SKRINING SENYAWA SITOTOKSIK DARI EKSTRAK DAUN

advertisement
SCIENTIA VOL. 6 NO. 1, FEBRUARI 2016
SKRINING SENYAWA SITOTOKSIK DARI EKSTRAK DAUN,
BUNGA, BUAH, BATANG DAN AKAR PADA TUMBUHAN
SENDUDUK (Melastoma malabathricum.L) TERHADAP LARVA Artemia
salina Leach dengan METODE BRINE SHRIMP LETHALITY BIOASSAY
Ema Ratna Sari, Arsa Nova, Lita Sahitri
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Bhakti Pertiwi Palembang
Email : [email protected]
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian tentang Skrining Senyawa Sitotoksik Dari Ekstrak Daun, Bunga,
Buah, Batang dan Akar pada Tumbuhan Senduduk (Melastoma Malabathricum.L) terhadap Larva
Artemia Salina Leach ) dengan Metode Brine Shrimp Lethality Bioassay. Dari pemeriksaan uji
pendahuluan fitokimia yang telah dilakukan, daun senduduk mengandung senyawa flavonoid, tanin
dan saponin. pada bunga terdapat flavonoid. Pada buah terdapat Flavonoid dan saponin. Pada batang
dan akar terdapat senyawa steroid dan terpenoid. Dari 200 gram daun, bunga, buah, batang dan akar
tumbuhan senduduk segar diperoleh ekstrak kental etanol dan rendemen berturut-turut sebesar 17,62
gram (8,81% b/b); 13,69 gram (6,845% b/b); 13,66 gram ( 6,83% b/b); 8,11 gram (4,05% b/b) dan
7,27 gram (3,63% b/b). Dari uji sitotoksik yang telah dilakukan terhadap 5 sampel, ekstrak yang
memiliki toksisitas terbesar terdapat di bagian buah tumbuhan senduduk (Melastoma malabathricum
L) dengan nilai LC50 89,947 ppm. Kandungan senyawa kimia yang diduga memiliki aktivitas
antioksidan pada ekstrak buah ini adalah senyawa flavonoid, yang pada uji fitokimia menunjukkan
warna merah dengan Sianidin Test.
Kata Kunci : Tumbuhan Senduduk
(Melastoma malabathricum. L),
Shrimp Lethality Bioassay
Uji Sitotoksik,
Brine
ABSTRACT
Research has been done on cytotoxic compound screening extract of leaf, flower, fruit, stem
and roots in Senduduk (Melastoma malabathricum.L) against larvae of Artemia Salina Leach) by
using Brine Shrimp Lethality Bioassay Method. Phytochemical preliminary test showed that Senduduk
leaf contained flavonoids, tannins and saponins, flower contained flavonoids, fruit contained
flavonoids and saponins, stem and root contained steroidal compounds and terpenoids. Of the 200
grams of leaves, flowers, fruits, stems and roots of plants we obtained fresh senduduk condensed
ethanol extract respectively 17.62 grams (8.81% w/w); 13.69 grams (6.845% w/w); 13.66 grams
(6.83% w/w); 8.11 grams (4.05% w/w) and 7.27 grams (3.63% w/w). From the cytotoxic test
conducted on five samples, it seems that greatest toxicity was showed by fruit extract with a value of
LC50 was 89.947 ppm. The content of the chemical that is thought to have antioxidant activity in fruit
extracts are flavonoids, which in phytochemical test showed a red color in Sianidin Test.
Keywords : Plant Senduduk (Melastoma malabathricum. L),
Lethality Bioassay
PENDAHULUAN
Uji sitotoksik adalah suatu pengujian
yang di lakukan untuk mengetahui tingkat
keamanan zat yang akan di uji. Adapun
sumber dari zat toksik dapat berasal dari bahan
alam maupun sintesis. Sitotoksik di ukur
dengan mengamati kematian pada hewan
ISSN : 2087-5045
Cytotoxic test,
Brine Shrimp
percobaan. Kematian hewan coba dianggap
sebagai respon dengan menggunakan kematian
sebagai jawaban, toksik adalah titik awal untuk
mempelajari toksisitas (Revi, 2012).
