BAB II LANDASAN TEORI Teori adalah generalisasi yang dapat di gunakan untuk menjelaskan berbagai fenomena secara sistematik (Sugiyono 2005:41). Karena itu, dalam bab ini penulis akan menjelaskan secara sitematis fenomena yang menjadi persoalan penelitian dengan merujuk kepada teori yang pernah dikemukakan oleh berbagai ahli terkait komunikasi, strategi, komunikasi politik dan strategi komunikasi politik. 2.1 Komunikasi Pesan merupakan apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima. Pesan merupakan seperangkat simbil verbal maupun non verbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan, atau maksud dari sumber (komunikator), Dalam sebuah lagu, musik digubah sebagai duplikasi irama teks (Danesi, 2004:243). Musik dalam hal ini lirik lagu dan gambar terjadi pertukaran ide, gagasan antara pencipta lagu dengan audiens sebagai penikmat musik. Pencipta lagu menyampaikan isi pikiran dibenaknya berupa video klip agar audiens mampu menerima pesan didalamnya. Disinilah terjadi proses komunikasi melalui lambang berupa teks lirik lagu dan gambar (visual) antara pencipta dan audiens, sebagaimana pengertian komunikasi yang dikemukakan oleh para ahli. Berikut adalah beberapa definisi komunikasi menurut para ahli, antara lain Bernard Berelson dan Gary A. Steiner yang mengatakan, “komunikasi sebagai transmisi informasi, gagasan, emosi, ketrampilan dan sebagainya, dengan menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar, figure, grafik, dan sebagainya”. 9 Raymond S. Ross mengatakan, “komunikasi adalah proses menyortir, memilih, dan pengiriman simbol-simbol sedemikian rupa agar membantu pendengar membangkitkan respons/ makna dari pemikiran yang serupa dengan yang dimaksudkan oleh komunikator. Menurut pendapat Harold Laswell, ”komunikasi adalah gambaran mengenai siapa, mengatakan apa, melalui media apa, kepada siapa, dan apa efeknya”. Sedangkan menurut Gerald R. Miller, “Komunikasi terjadi saat satu sumber menyampaikan pesan kepada penerima dengan niat sadar untuk mempengaruhi perilaku mereka”. Berdasarkan pemahaman yang ada, maka dengan kata lain, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu, mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara lisan (langsung) ataupun tidak langsung (melalui media). 2.2 Strategi Keberhasilan kegiatan komunikasi secara efektif banyak ditentukan oleh penentuan strategi. Namun sebelum melihat ke arah yang lebih jauh, ada baiknya kita mengerti apa sebenarnya strategi itu. Menurut Onong Uchjana Effendi (1981:84) dalam buku berjudul “Dimensi-dimensi Komunikasi” menyatakan bahwa : “.... strategi komunikasi merupakan panduan dari perencanaan komunikasi (communication planning) dan manajemen (communications management) untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu tergantung dari situasi dan kondisi”. 10 Sedangkan menurut Arifin (1984:10) dalam buku Strategi Komunikasi menyatakan bahwa : Sesungguhnya suatu strategi adalah keseluruhan keputusan kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan, guna mencapai tujuan. Jadi merumuskan strategi komunikasi, berarti memperhitungkan kondisi dan situasi (ruang dan waktu) yang dihadapi dan yang akan mungkin dihadapi di masa depan, guna mencapai efektivitas. Dengan strategi komunikasi ini, berarti dapat ditempuh beberapa cara memakai komunikasi secara sadar untuk menciptakan perubahan pada diri khalayak dengan mudah dan cepat. Dalam hal strategi dalam bidang apa pun tentu harus didukung dengan teori. Begitu juga pada dalam sebuah strategi harus didukung dengan teori yang merupakan pengetahuan mendasar pengalaman yang sudah diuji kebenarannya. Karena teori merupakan suatu statement (pernyataan) atau suatu konklusi dari beberapa statement yang menghubungkan (mengkorelasikan) suatu statement yang satu dengan statement lainnya. Dari sekian banyak teori komunikasi