plagiat merupakan tindakan tidak terpuji plagiat

advertisement
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
SEJARAH EKSPEDISI LAKSAMANA CHENG HO DARI
CINA KE NUSANTARA PADA TAHUN 1405 – 1433
MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Sejarah
Oleh:
LILIK HERMAWANTO
NIM: 101314009
PROGRAM STUDI PENDIDIIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
SEJARAH EKSPEDISI LAKSAMANA CHENG HO DARI
CINA KE NUSANTARA PADA TAHUN 1405 – 1433
MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Sejarah
Oleh:
LILIK HERMAWANTO
NIM: 101314009
PROGRAM STUDI PENDIDIIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
i
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
MAKALAH
SttARAtt EttPEDISI LttA計 IANA C菫 菫NG HO DARICINA
E
■【
NttSANTA∬ しへPADA TAIIliN 1405‐ 1433
C):ごhi
Pettbiinbttg,
ギ
:
才
r_R.Sib【
聖
盤ti,
27」 attuttE 2015
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PIAKALAll
SEJAほ H EKttEDl創 LAKSAMぶ A CI‐IENG HO DARICINA
KE NUSANTARA PADA TA嘉 ビN1405-1433
E}ipersiapkan datt ditulis oleh:
Li:ik tte■ llattiattto
NIヽ 4:101314009
Telah dipc成 議lanittn di dcpart R〕 綺itia Pen繰 げ
I
27∼lei
2fl1 5
Ketua
5e
kretaris
.\nggota
触
g80ta l
Yogyakarta. l7 N{r: i 2015
Fakultas Keguruan dan Iln"ru Pendidikan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Makalah ini saya persembahkan kepada:
Kedua orang tua Bapak Siyamto dan Ibu Mariyamti, yang telah membesarkan dan
mendidik saya dalam keluarga yang penuh cinta kasih dan kebahagiaan. Serta adik
tercinta Habi Ardiyanto yang selalu memberikan dukungan dan semangat kepada
saya dalam menyelesaikan tulisan ini.
iv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
MOTTO
Orang tidak akan belajar sejarah kalau tidak ada gunanya.
Kenyataan bahwa sejarah terus ditulis orang, di semua peradaban dan di sepanjang
waktu, sebenarnya cukup menjadi bukti bahwa sejarah itu perlu.
(Prof.Dr.Kuntowijoyo,MA)
Guru adalah seseorang yang dengan baik serta lembut membimbing dan mengajar
sesuatu kepadanya. Ia mengajari untuk mengembangkan diri dengan membaca buku,
sehingga kemudian dapat mengendlikan diri dengan perbuatan baik.
(Confusius)
Ingatlah bahwa kesuksesan selalu disertai dengan kegagalan dan kita akan sukses jika
belajar dari kegagalan.
(Lilik Hermawanto)
Jangan sekali-kali melupakan sejarah (jasmerah).
(Soekarno)
v
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya mcny漬 よ an dcngan sesllnggllhnya bttwa makalah yang saya tulis ini
tidak mcmuat karya´ atau bagian kalya orang lain, kecuali yang telall disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka,scbagaimana layakllya karya illlliall.
Vl
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
購
LEMBAR PE― ATAAN P唱 田SETUttAN
LIKASIKARYAILMIAHIIEUK KEEttGAN AKADEMS
Yangbmnda tt diban ini,saya mahriswa UmvEltas Sanam Dh―
a:
l Lilik Hcrmaw試o
N観
va
l
101314009
Nomor Mahesis、
Deni p〕 ngembangan ilmu peng鏡 ふ lEIll,Saya mcmbeHb雌 kepada Pcrputtakaan
Un市 ersitas Sanata Dhal11la katta ilmiah saya yang bcttudul:
SLIARAH EKSPEDISILAKSAMANA CHENG ⅡO DARICINA
KE NUttNTARA PADA TAH■IN 1405‐ 1433
Bcserta pcran3kat yan_q dipedtan(blia山 ).Der感 額 demikian saya lnclnbe五 kan
kepada PeruStakaan Universitas Sanata Dhanma hak unttlk menyilnpan,
Incngalih山 m dalarnbentuk hユ mCngolahnva dalaFn bCntuk pangkalanぬ a
mcndistl■ buskan secara tcrbatas dan lnempublikasikannya di intcmet atau media
hin untuk akadclnis tanpa pcriu rneminta ttin stta,mauplln nlcmberikall roplti
ぬ Saya selama tctap lnentttumkan llama stta sebagtt penulis.
建
“
Dcmkian perrlyataan ini yang saya buat dcngan scbellarnya.
Dibuat di Yogyttkatta
P血 軸 ggal:27 Mei 2f115
Lilik Hcman・ anto
Vll
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRAK
SEJARAH EKSPEDISI LAKSAMANA CHENG HO DARI CINA KE
NUSANTARA PADA TAHUN 1405-1433
Oleh:
Lilik Hermawanto
Universitas Sanata Dharma
2015
Makalah ini bertujuan untuk mendeskripsikan tiga permasalahan pokok, yaitu:
(1) Latar belakang ekspedisi Laksamana Cheng Ho dari Cina ke Nusantara 14051433, (2) Proses dan berakhirnya ekspedisi Laksamana Cheng Ho dari Cina ke
Nusantara 1405-1433, (3) Dampak ekspedisi Laksamana Cheng Ho bagi Nusantara.
Makalah ini disusun berdasarkan metode penelitian sejarah dengan tahapan:
heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Pendekatan yang digunakan
adalah pendekatan sosial-budaya. Model penulisannya bersifat deskriptif analitis.
Hasil penulisan ini adalah: (1) Latar belakang ekspedisi Laksamana Cheng Ho
adalah untuk mengembalikan kejayaan Cina dan memberitakan terjadinya pergantian
kekuasaan di Cina terutama pada masa kekuasaan Dinasti Ming, serta untuk menjalin
kerjasama, perdagangan dan keamanan dengan negeri-negeri di Samudera Selatan.
(2) Laksamana Cheng Ho melakukan ekspedisi sebanyak tujuh kali pada masa
Dinasti Ming dan sekaligus mengunjungi Nusantara untuk menjalin kerjasama
dengan kerajaan-kerajaan di Nusantara. Wafatnya Laksamana Cheng Ho dan tidak
adanya penerus maka berakhir pula ekspedisi Dinasti Ming di Nusantara. (3) Dampak
ekspedisi Laksamana Cheng Ho adalah terjadinya akulturasi dalam bidang budaya,
agama, dan arsitektur yang hingga saat ini masih dapat ditemui, salah satunya adalah
Klenteng Sam Po Kong di Semarang.
viii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRACT
THE HISTORY OF ADMIRAL CHENG HO’S EXPEDITION FROM CHINA
TO NUSANTARA IN 1405 - 1433
By:
Lilik Hermawanto
Sanata Dharma University
2015
This paper aims to describe three basic problems, namely: (1) The expeditions
background of Admiral Cheng Ho's from China to Nusantara in 1405-1433, (2) The
process and the end of the expeditions of Admiral Cheng Ho's from China to
Nusantara in 1405-1433, (3) The Impact of the expeditions Admiral Cheng Ho's from
Nusantara.
This paper was prepared by the method of historical research with the
following stages: heuristics, verification, interpretation, and historiography. The
approach used is a socio-cultural approach. Analytical descriptive writing is the
report.
The results of this paper are: (1) The background of the expeditions of
Admiral Cheng Ho is to restore the glory of China and to proclaim the change of
power in China, especially during the reign of the Ming Dynasty, as well as to
establish cooperation, trade and security with the countries in the Southern Ocean. (2)
Admiral Cheng Ho undertook an expedition as much as seven times during the Ming
Dynasty and once visited the Nusantara to collaborate with the kingdoms in the
Nusantara. The death of Admiral Cheng Ho resulted in the absence of a successor,
and the end of the expedition of the Ming Dynasty in the Nusantara. (3) Impact of
Admiral Cheng Ho is acculturation in the fields of culture, religion, and architecture
which are still to be found, one of them is Sam Po Kong in Semarang.
ix
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
KATA PENGANTAR.
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat rahmat dan restu-Nya sehingga makalah yang berjudul "Sejarah
Ekspedisi Laksamana Cheng Ho Dari Cina ke Nusantara Pada Tahun 1405-1433"
pada akhimya bisa terselesaikan. Makalah
ini di
susun untuk memenuhi syarat
untuk meraih gelar sarjana, Program Studi Pendidikan Sejarah,
Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini, penulis secara khusus mengucapkan
terima kasih kepada
:
1.
Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2.
Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma.
3.
Bapak Drs.Y.R. Subakti, M.Pd. selaku dosen pembimbing.
4.
Seluruh dosen dan pihak sekretariat Program Studi Pendidikan Sejarah.
5.
Ika Dewi Kurniawati yang selalu memotifasi dan memberi semangat.
6.
Serta seluruh pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang turut
membantu dalam menyelesaikan penulisan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun bagi makalah
ini. Semoga hasil karya ini berguna bagi pengguna dan pembacarya.
Yogyakarta ,27 .Mei 2015
X
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................
iv
HALAMAN MOTTO ......................................................................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..........................................................
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ........ vii
ABSTRAK ........................................................................................................ viii
ABSTRACT .......................................................................................................
ix
KATA PENGANTAR......................................................................................
x
DAFTAR ISI.....................................................................................................
xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..............................................................................
1
B. Rumusan Masalah..........................................................................
10
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan......................................................
10
1. Tujuan Penulisan.......................................................................
10
2. Manfaat Penulisan.....................................................................
11
D. Sistematika Penulisan ...................................................................
12
BAB II: LATAR BELAKANG TERJADINYA EKSPEDISI LAKSAMANA
CHENG HO DARI CINA KE NUSANTARA
PADA TAHUN 1405-1433
A. Menjalin Hubungan Persahabatan Kekaisaran Cina Dengan
Kerajaan-Kerajaan di Nusantara ...................................................
19
B. Hubungan Perdagangan Antara Cina Dengan Nusantara .............
22
C. Mengamankan Jalur Pelayaran Perdagangan Cina
Dengan NusantaraDari Para Bajak Laut ......................................
xi
26
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB III: PROSES DAN BERAKHIRNYA EKSPEDISI LAKSAMANA
CHENG HO DARI CINA KE NUSANTARA PADA TAHUN
1405-1433
A. Proses Ekspedisi Laksamana Cheng Ho Ke Nusantara...............
34
1. Ekspedisi Laksamana Cheng Ho di Kerajaan Samusera Pasai. 34
2. Ekspedisi Laksamana Cheng Ho di Kerajaan Lambri Aceh....
39
3. Ekspedisi Laksamana Cheng Ho di Palembang.......................
41
4. Ekspedisi Laksamana Cheng Ho di Kerajaan Malaka .............
43
5. Ekspedisi Laksamana Cheng Ho di Kerajaan Majapahit.........
47
6. Ekspedisi Laksamana Cheng Ho di Semarang.........................
52
B. Berakhirnya Ekspedisi Laksamana Cheng Ho ............................
54
BAB IV: DAMPAK EKSPEDISI LAKSAMANA CHENG HO
BAGI NUSANTARA
A. Dampak Budaya Ekspedisi Laksamana Cheng Ho di Nusantara .
58
1. Peringatan Pelayaran Cheng Ho (Sam Po Tay Jien)................
60
2. Seni dan sastra..........................................................................
61
B. Dampak Dalam Bidang Agama Ekspedisi Laksamana
Cheng Ho di Nusantara.................................................................
62
1. Masuknya Islam di Cina...........................................................
62
2. Penyebaran Agama Islam di Nusantara ...................................
64
3. Pemujaan Terhadap Laksamana Cheng Ho ............................
66
C. Dampak Arsitektur Ekspedisi Laksamana Cheng Ho
di Nusantara .................................................................................
68
BAB V: KESIMPULAN ..................................................................................
71
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................
74
LAMPIRAN......................................................................................................
76
xii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Silabus ........................................................................................
77
Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) .................................
80
Lampiran 3 : Ringkasan Materi ........................................................................
90
Lampiran 4 : Lampiran Gambar Ekspedisi Laksamana Cheng Ho...................
93
xiii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bangsa Cina merupakan salah satu bangsa yang paling awal memasuki
zaman sejarah di Asia Timur. Cina juga secara bertahap berhasil mengembangkan
kebudayaan mereka menjadi terkemuka di antara bangsa-bangsa lain di Asia
Timur. Hal ini membuat berbagai bangsa lain di sekitar Cina tertarik dan
mengadopsi berbagai unsur kebudayaan Cina, bahkan kebudayaan Cina menyebar
ke barat dan mencapai Eropa.1 Cina juga merupakan sumber peradaban bagi
banyak bangsa yang hidup di Asia Timur seperti Korea, Jepang, dan Vietnam
yang berada dalam lingkaran budaya Cina.2 Tingginya kebudayaan Cina
menunjukkan bahwa peradaban Cina merupakan peradaban yang tinggi di Asia
Timur.
Sebelum dipersatukan sebagai suatu negara, Cina masih dikuasai oleh
berbagai dinasti yang memimpin Cina. Dinasti-dinasti di Cina silih berganti
memimpin Cina dan salah satu dinasti yang berkuasa di Cina adalah Dinasti
Ming. Dinasti Ming merupakan dinasti yang didirikan oleh pemberontak petani
yang dipimpin oleh Chu Yuan Chang yang berasal dari keluarga miskin Suku
Han.3 Chu Yuan Chang melakukan perjuangan yang gigih selama sepuluh tahun
1
2
3
Purwanta, Sejarah Cina Klasik, Yogyakarta, Universitas Sanata Dharma, 2009, hlm. 1
Ivan Taniputra, History Of China, Yogyakarta, AR-Ruzz Media, 2013, hlm. 21
Suku Han sebuah suku mayoritas di Cina. Suku ini mendapat namanya dari Dinasti Han dan
telah mempunyai sejarah yang panjang sejak 2200 tahun yang lalu.
1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2
lebih, sehingga dapat melengserkan Dinasti Yuan4 yang telah berkuasa selama
kurang lebih 160 tahun. Chu Yuan Chang kemudian mendirikan Dinasti Ming di
Cina pada tahun 1368 M.5
Setelah naik tahta Chu Yuan Chang menobatkan dirinya sebagai kaisar
dengan gelar Ming Taizu pada tahun 1368-1398 M. Selain itu, tahun
pemerintahannya dikenal dengan nama Hongwu, dengan Nanking sebagai pusat
pemerintahannya.
Pada masa awal pemerintahan Kaisar Chu Yuan Chang
mengambil tindakan-tindakan untuk mengatasi masalah-masalah dalam negeri,
antara lain dengan pembaharuan ketertiban, keamanan, pertanian, memperkuat
pertahanan dalam negeri, dan mengembalikan tradisi Cina yang mengutamakan
kerukun, kedamai, keharmonis dengan memulihkan tatanan hubungan masyarakat
dalam negeri.6
Pada masa pemerintahannya Kaisar Chu Yuan Chang dapat menentramkan
negeri dan mengatasi masalah-masalah yang terjadi di Cina.7 Kaisar Chu Yuan
Chang juga menjalankan tindakan kebijakan luar negeri Dinasti Ming. Pokokpokok kebijakan luar negeri Cina pada awal zaman Dinasti Ming masa
pemerintahan Chu Yuan Chang yaitu:
1. Cina tidak punya ambisi untuk mengekspansi dan menjajah negeri lain.
2. Cina tidak akan menyerang negeri lain kalau tidak diserang terlebih dahulu.
4
5
6
7
Dunasti Yuan merupakan salah satu dinasti yang pernah memimpin Cina pada tahun 12791368. Didirikan oleh Genghis Khan, yang merupakan orang Mongol, setelah berhasil
menyatukan Bangsa Mongol Gengis Khan mulai melakukan penaklukan kepada daerah-daerah
yang ada di Asia Timur dan berhasil menaklukan Dinasti Song.
Liang Liji, Dari Relasi Upeti Ke Mitra Strategi 2000 Tahun Perjalanan Hubungan TiongkokIndonesia, Jakarta, Buku Kompas, 2012, hlm. 101
Ivan Taniputera, History Of China, Yogyakarta, Ar-Ruzz Media, 2009, hlm. 461
Liang Liji, op.cit., hlm. 105
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3
3. Cina tidak boleh menjurus ke militerisme dan hegemonisme.
4. Cina membina tentara untuk pertahan negara dari kemungkinan ageresi militer
luar negeri.
Pada awal kekuasaan Dinasti Ming di Cina, Kaisar Chu Yuan Chang masih
disibukkan oleh urusan dalam negeri untuk mempersatukan dan menjamin
keamanan negeri. Oleh sebab itu, urusan luar negeri Dinasti Ming masih belum
diprioritasakan.8 Hal yang paling menonjol pada masa Kaisar Chu Yuan Cheng
yaitu kemajuan pertanian dan kerajinan yang menunjukan bahwa keadaan
ekonomi pada masa Dinasti Ming sudah berkembang. Selain itu, juga adanya
kebutuhan dalam negeri Dinasti Ming seperti wangi-wangian, rempah-rempah,
zat pewarna dan lain-lain yang harus dipenuhi dari luar negeri Cina, khususnya
negara-negara penghasil yang ada di Asia dan Afrika. Hal tersebut menunjukkan
adanya hubungan perdagangan yang telah terjadi antara Cina dengan negerinegeri Asia-Afrika.9
Pada masa pemerintahan Kaisar Chu Yuan Chang, kaisar mengadakan
perubahan adminstrasi Dinasti Ming. Tidak hanya itu saja kaisar kemudian
membagi kerajaan menjadi propinsi-propinsi kecil.10 Selain itu, kaisar juga
mengadakan ujian negara untuk menyeleksi masyarakat yang mempunyai
kemampuan untuk menjadi pegawai di kekaisaran. Pada masa kekuasaan Kaisar
Chu Yuan Chang juga memperhatikan dalam bidang keagamaan sehingga Kaisar
8
9
10
Ibid., hlm. 103
Kong Yuanzhi, Cheng Ho Muslim Tionghoa Misteri Perjalanan Muhibah di Nusantara, Jakarta,
Pusaka Obor, 2013, hlm. 11
Propinsi-propinsi masa Dinasti Ming Liaoyang, Jingshi, Shandong, Shanxi, Shaanxi, Henan,
Nanjing, Chejing, Sichuan, Huguang, Jiangxi, Fujian, Guizhou, Guangzhou, Guangxi, Yunnan.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4
Chu Yuan Chang pernah menjadi pendiri Agama Budha di Cina, dan
Confusianisme menjadi kepercayaan resmi pada masa kepemimpinan Kaisar Chu
Yuan Chang.
Setelah wafatnya Kaisar Chu Yuan Chang di gantikan oleh Chu Yunwen11
yang merupakan cucu dari Kaisar Chu Yuan Chang.12 Pada masa pemerintahan
kaisar Chu Yunwen menggunakan gelar Jianwen selama pemerintahnya pada
tahun 1399 M. Masa pemerintahan Kaisar Chu Yunwen adanya kekhawatiran
terjadi terhadap pengaruh pemimpin Propinsi-propinsi Dinasti Ming yang
merupakan paman dari Kaisar Chu Yunwen makin menyudutkan kekaisaran.
Akhirnya Kaisar Chu Yunwen mengambil keputusan untuk memperkecil
kekuasaan propinsi-propinsi Dinasti Ming dengan harapan dapat mengendalikan
panaman-pamannya yang merupakan putra dari Chu Yuan Chang. Tindakan yang
dilakukan oleh Kaisar Chu Yunwen menyebabkan terjadinya perang saudara
selama empat tahun antara Kaisar Chu Yunwen dengan paman-pamannya. Segi
kepandaian dan kemempuan, Kaisar Chu Yunwen bukanlah tandingan pamannya
yang bernama Chu Ti, yang merupakan putera keempat Chu Yuan Chang.
Gubernur Chu Ti sebelumnya bergelar Pangeran Yan yang memerintah di Peking,
melakukan penyerangan terhadap Kaisar Chu Yunwen di Nanking dan berhasil
menguasainya. Kota Nanking jatuh ketangan Chu Ti pada tahun 1402 M, akan
11
12
Kaisar Chu Yunwen merupakan kaisar kedua Dinasti Ming pada tahun 1399-1402 M dengan
gelar Jianwen, Chu Yunwen merupkan Cucu dari Chu Yuan Chang. Chu Yunwen menjadi
kaisar setelah putera sulung Chu Yuan Chang yang merupakan putra mahkota (Chu Biao)
meninggal pada usia yang muda, kemudian Chu Yuan Chang mengangkat anak dari puteranya
mahkota yang merupakan cucunya menjadi putra mahkota. Pada saat Chu Yuanwen menjadi
kaisar baru berusia 16 tahun, untuk menjalankan tugas pemerintahan Chu Yuanwen dibantu
oleh para mentri-mentri yang memiliki peranan utama di pemerintahan Dinasti Ming.
Nio Joe Lan, Tiongkok Sepanjang Abad, Jakarta, Balai Pustaka, 1952, hlm. 138
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5
tetapi Kaisar Chu Yunwen dapat melarikan diri pada saat terjadinya penyerangan
yang dilakukan oleh Gubernur Chu Ti, dan Kaisar Chu Yunwen tidak diketahui
keberadaannya ada yang mengatakan bahwa Kaisar Chu Yunwen melarikan diri
dengan menyamar sebagai seorang biksu.13
Setalah berhasil menaklukan Kaisar Chu Yunwen kemudian Chu Ti
mengankat dirinya sebagai Kaisar Yongle14 dengan gelar Ming Cheng Tsu pada
tahun 1403. Kaisar Chu Ti lebih terkenal dengan nama Yungle nama tahun
pemerintahannya. Pada tahun 1421 M Kaisar Yongle memindahkan ibu kota
kekaisaran Dinasti Ming dari Nanking ke Peking, yang dulunya dijadikan ibu kota
Bangsa Mongol dengan nama Cambaluc. Pertama kalinya Peking menjadi ibu
kota kerajaan asli Cina sesudah beberapa kota lainya dan Peking menjadi ibu kota
sampai tahun 1926. Pada masa pemerintahan kaisar-kaisar Cina sebelumnya,
pemindahan ibu kota disebabkan karena menghindari bahaya yang mengancam
kekaisaran Dinasti Ming. Pemindahan kekaisaran Dinasti Ming dari Nanking ke
Peking disebabkan karena menghindari dari bahaya yang mengancam baik
acaman dari Utara dan Timur. Ancaman terhadap Dinasti Ming yang berasal dari
Utara adalah dari pihak Bangsa Mongol dan Manchu. Ancaman terhadap Dinasti
Ming yang berasal dari Timur yaitu Bangsa Jepang. Pada masa pemerintahan
Kaisar Yongle ancaman dari Bangsa Mongol maupun Jepang dapat berhasil diusir
dan diatasi.15
Pada masa pemerintahan Kaisar Yongle, kaisar menjalankan kebijakan
pembaharuan dalam hal ketertiban dan keamanan dalam negeri serta pemulihan
13
14
15
Ivan Taniputra, History Of China, Yogyakarta, AR-Ruzz Media, 2013, hlm. 461
Kaisar Yongle juga deikenal dengan nama Yongle, Yung Lo, Chu Ti, Zhu Di.
Nio Joe Lan, Tiongkok Sepanjang Abad, Jakarta, Balai Pustaka, 1952, hlm. 139
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6
ekonomi yang berlangsung selama tiga puluh tahun. Tujuan dari perubahan
kebijakan tersebut bertujuan untuk merubah keadaan dalam negeri Dinasti Ming
kerah yang lebih baik dan maju. Kekuasaan Dinasti Ming pada masa Kaisar
Yongle bertambah besar dan ancaman Bangsa Mongol di Utara sudah tidak
dikawatirkan lagi. Selanjutnya, Kaisar Yongle menetapkan kedudukannya sebagai
kaisar Dinasti Ming yang sah dengan memperluas pengaruh Dinasti Ming ke
negeri-negeri di Asia-Afrika. Perluasan pengaruh Dinasti Ming dilakukan supaya
Kaisar Yongle diakui sebagai kaisar sejagat dan semua negeri tunduk
kepadanya.16 Pada masa Kaisar Yongle, kaisar merupakan kaisar yang feodal.
Kebijakan luar negeri Dinasti Ming tidak luput dari pandangan feodalisme. Kaisar
Yongle membuat kebijakan untuk memperluas pengaruh Dinasti Ming ke negerinegeri di Asia-Afrika, dengan melakukan ekspedisi-ekspedisi pelayaran besar
Dinasti Ming Cina.
Pada masa pemerintahan Kaisar Yongle, beliau melaksanakan kegiatankegiatan yang berhubungan dengan hubungan luar negeri. Kegiatan-kegiatan yang
dilakukan oleh Kaisar Yung Lo diantaranya:
a. Pada tahun 1403 pemulihkan tiga Shi Bo Sa (Jawatan Urusan Dagang
Pelabuhan) yang berada di Guangzhou, Quanzhou dan Ningbo.
b. Pada tahun 1405 dibangun tiga pelabuhan untuk menampung utusan-utusan
yang datang dari luar negeri.
