prarancangan pabrik gliserol dari crude palm oil

advertisement
TUGAS AKHIR
PRARANCANGAN PABRIK GLISEROL
DARI CRUDE PALM OIL (CPO) DAN AIR
DENGAN PROSES CONTINUOUS FAT SPLITTING
KAPASITAS 44.000 TON/TAHUN
Oleh :
NAMA
:MAHANI
NIM
: D.500 040 051
NIRM
: 04 6 106 03050 50051
Dosen Pembimbing :
Farida Nur Cahyani, S.T., M.Sc.
Denny Vitasari, S.T., M.Eng.Sc.
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
SURAKARTA
2008
Prarancangan Pabrik Gliserol dari Crude Palm Oil (CPO) dan Air
dengan Proses Continuous Fat Splitting
Kapasitas 44.000 ton/tahun
1
Pendahuluan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan pembangunan industri di Indonesia semakin meningkat.
Kemajuan ini tampak dengan semakin banyak berdirinya pabrik yang mengolah
bahan mentah menjadi bahan jadi, serta meningkatnya industri barang untuk
modal termasuk industri mesin dan peralatan.
Istilah gliserol digunakan untuk zat kimia yang murni, sedang gliserin
digunakan untuk istilah hasil pemurnian secara komersial (Kirk Othmer, 1966).
Pada penganekaragaman industri kimia khususnya, gliserol adalah salah satu
bahan yang penting di dalam industri. Gliserol adalah bahan yang dibutuhkan
pada berbagai industri, misalnya: obat-obatan, bahan makanan, kosmetik, pasta
gigi, industri kimia, larutan anti beku, dan tinta printer. Jika dilihat dari
banyaknya kebutuhan gliserol di Indonesia, maka untuk mencukupi kebutuhan
bahan gliserol di Indonesia masih didatangkan dari luar negeri.
Pertimbangan utama yang melatarbelakangi pendirian Pabrik Gliserol ini
pada umumnya sama dengan sektor-sektor industri kimia yang lain, yaitu
mendirikan suatu pabrik yang secara sosial-ekonomi cukup menguntungkan.
Pendirian Pabrik Gliserol ini cukup menarik karena belum adanya Pabrik Gliserol
di Indonesia, dan juga karena prospeknya yang menguntungkan di masa
mendatang.
Pada tahun 2010 diperkirakan minyak sawit (Crude Palm Oil) Indonesia
menjadi nomor satu dalam jumlah produksi dunia. Sedangkan sampai tahun 2020
akan mencapai 20-25% produksi dunia. Di Indonesia, produksi Crude Palm Oil
(CPO) dari tahun 1996 sampai dengan tahun 2000 mengalami kenaikan, dengan
rata-rata kenaikan per tahun adalah 13,5%. Pada tahun 2004 produksi Crude Palm
Oil (CPO) di Indonesia sudah hampir mendekati produksi minyak sawit Malaysia,
yaitu 11,6 juta ton, dimana Malaysia memproduksi 13 juta ton. Kecenderungan ini
Mahani
D 500 040 051
Teknik Kimia UMS
1
Prarancangan Pabrik Gliserol dari Crude Palm Oil (CPO) dan Air
dengan Proses Continuous Fat Splitting
Kapasitas 44.000 ton/tahun
2
Pendahuluan
akan terus meningkat sampai tahun 2010, dimana Indonesia akan dapat unggul
dalam produksi Crude Palm Oil (CPO) Indonesia tahun 1999-2010.
Di samping itu, dilihat dari kebutuhan Gliserol yang semakin meningkat
di Indonesia, maka Pabrik Gliserol ini layak didirikan atas dasar pertimbangan:
1. Sebagai pemasok bahan baku untuk industri-industri farmasi dan kosmetik
dalam negeri.
2. Mengurangi jumlah impor gliserol sehingga dapat menghemat devisa
negara.
3. Memacu tumbuhnya industri lain yang memerlukan gliserol sebagai bahan
baku.
4. Membuka lapangan kerja baru.
1.2 Kapasitas Perancangan
Dalam mendirikan Pabrik Gliserol ini didasarkan pada beberapa
pertimbangan, yaitu:
1.2.1. Prediksi Kebutuhan dalam Negeri
Kapasitas Pabrik Gliserol ditentukan berdasarkan kebutuhan impor
dalam negeri yang berasal dari negara lain. Hal ini dapat dilihat dalam tabel di
bawah ini:
Tabel 1.1. Data Kebutuhan Impor Gliserol Tahun 2001-2005
No
Tahun
Kebutuhan Impor (ton/tahun)
1
2000
59.266
2
2001
232.252
3
2002
74.326
4
2003
5
2004
83.833
66.348
6
2005
215.089
(Badan Pusat Statistik, 2000-2006)
Mahani
D 500 040 051
Teknik Kimia UMS
Prarancangan Pabrik Gliserol dari Crude Palm Oil (CPO) dan Air
dengan Proses Continuous Fat Splitting
Kapasitas 44.000 ton/tahun
3
Pendahuluan
Berdasarkan tabel 1.1 di atas, maka dapat dibuat suatu persamaan
K apas itas Im por (Ton/Ta hun)
linier agar dapat memperkirakan kebutuhan gliserol di Indonesia pada tahun 2012.
4
3
2
y = -6356.8x + 5E+07x - 2E+11x + 2E+14x - 1E+17
R2 = 0.8533
250,000
200,000
150,000
100,000
50,000
0
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
Tahun
Gambar 1.1 Grafik Kebutuhan Impor Gliserol di Indonesia
Dari grafik di atas, dapat diperoleh persamaan linier yaitu
y = -6356,8 x4 + 5.107 x3 - 2.1011 x2 + 2.1014 x -1017. Sehingga, dapat diperkirakan
kapasitas impor Gliserol pada tahun 2012 adalah 200,262 ton/tahun.
1.2.2. Ketersediaan Bahan Baku
Bahan baku untuk memproduksi Gliserol adalah CPO (Crude Palm
Oil) dan air. Dilihat dari ketersediaan bahan bakunya di Indonesia, maka
Pabrik Gliserol ini layak didirikan di Indonesia, mengingat Indonesia
termasuk salah satu negara penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia.
1.2.3. Kapasitas Minimal
Dari Faith Keyes, 1961, 4 ed. “Industrial Chemicals” diperoleh
kapasitas yang menguntungkan untuk Pabrik Gliserol antara 6.000-600.000
ton/tahun.
Mahani
D 500 040 051
Teknik Kimia UMS
Prarancangan Pabrik Gliserol dari Crude Palm Oil (CPO) dan Air
dengan Proses Continuous Fat Splitting
Kapasitas 44.000 ton/tahun
4
Pendahuluan
Kapasitas Pabrik Gliserol yang telah berdiri, antara lain:
Tabel 1.2. Data Kapasitas Pabrik Gliserol yang Telah Berdiri
No.
Penghasil Gliserol
Kapasitas (Ton/tahun)
1.
Cognis, Cincinnati, Ohio.
29.483,506
2.
Colgate-Palmolive, Jeffersonville, Ind.
9.071,848
3.
Crompton, Mapleton, Ill.
9.071,848
4.
Crompton, Memphis, Tenn.
13.607,772
5.
Dial, Montgomery, Ill.
13.607,772
6.
Dow, Freeport, Texas.
63.502,936
7.
Lever, Hammond, Ind.
11.339,81
8.
Lonza, Painesville, Ohio.
9.071,848
9.
907,1848
10.
Marietta American, Olive Branch,
Mississipi.
Procter & Gamble, Ivorydale, Ohio.
68.038,86
11.
Starchem, Fostoria, Texas.
9.071,848
12.
Uniqema, Chicago, Ill.
15.875,734
Ketiga data di atas dapat digunakan sebagai acuan dalam menentukan
kapasitas rancangan Pabrik Gliserol ini. Oleh karena itu, dari ketiga data di atas,
ditetapkan kapasitas rancangan Pabrik Gliserol yang layak didirikan pada tahun
2012 sebesar 44.000 ton/tahun.
1.3 Pemilihan Lokasi
Pemilihan lokasi pabrik akan sangat menentukan kelangsungan dan
perkembangan suatu industri. Berdasarkan pengamatan, Rokan Hilir, Riau,
dirasa cocok sebagai tempat untuk mendirikan Pabrik Gliserol.
Secara teoritis, pemilihan lokasi pabrik didasarkan pada 2 faktor, yaitu
faktor utama dan faktor pendukung.
Mahani
D 500 040 051
Teknik Kimia UMS
Prarancangan Pabrik Gliserol dari Crude Palm Oil (CPO) dan Air
dengan Proses Continuous Fat Splitting
Kapasitas 44.000 ton/tahun
5
Pendahuluan
1.3.1
Faktor Utama dalam Pemilihan Lokasi Pabrik
1. Sumber Bahan Baku
Berdasarkan data statistik (BPS Semarang, 2002), Rokan
Hilir, Riau merupakan daerah terbesar penghasil Crude Palm Oil
(CPO). Bahan baku diperoleh dari beberapa pabrik yang berlokasi
di Rokan Hilir, Riau. Pabrik-pabrik tersebut antara lain:
a. PT GUNUNG MAS RAYA
b. PT LAHAN TANI SAKTI
c. PT SALIM IFO MAS PRATAMA
d. PT TUNGGAL MITRA PLANTATION
2. Letak Pasar
Gliserol merupakan bahan baku yang secara luas digunakan
dalam industri, antara lain:
1. Industri farmasi,
2. Industri bahan makanan dan monogliserida,
3. Industri sabun dan pasta gigi,
4. Industri bahan peledak,
5. Industri rokok,
6. Industri kimia lain (Alkil resin, Cellophone, pelumas, keramik,
produk fotografi dan kosmetik).
