penerapan pembelajaran kooperatif tipe make

advertisement
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS WEB DENGAN
MENGGUNAKAN PRINSIP-PRINSIP MODEL ELABORASI PADA
MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI SMA NEGERI 13 SURABAYA
Septi Dwi Puspitasari1 , Mustaji2
Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Surabaya
[email protected]
Abstrak: Dalam mengajar guru tidak lepas dari buku-buku pegangan atau bahan ajar yang
digunakan untuk menyampaikan materi. Saat ini bahan ajar tertulis dalam bentuk buku seperti
modul sudah banyak diciptakan dan bahkan sampai saat ini masih dipergunakan oleh guru dalam
menyampaikan materi, tetapi seiring dengan kemajuan informasi dan teknologi (IT) saat ini bahan
ajar juga ikut berkembang, salah satunya adalah adanya bahan ajar berbasis web.
SMA Negeri 13 Surabaya memiliki permasalahan dalam proses belajar mengajar. Proses
belajar mengajar disana masih menggunakan bahan ajar cetak atau tertulis yang belum terorganisasi
secara rinci dan ketika siswa dihadapi dengan mata pelajaran yang dituntut untuk memahami
konsep dan prinsip yaitu pelajaran sosiologi,siswa menjadi merasa sulit untuk memahami materi
pelajaran yang disampaikan oleh guru selain itu dalam menyampaikan materi guru lebih sering
menggunakan metode ceramah. Selain bahan ajar masih berbentuk cetak, isi materi yang
disampaikan oleh guru belum terorganisasi dengan baik, guru masih mengambil materi dari
berbagai sumber tanpa di susun secara rinci sehingga membuat siswa menjadi bingung dalam
memahami materi.
Bertolak dari permasalahan tersebut, diperoleh sebuah alternatif untuk merancang dan
mengembangkan bahan ajar berbasis web dengan menggunakan prinsip-prinsip model elaborasi
pada mata pelajaran sosiologi secara online. Sasaran utama penelitian ini adalah siswa SMAN 13
Surabaya kelas X, selain menghasilkan produk web bahan ajar berbasis web juga dihasilkan RPP
dan buku pedoman penggunaan.
Langkah-langkah pengembangan menggunakan metode Research and Development (R&D)
dari model Sugiyono dengan subyek uji coba ahli media, ahli materi, ahli desain bahan ajar dan
siswa. Instrumen pengumpulan data menggunakan angket tertutup dan tes dan teknik analisis data
menggunakan analisis deskriptif. Data hasil uji coba media menunjukkan bahan ajar berbasis web
memperoleh nilai 3,21 dengan kategori baik sekali dan materi di dalam web bahan ajar memperoleh
nilai 3,61 dengan kategori baik sekali sedangkan desain bahan ajar memperoleh nilai 3,28 dan hasil
uji coba seluruh subyek pemakaian memperoleh nilai 2,95 kategori baik. Untuk hasil nilai tes dari
nilai pretest dan postest dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan bahan ajar berbasis web
dengan menggunakan prinsip-prinsip model elaborasi siswa dapat memahami materi sosiologi
yaitu sosialisasi dan pembentukan kepribadian.
Kata Kunci : Pengembangan, Bahan Ajar, Web, Model Elaborasi, Sosiologi.
1.
PENDAHULUAN
Dalam
rangka
meningkatkan
pembangunan nasional, bangsa Indonesia
telah melaksanakan berbagai upaya untuk
meningkatkan kualitas proses dan hasil
belajar di setiap jenjang dan tingkat
pendidikan, agar diperoleh sumber daya
manusia Indonesia yang berkualitas yang siap
bersaing di dunia global. Seperti dijelaskan
dalam UUD 1945, di sebutkan bahwa tujuan
pembangunan nasional adalah mencerdaskan
kehidupan bangsa, begitu juga dalam GBHN
juga di titik beratkan pada sektor pendidikan.
Guru mempunyai pengaruh yang
sangat penting dalam rangka meningkatkan
sumber daya manusia yang berkualitas
dengan mendidik peserta didiknya menjadi
generasi muda yang membanggakan bangsa
dan negara, untuk itu guru harus memiliki
kompetensi mengajar yang bagus dan harus
mampu menciptakan suasana belajar di
sekolah dengan sebaik-baiknya.
Dalam mengajar guru tidak lepas
dari buku-buku pegangan atau bahan ajar
yang digunakan untuk menyampaikan
materi. Bahan ajar sangatlah bermanfaat
dalam kegiatan belajar, salah satu manfaat
dari bahan ajar adalah untuk mengatasi
keterbatasan frekuensi tatap muka antara
siswa dengan pengajar. Dengan adanya
bahan ajar tersebut siswa dapat belajar
secara
mandiri
dan
tidak
terlalu
menggantungkan belajar dan catatan.
Prestasi belajar siswa di sekolah
sering di indikasikan dengan permasalahan
belajar dari siswa dalam memahami materi.
Indikasi ini dimungkinkan karena faktor
belajar siswa yang kurang efektif, bahkan
siswa sendiri tidak merasa termotivasi di
dalam mengikuti pembelajaran dikelas.
