MODUL PERKULIAHAN Stakeholder Relations Supplier Relations Fakultas Program Studi Ilmu Komunikasi Public Relations Tatap Muka 14 Kode MK Disusun Oleh 42015 Rika Yessica Rahma,M.Ikom Abstract Kompetensi Materi ini akan membahas bagaimana Public Relations mampu Membangun hubungan baik dengan supplier/pemasok demi kelancaran perusahaan. Mahasiswa diharapkan mampu memahami dan mengerti bagaimana Public Relations mampu Membangun hubungan baik dengan supplier/pemasok demi kelancaran perusahaan Pendahuluan Dalam teori komunikasi yang dijelaskan oleh Watzlawick, Beavin, dan Jackson dalam tulisannya Pragmatics of Human Communication (1967) dinyatakan bahwa komunikasi adalah proses yang melibatkan memberi dan menerima pesan antara individu yang sedang berinteraksi. Komunikasi bukanlah hal yang tidak hanya muncul ketika komunikator mengirim sebuah pesan, itu karena setiap individu selalu berpandangan bahwa “seseorang tidak bisa tidak berkomunikasi.” Praktisi PR berperan sebagai teknisi komunikasi untuk organisasinya. Seorang humas diharuskan memahami keahlian komunikasi dan jurnalistik karena ia akan ditugaskan untuk menulis news release, mengembangkan isi web, menangani kontak media, dan juga berhubungan dengan banyak publik di instansinya. Selain itu, praktisi PR juga berperan sebagai fasilitator komunikasi. Peran seorang praktisi di sini adalah sebagai pendengar yang peka dan sebagai perantara komunikasi. Fasiltator bekerja sebagai penghubung antara organisasi dengan publiknya. Komunikasi akan selalu dijaga supaya berjalan dua arah dan memfasilitasi komunikasi tersebut dengan menyingkirkan segala rintangan sambil terus membuka jalur komunikasi. Tujuannya adalah memberi informasi yang dibutuhkan baik oleh instansi, dalam hal ini manajemen, maupun publiknya untuk membuat suatu keputusan atau pandangan demi kepentingan bersama. Kegiatan Public Relations atau Humas pada hakikatnya merupakan bagian dari teknik kegiatan berkomunikasi (technique of communication) dengan ciri khas komunikasi dua arah (two way traffic communication) antara lembaga atau organisasi yang diwakilinya dengan publik atau sebaliknya. Komunikasi dua arah yang efektif harus dipandang sebagai satu-satunya alat manajemen oleh PR yang dimanfaatkan dalam mengembangkan organisasi. Bagi PR, umpan balik lewat opini publik yang diciptakan akan membawa perbaikan, perubahan, perkembangan sebagai efeknya. Umpan balik atau feedback akan dianalisa oleh praktisi PR untuk menilai pendapat khalayak terhadap komunikasi yang telah PR lakukan. PR menganalisa apakah respon yang didapat positif sehingga berdampak baik terhadap citra atau malah negatif sehingga kurang menguntungkan posisi organisasi di mata masyarakat. Salah satu tugas dari seorang PR (public relations) adalah menjalin hubungan baik dengan orang lain. Seringkali, seorang praktisi PR menghadapi suatu 2016 2 Stakeholder Relations Rika Yessica Rahma,M.Ikom PusatBahan Ajar dan eLearning www.mercubuana.ac.id permasalahan yang berkaitan dengan orang lain dan menangani hubungan yang sensitif. Hubungan antara perusahaan dengan publiknya terjadi karena keduanya memiliki kepentingan yang saling terkait. Terkadang masalah timbul pada hubungan antara perusahaan dengan publiknya. Praktisi PR layaknya memiliki kemampuan komunikasi yang baik dan mampu menjadi pihak yang netral ketika sebuah permasalahan itu terjadi. Kemampuan komunikasi ini harus dikembangkan terus menerus, karena apabila komunikasi itu dilaksanakan secara efektif dan produktif