Kaisar Yongle secara besar-besaran mengirim misi ekspedisi pelayaran ke
negeri-negeri di Asia-Afrika. Misi Ekspedisi dilakukan untuk memberitahukan
16
Liang Liji, Dari Relasi Upeti Ke Mitra Strategi 2000 Tahun Perjalanan Hubungan TiongkokIndonesia, Jakarta, Buku Kompas, 2012, hlm. 105
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
7
perintah kaisar bahwa Kaisar Yongle telah menjadi kaisar Cina dan negeri di
sekitar Cina datang untuk menghadap dan mempersembahkan upeti sebagai tanda
tunduk dan taat kepada kekaisaran Cina. Ekspedisi pelayaran yang Kaisar Yongle
lakukan menyebabkan dimulainya sejarah pelayaran ke Samudera Selatan17 pada
awal abad ke 15 dan pada masa Dinasti Ming.18
Kaisar Yongle mencari seorang laksamana yang memiliki sifat setia, berani,
dan cerdas untuk melaksanakan tugas ekspedisi pelayaran ke Samudera Selatan
pada abad ke 15. Pada abad ke 15 Agama Islam telah tersebar ke berbagai wilayah
di penjuru dunia. Oleh sebab itu, laksamana yang akan melakukan ekspediasi
harus mamahami tentang Agama Islam dan memahami agama lainnya. Cheng
Ho19 ditunjuk menjadi laksamana oleh Kaisar Cina masa Dinasti Ming untuk
melakukan ekspedisi pelayaran ke Samudera Selatan.
Masa kekuasaan Dinasti Ming merupakan masa memperluas kekuasaan dan
mempertahankan apa yang telah dicapai. Dinasti Ming menjalin hubungan
perdagangan luar negeri dengan negeri-negeri yang ada di Asia-Afrika dan juga
yang ada di Nusantara.20 Ekspedisi pelayaran ke Samudera Selatan yang
dilakukan pada masa Dinasti Ming yang dipimpin oleh Lakamana Cheng Ho
menunjukan betapa besarnya prestasi pada kekuasaan Dinasti Ming pada masa
Kaisar Yongle, yang telah mampu mengirimkan armada laut besar hingga ke
17
18
19
20
Samudera Selatan menunjukan daerah-daerah yang ada di Asia-Afika dan berada di Selatan
Cina, yang merupakan tujuan dari ekspedisi Laksamana Cheng Ho yang berlayar hingga ke
Afrika.
Liang Liji, Dari Relasi Upeti Ke Mitra Strategi 2000 Tahun Perjalanan Hubungan TiongkokIndonesia, Jakarta, Buku Kompas, 2012, hlm.106
Laksamana Cheng Ho juga dikenal dengan nama Zheng He, Haji Sam Po Bo.
Willem G.j. Remmelink, Sejarah Cina Ikhtisar Sejarah dan Kebudayaan Cina Dari Zman
Prasejarah Sampai Masa kini, hlm. 65
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8
Afrika.21 Ekspedisi pelayaran oleh Laksamana Cheng Ho ke Samudera Selatan
pada tahun 1405-1433 lebih dahulu jika dibandingkan dengan pelayaran oleh
Bangsa Eropa seperti Christoforus Columbus yang pada tahun 1451-1506
berlayar ke Amerika, pelayaran Fasco De Gama pada tahun 1460-1524 berlayar
dari Portugis ke India, maupun Ferdinand Magellans 1480-1521 yang merintis
pelayaran mengelilingi bumi.22 Pada tahun 1405-1433, Kaisar Yongle mengutus
Laksamana Cheng Ho sebagai duta kekaisaran Cina ke Samudera Selatan.
Perjalanan Laksamana Cheng Ho dilakukan dengan membawa 62 buah kapal di
lengkapi 17.800 orang anak buah dan membawa sejumlah emas, sutera, porselin,
kerajinan dan barang lainnya yang akan digunakan untuk hadiah kepada raja-raja
di negeri yang dikunjungi oleh Laksamana Cheng Ho.
Pada masa kehidupan Laksamana Cheng Ho telah tujuh kali diutus untuk
memimpin misi ekspedisi pelayaran kekaisaran Dinasti Ming Cina mengunjungi
negeri-negeri di Samudera Selatan. Selama enam kali oleh Kaisar Yongle, dan
ekspedisi Laksamana Cheng Ho yang terakhir oleh Kaisar Chu Chanji dengan
gelar Ming Hsuan Tsung pada tahun 1426 M. Kaisar mengutus Laksamana Cheng
Ho untuk berlayar ke Samudra Selatan untuk menjalin kerjasama dengan negerinegeri yang ada di Asia-Afrika. Ekspedisi yang dilakukan Laksamana Cheng Ho
ke Samudera Selatan menyebabkan terjadinya hubungan baik dengan negerinegeri yang menjadi persinggahan armada Laksamana Cheng Ho demikian juga
hubungan baik antara orang-orang Cina dengan penduduk yang ada di Nusantara.
Hubungan antara orang-orang Cina dengan penduduk Nusantara sudah terjalin
21
22
Amen Budiman, Semarang Riwayatmu Dulu, Semarang, Tanjung Sari, 1978 , hlm. 9
Kong Yuanzhi, Cheng Ho Musling Tionghoa Misteri Perjalanan Muhibah di Nusantara,
Pustaka Obor Indonesia, 2013, Jakarta, hlm. 3
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
9
sebelum kedatangan Laksamana Cheng Ho yang diutus oleh kekaisaran Dinasti
Ming. Dalam ekspedisi pelayaran Laksamana Cheng Ho mengungkapkan bahwa
orang-orang Cina telah sejak lama menetap di banyak negara terutama yang ada di
daerah kerajaan-kerajaan Nusantara.23
Pada perkembangan abad ke 15, kawasan Nusantara menjadi daerah yang
banyak dikunjungi banyak pedagang di seluruh dunia, terutama oleh para
pedagang yang berasal dari Cina. Adanya hubungan perdagangan antara Cina dan
Nusantara ini dapat dibuktikan dengan adanya orang-orang Cina yang pernah
singgah dan menetap di Nusantara. Menetapnya orang-orang Cina di Nusantara
menimbulkan munculnya pecinan di berbagai daerah Nusantara.24 Adanya
pemukiman orang-orang Cina di Nusantara membuat terjadinya interaksi antara
orang Cina dengan masyarakat lokal sehingga terjadinya perpaduan kebudayaan
antara orang-orang Cina dengan masyarakat lokal di Nusantara.
Kedatangan orang-orang Cina ke Nusantara, tidak lepas dari peranan
perdagangan antara Cina dengan Nusantara. Adanya daerah-daerah yang menjadi
pusat perekonomian maupun perdagangan orang-orang Cina di Nusantara, dapat
dipastikan bahwa Nusantara memiliki peranan penting bagi perdagangan yang ada
di dunia. Letak yang setrategis dan penghasil rempah-rempah dapat menjadi daya
tarik tersendiri bagi kedatangan para pedagang dari mancanegara. Datangnya para
pedagang dari Cina pada masa Dinasti Ming ke Nusantara juga dipengaruhi
kedatangan Laksamana Cheng Ho ke berbagai negeri di Asia- Afrika. Dalam
persinggahannya ke Nusantara, Laksamana Cheng Ho membuat kedamaian di
23
24
Rickleft, lockhart Bruce dkk, Sejarah Asia Tenggara Dari Masa Prasejarah Sampai
Kontemporer, Jakarta, Komunitas Bambu, 2010, hlm. 179
Pecinan merupakan sebutan bagi pemukiman orang-orang Cina yang ada di Nusantara.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10
jalur perdagangan antara Cina dengan Nusantara dengan penumpasan para
perompak di Laut Cina Selatan. Apa yang dilakukan oleh Laksamana Cheng Ho
menjadikan semakin ramainya Nusantara yang merupakan salah satu pusat
perdagangan di Dunia.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang
diajukan dalam makalah sejarah ekspedisi Laksamana Cheng Ho dari Cina ke
Nusantara pada tahun 1405-1433 adalah sebagai berikut:
1. Apakah latar belakang ekspedisi Laksamana Cheng Ho dari Cina ke Nusantara
pada tahun 1405-1433?
2. Bagaimana proses dan berakhirnya ekspedisi Laksamana Cheng Ho dari Cina
ke Nusantara pada tahun 1405-1433?
3. Apakah dampak ekspedisi Laksamana Cheng Ho bagi Nusantar?
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
1. Tujuan Penulisan
Penulisan ini secara umum untuk menjawab permasalahan yang telah
diuraikan pada rumusan masalah, yang berkaitan dengan sejarah ekspedisi
Laksamana Cheng Ho dari Cina ke Nusantara pada tahun 1405-1433. Sesuai
dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
a. Mendeskripsikan latar belakang terjadinya ekspedisi Laksamana Cheng Ho
dari Cina ke Nusantara pada tahun 1405-1433.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11
b. Mendeskripsikan proses dan berakhirnya ekspedisi Laksamana Cheng Ho dari
Cina ke Nusantara pada tahun 1405-1433.
c. Mendeskripsikan dampak ekspedisi Laksamana Cheng Ho bagi Nusantara.
2. Manfaat Penulisan
Ada berbagai manfaat dari Penulisan sejarah ekspedisi Laksamana Cheng
Ho dari Cina ke Nusantara Pada tahun 1405-1433 ini adalah sebagai berikut:
a.
Bagi pengembangan ilmu pengetahuan
Hasil penulisan ini diharapkan dapat bermanfaat dan menjadi referensi
bagi ilmu pengetahuan dan pengembangan sejarah khususnya pada
pendidikan Sejarah karena penulisan penelitian ini berjudul sejarah Ekspedisi
Laksamana Cheng Ho dari Cina ke Nusantara Pada tahun 1405-1433.
b. Bagi Universitas Sanata Dharma
Penulisan ini, diharapkan menambah koleksi bahan bacaan koleksi
kepustakaan khususnya karya ilmiah dan dapat juga menjadi bahan referensi
mahasiswa dan dapat memberikan informasi yang berguna bagi pembaca baik
yang berada di Universitas Sanata Dharma, maupun bagi pembaca yang
berada di luar Universitas Sanata Dharma. Khususnya yang berjudul tentang
sejarah ekspedisi Laksamana Cheng Ho dari Cina ke Nusantara Pada Tahun
1405-1433.
c. Bagi penulis
Penulisan ini menjadi suatu makna yang berharga bagi penulis, dalam
meningkatkan pengetahuan dan pemehaman mengenai ekspedisi yang
dilakukan oleh Laksamana Cheng Ho juga pengaruh Cina yang masuk ke
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12
Nusantara. Hasil penulisan ini diharapkan bisa berguna dalam penulisan
karya ilmiah selanjutnya tentang sejarah ekspedisi Laksamana Cheng Ho dari
Cina ke Nusantara.
d. Bagi Prodi Pendidikan Sejarah
Makalah ini diharapkan mampu menarik minat mahasiswa pendidikan
Sejarah untuk mempelajari mengenai sejarah ekspedisi Laksamana Cheng Ho
dari Cina ke Nusantara pada tahun 1403-1433, hal ini di maksudkan untuk
menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa.
D. Sistematika Penulisan
Penulisan yang berjudul sejarah ekspedisi Laksaman Cheng Ho dari
Cina ke Nusantara pada Tahun 1405-1433 ini memiliki sistematika penulisan
sebagai berikut:
BAB I
: Pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah, perumusan
masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, dan sistematika
penulisan.
BAB II : Bab ini menjelaskan apakah latar belakang terjadinya ekspedisi
Laksaman Cheng Ho dari Cina ke Nusantara pada tahun 1405-1433.
BAB III : Bab ini menjelaskan bagaimana proses dan berakhirnya ekspedisi
Laksamana Cheng Ho dari Cina ke Nusantara pada tahun 14031433.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13
BAB IV : Bab ini menjelaskan bagaimana dampak ekspedisi Laksaman Cheng
Ho bagi Nusantara.
BAB V : Bab V ini berupa kesimpulan dari penulisan permasalahan yang
diuraikan pada bab II, III, dan IV.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB II
LATAR BELAKANG TERJADINYA EKSPEDISI LAKSAMANA
CHENG HO DARI CINA KE NUSANTARA PADA TAHUN 1405-1433
Pada masa pemerintahan Kaisar Yongle,25 sekitar tahun 1403 M Dinasti
Ming mengalami kemajuan yang pesat. Kaisar Yongle merupakan pemimpin Cina
yang berusaha mempersatukan seluruh Cina di bawah satu pemerintahan pusat
yang kuat. Kaisar menerapkan kebijakan pembaharuan dalam hal ketertiban dan
keamanan dalam negeri, serta pemulihan ekonomi dalam negeri pada masa
pemerintahannya. Selain kebijakan tersebut, Kaisar Yongle ingin menetapkan dan
mengumumkan kedudukannya sebagai Kaisar Dinasti Ming dengan mengirim
utusan-utusan ke berbagai kerajaan yang ada di luar Cina, juga memperluas
pengaruh Dinasti Ming ke negeri-negeri di Samudera Selatan.26 Perluasan
pengaruh Dinasti Ming ke Samudera Selatan bertujuan supaya semua negeri
diluar Cina menjalin kerjasama kepada pemerintahan Dinasti Ming dan mengakui
Kaisar Yongle sebagai kaisar Dinasti Ming yang sah memimpin Cina.27
25
26
27
Kaisar Yongle juga deikenal dengan nama Yung Lo, Yongle, Chu Ti, Zhu Di. Kaisar Youngle
merupakan Kaisar ke tiga Dinasti Ming, dan merupakan anak ke empat dari Kaisar Chu Yuan
Chang yang merupakan kaisar pertama Dinasti Ming. Kaisar Yongle menjadi kaisar Dinasti
Ming yang ke tiga, setelah melakukan penyerangan ke kota Nanking sebagai ibu kota Dinasti
Ming dan menggulingkan kekuasaan Kaisar Chu Yunwen yang merupakan kaisar Dinasti Ming
yang ke dua dan juga keponakkannya, setelah menggulingan Kaisar Chu Yunwen kemudian
Yongle menobatkan dirinya sebagai kaisar Dinasti Ming yang ketiga.
Samudera Selatan menunjukan daerah-daerah yang ada di Asia-Afika dan berada di Selatan
Cina, yang merupakan tujuan dari ekspedisi Laksamana Cheng Ho yang berlayar hingga ke
Afrika.
Liang Liji, Dari Relasi Upeti Ke Mitra Strategi 2000 Tahun Perjalanan Hubungan TiongkokIndonesia, Jakarta, Buku Kompas, 2012, hlm. 105
14
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
15
Dalam menjalankan kebijakan luar negeri Dinasti Ming, Kaisar Yongle
menerapkan kebijakan untuk melakukan misi ekspedisi pelayaran besar ke negerinegeri ke Samudera Selatan. Kebijakan ekspedisi pelayaran yang dilakukan
Kaisar Yongle, menyebabkan dimulainya sejarah pelayaran ke Samudera Selatan
pada awal abad ke 15 M pada masa Dinasti Ming di Cina.28 Dalam ekspedisi
pelayaran pada masa Dinasti Ming, Cheng Ho dipilih sebagai utusan Kaisar Cina
dan sebagai pemimpin dalam melakukan ekspedisi pelayaran ke Samudera
Selatan.
Cheng Ho (Ma He nama kecil Cheng Ho) dilahirkan tahun 1371 M, di
Distrik Kunyang, Provinsi Yunnan yang masih dikuasai sisa-sisa dari kekuatan
Dinasti Yuan.29 Wilayah Yunnan merupakan daerah yang sudah lama dihuni oleh
pemeluk Agama Islam. Ma He (Cheng Ho) dilahirkan dari keluarga miskin Suku
Hui di Yunnan yang merupakan suku minoritas di Cina.30 Ayahnya bernama Ma
Hazhi (Haji Ma) seorang pelaut yang berasal dari Suku Hui. Ibunya bernama
marga Wen. Pada waktu Ma He (Cheng Ho) berusia 12 tahun, Provinsi Yunnan
direbut oleh tentara Dinasti Ming yang menggantikan Dinasti Yuan (1206-1368).
Saat itu Ma He (Cheng Ho) dan sejumlah anak muda lainnya ditawan dan dikebiri
28
29
30
Liang Liji, Dari Relasi Upeti Ke Mitra Strategi 2000 Tahun Perjalanan Hubungan TiongkokIndonesia, Jakarta, Buku Kompas, 2012, hlm. 106
Dinasti Yuan merupakan salah satu dinasti yang pernah memimpin Cina pada tahun 1279-1368.
Didirikan oleh Genghis Khan, yang merupakan orang Mongol, setelah berhasil menyatukan
Bangsa Mongol Gengis Khan mulai melakukan penaklukan kepada daerah-daerah yang ada di
Asia Timur dan berhasil menaklukan Dinasti Song.
Suku Hui merupakan keturunan dari suku Han dengan bangsa Persia dan Arab sejak zaman
Dinasti Tang. Sekitar abad ke-7, para pedagang Persia dan Arab mulai memenuhi kantungkantung perdagangan Cina. Yang datang melalui Jalan Sutra, biasanya menetap di Chang'an
dan sekitarnya, sedangkan yang datang melalui jalan laut menetap di daerah Quanzhou dan
Changzhou di pesisir Fujian. Mereka inilah kemudian berasimilasi dengan suku Han dan
menurunkan suku Hui yang sekarang tersebar di seluruh Cina.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16
oleh tentara Ming.31 Ma He (Cheng Ho) dibawa ke Nanjing sebagai kasim atau
pelayan intern di istana. Sebelum menjadi utusan kaisar Dinasti Ming untuk
melakukan ekspedisi pelayaran ke Samudera Selatan, Ma He (Cheng Ho) tidak
banyak dikenal oleh orang hal ini dikarenakan Ma He (Cheng Ho) merupakan
seorang kasim32 dan seorang kasim tidak dihargai pada masa Cina dahulu.33
Kemudian Cheng Ho ditunjuk sebagai pengiring pangeran Chu Ti (putra ke-4
Kaisar Chu Yuan Chang) oleh Kaisar Chu Yuan Chang, (merupakan kaisar
pertama Kaisar pertama Dinasti Ming). Sejak berbakti kepada Pangeran Chu Ti,
putera ke-4 Kaisar Chu Yuan Chang, selama menjadi pengiring Pangeran Chu Ti,
Ma He (Cheng Ho) memanfaatkan segala fasilitas istana dengan banyak membaca
dan ikut bertempur bersama dengan Pangeran Chu Ti.34
Berkat keberanian dan kecerdasan Ma He (Cheng Ho) yang turut andil
dalam serangan militer menggulingkan Kaisar Chu Yunwen, membuat Pangeran
Chu Ti menjadi kagum padanya kepada Cheng Ho. Sejak itu dia dianugerahi
nama marga Cheng kepada Ma He (nama kecil Cheng Ho) sejak itu mulai nama
Cheng Ho di gunakan dan juga Cheng Ho diberinya jabatan sebagai kepala kasim
intern di Istana, yang bertugas membangun istana, menyediakan alat-alat istana,
mengurus gudang es, dan lain sebagainya. Pada awal abad ke-15 M, Kaisar
Yongle memerintahkan Cheng Ho untuk melakukan ekspedisi pelayaran ke
Samudera Selatan dalam rangka menjalin kerjasama, persahabatan dan
31
32
33
34
Kong Yuanzhi, Cheng Ho Muslim Tionghoa Misteri Perjalanan Muhibah di Nusantara,
Jakarta, Pusaka Obor, 2013, hlm. 31
Kasim merupakan seorang pegawai istana yang bekerja sebagai pelayan pemaisuri maupun
istri kaisar lainnya dan juga melayani keluarga kaisar.
Kong Yuanzhi, Cheng Ho Muslim Tionghoa Misteri Perjalanan Muhibah di Nusantara,
Jakarta, Pusaka Obor, 2013, hlm. 19
Benny G. Setiono, Tionghoa Dalam Pusaran Politik, Jakarta, Elkasa, 2002, hlm. 26
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17
memelihara perdamaian antara Kekaisaran Cina dengan negeri-negeri di luar
Cina. Cheng Ho pun diangkat sebagai laksamana dalam memimpin ekspedisi
pelayaran Dinasti Ming ke Samudera Selatan.
Pada tahun 1405 M Kaisar Yongle, mengutus Laksamana Cheng Ho
sebagai duta kekaisaran Cina ke Samudera Selatan. Hal ini, menjadi ekspedisi
pelayaran Laksamana Cheng Ho yang pertama. Dimasa hidupnya, Laksamana
Cheng Ho telah tujuh kali memimpin Ekspedisi pelayaran besar Dinasti Ming ke
Samudera Selatan selama 28 tahun. Dalam setiap ekspedisi pelayaran yang
dilakukan oleh Laksamana Cheng Ho, ia membawa serta 62 buah kapal yang
disebut dengan kapal harta, yang paling besar berukuran panjang 132 meter dan
lebar 54 meter. Dengan jumlah kapal lebih dari 200 buah kapal, baik ukuran besar
maupun kecil, serta di lengkapi 27.800 orang pasukan. Laksamana Cheng Ho juga
membawa sejumlah barang berharga berupa kerajinan, porselin, emas dan sutera
dan lain sebagainya. Barang berharaga yang dibawa oleh Laksamana Cheng Ho
akan digunakan untuk hadiah kepada kerajaan-kerajaan yang dikunjungi oleh
Laksamana Cheng Ho dalam perjalanaannya ke Samudera Selatan.
Dengan membawa hadiah dari kekaisaran Cina menjadikan ekspedisi
pelayaran Laksamana Cheng Ho ke Samudera Selatan selalu mendapat sambutan
baik dari kerajaan-kerajaan yang di kunjunginya. Pada saat melakukan ekspedisi
pelayaran Laksamana Cheng Ho selalu mengunjungi Nusantara karena letak dari
Nusantara yang strategis berada di tengah-tengah jalur tujuan pelayaran
Laksamana Cheng ho dari Cina ke Afrika. Pada saat mengunjungi Nusantara
Laksamana Cheng Ho secara resmi menyerahkan hadiah yang dianugrahkan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
18
Kekaisaran Cina kepada raja-raja di Nusantara. Selain itu, Laksamana Cheng Ho
membacakan surat perintah Kaisar Cina bahwa Kaisar Yungle telah menjadi
kaisar Dinasti Ming Cina yang sah kepada kerajaan-kerajaan yang ada di
Nusantara. Hal tersebut sebagai tanda itikad baik untuk bersahabat sehingga
nantinya akan terjalin hubungan baik antara Cina dan Nusantara.
Ekspedisi pelayaran Laksamana Cheng Ho ke Nusantara membuat banyak
kebijakan yang dapat memberikan ketentraman dan kesejahteraan bagi negeri
yang dikunjunginya. Disamping itu, pengutusan Laksamana Cheng Ho dalam
ekspedisi pelayaran juga untuk mencari jejak Kaisar Chu Yunwen yang telah
berhasil ditaklukan oleh Kaisar Yongle dari singgasananya, akan tetapi Kaisar
Chu Yunwen dapat melarikan diri ke luar negeri. Oleh karena itu, Kaisar Yongle
ingin menangkap kembali Chu Yunwen, akan tetapi pencarian Chu Yunwen
bukan merupakan tujuan utama ekspedisi pelayaran Laksamana Cheng Ho ke
Samudera Selatan.35
Ekspedisi pelayaran Laksamana Cheng Ho ke Samudera Selatan, di latar
belakang oleh Dinasti Ming untuk menjalin persahabatan, perdagangan dengan
negeri-negeri di Asia-Afrika, dan juga untuk mengamankan jalur perdagangan
dari perompakan bajak laut yang sangat mengganggu para pedagang-pedagang
dan pengiriman upeti yang dilakukan oleh kerajaan-kerajaan yang ada di sekitar
Cina, hal ini juga untuk mempromosikan kejayaan Cina masa Dinasti Ming di
35
Ibid., hlm. 156
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
19
negeri-negeri yang ada di Samudera Selatan.36 Berikut merupakan latar belakang
ekspedisi pelayaran Laksamana Cheng Ho:
A. Menjalin Hubungan Persahabatan Kekaisaran Cina Dengan KerajaanKerajaan di Nusantara
Hubungan persahabatan antara Cina dengan Nusantara telah lama terjalin
dengan adanya kunjungan para pedagang-pedagang Cina ke Nusantara untuk
melakukan perdagangan dengan pedagang-pedagang di Nusantara. Disamping itu
juga, pedagang-pedagang Cina juga mencari rempah-rempah yang menjadi barang
dagangan yang dibutuhkan bagi Dunia. Hubungan persahabatan antara Cina
dengan Nusantara mengalami kemunduran pada masa kekuasaan Dinasti Yuan di
Cina. Pada masa itu Dinasti Yuan dipemerintahan Kubilai Khan tepatnya pada
tahun 1280. Pada tahun itu juga dikirim utusan Cina ke Jawa agar mengakui
kekuasaan Bangsa Mongol. Kerajaan Jawa yang dikuasai oleh Kerajaan Singosari
dengan Kertanegara sebagai rajanya tidak mempedulikan perintah Kubilai Khan
yang disampaikan oleh utusan Cina dan melukai utusan Cina serta mengirimnya
pulang kembali ke Cina. Hal ini membuat Kubilai Khan menjadi marah karena
merasa terhina atas tindakan Kerajaan Singosari. Kemudian Kubilai Khan
mengirim tentara untuk menyerang Kerajaan Singosari dengan seribu kapal
berisikan 20.000 prajurit untuk menyerang Jawa pada tahun 1292 M.