Salah satu tumbuhan yang berkhasiat obat,
dikenal dan digunakan oleh masyarakat adalah
tumbuhan
senduduk
(Melastoma
malabathricum L) dari suku Melastomataceae.
66
SCIENTIA VOL. 6 NO. 1, FEBRUARI 2016
Tumbuhan ini mempunyai khasiat sebagai
pereda demam (antipiretik), penghilang nyeri
(analgesik), peluruh urin (diuretik), mengobati
keputihan
(leukorea),
menghilangkan
pembengkakan, darah haid yang berlebihan,
dan mengobati luka bakar atau luka berdarah,
radang dinding pembuluh darah disertai
pembekuan
darah
didalam salurannya
(Dalimartha, 2000). Tumbuhan senduduk juga
berfungsi sebagai anti bakteri, anti oksidan,
anti inflamasi, anti kanker, anti hepatoksik,
anti diabetes dan anti septik yang berfungsi
membunuh atau mencegah pertumbuhan
mikroorganisme. Sebagai astringen yang dapat
menyebabkan penutupan pori-pori kulit,
memperkeras kulit, menghentikan eksudat dan
pendarahan yang ringan (Anief, 1997).
(a)
(b)
(c)
(d)
senduduk digunakan untuk mengobati penyakit
sariawan, bisul, diare, keracunan singkong
juga dapat mengobati bisa ulat bulu, mengobati
keputihan pada wanita, mengobati luka bakar
dan luka berdarah. Bunga senduduk digunakan
untuk mengobati sakit perut karena gangguan
lambung, buah senduduk digunakan untuk
mengobati pendarahan rahim, sedangkan
batang dan akar untuk mengobati penyakit
bisul, sakit gigi, obat penenang dan cacingan
pada anak (Robinson, 1995).
Beberapa penelitian dari tumbuhan
senduduk adalah daun senduduk memiliki
kandungan senyawa golongan tanin yang
memiliki aktivitas antibakteri mempunyai sifat
sebagai pengelat berefek spasmolitik, yang
dapat mengerutkan membran sel sehingga
mengganggu pertumbuhan sel. Akibat
terganggunya pertumbuhan, sel tidak dapat
melakukan
aktivitas
hidup
sehingga
pertumbuhannya terhambat atau bahkan mati.
Efek antibakteri tanin antara lain melalui
reaksi dengan membran sel, inaktivasi fungsi
materi genetik. Selain tanin, kandungan kimia
daun senduduk yang telah diketahui antara lain
flavonoid dan saponin .Saponin merupakan zat
hemolitik yang kuat serta memiliki sifat seperti
sabun, saponin juga bersifat antimikrobia,
antiperadangan dan memiliki aktivitas
sitotoksik (Liana, 2010).
Berdasarkan hal tersebut penulis
tertarik untuk melakukan penelitian skrining
dan isolasi senyawa sitotoksik dari ekstrak
daun, bunga, buah, batang dan akar dari
tumbuhan
senduduk
(Melastoma
malabathricum.L) terhadap hewan percobaan
larva
Artemia salina Leach
dengan
menggunakan metode Brine Shrimp Lethality
Bioassay.
METODOLOGI PENELITIAN
(e)
Gambar 1. (a) Daun (b) Bunga (c) Buah (d)
Batang dan (e) Akar tumbuhan
senduduk
(Melastoma
malabatricum. L).
