BAB 11 TRANSFORMASI LINIER 11.1 TRANSFORMASI LINIER DEFINISI Pandang 2 buah himpunan A dan B. Kemudian dengan suatu aturan/cara tertentu f, kitta mengaitkan atau menggandengkan atau mengkawankan setiap x є A dengan satu dan hanya satu y є B. Dikatakan : terdapat suatu fungsi f : A → B. Contoh 1 : Misalkan A = {x1, x2, x3} B = {y1, y2} A X1 B Y1 X2 X3 X1 X2 X3 f f f Y2 Y2 Y2 Y1 Terlihat bahwa setiap x є A mempunyai satu pasangan y є B. Jadi f adalah fungsi A → B. Contoh 2 : Misalkan A = {x1, x2, x3} B = {y1, y2} A B X1 Y1 X2 X3 Terlihat bahwa tidak semua Y2 x є A mempunyai pasangan. Jadi bukan fungsi. mempunyai pasangan, di sini X 2 tidak Contoh 3 : Misalkan A = {x1, x2, x3} B = {y1, y2} A X1 B Y1 X2 X3 Y2 Terlihat bahwa terdapat x є A di sini X1 mempunyai lebih dari satu pasangan, Y1 dan Y2 є B. Jadi juga bukan fungsi. Catatan 1 : Apabila himpunan A dan B di atas merupakan himpunan bilangan riil R1 (atau kompleks C1) atau himpunan bagiannya, cara/aturan pengaitan umumnya dapat dirumuskan dalam suatu hubungan matematis. Catatan 2 : Fungsi f : R1 → R1 dimana setiap x є R1 dikaitkan dengan kuadratnya є R1 atau x є x2 atau f(x) = x2 untuk setiap x bilangan riil atau juga y = x2. Catatan 3 : Himpunan A di atas disebut DOMAIN Dan himpunan B di atas disebut CODOMAIN dari fungsi f tersebut. Yang menjadi pokok pembicaraan di dalam bab ini adalah fungsi-fungsi dimana DOMAIN Dan CODOMAIN nya merupakan RUANG VEKTOR, pada khususnya adalah Rn, ruang vektor yang anggota-anggotanya n-tupel berurutan bilangan riil (tetapi sedikit-sedikit disinggung pula Cn atau ruang vektor lain. Untuk ini, kita memilih menggunakan perkataan lain yaitu TRANSFORMASI atau MAPPING atau PEMETAAN sebagai penganti perkataan fungsi . Contoh 4 : Diketahui suatu transformasi T : R3 → R3 dengan rumus transformasi T[x1, x2, x3] = [2x1 – x2, x2+x3, x32], untuk setiap x = [x1, x2, x3] є R3. Vektor [2,1,-1] akan ditransfomasikan oleh T menjadi : T[2,1,-1] = [2.2-1, 1-1, (-1)2] = [3,0,1] Kita katakan : vektor [3,0,1] adalah peta dari vektor [2,1,-1], sebaliknya : vektor [2,1,-1] adalah prapeta dari vektor [3,0,1]. Contoh lain : T[1,2,3] = [0,5,9] T[4,-1,7] = [9,6,49]……….dst. 11.2 TRANSFORMASI VEKTOR LINIER DEFINISI T : V → W suatu transformasi dari ruang vektor V ke ruang vektor W. Tranformasi T disebut transformasi vektor linier bila terpenuhi : 1) Untuk setiap v1, v2 є V T(v1)+ T(v2) = T(v1+v2), Dan 2) Untuk setiap v є V dan λ skalar berlaku λT(v) = T(λv) Contoh : Diketahui T : R3 → R3 dimana : T’[x1,x2,x3] = [2x1+x2, x2, x3+1] untuk setiap [x1,x2,x3] є R3. T adalah transformasi vektor yang tidak linier karena syarat 1), misalnya tak terpenuhi. Ambil v1 = [1,0,0], v2 = [1,0,1] maka T(v1) + T(v2) = [2,0,1] + [2,0,2] = [4,0,3], sedang T(v1+v2) =T[2,0,1]=[4,0,2]. Jadi T(v1) + T(v2) ≠ T(v1+v2). 