PERBEDAAN MEDIA AUDIO VISUAL DAN BUKAN AUDIO VISUAL TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV Ahmad Irfan, Toha Mashudi, Murtiningsih FIP Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5 Malang 65145 Alamat e-mail: [email protected] Abstrak: Penelitian ini menguji perbedaan motivasi belajar dan hasil belajar siswa yang diajar tanpa media audio visual dan media audio visual kelas IV pelajaran IPS di SDN Panggungrejo 04 Kepanjen. Rancangan penelitian kuasi eksperimen.Hasil penelitian: (1) Tidak ada perbedaan motivasi belajar siswa yang diajar tanpa media audio visual danmedia audio visual dengan tingkat signifikansi 0,078, (2) ada perbedaan hasil belajar siswa yang diajar tanpa media audio visual dan audio visual dengan signifikansi 0,001. Kata kunci: media audio visual, motivasi belajar, hasil belajar yang dikemas menjadi mata pelajaran IPS untuk sekolah dasar. Berdasarkan observasi pada tanggal 10 Agustus 2011 di SDN Panggungrejo 04 Kepanjen Kabupaten Malang saat pembelajaran IPS berlangsung di kelas IV mulai pukul 09.15-10.25 WIB, diperoleh hasil bahwa pada saat guru mulai mengajar IPS, guru sudah menyampaikan apersepsi terlebih dahulu, setelah itu guru menuliskan materi dan memasang media berupa gambar diam tentang materi yang akan dipelajari di papan tulis kemudian langsung menjelaskannya pada siswa. Guru meminta siswa mencatat hal-hal penting dari penjelasan yang disampaikannya. Pada saat guru menjelaskan materi, ada siswa yang bermain peraut pensil, menggambar, membuat mainan perahu dari kertas, membuat mainan pesawat terbang dari kertas, dan banyak yang mulai ramai dengan teman satu bangku. Guru mencoba menenangkan siswa, tapi tidak lama setelah tenang, kondisi seperti itu kembali terjadi. Guru beberapa kali memberikan pertanyaan kepada siswa tapi hanya sedikit siswa yang mau menjawab dan jawaban yang disampaikan juga kurang tepat dan cenderung asalasalan. Setelah selesai menjelaskan materi, guru meminta siswa mengerjakan Lembar Bangsa yang maju yaitu bangsa yang mengutamakan pendidikan. Melalui pendidikan, individu dapat mengembangkan potensinya secara optimal yang meliputi perkembangan aspek fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual. Perkembangan dari berbagai aspek itu dapat membentuk individu yang berkualitas. Proses perkembangan intelektual individu dimulai dari pendidikan tingkat dasar, yaitu Sekolah Dasar (SD). Tujuan pendidikan di sekolah dasar yaitu memberikan dasar ilmu pengetahuan yang kukuh sebagai bekal peserta didik untuk melanjutkan ke sekolah menengah (Hamalik, 2001:86). Melalui lembaga pendidikan yang berjenjang, terstruktur dan sistematis, tujuan pendidikan diharapkan dapat tercapai dengan baik. Pendidikan di Sekolah Dasar (SD) merupakan fondasi belajar yang dibangun untuk mengembangkan sikap moral dan intelektual tingkat awal. Komponen yang menunjang proses perkembangan itu dikemas dalam suatu mata pelajaran, seperti mata pelajaran Matematika, IPA, IPS, Bahasa Indonesia, Pendidikan Agama, PKn, SBK, dan Pendidikan Jasmani. Keberhasilan tujuan pendidikan nasional ditunjang oleh beberapa komponen, salah satu penunjang keberhasilan itu yaitu melalui Ilmu Pengetahuan Sosial 1 2 WAHANA SEKOLAH DASAR (Kajian Teori dan Praktik Pendidikan) Tahun 24, Nomor 1,Januari 2016 Kerja Siswa (LKS) dengan cara kelompok. Berdasarkan pengamatan peneliti, guru hanya sekali berkeliling tanpa memberikan penjelasan apapun pada siswa yang sedang mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS) secara kelompok itu. Guru hanya melihatlihat saja siswa yang sedang bekerja secara kelompok itu tanpa memberikan pengarahan. Berdasarkan data yang