STRATEGI PEMASARAN KOPI BUBUK TANPAK SIDIKALANG

advertisement
STRATEGI PEMASARAN KOPI BUBUK TANPAK SIDIKALANG
DENGAN ANALISIS SWOT
ASIH LESTARI BAKO
Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik
Departemen Ilmu Administrasi Bisnis
Universita Sumatera Utara
Email: [email protected]
ABSTRAK
Persaingan yang ada mengharuskan setiap perusahaan memperkuat strategi
pemasarannya untuk menjaga eksistensi dan keunggulan produknya dibandingkan para
pesaing. Salah satu langkah dalam penyusunan strategi dapat dilakukan perusahaan dengan
menganalisa lingkungan internal dan eksternal perusahaan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi pemasaran yang tepat untuk
perusahaan serta mengetahui kondisi perusahaan melalui Analisis SWOT untuk menemukan
strategi-strategi alternatif yang dapat digunakan perusahaan sebagai referensi dalam
membangun kondisi perusahaan yang diharapkan. Dalam analisis SWOT terdapat analisis
lingkungan internal yaitu kekuatan dan kelemahan serta analisis lingkungan eksternal yaitu
peluang dan ancaman. Penelitian ini dilakukan pada Usaha Kopi Bubuk Tanpak Sidikalang
yang dimulai pada bulan Maret 2015.
Bentuk penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dengan analisa
data kualitatif. Metode-metode deskriptif memusatkan perhatian terhadap masalah-masalah
atau fenomena yang ada pada saat penelitian dilakukan atau bersifat aktual, keudian
menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki sebagaimana adanya dan diiringi
dengan rasional yang akurat. Pendekatan yang dilakukan pada penelitian ini adalah
pendekatan SWOT. Analisa yaitu sebuah alat marketing untuk mengklasifikasikan posisi
perusahaan dan menentukan strategi yang sesuai dengan lingkungannya.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada usaha Kopi Bubuk Tanpak Sidikalang
maka diperoleh strategi alternatif yang dihasilkan dari matriks SWOT antara lain: Agar tetap
mempertahankan kekhasan cita rasa dan aroma kopi serta tetap memilih bahan baku yang
terbaik, Selalu melakukan riset pasar untuk mengetahui perubahan selera konsumen dan
selalu melakukan inovasi-inovasi terhadap produk, meningkatkan mitra dengan pemerintah,
pengusaha/tokai-tokai kopi dan masyarakat serta mengoptimalkan penggunaan media internet
dalam membangun jaringan dan memasarkan produk. Membuat brosur melalui kerjasama
dengan dinas pariwisata, perhotelan dan Deprindag, Melakukan Promosi secara optimal baik
melalui media cetak maupun elektronik dan menggunakan teknologi internet untuk
memperluas jaringan pasar, serta selalu mengikuti kegiatan pameran agar produknya semakin
dikenal masyarakat luas, Membuka gerai Kopi Tanpak secara langsung di lingkungan pasar
(padat penduduk) dan kerjasama dengan supermarket-supermarket.
Kata Kunci: Kekuatan (Strengths), Kelemahan (Weakness), Peluang (Opportunities),
Ancaman (Threats), Strategi Pemasaran
ABSTRACT
MARKETING STRATEGY OF KOPI BUBUK TANPAK SIDIKALANG
THROUGH SWOT ANALYSIS
Existing competition requires every company strengthen its marketing strategy to
maintain the existence and benefits of its products compared to competitors. One step in the
preparation of the strategy can be done by analyzing the company's internal and external
environment.
This study aims to determine the right marketing strategy for the company and
determine the condition of the company through a SWOT analysis to find alternative
strategies that can be used by companies as a reference in establishing the company expected
conditions. SWOT analysis contained in the internal environment analysis is the analysis of
strengths and weaknesses and the external environment are the opportunities and threats. This
research was conducted at Ground Coffee Enterprises tanpak Sidikalang which began in
March 2015.
Forms of research is descriptive research method with qualitative data analysis.
Descriptive methods focus on the problems or phenomena that exist at the time the research
is done or the actual nature, keudian describe the facts about the problems investigated as
such and accompanied by rational accurate. The approach taken in this study is a SWOT
approach. Analysis is a marketing tool to classify and determine the position of the company
in accordance with its environmental strategy.
Based on research conducted at the business tanpak Coffee Powder Sidikalang then
obtained alternative strategies SWOT matrix resulting from, among others: In order to
maintain the distinctiveness of flavor and aroma of coffee and still choose the best raw
materials, Always conduct market research to determine the changes in consumer tastes and
always make innovations to the product, improve partner with governments, employers /
tokai-tokai coffee and communities as well as optimizing the use of internet media in
building a network and market the product. Create a brochure in collaboration with the
department of tourism, hospitality and Deprindag, Doing Promotion optimally through both
print and electronic media and use of Internet technology to expand the market network, and
always follow the exhibition activities so that their products more widely known, Open
Coffee outlets directly tanpak market environment (densely populated) and cooperation with
supermarkets.
Keyword: Strengths, Weakness, Opportunities, Threats and Marketing Strategy
I.
PENDAHULUAN
Kopi sebagai bahan minuman sudah
tidak asing lagi, penggemarnya merupakan
seluruh bangsa di dunia. Aromanya yang
harum, rasanya yang khas nikmat, serta
khasiatnya yang dapat memberikan
rangsangan penyegaran badan membuat
kopi cukup akrab di lidah dan digemari.
(Najiyati dan Danarti, 2008).
tabel. Masyarakat Indonesia merupakan
salah satu konsumen kopi yang cukup
besar, dimana konsumsi kopi Indonesia
cenderung meningkat setiap tahunnya.
Peningkatan tersebut terjadi, selain karena
kebiasaan/tradisi masyarakat juga oleh
adanya perubahan gaya hidup/trend
dimana kopi diminati oleh segala lapisan
masyarakat dari berbagai latar belakang.
Berdasarkan hasil survey Asosiasi
Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) pada
Tabel Konsumsi Kopi Indonesia
NO
TAHUN
1
2010
2
2011
3
2012
4
2013*
*
2014*
*
2015*
*
5
6
JLH
PENDUDUK
(Jiwa)
237,000,00
0
241,000,00
0
245,000,00
0
249,000,00
0
253,000,00
0
257,000,00
0
KEBUTUHAN
KONSUMSI
KOPI
KOPI
(Kilogram) (Kg/Kapita/Tahun)
190,000,000
0.80
210,000,000
0.87
230,000,000
0.94
250,000,000
1.00
260,000,000
1.02
280,000,000
1.08
Keterangan
** Estimasi
Sumber:http://www.tempo.co/read/news/2014/06/30/092589168/Orang-Indonesia-MakinGemar-Minum-Kopi
Selain menjadi konsumen, Indonesia
merupakan produsen kopi ketiga
terbesar di dunia setelah Brazil dan
Vietnam, yang terdiri dari dua varian
yaitu kopi Robusta dan Kopi Arabika.
Kedua varian kopi ini memiliki
nama/sebutan
yang
berbeda-beda
berdasarkaan wilayah penanamannya.