Sesampainya tentara Mongol di Nusantara, mereka mendaratkan pasukan di
Tuban pada tahun 1294 M. Akan tetapi, Raja Kertanegara telah tewas dibunuh
36
Ibid., hlm. 27
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
20
oleh Jayakatwang dari Kediri yang merupakan seorang pemberontak Kerajaan
Singosari.
Kedatangan tentara Mongol dimanfaatkan oleh Raden Wijaya untuk
membalas dendam kematian Raja Kertanegara terhadap Jayakatwang. Setelah
berhasil mengalahkan Jayakatwang dengan dibantu tentara tentara Mongol, Raden
Wijaya kemudian menyerang tentara Mongol dan berhasil mengusir tentara
Mongol kembali ke Cina, konflik yang terjadi antara Cina dengan Nusantara tidak
berlangsung lama. Pada tahun 1297 datanglah utusan kerajaan Jawa ke Cina
sehingga munculnya perdamaian dan persahabatan antara Cina dengan
Nusantara.37
Setelah runtuhnya kekuasaan Dinasti Yuan di Cina, kemudian digantikan
oleh Dinasti Ming. Pada masa kekuasaan Dinasti Ming berusaha memperbaiki
hubungan persahabatan Cina dengan kerajaan-kerajaan yang ada di sekitar Cina
juga kerajaan-kerajaan yang ada di Nusantara. Pada masa kekuasaan Dinasti Ming
dibawah kepemimpinan Kaisar Yongle, terjadi hubungan kerjasama Cina dengan
kerajaan-kerajaan yang ada di Nusantara. Pada masa pemerintahan Kaisar Yongle,
kekaisaran Cina ingin menjalin persahabatan dengan negara-negara kerajaan yang
ada disekitar Cina. Hal tersebut dilakukan karena pada masa itu negeri-negeri
yang ada di seberang lautan Cina merupakan kerajaan-kerajaan yang dikuasai oleh
para raja lokal. Maka, Cheng Ho diutus oleh Kaisar Yongle untuk melakukan
37
Ivan Taniputera, History Of China, Yogyakarta, Ar-Ruzz Media, 2009, hlm. 459
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
21
ekspedisi yang bertujuan untuk menjalin hubungan persahabatan antara Cina
dengan negara-negara yang ada di sekitar Cina.38
Kunjungan armada Laksamana Cheng Ho ke negeri-negeri Asia-Afrika
selama tujuh kali merupakan kunjungan persahabatan dan itikat baik kekaisaran
Cina masa Dinasti Ming juga untuk menyampaikan pesan dari kekaisaran Cina
bahwa Kaisar Yongle telah menjadi Kaisar Dinasti Ming Cina, hal ini membawa
pengaruh yang sangat besar bagi Cina maupun bagi kerajaan-kerajaan yang
menjadi persinggahan Laksamana Cheng Ho. Kedatangan Laksamana Cheng Ho
ke Nusantara dengan membawa hadiah yang berupa sutra, emas dan hasil lainnya,
sebagai hadiah dari Dinasti Ming kepada kerajaan-kerajaan yang ada di
Nusantara.39 Ekspedisi Laksamana Cheng Ho ke Nusantara selalu disambut baik
oleh kerajaan-kerajaan yang ada di Nusantara. Sebagai utusan kaisar pada masa
kekuasaan Dinasti Ming ekspedisi pelayaran Laksamana Cheng Ho telah berjasa
besar bagi Dinasti Ming dalam upaya mempererat hubungan antara kekaisaran
Cina dan kerajaan-kerajaan Nusantara yang sebelumnya sempat terjadinya konflik
pada masa kekuasaan Dinasti Yuan di Cina.
Dalam setiap persinggahan Laksamana Cheng Ho di kerajaan-kerajaan
Nusantara selalu meninggalkan bukti terjadinya hubungan kerjasama yang erat
antara kerajaan di Nusantara dengan Cina. Hal tersebut memunculkan
kolonialisasi Cina di Nusantara.40 Ekspedisi pelayaran Lakasaman Cheng Ho ke
Samudera Selatan sempat terhenti pada masa pemerintahan Kaisar Ming Hongxi
38
39
40
Van Den Berg, Dari Penanggung Peristiwa Sejarah Dunia, Jakarta, Groningen, 1952,
hlm. 259
Kong Yuanzhi, Cheng Ho Muslim Tionghoa Misteri Perjalanan Muhibah di Nusantara,
Jakarta, Pusaka Obor, 2013, hlm. 9
Sie Tjoen Lay, Disekitar Sejarah Indonesia-Tiongkok, Bandung, K.P.P.K, 1960, hlm. 24
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
22
yang merupakan kaisar Dinasti Ming yang ke empat. Akan tetapi, dalam ekspedisi
yang ke tujuh dilakukan Laksamana Cheng Ho masa Dinasti Ming diperintah oleh
Kaisar Chu Chanji yang merupakan kaisar ke lima Dinasti Ming, dengan memiliki
gelar Kaisar Ming Hsuan Tsung. Pada masa kekuasaan Kaisar Chu Chanji
mengutus Laksamana Cheng Ho untuk berlayar keseberang lautan, yang sempat
dihentikan pada masa kaisar sebelumnya. Ekspedisi pelayaran Laksamana Cheng
Ho masa Kaisar Chu Chanji bertujuan menjalin persahabatan antara kekaisaran
Cina dengan negeri-negeri di Samudera Selatan dan juga Nusantara.
Ekspedisi yang dilakukan Laksamana Cheng Ho ke Samudera Selatan
pada masa pemerintahan Kaisar Chu Chanji41 merupakan kelanjutan ekspedisiekspedisi besar Dinasti Ming pada masa pemerintahan Kaisar Yongle. Dengan
adanya ekspedisi yang dilakukan Laksamana Cheng Ho ke Nusantara membuat
terjalinnya hubungan baik antara Cina dengan Nusantara. Adanya hubungan baik
ini akan mempengaruhi perdagangan yang ada anatara Cina dengan Nusantara.
B. Hubungan Perdagangan Antara Cina Dengan Nusantara
Orang-orang Cina mulai berdatangan ke Nusantara pada abad ke 9 M yaitu
pada zaman Dinasti Tang42 untuk berdagang dengan membawa barang-barang
41
42
Kaisar Chu Chanji merupakan Kaisar Dinasti Ming 1426-1435 yang ke lima, Ia merupakan
Cucu dari Kaisar Yongle (kaisar ketiga Dinasti Ming), Kaisar Chu Chanji menjadi kaisar
setelah menggantikan ayahnya Hongki 1425 (pada masa Kaisar Hongki ekspedisi pelayaran
Cheng Ho dihentikan) Kaisar Hongki merupakan kaisar ke empat setelah wafat digantikan
putranya. Masa Kaisar Chu Chanji diperintahkannya Laksamana Cheng Ho untuk berlayar ke
Samudera Selatan, yang pernah di hentikan ayahnya yaitu Kaisar Hongki. Ekspedisi pelayaran
yang dilakaukan Laksamana Cheng Ho pada masa Kaisar Chu Chanji merupakan ekspedisi
pelayaran yang ke tujuh dan merupakan ekspedisi pelayaran Laksamana Cheng Ho yang
terakhir.
Dinasti Tang (618-906) merupakan Dinasti yang didirikan oleh Li Yuan yang pada saat itu
merupakan Kepala Negara Adipati dibawah pemerintahaan Dinasti Sui. Dinasti Tang berhasil
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
23
kerajinan seperti barang-barang porselen, sutera, teh, alat-alat pertukangan,
pertanian dan lain sebagainya untuk ditukar dengan hasil-hasil pertanian terutama
rempah-rempah, sarang burung walet, gambir, bahan obat-obatan. Mereka yang
sebelumnya hanya menunggu pedagang-pedagang asing yang datang ke Canton,43
dengan menggunakan kapal-kapal Persia kemudian tertarik untuk melakukan
perdagangan sendiri ke negara-negara Samudera Selatan.44
Mereka datang dengan jung-jung (perahu) melalui perjalanan panjang
menghadapi gelombang laut dan perompak yang ganas. Mereka harus tinggal
berbulan-bulan menunggu bergantinya musim dan angin yang akan membawa
mereka kembali ke daratan Cina. Sudah tentu yang datang ketika itu hanya lakilaki saja karena perjalanan tersebut sangat berbahaya. Tertarik akan keindahan
dan kesuburan daerah-daerah yang mereka kunjungi dan keramahan penduduk
setempat, sebagian dari orang-orang Cina menetap dan menikahi perempuanperempuan setempat. Mereka pada umumnya menjadi petani, tukang dan
pedagang pengumpul hasil-hasil pertanian dan hasil hutan untuk ditukar dengan
barang-barang dari daratan Cina. Akhirnya mereka memiliki keturunan dan
membaur dengan penduduk setempat dan saling mempengaruhi dalam proses
percampuran budaya, tradisi dan kebiasaan-kebiasaan lainnya termasuk dalam hal
bahasa, kesenian, makanan, dan lain sebagainya.45
43
44
45
membawa China menjadi sebuah Negara yang makmur dan sejahtera dengan perekonomian
yang kuat dan menjadi salah satu Dinasti yang paling berpengaruh sepanjang sejarah China.
Canton merupakan kota pelabuhan Internasional di Cina dan sebagai kota perdagangaan di
Cina, sehingga tidak heran bahwa banyaknya para pedagang dari mancanegara tertarik untuk
datang berkunjung ke kota ini.
Samudera Selatan menunjukan daerah-daerah yang ada di Asia-Afika dan berada di Selatan
Cina, yang merupakan tujuan dari ekspedisi Laksamana Cheng Ho yang berlayar hingga ke
Afrika.
www. notes/Tionghoa-Indonesia/-awal-kedatangan-orang-Tionghoa-ke-Nusantara.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
24
Hubungan perdagangan antara Cina ke Asia Tenggara sudah lama terjadi.
Hal tersebut ditunjukan dengan adanya daerah-daerah di Asia Tenggara yang
menjadi pusat perdagangan bagi para pedagang-pedagang mancanegara seperti di
daerah Malaysia, Siam, Filipina dan Nusantara. Para pedagang Cina masuk
kedaerah-daerah Asia Tenggara terutama pada masa negara-negara kerajaan
masih diperintah oleh para raja-raja lokal.46 Pada masa itu para pedagang Cina
masih berjumlah sedikit yang sampai di Asia Tenggara. Sedikitnya pedagang yang
sampai di Asia Tenggara disebabkan karena keadaan Laut Selatan Cina yang tidak
aman. Ketidak amanan jalur perdagangan tersebut mengganggu perdagangan yang
terjadi antara Cina dengan Asia Tenggara. Meskipun demikian, dengan
kedatangnya pedagang Cina ke Asia Tenggara membuat terjalinnya hubungan
perdagangan yang baik antara bangsa Cina dengan kerajaan-kerajaan yang ada di
Asia Tenggara.
Pada abad ke 13 hubungan perdagangan antara Cina dengan Nusantara
semakin baik ketika Cina pada masa Dinasti Ming dipimpin oleh Kaisar Yongle
dengan mengirim ekspedisi pelayaran. Sedangkan pada awal Dinasti Ming masa
kekuasaan Kaisar Chu Yuan Chang belum adanya ekspedisi pelayaran besar
Dinasti Ming, disebabkan karena keadaan Cina masa awal Dinasti Ming yang
masih kacau dan juga keadaan jalur perdagangan di Laut Cina Selatan yang tidak
aman, membuat kaisar lebih mementingkan kesetabilan dalam negeri Dinasti
Ming dari pada hubungan luar negeri dengan negeri-negeri di Samudera Selatan.
46
Hidajat, Masyarakat Dan kebudayaan Cina Indonesia, Bandung, Tarsito, 1977, hlm. 61
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
25
Sehingga Kaisar Chu Yuan Chang menerapkan kebijakan dengan melarang
perdagangan-pedagang Cina untuk berlayar ke negeri-negeri di luar Cina.
Pada masa pemeritahan Kaisar Yongle beliau mengutus Laksamana
Cheng Ho untuk melakukan ekspedisi pelayaran dari Cina ke negeri-negeri di
Samudera Selatan. Ekspedisi pelayaran yang dilakukan oleh Laksamana Cheng
Ho ke Nusantara, bertujuan untuk menjalin perdagangan antara kekaisaran Cina
dengan kerajaan-kerajaan yang ada di Nusantara. Pada masa kepemimpinan
Dinasti Ming berkembangnya hubungan perdagangan antara Cina dengan
Nusantara, banyaknya pedagang dari Cina yang menempati daerah-daerah yang
ada di Nusantara memperjelas adanya hubungan baik antara kekaisaran Cina
dengan kerajaan-kerajaan yang ada di Nusantara.47 Dengan adanya ekspedisi
pelayaran Laksamana Cheng Ho ke Nusantara semakin mempererat perdagangan
antara Cina dengan Nusantara. Selain itu, banyaknya pedagang Cina yang datang
ke Nusantara untuk berdagang dan mencari rempah-rempah merupakan barang
yang dibutuhkan bagi masyarakat Cina. Pada tahun 1407 M, Laksamana Cheng
Ho melakukan penangkapan perompak yang ada di Sumatera yang kemudian
diadili oleh kaisar Cina. Tindakan penangkapan perompak yang dilakukan
Laksamaana Cheng Ho merupakan cara memperlancar hubungan perdagangan
baik dari Cina maupun Nusantara.
47
Sie Tjoen Lay, Disekitar Sejarah Indonesia-Tiongkok, Bandung, K.P.P.K, 1960, hlm. 23
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
26
C. Mengamankan Jalur Pelayaran Perdagangan Cina Dengan Nusantara Dari
Para Bajak Laut
Semakin berkambangnya perdagangan antara Negeri Cina dengan
Nusantara, membuat semakin ramainya jalur-jalur perdagangan laut yang ada di
Asia Tenggara. Pada masa awal Dinasti Ming perdagangan antara Cina dengan
negeri-negeri di Asia-Afrika semakin berkembang baik. Hal ini membuat daerahdaerah yang menjadi jalur perdagangan semakin ramai dikunjungi oleh para
pedagang dari mancanegara. Akan tetapi, Laut Cina Selatan yang menjadi pusat
jalur perdagangan antara Cina dengan negeri-negeri lain tidaklah aman,
dikaranakan adanya bajak laut yang merampok para pedagang-pedagang Cina
maupun para pedagang-pedagang lainnya yang melintas di Laut Cina Selatan. Di
samping itu juga terganggunya pengiriman upeti yang diberikan oleh para
kerajaan-kerajaan yang ada di sekitar Cina kepada kekaisaran Dinasti Ming.
Mengatasi masalah bajak laut yang merugikan kekaisaran Cina maupun para
pedagang, pemerintahan Dinasti Ming menindak tegas para bajak laut yang ada di
Laut Cina Selatan.
Pada masa Kaisar Yongle pada tahun 1407 M, mengutus Laksamana
Cheng Ho untuk melakuakan ekspedisi ke Samudera Selatan untuk menangkap
para bajak laut yang meresahkan kekaisaran Dinasti Ming dan pedagang yang ada
di Laut Cina Selatan. Ekspedisi pelayaran Dinasti Ming yang dipimpin
Laksamana Cheng Ho, untuk mengamankan jalur pelayaran niaga dari bajak laut
di Laut Cina Selatan. Jalur perdagangan di Laut Cina Selatan yang menjadi jalur
perdagangan sering diganggu oleh para bajak laut yang dipimpin oleh Lin Tao
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
27
Chien yang telah menguasi Pattani.48 Serta seorang pemimpin bajak laut lain yang
berasal dari Guangzhou yang bernama Chen Chuyi (Tan Tjo Gi)49 yang memiliki
daerah kekuasaan di Palembang, dari sinilah dilakukannya perompakan terhadap
kapal-kapal yang melalui Selat Malaka. Hal ini disebabkan pemerintahan
Kerajaan Sriwijaya di Palembang yang lemah, hal ini dikarenakan berkali-kali
mendapatkan serangan dari kerajaan Jawa (Kerajaan Majapahit), dan ketidak
berdayaan
Kerajaan
Sriwijaya
mengatasi
para
bajak
Laut,
sehingga
mengakibatkan Kota Palembang berhasil dikuasai oleh para bajak laut Chen
Chuyi (Tan Tjo Gi) ini sebelum kedatangan Laksamana Cheng Ho ke Nusantara.50
Dalam ekspedisinya pelayaran Laksamana Cheng Ho ke Samudera
Selatan, telah tujuh kali melakukan persinggahan ke Nusantara dalam
perjalanannya dari Cina menuju Afrika. Pada Ekspedisi pelayaran Laksamana
Cheng Ho pada tahun 1407 M Ia singgah di Palembang. Ketika berada di
Palembang Laksamana Cheng Ho mendapat serangan para bajak laut yang
dipimpin oleh Chen Chuyi yang merupak gembong bajak laut.51 Penyerangan
yang dilakukan oleh bajak laut Chen Chuyi kepada Laksamana Cheng Ho, yang
bertujuan untuk menjarah kapal Laksamana Cheng Ho yang merupakan kapal
48
49
50
51
Lin Tao Chien merupakan pemimpin bajak laut yang terkenal kekejamannya yang telah
menguasai Pattani. Ia melarikan diri dari propinsi Hokkian ke Siam bersama dua ribu orang
pengikutnya, dan Pattani sebagai markas dan pusat para bajak laut asal Hokkian untuk
beroperasi mengganggu dan merampok kapal-kapal dagang di pesisir Cina.
Pattani merupakan kota pelabuhan di selatan Siam (Thailand) dan Kukang (Palembang).
Chen Chuyi (Tan Tjo Gi) merupakan seorang yang berasal dari Chaozhou (Teochiu) Propinsi
Guangdong. Karena melanggar hukum di Cina, Chen Chuyi melarikan diri beserta keluarganya
ke Palembang. Mula mula Chen Chuyi bekerja untuk raja Sriwijaya dan kemudia Ia
menggerakkan bajak laut yang ada di Pelembang dan mengangkat dirinya sebagai gembong
bajak laut setelah raja Sriwijaya mangkat. Ia berbuat sewenang-wenang antara lain merampok
kapal-kapal yang memlalui Selat Malaka.
Benny G. Setiono, Tionghoa Dalam Pusaran Politik, Jakarta, Elkasa, 2002, hlm. 25
Kong Yuanzhi, Cheng Ho Muslim Tionghoa Misteri Perjalanan Muhibah di Nusantara,
Jakarta, Pusaka Obor, 2013, hlm. 94
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
28
harta kekaisaran Dinasti Ming Cina. Penyerangan yang dilakukan oleh bajak laut
yang ada di Palembang ini dapat di taklukan oleh Laksamana Cheng Ho dan
pengikutnya. Kesiapan Laksamana Cheng Ho dalam menghadapi para bajak laut
Chen Chuyi, sehingga berhasil mengalahkan lebih dari 5000 orang, membakar 10
kapal dan menahan 7 kapal bajak laut Chen Chuyi, dismping itu juga berhasil
menahan dua slempel bajak laut Chen Chuyi, yang merupakan simbol kekuasaan
bajak laut di daerah tersebut. Chen Chuyi yang merupakan pimpinan bajak laut
tersebut dibawa ke Cina untuk mendapat hukuman dari Kaisar Dinasti Ming Cina
dan pada akhirnya gembong bajak laut Chen Chuyi mendapatkan hukuman mati
oleh Kaisar Cina.52
Tindakan tegas Laksamana Cheng Ho memberantas bajak laut yang ada
Laut Cina Selatan tersebut membuat Laut Cina Selatan menjadi aman dan
tentram. Hubungan perdagangan dan perjalanan upeti antara kekaisaran Cina dan
kerajaan Nusantara dapat berjalan dengan lancar. Selain itu, kondisi aman di
sekitar laut di Asia Tenggara juga berdampak pada pelabuhan di selatan Cina
menjadi makmur dan ramai dikunjungi para pedagang dari luar Cina. Di samping
itu, dengan pemberantasaan bajak laut yang dilakuakan oleh Laksamana Cheng
Ho, menimbulkan terjadinya hubungan baik antara kekaisaran Cina dengan
Kerajaan Palembang. Hubungan baik tersebut dapat dibuktikan dengan adanya
pengiriman utusan yang dilakukan oleh Kerajaan Palembang ke Kekaisaran
Dinasti Ming Cina.53
52
53
Ibid., hlm. 95
Liang Liji, Dari Relasi Upeti Ke Mitra Strategi 2000 Tahun Perjalanan Hubungan TiongkokIndonesia, Jakarta, Buku Kompas, 2012, hlm. 120
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
29
Tindakan Laksamana Cheng Ho untuk memberantas bajak laut yang ada di
Nusantara, juga memberikan dampak yang baik bagi kerjasama dalam
perdagangan antara Cina dengan Nusantara. Kondisi jalur perdagangan yang
aman membuat semakin ramainya jalur perdagangan di Selat Malaka, hal ini
membuat semakin banyaknya para pedagang-pedagang Cina maupun pedagang
dari mancanegara yang mengunjungi Nusantara. Amannya jalur prlayaran laut
yang ada di Laut Cina Selatan membuat pengiriman upeti yang diberikan oleh
kerajaan-kerajaan yang ada di luar Cina menjadi lancar tanpa harus kawatir
terhadap ancaman para bajak laut yang ingin merompak kapal-kapal yang
mengirimkan upeti ke kaisaran Dinasti Ming Cina.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB III
PROSES DAN BERAKHIRNYA EKSPEDISI LAKSAMANA CHENG HO
DARI CINA KE NUSANTARA PADA TAHUN 1405-1433
Pada saat Negeri Cina diperintah oleh Dinasti Ming, Cina mengalami
kemajuan yang sangat pesat pada masa kekuasaan Kaisar Yongle,54 dengan gelar
Ming Cheng Tsu pada tahun 1403 M.55 Kaisar berusaha mempersatukan seluruh
Cina di bawah satu pemerintahan pusat yang kuat setelah berhasil mengatasi
masalah-masalah yang ada dalam negeri Dinasti Ming. Kaisar Yongle kemudian
memerintahkan untuk melakukan ekspedisi-ekspedisi pelayaran besar ke
Samudera Selatan.56 Ekspedisi pelayaran yang dilakukan oleh Kaisar Yongle
belum pernah dilakukan oleh kaisar-kaisar sebelumnya pada masa kekuasaan
Dinasti Ming di Cina. Ekspedisi pelayaran ini bertujuan untuk memberitahukan
kepada kerajaan-kerajaan yang ada di sekitar Cina bahwa Kaisar Yongle sebagai
kaisar yang memerintah di Cina. Selain itu kaisar juga menjalin persahabatan dan
perdagangan dengan negeri-negeri yang ada di mancanegara. Pada masa
pemerintahannya, Kaisar Yongle juga melakukan pengamanan pada jalur
pelayaran niaga Cina yang ada di Laut Cina Selatan dari bajak laut. Tindakan
54
55
56
Kaisar Yongle juga deikenal dengan nama Yongle, Yung Lo, Chu Ti, Zhu Di. Kaisar Youngle
merupakan Kaisar ke tiga Dinasti Ming, dan merupakan anak ke empat dari Kaisar Chu Yuan
Cang yang merupakan kaisar pertama Dinasti Ming. Kaisar Yongle menjadi kaisar Dinasti
Ming yang ke tiga, setelah melakukan penyerangan ke kota Nanking sebagai ibu kota Dinasti
Ming dan menggulingkan kekuasaan Kaisar Chu Yunwen yang merupakan kaisar Dinasti Ming
yang ke dua dan juga keponakkannya, setelah menggulingan Kaisar Chu Yunwen kemudian
Yongle menobatkan dirinya sebagai kaisar Dinasti Ming yang ketiga.
Ivan Taniputra, History Of China, Yogyakarta, Ar-Ruzz Media, 2009, hlm. 461
Samudera Selatan menunjukan daerah-daerah yang ada di Asia-Afika dan berada di Selatan
Cina, yang merupakan tujuan dari ekspedisi Laksamana Cheng Ho yang berlayar hingga ke
Afrika.
