Buku Putih Sanitasi Kota Kupang

advertisement
BUKU PUTIH SANITASI
Kab. Sikka 2015
BAB V
Area Berisiko Sanitasi
Pemetaan kelurahan beresiko sanitasi dilakukan untuk mendapatkan klasifikasi
kelurahan berdasarkan resiko sanitasi. Area beresiko ini dibagi atas 4 klasifikasi dan lambang
(pewarnaan), yaitu :
• Resiko Sangat Tinggi (merah)
• Resiko Tinggi (kuning)
• Resiko Rendah (hijau)
• Resiko Sangat Rendah / Kurang Berisiko (biru)
Area ‘beresiko sangat tinggi’ adalah kelurahan yang dianggap memiliki resiko
kesehatan lingkungan yang sangat tinggi karena buruknya kondisi sanitasi. Berdasarkan
informasi yang tersedia, kelurahan memiliki potensi resiko terhadap kesehatan. Apabila
tidak segera dilakukan intervensi tertentu, akan memperbesar potensi terjadinya kasus
kejadian penyakit. Hal ini perlu dibedakan dengan ‘dampak’ yang dinyatakan dengan
kasus kejadian penyakit. Oleh karenanya, angka kejadian penyakit seharusnya tidak
dijadikan sebagai salah satu indikator untuk penentuan area berisiko sangat tinggi, sebab
hal ini akan mencampurkan antara ‘resiko’ dengan ‘dampak’.
Membandingkan informasi tentang ‘resiko’ dengan ‘dampak’ yang ada di suatu
kelurahan, hasilnya bisa memberikan tambahan informasi berguna tentang penyebab
timbulnya kasus penyakit di kelurahan tersebut.
Tujuan dari Pemetaan Area Berisiko adalah untuk memetakan area yang memiliki
tingkat resiko sanitasi dan klasifikasi area berdasarkan tingkat resiko kesehatan lingkungan
akan menjadi salah satu pertimbangan dalam menentukan prioritas program pembangunan
dan pengembangan sanitasi.
BUKU PUTIH SANITASI
Kab. Sikka 2015
Adapun penentuan area beresiko dilakukan sebagai berikut :
 Data Sekunder
 Data Primer
Pengumpulan Data
 Indikator sebagai variabel
 Skoring dan pembobotan
 Analisa frekuensi, mean weihted,
Analisa Data
diskusi kelompok
 Alternatif skenario
Penentuan Area Beresiko
Pada tahap awal dilakukan pengelompokkan / strata kelurahan beresiko dengan
menggunakan data sekunder sesuai empat kriteria yang sudah ditetapkan sebagai berikut :
1. Kepadatan penduduk yaitu jumlah penduduk per luas wilayah. Pada umumnya tiap
kabupaten/kota telah mempunyai data kepadatan penduduk sampai dengan tingkat kecamatan
dan kelurahan/desa.
2. Angka
kemiskinan
dengan
indikator
yang
datanya
mudah diperoleh tapi cukup
representatif menunjukkan kondisi sosial ekonomi setiap kecamatan dan/atau kelurahan/desa.
3. Daerah/wilayah yang di aliri sungai/kali/drainase/saluran irigasi dengan potensi digunakan
sebagai MCK dan pembuangan sampah oleh masyarakat setempat.
4. Daerah terkena banjir dan dinilai mengangggu ketentraman masyarakat dengan parameter
ketinggian air, luas daerah banjir/genangan, lamanya surut.
Dari ke-empat kriteria di atas, dihasilkan kategori strata 1 sampai 4
dimana
kelurahan yang terdapat pada strata yang sama dianggap memiliki karakteristik yang
identik/ homogeny dalam hal tingkat risiko kesehatannya. Dengan demikian kelurahan
yang menjadi area survey pada suatu strata akan mewakili kelurahan lainnya. Berdasarkan
asumsi ini maka hasil studi EHRA ini bisa memberikan peta area berisiko di tingkat
Kabupaten Sikka. Adapun pengstrataan yang didasarkan pada kriteria diatas adalah :
BUKU PUTIH SANITASI
Kab. Sikka 2015
Tabel 5.1a.
Kategori Strata Berdasarkan Kriteria Indikasi Lingkungan Berisiko
Katagori
Strata
Kriteria
Strata 0
Wilayah desa/kelurahan yang tidak memenuhi sama
sekali kriteria indikasi lingkungan berisiko.