Dari daerah Sumatera yaitu Aceh
dikenal dengan kopi Gayo, Sumatera
Utara dengan Kopi Sidikalang dan Kopi
Lintong atau Mandheling, Sumatera
Selatan dengan Kopi Besemah,
Lampung dengan Kopi Lampung,
Bengkulu dengan Kopi Robusta
Bengkulu. Dari daerah Sulawesi yaitu
Sulawesi Selatan dikenal dengan Kopi
Bulu Kumba, dari Tana Toraja dikenal
dengan Kopi Tana Toraja dan dari
Flores dikenal dengan Kopi Wamena.
Sejak zaman Kolonial Belanda,
Sumatera Utara dikenal sebagi daerah
penghasil kopi yang berkualitas tinggi
yang dikenal sebagai kopi Sidikalang.
Adapun kopi Sidikalang ditanam dan
diproduksi di wilayah Kabupaten Dairi
dan sekitarnya, serta terkenal sebagai
salah satu penghasil kopi yang cukup
besar, sehingga banyak berdiri usaha
pengelolaan kopi bubuk yang dikelola
masyarakat setempat dari skala kecil
sampai menengah dengan berbagai
merek produk, antara lain: Kopi Ida,
Kopi Cap Nona Nantampukmas, Kopi
Zest, Kopi Cap Lesung, Kopi Cap
Serimpi, dan salah satunya adalah Kopi
Bubuk Tanpak.
Usaha Kopi Bubuk Tanpak Sidikalang
menarik
untuk
dibahas
karena
merupakan pelopor berdirinya usaha
kopi bubuk yang ada di Sidikalang.
Usaha kopi bubuk Tanpak terkenal
dengan kekhasannya, dimana kopi
bubuk ini dibuat dari kopi pilihan jenis
Robusta Asli yang tumbuh diwilayah
kabupaten Dairi dan sekitarnya.
Keistimewaan
rasa
kopi
khas
Sidikalang ini pantas di coba, aroma
Kopi asli jelas terasa bahkan saat
pertama kali kemasannya dibuka. Selain
itu Kopi bubuk Tanpak juga memiliki
harga yang terjangkau. Kopi bubuk
Tanpak memiliki 3 varian antara lain:
Kopi Tanpak, kopi ini merupakan kopi
dengan rasa original, Kopi Tanpak Jahe
merupakan kopi original
yang
ditambah dengan aroma dan Rasa Jahe
Asli, dan yang terakhir Kopi Tanpak
Jantan, kopi ini merupakan kopi dengan
bahan campuran bahan herbal seperti
ginseng, tongkat ali yang berfungsi
untuk meningkatkan vitalitas pada pria.
Ketiga varian kopi diatas dibedakan
juga berdasarkan berat, kemasan dan
harganya .
Saat ini keadaan dunia usaha sangat
dinamis
ditandai dengan adanya
perubahan dari waktu ke waktu yang
mengakibatkan tingkat persaingan
yang tinggi di berbagai bidang usaha,
hal ini juga terjadi pada industri kopi
bubuk Tanpak. Oleh sebab itu, agar
dapat terus bertahan kopi bubuk
Tanpak tidak boleh hanya sekedar
mengandalkan
kekhasannya
saja,
namun juga harus mampu melihat
peluang dan ancaman yang akan
dihadapi.
Semakin
meningkat
persaingan dalam industri kopi, maka
masalah
perencanaan
strategi
pemasaran
makin
dibutuhkan.
Perusahaan harus merancang strategi
pemasaran yang tepat untuk dapat
mencapai
tujuannya.
Strategi
pemasaran
merupakan
alat
fundamental yang direncanakan untuk
mencapai tujuan perusahaan dengan
mengembangkan kemampuan bersaing
yang berkesinambungan melalui pasar
yang dimasuki dan program pemasaran
yang digunakan untuk melayani pasar
sasaran tersebut (Tjiptono 2009 : 6)
Selain itu, strategi pemasaran yang
ditetapkan harus diterapkan dan
dikembangkan
sesuai
dengan
perkembangan pasar dan lingkungan
pasar tersebut. dengan demikian,
strategi pemasaran harus dapat
memberi gambaran yang jelas dan
terarah tentang apa yang akan
dilakukan
perusahaan
dalam
menggunakan setiap kesempatan atau
peluang pada beberapa pasar sasaran.
Dalam hal ini dibutuhkan dunia bagian
yang sangat penting dan saling
berkaitan,
untuk
mencapai
keberhasilan kegiatan pemasaran yang
dilakukan oleh suatu perusahaan, yaitu
sasaran pasar yang dituju (target
market) dan acuan pemasaran yang
dijalankan (marketing mix) untuk
sasaran pasar tersebut.
Untuk merumuskan strategi pemasaran
perlu dilakukan analisis secara
menyeluruh
terhadap
pengaruh
lingkungan eksternal dan internal
perusahaan. Lingkungan eksternal
perusahaan setiap saat berubah dengan
cepat sehingga menimbulkan berbagai
peluang dan ancaman baik yang datang
dari pesaing utama maupun dari iklim
bisnis yang senantiasa berubah.
Konsekuensi
perubahan
keadaan
eksternal tersebut juga mengakibatkan
perubahan
keadaan
internal
perusahaan, seperti perubahan terhadap
kekuatan maupun kelemahan yang
dimiliki perusahaan tersebut.
Pemilihan strategi yang tepat dalam
proses
pemasaran
akan
sangat
mempengaruhi terhadap tercapainya
tujuan industri. Dalam hal ini industri
Kopi bubuk Tanpakharus menerapkan
strategi-strategi pemasaran. Untuk itu
diperlukan suatu penelitian tentang
strategi pemasaran kopi yang tepat bagi
industri Kopi bubuk Tanpak Sidikalang
dengan alasan agar dapat menjadi
contoh atau pedoman bagi pengusaha
kopi disekitarnya. Salah satu upaya
untuk menentukan strategi yang tepat
bagi perusahaan adalah dengan analisis
SWOT. Analisis SWOT merupakan
identifikasi berbagai faktor secara
sistematis untuk merumuskan strategi
perusahaan. Secara umum, penentuan
strategi yang tepat bagi perusahaan
dimulai dengan mengenali opportunity
(peluang) dan threat (ancaman) yang
terkandung dalam lingkungan eksternal
serta memahami strength (kekuatan)
dan weakness (kelemahan) pada aspek
internal perusahaan. Dengan demikian,
perusahaan mampu bersaing dan
mencapai tujuan secara efektif dan
efisien. Strategi perusahaan dapat
dilakukan dengan berbagai cara. Caracara
suatu
perusahaan
dalam
menggunakan
keseluruhan
atau
beberapa strategi yang akan dilakukan
disebut dengan formulasi strategi.
Formulasi strategi terdiri dari tiga
macam yaitu : formulasi strategi
koorporat
dimana
perusahaan
menganalisa lingkungan perusahaan
untuk menentukan arah perusahaan di
masa depan, formulasi strategi unit
bisnis guna mengetahui kekuatan
perusahaan terhadap persaingan industri
serta formulasi strategi fungsional yang
dilakukan untuk setiap fungsi-fungsi
dari suatu perusahaan, salah satunya
adalah strategi pemasaran.