Secara astronomis, Propinsi Riau terletak di 1 o31’-2o25’ LS
dan 100 o-105oBT serta 6o45’-1o45’ BB. Pada Atlas Indonesia, dapat
dilihat letak propinsi Riau yang sangat strategis, yaitu dekat dengan
Selat Malaka, yang merupakan pintu gerbang perdagangan Asia
Tenggara khususnya, dekat dengan Pulau Batam yang terkenal dengan
pusat industri, dekat dengan negara Malaysia dan Singapura yang
merupakan negara tetangga terdekat yang mempunyai banyak industri.
mempunyai industri. Dilihat dari letaknya yang banyak berdekatan
Mahani
D 500 040 051
Teknik Kimia UMS
Prarancangan Pabrik Gliserol dari Crude Palm Oil (CPO) dan Air
dengan Proses Continuous Fat Splitting
Kapasitas 44.000 ton/tahun
6
Pendahuluan
dangan lokasi industri yang lain, sangat menguntungkan bila didirikan
pabrik di daerah Riau, akan lebih memudahkan untuk pemasaran
produk, baik ekspor maupun impor.
Lokasi Pendirian Pabrik Gliserol
Gambar 1.2. Peta Lokasi Pendirian Pabrik
3. Fasilitas Transportasi
 Transportasi Darat
Wilayah Riau bila dilihat dari Atlas Indonesia, tampak
bahwa Riau merupakan wilayah dataran rendah. Sehingga,
untuk transportasi darat berupa jalan raya sudah cukup
memadai. Distribusi produk melalui darat dapat dilakukan,
Mahani
D 500 040 051
Teknik Kimia UMS
Prarancangan Pabrik Gliserol dari Crude Palm Oil (CPO) dan Air
dengan Proses Continuous Fat Splitting
Kapasitas 44.000 ton/tahun
7
Pendahuluan
terutama untuk pemasaran produk Gliserol ke daerah-daerah
yang dapat dijangkau dengan jalur darat.
 Transportasi Laut
Riau memiliki pelabuhan laut utama, yaitu Pelabuhan
Bengkalis, yang letaknya di ujung utara Propinsi Riau, di Selat
Malaka. Adanya pelabuhan ini memudahkan untuk distribusi
produk Gliserol.
 Transportasi Udara
Fasilitas transportasi udara yang ada di Riau adalah
Bandar Udara Simpang Tiga yang berada di ibukota Propinsi
Riau, Pekanbaru. Dengan memanfaatkan fasilitas transportasi
udara dapat juga memperlancar distribusi produk Gliserol.
4. Tenaga Kerja
Riau merupakan salah satu daerah yang menjadi tujuan
bagi para tenaga kerja, karena letak Riau yang begitu strategis sebagai
kawasan industri Sumatera.
5. Utilitas
Fasilitas utilitas meliputi penyediaan air, bahan bakar dan
listrik. Kebutuhan listrik dapat dipenuhi dengan listrik dari PLN
(Perusahaan Listrik Negara). Untuk sarana penyediaan air dapat
diperoleh dari air sungai. Di Propinsi Riau banyak terdapat sungai,
seperti Sungai Rokan, Sungai Tapung, Sungai Mandau, Sungai Batang
Inderagiri, Sungai Siak, Sungai Kampar dan masih banyak lagi. Untuk
penyediaan air di Pabrik Gliserol ini, dipilih dari sungai Rokan (baik
Sungai Rokan Kanan maupun Sungai Rokan Kiri), karena lokasi
pendirian Pabrik Gliserol berada di daerah Rokan Hilir yang dekat
dengan lokasi pemasok CPO dan lebih dekat dengan palabuhan.
Mahani
D 500 040 051
Teknik Kimia UMS
Prarancangan Pabrik Gliserol dari Crude Palm Oil (CPO) dan Air
dengan Proses Continuous Fat Splitting
Kapasitas 44.000 ton/tahun
8
Pendahuluan
Sedangkan bahan bakar industri berupa minyak bumi, dapat dipasok
dari Dumai, yang terdapat tambang minyak bumi.
1.3.2
Faktor Pendukung dalam Pemilihan Lokasi Pabrik
1. Harga Tanah dan Gedung
Riau bukan daerah metropolis, sehingga harga tanah dan
bangunan di Riau diperkirakan masih dapat dijangkau. Daerah Riau
merupakan dataran rendah yang banyak memiliki alam sungai dan
rawa.
2. Kemungkinan Perluasan Pabrik
Riau merupakan daerah yang belum padat penduduk,
daerahnya banyak rawa, sehingga dimungkinkan masih banyak
terdapat lahan yang dapat dimanfaatkan untuk perluasan area pabrik.
3. Tersedianya Fasilitas Servis
Banyaknya
industri
yang
telah
berdiri
di
Riau,
membuktikan bahwa fasilitas servis di Riau cukup memadai, atau
setidaknya tidak begitu sulit untuk memperoleh fasilitas servis. Selain
itu, letaknya yang strategis untuk industri akan semakin mempermudah
dalam hal fasilitas servis.
4. Tersedianya Air yang Cukup
Air untuk proses dalam pabrik, dapat menggunakan air
sungai. Di
Propinsi Riau banyak terdapat sungai, seperti Sungai
Rokan (400 km), Sungai Tapung, Sungai Mandau, Sungai Batang
Inderagiri (500 km), Sungai Siak (300 km), Sungai Kampar (400 km)
dan masih banyak lagi. Sungai yang dipilih untuk penyediaan air di
Pabrik Gliserol adalah yang paling dekat dengan lokasi pabrik, yaitu
Sungai Rokan (baik Sungai Rokan Kanan maupun Sungai Rokan Kiri).
(Kantor Statistik Propinsi Riau, 1993)
Mahani
D 500 040 051
Teknik Kimia UMS
Prarancangan Pabrik Gliserol dari Crude Palm Oil (CPO) dan Air
dengan Proses Continuous Fat Splitting
Kapasitas 44.000 ton/tahun
9
Pendahuluan
5. Peraturan Pemerintah Daerah Setempat
Peraturan Pemerintah Daerah Riau untuk pendirian industri,
tidak merugikan bagi berdirinya industri di Riau. Hal ini dibuktikan
dengan banyaknya industri yang telah berdiri di Propinsi Riau.
6. Iklim
Daerah Riau beriklim tropis basah dengan rata-rata curah
hujan berkisar antara 2000-3000 mm per tahun yang dipengaruhi oleh
musim kemarau dan musim hujan.
(Kantor Statistik Propinsi Riau, 1993)
7. Keadaan Tanah
Jenis tanah di daerah Riau adalah beragam, dari luas 9.456
juta Ha sebagian besar jenis tanahnya adalah Organosol, yaitu 4.827
juta Ha lebih (51,06%), kemudian jenis tanah Pedsolik merah kuning
3.163 juta Ha lebih (33,45%) dan sisanya 0,569 juta Ha adalah jenis
tanah lainnya. Keadaan tanah di Riau relatif stabil dan berupa dataran
rendah, sehingga tidak ada kendala untuk didirikan pabrik di Riau.
(Kantor Statistik Propinsi Riau, 1993)
1.4 Tinjauan Pustaka
1.4.1
Proses Pembuatan
Berdasarkan Shreve’s Chemical Process Industries (1986), ada 3
cara pembuatan Gliserol. Penggolongan ini didasarkan pada perbedaan bahan
baku yang digunakan. Ketiga cara itu antara lain:
1. Twitchell
Pada proses ini minyak dihidrolisa dengan menggunakan proses
batch pada suhu 100-105oC, tekanan vakum, konversi yang
diperoleh 85-98% dengan kemurnian gliserol 5-15% dan waktu
tinggal 12-48 jam.
Proses ini menggunakan katalis katalis alkyl aryl sulfonic acid atau
cycloaliphatic sulfonic acid.
Mahani
D 500 040 051
Teknik Kimia UMS
Prarancangan Pabrik Gliserol dari Crude Palm Oil (CPO) dan Air
dengan Proses Continuous Fat Splitting
Kapasitas 44.000 ton/tahun
10
Pendahuluan
Dalam proses ini, proses hidrolisis dilakukan dengan 2 stage
berlawanan arah, menggunakan reaktor tangki berpengaduk.
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
CH2RCOO
CHRCOO
CH2OH
+ 3 H 2O
CH2RCOO
Trigliserida
CHOH +
3RCOOH
CH2OH
air
gliserol
asam lemak
Gliserol akan dipisahkan dari asam lemak melalui bagian bawah
tangki hidrolisis. Sedangkan asam lemak bersama katalis akan
keluar melalui bagian atas. Hasil bawah reaktor disebut sweet
water dengan kandungan gliserol sekitar 15%. Untuk menetralkan
asam lemak yang terbawa dan memekatkan gliserol sampai
konsentrasi yang dikehendaki dilakukan proses lanjutan yaitu
netralisasi, filtrasi, evaporasi, distilasi, dan kondensasi.
Adapun kelebihan proses ini antara lain:
a. Temperatur dan tekanan rendah.
b. Biaya awal rendah, karena alat yang dibutuhkan mudah dan
murah.
Sedangkan kelemahannya antara lain:
a. Perlu adanya pengendalian katalis.
b. Waktu reaksi lama.
c. Untuk persediaan bahan baku harus segera disuling untuk
menghindari kontaminasi katalis.
d. Terjadi penguapan yang tinggi dan bertendensi membentuk
asam yang berwarna gelap.
Mahani
D 500 040 051
Teknik Kimia UMS
Prarancangan Pabrik Gliserol dari Crude Palm Oil (CPO) dan Air
dengan Proses Continuous Fat Splitting
Kapasitas 44.000 ton/tahun
11
Pendahuluan
e. Membentuk lebih dari satu tahapan untuk mendapatkan
hasil yang baik, serta konsentrasi gliserol yang tinggi.
f. Tidak dapat beradaptasi dengan pengendalian yang
otomatis serta biaya karyawan yang tinggi.
g. Proses hanya menguntungkan untuk skala kecil.
2. Batch Autoclave
Proses ini meliputi hidrolisis asam lemak dengan air pada fase cair
dengan menggunakan katalis Seng Oksida (ZnO) dan Magnesium
Oksida (MgO) atau tanpa katalis. Proses ini akan memberikan
konversi sebesar 98%. Reaksi hidrolisis tanpa katalis berlangsung
pada suhu 220-240oC dan tekanan 29-31 atm dengan waktu tinggal
2-4
jam.
Reaksi
hidrolisis
dengan
menggunakan
katalis
berlangsung pada suhu 150-175oC dan tekanan 52-100 atm dengan
waktu tinggal selama 5-10 jam.
