Laporan Studi Pustaka (KPM 403) FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN PELAKU USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) AZKIYYATUS SYARIIFAH DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2015 i PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa Studi Pustaka yang berjudul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)” benar-benar hasil karya saya sendiri yang belum pernah diajukan sebagai karya ilmiah pada perguruan tinggi atau lembaga manapun dan tidak mengandung bahan-bahan yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh pihak lain kecuali sebagai bahan rujukan yang dinyatakan dalam naskah. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya bersedia mempertanggungjawabkan pernyataan ini. Bogor, Mei 2015 Azkiyyatus Syariifah NIM. I34120024 ii ABSTRAK AZKIYYATUS SYARIIFAH. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Di bawah bimbingan ANNA FATCHIYA. Usaha Mikro Kecil Menengah merupakan salah sektor yang berperan dalam mengurangi kesenjangan dan tingkat kemiskinan di Indonesia karena dapat menyediakan kesempatan kerja yang lebih luas dibandingkan sektor formal. Perkembangan Usaha Mikro Kecil Menengah yang meningkat dari segi kuantitas (unit usaha) dan potensi yang dimiliki belum diimbangi oleh meratanya peningkatan kualitas. Salah satu masalah yang ditemukan dalam Usaha Mikro Kecil Menengah adalah rendahnya kemampuan pelaku usaha tersebut. Kemampuan usaha tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu karakteristik individu dan karakteristik di luar individu. Karakteristik individu meliputi modal usaha, kreativitas dan inovasi, modal sosial, serta perbedaan jenis kelamin. Sementara itu, karakteristik di luar individu adalah kerja sama antara stakeholders. Kata kunci: Usaha Mikro Kecil Menengah, kemampuan usaha, karakteristik individu, karakteristik di luar individu ABSTRACT AZKIYYATUS SYARIIFAH. Factors that Affecting the ability of Micro Small Medium Entreprise (MSME) Actors. Supervised by ANNA FATCHIYA. Micro Small Medium Enterprise is one of the sectors that play a role in reducing inequality and poverty rates in Indonesia because it can provide employment opportunities broader than the formal sectors. The development of Micro Small Medium Enterprise that increased in quantity (business units) and the potential has not been matched by the prevalence of improving the quality. One of the problems found in Micro Small Medium Enterprise is the lack of business skill actors. These skills have been affected by several factors that can be grouped into two groups, namely the individual characteristics and individual outside characteristics. The individual characteristics include venture capital, creativity and innovation, social capital, and the difference of gender. Meanwhile, the individual outside characteristics are cooperation between stakeholders. Keywords : Micro Small Medium Enterprise, business skills, individual characteristics, individual outside characteristics iii FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN PELAKU USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) Oleh AZKIYYATUS SYARIIFAH I34120024 Laporan Studi Pustaka Sebagai syarat kelulusan KPM 403 pada Mayor Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2015 iv LEMBAR PENGESAHAN Dengan ini saya menyatakan bahwa Studi Pustaka yang disusun oleh: Nama Mahasiswa : Azkiyyatus Syariifah Nomor Pokok : I34120024 Judul : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Dapat diterima sebagai syarat kelulusan mata kuliah Studi Pustaka (KPM 403) pada Mayor Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Disetujui oleh Dr. Ir. Anna Fatchiya, MSi. Dosen Pembimbing Diketahui oleh Dr. Ir. Siti Amanah, MSc. Ketua Departemen Tanggal Pengesahan: ______________________ v PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Studi Pustaka berjudul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)” ini dengan baik. Laporan Studi Pustaka ini ditujukan untuk memenuhi syarat kelulusan Mata Kuliah Studi Pustaka (KPM 403) pada Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Ibu Dr. Ir. Anna Fatchiya, MSi. sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan saran dan masukan selama proses penulisan hingga penyelesaian laporan Studi Pustaka ini. Penulis juga menyampaikan hormat dan terima kasih kepada Ibu Siti Alfiah Mufadhilah, S.Pd. dan Bapak Ismadi selaku orang tua, Shifa Qolbiyah dan Farhan Al-Bantani selaku adik, yang senantiasa memberikan dukungan moral, semangat, dan doa yang sangat bermanfaat bagi penulis untuk menyelesaikan laporan ini. Selain itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman sekaligus keluarga di rantau Alia, Syukur, Cici, Citra, Wide, Yosa, Egi, Jako, Elsa, Lilah, dan Rima yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil dalam proses penyelesaian laporan Studi Pustaka ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada teman-teman FORSIA dan mahasiswa Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, khususnya angkatan 49, yang selalu menemani dalam proses perkuliahan selama beberapa tahun ini dan memberikan pelajaran bermanfaat kepada penulis. Semoga laporan Studi Pustaka ini bermanfaat bagi semua pihak. Bogor, Mei 2015 Azkiyyatus Syariifah I34120024 vi DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... viii PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1 Latar Belakang .............................................................................................................. 1 Tujuan Penulisan ........................................................................................................... 2 Metode Penulisan .......................................................................................................... 2 RINGKASAN DAN ANALISIS PUSTAKA ................................................................... 3 Judul: Pemberdayaan Masyarakat untuk Usaha Kecil dan Mikro ................................ 3 Judul: Dampak Perguliran Dana Simpan Pinjam Khusus Perempuan (SPP) PNPM Mandiri Perdesaan Terhadap Perkembangan UMKM: Studi Kasus Kecamatan Cimarga Kabupaten Lebak Provinsi Banten ................................................................. 4 Judul: Identifikasi Pelaku Usaha Mikro di Palembang (Studi Kondisi dan Hambatan dalam Mengembangkan Usaha) .................................................................................... 6 Judul: Hubungan Karakteristik Individu dengan Kompetensi Wirausaha Petani Rumput Laut di Sulawesi Selatan ................................................................................. 7 Judul: Kreativitas dan Inovasi Penentu Kompetensi Pelaku Usaha Kecil .................... 8 Judul: Kajian Kemampuan Usaha dan Modal Sosial serta Implikasinya terhadap Kinerja Usaha Kecil Sektor Industri di Sulawesi Selatan ........................................... 10 Judul: Pengaruh Modal Sosial terhadap Perilaku Kewirausahaan (Studi Kasus pada Usaha Mikro Kecil Menengah di Kecamatan Kabaruan Kabupaten Kepulauan Talaud) ........................................................................................................................ 11 Judul: Pengaruh Karakteristik Wirausaha, Modal Usaha, Strategi Pemasaran terhadap Perkembangan UMKM di Desa Dayaan dan Kalilondo Salatiga ............................... 13 Judul: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Kabupaten Bangli ................................................................. 14 Judul: Do Entrepreneurship Skills Have an Influence on the Performance of Women Owned Enterprises in Dar es Salaam, Tanzania ........................................................ 16 Judul: The Impact of Gender and Social Networks on Microenterprise Business Performance ................................................................................................................ 17 RANGKUMAN DAN PEMBAHASAN ........................................................................ 20 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) ........................................................... 20 Kemampuan Pelaku Usaha ......................................................................................... 21 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Usaha ............................................ 22 SIMPULAN .................................................................................................................... 25 Hasil Rangkuman dan Pembahasan ............................................................................ 25 vii Perumusan Masalah dan Pertanyaan Analisis Baru .................................................... 25 Usulan Kerangka Analisis Baru .................................................................................. 25 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 27 RIWAYAT HIDUP ........................................................................................................ 29 viii DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Daya Saing dan Faktor-faktor Utama Penentu...............................................22 Gambar 2. Gambar Usulan Kerangka Analisis Baru Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)........................................27 PENDAHULUAN Latar Belakang Kemiskinan adalah fenomena sosial yang terjadi bukan hanya di negara berkembang, tetapi juga di negara maju. Indonesia merupakan salah satu negara yang belum bisa terlepas dari fenomena kemiskinan tersebut. Menurut Iskandar (2012), untuk mendefinisikan kemiskinan, dapat dilakukan dengan pendekatan ekonomi yang melihat pada kemampuan keluarga untuk memenuhi kebutuhan hidup berdasarkan sumberdaya yang dimilikinya. Badan Pusat Statistik (BPS) mendefinisikan kemiskinan dengan menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). “Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari segi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Jadi Penduduk Miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita di bawah garis kemiskinan” (BPS 2015)1. Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada tahun 2014 cenderung mengalami penurunan. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan September 2014, jumlah penduduk miskin menurut Provinsi adalah sebesar 27.727.780 jiwa dengan persentase 10,96 persen. Jumlah dan persentase tersebut mengalami penurunan dari data penduduk miskin bulan Maret 2014, yaitu sebesar 28.280.010 jiwa dengan persentase 11,25 persen (BPS 2014)2. Penduduk miskin di Indonesia sebagian besar berada di wilayah perdesaan. Di mana dari data penduduk miskin pada bulan September 2014, 17.371.090 dari jumlah penduduk miskin berada di desa dengan persentase sebesar 13,76 persen. Menurut Iskandar (2012), upaya pemberdayaan keluarga yang tergolong powerless menjadi powerful harus memperhatikan faktor pekerjaan, pendapatan, konsumdi pangan, kepemilikan aset, kepemilikan tabungan, kredit/pinjaman uang atau barang pada lembaga finansial, dan bantuan langsung tunai (BLT). Salah sektor yang berperan dalam mengurangi kesenjangan dan tingkat kemiskinan di Indonesia adalah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) karena UMKM dapat menyediakan lapangan pekerjaan yang lebih (Bappenas 2013). Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM (2014), sampai tahun 2012, UMKM telah mampu menyerap 107.657.509 orang tenaga kerja atau 97,16 persen tenaga kerja bergerak di bidang UMKM. Sampai tahun 2012, jumlah unit UMKM di Indonesia adalah sebanyak 56.534.592 unit usaha atau sebesar 99,99 persen dan didominasi oleh usaha mikro dengan persentase sebesar 98,79 persen (Kementerian Koperasi dan UKM 2014). Perkembangan UMKM yang meningkat dari segi kuantitas (unit usaha) tersebut belum diimbangi oleh meratanya peningkatan kualitas UMKM. Permasalahan klasik yang dihadapi yaitu rendahnya produktivitas. Keadaan ini disebabkan oleh masalah internal yang dihadapi UMKM yaitu: rendahnya kualitas sumberdaya manusia (SDM) UMKM dalam manajemen, organisasi, penguasaan teknologi, dan pemasaran, lemahnya kewirausahaan dari para pelaku UMKM, dan terbatasnya akses UMKM terhadap 1 Diakses pada 17 Mei 2015, Pukul 17.08. dapat diakses pada: http://www.bps.go.id/Subjek/view/id/23#s ubjekViewTab1|accordion-daftar-subjek1. 2 Diakses pada 18 Maret 2015, Pukul 10.30. dapat diakses pada: http://www.bps.go.id/linkTabelStatis/vie w/id/1488. 2 permodalan, informasi, teknologi dan pasar, serta faktor produksi lainnya. Sedangkan masalah eksternal yang dihadapi oleh UMKM diantaranya adalah besarnya biaya transaksi akibat iklim usaha yang kurang mendukung dan kelangkaan bahan baku. Juga yang menyangkut perolehan legalitas formal yang hingga saat ini masih merupakan persoalan mendasar bagi UMKM di Indonesia, menyusul tingginya biaya yang harus dikeluarkan dalam pengurusan perizinan. Sementara itu, kurangnya pemahaman tentang koperasi sebagai badan usaha yang memiliki struktur kelembagaan (struktur organisasi, struktur kekuasaan, dan struktur insentif) yang unik/khas dibandingkan badan usaha lainnya, serta kurang memasyarakatnya informasi tentang praktek-praktek berkoperasi yang benar (best practices) telah menyebabkan rendahnya kualitas kelembagaan dan organisasi koperasi. Bersamaan dengan masalah tersebut, koperasi dan UMKM juga menghadapi tantangan terutama yang ditimbulkan oleh pesatnya perkembangan globalisasi ekonomi dan liberalisasi perdagangan bersamaan dengan cepatnya tingkat kemajuan teknologi (Bappenas 2013). Tujuan Penulisan Masalah yang dihadapi dalam pengembangan UMKM adalah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi kemampuan usaha pelaku UMKM yang meliputi rendahnya kualitas sumberdaya manusia (SDM) UMKM dalam manajemen, organisasi, penguasaan teknologi, dan pemasaran, lemahnya kewirausahaan dari para pelaku UMKM, dan terbatasnya akses UMKM terhadap permodalan, informasi, teknologi dan pasar, serta faktor produksi lainnya. Sementara itu, faktor eksternal meliputi besarnya biaya transaksi akibat iklim usaha yang kurang mendukung dan kelangkaan bahan baku. Oleh karena itu, tujuan dari penulisan studi pustaka ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi kemampuan pelaku UMKM. Metode Penulisan Metode penulisan studi pustaka ini adalah dengan menggunakan studi literatur, yaitu dengan mengumpulkan data sekunder terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan pelaku UMKM. Data yang digunakan dalam penulisan studi pustaka ini diperoleh dari berbagai sumber rujukan, seperti jurnal, laporan penelitian, artikel ilmiah, skripsi, tesis, dan disertasi yang sesuai dengan topik yang diangkat. Kemudian data sekunder yang diperoleh disajikan dalam bentuk pemaparan secara deskriptif dengan cara menikhtisarkan beberapa rujukan yang berkaitan dengan topik, kemudian disusun menjadi tulisan ilmiah sesuai dengan sistematika penulisan yang terdiri dari pendahuluan, ringkasan dan analisis pustaka, rangkuman dan pembahasan, serta kesimpulan. RINGKASAN DAN ANALISIS PUSTAKA Ringkasan 1 Judul Tahun Jenis Pustaka Bentuk Pustaka Nama Penulis Kota dan Nama Penerbit Nama Jurnal Volume (edisi): hal Alamat URL Tanggal diunduh : : : : : : Pemberdayaan Masyarakat untuk Usaha Kecil dan Mikro 2007 Jurnal Elektronik Ravik Karsidi - : Jurnal Penyuluhan : ISSN: 1858-2664 volume 3, Nomor 2: 136-145 : http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/43 069/Ravik%20Karsidi.pdf?sequence=1 : 6 Maret 2015, pukul 05.30 WIB Ringkasan Pustaka: Usaha Kecil dan Mikro (UKM) di Indonesia mampu bertahan saat terjadi krisis ekonomi. Data tahun 2003 menunjukkan bahwa jumlah UKM secara nasional ada 42,4 juta dengan memberikan sumbangan terhadap PDB mencapai RP 1.013,5 triliun (56,7% dari total PDB) dan kemampuan penyerapan tenaga kerja sebesar 79 juta jiwa (BDS LPPM UNS, 2005). Kemampuan UKM untuk memberikan kontribusi yang signifikan dalam perkembangan perekonomian suatu negara tidak hanya terjadi di Indonesia dan negara berkembang lainnya, melainkan juga di negara maju. Penelitian ini menyajikan uraian tentang dinamika keterlibatan dan hubungan peran antar stakeholder UKM, pemberdayaan untuk UKM dan berbagai pengalaman empiris. Penelitian ini dilaksanakan di Surakarta, Jawa Tengah. Menurut peneliti, dalam rangka pemberdayaan masyarakat untuk UKM, keterlibatan stakeholder sangat menentukan keberhasilannya. Stakeholder tersebut terdiri dari UKM, Kelompok/Koperasi, Asosiasi Usaha, Lembaga Keuangan (Bank dan Non Bank), Pasar, Pemerintah, dan Perguruan Tinggi. UKM perlu diberikan motivasi dan manfaat dari berbagi peluang dan fasilitas yang diberikan oleh berbagai pihak dengan partisipasi individu maupun kelompok. Kelompok/koperasi akan memudahkan dalam penanganannya karena dapat mengurangi resiko dan dapat memudahkan pembinaannya. Melalui koperasi, diharapkan bisa memperkuat kekuatan tawar pasar baik mendapatkan bahan baku, proses produksi, maupun penjualan produk. Tidak berbeda jauh dengan koperasi, asosiasi usaha juga dapat memperkuat posisi tawar perdagangan, baik dalam penetapan harga maupun sistem pembayaran dan menciptakan persaingan usaha yang sehat. Dalam memberdayakan UKM, permodalan sebaiknya dilakukan dengan pendekatan kelompok simpan pinjam (KSM) maupun kelompok usaha (koperasi) dalam memberikan layanan kredit kepada UKM. Pasar diperlukan untuk memasarkan hasil produksi UKM, baik pasar dalam negeri maupun pasar ekspor. Peran pemerintah dalam mengembangkan UKM maupun lembaga lain yang terkait dengan pemberdayaan UKM seperti koperasi, Asosiasi, Perguruan Tinggi, dan Lembaga Keuangan, dapat diwujudkan dengan kebijakan yang berpihak terhadap pengembangan usaha UKM itu sendiri. Sementara itu, Perguruan Tinggi memiliki peran sebagai konsultan pengembang usaha dalam berbagai aspek, yaitu, manajemen, produksi, pasar dan 4 pemasaran bahkan sampai fasilitasi dalam menghubungkan UKM ke lembaga keuangan baik bank maupun non bank. Analisis Pustaka: Penelitian di atas ditujukan untuk menguraikan dinamika keterlibatan dan hubungan peran antar stakeholder UKM, pemberdayaan untuk UKM dan berbagai pengalaman empiris. Menurut hasil temuan, kerjasama antara stakeholder akan menghasilkan kinerja yang lebih baik untuk pengembangan UKM. Stakeholders yang berhubungan dengan UKM akan memudahkan UKM untuk mengembangkan kinerjanya. Stakeholders tersebut antara lain UKM, kelompok/koperasi, asosiasi usaha, lembaga keuangan, pasar, pemerintah, dan perguruan tinggi. Kemampuan pelaku UKM juga dapat dilakukan dengan pemberdayaan oleh stakeholders tersebut, misalnya pelatihan manajemen dan rencana produksi bagi pelaku UKM oleh lembaga keuangan, pemerintah, dan perguruan tinggi. Ringkasan 2 Judul : Dampak Perguliran Dana Simpan Pinjam Khusus Perempuan (SPP) PNPM Mandiri Perdesaan Terhadap Perkembangan UMKM: Studi Kasus Kecamatan Cimarga Kabupaten Lebak Provinsi Banten Tahun : 2012 Jenis Pustaka : Skripsi Bentuk Pustaka : Elektronik Nama Penulis : Fikanti Zuliastri Kota dan Nama : Penerbit Nama Jurnal : Volume (edisi): hal : Alamat URL : http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/55801 Tanggal diunduh : 6 Maret 2015, pukul 05.30 WIB Ringkasan Pustaka: Latar belakang penelitian ini adalah selama ini program ekonomi di negara berkembang sering berorientasi pada peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB). Hal tersebut dianggap belum mampu untuk menjamin kesejahteraan masyarakat. Pembangunan ekonomi seharusnya disertai dengan menurunnya angka pengangguran, pemerataan distribusi pendapatan antar golongan masyarakat dan menurunnya jumlah penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan. Data BPS menunjukkan bahwa angka kemiskinana di Indonesia mengalami penurunan pada bulan September 2011 jika dibandingkan dengan bulan Maret 2011. Penurunan kemiskinan tersebut disebabkan adanya peningkatan produksi manufaktur mikro dan kecil. Di Indonesia, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peranan penting untuk menambah peluang kesempatan kerja atau pendapatan dan penanggulangan kemiskinan. Pada awalnya, program pembangunan orientasinya tidak bersamaan dengan program penanggualangan kemiskinan. Namun saat ini telah dijalankan secara bersamaan karena sesuai dengan Millenium Development Goals (MDGs) di Indonesia untuk menanggulangi kemiskinan. Hal tersebut direalisasikan dengan pencanangan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri pada tanggal 30 April 2007 di 5 Kota Palu Sulawesi. Salah satu program kegiatan pada PNPM Mandiri Perdesaan yang memberikan fasilitas kredit yang mudah yang dapat digunakan untuk pengembangan UMKM adalah program Simpan Pinjam kelompok Perempuan (SPP). Pada program SPP ini, peminjaman dilakukan dengan membentuk suatu kelompok dan besarnya pinjaman disesuaikan dengan proposal. Kegiatan yang dilakukan bukan hanya meminjam, tetapi juga menabung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi keragaan penyaluran pinjaman bergulir program SPP bagi UMKM di Kecamatan Cimarga dilihat dari tingkat pengembalian pinjaman dan menganalisis dampak perguliran dana SPP PNPM Mandiri Pedesaan terhadap perkembangan UMKM yang dilihat berdasarkan indikator omset usaha, keuntungan dan penyerapan tenaga kerja. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Kecamatan Cimarga Kabupaten Lebak yang merupakan wilayah pelaksana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus yang bertujuan untuk mengetahui lebih dalam mengenai sifat-sifat, dan karakteristik dari masing-masing individu, kelompok, maupun masyarakat yang ada di suatu wilayah. Selain itu, peneliti juga memberikan kuesioner kepada reponden yang merupakan kaum perempuan anggota kelompok pengguna SPP yang memperoleh dana pinjaman bergulir dua tahun terakhir yaitu tahun 2010 dan 2011 yang memiliki usaha produktif. Teknik pengambilan contoh menggunakan nonprobability sampling dan analisis dilakukan dengan Metode deskriptif yang dilakukan menggunakan dua bentuk pendekatan, yaitu pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Sementara itu, jenis data yang digunakan mencakup data primer (wawancara dengan warga) dan data sekunder (laporan-laporan PNPM Mandiri Perdesaan, arsip dan laporan UPK, BPS Kabupaten Lebak dan BPS Kecamatan Cimarga). Hasil penelitian menunjukkan bahwa program pinjaman bergulir SPP berhasil meningkatkan pendapatan pelaku usaha dengan meningkatkan omset usaha sebesar 36,05 persen dari omset usaha rata-rata 43,64 juta rupiah per tahun menjadi 60,06 juta rupiah per tahun. Selain omset, keuntungan usaha juga mengalami peningkatan sebesar 2,98 juta rupiah (36,08 %) dari keuntungan rata-rata per tahun 7,91 juta rupiah menjadi 10,90 juta rupiah per tahun. Secara keseluruhan, jika dilihat dari keterkaitan antar variabel maka besarnya pinjaman berpengaruh positif dan nyata terhadap omset usaha. Omset usaha selanjutnya berpengaruh nyata terhadap keuntungan yang diperoleh dan keuntungan usaha berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja. Analisis Pustaka: Penelitian ini menghubungkan antara pengembangan UMKM dan program simpan pinjam untuk kelompok perempuan (SPP) yang merupakan salah satu program dari PNPM Mandiri Perdesaan yang bergerak di bidang ekonomi. Berdasarkan hasil penelitian ini, permasalahan yang dihadapi oleh UMKM dan pelaku UMKM adalah permasalahan modal dan keterbatasan akses UMKM pada lembaga keuangan. Dana SPP dari pemerintah tersebut dianggap sebagai alternatif penyelesaian permasalahan yang dihadapi UMKM khusunya dibidang peminjaman modal tanpa agunan. Dengan adanya dana SPP, omset usaha meningkat dan keuntungan juga meningkat. Keuntungan usaha ini berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja. 6 Ringkasan 3 Judul : Identifikasi Pelaku Usaha Mikro di Palembang (Studi Kondisi dan Hambatan dalam Mengembangkan Usaha) Tahun : 2006 Jenis Pustaka : Prosiding Seminar Bentuk Pustaka : Cetak Nama Penulis : Yusnaini Kota dan Nama : Jakarta, Forum HEDS, BKS PTN Wilayah Barat Penerbit Nama Jurnal : Prosiding Seminar Hasil Program Pengembangan Diri 2006 Bidang Ilmu Sosiologi Volume (edisi): hal : ISBN 978-979-1441-02-5 hal: 209-221 Alamat URL : Tanggal diunduh : Ringkasan Pustaka: Menurut data BPS terjadi peningkatan jumlah pengangguran terbuka di Indonesia dari 9,53% di tahun 2003 menjadi 9,86% di tahun 2004. Data BPS juga menunjukkan bahwa terjadi penciutan lapangan kerja di sektor formal, dimana pada tahun 2003, ada sekitar 656 ribu lapangan kerja hilang di perkotaan dan sekitar 564 ribu lapangan kerja menyusut di perdesaan. 70% dari angkatan kerja di Indonesia mengganungkan hidup di sektor formal dan umumnya angkatan kerja ini masih pada tingkat pendidikan dasar. Angka pengangguran terbuka di Sumatera Selatan pada tahun 2002 sebesar 10,27% . Dari angka tersebut, angka pengangguran terbuka lebih tinggi ditemukan pada penduduk perempuan, yaitu sebesar 14,12% sementara itu, pengangguran terbuka pada penduduk laki-laki sebesar 7,75%. Data BPS untuk laju pertumbuhan angkatan kerja selama tahun 2001-2002 bertambah rata-rata sekitar 12,10% dimana laju pertumbuhan angkatan kerja perempuan juga lebih besar dibandingkan laki-laki, yaitu sebesar 16,80%. Tingkat pendidikan yang rendah menyebabkan rendahnya peluang untuk bekerja di sektor formal karena peluang kerja sendiri semakin terbatas. Sektor lain yang menjadi peluang untuk bekerja dan banyak menyerap tenaga kerja adalah sektor informal, sehingga pemerintah melakukan penguatan pada sektor tersebut, yaitu Usaha Mikro dan Usaha Kecil Menengah. Usaha Mikro banyak digeluti oleh penduduk di Kota Palembang, baik laki-laki maupun perempuan. Jenis Usaha Mikro yang dijalankan adalah usaha sandang dan makanan. Tujuan dari penelitian ini ada dua, yaitu mengetahui kondisi mikro yang dikelola penduduk di Kota Palembang dan mengetahui hambatan-hambatan yang dialami oleh pelaku usaha mikro dalam mengembangkan usahanya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan merupakan studi deskriptif. Kota Palembang dipilih sebagai lokasi penelitian karena Palembang sebagai ibukota propinsi menjadi tujuan migran berbagai penduduk dari luar daerah untuk memperoleh pekerjaan yang lebih baik. Selain itu, Palembang merupakan kota dagang dan jenis pekerjaan yang dilakukan penduduk lebih banyak pada sektor informal, yaitu usaha kecil atau mikro. Teknik pengampilan infroman dilakukan secara purposif dengan mengambil 7 informan yang merupakan pelaku usaha mikro dan mengelola usaha yang menjadi ciri khas Palembang. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer didapatkan dari hasil observasi dan wawancara mendalam dengan informan. Data sekunder diperoleh dari data BPS, literatur, dll. Data yang didapatkan dari hasil wawancara mendalam dianalisa secara kualitatif interpretatif, berdasarkan konsep-konsep kajian sosial yang relevan. 7 Hasil dari penelitian ini adalah terdapat masalah yang dihadapi oleh pelaku usaha mikro. Masalah yang pertama dapat dijumpai adanya rendahnya tingkat pendidikan pelaku usaha mikro. Dari keempat infroman tersebut, yang berpendidikan paling tinggi adalah perajin tas dan dompet songket, yakni tamat SMA. Sementara informan yang lain hanya tamatan SD dan SMP. Masalah lain adalah masalah modal yang terbatas sehingga bahan baku untuk produksi sedikit. Hal tersebut menyebabkan sedikitnya produk yang dapat dijual dan rendahnya keuntungan. Modal tersebut umumnya diperoleh dari uang belanja untuk kebutuhan sehari-hari yang mereka sisihkan. Selain modal yang terbatas, akses untuk menambah modal itu sendiri dan akses pasar masih sangat sulit untuk mereka peroleh. Sulitnya akses disebabkan oleh pihak bank yang tidak mau memberikan pinjaman tanpa adanya jaminan dari pihak peminjam. Usaha mikro tersebut juga sulit berkembang karena usaha tersebut masih dijalankan secara perseorang sehingga posisi tawar pada pasar rendah. Peralatan yang digunakan juga masih tradisional sehingga kurang efektif dan efisien untuk menghasilkan produk dalam jumlah yang besar. Peralatan yang cenderung tradisional tersebut kurang menjamin kualitas produk sehingga kualitas produk masih rendah. Masalah lain adalah masalah kecilnya lingkup pemasaran hasil dan manajemen/pengelolaan yang masih apa adanya, dimana semua pengelolaan usaha ditangani sendiri oleh pelaku usaha atau hanya dibantu oleh anggota keluarga. Analisis Pustaka: Temuan penelitian ini adalah kondisi dan masalah yang dihadapi oleh pelaku usaha mikro. Kondisi dan masalah yang dialami oleh informan pelaku usaha mikro adalah modal yang terbatas, akses untuk menambah modal sulit, peralatan yang digunakan sangat sederhana, kualitas produk yang umumnya masih rendah, kecil lingkup pemasaran, dan pengelolaan usaha apa adanya. Dengan kondisi dan masalah tersebut, usaha mikro masih dapat bertahan. Meskipun sebagian besar pelaku usaha mikro hanya mengenyam pendidikan dasar, pelaku usaha mikro tersebut optimis, ulet, dan berkeinginan untuk mengembangkan usaha. Ringkasan 4 Judul : Hubungan Karakteristik Individu dengan Kompetensi Wirausaha Petani Rumput Laut di Sulawesi Selatan Tahun : 2007 Jenis Pustaka : Jurnal Bentuk Pustaka : Cetak Nama Penulis : Syafiudin dan Amri Jahi Kota dan Nama : Penerbit Nama Jurnal : Jurnal Penyuluhan Volume (edisi): hal : ISSN: 1858-2664 volume 3, Nomor 1 hal: 35-44 Alamat URL : Tanggal diunduh : Ringkasan Pustaka: Latar belakang yang diangkat pada penelitian ini adalah rumput laut yang dikembangkan oleh masyarakat di Sulawesi Selatan karena mudah dalam pemeliharaannya dan memiliki keunggulan ekonomis. Rumput laut yang menjadi 8 komoditas unggulan di daerah ini ternyata masih rendah dan jauh dari harapan karena kurangnya sarana dan prasarana yang mengakibatkan petani kurang mampu menghasilkan produk yang lebih baik. Petani masih lemah pada beberapa aspek terutama pada aspek teknis budidaya, aspek manajerial atau aspek kewirausahaan. Hal tersebut menghambat akses petani untuk menghasilakn produk yang sesuai standar. Penelitian ini memiliki empat tujuan penelitian, yaitu (1) Menentukan sebaran petani rumput laut di Sulawesi Selatan pada sejumlah karakteristik indivisu yang diamati, (2) Mengidentifikasi kompetensi wirausaha, yang dikuasai petani rumput laut di Sulawesi Selatan, (3) Menentukan derajat hubungan kesepakatan petani rumput laut tersebut dalam penjenjangan kompetensi wirausaha, (4) Menentukan strategi yang tepat dalam meningkatkan kapasistas petani pesisir dalam mengembangkan usaha rumput laut. Pengambilan sampel pada penelitian ini diacak di tiga kabupaten, yakni Takalar, Jeneponto dan Bantaeng. Ukuran sampel ditentukan secara proporsional sesuai dengan jumlah petani yang terdapat di wilayah tersebut. Sampel tersebut ditentukan dengan rumus Slovin, yaitu sebesar 271,71 yang dibulatkan ke atas menjadi 280. Instrumen dari penelitian ini adalah kuesioner. Data yang dikumpulkan berupa data primer. Data primer didapatkan dengan cara pengisian kuesioner, wawancara, dan FGD. Analisis data sendiri dilakukan secara kualitatif dan kuantitif dengan menggunakan analisis korelasi untuk menguji hubungan. Hasil penelitian ini adalah terdapat bidang kompetensi dengan urutan tertinggi dan terendah pada penjenjangan kompetensi wirausaha. Tiga bidang kompetensi yang memiliki urutan tertinggi adalah panen, pembibitan dan penanaman, serta berkomunikasi dan memotivasi. Sedangkan tiga bidang lain yang paling rendah adalah perencanaan, mengelola pasca panen, pengawasan, evaluasi dan pengendalian. Ketiga bidang tersebut perlu diberi perlakuan khusus melalui diseminasi, pelatihan, pendampingan dan teknik pendidikan (penyuluhan) lain yang sesuai dengan potensi dan kebutuhan petani. Selain itu, berdasarkan derajat hubungan, terdapat kesesuaian hubungan setiap karakteristik individu untuk dijadikan sebagai faktor pendukung dalam peningatan kemampuan petani rumput laut. Karakteristik individu seperti pendidikan formal, pelatihan, modal sosial, motivasi, modal usaha dan luas lahan memiliki hubungan atau pengaruh yang nyata terhadap kompetensi wirausaha, yang berpengaruh pula terhadap peningkatan produksi dan pendapatan petani. Analisis Pustaka: Berdasarkan hasil penelitian ini, karakteristik individu seperti pendidikan formal, pelatihan, modal sosial, motivasi, modal usaha, dan luas lahan memiliki hubungan nyata dengan kompetensi wirausaha, yang berpengaruh pula terhadap peningkatan produksi dan pendapatan petani. Peneliti hanya menyebutkan bahwa penelitian dilakukan dengan menggunakan data primer. Data sekunder juga diperlukan dalam penelitian ini karena dari data sekunder tersebut, peneliti dapat mempelajari lokasi penelitian, membandingkan temuan di lapang dengan teori, dan mengetahui teori tentang karakteristik apa saja yang dapat mempengaruhi kompetensi wirausaha petani rumput laut tersebut. Ringkasan 5 Judul Tahun Jenis Pustaka : Kreativitas dan Inovasi Penentu Kompetensi Pelaku Usaha Kecil : 2012 : Jurnal 9 Bentuk Pustaka Nama Penulis Kota dan Nama Penerbit Nama Jurnal Volume (edisi): hal Alamat URL Tanggal diunduh : Elektronik : Deden A. Wahab Sya’roni, Janivita J. Sudirham : : Jurnal Manajemen Teknologi : volume 11 nomor 1 tahun 2012 hal: 42-59 : http://journal.sbm.itb.ac.id/index.php/mantek/article/dow nload/164/197 : 9 April 2015, Pukul 18.20 Ringkasan Pustaka: Pengusaha skala kecil di Indonesi telah banyak menghasilkan produk kreatif dan dibutuhkan oleh masyarakat. Hal tersebut menunjukkan bahwa produk dari usaha kecil memiliki pasar yang cukup luas. Pasar yang terbuka tersebut membuat para pengusaha kecil harus menunjukkan kemampuannya untuk berkreasi dan berinovasi untuk dapat masuk ke pasar terbuka tersebut. Semakin banyaknya usaha kecil yang masuk ke persaingan pasar ternyata di sisi lain membuat banyak usaha kecil yang tidak mampu melanjutkan usahanya dan dapat dikatan keberadaan usaha kecil tumbuh tidak menentu. Peningkatan jumlah usaha kecil tersebut tidak diikuti dengan ketahanan yang kokoh untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya sehingga tidak lama kemudian banyak mengalami kebangkrutan. Kendala umum yang biasanya dihadapi adalah berkaitan dengan akses pasar, kelemahan dalam pendanaan atau akses pada sumber pembiayaan, kelemahan dalam organisasi maupun manajemen yang bermuara pada aspek sumberdaya manusia (faktor kewirausahaan). Suatu kenyataan bahwa sumberdaya manusia usaha kecil umumnya berpendidikan rendah, tidak memiliki keterampilan manajemen dan bisnis yang memadai. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh temuan dan model pengaruh antara variabel penelitian setelah direkonseptualisasikan, yang meliputi kreativitas dan inovasi serta kompetensi kewirausahaan pada usaha kecil. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dengan fokus pada kompetensi kewirausahaan, kreativitas dan inovasi di usaha kecil. Instrumen penelitian yang berupa kuesioner dibuat dalam skala Likert. Jumlah sampel yang terpilih sebanyak 165 unit usaha di wilayah Bandung, Purwakarta, Tasikmalaya, Ciamis dan Garut. Teknik pengambilan sampel menggunakan two stage cluster sampling. Data yang diperoleh dari hasil kuesioner digunakan sebagai data primer penelitian. Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan alat uji Model Persamaan Struktural (Structural Equation Modeling-SEM). Penemuan dari penelitian ini asalah bahwa kreativitas menentukan perubahan kompetensi kewirausahaan sebesar 20,25% dan inovasi menentukan perubahan kompetensi kewirausahaan sebesar 15,21%. Indikator yang berkontribusi dalam kreativitas adalah nilai intelektual dan artisitik, minat akan kompleksitas, peduli pada pencapaian pekerjaan dalammencapai keunggulan, ketekunan, pemikiran mandiri, toleransi terhadap keraguan, otonomi / ketidak bergantungan pada orang, serta kepercayaan diri. Indikator yang berkontribusi dalam inovasi adalah mengkreasikan produk baru yang belum pernah dilakukan, mengkreasikan proses, pengembangan dengan memperbaiki/membuat produk lebih baik dari yang telah ada sebelumnya, memperbaiki/membuat proses lebih baik dari yang telah ada sebelumnya,menambah sentuhan kreatif dengan menduplikasi serta memadukan faktor produksi yang telah tersedia dan memadukan cara/metode baru. Hasil tersebut menunjukkan bahwa apabila kreativitas dan inovasi dapat diaktualisasikan akan meningkatkan kompetensi 10 kewirausahaan seseorang. Peningkatan kompetensi kewirausahaan tersebut dapat berkontribusi dalam mempertahankan usaha dan mengembangkan usahanya. Analisis Pustaka: Berdasarkan hasil temuan pada penelitian di atas, variabel yang mempengaruhi kompetensi usaha pelaku usaha kecil adalah kreativitas dan inovasi. Indikator dari variabel kreativitas adalah nilai intelektual dan artisitik, minat akan kompleksitas, peduli pada pencapaian pekerjaan dalammencapai keunggulan, ketekunan, pemikiran mandiri, toleransi terhadap keraguan, otonomi / ketidak bergantungan pada orang, serta kepercayaan diri. Sementara itu, indikator dari variabel inovasi adalah mengkreasikan produk baru yang belum pernah dilakukan, mengkreasikan proses, pengembangan dengan memperbaiki/membuat produk lebih baik dari yang telah ada sebelumnya, memperbaiki/membuat proses lebih baik dari yang telah ada sebelumnya,menambah sentuhan kreatif dengan menduplikasi serta memadukan faktor produksi yang telah tersedia dan memadukan cara/metode baru. Ringkasan 6 Judul : Kajian Kemampuan Usaha dan Modal Sosial serta Implikasinya terhadap Kinerja Usaha Kecil Sektor Industri di Sulawesi Selatan Tahun : 2013 Jenis Pustaka : Jurnal Bentuk Pustaka : Elektronik Nama Penulis : Sri Andrianti Muin Kota dan Nama : Penerbit Nama Jurnal : ASSET Volume (edisi): hal : volume 3 nomor 1 hal: 59-72 Alamat URL : http://www.uin-alauddin.ac.id/download-4-SRI%20ADR IANTI.pdf Tanggal diunduh : 9 April 2015, Pukul 18.29 Ringkasan Pustaka: Usaha Mikro, Kecil dan Menengah memiliki kontribusi dalam peningkatan perekonomian nasional, penyerapan tenaga kerja, kontrusi terhadap Produk Domestik Bruto, investasi dan penciptaan devisa. Dengan kontribusi UMKM di berbagai sektor tersebut, UMKM ternyata masih mengalami permasalahan dalam pengembangan usahanya. Permasalahan dalam pengenbangan UMKM antara lain disebabkan oleh permodalan, SDM yang tidak terampil, lemahnya kemampuan manajerial dan pemasaran. Peneliti menuslikan hasil penelitian lain yang menyebutkan bahwa permasalahan tersebut sebenarnya bermuara pada perbedaan atau kompetensi atau kemampuan SDM pengelola UMKM yang terdiri dari kemampuan mental, kemampuan emosional dan pengalaman. Pada kasus di Sulawesi Selatan, pengembangan UMKM selain didukung oleh kemampuan usaha juga didukung oleh modal sosial yang dimiliki pelaku UMKM. Modal sosial tersebut menguntungkan dan memudahkan dalam mengakses pasar dan informasi lainnya. Penelitian ini dilakukan di Sulawesi Selatan dengan populasi sebanyak 4.208 yang kemudian dipilih 200 sampel dengan metode pengambilan sampel acak multi stage 11 cluster sampling. Instrumen dari penelitian ini adalah kuesioner yang menggunakan skala Likert berisi nilai tingkat kesetujuan atas setiap pernyataan setiap penelitian. Metode analisis yang digunakan adalah path analysis. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan usaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap modal sosial. Kemampuan usaha tergantung pada sumberdaya alam, modal sosialnya nampak pada konsep mempertahankan kejujuran untuk saling membantu dalam usaha, kemudian adanya kepercayaan antara individu dalam menjalankan usaha yang sama. Kemampuan usaha pada ketiga kelompok etnis ini cenderung menambah kapasitas produksinya karena tetap berdasar pada permintaan yang semakin bertambah. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa modal sosial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja usaha. Berdasarkan kondisi empiris yang ditemui peneliti, penguatan modal sosial dengan cara menjalin komunikasi dengan pembeli melalui kelompok usaha, kemudian meningkatkan penyertaan modal yang bersumber dari keuangan masyarakat, dan memperkuat distribusi barang antara sesama anggota masyarakat maka sirkulasi produksi dan penjualan semakin meningkat. Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa kemampuan usaha berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kinerja usaha. Hasil penelitian tersebut tidak sejalan dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh pihak lain. Kondisi empiris yang terjadi pada kinerja usaha dengan penguatan kemampuan usaha ialah adanya tenaga kerja tidak terdidik menghasilkan produk yang kurang berkualitas, kemudian hasil produksinya tidak mengikuti perubahan pasar karena cenderung bertahan pada ciri khas etnis dan produk yang bercirikan kedaerahan, dengan kata lain lebih mempertahankan ciri kedaeraahan dari pada mengikuti keinginan pasar. Analisis Pustaka: Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa kemampuan usaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap modal sosial, modal sosial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja usaha, serta kemampuan usaha berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kinerja usaha. Modal sosial dapat mempengaruhi kinerja pelaku usaha karena dengan membangun modal sosial, pelaku usaha dapat menjalin komunikasi dan kerja sama dengan pihak lain sehingga jejering pengembangan usaha dapat terbuka. Ringkasan 7 Judul : Pengaruh Modal Sosial terhadap Perilaku Kewirausahaan (Studi Kasus pada Usaha Mikro Kecil Menengah di Kecamatan Kabaruan Kabupaten Kepulauan Talaud) Tahun : 2013 Jenis Pustaka : Jurnal Bentuk Pustaka : Elektronik Nama Penulis : Erwin Thobias, Drs. S.K. Tungka, Msi, Dra. J.J. Rogahang, Msi. Kota dan Nama : Penerbit Nama Jurnal : ACTA DIURNA Volume (edisi): hal : Edisi April 2013 Alamat URL : http://download.portalgaruda.org/article.php?article=108 374&val=1021 Tanggal diunduh : 9 April 2015, Pukul 18.32 12 Ringkasan Pustaka: Aplikasi kebijakan perekonomian kerakyatan dalam jangka pendek memfokuskan pada tujuan untuk mengurangi kesenjangan yang terjadi antar daerah, meningkatkan kualitas hidup manusia yang tercermin dari terpenuhinya hak-hak sosial masyarakat, adanya peningkatan mutu lingkungan hidup dan terkelolanya sumberdaya alam serta infrastruktur memadai. Salah satu upaya untuk mencapai tujuan tersebut dapat dilakukan dengan kemampuan kewirausahaan. Pengembangan usaha juga dapat menjadi pendorong dalam mempercepat pemerataan pertumbuhan ekonomi dalam peningkatan pendapatan masyarakat, kegiatan usaha juga mampu menyediakan lapangan pekerjaan dan lapangan usaha. Objek penelitian ini adalah para pelaku usaha mikro kecil menengah di Kecamatan Kabaruan Kabupaten Kepulauan Talaud. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar modal sosial mempengaruhi perilaku kewirausahaan pada pelaku usaha mikro kecil menengah di Kecamatan Kabaruan Kabupaten Kepulauan Talaud. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksplansi asosiatif yang bertujuan untuk mengetahui hubungan dua variabel yang diteliti. Instrumen penelitian ini terdiri dari kuesioner tertutup, wawancara mendalam, observasi, dan data sekunder. Kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data primer dari responden. Wawancara mendalam digunakan untuk menjaring data yand tidak terdapat dalam kuesioner. Observasi dilakukan untuk mendapatkan data yang tidak terjaring dari kuesioner dan hasil wawancara mendalam. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder, yakni data yang didapatkan dari pihak-pihak yang berkaitan dengan lokasi penelitian, seperti profil desa dan potensi desa. Data yang didapatkan diolah dengan metode analisis kuantitatif data menggunakan rumus-rumus statistik (analisis koefisien korelasi dan uji hipotesis. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa modal sosial memiliki peran yang besar dalam membentuk perilaku kewirausahaan pengusaha UMKM di Kecamatan Kabaruan Kabupaten Kepulauan Talaud. Modal sosial yang paling berpengaruh terdiri dari keyakinan dalam lembaga masyarakat dan orang-orang pada umumnya dan kepercayaan serta ideologi. Modal sosial tersebut juga berperan dalam pembangunan ekonomi. Modal sosial yang dimaksud merupakan hasil interaksi di dalam masyarakat dengan proses yang lama. Interaksi tersebut melahirkan modal sosial yang berupa ikatan-ikatan emosional yang menyatukan orang untuk mencapai tujuan bersama, yang kemudian menumbuhkan kepercayaan dan keamanan yang tercipta dari adanya relasi yang relatif panjang. Dimensi inti telaah dari modal sosial terletak pada bagaimana kemampuan masyarakat (bangsa) untuk bekerjasama membangun suatu jaringan guna mencapai tujuan bersama, dimana kerjasama ini diwarnai oleh suatu pola inter-relasi yang timbal balik dan saling menguntungkan serta dibangun diatas kepercayaan yang ditopang oleh norma-norma dan nilai-nilai sosial yang positif dan kuat. Analisis Pustaka: Berdasarkan hasil penelitian di atas, faktor yang menentukan kemampuan usaha seseorang adalah modal sosial yang dimilikinya. Modal sosial terdiri dari keyakinan dalam lembaga masyarakat dan orang-orang pada umumnya dan kepercayaan serta ideologi. Modal sosial tersebut terbentuk karena adanya proses interaksi yang telah berlangsung lama. Proses interaksi tersebut menghasilkan ikatan-ikatan emosional yang menyatukan orang-orang untuk mencapai tujuan bersama dan menumbuhkan kepercayaan di anatara mereka. Modal sosial tersebut dapat meningkatkan kemampuan kerja sama pelaku usaha untuk mengembangkan usahanya. 