yang dikemukakan oleh para ahli, untuk strategi komunikasi yang memadai adalah teori dari seorang ilmuan politik dari Amerika Serikat yang bernama Harold D. Lasswell yang menyatakan bahwa cara yang terbaik untuk menerangkan kegiatan komunikasi atau cara untuk menggambarkan dengan tepat sebuah tindak komunikasi ialah menjawab pertanyaan “Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect ? (siapa mengatakan apa dengan cara apa kepada siapa dengan efek bagaimana)” (Varma, 1995:285) sama halnya dengan strategi politik, hanya saja dalam komunikasi politik, strategi komunikasi yang dipakai ialah untuk kepentingan politik, baik langkah-langkah yang dipakai maupun tokoh atau obyek yang dituju. Strategi lain terdapat dalam buku “Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi” (Efendi, 1993:256) yaitu Source-Message-Channel-Receiver Theory. S-M-C-R merupakan singkatan dari Source (sumber) - Message (pesan) - Channel (saluran/media) - Receiver (penerima/komunikan). Pada 11 rumus S - M - C - R, khusus mengenai C (channel) yang berarti saluran atau media, menurut Sappir mengandung dua pengertian, yakni primer dan sekunder. Saluran primer adalah media yang merupakan lambang, misalnya bahasa, gambar atau warna yang digunakan dalam komunikasi tatap muka (face to face communication), sedangkan saluran primer adalah media berwujud, baik media massa misalnya surat kabar, televisi atau radio, maupun media non masa, misalnya surat, telepon atau poster. 2.3 Komunikasi Politik Secara definitif, ada beberapa pendapat sarjana politik, diantaranya Nimmo (2000:8) mengartikan politik sebagai kegiatan orang secara kolektif yang mengatur perbuatan mereka di dalam kondisi konflik sosial. Dalam berbagai hal orang berbeda satu sama lain – jasmani, bakat, emosi, kebutuhan, cita-cita, inisiatif , perilaku, dan sebagainya. Lebih lanjut Nimmo menjelaskan, kadang-kadang perbedaan ini merangsang argumen, perselisihan, dan percekcokan. Jika mereka menganggap perselisihan itu serius, perhatian mereka dengan memperkenalkan masalah yang bertentangan itu, dan selesaikan; inilah kegiatan politik. Bagi Lasswell (dalam Varma, 1995:258), ilmu politik adalah ilmu tentang kekuasaan. Komunikasi politik adalah komunikasi yang melibatkan pesanpesan politik dan aktor-aktor politik, atau berkaitan dengan kekuasaan, pemerintahan dan kebijakan pemerintah. Komunikasi politik juga bisa dipahami sebagai komunikasi antara yang memerintah dan yang diperintah (Dan Nimmo, 1982:25). Apabila definisi komunikasi dan definisi politik itu kita kaitkan dengan komunikasi politik, maka akan terdapat suatu rumusan sebagai berikut: Komunikasi politik adalah komunikasi yang diarahkan kepada pencapaian suatu pengaruh sedemikian rupa, sehingga masalah yang dibahas oleh jenis kegiatan komunikasi ini, dapat mengikat semua warganya melalui suatu sanksi yang ditentukan bersama oleh lembaga-lembaga politik (Astrid, S. Soesanto, 1980:2). 12 Dilihat dari aktivitas sebagai komunikator politik, mereka senantiasa tampil dalam dua hal: (1) Mereka sangat mempengaruhi keputusan orang lain, artinya mereka meyakinkan orang lain dalam cara berpikir, (2) Mereka meneruskan informasi politik dari mass-media kepada masyarakat umum, dengan istilah lain disebut “komunikasi dua tahap.” Artinya pemuka pendapat memperoleh informasi dari mass-media (radio, TV, film, media cetak) lalu mereka meneruskan informasi tersebut kepada penduduk yang kurang aktif. Selain melihat dari aktivitas sebagai komunikator politik, pentingnya studi tentang video klip ini juga perlu melihat wacana tersebut dikemas menggunakan saluran apa dan dari arus yang bagaimana yang dipakai berdasarkan pandangan studi komunikasi politik. Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui juga ciri-ciri studi komunikasi politik. Adapun ciri-ciri studi komunikasi politik antara lain: (1) Ciri pertama komunikasi politik, dalam arti luas mengandung pengertian bahwa proses komunikasi tersebut dapat berlangsung di setiap lapisan masyarakat melalui saluran apa saja yang dapat dipergunakan dan tersedia (tatap muka maupun menggunakan sarana media massa). Oleh karena itu para ilmuwan politik menganggap media massa (surat kabar, radio, TV, film, dll) sebagai salah satu saluran melalui mana kegiatan komunikasi politik dijalankan. Saluran tata muka dianggap sama pentingnya dengan saluran media massa . Hal ini terlihat dari konsep Almond dengan kawan-kawannya tentang komunikasi sebagaimana telah disinggung terdahulu, (2) Ciri yang kedua dari studi komunikasi politik adalah pentingnya pandangan yang mengatakan bahwa arus komunikasi politik adalah arus dua arah: ke bawah, yaitu dari penguasa politik/pemerintah kepada rakyat; dan ke atas, yaitu dari rakyat kepada penguasa politik/pemerintah (top-down atau down-top). Ciri studi komunikasi politik versi ilmu politik semakin penting artinya, karena penekanan 13 yang diberikan kepada peranan media massa, yang tidak hanya dari atas kebawah saja melainkan juga dari bawah keatas. 2.4 Strategi Komunikasi Politik Dalam konteks pemilihan umum Gubernur dan Wakil Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta tahun 2012, komunikasi politik sebagai salah satu strategi pemenangan partai politik itu adalah yang biasa kita sebut sebagai strategi komunikasi poitik. Adapun beberapa implementasi komunikasi politik yang dapat dijadikan acuan sebagai salah satu strategi pemenangan partai politik atau bagian-bagian dalam strategi komunkasi politik adalah: 1. Bergerak dan membangun komunikasi politik di semua level Sebagaimana yang telah dipaparkan di atas, bahwa komunikasi dapat dilakukan dalam beberapa tingkatan/level, dari individu, kelompok, organisasi hingga komunikasi massa. Strategi komunikasi yang dilakukan di semua level dan lini untuk membangun opini publik sebagai salah satu cara pemenangan partai politik. Dalam pengertiannya, “Opini adalah tanggapan aktif terhadap rangsangan, tanggapan yang disusun melalui interpretasi personal yang diturunkan dari dan turut membentuk citra”. Atau secara sederhana, opini ialah tindakan mengungkapkan apa yang dipercayai, dinilai, dan diharapkan seseorang dari obyek-obyek dan situasi tertentu.” Tindakan tersebut bisa berupa pemberian suara, pernyataan verbal, dokumen tertulis, atau bahkan diam. Singkatnya, tindakan apapun yang bermakna adalah ungkapan opini. Setiap opini merefleksikan organisasi yang kompleks yang terdiri atas tiga komponen : kepercayaan, nilai dan pengharapan. Proses opini adalah hubungan atau kaitan antara (1) kepercayaan, nilai dan usul (harapan) yang dikemukakan oleh perseorangan di depan umum dengan (2) kebijakan yang dibuat oleh pejabat terpilih dalam mengatur perbuatan 14 sosial dalam situasi konflik, yaitu dalam politik. Menurut Dan Nimmo, opini publik adalah abstraksi dari khalayak komunikasi politik. Mereka menjadi khalayak komunikasi politik segera setelah mereka “mengkristal” menjadi opini publik. Dalam konteks pemilu Gubernur dan Wagub (DKI) Jakarta tahun 2012, kemunculan Jokowi-Ahok dengan kemeja kotak-kotaknya, Fauzi Bowo dengan kumisnya, Faisal Basri dengan konsep independennya, semua hal tersebut adalah suatu bentuk strategi yang direpresentasikan dengan sebuah simbol untuk kemudian dapat menarik perhatian atau awareness dan membentuk opini publik masyarakat Jakarta. Strategi kampanye yang digunakan oleh Jokowi-Basuki dalam menarik menarik perhatian dan membentuk opini antara lain adalah penggunaan kemeja kotak-kotak tersebut. 