Pada daun senduduk terdapat senyawa
kimia flavonoid, saponin, dan tanin. Pada
bunga senduduk terdapat senyawa kimia
flavonoid, pada buah terdapat senyawa
flavonoid dan saponin, batang dan akar
mengandung steroid dan terpenoid. Daun
ISSN : 2087-5045
Alat dan Bahan
Alat
Alat
yang
digunakan
adalah
seperangkat alat maserasi, seperangkat
alatdestilasi vakum dan Rotary evaporator,
bejana Kromatografi Lapis Tipis, pipet tetes,
pipet kapiler, plat silika GP 254 merck ,
seperangkat alat penetas larva udang artemia
salina leach, spatel, pinset, tabung reaksi,
beaker gelas, gelas ukur, erlenmeyer, kapas,
plat tetes, bunsen, corong, curter, gunting,
mistar, pensil, dan hair dryer, kertas saring,
67
SCIENTIA VOL. 6 NO. 1, FEBRUARI 2016
vial, pipet tetes, pipet gondok, lumpang dan
mortil.
bercelah kearah bejana pembatas
digunakan sebagai larva uji
(Margarety et al, 2005).
dapat
Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian
ini adalah daun, bunga, buah, batang dan akar
dari
tumbuhan
senduduk
(Melastoma
malabathricum L). Etanol destilasi, aguadest,
metanol, Diklorometan (DCM), N-heksan, etil
asetat dan N-heksan, kloroform, logam Mg dan
HCl pekat, FeCl3, anhidrida asetat, asam sulfat
pekat, air laut, larva udang artemia dan tween
80.
Hewan Percobaan
Hewan percobaan yang digunakan
adalah larva Artemia salina Leach
Uji Pendahuluan Fitokimia
Uji Pendahuluan kandungan metabolit
sekunder terhadap ke 5 sampel, menggunakan
metoda Culvenor & Fitzgerald untuk senyawa
alkaloid dan metode Simes et. al untuk
senyawa flavonoid, fenolik, saponin, terpenoid
dan steroid.
Ekstraksi
Sampel daun, bunga, buah, batang dan
akar tumbuhan senduduk segar dibersihkan,
kemudian rajang halus dan timbang masingmasing sebanyak 200 gram. Lalu masukkan ke
dalam botol maserasi masing-masing sampel
daun, bunga, buah, batang dan akar tumbuhan
senduduk tersebut lalu ditambahkan etanol
destilasi ke dalam botol maserasi sampai
terendam, tutup dan biarkan selama 3 sampai 5
hari ditempat gelap sambil sesekali diaduk,
lalu saring dengan kertas saring dan tuangkan
ke wadah lain, ulangi sampai sampel tersari
sempurna, kemudian ekstrak yang diperoleh
diuapkan pelarutnya dengan bantuan rotary
evaporator, sampai diperoleh ekstrak kental,
lalu hitung rendemenya.
Pengujian Toksisitas
Penetasan Telur Artemia salina Leach
Penetasan telur menggunakan bejana
penetasan yang terdiri dari dua bagian, yaitu
bagian terang yang disinari lampu terusmenerus dan bagian gelap ditutup, serta
dilengkapi dengan sistem airasi (gelembung
udara). Bejana di isi dengan air laut kemudian
telur Artemia salina Leach ditempatkan pada
bagian gelap bejana, lalu dibiarkan menetas
larva akan berenang melewati pembatasan
ISSN : 2087-5045
Persiapan Larutan Uji
Masing-masing
ekstrak
diambil
sebanyak 1 g lalu dimasukkan ke dalam
lumpang, tambahkan tween 80 sebanyak 2 ml
kemudian gerus kuat sampai homogen dan
menyerupai korpus emulsi. Tambahkan air laut
sedikit demi sedikit sambil digerus sampai
volume 100 ml, larutan ini disebut larutan
induk 10.000 ppm.
Selanjutnya dilakukan pengenceran
dengan 7 variasi konsentrasi yaitu 7500, 5000,
2500, 1000, 500, 100, dan 50 ppm. Setiap
konsentrasi dibuat tiga kali pengulangan.
Setelah 24 jam dihitung jumlah lava udang
yang hidup, sehingga larva udang yang mati
dapat diketahui, pada uji ini dicatat waktu
mulai terjadi kematian.