Terkait dengan kondisi di atas, studi ini
memfokuskan
pada
permasalahan
bagaimana posisi perusahaan terhadap
lingkungan internal dan lingkungan
eksternal serta strategi pemasaran apa
yang tepat diterapkan oleh pemilik
usaha Kopi bubuk Tanpakdengan
menggunakan analisis SWOT. Dari hal
tersebut penulis ingin mengangkatnya
menjadi pokok permasalahan yang
berjudul “BAGAIMANA STRATEGI
PEMASARAN
YANG
TEPAT
DALAM
PEMASARAN
KOPI
BUBUK TANPAK SIDIKALANG
DENGAN ANALISIS SWOT”.
II.
LANDASAN TEORI
1. Strategi
Strategi merupakan alat yang
sangat penting dalam mencapai tujuan.
Menurut Alfred ( dalam Siti Khotijah,
2004), Strategi adalah sasaran dan tujuan
jangka panjang sebuah perusahaan, dan
arah tindakan serta alokasi sumber daya
yang diperlukan untuk mencapai sasaran
dan tujuan itu. Strategi kadang identik
dengan siasat untuk mengatasi masalah
yang hadir bukan sebaliknya untuk lari
dari kenyataan, strategi biasanya lahir
karena: 1. Kondisi terjepit dalam
mengambil keputusan, 2. Tuntutan yang
harus dijawab secepat mungkin, 3. Jalan
atau cara yang memang harus ditempuh
guna mempertahankan suatu kondisi
minimal survive terhadap goncangan.
2. Pemasaran
Menurut Kotler ( dalam Fajar
Laksana, 2008) Pemasaran adalah suatu
proses sosial yang didalamnya individu
dan kelompok mendapatkan apa yang
mereka butuhkan dan inginkan dengan
menciptakan, menawarkan, dan secara
bebas mempertukar produk yang bernilai
dengan pihak lain. Agar tercapainya
tingkat pertukaran antara produk dan nilai
yang diinginkan produsen dan konsumen,
maka seiring dengan perkembangan zaman
terdapat lima konsep alternatif di dalam
pemasaran, yaitu :
dibandingkan dengan pesaing. Konsep
berwawasan pemasaran bersandar pada
empat pilar utama, yaitu :
a. Konsep Produksi
Konsep ini menegaskan bahwa
konsumen lebih menyukai produk yang
tersedia luas dan harga yang terjangkau.
Konsep ini dapat dijalankan apabila
permintaan
produk
melebihi
penawarannya dan dimana biaya produk
tersebut sangat tinggi. Kelemahan konsep
pemasaran ini adalah pelayanan tidak
ramah dan buruk. Hal inilah yang menjadi
tugas manajemen untuk meningkatkan
efisiensi produksi yang tinggi dan cakupan
distribusi yang luas.
b. Konsep Produk
1) Pasar sasaran,
2) Kebutuhan pelanggan,
3) Pemasaran yang terkoordinir serta
4) Keuntungan.
e. Konsep Pemasaran Sosial
Menurut konsep ini, konsumen lebih
menyukai produk yang memiliki kualitas,
kinerja, dan fitur inovatif yang tinggi.
Dalam konsep ini, manajemen sering
terfokus pada produk dan kurang
memperhatikan kebutuhan dan keinginan
konsumen. Akibatnya sering kali terjadi
kegagalan pemasaran atau biasa disebut
marketing
myopia
atau
kebutaan
manajemen dalam memenuhi kepuasan
konsumen.
c. Konsep Penjualan
Konsep ini sering digunakan pada
“Produk yang tidak dicari” atau tidak
terpikir untuk dibeli serta digunakan pada
industri yang mengalami kelebihan
kapasitas produksi. Hal ini dikarenakan
dalam konsep ini konsumen tidak akan
membeli cukup banyak produk tanpa
usaha penjualan dan promosi besarbesaran.
d. Konsep Pemasaran
Konsep pemasaran menyatakan bahwa
pecapaian tujuan organisasi tergantung
pada
seberapa
besar
kemampuan
perusahaan memahami kebutuhan dan
keinginan pasar sasaran dan memenuhinya
secara
lebih
efektif
dan
efisien
Untuk mencapai tujuannya, sebuah
perusahaan harus memahami kebutuhan
dan
keinginan
konsumen
dan
memenuhinya secara lebih efektif.
Kegiatan tersebut dapat dilakukan melalui
pemuasan kebutuhan konsumen
3. Strategi Pemasaran
Menurut Sofjan Assauri, ( 2007) Strategi
Pemasaran pada dasarnya adalah rencana
yang menyeluruh, terpadu dan menyatu di
bidang pemasaran yang memberikan
panduan tentang kegiatan yang akan
dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan
pemasaran suatu perusahaan. Menurut
Corey (dalam Fandy Tjiptono 1997)
Strategi Pemasaran terdiri atas lima
elemen yang saling terkait. Kelima elemen
tersebut adalah:
a. Pemilihan pasar, yaitu memilih
pasar
yang
akan
dilayani.
Keputusan ini didasarkan pada
faktor-faktor : a. Persepsi terhadap
fungsi produk dan pengelompokan
teknologi yang dapat diproteksi
dan didominasi, b. Keterbatasan
sumber daya internal
yang
mendorong perlunya pemusatan
(fokus) yang lebih sempit, c.
Pengalaman
kumulatif
yang
didasarkan pada trial-and-error di
dalam menanggapi peluang dan
tantangan, d. Kemampuan khusus
yang berasal dari akses terhadap
sumber daya langka atau pasar
yang terproteksi. Pemilihan pasar
dimulai
dengan
melakukan
segmentasi pasar daan kemudian
memilih pasar sasaran yang paling
b.
c.
d.
e.
memungkinkan untuk dilayani oleh
perusahaan.
Perencanaan produk, meliputi
produk spesifik yang dijual,
pembentukan lini produk dan
desain penawaran individual pada
masing-masing lini. Produk itu
sendiri menawarkan manfaat total
yang dapat diperoleh pelanggan
dengan melakukan pembelian.
Manfaat tersebut meliputi produk
itu sendiri, nama merek produk,
ketersediaan produk, jaminan atau
garansi, jasa reparasi, dan bantuan
teknis yang disediakan penjual,
serta hubungan personal yang
mungkin terbentuk di antara
pemebeli dan penjual.
Penetapan harga, yaitu menentukan
harga yang dapat mencerminkan
nilai kuantitatif dari produk kepada
pelanggan.
Sistem distribusi, yaitu saluran
perdagangan grosir dan eceran
yang dilalui produk hingga
mencapai konsumen akhir yang
membeli dan menggunakannya.
Komunikasi pemasaran (promosi),
yang meliputi periklanan, personal
selling, promosi penjualan, direct
marketing dan public relation.
Ada empat konsep yang mendasari
pengembangan strategi pemasaran, antara
lain:
a.
b.
c.
d.
4.
