Buku Pegangan Mahasiswa MODUL TUTORIAL PBL BIOETIK, MEDIKOLEGAL DAN HAM Penyusun Anwar Wardy W Modul Tutorial dan Manual Field Skill ini untuk dipergunakan oleh Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta Juni 2015 Pusat Bioetika, Medikolegal dan HAM FKK-UMJ, Juli 2015 Buku Pegangan Mahasiswa KATA PENGANTAR Buku Modul Tutorial dan Manual Field Skill Bioetika, Medikolegal dan HAM ini dibuat untuk memudahkan mahasiswa Program Studi Kedokteran dalam cara berpikir ilmiah, sistematis, dan juga dalam keterampilan pengelolaan Bioetika, Medikolegal dan Keselamatan Pasien-HAM. Di dalamnya terdapat tiga modul tutorial masing-masing; ”Bioetika, Medikolegal dan HAM” serta manual field skill atau daftar tilik ketrampilan. Terima kasih kepada prodi-kedokteran FKK UMJ khususnya para Dosen dan Mahasiswa yang menggunakan manual ini, semoga bermanfaat untuk kita semua. Amin. Wassalamu’alaikum Wr.Wb. Pusat Bioetika, Medikolegal dan HAM UMJ Anwar Wardy W 2 Bioetika, Medikolegal dan HAM, FKK UMJ, Juni 2015 Buku Pegangan Mahasiswa DAFTAR ISI Kata Pengantar ………………..……………………………………………… 2 Daftar Isi………………………………………………………………………… 3 Tata Tertib …….……………………………………………………………….. 4 Kelompok Tutorial & Field Skill …….…...…………………………………… 11 Jadwal Tutorial & Field Skill… ………………………………………………. 12 Modul Tutorial MODUL I (Bioetika) ………………… 13 MODUL II (HAM:Hak Azasi Manusia) ............................. 3 Bioetika, Medikolegal dan HAM, FKK UMJ, Juni 2015 Buku Pegangan Mahasiswa JADWAL KEGIATAN PBL SISTEM BIOETIKA, MEDIKOEGAL DAN HAM Hari/Tanggal Materi Waktu Kelompok KETERANGAN: TUTORIAL I MODUL I KEL A DAN B MENGERJAKAN KASUS 1 TUTORIAL I MODUL II KEL A DAN B MENGERJAKAN KASUS 2 4 Bioetika, Medikolegal dan HAM, FKK UMJ, Juni 2015 Ruang Buku Pegangan Mahasiswa TATA TERTIB UMUM Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter FKK UMJ harus mematuhi tata tertib seperti di bawah ini : 1. Berpakaian, berpenampilan dan bertingkah laku yang baik dan sopan layaknya seorang dokter. Tidak diperkenankan memakai pakaian ketat, berbahan jeans, baju kaos (dengan/tanpa kerah), dan sandal. 2. Mahasiswa laki-laki wajib berambut pendek dan rapih. 3. Mahasiswi diwajibkan memakai jilbab dan busana muslimah di setiap kegiatan berlangsung. 4. Tidak diperkenankan merokok di lingkungan PSPD FKK UMJ. 5. Menjaga ketertiban dan kebersihan di lingkungan PSPD FKK UMJ. 6. Melaksanakan registrasi administrasi dan akademik semester yang akan berjalan. 7. Memakai papan nama resmi yang dikeluarkan dari PSPD FKK UMJ di setiap kegiatan akademik kecuali perkuliahan. Jika papan nama rusak atau dalam proses pembuatan, maka mahasiswa wajib membawa surat keterangan dari bagian pendidikan. 8. Mahasiswa yang tidak hadir di kegiatan akademik karena sakit wajib memberitahu bagian pendidikan saat itu dan selanjutnya membawa lampiran keterangan bukti diagnosis dari dokter (diterima paling lambat 3 hari setelah tanggal sakit). 5 Bioetika, Medikolegal dan HAM, FKK UMJ, Juni 2015 Buku Pegangan Mahasiswa TATA-TERTIB DISKUSI TUTORIAL PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter FKK UMJ harus mematuhi tata tertib diskusi tutorial seperti dibawah ini : 1. Kelompok diskusi terdiri dari 10 sampai 15 mahasiswa yang diatur oleh Bagian Pendidikan PSPD FKK UMJ. 2. Kelompok diskusi ini difasilitasi oleh satu orang atau lebih tutor, yang juga merupakan bagian dari kelompok diskusi. 3. Anggota kelompok diskusi memilih ketua dan sekretaris kelompok. 4. Ketua bertugas untuk mengarahkan diskusi dan membagi tugas pada anggota kelompok. 5. Sekretaris bertugas menuliskan semua hasil diskusi pada satu kertas lembar balik. 6. Wajib mengikuti seluruh kegiatan tutorial. Bila tidak mengikuti kegiatan tutorial pertemuan pertama dan atau kedua tanpa alasan yang jelas mahasiswa tidak mendapat penilaian diskusi tutorial saat itu. 7. Datang 10 menit sebelum tutorial dimulai. 8. Mahasiswa akan mendapatkan pretest sebelum tutorial dimulai. 9. Berpakaian, berpenampilan dan bertingkah laku yang baik dan sopan layaknya seorang dokter. Tidak diperkenankan memakai pakaian ketat, berbahan jeans, baju kaos (dengan/tanpa kerah), dan sandal. 10. Bagi mahasiswa laki-laki yang berambut panjang tidak diperkenankan mengikuti kegiatan diskusi tutorial. 11. Mahasiswi diwajibkan memakai jilbab selama perkuliahan berlangsung. 12. Tidak diperkenankan merokok di lingkungan belajar PSPD FKK UMJ. 13. Memakai papan nama resmi yang dikeluarkan dari PSPD FKK UMJ. Jika papan nama rusak atau dalam proses pembuatan, maka mahasiswa wajib membawa surat keterangan dari bagian pendidikan. 14. Menjaga ketertiban dan kebersihan lingkungan ruang Buanglah sampah pada tempat sampah yang telah disediakan. 6 Bioetika, Medikolegal dan HAM, FKK UMJ, Juni 2015 diskusi. Buku Pegangan Mahasiswa 15. Laporan hasil diskusi tutorial dalam bentuk paper dikumpulkan ke bagian pendidikan maksimal 1 hari sebelum rapat pleno dilaksanakan. Perbaikan laporan diskusi tutorial paling lambat 7 (tujuh) hari setelah rapat pleno. Jika belum mengumpulkan, tidak dapat mengikuti ujian teori sistem. 16. Setiap kelompok wajib menyerahkan paper kelompoknya kepada kelompok lain maksimal 1 hari sebelum rapat pleno dilaksanakan. 17. Hal – hal yang belum tercantum dalam tata tertib ini akan ditentukan kemudian. Tata tertib ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam tata tertib ini, akan diadakan perbaikan sebagaimana semestinya. 7 Bioetika, Medikolegal dan HAM, FKK UMJ, Juni 2015 Buku Pegangan Mahasiswa TATA TERTIB KEGIATAN DISKUSI PLENO PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter FKK UMJ harus mematuhi tata tertib rapat pleno seperti dibawah ini : 1. Hadir 15 menit sebelum pleno dimulai. 2. Berpakaian, berpenampilan dan bertingkah laku yang baik dan sopan layaknya seorang dokter. Tidak diperkenankan memakai pakaian ketat, berbahan jeans, baju kaos (dengan/tanpa kerah), dan sandal. 3. Bagi mahasiswa laki-laki yang berambut panjang, tidak diperkenankan mengikuti kegiatan rapat pleno. 4. Mahasiswi diwajibkan memakai jilbab selama perkuliahan berlangsung. 5. Tidak diperkenankan merokok di lingkungan belajar PSPD FKK UMJ. 6. Memakai papan nama resmi yang dikeluarkan dari PSPD FKK UMJ. Jika papan nama rusak atau dalam proses pembuatan, maka mahasiswa wajib membawa surat keterangan dari bagian pendidikan. 7. Seluruh kelompok mahasiswa wajib menyerahkan slide presentasi kepada bagian pendidikan maksimal 15 menit sebelum pleno dimulai. 8. Berperan aktif dalam rapat pleno. Setiap keaktifan mahasiswa akan mendapatkan nilai. 9. Tidak diperkenankan meninggalkan ruang pleno kecuali pada waktu yang ditentukan. 10. Bagi mahasiswa yang tidak hadir pleno tanpa alasan yang jelas, akan mendapatkan sanksi tegas yang diatur kemudian. 11. Menjaga ketertiban jalannya rapat pleno. 12. Menjaga kebersihan lingkungan ruang diskusi. Buanglah sampah pada tempat sampah yang telah disediakan. 13. Hal – hal yang belum tercantum dalam tata tertib ini akan ditentukan kemudian. Tata tertib ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam tata tertib ini, akan diadakan perbaikan sebagaimana semestinya. 