BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri kontraktor pada beberapa tahun terakhir ini memang menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Menurut observasi yang dilakukan oleh BUMN, ditemukan fakta bahwa pertumbuhan sektor konstruksi diperkirakan dapat mencapai 10% - 15% seiring program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) hingga 2025. Hingga saat ini rata-rata pertumbuhan sektor tersebut per tahun mencapai 7% - 8%. Dari keadaan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa industri kontraktor merupakan salah satu industri yang menjanjikan hingga 10 tahun kedepan. Ditambah lagi dengan adanya dukungan dari pemerintah yang mendorong sinergi antara kontraktor kecil, menengah, dan besar untuk menggarap proyek-proyek tersebut. Selain itu, dengan akan diadakannya ACFTA pada tahun 2015 dimana akan dibentuk suatu kawasan perdagangan bebas di antara anggota-anggota ASEAN dan Cina, membuat industri kontraktor akan menjadi pusat perhatian investor dari luar negeri. Dengan adanya pasar bebas, maka akses yang dimiliki oleh investor asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia akan sangat besar. Hal ini didukung dengan bukti jumlah perusahaan yang bergerak di bidang kontraktor dimana hingga saat ini, di Indonesia, terdapat sekitar 180.000 unit usaha. Tentunya dengan jumlah unit usaha yang sangat banyak ini, persaingan antar masing-masing perusahaan yang bergerak di industri kontraktor tersebut pastinya sangatlah tinggi. Industri kontraktor itu sendiri adalah industri yang bergerak dalam bidang jasa konstruksi. Jasa konstruksi dapat didefinisikan sebagai layanan jasa konsultasi perencanaan pekerjaan konstruksi, layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi, danlayanan jasa konsultasi pengawasan pekerjaan konstruksi. Melihat dari banyaknya lini bisnis yang ada pada sebuah industri kontraktor, maka dapat dipastikan hal ini akan menjadi fokus utama persaingan. Semakin lengkap lini bisnis pada sebuah perusahaan yang bergerak di industri kontraktor, maka semakin tinggi pula daya saing yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. 1 2 Menurut Hamel dan Prahald dalam Rangkuti, (2004:4) strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian, strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core competencies). Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang dilakukan. Dari teori di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam menentukan sebuah strategi, memang kompetensi inti yang ada dalam perusahaan merupakan aspek yang sangat penting. Kompetensi inti tersebut dapat dibagi menjadi dua yaitu kompetensi dari aspek internal dan eksternal. Apabila dilihat dari aspek internal perusahaan, faktor-faktor yang mempengaruhi berjalan atau tidak berjalannya sebuah strategi dapat dilihat dari manajemen keuangan perusahaan, kualitas sumber daya manusia, sistem operasional perusahaan, teknologi yang diterapkan perusahaan dan sistem pemasaran yang dijalankan oleh perusahaan, sedangkan apabila dilihat dari aspek eksternal perusahaan, faktor-faktor yang mempengaruhi berjalan atau tidak berjalannya sebuah strategi dapat dilihat dari keadaan ekonomi dan politik suatu negara, keadaan lingkungan perusahaan, pasar yang mereka masuki, persaingan antar perusahaan, budaya dan sosial sebuah daerah dan sebagainya. Melihat uraian tersebut, maka dapat dipastikan, perusahaanperusahaan yang memiliki tingkat persaingan yang tinggi dituntut untuk memiliki strategi yang baik agar dapat bersaing dengan kompetitor yang ada dalam pasar, salah satunya adalah perusahaan yang bergerak di bidang kontraktor. PT Bumi Laksamana Jaya adalah perusahaan yang bergerak pada industri kontraktor, beralamat di Jalan Pahlawan no 15, Bengkalis, Riau, Sumatera Barat, perusahaan yang telah berdiri sejak tahun 2001 ini memang memiliki posisi yang cukup kuat. Namun seiring dengan berjalannya waktu, persaingan dari perusahaanperusahaan baru pun mulai bermunculan dan membuat perusahaan merasa posisi mereka di pasar mulai tidak stabil. Menurut wawancara yang dilakukan pada tanggal 13 November 2013 (17.25 WIB) kepada Bapak Ribut Susanto selaku dewan komisaris perusahaan, diakui bahwa memang saat ini perusahaan ingin menjalankan sebuah strategi bersaing baru, namun perusahaan belum mengetahui strategi apa yang paling tepat untuk diterapkan oleh perusahaan agar dapat meningkatkan daya saing perusahaan di pasar. Dari hasil 3 wawancara, ditemukan fakta bahwa perusahaan masih memiliki modal yang cukup untuk mengimplementasikan strategi termasuk untuk mengganti peralatan operasional yang biaya perawatannya sangat mahal. Namun, melihat bahwa dalam penerapan sebuah strategi, perlu diobservasi lebih dalam mengenai seluruh faktor internal