Segmentation (Segmentasi Pasar)
Targeting (Penentuan Posisi Pasar)
Positioning (Strategi Memasuki Pasar)
Marketing Mix (Bauran Pemasaran)
Analisis Lingkungan Internal dan
Eksternal Perusahaan
Menurut Philip Kotler dalam bukunya
yang berjudul Manajemen Pemasaran
edisi Millenium (2009), analisa kekuatan,
kelemahan, sertapeluang dan ancaman
dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Analisa
Lingkungan
Internal
(Kekuatan dan Kelemahan)
Manajer perusahaan perlu menganalisa
faktor-faktor internal perusahaan yang
menjadi kemampuan menemukan peluang
yang menarik dan memanfaatkan peluang
tersebut. Suatu perusahaan pasti tidak
harus memperbaiki seluruh kelemahannya,
atau sebaliknya perusahaan malah
menyombongkan
seluruh
kekuatan
perusahaan yang dimiliki (Kotler : 2009).
b. Analisa
Lingkungan
(Peluang dan Ancaman)
Eksternal
Manajer perusahaan perlu mengetahui
dan
menganalisa
bagian-bagian
lingkungan yang harus diperhatikan untuk
mencapai tujuan perusahaan. Lingkungan
eksternal perusahaan terdiri dari kekuatan
lingkungan makro dan pelaku lingkungan
mikro, dimana seluruh variabel tersebut
dapat
mempengaruhi
kemampuan
perusahaan dalam memperoleh keuntugan
atau laba. Kekuatan lingkungan makro
perusahaan meliputi demografi, ekonomi,
teknologi, politik, hukum dan sosial
budaya. Tujuan utama pengamatan
lingkungan adalah untuk melihat peluang
baru. Peluang pemasaran adalah suatu
bidang kebutuhan pembeli dimana
perusahaan dapat beroperasi secara
menguntungkan. Ancaman lingkungan
adalah tantangan akibat kecenderungan
atau
perkembangan
yang
kurang
menguntungkan yang akan mengurangi
penjualan dan laba.
5. Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah identifikasi
berbagai faktor-faktor secara sistematis
untuk merumuskan strategi perusahaan.
Analisis ini didasarkan pada logika yang
dapat memaksimalkan kekuatan (strength)
dan peluang (opportunity), namun secara
bersamaan
dapat
meminimalkan
kelemahan (weaknesses) dan ancaman (
Threats). Perencana strategis (strategi
planner) harus menganalisis faktor-faktor
strategis
perusahaan
(kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam
kondisi yang ada saat ini. Hal ini disebut
dengan analisis situasi.
6. Matriks SPACE (Stategic Position
and Action Evaluation)
Matriks
Space
dipakai
untuk
memetakan kondisi perusahaan dengan
menggunakan diagram cartesius yang
terdiri dari empat kuadran dengan skala
ukuran yang sama. Masing – masing
sumbu dari matriks SPACE menyatakan
dua dimensi, yaitu Dimensi Internal pada
sumbu X dan Dimensi Eksternal pada
sumbu Y. Penelitian menunjukkan bahwa
kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh
kombinasi faktor internal dan eksternal.
Kedua
faktor
tersebut
harus
dipertimbangkan dalam analisis SWOT.
7. Matriks SWOT
Matriks SWOT merupakan alat
analisis penting yang dapat digunakan
untuk
menyusun
faktor-faktor
strategis perusahaan. Matriks ini
menggambarkan
secara
jelas
bagaimana peluang dan ancaman yang
dihadapi perusahaan dapat disesuaikan
dengan kekuatan serta kelemahan
yang dihadapi oleh perusahaan guna
mencapai tujuan yang diharapkan
(Freddy Rangkuti : 2001). Matrik
SWOT merupakan alat pencocokan
yang penting untuk membantu para
manajer mengembangkan empat tipe
strategi: Strategi SO (StrengthsOpportunities),
Strategi
WO
(Weaknesses-Opportunities), Strategi
ST (Strengths-Threats), dan Strategi
WT (Weaknesses-Threats).
III.
METODE PENELITIAN
1. Bentuk Penelitian
Metode Penelitian yang dilakukan
dalam penelitian ini adalah
Metode
Penelitian Deskriptif Analitis dengan
pendekatan kualitatif. Menurut Soeranto
dan Arsyad (dalam Sukma Ningrum
Mukminatin
,2012)
Data
yang
dikumpulkan
mula-mula
disusun,
dijelaskan, dan kemudian dianalisis.
Menurut Bognan dan Taylor (dalam
Praswoto 2011)
menjelaskan bahwa
penelitian kualitatif adalah salah satu
prosedur penelitian yang menghasilkan
data deskriptif kualitatif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang diamati. Bentuk penelitian
dengan pendekatan kualitatif dianggap
sesuai diterapkan kedalam penelitian ini
karena penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui strategi pemasaran kopi bubuk
Tanpak Sidikalang.
2. Tempat dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini berada di Jalan
Sudirman No. 71 Pasar Lama Sidikalang.
Lokasi ini dipilih karena Sidikalang
merupakan salah satu kota penghasil kopi
Tanpak yang cukup terkenal. Selain itu,
kopi bubuk Tanpak ini terkenal dengan
kenikmatan kopinya sehingga memiliki
peminat sangat banyak dibanding kopi
dengan merek lain dan menjadi salah satu
oleh-oleh khas dari Sidikalang. Sedangkan
rencana penelitian ini akan dilakukan pada
bulan Maret-April 2015.
3. Informasi Penelitian
Informan penelitian adalah orang
yang dimanfaatkan untuk memberikan
informasi tentang situasi dan kondisi latar
belakang penelitian. Informan merupakan
orang yang benar-benar mengetahui
permasalahan yang akan diteliti. Dalam
penelitian ini terdapat dua informan,
diantaranya:
a. Informan Kunci (Key Informan)
yaitu orang-orang yang sangat
memahami permasalahan yang
akan diteliti. Adapun yang
dimaksud sebagai informan kunci
dalam penelitian ini adalah
Pengusaha Kopi Bubuk Tanpak
yaitu Bapak H. Sabilal Rasyad
Maha
b. Informan utama, yaitu orang yang
lebih dipilih peneliti karena
memiliki sumber informasi yang
utama yang berkaitan langsung
dengan penelitian. Adapun yang
menjadi Informan Utama yaitu
Karyawan yang bekerja di Kopi
Bubuk Tanpak Sidikalang
c. Informan Tambahan, yaitu orang
yang dapat memberikan informasi
walaupun tidak langsung terlibat
dalam interaksi sosial yang diteliti.
Adapun yang menjadi informan
tambahan di dalam penelitian ini
adalah Konsumen Kopi Bubuk
Tanpak Sidikalang.
4. Teknik Mengumpulkan Data
Data yang dikumpulkan dalam
penelitian ini adalah berupa data primer.
Data primer adalah data yang diperoleh
langsung dari sumbernya, dengan cara
melakukan wawancara langsung dengan
pengusaha, karyawan dan konsumen Kopi
Bubuk Tanpak Sidikalang.
5. Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu analisis
deskriptif, yaitu pengumpulan data yang
dilakukan untuk menjawab permasalahan
yang
ada.
Langkah-langkah
yang
dilakukan analisis strategi pemasaran
Kopi Bubuk Tanpak Sidikalang adalah
sebagai berikut :
a. Analisis
SWOT
(strengths,
weaknesses, opportunities, threats)
digunakan untuk mengidentifikasi
faktor internal dan eksternal secara
sistematis.
b. Matriks SPACE yang digunakan
untuk dapat melihat posisi strategis
dalam pemasaran industri rumah
tangga gula aren.
c. Matriks SWOT merupakan analisis
yang menggambarkan secara jelas
bagaimana peluang dan ancaman
eksternal
yang
dihadapi
dan
disesuaikan dengan kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki perusahaan
untuk
merumuskan
strategi
pemasaran dengan memanfaatkan
bauran pemasaran 4P (product, price,
place, promotion).