8 Bioetika, Medikolegal dan HAM, FKK UMJ, Juni 2015 Buku Pegangan Mahasiswa TATA-TERTIB KEGIATAN ALIH KETERAMPILAN KLINIK / CLINICAL SKILL LABORATORY (CSL) Sebelum pelatihan 1. Membaca Penuntun Belajar (manual) Keterampilan Klinik Sistem yang bersangkutan dan bahan bacaan rujukan tentang keterampilan yang akan dilakukan. Pada saat pelatihan 1. Datang 10 menit sebelum CSL dimulai. 2. Wajib mengikuti seluruh kegiatan CSL sesuai dengan jadwal rotasi yang telah ditentukan. 3. Tidak diperkenankan memanjangkan kuku lebih dari 1 mm. 4. Mengenakan jas laboratorium yang bersih dan dikancing rapih pada setiap kegiatan CSL. Bagi mahasiswi yang berjilbab, jilbabnya harus dimasukkan ke bagian dalam jas laboratorium. 5. Buanglah sampah kering yang tidak terkontaminasi (kertas, batang korek api, dan sebagainya) pada tempat sampah non medis. Sampah yang telah tercemar (sampah medis), misalnya kapas lidi yang telah dipakai, harus dimasukkan ke tempat sampah medis yang mengandung bahan desinfektan untuk didekontaminasi, dan sampah tajam dimasukan pada tempat sampah tajam. 6. Berpartisipasi aktif pada semua kegiatan latihan. 7. Memperlakukan model seperti memperlakukan manusia atau bagian tubuh manusia. 8. Bekerja dengan hati-hati. 9. Tidak diperkenankan menghilangkan, mengambil atau meminjam tanpa ijin setiap alat dan bahan yang ada pada ruang CSL. 10. Setiap selesai kegiatan CSL mahasiswa harus merapihkan kembali alat dan bahan yang telah digunakan. 11. Pengulangan CSL dapat dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut : a. Membuat surat permohonan pengulangan CSL ke bagian pendidikan tembusan ke bagian CSL dengan melampirkan materi 9 Bioetika, Medikolegal dan HAM, FKK UMJ, Juni 2015 Buku Pegangan Mahasiswa yang akan diulang dan jumlah peserta yang akan ikut paling lambat 3 hari sebelum hari pelaksanaan. b. Pengulangan CSL dilaksanakan pada saat tidak ada jadwal perkuliahan dengan atau tanpa pendamping dari instruktur. c. Pengulangan CSL dilaksanakan sampai maksimal pukul 21.00 WIB. SANKSI PELANGGARAN TATA TERTIB PERKULIAHAN 1. Bagi mahasiswa yang persentase kehadiran kuliahnya < 75 % dari seluruh jumlah tatap muka perkuliahan (termasuk diskusi tutorial dan pleno), maka mahasiswa tidak dapat mengikuti ujian (UTS, UAS, Ujian Teori Sistem). SANKSI PELANGGARAN TATA TERTIB UMUM 1. Bagi mahasiswa yang tidak mematuhi tata tertib umum tidak dapat mengikuti setiap kegiatan akademik. 2. Bagi mahasiswa yang terlambat melakukan registrasi tidak berhak memperoleh pelayanan akademik. 3. Bagi mahasiswa yang tidak mengajukan/merencanakan program studinya (mengisi KRS) pada waktu yang telah ditentukan sesuai kalender akademik tidak boleh mengikuti segala aktifitas perkuliahan. 4. Bagi mahasiswa yang terlambat hadir, tidak dapat mengikuti setiap kegiatan. SANKSI PELANGGARAN TATA TERTIB DISKUSI TUTORIAL 1. Bagi mahasiswa yang tidak mengikuti kegiatan tutorial pertemuan pertama dan atau kedua, tidak mendapat penilaian diskusi tutorial saat itu. 2. Bagi mahasiswa yang belum mengumpulkan laporan hasil diskusi tutorial dalam bentuk paper tidak dapat mengikuti ujian teori sistem. 10 Bioetika, Medikolegal dan HAM, FKK UMJ, Juni 2015 Buku Pegangan Mahasiswa SANKSI PELANGGARAN TATA TERTIB DISKUSI PLENO 1. Bagi mahasiswa yang tidak hadir pleno akan mendapatkan sanksi tegas yang diatur kemudian. SANKSI PELANGGARAN TATA TERTIB CSL & PRAKTIKUM 1. Bagi mahasiswa yang tidak mengikuti kegiatan CSL pada materi tertentu, maka mahasiswa tersebut tidak diperkenankan mengikuti kegiatan CSL pada jadwal berikutnya untuk materi tertentu tersebut. 2. Bagi mahasiswa yang mengikuti kegiatan CSL dan praktikum tidak sesuai dengan jadwal rotasinya dianggap tidak hadir. 3. Bagi mahasiswa yang persentasi kehadiran CSLnya < 75 % dari seluruh jumlah tatap muka CSL, maka mahasiswa tidak dapat mengikuti ujian CSL. 4. Kerusakan alat dan bahan yang ada pada ruang CSL dan praktikum yang terjadi karena ulah mahasiswa, resikonya ditanggung oleh mahasiswa yang bersangkutan. 5. Bagi mahasiswa yang menghilangkan, mengambil atau meminjam tanpa ijin setiap alat dan bahan yang ada pada ruang CSL dan praktikum akan mendapatkan sanksi tegas sesuai dengan peraturan yang berlaku. 6. Bagi mahasiswa yang persentase kehadiran praktikumnya < 75 % dari seluruh jumlah tatap muka praktikum tidak dapat mengikuti ujian praktikum. 11 Bioetika, Medikolegal dan HAM, FKK UMJ, Juni 2015 Buku Pegangan Mahasiswa BUKU KERJA MAHASISWA MODUL BIOETIKA, MEDIKOLEGAL DAN HAK AZASI MANUSIA Diberikan pada Mahasiswa Fak. Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Penyusun Anwar Wardy Pusat Bioetika, Medikolegal dan HAM Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah 12 Bioetika, Medikolegal dan HAM, FKK UMJ, Juni 2015 Buku Pegangan Mahasiswa Jakarta, Juni 2015 13 Bioetika, Medikolegal dan HAM, FKK UMJ, Juni 2015 Buku Pegangan Mahasiswa MODUL BIOETIKA, MEDIKOLEGAL DAN HAM PENDAHULUAN Modul ini merupakan pembelajaran Bioetika, Medikolegal dan Keselamatan pasien & HAM dan modul ini disajikan agar dapat dimengerti secara menyeluruh tentang konsep dasar penanganan integral Bioetika, Medikolegal dan Keselamatan Pasien-Hak Azasi Manusia yang terjadi dalam masyrakat. Sebelum menggunakan modul ini, anda diharapkan membaca TIU dan TIK sehingga tidak terjadi penyimpangan dari tujuan diskusi dan tercapainya kompetensi minimal yang diharapkan. Bahan untuk diskusi dapat diperoleh dari bacaan yang tercantum pada modul ini dan lain-lain sumber informasi. Kuliah pakar akan diberikan atas permintaan anda yang berkaitan dengan Bioetika, Medikolegal dan Keselamatan Pasien-HAM ataupun penjelasan akan hal-hal yang masih belum jelas. Setelah selesai pembelajaran dengan modul ini diharapkan mahasiswa sudah dapat menyelesaikan masalah Integratif Bioetika, Medikolegal dan Ham dari subsistem Undang-Undang Praktek Kedokteran, MKEK dan MKDKI. Penyusun mengharapkan modul ini dapat membantu mahasiswa dalam memecahkan masalah Bioetika, Medikolegal, Keselamatan Pasien-HAM dalam masyarakat. Jakarta, Juli 2009. Pusat Bioetika, Medikolegal dan HAM Penyusun Anwar Wardy W 14 Bioetika, Medikolegal dan HAM, FKK UMJ, Juni 2015 Buku Pegangan Mahasiswa MODUL BIOETIKA, MEDIKOLEGAL DAN HAM TUJUAN PEMBELAJARAN Tujuan Instruksional Umum (TIU) : Agar mahasiswa setelah menyelesaikan mkodul ini lebih berperilaku professional dalam praktik kedokteran serta mendukung kebijakan kesehatan sesuai Area Etika, Moral, Medikolegal dan Profesionalisme serta Keselamatan Pasien Tujuan Instruksional Khusus (TIK) : Setelah mempelajari modul ini mahasiswa diharapkan dapat memintegrasikan pelajaran Bioetik , Medikolegal dan HAM, dan mahasiswa diharapkan mampu: a. b. c. d. e. Menunjukkan sikap profesional Berperilaku profesional dalam bekerja sama Berperan sebagai anggota tim pelayanan kesehatan yang profesional Melakukan praktik kedokteran dalam masyarakat multikultural di Indonesia Berkomunikasi dengan pasien serta anggota keluarganya, sejawat, masyarakat dan dengan anggota profesi lain f. Menjelaskan Aspek Medikolegal dalam praktik kedokteran g. Menjelaskan Aspek keselamatan pasien dalam praktik kedokteran= dan hak azasi manusia. Sasaran Pembelajaran: 1. Menunjukkan sikap profesional Diharapkan mahasiswa mampu” 1.1. Menunjukkan sikap yang sesuai dengan Kode Etik Dokter Indonesia 1.2. Menjaga kerahasiaan dan kepercayaan pasien 1.3. Menunjukkan kepercayaan dan saling menghormati dalam hubungan dokter pasien 1.4. Menunjukkan rasa empati dengan pendekatan yang