dan eksternal perusahaan, maka bapak Ribut Susanto mengharapkan adanya sebuah penelitian ilmiah yang mendalam dalam memformulasikan strategi yang tepat oleh perusahaan. Dari hasil observasi awal yang dijalankan, ditemukan beberapa kekuatan yang dimiliki perusahaan seperti proyek-proyek yang telah dijalankan oleh PT Bumi Laksamana Jaya sudah sangat banyak dan lengkap hal ini dikutip dari Company Profile yang diberikan langsung oleh pihak PT Bumi Laksamana Jaya. Selain itu, menurut manajer HRD PT Bumi Laksamana Jaya, Bapak Joko Suprianto, dijelaskan bahwa, dari aspek sumber daya manusia, perusahaan telah memiliki manajemen mutu yang berkualitas. Hal ini dibuktikan dari standarisasi recruitment yang tinggi, dimana untuk menjadi pegawai di bidang manajemen, syarat utama yang harus dipenuhi adalah calon pegawai minimal telah menempuh jenjang studi strata 1. Selain itu, Bapak Joko Suprianto juga menjelaskan bahwa perusahaan telah menjalankan program CSR dimana sebagian pesaing perusahaan belum menjalankan kegiatan tersebut. Program CSR yang dijalankan perusahaan difokuskan pada organisasi masyarakat ataupun mahasiswa-mahasiswa yang masuk berdasarkan proposal yang diterima sudah dilaksanakan sudah sesuai dengan kemampuan perusahaan. Dari hasil wawancara pada 13 November 2013 (18.05 WIB) kepada Bapak Afnan Sandi HS selaku manajer keuangan, dikutip hasil wawancara sebagai berikut: “..kita emang punya satu kelemahan utama.. yang paling parah ya kerugian yang dialami perusahaan dari hasil akumulasi kerugian financial yang di derita di masa lalu. Untuk alasan kerugian, kita ga bisa kasih tau karena itu rahasia perusahaan..” Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa perusahaan memiliki satu kelemahan utama yaitu adanya akumulasi kerugian berbentuk financial sebesar 27,5% di masa lalu. Selain itu, dikaitkan dengan akan disahkannya ACFTA pada tahun 2015, pihak perusahaan juga mengakui bahwa hingga saat ini, perusahaan belum mendapatkan 4 pengesahan standarisasi internasional atau ISO. Hal ini juga membuat banyak client yang merasa kurang percaya terhadap PT Bumi Laksamana Jaya. Dilihat dari aspek eksternal, observasi dijalankan pada aspek eksternal yang berkaitan dengan industri kontraktor dimana ditemukan bahwa memang tingkat persaingan pada industri kontraktor sangat tinggi dan dapat dipastikan pesaing merupakan salah satu aspek eksternal yang dapat menjadi ancaman untuk perusahaan. Selain itu, dilihat dari keadaan ekonomi Indonesia saat ini, dimana menurut data yang ditemukan pada website Bank Indonesia, tingkat inflasi saat ini mencapai 7.28%, membuat harga-harga perawatan, gaji pegawai dan beban-beban pengeluaran perusahaan pun terus meningkat dan secara tidak langsung juga menjadi ancaman untuk perusahaan. Menurut penelitian yang dijalankan oleh Xia Chan pada tahun 2012, dijelaskan bahwa dalam memformulasikan sebuah strategi bisnis pada sebuah perusahaan, maka ada beberapa tahapan atau proses yaitu proses pemasukan atau input stage, proses pencocokan atau match stage dan proses keputusan atau decision stage. Pada input stage, matriks IFE, EFE dan CPM merupakan matriks yang dapat diandalkan untuk menguraikan faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan serta menentukan posisi perusahaan dalam persaingan. Sedangkan pada match stage banyak alternatif matriks yang dapat digunakan meliputi matriks SWOT, IE dan Grand Strategy, sedangkan pada decision stage, Matriks Quantitative Strategic Planning Matrix menjadi matriks akhir untuk menentukan rekomendasi strategi yang tepat untuk dijalankan oleh sebuah perusahaan. Dari uraian yang telah dipaparkan di atas, maka penelitian ini akan dilanjutkan guna memberikan rekomendasi strategi yang tepat untuk diterapkan oleh perusahaan sehingga nantinya diharapkan perusahaan dapat memperkuat daya saing di pasar dan selanjutnya, penelitian ini akan dilanjutkan dengan judul “Analisis Strategi Bisnis pada PT Bumi Laksamana Jaya di Bengkalis, Riau” 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Bagaimana kondisi faktor internal dan eksternal pada PT. Bumi Laksamana Jaya (BUMD)? 5 2. Alternatif strategi apa saja yang dapat menjadi pilihan perusahaan dilihat dari hasil matriks SWOT, IE, dan Grand Strategy pada PT. Bumi Laksamana Jaya (BUMD)? 3. Rekomendasi Strategi apakah yang paling tepat untuk diterapkan oleh PT. Bumi Laksamana Jaya (BUMD)? 1.3. Ruang Lingkup Penelitian Yang menjadi ruang lingkup dalam penelitian ini adalah faktor internal dan eksternal PT. Bumi Laksamana Jaya dan penelitian ini tidak membahas penerapan strategi dari alternatif strategi yang nantinya didapatkan dari proses analisis. 