Kelebihan proses ini adalah:
a. Waktu tinggal lebih sedikit dibanding dengan Proses
Twitchell.
b. Adanya pengendalian katalis.
c. Biaya awal lebih murah, untuk produksi berkapasitas
rendah.
Kelemahan proses ini antara lain:
a. Reaksi lebih lama jika dibandingkan dengan proses
kontinyu.
b. Biaya karyawan tinggi.
c. Tidak dapat beradaptasi dengan pengendalian yang
otomatis, seperti halnya proses kontinyu.
d. Proses ini membutuhkan lebih dari 1 tahapan untuk
mendapatkan hasil yang lebih baik serta gliserol yang
mempunyai konsentrasi tinggi.
Mahani
D 500 040 051
Teknik Kimia UMS
Prarancangan Pabrik Gliserol dari Crude Palm Oil (CPO) dan Air
dengan Proses Continuous Fat Splitting
Kapasitas 44.000 ton/tahun
12
Pendahuluan
3. Continuous
Pada proses ini, minyak dihidrolisis pada suhu 250oC dan tekanan
41-48 atm. Proses ini memberikan konversi 97-99% dengan waktu
tinggal 2-3 jam. Reaksi hidrolisis dapat berlangsung dengan atau
tanpa katalis.
Adapun kelebihan dari proses ini adalah:
a. Proses tidak membutuhkan ruangan yang besar.
b. Kualitas produk beragam.
c. Asam lemak yang dihasilkan mempunyai konsentrasi
tinggi.
d. Harga labor rendah.
e. Proses lebih akurat, karena pengendalian dilakukan secara
otomatis.
f. Biaya tahunan rendah.
Sementara, kelemahannya antara lain:
a. Biaya awal produksi tinggi.
b. Kemampuan mengoperasikan besar.
c. Tekanan dan suhu yang dibutuhkan tinggi.
Proses ini dijalankan dalam reaktor lawan arah pada suhu dan
tekanan tinggi. Reaksi yang terjadi pada reaktor sama dengan yang
terjadi pada proses Twitchell, bedanya tidak menggunakan
katalisator. Jenis reaktornya pun berbeda, yaitu berupa menara
dengan ketinggian tertentu. Hasil atas dan bawah reaktor serupa
dengan hasil pada proses Twitchell. Produk gliserol diambil dari
bawah reaktor dan selanjutnya dipekatkan dengan menggunakan
multiplate effect evaporator. Proses selanjutnya adalah penetralan
kandungan asam lemak yang masih tersisa dengan basa, kemudian
difiltrasi untuk memisahkan produk gliserol dari endapan garam.
Mahani
D 500 040 051
Teknik Kimia UMS
Prarancangan Pabrik Gliserol dari Crude Palm Oil (CPO) dan Air
dengan Proses Continuous Fat Splitting
Kapasitas 44.000 ton/tahun
13
Pendahuluan
Gliserol yang dihasilkan selanjutnya tentu telah berkurang
kemurniannya karena adanya air dari larutan basa penetral, dari
reaksi penetralannuya sendiri dan dari air pencuci di filter. Oleh
karena itu, perlu dipekatkan lagi dengan sebuah evaporator
sebelum disimpan di tangki produk.
1.4.2
Kegunaan Produk
Kegunaan gliserol antara lain:
1. Kosmetik
Digunakan
sebagai
body
agent,
emollient,
humectant,
lubricant, solven. Biasanya dipakai untuk skin cream and
lotion, shampoo and hair conditioners, sabun dan detergen
2. Dental Cream
Digunakan sebagai humectant.
3. Peledak
Digunakan untuk membuat nitrogliserin sebagai bahan dasar
peledak.
4. Industri Makanan dan Minuman
Digunakan sebagai solven, emulsifier, conditioner, freeze,
preventer and coating serta dalam industri minuman anggur.
5. Industri Logam
Digunakan
untuk
pickling,
quenching,
stripping,
electroplatting, galvanizing dan solfering.
6. Industri Kertas
Digunakan sebagai humectant, plasticizer, dan softening agent.
7. Industri Farmasi
Digunakan untuk antibiotik dan kapsul.
8. Fotografi
Digunakan sebagai plasticizing.
Mahani
D 500 040 051
Teknik Kimia UMS
Prarancangan Pabrik Gliserol dari Crude Palm Oil (CPO) dan Air
dengan Proses Continuous Fat Splitting
Kapasitas 44.000 ton/tahun
14
Pendahuluan
9. Resin
Digunakan untuk polyurethanes, epoxies, pthalic acid dan
maleic acid resin.
10. Industri Tekstil
Digunakan untuk lubricating, antishrink, waterproofing dan
flameproofing.
11. Tobacco
Digunakan sebagai humectant, softening agent dan flavor
enhancer.
Berikut ini adalah persentase pemakaian gliserol untuk keperluan
indutri, yaitu:
1. Alkyd resin 36%
2. Cellophone 17%
3. Untuk kebutuhan obat-obatan dan pasta gigi 16%
4. Industri tembakau 13%
5. Monogliserides dan bahan makanan 3%
6. Bahan peledak 5%
7. Untuk penggunaan lain (seperti pelumas, sabun detergen,
keramik, produk fotografi, dan kosmetik) 14%.
(Kirk Othmer, 1966)
1.4.3
Sifat Fisika dan Sifat Kimia Bahan Baku dan Produk
1. Crude Palm Oil (CPO)
 Sifat Fisika
Rumus Molekul
: CH2COOR
CHCOOR
CH2COOR
Mahani
D 500 040 051
Teknik Kimia UMS
Prarancangan Pabrik Gliserol dari Crude Palm Oil (CPO) dan Air
dengan Proses Continuous Fat Splitting
Kapasitas 44.000 ton/tahun
15
Pendahuluan
Rumus Kimia
: C 3H5(COOR) 3
Berat Molekul
: 847,28 g/mol
Titik Didih
: 298oC
Titik Beku
: 5 oC
Specific Gravity (37,8oC)
: 0,9
Densitas
: 0,895 g/cm 3
Panas Jenis
: 0,497 kal/g oC
Angka Sabun
: 198
Angka Asam
:8
Tegangan Muka
: 35,4 dyne/cm (20 oC)
27,3 dyne/cm (60 oC)
Kenampakan
: Cairan kuning jingga
Kemurnian
: 98%
Impuritas
: 2%
(Ketaren, 1986)
 Sifat Kimia
a. Hidrolisis
Reaksi
hidrolisis
antara
minyak
dan
air
akan
menghasilkan asam lemak dan gliserol, menurut reaksi:
C3H5(COOR)3 + H 2O  C3H5(OH)3 + 3HOOCR
b. Esterifikasi
Esterifikasi
asam
lemak
adalah
kebalikan
dari
hidrolisis, dibuat secara lengkap secara kontinyu
penyingkiran air dari zona reaksi.
c. Interesterifikasi
Ester beralkohol rendah diperoleh dengan mereaksikan
alkohol
Mahani
D 500 040 051
Teknik Kimia UMS
secara
langsung
dengan
lemak
untuk
Prarancangan Pabrik Gliserol dari Crude Palm Oil (CPO) dan Air
dengan Proses Continuous Fat Splitting
Kapasitas 44.000 ton/tahun
16
Pendahuluan
menggantikan gliserol, biasanya menggunakan katalis
alkali.
Reaksinya adalah sebagai berikut:
C3H5(COOR)3+3CH3OH
3CH3OOCR+ C3H5(OH)3
Reaksi ini biasa disebut alkoholisis.
d. Saponifikasi
Jika
lemak
direaksikan
dengan
alkali
untuk
menghasilkan gliserol dan garam atau sabun atau logam
alkali maka reaksinya sebagai berikut:
C3H5(COOR)3 + 3NaOH
C3H5(OH)3 + 3NaOOCR
Reaksi ini adalah dasar reaksi yang digunakan pada
industri sabun.
(Daniel Swern, 1982)
2. Air
 Sifat Fisika
Rumus Molekul
: H–O –H
Rumus Kimia
: H2O
Berat Molekul
: 18, 0153 g/mol
Titik Didih
: 100 oC
Titik Beku
: 0 oC
Temperatur Kritis
: 374,15oC
Tekanan Kritis
: 218,3074 atm
Densitas
: 0,998 g/cm3 (cair, 20oC)
0,92 g/cm3 (padatan)
Panas Jenis
: 0,9995 kal/goC
Kenampakan
: Cairan jernih
Kemurnian
: 100%
(ChemCad 5.7)
Mahani
D 500 040 051
Teknik Kimia UMS
Prarancangan Pabrik Gliserol dari Crude Palm Oil (CPO) dan Air
dengan Proses Continuous Fat Splitting
Kapasitas 44.000 ton/tahun
17
Pendahuluan
 Sifat Kimia
a. Hidrolisis
Reaksi
hidrolisis
antara
minyak
dan
air
akan
menghasilkan asam lemak dan gliserol, menurut reaksi:
C3H5(COOR)3 + H 2O
C3H5(OH)3 + 3HOOCR
3. Gliserol
 Sifat Fisika
Rumus Molekul
: CH2OH
CHOH
CH2OH
Rumus Kimia
: C3H5(OH) 3
Nama Lain
: 1,2,3-Propanatriol
1,2,3-Trihidroksipropana
Gliserin
Gliseritol
Glycyl Alcohol
(www.wikipedia.com)
Mahani
D 500 040 051
Teknik Kimia UMS
Berat Molekul
: 92,095 g/mol
Titik Didih
: 290oC
Titik Leleh
: 18oC
Temperatur Kritis
: 451,85 oC
Tekanan Kritis
: 65,82778 atm
Specific Gravity (25oC)
: 1,262
Densitas
: 1,261 g/cm3
Viskositas
: 1,5 Pa.s
Panas Jenis
: 0,497 kal/g oC
Energi
: 4,32 kkal/g
Prarancangan Pabrik Gliserol dari Crude Palm Oil (CPO) dan Air
dengan Proses Continuous Fat Splitting
Kapasitas 44.000 ton/tahun
18
Pendahuluan
Flash Point
: 160 oC
Kenampakan
: Cairan kuning pucat
(Chemcad 5.7)
Kemurnian
: 99%
Impuritas
: Air
1%
(www.jtbaker.com/msds/w/0600.htm)
 Sifat Kimia
a. Hidrolisis
Reaksi
hidrolisis
antara
minyak
dan
air
akan
menghasilkan asam lemak dan gliserol, menurut reaksi:
C3H5(COOR)3 + H 2O
C3H5(OH)3 + 3HOOCR
b. Saponifikasi
Jika
lemak
direaksikan
dengan
alkali
untuk
menghasilkan gliserol dan garam atau sabun atau logam
alkali maka reaksinya sebagai berikut:
C3H5(COOR)3 +3NaOH
C3H5(OH)3 + 3NaOOCR
Reaksi ini adalah dasar reaksi yang digunakan pada
industri sabun.
c. Interesterifikasi
Ester beralkohol rendah diperoleh dengan mereaksikan
alkohol
secara
langsung
dengan
lemak
untuk
menggantikan gliserol, biasanya menggunakan katalis
alkali.