artinya akan membentuk pribadi yang semakin matang, dewasa, dan akan membentuk citra yang positif di hadapan orang lain. Namun, apabila kita tidak memiliki kemampuan atau berpotensi untuk berkomunikasi, akan muncul atau terjadi kemacetan dalam komunikasi. Publik perlu diperhatikan, karena kegiatan public relations selain dijalankan untuk memperhatikan kepentingan organisasi juga harus memperhatikan kepentingan khalayak. Organisasi yang mampu mengintegrasikan dan memadukan keinginan dan kebutuhan informasi publiknya akan mampu berkembang dan mendapatkan manfaat untuk kemajuan instansinya, karena setiap publik yang terkait selalu diberitahu tentang kemajuan dan pencapaian organisasi. Dengan kata lain, publik akan merasa diberikan perhatian penuh dan diakui kontribusinya dalam organisasi. SUPPLIER RELATIONS Sebuah kemitraan tentunya harus dilandasi oleh pengertian, kepercayaan, dan kejujuran, agar dapat memasuki kemitraan jangka panjang. Hal tersebut merupakan falsafah yang menjadi pegangan bagi para perusahaan untuk menjalin kerjasama dalam sebuah kemitraan dengan para pemasok. Seperti yang diungkapkan oleh Moore bahwa, “Semakin banyak perusahaan yang memasuki kemitraan jangka panjang berdasarkan pada pengertian, kepercayaan dan kejujuran”. 2016 3 Stakeholder Relations Rika Yessica Rahma,M.Ikom PusatBahan Ajar dan eLearning www.mercubuana.ac.id Pemasok merupakan mitra penting dalam menunjang strategi perusahaan, pengelolaan pemasok membutuhkan kemampuan negosiasi yang khusus, karena mereka bukanlah bagian dari organisasi. Pemilihan pemasok haruslah hati-hati, karena mereka dapat memberikan dampak yang sangat positif atau yang sangat merugikan pada kinerja keseluruhan organisasi. Maka dari itu suatu perusahaan harus mempunyai hubungan yang baik dengan pemasok. Pemilihan pemasok yang tepat dan berkualitas memang tidak gampang, karena kebutuhan perusahaan yang semakin meningkat dan persaingan dalam memperoleh pemasok yang berkualitas semakin meningkat, maka pemilihan terhadap pemasokpun benar-benar diperhatikan, selain itu “Terdapat tiga faktor penting yang sangat harus mempengaruhi pemilihan pemasok, diantaranya yaitu kualitas bahan dan kecakapan kerja, pelayanan terhadap kebutuhan produksi, serta harga yang wajar”. (Moore) Perusahaan mempunyai kriteria lain dalam memilih pemasok. Hal tersebut disesuaikan dengan kebutuhan dan kebijakan perusahaan yang bersangkutan. Dalam hubungan pemasok pembeli, para pembeli yang memutuskan barang apa saja yang dipabrikkan, jumlah yang diinginkan, harga, dan kapan barang itu harus dikirimkan. Pemasok merencanakan dan membuat barang-barang tersebut untuk memenuhi kebutuhan para pembeli. Hubungan yang baik dengan para pemasok bergantung pada kebijakan pembelian dan pelaksanaan yang baik dari suatu perusahaan yang bersangkutan, dikemukakan bahwa: “Suatu kebijakan pembelian menentukan kewajiban dan tanggung jawab para pembeli dan pemasok. Sebuah perusahaan mempertimbangkan kepentingan sumber-sumber persediaan dengan menjalankan praktek guna memperoleh sumber penghasilan yang baik, hal ini amat penting dalam usaha melibatkan semua personel guna mematuhi kebijakan pembelian dan pelaksanaan perusahaan tersebut.” (Moore) Seorang PR wajib menjalin hubungan baik dengan pemasok. Keberhasilan sebuah perusahaan tidak mungkin dilepaskan dari pemasok. Pemasok menyediakan bahan baku dan peralatan bagi perusahaan guna menghasilkan barang untuk disimpan, diolah, didistribusikan, dan dijual. Bagi perusahaan ritel, pemasok