Analisa Data
Untuk mendapatkan nilai LC50 data
yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan
analisa probit, dimana persentase kematian
dihitung dengan metode regresi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Dari pemeriksaan uji pendahuluan
yang telah dilakukan, daun senduduk
mengandung senyawa flavonoid, tanin dan
saponin. Pada bunga terdapat flavonoid. Pada
buah terdapat Flavonoid dan saponin. Pada
batang dan akar terdapat senyawa steroid dan
terpenoid.
Dari 200 gram daun, bunga, buah,
batang dan akar tumbuhan senduduk segar
diperoleh ekstrak kental etanol dan rendemen
berturut-turut sebesar 17,62 gram (8,81% b/b);
13,69 gram (6,845% b/b); 13,66 gram ( 6,83%
b/b); 8,11 gram (4,05% b/b) dan 7,27 gram
(3,63% b/b).
Dari uji sitotoksik dari Daun, Bunga, Buah,
Batang, dan Akar tumbuhan Senduduk
(Melastoma malabathricum L) dengan cara
menghitung dosis tunggal suatu senyawa yang
menyebabkan kematian 50% hewan percobaan
pada suatu kelompok percobaan yang telah
dilakukan, didapatkan hasil sebagai berikut :
68
SCIENTIA VOL. 6 NO. 1, FEBRUARI 2016
Tabel I.
Hasil uji ekstrak Daun dari tumbuhan Senduduk (Melastoma malabathricum L) pada
konsentrasi 7500, 5000, 2500, 1000, 500, 100, dan 50 ppm.
Konsentrasi (ppm)
7500
Kontrol
5000
Hi
M
du
ati
p
2500
Hi
M
du
ati
p
1000
Hi
M
du
ati
p
500
Hi
M
du
ati
p
100
Hi
M
du
ati
p
50
M
ati
Hi
du
p
7
1
9
3
7
1
9
7
3
7
1
9
21
9
21
3
27
Mati
Hidup
1
8
2
8
2
7
3
6
4
4
6
3
2
8
2
7
3
7
3
6
4
3
7
3
7
3
7
3
7
3
5
5
3
Total
23
7
22
8
21
9
17
13
10
Tabel II. Hasil uji ekstrak Bunga dari tumbuhan Senduduk (Melastoma malabathricum L) pada
konsentrasi 7500, 5000, 2500, 1000, 500, 100, dan 50 ppm.
Konsentrasi (ppm)
Kont
rol
7500
Hi
M
du
ati
p
5000
M
ati
Hid
up
2500
M Hi
at du
i
p
1000
M Hi
at du
i
p
500
Ma
ti
Hi
du
p
M
at
i
100
Hi
du
p
50
M
at
i
Hi
du
p
1
8
2
7
3
6
4
5
5
3
7
1
9
1
9
2
7
3
7
3
6
4
5
5
4
6
1
9
1
9
3
8
2
7
3
7
3
5
5
3
7
2
8
1
9
Total
23
7
21
9
19
11
15
15
10
20
4
26
3
27
Tabel III. Hasil uji ekstrak Buah dari tumbuhan Senduduk (Melastoma malabathricum L) pada
konsentrasi 7500, 5000, 2500, 1000, 500, 100, dan 50 ppm.
Konsentrasi (ppm)
Kont
rol
7500
Ma Hid
ti
up
5000
Ma Hid
ti
up
2500
Ma Hid
ti
up
1000
Ma Hid
ti
up
Ma
ti
500
Hid
up
Ma
ti
100
Hid
up
Ma
ti
50
Hid
up
1
9
1
8
2
8
2
6
4
5
5
2
8
1
9
2
9
1
8
2
7
3
5
5
5
5
2
8
2
8
3
8
2
9
1
7
3
5
5
5
5
2
8
2
8
Total
26
4
25
5
23
8
17
13
15
15
6
24
4
26
ISSN : 2087-5045
69
SCIENTIA VOL. 6 NO. 1, FEBRUARI 2016
Tabel IV. Hasil uji ekstrak Batang dari tumbuhan Senduduk (Melastoma malabathricum L) pada
konsentrasi 7500, 5000, 2500, 1000, 500, 100, dan 50 ppm.