Reaksinya adalah sebagai berikut:
C3H5(COOR)3+3CH3OH
3CH3OOCR+ C3H5(OH)3
Reaksi ini biasa disebut alkoholisis.
(Swern, 1982)
Mahani
D 500 040 051
Teknik Kimia UMS
Prarancangan Pabrik Gliserol dari Crude Palm Oil (CPO) dan Air
dengan Proses Continuous Fat Splitting
Kapasitas 44.000 ton/tahun
19
Pendahuluan
4. Asam Lemak
 Sifat Fisika
O
Rumus Molekul
: R – C - OH
Rumus Kimia
: RCOOH
Berat Molekul
: 283,7667 g/mol
Titik Didih
: 215oC (pada 15mmHg)
Titik Leleh
: 63-64oC
Densitas
: 0,853 g/cm3 (pada 62oC)
(Chemcad 5.7)
Kenampakan
: Cairan kuning muda
Kelarutan
: Tak larut dalam air
Kemurnian
: 88%
Impuritas
: CPO
3%
Air
9%
 Sifat Kimia
a. Hidrolisis
Reaksi
hidrolisis
antara
minyak
dan
air
akan
menghasilkan asam lemak dan gliserol, menurut reaksi:
C3H5(COOR)3 + H 2O
C3H5(OH)3 + 3HOOCR
b. Saponifikasi
Jika
lemak
direaksikan
dengan
alkali
untuk
menghasilkan gliserol dan garam atau sabun atau logam
alkali maka reaksinya sebagai berikut:
C3H5(COOR)3+ 3NaOH
C3H5(OH)3 + 3NaOOCR
Reaksi ini adalah dasar reaksi yang digunakan pada
industri sabun.
c. Interesterifikasi
Ester beralkohol rendah diperoleh dengan mereaksikan
alkohol
Mahani
D 500 040 051
Teknik Kimia UMS
secara
langsung
dengan
lemak
untuk
Prarancangan Pabrik Gliserol dari Crude Palm Oil (CPO) dan Air
dengan Proses Continuous Fat Splitting
Kapasitas 44.000 ton/tahun
20
Pendahuluan
menggantikan gliserol, biasanya menggunakan katalis
alkali. Reaksinya adalah sebagai berikut:
C3H5(COOR)3+3CH3OH
3CH3OOCR+ C3H5(OH)3
Reaksi ini biasa disebut alkoholisis.
(Daniel Swern, 1982)
Reaksi ini adalah dasar reaksi yang digunakan pada
industri sabun.
d. Interesterifikasi
Ester beralkohol rendah diperoleh dengan mereaksikan
alkohol
secara
langsung
dengan
lemak
untuk
menggantikan gliserol, biasanya menggunakan katalis
alkali. Reaksinya adalah sebagai berikut:
C3H5(COOR)3+3CH 3OH
3CH3OOCR+ C3H5(OH)3
Reaksi ini biasa disebut alkoholisis.
(Daniel Swern, 1982)
Ester beralkohol rendah diperoleh dengan mereaksikan
alkohol
secara
langsung
dengan
lemak
untuk
menggantikan gliserol, biasanya menggunakan katalis
alkali. Reaksinya adalah sebagai berikut:
C3H5(COOR)3+3CH 3OH
3CH3OOCR+ C3H5(OH)3
Reaksi ini biasa disebut alkoholisis.
(Daniel Swern, 1982
Mahani
D 500 040 051
Teknik Kimia UMS
Prarancangan Pabrik Gliserol dari Crude Palm Oil (CPO) dan Air
dengan Proses Continuous Fat Splitting
Kapasitas 44.000 ton/tahun
21
Deskripsi Proses
BAB II
DESKRIPSI PROSES
2.1. Spesifikasi Produk dan Bahan Baku
2.6.1. Produk
1. Gliserol
Rumus Molekul
: CH2OH
CHOH
CH2OH
Rumus Kimia
: C 3H5(OH) 3
Nama Lain
: 1,2,3-Propanatriol
1,2,3-Trihidroksipropana
Gliserin
Gliseritol
Glycyl Alcohol
(www.wikipedia.com)
Berat Molekul
: 92,095 g/mol
Titik Didih
: 290 oC
Titik Leleh
: 18 oC
Specific Gravity (25oC)
: 1,262
Densitas
: 1,261 g/cm3
Viskositas
: 1,5 Pa.s
(Chemcad 5.7)
Panas Jenis
: 0,497 kal/g oC
Kenampakan
: Cairan kuning pucat
Kemurnian
: 99%
Impuritas
: Air
1%
(www.jtbaker.com/msds/w/0600.htm)
2. Asam Lemak
Mahani
D 500 040 051
Teknik Kimia UMS
21
O
Prarancangan Pabrik Gliserol dari Crude Palm Oil (CPO) dan Air
dengan Proses Continuous Fat Splitting
Kapasitas 44.000 ton/tahun
22
Deskripsi Proses
Rumus Molekul
: R – C - OH
Rumus Kimia
: RCOOH
Berat Molekul
: 283,7667 g/mol
Titik Didih
: 215oC (pada 15mmHg)
Titik Leleh
: 63-64oC
Densitas
: 0,853 g/cm3 (pada 62oC)
(Chemcad 5.7)
Kenampakan
: Cairan kuning muda
Kelarutan
: Tak larut dalam air
Kemurnian
: 88%
Impuritas
: CPO
3%
Air
9%
2.6.2. Bahan Baku
1. Crude Palm Oil (CPO)
Rumus Molekul
: CH2COOR
CHCOOR
CH2COOR
Rumus Kimia
: C 3H5(COOR) 3
Berat Molekul
: 847,28 g/mol
Titik Didih
: 298 oC
Titik Beku
: 5 oC
Specific Gravity (37,8oC)
: 0,9
Densitas
: 0,895 g/cm 3
Panas Jenis
: 0,497 kal/g oC
Kenampakan
: Cairan kuning jingga
Kemurnian
: 98%
Impuritas
: Air
2%
(Ketaren, 1986)
2. Air
Mahani
D 500 040 051
Teknik Kimia UMS
Prarancangan Pabrik Gliserol dari Crude Palm Oil (CPO) dan Air
dengan Proses Continuous Fat Splitting
Kapasitas 44.000 ton/tahun
23
Deskripsi Proses
Rumus Molekul
:H–O–H
Rumus Kimia
: H2O
Berat Molekul
: 18,0153 g/mol
Titik Didih
: 100 oC
Titik Beku
: 0 oC
Temperatur Kritis
: 374,15oC
Tekanan Kritis
: 218,3074 atm
Densitas
: 0,998 g/cm 3 (cair, 20oC)
0,92 g/cm3 (padatan)
Panas Jenis
: 0,9995 kal/g oC
Kenampakan
: Cairan jernih
Kemurnian
: 100%
(ChemCad 5.7)
2.2. Konsep Proses
2.6.1. Dasar Reaksi
Reaksi yang terjadi pada pembentukan gliserol adalah:
C3H5(COOR)3 + 2H 2O  C3H5(OH)3 + 3RCOOH
Trigliserida
Air
Gliserol
Asam Lemak
2.6.2. Mekanisme Reaksi
Dalam proses gliserol terdapat senyawa ester trigliserida yang
merupakan penyusun utama minyak nabati dan hewani.
Reaksi trigliserida dan air menjadi gliserol dan asam lemak antara
lain sebagai berikut:
CH2RCOO
CHRCOO
CH2OH
+3 H 2O
CH2RCOO
Trigliserida
+
3RCOOH
CH2OH
Air
Dapat ditulis menjadi:
Mahani
D 500 040 051
Teknik Kimia UMS
CHOH
Gliserol
Asam lemak
Prarancangan Pabrik Gliserol dari Crude Palm Oil (CPO) dan Air
dengan Proses Continuous Fat Splitting
Kapasitas 44.000 ton/tahun
24
Deskripsi Proses
C3H5(COOR)3 + 2H 2O  2RCOOH + C3H5COOR(OH)2
Trigliserida
Air
Asam Lemak
Monogliserida
C3H5COOR(OH) 2 + H2O  RCOOH + C3H5(OH)3
Monogliserida
Air
Asam Lemak Gliserol
Reaksi ini terjadi pada suhu 260oC dan tekanan 55 bar. Proses ini
memberikan konversi 97% dengan waktu tinggal 3 jam.
(Lurgi, 2007)
2.6.3. Tinjauan Termodinamika
Reaksi hidrolisis CPO merupakan reaksi endotermis. Konsep
tinjauan termodinamika dari reaksi pembuatan gliserol ditinjau dari reaksi
utamanya, yaitu:
CH2RCOO
CHRCOO
CH2OH
+
3 H2O
CH2RCOO
Trigliserida
CHOH
+
3RCOOH
CH2OH
Air
Gliserol
Asam lemak
Untuk mengetahui reaksi berlangsung secara eksotermis atau
endotermis, dapat dihitung dengan persamaan:
ΔHro= Hf̊(p) - Hf̊(r)
Dimana:
Hºf C3H5(COOR) 3 = -382,456 kal/gmol
Hºf H2O
= -68,317 kal/gmol
Hºf RCOOH
= -138,642 kal/gmol
Hºf C3H5(OH) 3
= -159,10 kal/gmol
Mahani
D 500 040 051
Teknik Kimia UMS
Prarancangan Pabrik Gliserol dari Crude Palm Oil (CPO) dan Air
dengan Proses Continuous Fat Splitting
Kapasitas 44.000 ton/tahun
25
Deskripsi Proses
Hºr = [3(Hºf RCOOH) + 1(Hºf C3H5(OH)3)] - [1(Hº f C3H5(COOR)3) +
3(Hºf H2O)]
Hºr = [3(-138,642) + 1(-159,10)] - [1(-382,456) + 3(-68,317)]
Hºr = 12,321 kal/gmol
Harga H yang positif menunjukkan bahwa reaksi yang terjadi
merupakan reaksi endotermis yaitu reaksi yang menyerap panas atau
membutuhkan panas, sehingga untuk menjaga agar reaksi tetap
berlangsung pada kondisi proses perlu ditambahkan panas.