30
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
31
tegas Kaisar Yongle menumpas para bajak laut yang selalu mengganggu kapalkapal upeti kerajaan-kerajaan disekitar Cina dan kapal-kapal para pedagangan
yang melintas di Laut Cina Selatan membuat kawasan tersebut menjadi aman dan
ramai dikunjungi para pedagangan yang ada di Laut Cina Selatan dari para bajak
laut.57
Pada saat menjalankan kebijakan ekspedisi pelayaran tersebut, Kaisar
Yongle mengutus Laksamana Cheng Ho untuk memimpin ekspedisi pelayaran ke
negeri-negeri di Samudera Selatan. Tidak banyak yang mengetahui tentang
kehidupan Laksamana Cheng Ho pada masa silam di Cina dikarenakan
Laksamana Cheng Ho yang sebagai seorang kasim58 tidak dianggap pada masa
Cina silam. Akan tetapi, Laksaman Cheng Ho merupakan pelaut besar dalam
sejarah Cina. Selama 28 tahun Laksamana Cheng Ho memimpin ekspedisi
pelayaran besar Dinasti Ming. Laksamana Cheng Ho telah mengunjungi lebih dari
30 negeri59 dengan menggunakan 62 buah kapal besar berukuran panjang 132 m
dengan tingginya 54 m dan sejumlah 200 buah kapal baik ukuran sedang maupun
kecil, serta dilengkapi 17.800 orang anak buah yang mengikuti ekspedisi
pelayaran Laksamana Cheng Ho ke Samudera Selatan. Disamping itu, Laksamana
Cheng Ho juga membawa sejumlah barang berharga berupa emas, sutera, mutiara,
batu permata, kerajinan dan lain sebagainya yang akan digunakan sebagai hadiah
57
58
59
Benny Setiono, Tiongkok Dalam Pusaran Politik, Jakarta, Elkasa, 2002, hlm. 24
Kasim merupakan seorang pegawai istana yang bekerja sebagai pelayan pemaisuri maupun istri
kaisar lainnya dan juga melayani keluarga kaisar.
Negeri-negeri yang menjadi kunjungan Laksamana Cheng Ho diantaranya Chan-ch’en(Anam),
Chao-wa (Jawa), Sun-la (Sunda), San-fo-ch’i (Palembang), A-lu (Sumatera), Peng-h’eng
(Pahang), Man-la-kia (Malaka), Chi-lan-tan (Kelantan), Hsien-lo (Siam), Ku-li (Calicut, India),
Hsi-lan-shan (Sailan), Hu-li-mo-ssu (Ormuz), A-tan (Aden) dan Mu-ku-tu-shu (Mogadisiu,
Somalia)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
32
dari kaisar Cina kepada kerajaan-kerajaan yang dikunjungi oleh Laksamana
Cheng Ho dalam perjalanaannya ke Samudera Selatan.60
Pada masa pemerintahan Kaisar Yongle, beliau mengutus Laksamana
Cheng Ho untuk melakukan ekspedisi pelayaran sebanyak 6 kali dan ekspedisi
pelayaran Laksamana Cheng Ho yang terakhir dilakukan pada masa pemerintahan
Kaisar Chu Chanji.61 Beliau merupakan kaisar ke lima Dinasti Ming Cina. Pada
pemerintahan Kaisar Hongki yang merupakan kaisar ke empat Dinasti Ming,
beliau menghentikan ekspedisi pelayaran Laksamana Cheng Ho ke Samudera
Selatan dikarenakan terlalu besarnya biaya ekspedisi tersebut. Selama melakukan
ekspedisi pelayaran sebanyak 7 kali atas perintah kekaisaran Dinasti Ming di
Cina, Laksamana Cheng Ho juga mengunjungi Nusantara untuk menyampaikan
pesan dari kaisar Dinasti Ming di Nusantara. Dalam ekspedisi pelayaran
Laksamana Cheng Ho dapat dijelaskan sebagai berikut:62
1. Pelayaran ekspedisi dari tahun
pemerintahan Kaisar Yongle.
2. Pelayaran ekspedisi dari tahun
pemerintahan Kaisar Yongle.
3. Pelayaran ekspedisi dari tahun
pemerintahan Kaisar Yongle.
4. Pelayaran ekspedisi dari tahun
pemerintahan Kaisar Yongle.
60
61
62
1405 M sampai tahun 1407 M masa
1407 M sampai tahun 1409 M masa
1409 M sampai tahun 1411 M masa
1413 M sampai tahun 1415 M masa
Liang Liji, Dari Relasi Upeti Ke Mitra Strategi 2000 Tahun Perjalanan Hubungan TiongkokIndonesia, jakarta, Buku Kompas, 2012, hlm. 115
Kaisar Chu Chanji merupakan Kaisar Dinasti Ming 1426-1435 M yang ke lima, Ia merupakan
Cucu dari Kaisar Yongle (kaisar ketiga Dinasti Ming), Kaisar Chu Chanji menjadi kaisar
setelah menggantikan ayahnya Hongki 1425 (pada masa Kaisar Hongki ekspedisi pelayaran
Cheng Ho dihentikan) Kaisar Hongki merupakan kaisar ke empat setelah wafat digantikan
putranya. Masa Kaisar Chu Chanji diperintahkannya Laksamana Cheng Ho untuk berlayar ke
Samudera Selatan, yang pernah di hentikan ayahnya yaitu Kaisar Hongki. Ekspedisi pelayaran
yang dilakaukan Laksamana Cheng Ho pada masa Kaisar Chu Chanji merupakan ekspedisi
pelayaran yang ke tujuh dan merupakan ekspedisi pelayaran Laksamana Cheng Ho yang
terakhir.
Kong Yuanzhi, Cheng Ho Muslim Tionghoa Misteri Perjalanan Muhibah di Nusantara,
Jakarta, Pusaka Obor, 2013, hlm. 60
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
33
5. Pelayaran ekspedisi dari tahun 1417 M sampai tahun 1419 M masa
pemerintahan Kaisar Yongle.
6. Pelayaran ekspedisi dari tahun 1421 M sampai tahun 1422 M masa
pemerintahan Kaisar Yongle.
7. Pelayaran ekspedisi dari tahun 1431 M sampai tahun 1433 M masa
pemerintahan Kaisar Chu Chanji.63
Tabel 1. Kawasan-kawasaan yang dikunjungi Laksamana Cheng Ho dalan tujuh
kali pelayaran ke Samudera Selatan
No
A
Tahun keberangkatan
1405-1407 M
B
1407-1409 M
C
1409-1411 M
D
1413-1415 M
E
1417-1419 M
F
1421-1422 M
G
1431-1433 M
Kawasan-kawasan Yang Dikunjungi
Campa, Jawa, Aceh, Lamuri, Malaka, Calicut,
Palembang, Malabar, Ceylon.
Campa, Jawa, Siam, Malaka, Lamuri, Aceh,
Cail, Cochin, Cambay, Ahmedabad, Calicut,
Ceylon, Sambilan dan lain-lain
Campa, Jawa, Siam, Malaka, Lamuri, Aceh,
Ceylon, Quilon, Cochin, Calicut, Ahmedabad,
Malabar.
Campa, Jawa, Siam, Malaka, Lamuri, Aceh,
Cail, Cochin, Cambay, Ahmedabad, Calicut,
Ceylon, Sambilan.
Campa, Jawa, Palembang, Malaka, Pahang,
Aceh, Lambri, Ceylon, Cochin, Rasa, Aden,
Mogedoxu, Kepulauan Maldeve, Ormus.
Campa, Siam, Malaka, Lamuri, Aru, Aceh,
Cail, Cochin, Cambay, Bengal, Ormuz, Aden,
Jofar, Rasa, Brawa, Mogedoxu, Calicut, Cail,
Ceylon, Kepulauan Maldeve.
Campa, Jawa, Palembang,Lamuri, Malaka,
Siam, Aru, Lide, Banggal, Maldiv, Quilon,
Aceh, Cail, Cochin, Cambay, Ahmedabad,
Mekah, Ormus, Jofar, Aden, Mogedoxu,
Brawa, Calicut,64
Dalam ekspedisi pelayaran tersebut, Laksamana Cheng Ho juga
mengunjungi kerajaan-kerajaan yang ada di Nusantara. Hal ini membuat
terjadinya hubungan baik antara kerajaan yang ada di Nusantara dengan
63
64
Ibid., hlm. 60
Kong Yuanzhi, Cheng Ho Muslim Tionghoa Misteri Perjalanan Muhibah di Nusantara,
Jakarta, Pusaka Obor, 2013, hlm. 218
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
34
kekaisaran Dinasti Ming Cina. Kunjungan ekspedisi pelayaran Laksamana Cheng
Ho ke Nusantara antara lain ke Kerajaan Samudera Pasai, Kerajaan Lambri,
Kerajaan Malaka, Kerajaan Majapahit, Palembang, Semarang, dan juga
berakhirnya ekspedisi pelayaran Laksanana Cheng Ho ke Samudera Selatan dapat
dijelaskan sebagai berikut:
A. Proses Ekspedisi Laksamana Cheng Ho ke Nusantara
1. Ekspedisi Laksamana Cheng Ho di Kerajaan Samudra Pasai
Kerajaan Samudra Pasai merupakan kerajaan kecil yang terletak di sebelah
timur Lhokseumawe, Aceh. Kerajaan Samudera Pasai didirikan pada tahun 1275
M atau diperkirakan pada pertengahan abad ke 13 M. Raja pertama yang
memimpin yaitu Sultan Malik as-Shalih yang wafat pada tahun 1297 M. Kerajaan
Samudra Pasai merupakan kerajaan Islam yang ada di Nusantara. Hal ini
dipengaruhi oleh letak geografis dari kerajaan yang selalu menjadi jalur pelayaran
dan juga sebagai tempat persinggahan para pedagang mancanegara yang melalui
Selat Malaka.65
Terjadinya perdagangan antara negeri-negeri mancanegara membuat
munculnya kerjasama antara Kerajaan Samudra Pasai dengan negeri-negeri di
mancanegara. Hubungan kerjasama dengan Negeri Cina diawali dengan adanya
hubungan perdagangan yang menguntungkan kedua belah pihak dan dengan
adanya pengiriman utusan Kerajaan Samudra Pasai maupun utusan dari Kaisaran
65
Marwati Djoened Poesponegoro, Nugroho Notosusanto, Sejarah Nasional Indonesia III Zaman
Pertumbuhan Dan Perkembangan Kerajaan-Kerajaan Islam Di Indonesia, Jakarta, Balai
Pustaka, 2011, hlm. 21
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
35
Cina membuat baiknya kerjasama antar negeri tersebut.66 Pada masa
pemerintahan Sultan Malik as-Shalih, sudah terjadi hubungan kerajaan Samudra
Pasai dengan Cina dan pada tahun 1282 M masa Dinasti Yuan telah mengirimkan
utusannya ke Kerajaan Samudra Pasai dan utusan Cina tersebut bertemu dengan
menteri kerajaan Samudra Pasai dan menghimbau agar Raja Kerajaan Samudra
Pasai untuk mengirimkan utusannya ke Cina.67
Pada masa kekuasaan Dinasti Ming di Cina, Kerajaan Samudra Pasai juga
telah memilik kerjasama dan hubungan baik. Kerja sama tersebut bahkan telah
terjadi semenjak Dinasti Yuan berkuasa di Cina sebelum Dinasti Ming berdiri.68
Kerajaan Samudra Pasai memiliki pengaruh yang besar dalam perdagangan yang
ada di Asia Tenggara dan juga perdagangan dengan Dinasti Ming Cina. Pada
masa pemerintahan Kaisar Yongle pada tahun 1404 M, kaisar mengutus Wen
Liang Fu69 untuk datang ke Kerajaan Samudra Pasai. Pengutusan Wen Liang Fu
ke Kerajaan Samudera Pasai bertujuan mengantarkan hadiah berupa sutra sulaman
benang emas, sutra, kerajinan, dan menyampaikan himbauan kepada Kerajaan
Samudra Pasai untuk datang menghadap kaisar Dinasti Ming Cina.
Pada tahun 1405 M, dimulainya ekspedisi pelayaran besar yang dipimpin
oleh Laksamana Cheng Ho atas perintah Kaisar Yongle Dinasti Ming. Dalam
ekspedisi pelayaran ke Samudra Selatan, Laksamana Cheng Ho juga mengunjungi
66
67
68
69
Mohammad Said, Atjeh Sepandjang Abad, Medan, Harian Waspada Medan, 2007, hlm.62
Marwati Djoened Poesponegoro, op.cit., hlm. 23
Brian Harrison, Asia Tenggara Suatu Sejarah Ringkas, Kuala Lumpur, Badan Bahasa dan
Pustaka Kementrian Pelajaran Malaysia, 1966, hlm. 67
Wen Liang Fu merupakan utusan dari Kaisar Yongle pada tahun 1404, untuk datang ke
Kerajaan Samudera pasai untuk memberikan hadiah dari kaisar Cina yang berupa emas, satin,
kerajinan dan lain sebagainya. Disamping itu kedatangan Wen Liang Fu ke Kerajaan Samudera
pasai untuk menghimbau kepada kerajaan untuk datang menghadap Kekaisaran Cina.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
36
Kerajaan Samudra Pasai. Tujuan dari kunjungan tersebut adalah untuk membuka
hubungan politik, perdagangan, persahabatan serta mengambil upeti Kerajaan
Samudra Pasai yang akan diserahkan kepada kekaisaran Dinasti Ming Cina. Akan
tetapi, Raja Zainul Abiddin70 yang merupakan raja Samudra Pasai telah mengirim
utusannya untuk memberikan upeti kepada ke kekaisaran Cina.71
Terjadinya konflik antara Kerajaan Samudra Pasai dengan Kerajaan Nakur
(Kerajaan Batak) membuat hubungan antara Kerajaan Samudra Pasai dengan Cina
terganggu. Konflik antara kedua kerajaan tersebut terjadi karena terbunuhnya raja
Samudra Pasai dalam pertempuran melawan Raja Nakur di Batak. Konflik
tersebut membuat sebagian besar wilayah Kerajaan Samudra Pasai dikuasai oleh
Kerajaan Nakur. Untuk merebut kembali kekuasaan Kerajaan Samudra Pasai,
pemaisuri raja Samudera Pasai yang telah wafat berjanji di depan umum akan
menikahi siapa saja yang dapat mengalahkan Kerajaan Nakur dan menjadikannya
Raja Samudra Pasai. Hal ini dilakukan sebab putra mahkota Zainul Abidin yang
masih kecil tidak dapat membalaskan dendam dan memimpin Kerajaan Samudra
Pasai. Kemudian, ada seorang nelayan yang menggerakkan pasukan Samudra
Pasai untuk melawan Kerajaan Nakur dan berhasil merebut kembali wilayah
Kerajaan Samudra Pasai yang dikuasai oleh Kerajaan Nakur. Oleh karena
keberhasilan itu nelayan tersebut dapat menjadi raja dan menikahi pemaisuri raja
Samudra Pasai yang telah wafat dan menjadi Raja Samudra Pasai yang dikenal
70
71
Zainul Abiddin adalah sultan Samudera Pasai yang ke-5. Beliau memerintah sampai dengan
wafatnya pada tahun 841 H/1438 M. Nama lengkapnya adalah Zainul Abidin bin Ahmad bin
Ahmad bin Muhammad bin Al-Malik Ash-Shalih. Secara garis keturunan, Zainul Abidin
merupakan putra dari paman Ratu Nahrasyiyah yang bernama Ahmad. Pada masa dialah
Kerajaan Samudra Pasai diperkirakan mencapai masa kejayaannya.
Liang Liji, Dari Relasi Upeti Ke Mitra Strategi 2000 Tahun Perjalanan Hubungan TiongkokIndonesia, Jakarta, Buku Kompas, 2012, hlm. 225
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
37
sebagai Raja Tua. Akan tetapi, Raja Tua kemudian dibunuh oleh Zainul Abidin
yang merupakan anak angkatnya.72
Setelah merebut kekuasaan dari Raja Tua, Zainul Abiddin memerintahan
Kerajaan Samudra Pasai dan hubungan antara Kerajaan Samudra Pasai dengan
Dinasti Ming di Cina terjalin dengan baik dan Kerajaan Samudra Pasai setiap
tahun mempersembahkan upeti yang tidak pernah putus selama pemerintahan
Kaisar Yongle. Pada tahun 1415 M Laksamana Cheng Ho kembali mengunjungi
Kerajaan Samudra Pasai. Kedatangan Laksamana Cheng Ho ke Kerajaan Samudra
Pasai menimbulkan terjadinya perselisihan antara Zainul Abidin dengan anak Raja
Tua yang bernama Iskandar.73 Perselisihan tersebut terjadi karena Laksamana
Cheng Ho tidak memberi Iskandar hadiah dari Kaisar Cina. Kejadian ini
menimbulkan terjadinya penyerangan yang dilakukan Iskandar kepada Laksamana
Cheng Ho. Penyerangan yang dilakukan Iskandar tersebut dapat dikalahkan oleh
Laksamana Cheng Ho. Akan tetapi, Iskandar dapat melarikan diri ke Kerajaan
Lambri. Dalam pengejaran tersebut Laksamana Cheng Ho akhirnya dapat
menangkap Iskandar yang kemudian dibawanya Iskandar ke Kerajaan Samudra
Pasai untuk diadili.
Atas jasa Laksamana Cheng Ho yang telah memadamkan konflik di
Kerajaan Samudra Pasai, kemudian Raja Zainul Abiddin mengirim utusannya
72
73
Kerajaan Nakur merupakan salah satu kerajaan di Sumatera Utara yang berlokasi di
Simalungun, penguasa ataupun pemerintahnya adalah Dinasti Damanik (Suku Simalugun).
Iskandar merupakan anak dari Raja Tua (Raja Tua merupakan seorang nelayan yang memimpin
pasukan Samudra Pasai, untuk merebut kembali wilayah Kerajan Samudra Pasai yg telah di
kuasai Kerajaan Nakur, setelah berhasil Raja Tua menikahi pemaisuri raja samudra pasai yang
telah wafat (yang merupakan ayah Zainul Abidin), sejak saat itu menjadi raja Samudra Pasai
yang dikenal sebagai Raja Tua, yang kemudian dibunuh oleh Zainul Abidin yang merupakan
putra mah kota) setelah mengetahui ayahnya terbunuh iskandar melarikan diri ke pegunungan
beserta anak buahnya dan berusaha memperbesar kekuatannya untuk melawan Zainul Abidin.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
38
untuk menghadap dan menyampaikan ucapan terima kasih kepada kaisar Cina.74
Pada tahun 1426 M, Kerajaan Samudra Pasai mengirim utusannya untuk
menyampaikan selamat atas penobatan Kaisar Chu Chanji. Tidak hanya itu saja,
pada tahun 1430 M Laksamana Cheng Ho melakukan ekspedisi pelayaran untuk
mengunjungi negeri-negeri di Samudera Selatan untuk menyampaikan surat
perintah Kaisar bahwa Kaisar Chu Chanji telah menjadi Kaisar Dinasti Ming dan
menggantikan kaisar sebelumnya.75
Pada tahun 1430 M, Dinasti Ming mulai mengalami kemunduran sehingga
mengakibatkan negeri-negeri di wilayah Samudra Selatan tidak lagi mengirimkan
upeti kepada kekaisaran Dinasti Ming Cina. Karena hal tersebut Kaisar Cina
kembali mengutus Laksamana Cheng Ho dengan tugas untuk menyampaikan
perintah kepada kerajaan-kerajaan di Samudera untuk memberikan upeti kepada
kekaisaran Cina. Pada tahun 1431 M Kerajaan Samudra Pasai mengirimkan
utusannya ke Cina untuk memberikan upeti kepada kekaisaran Cina dan pada
tahun 1433 M utusan Samudra Pasai kembali datang ke Cina untuk memberikan
upeti kepada kekaisaran Cina. Selanjutnya, pada tahun 1434 raja Kerajaan
Samudra Pasai Raja Zainul Abidin mengutus adiknya ke Cina. Sesampainya di
Cina, adik dari raja Samudra Pasai meninggal dunia di kota Nanking karena sakit
keras.76
Hubungan baik antara Kerajaan Samudra Pasai dengan Dinasti Ming
terjadi pada masa Raja Zainul Adiddin dengan Kaisar Yongle. Ekspedisi
74
75
76
Liang Liji, Dari Relasi Upeti Ke Mitra Strategi 2000 Tahun Perjalanan Hubungan TiongkokIndonesia, Jakarta, Buku Kompas, 2012, hlm. 237
Mohammad Said, Aceh Sepanjang Abad, Medan, Harian Waspada Medan, 2007, hlm. 95
Kong Yuanzhi, Cheng Ho Muslim Tionghoa Misteri Perjalanan Muhibah di Nusantara,
Jakarta, Pusaka Obor, 2013, hlm. 112
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
39
pelayaran masa Dinasti Ming pada pemerintahan Kaisar Yongle yang dipimpin
oleh Laksamana Cheng Ho telah tiga kali mengunjungi Kerajaan Samudra Pasai
dan Kerajaan Samudra Pasai sangat penting bagi Dinasti Ming baik dalam
hubungan perdagangan maupun hubungan upeti yang ditujukan kepada
Kekaisaran Cina. Pada waktu itu, Kerajaan Samudra Pasai merupakan kerajaan
Islam yang ada di Pulau Sumatra. Ekspedisi pelayaran Laksamana Cheng Ho ke
Kerajaan Samudra Pasai memberikan perhatian terhadap perkembangan Agama
Islam yang ada di Kerajaan Samudra Pasai dan Samudra Pasai juga merupakan
kerajaan yang bercorak Islam pertama yang ada di Nusantara.77
2. Ekspedisi Laksamana Cheng Ho di Lambri Aceh
Kerajaan Lambri merupakan sebuah kerajaan yang terletak di daerah Aceh
Besar dengan pusatnya di Lam Reh, kecamatan Mesjid Raya. Kerajaan ini adalah
kerajaan yang lebih dahulu muncul sebelum berdirinya Kesultanan Aceh
Darussalam.78 Pada saat kekuasaan Kerajaan Lambri telah mendapat serangan
Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Chola. Pada tahun 943 M, Kerajaan Lambri
mendapat serangan dari Kerajaan Sriwijaya sehingga mengalami kekalahan, hal
ini membuat Kerajaan Lambri Patunduk di bawah kekuasaan Kerajaan Sriwijaya.
Meskipun dibawah kekuasaan Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Lambri tetap
mendapatkan haknya sebagai kerajaan. Akan tetapi, Kerajaan Lambri memiliki
kewajiban untuk mempersembahkan upeti, memberikan bantuan jika diperlukan,
dan juga datang melapor ke Kerajaan Sriwijaya jika memang diperlukan. Pada
77
78
Liang Liji, Dari Relasi Upeti Ke Mitra Strategi 2000 Tahun Perjalanan Hubungan TiongkokIndonesia, Jakarta, Buku Kompas, 2012, hlm. 248
www.wikipedia.org/wiki/Kesultanan Lambri
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
40
tahun 1030 M, Kerajaan Lamuri pernah diserang oleh Kerajaan Chola di bawah
kepemimpinan Raja Rayendracoladewa I.79 Pada akhirnya, Kerajaan Lambri dapat
dikalahkan oleh Kerajaan Chola, meskipun telah memberikan perlawanan yang
sangat hebat. Bukti perlawanan tersebut menunjukan bahwa Kerajaan Lambri
bukan kerajaan kecil karena terbukti sanggup memberikan perlawanan yang
tangguh terhadap kerajaan besar, seperti Kerajaan Chola.
Dalam ekspedisi pelayaran Laksamana Cheng Ho ke Samudra Selatan,
kemudian beliau singgah di Kerajaan Lambri pada tahun 1414 M. Kedatangan
Laksamana Cheng Ho ke Kerajaan Lambri bersamaan dengan terjadinya konflik
yang ada di Kerajaan Samudera Pasai. Konflik yang terjadi di Kerajaan Samudera
Pasai, disebabkan karena Iskandar memberontak kepada Kerajaan Samudra Pasai
dan terdesak melarikan diri ke Kerajaan Lambri. Kedatangan Laksamana Cheng
Ho ke Kerajaan Lambri beserta dengan pengikutnya, mendapatkan perlawanan
dari Kerajaan Lambri yang melindungi Iskandar. Perlawanan Kerajaan Lambri
tersebut membuat Laksamana Cheng Ho terpaksa menggunakan peperangan
untuk menangkap Iskandar. Iskandar yang melarikan diri ke Kerajaan Lambri
kemudian berhasil ditaklukan oleh Laksamana Cheng Ho dan setelah tertangkap
dibawanya kembali ke Kerajaan Samudera Pasai untuk diadili. Akibat mendapat
serangan dari Laksamana Cheng Ho membuat Kerajaan Lambri menjadi lemah
dan dalam perkembangannya setelah mendapat serangan dari berbagai kerajaan
dan serangan Laksamana Cheng Ho membuat runtuhnya Kerajaan Lamuri.80
79
80
Kerajaan Chola merupakan kerajaan kuat di wilayah India Selatan.