1.4. Tujuan Penelitian Sesuai dengan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk menganalisis lingkungan internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan dan lingkungan eksternal yang menjadi peluang dan ancaman PT. Bumi Laksamana Jaya untuk menetapkan strategi perusahaan yang tepat. 2. Untuk menguraikan alternatif strategi yang dapat menjadi pilihan dilihat dari hasil Matriks SWOT, IE, dan Grand Strategy. 3. Untuk memberikan rekomendasi strategi yang paling tepat untuk diterapkan oleh perusahaan yang diperoleh berdasarkan hasil analisis. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Perusahaan : 1. Menghasilkan informasi yang akurat sesuai dengan yang dibutuhkan pihak eksekutif. 2. Memudahkan penyediaan informasi serta mendukung kegiatan analisis pengambilan keputusan. 3. Menyajikan informasi yang akurat dalam bentuk laporan yang dibutuhkan pihak eksekutif. 2. Bagi Penulis : 1. Menambah pengetahuan dan wawasan dalam bidang manajemen. 6 2. Mengetahui kelemahan dan kelebihan dalam menerapkan strategi bisnis. 3. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan referensi dasar bagi peneliti untuk melakukan penelitian selanjutnya di kemudian hari. 1.5. State of the Arts Menurut penelitian yang dilakukan oleh Hendra Alianto dengan judul “Analisis Proses Bisnis Dan Penerapan Manajemen Strategis Pada PT. Optik XYZ” pada tahun 2011, dijelaskan bahwa dalam memformulasikan sebuah strategi bisnis pada sebuah perusahaan, maka ada beberapa tahapan atau proses yaitu proses pemasukan atau input stage, proses pencocokan atau match stage dan proses keputusan atau decision stage. Pada input stage, matriks IFE, EFE dan CPM merupakan matriks yang dapat diandalkan untuk menguraikan faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan serta menentukan posisi perusahaan dalam persaingan. Sedangkan pada match stage banyak alternatif matriks yang dapat digunakan meliputi matriks Space, SWOT, IE dan Grand Strategy, sedangkan pada decision stage, Matriks Quantitative Strategic Planning Matrix menjadi matriks akhir untuk menentukan rekomendasi strategi yang tepat untuk dijalankan oleh sebuah perusahaan. Menurut penelitian Charles J. Capps dan Michael D. Glissmeyer dengan judul “Extending The Competitive Profile Matrix Using Internal Factor Evaluation And External Factor Evaluation Matrix Concepts” pada bulan Oktober tahun 2012, dengan mengevaluasi faktor internal dan eksternal perusahaaan dapat memvisualisasikan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Sementara Profil Matriks Kompetitif (CPM) digunakan untuk membandingkan perusahaan dengan perusahaan kompetitor lainnya. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Palmarudi Mappigau dan A. Sawe Ri Esso dengan judul “Analisis Strategi Pemasaran Telur Pada Peternakan Skala Besar di Kabupaten Sidrap” pada September 2011, diketahui bahwa perusahaan dapat mengetahui strategi pemasaran apa yang sesuai untuk diterapkan oleh perusahaan berdasarkan hasil dari Matriks IFE dan EFE. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Icuk Rangga Bawono dengan judul “Manajemen Strategik Sektor Publik: Langkah Tepat Menuju Good Governance”, manajemen strategik tidak hanya digunakan pada sektor swasta tapi juga diterapkan pada sektor publik. Penerapan manajemen strategik pada kedua jenis institusi ini tidaklah jauh berbeda, hanya pada organisasi sektor publik tujuan organisasi tidak 7 lebih menekankan pada pencarian laba melainkan pelayananan. Manajemen strategik sektor publik mengarahkan organisasi publik untuk melakukan perencanaan manajemen dengan mempertimbangkan faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam organisasi melalui analisis SWOT. Kemudian, menurut penelitian yang dijalankan oleh Xia Chan dengan judul “A SWOT of the Development Strategy of Haeier Group as One of the Most Successful Chinese Enterprises” pada tahun 2012, dijelaskan tentang bagaimana perusahaan dapat membuat strategi SO ST WO dan WT yang tepat dengan mengalokasikan faktor-faktor internal perusahaan (kekuatan dan kelemahan) serta lingkungan eksternal perusahaan (peluang dan ancaman). Serta bagaimana analisis SWOT membantu bisnis dalam mengembangkan strategi yang layak. Selanjutnya, menurut penelitian yang dijalankan oleh Weisheng Lu dengan judul penelitian “An improved SWOT approach for conducting strategic planning in the construction industry” dijelaskan hal serupa dimana dalam mengevaluasi faktor internal dan eksternal perusahaan, matriks SWOT merupakan salah satu matriks yang efektif untuk dapat diterapkan. Penelitian ini akan dijalankan untuk menguraikan faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan, dan dengan menggunakan matriks-matriks pada input stage, match stage, dan decision stage, diharapkan dapat ditemukan sebuah rekomendasi strategi yang tepat untuk diterapkan oleh PT Bumi Laksamana Jaya.