Sehingga menyebabkan siswa kurang atau
bahkan tidak memahami materi yang
bersifat sukar yang diberikan oleh
guru.Selain karena faktor belajar siswa yang
kurang efektif dalam belajar, faktor lainya
adalah bahan ajar yang digunakan oleh guru
dalam menyampaikan materi kurang
menarik baik dalam hal pengorganisasian isi
materi ataupun tampilanya.
Saat ini bahan ajar tertulis dalam
bentuk buku seperti modul sudah banyak
diciptakan dan bahkan sampai saat ini masih
dipergunakan
oleh
guru
dalam
menyampaikan materi, tetapi seiring dengan
kemajuan informasi dan teknologi (IT) saat
ini bahan ajar juga ikut berkembang, salah
satunya adalah adanya bahan ajar berbasis
web yaitu bahan ajar yang disiapkan,
dijalankan, dan dimanfaatkan dengan media
web yang terhubung dengan internet
(http://www.e-dukasi.net/artikel/di
akses
pada 15 september 2010).
Teknologi internet merupakan jenis
media e-Education yang dapat menciptakan
interaksi dua arah secara online. Kini media
ini semakin popular digunakan untuk
mengembangkan kegiatan pembelajaran,
karena selain bersifat interaktif media ini
terhubung dengan jaringan global dunia,
sehingga jangkauan aksesnya sangat luas.
Melalui media ini siswa dapat aktif belajar
mandiri dengan hanya mengakses mata
pelajaran melalui layar komputer yang
terhubung melalui jaringan internet.
Diharapkan pula melalui media ini siswa
lebih banyak menyerap informasi yang
mendidik dan tidak gagap akan kemajuan
teknologi.
Selain menggunakan bahan ajar
dalam menyapaikan materi, guru juga harus
memperhatikan cara atau metode dalam
menyampaikan
materi
karena
tanpa
menggunakan metode dalam menyampaikan
materi, proses pengajaran kurang bervariasi
dan akan membuat siswa menjadi bosan dan
kurang memahami materi. Sekarang ini
sudah banyak sekali metode dan modelmodel pembelajaran yang berkembang
misalkan model pembelajaran kontekstual,
model pembalajran langsung, model
pembelajaran
inkuiri
hingga
model
pembelajaran yang orang belum banyak
megetahuinya yaitu model elaborasi. Dari
beberapa model yang telah disebutkan
model yang cocok dalam penyusunan materi
pelajaran adalah model elaborasi. Model
elaborasi
adalah
menetapkan
cara
pengorganisasian isi pembelajaran dengan
mengikuti urutan umum ke rinci yang
dimaksudkan untuk membangun struktur
kognitif dan secara kontinyu menunjukan
konteks dari pengetahuan yang sedang
dipelajari (Degeng,1997:22). Berdasarkan
pengertian
model
elaborasi
yaitu
pengorganisasian isi pembelajaran dengan
mengikuti urutan umum ke rinci, model
elaborasi cocok digunakan dalam menyusun
materi pelajaran karena materi pelajaran
harus disusun dari umum sampai rinci agar
siswa dapat mudah dalam memahami
materi. Selain berdasarkan pengertian dari
model elaborasi yang menguatkan bahwa
model elaborasi cocok digunakan dalam
menyusun materi adalah prinsip-prinsip
yang dimiliki oleh model elaborasi. Adapun
prinsip-prinsip model elaborasi menurut
Degeng (1997 : 36) adalah sebagai berikut:
a. Prinsip kesatu adalah penyajian
kerangka isi.
b. Prinsip kedua adalah elaborasi secara
bertahap
c. Prinsip ketiga adalah bagian terpenting
disajikan pertama kali.
d. Prinsip keempat adalah cakupan
optimal elaborasi.
e.
f.
g.
Prinsip kelima penyajian pensintesis
secara bertahap.
Prinsip keenam adalah penyajian jenis
pensintesis
Prinsip ketujuh adalah tahapan
pemberian rangkuman.
Berdasarkan Observasi yang telah
dilakukan peneliti di SMA Negeri 13
Surabaya, proses belajar mengajar pada
mata pelajaran sosiologi disana masih
menggunakan bahan ajar cetak dan saat
proses belajar mengajar berlangsung siswa
kurang memahami materi yang telah
disampaikan
guru
karena
dalam
menyampaikan materi guru lebih sering
menggunakan metode ceramah dan materi
yang diajarkan mengambil dari berbagai
sumber buku tanpa disusun dengan baik hal
ini membuat materi yang diajarkan oleh
guru belum terorganisasi dengan baik
sehingga siswa menjadi bingung dalam
memahami materi. Bila dilihat dari
karakteristik mata pelajaran sosiologi,
pengetahuan mata pelajaran sosiologi lebih
mengarah pada konsep dan prinsip. Konsep
merupakan definisi, identifikasi, klasifikasi
dan ciri-ciri khusus, sedangkan prinsip
merupakan penerapan dalil dan rumus
misalnya dalam materi sosialisasi dan
pembentukan kepribadian. Berdasarkan hal
tersebut bila dalam mengajar mata pelajaran
sosiologi guru lebih sering menggunakan
metode ceramah akan membuat siswa
menjadi bosan dalam belajar sehingga
kurang dalam memahami materi, padahal
dalam belajar sosiologi sangatlah luas, siswa
bisa belajar di internet dan terjun langsung
ke masyarakat. Berbicara mengenai internet,
di SMAN 13 Surabaya sudah terpasang
internet. SMAN 13 Surabaya memiliki 2
laboratorium
komputer
yang
sudah
dilengkapi dengan jaringan internet.