2. Penggunaan media massa modern dan media komunikasi lokal Menurut Gabriel Almond, semua bentuk interaksi manusia melibatkan komunikasi. Media massa seperti televisi, radio, surat kabar dan majalah ikut mempengaruhi struktur komunikasi dalam masyarakat. Dalam pembangunan opini publik, media massa merupakan salah satu media yang sangat strategis. Sedangkan menurut Mcquail media paling baik digunakan secara terencana untuk menimbulkan perubahan dengan menerapkannya dalam program yang berskala besar (Mcquail, 1991:97). Di negara-negara berkembang seperti di Indonesia, media massa merupakan media yang dapat menjangkau secara luas ke seluruh pelosok dan penjuru masyarakat tanpa orang atau tokoh harus hadir di tengahtengah masyarakat. Melalui media massa pembangunan opini publik dapat dilakukan tanpa harus tokoh poltik hadir di masyarakat. Saluran komunikasi adalah alat atau sarana yang memudahkan penyampaian pesan. Dalam hal ini ada tiga tipe utama saluran komunikasi politik, yaitu: saluran massa, interpersonal dan organisasi. 15 Saluran massa Ada dua bentuk saluran massa, yaitu (1) komunikasi tatap muka, contoh: seorang kandiat politik berbicara di dalam rapat umum, dan (2) bentuk kedua terjadi jika ada perantara yang ditempatkan di antara komunikator dan khalayak. Dalam bentuk ini media, teknologi, sarana dan alat komunikasi lainnya turut menyertainya. Misalnya pidato presiden melalui televisi. Kedua bentuk saluran komuikasi tsb. diatas merupakan tipe utama saluran yang menekankan komunikasi satu orang kepada orang banyak. Tipe ini oleh Dan Nimmo dinamakan komunikasi massa. Interpersonal Tipe saluran berikutnya adalah saluran komunikasi interpersonal atau antar personal, yaitu merupakan bentuk hubungan seseorang kepada seseorang orang lain. Saluran ini pun bisa berbentuk tatap muka maupun berperantara misalnya menggunakan telepon. Misalnya dalam kampanye Pemilu seseorang kandidat memasang Hotline telepon yang memungkinkan pendukungnya bisa berbicara secara pribadi. Organisasi Akhirnya, saluran lewat manusia perangkat ketiga dalam komunikasi politik, yaitu komunikasi organisasi yang menggabungkan kedua tipe saluran di atas (massa dan interpersonal) yaitu organisasi. Contoh komunikasi politik melalui organisasi ini misalnya melalui sidang, kongres, edaran memorandum, dll. Di samping mengunakan media massa, dapat juga menggunakan media pertemuan langsung dengan masyarakat. Pertemuan langsung ini dapat dikemas dengan bentuk pertemuan lokal, sehingga jenis pertemuannya sangat bervariasi sesuai dengan kondisi lokal dimana 16 pertemuan itu berlangsung. Sejalan dengan pendekatan lokal ini, bahasa komunikasi yang dibangun juga dengan menggunakan term-term low contex. Artinya bahasa komunikasi yang digunakan cenderung dengan bahasa-bahasa yang sederhana, tidak dengan bahasa tinggi atau yang ilmiah, menggunakan istilah-istilah. Dalam strategi yang digunakan oleh Jokowi, selain penggunaan kemeja kotak-kotak ia lebih merakyat dan menjadikan media massa yang menjadi alat kampanye terselubung, dia makan diwarteg agar terlihat dekat dengan rakyat, berdialog dengan warga sekitar dan tentunya menjadi perhatian media massa, gaya bicaranya pun santai, terlihat seperti dekat dengan warga. Jokowi memakai strategi kampanyenya pada saat waktu beliau menjadi Cagub Solo. Sasaran kampanye utama Jokowi memang masyarakat kelas menengah kebawah, maka dari itu Jokowi berkampanye turun langsung ke kampung dan menelusuri gang demi gang karena ia tahu betul pada saat kegiatan ini berlangsung akan di muat dimedia, dan masyarakat dari berbagai lapisan bisa melihat Jokowi dari berita, online maupun media. Dalam penelitian ini, strategi komunikasi politik video klip termasuk dalam kategori ini karena mengguanakan media yang dikemas menggunakan video klip dan kemudian di unggah kedalam media sosial youtube. 