Nematoda Usus - UM Palangkaraya

advertisement
Nematoda Usus
Trichuris trichiura
Ancylostoma duodenale
Necator americanus
Oleh
Nurhalina, M.Epid
Analis Kesehatan UM Palangkaraya
Trichuris trichiura
( Cacing Cambuk)
Pendahuluan
• Infeksi cacing cambuk sering terjadi di daerah
panas, lembab dan sering bersama-sama
dengan infeksi Ascaris.
• Jumlah cacing bervariasi, apabila jumlahnya
sedikit, pasien tidak terpengaruh dengan
adanya cacing ini
Morfologi
• Jauh lebih besar dari cacing kremi
• Jantan : Panjangnya 30-45 mm,bagian kaudal
melingkar 360 derajat
• Betina : Panjangnya 35-50 mm
• Cacing dewasa jarang ditemukan dalam tinja
karena melekat pada dinding usus.
• Bagian kepala sangat halus dan terbenan dalam
mukosa
• Ujug posterior lebih tebal dan terletak bebasdi
lumen usus besar
• Ujung posterior yang besar dilukiskan sebagai
gagang cambuk sedang bagian ujung anterior
yang tipis sebagai cambuk
• Telur berbentuk tong dengan tombol yang
transparan
• Ukuran telur : panjang =50 x 54 µm, lebar =
22 x 23 µm
•
Gbr 1
Gbr 2. cacing Trichiura
Gbr 2. telur Trichiura
Siklus Hidup
• Manusia mendapatkan infeksi karena menelan telur
matang yang berasal dari tanah yang terkontaminasi
• Telur-telur menetas pada usus kecil dan melekat pada
mukosa usus besar
• Cacing dewasa menjadi matur dalam 3 bulan (mulai
memproduksi telur)
• Telur dikeluarkan dalam stadium belum membelah
dan membutuhkan 10-14 hari untk menjadi matang
pada tanah yang lembab
• Distrosi telur menjadi jauh lebih besar dari telur
normal >> ( 70-80 µm x 30-42 µm), mempunyai
tombol yang lebih menonjol.
Manifestasi Klinik
• Nama penyakit : Trichuriasis
• Disentri >> mukosa menjadi udem dan rapuh
(pada infeksi berat disentri dapat menyerupai
amebiasis)
• Kejang perut, tenesmus rektum yang hebat\
• Anemia hipokromik (pada infeksi yang lama dan
masif), anemia berhubungan dengan malnutris
dan kehilangan darah dari kolon yang rapuh.
• Eosinofil dan kristal Charcot Leyden dalam tinja
(namun tidk selalu terlihat pada sediaan apus
darah tepi)
• Meskipun disenttri yang disebabkan oleh cacing
cambuk dan Entamoba histolitica mirip, namun
disentri cacing cambuk lebih kronik karena
berhubungan dengan malnutrisi dan dapat
menyebabkan prolaps rektal.
• Infeksi cacing cambuk pada ank2 dengan infeksi
cacing cambuk yang berat dpt disertai dengan
infeksi E. hystolitica dan bakteri enteropatogen.
• Pada infeksi berat, cacing dewasa biasanya
terlihat pada mukosa rektal
Diagnosa
• Ditegakkan dengan menemukan telur dalam
tinja (harus disebutkan jumlahnya : sedikit,
jarang, sedang, banyak) >>> infeksi ringan
tidak menimbulkan masalah dan tidak
memerlukan pengobatan.
Ancylostoma duodenale
Necator americanus
(Cacing Tambang)
Pendahuluan
• Infeksi cacing tambang ditemukan pada
daerah hangat yang lembab dan
mengakibatkan berbagai penyakit pada
manusia (morbiditas lebih banyak dari
mortalitas)
Morfologi
• Cacing dewasa jantan berukuran panjang 7-11
mm x lebar 0.4-0.5 mm.
• Cacing Ancylostoma lebih besar daripada
Necator.
• Cacing dewasa jarang terlihat karena melekat
pada usus dengan bagian mulut yang
berkembang dengan baik (gigi pada
Ancylostoma dan lempeng pemotong pada
Necator).
Gbr. Morfologi ccacing tambang
• Telur bentuknya lonjong dengan ujung bulat
melebar, panjang = 60 µm, lebar = 40 µm
• Ciri khasnya : adanya ruang yang jernih diantara
embrio dengan kulit telur yg tipis.
• Telur dapat tetap hidup dan larva akan
berkembang secara maksimum pd keadaan
lembab, teduh dan tanah yang hangat, telur akan
menetas 1 sampai 2 hari kemudian. Dalam 5-8
hari akan tumbuh larva infektif filariform dan
dapat tetap hidup dalam tanah utk bbrp minggu.
• Infeksi pada manusia dapat melalui penetrasi larva
filariform yang terdapat di tanah ke dalam kulit,
• Setelah masuk ke dalam kulit larva dibawah ke jantung
bagian kanan melalui vena kemudian ke paru-paru
• Larva menembus Alveoli, berimigrasi melalui bronki ke
trakea dan faring dan tertelan ke usus kecil dan hidup
disitu
• Mereka melekat di mukosa, menggunakan sttruktur
mulut sementara sebelum mulut permanen yang khas
terbentuk
Gbr. Siklus hidup Cacing tambang
• Betina mengeluarkan telur kira-kira 5 bulan
setelah permulaan infeksi, meskipun periode
prepaten dapt berlangsung 6-10 bulan.
• Apabila larva filariform A. duodenale tertelan,
mereka dpt menjadi cacing dewasa dalam
usus tanpa melalui siklus paru2
• Telur2 keluar bersama tinja biasanya pada
stadium awal pembelahan.
Klinik
• Gejala awal setelah penetrasi larva dapat timbul rasa
gatal yang minimal sampai berat dengan kemungkina
infeksi sekunder.
• Ground itch ; berkembangnya vesikel dari ruam papula
eritematosa
• Pneumonitis krn migrasi larva ke paru2
• Innfeksi pd usus karena ;
1. Nekrosis jaringan usus yg berada dalam mulut cacing
2. Kehilangan darah krn dihisap oleh cacing dan tjd
pendarahan terus menerus krn perlekatannya (sekresi
antikoagulan olh cacing)
• Pd infeksi berat dgn banyak cacing disertai :
kelemahan, neusea, muntah, sakit perut, diare
denga tinja hitam atau merah, lesu dan pucat
seperti infeksi parasit lainnya
• Jumlah cacing yang banyakk pd anak2 muda >>
gjl sisa yang serius dan kematian >> peningkatan
eusinofilia perifer
• Infeksi kronik : anemia defisiensi besi (mikrositik,
hipokrom) dgn pucat, edema muka dan kaki, lesu
dan kadar HB ; 5 g/dl atau kurang, kardiomegali
serta retardasi mental dan fisik
Diagnosas
• Hitung telur 5 per mg tinja jarang mempunyai arti
klinis, kecuali > dr 20 per mg tinja (bs timbul
gejala2)
• 50 per mg atau lebih merupakan infeksi berat.
• Diagnosa melalui ditemukannya telur dalam tinja
(terutama dr gjala2 yg sulit dibedakan dgn
malnutrisi)
• Telur terbaik dilihat dengan sediaan langsung
atau sedimen kosentrasi, ttp akan menngalami
kerusakan pd sediaan pulasan permanen.
Download