Berdasarkan hasil nilai sosiologi
semester I yang didapat penulis dari guru
bidang studi, terdapat kesenjangan nilai pada
tiap siswa, nilai yang paling bagus lebih
sedikit daripada nilai yang kurang bagus.
Nilai 80 sampai 90 hanya di diperoleh 40%
siswa sedangkan nilai 70 ada 60% siswa.
Menurut guru bidang studi sosiologi
kesenjangan itu terjadi karena adanya
perbedaan pola belajar siswa. Siswa yang
mendapat nilai bagus, mereka rajin
membaca bahan ajar cetak dan selalu
mendengarkan guru dalam menyampaikan
materi, sedangkan yang nilainya kurang
bagus mereka relatif tidak suka membaca
bahan ajar dan tidak paham tentang materi
yang disampaikan oleh guru.
Dari uraian masalah diatas, peneliti
ingin mengembangkan bahan ajar berbasis
web dengan menggunakan prinsip-prinsip
model elaborasi untuk mata pelajaran
sosiologi kelas X di SMA Negeri 13
Surabaya dengan materi sosialisasi dan
pembentukan kepribadian.
Bahan ajar berbasis web dengan
menggunakan
prinsip-prinsip
model
elaborasi dalam pengorganisasian isi materi
diharapkan
dapat
membantu
siswa
khususnya kelas X di SMA Negeri 13
Surabaya dalam belajar Sosiologi dan
memahami materi secara keseluruhan dan
siswa dapat mengakses bahan ajar berbasis
web di internet dan dapat belajar mandiri
karena bahan ajar berbasis web ini
dilengkapi
dengan
materi
yang
penyusunanya menggunakan prinsip-prinsip
model elaborasi, teks, video / tutorial,
gambar dan soal-soal latihan, hyiperlink
sehingga mempermudah siswa dalam belajar
dan menambah wawasan dan pengetahuan.
Berdasarkan uraian masalah diatas
maka dapat ditarik kesimpulan rumusan
masalah diperlukan vahan ajar berbasis web
dengan menggunakan prinsip-prinsip model
elaborasi pada mata pelajaran sosiologi
materi
sosialisasi
dan
pembentukan
kepribadian untuk SMA semester II di
SMAN 13 Surabaya. Berdasarkan uraian
masalah
rumusan
masalah
tujuan
pengembangan ini adalah menghasilkan
produk bahan ajar berbasis web dengan
menggunakan prinsip-prinsip model elaborasi
pada mata pelajaran sosiologi materi
sosialisasi dan pembentukan kepribadian dan
untuk meningkatkan pemahaman
materi
siswa SMAN 13 Surabaya kelas X terhadap
materi
sosialisasi
dan
pembentukan
kepribadian.
2.
LANDASAN TEORI
Dalam kawasan teknologi pendidikan,
fungsi pengembangan dapat mencakup
berbagai variasi teknologi yang diterapkan
dalam pembelajaran. Sesuai dengan arah
pengembangan, maka dapat disimpulkan
bahwa pengembangan bahan ajar berbasis
web dengan menggunakan prinsip-prinsip
model elaborasi termasuk ke dalam kawasan
fungsi pengembangan, dengan kategori
fungsi desain dan produksi.
Penelitian ini berdasarkan kategori
desain menghasilkan “penentuan bentukbentuk khusus (spesifikasi yang diperlukan
untuk keperluan produksi sumber belajar dan
komponen
sistem
intruksional
tanpa
memperhatikan format atau sumber “ (AECT,
1986:11), sedangkan berdasarkan kategori
produksi akan menghasilkan “hasil konkrit
yang siap di ujicobakan, prototype, atau
bentuk produksi yang siap diperbanyak
(dilipatgandakan)” (AECT, 1986:12).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa
penelitian ini merupakan suatu proses
penterjemahan variabel sistem perangkat
lunak ke dalam bentuk sebuah media belajar
atau sumber belajar berbasis komputer untuk
digunakan dalam kegiatan pembelajaran di
sebuah lembaga pendidikan.
Menurut Widodo dan Jasmadi (2008 :
40) bahan ajar adalah seperangkat sarana atau
alat pembelajaran yang berisikan materi
pembelajaran, metode, batasan-batasan dan
cara mengevaluasi yang di desain secara
sistematis dan menarik dalam rangka
mencapai kompetensi atau sub kompetensi
dengan segala kompleksitasnya. Sedangkan
menurut menurut Pannen dan Purwanto
(1997 : 7) Bahan ajar merupakan bahanbahan atau materi yang disusun secara
sistematis yang digunakan pendidik atau
peserta didik dalam proses belajar. Adapun
menurut Puskur, 2009 dalam Sosialisasi
KTSP bahan ajar adalah seperangkat materi
yang disusun secara sistematis baik tertulis
maupun tidak sehingga tercipta lingkungan
atau suasana yang memungkinkan siswa
untuk
belajar.