menyeluruh, 1.5. Mempertimbangkan masalah pembiayaan dan hambatan lain dalam memberikan pelayanan kesehatan serta dampaknya 1.6. Mempertimbangkan aspek etis dalam penanganan pasien sesuai standar profesi 1.7. Mengenal alternatif dalam menghadapi pilihan etik yang sulit 1.8. Menganalisis secara sistematik dan mempertahankan pilihan etik dalam pengobatan setiap individu pasien 2. Berperilaku profesional dalam bekerja sama 2.1. Menghormati setiap orang tanpa membedakan status sosial 2.2. Menunjukkan pengakuan bahwa tiap individu mempunyai kontribusi dan peran yang berharga, tanpa memandang status sosial 15 Bioetika, Medikolegal dan HAM, FKK UMJ, Juni 2015 Buku Pegangan Mahasiswa 2.3. Berperan serta dalam kegiatan yang memerlukan kerja sama dengan para petugas kesehatan lainnya 2.4. Mengenali dan berusaha menjadi penengah ketika terjadi konflik 2.5. Memberikan tanggapan secara konstruktif terhadap masukan dari orang lain 2.6. Mempertimbangkan aspek etis dan moral dalam hubungan dengan petugas kesehatan lain, serta bertindak secara professional 2.7. Mengenali dan bertindak sewajarnya saat kolega melakukan suatu tindakan yang tidak profesional 3. Berperan sebagai anggota tim pelayanan kesehatan yang profesional 3.1. Berperan dalam pengelolaan masalah pasien dan menerapkan nilainilai profesionalisme 3.2. Bekerja dalam berbagai tim pelayanan kesehatan secara efektif 3.3. Menghargai peran dan pendapat berbagai profesi kesehatan 3.4. Berperan sebagai manager baik dalam praktik pribadi maupun dalam sistem pelayanan kesehatan 3.5. Menyadari profesi medis yang mempunyai peran di masyarakat dan dapat melakukan suatu perubahan 3.6. Mampu mengatasi perilaku yang tidak profesional dari anggota tim pelayanan kesehatan lain 4. Melakukan praktik kedokteran dalam masyarakat multikultural di Indonesia 4.1. Menghargai perbedaan karakter individu, gaya hidup, dan budaya dari pasien dan sejawat 4.2. Memahami heterogenitas persepsi yang berkaitan dengan usia, gender, orientasi seksual, etnis, kecacatan dan status sosial ekonomi 5. Berkomunikasi dengan pasien serta anggota keluarganya, sejawat, masyarakat dan dengan anggota profesi lain 5.1. Berkomunikasi dengan pasien serta anggota keluarganya 5.1.1. Bersambung rasa dengan pasien dan keluarganya 5.1.1.1. Memberikan situasi yang nyaman bagi pasien 5.1.1.2. Menunjukkan sikap empati dan dapat dipercaya 5.1.1.3. Menyimpulkan kembali masalah pasien, kekhawatiran, maupun harapannya 5.1.1.4. Memelihara dan menjaga harga diri pasien, hal-hal yang bersifat pribadi, dan kerahasiaan pasien sepanjang waktu 5.1.1.5. Memperlakukan pasien sebagai mitra sejajar dan meminta persetujuannya dalam memutuskan suatu terapi dan tindakan 5.1.2. Mengumpulkan Informasi 5.1.2.1. Meminta penjelasan pada pasien pada pernyataan yang kurang dimengerti 5.1.2.2. Tidak memberikan nasehat maupun penjelasan yang prematur saat masih mengumpulkan data 16 Bioetika, Medikolegal dan HAM, FKK UMJ, Juni 2015 Buku Pegangan Mahasiswa 5.1.3. Memahami Perspektif Pasien 5.1.3.1. Menghargai kepercayaan pasien terhadap segala sesuatu yang menyangkut penyakitnya 5.1.3.2. Melakukan eksplorasi terhadap kepentingan pasien, kekhawatirannya, dan harapannya 5.1.3.3. Melakukan fasilitasi secara profesional terhadap ungkapan emosi pasien (marah, takut, malu, sedih, bingung, eforia, maupun pasien dengan hambatan komunikasi misalnya bisu-tuli, gangguan psikis) 5.1.3.4. Memperhatikan faktor bio-psiko-sosiobudaya dan norma-norma setempat untuk menetapkan dan mempertahankan terapi paripurna dan hubungan dokter pasien yang professional 5.1.3.5. Menggunakan bahasa yang santun dan dapat dimengerti oleh pasien (termasuk bahasa daerah setempat) sesuai dengan umur, tingkat pendidikan ketika menyampaikan pertanyaan, meringkas informasi, menjelaskan hasil diagnosis, pilihan penanganan serta prognosis. 5.1.4. Memberi Penjelasan dan Informasi 5.1.4.1. Mempersiapkan perasaan pasien untuk menghindari rasa takut dan stres sebelum melakukan pemeriksaan fisik 5.1.4.2. Memberi tahu adanya rasa sakit atau tidak nyaman yang mungkin timbul selama pemeriksaan fisik atau tindakannya 5.1.4.3. Memberi penjelasan dengan benar, jelas, lengkap, dan jujur tentang tujuan, keperluan, manfaat, risiko prosedur diagnostik dan tindakan medis (terapi, operasi, prognosis, rujukan) sebelum dikerjakan 5.1.4.4. Menjawab pertanyaan dengan jujur, memberi konsultasi, atau menganjurkan rujukan untuk permasalahan yang sulit. 5.1.4.5. Memberikan edukasi dan promosi kesehatan kepada pasien maupun keluarganya 5.1.4.6. Memastikan mengkonfirmasikan bahwa informasi dan pilihan-pilihan tindakan telah dipahami oleh pasien 5.1.4.7. Memberikan waktu yang cukup kepada pasien untuk merenungkan kembali serta berkonsultasi sebelum membuat persetujuan 5.1.4.8. Menyampaikan berita buruk secara profesional dengan menjunjung tinggi etika kedokteran 5.1.4.9. Memastikan kesinambungan pelayanan yang telah dibuat dan disepakati 17 Bioetika, Medikolegal dan HAM, FKK UMJ, Juni 2015 Buku Pegangan Mahasiswa Berkomunikasi dengan sejawat, masyarakat dan dengan anggota profesi lain 5.2.1. Memberi informasi yang tepat kepada sejawat tentang kondisi pasien baik secara lisan, tertulis, atau elektronik pada saat yang diperlukan demi kepentingan pasien maupun ilmu kedokteran 5.2.2. Menulis surat rujukan dan laporan penanganan pasien dengan benar, demi kepentingan pasien maupun ilmu kedokteran 5.2.3. Melakukan presentasi laporan kasus secara efektif dan jelas, demi kepentingan pasien maupun ilmu kedokteran 5.2.4. Menggunakan bahasa yang dipahami oleh masyarakat 5.2.5. Menggali masalah kesehatan menurut persepsi masyarakat 5.2.6. Menggunakan teknik komunikasi langsung yang efektif agar masyarakat memahami kesehatan sebagai kebutuhan 5.2.7. Memanfaatkan media dan kegiatan kemasyarakatan secara efektif ketika melakukan promosi kesehatan 5.2.8. Melibatkan tokoh masyarakat dalam mempromosikan kesehatan secara profesional 5.2.9. Mendengarkan dengan penuh perhatian, dan memberi waktu cukup kepada profesi lain untuk menyampaikan pendapatnya 5.2.10. Memberi informasi yang tepat waktu dan sesuai kondisi yang sebenarnya ke perusahaan jasa asuransi kesehatan untuk pemrosesan klaim 5.2.11. Memberikan informasi yang relevan kepada penegak hukum atau sebagai saksi ahli di pengadilan (jika diperlukan) 5.2. 6. Menjelaskan Aspek Medikolegal dalam praktik kedokteran 6.1. Menjelaskan tentang Hak asasi manusia 6.2. Menjelaskan aspek medikolegal pemberian Resep obat 6.3. Menjelaskan aspek medikolegal penyalahgunaan tindakan fisik dan seksual 6.4. Menjelaskan tentang Kode Etik Kedokteran Indonesia 6.5. menjelaskan aspek medikolegal pembuatan surat keterangan sehat, sakit atau surat kematian 6.6. Menjelaskan proses di pengadilan 6.7. Menjelaskan tentang UU RI No. 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran 6.8. Menjelaskan tentang peran Konsil Kedokteran Indonesia sebagai badan yang mengatur praktik kedokteran 6.9. Menentukan, menyatakan dan menganalisis segi etika dalam kebijakan kesehatan 7. Menjelaskan Aspek keselamatan pasien dalam praktik kedokteran 7.1. Menerapkan standar keselamatan pasien : 7.1.1. Hak pasien 7.1.2. Mendidik pasien dan keluarga 7.1.3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan 7.1.4. Penggunaan metoda peningkatan kinerja untuk 18 Bioetika, Medikolegal dan HAM, FKK UMJ, Juni 2015 Buku Pegangan Mahasiswa melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien 7.1.5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien 7.1.6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien 7.1.7. Komunikasi yang merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien 7.2. Menerapkan 7 (tujuh) langkah keselamatan pasien : 7.2.1. Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien 7.2.2. Memimpin dan mendukung staf 7.2.3. Integrasikan aktifitas pengelolaan risiko 7.2.4. Kembangkan sistem pelaporan 7.2.5. Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien 7.2.6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien 7.2.7. Cegah cidera melalui implementasi sistem keselamatan pasien KASUS FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN-UMJ Tutorial Bioetika Kasus 1: Bioetika Mohon bantuan Mahasiswa--> untuk menganalisa kasus di bawah ini serta menunjukkan dalam kalimat-kalimat manakah dalam kasus di bawah ini yang mencerminkan masing-masing Kaidah Dasar Moral dan serta mohon diberikan alasannya. Untuk tiap Kaidah Dasar Moral setidak-tidaknya dua kalimat/situasi. Kasus dr. Ayu Kasus yang menimpa dokter ayu dan dua orang temanya tersebut berawal dari tuduhan pihak keluarga korban Julia Fransiska Makatey (25) yang meninggal dunia sesaat setelah melakukan operasi kelahiran anak pada tahun 2010 yang lalu. Akibat dari kasus tersebut dr ayu dan kedua temanya divonis oleh MA dengan hukuman 10 bulan penjara. Berikut ini kronologi kasus penangkapan dokter Ayu dan kedua orang temanya yang juga ikut dihukum atas tuduhan kasus malpraktek menurut keterangan dari Ketua Umum Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI), Dr Nurdadi Saleh, SpOG seperti dilansir dari Liputan6. 19 Bioetika, Medikolegal dan HAM, FKK UMJ, Juni 2015 Buku Pegangan Mahasiswa Tanggal 10 April 2010 Korban, Julia Fransiska Makatey (25) merupakan wanita yang sedang hamil anak keduanya. Ia masuk ke RS Dr Kandau Manado atas rujukan puskesmas. Pada waktu itu, ia didiagnosis sudah dalam tahap persalinan pembukaan dua. Namun setelah delapan jam masuk tahap persalinan, tidak ada kemajuan dan justru malah muncul tanda-tanda gawat janin, sehingga ketika itu diputuskan untuk dilakukan operasi caesar darurat. “Saat itu terlihat tanda tanda gawat janin, terjadi mekonium atau bayi mengeluarkan feses saat persalinan sehingga diputuskan melakukan bedah sesar,” ujarnya. Tapi yang terjadi menurut dr Nurdadi, pada waktu sayatan pertama dimulai, pasien mengeluarkan darah yang berwarna kehitaman. Dokter menyatakan, itu adalah tanda bahwa pasien kurang oksigen. “Tapi setelah itu bayi berhasil dikeluarkan, namun pasca operasi kondisi pasien semakin memburuk dan sekitar 20 menit kemudian, ia dinyatakan meninggal dunia,” ungkap Nurdadi, seperti ditulis Senin (18/11/2013). Tanggal 15 September 2011 Atas kasus ini, tim dokter yang terdiri atas dr Ayu, dr Hendi Siagian dan dr Hendry Simanjuntak, dituntut Jaksa Penuntut Umum (JPU) hukuman 10 bulan penjara karena laporan malpraktik keluarga korban. Namun Pengadilan Negeri (PN) Manado menyatakan ketiga terdakwa tidak bersalah dan bebas murni. “Dari hasil otopsi ditemukan bahwa sebab kematiannya adalah karena adanya emboli udara, sehingga mengganggu peredaran darah yang sebelumnya tidak diketahui oleh dokter. Emboli udara atau gelembung udara ini ada pada bilik kanan jantung pasien. Dengan bukti ini PN Manado memutuskan bebas murni,” tutur dr Nurdadi. Tapi ternyata kasus ini masih bergulir karena jaksa mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung yang kemudian dikabulkan. 18 September 2012 Dr. Dewa Ayu dan dua dokter lainnya yakni dr Hendry Simanjuntak dan dr Hendy Siagian akhirnya masuk daftar pencarian orang (DPO). 11 Februari 2013 Keberatan atas keputusan tersebut, PB POGI melayangkan surat ke Mahkamah Agung dan dinyatakan akan diajukan upaya Peninjauan Kembali (PK). Dalam surat keberatan tersebut, POGI menyatakan bahwa putusan PN Manado menyebutkan ketiga terdakwa tidak terbukti secara sah dan meyakinkan kalau ketiga dokter tidak bersalah melakukan tindak pidana. Sementara itu, Majelis Kehormatan dan Etika Profesi Kedokteran (MKEK) menyatakan tidak ditemukan adanya kesalahan atau kelalaian para terdakwa dalam melakukan operasi pada pasien. 20 Bioetika, Medikolegal dan HAM, FKK UMJ, Juni 2015 Buku Pegangan Mahasiswa 8 November 2013 Dr Dewa Ayu Sasiary Prawan (38), satu diantara terpidana kasus malapraktik akhirnya diputuskan bersalah oleh Mahkamah Agung dengan putusan 10 bulan penjara. Ia diciduk di tempat praktiknya di Rumah Sakit Ibu dan Anak Permata Hati, Balikpapan Kalimantan Timur (Kaltim) oleh tim dari Kejaksaan Agung (Kejagung) dan Kejari Manado sekitar pukul 11.04 Wita. Kronologi Menurut Yulin Mahengkeng, ibu Julia Fransiska Makatey seperti dilansir dari detik Saat itu anaknya, masuk ke Puskesmas di Bahu Kecamatan Malalayang jelang melahirkan. Tanda-tanda melahirkan terlihat pukul 04.00 WITA, keesokan harinya, setelah pecah air ketuban dengan pembukaan 8 hingga 9 Centimeter. Tapi dokter Puskemas merujuk ke RS Prof dr Kandou Malalayang karena Fransiska mempunyai riwayat melahirkan dengan cara divakum pada anak pertamanya. “Kami tiba pukul 07.00 WITA, lalu dimasukkan ke ruangan Irdo,” kata Yulin kepada detikcom, Senin (25/11/2013) malam. Karena hasil pemeriksaan terjadi penurunan pembukaan hingga 6 cm, pagi itu Fransiska lalu diarahkan ke ruang bersalin. Yulin lalu mengatakan, saat itulah seakan terjadi pembiaran terhadap anaknya, karena terkesan mengulur waktu menunggu persalinan normal. “Padahal anak saya harus dioperasi karena air ketuban sudah pecah dan kondisinya sudah lemah,” terangnya. Hingga malam hari sekitar pukul 20.00 WITA, tindakan melakukan operasi baru dilakukan dr Ayu dan dua rekannya. Keluarga pun bolak-balik ruang operasi dan apotek untuk membeli obat. Dengan kondisi tidak membawa uang cukup, tawarmenawar obat dan peralatan terjadi. “Bahkan saya coba menjamin kalung emas yang saya pakai, sambil menunggu uang yang masih dalam perjalanan, tapi tetap tidak dihiraukan. Operasi pun akhirnya mengalami penundaan,” beber Yulin. Lanjutnya, pada pukul 22.00 WITA, uang dari adiknya pun tiba. Jumlahnya pun tidak mencukupi seperti permintaan pihak rumah sakit. Setelah bermohon berulang kali, operasi kemudian dilaksanakan. 15 menit kemudian, dokter keluar membawa bayi dan memberi kabar anaknya dalam keadaan sehat. Tapi hanya berselang 20 sampai 30 menit kemudian, dokter bawa kabar lagi kalau anaknya sudah meninggal dunia. “Kami kecewa terjadi pembiaran selama 15 jam terhadap anak saya. Kenapa tindakan operasi baru dilakukan setelah kondisi anak saya sudah menderita dan tidak berdaya?” tandasnya. “Ini jelas ada kesalahan yang dilakukan dokter, itu makanya kami keluarga melaporkan ke polisi,” tambah Yulin. Menurutnya, kejadian itu sudah beberapa kali diceritakannya ke berbagai pihak untuk membuktikan adanya pembiaran yang dilakukan para dokter yang menangani anaknya. 