MANAJEMEN KEPALA SEKOLAH DALAM PENANAMAN NILAI-NILAI AGAMA ISLAM DI SEKOLAH NAZIRWAN, M.Pd.I Abstrak Salah satu tujuan pendidikan nasional yang diamanatkan oleh undangundang nomor 20 tahun 2003 tetanng sistem pendidikan nasional yakni mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,beraklak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan yang amat mulia ini tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, akan tetapi membutuhkan kerjasama yang baik antara semua warga sekolah serta manajemen kepala sekolah yang baik dalam menentukan arah dan tujuan sebuah sekolah dalam membina keimanan dan ketaqwaan serta akhlak dari peserta didiknya. A. PENDAHULUAN Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan untuk dirinya, masyarakat, Bangsa dan Negara.1 Sedangkan pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berakar pada Nilai-Nilai Agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.2 Pendidikan Islam adalah pendidikan yang mencangkup pembentukan dan bimbingan jasmani dan rohani manusia, yang bersumber kepada al- 1 Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas & Peraturan Pemerintah RI Nomor 47 Tahun 2008 Tentang Wajib Belajar, (Bandung: Citra Umbara, 2008) 2 Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas & Peraturan Pemerintah RI Nomor 47 Tahun 2008 Tentang Wajib Belajar, (Bandung: Citra Umbara, 2008) 1 Qur’an dan hadist. 3 Sedangkan menurut Zakiyah Daradjat, Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh, lalu menghayati tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup.4 Pendidikan agama Islamdi sekolah bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaan, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.5 Pendidikan yang ada di sekolah umum terdapat masalah dalam pembinaan nilai-nilai agama Islam. Pendidikan agama Islam yang berada di sekolah umum hanya sebagai mata pelajaran yang dipelajari di kelas dan belum sepenuhnya teraplikasi pada diri peserta didik. Pembinaan dan pengembangan nilai-nilaiAgama Islam yang seharusnya terwujud dalam bentuk moral dan memerlukan adanya pembisaaan-pembisaaan yang terealisasikan di lingkungan sekolah. Akan tetapi pada kenayataannya pendidikan agama Islam hanyalah dijadikan sebuah mata pelajaran semata. Pembinaan nilai-nilai agama Islam di sekolah bukan hanya menjadi tugas guru pendidikan agama Islam saja tetapi juga merupakan tugas seluruh masyarakat sekolah dan yang paling utama adalah tugas kepala sekolah. sebagai penentu kebijakan dalam mewujudkan suasana religius sebagai upaya pembinaan nilai-nilai agam Islam di sekolah. 3 Zulkarnain, Transformasi Nilai-Nilai Pendidikan Islam Manajemen Berorientasi Link and Match (Bengkulu : Pustaka Pelajar Offset, 2008), hal.18. 4 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam, hal.130. 5 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam, hal.135. 2 B. PEMBAHASAN 1. Manajemen Kepala Sekolah Istilah manajemen mempunyai banyak arti, bergantung pada orang yang mengartikannya. Manajemen adalah suatu prosess perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian upaya anggota dan prosess penggunaan sumber daya organisasi untuk tercapainya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. 6 Sementara itu menurut Nanang Fattah yang dikutif oleh Martinis Yamin mengatakan bahwa manajemen sering diartikan sebagai ilmu, kiat, dan profesi. Dikatakan ilmu karena manajemen dipandang sebagai suatu bidang pengetahuan yang secara sistimatik berusaha memahami mengapa dan bagaimana orang bekerja sama. Dikatakan sebagai kiat karena manajemen dalam mencapai sasaran melalui cara-cara dengan mengatur orang lain menjalankan tugas. Dipandang sebagai profesi karena manajemen dilandasi oleh keahlian khusus untuk mencapai suatu prestasi manajer, dan para profesional dituntut oleh suatu kode etik.7 Implementasi dari beberapa pengertian tentang manajemen di atas adalah bahwa manajemen merupakan serangkaian kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan, mengendalikan