Untuk mengetahui apakah reaksinya irreversible atau reversible
(harga K) dapat dihitung dengan persamaan konstanta kesetimbangan
berikut:
ΔGro = - RT ln K
(Gr )
Ln K 
RT

1  1 
(Gr ) 








T  T 
Ln K 0
R
1   2 


Ln K A
Keterangan:
ΔGr
= Energi Gibbs (kal/mol)
K0
= Konstanta kesetimbangan pada suhu referensi
K1
= Konstanta kesetimbangan pada suhu operasi
T1
= Temperatur operasi
T2
= Temperatur referensi
R
= Tetapan gas (1,987 kal/mol.K)
Gºf C3H5 (COOR)3 = - 84,842 kal/gmol
Gºf H2O
= - 59,690 kal/gmol
Gºf RCOOH
= - 90,098 kal/gmol
Gºf C3H5(OH) 3
= -113,650 kmol/gmol
Mahani
D 500 040 051
Teknik Kimia UMS
Prarancangan Pabrik Gliserol dari Crude Palm Oil (CPO) dan Air
dengan Proses Continuous Fat Splitting
Kapasitas 44.000 ton/tahun
26
Deskripsi Proses
Gºr = [3(Gº f RCOOH) + 1(Gºf C3H5(OH)3)] - [1(Gºf C3H5 (COOR)3)
+ 3(Gº f H2O)]
Gºr = [3(- 90,098) + 1(- 113,650)] - [1(- 84,842) + 3(- 59,690)]
Gºr = -120,032 kal/gmol
Gºr = -RT.ln K
-120,032 kal/gmol = -1,987 kal/gmol K. (298 K). ln K
ln K = -0,2027
K = 1,2247
Pada T = T operasi
ln
ln
K operasi
K 298
ΔG T Tref

x
R
T x Tref
K operasi
- 120,032 563,15 298,15

x
1,2247
1,987
563,15 x 298,15
Koperasi
= 1,03199
Dari persamaan reaksi hidrolisis minyak di atas, terlihat bahwa
reaksi tersebut merupakan reaksi yang reversibel, sehingga agar reaksi
tetap berjalan ke kanan dapat dilakukan dengan menggunakan kemurnian
reaktan yang tinggi atau memperbesar jumlah reaktan yang bereaksi dalam
hal ini air dibuat berlebihan (excess) sehingga kesetimbangan akan
bergeser ke kanan.
2.6.4. Tinjauan Kinetika
Persamaan reaksi hidrolisis minyak di atas disederhanakan menjadi :
k1
A+B
k2
C+D
Reaksi hidrolisis minyak merupakan reaksi reversibel namun karena
kecepatan reaksi ke kanan jauh lebih besar daripada kecepatan reaksi ke
kiri maka pada proses hidrolisis minyak selalu dianggap bahwa reaksinya
meruapakan reaksi irreversibel (Kirk Othmer, 1985).
Mahani
D 500 040 051
Teknik Kimia UMS
Prarancangan Pabrik Gliserol dari Crude Palm Oil (CPO) dan Air
dengan Proses Continuous Fat Splitting
Kapasitas 44.000 ton/tahun
27
Deskripsi Proses
Ditinjau dari segi kinetika, kecepatan reaksi proses hidrolisa
pembentukan gliserol dapat ditulis dalam persamaan:
(-ra) = k1Ca Cb – k2CcCd
k
K= 1
k2
Maka jika kedua persamaan tersebut digabung menjadi:
(-ra ) = k1 [CaCb Untuk harga K yang besar maka
1
CcCd ]
K
1
CcCd mendekati nol dan dapat
K
diabaikan, sehingga persamaan menjadi:
(-ra ) = k1CaCb
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan oleh Khairat, Syamsu
Herman diperoleh harga:
α
= 1,3828-1,4147 (rata-rata 1,4)
β
= 0,5897-0,6274 (rata-rata 0,6)
Dari persamaan di atas, diperoleh konstanta kecepatan reaksi:
k A.e E / RT
Dengan, k
= Konstanta kecepatan reksi
E
= Energi aktivasi
R
= Tetapan gas murni
T
= Suhu
A
= Frekuensi tumbukan
k = 9,295 x 107 e(-10834 ,94/T)
(Khairat, 2004)
Saat T = 523 K, berarti dari persamaan konstanta kecepatan reaksi
(k) di atas, diperoleh k = 0,0935.
Mahani
D 500 040 051
Teknik Kimia UMS
Prarancangan Pabrik Gliserol dari Crude Palm Oil (CPO) dan Air
dengan Proses Continuous Fat Splitting
Kapasitas 44.000 ton/tahun
28
Deskripsi Proses
2.3. Langkah Proses
Pada perancangan ini yang digunakan adalah proses Continuous Splitting.
Kondisi operasi proses adalah pada temperatur 260 oC dan tekanan 55 bar.
Proses pengolahan sampai produk akhir yang berupa Fliserol, melewati
beberapa tahapan utama yaitu:
A. Persiapan Bahan Baku
B. Proses Continuous Fat Splitting
C. Pemurnian Gliserol
2.6.2.
Tahap Persiapan Bahan Baku
Bahan baku berupa CPO (Crude Palm Oil) diperoleh dari
PT. Salim Ifo Mas Pratama, Rokan Hilir, Riau menggunakan pipa.
Untuk mengatur kestabilan laju alir CPO (Crude Palm Oil) yang
masuk ke dalam Fat Splitting Column, maka aliran dari pipa
dimasukkan ke dalam tangki penampung sementara yang
berbentuk silinder vertikal dengan flat bottom conical roof (T-01)
dengan waktu penyimpanan selama 24 jam. Bahan baku CPO
(Crude Palm Oil) dipompa sampai tekanan 55 bar dan dinaikkan
suhunya dengan Heat Exchanger Shell and Tube dengan media
pemanas saturated steam pada suhu 275,54 oC sehingga suhunya
naik menjadi 260 oC.
Bahan baku berupa air diperoleh dari Sungai Ogan
Komering, Rokan Hilir, Riau melalui pipa, dengan terlebih dahulu
diproses di Unit Utilitas, untuk menghilangkan kandungankandungan pengotor maupun logam di dalamnya.Bahan baku alir
dialirkan melalui pipa. Sebelum masuk ke Fat Splitting Column,
air dipompa sampai tekana 55 bar dan dinaikkan suhunya dengan
Heat Exchanger Shell and Tube dengan media pemanas saturated
steam pada suhu 275,54o C sehingga suhunya naik menjadi 260oC.
Mahani
D 500 040 051
Teknik Kimia UMS
Prarancangan Pabrik Gliserol dari Crude Palm Oil (CPO) dan Air
dengan Proses Continuous Fat Splitting
Kapasitas 44.000 ton/tahun
29
Deskripsi Proses
2.6.3.
Proses Continuous Fat Splitting
Reaksi antara CPO (Crude Palm Oil) dengan air
berlangsung dalam reaktor yang disebut sebagai Fat Splitting
Column, yaitu berupa reaktor menara lawan arah yang beroperasi
pada suhu 260 oC dan tekanan 55 bar. Reaksi yang terjadi terjadi
adalah reaksi endotermis, sehingga diperlukan pemanas berupa
steam dalam Fat Splitting Column.
Produk atas Fat Splitting Column berupa Asam Lemak
dengan kadar 88% dimanfaatkan sebagai penghasil steam dengan
memanfaatkan panasnya dalam Waste Heat Boiler (WHB-01),
kemudian diturunkan tekanannya menjadi 1 atm dengan Expansion
Valve (E-03). Produk Gliserol diambil dari bawah menara, dan
selanjutnya masuk ke unit pemurnian produk.
2.6.4.
Pemurnian Gliserol
Produk Fat Splitting Column bagian bawah berupa Sweet
Water (Gliserol dengan kadar 12%) masuk ke Evaporator mulltiefek (EV-01, EV-02, EV-03) untuk diuapkan sebagian air yang
terkandung di dalamnya, sehingga kadarnya naik menjadi 75%.
Gliserol yang keluar dari Evaporator selanjutnya masuk ke dalam
Tangki Berpengaduk (TB-01) untuk ditambahkan NaOH 0,5%.
Penambahan NaOH 0,5% ini bertujuan untuk menyabunkan Asam
Lemak yang terkandung dalam larutan gliserol tersebut, sehingga
output dari Tangki Berpengaduk (TB-01) ini sudah tidak
mengandung pengotor berupa Asam Lemak lagi.
Selanjutnya, output dari Tangki Berpengaduk (TB-01) ini
masuk ke Menara Distilasi Packing (MD-01) untuk memisahkan
gliserol dengan sabun, sekaligus untuk memurnikan gliserol
sehingga diperoleh kadar 99%.
Gliserol output dari Menara Distilasi (MD-01) berupa
Gliserol 99% selanjutnya masuk ke Bleaching Tank (BT-01) yang
Mahani
D 500 040 051
Teknik Kimia UMS
Prarancangan Pabrik Gliserol dari Crude Palm Oil (CPO) dan Air
dengan Proses Continuous Fat Splitting
Kapasitas 44.000 ton/tahun
30
Deskripsi Proses
berupa tangki berpengaduk untuk dijernihkan warnanya dengan
Activated Charcoal. Selanjutnya untuk menghilangkan Activated
Charcoal yang terikut, gliserol dilewatkan pada Filter (F-01)
sebagai langkah terakhir proses. Selanjutnya Gliserol dialirkan ke
Tangki Penyimpan Produk (T-02).