21 Bioetika, Medikolegal dan HAM, FKK UMJ, Juni 2015 Buku Pegangan Mahasiswa “Makanya saya menangis saat dengar, putusan bebas Pengadilan Negeri Manado. Tapi Tuhan dengar doa kami, karena kasasi kami dan Kejaksaan diterima Mahkamah Agung dan mengabulkan tuntutan 10 bulan penjara,” tutupnya. Kasus 2 : Bioetika Seorang perempuan usia 50 tahun dating dengan keluhan kanker payudara stadium 3 yang mempunyai harapan hidupsangat kecil. Dokter memberikan terapi melebihi dosis minimal sebagai peringan rasa sakit yang diderita oleh pasien. Pasien mengaku tidak sanggup lagi menerima rasa sakit. Dokter meningkatkan dosisnya agar dapat meninggal lebih tenang. No. 1. -J KDB Paragraf Konteks Prima Facie 22 Bioetika, Medikolegal dan HAM, FKK UMJ, Juni 2015 Buku Pegangan Mahasiswa Tutorial Hukum & Profesionalisme Kasus 1 : HAM Kasus Prita seorang ibu rumah tangga bernama Prita Mulyasari yang dipenjara Prita Mulyasari, ibu dengan dua anak, ditahan sejak 13 Mei 2009 di Lembaga Pemasyarakatan Wanita Tangerang sebagai tersangka kasus pencemaran nama baik Rumah Sakit Internasional Omni, Alam Sutera, Serpong, Tangerang Selatan. Prita, warga Vila Melati Mas Residence, Serpong, itu divonis terbukti melanggar Pasal 27 ayat 3 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, yang isinya, “Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik.” Kenapa dia dianggap mencemarkan nama baik? Kasus ini bermula dari surat elektronik Prita pada 7 Agustus 2008. Email itu berisi keluhannya ketika dirawat di Omni. (isi lengkap emailnya bisa liat disini ) Surat yang semula hanya ditujukan ke beberapa temannya itu ternyata beredar ke pelbagai milis dan forum di Internet, dan diketahui oleh manajemen Rumah Sakit Omni. PT Sarana Mediatama Internasional, pengelola rumah sakit itu, lalu merespons dengan mengirim jawaban atas keluhan Prita ke milis dan memasang iklan di harian nasional. Belakangan, PT Sarana juga menggugat Prita, baik secara perdata maupun pidana, dengan tuduhan pencemaran nama baik. Pengadilan Negeri Tangerang memutuskan perkara gugatan perdata nomor 300/PDG/6/2008/PN-TNG , ibu beranak dua ini dibidik oleh jaksa penuntut umum dengan tiga dakwaan alternatif. Pertama, penuntut umum menjerat dengan Pasal 45 ayat (1) jo Pasal 27 ayat (3) UU No 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Sementara dakwaan kedua dan ketiga, penuntut umum menjerat dengan Pasal 310 ayat (2) dan pasal 311 ayat (1). Sebagaimana diketahui, ketiga pasal tersebut dirancang untuk menjerat bagi pelaku yang diduga melakukan pencemaran nama baik dan penghinaan. beranak dua ini dituntut oleh penuntut umum yang diketuai oleh jaksa Riyadi selama enam bulan penjara. Dalam tuntutannya, terdapat hal yang memberatkan. Bahwa perbuatan Prita dengan mengirimkan surat elektronik (email) kepada 20 alamat dinilai tidak akan hilang terkecuali dihapus oleh penerima. Alasan kedua, bahwa tidak terjadi kesepakatan untuk berdamai di dalam persidangan meskipun ada upaya dari pihak Walikota Tangerang Selatan HM Sholeh dengan manajemen RS Omni. hakim melihat unsur dalam dakwaan pertama. Untuk unsur setiap orang, dinilai majelis terpenuhi karena Prita diajukan ke persidangan dalam keadaan sehat. Lalu, unsur dengan sengaja, majelis berpendapat, perbuatan Prita dengan mengirimkan email berbunyi ” Saya informasikan juga dr H praktek di RSCM juga. Saya tidak 23 Bioetika, Medikolegal dan HAM, FKK UMJ, Juni 2015 Buku Pegangan Mahasiswa mengatakan RSCM buruk tapi lebih hati-hati dengan perawatan medis dari dokter ini” adalah perbuatan yang dikehendaki. Sehingga, majelis berpendapat perbuatan Prita telah tercapai alias terpenuhi. Ketiga, unsur mendistribusikan akses elektronik. Ketidakpuasan Prita atas pelayanan dan tidak transparansinya dokter yang merawat menjadi pemacu mengirimkan keluhan melalui email kepada sejumlah temannya. Namun majelis justru mempertanyakan apakah isi dari keluhan email tersebut berupa muatan pencemaran dengan judul “Penipuan RS Omni Internasional”. Majelis hakim tentu menelaah dengan tidak sepotong kalimat. “Tapi harus dilihat hubungan hukum terdakwa dengan dr Hengki dan dr Grace,” ujarnya Arthur. Dalam uraian pertimbangannya, majelis berpendapat Prita mengirimkan email kepada sejumlah temannya bukan pencemaran, melainkan sebatas kritikan kepada dokter Hengki dan dokter Grace. Setelah berpidah ke RS Bintaro Internasional, hasil deteksi menyatakan Prita menderita penyakit Gondongan dan menular. Gara-gara diagnosis itu Prita dimasukkan ke dalam ruang isolasi. Setelah tiga hari, Prita kembali ke rumah. Dengan demikian, pernyataan Prita dalam email hanya sebatas kritikan kepada sang dokter. “Kalimat terdakwa merupakan satu cara agar masyarakat terhindar dan tidak mendapat pelayanan medis dari dokter yang tidak baik. Demikian halnya kalimat terdakwa terhadap dr Grace adalah kritikan sebagai customer service,” ujarnya. Dengan demikian, menurut pendapat hakim, perbuatan dr Grace dapat dikatakan tidak profesional. Bahkan tidak menghargai hak seorang pasien yang berharap sembuh dari penyakit. Berdasarkan uraian unsur ketiga, majelis berpendapat bahwa email terdakwa Prita Mulya Sari tidak bermuatan penghinaan atau pun pencemaran nama baik. “Dalam kalimat tersebut adalah kritik dan demi kepentingan umum agar masyarakat terhindar dari praktek-praktek dari rumah sakit dan dokter yang tidak memberikan pelayanan medis yang baik,” ujarnya. Dalam pertimbangannya, majelis tidak sependapat dengan penuntut umum, bahwa jika terdakwa tidak puas atas pernyataan dokter, pasien dapat mengadukan dokter bersangkutan ke majelis kehormatan kedokteran. Sebab, sambung Arthur, kasus ini telah menjadi perhatian publik. Namun sayangya, belum adanya tindakan dari majelis kehormatan kedokteran disiplin. Dalam pertimbangannya, lantaran salah satu unsur dakwan pertama tidak terpenuhi, maka Prita tidak terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana dakwaan pertama. “Oleh karena itu terdakwa harus dibebaskan dari dakwaan tersebut,” ujarnya. Sedangkan pada dakwaan kedua dan ketiga, yakni Pasal 310 ayat (2) dan Pasal 311 ayat (1) KUHP, dalam pertimbangan majelis pada pokoknya sama yakni tindak pidana menyerang kehormatan orang lain dengan tulisan. Sedangkan Dalam Pasal 310 ayat (2) menyerang kehormatan dengan tulisan dan gambar. Dalam Pasal 310 ayat (3), sambung Arthur, menyebutkan “Tidak termasuk pencemaran atau pencemaran tertulis, jika perbuatan jelas dilakukan demi kepentingan umum atau karena terpaksa untuk membela diri”. Majelis berpendapat perbuatan terdakwa semata-mata demi kepentingan umum. Majelis merujuk pada Pasal 310 ayat (3) KUHP. Sehingga, perbuatan Prita Mulya 24 Bioetika, Medikolegal dan HAM, FKK UMJ, Juni 2015 Buku Pegangan Mahasiswa Sari tidak secara sah dan meyakinkan sebagaimana dakwaan kedua dan ketiga. “Oleh karena itu terdakwa harus dibebaskan dari kedua dakwaan tersebut,” ujarnya. Dan akhirnya, Prita Mulyasari terdakwa dalam kasus pencemaran nama baik terhadap Rumah Sakit Omni Internasional, Alam Sutera Tangerang, dapat menghirup udara bebas. Tetes air mata mengalir dari pipinya saat mendengar majelis hakim yang dipimpin Arthur Hangewa membacakan amar putusan. Duduk di kursi pesakitan, Prita mendengarkan dengan seksama ketika Arthur membacakan putusan. “Menyatakan terdakwa Prita Mulyasari tidak terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana pencemaran nama baik. Membebaskan terdakwa Prita Mulyasari dari dakwaan,” ujar Arthur, di Pengadilan Negeri (PN) Tangerang, Selasa (29/12). sumber 1. http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt4b3ac59e39184/pn-tangerang-vonisbebas-prita-buka-perdamaian-dengan-rs-omni 2.http://suarapembaca.detik.com/read/2008/08/30/111736/997265/283/rs-omnidapatkan-pasien-dari-hasil-lab-fiktif Kasus 2: HAM Wanita datang ke dokter puskesmas mengatakan dirinya telah diperkosa dan tidak mau melapor pada polisi dan hanya meminta pemeriksaan dokter. 