Sedangkan
menurut
Prawiradilaga dan Siregar (2007 : 21) bahan
ajar dalam bentuk media cetak pada
hakikatnya merupakan penuangan strategi
penyampaian pesan pembelajaran yang
lazimnya disajikan secara tatap muka atau
secara verbal di depan kelas.
Dari beberapa pengertian bahan ajar
diatas dapat disimpulkan oleh peneliti bahan
ajar adalah bahan-bahan atau materi yang
disusun secara sistematis baik tertulis
maupun tidak tertulis yang digunakan
pendidik atau peserta didik dalam proses
belajar.
Bahan ajar lambat laun akan
menyesuaikan dengan kemajuan teknologi
informasi
dan
komunikasi.
Semakin
berkembangnya ilmu pengetauhan dan
teknologi tanpa batas membuat bahan ajar
yang dulunya berbentuk cetak sekarang
menjelma menjadi bahan ajar berbasis web
yang dilengkapi dengan materi, teks, gambar,
video atau tutorial dan soal-soal latihan,
hyiperlink sehingga mempermudah siswa
dalam belajar dan menambah wawasan dan
pengetahuan.
Pengguna
bahan
ajar
tinggal
mengakses di internet tanpa harus membawa
bahan ajar kemana-mana tinggal mengklik
pengguna bahan ajar kemudian mendapatkan
berbagai macam pengetahuan. Kemajuan
tersebut mendorong pengembang bahan ajar
untuk mengubah bahan ajar cetak menjadi
layanan yang dapat diakses dalam sebuah
halaman web.
Aplikasi berbasis web menjamur
sejak berkembangnya teknologi internet,
sedangkan web atau lengkapnya www (world
wide web) adalah “sebuah koleksi
keterhubungan dokumen-dokumen yang
disimpan
di
internet
dan
diakses
menggunakan protokol HTTP (hypertext
transfer protocol)” (Supriyanto, 2007:2).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa web
bahan ajar yang akan dikembangkan adalah
bahan ajar yang dituangkan dalam halaman
web pada jaringan internet dan diakses
menggunakan protocol HTTP (hypertext
transfer protocol).
Aplikasi bahan ajar berbasis web
disini adalah aplikasi yang digunakan agar
bahan ajar berbasis web ini dapat dijalankan
dan digunakan. Adapun aplikasi yang
digunakan adalah aplikasi wordpress, fitur
worpress, theme wordpress.
Model elaborasi adalah menetapkan
cara pengorganisasian isi pembelajaran
dengan mengikuti urutan umum ke rinci yang
dimaksudkan untuk membangun struktur
kognitif dan secara kontinyu menunjukan
konteks dari pengetahuan yang sedang
dipelajari. (Degeng,1997:22) sedangkan
menurut
Hamzah
(2009:142)
ciri
pengorganisasian
pembelajaran
model
elaborasi adalah memulai pembelajaran dari
penyajian isi pada tingkat umum bergerak ke
tingkat rinci (urutan elaboratif). Sedangkan
pendapat lain menyebutkan model elaborasi
berorientasi pada cara untuk mengorganisasi
pembelajaran, mulai dengan memberikan
kerangka isi dari bidang studi yang diajarkan.
Kemudian memilah isi bidang studi menjadi
bagian-bagian, memilah tiap-tiap bagian
menjadi sub-sub bagian, mengelaborasi tiaptiap bagian, demikian seterusnya sampai
pembelajaran mencapai tingkat keterincian
tertentu
sesuai
spesifikasi
tujuan.
(www.kahmiuin.blogspot.com/2009/12/mode
l-model-belajar-dan-pembelajaran.html
diakses pada tanggal 12 september).
Dari beberapa pendapat mengenai
pengertian model elaborasi peneliti dapat
menyimpulkan bahwa model elaborasi adalah
model
pembelajaran
yang
memulai
pembelajaran dari penyajian isi pada tingkat
umum bergerak ke tingkat rinci atau khusus.
Adapun prinsip-prinsip model elaborasi
menurut Hamzah (2009 : 143) ada sedikitnya
tujuh prinsip yang dikembangkan dalam
strategi pembelajaran model elaborasi, yakni
sebagai berikut:
a.
Penyajian
kerangka
isi,
yakni
menunjukan bagian-bagian utama
bidang studi dan hubungan utama di
antara bagian-bagian tersebut.
b.
Elaborasi secara bertahap, yakni
bagian-bagian yang tercakup dalam
kerangka isi akan dielaborasi secara
bertahap.
c.
Bagian terpenting disajikan pertama
kali, yaitu pada suatu tahap elaborasi
apa pun pertimbangan yang dipakai,
bagian terpenting akan dielaborasi
pertama kali.
d.
Cakupan optimal elaborasi, maksudnya
kedalaman dan keluasan tiap-tiap
elaborasi akan dilakukan secara
optimal.
e.
Penyajian pensintesis secara bertahap,
maksudnya pensintesis akan diberikan
setelah setiap kali melakukan elaborasi.
f.