Mohammad Said, Aceh Sepanjang Abad, Harian Waspada Medan, 2007, Medan, hlm. 108
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
41
3. Ekspedisi Laksamana Cheng Ho Di Palembang
Palembang merupakan bagian dari wilayah Kerajaan Sriwijaya, yang
berbatasan di sebelah timur Pulau Jawa sedangkan di sebelah Barat berbatasan
dengan Malaka. Letak Palembang yang strategis membuat banyak para pedagang
dari mancanegara yang datang menyinggahi Palembang. Hal ini juga adanya
interaksi antara Palembang dengan para pedagang Cina, walaupun interaksi
dengan Cina sudah lama terjadi, sehingga di Palembang banyak perantau dan para
pedagang yang berasal dari Cina. terutama dari daerah Provinsi Guangdong dan
Quanzhou Cina.81
Pada masa Dinasti Ming pemerintahan Kaisar Yongle, kaisar mengirim
ekspedisi pelayaran ke Samudera Selatan yang dipimpin oleh Laksamana Cheng
Ho. Dalam Ekspedisi Laksamana Cheng Ho, pada tahun 1407 M beliau singgah di
Palembang. Setelah ekspedisi perjalanannya dari Afrika dan berencana untuk
kembali ke Cina. Ketika berada di Palembang, Laksamana Cheng Ho mendapat
serangan para bajak laut yang dipimpin oleh Chen Chuyi yang merupak gembong
bajak laut.82 Penyerangan yang dilakukan oleh bajak laut Chen Chuyi kepada
Laksamana Cheng Ho, yang bertujuan untuk menjarah kapal Laksamana Cheng
Ho yang merupakan kapal harta kekaisaran Dinasti Ming Cina. Penyerangan yang
dilakukan oleh bajak laut yang ada di Palembang ini dapat di taklukan oleh
Laksamana Cheng Ho dan pengikutnya. Kesiapan Laksamana Cheng Ho dalam
menghadapi para bajak laut Chen Chuyi, sehingga berhasil mengalahkan lebih
dari 5000 orang, membakar 10 kapal dan menahan 7 kapal bajak laut Chen Chuyi,
81
82
Kong Yuanzhi, Cheng Ho Muslim Tionghoa Misteri Perjalanan Muhibah di Nusantara,
Jakarta, Pusaka Obor, 2013, hlm. 109
Ibid., hlm. 94
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
42
dismping itu juga berhasil menahan dua slempel bajak laut Chen Chuyi, yang
merupakan simbol kekuasaan bajak laut di daerah tersebut. Chen Chuyi yang
merupakan pimpinan bajak laut tersebut dibawa ke Cina untuk mendapat
hukuman dari Kaisar Dinasti Ming Cina dan pada akhirnya gembong bajak laut
Chen Chuyi mendapatkan hukuman mati oleh Kaisar Cina.83
Tindakan Laksamana Cheng Ho memberantas bajak laut yang ada di
Palembang, membuat Laut Selatan Cina menjadi aman dan tentram. Hubungan
perdagangan dan perjalanan upeti antara kekaisaran Cina dan kerajaan Nusantara
dapat berjalan dengan lancar. Selain itu, kondisi aman di sekitar laut di Asia
Tenggara juga berdampak pada pelabuhan di selatan Cina menjadi makmur dan
ramai dikunjungi para pedagang dari luar Cina. Disamping itu, dengan
pemberantasaan bajak laut di Palembang yang dilakukan oleh Laksamana Cheng
Ho menyatakan terjadinya hubungan baik antara kekaisaran Cina dengan Kerajaan
Palembang. Hubungan baik tersebut dapat dibuktikan dengan adanya pengiriman
utusan yang dilakukan oleh Kerajaan Palembang ke Kekaisaran Cina. Tindakan
Laksamana Cheng Ho untuk memberantas bajak laut yang ada di Palembang, juga
memberikan dampak yang baik dalam mendukung perdagangan antara Cina
dengan Nusantara. Sehingga membuat semakin ramainya pedagang-pedagang
yang mengunjungi kawasan Palembang.84
83
84
Ibid., hlm. 95
Liang Liji, Dari Relasi Upeti Ke Mitra Strategi 2000 Tahun Perjalanan Hubungan TiongkokIndonesia, Jakarta, Buku Kompas, 2012, hlm. 119
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
43
4. Ekspedisi Laksamana Cheng Ho Di Kerajaan Malaka
Sebelum abad ke 15, Malaka sudah terkenal sebagai suatu kawasan untuk
perniagaan wilayah Timur-Barat.85 Malaka merupakan daerah yang sangat
strategis bagi perdagangan mancanegara, letak Malaka yang berada di
persimpangan jalur perdagangan dan dekat dengan Selat Malaka, yang merupakan
jalur perdagangan yang sangat ramai dilalui oleh para pedagang, hal ini
memberikan daya terik Malaka untuk di singgahi oleh para pedagang dari
mencanegara. Bagian barat kepulauan Malaka sangat cocok dijadikan pelabuhan
barang dagangan yang diekspor dan diimpor.86 Kapal-kapal yang berlayar ke
wilayah Timur melewati Samudera Hindia dan melalui perairan selat Malaka yang
relatif tenang pasti singgah di Kerajaan Malaka untuk beristirahat.87 Keadaan
tersebut menjadikan Malaka tempat yang strategis yang berada di jalur
perdagangan dunia.
Pada adad ke 14, kerajaan besar Jawa yaitu Kerajaan Majapahit di bawah
kepemimpinan Raja Hayam Wuruk, melakukan ekspedisi perluasan wilayah ke
kerajaan yang di luar Jawa. Pada tahun 1377 M Kerajaan Majapahit menyerang
Kerajaan Sriwijaya yang berada di Palembang, Sumatra. Membuat Kerajaan
Sriwijaya ditaklukan oleh Kerajaan Majapahit. Prameswara yang merupakan
bangsawan di Samboja yang terletak di Palembang, yang merupakan bagaian
kawasan dari Kerajaan Sriwijaya, juga menjadi taklukan dari Kerajaan Majapahit,
sehingga membuat Parameswara yang merupakan bangsawan dari Samboja
85
86
87
Kong Yuanzhi, Cheng Ho Muslim Tionghoa Misteri Perjalanan Muhibah di Nusantara,
Jakarta, Pusaka Obor, 2013, hlm. 131
Liang Liji, op.cit., hlm.283
Ricklefs, Bruce Lockhart, dkk, Sejarah Asia Tenggara Dari Masa Prasejarah sampai
Kontemporer, Jakarta, Komonitas Bambu, 2013, hlm. 162
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
44
melarikan diri ke Tunasik besarta dengan pengikutnya,88 selama beberapa tahun
Prameswara di Tunasik kemudian Tunasik mendapat ancaman Ayutthaya Siam.89
Hal ini membuat Parameswara melarikan diri ke Wu Yu besarta dengan
pengikutnya, menetapnya Prameswara di Wu Yu dan mendirikan kerajaan yang
awalnya daerah yang bernama Wu Yu diubah menjadi Malaka merupakan suatu
tanda terbentuknya Kerajaan Malaka (nama Malaka diambil dari nama kayu yang
menjadi tempat bersandarnya kapal Prameswara yang pertama kali).90
Prameswara menjadi raja pertama yang memimpin Kerajaan Malaka, pada saat
baru berdirinya Kerajaan Malaka mendapat ancaman dari Kerajaan Siam dan
Kerajaan Majapahit. Kemudian untuk menghadapi ancaman dari Kerajaan Siam
dan Kerajaan Majapahit, pada tahun 1405 M Raja Prameswara mengirimkan
utusannya ke Dinasti Ming di Cina yang pada saat itu dipimpin oleh Kaisar
Yongle. Dengan menyatakan kesetiaan Kerajaan Malaka kepada Dinasti Ming,
Parameswara berupaya meminta perlindungan Kaisar Dinasti Ming Cina.91
Perlindungan Dinasti Ming kepada Kerajaan Malaka diperlihatkan dengan
ekspedisi-ekspedisi pelayaran yang hebat dipimpin oleh Laksamana Cheng Ho.
Ekspedisi pelayaran Laksamana Cheng Ho tidak hanya sekedar berlayar ke
Samudera Selatan melainkan juga memberikan setatus kenegaraan kepada
Kerajaan Malaka oleh Kekaisaran Cina dan memerintahkan kepada Kerajaan
88
89
90
91
Tunasik merupakan nama lama dari Singapura, nama Tumasik digunakan untuk menyebut
daerah pada masa Kerajaan Majapahit pada abad ke 14.
Ayutthaya Siam merupakan kerajaan yang berada di daerah Inlet Kecil, Thailand. Dalam
perkembangannya Ayutthaya Siam terkenal dengan nama Siam.
Tan Ta Sen, Cheng Ho Penyebar Islam Dari Cina Ke Nusantara, Jakarta, Buku Kompas, 2010,
hlm. 246
Ricklefs, Bruce Lockhart, dkk, op.cit., hlm 164
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
45
Siam untuk tidak mengancan Kerajaan Malaka.92 Setelah mendapatkan
perlindungan kekaisaran Cina, Kerajaan Malaka berkali-kali mengirimkan utusan
untuk mempersembahkan upeti ke kaisaran Cina.93
Laksamana Cheng Ho mengunjungi Malaka Sejak 1405-1433 M, selama
tujuh kali ekspedisi Pelayarannya ke Samudera Selatan. Hal ini tidak
mengherankan mengingat begitu pentingnya letak Kerajaan Malaka, bagi suatu
pelabuhan yang setrategis dalam pelayaran di antara Samudera Pasifik dengan
Samudera Hindia, dan setiap keberangkatan maupun pulangnya ekspedisi
pelayaran Laksamana Cheng Ho selalu singgah di Malaka.94 Beliau memberikan
hadiah dari kaisar Cina kepada Raja Parameswara. Hadiah yang dibawa oleh
Laksamana Cheng Ho kepada Raja Malaka berisikan kain sutra, emas, kerajinan,
dan lain-lain, dengan adanya utusan dari Cina tersebut maka Raja Parameswara
juga mendapatkan perlindungan dari kekaisaran Cina dari ancaman Kerajaan Siam
yang akan menyerang Kerajaan Malaka.
Pada tahun 1430 M Raja Malaka mengirimkan utusannya ke Cina, dengan
maksud untuk memberitahukan kepada Kaisar Cina bahwa Kerajaan Siam akan
melakukan penyerangan terhadap Kerajaan Malaka, walaupun telah di capai
kesepakatan perdamaian antara kerajaan Siam dan Malaka yang berkonflik,
dengan adanya utusan dari Kerajaan Malaka membuat Kekaisaran Dinasti Ming
yang di pimpin oleh Kaisar Chu Chanji, segera mengutus Laksamana Cheng Ho
92
93
94
Bernard Vlekke, Nusantara Sejarah Indonesia, Jakarta, Kepustakaan Populer Gramedia, 2008,
hlm. 91
Ricklefs, Sejarah Indonesia Moderen 1200-2008, Jakarta, Serambi Ilmu Semesta, 2008, hlm 36
Kong Yuanzhi, Cheng Ho Muslim Tionghoa Misteri Perjalanan Muhibah di Nusantara,
Jakarta, Pusaka Obor, 2013, hlm. 134
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
46
untuk berlayar ke Samudera Selatan dan singgah di Kerajaan Siam untuk
menyampaikan perintah Kaisar Cina untuk tidak menyerang Kerajaan Malaka.
Pada perkembangannya Kerajaan Malaka, menjalin kerjasama dengan
kekaisaran Cina pada masa Dinasti Ming pemerintahan Kaisar Yongle. Pada masa
pemerintahan beliau, Dinasti Ming mengambil inisiatif untuk menjalin hubungan
dengan kerajaan Malaka. Disamping itu, Dinasti Ming juga memberikan
perlindungan kepada Kerajaan Malaka dari serangan Kerajaan Siam. Tujuan dari
Dinasti Ming mengirim utusannya ke Kerajaan Malaka untuk bersahabat dan
melakukan kerjasama dengan Kerajaan Malaka, dengan memiliki tempat yang
strategis dalam perdagangan Dunia.95 Pada ekspedisi pelayaran yang dilakuakan
oleh Dinasti Ming pada masa Kaisar Yongle, yang dipimpin oleh Laksamana
Cheng Ho dalam pelayarannya ke Samudera Selatan sebanyak tujuh kali juga
mengunjungi Kerajaan Malaka dalam setiap ekspedisi pelayarannya. Disamping
itu Kerajaan Malaka telah 13 kali mengirimkan utusannya ke Cina, selama tiga
generasi Raja Malaka diantaranya Prameswara, Megat Iskandar Shah, dan Sri
Maharaja. Hal ini membuat terjalinnya hubungan baik antara Kekaisaran Cina
dengan Kerajaan Malaka yang menguntungkan kedua belah pihak baik dalam
bidang politik maupun bidang ekonomi. Perniagaan Cina juga sangat dibutuhkan
oleh Kerajaan Malaka untuk memajukan ekonomi kerajaan, maupun memberikan
keamanan dari serangan kerajaan Siam. Disamping itu hubungan baik ini juga
memberikan keuntungan bagi Cina dalam bidang politik dan ekonomi, hubungan
95
Mohammad Said, Aceh Sepanjang Abad, Harian Waspada Medan, 2007, Medan, hlm. 97
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
47
dengan Kerajaan Malaka sangat penting untuk menyukseskan misi ekspedisi
pelayaran Laksamana Cheng Ho ke Samudera Selatan.
5. Ekspedisi Laksamana Cheng Ho Di Kerajaan Majapahit
Setelah Raja Kertanegara96 wafat dalam penyerangan Jayakatwang97 dari
Kediri, maka berakhir pula riwayat Kerajaan Singasari. Raja Kertanegara beserta
semua pembesar istana tewas dalam penyerangan tersebut. Sementara itu, Raden
Wijaya (menantu Kertanegara) berhasil melarikan diri dan meminta perlindungan
kepada Aria Wiraraja (Adipati Sumenep) di Madura. Atas bantuan Arya Wiraraja
pula Raden Wijaya bisa diampuni oleh Jayakatwang dan kemudian menjadi orang
kepercayaan raja Kediri tersebut. Kemudian, Raden Wijaya dihadiahi Hutan Tarik
oleh Raja Jayakatwang. Atas hadiah tersebut kemudian Raden Wijaya beserta
pengikutnya yang setia membuka Hutan Tarik (wilayah Trowulan, Mojokerto)
untuk dihuni. Disinilah asal mula berdirinya Kerajaan Majapahit. Kata Majapahit
sendiri diambil dari buah Maja yang rasanya pahit. Karena Hutan Tarik banyak
sekali buah Majanya.
Pada tahun 1293 M pasukan Kubilai Khan dari Cina datang dengan tujuan
untuk menghukum Kerajaan Singasari. Mereka tidak mengetahui bahwa Kerajaan
Singasari telah hancur. Hal ini dimanfaatkan oleh Raden Wijava untuk membalas
dendam kepada Raja Jayakatwang. Dengan siasat dari Aria Wiraraja, dikatakanlah
bahwa Raja Jawa itu adalah Jayakatwang yang telah menghina kekaisaran Cina
96
97
Raja Kertanegara merupakan raja terakhir yang memerintah Kerajaan Singasari. Masa
pemerintahan Raja Kertanagara dikenal sebagai masa Kejayaan Singasari.
Jayakatwang merupakan bupati Gelang-Gelang yang pada tahun 1292 memberontak dan
meruntuhkan Kerajaan Singhasari. Beliau kemudian membangun kembali Kerajaan Kadiri,
namun hanya bertahan sampai tahun 1293.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
48
dengan melukai utusan Cina yang ada di jawa dan mengirimnya kembali ke Cina.
Setibanya tentara Mongol di Jawa maka bergabunglah pasukan Raden Wijaya
dengan pasukan Mongol untuk membalas dendam kepada Jayakatwang. Dalam
waktu singkat, Kerajaan Kediri hancur dan Raja Jayakatwang terbunuh. Pasukan
Kubilai Khan kembali ke pelabuhan, namun di tengah perjalanan pasukan Raden
Wijaya dengan bantuan pasukan Kerajaan Singasari dari Sumatera dan tambahan
bala tentara dari Kadipaten Sumenep menyerang pasukan Mongol tersebut.
Setelah pasukan Kubilai Khan dari tanah Jawa dan Raden Wijaya kemudian
menobatkan dirinya sebagai raja Kerajaan Majapahit dengan gelar Kertarajasa
Jayawardhana.98 Konflik yang terjadi antara kerajaan Jawa dengan kekaisaran
Cina tidak berlangsung lama dan perdamamaian berhasil terwujud atas dasar
kepentingan perdagangan antara kedua belah pihak.99
Kerajaan Majapahit merupakan kerajaan yang besar di Nusantara dan
mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk dan
Patih Gajah Mada pada abad ke 14. Setelah wafatnya Raja Hayam Wuruk dan
Patih
Gajah
Mada,
Kerajaan
Majapahit
secara
berlahan
mengalami
kemunduran.100 Kerajaan Majapahit memiliki peranan yang penting dalam dunia
perdagangan dengan memiliki kota-kota pelabuhan penting bagi kegiatan
perdagangan mancanegara. Tempat yang menjadi pusat pelabuhan laut Kerajaan
Majapahit antara lain Tuban, Gersik dan Surabaya. Kota-kota pelabuhan tersebut
merupakan pusat perdagangan dan persinggahan bagi para pedagang dari berbagai
98
99
100
www.ejarahbudayanusantara.weebly.com/kerajaan-majapahit.
Suryono, Peperangan Kerajaan di Nusantara, Jakarta, Grasindo, 2003, hlm. 14
Negah Bawa Atmaja, Genealogi Keruntuhan Majapahit Isalamisasi, Toleransi, dan
Pertahanan Agama Hindu di Bali, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2010, hlm. 1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
49
negeri seperti Cina, Siam, Campa, Arab dan Afrika. Kota-kota pelabuhan yang
dimiliki oleh Kerajaan Majapahit banyak di kujungi oleh para pedagang
mancanegara dikarenakan pelabuhan tersebut memiliki kesetabilan politik dan
keamanan yang baik serta banyak tersedia barang-barang yang bernilai dan
dibutuhkan dalam perdagangan. Hal tersebut menjadikan Kerajaan Majapahit
sebagai daerah yang memiliki potensi besar dalam perdagangan yang ada di
Nusantara.101
Setelah Kekaisaran Dinasti Yuan Cina berhasil digulingkan, maka sejak
saat itu berdirilah Dinasti Ming pada tahun 1368-1644 M. Kaisar pertama yang
memimpin Dinasti Ming adalah Kaisar Chu Yuan Chang. Di bawah pemerintahan
Kaisar Chu Yuan Chang keadaan dalam negeri Cina masih dalam kondisi kacau.
Maka kaisar lebih mementingkan urusan keadaan dalam negeri Cina dari pada
urusan luar negeri Cina dengan negeri-negeri lainya. Setelah berhasil
mempersatukan Cina, Kaisar Chu Yuan Chang kembali melakukan hubungan
dengan negeri-negeri lain di Luar Cina. Pada masa pemerintahan Kaisar Chu
Yuan Chang pada tahun 1368, kaisar mengirimkan utusanya ke Jawa tepatnya ke
Majapahit dengan tujuan utama untuk mendapatkan dukungan agar kedudukan
sebagai Kaisar Cina yang sah diakui dan didukung oleh Kerajaan Majapahit.
Demi menyatakan tindakan baik tersebut kekaisaran Cina mengambil kebijakan
dengan memulangkan utusan Kerajaan Majapahit yang datang pada masa
pemerintahan Dinasti Yuan. Tidakan yang dilakukan oleh Kekaisaran Cina
mendapat respon positif oleh Kerajaan Majapahit. Pada tahun 1370 M, Kerajaan
101
Esa Damar Pinuluh, Pesona Majapahit, Jogjakarta, Buku Biru, 2010, hlm. 64
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
50
Majapahit mengirimkan utusannya kekaisaran Dinasti Ming untuk memberikan
upeti. Kaisar Cina menyambut baik upeti yang diberikan oleh Kerajaan Majapahit.
Mulai saat itu hubungan diplomatik antara Kerajaan Majapahit dengan Cina
semakin erat dan keduanya saling mengirimkan utusan.
Pada tahun 1403 M pada saat pemerintahan Kaisar Yongle, kaisar
meneruskan kebijakan-kebijakan yang telah dilakukan pada masa kaisar-kaisar
sebelumnya, dan juga mengirimkan utusan ke Jawa untuk menyampaikan bahwa
Kaisar Yongle telah menjadi Kaisar Dinasti Ming.102 Pada tahun 1405 M Kaisar
Yongle mengutus Laksamana Cheng Ho ke Majapahit untuk mengemban misi
perdagangan dan perdamaian. Kedatangan Laksamana Cheng Ho di Kerajaan
Majapahit bertepatan dengan terjadinya perang saudara yang dikenal dengan
peristiwa Perang Paregreg.103 Perang saudara yang terjadi di Kerajaan Majapahit
terjadi pada tahun 1401-1406, antara penguasa barat yang di pimpin oleh
Wikramawardhana dengan penguasa timur yang dipimpin oleh Wirabumi.104
Perang Saudara yang terjadi di Kerajaan Majapahit dengan maksud untuk
memperebutkan kekuasaan atas Kerajaan Majapahit. Untuk mendapatkan
dukungan dan pengakuan oleh kekaisaran Cina, kemudian Wikramawardhana dan
Wirabumi mengirimkan upeti kepada kekaisaran Cina. Akan tetapi, sifat netral
ditunjukan oleh Kekaisaran Cina terhadap Konflik yang terjadi di Kerajaan
Majapahit.
102
103
104
Marwati Djoened Poespongoro, Nugroho Notosusanto, Sejarah Nasional Indonesia II, Balai
Pustaka, 1984, Jakarta, hlm. 441
Perang Paregreg merupakan perang antara Majapahit istana barat yang dipimpin
Wikramawardhana, melawan istana timur yang dipimpin Wirabumi. Perang ini terjadi tahun
1401-1406 dan menjadi penyebab utama kemunduran Majapahit.
Esa Damar Pinuluh, Pesona Majapahit, Jogjakarta, Buku Biru, 2010, hlm. 69
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
51
Pada tahun 1406 M, Laksamana Cheng Ho mengunjungi Kerajaan
Majapahit dikarenakan peranan Kerajaan Majapahit yang besar di Nusantara.
Disamping itu, telah adanya kerjasama yang terjalin antara Kerajaan Majapahit
dengan kekaisaran Cina. Pada saat Laksamana Cheng Ho di Kerajaan Majapahit,
Majapahit sedang terjadinya konflik perang saudara di Kerajaan Majapahit. Pada
persinggahan Laksamana Cheng Ho di pantai Jawa Timur yang merupakan bekas
wilayah dari Raja Wirabumi, terjadinya penyerangan yang dilakukan oleh
penguasa dari barat oleh Wikramawarddhana kepada penguasa Timur Wirabumi.
Penyerangan ini membuat kekalahan pada pengusa timur yang dipimpin oleh
Wirabumi.105 Terjadinya konflik perebutan kekuasaan di Kerajaan Majapahit ini
membuat terbunuhnya 170 utusan Cina dan pasukan Laksamana Cheng Ho oleh
para pasukan Wikramawardhana. Akan tetapi, Laksamana Cheng Ho tidak
membalas tindakan tersebut karana berpegang teguh pada tujuan luar negeri yang
diterapkan oleh Dinasti Ming.106 Terbunuhnya 170 utusan Cina dan pasukan
Laksamana Cheng Ho di Kerajaan Majapahit, menujukan bahwa keadaan
Majapahit tidak kondusif lagi terhadap kegiatan perdagangan antar negeri dan
membuat Kerajaan Majapahit tidak lagi disinggahi oleh para pedagang
mancanegara. Hal ini mengakibatkan terjadinya kemunduran Kerajaan Majapahit
sebagai kerajaan yang besar di Nusantara.
105
106
Selamet Muljana, Runtuh Kerajaan Hindu-Jawa Dan Timbulnya Negara-Negara Islam Di
Nusantara, Yogyakarta, Lkis Yogyakarta, 2005, hlm. 85
Bernard Vlekke, Nusantara Sejarah Indonesia, Jakarta, Kepustakaan Populer Gramedis,
Jakarta, 2008, hlm. 91
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
52
6. Ekspedisi Laksamana Cheng Ho Di Semarang
Dilihat dari letak geografisnya, Semarang sangat strategis karena berada di
persimpangan jalur perdagangan mancanegara dan juga berada di daerah pesisir.