Strata 1
Wilayah desa/kelurahan yang memenuhi minimal 1
kriteria indikasi lingkungan berisiko
Strata 2
Wilayah desa/kelurahan yang memenuhi minimal 2
kriteria indikasi lingkungan berisiko
Strata 3
Wilayah desa/kelurahan yang memenuhi minimal 3
kriteria indikasi lingkungan berisiko
Strata 4
Wilayah desa/kelurahan yang memenuhi minimal 4
kriteria indikasi lingkungan berisiko
Sumber : Pokja AMPL Kabupaten Sikka 2015
Hasil strata wilayah kelurahan di Kabupaten Sikka yang terdiri atas 157 desa/
Kelurahan dan menghasilkan distribusi strata sebagai berikut :
1)
Strata 0 sebanyak
0 %.
2)
Strata 1 sebanyak 11,46 %
3)
Strata 2 sebanyak 77,07 %
4)
Strata 3 sebanyak 10,19 %
5)
Strata 4 sebanyak
1,27 %.
Distribusi kelurahan ke dalam Strata 1, 2, 3, dan 4 dapat dilihat pada Grafik di bawah
ini tentang distribusi kelurahan per strata untuk penetapan lokasi studi EHRA.
BUKU PUTIH SANITASI
Kab. Sikka 2015
Gambar 5.1 :
Grafik Distribusi Desa/ Kelurahan per Strata hasil penilaian lokasi
Proporsi hasil Strata Kabupaten Sikka
1,27 %
11,46 %
10,19 %
Strata 1
Strata 2
Strata 3
Strata 4
77,07 %
Setelah menghitung kebutuhan dan kemampuan budget serta proportional sampling
yang efektif maka selanjutnya ditentukan lokasi studi EHRA dengan cara memilih sebanyak
13 kelurahan secara random, berdasarkan proporsional keempat strata diatas.
Proporsi kelurahan terkena sampling berdasar hasil stara di Kabupaten Sikka yaitu
terdiri atas 13 kelurahan dan menghasilkan distribusi strata sebagai berikut :
1) Strata 0 sebanyak 0 kelurahan
2) Strata 1 sebanyak 0 kelurahan
3) Strata 2 sebanyak 2 kelurahan
4) Strata 3 sebanyak 6 kelurahan
5) Strata 4 sebanyak 5 kelurahan
BUKU PUTIH SANITASI
Kab. Sikka 2015
Gambar 5.2 :
Grafik Proporsi Kelurahan Terkena Sampling
Proporsi kelurahan terkena sampling
0%
15.38 %
38.46 %
Strata 1
Strata 2
Strata 3
46.15 %
Strata 4
Sumber : Pokja AMPL Kabupaten Sikka 2015
EHRA (Enveriommental Healt Risk Assessment) atau Penilaian Resiko Kesehatan
Lingkungan merupakan studi yang bertujuan untuk memahami kondisi fasilitas sanitasi
dan perilaku-perilaku yang memiliki resiko pada kesehatan masyarakat.
Dalam studi
sanitasi ini yang diteliti antara lain :
1. Kondisi kesehatan meliputi : sistem penyedian air bersih, layanan pembuangan sampah,
ketersedian jamban dan saluran pembuangan limbah domestik.
2. Perilaku higienitas dan sanitasi yang meliputi : cuci tangan pakai sabun, buang air besar,
pembuangan kotoran anak dan pembuangan sampah.
Berdasarkan hasil kompilasi data aplikasi dengan besaran pembobotan exposure dan
impact yang disepakati bersama Pokja untuk studi EHRA, data Sekunder dan Persepsi SKPD
maka diperoleh beberapa hasil agreed Skor Area Beresiko untuk beberapa area sub sektor
sanitasi, yaitu Sub Sektor Air Limbah, Sub Sektor Persampahan dan Sub Sektor Drainase,
yang akan dituangkan dalam peta dari ketiga area sub sektor tersebut untuk wilayah
Kabupaten Sikka, antara lain :
BUKU PUTIH SANITASI
Kab. Sikka 2015
Sumber : Hasil Studi EHRA 2015
Peta sanitasi sub sektor air limbah di atas menggambarkan kondisi area beresiko
sanitasi di Kabupaten Sikka yang berada pada tiga area resiko dan dilambangkan oleh tiga
jenis pewarnaan yaitu warna merah menunjukkan pada wilayah kelurahan dengan resiko
yang sangat tinggi, warna kuning menunjukkan pada wilayah kelurahan dengan resiko
tinggi dan warna biru menunjukkan pada wilayah kelurahan dengan resiko sedang.
BUKU PUTIH SANITASI
Kab. Sikka 2015
Sumber : Hasil Studi EHRA 2015
Peta sanitasi sub sektor persampahan di atas menggambarkan kondisi area beresiko
sanitasi di Kabupaten Sikka yang berada pada tiga area resiko yang dilambangkan oleh tiga
jenis pewarnaan yaitu warna merah menunjukkan pada wilayah kelurahan dengan resiko
yang sangat tinggi, warna kuning menunjukkan pada wilayah kelurahan dengan resiko
tinggi dan warna biru menunjukkan pada wilayah kelurahan dengan resiko sedang.