menyediakan barang untuk dijual kepada pengecer dan pelanggan. Perusahaan dalam sektor jasa tentu juga membutuhkan pemasok, misalnya untuk memasok peralatan guna membantu melayani pelanggan. Singkatnya, pemasok adalah penyedia kebutuhan sumber daya perusahaan dengan jumlah, mutu, dan harga yang sesuai sehingga proses produksi, distribusi, dan pelayanan dapat berjalan lancar. Pemasok berperan penting dalam menentukan mutu produk, biaya, pengembangan produk, dan akses pembiayaan bagi perusahaan. Mutu produk dan layanan, sebagai 2016 4 Stakeholder Relations Rika Yessica Rahma,M.Ikom PusatBahan Ajar dan eLearning www.mercubuana.ac.id penentu kepuasan pelanggan, salah satunya bergantung kepada kualitas pemasok yang dipilih. Pasokan yang berkualitas tentu memudahkan perusahaan menghasilkan produk dan layanan yang berkualitas pula. Pada gilirannya, hal ini berdampak positif pada kinerja dan daya saing perusahaan. Demikian pula sebaliknya. Maka tidak heran jika perusahaanperusahaan besar selalu menerapkan syarat-syarat yang ketat dalam hal spesifikasi bahan baku. Hal ini demi menjaga standar mutu produk. Kemampuan pemasok menyediakan bahan baku tepat waktu akan membantu perusahaan mengurangi tumpukan persedian sehingga biaya penyimpanan dapat ditekan. Permasok juga dapat berperan bagi pengembangan produk perusahaan. Hal ini karena pemasok kerap melakukan inovasi produk, proses produksi, dan distribusi sehingga dapat menginspirasi perusahaan untuk melakukan hal serupa bagi produk dan layanannya. Dalam hal akses pembiayaan, pemasok kerap bersedia memberikan kemudahan-kemudahan bila perusahaan rajin melakukan pembelian dan pembayaran tepat waktu misalnya dalam bentuk kesediaan menangguhkan pembayaran utang perusahaan, memberikan potongan harga, dan menetapkan syarat-syarat pembayaran yang lebih lunak. Hal ini tentu mengurangi biaya dan meningkatkkan efisiensi perusahaan, terutrama dalam jangka menengah dan panjang. Perusahaan harus cermat dalam memilih pemasok yang sesuai. Tentu yang terpenting bukan jumlah, melainkan mutu pemasok. Guna mendapat pemasok yang bermutu, pertama-tama perusahaan harus berusaha mengenal calon pemasoknya. Telitilah kinerja calon pemasok dengan cermat. Carilah informasi tentang siapa saja pelanggannya serta bagaimana pandangan mereka tentang layanan yang diberikan si pemasok, apakah mereka merasa puas. Juga, bagaimana sikap calon pemasok dalam memecahkan masalah yang dihadapi pelanggannya, apakah kerap bersikap defensif dan tidak kooperatif, atau justru sangat responsif. Bila memungkinkan, usahakanlah mencari informasi tentang kondisi keuangan calon pemasok. Bila calon pemasok mengalami masalah dalam pinjaman, waspadalah. Kemungkinan mereka tengah mengalami kesulitan keuangan. Juga, sangat baik bila perusahaan menemui calon pemasok secara langsung guna melihat secara langsung operasi yang dijalankan sang calon. Informasi lain yang sangat penting diketahui adalah lamanya calon pemasok berkecimpung dalam bisnis. Perusahaan pemasok yang telah lama didirikan kemungkinan lebih terpercaya dibanding dengan yang belum lama, meski kenyataanya memang tidak selalu demikian. Lantas cari tahu pula kapasitas produksi si calon pemasok. Hal ini berkaitan dengan kesanggupan calon pemasok memenuhi pesanan dalam jumlah besar. Berikutnya, tentukanlah pengharapan-pengharapan seputar layanan yang bakal diterima dari calon pemasok. Hal ini harus dinyatakan dengan jelas sebelum memutuskan 2016 5 Stakeholder Relations Rika Yessica Rahma,M.Ikom