Hal ini merupakan daya tarik tersendiri bagi para pedagang-pedagang
mancanegara untuk sekedar singgah maupun menjalankan perdagangan dan
transaksi politik dengan raja-raja lokal yang ada di Jawa. Ketika pelabuhan
Semarang belum seperti saat ini para pedagang yang berasal dari mancanegara
dengan kapal-kapalnya yang akan singgah di Semarang harus berlabuh di
Simongan.107 Hal tersebut menjadikan Simongan di masa itu merupakan sebuah
pelabuhan yang ramai di kunjungi para pedagang-pedagang mancanegara.108
Pada pertengahan abad ke 15 Dinasti Ming masa pemerintahan kaisar
Yungle, beliau mengutus suatu armada besar untuk melakukan ekspedisi
pelayaran ke Samudera Selatan. Armada ekspedisi pelayaran Dinasti Ming ini
dipimpin oleh Laksamana Cheng Ho. Ketika armada Laksamana Cheng Ho
berlayar di pantai utara Jawa, Wang Jinghong109 yang merupakan juru mudi kapal
Laksamana Cheng Ho mendadak sakit keras, sehingga membuat armada
Laksamana Cheng Ho berlabuh di pelabuhan Simongan Semarang. Setelah
berlabuh, armada Laksamana Cheng Ho dan awak kapalnya menemukan sebuah
gua yang kemudian dijadikan tempat peristirahatan sementara dan mengobati
107
108
109
Simongan merupakan daerah pelabuahan yang berada di sebalah barat Semarang, peran
Simongan sangatlah penting pada masa lampau dikarenakan Simongan sebagai tempat
bersandarnya kapal-kapal para pedagang yang akan singgah dan berdagang di Semarang.
Kong Yuanzhi, Muslim Tionghoa Cheng Ho Misteri Perjalanan Muhibah Di Nusantara,
Jakarta, Yayasan Obor Indonesia, 2000, hlm. 61
Wang Jinghong merupakan awak kapal Laksamana Cheng Ho, Ia sebagai juru mudi kapal
selama menetap di Semarang Wang Jinghong juga dikenal sebagai Kiai Juru Mudi Dampo.
Untuk menghormati jasa Laksamana Cheng Ho Wang Jinghong kemudian mendirikan patung
didalam gua (gua Sam Po, gua gedung batu) untuk disembah orang.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
53
Wang Jinghong yang mengalami sakit keras.110 Setelah keadaan Wang Jinghong
membaik Laksamana Cheng Ho kemudian melanjutkan ekspedisi pelayarannya ke
Samudera Selatan meskipun dengan meninggalakan sepuluh orang awak kapal
untuk menjaga kesehatan Wang Jinghong. Laksamana Cheng Ho juga
meninggalkan berbagai macam perbekalan untuk para awak kapalnya dan sebuah
kapal yang bertujuan untuk menyusul armada Laksamana Cheng Ho ketika Wang
Jinghong sudah sehat. Sesudah sembuhnya Wang Jinghong dari sakit keras Ia
merasa betah tinggal di Semarang. Dengan sepuluh orang awak kapal lainnya
yang telah ditinggalkan oleh Laksamana Cheng Ho untuk merawat Wang
Jinghong, kemudian untuk memenuhi kebutuhannya Wang Jinghong dan awak
kapal mulai membuka lahan pertanian dan membangun rumah.111
Kapal yang ditinggalkan oleh Laksamana Cheng Ho kepada para awak
kapalnya di Semarang kemudian di gunakan oleh Wang Jinghong untuk suatu
usaha perdagangan di sepanjang pantai Pulau Jawa. Dengan adanya interaksi
dengan penduduk lokal kemudian memunculkan terjadinya pernikahan antara
orang-orang Cina yang merupakan awak kapal Laksamana Cheng Ho dengan
wanita yang ada di Semarang. Berkat usaha yang dilakuakan oleh Wang Jinghong
dan awak kapal yang lainnya membuat kawasan disekitar gua tersebut menjadi
daerah yang ramai dikunjungi para pedagang dan makmur.112 Selain itu, latar
belakang dari para awak kapal Laksamana Cheng Ho yang sebagian besar
merupakan beragama Islam kemudian melakukan dakwah, mengajarkan dan
110
111
112
Kong Yuanzhi, Silang Budaya Tiongkok-Indonesia, Jakarta, Buana Ilmu Populer, 1999,
hlm.154
Amin Budiman, Semarang Riwayatmu Dulu, Semarang, Tanjung Sari, 1978, hlm. 17
Ibid., hlm.18
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
54
menyebarkan Agama Islam kepada penduduk setempat dan menyebutnya sebagai
Jurumudi Sam Po. Hal ini membuat semakin banyaknya para pedagang-pedagang
Cina yang datang untuk berdagang dan tinggal menetap di daerah Semarang.113
Untuk menghormati Laksamana Cheng Ho, Wang Jinghong membuat
patung Cheng Ho dan menempatkannya di gua agar dapat di sembah masyarakat
Cina yang datang dan menetap di Semarang. Kelenteng Sam Po Kong yang pada
awalnya merupakan sebuah bangunan kelenteng yang sederhana dan digunakan
untuk memuja Laksamana Cheng Ho. Kelenteng Sam Po Kong di bangun
bertujuan untuk menyembah Lakamana Cheng Ho atas jasa-jasanya dan berterima
kasih atas melimpah ruahnya usaha perdagangan masyarakat Cina di Semarang.
Pada tahun 1724 mulai dipugarnya Klenteng Sam Po Kong oleh masyarakat Cina
yang ada di Semarang.
B. Berakhirnya Ekspedisi Laksamana Cheng Ho
Abad ke 15 merupakan permulaan Era Maritim dalam sejarah dunia. Arah
kegiatan manusia bergeser dari darat menuju lautan. Pada awalnya dari dua benua
Asia dan Eropa, mulailah berkambang ekspedisi ke seluruh Samudera. Hal ini
mengakibatkan, terjadinya perubahan yang begitu cepat dalam perkembangan
peradaban manusia dalam segi politik, ekomomi, perniagaan maupun kebudayaan.
Pada abad ke 15 Cina tidak hanya menjadi negara terbesar dan terkuat di
dunia, melainkan juga merupakan negara pertama yang membuka Era Maritim,
dengan tujuh kali ekspedisi pelayaran Laksamana Cheng Ho ke Samudera Selatan.
113
Kong Yuanzhi, Cheng Ho Musling Tionghoa Misteri Perjalanan Muhibah di Nusantara,
Pustaka Obor Indonesia, 2013, Jakarta, hlm. 62
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
55
Armada pelayaran Laksamana Cheng Ho pada masa itu tidak ada tandingannya di
dunia, dengan melihat kekuatan armada Laksamana Cheng Ho dalam pelayaran ke
Samudera Selatan.114 Selama melakukan ekspedisi pelayaran keberbagai negara
yang ada di Asia-Afrika Laksamana Cheng Ho selalu menggunakan kemampuan
diplomasinya, untuk melakukan kerjasama maupun persahabatan dengan negaranegara yang di kunjungi oleh Laksamana Cheng Ho. Armada laut yang
digunakan Laksamana Cheng Ho bertujuan untuk menunjukan kebesaran Dinasti
Ming dan bukan untuk menyerang negeri-negeri yang di kunjungi oleh
Laksamana Cheng Ho, dan ini membawa pengaruh yang positif pada upaya
diplomasi yang digunakan. Kedatangan Laksamana Cheng Ho ke berbagai negeri
yang ada di Asia-Afrika dengan armada yang sangat kuat membuat para
pemimpin kerajaan yang di kunjungi Laksamana Cheng Ho merasa kagum dan
merasa takut berhadapan dengan armada kuat yang dimiliki Laksamana Cheng
Ho.115
Dengan meninggalnya Laksamana Cheng Ho, maka berakhirnya pula
masa kejayaan armada pelayaran Cina. Kapal-kapal besar yang digunakan oleh
Laksaman Cheng Ho dalam perjalanannya menuju Samudera Selatan tidak pernah
digunakan dan dirawat oleh Dinasti Ming, sehingga menjadi lapuk dan tenggelam
dengan sendirinya di pelabuhan. Mulai saat inilah Cina mulai melupakan
teknologi pembangunan kapal-kapal besar yang di gunakan Laksamana Cheng
114
115
Liang Liji, Dari Relasi Upeti Ke Mitra Strategi 2000 Tahun Perjalanan Hubungan TiongkokIndonesia, Jakarta, Buku Kompas, 2012, hlm. 339
Daut Darmawan, Ekspedisi Laut Tangguh Dunia, Yogyakarta, Pinus Book Publisher, 2008,
Hlm. 36
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
56
Ho, dan tidak pernah lagi kapal-kapal besar Cina berlayar di laut.116 Peninggalan
teknologi kapal-kapal besar masa Laksamana Cheng Ho dianggap sangat mahal
dari segi pengoprasian maupun perawatan. Dengan penggunaan kapal-kapal besar
dengan tujuan untuk menunjukan kekuasaan Dinasti Cina tidak mendapat
keuntungan ekonomi bagi Cina, selain itu pada awal abad ke 15, Cina mengalami
perlawanan dari Bangsa Mongol di perbatasan barat Cina, sehingga sebagian
besar sumberdaya manusia dan materi yang dikerahkan untuk menghadapi
perlawanan suku-suku Mongol yang menyerang Cina. Keputusan untuk
menghentikan ekspedisi laut Cina sangat disesalkan, ini mengingat dominasi Cina
di Samudera Selatan sangat berpengaruh juga yang berada di Nusantara.
Dihentikannya ekspedisi laut Cina memunculkan ekspedisi pelayaran yang berasal
dari Bangsa Eropa terutama olah orang-orang Portugal.
116
Ibid., hlm. 37
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB IV
DAMPAK EKSPEDISI LAKSAMANA CHENG HO BAGI NUSANTARA
Ekspedisi pelayaran yang dilakukan Laksamana Cheng Ho selama 7 kali
atas perintah oleh Kaisar Yongle pada masa Dinasti Ming memiliki tujuan untuk
menjalin hubungan baik antara kekaisaran Cina dengan negeri-negeri yang ada di
Samudera Selatan. Dalam setiap ekspedisi pelayaran yang Laksamana Cheng Ho
dari Cina ke Afrika, beliau selalu juga mengunjungi Nusantara. Singgahnya
Laksaman Cheng Ho ke Nusantara tentunya terjadi pengaruh dan interaksi
terhadap kerajaan-kerajaan yang ada di Nusantara.117
Sebelum kedatangan Laksamana Cheng Ho ke Nusantara telah terjadinya
hubungan perdagangan antara Cina dengan kerajaan yang ada di Nusantara.
Kedatangan Laksamana Cheng Ho ke Nusantara membuat semakain banyaknya
para pedagang-pedagang dari Cina yang mengunjungi Nusantara. Disamping itu,
juga letak dari kerajaan-kerajaan Nusantara yang setrategis menjadi tempat
persinggahan para pedagang yang ingin berdagang maupun beristirahat.
Ekspedisi pelayaran yang Laksaman Cheng Ho ke Nusantara pada tahun 14051433 merupakan pemerintahan kekaisaran Cina. Ekspedisi pelayaran tersebut
membuat terjadinya hubungan yang baik antara kekaisaran Cina dengan
kerajaaan-kerajaan yang ada di Nusantara. Hubungan baik yang tercipta membuat
kerajaan yang ada di Nusantara mengirimkan utusannya untuk menyerahkan upeti
kepada kekaisaran Cina. Disamping itu dalam ekspedisi pelayaran Laksamana
117
Kong Yuanzhi, Cheng Ho Muslim Tionhoa Misteri Perjalanan Muhibah di Nusantara, Jakarta,
Pusaka Obor, 2013, hlm. 215
57
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
58
Cheng Ho mengunjungi kerajaan yang ada di Nusantara juga membawa hadiah
yang akan diberikan kepada raja-raja di Nusantara.
Berkembangnya perdagangan antara kekaisaran Cina dengan kerajaan di
Nusantara tidak lepas dari peranan Laksamana Cheng Ho dalam menenteramkan
jalur perdagangan yang ada di Laut Cina Selatan dari bajak laut. Adanya
keamanan yang terjadi di jalur perdagangan membuat para pedagang dari negerinegeri lain mulai singgah ke Nusantara. Kedatangan para pedagang Cina ke
Nusantara dianggap sebagai pembawa perubahan terutama pada kehidupan
masyarakat yang ada di Nusantara, dikarenakan peradaban Cina yang merupakan
peradaban yang tinggi dan salah satu peradaban tertua di dunia.118 Maka dari itu
kedatangan Laksamana Cheng Ho ke Nusantara, juga memberikan dampakdampak bagi Nusantara diantaranya:
A. Dampak Budaya Ekspedisi Laksamana Cheng Ho di Nusantara
Laksamana Cheng Ho memberikan kontribusi secara langsung pada
perluasan dan penguatan hubungan-hubungan Dinasti Ming. Hal ini dibuktikan
dengan banyaknya negeri-negeri yang dikunjungi misi ekspedisi pelayaran Dinasti
Ming ke Asia Tenggara dan Afrika. Ekspedisi pelayaran Laksamana Cheng Ho
juga memberikan pengaruh terhadap perkembangan Islam di negeri-negeri yang
dikunjunginya karena Islam telah masuk di Asia Tenggara juga yang ada di
Nusantara. Ekspedisi yang dilakukan oleh Dinasti Ming membuat para negerinegeri di Asia-Afrika mengirimkan utusan-utusannya untuk mengunjungi dan
memberikan upeti kepada kekaisaran Cina secara teratur. Kerajaan-kerajaan yang
118
Usman rani, Etnis Cina Perantauan Di Aceh, Jakarta, Yayasan Obor Indonesia, 2009, hlm. 1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
59
ada di Nusantara yang telah mendapatkan pengaruh dari Islam, juga mengirimkan
utusanya pada kekaisaran Cina seperti Kerajaan Malaka, Kerajaan Samudera
Pasai, dan kerajaan-kerajaan yang ada di Pulau Jawa.
Ekspedisi pelayaran Dinasti Ming oleh Laksamana Cheng Ho di Nusantara
juga memperkuat hubungan diplomatik dan perdagangan antara kekaisaran Cina
dengan kerajaan-kerajaan di Nusantara. Misi ekspedisi sebelum Laksamana
Cheng Ho hanya dilakukan secara satu arah, dimana negeri-negeri lain yang
datang ke Cina. Pada masa Laksamana Cheng Ho terjadinya pertukaran
kunjungan baik dari kekaisaran Dinasti Ming dengan negeri-negeri yang di
kunjungi oleh Laksamana Cheng Ho, sehingga dapat terjadinya pertukaran budaya
di Nusantara maupun juga yang di Cina.119
Budaya Cina telah menambah keanekaragaman budaya yang ada di
Nusantara, baik dalam bahasa, keseniaan, makanan, arsitektur dan lain-lain. Olah
karena itu seluruh budaya Cina dapat diterima oleh masyarakat di Nusantara juga
dapat menerima orang-orang Cina yang ada di Nusantara. Hal ini juga dialami
oleh etnis Cina yang ada di Nusantara yang mampu menempatkan dirinya sebagai
bagian dari Nusantara. Interaksi budaya antara Cina dengan Nusantara sudah
terjalin lama dan dilakukan oleh para pedagang-pedagang yang berasal dari Cina
yang menyinggahi Nusantara. Pada tahun 1405 pada masa kekuasaan Dinasti
Ming di Cina mengutus Laksamana Cheng Ho sebagai duta Kaisar Cina untuk
berlayar ke Semudera Selatan. Dalam pelayaran Laksamana Cheng Ho yang
dilakukan sebanyak tujuh kali, beliau juga selalu mengunjungi Nusantara sebagai
119
Tan Ta Sen, Cheng Ho Penyebar Islam Dari China ke Nusantara, Jakarta, Buku kompas,
2010, hlm. 242
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
60
tepat persinggahannya dalam perjalanan dari Asia menuju Afrika. Dalam setiap
persinggahan Laksamana Cheng Ho di Nusantara membuat terjadinya interaksi
budaya antara budaya Cina dengan budaya yang ada di Nusantara diantaranya.
1. Peringatan Pelayaran Cheng Ho (Sam Po Tay Jien)
Pengaruh budaya yang ditinggalkan oleh Laksamana Cheng Ho di
Nusantara dalam ekpedisi pelayarannya ke Samudera Selatan dapat dibuktikan
dengan adanya peringatan pelayaran Laksamana Cheng Ho. Ritual utama dalam
pelayaran Laksamana Cheng Ho adalah arak-arakan patung Laksamana Cheng ho
yang diberangkatkan dari Kelenteng Tay Kak Sie menuju Kelenteng Sam Po
Kong, yang dulunya dikenal sebagai Kelenteng Gedong Batu di Simongan.
Peringatan pelayaran Laksamana Cheng Ho tersebut, menggambarkan bentuk
penghormatan atas segala jasa Laksamana Cheng Ho dalam memberikan
kesejahteraan dan keselamatan dagi masyarakat Nusantara.
Bagi penganut kepercayaan Budha, Taoisme dan Konfusianisme yang ada
di Nusantara, Laksamana Cheng Ho dianggap sebagai Dewa Pelindung (Kongco).
Hal ini disebabkan jasa yang dilakukan Laksamana Cheng Ho, dalam menumpas
para peropak bajak laut Chen Chuyi yang selalu mengganggu perdagangan dan
pelayaran umat Budha yang akan beribadah ke India. Penumpasan para perompak
bajak laut yang dilakukan oleh Laksamana Cheng Ho pada tahun 1407 terjadi
dalam suatu peperangan besar di Selat Malaka, dalam suatu perjalan pulang dari
Afrika menuju Cina Laksamana Cheng Ho yang singgah di Palembang.120
120
https://templesymbolchineseculture.files.wordpress.com semarang-sejarah-umum-sam-poo-taydjien.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
61
Mendaratannya armada Laksamana Cheng Ho di Simongan, Semarang
disebabkan karena salah satu juru mudi utama armada Laksamana Cheng Ho yang
bernama Wang Jihong mendadak mengalami sakit keras. Setelah berlabuh armada
Laksamana Cheng Ho menemukan gua batu (Gedong Batu) yang kemudian
dijadikan tempat peristirahatan, yang saat ini gua batu tersebut disebut dengan
Klenteng Gedong Batu Cheng Ho. Kelenteng Gedong Batu Cheng Ho yang dibuat
oleh Wang Jihong yang merupakan juru mudi armada Laksamana Cheng Ho dan
memutuskan untuk tinggal di Semarang bersama dengan anak buah kapal lainnya,
untuk menghormati Laksamana Cheng Ho, Wang Jihong mendirikan patung
Cheng Ho dan diletakkan di dalam gua batu (Gedong Batu Cheng Ho) yang
digunakan untuk beribadah dan menghormati jasa Laksamana Chang Ho.121
2. Seni dan Sastra
Ekspedisi pelayaran Laksamana Cheng Ho ke Nusantara memberikan
pengaruh yang besar terhadap kebudayaan yang ada di Nusantara, sehingga
terjadinya perpaduan kebudayaan Nusantara dengan Cina. Dalam bidang seni dan
sastra yang ada di Nusantara mendapat pengaruh Cina setelah kedatangan
Laksamana Cheng Ho ke Nusantara. Bahkan, pengaruh kedatangan Laksamana
Cheng Ho dalam bidang seni dan sastra tidak hanya dirasakan oleh Nusantara
saja melainkan juga seluruh Asia Tenggara dan daerah lainnya yang menjadi
daerah-daerah persinggahan ekspedisi pelayaran Laksamana Cheng Ho. Pengaruh
dalam bidang seni dan sastra dengan adanya kedatangan Laksamana Cheng Ho ke
121
Kong Yuanzhi, Cheng Ho Muslim Tionhoa Misteri Perjalanan Muhibah di Nusantara, Jakarta,
Pusaka Obor, 2013, hlm. 239
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
62
Nusantara terutama terlihat pada cerita-cerita rakyat yang berkambang di
Nusantara, dalam hal ini para pengikut Laksamana Cheng Ho yang berasal dari
Cina menceritakan cerita-cerita rakyat Cina kepada anak-anak di kerajaan yang
dikunjungi di Nusantara, hal ini adanya perpaduan antara cerita Nusantara dengan
cerita dari Cina, timbal balik pengaruh dalam bidang seni dan sastra juga dialami
oleh masyarakat Cina dengan adanya kedatangan Laksamana Cheng Ho ke
Nusantara. Pada cerita-cerita rakyat yang ada di Nusantara di ceritakan kembali
di Cina, setelah singgahnya armada Laksamana Cheng Ho di Nusantara, seperti
cerita tentang Joko Tarub yang ada di Nusantara setelah di bawa ke Cina dan di
ceritakan kembali di Cina menjadi cerita Peacock Maiden (Dara Merak) yang
terkenal di Yunnan.122
B. Dampak Dalam Bidang Agama Ekspedisi Laksamana Cheng Ho di
Nusantara
1. Masuknya Islam di Cina
Masuknya Islam di Cina terjadi pada abad ke 7 M, pada masa kalifah ke
tiga yaitu Uthaman’b Affan pada tahun 577-656 M, mengirimkan utusannya ke
Cina untuk memperkenalkan keadaan Negeri Timur Tengah dan Agama Islam.
Pada masa pemerintahan Dinasti Tang yang dipimpin oleh Kaisar Yong Hui,
sehingga mulai tersebarnya Agama Islam di Cina. Masuknya Agama Islam ke
Cina melalui darat dan laut. Pada persebaran Agama Islam yang melalui darat di
awali dari Arab sampai kebagian barat Laut Cina dengan melewati Persia dan
Afganistan. Jalan ini sering dikenal sebagai jalur sutra. Sedangkan perjalanan laut
122
Ibid., hlm. 226
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
63
yaitu dari Teluk Persia dan Laut Arab sampai ke pelabuhan-pelabuhan di Cina
seperti Guangchou, Quanchou, Hangchou dan Yangchou yang sebelumnya
melalui Teluk Benggala, Selat Malaka dan Laut Cina Selatan.
Pada sekitar abad ke 7 M dan ke 8 M hubungan antara Cina dengan Arab
semakin baik. Kerajaan Arab telah 37 kali mengirimkan utusannya ke Cina
selama 147 tahun. Para pedagang Arab dan Persia yang berniaga ke Cina pada
umumnya orang Islam. Para pedagang Arab dan Persia datang ke Cina secara
perorangan dan kemudian menikah dengan wanita Cina setempat. Keturunannya
dari generasi kegenerasi memeluk Agama Islam dan menjadi penduduk Cina
Islam. Hal ini membuat tersebarnya Agama Islam di berbagai daerah yang ada di
Cina dan terjadinya perpaduan kebudayaan antara Cina dengan kebudayaan Islam
yang berasal dari Asia Tengah, sehingga adanya bangunan masjid di Cina yang
menyerupai pagoda/klenteng yang terdapat di Provinsi Yunnan Cina.
Pada abad ke 13 M banyak orang-orang beragama Islam di Asia Tengah
dan Asia Barat menjadi tentara Mongol dalam ekspedisi ke barat yang dipimpin
oleh Genghis Khan. Mereka sebagian besar terdiri dari prajurit, tukang kayu,
pandai besi dan sebagainya, ikut dalam ekspedisi ke barat bersaman dengan
tentara Mongol. Umumnya orang-orang yang berasal dari Asia Barat dan Asia
Tengah disebut sebagai Bangsa Se Mu. Setalah berkuasanya Dinasti Han di Cina,
Bangsa Se Mu yang Agama Islam menjadi prajurit kekaisaran dan kemudian
membangun masjid sebagai tempat peribadatan di berbagai tempat yang mendapat
izin dari Kaisar
pada masa Dinasti Han menguasai Cina. Sejak itu mulai
tersabarnya Agama Islam di seluruh Cina.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
64
Pada masa Dinasti Yuan terdapat pejabat tinggi yang memeluk Agama
Islam, diantaranya Syadina Syamudin 1211-1279, yang telah berjasa dalam
memimpin pembangunan dan penyebaran Agama Islam di Provinsi Yunnan dan
daerah lainnya. Laksamana Cheng Ho merupakan keturunan ke 6 dari Syadina
Syamudin. Pada masa pemerintahan Dinasti Ming juga memberikan perhatian
kepada tokoh-tokoh Muslim terbaik, untuk mendirikan masjid-masjid dan
menghormati Agama Islam.123 Diutusnya Laksamana Cheng Ho dalam ekspedisi
pelayaran ke Samudera Selatan oleh Dinasti Ming pada masa pemerintahan Kaisar
Yongle, terjadinya penyebaran Agama Islam oleh Laksamana Cheng Ho dan para
pengikutnya pada saat melakukan ekspedisi pelayaran ke Samudera Selatan.