dan mengembangkan terhadap segala upaya dalam mengatur dan mendayagunakan sumber daya manusia, sarana dan prasarana secara efektif untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Sementara itu, kepala Sekolah terdiri atas kata kepala dan sekolah. Kata kepala dapat diartikan ketua atau pemimpin dalam organisasi atau suatu lembaga. Sedang sekolah adalah sebuah lembaga dimana menjadi tempat menerima dan memberi pelajaran. Secara sederhana kepala sekolah dapat disefinisikan sebagai tenaga fungsional guru atau pemimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan prosess belajar 6 Mukhtar dan Widodo Suparto, Manajemen Berbasis Sekolah (Jakarta : Misaka Galiza, 2001), hal.16. 7 Martinis Yamin dan Maisah, Manajemen Pembelajaran Kelas (Jakarta : Gaung Persada, 2009), hal. 1. 3 mengajar atau tempat di mana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran.8 Kepala Sekolah sebagai penentu kebijakan di sekolah juga harus memfungsikan perannya secara maksimal dan mampu memimpin sekolah dengan bijak dan terarah serta mengarah kepada pencapaian tujuan yang maksimal demi meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan di sekolahnya yang tentu saja akan berimbas pada kualitas lulusan anak didik sehingga membanggakan dan menyiapkan masa depan yang cerah. Oleh karena itu, kepala sekolah harus mempunyai wawasan, keahlian manajerial, mempunyai karisma kepemimpinan dan juga pengetahuan yang luas tentang tugas dan fungsi sebagai Kepala Sekolah. Dengan kemampuan yang dimiliki seperti itu, Kepala Sekolah tentu saja akan mampu mengantarkan dan membimbing segala komponen yang ada disekolahnya dengan baik dan efektif menuju ke arah cita-cita sekolah.9 2. Kajian Nilai-Nilai Agama Islam Sebelum mengartikan nilai AgamaIslam, terlebih dahulu mengetahui pengertian nilai secara utuh, terlebih dahulu mengartikan kata nilai. Kuperman mengatakan nilai adalah patokan normatif yang mempengaruhi manusia dalam menentukan pilihannya diantara cara-cara tindakan alternatif. Definisi ini memiliki tekanan utama pada norma sebagai faktor eksternal yang mempengaruhi perilaku manusia. Definisi ini lebih mencerminkan pandangan sosiolog.10 8 Wahjosumijo, Kepemimpinan Kepala Sekolah : Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), hal. 83. 9 Abdullah Munir, Menjadi Kepala Sekolah Efektif (Jogjakarta: Ar Ruzz Media, 2008), hal. 7. 10 Rohmad Mulyana, Mengartikulasikan Pendidikan Nilai (Bandung : Alfabeta, 2004), hal. 9. 4 Nilai adalah suatu keyakinan dan kepercayaan yang menjadi dasar seseorang atau kelompok untuk memilih tindakannya, atau menilai suatu yang bermakna bagi kehidupannya.11 Pengertian agama sangat sulit untuk diartikan tetapi telah mengemukakan pengertian agama dari bahasa sansekerta yaitu kata a artinya tidak, dan gama artinya kacau atau kocar-kacir. Dengan demikian agama diartikan tidak kacau atau tidak kocar-kacir, teratur. Pengetian serupa ini mungkin dapat diterima karena dilihat dari sudut peran yang harus dimainkan oleh agama adalah agar setiap orang berpegang dengannya dan memperoleh ketentraman, keteraturan, kedamaian dan jauh dari kekacauan. Agama dalam bahasa arab adalah al-dien. Dalam Al-Qur’an kata AdDienmempunyai banyak arti diataranya balasan, taat, tunduk, patuh, undang-undang/hukum, menguasai, agama, ibadah, keyakinan. Dalam surat Al Imran ayat 19 menyebutkan ad-dien sebagai agama, ayat tersebut berbunyi: Artinya : Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. tiada berselisih orang-orang yang Telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, Karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah Maka Sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.12 Sedangkan Islam berasal dari bahasa Arab, yaitu salima yang artinya selamat, sentosa, dan damai. Asal kata tersebut dibentuk dari kata aslima, 11 Muhaimin, Nuansa Baru Pendidikan Islam (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), hal. 148. 