13 Ringkasan 8 Judul : Pengaruh Karakteristik Wirausaha, Modal Usaha, Strategi Pemasaran terhadap Perkembangan UMKM di Desa Dayaan dan Kalilondo Salatiga Tahun : 2012 Jenis Pustaka : Jurnal Bentuk Pustaka : Elektronik Nama Penulis : Endang Purwanti Kota dan Nama : Penerbit Nama Jurnal : Among Makarti Volume (edisi): hal : volume 9 nomor 5 Juli 2012: 13-28 Alamat URL : http://download.portalgaruda.org/article.php?article= 198412&val=6549&title=PENGARUH%20KARAKTE RISTIK%20WIRAUSAHA,%20MODAL%20USAHA ,%20STRATEGI%20PEMASARAN%20TERHADAP %20PERKEMBANGAN%20UMKM%20DI%20DESA %20DAYAAN%20DAN%20KALILONDO%20SALA TIGA Tanggal diunduh : 10 April 2015, Pukul 06.29 Ringkasan Pustaka: Perhatian khusus pemerintah untuk UMKM melalui Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah diharapkan dapat meningkatkan kemauan individu untuk mau menekuni dunia wirausaha dalam bentuk pendirian UMKM. Agenda percepatan pemulihan ekonomi dan memeperkuat landasan pembangunan berkelanjutan dan keadilan diwujudkan melalui pengembangan sistem ekonomi kerakyatan berdasarkan keadilan dengan tetap memperhatikan pemanfaatan sumber daya manusia yang optimal dan pelestarian wirausaha mandiri. Hal tersebut menjadi tanggung jawab bersama di mana masyarakat berperan sebagai pelaku utama pembangunan dan pemerintah berperan dalam membimbing, mengarahkan, dan menciptakan fasilitas penunjang. Ada beberapa hal yang mempengaruhi perkembangan usaha, yaitu karakteristik wirausaha, modal, dan startegi pemasaran. Karakteristik wirausaha tersebut terdiri dari kebutuhan akan keberhasilan, keinginan mengambil resiko,percaya diri dan keinginan kuat untuk berbisnis. Modal adalah faktor usaha yang harus tersedia sebelum melakukan kegiatan. Modal usaha merupakan hal yang dapat menentukan bagaimana suatu usaha dapat dilaksanakan dan bagaimana pencapaian pendapatannya. Modal usaha tersebut dapat diperoleh dari dua sumber yaitu modal sendiri dan modal dari luar yaitu dari lembaga lembaga kredit. Selain karakteristik wirausaha dan modal usaha, startegi pemasaran juga tidak bisa dipisahkan dalam suatu usaha, yang meliputi variabel utama produk/jasa, harga, distribusi dan promosi. Penelitian ini dilaksanakan di dua tempat, yaitu Desa Dayaan dan Tujuan dari penelitian ini adalah Desa Kalilondo Salatiga. masyarakat desa Dayaan dan Kalilondo mayoritas mempunyai pekerjaan wiraswasta dalam pengolahan makanan. Di Desa Dayaan terdapat 25 UKM dan Desa Kalilondo 26 UKM. Desa Dayaan dan Desa Kalilondo juga meraih Juara Ketahanan Pangan tingkat Provinsi. Hal tersebut terjadi karena adanya eksistensi kelompok wanita tani yang berperan dalam bidang ketahanan pangan benar-benar menjadi andalan kota Salatiga, home industri (makanan olahan kripik tempe, abon lele, kripik singkong, gula kacang dan lainnya). Tujuan dari penelitian ini 14 adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh karakteristik wirausaha, modal usaha dan strategi pemasaran terhadap perkembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Desa Dayakan dan Kalilondo di Salatiga. Penelitian juga mempunyai tujuan untuk mendukung dan melengkapi hasilpenelitian terdahulu tentang masalah perkembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah. Populasi dalam penelitian ini adalah Usaha Mikro Kecil dan Menengah di desa Dayaan dan Kalilondo Kota Salatiga yang berjumlah 51 UMKM. Dalam menentukan jumlah sampel penelitian ini menggunakan metode sensus atau sampel jenuh hal ini dikarenakan jumlah populasi kurang dari 100 UMKM, sehingga jumlah sampel sama dengan jumlah populasi sebanyak 51 UMKM namun dari kuesioner yang dikirimkan yang dapat dijadikan sampel sebanyak 45, 2 kuesioner tidak lengkap terisi dan 3 kuesioner tidak diisi. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Variabel karakteristik wirausaha, Modal Usaha, Strategi pemasaran, Perkembangan Usaha akan diuji pengaruhnya, dimana variabel Karakteristik Wirausaha (X1), Modal Usaha (X2), Startegi Pemasaran (X3) sebagai independent variabel dan Kinerja Finansial ( Y) sebagai dependent variabel. Teknik pengolahan data dan analisis data terdiri dari uji validitas, uji reliabilitas, uji normalitas, dan uji multikolinieritas. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dua dari tiga variabel yang diuji memberikan hasil yang positif dan signifikan. Pada variabel karakteristik wirausaha, hasil menunjukkan bahwa semakin tinggi karakteristik wirausaha maka akan semakin tinggi perkembangan usaha UMKM di desa Dayaan dan desa Kalilondo Salatiga, hal ini berarti untuk meningkatkan perkembangan usaha perlu adanya kemampuan berinovasi, kemampuan untuk mengelola para karyawan atau tenaga kerja serta mempunyai keinginan berprestasi dalam memproduksi produk yang dihasilkan. Variabel modal usaha memiliki pengaruh yang dominan. UMKM memerlukan kemudahan untuk medapatkan modal khususnya UMKM di desa Dayaan dan Kalilondo Salatiga. Sementara itu, variabel strategi pemasaran tidak menunjukkan hasil yang signifikan terhadap perkembangan usaha. kondisi ini dikarenakan pemasaran tidak dilakukan secara langsung ke konsumen namun melalui para pedagang dan toko-toko dimana pengemasan dan pemberian label dilakukan oleh pedagang dan toko-toko yang membeli produk hasil UMKM di desa Dayaan dan desa Kalilondo Salatiga. Analisis Pustaka: Berdasarkan hasil penelitian di atas, karakteristik wirausaha dapat memiliki pengaruh yang positif dan signifikan bagi perkembangan usaha. Indikator dari karakteristik wirausaha tersebut adalah keinginan berprestasi, tanggung jawab pribadi, kemampuan inovasi, dan kemampuan manajemen. Indikator tersebut menunjukkan bahwa suatu usaha memerlukan kemampuan usaha dari pelaku usahanya. Ringkasan 9 Judul Tahun Jenis Pustaka Bentuk Pustaka Nama Penulis : Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Kabupaten Bangli : 2014 : Jurnal : Elektronik : I Putu Lanang Eka Sudiarta, I Ketut Kirya, I Wayan Cipta 15 Kota dan Nama : Penerbit Nama Jurnal : e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen Volume (edisi): hal : volume 2 Alamat URL : http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJM/article/view /3381 Tanggal diunduh : 10 April 2015, Pukul 06.30 Analisis Pustaka: Pengembangan UMKM di Indonesia merupakan salah satu prioritas dalam pembangunan ekonomi nasional. Pengembangan UMKM dapat memperluas basis ekonomi dan dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam mempercepat perubahan struktural, yaitu meningkatkan perekonomian daerah dan ketahanan ekonomi nasional. Pengembangan UMKM merupakan sistem yang terintegrasi dalam program pengembangan UMKM di Bangli. Perhatian pemerintah Bangli untuk pengembangan UMKM ini sangat besar karena UMKM dapat dijadikan sebagai salah satu pilar ekonomi kerakyatan yang dapat menjadi penggerak utama perekonomian daerah. Program yang telah dilaksanakan antara lain adalah program pelatihan dan pendampingan, akses permodalan, dan bantuan akses pasar bagi usaha tersebut. Namun, berdasarkan hasil wawancara, pelaku UMKM merasa bahwa program tersebut belum berjalan efektif yang dapat menyebabkan penurunan kinerja UMKM di Bangli. Kinerja UMKM dapat ditinjau dari beberapa aspek, yaitu nilai tambah, unit usaha, tenaga kerja dan produktivitas, serta nila ekspor. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja UMKM di Kabupaten Bangli. Penelitian ini merupakan penelitian eksploratif. Subjek dalam penelitian ini adalah pelaku UMKM yang ada di Kabupaten Bangli. Variabel atau objek yang diukur meliputi pemasaran, akses permodalan, kemampuan berwirausaha, SDM, pengetahuan keuangan, rencana bisnis, jaringan sosial, legalitas, dukungan pemerintah, pembinaan, teknologi, dan akses kepada informasi. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan kemudian dianalisis dengan analisis faktor. Hasil dari penelitian ini berdasarkan nilai Measure of Sampling Adequacy (MSA), menunjukkan bahwa faktor internal dan faktor eksternal dapat mempengaruhi kinerja UMKM di Kabupaten Bangli. Kedua faktor tersebut mempunyai percentage of variance sebesar 63,862% terhadap kinerja UMKM di Kabupaten Bangli dan sisanya, yaitu sebesar 36,138% dipengaruhi oleh faktor lain di luar model, seperti faktor gender (Mulyanto 2006 dalam Sudiarta, dkk 2014) dan strategi (Suryana 2006 dalam Sudiarta, dkk 2014). Faktor yang paling dominan mempengaruhi kinerja UMKM di Kabupaten Bangli adalah faktor internal dengan varimax rotation sebesar 25,232%, meliputi pemasaran, akses permodalan, kemampuan berwirausaha, SDM, pengetahuan keuangan dan rencana bisnis. Hasil penelitian ini sedikit berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya karena memberikan hasil faktor internal lebih dominan dibandingkan faktor eksternal. Hal tersebut dapat disebabkan karena tempat penelitian berbeda sehingga situasi dan karakter pelaku UMKM juga berbeda. Analisis Pustaka: Berdasarkan hasil penelitian di atas, faktor internal lebih dominan dalam memperngaruhi kinerja UMKM. Faktor internal tersebut merupakan faktor yang melekat pada pelaku UMKM, meliputi pemasaran, akses permodalan, kemampuan berwirausaha, 16 SDM, pengetahuan keuangan dan rencana bisnis. Akses permodalan merupakan salah satu faktor penting dalam menegmbangkan kemampuan dan kinerja suatu UMKM. Akses permodalah yang terbuka membuat pelaku UMKM dapat dengan mudah memperoleh modal usaha. Modal usaha tersebut dapat meningkatkan produksi dan pada akhirnya dapat meningkatkan keuntungan yang didapat oleh pelaku UMKM. Ringkasan 10 Judul : Do Entrepreneurship Skills Have an Influence on the Performance of Women Owned Enterprises in Dar es Salaam, Tanzania Tahun : 2013 Jenis Pustaka : Jurnal Bentuk Pustaka : Elektronik Nama Penulis : Msoka Elizabeth M Kota dan Nama : Dodoma, Tanzania Penerbit Nama Jurnal : International Journal of Business, Humanities and Technology Volume (edisi): hal : volume 3 nomor 3 hal: 53-62 Alamat URL : http://www.ijbhtnet.com/journals/Vol_3_No_3_March_20 13/6.pdf Tanggal diunduh : 30 April 2015, Pukul 16.27 Ringkasan Pustaka: Terdapat stereotipe dimana perempuan dianggap lebih rendah daripada lakilaki. Hal tersebut mendorong kebijakan pembangunan lebih memfokuskan pada bagaimana perempuan dapat mengakses pendidikan, memiliki kemampuan usaha, kredit, lahan, dan sumberdaya produktif lain yang membuat perempuan dapat berkontribusi secara penuh pada kegiatan ekonomi. Meskipun 51 persen dari penduduk Tanzania adalah perempuan, namum kaum perempuan berada pada peringkat yang lebih rendah daripada laki-laki di hampir setiap indikator sosial di negeri ini. Di sisi lain, pengusaha perempuan semakin menonjol sebagai pengusaha, pelanggan, pemasok, dan pesaing dalam komunitas global. Selama lima belas tahun terakhir partisipasi perempuan dalam kegiatan ekonomi juga telah bergerak di luar pertanian ke ekonomi pasar lokal. Dalam mencari pekerja upahan, wanita yang bergerak dalam bisnis dan wirausaha kecil sehingga menciptakan banyak peluang formal dan informal untuk bekerja. Partisipasi perempuan dalam sektor informal meningkat secara signifikan, baik di perkotaan maupun di perdesaan. Perempuan juga memilih sektor ini karena mereka tidak memiliki jumlah modal awal yang besar, dan tidak memiliki keterampilan kewirausahaan serta pengalaman bisnis yang luas (Tundui 2011). Namun, kegiatan ini memiliki tingkat kelangsungan hidup dan pertumbuhan yang lebih rendah karena persaingan di pasar mereka dan potensi penghasilan karenanya lebih rendah. Di Tanzania, banyak perempuan telah mencapai kemandirian finansial dan pribadi karena telah bekerja dengan keras. Kurangnya sumber daya keuangan dan keterampilan kewirausahaan tidak mencegah mereka untuk memulai bisnis mereka. Semua pengusaha perempuan di Tanzania membuktikan bahwa mereka memiliki semangat bisnis dan membuktikan bahwa mereka adalah bagian dari solusi untuk mencapai pertumbuhan ekonomi dan menarik orang keluar dari kemiskinan (ILO 2008). 