diperoleh dari guru kelas, hasil belajar IPS siswa kelas IV di SDN Panggungrejo 04 Kepanjen lebih rendah daripada hasil belajar mata pelajaran yang lain seperti mata pelajaran Matematika, IPA, PKn, dan Bahasa Indonesia. Terbukti dari ratarata hasil belajar IPS sebelum pembahasan materi menghargai berbagai peninggalan sejarah di lingkungan setempat (kabupaten/ kota, propinsi) dan menjaga kelestariannya dilaksanakan yaitu 66,77 di kelas IV A dan siswa yang mendapat nilai di bawah KKM 70 terdapat 10 orang dari 22 orang siswa. Siswa di Kelas IV B memiliki nilai rata-rata 65,95 dan yang mendapatkan nilai di bawah KKM 70 terdapat 12 orang dari 22 orang siswa. Kondisi seperti itu belum sesuai dengan harapan yang dikehendaki oleh sekolah. Penelitian sebelumnya oleh Listiana tahun 2011 yang berjudul “Penggunaan Media Audio Visual Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Kemampuan dalam Menyimak Bahasa Indonesia di Kelas V SDN Bareng 5 Malang”, penulis ingin meneliti lebih jauh lagi tentang penggunaan media audio visual dalam pembelajaran IPS. Hasil temuan dari penelitian yang dilakukan oleh Listiana yaitu penggunaan media audio visual dapat meningkatkan aktivitas dan kemampuan siswa dalam menyimak Bahasa Indonesia. Dalam penelitian ini, peneliti akan mengkaji ada atau tidak perbedaan motivasi dan hasil belajar IPS siswa kelas IV yang diajar tanpa menggunakan media audio visual dan yang diajar menggunakan media audio visual pada materi menghargai berbagai peninggalan sejarah di lingkungan setempat (kabupaten/kota, propinsi) dan menjaga kelestariannya. Berdasarkan penelitian terdahulu dan fakta-fakta yang ditemukan pada saat observasi, maka penelitian ini penting untuk kepentingan pengembangan pembelajaran terutama dalam penggunaan media audio visual untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPS siswa SD. IPS adalah salah satu mata pelajaran yang mengkaji tentang peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi dalam kehidupan sosial. Mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kehidupan masyarakat yang bersifat dinamis. Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komperhensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran untuk mencapai kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan demikian, siswa diharapkan memperoleh pemahaman yang luas dan mendalam pada materi yang dipelajarinya (Samsul, 2010). Kehidupan bermasyarakat merupakan wujud nyata dari pembelajaran IPS secara kontekstual. Dikemukakan oleh Marsh (dalam Budianto, 2011:4 ), bahwa pendidikan IPS diartikan sebagai studi tentang manusia sebagai makhluk sosial yang terdapat dalam masyarakat, dan interaksi antara satu dengan yang lainnya serta dengan lingkungannya pada suatu tempat dan waktu tertentu. Berdasar pada prinsip di atas, guru diharapkan mampu melakukan analisa terhadap kurikulum dan mengembangkannya dalam pembelajaran. Analisis dan pengembangan kurikulum yang sesuai dengan kondisi lingkungan dan kebutuhan siswa diharapkan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran. Hasil belajar berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menerima dan memahami materi yang diajarkan. Hasil belajar dapat dijadikan sebagai ukuran keberhasilan pembelajaran (Usman, 1996). Tolak ukur yang dapat dijadikan untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran memiliki indikator sebagai berikut: (1) daya serap terhadap bahan pelajaran yang diajarkan mencapai prestasi PERBEDAAN MEDIA AUDIO VISUAL DAN BUKAN AUDIO VISUAL TERHADAP MOTIVASI ... tinggi, baik individu maupun kelompok; (2) perilaku yang digunakan dalam tujuan pembelajaran khusus yang telah dicapai siswa baik individu maupun kelompok. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan motivasi siswa kelas IV yang diajar tanpa media audio visual dan yang diajar menggunakan media audio visual pada mata pelajaran IPS di SDN Panggungrejo 04 Kepanjen Kabupaten Malang. Berikutnya yaitu untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa kelas IV yang diajar tanpa media audio visual dan yang diajar menggunakan media audio visual pada mata pelajaran IPS di SDN Panggungrejo 04 Kepanjen Kabupaten Malang. METODE Penelitian ini menggunakan Quasy Experimental Design. Rancangan penelitian yang digunakan merupakan desain pre-test and post-test group. Penelitian dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen. Rancangan penelitian yang menggunakan desain pretest and post-test group memiliki keunggulan berupa hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan (Sugiyono, 2010:74). Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas IV SDN Panggungrejo 04 Kepanjen Kabupaten Malang tahun pelajaran 2011/2012 sebanyak 44 orang siswa. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 44 orang siswa yang terbagi menjadi 2 kelas yaitu 22 orang siswa kelas IVA sebagai kelompok kontrol dan 22 orang siswa kelas IVB sebagai kelompok eksperimen. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi instrumen perlakuan dan instrumen pengukuran. Instrumen perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini berupa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang disusun berdasarkan kurikulum tingkat satuan pendidikan. Instrumen 3 pengukuran merupakan alat yang digunakan untuk mengukur hasil perlakuan yang diberikan kepada siswa selama pembelajaran yang berupa angket dan tes hasil belajar. Angket digunakan untuk mengetahui motivasi siswa dan tes hasil belajar digunakan untuk mengukur taraf pengetahuan siswa sebelum dan setelah mendapatkan perlakuan berupa penggunaan media audio visual. Tes hasil belajar dibuat berdasarkan pada indikator pencapaian hasil belajar. Data yang diperoleh dari penelitian ini ada dua jenis, yaitu data dari pengisian angket motivasi dan data dari tes hasil belajar. Analisis data dari pengisian angket motivasi dan data tes hasil belajar digunakan untuk mengetahui ada atau tidak ada perbedaan motivasi dan hasil belajar kognitif siswa antara kelompok kontrol tanpa media audio visual dan kelompok eksperimen yang menggunakan media audio visual dalam pembelajaran. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: uji normalitas, uji homogenitas, dan uji hipotesis menggunakan uji t. HASIL Data Angket Motivasi Belajar Siswa Diketahui bahwa tidak ada perbedaan motivasi belajar siswa yang diajar tanpa media audio visual dan yang diajar menggunakan media audio visual. Dapat dilihat dari nilai t = -1,81 dan signifikansi dua ekor 0,078, sehingga probabilitas ≥ 0,05. Dapat dikemukakan bahwa tidak ada perbedaan motivasi belajar siswa yang diajar tanpa media audio visual dan yang diajar menggunakan media audio visual. Rata-rata skor motivasi belajar siswa yang diajar tanpa media audio visual sebesar 3,83 dan rata-rata skor motivasi belajar siswa yang diajar menggunakan media audio visual sebesar 3,95. Berdasarkan hasil analisis data, dapat diambil keputusan bahwa H0 diterima dan H1 gagal diterima sebagai hasil penelitian. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada 4 WAHANA SEKOLAH DASAR (Kajian Teori dan Praktik Pendidikan) Tahun 24, Nomor 1,Januari 2016 perbedaan motivasi belajar yang muncul pada pembelajaran tanpa media audio visual dan pembelajaran dengan menggunakan media audio visual. Data Pretest dan Posttest Dapat diketahui bahwa kemampuan awal yang berupa pre tes, mempunyai tingkat signifikansi 0,879, yaitu skor rata-rata kemampuan awal pada pembelajaran tanpa media audio visual 6,00 dan pembelajaran dengan media audio visual 5,91. Hal ini menunjukkan bahwa pada kedua kelompok tersebut mempunyai varian yang sama. Setelah mendapatkan perlakuan masing-masing berupa penggunaan media pembelajaran yang berbeda, dapat diketahui telah terjadi perbedaan hasil belajar antara kelompok tanpa media audio visual dan kelompok dengan media audio visual pada tingkat signifikansi 0,000. Skor rata-rata kemampuan akhir pembelajaran tanpa media audio visual sebesar 14,00 dan pembelajaran dengan media audio visual memiliki skor rata-rata 15,95. Dilihat dari gain score, ada perbedaan hasil belajar dengan tingkat signifikansi 0,001 yaitu pada pembelajaran tanpa media audio visual gain score nya sebesar 8,05 dan pada pembelajaran dengan menggunakan media audio visual gain scorenya sebesar 9,95. Jika dibandingkan antara gain score pembelajaran tanpa media audio visual dan pembelajaran menggunakan media audio visual, dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang diajar tanpa media audio visual dan siswa yang diajar menggunakan media audio visual. Perbedaan yang ada pada kedua kelompok tersebut dapat duketahui melalui pengujian yang menghasilkan nilai t = - 3,42 dan signifikansi dua ekor 0,001, sehingga p ≤ 0,05, jadi ada perbedaan mean hasil belajar siswa pada pembelajaran tanpa media audio visual 8,05 dan pembelajaran dengan menggunakan media audio visual 9,95. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media audio visual lebih baik dalam meningkatkan hasil belajar jika dibandingkan dengan pembelajaran yang tidak menggunakan media audio visual. (lihat tabel 1) Tabel 1. Tabel Uji t Hasil Belajar Pembelajaran tanpa Media Audio Visual dan dengan Media Audio Visual Indikator Hasil Belajar TAV Kemampuanawal AV (Pretes) 0,09 Perbedaan mean = TAV Kemampuan akhir AV (Postes) 1,95 Perbedaan mean = TAV Gainscore AV 1,95 Perbedaan mean = Keterangan: TAV AV Mean 6,00 5,91 Nilai t 0,154 Df 42 SD 1,902 2,021 Sig. 2 tail-ed 0,879 14,00 15,95 -4,454 42 1,773 1,046 0,000 8,05 9,95 -3,421 42 1,786 1,914 0,001 : Tanpa Audio Visual : Audio Visual Keterangan PERBEDAAN MEDIA AUDIO VISUAL DAN BUKAN AUDIO VISUAL TERHADAP MOTIVASI ... PEMBAHASAN Perbedaan Motivasi Siswa yang Diajar tanpa Media Audio Visual dan yang Diajar Menggunakan Media Audio Visual Berdasarkan analisis deskriptif, diperoleh kesimpulan bahwa motivasi siswa yang diajar tanpa media audio visual memiliki skor ratarata 3,83. Motivasi belajar siswa yang diajar menggunakan media audio visual memiliki skor rata-rata 3,95. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa motivasi siswa yang diajar tanpa media audio visual dan yang diajar menggunakan media audio visual berada pada kategori tinggi. Analisis statistik menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan motivasi belajar siswa yang diajar tanpa media audio visual dan yang diajar menggunakan media audio visual, hal ini ditunjukkan dengan adanya tingkat signifikansi sebesar 0,078. Dalam penelitian ini ditentukan lima indikator motivasi yang tersebar dalam seluruh pernyataan angket motivasi, diantaranya perhatian, ketertarikan, keaktifan, kepuasan, dan keyakinan. Secara umum, kelima indikator itu berada pada kategori tinggi sehingga dari indikator tersebut timbul perasaan senang terhadap sesuatu yang sedang dipelajari. Rasa senang dalam belajar akan membangkitkan minat, rasa ingin tahu, dan antusias terhadap pembelajaran. Motivasi yang timbul dapat memudahkan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Hal itu sesuai dengan pendapat Winkel (1996) yang menyatakan bahwa motivasi merupakan daya penggerak untuk melakukan aktivitas belajar yang dapat menjamin keberlangsungan dan memberikan arah pada kegiatan belajar demi mencapai tujuan pembelajaran. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu ada perbedaan motivasi siswa yang diajar tanpa media audio visual dan siswa yang diajar menggunakan media audio visual pada kompetensi dasar menghargai berbagai peninggalan sejarah yang ada di lingkungan setempat. Uji hipotesis yang dilakukan dengan 5 uji t, diketahui bahwa tidak ada perbedaan motivasi siswa yang diajar tanpa media audio visual dan yang diajar menggunakan media audio visual dengan tingkat signifikansi 0,078. Perbedaan motivasi siswa yang diajar tanpa media audio visual dan yang diajar menggunakan media audio visual hanya terjadi pada indikator motivasi yang tidak begitu berpengaruh terhadap perbedaan motivasi siswa secara keseluruhan. Dari temuan penelitian yang telah diuraikan dalam artikel ini dapat diketahui bahwa adanya perbedaan motivasi siswa dalam belajar IPS terutama antara siswa yang diajar tanpa media audio visual dan yang diajar menggunakan media audio visual tidak terbukti secara jelas. Data yang ditemukan dalam penelitian ini tidak menggambarkan adanya perbedaan yang signifikan antara siswa yang diajar tanpa media audio visual dan siswa yang diajar menggunakan media audio visual. Media audio visual merupakan media yang menarik dan sesuai dengan perkembangan zaman, tetapi belum tentu media audio visual dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Motivasi belajar yang ditimbulkan oleh penggunaan media audio visual hanya bersifat kondisional dan tergantung oleh beberapa faktor lain seperti guru, siswa, dan kondisi sekolah. Motivasi dapat timbul dari berbagai faktor baik intrinsik maupun ekstrinsik yang berorientasi pada suatu tujuan, terutama keberhasilan dalam belajar. Sesuai dengan pendapat Winkel (1996) “motivasi merupakan daya penggerak untuk melakukan aktivitas belajar yang dapat menjamin keberlangsungan dan memberikan arah pada kegiatan belajar demi mencapai tujuan pembelajaran”. Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Diajar tanpa Media Audio Visual dan yang Diajar Menggunakan Media Audio Visual Dari hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh data berupa gain score hasil belajar siswa pada kompetensi dasar menghargai berbagai peninggalan sejarah 6 WAHANA SEKOLAH DASAR (Kajian Teori dan Praktik Pendidikan) Tahun 24, Nomor 1,Januari 2016 yang ada di lingkungan setempat dan menjaga kelestariannya dengan rata-rata gain score pada pembelajaran tanpa media audio visual sebesar 8,05 dan rata-rata gain score pada pembelajaran dengan menggunakan media audio visual sebesar 9,95. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu ada perbedaan hasil belajar siswa yang diajar tanpa media audio visual dan yang diajar menggunakan media audio visual. Hasil analisis dengan menggunakan uji statistik, diketahui bahwa pada pembelajaran tanpa media audio visual dan pembelajaran dengan menggunakan media audio visual terdapat perbedaan yang signifikan dalam meningkatkan hasil belajar siswa dengan tingkat signifikansi 0,001. Hipotesis yang diajukan tersebut gagal ditolak (terbukti). Temuan dalam penelitian ini memberikan gambaran bahwa pembelajaran dengan menggunakan media audio visual memiliki dampak yang lebih baik dalam meningkatkan hasil belajar jika dibandingkan dengan pembelajaran tanpa media audio visual. Keunggulan media audio visual dalam pembelajaran yaitu memperjelas penyampaian materi yang sesuai dengan kegemaran