Konsentrasi (ppm)
Kont
rol
7500
Ma Hid
ti
up
5000
Ma Hid
ti
up
2500
Ma Hid
ti
up
1000
Ma Hid
ti
up
Ma
ti
500
Hid
up
Ma
ti
100
Hid
up
Ma
ti
50
Hid
up
1
7
3
7
3
6
4
5
5
4
6
3
7
2
8
2
7
3
6
4
6
4
6
4
4
6
2
8
1
9
3
7
3
7
3
7
3
5
5
5
5
1
9
1
9
Total
21
9
20
10
19
11
16
14
13
17
6
24
4
26
Tabel V.
Hasil uji ekstrak Akar dari tumbuhan Senduduk (Melastoma malabathricum L) pada
konsentrasi 7500, 5000, 2500, 1000, 500, 100, dan 50 ppm.
Konsentrasi (ppm)
Kont
rol
7500
Ma Hid
ti
up
5000
Ma Hid
ti
up
2500
Ma Hid
ti
up
1000
Ma Hid
ti
up
Ma
ti
500
Hid
up
Ma
ti
100
Hid
up
Ma
ti
50
Hid
up
1
8
2
7
3
6
4
5
6
4
7
3
7
0
10
2
7
3
7
3
6
4
4
6
3
8
2
8
1
9
3
7
3
6
4
6
4
4
6
2
8
2
8
1
9
Total
23
8
20
10
18
12
13
18
9
23
7
23
2
28
PEMBAHASAN
Pembuatan ekstrak kental dari
tumbuhan senduduk dengan menggunakan
metode maserasi yang digunakan adalah
sampel segar dari daun, bunga, buah, batang
dan akar tumbuhan senduduk masing-masing
200 gram, pelarut yang di gunakan adalah
etanol 96% yang sudah di destilasi. Sampel
segar daun, bunga, buah, batang dan akar
tumbuhan senduduk di rajang bertujuan untuk
memperluas permukaan sampel agar kontak
antara sampel dengan pelarut etanol semakin
luas sehingga mempercepat proses larutnya
senyawa yang terkandung didalam sempel ke
dalam pelarut yang digunakan.
Dari ekstraksi yang telah dilakukan
diperoleh ekstrak kental etanol daun sebanyak
17,62 gram sehingga diperoleh persen
rendemenya 8,81% b/b, ekstrak kental bunga
diperoleh sebanyak 13,69 gram sehingga
ISSN : 2087-5045
persen rendemenya 6,84% b/b, ekstrak kental
buah diperoleh sebamyak 13,66 gram sehingga
diperoleh persen rendemennya 6,83% b/b,
ekstrak kental batang diproleh sebanyak 8,11
gram sehingga diproleh persen rendemenya
4,05% b/b, ekstrak kental akar deproleh
sebanyak 7,27 gram sehingga diproleh persen
rendemenya 3,63% b/b.
Selanjutnya setelah mendapat ekstrak
kental kemudian dilakukan uji toksisitas dari
masing-masing sampel dengan menggunakan
metode Brine shrimp lethalithy biossay dengan
pertimbangan pengujian dengan cara ini
memiliki beberapa keuntungan yaitu tidak
memerlukan
kondisi
yang
aseptis,
menggunakan peralatan yang sederhana,
murah, menggunakan sejumlah kecil senyawa
uji, jumlah organisme uji yang digunakan
sangat kecil, memenuhi validasi statistik
dengan sedikit sampel, waktu yang digunakan
relatif singkat. Selain itu penggunaan Artemia
70
SCIENTIA VOL. 6 NO. 1, FEBRUARI 2016
Salina leach sebagai hewan uji juga memiliki
keuntungan antara lain telurnya mudah
didapat, murah, dan disimpan dalam beberapa
tahun di tempat yang kering tanpa berpengaruh
terhadap daya hidupnya serta memiliki
efektifitas yang lebih tinggi terhadap senyawa
aktif dibandingkan dengan organisme laut
lainnya. Larva yang digunakan pada pengujian
ini adalah larva yang berumur 48 jam, yang
dibiarkan dalam bejana khusus yang berisi air
laut, dilengkapi dengan sistem airasi
(gelembung udara) dan penerangan pada satu
sisi bejana.