11.2.1 MATRIKS DAN TRANSFORMASI VEKTOR LINIER Pandang T : Rn → Rm suatu transformasi vektor linier. {ei}, i = 1,2, …, n, basis natural dari Rn {εi}, i = 1,2, …, m, basis natural dari Rm T(e1) , T(e2) , …, T(en) adalah vektor-vektor di Rm sehingga merupakan kombinasi linier dari {εi} Misalnya : T(e1) = a11 ε1 + a21 ε2 + … + am1 εm T(e2) = a12 ε1 + a22 ε2 + … + am2 εm (*) T(en) = a1n ε1 + a2n ε2 + … + amn εm DEFINISI Transpose dari matriks koefisien di atas : [T]e a11 a12 …. a1n a21 a22 …. a2n .. .. …. .. .. .. …. .. am1 am2 …. berukuran (mxn) amn Disebut MATRIKS REPRESENTASI dari transformasi linier T, singkatnya matriks transformasi dari T, relatif terhadap basis-basis natural {ei} dan {εi}. Contoh : T : R3 → R3 ssuatu transformasi linier dimana T[x1, x2, x3] = [x1, 2x2, x1+x3]. Mencari matriks transformasi tak lain daripada mencari peta dari vektor-vektor basis. (Bila tak disebutkan apa-apa selalu dimaksudkan relatif terhadap basis natural). T(e1) = T[1,0,0] = [1,0,1] = 1e1 + 0e2 + 1e3 T(e2) = T[0,1,0] = [0,2,0] = 0e1 + 2e2 + 0e3 T(e3) = T[0,0,1] = [0,0,1] = 0e1 + 0e2 + 1e3 [T]ee = 1 0 1 0 2 0 0 0 1 Peta dari [2,3,1] : 1 0 1 2 0 2 0 3 1 0 1 1 3 = 6 3 , atau [3,6,3] Catatan : Suatu sifat transformasi linier yang penting adalah bahwa suatu transformasi linier ditentukan (tertentu) secara natural tunggal oleh peta dari vektor-vektor basis. Jadi jika peta dari vektor-vektor basis diketahui maka peta dari sebarang vektor yang lain dapat ditentukan. Contoh : T : R2 → R2 dimana diketahui : T [2,1] → [5,-2] T [-1,1] → [-1,1] maka untuk menentukan transformasi T tersebut kita mencari matriks transformasi, kita tulis : T[2,1] = [5,-2] → 2T[1,0] + 1T[0,1] = [5,-2]…….(**) T[-1,1] = [-1,1] → -1T[1,0] + 1T[0,1] = [-1,1] 3T[1,0] = [6,-3] Jadi T[1,0] = [2,-1], dan dari (**) diperoleh T[0,1] = [1,0] Jadi matriks [T]ee = 2 1 -1 0 Dan rumus transformasinya : T X1 X2 = [T]ee X1 X2 = 2 1 X1 -1 0 X2 atau : T[x1,x2] = [2x1 +x2, -x1]. = 2x1 + x2 -x1 11.2.2 RUANG PETA DAN RUANG NOL T : Rn → Rm suatu transformasi linier, belum tentu semua vektor di Rm menjadi peta dari vektor di Rn. Contoh : T : R2 → R3 dimana T[x1,x2] = [x2,0,x1]. Maka vektor [1,1,1] є R3 bukan peta dari vektor manapun di R2. Kalau terjadi demikian, kita katakan transformasi tersebut tidak onto. DEFINISI T : Rn → Rm suatu transformasi linier, maka Im(T) = {w | w = T(v), v є Rn}, suatu himpunan bagian dari Rm, disebut RUANG PETA (IMAGE) dari transformasi linier T. Ternyata bahwa Im(T) adalah suatu ruang vektor bagian dari Rm. Catatan 1 : Dapat terjadi bahwa 2 vektor atau lebih mempunyai peta yang sama. Bila terjadi demikian, kita katakan bahwa transformasi tersebut “tidak satu-satu” (one-one). Contoh : T : R2 → R2 dimana T[x1, x2] = [x1+2x2, 2x1+4x2], terlihat bahwa : T[0, 0] = [0, 0] T[2,-1] = [0, 0] T[-8, 4] = [0, 0] dan lain-lain vektor lagi yang mempunyai peta [0, 0]. Jadi T tidak one-one. DEFINISI KERNEL T : Rn → Rm suatu transformasi linier, maka Ker(T) = {v | v є Rn, T(v) = 0}, suatu himpunan bagian dari Rn, disebut RUANG NOL (KERNEL) dari transformasi linier T. Ternyata bahwa Ker(T) adalah suatu ruang vektor bagian dari Rn. Catatan 1 : Dibedakan antara ruang nol dengan ruang berdimensi nol (yaitu ruang