PusatBahan Ajar dan eLearning www.mercubuana.ac.id menandatangani kontrak pembelian. Berkaitan dengan hal ini, mintalah rincian seputar kebijakan calon pemasok dalam hal struktur harga, termasuk persyaratan diberikannya potongan harga dan insentif-insentif lain; metode, biaya, dan waktu pengiriman; cara dan waktu pembayaran; penannganan pengembalian pesanan bila rusak atau tidak sesuai dengan yang diminta; dan bagaimana calon pemasok menyesuaikan pesanan terhadap kebutuhan-kebutuhan yang lebih spesifik. Jumlah pemasok juga mesti ditentukan. Jika perusahaan hanya bergantung kepada pemasok tunggal, tentu tidak memerlukan banyak waktu untuk melakukan pemantauan dan bernegosiasi mengenai syarat-syarat yang harus dipenuhi. Namun risikonya adalah hilangnya pasokan jika terjadi sesuatu pada pemasok. Sehingga perusahaan seharusnya tidak bergantung pada satu pemasok sehingga risiko dapat diminimalkan, terlebih bila perusahaan mengalami pertumbuhan. Jika perusahaan membutuhkan sesuatu yang tidak tercakup dalam kesepakatan sebelumnya, seperti pengiriman yang mendadak harus dipercepat dan dengan jumlah dan spesifikasi yang berbeda, jelaskanlah hal ini kepada pemasok serta diskusikanlah opsi-opsi yang tersedia. Tentu mau tidak mau perusahaan harus mengeluarkan biaya tambahan untuk keperluan ini. Guna menjalin hubungan yang saling menguntungkan antara perusahaan dengan pemasok, komitmen kedua pihak sangat penting. Jika pemasok gagal menepati janji mengantarkan pesanan tepat waktu, kegiatan perusahaan tentu terganggu. Demikian pula jika perusahaan tidak disiplin melakukan pembayaran tentu arus kas pemasok juga bakal terganggu. Untuk menumbuhkan komitmen ini dibutuhkan rasa saling percaya. Jika perusahaan merasa bahwa tingkat layanan yang diberikan pemasok tidak seperti yang diharapkan, seperti adanya kerusakan atas barang-barang yang diterima, jangan segansegan mengungkapkannya kepada pemasok sehingga dapat diperoleh jalan keluar. Dengan menjalin komunikasi yang baik, pemasok kemungkinan bersedia membantu perusahaan melebihi tugas dan perannya sebagai pemasok, seperti menyarankan bahan baku yang lebih baik sehingga bisa dihasilkan proiduk yang lebih bermutu, atau menyarankan proses produksi yang lebih baik sehingga biaya dapat ditekan. Jangan lupa pula bahwa seperti halnya perusahaan, pemasok adalah organisasi yang juga bertujuan mencari laba. Mereka tidak akan berfokus pada pelanggan yang dianggap tidak menguntungkan. Oleh karenanya, perusahaan harus menjadikan dirinya penting bagi pemasok sehingga dapat memperoleh kemudahan-kemudahan. Terlebih jika posisi tawar pemasok lebih kuat. Untuk itu, perusahaan harus selalu melakukan pembayaran tagihan tepat waktu. Tentu perusahaan dapat melakukan negosiasi sehingga diperoleh 2016 6 syarat-syarat pembayaran Stakeholder Relations Rika Yessica Rahma,M.Ikom yang lebih menguntungkan. PusatBahan Ajar dan eLearning www.mercubuana.ac.id Namun setelah kesepakatan tercapai, jangan menunda pembayaran. Jika terpaksa melakukannya, diskusikanlah dengan pemasok. Di samping pembayaran tagihan tepat waktu untuk menarik hati pemasok, ada baiknya perusahaan juga memberikan lead time yang lebih longgar bagi pemasok. Dalam konteks hubungan dengan pemasok, lead time adalah waktu antara menyampaikan pesanan hingga sampainya produk ke tangan pelanggan. Ungkapkanlah dengan jujur estimasi kebutuhan perusahaan. Demikian pula halnya bila terjadi perubahan estimasi kebutuhan tersebut. Dari sisi perusahaan sendiri, saat menentukan lead