17 Namun, kebanyakan wanita terlibat dalam kegiatan usaha kecil seperti usaha makanan katering, salon kecantikan, usaha dagang pinggir jalan, pembuatan bir lokal , penjualan sayuran dan menjahit. Hal tersebut dianggap sebagai pekerjaan yang khas untuk perempuan ( ILO 2002; Makombe 2006). Penelitian ini dilakukan di wilayah perkotaan Dar es Salaam, Tanzania. Wilayah ini dipilih secara purposif dengan mempertimbangkan dua faktor, yaitu jumlah perempuan dan usaha kecil menengah yang ada di Dar es Salaam. Dar es Salaam dipilih karena wilayah ini merupakan kota industrri dan komersial yang paling penting di Tanzania. Penelitian ini mengadopsi desain tabulasi silang (cross-sectional research) di mana data dikumpulkan hanya sekali. Perempuan di kota Kinondoni, Temeke dan Ilala yang memiliki usaha mikro dan kecil dipilih secara purposif. Unit sampling dalam penelitian ini adalah individu. Sampel frame dan ukuran sampel diperkirakan setelah survei pendahuluan. Data dikumpulkan selama bulan Juni 2011- Agustus 2011 dengan menggunakan metode survei kuesioner, wawancara langsung dan diskusi kelompok dengan 82, yang terdiri dari 9 informan kunci dan 73 perempuan yang terlibat dalam usaha mikro dan kecil dalam bentuk pengolahan makanan, penjual makanan dan kecantikan. Kombinasi dari kedua metode kualitatif dan kuantitatif digunakan untuk menganalisis data yang dikumpulkan. Pengolahan data untuk data kuantitatif menggunakan program komputer yang dikenal sebagai SPSS versi 17. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan kewirausahaan dan kinerja usaha kecil karena pelatihan pendidikan mengarah kepada kesuksesan menjalankan usaha bisnis. Keterampilan akuntansi dapat memastikan profitabilitas perusahaan mereka. Keterampilan melayani pelanggan membantu mereka untuk menarik pelanggan. Keterampilan mendelegasikan membantu bisnis untuk terus beroperasi secara efektif. Ketrampilan khusus bisnis pengrajin membantu dalam meningkatkan kualitas produk untuk pelanggan. Selain itu, keterampilan pemasaran untuk usaha kecil mengakibatkan peningkatan penjualan. Praktek manajemen bisnis mempengaruhi kinerja usaha kecil yang dimiliki oleh perempuan di daerah perkotaan. Ketika mereka membuat perencanaan bisnis, mereka mampu untuk memiliki arahan bagaimana untuk melakukan bisnis mereka. Membuat anggaran membantu dalam menjalankan bisnis dengan membimbing mereka tentang bagaimana mengamankan produk, membayar sewa, belanja dan membayar bunga pinjaman. Analisis Pustaka: Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan kewirausahaan dan kinerja usaha kecil. Pengetahuan kewirausahaan itu meliputi keterampilan akuntansi, keterampilan dalam melayani pelanggan, keterampilan untuk mendelegasikan, keterampilan dalam membuat rencana dan anggaran, serta keterampilan pemasaran. Penelitian ini mengkombinasikan data kuantitatif dan data kualitatif dimana data kualitatif digunakan untuk menjelaskan data kuantitaf yang telah didapat. Ringkasan 11 Judul Tahun Jenis Pustaka Bentuk Pustaka : The Impact of Gender and Social Microenterprise Business Performance : 2014 : Jurnal : Elektronik Networks on 18 Nama Penulis Kota dan Nama Penerbit Nama Jurnal Volume (edisi): hal Alamat URL Tanggal diunduh : Seon Mi Kim dan Margaret Sherraden : St. Louis : Journal of Sociology & Social Welfare : volume XLI nomor 3 hal: 49-69 : http://www.wmich.edu/hhs/newsletters_journals/jssw_ins titutional/institutional_subscribers/41.3.Kim.pdf : 30 April 2015, Pukul 16.28 Ringkasan Pustaka: Usaha mikro didefinisikan sebagai usaha kecil yang mempekerjakan kurang dari lima karyawan termasuk pemilik (Solomon 1992), diperkenalkan ke Amerika Serikat di 1980-an sebagai strategi alternatif untuk menyediakan peluang ekonomi bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah (Edgecomb & Klein 1996). Usaha mikro telah berhasil di negara-negara berkembang, seperti Bank Program Rakyat Unit Desa di Indonesia dan Grameen Bank di Bangladesh. Hal tersebut mendorong Amerika Serikat untuk menguji potensi usaha mikro untuk pengembangan usaha, penciptaan lapangan kerja dan pengembangan masyarakat. Program pengembangan usaha mikro Amerika Serikat menyediakan modal, pelatihan bisnis, dukungan teknis, dan akses ke jaringan sosial (Schreiner 2003). Mereka memiliki fokus khusus pada perempuan dari latar belakang ekonomi dan sosial yang kurang beruntung (Jurik 2005; Servon 1999). Banyak perempuan memilih usaha mikro karena adanya ketidaksetaraan gender dalam pasar tenaga kerja dan waktu – fleksibilitas dan peluang ekonomi dalam bisnis (Dumas 1999). Penelitian ini dilakukan dengan studi literatur mengenai hubungan antara jenis kelamin, jaringan sosial, dan kinerja bisnis. Kata kunci untuk menemukan publikasi yang relevan adalah dengan menggunakan kata jaringan sosial, modal sosial, jenis kelamin, ketidaksetaraan gender, usaha mikro, dan kinerja usaha mikro di database utama dan koleksi jurnal elektronik (seperti Google Scholar, buku Google, DBLP, ERIC, Internasional ERIC, EBSCO, Layanan Abstrak Sosial, Abstrak Sosiologi, dan Ilmu Sosial Citation Index, Penelitian internasional mengenai perempuan, Espacenet, JSTOR, Scopus, Web of Science, kajian gender). Studi literatur ini termasuk buku, bab buku, artikel diterbitkan, kertas kerja, makalah konferensi, dan laporan dari pemerintah lembaga hingga 2011, menghasilkan 2.635 studi terpisah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membantu Program pengembangan usaha mikro Amerika Serikat dalam menciptakan strategi untuk meningkatkan kemampuan pengusaha mikro perempuan untuk mendapatkan manfaat ekonomi dari jaringan sosial mereka. Peneliti menemukan kesenjangan dalam penelitiannya. Peneliti ingin menguji dua pertanyaan penelitiannya, yaitu sebagai berikut. 1. Apakah perbedaan gender dalam suatu jaringan sosial dan jika demikian, apakah perbedaan gender ini mempengaruhi kinerja usaha mikro yang dimiliki oleh perempuan dibandingkan dengan kinerja usaha mikro yang dimiliki oleh laki-laki? Pada pertanyaan penelitian yang pertama, peneliti mendapati adanya perbedaan dari beberapa penelitian yang dijadikan bahan untuk melakukan studi literatur. Ada penelitian yang menjelaskan bahwa hubungan antara perbedaan gender pada jaringan sosial dan bisnis kurang kuat. Hasil ini mungkin disebabkan oleh kesalahan dalam pengukuran dan kurangnya memperhatikan faktor pembaur lain yang penting. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa ikatan yang kuat dalam jaringan sosial yang dimiliki oleh perempuan berkontribusi secara signifikan dalam meningkatkan motivasi dan kinerja bisnis mereka (Chowdhury & Amin 2011; Yetim 2008). 19 Penelitian lain menunjukkan bahwa perempuan dengan jumlah ikatan sosial yang kuat (jaringan homogen yang dimiliki) secara signifikan negatif mempengaruhi awal pendirian bisnis (Renzulli et al. 2000). 2. Apakah pengembangan strategi jaringan sosial efektif dalam meningkatkan kinerja usaha mikro yang dimiliki oleh perempuan? Peneliti menemukan inkonsistensi antara teori dan penelitian empiris. Pertama, hanya beberapa studi mengukur perbedaan bagaimana gender dalam jaringan sosial mempengaruhi kinerja bisnis. Sementara beberapa studi mengukur perbedaan gender dalam jaringan sosial, mereka tidak memperhitungkan korelasi antara gender dalam sosial jaringan dan kinerja bisnis. Kedua, kebanyakan studi dilakukan tidak memperhitungkan ukuran bisnis. Berdasarkan studi literatur berupa teori dan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, secara keseluruhan studi tersebut mendukung hipotesis bahwa perbedaan gender pada jaringan sosial mempengaruhi kinerja usaha mikro. Peneliti menemukan bahwa jaringan sosial lemah dan lebih sedikit serta tingkat sumber daya yang lebih rendah yang dimiliki oleh perempuan mempengaruhi secara negatif kepada kinerja bisnis. Temuan ini membenarkan strategi bantuan untuk pengusaha mikro perempuan. Ada bukti yang cukup untuk mendukung gagasan yang memberikan peluang pengembangan jaringan untuk pengusaha mikro perempuan agar dapat meningkatkan kinerja bisnis dengan menghubungkan perempuan ke sumber daya bisnis yang berharga dan mengatasi ketidaksetaraan yang disebabkan oleh struktur diskriminasi gender. Analisis Pustaka: Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa perbedaan gender dalam jaringan sosial mempengaruhi kinerja bisnis atau usaha yang dijalankan oleh pelaku usaha. Untuk meningkatkan kinerja bisnis atau usaha yang dimiliki oleh perempuan, perlu adanya pihak yang menghubungkan perempuan ke sumberdaya bisnis yang dapat membantu perempuan untuk mengembangkan usahanya, misalnya modal, pelatihan, akses modal, dan akses pasar. Penelitian ini dilakukan dengan studi literatur, baik berupa teori maupun hasil penelitian yang kebanyakan berfokus pada perbedaan gender. RANGKUMAN DAN PEMBAHASAN Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Usaha mikro, kecil, dan menengah memainkan peran yang sangat vital di dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, baik di negara maju maupun di negara sedang berkembang. Di negara maju (NM), UMKM sangat penting tidak hanya karena kelompok usaha tersebut menyerap paling banyak tenaga kerja dibandingkan usaha besar (UB), tetapi juga di banyak negara kontribusinya terhadap pembentukan atau pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) paling besar dibandingkan kontribusi dari UB. Negara sedang berkembang (NSB) di Asia, Afrika, dan Amerika Latin, UMKM juga berperan sangat penting, khusunya dari perspektif kesempatan kerja dan sumber pendapatan bagi kelompok miskin, distribusi pendapatan dan pengurangan kemiskinan, dan pembangunan ekonomi perdesaan. Perbedaan UMKM di NM dan NSB adalah dari lemahnya produkproduk manufaktur dan inovasi serta pengembangan teknologi (Tambunan 2009). Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)3, pengertian UMKM dapat dijabarkan sebagai berikut. 1. Usaha Mikro (UMI) adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. UMI adalah unit usaha yang memiliki aset paling banyak Rp50 juta atau dengan hasil penjualan tahunan paling besar Rp300 juta dan jumlah pekerja tetap hingga 4 orang. 2. Usaha Kecil (UK) adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini. UK adalah unit usaha dengan nilai aset lebih dari Rp50 juta sampai dengan paling banyak Rp500 juta atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300 juta hingga maksimum Rp2,5 miliar dan jumlah pekerja tetap antara 5 sampai 19 pekerja. 