siswa sekolah dasar. Siswa merasa lebih mudah dalam memahami materi pelajaran IPS melalui tayangan yang manarik dan menyenangkan. Melalui media pembelajaran yang menarik, siswa akan termotivasi dalam pembelajaran. Sesuai dengan pendapat Ibrahim (2006:4) yang menyatakan media pembelajaran dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari bahan pembelajaran sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan pendapat tersebut, jelas sekali bahwa untuk mencapai tujuan pembelajaran, diperlukan sarana untuk menciptakan kondisi belajar yang menarik dan bermakna. Melalui pembelajaran dengan menggunakan media audio visual, siswa akan selalu termotivasi dalam belajar. Siswa merasa senang dan gembira belajar dalam suasana yang nyaman dan menarik. Peneliti sependapat dengan teori yang dikemukakan di atas, melalui pembelajaran menggunakan media audio visual, hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang signifikan. Pembelajaran menggunakan media audio visual dapat membuat siswa lebih memahami materi. Pemahaman materi yang bagus pada diri siswa membuat hasil belajar siswa menjadi bagus pula. Menurut Listiana (2011) dalam penelitiannya yang berjudul “Penggunaan Media Audio Visual Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Kemampuan dalam Menyimak Bahasa Indonesia di Kelas V SDN Bareng 5 Malang”, peneliti menemukan temuan bahwa dengan media audio visual dapat meningkatkan aktifitas dan kemampuan dalam menyimak Bahasa Indonesia di kelas V SDN Bareng 5 Malang. Menurut Ardhianto (2011) dalam penelitiannya yang berjudul “Pemanfaatan Media Visual Interaktif untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pecahan Siswa Kelas V SDN Gedangan 3 Kabupaten Malang”, peneliti menemukan bahwa dengan media visual interaktif dapat meningakatkan hasil belajar pecahan siswa kelas V di SDN Gedangan 3 Kabupaten Malang. Hasil temuan dari kedua peneliti itu memiliki kesamaan temuan dalam penelitian ini. Temuan dari penelitian ini diketahui dengan adanya peningkatan hasil belajar terutama dalam pelajaran IPS melalui penggunaan media audio visual dalam pembelajaran. Hal ini terbukti dari gain score yang dimiliki oleh kelompok eksperimen yaitu pada pembelajaran dengan menggunakan media audio visual lebih besar dari pada gain score yang dimiliki kelompok kontrol atau kelompok pembelajaran tanpa media audio visual, pada pembelajaran tanpa media audio visual sebesar 8,05 dan pada pembelajaran dengan menggunakan media audio visual sebesar 9,95. Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa yang diajar tanpa media audio visual dan PERBEDAAN MEDIA AUDIO VISUAL DAN BUKAN AUDIO VISUAL TERHADAP MOTIVASI ... hasil belajar siswa yang diajar menggunakan media audio visual dalam pembelajaran IPS. Pembelajaran dengan menggunakan media audio visual lebih baik daripada pembalajaran tanpa media audio visual dalam meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV SDN Panggungrejo 04 Kepanjen Kabupaten Malang tahun pelajaran 2011/2012. (lihat tabel 2) KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil uji hipotesis dan pembahasan hasil penelitian tentang “Perbedaan Media Audio Visual dan Bukan Audio Visual terhadap Motivasi dan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SDN Panggungrejo 04 Kepanjen”, dapat disimpulkan sesuai dengan temuan. Tidak ada perbedaan motivasi belajar siswa yang diajar tanpa media audio visual dan yang diajar menggunakan media audio visual. Tetapi, jika ditinjau dari indikator penelitian, terdapat perbedaan pada indikator perhatian, kepuasan, dan keyakinan. Pembelajaran dengan menggunakan media audio visual tidak lebih baik dalam meningkatkan