3 hari kemudian polisi datang dan meminta visum pada dokter berdasarkan pemeriksaan yang lalu dokter memberikan hasil pemeriksaan yang dibutuhkan. 25 Bioetika, Medikolegal dan HAM, FKK UMJ, Juni 2015 Buku Pegangan Mahasiswa TUGAS MAHASISWA 1. Setelah memahami dengan teliti skenario di atas, mahasiswa harus mengidentifikasi hal-hal penting yang patut didiskusikan dalam skenario di atas. 2. Sebagai patron mahasiswa berpatokan pada TIU dan TIK namun tidak menutup kemungkinan dapat memperluas bahan diskusi dengan hal-hal yang relevan. 3. Anda dapat membuat kata-kata kunci untuk mengarahkan diskusi. 4. Sebelum melakukan diskusi kelompok, mahasiswa terlebih dahulu harus mempelajari modul ini dan sumber-sumber yang berkaitan dengan hal-hal yang akan didiskusikan dengan sungguh-sungguh agar diskusi kelompok lebih “hidup” dapat mencapai tujuan yang diharapkan. 5. Setelah menyelesaikan seluruh proses diskusi kelompok, mahasiswa diwajibkan membuat makalah mengenai hal – hal yang telah didiskusikan secara berkelompok (1 makalah untuk 1 kelompok) untuk dipresentasikan dalam pleno. (Format makalah dan bahan presentasi akan dijelaskan pada bagian terpisah). PROSES PEMBELAJARAN - NO. Bioetik terintegrasi dalam setiap bidang keilmuan dan diajarkan secara kontinu Metode dapat dilakukan dengan teaching, role play, games, home stay, studi kasus, tutorial, video Etik sebagai pembelajaran harus melibatkan seluruh system yang ada termasuk dosen sebagai role model Diterapkan sebagai aturan normatiif dan praktis dalam kegiatan pendidikan seharihari (pengalaman pembelajaran, metode pengajaran, sarana-prasarana pembelajaran, alat bantu pengajaran) PENGALAMAN STRATEGI FASILITATOR ALAT BANTU BELAJAR PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN Tatap muka Kuliah satu dua arah Dosen SARANAPRASARANA PEMBELAJARAN Hand out kuliah, Ruang kuliah buku ajar, diktat besar kapasitas tentang bioetik & (200-300 humaniora mahasiswa), AC LCD, Komputer, White board, spidol white board 26 Bioetika, Medikolegal dan HAM, FKK UMJ, Juni 2015 Buku Pegangan Mahasiswa Tatap muka Konsultasi dua arah Temu Pakar Pakar Pakar Modul Hand out kuliah, buku ajar, diktat tentang bioetik & humaniora Brain storming, Tutorial Diskusi, tanya- Diskusi l jawab terpimpin Tutor Modul Hand out kuliah, buku ajar, diktat tentang bioetik & humaniora Brain storming, Diskusi tanyajawab - Tatap dua guiding Madiri muka Clinical arah, training Belajar mandiri skill Instruktur Manual Forensic Wound Simulation Kit Role play Instruktur Modul Literature searching Electronic learning - Buku ajar, diktat, hand out CD/VCD Web site - 27 Bioetika, Medikolegal dan HAM, FKK UMJ, Juni 2015 Kantor, telephon (HP) Ruang kuliah besar kapasitas (200-300 mahasiswa), AC LCD, Komputer, flip chard, kertas manila, spidol permanent, White board, spidol white board Ruang Tutorial (13-17 mahasiswa), AC, LCD, Komputer, flip chard, kertas manila, spidol permanent, White board, spidol white board Dimana saja, Komputer (lap top), kertas manila, Ruang CSL (1317 mahasiswa), AC, LCD, Komputer, flip chard, kertas manila, spidol permanent, White board, spidol white board Ruang kuliah besar kapasitas (200-300 mahasiswa), AC, LCD, Komputer, flip chard, kertas manila, spidol permanent, White board, spidol white board, Alatbantupermainan: kertas , ball point Perpustakaan Dimana saja Lab/perpustakaan electronic, Komputer, Buku Pegangan Mahasiswa PROSES PEMECAHAN MASALAH Dalam diskusi kelompok dengan menggunakan metode curah pendapat, mahasiswa diharapkan memecahkan problem yang terdapat dalam 3 skenario yaitu Bioetika, Medikolegal dan HAM, dengan mengikuti 7 langkah maupun daftar tilik penyelesaian masalah di bawah ini: 1. Klarifikasi istilah yang tidak jelas dalam scenario di atas, dan tentukan kata/ kalimat kunci skenario diatas. 2. Identifikasi problem dasar scenario diatas dengan, dengan membuat beberapa pertanyaan penting. 3. Analisa problem-problem tersebut dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan diatas. 4. Klasifikasikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas. 5. Tentukan tujuan pembelajaran yang ingindi capai oleh mahasiswa atas kasus tersebut diatas. 6. Cari informasi tambahan tentang kasus diatas dari luar kelompok tatap muka. Langkah 6 dilakukan dengan belajar mandiri. 7. Laporkan hasil diskusi dan sistesis informasi-informasi yang baru ditemukan. Langkah 7 dilakukan dalm kelompok diskusi dengan tutor. Penjelasan : Bila dari hasil evaluasi laporan kelompok ternyata masih ada informasi yang diperlukan untuk sampai pada kesimpulan akhir, maka proses 6 bisa diulangi, dan selanjutnya dilakukan lagi langkah 7. Kedua langkah diatas bisa diulang-ulang di luar tutorial, dan setelah informasi dirasa cukup maka pelaporan dilakukan dalam diskusi akhir, yang biasanya dilakukan dalam bentuk diskusi panel dimana semua pakar duduk bersama untuk memberikan penjelasan atas hal-hal yang belum jelas. 28 Bioetika, Medikolegal dan HAM, FKK UMJ, Juni 2015 Buku Pegangan Mahasiswa DAFTAR TILIK KAIDAH DASAR BIOETIKA I (ALTRUISME DALAM BERPRAKTEK) BENEFICENCE Kriteria 1. Mengutamakan altruisme (menolong tanpa pamrih, rela berkorban untuk kepentingan orang lain) 2. Menjamin bilai pokok harkat dan martabat manusia 3. Memandang pasien/keluarga/sesuatu tak hanya sejauh menguntungkan dokter 4. Mngusahakan agar kebaikan/manfaatnya lebih banyak dibandingkan dengan keburukannya. 5. Paternalisme bertanggung jawab/berkasih saying 6. Menjamin kehidupan baik minimal manusia 7. Pembatasan goalbase 8. Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan/preferensi pasien 9. Minimalisasi akibat buruk 10. Kewajiban menolong pasien gawat darurat 11. Menghargai hak-hak pasien secara keseluruhan 12. Tidak menarik honorarium diluar kepantasan 13. Maksimalisasi kepuasan tertinggi secara keseluruhan 14. Mengembangkan profesi secara terus menerus 15. memberikan obat berkhasiat namun murah 16. menerapkan Golden Rule Principle Ada Tidak Ada Bahan Bacaan : Basic of Bioethics ( Robert Mc Veath ) KAIDAH DASAR BIOETIKA 2 (DO NO HARM DALAM SITUASI EMERGENSI DAN PRAKTEK KLINIS) NONMALEFICENCE Kriteria 1. Menolong pasien emergensi 2. Kondisi untuk mengambarkan criteria ini adalah : pasien dalam keadaan amat berbahaya (darurat)/beresiko hilangnyasesuatu yang penting (gawat) dokter sanggup mencegah bahaya atau kehilangan tersebut tindakan kedokteran terbukti efektif manfaat bagi pasien lebih banyak dari kerugian dokter (hanya mengalami tresiko minimal) 3. Mengobati pasien yang luka Ada Tidak Ada 29 Bioetika, Medikolegal dan HAM, FKK UMJ, Juni 2015 Buku Pegangan Mahasiswa 4. Tidak membunuh pasien (tidak melakukan euthanasia) 5. Tidak menghina/mencaci maki/memenfaatkan pasien 6. Tidak memandang pasien sebagai obyek 7. mengobati tidak secara proporsional 8. Tidak mencegah pasien dari bahaya 9. Menghindari misrepreentasi dari pasien 10. Tidak membahayakan kehidupan pasien karena kelalayan 11. Tidak memberikan semangat hidup 12. Tidak melindungi pasien dari serangan 13. Tidak melakukan white collar crime dalam bidang kesehatan/kerumahsakitan yang merugikan pihak pasien/keluarganya Bahan Bacaan : Basic of Bioethics ( Robert Mc Veath ) KAIDAH DASAR BIOETIKA 3 ( OTONOMI PASIEN DALAM BERBAGAI SITUASI) AUTONOMI Kriteria 1. Menghargai hak menentukan nasib sendiri, menghargai martabat pasien 2. Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan ( pada kondisi elektif ) Ada Tidak Ada 3. 4. 5. 6. 7. 8. Berterus terang Menghargai privacy Menjaga rahasia pasien Menghargai rasionalitas pasien Melakukan informed consent Membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil keputusan sendiri 9. Tidak mengintervensi atau menghalangi autonomi pasien 10. Mencegah pihak lain mengintervensi pasien dalam membuat keputusan, termasuk keluarga pasien sendiri 11. Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada kasus emergensi 12. Tidak berbohong ke pasien mjeskipun demi kebaikan pasien 13. Menjaga hubungan ( kontrak) Bahan Bacaan : Basic of Bioethics ( Robert Mc Veath ) 30 Bioetika, Medikolegal dan HAM, FKK UMJ, Juni 2015 Buku Pegangan Mahasiswa KAIDAH DASAR BIOETIKA I4 (PRINSIP KEADILAN DALAM KONTEKS HUBUNGAN DOKTER PASIEN ) JUSTICE Kriteria 1. Memberlakukan segala sesuatu secara universal 2. Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia lakukan 3. Memberi kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang sama 4. Menghargai hak sehat pasien ( affordability, equality, accessibility, availability, quality ) 5. Menghargai hak hukum pasien 6. Menghargai hak orang lain 7. Menjaga kelompok yang rentan ( yang paling dirugikan ) 8. Tidak melakukan penyalahgunaan 9. Bijak dalam makroalokasi 10. Memberikan kontribusi yang relatif sama dengan kebutuhan pasien 11. Meminta partisipasi pasien sesuai dengan kemampuannya 12. Kewajiban mendistribusi keuntungan dan kerugian ( biaya, beban, sangsi ) secara adil 13. Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang tepat dan kompeten 14. Tidak memberi beban berat secara merata tanpa alasan sah / tepat 15. Menghormati hak populasi yang sama-sama rentan penyakit/ gangguan kesehatan 16. Tidak membedakan pelayanan pasien atas dasar SARA, status social dll Ada Tidak Ada Bahan Bacaan : Basic of Bioethics ( Robert Mc Veath ) DAFTAR TILIK ETIKA KLINIK (Jonsen Siegler and Winslade) MEDICAL INDICATION No PERTANYAAN ETIK 1 Apakah masalah medis pasien?Riwayat?Diagnosis? dan Prognosis? 2 Apakah masalah tersebut akut? Kronik? Kritis? Gawat Darurat? Dan masih dapat disembuhkan? 3 Apakah tujuan akhir pengobatan? 4 Berapa besar`kemungkinan berhasil? 5 Adakah rencana lain bila tidak berhasil?/gagal? 6 Sebagai tambahan, bagaimana pasien ini diuntungkan dengan perawatan medis, dan bagaimana kerugian dari pengobatan yang dapat dihindari? ANALISA 31 Bioetika, Medikolegal dan HAM, FKK UMJ, Juni 2015 Buku Pegangan Mahasiswa QUALITY`OF LIFE No PERTANYAAN ETIK 1 Bagaimana prospek, dengan atau tanpa pengobatan untuk kembali ke kehidupan normal? 2 Apakah gangguan fisik, mental dan social yang pasien alami bila pengobatannya berhasil? 3 Apakah ada prasangka yang mungkin menimbulkan kecurigaan terhadap evaluasi pemberi pelayanan terhadap kualitas hidup pasien? 4 Bagaimana kondisi pasien sekarang atau masa depan, apakah kehidupan pasien selanjutnya dapat dinilai seperti yang diharapkan? 5 Apakah ada rencana alasan rasional untuk pengobatan selanjutnya. 6 Apakah ada rencana untuk kie2nyamanan dan perawatan paliatif? ANALISA PATIENT PREFERRENCES No ANALISA PERTANYAAN ETIK 1 Apakah secara mental pasien mampu dan kompeten secara legal? Apakah ada keadaan yang menimbulkan ketidakmampuan? 2 Bila berkompeten apa yang pasien katakan mengenai pilihan pengobatannya?? 3 Apakah pasien telah diinformasikan mengenai keuntgungan dan risikonya, mengerfti atau tidak terhadap informasi yang diberikan dan memberikan persetujuan? 4 Apakah pasien tersebut telah menunjukan sesuatu yang lebih disukainya? 5 Bila`tidak kompeten siapa yang pantas menggantikannnya?apakah yang gantikan gunakan standart yang sesuai dalam penagmbilan keputusannya? 6 Apakah pasien tidak berkeinginan/tidak mampu untuk bekerja sama dengan pengobatan yang diberikan? Kalau ya, kenapa? 7 Sebagai tambahan, apakah hak pasien untuk memilih untuk dihormati tanpa memandang etnis dan agama? CONTEXTUAL FEATURES ANALISA No PERTANYAAN ETIK 1 Aapakh ada masalah keluarga yang mungkin mempengaruhi pengambilan keputusan pengobatan? 2 Apaqkah ada masalah sumber data (klinisi dan perawat) yang mungkin mempengaruhi pengambilan keputusan pengobatan? 3 Apakah ada masalah factor keuangan? 4 Apakah ada factor religius dan budaya? 32 Bioetika, Medikolegal dan HAM, FKK UMJ, Juni 2015 Buku Pegangan Mahasiswa 5 6 7 8 9 Apakah ada maslah factor alokasi dana? Apakah ada maslah factor keuangan dan ekonomi? Bagaimana hokum mempengaruhi pengambilan keputusan pengobatan? Apakah`penelitgian klinik atau pembelajaran terlibat? Apakah ada konflik kepentingan didalam bagian pengambilan keputusan dalam satu institusi? DAFTAR TILIK ETIKA ISLAM No PRINSIP ETIKA 1 Prinsip Niat /Intention (qa,idat al qasd) 2 Prinsip kepastian /Certainty (qa,idat al yaqeen) 3 Prinsip kerugian / do Harm (qa,idat`al dharat) 4 Prinsip kesukaran / do difficulty (qa,idat al mashaqqat) 5 Prinsip kebiasaan / Custom (qa,idat al aadat) DAFTAR TILIK ELEMEN INFORMED`CONSENT No ELEMEN INFORMED CONSENT 1 Threshold elements/ Yang me2mberi persetujan 2 Information elements: a. Disclosure(pengungkapan penjelasan) b. Understanding (pemahaman) 3 Consents elements: a. Volunterness(kesukarelaan, kebebasan) b. Autorization (persetujuan) DAFTAR TILIK MALPRAKTEK / LALAI MEDIK No KRITERIA 1 Duty of Care (Kewajiban) = D1 2 Deriliction of Duty (pelanggaran kewajiban)=D2 3 Damage (kompensasi kerugian) yang foreseeable=D3 4 Direct cause (sebab langsung) pelanggaran kewajiban yg akibatkan kerugian(D2-D3)=D4 ANALISA ANALISA ANALISA 33 Bioetika, Medikolegal dan HAM, FKK UMJ, Juni 2015 Buku Pegangan Mahasiswa JADWAL KEGIATAN Sebelum dilakukan pertemuan antara kelompok mahasiswa dan tutor, mahasiswa dibagi menjadi kelompok-kelompok diskusi yang terdiri dari 15-17 orang tiap kelompok. 1. Pertemuan pertama dalam kelas besar dengan tatap muka satu arah untuk penjelasan dan tanya jawab. Tujuan : menjelaskan tentang modul dan cara menyelesaikan modul, dan membagi kelompok diskusi. Pada pertemuan pertama buku modul dibagikan. 2. Pertemuan kedua : diskusi tutorial 1 dipimpin oleh mahasiswa yang terpilih menjadi ketua dan penulis kelompok, serta difasilitasi oleh tutor Tujuan : * Memilih ketua dan sekretaris kelompok, * Brain-storming untuk proses 1 – 5, * Pembagian tugas 3. Pertemuan ketiga: diskusi tutorial 2 seperti pada tutorial 1. Tujuan: untuk melaporkan informasi baru yang diperoleh dari pembelajaran mandiri dan melakukan klassifikasi, analisa dan sintese dari semua informasi. 4. Anda belajar mandiri baik sendiri-sendiri. Tujuan: untuk mencari informasi baru yang diperlukan, 5. Diskusi mandiri; dengan proses sama dengan diskusi tutorial. Bila informasi telah cukup, diskusi mandiri digunakan untuk membuat laporan penyajian dan laporan tertulis. Diskusi mandiri bisa dilakukan berulang-ulang diluar jadwal. 