Penyajian jenis pensintesis, artinya
jenis pensintesis akan disesuaikan
dengan tipe isi bidang studi.
g.
Tahapan
pemberian
rangkuman,
artinya rangkuman akan diberikan
sebelum setiap kali menyajikan
pensintesis.
Kajian teori yang dibahas lagi adalah
karakteristik siswa dan matapelajaran
sosiologi
3.
METODOLOGI PENELITIAN
Model pengembangan bahan ajar
berbasis web dengan menggunakan prinsipprinsip model elaborasi yang dikembangkan
merujuk pada “langkah-langkah penggunaan
metode Research and Development R&D”
(Sugiyono, 2008:298). Langkah-langkah
tersebut memilki urutan: potensi dan masalah,
mengumpulkan
informasi,
desain
produk,validasi desain, perbaikan desain, uji
coba produk, revisi produk, ujicoba
pemakaian, revisi produk, pembuatan dan
produk masal.
Prosedur pengembangan bahan ajar berbasis
web dengan menggunakan prinsip-prinsip
model elaborasi dilaksanakan berdasarkan
model uraian pengembangan yang telah di
implimentasikan adalah potensi dan masalah,
Pengumpulan data, Desain Produk, Validasi
Desain, Revisi Desain, Uji coba Produk,
Revisi Produk, Uji coba pemakaian, revisi
produk, produk missal
Dalam pelaksanaan uji coba tersebut
dilakukan dengan lima langkah, yaitu: 1)
menetapkan desain uji coba, 2) menetapkan
subjek uji coba, 3) menetapkan jenis data, 4)
menetapkan instrumen pengumpulan data dan
5) menetapkan teknik analisis data.
Sampel uji coba satu-satu 6 siswa
yaitu 3 dari kelas X-8 dan 3 dari kelas X-9
dan uji coba kelompok kecil sebanyak 20
orang siswa dengan rincian 10 dari kelas X-8
dan 10 dari kelas X-9 sedangkan untuk uji
coba lapangan masuk dalam tahapan uji coba
pemakaian.
Subjek uji coba produk terdiri dari
ahli di bidang materi, ahli di bidang
perancang materi, ahli di bidang perancang
web, dan sasaran pemakai produk. Subjek uji
coba terdiri dari dua orang yaitu ahli materi
bapak Tauchid Sjarief dan Ibu Zuhro selaku
guru mata pelajaran sosiologi, untuk ahli
desain bahan ajar adalah Mayor Adi bandono
dan Irena Yolanita sedangkan untuk ahli
media ada dua orang yaitu bapak Ari
Kurniawan dan bapak alim Sumarno dosen
jurusan Teknologi Pendidikan dan siswa
SMAN 13 Surabaya kelas X.
Jenis data yang digunakan dalam
pengembangan ini meliputi data kualitatif dan
kuantitatif dan dalam pengembangan bahan
ajar berbasis web dengan menggunakan
prinsip-prinsip model elaborasi datanya
menggunakan instrumen angket berbentuk
tertutup dan tes.
Skala ukur yang digunakan dalam
penelitian ini ditempatkan berdampingan
dengan pertanyaan yang disusun, adapun
skala tersebut adalah:
a. Skor 4 untuk jawaban sangat setuju
b. Skor 3 untuk jawaban setuju
c. Skor 2 untuk jawaban tidak setuju
d. Skor 1 untuk jawaban sangat tidak
setuju
Dalam menganalisis data, digunakan
rumus yang sesuai dengan aspek yang diukur,
rumus yang digunakan adalah
NI =
BSI x NSI
JB
.
Teknik penghitungan angket dihitung
dari tiap item butir jawaban, untuk
memberikan
makna
terhadap
angka
digunakan kriteria penilaian sebagai berikut:
3,1 – 4,0 = baik sekali
2,1 – 3,0 = baik
1,1 – 2,0 = kurang
0,0 – 1,0 = gagal (Arikunto,
2008:37)
Untuk menghitung hasil uji coba
untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan
memanfatkan bahan ajar berbasis web harus
mencari nilai rata-rata (M), standar deviasi
(SD), nilai t hitung, t tabel. Adapun rumusrumusnya adalah sebagai berikut:
Rata – rata =
Standar Deviasi (SD) =
t hitung
4.
=
ANALISA DAN DESAIN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai
pelaksanaan kegiatan pengembangan. Proses
pengembangan ini dimulai dari ditemukanya
sebuah potensi dan permasalahan hingga
diperoleh suatu jawaban yang mencakup
beberapa tahapan, antara lain: persiapan,
pelaksanaan, uji coba produk, revisi produk
dan analisis data hasil tes.
Sebelum melakukan penelitian ke
lapangan untuk memperoleh data, maka perlu
melakukan beberapa tahap,dalam tahap
persiapan pengembangan ini dilakukan
langkah-langkah
sesuai
dengan
pengembangan model Sugiyono yaitu
menggali potensi serta masalah dan
pengumpulan data.
Berdasarkan masalah dan potensi
yang ditemukan peneliti maka peneliti
menawarkan sebuah produk bahan ajar
berbasis web dengan menggunakan prinsipprinsip model elaborasi pada mata pelajaran
sosiologi untuk kelas X semester 2 dengan
pokok bahasan sosialisasi dan pembentukan
kepribadian.