2. Penyebaran Agama Islam di Nusantara
Lakasmana Cheng Ho merupakan seorang laksamana yang beragama
Islam. Sebagai seorang muslim yang saleh Laksamana Cheng Ho telah banyak
melakukan kegiatan Agama Islam di Cina dan itu didukung oleh kaisar masa
Dinasti Ming. Sebagai Laksamana yang mendapat tugas dari kekaisaran untuk
melakukan ekspedisi ke Samudera Selatan, Laksamana Cheng Ho juga
mengambil tindakan untuk menyebarkan Agama Islam di negeri-negeri yang di
kunjunginya. Kedatangan Laksamana Cheng Ho ke Nusantara yang ada di
Palembang, Semarang dan daerah lainnya menyebabkan terjadinya penyebaran
Agama Islam yang dilakukan oleh Laksamana Cheng Ho.
123
Kong Yuanzhi, Muslim Tionghoa Cheng Ho Misteri Perjalanan Muhibah di Nusantara,
Jakarta, Pusaka Populer Obor, 2000, hlm. 278
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
65
Singgahnya Laksamana Cheng Ho di Palembang menjadi awal penyebaran
Agama Islam di Nusantra, pengaruh Laksamana Cheng Ho di Palembang dalam
penyebaran Agama Islam dengan membuat komunitas Islam yang ada di
Palembang yang kemudian dikelola oleh orang-orang Cina yang beragama Islam.
Selain itu, berlabuhnya armada Laksamana Cheng Ho di Simongan, Semarang,
seperti yang diketahui di Gedong Batu, terkenal sebagai bekas tempat
persinggahan Cheng Ho di Semarang pada abad ke 15 dikarenakan juru mudi
armada Laksamana Cheng Ho yang bernama Wang Jinghong mengalami sakit
keras dan singgah di Simongan untuk mengobati Wang Jinghong. Singgahnya
Laksamana Cheng Ho di Simongan, juga menyebarkan Agama Islam di sekitar
Gedong Batu yang menjadi tempat pengobatan Wang Jinghong dan peristirahatan,
dan Gedong Batu yang kemudian dijadikan sebagai masjid oleh Laksamana
Cheng Ho dan pada saat ini Gedong Batu yang menjadi tempat pengobatan dan
peristirahatan Laksamana Cheng Ho menjadi Klenteng Sam Po Kong yang di
bangun oleh orang-orang Cina yang memuja dan mendewakan Laksamana Cheng
Ho. Sebagai juru mudi Laksamana Cheng Ho, Wang Jinghong pun giat
menyebarkan Agama Islam, sehingga menggunakan sebagian besar waktunya
untuk mengajar orang-orang Cina beragama Islam yang datang ke Nusantara serta
masyarakat pribumi.
Penyebaran Agama Islam yang dilakunakan oleh Laksaman Cheng Ho
dan awak kapal armadanya tidak hanya untuk orang-orang Cina yang datang ke
Nusantara melainkan juga penyebaran Agama Islam kepada masyarakat yang ada
di Nusantara. Hal ini menjadikan Laksamana Cheng Ho disebut sebagai tokoh
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
66
Islam penting pertama yang berkunjung ke Pulau Jawa. Sebelum kedatangan
Laksamana Cheng Ho di Jawa sudah ada muslim Cina di Pulau Jawa, misalnya
dalam catatan Ma Huan124 bahwa di kalangan Cina di Pulau Jawa terdapat banyak
orang yang memeluk Agama Islam. Penyebaran Agama Islam di tempat-tempat
yang menjadi kunjungan dalam ekspedisi Laksamana Cheng Ho dan para
pengikutnya mengambil keputusan untuk menyebarkan Agama Islam di AsiaAfrika dan Nusantara.
Selama tujuh kali melakukan ekspedisi pelayaran ke Samudera Selatan
pada tahun 1405-1433 M, Laksamana Cheng Ho selalu singgah di kepulauan
Nusantara. Selama kunjungannya secara aktif menyebarkan Agama Islam di
Nusantara dan ditempat lain yang di kunjunginya. Kunjungan Laksamana Cheng
Ho yang memberi pengaruh terhadap persebaran Agama Islam di Nusantara,
sehingga munculnya komunitas-komunitas Agama Islam Cina di Nusantara,
dengan adanya bangunan masjid seperti di Cirebon, Tuban, Palembang, Gersik,
dan tempat lainnya. Tempat-tempat ini juga merupakan daerah pesisir yang
banyak disinggahi oleh para pedagang dari berbagai mancanegara. Komunitas
Islam yang dibentuk oleh Laksamana Cheng Ho tersebut yang selanjutnya
menyebarkan Agama Islam kepada penduduk-penduduk yang ada di Nusantara.125
3. Pemujaan Terhadap Laksamana Cheng Ho
Pemujaan Laksamana Cheng Ho yang terjadi di Jawa dan juga tempattempat lainnya di Asia Tenggara yang menjadi tempat persinggahan Laksamana
124
125
Ma Huan merupakan seorang Cina muslim yang menulis kronik perjalanan ekspedisi Cheng
Ho pada abad ke-15.
Kong Yuanzhi, Silang Budaya Tiongkok-Indonesia, Jakarta, Buana Ilmu Populer, 1999,
hlm. 26
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
67
Cheng Ho. Persinggungan agama setelah era Laksamana Cheng Ho singgah di
Nusantara, menunjukan adanya hubungan konflik yang terjadi antara Cina muslim
dengan Cina perantauan. Konflik yang terjadi antara Cina muslim dan Cina
perantauan didasari oleh Laksamana Cheng Ho yang merupakan seorang tokoh
yang dipuja oleh orang-orang Cina muslim maupun Cina imigran. Bagi kelompok
Cina muslim Laksamana Cheng Ho merupakan tokoh penggerak dalam
pertumbuhan pesat Islam di kalangan orang Cina di Kepulauan Melayu. Sehingga
sepeninggal Laksamana Cheng Ho, komunitas muslin yang ada di Semarang
menyelenggaran Shalat Ghib. Hal ini dikarenakan Islam melarang pemasangan
dan pemujaan patung dan Laksamana Cheng Ho diabadikan melalui legendalegenda oleh komunitas Cina Muslim.
Pemujaan bagi Cina perantauan atau bagi Cina non muslim, Laksamana
Cheng Ho merupan tokoh yang heroik sebagai pelindung dan penjaga orang Cina
perantauan, hal ini di sebabkan adanya gelombanga pasang yang di alami oleh
kelompok Cina perantauan, kemudian redanya gelombang pasang setelah
kemataian Laksamana Cheng Ho. Sehingga kelompok Cina perantauan mulai
mendewakan dan mengubah masjid yang pernah dibangun oleh Laksamana Cheng
Ho menjadi klenteng. Seperti yang terjadi di Semarang Masjid yang bergaya
arsitektur Cina peninggalan Laksamana Cheng Ho diubah menjadi klenteng Sam
Po Kong yang dipersembahkan untuk Laksamana Cheng Ho, sehingga mulai
berkembang pemujaan terhadap Laksamana Cheng Ho. Dalam ritual pemujaan
rakyat Cina, para pahlawan dalam sejarah Cina dengan biografi-biografi yang
terkumpul didewakan karen perilaku dari tokoh semasa hidup patut diteladani.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
68
Seperti Cheng Ho sebgai Dewa Laut, Mazu sebagai Dewi Laut, Guan Yin sebagai
Dewi Kerahiman dan lain sebagainya.126
C. Dampak Arsitektur Ekspedisi Laksamana Cheng Ho Ke Nusantara
Laksamana Cheng Ho merupakan bahariwan besar yang telah melakukan
ekspedisi pelayaran ke berbagai negara di Asia maupun di Afrika. Terkenalnya
Laksamana Cheng Ho juga memiliki keahlian lebih dalam hal arsitrktur
pembangunan. Ketika Laksamana Cheng Ho menjabat sebagai kasim di istana
Dinasti Ming, Laksamana Cheng Ho pernah memimpin pembangunan untuk
berbagai kuil, pagoda maupun masjid yang ada di Cina, seperti pagoda di Kuil
Balas Budi di Nanjing yang merupakan karya dari Laksamana Cheng Ho.
Keahlian arsitektur juga mempengaruhi daerah-daerah yang menjadi
persinggahan ekspedisi Laksamana Cheng Ho di Nusantara. Seperti di kelenteng
Sam Po Kong di Semarang, yang awalnya merupakan masjid dan memiliki
kesamaan dengan masjid-masjid yang ada di Cina Selatan. Hal ini memiliki
kesamaan diantara keduanya memiliki bentuk pagoda, tiang yang tinggi, atap
yang datar, pinggiran atap yang menggelombang, serambi yang berliku-liku. Hal
ini memiliki persamaan antara masjid-masjid di Cina Selatan, dan sama dengan
bangunan kelenteng yang dibangun oleh Cheng Ho di Nusantara. Kelenteng Sam
Po Kong di Semarang yang asalnya merupakan masjid yang di bangun oleh
Laksamana Cheng Ho.
126
Tan Ta Sen, Cheng Ho Penyebar Islam Dari China ke Nusantara, Jakarta, Buku kompas, 2010,
hlm. 242
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
69
Dengan kedatangan Laksamana Cheng Ho sehingga memunculkan
perkampungan Cina di Nusantara, seperti rumah-rumah yang ada di Semarang
yang di bangun oleh awak kapal Laksamana Cheng Ho dan para orang Cina yang
menetap di Semarang, sehingga memberikan pengaruh terhadap arsitektur yang
ada di Nusantara. Daerah pantai-pantai utara Pulau Jawa banyak terdapat
bangunan-bangunan dengan gaya Cina. Rumah-rumah di pantai utara Pulau Jawa
mendapatkan pengaruh dari Cina, dengan memiliki ciri-ciri dibagian atap
rumahnya memiliki kemiripan dengan atap rumah yang bercorak Cina. Hal ini
telah menunjukan bahwa pengaruh kebudayaan dalam segi arsiektur telah dapat
diterima oleh masyarakat di Nusantara. juga adanya pengaruh dari bangunan
masyarakat Jawa terhadap bangunan orang-orang Cina yang ada di Nusantara.
Bentuk rumah yang besar yang memperlihatkan pengaruh kebudayaan Jawa
dengan Cina. Hingga pada saat ini masih dapat ditemukan pada beberapa temapat
di kampung Cina, arsitektur yang ada pada rumah-rumah Cina di Nusantara yang
memiliki perpaduan kebudayaan dengan masyarakat Jawa. Pada rumah-rumah
Cina yang ada di Jawa memiliki pendopo dibagian depannya dan di bagian
belakangnya dihubungkan dengan rumah-rumah besar. Dibagian pendopo rumah
Cina juga memiliki tiang-tiang besar sebagai penyangga atapnya, ini juga
memiliki kesamaan dengan rumah rumah yang ada di Jawa yang bermotif joglo,
yang memiliki pendopo juga terhubung dengan ruangan-ruangan besar lainnya.
Pada pagian pendopo di rumah-rumah jawa memiliki tiang-tiang besar yang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
70
menyangga atap rumah. Ini menunjukan pengaruh antara kedua kebudayaan Cina
dengan Nusantara dapat terlihar dari segi arsitektur bangunan rumah.127
Pengaruh Laksamana Cheng Ho terlihat pada bentuk arsitektur masjid
yang ada di Nusantara. Muslim Cina yang di bentuk oleh Laksamana Cheng Ho
ikut berperan aktif dalam pembangunan masjid-masjid yang ada di Cirebon,
Tuban, gersik dan Palembang. Masjid-masjid yang dibangun atau yang
pembangunannya diikuti oleh orang Cina di Nusantara, menunjukan gaya
bangunan masjid model istana Cina. Bentuk masjid model istana Cina memiliki
ciri-ciri berupa ruang sembahyang mobel ruang besar dan menara azan model
rumah loteng, seperti Masjid Xianhe di Yuangzhou Cina. Bangunan masjid yang
ada di Pulau Jawa seperti Masjid Demak, Masjid Solo, Masjid Yogyakarta,
Masjid Banten dan yang lainnya di Pulau Jawa. Memiliki kesamaan dengan
masjid yang ada di Cina Selatan dengan model istana Cina. Hal ini, telah
menunjukan adanya interaksi antara kebudayaan Cina dengan kebudayaan lokal
yang ada di Nusantara.128
127
128
Onghokham, Riwayat Tionghoa Peranakan Jawa, Jakarta, Komunitas Bambu, 2009, hlm. 37
Kong Yuanzhi, Silang Budaya Tiongkok-Indonesia, Jakarta, Buana Ilmu Populer, 1999,
hlm. 352
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan mengenai Sejarah Ekspedisi Laksamana Cheng Ho
dari Cina ke Nusantara pada tahun 1405–1433, di bahas tiga permasalahan yaitu
pertama, latar belakang ekspedisi Laksamana Cheng Ho dari Cina ke Nusantara pada
tahun 1405-1433. Kedua, proses dan berakhirnya ekspedisi Laksamana Cheng Ho
dari Cina ke Nusantara pada tahun 1405-1433. Ketiga, dampak ekspedisi Laksamana
Cheng Ho bagi Nusantara. Berdasarkan uraian tersebut di atas maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1.
Latar belakang ekspedisi Laksamana Cheng Ho pada masa Dinasti Ming untuk
mengembalikan kejayaan Cina dengan menjalin hubungan persahabatan antara
kekaisaran Cina dengan kerajaan-kerajaan yang ada di mancanegara maupun
kerajaan-kerajaan di Nusantara. Perdagangan antara Cina dan Nusantara sudah
lama terjadi sebelum adanya ekspedisi Laksamana Cheng Ho, perdagangan
yang terjadi menguntungkan kedua belah pihak, oleh sebab itu pada masa
ekspedisi Laksamana Cheng Ho, mengamankan jalur perdagangan Cina dari
bajak laut. Sangatlah penting keamanan yang dilakukan Laksamana Cheng Ho
di Laut Cina Selatan karena jalur tersebut merupakan pusat jalur pelayaran
perdagangan mancanegara.
2.
Ekspedisi pelayaran yang dilakukan oleh Laksamana Cheng Ho ke Samudera
Selatan pada tahun 1405-1433 juga menyinggahi beberapa daerah yang ada di
71
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
72
Nusantara. Laksamana Cheng Ho pernah mengunjungi Samudera Pasai,
Lamburi, Palembang, Malaka, Majapahit, dan Semarang. Dalam ekspedisi
pelayaran ke Nusantara Laksamana Cheng Ho memberikan hadiah dari
kekaisaran Cina kepada kerajaan-kerajaan yang dikunjunginya, sehingga
terjadinya hubungan baik antara kekaisaran Dinasti Ming dengan kerajaankerajaan di Nusantara. Disamping itu juga dengan kunjungan Laksamana Cheng
Ho ke Nusantara membuat semakin banyaknya orang-orang Cina yang datang ke
Nusantara untuk melakukan perdagangan. Ekspedisi besar Laksamana Cheng Ho
pada masa Dinasti Ming berakhir setelah wafatnya Laksamana Cheng Ho.
Ekspedisi besar selanjutnya tidak ada lagi karena tidak ada lagi laksamana besar
yang mampu memimpin ekspedisi-ekspedisi besar Dinasti Ming maupun dinasti
lainnya di Cina.
3.
Ekspedisi pelayaran yang dipimpin oleh Laksamana Cheng Ho masa Dinasti
Ming memberikan dampak bagi Nusantara. Dampak bagi Nusantara dalam
bidang budaya, bidang agama, dan bidang arsitektur, pada bidang budaya
dampaknya yaitu adanya peringatan pelayaran Laksamana Cheng Ho yang
dilaksanakan berbagai daerah-daerah di Nusantara, dan juga adanya perpaduan
kebudayaan pada seni dan sastra setelah kedatangan Laksamana Cheng Ho ke
Nusantara. Pada bidang agama dikenalnya Laksamana Cheng Ho sebagai
penyebar Agama Islam di Nusantara, seperti halnya yang ada di Semarang,
Malaka dan Palembang, sebagian ajaran Agama Islam yang ada di daerah
tersebut merupakan warisan peninggalan Laksamana Cheng Ho. Ekspedisi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
73
Laksamana Cheng Ho memberikan pengaruh pada Nusantara, hingga saat ini
orang-orang Islam maupun orang Cina menghormati Laksamana Cheng Ho yang
merupakan sebagai tokoh yang berpengaruh. Pada bidang arsitektur yaitu
terjadinya perpaduan antara kedua kebudayaan Cina dengan Nusantara, sehingga
hasil arsitektur yang ada di Nusantara memiliki kesamaan dengan yang ada di
Cina setelah kedatangan Laksamana Cheng Ho di Nusantara. Hasil dari budaya,
agama dan arsitektur dari Laksamana Cheng Ho dapat di terima oleh masyarakat
di Nusantara, ini disebabkan interaksi yang baik antara orang-orang Cina dengan
masyarakat yang ada di Nusantara. Kedatangan Laksamana Cheng Ho ke
Nusantara menjadikan adanya Ciri khas dari daerah-daerah yang mendapatkan
pengaruh dari Laksamana Cheng Ho.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku :
Benny G. Setiono. (2002). Tionghoa Dalam Pusaran Politik. Jakarta: Elkasa.
Berg Den Van. (1952). Dari Penanggung Peristiwa Sejarah Dunia. Jakarta:
Groningen.
Budiman Amen. (1978). Semarang Riwayatmu Dulu. Semarang: Tanjung Sari.
Daut Darmawan. (2008). Ekspedisi Laut Tangguh Dunia. Yogyakarta: Pinus Book
Publisher.
Esa Damar Pinuluh. (2010). Pesona Majapahit. Jogjakarta: Buku Biru.
Harrison Brian. (1966). Asia Tenggara Suatu Sejarah Ringkas. Kuala Lumpur:
Badan Bahasa dan Pustaka Kementrian Pelajaran Malaysia.
Hidajat. (1977). Masyarakat dan Kebudayaan Cina Indonesia. Bandung: Tarsito.
Ivan Taniputera. (2009). History Of China. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
I Wayan Badrika. (2006). Sejarah Untuk SMA Kelas XI Program Ilmu Pengetahuan
Alam, Jilid 2.Jakarta: Erlangga.
Kong Yuanzhi. (1999). Silang Budaya Tiongkok-Indonesia. Jakarta: Buana Ilmu
Populer.
__________. (2000). Muslim Tionghoa Cheng Ho Misteri Perjalanan Muhibah di
Nusantara. Jakarta: Pustaka Populer Obor.
__________. (2013). Cheng Ho Muslim Tionghoa Misteri Perjalanan Muhibah di
Nusantara. Jakarta: Pusaka Obor.
74
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
75
Liang Liji. (2012). Dari Relasi Upeti Ke Mitra Strategi 2000 Tahun Perjalanan
Hubungan Tiongkok-Indonesia. Jakarta: Buku Kompas.
Marwati Djoened Poespongoro, Nugroho Notosusanto. (1984). Sejarah Nasional
Indonesia II. Jakarta: Balai Pustaka.
__________. (1984). Sejarah Nasional Indonesia III. Jakarta: Balai Pustaka.
Mohammad Said. (2007). Aceh Sepanjang Abad. Medan: Harian Waspada Medan.
Negah Bawa Atmaja. (2010). Genealogi Keruntuhan Majapahit Islamisasi,
Toleransi, dan Pertahanan Agama Hindu di Bali. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Nio Joe Lan. (1952). Tiongkok Sepanjang Abad. Jakarta: Balai Pustaka.
Onghokham. (2009). Riwayat Tionghoa Peranakan Jawa. Jakarta: Komunitas
Bambu.
Purwanto. (2009). Sejarah Cina Klasik. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Ricklefs Marle Calvin. (2008). Sejarah Indonesia Moderen 1200-2008. Jakarta:
Serambi Ilmu Semesta.
Ricklefs Marle Calvin, Bruce Lockhart, dkk. (2010). Sejarah Asia Tenggara Dari
Masa Prasejarah Sampai Kontemporer. Jakarta: Komunitas Bambu.
Sie Tjoen Lay, dkk. (1960). Disekitar Sejarah Indonesia-Tiongkok. Bandung:
K.P.P.K.
Suryono. (2003). Peperangan Kerajaan di Nusantara. Jakarta: Grasindo.
Tan Ta Sen. (2010). Cheng Ho Penyebar Islam Dari China ke Nusantara. Jakarta:
Buku kompas.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
76
Usman Rani. (2009). Etnis Cina Perantauan di Aceh. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia.
Unknowen Author. (1985). Cina Semilyar Wajah. Jakarta: pustaka Aset.
Vlekke Bernard. (2008). Nusantara Sejarah Indonesia. Jakarta: Kepustakaan Populer
Gramedis.
Website :
http://chengho3.blogspot.com/2013/09/laksamana-cheng-ho.html.
diakses
pada
tanggal 18 Januari 2015.
http.//ejarahbudayanusantara.weebly.com/kerajaan-majapahit. diakses pada tanggal
15 Januari 2015.
http://id.wikipedia.org/wiki/Cheng_Ho. diakses pada tanggal 18 januari 2015.
https://notes/tionghoa-indonesia/-awal-kedatangan-orang-tionghoa-ke
Nusantara.
diakses pada tanggal 15 Januari 2015.
https://templesymbolchineseculture.files.wordpress.com
semarang-sejarah-umum-
sam-poo-tay-djien. diakses pada tanggal 18 Januari 2015.
http://wangtepus.blogspot.com/2013/01/laksamana-cheng-ho-bentuk-baba
nyonya.html. diakses pada tanggal 18 Januari 2015.
http://wikipedia.org/wiki/Kesultanan Lamuri. diakses pada tanggal 15 Januari 2015.
http://xuezhengdao.com/539/sam-po-kong-laksamana-ceng-he. diakses pada tanggal
18 januari 2015.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 1
SILABUS
Nama Sekolah
Kelas /Semester
Tahun Pelajaran
Jenjang
Mata Pelajaran
Standar Kompetensi
Kompetensi
Dasar
: SMA N 1 Depok Yogyakarta
: XI /1
: 2014/2015
: SMA
: Sejarah
: 1. Menganalisis perjalanan bangsa Indonesia pada masa negara-negara tradisional.
Materi
Pembelajaran
Kegiatan
Pembelajaran
Indikator
Penilaian
Alokasi Sumber/Bah
Waktu
an
Teknik
Bentuk
Contoh
/Alat
Instrumen Instrumen
1.3 Menganalisis Perkembangan  Membaca buku
Sumber:
 Mendeskri 1. Portofolio 1. Makalah 1. Buatlah
pengaruh
agama dan
makalah
.
.
teks, browsing
psikan
 I Wayan
perkembang kebudayaan
tentang
internet dan
latar
Badrika.
an agama
Islam di
ekspedisi
berdiskusi dengan
belakang
(2006).
dan
Laksamana
Indonesia
teman tentang
ekspedisi
Sejarah
kebudayaan
Cheng Ho
ekspedisi
Laksaman
Untuk SMA

Latar
Islam
2 x 45
ke
Laksamana Cheng
a Cheng
Kelas XI
belakang
terhadap
Nusantara menit
Ho dari Cina ke
Ho dari
Program
ekspedisi
masyarakat
pada tahun
Nusantara pada
Cina ke
Ilmu
Laksamana
di berbagai
1405-1433.
tahun 1405-1433.
Pengetahuan
Nusantara
Cheng
Ho
ke
daerah di
pada tahun
Alam, Jilid
 Berdiskusi dan
Nusantara.
2. Menganalis
Indonesia.
14052.Jakarta:
Tanya jawab
2. Tes
2. Uraian.
 Proses dan
is
latar
Erlangga.
1433.
untuk
Tertulis
berakhirnya
belakang
mendapatkan
 Mendeskri
 Benny G.
ekspedisi
ekspedisi
penjelasan tentang
psikan
Setiono.
77
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 1
Laksamana
materi ekspedisi
Cheng Ho
Laksamana Cheng
dari Cina ke
Ho dari Cina ke
Nusantara.
Nusantara pada
tahun 1405-1433.
 Dampak
ekspedisi
 Mengumpulkan
informasi dan data
Laksamana
terkait dengan
Cheng Ho
pertanyaan tentang
bagi
latar belakang,
Nusantara.
proses,
berakhirnya dan 
dampak ekspedisi
Laksamana Cheng
Ho dari Cina ke
Nusantara pada
tahun 1405-1433
melalui bacaan,
internet dan
sumber-sumber
lainnya.
 Menganalisis
informasi yang
didapat dari
sumber tertulis
atau internet serta
sumber lainnya
proses dan
berakhirny
a ekspedisi
Laksaman
a Cheng
Ho dari
Cina Ke
Nusantara
pada tahun 3. Unjuk
Kerja
14051433.
Menganali
sis dampak
ekspedisi
Laksaman
a Cheng
Ho bagi
Nusantara.
Lakasaman
a Cheng
Ho ke
Nusantara.
3. Diskusi 3. Buatlah
kelompok
diskusi
yang terdiri
dari 3 – 4
2 x 45
orang.
menit
Dengan
tema
tentang
ekspedisi
Laksamana
Cheng Ho
dari Cina
ke
Nusantara
pada tahun
1405-1433.
(2002).
Tionghoa
Dalam
Pusaran
Politik.