12 Departemen Agama RI, Al-Hikmah Al-Qur’an dan Terjemahannya (Bandung: Diponegoro, 2005), hal. 52. 5 yuslimu, Islaman, yang berarti memelihara dalam keadaan sentosa, dan berarti juga menyerahkan diri, tunduk, patuh, dan taat. Nilai-nilai agama Islam pada hakikatnya adalah kumpulan dari prinsip-prinsip hidup, ajaran-ajaran tentang bagaimana manusia seharusnya menjalankan kehidupannya di dunia ini, yang satu prinsip dengan lainnya saling terkait membentuk satu kesatuan yang utuh tidak dapat dipisah-pisahkan. Jangan dikira bahwa ada satu nilai berdiri sendiri. Jadi Islam itu pada dasarnya adalah satu sistem, satu paket, paket nilai yang saling terkait satu sama lain. 3. Macam-macam Nilai Agama Islam Pokok-pokok yang harus diperhatikan dalam ajaran agama Islam untuk mengetahui nilai-nilai agama Islam mencangkup tiga aspek, yaitu nilai tauhid, nilai syari’ah, dan nilai akhlak. a. Nilai Akidah Akidah dalam Islam meliputi keyakinan dalam hati tentang Allah sebagai Tuhan yang wajib disembah, ucapan dengan lisan dalam bentuk dua kalimat syahadat, dan perbuatan dengan amal sholeh. Akidah dalam Islam mengandung arti bahwa dari seorang mukmin tidak ada rasa dalam hati, atau ucapan di mulut atau perbuatan melainkan secara keseluruhannya menggambarkan iman kepada Allah, yakni tidak ada niat, ucapan dan perbuatan dalam diri seorang mukmin kecuali yang sejalan dengan kehendak Allah SWT.13 Nilai akidah dalam kehidupan dapat tercermin dalam pelaksanaan ibadah syari’ah seseorang, baik itu pelaksanaan syari’at yang berkaitan dengan yang wajib seperti mengucapkan syahadat, pelaksanaan shalat lima waktu, puasa, zakat dan ibadah haji, maupun dalam pelaksanaan ibadah yang sunat seperti membaca al-quran, bersedekah, dan amalan sunah lainnya. 13 Muhaimin, Pemikiran Pendidikan Islam (Bandung: Trigenda Karya, 1993), hal. 125. 6 b. Nilai Syari’ah Secara redaksional pengetian syari’ah adalah tempat jalannya air, atau secara maknawi adalah sebuah jalan hidup yang telah ditentukan oleh Allah SWT, sebagai panduan dalam menjalankan kehidupan di dunia menuju kehidupan akhirat. Panduan yang diberikan Allah SWT, dalam membimbing manusia harus berdasarkan sumber utama hukum Islam yaitu Al Qur’an dan Assunnah serta sumber kedua yaitu akal manusia dan ijtihad para ulama atau sarjana Islam. Agama Islam sebagai sebuah keseluruhan jalan hidup merupakan panduan bagi umat muslim untuk mengikutinya. Konsep inilah yang kemudian diaplikasikan dalam bentuk hukum, norma, sosial, politik, ekonomi dan konsep hudup lainnya.14 Menurut Taufik Abdullah, syari’ah mengandung nilai-nilai baik dari aspek ibadah maupun muamalah. Nilai-nilai tersebut diantaranya adalah: a) Kedisiplinan dalam beraktifitas untuk beribadah. b) Sosial dan kemanusiaan, contoh: Infaq dan shadaqah. c) Keadilan. d) Persatuan yang terlihat pada shalat berjama’ah e) Tanggung jawab c. Nilai Akhlak Salah satu tujuan risalah Islam ialah menyempurnakan kemuliaan-kemuliaan Akhlak. Akhlak merupakan salah satu khazanah intelektual muslim yang kehadirannya hingga saat ini semakin dirasakan. Secara historis dan teologis akhlak tampil mengawal dan memandu perjalanan hidup manusia agar selamat dunia dan akhirat. Tidaklah berlebihan jika misi utama kerasulan Muhammad SAW adalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.Nilai-nilai akhlak dapat dikatagorikan dalam beberapa hal sebagai berikut: 14 Muhaimin, Pemikiran Pendidikan Islam, hal. 139. 7 a) Nilai Akhlak pada Allah b) Nilai akhlak pada manusia c) Nilai akhlak pada lingkungan 4. Beberapa Upaya Manajemen Kepala SekolahDalam Pembinaan NilaiNilai Agama Islam Manajemen Kepala Sekolahdalam pembinaannilai-nilai agama Islam adalah hal yang wajib karena pada dasarnya pendidikan agama Islam adalah upaya agama Islam atau ajaran nilai-nilainya agar menjadi way of life (pendangan dan sikap hidup) seseorang. Dengan pengertian ini, pendidikan agama Islam dapat terwujud: pertama, segenap kegiatan yang dilakukan seseorang untuk membantu seorang atau sekelompok peserta didik dalam pembinaan