dasar2-teori-komunikasi

advertisement
TEORI KOMUNIKASI
DASAR-DASAR TEORI KOMUNIKASI
Komunikasi merupakan suatu proses, proses yang melibatkan source atau
komunikator, message atau pesan dan receiver atau komunikan. Pesan ini mengalir
melalui suatu media. Yang kemudian bisa terjadi berbagai hambatan dalam
prosesnya, inilah yang biasa dikenal dengan noise. Manusia senantiasa mengadakan
komunikasi karena manusia membutuhkan transaksi dalam hidup, inilah modus
utama sebuah komunikasi yaitu transaksional. Karenanya, komunikasi sering
mengundang feedback dari para komunikannya. Mempelajari teori-teori komunikasi
menjadi semacam pedoman fundamental untuk mahasiswa Ilmu Komunikasi untuk
lebih mengenal lagi bidang studi yang didalaminya.
Teori adalah konsep-konsep atau abstraksi, penyederhanaan dari suatu fakta atau
pengetahuan. Pengetahuan itu sendiri merupakan perspektif panca indera yang bisa
jadi sangat relatif, karena tidak semua orang berlatar belakang sama, entah itu latar
belakang pendidikan, budaya, agama, sehingga bagaimana menanggapi suatu
pengetahuan bisa sangat berbeda antara seseorang dengan yang lain. Seorang yang
melihat sebuah rumah dari depan, akan berbeda perspektif dengan orang yang
melihat rumah yang sama dari samping.
Atas dasar heterogenitas manusia, keberagaman latar belakang, teori hadir menjadi
konsep untuk dijalankan menjadi sebuah metode, menjadi intisari pengetahuan yang
diterima secara universal, disepakati umum, hingga dalam hal ini memudahkan
manusia untuk menerapkannya. Teori terbagi dua: General atau Umum dan
Kontekstual.
1. Pendekatan Keilmuan
Sebuah pengetahuan, akan menjadi ilmu pengetahuan jika memenuhi syarat-syarat:
sistematis, pengetahuan tersebut haruslah sistematis, tersusun dengan jelas,
sehingga dapat dicerna akal manusia. Pengetahuan tersebut memiliki objek kajian,
Filsafat misalnya, objek kajiannya adalah segala hal yang ada dan mungkin ada.
Pengetahuan tersebut memiliki metodologi. Serta yang terakhir, pengetahuan
tersebut bersifat universal, tidak diketahui oleh kelompok tertentu semata, bisa
diterima khalayak luas. Ilmu-ilmu pengetahuan yang beragam ini lalu diklasifikasi
melalui beberapa pendekatan keilmuan:
a. Pendekatan Scientific
Pendekatan keilmuan scientific, sifatnya sangat objektif. Memiliki alat ukur yang
terstandar (standardize). Sebuah alat ukur yang umum.
Ilmu pengetahuan yang terdapat dalam pendekatan scientific seperti Fisika, di
seluruh dunia telah menjadi standar yang umum bahwa frekuensi bunyi adalah
panjang gelombang dibagi waktu. Dan tidak akan terjadi perdebatan mengenai hal
ini.
b. Pendekatan Humaniora
Sangat berbeda dengan pendekatan scientific, pendekatan humaniora sifatnya
subjektif. Pendekatan ini memahami bahwa manusia dapat diukur. Pendekatan ini
berkaitan dengan nilai, budaya, sejarah, dll. Seperti halnya pengalaman. Kita
mendapatkan pengalaman dengan dua jalan, langsung dan tidak langsung.
Idealnya, pengalaman langsung kita dapatkan untuk hal yang baik, seperti
mendapatkan cumlaude di akhir kuliah. Dan pengalaman tidak langsung untuk halhal yang tidak begitu baik seperti kita mendengar kabar seseorang yang di-DO. Dari
kedua pengalaman itu, kita memetik nilai-nilai.
c. Pendekatan Ilmu Sosial
Pendekatan ini merupakan perpaduan scientific-humaniora. Karena kadang kita
mengamati gejala sosial manusia dan masyarakat menggunakan metode yang
ilmuah, sistematis, melalui rangkaian proses.
TEORI KONTEKSTUAL
Dalam komunikasi, sebagaimana telah disebutkan di atas, kita mengenal banyak
kondisi di mana komunikator menggunakan media yang berbeda dalam menghadapi
berbagai jumlah komunikan, dan disertai tujuan komunikasi yang berbeda pula. Jika
komunikator menginginkan self-disclosure dengan seseorang, maka dia perlu
menerapkan metode-metode dalam teori komunikasi interpersonal. Sebaliknya, jika
komunikator berkeinginan untuk menjalankan sebuah sistem kelompok, dengan
tujuan yang akan dicapai bersama, maka dia akan memegang teguh prinsip-prinsip
komunikasi kelompok.