Jakarta:
Elkasa.
 Ivan
Taniputera.
(2009).
History Of
China.
Yogyakarta:
Ar-Ruzz
Media.
 Kong
Yuanzhi.
(2013).
Cheng Ho
Muslim
Tionghoa
Misteri
Perjalanan
Muhibah di
Nusantara.
Jakarta:
Pusaka
78
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
潟海で[
配 還 ≫ 〓J
に目9日お∽出“画
寵 罵 ¨∞遍 口OQ
引
づ o目 ∞口oJ0
∽一
一
OOQ∽贅o まて、日ぉ づ
“口o調0 ‘薇雷ヨ●0 鳴 ロ
O脳 “口︼0 ︻
無︺
O O目
.
め∞寸 [︲00ヾ﹁ CづJに一
ョ
出〓︻
︻
澤じやに熱“でLo口︼
濠ざ“︻∞目“一
口0一
・
口に︻
●Q口︼﹁
∽〇当
C“づ に、口
“︼oρ
鋼
J
脳
、
∞d“〓扇︻
∽C∽〇︼Q ︵
Op
CでにQ Cョ”一
目に∽●Z
C“づ ∞d電5“Q
バ000
”
“︻
●0尊乙
・
Qo∽口〇脳 “一〇飩 ‘
事 ぢ 餞﹄oぉo飩・
ご∽︼
づoQ∽黎o
“や
oQ ︼“o日 C由︶‘
おお 起 お∽■Z
■ に︻く
ぉ0 ∩Oa ‘
[
︼Oやい 0 日 〇︼
‘tぉ翼ヽ、∞O ど
0でバ トベ ヘ
崎︼ON 一
ヽ
ト
Q
﹃ ヽ毯ミ、ミ毯哺
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
80
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah
: SMA N 1 Depok Yogyakarta
Mata Pelajaran
: Sejarah
Kelas/Semester
: XI/1
Materi Pokok
: Perkembangan agama dan kebudayaan Islam di Indonesia
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
1. Standar Kompetensi
Menganalisis
perjalanan
bangsa
Indonesia
pada
masa
negara-negara
tradisional.
2. Kompetensi Dasar
Menganalisis pengaruh perkembangan agama dan kebudayaan Islam terhadap
masyarakat di berbagai daerah di Indonesia.
3. Indikator
a. Kognitif :
Menjelaskan pengaruh perkembangan agama dan kebudayaan Islam
terhadap masyarakat di berbagai daerah di Indonesia.
Produk:
Mengidentifikasi perjalanan bangsa Indonesia pada masa negara-negara
tradisional.
Proses :
 Mendeskripsikan latar belakang ekspedisi Laksamana Cheng Ho dari
Cina ke Nusantara pada tahun 1405-1433.
 Mendeskripsikan proses dan berakhirnya ekspedisi Laksamana Cheng
Ho dari Cina Ke Nusantara pada tahun 1405-1433.
 Menganalisis dampak
Nusantara.
ekspedisi
Laksamana Cheng Ho
bagi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
81
Lampiran 2
b. Afiktif :
Karakter pribadi
:
Menerima pendapat orang lain dalam proses pembelajaran mengenai
materi pengaruh perkembangan agama dan kebudayaan Islam terhadap
masyarakat di berbagai daerah di Indonesia.
Keterampilan sosial :
Bekerjasama dengan kelompok lain dalam membahas materi pengaruh
perkembangan agama dan kebudayaan Islam terhadap masyarakat di
berbagai daerah di Indonesia.
c. Psikomotor:
Mempesentasikan
mengenai
pengaruh
perkembangan
agama
dan
kebudayaan Islam terhadap masyarakat di berbagai daerah di Indonesia.
4. Tujuan Pembelajaran
a. Kognitif :
Peserta didik mampu untuk menjelaskan pengaruh perkembangan agama
dan kebudayaan Islam terhadap masyarakat di berbagai daerah di Indonesia.
Produk :
Peserta didik mampu untuk mengidentifikasi perjalanan bangsa Indonesia
pada masa negara-negara tradisional.
Proses :
 Peserta didik mampu mendeskripsikan latar belakang ekspedisi
Laksamana Cheng Ho dari Cina ke Nusantara pada tahun 1405-1433.
 Peserta didik mampu mendeskripsikan proses dan berakhirnya
ekspedisi Laksamana Cheng Ho dari Cina Ke Nusantara pada tahun
1405-1433.
 Peserta didik mampu menganalisis dampak ekspedisi Laksamana
Cheng Ho bagi Nusantara.
b. Afektif :
Karakter pribadi
:
Peserta didik mampu untuk menerima
pendapat orang lain dalam
proses pembelajaran mengenai materi pengaruh perkembangan agama
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
82
Lampiran 2
dan kebudayaan Islam terhadap masyarakat di berbagai daerah di
Indonesia.
Karakter sosial
:
peserta didik mampu untuk bekerjasama dengan kelompok lain dalam
membahas materi pengaruh perkembangan agama dan kebudayaan
Islam terhadap masyarakat di berbagai daerah di Indonesia.
c. Psikomotor :
Siswa mampu mempresentasikan di depan kelas mengenai pengaruh
perkembangan agama dan kebudayaan Islam terhadap masyarakat di
berbagai daerah di Indonesia.
5. Materi Pembelajaran
Perkembangan agama dan kebudayaan Islam di Indonesia.
a. Latar belakang ekspedisi Laksamana Cheng Ho ke Nusantara.
1) Menjalin hubungan persahabatan kekaisaran Cina dengan kerajaankerajaan di Nusantara.
2) Hubungan perdagangan antara Cina dengan Nusantara.
3) Mengamankan
jalur
pelayaran
perdagangan
Cina
dengan
Nusantara dari para bajak laut.
b. Proses dan berakhirnya ekspedisi Laksamana Cheng Ho dari Cina ke
Nusantara pada tahun 1405-1433.
1) Proses ekspedisi Laksamana Cheng Ho Ke Nusantara
2) Berakhirnya ekspedisi Laksamana Cheng Ho.
c. Dampak ekspedisi Laksamana Cheng Ho bagi Nusantara.
1) Dampak budaya ekspedisi Laksamana Cheng Ho di Nusantara.
2) Dampak dalam bidang agama ekspedisi Laksamana di Nusantara.
3) Dampak arsitektur ekspedisi Laksamana Cheng Ho di Nusantara.
6. Model dan Metode Pembelajaran
a. Model Pembelajaran
: Contextual Teaching and Learning (CTL)
b. Metode Pembelajaran
: Diskusi kelompok, tanya jawab dan
penugasan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
83
Lampiran 2
7. Kegiatan Pembelajaran
No.
Kegiatan
1.
Kegiatan Awal
a) Apersepsi
Guru mengucapkan slam pembuka.
Guru membuka pertemuan dengan doa.
Guru mengabsen kehadiran peserta didik.
Kemudian mempersiapkan peserta didik untuk
memulai pelajaran, dengan nengajukan beberapa
pertanyaan berkaitan dengan materi ekspedisi
Laksamna Cheng Ho dari Cina ke Nusantara
pada tahun 1405-1433. Misalnya: Siapa
Laksamana Cheng Ho itu?
b) Motivasi
Guru memberikan pertanyaan kepada peserta
didik mengenai ekspedisi Laksamana Cheng Ho.
Contoh apa latar belakang ekspedisi Laksamana
Cheng Ho?
Menunjukkan gambar-gambar jalur ekspedisi
Laksamana Cheng Ho dan peninggalannya.
c) Orientasi
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti
a) Eksplorasi
Guru menjelaskan tentang sejarah Laksamana
Cheng Ho dari Cina ke Nusantara.
Guru menjelaskan model pembelajaran yang
akan digunakan.
Guru menerapkan model pembelajaran. Contoh
penerapan model pembelajaran Contextual
Teaching and Learning (CTL).
Guru membagi peserta didik beberapa kelompok
dengan cara berhitung 1-5 yang selanjudnya
siswa berkumpul sesuai dengan kelompok yang
telah diperoleh.
(Nilai yang ditanamkan: jujur, disiplin, rasa ingin
tahu, gemar membaca, menghargai suatu
peristiwa, bisa berefleksi).
b) Elaborasi
Penugasan diskusi kelompok berdasarkan materi
tentang ekspedisi Laksamana Cheng Ho dari
Cina ke Nusantara pada tahun 1405-1433.
2.
Waktu
15 menit
60 menit
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
84
Lampiran 2
3.
Hasil dari diskusi selanjutnya Setiap kelompok
mempresentasikan
hasil
dari
diskusi
kelompoknya di depan kelas. Secara bergantian
seterusnya.
Guru menjelaskan melalui pertanyaan yang
belum di mengerti,
c) Konfirmasi
Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum
diketahui peserta didik mengenai materi
ekspedisi Laksamana Cheng Ho dari Cina ke
Nusantara pada tahun 1405-1433.
Memberikan penegasan kembali tentang materi
ekapedisi Laksamana Cheng Ho dari Cina ke
Nusantara pada tahun 1405-1433 yang masih
kurang jelas dan sulit dipahami peserta didik.
Penutup
a) Merangkum
Guru dan peserta didik membuat kesimpulan
tentang materi ekspedisi Laksamana Cheng Ho
dari Cina ke Nusantara pada tahun 1405-1433,
yang dibahas pada hari itu.
b) Refleksi
Guru dan peserta didik bersama-sama melakukan
refleksi tentang materi ekspedisi Laksamana
Cheng Ho dari Cina ke Nusantara pada tahun
1405-1433, yang sudah didapat dan nilai-nilai
yang mereka dapat setelah mempelajari ekspedisi
Laksamana Cheng Ho dari Cina ke Nusantara
pada tahun 1405-1433.
c) Tindak Lanjut
Guru memberikan tugas mempelajari dan
membuat makalah materi selanjutnya, tentang
peran wali songo di Nusantara, hasil dari
makalah selanjutnya akan di presentasikan di
depan kelas.
8. Alat/Media/Sumber Belajar
1. Media
: Power Point, gambar, LKS, peta.
2. Alat
: LCD, laptop, spidol, white board.
3. Sumber Belajar
:
a. Sumber buku
15 menit
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
85
Lampiran 2
 I Wayan Badrika. (2006). Sejarah Untuk SMA Kelas XI Program Ilmu
Pengetahuan Alam, Jilid 2.Jakarta: Erlangga.
 Benny G. Setiono. (2002). Tionghoa Dalam Pusaran Politik. Jakarta:
Elkasa.
 Ivan Taniputera. (2009). History Of China. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media.
 Kong Yuanzhi. (2013). Cheng Ho Muslim Tionghoa Misteri Perjalanan
Muhibah di Nusantara. Jakarta: Pusaka Obor.
9. Penilaian Hasil Belajar
a. Penilaian Kognitif
1. Soal uraian
1) Menjelaskan latar belakang ekspedisi Laksamana Cheng Ho dari Cina
ke Nusantara?
2) Menjelaskan proses ekspedisi Laksamana Cheng Ho dari Cina ke
Nusantara?
3) Menjelaskan berakhirnya ekspedisi Laksamana Cheng Ho dari Cina ke
Nusantara?
4) Menjelaskan dampak ekspedisi Laksamana Cheng Ho bagi Nusantara?
2. Kunci Jawaban Uraian
1) Ekspedisi ke Nusantara Laksamana Cheng Ho atas perintah Dinasti
Ming, dengan tujuan untuk mengankat kejayaan Dinasti Ming, menjalin
hubungan persahabatan dan perdagangan serta mangamankan jalur
perdagangan antara Cina dengan negeri-negeri yang ada di Asia
Tenggara dan Nusantara. tujuan ini sangatlah penting dalam perjasama
antara kekaisaran Cina dengan negeri-negeri yang ada di Nusantara, ini
membuat banyaknya utusan-utusan kerajaan yang di kunjungi
Laksamana Cheng Ho, datang ke Cina untuk memberikan upeti kepada
kekaisaran Cina.
2) Ekspedisi pelayaran yang dilakukan oleh Laksamana cheng Ho ke
Samudera Selatan pada tahun 1405-1433, juga menyinggahi beberapa
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
86
Lampiran 2
daerah yang ada di Nusantara, singgahnya Laksamana Cheng Ho dalam
pelayaranya yang diantaranya di Samudera Pasai, Palembang,
Majapahit, Aceh dan Semarang. Dalam ekspedisi ke Nusantara
Laksamana Cheng Ho memberikan hadiah kaisar Cina kepada kerajaankerajaan yang dikunjunginya, sehingga terjadinya hubungan baik antara
kekaisaran Dinasti Ming dengan kerajaan-kerajaan di Nusantara.
Daerah-daerah yang menjadi kunjungan oleh Laksamana Cheng Ho
pastinya mendapatkan pengaruh oleh kebijakan-kebijakan yang
diterapkan Laksamana Cheng Ho, seperti yang dilakukan di Malaka
Laksamana Cheng Ho terlibat dalam perselisihan Kerajaan Malaka
dengan Kerajaan Siam, sehingga dapat menyelesaikan konflik antara
Kerajaan Malaka dengan kerajaan Siam. Terjadi kekacauan di Laut
Selatan Cina disebabkan oleh para perompak bajak laut yang
mengganggu jalur pelayaran perdagangan dan upeti, dapat diselesaikan
oleh Laksamana Cheng Ho dan pemimpin dari perompak dapat di adili
oleh kaisar Cina. Dengan adanya tindakan Laksamana Cheng Ho yang
dapat memberikan kedamaian di Nusantara.
3) Dengan meninggalnya Laksamana Cheng Ho, maka berakhirnya pula
masa kejayaan armada pelayaran Cina. Kapal-kapal besar yang
digunakan oleh Laksaman Cheng Ho dalam perjalanannya menuju
Samudera Selatan tidak pernah digunakan dan dirawat oleh Dinasti
Ming, sehingga menjadi lapuk dan tenggelam dengan sendirinya di
pelabuhan. Mulai saat inilah Cina mulai melupakan teknologi
pembangunan kapal-kapal besar yang di gunakan Laksamana Cheng
Ho, dan tidak pernah lagi kapal-kapal besar Cina berlayar di laut.
4) Ekspedisi Laksamana Cheng Ho ke Nusantara memiliki dampak yang
ditinggalkan di Nusantara, dampak di Nusantara adanya penyebran
agama Islam ke Nusantara
yang dibawa oleh Laksamana beserta
pengikutnya, seperti halnya yang ada di Semarang, Malaka dan
Palembang, sebagian ajaran Islam yang ada di daerah ini merupakan
warisan peninggalan Laksamana Cheng Ho. Hasil-hasil kebudayaan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
87
Lampiran 2
yang di tinggalkan oleh Laksamana Cheng ho juga memberikan
pengaruh pada Nusantara, hingga saat masih dilakuakan oleh orangorang Islam maupun orang Cina yang memuja Laksamana Cheng Ho.
Hasil dari kepercayaan maupun kebudayaan Laksamana Cheng Ho
dapat di terima oleh masyarakat di Nusantara, ini disebabkan adanya
interaksi yang baik antara orang-orang Cian dengan masyarakat yang
ada di Nusantara, kedatangan Laksamana Cheng Ho ke Nusantara
menjadikan Cirikas dari daerah-daerah yang mendapatkan pengaruh
dari Laksamana Cheng Ho.
Keterangan
Soal uraian no 1 – 4 sekor maksimal 25
Nilai sekor akhir 100
Nilai Akhir = Jumlah Skor Uraian
Tindak Lanjut
 Siswa dinyatakan berhasil apabila memenuhi standar kelulusan
minimal sebesar 75%.
 Siswa diberikan program remidi apabila tidak memenuhi standar
kelulusan minimal sebesar 75%.
 Siswa diberikan program pengayaan apabila memenuhi standar
kelulusan minimal sebesar 75%
b. Penilaian afektif
No.
Sikap/aspek yang dinilai
Penilaian kelompok
1.
Menyelesaikan tugas
kelompok dengan baik
2.
Kerja sama kelompok
3.
Hasil tugas
Jumlah penilaian kelompok
Penilaian individu peserta didik
1.
Berani mengungkapkan
Nama
kelompok/nama
peserta
Nilai
kuantitatif
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
88
Lampiran 2
pendapat
2.
Berani menjawab pertanyaan
3.
Inisiatif
4.
Ketelitian
Jumlah nilai individu
Kriteria penilaian:
Kriteria Indikator
80-100
Nilai Kualitatif
Memuaskan
Nilai Kuantitatif
4
70-79
60-69
45-59
Baik
Cukup
Kurang cukup
3
2
1
Tindak Lanjut:
1. Siswa dinyatakan berhasil apabila memenuhi standar kelulusan minimal
sebesar 75%.
2. Siswa diberikan program remidi apabila tidak memenuhi standar
kelulusan minimal sebesar 75%.
3. Siswa diberikan program pengayaan apabila memenuhi standar
kelulusan minimal sebesar 75%
c.
Penilaian psikomotor.
No.
Nama
Siswa
1.
2.
3.
4.
5.
Ani
Ita
Iwan
Siska
Doni
Sikap
Kerja/Tingkah
Laku
Kecepatan
Mengerjakan
Tugas
Kemampuan
Mengekpresikan
Tugas dalam
Penampilan
Drama
Kriteria Penilaian :
Kriteria Indikator
80-100
70-79
60-69
45-59
Nilai Kualitatif
Memuaskan
Baik
Cukup
Kurang cukup
Nilai Kuantitatif
4
3
2
1
Jumlah
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
89
Lampiran 2
Tindak Lanjut:
1. Siswa dinyatakan berhasil apabila memenuhi standar kelulusan minimal
sebesar
75ol0.
2. Siswa diberikan .program remidi apabila tidak memenuhi
kelulusan minimal sebesar
75ol0.
3. Siswa diberikan program pengayaan apabila memenuhi
kelulusan minimal sebesar
standar
standar
7 5%o
Yogyakarta,27 ヽ〔ei 2015
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
90
Lampiran 3
Ringkasan Materi
Ekspedisi Laksamana Cheng Ho dari Cina ke Nusantara pada tahun
1405-1433
Ekspedisi ke Nusantara Laksamana Cheng Ho atas perintah Dinasti
Ming, dengan tujuan untuk mengankat kejayaan Dinasti Ming, menjalin
hubungan persahabatan
dan perdagangan
serta
mangamankan
jalur
perdagangan antara Cina dengan negeri-negeri yang ada di Asia Tenggara
dan Nusantara. Tujuan ini sangatlah penting dalam perjasama antara
kekaisaran Cina dengan negeri-negeri yang ada di Nusantara, ini membuat
banyaknya utusan-utusan kerajaan yang di kunjungi Laksamana Cheng Ho,
datang ke Cina untuk memberikan upeti kepada kekaisaran Cina.
Ekspedisi pelayaran yang dilakukan oleh Laksamana cheng Ho ke
Samudera Selatan pada tahun 1405-1433, juga menyinggahi beberapa daerah
yang ada di Nusantara, singgahnya Laksamana Cheng Ho dalam pelayaranya
yang diantaranya di Kerajaan Samudera Pasai, Palembang, Kerajaan
Majapahit, Kerajaan Lambri, Kerajaan Malaka dan Semarang. Dalam
ekspedisi ke Nusantara Laksamana Cheng Ho memberikan hadiah kaisar Cina
kepada kerajaan-kerajaan yang dikunjunginya, sehingga terjadinya hubungan
baik antara kekaisaran Dinasti Ming dengan kerajaan-kerajaan di Nusantara.
Daerah-daerah yang menjadi kunjungan oleh Laksamana Cheng Ho pastinya
mendapatkan pengaruh oleh kebijakan-kebijakan yang diterapkan Laksamana
Cheng Ho, seperti yang dilakukan di Kerajaan Malaka Laksamana Cheng Ho
terlibat dalam perselisihan Kerajaan Malaka dengan Kerajaan Siam, sehingga
dapat menyelesaikan konflik antara Kerajaan Malaka dengan kerajaan Siam.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
91
Lampiran 3
Terjadi kekacauan di Laut Selatan Cina disebabkan oleh para perompak
bajak laut yang mengganggu jalur pelayaran perdagangan dan upeti, dapat
diselesaikan oleh Laksamana Cheng Ho dan pemimpin dari perompak dapat
diadili oleh kaisar Cina. Dengan adanya tindakan Laksamana Cheng Ho yang
dapat memberikan kedamaian di Nusantara. Wafatnya Laksamana Cheng
Ho, maka berakhirnya pula masa kejayaan armada pelayaran Cina. Kapalkapal besar yang digunakan oleh Laksaman Cheng Ho dalam perjalanannya
menuju Samudera Selatan tidak pernah digunakan dan dirawat oleh Dinasti
Ming, sehingga menjadi lapuk dan tenggelam dengan sendirinya di
pelabuhan. Mulai saat inilah Cina mulai melupakan teknologi pembangunan
kapal-kapal besar yang di gunakan Laksamana Cheng Ho, dan tidak pernah
lagi kapal-kapal besar Cina berlayar di laut.
Ekspedisi pelayaran yang dipimpin oleh Laksamana Cheng Ho masa
Dinasti Ming memberikan dampak bagi Nusantara. Dampak bagi Nusantara
dalam bidang budaya, agama, dan arsitektur, pada bidang budaya dampaknya
dengan
adanya peringatan
pelayaran
Laksamana
Cheng
Ho
yang
dilaksanakan berbagai daerah di Nusantara dan juga adanya perpaduan
kebudayaan pada seni dan sastra setelah kedatangan Laksamana Cheng Ho ke
Nusantara. Pada bidang agama dikenalnya Laksamana Cheng Ho sebagai
penyebar Agama Islam di Nusantara, seperti halnya yang ada di Semarang,
Malaka dan Palembang, sebagian ajaran Islam yang ada di daerah ini
merupakan warisan peninggalan Laksamana Cheng Ho. Ekspedisi Laksamana
Cheng Ho memberikan pengaruh pada Nusantara, hingga saat ini orang-orang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
92
Lampiran 3
Islam maupun orang Cina yang menghormati Laksamana Cheng Ho yang
merupakan sebagai tokoh yang berpengaruh. Pada bidang arsitektur
terjadinya perpaduan antara kedua kebudayaan Cina dengan Nusantara,
sehingga hasil arsitektur yang ada di Nusantara memiliki kesamaan dengan
yang ada di Cina setelah kedatangan Laksamana Cheng Ho di Nusantara.
Hasil dari budaya, agama dan arsitektur dari Laksamana Cheng Ho dapat di
terima oleh masyarakat di Nusantara, ini disebabkan interaksi yang baik
antara orang-orang Cina dengan masyarakat yang ada di Nusantara.
Kedatangan Laksamana Cheng Ho ke Nusantara menjadikan adanya Ciri kas
dari daerah-daerah yang mendapatkan pengaruh dari Laksamana Cheng Ho.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
93
Lampiran 4
Peta perjalanan ekspedisi Laksamana Cheng Ho dan armadanya ke Samudera
Selatan pada tahun 1405-1433 M
http://chengho3.blogspot.com/2013/09/laksamana-cheng-ho.html
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
94
Lampiran 4
Perbandingan Kapal ekspedisi pelayaran armada Laksamana Cheng Ho pada masa
Dinasti Ming dengan kapal pelayaran armada Eropa.
http://daulahislam.com/unique/sejarah-unique/biografi-dan-expedisilaksamana-muslim-tjeng-ho.html
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
95
Lampiran 4
Klenteng Sam po kong yang berada di Semarang merupakan peninggalan
Laksamana Cheng Ho yang awalnya berupa masjid yang kemudian diubah
menjadi klenteng sebagai pemujaan kepada Laksamana Cheng Ho bagi
masyarakat Cina di Semarang
(Dokumen Pribadi)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
96
Lampiran 4
Patung Laksamana Cheng Ho yang berada di Klenteng Sam Po Kong
di Semarang.
(Dokumen Pribadi)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
97
Lampiran 4
Makam Laksamana Cheng Ho yang beradi di bukit Niushou, Nanjing. Pada
tahun 1984 dipugar oleh Kota Praja Nanjing dalam rangka memperingati ulang
tahun ke 580 dimulinya pelayaran Laksamana Cheng Ho. Dibuka untuk umum
pada tahun 1985.
http://www.xuezhengdao.com/539/sam-po-kong-laksamana-ceng-he/
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
98
Lampiran 4
Patung Laksamna Cheng Ho Yang Ada di Kuil 'San Pao Kung' atau 'Sam Po Bo',
di Bukit Cina, Melaka
http://wangtepus.blogspot.com/2013/01/laksamana-cheng-ho-bentuk-babanyonya.html
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
99
Lampiran 4
Lonceng Cakra Donya Peninggalan Laksamana Cheng Ho di Aceh, lonceng ini
dibawa oleh Laksamana Cheng Ho ke Kerajaan Samudera Pasai pada tahun 1409
M, yang saat ini berada di museum Aceh.
http://id.wikipedia.org/wiki/Cheng_Ho
Download