vektor yang anggotanya hanya vektor nol). Anggota ruang nol, selain 0 mungkin juga vektor ≠ 0. Catatan 2 : Kalau T : Rn → Rn mempunyai matriks transformasi A (matriks bujur sangkar) yang singular, T dikatakan transformasi singular, transformasi dikatakan nonsingular. yang singular. Kalau A Catatan 3 : Kalau A adalah matriks transformasi dari T, maka dimensi IM(T) = rank(A). Hal ini jelas karena kolom-kolom dari A adalah T(e1), T(e2), . . ., T(en) yang membentuk ruang kolom dari A. Dengan perkataan lain Im(T) = L {T(e1), T(e2), . . . , T(en)}, berarti dimensi Im(T) = dimensi L{T(e1), T(e2), . . ., T(en)} = rank(A). Catatan 4 : Dimensi Ker(T) = n – rank(A). Mudah dilihat bahwa bila v є Ker(T) maka T(v) = Av = 0. Susunan persamaan linier homogen Av=0 mempunyai ruang jawab yang berdimensi n – rank(A). Dengan perkataan lain : mencari Ker(T) tak lain daripada mencari jawab susunan persamaan linier homogeny Av = 0. Contoh : Diketahui T : R3 → R3 dimana : T[x,y,z] = [x+2y+z, 2x+3z, 3x+2y+4z] Tentukan basis dan dimensi ruang peta dan ruang nol ! Jawab : Pertama kita tentukan dulu matriks transformasi A : T[1,0,0] = [1, 2, 3] T[0,1,0] = [2, 0, 2] T[0,0,1] = [1, 3, 4] A = [T]ee = 1 2 1 2 0 3 3 2 4 Rank matriks A (secara kolom) : 1 2 1 2 0 3 3 2 4 1 K21 0 0 (-2) K31(-1) K23 1 0 0 (4) 2 -4 1 2 0 1 3 -4 1 3 0 1 Rank(A)= 2. Jadi dimensi Im(T) = 2 dan basisnya dapat diambil {[1,2,3], [0,1,1]}. T di atas adalah transformasi yang singular. Untuk mencari Ker(T) : Misalkan v = [v1, v2, v3] є Ker(T), maka Av = 0 atau : 1 2 1 V1 2 0 3 V2 3 2 4 V3 0 = 0 , dimensi Ker(T) = n – rank(A) = 3 – 2 = 1 0 Kita menghitung jawab susunan persamaan linier homogen di atas : cukup diambil 2 persamaan yang bebas : v1 + 2v2 + v3 = 0 2v1 + 0v2 + 3v3 = 0 Ambil 1 parameter, misalnya v2 = λ, maka v1 = -6λ, v3 = 4λ. Jadi v = λ[-6,1,4] ; Ker(T) mempunyai basis (-6, 1, 4) Atau Ker(T) = L {[-6, 1, 4]}. 11.2.3 PRODUK TRANSFORMASI Pandang 2 buah transformasi linier : T : Vn → Wr S : Wr → Um dengan matriks transformasi berturut-turut A Dan B. (dimensi Vn = n, dimensi Wr = r, dimensi Um = m) Setiap vektor v є Vn oleh transformasi T dipetakan menjadi w = Av, kemudian hasilnya w є Wr oleh transformasi S dipetakan menjadi u = Bw = B(Av) = (BA)v. v є Vn T → T w є Wr → u є Um ST v → u dapat dipandang sebagai suatu transformasi baru ST, dengan matriks transformasi BA. ST disebut produk transformasi dari S dan T. Contoh : T : R3 → R3 dengan T[x1,x2, x3] = [2x2+x3, 3x1+x2+x3, x2] dan S : R3 → R3 dengan S[x1, x2, x3] = [2x1+x2+x3, x1+x3, 2x1+x2+2x3] Maka produk transformasi ST mempunyai rumus : (ST) [x1, x 2, x 3] = S(T[x1, x 2, x3]) = S[2x2+x3, 3x1+x2+x3, x 2] = [2(2x2+x3)+1(3x1+x2+x3)+1(x2), 1(2x2+x3)+1(x2), 2(2x2+x3)+1(3x1+x2+x3)+2(x2)]= [3x1+6x2+3x3, 3x2+x3, 3x1+7x2+3x3] dan matriks transformasinya : [ST]ee = 3 6 3 0 3 1 3 7 3 Jelas [S]ee = B = [T]ee = A = 2 1 1 1 0 1 2 1 2 0 2 1 3 1 1 0 1 0 dan [ST]ee = [S]ee[T]ee = BA. Peta dari vektor v = [1, 0, 2] adalah ST[1, 0, 2] = [9, 2, 9] 11.3 LATIHAN DAN TUGAS