Teori-teori itu disebut Teori Kontekstual, yang antara lain:
a. Intrapersonal Communication, yaitu interaksi dengan diri pribadi, yang sering
terjadi ketika kita mempertimbangkan suatu hal. Interpersonal Communication
mungkin terjadi karena setiap manusia memiliki dua hal yang bertentangan dalam
dirinya yaitu ego dan nurani.
b. Interpersonal Communication, yaitu pertukaran pesan yang dilakukan dua orang
yang sejajar, dan tidak lebih, di mana tujuan utamanya adalah self-disclosure. Pesan
yang terdapat dalam komunikasi ini sifatnya pribadi, dan proses penyampaiannya
lebih efektif melalui tatap muka secara langsung, meski dalam abad revolusi
komunikasi saat ini, teknologi membolehkan terjadinya interpersonal communication,
melalui telepon atau perbincangan (chat) di internet, dll.
c. Group Communication, yaitu pertukaran pesan dalam kelompok manusia yang
sejajar dan berjumlah tiga hingga lima belas orang, yang saling berinteraksi dalam
jangka waktu yang lama sehingga terjadi interdependensi dan menjadikan mereka
memiliki tujuan yang sama.
d. Organizational Communication, adalah pertukaran pesan dalam organisasi, yaitu
kelompok berstruktur. Terdapat aturan di dalamnya. Dan mereka melakukan
interaksi yang terus-menerus demi tujuan utama sebuah organisasi: eksistensi.
e. Mass Communication, yaitu proses penyampaian pesan dari sebuah lembaga
dengan masyarakat anonim yang heterogen sehingga pesannya bersifat umum dan
cenderung bersifat satu arah, one way communication. Dalam komunikasi massa,
tidak terjadi feedback/ umpan balik dan komunikasi massa senantiasa menggunakan
teknologi.
f. Intercultural Communication, adalah pertukaran pesan antar kebudayaan.
TEORI KOMUNIKASI BERDASARKAN JENIS
a. Teori-teori Fungsional & Struktural
Teori fungsional adalh teori yang asalnya adalah Biologi, teori ini menekankan pada
bagaimana mengorganisir & mempertahankan sistem. Sementara teori struktural
yang berasal dari ilmu linguistik berbicara tentang fakta bahwa seorang pengamat
adalah bagian dari struktur, sehingga cara pandangnya juga akan dipengaruhi oleh
struktur di luar dirinya. Teori struktural menekankan kajiannya pada bagaimana
mengorganisir bahasa dan sistem sosial.
b. Teori-teori Behavioral & Kognitif
Dikenal juga sebagai tori tingkah laku dan teori pengetahuan. Teori-teori ini
berkembang dari ilmu-ilmu pengetahuan behavioral dan aliran-aliran psikologi. Oleh
karena itu, sifatnya sangat individual.
Pusat kajian teori behavioral & kognitif ini berfokus pada diri manusia secara
individu. Salah satu konsep yang paling terkenal adalah teori S-R, StimulusResponse yang menggambarkan bahwa proses informasi antara stimulus dan
respon, bahwa manusia bersikap dan bertindak karena adanya stimulan. Manusia
bersikap karena pengetahuannya yang dibentuk oleh lingkungan seperti lingkungan
keluarga dan organisasi.
c. Teori Konvensional & Interaksional
Teori-teori ini berkembang dari aliran pendekatan interaksional simbolis, pandangan
dan asumsi teori konvensional & interaksional bahwa kehidupan sosial merupakan
suatu proses interaksi yang sifatnya membangun, memelihara, mengubah kebiasaan
tertentu, termasuk bahasa dan simbol-simbol yang digunakan dalam komunikasi.
Bahwa pengetahuan dapat ditemukan melalui metode interpretasi makna.
d. Teori Kritis dan Interpretif
Penekanan teori kritis dan interpretif terletak pada peran subjektivitas yang
didasarkan pada pengalaman individual. Teori ini memandang “meaning” sebagai
konsep kunci dalam teori-teori ini. Teori kritis dan interpretif dikembangkan oleh
Negara-negara di Eropa, utamanya di Jerman, Frankfut School.
TEORI ELEMEN KOMUNIKASI
1. Komunikator : proses komunikasi berawal dari sumber atau pengirim pesan, yaitu
dimana gagasan, ide atau pikiran , yang kemudian akan di sampaikan kepada
pihaknlainnya, yaitu pengirim pesan. Sumber atau pengirim pesan sering pula di
sebut dengan komunikattor.
