan sachet harganya Rp 20.000 dan Kopi Tanpak Jahe seberat 250 gr dan 500 gr dengan kemasan box seharga Rp 35.000 dan Rp 60.000, Kopi Tanpak Jantan seberat 100 gr dengan kemasan sachet seharga Rp 30.000 dan Tanpak Jantan seberat 250 gr dan 500 gr dengan kemasan box seharga Rp 50.000 dan Rp 90.000. Berdasarkan harga pokok produksi ini para pengusaha Kopi bubuk Tanpak bisa menentukan berapa laba atau keuntungan yang diinginkan dari produk yang dihasilkan. c. Promosi Meningkatkan kerjasama dengan pemerintah sebab secara tidak langsung pemerintah turut serta dalam memperkenalkan Kopi Bubuk Tanpak sebab setiap ada kunjungan ke kantorkantor pemerintah seperti kantor Bupati, kantor camat, kantor kejari, pengadilan dsb selalu disuguhkan dengan Kopi bubuk Tanpak. Selain itu setiap kali pemerintah berkunjung keluar kota selalu membawakan Kopi Tanpak sebagai oleholeh khas dari Sidikalang. Kemudian membuat brosur melalui kerjasama dengan dinas pariwisata dan perhotelan ataupun melakukan promosi melalui internet. Langkah awal yang perlu dilakukan dengan promosi adalah membuat produk Kopi bubuk yang dihasilkan oleh Kopi Bubuk Tanpak Sidikalang mudah dikenali di pasaran. Dengan beberapa keunggulan produk yang diperkenalkan melalui media promosi, konsumen akan dengan mudah mengenali produk yang dimaksud di pasaran. Misalnya selain promosi melalui pameran-pameran dan brosur - brosur, pengusaha kopi bubuk Tanpak bisa melakukan promosi dengan memanfaatkan internet. Internet adalah media yang dapat menjangkau pemasaran yang lebih luas. Melihat lokasi usaha kopi bubuk Tanpak yang kurang strategis sebab tidak berada di lingkungan yang ramai/ padat s penduduk, sebaiknya produsen kopi bubuk Tanpak juga membuka gerai-gerai Kopi bubuk Tanpak di lingkungan yang ramai seperti di pasar. d. Distribusi Membangun dan meningkatkan kerjasama kemitraan usaha. Ada beberapa peluang keuntungan yang dapat diperoleh melalui kerjasama kemitraan usaha dibandingkan dengan berusaha sendiri yaitu: Kerjasama pemasaran / penampungan produk kopi bubuk Tanpak dapat lebih jelas, pasti dan periodik. Dalam pemasaran kopi Tanpak perlu dibangun kerjasama kemitraan dengan perusahaan makanan atau minuman yang bahan bakunya menggunakan Kopi Bubuk serta melakukan kerjasama kemitraan dengan toko-toko atau supermarket . Hal ini penting untuk menjaga kelangsungan produksi Kopi Bubuk Tanpak. Memperluas jaringan pemasaran dengan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi. Secara geografis pangsa pasar yang dilayani oleh pengusaha kopi bubuk Tanpak hanya terpusat di Kota Sidikalang dan sekitarnya. Memperluas pangsa pasar dengan memanfaatkan jaringan internet masih sangat mungkin dilakukan mengingat pasar yang berada di luar Sidikalang masih terbuka terutama untuk ekspor. Dengan mempertahankan kualitas produk secara kontinyu, kemungkinan besar produk yang dihasilkan oleh usaha kopi bubuk Tanpak Sidiakalang dapat diterima diberbagai segmen pasar, termasuk pasar ekspor yang biasanya mensyaratkan kualitas produk tinggi. Pemasaran lewat internet juga bisa memperpendek saluran distribusi karena konsumen biasanya memesan langsung tanpa harus melalui pedagang pengumpul. Dalam hal pengiriman barang ke tempat yang jauh diluar Sidikalang pengusaha kopi bubuk Tanpak Sidikalang dapat bekerjasama/ berlangganan dengan pihak ekspedisi agar mendapatkan potongan harga selain itu dengan adanya kerjasama maka ihak ekspedisi akan lebih mengutamakan pengiriman produk kopi bubuk Tanpak dengan tepat waktu V. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Dari hasil identifikasi SWOT terdapat 24 hasil inventarisasi yang terbagi menjadi: a. Delapan kekuatan (Strengths) yaitu: Cita rasa kopi yang khas, Harga yang cukup terjangkau, Jaminan bahan baku yang berkualitas, Ketersediaan Tenaga Kerja yang terampil, Adanya pengembangan produk yang inovatif, Pembeli yang cenderung menjadi pelanggan, Adanya hak paten merek, Mendapat sertifikat halal MUI dan BPOM. b. Enam kelemahan (Weaknesses) yaitu: Sering terjadi ketersediaan bahan baku yang tidak mencukupi, Promosi penjualan belum optimal, Lokasi usaha kurang strategis, Pemasaran masih sangat sederhana, Saluran distribusi yang panjang, Belum pernah melakukan riset pasar. c. Tujuh peluang (Opportunities) yaitu: Perkembangan teknologi, Terbukanya pasar ekspor, Kerjasama kemitraan dengan pengusaha lain dan pemerintah setempat, Perubahan Jumlah Penduduk, Minat masyarakat semakin tinggi, Kesadaran konsumen terhadap kesensitifan harga dan kualitas produk, Brand Image produk yang baik. d. Tiga ancaman (Threats) yaitu: Perubahan selera konsumen, Banyaknya pesaing, Ketergantungan dengan pemasok bahan baku. 2. Saran Sesuai dengan kesimpulan Menyangkut keadaan saat ini, maka saran untuk Usaha Kopi Bubuk Tanpak adalah: a. Agar tetap mempertahankan kekhasan cita rasa dan aroma kopi serta tetap memilih bahan baku yang terbaik agar kualitas kopi bubuk tetap terjaga dan tetap menjadi pilihan konsumen. b. Selalu melakukan riset pasar untuk mengetahui perubahan selera konsumen dan selalu melakukan inovasi-inovasi terhadap produk agar usaha kopi bubuk Tanpak selalu diminati konsumen. c. Terus meningkatkan mitra dengan pemerintah, pengusaha/tokai-tokai kopi dan masyarakat serta mengoptimalkan penggunaan media internet dalam membangun jaringan dan memasarkan produk. Membuat brosur melalui kerjasama d. dengan dinas pariwisata dan perhotelan dan Deprindag. e. Melakukan Promosi secara optimal baik melalui media cetak maupun elektronik dan menggunakan teknologi internet untuk memperluas jaringan pasar, serta selalu mengikuti kegiatan pameran agar produknya semakin dikenal masyarakat luas. f. Membuka gerai Kopi Tanpak secara langsung di lingkungan pasar (padat penduduk) dan kerjasama dengan supermarket-supermarket. g. Sebaiknya pemerintah turut campur dalam hal membuat regulasi/kebijakan daerah, bantuan permodalan, serta pembinaan UMKM guna mempertahankan dan melindungi usaha lokal terutama usaha Kopi Bubuk Tanpak. DAFTAR PUSTAKA BUKU Aaker,Davide A and Kumar,V.Day. George.(2000).Marketing Research John Wiley & Sons,Inc. Angiopora, P Marius. (1999). Dasar-dasar Pemasaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Anoraga,Pandji. (2009). Bisnis.Jakarta: Rineka Cipta. Manajemen Assauri, Sfjan. (2007). Manajemen Pemasaran . Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Boyd, Walker, Larreche .(2000). Manajemen Pemasaran Suartu Pendekatan Strategis dengan Orientasi Global. Jakarta: Erlangga. Charles W. Lamb, Joseph F. Hair, Carl Mcdaniel.(2001). Pemasaran. Edisi Pertama, Jakarta: Salemba Empat. Gitosudarmo, H.Indriyo Manajemen Pemasaran. Pertama,Yogyakarta: BPFE. (2000). Edisi Juliandi, azuar. (2014). Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Ilmuilmu Bisnis . Bandung: Citapustaka Media Perintis. Khotijah, Siti. (2004) .Smart Strategy of Marketing. Bandung: Alfabeta Kotler, Philip. (1997). Manajemen Pemasaran Analisis Perencanaan Implementasi dan Pengendalian (terjemahan Jaka Wasana).Jakarta : Salemba Empat. _____, ____. (2000). Manajemen Pemasaran di Indonesia(terjemahan Ancella Anitawati hermawan). Jakarta : Salemba Empat. Kotler, Philip dan Gary Amstrong. (2008). Prinsip-Prinsip Pemasaran(terjemahan Bob Sabran). Jilid 1. Jakarta : Erlangga. Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. (2009). Manajemen Pemasaran(terjemahan Bob Sabran). Edisi 13. Jakarta : Erlangga. Laksana ,Fajar. (2008). Manajemen Pemasaran . Yogyakarta: Graha Ilmu. Lupiyoadi, Rambat. (2001) Manajemen Pemasaran Jasa.Jakarta: Salemba Empat. Najiyati,Sri. & Danarti. (2008). Kopi,Budi daya dan Penanganan Pascapanen.Jakarta: Penebar Swadaya. Praswoto,Andi.2011. Metode Penelitian Kualitatif dalam Prespektif Rancangan Penelitian.Depok : ArRuzz Media. Rangkuti, Freddy. (1997). Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT Gramedia Utama. Simamora, Bilson.(2004). Memenangkan Pasar dengan Pemasaran Efektif dan Profitabel. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Stanton, William J.(1994). Prinsip Pemasaran (terjemahan Sadu Sundaru). Jakarta : Erlangga. Swastha , Basu .(1999). Azas-Azas Marketing. Yogyakarta : Liberty. Swastha , Basu dan Irawan .(2005). Manajemen Pemasaran Modern.Yogyakarta : Liberty. Tjiptono,Fandy. (1997). Pemasaran . Yogyakarta: Andi. Strategi Umar,Hussein.(2000), Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Cetakan Ketiga, Jakarta: PT. Raja Grafindo Perkasa. JURNAL Mukminati dan Harisudin, 2012.” Strategi Pemasaran Durian Sanggaran (Duriozibethinus M.) di Kecamatan Karanganyar dengan Metode Competitive Profile Matrix (CPM)”, Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian.Vol. 1,No.1,April 2012,hlm 15-32 Ernisolia, Iskandarin dan Fauzia,2014.”Strategi Pemasaran Agroindustri Pancake Durian di Kota Medan”, Jurnal Agribisnis Jeane,Uguy dan Ngange, 2012.”Strategi Pemasaran Industri Rumah Tangga Gula Aren di Kota Tomohon Marketing Strategy Home Industry of palm sugar in Tomohon” Fahmi, Baihaqi dan Kadir,2013“Analisis Strategi Pemasaran Kopi Arabika ‘Bergendaal Koffie’ di Kabupaten Bener Meriah” Jurnal Ekonomi Pertania. Vol (14) No. 1 , 2013 SKRIPSI Nuariputri,Hanna,2010.”Analisis SWOT Terhadap Penetapan Strategi Pemasaran Pada PT. Kusumahadi Santosa Di Karanganyar (Studi Pada Divisi Pemasaran I Lokal)”Skripsi,Universitas Sebelas Maret. Nugraha ,Angipta Soma,2011.“Strategi Pemasaran Keripik Tempe Pada Industri Rumah Tangga di kecamatan baturetno kabupaten wonogiri”Skripsi,Universitas Sebelas Maret. Choirunnisak ,2012.“Penerapan Analisis Swot Dalam Strategi Pemasaran Produk Tabungan Pada Bmi Cabang Pembantu Magelang”Skripsi,Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (Stain) Salatiga PUBLIKASI ELEKTRONIK http://www.tempo.co/read/news/2014/06/3 0/092589168/Orang Indonesia Makin GemarMinum Kopi diakses pada 20 januari 2015, pukul 09:00 wib http://www.kopiTanpak.blogspot.com diakses pada 20 januari 2015, pada pukul 09:15 wib http://www. Kopi Tanpak Sidikalang.com diakses pada 20 januari 2015, pada pukul 10.00 wib