time, sangat bermanfaat bila mengetahui metode dan kebutuhan produksi pemasok. Dengan kata lain, Supplier Relationship Management adalah sebuah pendekatan yang komprehensif untuk mengelola interaksi antara organisasi dengan perusahaan yang memasok produk dan jasa yang digunakan oleh organisasi. Tujuan dari program Supplier Relations yakni: 1. Membina kepentingan antara pemasok dan pembeli 2. Menunjukkan kepada para pemasok bagaimana mereka dapat meningkatkan metode produksinya sehingga meningkatkan pengembalian bersih mereka 3. Menentukan apakah para pemasok memikirkan kebijaksanaan dan kebiasaan perusahaan 4. Menjadikan perusahaan sebagai mitra yang baik, yang bekerja sama dengan sungguhsungguh dalam menyelesaikan masalah produksi dan persediaan. 2016 7 Stakeholder Relations Rika Yessica Rahma,M.Ikom PusatBahan Ajar dan eLearning www.mercubuana.ac.id Setiap orang harus mematuhi prinsip yang ditetapkan dalam berbagai keputusan yang dapat dibuat di perusahaan dan harus mematuhi prosedur dan menjamin dapat ditelusuri. Dalam berhubungan dengan Para Supplier merupakan bagian dari Pedoman yang lebih luas “Etika dalam Praktek“ dan ditujukan kepada semua pihak yang berhubungan dengan para supplier Group juga dengan para penyusun spesifikasi, pembeli, mitra pengadaan, pengguna, manajer, petugas proyek, dan sebagainya. Pastikan bahwa para supplier kita sadar dan memiliki hasrat yang sama untuk mematuhi peraturan yang tegas yang berkaitan dengan etika. TUJUH PRINSIP ETIKA DALAM HUBUNGAN DENGAN SUPPLIER: 1. Menaati undang-undang, Peraturan, Standar Eksternal, nilai-nilai Perusahaan dan Prosedur Internal. Semua pemangku kepentingan yang bekerja sama dengan para supplier dan berpotensi mempengaruhi pembelian (para pembuat spesifikasi, pembeli, mitra pengadaan, pengguna, manajer, petugas proyek dan sebagainya) harus bertindak sesuai dengan peraturan, ketentuan dan standar yang relevan dalam mengatur kegiatan profesional mereka. 2. Bersikap transparan, jujur kepada para supplier, dan menerapkan prinsip kesetaraan. Para supplier harus dipilih secara adil dan setepat-tepatnya. Mereka harus diseleksi berdasarkan asas profesionalisme dan daya saing tiap-tiap perusahaan dan dengan maksud membangun hubungan berdasarkan rasa saling percaya. Proses penyeleksian harus juga memperhatikan seberapa jauh masing-masing produk dan jasa para supplier sesuai dengan kebutuhan yang digariskan di dalam spesifikasi dan juga mandat sosial dan lingkungan. Semua pihak yang terlibat diinformasikan bagaimana prosedur penyeleksian berlangsung dan penyerahan kontrak dilakukan. Sasaran untuk semua pihak harus dinyatakan secara jelas. Semua supplier yang berminat harus diberikan infomasi yang sama berkaitan dengan topik/berita khusus. Kriteria tata seleksi para supplier dan penyerahan kontrak harus objektif. Komitment hanya dibuat berdasarkan informasi yang sudah diverifikasi dan dapat diandalkan. 2016 Komitmen timbal balik tidak diperkenankan 8 Stakeholder Relations Rika Yessica Rahma,M.Ikom PusatBahan Ajar dan eLearning www.mercubuana.ac.id Resiko dan kesempatan dari kontrak yang diserahkan harus ditekankan kepada semua pihak yang terlibat. Supplier yang tidak terpilih harus diinformasikan sesuai dengan prosedur dan batas waktu yang terkait. Para pembeli harus memperhatikan dampak dari strategi pembelian terhadap susunan industri perusahaan untuk mencegah munculnya ketergantungan bersama. Informasi yang relevan harus disampaikan kepada para supplier secara rutin untuk memungkinkan mereka merencanakan dan menjaga keseimbangan portofolio kegiatan mereka. 