Proses
setelah
melalui
tahap
persiapan pengembangan berupa observasi
potensi, masalah dan pengumpulan data,
tahap selanjutnya adalah pelaksanaan
pengembangan dengan berpedoman pada
model Sugiyono, yaitu tahap desain produk
dan validasi desain produk.
Desain produk materi adalah proses lanjutan
dari tahap pengumpulan data. Setelah
mengumpulkan data dari berbagai sumber
selanjutnya materi diorganisasikan menurut
prinsip-prinsip model elaborasi. Adapun hasil
pengorganisasian isi materi menurut prinsipprinsip model elaborasi mencakup epitome,
kata kunci, rangkuman internal dan
eksternal.Setelah pengorganisasian isi materi
selesai
langkah
selanjutnya
adalah
memasukan (Sutrisno,
materi (upload)
1987:102)
kedalam web
bahan ajar.
Validasi desain dilakukan dengan
menghadirkan ahli yang berhubungan dengan
produk tersebut, yaitu ahli media sebagai
penilaian web, dan ahli materi sebagai penilai
materi pelajaran. Sebelum melakukan
validasi desain terlebih dahulu membuat
angket sebagai bahan penilaian berdasarkan
variabel instrumen penilaian pada bab III.
Adapun penjelasan validasi desain dari tiaptiap ahli adalah ahli media, ahli desain bahan
ajar, ahli materi dan siswa.
Berdasarkan tabel 4.2 hasil penilaian
oleh ahli media, jika dirata-rata berdasarkan
variabel daya tarik dan standar teknis maka
web bahan ajar berbasis web dengan
menggunakan prinsip-prinsip model elaborasi
mendapatkan nilai sebesar 3.21. Jika
dikonsultasikan menurut criteria Suharsimi,
maka web bahan ajar tergolong baik sekali.
Berdasarkan tabel 4.4 hasil penilaian
oleh ahli materi, jika dirata-rata berdasarkan
variabel comprehention, massage relevancy,
age appropriatness dan appropriatness of
design maka web bahan ajar berbasis web
dengan menggunakan prinsip-prinsip model
elaborasi mendapatkan nilai sebesar 3.61.
Jika dikonsultasikan menurut kriteria
Suharsimi, maka materi bahan ajar berbasis
web tergolong baik sekali.
Berdasarkan tabel 4.6 hasil penilaian
oleh ahli desain bahan ajar, jika dirata-rata
berdasarkan
variabel
comprehention,
massage relevancy, standard technis dan
appropriatness of design maka bahan ajar
berbasis web dengan menggunakan prinsipprinsip model elaborasi mendapatkan nilai
sebesar 3.28. Jika dikonsultasikan menurut
kriteria Suharsimi, maka materi bahan ajar
berbasis web tergolong baik sekali.
Penelitian pengembangan ini akan
menghasilkan produk akhir berupa bahan ajar
berbasis web dengan menggunakan prinsipprinsip model elaborasi. Sesuai dengan tahap
pengembangan
model
Resech
And
Development (Sugiyono, 2008:409) maka
setelah validasi desain oleh ahli kemudian
dilakukan revisi atau perbaikan sesuai saran
dan masukan para ahli. Tahap selanjutnya
adalah uji coba produk dengan tujuan
mendapatkan informasi dan penilaian dari
kelompok terbatas tentang tingkat efektifitas
bahan
ajar
berbasis
web
dengan
menggunakan
prinsip-prinsip
model
elaborasi.
Uji coba produk ini terbagi menjadi
dua bagian, yaitu: uji coba satu-satu dan uji
coba kelompok kecil. Setelah melakukan uji
coba produk dan dilakukan revisi atau
perbaikan sesuai saran dan masukan
kelompok terbatas, selanjutnya dilakukan uji
coba pemakaian dalam kelompok besar.
Seluruh uji coba baik uji satu-satu, uji
kelompok kecil dan uji pemakaian
dilaksanakan selama 4 hari karena dalam uji
coba pemakaian peneliti mengambil sampel 2
kelas dari 9 kelas.
Berdasarkan tabel 4.8 hasil penilaian
uji coba satu-satu, jika dirata-rata berdasarkan
variabel daya tarik, comprehention, learning,
standard technis dan appropriatness of design
maka bahan ajar berbasis web dengan
menggunakan prinsip-prinsip model elaborasi
mendapatkan nilai sebesar 3.20. Jika
dikonsultasikan menurut kriteria Suharsimi,
maka materi bahan ajar berbasis web
tergolong baik sekali.
Berdasarkan tabel 4.9 hasil penilaian
uji coba kelompok kecil, jika dirata-rata
berdasarkan
variabel
daya
tarik,
comprehention, learning, standard technis dan
appropriatness of design maka bahan ajar
berbasis web dengan menggunakan prinsipprinsip model elaborasi mendapatkan nilai
sebesar 2,95. Jika dikonsultasikan menurut
kriteria Suharsimi, maka materi bahan ajar
berbasis web tergolong baik.