Setelah larva berumur 48 jam
dilakukan pengujian toksisitas, sebelumnya
terlebih dahulu dibuat larutan induk dengan
konsentrasi 10.000 ppm. Kemudian dilakukan
pengujian variasi konsentrasi 7500, 5000.
2500, 1000, 500, 100, dan 50 ppm dengan
larutan induk 10.000 ppm lakukan 3 kali
pengulangan, kemudian dihitung larva yang
mati. Setelah dilakukan uji toksisitas dengan
konsentrasi variasi hasil uji di hitung dengan
metode probit untuk mendapatkan hasil bagian
tumbuhan mana yang memiliki efek toksisitas
paling besar, dan efek toksisitas terbesar
terdapat pada bagian konsentrasi 7500 ppm.
Tingkat toksisitas sampel terhadap
larva udang ditentukan dengan melihat harga
LC50 nya. Data yang diperoleh diolah dengan
menggunakan
metode
kurva
yang
dikembangkan oleh Miller dan Trainter, yang
dirancang
untuk
perhitungan
dosis
(konsentrasi) dan respon untuk mendapatkan
nilai probit. Selanjutnya nilai probit yang
didapat diolah dengan metode analisa regresi
untuk mendapatkan nilai LC50.
Untuk ekstrak dikatakan menunjukkan
aktifitas toksisitas bila memiliki LC 50 kurang
dari 1.000 ppm dan untuk senyawa murni nilai
LC50-nya kurang dari 200 ppm. (Meyer,Dkk
1998). Dari hasil uji toksisitas terhadap
tumbuhan senduduk diperoleh nilai LC50
yaitu:
Pada Daun 129,269 ppm, Bunga
427,143 ppm, Buah 89,947 ppm, Batang
204,491 ppm, dan Akar 219,547 ppm. Dari uji
toksisitas yang telah dilakukan semua bagian
tumbuhan
senduduk
(Melastoma
malabathricum L) memiliki aktivitas toksisitas.
Ekstrak yang memiliki aktivitas toksisitas
paling besar adalah bagian buah dari tumbuhan
senduduk dengan nilai LC50 89,947 ppm,
sehingga dikatakan menunjukkan aktivitas,
karena memiliki LC50 kurang dari 1000 ppm.
Ekstrak buah pada
uji pendahuluan
ISSN : 2087-5045
teridentifikasi memiliki kandungan kimia
berupa
senyawa flavonoid dan saponin, sehingga yang
diduga memiliki aktivitas sebagai antioksidan
adalah senyawa flavonoid, karena memiliki
gugus hidroksi, yang dapat mendonorkan atom
hidrogennya untuk menangkap radikal bebas.
KESIMPULAN
Daun, bunga, buah, batang, dan akar dari
tumbuhan
senduduk
(Melastoma
malabathricum L) memiliki efek toksisitas
terhadap larva udang Artemia Salina Leach.
Ekstrak yang memiliki toksisitas terbesar
terdapat di bagian buah tumbuhan senduduk
(Melastoma malabathricum L) dengan nilai
LC50 89,947 ppm. Kandungan senyawa kimia
yang diduga memiliki aktivitas antioksidan
pada ekstrak buah ini adalah senyawa
flavonoid,
yang
pada
uji
fitokimia
menunjukkan warna merah dengan Sianidin
Test.