3. Usaha Menengah (UM) adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam UndangUndang ini. UM adalah perusahaan dengan nilai kekayaan bersih lebih dari Rp500 juta hingga paling banyak Rp10 miliar atau memiliki hasil penjualan tahunan diatas 2,5 miliar sampai paling tinggi Rp50 miliar dan jumlah pekerja tetap dari 20 sampai 99 orang pekerja tetap. Berdasarkan data BPS (2006) tentang jumlah UMKM menurut subkelompok usaha dan status badan hukum, sebagian UMKM yang ada di Indonesia tidak berbadan hukum. Jumlahnya mencapai 95,1% dari jumlah unit usaha. Hanya ada 4,90% UMKM yang sudah berbadan hukum. Karakteristik lainnya dapat dilihat dari struktur umur pengusaha. Pelaku UMKM mayoritas berusia di atas 45 tahun, yaitu sebesar 34,46%. Pada UMKM, terdapat pekerja yang tidak dibayar, yaitu sekitar 43,7% (BPS 2006 dalam Tambunan 2009). Menurut jenis kelamin pekerja, peran tenaga kerja perempuan pada UMKM cukup besar. Keterlibatan perempuan dipengaruhi oleh faktor langsung maupun 3 Diakses pada 09 Mei 2014, Pukul1 6.00. dapat diakses pada: http://www.depkop.go.id/attachments/artic le/129/259_KRITERIA_UU_UMKM_Nomor_20_Tahun_2008.pdf 21 tidak langsung. Faktor yang mempengaruhi secara langsung adalah faktor tekanantekanan ekonomi dan latar belakang sosial dan budaya, sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi secara tidak langsung adalah kebijakan-kebijakan pemerintah dan stabilitas lingkungan-lingkungan sosial-ekonomi domestik. Peran perempuan lebih besar karena umumnya kegiatan produksi lebih sederhana dibandingkan dengan produksi pada usaha skala besar. Partomo dan Soejoedono (2004) mengemukakan empat aspek yang dapat digunakan dalam konsep usaha kecil menengah, yaitu kepemilikan, operasinya terbatas pada lingkungan atau kumpulan pemodal, wilayah operasinya terbatas pada lingkungan sekitarnya, dan ukuran dari perusahaan dalam industri bersangkutan lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan lainnya dalam bidang usaha yang sama. Dari segi pendidikan formal, pelaku UMKM umumnya memiliki rata-rata tingkat pendidikan yang relatif rendah. “Struktur pengusaha menurut tingkat pendidikan formal ini memberi kesan adanya suatu hubungan positif antara tingkat pendidikan rata-rata pengusaha dengan skala usaha: semakin besar skala usaha, yang biasanya berasosiasi positif dengan tingkat kompleksitas usaha yang memerlukan keterampilan tinggi dan wawasan bisnis yang lebih luas, semakin banyak penngusaha dengan pendidikan formal tersier” (Tambunan 2009). Kemampuan Pelaku Usaha Menurut Wijaya (1993) dalam Partomo dan Soejoedono (2004), strategi yang lebih murah dan ampuh dalam mengembangkan UKM mengarah pada skill khusus secara internal yang bisa menciptakan produk inti yang unggul untuk memperbesar pangsa manufaktur. Suryana (2001) dalam Partomo dan Soejoedono (2004) mengemukakan suatu teori yang sangat sesuai bila diterapkan pada pengembanga UKM, yaitu resourcedbase strategy. “Resourced-base strategy adalah strategi perusahaan yang memanfaatkan sumberdaya internal yang superior untuk menciptakan kemampuan inti dalam menciptakan nilai tambah untuk mencapai keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif.” Pelaku usaha dituntut untuk memiliki beberapa kemampuan. Kemampuan ini dapat berkembang dengan proses belajar selama praktek usahanya. Proses belajar ini dilakukan dalam praktek usaha agar semakin hari semakin piawai, sejalan dengan berkembangnya usaha. Kemampuan yang harus dimiliki oleh pelaku usaha antara lain sebagai berikut. 1. Kemampuan teknis Kemampuan teknis meliputi kemampuan memimpin, kemampuan manajemen bisnis dan organisasi, kemampuan monitoring lingkungan dan teknologi, serta kemampuan menulis. Dalam mengembangkan usahanya, pelaku usaha memerlukan orang lain, baik untuk menjadi pegawainya atau untuk membangun relasi. Hal tersebut memerlukan kemampuan memimpin dan kemampuan manajemen bisnis serta organisasi yang baik. Kemampuan tersebut didukung oleh kemampuan lisan, kemampuan mendengarkan, serta gaya manajemen yang tepat. 2. Kemampuan dalam manajemen bisnis Pelaku usaha sebaiknya memiliki kemampuan perencanaan dan penentuan sasaran yang baik, salah satunya menyusun rencana usaha. Ia dituntut untuk mampu 22 mengambil keputusan dengan cepat dan tepat , melakukan pengendalian, negosiasi sekaligus mengelola pertumbuhan. 3. Kemampuan pribadi dalam entrepreneurship Pelaku usaha harus mampu mengendalikan diri, berdisiplin, tidak gentar mengambil resiko yang telah diperhitungkan, inovatif dan kreatif, berorientasi pada perubahan, ulet, serta memiliki visi dalam menjalankan usahanya. Kemampuan pelaku usaha merupakan aspek dari sumberdaya manusia (SDM). Terkait dengan SDM, terdapat dua faktor penting yang mempengaruhi daya saing suatu UMKM, yaitu keahlian pekerja dan keahlian pengusaha. Daya Saing Produk Daya Saing Perusahaan Faktor-faktor Penentu Daya Saing Perusahaan Keahlian pekerja Keahlian pengusaha Ketersediaan modal Organisasi dan manajemen yang baik Ketersediaan informasi Ketersediaan teknologi Ketersediaan input lainnya Gambar 1. Daya Saing dan Faktor-faktor Utama Penentu Keahlian pekerja mencakup teknik produksi, teknik pemasaran, dan keahlian dalam penelitian dan pengembangan. Keahlian pengusaha terutama adalah wawasan bisnis, yaitu tentang kondisi dan perkembangan pasar di masa mendatang. Wawasan pengusaha tersebut akan menentukan UKM melakukan inovasi. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Usaha Kemampuan usaha menentukan jenis usaha yang akan dijalankan dan kinerja dari usaha tersebut. Kemampuan usaha dapat berkembang seiring dengan berjalannya usaha. Kemampuan pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor yang secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu karakteristik individu dan karakteristik di luar individu. 1. Faktor Karakteristik individu a. Modal usaha Keterbatasan modal usaha merupakan masalah yang dominan ditemukan pada usaha mikro kecil menengah (UMKM). Pada umumnya, pelaku UMKM menggunakan modal pribadi yang tidak terlalu besar jumlahnya. Modal yang terbatas membuat bahan baku untuk produksi sedikit. Hal tersebut menyebabkan 23 sedikitnya produk yang dapat dijual dan rendahnya keuntungan. Keuntungan usaha ini berpengaruh pada penyerapan tenaga kerja. Pelaku UMKM juga dihadapkan pada masalah sulitnya akses pada lembaga yang dapat memberikan pinjaman dana untuk tambahan modal usaha. Partomo dan Soejoedono (2004) mengemukakan bahwa arah kebijakan pengembangan yang memfokuskan pada penyediaan modal perlu menentukan strategi sebagai berikut. - Memadukan dan memperkuat tiga aspek, yaitu bantuan keuangan, bantuan teknis, dan program penjaminan. - Mengoptimalkan penunjukkan bank dan lembaga keuangan mikro untuk usaha mikro kecil-menengah (UMKM). - Mengoptimalkan realisasi business plan perbankan dalam pemberian kredit usaha kecil (KUK). - Bantuan teknis yang efektif, bekerja sama dengan asosiasi, konsultan swasta, perguruan tinggi, dan lembaga terkait. - Meningkatkan lembaga peminjaman kredit yang ada. - Memperkuat lembaga keuangan mikro untuk melayani masyarakat miskin. b. Kreativitas dan inovasi Menurut Purwanti (2012), kemampuan berinovasi merupakan salah satu karakteristik wirausaha yang diperlukan untuk mengembangkan suatu UMKM. Hasil penelitian Sya’roni dan Sudirham (2012) menunjukkan bahwa apabila kreativitas dan inovasi dapat diaktualisasikan akan meningkatkan kemampuan kewirausahaan seseorang. kreativitas menentukan perubahan kompetensi kewirausahaan sebesar 20,25% dan inovasi menentukan perubahan kompetensi kewirausahaan sebesar 15,21%. c. Modal sosial Modal sosial merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan usaha. Modal sosial terlahir dari interaksi yang panjang antara pelaku UMK dengan lingkungan sekitarnya. Interaksi tersebut berubah menjadi hubungan yang baik. Menurut Muin (2013), modal sosial membantu dalam usaha, kemudian adanya kepercayaan antara individu dalam menjalankan usaha yang sama sehingga dapat terbentuk suatu kerja sama. Hasil penelitian Thobias dkk (2012) membuktikan bahwa modal sosial memiliki peran yang besar dalam membentuk perilaku kewirausahaan pengusaha UMKM di Kecamatan Kabaruan Kabupaten Kepulauan Talaud. Modal sosial yang paling berpengaruh terdiri dari keyakinan dalam lembaga masyarakat dan orang-orang pada umumnya dan kepercayaan serta ideologi. d. Perbedaan jenis kelamin Tambunan (2009) berpendapat bahwa semakin besar skala usaha semakin sedikit wanita pengusaha. Perempuan memilih sektor informal karena mereka tidak memiliki jumlah modal awal yang besar, dan tidak memiliki keterampilan kewirausahaan serta pengalaman bisnis yang luas (Tundui 2011 dalam Msoka 2013). Berdasarkan hasil studi dari Manning (1998) dan Oey (1998) dalam Tambunan (2009) terhadap peningkatan jumlah wanita pengusaha di Indonesia, terdapat sisi positif dan sisi negatif dari peningkatan jumlah pengusaha wanita ini. Sisi positif peningkatan jumlah pengusaha wanita adalah meningkatnya pendidikan rata-rata penduduk wanita yang mempermudah mereka untuk mendapatkan pekerjaan atau membuka usaha sendiri. Sisi negatif dari peningkatan jumlah pengusaha wanita ini adalah kemunculan pengusaha wanita disebabkan oleh tekanan-tekanan ekonomi keluarga yang mekasa banyak wanita, khususnya 24 di rumah tangga-rumah tangga miskin, untuk bekerja di luar rumah untuk menambah pendapatan keluarga. Perbedaan jenis kelamin juga mempengaruhi banyaknya jaringan sosial yang dimiliki pelaku usaha yang kemudian akan berpengaruh terhadap kinerja usaha mikro. Ada bukti yang cukup untuk mendukung gagasan yang memberikan peluang pengembangan jaringan untuk pengusaha mikro perempuan agar dapat meningkatkan kinerja bisnis dengan menghubungkan perempuan ke sumberdaya bisnis yang berharga dan mengatasi ketidaksetaraan yang disebabkan oleh struktur diskriminasi gender (Kim dan Sherraden 2014). 