3. Politik Pencitraan Menurut Schuller inti politik sukses adalah membangun kepercayaan publik. Kandidat perlu dikenal dulu baru mereka percaya. Pencitraan tokoh merupakan pintu bagi masyarakat untuk memilih kandidat di pemilihan lokal. Pencitraan merupakan gambaran yang dimiliki oleh orang banyak tentang diri, pribadi, atau organisasi atau produk (Djafat H. Asegaff, 1998:43). Political image yang dapat diusung oleh partai politik adalah membangun image kepada masyarakat bahwa partai politik tersebut merupakan partai yang sederhana, bersahabat, bersahaja, dan diterima 17 oleh semua kalangan. Pencitraan ini dapat dimunculkan melalui pemasangan baliho, spanduk dan lain sebagainya. Menurut Robert Norton kita berkomunikasi pada dua level yakni penyampaian informasi dan gaya dalam menyampaikan pesan. Komentar yang diberikan baik secara serius maupun bercanda akan diinterpretasikan penerima menjadi gaya berkomunikasi di pembicara. Gaya pesan ini akan terjadi berulang-ulang. Dari gaya berkomunikasi inilah orang akan menilai bagimana tipe partai tersebut. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, bisa dipastikan Jokowi menggunakan bahasa yang ringan dan mudah di fahami oleh semua masyarakat. Kampanye Jokowi sendiri dia jual program pastinya, bukan janji – janji, dan sangat menarik. Jokowi-Ahok juga mengumbar prestasi yang pernah mereka capai. Jokowi sendiri sangat inovatif, dia selalu membuat hal – hal yang berbeda untuk menarik simpati rakyat dengan isu perubahannya, sehingga diakui oleh para timses bahwa membentuk citra dari seorang Jokowi memang tidak sulit karena beliau sendiri tampil apa adanya. 2.5 Analisis Wacana Kritis Dalam studi ini, teks merupakan sebuah wacana. Norman Fairclough (1995) menggambarkan teks sebagai mempresentasikan berbagai pandangan dan kepentingan produsernya: „teks-teks media merupakan versi realitas yang tergantung pada posisi dan kepentingan sosial serta tujuannya‟. Teks inilah yang nantinya akan menjadi bahan analisis mendasar dari penelitian ini dan akan dianalisis. Teori Analisis Wacana Kritis (Critical Discourse Theory) Menurut Douglas dalam Mulyana (2000:3), istilah wacana berasal dari bahasa Sansekerta wac/wak/vak, yang artinya berkata, berucap. Kata tersebut kemudian mengalami perubahan bentuk menjadi wacana. Kridalaksana dalam Yoce (2009:69) membahas bahwa wacana 18 adalah satuan bahasa terlengkap dalam hirearki gramatikal tertinggi dan merupakan satuan gramatikal yang tertinggi atau terbesar.Wacana direalisasikan dalam bentuk karangan yang utuh, seperti novel, cerpen, atau prosa dan puisi, seri ensiklopedi dan lain-lain serta paragraph, kalimat, frase, dan kata yang membawa amanat lengkap.Jadi, wacana adalah unit linguistik yang lebih besar dari kalimat atau klausa. Lukmana, Aziz dan Kosasih (2006:12) mengatakan bahwa analisis wacana kritis (Critical Discourse Analysis) mempunyai ciri yang berbeda dari analisis wacana yang bersifat “non-kritis”, yang cenderung hanya mendeskripsikan struktur dari sebuah wacana. Analisis wacana kritis (Critical Discourse Analysis) bertindak lebih jauh, diantaranya dengan menggali alasan mengapa sebuah wacana memiliki struktur tertentu, yang pada akhirnya akan berujung pada analisis hubungan sosial antara pihakpihak yang tercakup dalam wacana tersebut. Analisis wacana kritis menyediakan teori dan metode yang bisa digunakan untuk melakukan kajian empiris tentang hubungan-hubungan antara wacana dan perkembangan sosial dan kultural dalam domain-domain sosial yang berbeda (Jorgensen dan Philips, 2007: 114). Tujuan analisis wacana kritis adalah menjelaskan dimensi linguistik kewacanaan fenomena sosial dan kultural dan proses perubahan dalam modernitas terkini (Jorgensen dan Philips, 2007: 116). Dari sekian banyak model analisis wacana, model Teun Van Dijk adalah salah satu model yang familiar dan sering dipakai untuk mengkolaborasikan elemen-elemen wacana sehingga bisa diaplikasikan. Model Van Dijk adalah model yang sedikit banyak mengadopsi dari pendekatan lapangan “Psikologi Sosial” yaitu sebagai ”Kognisi sosial”. Pendekatan yang dilakukan adalah untuk menjelaskan struktur dan terbentuknya proses suatu teks. Eriyanto (2001:221) Menurut Van Dijk, penelitian atas wacana tidak cukup hanya didasarkan pada analisa atas teks semata, karena teks hanya hasil dari suatu praktik produksi yang harus juga diamati. 