Junaidi Kata strategi berasal dari kata stratego dalam bahasa Yunani, yang merupakan gabungan dari kari stratos (tentara) dan ego (pemimpin). Perencanaan strategis dimulai sebagai seni dari jenderal (the art of the general) da kini menjadi seni dari manajer umum (the art of the general manager) Menurut Andrew (1980), strategi adalah pola tujuan dan kebijakan yang menegaskan perusahaan dan bisnisnya. Menurut Andrew (1980), strategi adalah pola tujuan dan kebijakan yang menegaskan perusahaan dan bisnisnya. Perencanaan strategi sering kali dipandang sebagai system di mana para manajer membuat, melaksanakan, dan mengendalikan keputusan yang lintas fungsi dan tingkat dalam perusahaan. Lorange (1980) bahwa system perencanaan strategi apa pun harus menangani empat pesoalan penting, yaitu: 1. Misi 2. Strategi 3. Anggaran / biaya 4. Kontrol Junaidi PROGRAM MANAJEMEN PENDIDIKAN PASCASARJANA UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU - 2010 Menurut Gretzky atau Stedman, langkah-langkah dalam perencaan strategis adalah : 1. Memprakarsai dan menyepakati suatu proses perencanaan strategis. Menegosiasikan kesepakatan dengan orang-orang penting pembuat keputusan atau pembentuk opini internal tentang seluruh upaya perencanaan strategis dan langkah perencanaan yang terpenting. Kesepakatan itu sendiri harus mencakup maksud upaya perencanaan, langkah-langkah yang dilalui dalam proses, bentuk dan jadwal pembuatan laporan, peran, fungsi dan keanggotaan suatu kelompok atau komite yang berwenang mengawasi upaya tersebut. 2. Mengidentifikasi mandat organisasi Mandat formal dan informal yang ditempatkan pada organisasi adalah keharusan yang dihadapi organisasi. 3. Memperjelas misi dan nilai-nilai organisasi Misi organisasi yang berkaitan erat dengan mandatnya, menyediakan raison de’etre-nya, pembenaran social bagi keberadaannya. Sebelum mengembangkan pernyataan misi, organisasi harus menyempurnakan analisis stakeholder. Analisis stakeholder yang lengkap akan memerlukan tim perencanaan strategis untuk mengidentifikasi stakeholder organisasi. 4. Menilai lingkungan ekternal : peluang dan ancaman Tim perencanaan harus mengekplorasi lingkungan di luar organisasi untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi organisasi. 5. Menilai lingkungan internal : kekuatan dan kelemahan Untuk mengenali kekuasaan dan kelemahan internal, organisasi dapat memantau sumber daya, strategis sekarang, dan kinerja. 6. Mengidentifikasi isu strategis yang dihadapi organisasi Perencanaan strategis memfokuskan kepada tercapainya pencampuran yang terbaik antara organisasi dan lingkungannya. Perhatian kepada misi dan nilai-nilai maupun lingkungan internal dapat dianggap sebagai perencanaan dari dalam ke luar. Isu strategis harus mengandung tiga unsur yaitu: a. Isu harus disajikan dengan ringkasan, lebih baik dalam satu paragraph. b. Factor yang menyebabkan sesuatu isu menjadi persoalan kebijakan yang penting harus didaftar. Khususnya, factor mandate, misi, nilai-nilai atau kekuatan dan kelemahan internal, serta peluang dan ancaman ekternal. c. Tim perencanaan harus menegaskan konsekuensi kegagalan menghadapi isu. 7. Merumuskan strategis untuk mengelola isu-isu Strategi didefinisikan sebagai pola tujuan, kebijakan, program, tindakan, keputusan atau alokasi sumber daya yang menegaskan bagaimana organisasi, apa yang dikerjakan organisasi, mengapa organisasi harus mengerjakan hal itu. Perumusan strategi dan proses implementasi yang efektif akan mempertautkan retotika, pilihan dan tindakan ke dalam suatu pola yang koheren dan konsisten yang melintasi tingkat, fungsi dan waktu. 8. Menciptakan visi organisasi yang efektif bagi masa depan. Langkah terakhir dalam proses perencanaan, organisasi mengembangkan deskripsi mengenai bagaimana seharusnya organisasi itu sehingga berhasil mengimplementasikan strateginya dan mencapai seluruh potensinya. Delapan langkah ini harus mengarah kepada tindakan hasil dan evaluasi. Bahwa tindakan, hasil dan penilaian evaluative harus muncul di tiap-tiap langkah dalam proses. Dengan kata lain, implementasi dan evaluasi tidak harus menunggu hingga akhir, tetapi harus menjadi bagian yang menyatu dari proses dan terus menerus. Untuk menyelesaikan empat belas bidang strategis (misalnya keuangan, lapangan kerja dan pembangunan ekonomi, transportasi, fragmentasi dan koordinasi program) meliputi tiga putaran system yaitu: 1. Identifikasi isu strategis 2. Pengembangan strategi 3. Implementasi strategi. Meskipun langkah-langkah tersebut disusun dengan cara yang berurutan dan linear, harus ditegaskan bahwa dalam praktiknya proses itu bersifat pengulangan. Biasanya para partisipan memikirkan ulang apa yang telah mereka kerjakan beberapa kali sebelum mereka mencapai keputusan akhir. Banyak manajer mungkin mengeluhkan prospek kemanfaatan teknik manajemen baru lainnya yang disisipkan kepada mereka. Mereka telah melihat analisis biaya-keuntungan, system planning, programming, budgeting, system zero based budgeting, manajemen menurut sasarannya dan sekumpulan teknik lainnya yang dihembuskan oleh penemunya, para pengarang yang beragam dan kader konsultan manajemen. Perencanaan strategi bukanlah sekadar iseng-iseng, setidak-tidak perencanaan strategi dari jenis yang diusulkan yaitu karena proses perencanaan strategis yang bersifat pembuatan keputusan politik.