BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kita pasti masih ingat dengan fenomena kemenangan Joko Widodo (Jokowi)-Basuki (Ahok) dalam pemilihan Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang berjalan selama 2 kali putaran, atau terpilihnya kembali Barack Obama sebagai Presiden Amerika Serikat untuk yang kedua kalinya. Kemenangan orang-orang besar seperti mereka (Jokowi dan Obama) itu nampaknya sudah dapat diprediksi sebelumnya. Melalui media sosial di dunia maya yang memiliki kekuatan luar biasa, nampaknya para netter (sebutan untuk para pengguna media internet) bisa saling mendukung atau saling memberikan informasi di dunia maya yang tampaknya tak pernah tertidur itu. Di sisi lain, fenomena jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, YouTube, dan Blog menjadi trend tersendiri dalam pemanfaatannya. Masingmasing memiliki kekuatan tersendiri yang bila digabungkan menjadi kekuatan yang luar biasa. Siapapun tak akan mengira kalau itu adalah hasil dari kolaborasi antar para pengguna internet yang merasa sehati dalam memberikan dukungan kepada kandidat yang di percaya. Bila menengok itu, timsukses Jokowi-Basuki tahu persis pentingnya kampanye menjelang pemilihan umum. Mereka ternyata melancarkan sejumlah kampanye tidak hanya menggunakan strategi yang umum dilakukan, melainkan juga dengan mengandalkan media sosial. Jejaring sosial yang memiliki fungsi lebih dalam menggiring opini publik untuk mencitrakan salah satu kandidat dalam pertunjukan politik, di manfaatkan betul-betul oleh para pendukung Jokowi-Basuki. Ditambah lagi, penggiat sosial media Nukman Luthfie melihat bahwa kampanye dengan medium menggunakan sosial media cukup efektif di Jakarta, sebab sekitar 60 persen warga Jakarta 1 "melek" sosial media, dan itu menjadi alat yang paling efektif guna menggiring opini tertentu melalui media tersebut. (www.liputan6.com, saat diwawancarai, akses 5 Juni 2013) Dianggap menjadi strategi khusus yang mampu membuahkan hasil dan ampuh dalam mendorong seseorang untuk menjadi populer, Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahmud MD berpendapat juga bahwa media sosial memiliki kekuatan tersendiri untuk menjadi sarana tercepat dalam mengukur tingkat popularitas seseorang. Sehingga fenomena sosial media, seperti Youtube dirasa sangat menggiurkan bagi siapa saja yang ingin memanfaatkannya untuk mengangkat popularitas. Betapa tidak, Youtube sebagai media penyaluran ide, sarana komunikasi yang baik, dan bisa menangkap fenomena yang berkembang di masyarakat dari berbagai lapisan. (www.liputan6.com, di akses 5 Juni 2013). Bila dikaitkan dengan fenomena Pilgub DKI Jakarta yang dimenangkan Jokowi memang tak lepas dari peran sosial media. Berbagai macam jenis sosial media yang dimunculkan dari sebuah jaringan internet seperti Facebook, MySpace,Youtube, layanan microblogging sperti Twitter dan blog-blog lainya benar-benar mendapat perhatian khusus dari para penggunanya. Salah satunya dalam penggunaan Youtube. Youtube merupakan sebuah aplikasi teknologi yang saat ini cukup efektif sebagai salah satu alat komunikasi publik di masyarakat. Kemajuan dalam hal komunikasi publik yang bisa dianggap sangat revolusioner ini, cukup membantu masyarakat dalam hal menyampaikan banyak hal secara langsung yang dapat dilihat oleh para pengguna yang lainnya. Wajar saja, fenomena mengupload video ke jejaring sosial youtube sekarang sedang marak terjadi. Selain menengok keuntungan dari mengunggah video di youtube antara lain sebagai sarana memasarkan produk, berbagi ilmu, ketenaran dan mencari penghasilan, tak sedikit juga dari mereka yang memasukkan karena iseng atau hanya mencari sensasi belaka. Namun, terlepas dari itu semua masyarakat 2 telah melakukan kreativitas yang memiliki tujuan tertentu dalam membuat dan mengupload video melalui Youtube. Perlu diakui bahwa komunikasi audio maupun visual seperti video klip mendapatkan porsi dalam proses pertarungan