2. Enkoding : dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan sumber untuk
menerjemahkan pikiran atau ide-idenyakedalam suatu bentuk yang diterima oleh
indra pihak penerima.
3. Pesan : ketika kita berbicara maka kata-kata yang kita ucapkan adalah pesan.
Pesan memililki wuujud yang dapat dirasakan atau diterima oleh indra. Dominick
mendefinisikan pesan sebagai the actual phisycal produc the source encodes.
4. Saluran : saluran atau channel adalah jalan yang di lalui pesan untuk sampai
kepada penerima. Aliran udara dapat juga berfungsi sbagai saluran.
5. Dekoding : kegiatan untuk menerjemahkan atau menginterpretasikan pesanpesan fisik kedalam suatu bentuk yang memiliki arti bagi penerima.
6. Komunikan : disebut juga audiens yaitu sasaran atau target dari pesan penerima.
7. Umpan Balik : tanggapan atau respons dari penerima pesan yang membentuk dan
mengubah pesan berikut yang akan disampaikan oleh sumber.umpan balik menjadi
perputaran arah dari arus komunikasi.
8. Gangguan
TRADISI TEORI KOMUNIKASI
Telah lama para ahli berupaya memberikan penjelasan mengenai pengertian
'komunikasi' melalui berbagai teori yang mereka kemukakan. Namun semakin
banyak upaya yang dilakukan untuk menjelaskan komunikasi, melalui berbagai
penelitian, justru pengertian komunikasi semakin kabur. Namun disinilah letak daya
tarik ilmu komunikasi karena selalu membuka peluang untuk diskusi dan
argumentasi. Hal ini tentu saja menuntut praktisi komunikasi untuk terus menerus
memperbaharui pengetahuannya di bidang ini.
Berbagai perbedaan pandangan mengenai komunikasi disebabkan para ahli
komunikasi memiliki ketertarikan yang berbeda-beda terhadap berbagai bidang atau
aspek yang tercakup dalam ilmu komunikasi. Para ahli komunikasi juga memiliki
pandangan yang tidak sama mengenai hal apa yang menjadi fokus perhatian atau
aspek apa dalam komunikasi yang menurut mereka paling penting dalam ilmu
komunikasi.
Tidak adanya teori tunggal dalam ilmu komunikasi mendorong kita untuk memiliki
suatu metamodel teori komunikasi yang bersifat menyeluruh (komprehensif) yang
dapat membantu kita menjelaskan berbagai topik dan asumsi dan membantu kita
dalam melakukan pendekatan terhadap berbagai teori yang ada. Metamodel teori
komunikasi menyediakan suatu sistem yang kuat bagi kita untuk mengorganisir
berbagai teori komunikasi.
Disini, kita menggunakan pandangan Robert T. Craig dalam menjelaskan berbagai
teori komunikasi yang jumlahnya banyak itu. Robert Craig membagi dunia teori
komunikasi ke dalam tujuh kelompok pemikiran atau tujuh tradisi pemikiran yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Sosiopsikologi (sociopsychological)
Sibernetika (cybernetic)
Retorika (rhetorical)
Semiotika (semiotic)
Sosiokultural (sociocultural)
Kritis (critical)
Fenomenologi (phenomenology)
1. SOSIOPSIKOLOGI
Pemikiran yang berada dibawah naungan sosiopsikologi memandang individu
sebagai makhluk sosial. Teori-teori yang berada di bawah tradisi sosiopsikologi
memberikan perhatiannya antara lain pada perilaku individu, pengaruh, kepribadian
dan sifat individu atau bagaimana individu melakukan persepsi. Sosiopsikologi
digunakan dalam topik-topik tentang diri individu, pesan, percakapan, hubungan
interpersonal, kelompok, organisasi, media, budaya dan masyarakat.
2. SIBERNETIKA
Sibernetika memandang komunikasi sebagai suatu sistem dimana berbagai elemen
yang terdapat di dalamnya saling berinteraksi dan saling mempengaruhi. Komunikasi
dipahami sebagai sistem yang terdiri dari bagian-bagian atau variabel-variabel yang
saling mempengaruhi satu sama lain. Sibernetika digunakan dalam topik-topik
tentang diri individu, percakapan, hubungan interpersonal, kelompok, organisasi,
media, budaya dan masyarakat.
3. RETORIKA
Retorika didefinisikan sebagai seni membangun argumentasi dan seni berbicara.
Dalam perkembangannya retorika juga mencakup proses untuk ‘menyesuaikan ide
dengan orang dan menyesuaikan orang dengan ide melalui berbagai macam pesan’
4. SEMIOTIKA
Semiotika memandang komunikasi sebagai proses pemberian makna melalui tanda
yaitu bagaimana tanda mewakili objek, ide, situasi, dan sebagainya yang berada
diluar diri individu. Semiotika digunakan dalam topik-topik tentang pesan, media,
budaya dan masyarakat.