atau menumbuh kembangkan ajaran Islam dan nilai-nilainya untuk dijadikan sebagai pandangan hidup dan keterampilan hidupnya sehari-hari. Kedua, segenap fenomena atau peristiwa perjumpaan antara dua orang atau lebih yang dampaknya ialah tertanamnya dan/ atau tumbuh kembangnya ajaran Islam dan nilai-nilainya pada salah satu atau beberapa pihak.15 Jadi, manajemen Kepala Sekolahharus benar-benar bisa melaksanakan pembinaan nilai-nilai agama Islam di sekolah secara optimal karena pembinaan nilai-nilai agama Islam di sekolah yang merupakan harapan pendidikan nasional. Karena jika ini tidak dilakukan oleh Kepala Sekolahmaka peserta didik yang berada di sekolah umum akan mudah terpengaruh oleh budaya barat dan tuntutan perkembangan zaman yang menyimpang dari nilai-nilai agama Islam yang menjadi indikasi tidak tercapainya tujuan pendidikan nasional. Beberapa upaya yang harus dilakukan oleh kepala sekolah dalam pembinaan nilai-nilai agama Islam di sekolah antara lain : a) Merencanakan bentuk nilai-nilai agama Islam yang menjadi prioritas pembinaannya terhadap siswa di awal tahun ajaran. 15 Muhaimin, Rekontruksi Pendidikan Islam, hal. 318. 8 b) Mensosialisasikan nilai-nilai agama Islam kepada semua stakeholder. c) Melakukan pembinaan secara bertahap, berkelanjutan dan pembisaaan. d) Pengintegrasian nilai-nilai agama Islam dalam mata pelajaran lainnya. e) Guru menjadi model pelaksanaan nilai-nilai agama Islam (Uswah). f) Melakukan pengawasan secara bertahap terhadap beberapa program yang menjadi prioritas seperti melalui rapat bulanan, menindaklanjuti administrasi guru dan piket guru. C. KESIMPULAN 1. Pendidikan agama Islam di sekolah hendaknya tidaklah menjadi sebuah mata pelajaran yang mementingkan pengetahuan kognitif semata, akan tetapi bagaimana ilmu pengetahuan keagamaan tersebut mejadi sebuah nilai yang akan memberi dampak positif terhadap diri siswa dalam menjalankan kehidupannya di masyarakat. 2. Pengembangaan nilai-nilai agama Islam di sekolah bukan hanya mejadi tugas dan tanggung jawab guru pendidikan agama Islam, akan tetapi amat sangat dibutuhkan kerjasama antara semua warga sekolah dan manajemen kepala sekolah yang mendukung dalam pembinaan nilai-nilai agama Islam kepada diri siswa melalui beberapa program pembiasaan dan pembinaan. 3. Beberapa nilai-nilai agama Islam yang dapat dikembangkan di sekolah antara lain melaksanakan shalat, membaca Al-Quran, infaq dan shadah, kedisiplinan, kejujuran, sopan santun, kebersihan, persatuan, kerjasama, hemat, keteladanan, berpakaian serta melestarikan lingkungan. 9 DAFTAR PUSTAKA Alim,Muhammad. Pendidikan Agam Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006. Amsyari,Fuad. Islam Kaffah Tantangan Sosial dan Aplikasinya di Indonesia. Jakarta: Gema Insan Press, 1995. Departemen Agama. Al-Hikmah Al-Qur’an dan Terjemahannya.Bandung: Diponegoro, 2005. Majid, Abdul dan Dian Andayani.Pendidikan Agama Kompetensi. Bandung : Remaja Rosdakarya, 2006. Islam Berbasis Muhaimin.Nuansa Baru Pendidikan Islam Mengurai Benang Kusut Dunia Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2006. ………...,Pemikiran Pendidikan Islam. Bandung: Trigenda Karya, 1993. ………...,Rekontruksi Pendidikan Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009. Mulyana,Rohmad. Mengartikulasikan Pendidikan Nilai. Bandung : Alfabeta, 2004. Mukhtar dan Suparto, Widodo. Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta : Misaka Galiza, 2001. Munir, Abdullah.Menjadi Kepala Sekolah Efektif. Jogjakarta: Ar Ruzz Media, 2008. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas & Peraturan Pemerintah RI Nomor 47 Tahun 2008 Tentang Wajib Belajar, (Bandung: Citra Umbara, 2008) Wahjosumijo. Kepemimpinan Kepala Sekolah : Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005. Yamin, Martinis dan Maisah.Manajemen Pembelajaran Kelas. Jakarta : Gaung Persada, 2009. Zulkarnain.Transformasi Nilai-Nilai Pendidikan Islam Manajemen Berorientasi Link and Match. Bengkulu : Pustaka Pelajar Offset, 2008. 10