Activated Charcoal. Selanjutnya untuk menghilangkan
Activated Charcoal yang terikut, gliserol dilewatkan pada Filter (F01) sebagai langkah terakhir proses. Selanjutnya Gliserol dialirkan
ke Tangki Penyimpan Produk (T-02).
Activated Charcoal. Selanjutnya untuk menghilangkan
Activated Charcoal yang terikut, gliserol dilewatkan pada Filter (F01) sebagai langkah terakhir proses. Selanjutnya Gliserol dialirkan
ke Tangki Penyimpan Produk (T-02).
Activated Charcoal. Selanjutnya untuk menghilangkan
Activated Charcoal yang terikut, gliserol dilewatkan pada Filter (F01) sebagai langkah terakhir proses. Selanjutnya Gliserol dialirkan
ke Tangki Penyimpan Produk (T-02).
Activated Charcoal. Selanjutnya untuk menghilangkan
Activated Charcoal yang terikut, gliserol dilewatkan pada Filter (F01) sebagai langkah terakhir proses. Selanjutnya Gliserol dialirkan
ke Tangki Penyimpan Produk (T-02).
Activated Charcoal. Selanjutnya untuk menghilangkan
Activated Charcoal yang terikut, gliserol dilewatkan pada Filter (F01) sebagai langkah terakhir proses. Selanjutnya Gliserol dialirkan
ke Tangki Penyimpan Produk (T-02).
Activated Charcoal. Selanjutnya untuk menghilangkan
Activated Charcoal yang terikut, gliserol dilewatkan pada Filter (F01) sebagai langkah terakhir proses. Selanjutnya Gliserol dialirkan
ke Tangki Penyimpan Produk (T-02).
Mahani
D 500 040 051
Teknik Kimia UMS
Prarancangan Pabrik Gliserol dari Crude Palm Oil (CPO) dan Air
dengan Proses Continuous Fat Splitting
Kapasitas 44.000 ton/tahun
31
Deskripsi Proses
2.4. Neraca Massa dan Neraca Panas
2.6.1.
Neraca Massa
A. Neraca Massa Total
Tabel 2.1. Neraca Massa Total
No
Komponen
Input (kg/jam)
Output (kg/jam)
Arus 1
Arus 2
Arus 7
Arus 11
Arus 3
Arus 6
Arus 9
Arus 12
Arus 14
Arus 15
54910,62
-
-
-
1647,32
-
-
-
-
-
1120,62
44824,99
16969,55
-
5084,17
35534,08
18882,22
-
-
55,56
1
CPO
2
Air
3
Asam Palmitat
-
-
-
-
21021,97
-
-
-
-
-
4
Asam Stearat
-
-
-
-
2121,81
-
-
-
-
-
5
Asam Oleat
-
-
-
-
21594,43
-
-
-
-
-
6
Asam Linoleat
-
-
-
-
4706,41
-
-
-
-
-
7
Asam Miristat
-
-
-
-
851,67
-
-
-
-
-
8
Gliserol
-
-
-
-
-
-
-
-
5500,00
9
NaOH
-
-
85,27
-
-
-
-
-
-
10
Sabun
-
-
-
-
-
-
-
-
-
11
Activated Charcoal
-
-
-
83,33
-
-
-
83,29
0,04
-
56031,21
44824,99
17054,82
83,33
57027,77
35534,08
19793,64
83,29
0,04
5555,56
Sub Total
TOTAL
Mahani
D 500 040 051
Teknik Kimia UMS
117994,39
289,47
621,95
117994,39
Prarancangan Pabrik Gliserol dari Crude Palm Oil (CPO) dan Air
dengan Proses Continuous Fat Splitting
Kapasitas 44.000 ton/tahun
32
Deskripsi Proses
B. Neraca Massa Alat
1. Fat Splitting Column (R-01)
Tabel 2.2. Neraca Massa Fat Splitting Column
No
Input (kg/jam)
Komponen
Arus 1
1.
CPO
2.
Air
3.
Asam Palmitat
-
4.
Asam Stearat
5.
Arus 2
54910,62
Output (kg/jam)
Arus 3
-
1120,62
Arus 4
1647,32
5084,17
37463,91
-
21021,97
240,36
-
-
2121,81
24,26
Asam Oleat
-
-
21594,43
246,91
6.
Asam Linoleat
-
-
4706,41
53,81
7.
Asam Miristat
-
-
851,67
9,74
8.
Gliserol
-
-
-
Sub Total
44824,99
-
56031,24
TOTAL
44824,99
5789,47
57027,77
100856,23
43828,46
100856,23
2. Evaporator (EV-01)
Tabel 2.3. Neraca Massa Evaporator
No
Komponen
Input (kg/jam)
Arus 4
Output (kg/jam)
Arus 5
Arus 6
1.
Asam Palmitat
240,36
-
240,36
2.
Asam Stearat
24,26
-
24,26
3.
Asam Oleat
246,91
-
246,91
4.
Asam Linoleat
53,81
-
53,81
5.
Asam Miristat
9,74
-
9,74
6.
Air
7.
Gliserol
37463,91
5789,47
Sub Total
43828,46
Total
43828,46
Mahani
D 500 040 051
Teknik Kimia UMS
35534,08
1929,82
-
5789,47
35534,08
8294,38
43828,46
Prarancangan Pabrik Gliserol dari Crude Palm Oil (CPO) dan Air
dengan Proses Continuous Fat Splitting
Kapasitas 44.000 ton/tahun
33
Deskripsi Proses
3. Tangki Berpengaduk (TB-01)
Tabel 2.4. Neraca Massa Tangki Berpengaduk
No
Input (kg/jam)
Komponen
Arus 6
Output (kg/jam)
Arus 7
Arus 8
1.
Asam Palmitat
240,36
-
-
2.
Asam Stearat
24,26
-
-
3.
Asam Oleat
246,91
-
-
4.
Asam Linoleat
53,81
-
-
5.
Asam Miristat
9,74
-
-
6.
Air
1929,83
-
38,41
7.
Gliserol
5789,47
-
5789,47
8.
NaOH
-
85,27
9.
Air pada NaOH 0.5%
-
16969,55
10. Air Umpan Wash Column
-
-
1929,83
11. Sabun
-
-
621,95
Sub Total
8294,38
Total
16969,55
17054,82
25349,20
25349,20
25349,20
4. Menara Distilasi (MD-01)
Tabel 2.5. Neraca Massa Menara Distilasi
No
Komponen
Input (kg/jam)
Arus 8
1.
Air
2.
Gliserol
3.
Sabun
Sub Total
Total
Mahani
D 500 040 051
Teknik Kimia UMS
Output (kg/jam)
Arus 9
Arus 10
18937,78
18882,22
55,56
5789,47
289,47
5500,00
621,95
621,95
25349,19
19793,64
25349,19
25349,19
5555,56
Prarancangan Pabrik Gliserol dari Crude Palm Oil (CPO) dan Air
dengan Proses Continuous Fat Splitting
Kapasitas 44.000 ton/tahun
34
Deskripsi Proses
5. Bleaching Tank (BT-01)
Tabel 2.6. Neraca Massa Bleaching Tank
Input (kg/jam)
No
Komponen
1.
Air
2.
Gliserol
3.
Karbon Aktif
Arus 10
Arus 11
Arus 12
55,56
-
-
55,56
5500,00
-
-
5500,00
-
Sub Total
5555,56
Total
Output (kg/jam)
Arus 13
83,33
83,29
0,04
83,33
83,29
5555,60
5638,89
5638,89
6. Filter (F-01)
Tabel 2.7. Neraca Massa Filter
No
Komponen
Input (kg/jam)
Arus 13
1.
Air
2.
Gliserol
3.
Karbon Aktif
Sub Total
Total
Output (kg/jam)
Arus 14
Arus 15
55,56
-
55,56
5500,00
-
5500,00
0,04
0,04
-
5555,60
0,04
5555,56
5555,60
5555,60
Activated Charcoal. Selanjutnya untuk menghilangkan
Activated Charcoal yang terikut, gliserol dilewatkan pada Filter (F01) sebagai langkah terakhir proses. Selanjutnya Gliserol dialirkan
ke Tangki Penyimpan Produk (T-02).
Activated Charcoal. Selanjutnya untuk menghilangkan
Activated Charcoal yang terikut, gliserol dilewatkan pada Filter (F01) sebagai langkah terakhir proses. Selanjutnya Gliserol dialirkan
ke Tangki Penyimpan Produk (T-02).
Activated Charcoal. Selanjutnya untuk
Mahani
D 500 040 051
Teknik Kimia UMS
Prarancangan Pabrik Gliserol dari Crude Palm Oil (CPO) dan Air
dengan Proses Continuous Fat Splitting
Kapasitas 44.000 ton/tahun
35
Deskripsi Proses
2.6.2.
Neraca Panas
Satuan
: kJ/jam
Suhu Referensi
: 298,15 K
1. Heater-01 (HE-01)
Tabel 2.8. Neraca Panas Heater-01
No
1.
Komponen
Input (kJ/jam)
Air
939245,36
Beban Panas
Output (kJ/jam)
46473929,56
45534684,20
Total
46473929,56
46473929,56
2. Heater-02 (HE-02)
Tabel 2.9. Neraca Panas Heater-02
No
Komponen
Input (kJ/jam)
Output (kJ/jam)
1.
CPO
45287,91
66298,69
2.
Air
90850,59
1161848,24
Beban Panas
1092008,43
Total
1128146,93
1128146,93
Activated Charcoal. Selanjutnya untuk menghilangkan
Activated Charcoal yang terikut, gliserol dilewatkan pada Filter (F01) sebagai langkah terakhir proses. Selanjutnya Gliserol dialirkan
ke Tangki Penyimpan Produk (T-02).
Activated Charcoal. Selanjutnya untuk menghilangkan
Activated Charcoal yang terikut, gliserol dilewatkan pada Filter (F01) sebagai langkah terakhir proses. Selanjutnya Gliserol dialirkan
ke Tangki Penyimpan Produk (T-02).