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Usaha Kopi Bubuk Tanpak
merupakan salah satu dari sekian banyak
usaha kopi bubuk yang ada di Sidikalang.
Usaha ini didirikan pada tanggal 10 januari
1987
dengan perizinan SIUP No.
0045/02-08/pk/VII/1994/tgl.
8-7-1994.
Dan terdaftar di Departemen Koperasi dan
Pembinaan Pengusaha Kecil RI Kabupaten
Dairi No. 237/KDK.2.7/PPK/III/1997.
Usaha kopi Tanpak ini Usaha Kopi Tanpak
ini juga terdaftar di Departemen
Perindustrian RI, Direktorat Jenderal
Industri Kecil No. 09.1208/00264/XII/90
denga NPWP: 2.000003.01.0. Usaha kopi
bubuk Tanpak ini berlokasi di Jl.Sudirman
No.71 Pasar Lama Kecamatan Sidikalang,
kabupaten Dairi Sumatera Utara.
Berdasarakan hasil wawancara
dengan narasumber serta hasil observasi
langsung pada Usaha Kopi Bubuk Tanpak
Sidikalang dapat diklasifikasikan factorfaktor lingkungan perusahaan yang
mempengaruhi
yang
terdiri
dari
lingkungan internal
dan eksternal.
Lingkungan internal terdiri dari kekuatan
(Strength),
kelemahan
(Weakness),
sedangkan lingkungan eksternal terdiri atas
Peluang
(Opportunity) dan Ancaman
(Threats).
1. Inventarisasi Faktor- faktor Internal
a. Kekuatan. Faktor-faktor kekuatan yang
dimiliki
Kopi
bubuk
Tanpak
Sidikalang adalah sebagai berikut :
1) Cita rasa kopi yang khas
2) Harga yang cukup terjangkau.
3) Jaminan
bahan
baku
yang
berkualitas.
4) Ketersediaan Tenaga Kerja yang
terampil
5) Adanya pengembangan produk
yang inovatif
6) Pembeli yang cenderung menjadi
pelanggan
7) Adanya hak paten merek
8) Mendapat sertifikat halal MUI dan
1) Perubahan selera konsumen.
BPOM
2) Banyaknya pesaing.
b. Kelemahan. Faktor-faktor kelemahan
3) Ketergantungan dengan pemasok
yang dimiliki usaha Kopi bubuk
bahan baku
Tanpak Sidikalang adalah sebagai
3. Hasil
Evaluasi
Faktor-Faktor
berikut :
Internal
1) Sering terjadi ketersediaan bahan
Faktor-faktor lingkungan internal
baku yang tidak mencukupi.
perusahaan
yang telah terindentifikasi
2) Promosi penjualan belum optimal.
yang
mana
merupakan kekuatan dan
3) Lokasi usaha kurang strategis.
kelemahan, selanjutnya diberi bobot dan
4) Pemasaran masih sangat sederhana.
rating pada tabel Hasil Analisis Matriks
5) Saluran distribusi yang panjang.
Internal Factor Evaluation (IFE) yang
6) Belum pernah melakukan riset
nantinya penjumlahan skor masing-masing
pasar.
diperbandingkan
dan
selanjutnya
2. Inventarisasi
Faktorfaktor
dipetakan
dalam
matriks
SPACE
yang
eksternal
menentukan posisi perusahaan.
a. Peluang. Dalam pemasaran Kopi
Bubuk Tanpak Kopi bubuk Tanpak
Total nilai terbobot yang diperoleh
Sidikalang, faktor-faktor peluang
dari matriks IFE menjadi dasar untuk
yang dimiliki adalah sebagai berikut
mengetahui respon Kopi bubuk Tanpak
:
Sidikalang dalam memanfaatkan kekuatan
1) Perkembangan teknologi.
dan mengantisipasi kelemahan. Hasil
2) Terbukanya pasar ekspor.
evaluasi matriks IFE dalam pemasaran
3) Kerjasama kemitraan dengan
Kopi bubuk Tanpak Sidikalang dapat
pengusaha lain dan pemerintah
dilihat pada Tabel
setempat.
4) Perubahan Jumlah Penduduk.
Berdasarkan matriks IFE (Internal
5) Minat masyarakat semakin tinggi
Factor Evaluation) tersebut, diperoleh
6) Kesadaran konsumen terhadap
jumlah skor untuk kekuatan = 1,90 dan
kesensitifan harga dan kualitas
jumlah skor untuk kelemahan = 0,65 dan
produk
diperoleh total skor terbobot sebesar : 1,90
7) Brand Image produk yang baik
– 0,65 = 1,25
b. Ancaman. Faktor-faktor ancaman
yang dimiliki Kopi bubuk Tanpak
Sidikalang adalah sebagai berikut :
Tabel Hasil Analisis Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)
Faktor Internal
Kekuatan (Strengths)
1. Cita rasa kopi yang khas
2. Harga yang cukup terjangkau
3. Jaminan bahan baku yang berkualitas.
4. Ketersediaan tenaga kerja yang terampil .
5. Pengembangan produk yang inovatif
6. Pembeli yang cenderung menjadi pelanggan
7. Adanya hak paten merek.
8. Mendapat sertifikat halal halal MUI dan
BPOM.
Bobot
Peringkat
Skor
Terbobot
0,20
0,00
0,15
0,00
0,00
0,10
0,05
4
3
3
3
3
3
4
0,80
0,00
0,45
0,00
0,00
0,30
0,20
0,05
3
0,15
TOTAL SKOR TERBOBOT
Faktor Internal
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Bobot
Kelemahan (Weakness)
Sering terjadi ketersediaan bahan baku yang
tidak mencukupi.
Promosi penjualan belum optimal.
Lokasi usaha kurang strategis.
Pemasaran masih sangat sederhana
Saluran distribusi yang panjang
Belum pernah melakukan riset pasar.
TOTAL SKOR TERBOBOT
SELISIH
Peringkat
1,90
Skor
Terbobot
0,10
1
0,10
0,10
0,10
0,15
0,00
0,00
1,00
2
2
1
2
2
0,20
0,20
0,15
0,00
0,00
0,65
1,25
Sumber: Data Diolah
4. Hasil
Evaluasi
Eksternal
Faktor-faktor
masing-masing
diperbandingkan
dan
selanjutnya dipetakan dalam matriks
SPACE
yang
menentukan
posisi
perusahaan. Dari hasil evaluasi faktorfaktor eksternal dengan menggunakan
matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation
) tersebut, diperoleh jumlah skor untuk
peluang = 1,65 dan jumlah skor untuk
ancaman = 0,60 dan diperoleh total skor
terbobot sebesar : 1,65 – 0,60 = 1,05
Sama halnya dengan faktor-faktor
internal,
Faktor-faktor
lingkungan
eksternal
perusahaan
yang
telah
terindentifikasi yang mana merupakan
peluang dan ancaman, selanjutnya diberi
bobot dan rating pada tabel Hasil Analisis
Matriks Eksternal Factor Evaluation
(EFE) yang nantinya penjumlahan skor
Tabel Hasil Analisis Matriks External Factor Evaluation (EFE)
Faktor Eksternal
Peluang (Opportunities)
1. Perkembangan teknologi.
2. Terbukanya pasar ekspor.
3. Kerjasama kemitraan dengan pengusaha lain
dan pemerintah setempat.