19 Alex Sobur (2006:73) Van Dijk melihat suatu wacana terdiri atas berbagai struktur/tingkatan, yang masing-masing bagian saling mendukung, menurutnya dibagi menjadi ke dalam tiga tingkatan : 1. Struktur Makro, ini merupakan makna global/umum dari suatu teks yang dapat dipahami dengan melihat topik dari suatu teks. Tema wacana ini bukan hanya isi, tetapi juga sisi tertentu dari suatu peristiwa. 2. Superstruktur, adalah kerangka suatu teks, bagaimana struktur dan elemen wacana disusun dalam teks secara utuh. 3. Struktur Mikro, adalah makna wacana yang dapat diamati dengan menganalisis kata, proposisi, anak kalimat, parafrase yang dipakai dan sebagainya. Keseluruhan teks dapat dianalisa dengan menggunakan elemen- elemen diatas, semua elemen merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Apabila digambarkan maka struktur teks adalah sebagai berikut: Bagan Struktur Teks Struktur Makro Makna global dari suatu teks yang dapat diamati dari topik/tema yang diangkat oleh suatu teks. Superstruktur Kerangka suatu teks, seperti bagian pendahuluan, isi, penutup dan kesimpulan. Struktur Mikro Makna lokal dari suatu teks yang dapat diamati dari pilihan kata, kalimat dan gaya yang dipakai oleh suatu teks. Gambar 2.1: Bagan struktur teks dari Analisis Van Dijk (Sumber, Eriyanto (2001: 227) Karakteristik Analisis Wacana Kritis Menurut Teun A. Van Dijk (1997:1-37) dalam Eriyanto (2008) ada beberapa karakteristik penting analisis wacana kristis, yaitu : 20 1. Tindakan. Prinsip pertama, dipahami sebagai sebuah tindakan (action). Wacana bukan ditempatkan dalam ruang tertutup dan internal tetapi sebagai bentuk interaksi dengan orang lain. Karena itu, wacana harus dipandang sesuatu yang bertujuan, apakah untuk mempengaruhi, mendebat, membujuk, menyangga, mereaksi dan sebagainya. Kedua, wacana dipahami sebagai sesuatu yang diskspresikan secara sadar, terkontrol, bukan sesuatu di luar kendali atau diekspresikan di luar kesadaran. 2. Konteks. Konteks disini seperti latar, situasi, peristiwa, dan kondisi. Wacana dipandang, diproduksi, dimengerti, dan dianalisis pada suatu konteks tertentu. Menurut Guy Cook (Eriyanto, 2001:8-9), analisis wacana juga memeriksa konteks dari komunikasi, siapa yang mengkomunikasikan dengan siapa dan mengapa; dalam jenis khalayak situasi apa; melalui medium apa; bagaimana perbedaan tipe dari perkembangan komunikasi; hubungan untuk setiap masing-masing pihak. Guy Cook juga menyebutkan ada tiga hal sentral dalam pengertian wacana, yakni teks, konteks, dan wacana. Teks, adalah semua bentuk bahasa, bukan hanya kata-kata yang tercetak di lembar kertas, tetapi juga semua jenis ekspresi komunikasi, ucapan, musik, gambar, efek suara, citra dan sebagainya. Konteks, memasukan semua situasi dan hal yang berada di luar teks dan mempengaruhi pemakaian bahasa, seperti partisipan dalam bahasa, situasi dimana teks tersebut diproduksi, fungsi yang dimaksudkan dan sebagainya. Wacana, disini dimaknai sebagai teks dan konteks secara bersama-sama. Ada beberapa konteks yang penting karena berpengaruh terhadap produksi wacana. Pertama, partisipan wacana, latar siapa yang memproduksi wacana. Jenis kelamin, umur, pendidikan, kelas sosial, etnis, agama, dalam banyak hal relevan dalam menggambarkan wacana. Kedua, setting sosial tertentu seperti tempat, waktu, posisi pembicara dan pendengar atau lingkungan fisik. 21 3. Historis. Salah satu aspek penting untuk bisa mengerti teks adalah dengan menempatkan wacana itu di dalam konteks historis tertentu. Pada waktu melakukan analisis perlu tinjauan untuk mengerti mengapa wacana yang berkembang atau dikembangkan seperti itu, mengapa bahasa yang dipakai seperti itu dan sebagainya. 