Berdasarkan tabel
4.11 hasil
penilaian uji coba pemakaian kelompok
besar, jika dirata-rata berdasarkan variabel
daya tarik, comprehention, learning, standard
technis dan appropriatness of design maka
bahan
ajar
berbasis
web
dengan
menggunakan prinsip-prinsip model elaborasi
mendapatkan nilai sebesar 2,93. Jika
dikonsultasikan menurut kriteria Suharsimi,
maka materi bahan ajar berbasis web
tergolong baik.
Revisi produk merupakan kegiatan
yang dilakukan untuk memperbaiki dan
menyempurnakan produk bahan ajar berbasis
web dengan menggunakan prinsip-prinsip
model elaborasi berdasarkan penilaian dari
ahli dan siswa yang menunjukan kategori
kurang dan gagal.
Analisis
data
hasil
tes
ini
dimaksudkan untuk mengukur tingkat
perbandingan hasil belajar siswa sebelum
menggunakan
media
dan
sesudah
menggunakan media.
Untuk
mengetahui
tingkat
pemahaman siswa terhadap materi sosialisasi
dan pembentukan kepribadian sosial,
pengembang menggunakan 2 kelas untuk
dijadikan subjek penelitian.
Tabel 4.21Data Hasil Uji Coba Bahan Ajar
berbasis web
Kegiatan N
Ratarata
Standar Nilai- tDeviasi t
tabel
hitung
Pretest
33 65,58 82,5
15,92 2,042
kelas X86,06 91,37
8
Postest
kelas X8
Pretest
30 77,43 70,1
7,98
2,045
kelas X85,2 92,34
9
Postest
kelas X9
Berdasarkan tabel di atas terlihat nilai
uji coba postest kelas X-8 (86,06) lebih besar
dari nilai rata-rata uji coba pretest (65,58);
dalam pengujian signifikasi diperoleh harga thitung (15,92) lebih besar daripada t-tabel
(2,042) dan standar deviasi posttest (91,37)
lebih besar daripada standar deviasi pretest
(82,5). Dengan demikian perbedaan tersebut
dinyatakan signifikan. Begitu juga dengan uji
coba kelas X-9 terlihat nilai uji coba postest
kelas X-9 (85,2) lebih besar dari nilai ratarata uji coba pretest (77,43); dalam pengujian
signifikasi diperoleh harga t-hitung (7,98)
lebih besar daripada t-tabel (2,045) dan
standar deviasi posttest (92,34) lebih besar
daripada standar deviasi pretest (70,1).
Dengan demikian perbedaan tersebut
dinyatakan
signifikan.
Maka
dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar siswa kelas
X SMAN 13 Surabaya mengalami
peningkatan setelah memanfaatkan bahan ajar
berbasis web dengan menggunakan prinsipprinsip model elaborasi.
5.
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Dari hasil kegiatan penelitian
pengembangan yang telah dilaksanakan,
maka dapat ditarik suatu simpulan yang
diperoleh dari hasil data uji penilaian bahan
ajar berbasis web dengan menggunakan
prinsip-prinsip model elaborasi, simpulan
tersebut antara lain:
1. Validasi desain web oleh ahli media, ahli
desain bahan ajar dan ahli materi sesuai
dengan rumus perhitungan angket dan
kriteria penilaian bahan ajar berbasis
web dengan menggunakan prinsipprinsip model elaborasi tergolong baik
sekali.
2. Uji coba produk yang dilakukan secara
bertahap menunjukkan rata-rata setiap
variabel bahan ajar berbasis web dengan
menggunakan prinsip-prinsip model
elaborasi yaitu uji coba satu-satu
dikategorikan baik sekali berdasarkan
rumus perhitungan angket dan kriteria
penilaian dengan nilai 3,20.
3. Uji coba kelompok kecil dan kelompok
besar dikategorikan baik berdasarkan
rumus menghitung angket dan kriteria
penilaian dengan nilai 2,95dan 293.
4. Bahan ajar berbasis web memberikan
peningkatan pemahaman siswa terhadap
materi sosialisasi dan pembentukan
kepribadian.
5. Berdasarkan analisis data baik validasi
desain oleh ahli dan uji coba oleh siswa
maka bahan ajar berbasis web dengan
menggunakan prinsip-prinsip model
elaborasi perlu dikembangkan oleh
sekolah SMAN 13 Surabaya.
6. Berdasarkan analisis data, maka bahan
ajar berbasis web yang dikembangkan
telah sesuai dengan kajian teori pada bab
II yaitu bahan ajar berbasis web dengan
menggunakan prinsip-prinsip model
elaborasi.
5.2 SARAN
Pengembangan
bahan
ajar
berbasis web dengan menggunakan
prinsip-prinsip
model
elaborasi
merupakan upaya alternatif bagi siswa
agar dapat lebih mudah dalam belajar
sosiologi dan untuk guru supaya dapat
memberikan variasi dalam mengajar.