4. Perubahan Jumlah Penduduk.
5. Minat beli masyarakat semakin tinggi
6. Kesadaran konsumen terhadap kesensitifan
harga dan kualitas produk
7. Brand Image produk yang baik
TOTAL SKOR TERBOBOT
Bobot
Peringkat
Skor
Terbobot
0,10
0,05
3
3
0,30
0,15
0,10
4
0,40
0,05
0,15
3
3
0,15
0,45
0,00
3
0,00
0,05
4
Faktor Eksternal
Ancaman (Threats)
1. Perubahan selera konsumen.
2. Banyaknya pesaing.
Bobot
Peringkat
0,20
1,65
Skor
Terbobot
0,10
0,20
2
1
0,20
0,20
3. Ketergantungan dengan pemasok bahan baku
TOTAL SKOR TERBOBOT
SELISIH
Sumber: Data Diolah
5. Matriks SPACE (Stategic Position
and Action Evaluation)
Berdasarkan hasil evaluasi faktor
internal (tabel ) menunjukkan nilai skor
untuk kekuatan (Strenght) = 1,90 dan nilai
skor kelemahan (weaknesses) = 0,65 maka
nilai skor untuk sumbu horizontal (sumbu
X) : 1,95 - 0,65 = 1,25 Sedangkan faktor
eksternal (tabel) jumlah skor untuk
peluang (opportunies) = 1,65 dan jumlah
skor untuk ancaman (threats) = 0,60 dan
diperoleh total skor untuk sumbu vertikal
(sumbu Y) : 1,65 – 0,60 = 1,05
0,20
1,00
1
0,20
0,60
1,05
yang sesuai dalam kondisi ini adalah
mendukung kebijakan pertumbuhan yang
agresif (Growth Oriented Strategy) atau
perluasan untuk memaksimalkan kekuatan
internal dan eksternal perusahaan. Usaha
kopi bubuk Tanpak juga dapat melakukan
strategi
pengembngan
pasar,
pengembangan produk serta inovasi
produk dan pemasaran.
6. Matriks
SWOT
(strengths,
weaknesses, opportunities, strengths)
Berdasarkan hasil wawancara
dengan pengusaha Kopi Bubuk Tanpak
Sidikalang, observasi langsung dan kajian
literatur, maka dapatlah dirumuskan
beberapa alternatif strategi pemasaran
Kopi Bubuk Tanpak Sidikalang melalui
strategi S-O, strategi W-O, strategi S-T
dan strategi W-T.
Hasil analisis pada diagram diatas,
menunjukkan bahwa posisi pemasaran
Kopi Bubuk Tanpak Sidikalang berada
pada kuadran I. Strategi yang diterapkan
dalam pemasaran Kopi bubuk ini memiliki
peluang dan kekuatan sehingga dapat
memanfaatkan peluang yang ada. Strategi
Tabel Analisis SWOT
Faktor Internal
Faktor Eksternal
Opportunities (O)
1. Perkembangan
Strenghts (S)
Weaknesses (W)
1.Cita rasa kopi yang khas
2.Harga
yang
cukup
terjangkau.
3.Jaminan bahan baku
yang berkualitas.
4.Ketersediaan
Tenaga
Kerja terampil.
5.Pengembangan produk
yang inovatif
6.Pembeli yang cenderung
menjadi pelanggan
7.Adanya hak paten merek
8.Mendapat sertifikat halal
MUI dan BPOM
1. sering terjadi ketersediaan
bahan
baku
yang
tidak
mencukupi.
Strategi S-O
Strategi W-O
1).Mempertahankan
2. Promosi penjualan belum
optimal.
3. Lokasi
usaha
kurang
strategis.
4. Pemasaran masih sangat
sederhana
5. Saluran
distribusi
yang
panjang
6. Belum pernah melakukan
riset pasar.
5).Membuat
brosur
melalui
2.
3.
4.
5.
6.
7.
teknologi.
kekhasan cita rasa dan
kerjasama dengan dinas
Terbukanya
pasar
aroma serta kualitas
pariwisata dan perhotelan
ekspor.
produk.
dan Deprindag.
Kerjasama kemitraan
dengan pengusaha lain 2). Melakukan penetapan 6).Melakukan promosi dan
harga dengan orientasi
pemasaran
melalui
pemerintah setempat.
perkembangan
teknologi
biaya
Perubahan
Jumlah
(internet).
Penduduk.
3).Meningkatkan
Minat beli masyarakat
kerjasama
kemitraan 7). Meningkatkan kerjasama
semakin tinggi
dengan
pengusaha
lain
dengan pemerintah.
Kesadaran konsumen
seperti tokai kopi untuk
terhadap kesensitifan 4).Memperluas
jaringan
mendapatkan bahan baku
harga dan kualitas
pemasaran
dengan
yang berkualitas.
produk
memanfaatkan
Brand Image produk
perkembangan teknologi 8). Bekerjasama / berlangganan
yang baik
dengan
pihak
ekspedisi
informasi
dalam rangka pengiriman
barang untuk tempat-tempat
yang jauh
Threats (T)
Strategi S-T
Strategi W-T
1. Perubahan
selera 9). Tetap Mempertahankan 11).Melakukan Promosi secara
konsumen.
kekhasan
dan
optimal baik melalui media
2. Banyaknya pesaing.
melakukan peningkatan
cetak maupun elektronik
3. Ketergantungan
serta
selalu
mengikuti
kualitas produk.
dengan
pemasok
kegiatan
pameran
agar
10). Selalu melakukan
bahan baku.
produknya semakin dikenal
inovasi agar produk
masyarakat luas.
yang dihasilkan sesuai
dengan selera/ minat 12). Membuka gerai Kopi
Tanpak secara langsung di
konsumen.
lingkungan pasar. (padat
penduduk).
Pembahasan
7. Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran, dalam hal ini
adalah strategi pemasaran yang dijabarkan
dalam bauran pemasaran (4P), yaitu (1)
produk, (2) harga, (3) promosi dan (4)
distribusi.
a. Produk
Pengusaha
kopi
bubuk
Tanpak
sebaiknya tetap mempertahankan kekhasan
rasa dan aroma kopi serta terus melakukan
peningkatan kualitas produknya. Dengan
adanya globalisasi yang mengakibatkan
terbukanya
pasar
bebas
membuat
konsumen memiliki banyak pilihan
diantara beragamnya produk. Tuntutan
konsumen yang selalu menuntut kualitas
yang baik, mengharuskan Pengusaha kopi
bubuk Tanpak untuk terus melakukan
peningkatan kualitas produk serta inovasi
inovasi agar dapat menghasilkan produk
yang dapat memuaskan keinginan/ selera
konsumen. Selain itu untuk dapat
menghasilnya produk kopi bubuk dengan
kualitas baik maka produsen juga harus
Meningkatkan
kerjasama
dengan
pengusaha lain yaitu tokai kopi untuk
mendapatkan bahan baku yang berkualitas.
b. Harga
Melakukan penetapan harga dengan
orientasi biaya. Harga untuk Kopi bubuk
Tanpak Sidikalang selama ini ditentukan
oleh pengusaha kopi yang disesuaikan
dengan biaya yang dibutuhkan untuk
memproduksi kopi dimulai dari membeli
biji kopi robusta pilihan dari para petani
dan tokai kopi, penyortiran, pengipasan,
penggorengan, penggilingan hingga pada
pengemasan kopi. Harga yang di jual di
pasar
berbeda-beda
disesuaikan
berdasarkan rasa, kemasan dan berat kopi.