2. Faktor karakteristik di luar individu a. Kerja sama antara stakeholder Kerjasama antara stakeholder akan menghasilkan kinerja yang lebih baik untuk pengembangan UKM. Stakeholders yang berhubungan dengan UKM akan memudahkan UKM untuk mengembangkan kinerjanya. Stakeholders tersebut antara lain UKM, kelompok/koperasi, asosiasi usaha, lembaga keuangan, pasar, pemerintah, dan perguruan tinggi (Karsidi 2007). Koperasi sebagai salah satu stakeholder dari UMKM dapat membantu pelaku UMKM untuk mendapatkan pinjaman kredit untuk mengembangkan usaha, membantu pemasaran, dan membantu dalam pengadaan bahan baku. SIMPULAN Hasil Rangkuman dan Pembahasan Usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) adalah bentuk usaha yang memainkan peran paling vital dalam perekonomian, bukan hanya bagi negara sedang berkembang (NSB) tetapi juga bagi negara maju (NM). UMKM yang merupakan sektor informal dapat menarik lebih banyak tenaga kerja daripada sektor formal. Hal tersebut menunjukkan bahwa UMKM berperan dalam penyediaan kesempatan kerja dan menjadi sumber pendapatan bagi kelompok miskin, distribusi pendapatan dan pengurangan kemiskinan, dan pembangunan ekonomi perdesaan. Pengembangan UMKM masih menemui banyak masalah. Masalah yang paling dominan ditemukan adalah masalah modal usaha. Modal usaha merupakan modal awal bagi seseorang untuk dapat mendirikan suatu usaha atau mengembangkan usaha yang telah ia miliki. Selain terbatasnya modal, akses pada sumber modal tersebut juga terbatas. Pelaku UMKM juga umumnya berpendidikan relatif rendah sehingga kurang memiliki keterampilan dan kemampuan khusus untuk mengembangkan usahanya. Kemampuan pelaku UMKM diperlukan dalam pengelolaan UMKM yang ia miliki. Kemampuan ini bisa berkembang dengan adanya proses belajar seiring dengan berjalannya usaha. Kemampuan yang harus dimiliki pelaku usaha antara lain kemampuan teknis, kemampuan dalam manajemen bisnis, dan kemampuan pribadi dalam entrepreneurship. Kemampuan teknis dibutuhkan untuk mengelola hubungan dengan orang lain karena dalam praktenya, pelaku usaha tidak bisa bekerja tanpa orang lain. Kemampuan tenis meliputi kemampuan memimpin, kemampuan manajemen bisnis dan organisasi, kemampuan monitoring lingkungan dan teknologi, serta kemampuan menulis. Kemampuan dalam manajemen bisnis dibutuhkan untuk mengelola usahanya mulai dari perencanaan sampai penetapan target. Kemampuan lain yang dibutuhkan adalah kemampuan pribadi dalam entrepreneurship. Kemampuan ini menunjukkan bagaimana pelaku usaha dapat mengelola dirinya sendiri, misalnya dengan berdisiplin, tidak gentar mengambil resiko yang telah diperhitungkan, inovatif dan kreatif, berorientasi pada perubahan, ulet, serta memiliki visi dalam menjalankan usahanya. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan pelaku usaha tersebut secara garis besar dapat dikelompokkan dalam karakteristik individu dan karakteristik di luar individu. Karakteristik individu meliputi modal usaha, kreativitas dan inovasi, modal sosial, dan perbedaan jenis kelamin. Sementara itu, karakteristik di luar individu adalah kerjasama antar stakeholders untuk dapat mengembangkan UMKM. Perumusan Masalah dan Pertanyaan Analisis Baru Berdasarkan rangkuman penelitian, analisis dan rangkuman, pembahasan, serta kesimpulan yang dibuat, maka muncullah pertanyaan analisis baru yang akan dijadikan dasar penelitian selanjutnya. Pertanyaan tersebut diantaranya: 1. Bagaimana tingkat kemampuan pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM)? 2. Faktor apa saja yang mempengaruhi kemampuan pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM)? Usulan Kerangka Analisis Baru Dalam mengembangkan UMKM, diperlukan kemampuan usaha baik yang bersifat teknis maupun kemampuan mengelola diri. Kemampuan tersebut antara lain adalah kemampuan teknis, kemampuan dalam manajemen bisnis, dan keampuan pribadi 26 dalam entrepreneurship. Ketiga kemampuan usaha tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat dibedakan menjadi faktor karakteristik individu dan karakteristik di luar individu. Karakteristik individu terdiri dari modal usaha, kreativitas dan inovasi, modal sosial, dan perbedaan jenis kelamin. Modal usaha adalah faktor dominan yang mempengaruhi pengembangan UMKM. Modal usaha menentukan banyaknya produksi dan omset yang dapat erpengaruh kepada keuntungan yang didapatkan pelaku usaha. Dengan meningkatnya keuntungan, maka kesempatan bagi tenaga kerja juga meningkat. Kreativitas dan inovasi dapat mengubah kompetensi usaha seseorang. Kreativitas dan inovasi dituntut dari seorang pelaku usaha agar produk yang dihasilkan dapat menarik perhatian pasar. Modal sosial dapat mendorong kemampuan pelaku usaha untuk mengembangkan usahanya dengan membangun jejaring dan kerja sama dengan pihak lain. Sementara itu, perbedaan jenis kelamin menunjukkan kemampuan pelaku usaha untuk berproduksi. Pelaku usaha perempuan umumnya memiliki modal usaha yang lebih kecil dan keterampilan yang lebih rendah. Peran perempuan dalam UMKM biasanya lebih besar karena kegiatan produksi lebih sederhana dibandingkan dengan produksi pada usaha skala besar. Selain faktor karakteristik individu, terdapat karakteristik di luar individu, yaitu kerja sama antara stakeholders. Kerjasama antar stakeholders dapat membantu meningkatkan kemampuan pelaku UMKM untuk mengembangkan usahanya. Kemampuan usaha yang baik dari pelaku UMKM akhirnya menentukan kinerja UMKM tersebut. Karakteristik individu 1. 2. 3. 4. Modal usaha Kreativitas dan inovasi Modal sosial Perbedaan jenis kelamin Kemampuan Usaha 1. 2. 3. Karakteristik di luar individu Kemampuan teknis Kemampuan dalam manajemen bisnis Kemampuan pribadi dalam entrepreneurship Kinerja UMKM 1. Kerja sama antara stakeholder Keterangan: : Hubungan mempengaruhi : Fokus analisis utama Gambar 2. Gambar Usulan Kerangka Analisis Baru Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) 27 DAFTAR PUSTAKA [Bappenas] Badan Penyelenggara Pembangunan Nasional (ID). 2013. Narasi pemberdayaan koperasi dan usaha mikro, kecil, dan menengah. [Internet]. [dikutip pada 2014 Maret 26]. Tersedia pada: http://www.bappenas.go.id/ files/9013/5039/6528/bab-19narasi-pemberdayaan-ukmk.doc. [BPS] Badan Pusat Statistik (ID). 2014. Jumlah penduduk miskin menurut provinsi. [Internet]. [dikutip pada 2015 Maret 18]. Tersedia pada: http://www.bps.go.id/ linkTabelStatis/vie w/id/1488. [BPS] Badan Pusat Statistik (ID). 2015. Konsep penduduk miskin. [Internet]. [dikutip pada 2015 Mei 17]. Tersedia pada: http://www.bps.go.id/Subjek/view/id/23 #subjekViewTab1|accordion-daftar-subjek1. [Kemenkop dan UKM] Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (ID). 2014. Perkembangan data usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) dan usaha besar (UB) tahun 2011-2012. [Internet]. [dikutip pada 2014 Maret 26]. Tersedia pada: http://www.depkop.go.id/index.php?option=comphocadownload&view =file&id=394:perkembangan-data-usaha-mikro-kecil-menengah-umkm-danusaha-besa r-ub-tahun-2011-2012&Itemid=93. Astamoen MP. 2008. Entrepreneurship dalam Perspektif Kondisi Bangsa Indonesia. Bandung (ID): Alfabeta. Iskandar. 2012. Paradigma Baru Benchmarking Kemiskinan. Bogor [ID]: IPB Press. Karsidi R. 2007. Pemberdayaan masyarakat untuk usaha kecil dan mikro. JP [Internet]. [diunduh pada 2015 Maret 6]; 3(2): 136-145. Tersedia pada: http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/43069/Ravik%20Kars idi.pdf?sequence=1. Kim SM, Sherraden M. 2014. The impact of gender and social networks on microentreprise business performance. Journal of Sociology & Social Welfare [Internet]. [diunduh pada 2015 April 30]; XLI (3): 49-69. Tersedia pada: http://www.wmich.edu/hhs/newsletters_journals/jssw_institutional/institution al_subscribers/41.3.Kim.pdf. Msoka EM. 2013. Do entrepreneurship skills have an influence on the performance of women owned enterprises in Dar es Salaam, Tanzania. International Journal of Business, Humanities and Technology [Internet]. [diunduh pada 2015 April 30]; 3(3): 53-62. Tersedia pada: http://www.ijbhtnet.com/journals/Vol_3_ No_3_March_20 13/6.pdf. Muin SA. 2013. Kajian kemampuan usaha dan modal sosial serta implikasinya terhadap kinerja usaha kecil sektor industri di Sulawesi Selatan. J ASSET [Internet]. [diunduh pada 2015 April 9]; 3(1): 59-72. Tersedia pada: http://www.uinalauddin.ac.id/download-4-SRI%20ADR IANTI.pdf. Partomo TS, Soedjono AR. 2004. Ekonomi Skala Kecil/Menengah dan Koperasi. Krisnawati L, editor. Bogor (ID): Ghalia Indonesia. Purwanti E. 2012. Pengaruh karakteristik wirausaha, modal usaha, strategi pemasaran terhadap perkembangan UMKM di Desa Dayaan dan Kalilondo Salatiga. J Among Makarti [Internet]. [diunduh pada 2015 April 10]; 9(5): 13-28. 28 Tersedia pada: http://download.portalgaruda.org/article.php?article=1984 12&val=6549&title=PENGARUH%20KARAKTERISTIK%20WIRAUSAH A,%20MODAL%20USAHA,%20STRATEGI%20PEMASARAN%20TERH ADAP%20PERKEMBANGAN%20UMKM%20DI%20DESA%20DAYAA N%20DAN%20KALILONDO%20SALA TIGA. Sudiarta IPLE, Kirya IK, Cipta IW. 2014. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Kabupaten Bangli. e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen [Internet]. [diunduh pada 2015 April 10]; 2. Tersedia pada: http://ejournal.undiksha.ac.id/ index.php/JJM/article/view /3381. Sya’roni DA, Sudirham JJ. 2012. Kreativitas dan inovasi penentu kompetensi pelaku usaha kecil. J Manajemen Teknologi [Internet]. [diunduh pada 2015 April 9]; 11(1): 42-59. Tersedia pada: http://journal.sbm.itb.ac.id/index.php/ mantek/article /dow nload/164/197. Syafiudin, Jahi A. 2007. Hubungan karakteristik individu dengan kompetensi wirausaha petani rumput laut di Sulawesi Selatan. JP. 3(1): 35-44. Tambunan TTH. 2009. UMKM di Indonesia. Nazwar A, editor. Bogor (ID): Ghalia Indonesia. Thobias E, Tungka SK, Rogahang JJ. 2013. Pengaruh modal sosial terhadap perilaku kewirausahaan (studi kasus pada usaha mikro kecil menengah di Kecamatan Kabaruan Kabupaten Kepulauan Talaud). J ACTA DIURNA [Internet]. [diunduh pada 2015 April 9]. Tersedia pada: http://download. portalgaruda.org/article.php? article=108 374&val=1021. Yusnaini. 2006. Identifikasi pelaku usaha mikro di Palembang (studi kondisi dan hambatan dalam mengembangkan usaha). Prosiding Seminar Hasil Program Pengembangan Diri 2006 Bidang Ilmu Sosiologi; Jakarta, Indonesia. Jakarta (ID): Forum HEDS, BKS PTN Wilayah Barat. hlm 209-221. Zuliastri F. 2012. Dampak perguliran dana simpan pinjam khusus perempuan (SPP) PNPM Mandiri Perdesaan terhadap perkembangan UMKM: studi kasus Kecamatan Cimarga Kabupaten Lebak Provinsi Banten [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. [diunduh pada 2015 Maret 6]. Tersedia pada: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/55801. 29 RIWAYAT HIDUP Azkiyyatus Syariifah dilahirkan di Serang tanggal 14 Maret 1994. Penulis adalah anak pertama dari tiga bersaudara yang terlahir dari pasangan Ismadi dan Siti Alfiah Mufadhilah, S.Pd. Penulis memulai pendidikannya di TK Swasembada Anyar pada tahun 1999-2000. Selanjutnya, penulis menempuh tingkat sekolah dasar di SD Negeri Anyar 2 pada tahun 2000-2006. Penulis menempuh tingkat sekolah menengah pertama di SMP Negeri 1 Anyar dari tahun 2006-2009. Pada tingkat sekolah menengah pertama, penulis mendapatkan penghargaan sebagai juara I lomba English Story Telling di Tingkat Kabupaten Serang. Pada bangku sekolah menengah atas, penulis memutuskan untuk melanjutkan sekolah di luar kabupaten domisilinya, yaitu SMA Negeri 2 Krakatau Steel Cilegon yang berada di Kota Cilegon, Provinsi Banten pada tahun 2009-2012. Selama menempuh bangku sekolah menengah atas, penulis menuai beberapa prestasi, seperti juara I Lomba Bercerita Tingkat Provinsi Banten, Juara III English Debating Tingkat Provinsi Banten, dan menjadi salah satu delegasi untuk SGGS’ International Student Conference di Penang, Malaysia pada tahun 2011. Selama Penulis diterima di Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor pada tahun 2012 melalui jalur SNMPTN Undangan. Selama penulis menimba ilmu di Institut Pertanian Bogor, selain aktif belajar, penulis juga aktif dalam berbagai kegiatan organisasi. Pada Tingkat Persiapan Bersama, penulis menjadi anggota dari Dormitory English Club (DEC), anggota divisi Human Resource Development (HRD) Unit Kegiatan Mahasiswa Century IPB, dan anggota Organisasi Mahasiswa Daerah Keluarga Mahasiswa Banten (KMB). Pada tingkat dua perkuliahan, penulis mulai menjadi anggota dari lembaga dakwah fakultas yang bernama Forum Syiar Islam Fakultas Ekologi Manusia (FORSIA) dan menjadi anggota divisi kegiatan belajar mengajar Rumah Harapan IPB.