3. Memastikan Komitmen Masing-masing Pihak Terjaga Setiap kontrak mencakup seluruh komitmen timbal balik yang dibuat oleh para pihak. Semua pihak harus memenuhi kewajibannya dengan niat baik dan semangat yang konstruktif terhadap harapan mitra kontrak mereka. Para pembeli, pembuat spesifikasi, mitra pengadaan dan akuntan harus memastikan batas waktu pembayaran terpenuhi. Apabila komitmen yang dibuat tidak dipenuhi, penalti yang terkait akan diberlakukan, ini merupakan sebuah syarat kredibilitas dari sisi perusahaan terhadap semua supplier-nya. Apabila terdapat perselisihan, semua langkah harus diambil untuk menyelesaikan masalah tersebut secepatnya dan dengan cara yang tidak memihak. 4. Menjaga kerahasiaan informasi yang diberikan Memelihara hubungan yang efisien dengan supplier kita membutuhkan akses untuk pertukaran informasi yang bersifat rahasia dan pengetahuan atas kemampuan dan keahlian mereka. Begitu juga, para staf harus menjaga kerahasiaan informasi tersebut setiap saat. Beberapa diantara informasi yang diberikan antara perusahaan dan supplier atau yang mungkin timbul saat pengawasan kontrak tender, adalah bersifat rahasia Informasi tersebut merupakan modal intelektual yang dimiliki baik oleh supplier dan perusahaan. Apabila ada pihak yang mengetahui kerahasiaan informasi tersebut, maka harus memastikan bahwa kerahasiaan informasi tersebut tetap terjaga. Setiap kegagalan dalam menjaga kerahasiaan dapat membahayakan kepentingan, baik supplier itu sendiri maupun perusahaan sebagai keseluruhan dan dapat mengakibatkan kehilangan keuntungan yang kompetitif. 2016 9 Stakeholder Relations Rika Yessica Rahma,M.Ikom PusatBahan Ajar dan eLearning www.mercubuana.ac.id 5. Memastikan pembangunan komitmen yang perusahaan berkenaan berkesinambungan, dan dengan tanggung standar jawab etika, perusahaan diketahui dan terpelihara Hubungan dengan para supplier tidak boleh menimbulkan situasi yang kemungkinan akan mencederai komitmen perusahaan. Ketika memilih supplier pembeli harus mempertimbangkan track record para supplier untuk mempromosikan permbangunan yang berkesinambungan dan tanggung jawab sosial perusahaan. Para pembeli harus memberlakukan syarat dan ketentuan kontraktual pada supplier yang terpilih yang mengharuskan mereka mematuhi semua peraturan perusahaan. 6. Menghindari konflik kepentingan yang dapat mencederai tujuan dan pembuatan keputusan secara independen. Semua pihak yang terlibat dalam pembelian khususnya rawan terhadap tekanan dan permintaan. Semua staf memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian harus memastikan bahwa mereka tetap bersikap jujur dan tidak memihak disetiap waktu. Staf tersebut harus menjauhkan diri dari setiap situasi dimana kepentingan sekunder secara terpisah dari perusahaan dapat mempengaruhi tingkah laku profesional mereka. Hadiah kecil yang diberikan sejalan dengan kebiasaan dan undangan nasional dari supplier untuk menghadiri acara bisnis perusahaan diperbolehkan bilamana hadiah atau undangan tersebut bersifat satu kali dan tidak berkelanjutan dan diijinkan oleh manajemen senior. Dalam kasus lain, para staf tidak diperbolehkan menerima atau meminta hadiah, tanda mata ataupun undangan atas nama mereka atau lainnya dari individu atau organisasi yang berhubungan dengan mereka melalui kontrak bisnis. 