Activated Charcoal. Selanjutnya untuk
Activated Charcoal. Selanjutnya untuk menghilangkan Activated Charcoal yang
terikut, gliserol dilewatkan pada Filter (F-01) sebagai langkah terakhir
Mahani
D 500 040 051
Teknik Kimia UMS
Prarancangan Pabrik Gliserol dari Crude Palm Oil (CPO) dan Air
dengan Proses Continuous Fat Splitting
Kapasitas 44.000 ton/tahun
36
Deskripsi Proses
3. Fat Splitting Column (R-01)
Tabel 2.10. Neraca Panas Fat Splitting Column
No
Komponen
Input (kJ/jam)
Arus 1
1.
CPO
2.
Asam Palmitat
3.
Asam Stearat
4.
Asam Oleat
5.
Asam Linoleat
6.
Asam Miristat
7.
Air
8.
Gliserol
Arus 2
69279,87
10. Beban
Pemanas
Sub Total
Arus 4
2078,39
-
-
13984359,30
159895,62
-
-
1336088,86
15276,69
-
-
13539069,69
154804,23
-
-
2640477,68
30190,93
-
-
510619,14
5838,36
-
Panas Reaksi
Arus 3
-
1161848,24 46473929,56
Sub Total
9.
Output (kJ/jam)
-
5271195,68 38842057,95
-
1231128,11 46473929,56
-
4122717,42
37283888,75 43330781,21
-
-
98856266,56
-
131765878,85
-
-
-
132997006,96 46473929,56 136140155,31 43330781,21
Total
179470936,51
179470936,51
4. Waste Heat Boiler (WHB)
Tabel 2.11. Neraca Panas Waste Heat Boiler
No
Komponen
1.
CPO
2.
Input (kJ/jam)
Output (kJ/jam)
2078,39
1339,58
Asam Palmitat
11835011,64
534557,66
3.
Asam Stearat
1131321,49
51079,32
4.
Asam Oleat
11467577,33
525481,97
5.
Asam Linoleat
2233170,25
101897,80
6.
Asam Miristat
432024,32
19562,73
7.
Air
4443492,86
212918,88
Sub Total
8.
Beban Panas
Total
Mahani
D 500 040 051
Teknik Kimia UMS
31544676,29
-
31544676,29
1446837,95
30097838,34
31544676,29
Prarancangan Pabrik Gliserol dari Crude Palm Oil (CPO) dan Air
dengan Proses Continuous Fat Splitting
Kapasitas 44.000 ton/tahun
37
Deskripsi Proses
5. Evaporator (EV-01)
Tabel 2.13. Neraca Panas Evaporator-01
No
Komponen
Input (kJ/jam)
Arus 4
Output (kJ/jam)
Arus 5
Arus 6
1.
Asam Palmitat
83371,39
-
83371,39
2.
Asam Stearat
7972,81
-
7972,81
3.
Asam Oleat
81027,59
-
81027,59
4.
Asam Linoleat
15741.,09
-
15741,09
5.
Asam Miristat
3043,99
-
3043,99
6.
Air
7.
Gliserol
20276273,87
2184456,07
Sub Total
22460729,94
8.
Panas Penguapan
81044877,94
9.
Beban Pemanas
-
Sub Total
103505607,88
Total
103505607,88
19231811,23
1044462,64
-
2184456,07
19231811,23
3228918,71
-
-
-
81044877,94
19231811,23
84273796,65
103505607,88
Activated Charcoal. Selanjutnya untuk menghilangkan Activated Charcoal yang
terikut, gliserol dilewatkan pada Filter (F-01) sebagai langkah terakhir
Activated Charcoal. Selanjutnya untuk menghilangkan Activated Charcoal yang
terikut, gliserol dilewatkan pada Filter (F-01) sebagai langkah terakhir
Activated Charcoal. Selanjutnya untuk menghilangkan Activated Charcoal yang
terikut, gliserol dilewatkan pada Filter (F-01) sebagai langkah terakhir
Activated Charcoal. Selanjutnya untuk menghilangkan Activated Charcoal yang
terikut, gliserol dilewatkan pada Filter (F-01) sebagai langkah terakhir
Activated Charcoal. Selanjutnya untuk menghilangkan Activated Charcoal yang
terikut, gliserol dilewatkan pada Filter (F-01) sebagai langkah terakhir
Activated Charcoal. Selanjutnya untuk menghilangkan Activated Charcoal yang
terikut, gliserol dilewatkan pada Filter (F-01) sebagai langkah terakhir
Mahani
D 500 040 051
Teknik Kimia UMS
Prarancangan Pabrik Gliserol dari Crude Palm Oil (CPO) dan Air
dengan Proses Continuous Fat Splitting
Kapasitas 44.000 ton/tahun
38
Deskripsi Proses
6. Tangki Berpengaduk (TB-01)
Tabel 2.14. Neraca Panas Tangki Berpengaduk-01
No
Input (kJ/jam)
Komponen
Arus 7
Output (kJ/jam)
Arus 8
Arus 9
1.
Asam Palmitat
40912,98
-
-
2.
Asam Stearat
3911,44
-
-
3.
Asam Oleat
39953,99
-
-
4.
Asam Linoleat
7752,15
-
-
5.
Asam Miristat
1495,23
-
-
6.
Air
7.
Gliserol
8.
Sabun
-
9.
NaOH
-
523692,70
1085643,24
4604992,13
Sub Total
-
11.
Beban Pendingin
-
Total
1085643,24
-
1015,03
-
4613046,74
6225765,79
6316408,49
6225765,79
Total
Panas Reaksi
-
8054,61
1703361,75
10.
5139107,53
3485357,26
-
-
3575999,96
9801765.76
9801765.76
7. Menara Distilasi (EV-01)
Tabel 2.15. Neraca Panas Menara Distilasi
No
Komponen
Input (kJ/jam)
Umpan
Output (kJ/jam)
Distilat
Bottom
1.
Gliserol
1010532,24
48964,85
4016860,59
2.
Air
4788933,22
4629551,33
3.
Sabun
1005,22
1001,81
59176,31
-
4679517,99
Beban Kondensor
5800470,68
-
Panas Reboiler
3124628,22
Sub Total
Total
Mahani
D 500 040 051
Teknik Kimia UMS
8925098,89
169543,99
-
4076036,90
-
8925098,89
-
Prarancangan Pabrik Gliserol dari Crude Palm Oil (CPO) dan Air
dengan Proses Continuous Fat Splitting
Kapasitas 44.000 ton/tahun
39
Deskripsi Proses
8. Cooler-02
Tabel 2.16. Neraca Panas Cooler-02
No
Komponen
1.
Air
2.
Gliserol
Beban Panas
Total
Input (kJ/jam)
Output (kJ/jam)
59176,29
15076,00
4016859,76
-
1031361,08
3029598,97
4076036,05
4076036,05
9. Heat Exchanger-01
Tabel 2.17. Neraca Panas Heat Exchanger-01
No
Komponen
1.
Air
2.
Gliserol
Beban Panas
Total
Input (kJ/jam)
Output (kJ/jam)
15076,00
3487,75
1031361,08
-
234683,02
808266,31
1046437,08
1046437,08
Activated Charcoal. Selanjutnya untuk menghilangkan Activated Charcoal yang
terikut, gliserol dilewatkan pada Filter (F-01) sebagai langkah terakhir Activated
Charcoal. Selanjutnya untuk menghilangkan Activated Charcoal yang terikut,
gliserol dilewatkan pada Filter (F-01) sebagai langkah terakhir Activated
Charcoal. Selanjutnya untuk menghilangkan Activated Charcoal yang terikut,
gliserol dilewatkan pada Filter (F-01) sebagai langkah terakhir Activated
Charcoal. Selanjutnya untuk menghilangkan Activated Charcoal yang terikut,
gliserol dilewatkan pada Filter (F-01) sebagai langkah terakhir Activated
Charcoal. Selanjutnya untuk menghilangkan Activated Charcoal yang terikut,
gliserol dilewatkan pada Filter (F-01) sebagai langkah terakhir Activated
Charcoal. Selanjutnya untuk menghilangkan Activated Charcoal yang terikut,
gliserol dilewatkan pada Filter (F-01) sebagai langkah terakhir Activated
Charcoal. Selanjutnya untuk menghilangkan Activated Charcoal yang terikut,
Mahani
D 500 040 051
Teknik Kimia UMS
Prarancangan Pabrik Gliserol dari Crude Palm Oil (CPO) dan Air
dengan Proses Continuous Fat Splitting
Kapasitas 44.000 ton/tahun
40
Deskripsi Proses
2.5. Diagram Alir Proses dan Material
Gambar 2.1. Diagram Alir Kualitatif Proses
Mahani
D 500 040 051
Teknik Kimia UMS
Prarancangan Pabrik Gliserol dari Crude Palm Oil (CPO) dan Air
dengan Proses Continuous Fat Splitting
Kapasitas 44.000 ton/tahun
41
Deskripsi Proses
Gambar 2.1. Diagram Alir Kuantitatif Proses
Mahani
D 500 040 051
Teknik Kimia UMS
Prarancangan Pabrik Gliserol dari Crude Palm Oil (CPO) dan Air
dengan Proses Continuous Fat Splitting
Kapasitas 44.000 ton/tahun
42
Deskripsi Proses
2.6. Tata Letak Pabrik dan Peralatan
2.6.1.
Tata Letak Pabrik
Lay Out pabrik adalah tempat kedudukan dari bagian-bagian pabrik
yang meliputi tempat bekerjanya karyawan, tempat peralatan, dan tempat
penyimpanan bahan, baik bahan baku maupun produk. Ditinjau dari segi
hubungan satu dengan yang lain, tata letak pabrik harus dirancang
sedemikian rupa sehingga penggunaan area pabrik dapat efisien dan
kelancaran proses produksi dapat terjamin.
Dalam penentuan tata letak pabrik harus diperkirakan penempatan
alat-alat produksi sedemikikan rupa sehingga keamanan, keselamatan dan
kenyamanan bagi karyawan dapat dipenuhi. Selain peralatan yang tercantum
dalam flow sheet proses, beberapa bangunan fisik lain seperti kantor,
bengkel, poliklinik, laboratorium, kantin, pos penjagaan dan sebagainya
hendaknya ditempatkan pada bagian yang tidak menganggu, ditinjau dari
segi lalu lintas barang, kontrol dan keamanan.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan tata letak pabrik
adalah:
 Perluasan pabrik dan kemungkinan penambahan bangunan.