Kopi Tanpak seberat 100 gr dengan
kemasan sachet harga jual dipasar sebesar
Rp 15.000, Kopi Tanpak seberat 250 gr
dan 500 gr kemasan box harga jual
sebesar Rp 25.000 dan Rp 45.000, Kopi
Tanpak Jahe seberat 100 gr dengan
kemasan sachet harganya Rp 20.000 dan
Kopi Tanpak Jahe seberat 250 gr dan 500
gr dengan kemasan box seharga Rp 35.000
dan Rp 60.000, Kopi Tanpak Jantan
seberat 100 gr dengan kemasan sachet
seharga Rp 30.000 dan Tanpak Jantan
seberat 250 gr dan 500 gr dengan kemasan
box seharga Rp 50.000 dan Rp 90.000.
Berdasarkan harga pokok produksi ini para
pengusaha Kopi bubuk Tanpak
bisa
menentukan berapa laba atau keuntungan
yang diinginkan dari produk yang
dihasilkan.
c. Promosi
Meningkatkan
kerjasama
dengan
pemerintah sebab secara tidak langsung
pemerintah
turut
serta
dalam
memperkenalkan Kopi Bubuk Tanpak
sebab setiap ada kunjungan ke kantorkantor pemerintah seperti kantor Bupati,
kantor camat, kantor kejari, pengadilan dsb
selalu disuguhkan dengan Kopi bubuk
Tanpak. Selain itu setiap kali pemerintah
berkunjung
keluar
kota
selalu
membawakan Kopi Tanpak sebagai oleholeh khas dari Sidikalang.
Kemudian membuat brosur melalui
kerjasama dengan dinas pariwisata dan
perhotelan ataupun melakukan promosi
melalui internet. Langkah awal yang perlu
dilakukan dengan promosi adalah
membuat produk Kopi bubuk yang
dihasilkan oleh Kopi Bubuk Tanpak
Sidikalang mudah dikenali di pasaran.
Dengan beberapa keunggulan produk
yang diperkenalkan melalui media
promosi, konsumen akan dengan mudah
mengenali produk yang dimaksud di
pasaran. Misalnya selain promosi melalui
pameran-pameran dan brosur - brosur,
pengusaha kopi bubuk Tanpak bisa
melakukan
promosi
dengan
memanfaatkan internet. Internet adalah
media yang dapat menjangkau pemasaran
yang lebih luas.
Melihat lokasi usaha kopi bubuk
Tanpak yang kurang strategis sebab tidak
berada di lingkungan yang ramai/ padat s
penduduk, sebaiknya produsen kopi
bubuk Tanpak juga membuka gerai-gerai
Kopi bubuk Tanpak di lingkungan yang
ramai seperti di pasar.
d. Distribusi
Membangun dan meningkatkan
kerjasama kemitraan usaha. Ada beberapa
peluang keuntungan yang dapat diperoleh
melalui kerjasama kemitraan usaha
dibandingkan dengan berusaha sendiri
yaitu:
Kerjasama
pemasaran
/
penampungan produk kopi bubuk Tanpak
dapat lebih jelas, pasti dan periodik. Dalam
pemasaran kopi Tanpak perlu dibangun
kerjasama kemitraan dengan perusahaan
makanan atau minuman yang bahan
bakunya menggunakan Kopi Bubuk serta
melakukan kerjasama kemitraan dengan
toko-toko atau supermarket . Hal ini
penting untuk menjaga kelangsungan
produksi Kopi Bubuk Tanpak.
Memperluas jaringan pemasaran
dengan memanfaatkan perkembangan
teknologi informasi. Secara geografis
pangsa pasar yang dilayani oleh pengusaha
kopi bubuk Tanpak hanya terpusat di Kota
Sidikalang dan sekitarnya. Memperluas
pangsa pasar dengan memanfaatkan
jaringan internet masih sangat mungkin
dilakukan mengingat pasar yang berada di
luar Sidikalang masih terbuka terutama
untuk ekspor. Dengan mempertahankan
kualitas
produk
secara
kontinyu,
kemungkinan
besar
produk
yang
dihasilkan oleh usaha kopi bubuk Tanpak
Sidiakalang dapat diterima diberbagai
segmen pasar, termasuk pasar ekspor yang
biasanya mensyaratkan kualitas produk
tinggi. Pemasaran lewat internet juga bisa
memperpendek saluran distribusi karena
konsumen biasanya memesan langsung
tanpa harus melalui pedagang pengumpul.
Dalam hal pengiriman barang ke
tempat yang jauh diluar Sidikalang
pengusaha kopi bubuk Tanpak Sidikalang
dapat bekerjasama/ berlangganan dengan
pihak ekspedisi agar mendapatkan
potongan harga selain itu dengan adanya
kerjasama maka ihak ekspedisi akan lebih
mengutamakan pengiriman produk kopi
bubuk Tanpak dengan tepat waktu
V.
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Dari hasil identifikasi SWOT terdapat
24 hasil inventarisasi yang terbagi
menjadi:
a. Delapan kekuatan (Strengths) yaitu:
Cita rasa kopi yang khas, Harga yang
cukup terjangkau, Jaminan bahan baku
yang berkualitas, Ketersediaan Tenaga
Kerja
yang
terampil,
Adanya
pengembangan produk yang inovatif,
Pembeli yang cenderung menjadi
pelanggan, Adanya hak paten merek,
Mendapat sertifikat halal MUI dan
BPOM.
b. Enam kelemahan (Weaknesses) yaitu:
Sering terjadi ketersediaan bahan baku
yang tidak mencukupi, Promosi
penjualan belum optimal, Lokasi usaha
kurang strategis, Pemasaran masih
sangat sederhana, Saluran distribusi
yang
panjang,
Belum
pernah
melakukan riset pasar.
c. Tujuh peluang (Opportunities) yaitu:
Perkembangan teknologi, Terbukanya
pasar ekspor, Kerjasama kemitraan
dengan pengusaha lain dan pemerintah
setempat,
Perubahan
Jumlah
Penduduk, Minat masyarakat semakin
tinggi, Kesadaran konsumen terhadap
kesensitifan harga dan kualitas produk,
Brand Image produk yang baik.
d. Tiga ancaman (Threats) yaitu:
Perubahan
selera
konsumen,
Banyaknya pesaing, Ketergantungan
dengan pemasok bahan baku.