4. Kekuasaan. Setiap wacana yang muncul, dalam bentuk teks, percakapan dan atau apa pun, tidak dipandang sebagai sesuatu yang alamiah, wajar, dan netral tetapi merupakan bentuk pertarungan kekuasaan. Konsep kekuasaan adalah salah satu kunci hubungan antara wacana dengan masyarakat. Kekuasaan itu dalam hubungannya dengan wacana, penting untuk melihat apa yang disebut sebagai kontrol. Bentuk kontrol ini dapat berupa kontrol konteks atau struktur wacana. 5. Ideologi. Ideologi merupakan konsep yang sentral dalam analisis wacana yang bersifat kritis. Ideologi dibangun oleh kelompok dominan dengan tujuan untuk mereproduksi dan melegetimasi dominasi mereka. Salah satu strategi utamanya adalah dengan membuat kepada khalayak bahwa dominasi itu bisa diterima secara taken for granted (Eriyanto, 2008-18). Seperti dijelaskan oleh Van Dijk sebagai “kesadaran palsu”, bagaimana kelompok dominan memanipulasi ideologi kepada kelompok yang tidak dominan melalui kampanye disinformasi, melalui kontrol media dan sebagainya. Analisis Wacana Kritis Teun A. Van Dijk Teks bukan sesuatu yang datang dari langit, bukan juga suatu ruang hampa yang mandiri. Akan tetapi, teks dibentuk dalam suatu praktik diskursus, suatu praktik wacana. Kalau ada teks memarjirnalkan wanita, bukan bearti teks tersebut suatu ruang hampa, bukan pula sesuatu yang datang dari langit. Teks itu hadir dan bagian dari representasi yang menggambarkan masyarakat patriarkal. Di sini ada dua bagian: teks yang mikro yang merepresentasikan program televagelism bagi anak-anak muda, dan elemen besar yang berupa struktur sosial kekristenan di Indonesia. 22 Van Dijk membuat suatu jembatan yang menghubungkan elemen dasar berupa struktur sosial tersebut dengan elemen wacana yang mikro dengan sebuah dimensi yang dinamakan kognisi sosial. Menurut Van Dijk, penelitian atas wacana tidak cukup hanya didasarkan pada analisis atas struktur teks karena struktur wacana itu sendiri menunjukkan atau menandakan sejumlah makna, pendapat, dan ideologi. Untuk membongkar makna tersembunyi dari teks, kita membutuhkan suatu analisis kognisi1 dan konteks sosial. Wacana oleh van Tjik digambarkan mempunyai tiga dimensi atau bangunan yaitu, teks, kognisi sosial dan konteks sosial. Inti analisis Van Dijk adalah menggabungkan ketiga wacana tersebut ke dalam satu kesatuan analisis. Model Analisis Van Dijk Teks Kognisi sosial Konteks Kognisi Sosial Gambar 2.2: Model dari Analisis Van Dijk (Sumber, Eriyanto (2001: 225) Dalam dimensi teks, yang diteliti adalah struktur dari teks. Van Konteks Dijk memanfaatkan dan mengambil analisis linguistik tentang kosakata, kalimat, paragraph untuk menjelaskan dan memaknai suatu teks. Kognisi sosial merupakan dimensi untuk menjelaskan bagaimana suatu teks diproduksi oleh individu/kelompok pembuat teks. Cara memandang atau melihat suatu realitas sosial itu yang melahirkan teks tertentu. Sedangkan konteks sosial melihat bagaimana teks itu dihubungkan lebih jauh dengan struktur sosial dan pengetahuan yang berkembang dalam masyarakat atas 1 Eriyanto dalam buku Analisis Wacana Teun A. Van Dijk, kognisi sosial didasarkan pada anggapan umum yang tertanam yang akan digunakan untuk memandang peristiwa. Analisis kognisi menyediakan gambaran yang kompleks tidak hanya pada teks tetapi juga representasi dan strategi yang digunakan dalam memproduksi suatu teks. 23 suatu wacana. Analisis Van Dijk menghubungkan analisis tekstual kearah analisis yang kompherensif bagaimana teks diproduksi, baik dalam hubungannya dengan individu dan masyarakat (Eriyanto, 2001:225). 