DAFTAR PUSTAKA
Adfa, M., 2005, Survey Etnobotani, Studi
Senyawa Flavonoid dan Uji Brine
Shrimp Beberapa Tumbuhan Obat
Tradisional Suku Serawai di Propinsi
Bengkulu,Gradien 1 (1): 43, 45-46.
Ansel H C., 1989. Pengantar Bentuk Sediaan
Farmasi, Edisi IV. Jakarta: Penerbit
Universitas Indonesia. pp: 605-7.
Arief, H. 2004. Tumbuhan Obat dan
Khasiatnya,
penerbit
Penebar
Swadaya, Jakarta
Backer, C.A. And Bakhuizen V.d. Bring, Jr.
1968. Flora of Java Volume 3.
Netherlands: Netherlands Organisation
for the Advancment of Research.
Culvenor, CCJ.,& JS. Ffitzgerald. 1963. A
Field Method for Alkaloid Screening of
Plant, J. Pharm SCI.,P., 52 : 303-4
Dalimartha, S. 2000. Atlas Tumbuhan Obat
Indonesia. Jilid I. Jakarta: Trubus
Agriwidya. Hal: 130-132.
Departemen Kesehatan RI. 1995. Materia
Medika Indonesia. Jilid VI. Jakarta:
Depkes RI. Hal: 143-147.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
1995. Farmakope Indonesia , Edisi IV,
Jakarta
71
SCIENTIA VOL. 6 NO. 1, FEBRUARI 2016
Departemen Kesehatan 2000 . Parameter
Standar Umum Ekstrak Tumbuhan
Obat. Jakarta : Depkes RI. Hal: 82-84;
9-10.
Djamal, Rusdi. 2010. Prinsip-prinsip Dasar
Isolasi Dan Identifikasi, penerbit
Universitas Baiturrahmah, Padang
Djauhariya E & Hernani. 2004. Gulma
Berkhasiat Obat. Cetakan I. Penebar
Swadaya : Jakarta.
Harefa, F. 1997. Pembudidayaan Artemia
Salina Leach untuk pakan udang dan
ikan, penerbit Swadaya, Jakarta
Liana, 2010. Aktivitas Antimikroba Fraksi dari
Ekstrak Metanol Daun Senduduk
(Melastoma
Malabathricum
L)
Terhadap Staphylococcus aureus dan
Salmonella typhimurium Serta Profil
Kromatograi Lapis Tipis Fraksi
Teraktif. Di akses 31 january 2014.
Meyer BN, Ferringni NR, Putnam JE,
Jacobsen
LB,
Nicholas
DE,
McLaughin JL.
Brine shrimp: a convevient general
biossay for active plant constituents.
Planta Med [serial online] 1982 May
[cited 2009 January 22]; 45(5): 31-4.
Revi. 2012. Uji Toksisitas Dengan metode
Brine Shrimp Leathalib Test pada
Lara
Udang. Diakses 25 januari 2014.
http://rvreskirasi.blogspot.com/2012/6/ujitoksisitas-dengan-metode-brine.
Tobo, F,.Mufidah, Taebe, B., Mahmud, A.I.,
2001, Buku Pegangan Laboratorium
Fitokimia I, UNHAS, Makassar, 1, 83.
Robinson ,T., 1995. Kandungan Organik
Tumbuhan Tingkat Tinggi, ITB:
Bandung Yoshiki Y, Kudo & Okobo
K,1998.
Relationship
Between
Cemical Structure and Biologica
Activities of Triterpenoid Saponin
from Soybean (Reviw) Biosience
Biotechnology and Biochemistry. 62.
2291-2292.
Simes, J.JH, J.G, Tracey, L.J, Webb &
W.J.Dunstan.1959. An Australian
Phytochemical Survey Saponin dan
Eastern australian Flowing Plant.
Commonwealth
Scientific
and
ISSN : 2087-5045
Industrial
Australia.
Research
organization.
72
Download