6. Pertemuan keempat (terahir): diskusi panel dan tanya pakar. Tujuan: untuk melaporkan hasil analisa dan sintese informasi yang ditemukan untuk menyelesaikan masalah pada skenario. Bila ada masalah yang belum jelas atau kesalahan persepsi, bisa diselesaikan oleh para pakar yang hadir pada pertemuan ini. Laporan penyajian dibuat oleh kelompok dalam bentuk sesuai urutan yang tercantum pada buku kerja. 7. Masing-masing mahasiwa kemudian diberi tugas untuk menuliskan laporan tentang semua hal mengenai penyakit TB paru, serampah, diarea, dan scabies dengan pendekatan dokter keluarga.. Laporan ditulis dalam bentuk laporan lengkap. 34 Bioetika, Medikolegal dan HAM, FKK UMJ, Juni 2015 Buku Pegangan Mahasiswa Catatan : Laporan penyajian kelompok serta semua laporan hasil diskusi kelompok serta laporan kasus masing-masing mahasiswa diserahkan satu rangkap ke koordinator PBL MEU melalui ketua kelompok. Semua laporan akan diperiksa dan dinilai oleh pakarnya masing-masing, dan dikembalikan ke mahasiswa melalui koordinator untuk perbaikan. Setelah diperbaiki, dua rangkap masing-masing laporan diserahkan ke koordinator PBL MEU Semua mahasiswa wajib menyalin laporan dari kelompok dan mahasiswa lain untuk dipakai sebagai salah satu bahan ujian. TIME TABLE I II III IV V VI Pertemuan I (Penjelasan) Tutorial I Mandiri Mencari tambahan informasi Tutorial II (Laporan informasi baru KlassifikasiA nalisa & sintese) Kuliah kosultasi Diskusi panel Tanya pakar (Brain Stroming KlassifikasiAnal isa & sintese) STRATEGI BELAJAR : 1. Diskusi kelompok difasilitasi oleh tutor 2. Diskusi kelompok tanpa tutor 3. FSL : Keterampilan menyuluh 4. Role play 5. Konsultasi pada pakar 6. Kuliah khusus dalam kelas 7. Aktivitas pembelajaran individual diperpustakaan dengan menggunakan buku ajar Majalah,slide, tape atau video dan internet 35 Bioetika, Medikolegal dan HAM, FKK UMJ, Juni 2015 Buku Pegangan Mahasiswa II. EVALUASI 1. Penilaian pelaksanaan 1.1. Monitoring perkuliahan, tutorial/diskusi dan CSL 1.2. Evaluasi mahasiswa terhadap pelaksanaan 2. Penilaian hasil pembelajaran - Blok bioetik pada semester 1 atau 2 diberikan nilai tersendiri sedangkan setelah itu dilanjutkan dengan diintegrasikan kedalam seluruh blok berikutnya sampai pada akhir fase pendidikan kedokteran untuk mendapatkan sertifikat - Evaluasi terhadap pembelajaran dilakukan untuk melihat pencapaian kompetensi ilmiah, kompetensi keterampilan dan kompetensi attitude pada semua strategi pembelajaran yang akan dilaksanakan - Evaluasi dilakukan menggunakan PAP = Penilaian Acuan Patokan dengan nilai batas lulus (NBL) antara 50-56%, yang pada semester 1 dipakai NBL 50% mengingat mahasiswa baru dalam tahap penyesuaian dengan metode pembelajaran baru. NBL ini pelan-pelan harus ditingkatkan sehingga mencapai NBL 56%. Evaluasi dilakukan dua kali yaitu ujian final pada akhir blok dan ujian remedial. Bila seorang mahasiswa pada ujian final teori (MCQ) mendapat nilai dibawah NBL yang ditetapkan untuk blok tersebut, maka ia harus mengikuti ujian remedial untuk teori.. Nilai ahir teori untuk mahasiswa tersebut adalah nilai dari ujian final ditambah nilai ujian remedial dibagi dua. Demikian juga untuk CSL dan Praktikum. Tutorial dan penugasan tidak ada ujian karena semua kompetensi keilmuan sudah diujikan pada MCQ. STRATEGI Kuliah Tutorial CSL Penugasan BOBOT METODE PENILAIAN KOMPETENSI PENGETAHUAN KETERAMPILAN Ya Tidak Ya Ya Ya Ya Ya Ya 100 100 MCQ DAFTAR TILIK Kompetensi Pengetahuan 36 Bioetika, Medikolegal dan HAM, FKK UMJ, Juni 2015 PERILAKU Baik Sedang Kurang OBSERVASI Buku Pegangan Mahasiswa 1. Semua materi tentang pengetahuan pada semua strategi pembelajaran (kuliah, tutorial, CSL, praktikum, dan penugasan) diujikan dalam bentuk multiple choice questions, 2. Kompetensi pengetahuan untuk strategi praktikum dan keterampilan klinis pelatihan juga bisa dievaluasi dengan memberikan kuis atau sebelum atau setelah praktikum. 3. Bila soal MCQ tidak cukup 100 harus dikonversi ke 100. 4. Ujian MCQ dilakukan dua kali, yaitu ujian Final dan bila hasil <NBL diulangi pada ujian remedial satu minggu setelah ujian final. Kompetensi Keterampilan: penilaian dinyatakan sebagai berikut: a. Perlu perbaikan: langkah-langkah tidak dilakukan dengan benar dan atau tidak sesuai urutannya, atau ada langkah yang tidak dilakukan. b. Mampu: Langkah-langkah dilakukan dengan benar dan sesuai dengan urutannya, tetapi tidak efisisen c. Mahir: Langkah-langkah dilakukan dengan benar, sesuai dengan urutan dan efisien. PENILAIAN NO. 1. ANGKA NILAI SETELAH KONVERSI 1. Perlu perbaikan 30-50 33 - 56% 2. Mampu 51-70 57 - 78% 3. Mahir 71-90 79 – 100 % Pada Tutorial/Diskusi: keterampilan yang dinilai adalah keterampilan komunikasi 2. Pada Latihan Keterampilan Klinik: keterampilan yang dinilai yang dinilai adalah keterampilan melakukan tindakan medis. 3. Pada Penugasan: Kompetensi keterampilan yang dinilai keterampilan menulis laporan atau menulistulisan ilmiah. 37 Bioetika, Medikolegal dan HAM, FKK UMJ, Juni 2015 adalah Buku Pegangan Mahasiswa Perilaku dinilai sebagai: NO. PENILAIAN ANGKA NILAI SETELH KONVERSI Baik 71-90 79 - 100 % Sedang 51-70 57 – 78 % Kurang baik 31-50 33 – 56 % Semua nilai dicantumkan dalam Loog book, dan diharapkan untuk mahasiswa dengan perilaku sedang atau kurang harus menjadi perhatian dari fasilitator blok berikutnya untuk usaha untuk memperbaiki perilaku yang bersangkutan. STRATEGI PENILAIAN Knowledge ◦ Essay ◦ MCQ ◦ Oral examination ◦ SOCA ◦ Portofolio Skills ◦ OSCE ◦ Observasi oleh instruktur Behavior ◦ Observasi oleh instruktur ◦ Observasi oleh peer group ◦ Interdisciplinary team observasI ◦ Self and peer assessment 38 Bioetika, Medikolegal dan HAM, FKK UMJ, Juni 2015 Buku Pegangan Mahasiswa BAHAN BACAAN & SUMBER INFORMASI LAIN A. Buku Ajar dan Jurnal Bertens. K. Etika. Seri filsafat Atma Jaya : 15. Cetakan kesembilan. Gramedia pustaka utama. Jakarta. Desember 2005. Guwandi J. Informed Consent. Balai penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 2004. Hanfiah Y, Amir A, Etika Kedokteran Dan Hukum Kesehatan. EGC. Jakarta. 1999. Jonsen AR, Siegler M, Winslade WJ. Clinical Ethics : A Practical Approach to ethical decisions in clinical medicine. 5th ed. New York, NY:McGraw-Hill. 2002 Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Indonesia (MKEK) & Ikatan Dokter Indonesia(IDI). Kode Etik Kedokteran Indonesia dan Pedoman pelaksanaan KODEKI. Jakarta. 2002 Nazif Amru H. Bioetika dan Hak-hak Asasi Manusia menuju standar pengaturan Nasional. Komisi Bioetika Nasional. Jakarta. 2007. Robert MC Veacth. Basic of Bioethics. BabIV hal 65-74 Samil RS. Etika Kedokteran Indonesia, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Ul, Jakarta, 1994 Samil RS. Etika Kedokteran Indonesia, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 2001 Sampurna B, Syamsu Z, Siswaja TD. Bioetik dan Hukum Kedokteran ; Pengantar bagi mahasiswa kedokteran dan hukum. Cetakan pertama. Pustaka Dwipar. Jakarta. 2005 Kode Etik : International code of medical ethics & Kode Etik Kedokteran Indonesia serta Pedoman pelaksanaan KODEKI. 2002 Diktat Kuliah dan Hand out Para Nara sumber /Dosen Pengampu Sumber Lain : VCD, Film, tape, Internet, dan koran Jakarta, 21 Juli 2010. Dr Anwar Wardy W, Sp.S, DFM Pusat Bioetika, Medikolegal dan HAM FKK-UMJ 39 Bioetika, Medikolegal dan HAM, FKK UMJ, Juni 2015