2.6 Hasil Penelitian Sebelumnya Tabel 2.1 Hasil Penelitian Sebelumnya No Judul Penelitian Metode Yang Hasil Penelitian Digunakan 1. ANALISIS Retorika TERHADAP Politik RETORIKA POLITIK PARA KANDIDAT PILGUB DKI JAKARTA DEKADE 2014 (Studi Kasus Terhadap Fauzi Bowo dan Jokowi dalam PILGUB DKI Jakarta Putaran Ke II) kategori Noble Selves, yaitu rang yang menganggap dirinya paling benar, mengklaim lebih hebat dan sulit untuk dikritik. Tipe retorika Fauzi Bowo masuk dalam kategori ekstemporer, sedangkan Jokowi masuk dalam tipe orator yang retorically sensitive dan kategori Impromptu. Foke lebih unggul dalam retorika, terlebih dalam forum dan teori tetapi masyarakat Oleh : Khairunnisa M. Ilyas Ali Herdina Rosidi 2. Foke termasuk tipe orator memilih lebih melihat figur, siapa yang lebih mereka kenal. MAKNA IKON Analaisis Ideologi yang dimiliki oleh VIDEO KLIP Semiotika Armada Racun adalah refleksi dan (Analisis Semiotika Charles kebebasan, sedangkan makna tanda Video Klip Armada Sanders Pierce dalam video klip “Amerika” versi 1 Racun “Amerika” (Trikotomi berkaitan Versi 1) Pierce) perempuan, kawula muda, gaya hidup, erat politik dengan identitas imaji dan 24 Oleh : Yusup komoditas pendidikan. Dalam Bangkit Sanjaya video klip tersebut Armada Racun (362007074) mengkomunikasikan pesan, bahwa fenomena kapitalis dan globalisasi telah menjangkau seluruh kehidupan masyarakat. 3. ANALISIS Analisis Berita yang disajikan WACANA Wacana Kritis merupakan kategori berita olahraga PEMBERITAAN Teun A. Van yang cenderung ada beberapa kata FINAL PIALA Dijk yang menjadi ciri khas bahasa SUZUKI AFF 2010 berita olahraga. Pemberitaan DI MEDIA tersebut INDONESIA menggunakan bahasa yang menarik dikonstruksi dengan dan persuasif sehingga membentuk Oleh : Dita Amelia wacana NIM: 107051102726 yang dapat menggambarkan pertandingan. menulis berita kondisi Wartawan itu MI seolah-olah masyarakat Indonesia mendukung agar menimbulkan rasa percaya diri para pemain timnas indonesia, terlebih saat timnas Indonesia mengalami kekalahan dalam leg pertama dan kedua yang menghasilkan kekalahan pada akhir pertandingan. 4. REPRESENTASI Analisis Dari 7 lagu dalam album MAKNA PESAN Semiotika NILAI-NILAI Ferdinand De Fade 2 Black yang telah dianalisis MOTIVASI Saussure For All karya Bondan Prakoso & berdasarkan teori semiotik dari 25 DALAM ALBUM Saussure, terdapat 3 unsur yaitu “FOR ALL” (Studi penanda Analisis Semiotika (signified) dan signifikasi. Proses Nilai-Nilai Motivasi ini menghubungkan antara lirik dalam Lirik-Lirik lagu dengan dunia eksternal yang Lagu pada album sesungguhnya. “For All” karya analisis, album ini memiliki makna Bondan Prakosos & yang saling berkaitan mengandung Fade 2 Black) pesan motivasi. Motivasi disini (signifier), petanda Berdasarkan dapat diartikan sebagai tujuan jiwa Oleh : Arsidipta F. yang mendorong individu untuk Lingga melakukan aktivitas-aktivitas tertentu dan untuk tujuan-tujuan tertentu terhadap situasi dalam konteks disekitarnya kehidupan untuk mendorong dan menyemangati individu melakukan sesuatu dalam demi tercapainya suatu tujuan hidup yang lebih baik. 5. STRATEGI Analisis Akan menganilsis isi pesan KOMUNIKASI Wacana Kritis yang disampaikan POLITIK KLIP oleh rakyat VIDEO Teun A. Van dalam kemasan video klip dengan Dijk judul “Jokowi dan Basuki” What Makes You Beaitiful One Direction Oleh:Yesika P.D.P.H [Parodi], karya CameoProject ini merupakan pesan yang dikemas oleh yang dalam penelitian ini merupakan Jokowi-Basuki pendukung dari rakyat dan 26 diunggah ke dalam salah satu situs jejaring menjelang sosial yaitu youtube pemilihan umum Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta 2012. 2.7 Kerangka Pemikiran KEMENANGAN JOKOWI-BASUKI (isu-isu kebijakan) STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK VIDEO KLIP “JOKOWI DAN BASUKI” Keterbalikan Analisis Wacana Kritis TEUN A. VAN DIJK : TEKS KOGNISI SOSIAL KONTEKS SOSIAL Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran 27