Perluasan pabrik harus sudah masuk dalam perhitungan sejak awal,
supaya masalah kebutuhan tempat tidak timbul di masa yang akan datang.
Sejumlah area khusus sudah disiapkan untuk dapat dipakai sebagai
perluasan pabrik, penambahan peralatan untuk menambah kapasitas pabrik
ataupun mengolah produknya sendiri ke produk yang lain.
 Keamanan
Keamanan terhadap kemungkinan adanya bahaya kebakaran,
ledakan, asap/gas beracun harus benar-benar diperhatikan di dalam
penentuan tata letak pabrik. Untuk itu harus dilakukan penempatan alatalat pengamanan seperti hydrant, penampung air yang cukup, penahan
ledakan. Tangki penyimpan bahan atau produk berbahaya harus diletakkan
di area yang khusus serta perlu adanya jarak antara bangunan yang satu
Mahani
D 500 040 051
Teknik Kimia UMS
Prarancangan Pabrik Gliserol dari Crude Palm Oil (CPO) dan Air
dengan Proses Continuous Fat Splitting
Kapasitas 44.000 ton/tahun
43
Deskripsi Proses
dengan yang lain guna memberikan pertolongan dan menyediakan jalan
bagi karyawan untuk menyelamatkan diri.
 Luas area yang tersedia
Kemampuan penyediaan area umumnya terbatas karena harga
tanah. Pemakaian tempat disesuaikan dengan area yang tersedia. Jika
harga tanah amat tinggi, maka diperlukan efisiensi dalam pemakaian
ruangan, sehingga peralatan tertentu diletakkan di atas peralatan yang lain
ataupun lantai ruangan diatur sedemikian rupa agar dapat menghemat
tempat.
 Instalasi dan utilitas
Pemasangan dan distribusi yang baik dari gas, udara, steam dan
listrik akan menyebabkan kemudahan kerja dan perawatannya. Tempat
proses ditempatkan sedemikian rupa sehingga dapat dengan mudah
dicapai
oleh
petugas,
kelancaran
operasi
terjamin
dan
mudah
perawatannya.
2.6.2.
Tata Letak Peralatan Proses
Lay Out Peralatan Proses adalah tempat kedudukan alat-alat yang
digunakan dalam proses produksi. Tata letak alat-alat proses harus dirancang
sedemikian rupa sehingga kelancaran produksi dapat terjamin, penggunaan
luas lantai dapat lebih efektif, keselamatan dan kenyamanan kerja karyawan
dapat ditingkatkan, biaya penanganan material menjadi rendah dan turunnya
atau terhindarnya pengeluaran untuk kapital yang tidak penting. Jika lay out
peralatan proses disusun sedemikian rupa sehingga urut-urutan proses
produksi lancar, maka alat angkut yang biayanya mahal tidak perlu dibeli
oleh perusahaan.
Dalam perencanaan lay out peralatan proses pada pabrik ada
beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu:
 Aliran bahan baku dan produk
Kelancaran dan keamanan produksi, serta keuntungan ekonomis
yang besar dapat dicapai dengan adanya aliran bahan baku dan produk
Mahani
D 500 040 051
Teknik Kimia UMS
Prarancangan Pabrik Gliserol dari Crude Palm Oil (CPO) dan Air
dengan Proses Continuous Fat Splitting
Kapasitas 44.000 ton/tahun
44
Deskripsi Proses
yang tepat. Yang perlu juga diperhatikan adalah elevasi pipa, untuk pipa
diatas tanah perlu dipasang pada ketinggian 3 m atau lebih, sedangkan
untuk pemipaan pada permukaan tanah diatur sedemikian rupa sehingga
lalu lintas pekerja tidak terganggu oleh hal tersebut.
 Lalu lintas manusia
Hendaknya diperhatikan jarak antar alat dan lebar jalan agar
seluruh alat proses dapat dicapai oleh pekerja dengan cepat dan mudah
supaya jika terjadi gangguan alat proses dapat segera diperbaiki. Selain itu
keamanan pekerja selama tugas perlu diprioritaskan.
 Jarak antar alat proses
Untuk alat proses dengan tekanan dan suhu operasi tinggi
sebaiknya dipisahkan dari alat proses lainnya.
 Aliran udara
Aliran udara di dalam dan di sekitar area proses perlu diperhatikan
supaya lancar . Hal ini bertujuan untuk menghindari stagnasi udara pada
suatu tempat yang dapat mengakibatkan akumulasi bahan kimia yang
berbahaya , sehingga dapat membahayakan keselamatan pekerja.
 Cahaya
Penerangan seluruh pabrik harus memadai pada tempat-tempat
proses yang berbahaya atau berisiko tinggi.
 Tata letak alat proses
Dalam menempatkan alat-alat proses pada pabrik diusahakan agar
dapat menekan biaya operasi dan menjamin kelancaran dan keamanan
produksi pabrik sehingga dapat menguntungkan dari segi ekonomi.
Activated Charcoal. Selanjutnya untuk menghilangkan
Activated Charcoal yang terikut, gliserol dilewatkan pada Filter (F01) sebagai langkah terakhir proses. Selanjutnya Gliserol dialirkan
ke Tangki Penyimpan Produk (T-02).
Activated Charcoal. Selanjutnya untuk menghilangkan
Activated Charcoal yang terikut, gliserol dilewatkan pa
Mahani
D 500 040 051
Teknik Kimia UMS
Prarancangan Pabrik Gliserol dari Crude Palm Oil (CPO) dan Air
dengan Proses Continuous Fat Splitting
Kapasitas 44.000 ton/tahun
45
Deskripsi Proses
10
5
6
15
11
17
17
Jalan Ray a
4
14
2
8
1
1
3
12
9
13
17
7
17
16
Gambar 2.3. Tata Letak Pabrik
Activated Charcoal. Selanjutnya untuk menghilangkan
Activated Charcoal yang terikut, gliserol dilewatkan pada Filter (F01) sebagai langkah terakhir proses. Selanjutnya Gliserol dialirkan
ke Tangki Penyimpan Produk (T-02).
Activated Charcoal. Selanjutnya untuk menghilangkan
Activated Charcoal yang terikut, gliserol dilewatkan pada Filter (F01) sebagai langkah terakhir proses. Selanjutnya Gliserol dialirkan
ke Tangki Penyimpan Produk (T-02).
Activated Charcoal. Selanjutnya untuk menghilangkan
Activated Charcoal yang terikut, gliserol dilewat
Mahani
D 500 040 051
Teknik Kimia UMS
Prarancangan Pabrik Gliserol dari Crude Palm Oil (CPO) dan Air
dengan Proses Continuous Fat Splitting
Kapasitas 44.000 ton/tahun
46
Deskripsi Proses
Tabel 2.17.
No
1
Keterangan Gambar dan Perincian Luas Pabrik
Lokasi
Pos Keamanan
Ukuran (m)
Luas (m2)
a.
(5 x 5)
25
b.
(5 x 5)
25
2
Ruang control
(14 x 28)
392
3
Gudang
(27 x 27)
729
4
Kantor
(34 x 86)
2.924
5
Tempat ibadah
(20 x 20)
400
6
Kantin
(20 x 13)
260
7
Poliklinik
(20 x 20)
400
8
Laboratorium
(37 x 13)
481
9
Bengkel
(15 x 27)
405
10
Perpustakaan
(14 x 20)
280
11
Daerah proses
(70 x 112)
7.840
12
Daerah utilitas
(40 x 27)
1.080
13
K3 dan fire hidran
(13 x 27)
351
14
Unit pengolahan limbah
(18 x 26)
468
15
Daerah pengembangan
(17 x 103)
1.751
16
Area Parkir
(20 x 27)
540
17
Taman
18
Luas Bangunan
(No.1 s/d 16)
18.351
Activated Charcoal. Selanjutnya untuk menghilangkan
Activated Charcoal yang terikut, gliserol dilewatkan pada Filter (F01) sebagai langkah terakhir proses. Selanjutnya Gliserol dialirkan
ke Tangki Penyimpan Produk (T-02).
Activated Charcoal. Selanjutnya untuk menghilangkan
Activated Charcoal yang terikut, gliserol dilewatkan pada Filter (F01) sebagai langkah terakhir proses. Selanjutnya Gliserol dialirkan
ke Tangki Penyimpan Produk (T-02).
Mahani
D 500 040 051
Teknik Kimia UMS
Prarancangan Pabrik Gliserol dari Crude Palm Oil (CPO) dan Air
dengan Proses Continuous Fat Splitting
Kapasitas 44.000 ton/tahun
47
Deskripsi Proses
Gambar 2.4. Tata Letak Alat Proses (Skala 1 : 300)
Activated Charcoal. Selanjutnya untuk menghilangkan
Activated Charcoal yang terikut, gliserol dilewatkan pada Filter (F01) sebagai langkah terakhir proses. Selanjutnya Gliserol dialirkan
ke Tangki Penyimpan Produk (T-02).
Activated Charcoal. Selanjutnya untuk menghilangkan
Activated Charcoal yang terikut, gliserol dilewatkan pada Filter (F01) sebagai langkah terakhir proses. Selanjutnya Gliserol dialirkan
ke Tangki Penyimpan Produk (T-02).
Activated Charcoal. Selanjutnya untuk menghilangkan
Activated Charcoal yang terikut, gliserol dilewatkan pada Filter (F01) sebagai langkah terakhir proses. Selanjutnya Gliserol dialirkan
ke Tangki Penyimpan Produk (T-02).
Activated Charcoal. Selanjutnya untuk menghilangkan
Activated Charcoal yang terikut, gliserol dilewatkan pada Filter (F01) sebagai langkah terakhir proses. Selanjutnya Gliserol dialirkan
ke Tangki Penyimpan Produk (T-02).
Activated Charcoal. Selanjutnya untuk menghilangkan
Activated Charcoal yang terikut, gliserol dilewatkan pada Filt
Mahani
D 500 040 051
Teknik Kimia UMS
Download