motivasi belajar siswa dibandingkan dengan pembelajaran tanpa menggunakan media audio visual. Ada perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah mendapat perlakuan, yaitu yang diajar tanpa media audio visual dan yang diajar menggunakan media audio visual. Hasil belajar siswa yang diajar menggunakan media audio visual meningkat lebih tingggi daripada hasil belajar siswa yang diajar tanpa media audio visual. Pembelajaran dengan menggunakan media audio visual lebih baik dalam hal meningkatkan hasil belajar siswa daripada pembelajaran tanpa menggunakan media audio visual. Saran Bagi sekolah, pembelajaran dengan menggunakan media audio visual dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV, sehingga disarankan agar penggunaan media audio visual diterapakan juga pada mata pelajaran lainnya. Bagi guru kelas IV, penggunaan media audio visual cocok diterapkan pada mata pelajaran IPS kompetensi dasar menghargai berbagai peninggalan Tabel 2. Uji t Hasil Belajar Pembelajaran tanpa Media Audio Visual dan dengan Media Audio Visual Indikator Hasil Belajar TAV Kemampuanawal Mean 6,00 (Pretes) AV 5,91 Perbedaan mean = 0,09 TAV 14,00 AV 15,95 1,95 TAV 8,05 AV 9,95 Kemampuan akhir (Postes) Perbedaan mean = Gainscore Perbedaan mean = Keterangan: TAV AV 1,95 : Tanpa Audio Visual : Audio Visual Nilai t 0,154 Df 42 SD 1,902 Sig. 2 tail-ed 0,879 2,021 -4,454 42 1,773 0,000 1,046 -3,421 42 7 1,786 1,914 0,001 Keterangan 8 WAHANA SEKOLAH DASAR (Kajian Teori dan Praktik Pendidikan) Tahun 24, Nomor 1,Januari 2016 sejarah yang ada di lingkungan setempat dan menjaga kelestariannya, sehingga disarankan penggunaan media audio visual diterapkan pada mata pelajaran IPS pada kompetensi dasar yang lain. Bagi peneliti selanjutnya, agar memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang penggunaan media audio visual dalam pembelajaran, disarankan agar peneliti selanjutnya mengembangkan penelitian tentang penggunaan media audio visual dalam pembelajaran yang lain seperti pembelajaran IPA, PKn, Bahasa Indonesia, dan mata pelajaran lain. Penelitian yang berkesinambungan tentang penggunaan media audio visual dalam pembelajaran bertujuan untuk mengetahui seberapa besar keefektifan media audio visual dalam meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga berguna untuk pengembangan pendidikan. DAFTAR RUJUKAN Ardhianto. 2011. Pemanfaatan Media Visual Interaktif untuk meningkatkan Hasil Belajar Pecahan Siswa Kelas V SDN Gedangan 3 Kabupaten Malang.Skripsi Tidak Diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang. Asra, dkk.2007. Komputer Dan Media Pembelajaran. Malang: Depdiknas Budianto, Agus. 2011. Ilmu Pengetahuan Sosial Sekolah Dasar. Kementerian Pendidikan Nasional Universitas Nusantara PGRI Kediri Panitia Sertifikasi Guru (PSG) Rayon 143. Budiningsih, C. Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara. Ibrahim, dkk. 2006. Media Pembelajaran. Malang: Laboraturium Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Malang. Kustani, Cecep dan Bambang Sutjipto. 2011. Media Pembelajaran Manual dan Digital. Jakarta: Ghalia Indonesia. Listiana. 2011. Penggunaan Media audio Visual Untuk meningkatkan Aktifitas dan Kemampuan dalam Menyimak Bahasa Indonesia di Kelas V SDN Bareng 5 Malang.Skripsi Tidak Diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang. Samsul, 2010. Jurnal Model Pembelajaran Kooperative Learning. (online), (http://www.unjabisnis.com/2010/04/jurnalmodel-pembelajaran-kooperatif-learning. html, diakses tanggal 2 Oktober 2011). Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Usman, U.M. 1996. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Gramedia.