BUKU PUTIH SANITASI
Kab. Sikka 2015
Sumber : Hasil Studi EHRA 2015
Peta sanitasi sub sektor drainase di atas menggambarkan kondisi area beresiko
sanitasi di Kabupaten Sikka yang berada pada satu area resiko dan dilambangkan oleh satu
pewarnaan saja yaitu warna biru yang menunjukkan wilayah kelurahan dengan resiko
sedang
Tabel. 5.1b. Area Beresiko Sanitasi Air Limbah Domestik
No
.
Area Berisiko *)
1
Risiko 4
2
Risiko 3
Wilayah Prioritas
Air Limbah
Kelurahan Kota Uneng
Kelurahan Madawat
Kelurahan Kabor
Kelurahan Kota Baru
Desa Watutedang
BUKU PUTIH SANITASI
Kab. Sikka 2015
No
.
Area Berisiko *)
Wilayah Prioritas
Desa Waiara
Desa Geliting
Desa Baomekot
Desa reroroja
Kelurahan Wuring
Kelurahan Wolomarang
Kelurahan Waioti
Keterangan :
4 = Resiko Sangat Tinggi (merah)
3 = Resiko Tinggi (kuning)
Tabel area beresiko sanitasi untuk komponen air limbah ini di buat untuk
mendeskripsikan secara lengkap kondisi sanitasi pada peta area beresiko air limbah yang
berada pada posisi area beresiko sangat tinggi (risiko 4) dengan lambang pewarnaan merah
dan posisi area beresiko tinggi (risiko 3) yang dilambangkan dengan pewarnaan kuning pada
wilayah-wilayah kelurahan tersebut, dan merupakan area risiko yang mesti segera mendapat
perhatian serius dari berbagai pihak dalam jangka menengah ini untuk segera dibangun atau
diperbaiki sehingga dapat mengatasi masalah resiko air limbah yang dihadapi masyarakat di
wilayah/area tersebut.
Tabel. 5.2. Area Beresiko Sanitasi Persampahan
No
.
1
Area Berisiko *)
Risiko 4
2
Risiko 3
Keterangan :
4 = Resiko Sangat Tinggi (merah)
Wilayah Prioritas
Persampahan
Desa Nangahale
Desa Egon
Desa Waiara
Desa Geliting
Kelurahan Wolomarang
Desa Watutedang
Desa Wolomapa
Desa Baomekot
Desa Nita
Desa Reroroja
Kelurahan Nangalimang
Kelurahan Wuring
BUKU PUTIH SANITASI
Kab. Sikka 2015
3 = Resiko Tinggi (kuning)
Tabel area beresiko sanitasi untuk komponen persampahan ini di buat untuk
mendeskripsikan secara lengkap kondisi sanitasi pada peta area beresiko persampahan yang
berada pada posisi area beresiko sangat tinggi (risiko 4) dengan lambang pewarnaan merah
dan posisi area beresiko tinggi (risiko 3) yang dilambangkan dengan pewarnaan kuning pada
wilayah-wilayah kelurahan tersebut, dan merupakan area risiko yang mesti segera mendapat
perhatian serius dari berbagai pihak dalam jangka menengah ini untuk segera dibangun atau
diperbaiki sehingga dapat mengatasi masalah resiko persampahan yang dihadapi masyarakat
di wilayah/area tersebut.
Tabel. 5.3. Area Beresiko Sanitasi Drainase Perkotaan
No
.
Wilayah Prioritas
Area Berisiko *)
1
Risiko 4
2
Risiko 3
Drainase
Kelurahan Kota Uneng
Kelurahan Madawat
Kelurahan Kabor
Kelurahan Kota Baru
Kelurahan Waioti
Keterangan :
4 = Resiko Sangat Tinggi (merah)
3 = Resiko Tinggi (kuning)
Tabel area beresiko sanitasi untuk komponen drainase ini di buat untuk
mendeskripsikan secara lengkap kondisi sanitasi pada peta area beresiko drainase yang
berada pada posisi area beresiko sangat tinggi (risiko 4) dengan lambang pewarnaan merah
dan posisi area beresiko tinggi (risiko 3) yang dilambangkan dengan pewarnaan kuning pada
wilayah-wilayah kelurahan tersebut dan merupakan area risiko yang mesti segera mendapat
perhatian serius dari berbagai pihak dalam jangka menengah ini untuk segera dibangun atau
diperbaiki sehingga dapat mengatasi masalah resiko drainase yang menimbulkan genangan
yang dihadapi masyarakat di wilayah/area tersebut.
Download