7. Melaporkan setiap situasi yang merupakan bentuk pelanggaran terhadap kontrak. Pembelian sebagai sebuah proses membutuhkan pengawasan secara teliti dalam melindungi kepentingan baik individu dan reputasi perusahaan. Berusaha untuk mencapai tujuan keuangan tidak akan pernah membenarkan kegagalan dalam mematuhi peraturan yang dinyatakan berkaitan dengan perilaku. 2016 10 Stakeholder Relations Rika Yessica Rahma,M.Ikom PusatBahan Ajar dan eLearning www.mercubuana.ac.id Setiap individu yang mencari opini atau saran atau berkeinginan menyoroti masalah tertentu harus mampu menghubungi manager mereka atau petugas perusahaan. Apabila terdapat keraguan mengenai garis yang harus diikuti, atau bilamana perilaku atau tindakan yang diambil nampak sebagai pelanggaran terhadap prinsip dan prosedur perusahaan, maka perilaku atau tindakan tersebut harus dilaporkan. Pekerjaan PR semua terkait dengan membangun hubungan yang efektif antara organisasi dengan pihak-pihak yang dianggap penting oleh organisasi, seperti menjalin hubungan media, pelanggan, pekerja, investor, pemimpin masyarakat, kelompok aktivis, dan badan pemerintahan. Hubungan ini harus saling menguntungkan bagi kedua belah pihak, untuk menciptakan win-win stuation, seperti itu, diperlukan proses memberi dan menerima yang banyak didasari oleh saling memahami terhadap kepentingan masing-masing. Kant, mendefinisikan etika sebagai “sebuah ilmu yang mengajarkan, bukan bagaimana kita mencapai kebahagiaan, tetap tentang bagaimana kita merasa bernilai dengan kebahagiaan apa yang dianggap sah secara hukum. Tidak selalu berarti etis dan apa yang dianggap etis, tidak selalu sah secara hukum undang-undang hanya mencakup beberapa situasi dari banyak situasi dalam public relations. Dalam banyak situasi professional public relations harus membuat penilaian tentang hal yang benar untuk dilakukan dalam rangka membangun hubungan antara organisasi dengan publiknya. Praktisi public relations harus menimbang antara keuntungan dan kerugian dari aktivitas komunikasi mereka dan atau harus memiliki keberanian mengatakan “ya” atau “tidak” , karena dampak jangka panjang dari sebuah keputusan yang buruk akan menutupi kerugian pada jangka pendek. Etika merupakan bidang yang harus menjadi perhatian bagi para praktisi PR, karena: Para praktisi menyadari bahwa beberapa pekerja PR memiliki reputasi kurang baik terkait perilaku mereka yang tidak etis. PR sering menjadi sumber pernyataan etis dari sebuah organisasi serta menjadi gudang bagi kebijakan etis dan sosial bagi organisasi. Praktisi PR telah berjuang membuat kode etik yang cocok untuk merek asendiri. Praktisis PR harus bertindak atas nama organisasi mereka sebagai lembaga OBUDSMAN (pejabat atau badan yang bertugas menangani berbagai keluhan masyarakat). Etika bagi publik yang mereka layani. 2016 11 Stakeholder Relations Rika Yessica Rahma,M.Ikom PusatBahan Ajar dan eLearning www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka Anderson, Erin dan Barton Weitz, 1992, “The Use of Pledges to Build and Sustain Commitment in Distribution Channels”, Journal of Marketing Research, Vol. XXIX, February. Ardianto, Elvinaro. 2011. Handbook of Public Relations Pengantar Komprehensif. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. CIO Leadership. 9 November 2009. Maximizing the value of Supplier Relationships. Kalwani, Manohar U., dan Narakesari Narayandas, 1995, “Long-Term ManufacturerSupplier Relationship: Do They Pay off for Supplier Firms?”, Journal of Marketing, Vol. 59. 2016 12 Stakeholder Relations Rika Yessica Rahma,M.Ikom PusatBahan Ajar dan eLearning www.mercubuana.ac.id