Bagi pengguna produk bahan ajar
berbasis web dengan menggunakan
prinsip-prinsip model elaborasi ini
diharapkan
dapat
memperhatikan
beberapa hal penting yang dapat
dijadikan masukan untuk memanfaatkan
bahan ajar tersebut, antara lain:
a. Guru SMAN 13 Surabaya
Bagi guru bahan ajar berbasis
web digunakan sebagai variasi dalam
proses belajar mengajar dimana siswa
diminta untuk belajar mandiri disekolah
maupun dirumah.
b. Siswa SMAN 13 Surabaya
Siswa
dapat
mengakses
langsung bahan ajar berbasis web dimana
saja baik sekolah maupun diluar sekolah
karena sifat bahan ajar berbasis wen ini
adalah online, jika siswa mengalami
kesulitan dalam belajar siswa dapat
langsung bertanya kepada guru dan
pengembang melalui email.Siswa juga
dapat mengembangkan web pribadi
sesuai dengan cara yang ada pada
pedoman
c. Siswa Sekolah Lain
Bagi siswa lain selain siswa
SMAN 13 surabaya juga dapat
memnafaatkan bahan ajar berbasis web
ini karena web bahan ajar ini bersifat
online dan jika mengalami kesulitan
dalam belajar dapat bertanya langsung
kepada guru dan pengembang karena
dalam web bahan ajar ini dilengkapi
alamat email guru dan pengembang.
Pengembangan
bahan
ajar
berbasis web dengan menggunakan
prinsip-prinsip model elaborasi ini dapat
dikembangkan lagi dengan materi yang
berbeda terutama bagi guru bidang studi
supaya lebih dapat mengembangkan
bahan ajar berbasis web ini.
6.
DAFTAR PUSTAKA
Adri, Muhammad,2008. Guru Go Blog:
Optimalisasi
Blog
Untuk
Pembelajaran. Jakarta: Alex Media
Komputindo.
AECT, 1986, Definisi Teknologi Pendidikan:
Satuan Tugas dan Definisi dan
Terminologi AECT; Seri Pustaka
Teknologi Pendidikan no.7. Jakarta:
Rajawali.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur
Penelitian Suatu Penelitian Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2008.
Evaluasi
Program Pendidikan. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Arthana, I Ketut. 1988.Evaluasi Media
Instruksional. Diktat Kuliah yang
tidak di plubikasikan. Universitas
Negeri Surabaya.
Arsyad, Azhar. 2006. Media Pembelajaran.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
B. Uno, Hamzah.2009. Model Pembelajaran
Menciptakan
Proses
Belajar
Mengajar
yang
Kreatif
dan
Efektif.Jakarta: PT Bumi Aksara.
Degeng, Sudana, I Nyoman.1997. Strategi
Pembelajaran Mengorganisasi Isi
Dengan Model Elaborasi. Jakarta:
IKIP Malang dengan Biro Penerbitan
Ikatan Profesi Teknologi Pendidikan
Indonesia.
Imansyah, Muhammad. 2010. Membangun
Toko Online dengan Wordpress.
Jakarta: Elex Media Komputindo.
Hadi, Sutrisno. 1987. Statistik. Yogyakarta:
Yayasan Penerbitan Fakultas
Psikologi UGM.
Jasmadi dan Widodo, Chomsin S. 2008.
Panduan menyusun Bahan Ajar
Berbasis Kompetensi. Jakarta: Elex
Media Komputindo.
Mustaji. Pengembangan Bahan Ajar. Pusat
Pembinaan
dan
Pengembangan
Pendidikan Unesa.
Nursalim, Mochamad.dkk. 2007. Psikologi
Pendidikan. Surabaya: Unesa
University Press.
Purwanto dan Pannen, Paulina. 1997.
Mengajar di Perguruan Tinggi. Pusat
antar Universitas.
Pardosi, Mico.2008. Belajar Sendiri Internet.
Surabaya: Dua selaras.
Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru
(PLPG). 2010. Modul Sosiologi
SMA.Surabaya: Unesa Press.
Puskur. 2009. Sosialisasi KTSP bahan
Banprof.Jakarta
Rusijono dan Mustaji.2008.Penelitian
Teknologi
Pembelajaran.Surabaya:Unesa
University Press
Seels, Barbara B & Richey, Rita. 1994.
Teknologi Pembelajaran: Definisi dan
Kawasannya. Jakarta: Unit Percetakan
UNJ.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian
Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif
Kualitatif
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukardi. 2007. Metode Penelitian
Pendidikan: Kompetensi dan
Praktiknya.
Jakarta: Bumi Aksara.
Supriyanto, Aji. 2007. Web dengan HTML
dan XML. Yogyakarta. Graha Ilmu.
Sitorus. 2000. Sosiologi. Jakarta: PT Gelora
Aksara.
Suyanto dan Narwoko. 2007. Sosiologi Teks
Pengantar Dan Terapan. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Universitas Negeri Surabaya. 2006. Panduan
Penulisan dan Penilaian Skripsi.
Surabaya: University Press.
……2010.Pengertian Bahan Ajar Berbasis
Web. http://www.e-dukasi.net/artikel,
di akses pada 15 september 2010.
……2009.Model Belajar dan Pembelajaran.
www.kahmiuin.blogspot.com/2009/12
/model-model-belajar-danpembelajaran.html, di akses pada
tanggal 12 september.
……2010. Pengembangan Bahan Ajar
Presentation.
www.slideshare.net/NASuprawoto , di
akses pada tanggal 12 September 2010.
Download