2. Saran
Sesuai
dengan
kesimpulan
Menyangkut keadaan saat ini, maka saran
untuk Usaha Kopi Bubuk Tanpak adalah:
a. Agar tetap mempertahankan kekhasan
cita rasa dan aroma kopi serta tetap
memilih bahan baku yang terbaik agar
kualitas kopi bubuk tetap terjaga dan
tetap menjadi pilihan konsumen.
b. Selalu melakukan riset pasar untuk
mengetahui
perubahan
selera
konsumen dan selalu melakukan
inovasi-inovasi terhadap produk agar
usaha kopi bubuk Tanpak selalu
diminati konsumen.
c. Terus meningkatkan mitra dengan
pemerintah,
pengusaha/tokai-tokai
kopi
dan
masyarakat
serta
mengoptimalkan penggunaan media
internet dalam membangun jaringan
dan memasarkan produk.
Membuat
brosur melalui kerjasama
d.
dengan dinas
pariwisata dan
perhotelan dan Deprindag.
e. Melakukan Promosi secara optimal
baik melalui media cetak maupun
elektronik dan menggunakan teknologi
internet untuk memperluas jaringan
pasar, serta selalu mengikuti kegiatan
pameran agar produknya semakin
dikenal masyarakat luas.
f. Membuka gerai Kopi Tanpak secara
langsung di lingkungan pasar (padat
penduduk) dan kerjasama dengan
supermarket-supermarket.
g. Sebaiknya pemerintah turut campur
dalam hal membuat regulasi/kebijakan
daerah, bantuan permodalan, serta
pembinaan
UMKM
guna
mempertahankan dan melindungi
usaha lokal terutama usaha Kopi
Bubuk Tanpak.
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Aaker,Davide A and Kumar,V.Day.
George.(2000).Marketing
Research John Wiley & Sons,Inc.
Angiopora, P Marius. (1999). Dasar-dasar
Pemasaran. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Anoraga,Pandji.
(2009).
Bisnis.Jakarta: Rineka Cipta.
Manajemen
Assauri, Sfjan. (2007). Manajemen
Pemasaran . Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Boyd,
Walker,
Larreche
.(2000).
Manajemen Pemasaran Suartu
Pendekatan
Strategis
dengan
Orientasi Global. Jakarta: Erlangga.
Charles W. Lamb, Joseph F. Hair, Carl
Mcdaniel.(2001). Pemasaran. Edisi
Pertama, Jakarta: Salemba Empat.
Gitosudarmo,
H.Indriyo
Manajemen
Pemasaran.
Pertama,Yogyakarta: BPFE.
(2000).
Edisi
Juliandi, azuar. (2014). Metodologi
Penelitian Kuantitatif untuk Ilmuilmu Bisnis . Bandung: Citapustaka
Media Perintis.
Khotijah, Siti. (2004) .Smart Strategy of
Marketing. Bandung: Alfabeta
Kotler, Philip. (1997). Manajemen
Pemasaran Analisis Perencanaan
Implementasi dan Pengendalian
(terjemahan Jaka Wasana).Jakarta :
Salemba Empat.
_____,
____.
(2000).
Manajemen
Pemasaran di Indonesia(terjemahan
Ancella Anitawati hermawan).
Jakarta : Salemba Empat.
Kotler, Philip dan Gary Amstrong. (2008).
Prinsip-Prinsip
Pemasaran(terjemahan
Bob
Sabran). Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller.
(2009).
Manajemen
Pemasaran(terjemahan
Bob
Sabran). Edisi 13. Jakarta :
Erlangga.
Laksana ,Fajar. (2008). Manajemen
Pemasaran . Yogyakarta: Graha Ilmu.
Lupiyoadi, Rambat. (2001) Manajemen
Pemasaran Jasa.Jakarta: Salemba Empat.
Najiyati,Sri. & Danarti. (2008). Kopi,Budi
daya
dan
Penanganan
Pascapanen.Jakarta:
Penebar
Swadaya.
Praswoto,Andi.2011. Metode Penelitian
Kualitatif
dalam
Prespektif
Rancangan Penelitian.Depok : ArRuzz Media.
Rangkuti, Freddy. (1997). Analisis SWOT
Teknik Membedah Kasus Bisnis.
Jakarta: PT Gramedia Utama.
Simamora, Bilson.(2004). Memenangkan
Pasar dengan Pemasaran Efektif
dan Profitabel. Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Stanton,
William J.(1994). Prinsip
Pemasaran (terjemahan Sadu
Sundaru). Jakarta : Erlangga.
Swastha , Basu .(1999). Azas-Azas
Marketing. Yogyakarta : Liberty.
Swastha , Basu dan Irawan .(2005).
Manajemen
Pemasaran
Modern.Yogyakarta :
Liberty.
Tjiptono,Fandy.
(1997).
Pemasaran . Yogyakarta: Andi.
Strategi
Umar,Hussein.(2000), Metode Penelitian
Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis,
Cetakan Ketiga, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Perkasa.
JURNAL
Mukminati dan Harisudin, 2012.” Strategi
Pemasaran Durian
Sanggaran
(Duriozibethinus M.) di Kecamatan
Karanganyar
dengan
Metode
Competitive
Profile
Matrix
(CPM)”, Jurnal Sosial Ekonomi
Pertanian.Vol.
1,No.1,April
2012,hlm 15-32
Ernisolia,
Iskandarin
dan
Fauzia,2014.”Strategi Pemasaran
Agroindustri Pancake Durian di
Kota Medan”, Jurnal Agribisnis
Jeane,Uguy dan Ngange, 2012.”Strategi
Pemasaran Industri Rumah Tangga
Gula Aren di Kota Tomohon
Marketing Strategy Home Industry
of palm sugar in Tomohon”
Fahmi, Baihaqi dan Kadir,2013“Analisis
Strategi Pemasaran Kopi Arabika
‘Bergendaal Koffie’ di Kabupaten
Bener Meriah” Jurnal Ekonomi
Pertania. Vol (14) No. 1 , 2013
SKRIPSI
Nuariputri,Hanna,2010.”Analisis SWOT
Terhadap Penetapan Strategi
Pemasaran Pada PT. Kusumahadi
Santosa Di Karanganyar (Studi
Pada
Divisi
Pemasaran
I
Lokal)”Skripsi,Universitas
Sebelas Maret.
Nugraha ,Angipta Soma,2011.“Strategi
Pemasaran Keripik Tempe Pada
Industri Rumah Tangga
di
kecamatan baturetno kabupaten
wonogiri”Skripsi,Universitas
Sebelas Maret.
Choirunnisak ,2012.“Penerapan Analisis
Swot Dalam Strategi Pemasaran
Produk Tabungan Pada Bmi
Cabang
Pembantu
Magelang”Skripsi,Sekolah Tinggi
Agama Islam Negeri (Stain)
Salatiga
PUBLIKASI ELEKTRONIK
http://www.tempo.co/read/news/2014/06/3
0/092589168/Orang Indonesia
Makin GemarMinum Kopi
diakses pada 20 januari 2015,
pukul 09:00 wib
http://www.kopiTanpak.blogspot.com
diakses pada 20 januari 2015,
pada pukul 09:15 wib
http://www. Kopi Tanpak Sidikalang.com
diakses pada 20 januari 2015,
pada pukul 10.00 wib
Download