5. SOSIOKULTURAL
Cara pandang sosiokultural menekankan gagasan bahwa realitas dibangun melalui
suatu proses interaksi yang terjadi dalam kelompok, masyarakat dan budaya.
Sosiokultural lebih tertarik untuk mempelajari pada cara bagaimana masyarakat
secara bersama-sama menciptakan realitas dari kelompok sosial, organisasi dan
budaya mereka. Sosiokultural digunakan dalam topik-topik tentang diri individu,
percakapan, kelompok, organisasi, media, budaya dan masyarakat.
6. KRITIS
Pertanyaan-pertanyaan mengenai kekuasaan (power) dan keistimewaan (privilege)
yang diterima kelompok tertentu di masyarakat menjadi topik yang sangat penting
dalam teori kritis. Kritis memandang komunikasi sebagai bentuk pemikiran yang
menentang ketidakadilan. Tradisi kritis digunakan dalam topik-topik tentang diri
individu, pesan, percakapan, hubungan interpersonal, kelompok, organisasi, media,
budaya dan masyarakat.
7. FENOMENOLOGI
Fenomenologi memandang komunikasi sebagai pengalaman melalui diri sendiri atau
diri orang lain melalui dialog. Tradisi memandang manusia secara aktif
menginterpretasikan pengalaman mereka sehingga mereka dapat memahami
lingkungannya melalui pengalaman personal dan langsung dengan lingkungan.
Tradisi fenomenologi memberikan penekanan sangat kuat pada persepsi dan
interpretasi dari pengalaman subjektif manusia. Pendukung teori ini berpandangan
bahwa cerita atau pengalaman individu adalah lebih penting dan memiliki otoritas
lebih besar dari pada hipotesa penelitian sekalipun. Fenomenologi digunakan dalam
teori-teori tentang pesan, hubungan interpersonal, budaya dan masyarakat.
Berbagai perbedaan yang terkandung dalam masing-masing kelompok tradisi
komunikasi tersebut mempengaruhi pada cara melakukan riset atau penelitian
komunikasi dan mempengaruhi pilihan teori yang akan digunakan. Setiap teori
menggunakan cara atau metode riset yang berbeda yang secara umum dapat dibagi
ke dalam dua kelompok besar paradigma penelitian yaitu objektif dan interpretatif.
1. Objektif
Ilmu pengetahuan seringkali diasosiasikan dengan sifatnya yang objektif (objectivity)
yang berarti bahwa pengetahuan selalu mencari standarisasi dan kategorisasi.
Dalam hal ini, para peneliti melihat dunia sedemikian rupa sehingga peneliti lain
yang menggunakan cara atau metode melihat yang sama akan menghasilkan
kesimpulan yang sama pula. Dengan kata lain, suatu replikasi atau penelitian yang
berulang-ulang akan selalu menghasilkan kesimpulan yang persis sama sebagaimana
penelitian dalam ilmu pengetahuan alam (natural sciences). Penelitian yang
menggunakan metode objektif sering disebut dengan penelitian empiris (scientific
scholarship) atau positivis. Perlu ditegaskan disini bahwa apa yang dikenal selama ini
sebagai tipe penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif masuk dalam kategori
penelitian objektif positivis ini.
2. Interpretatif
Mereka yang menggunakan pendekatan ini sering disebut dengan humanistic
scholarship. Jika metode objektif (penelitian kuantitatif/kualitatif) bertujuan
membuat standarisasi observasi maka metode subjektif (penelitian interpretatif)
berupaya menciptakan interpretasi. Jika ilmu pengetahuan berupaya untuk
mengurangi perbedaan diantara para peneliti terhadap objek yang diteliti maka para
peneliti humanistik berupaya untuk memahami tanggapan subjektif individu.
Pendekatan interpretatif memandang metode penelitian ilmiah tidaklah cukup untuk
dapat menjelaskan 'misteri' pengalaman manusia sehingga diperlukan unsur
manusiawi yang kuat dalam penelitian. Kebanyakan mereka yang berada dalam
kelompok ini lebih tertarik pada kasus-kasus individu daripada kasus-kasus umum.
Berdasarkan klasifikasi teori komunikasi oleh Robert Craig tersebut, yang manakah
dari ketujuh tradisi teori komunikasi tersebut yang memiliki sifat objektif dan yang
manakah yang bersifat interpretatif. Dalam hal ini, kita dapat menggunakan
pandangan Griffin melalui peta tradisi teori komunikasi sebagai berikut:
Download