politik pemilu di Indonesia. Sesuai pula dengan perkembangan dan kemudahan dalam media publikasi yang ada, video telah menjadikan komunikasi kampanye calon pimpinan di Indonesia lebih berwarna. Profil sang kandidat dalam kampanye di tampilkan dalam publikasi dan jenis media yang semakin bervariatif. Dengan kata lain, komunikasi audio visual melalui media sosial telah di beri porsi dalam pertarungan politik, lebih fokusnya adalah komunikasi politik dan telah menjadi salah satu implikasi strategi komunikasi politik. Implikasi dalam sebuah strategi menyampaikan sebuah pesan komunikasi dan menanamkan citra tokoh politik ke dalam benak massa yang ada di Indonesia. Berbicara mengenai strategi dalam komunikasi politik dan media yang digunakan, umumnya disampaikan searah (direct) dan cenderung disampaikan secara top-down. Teori klasik Harold Lasswell “ who says what in which channel to whom with what effect”, (Varma, 1995:258) berlaku sangat kental dalam proses komunikasi politik pada umumnya, termasuk di Indonesia. Penyampaian komunikasi politik searah melalui kampanye berupa video yang diunggah dalam media jejaring youtube salah satunya, lebih kepada proses penyampaian komunikasi “yang memaksa” secara tidak langsung benak pikiran para khalayak untuk menerima informasi yang diberikan oleh sang komunikator politik. Berangkat dari permasalahan mendasar tersebut akan pentingnya strategi komunikasi politik, maka dilakukanlah strategi–strategi komunikasi oleh setiap kandidat guna mengenalkan, menarik simpati, bahkan meningkatkan citra. Memang kesannya tidak jauh berbeda seperti membangun sebuah merek atau “brand”, dimana keduanya memiliki kesamaan yaitu sama-sama menggunakan strategi, hanya perbedaannya kalau 3 pada brand atau merek, yang dibangun adalah image, sedangkan tokoh atau kandidat yang harus dibangun adalah citra. Untuk membuat suatu strategi komunikasi yang dapat mengenalkan, menarik simpati, menjalin hubungan yang harmonis dan meningkatkan citra, maka dibutuhkan tim sukses yang didalamnya terdapat ahli humas dan periklanan, dimana mereka dianggap mampu dibidangnya. Tak heran pengguna jasa mereka kian marak disetiap pemilu yang diadakan. Tak bisa di pungkiri bahwa keberhasilan calon itu sebagian besar juga karena adanya strategi komunikasi politik yang matang, efektif dan efisien, bahkan mengena dibenak masyarakat. Dengan strategi tersebut, masyarakat dibentuk opini dan persepsinya sehingga tertarik dan mau memilih seorang kandidat dalam pemilu. Strategi komunikasi politik pada dasarnya merupakan langkahlangkah dalam melakukan komunikasi politik berkaitan dengan pembuatan, penyebarluasan, penerimaan, dan dampak – dampak informasi berkontek politik, baik melalui interaksi antar manusia maupun media massa. Disisi lain, media yang semakin berkembang, ternyata cukup mengambil andil dalam pembentukan citra dari pada kandidat untuk menarik perhatian publik, dimana semakin unik dan kreatif strategi yang digunakan, maka semakin banyak pula perhatian publik yang didapat. Tak heran strategi yang digunakan masing-masing kandidat semakin bervariasi. Tak bisa dipungkiri, strategi komunikasi politik yang digunakan pasangan Jokowi-Basuki ini disambut antusias oleh para pendukungnya. Hal ini tidak hanya terlihat dari hasil pemungutan suara, tetapi juga melalui cara mereka dalam mendukung pasangan ini menjelang pemungutan suara, dimana secara sukarela, tanpa adanya paksaan dan biaya dari pihak yang bersangkutan ternyata ada beberapa dari mereka yang memberikan dukungan dengan berbagai cara, salah satunya melalui pembuatan video klip (berupa lagu dan gambar sekaligus) yang diunggah dalam salah satu media komunitas 4 yaitu Youtube (www.youtube.com - Pengertian dan sejarah Youtube “All about Network & Computers”). Video klip itu sendiri adalah kumpulan potongan-potongan visual yang dirangkai dengan atau tanpa efek-efek tertentu berdasarkan ketukan-ketukan pada irama lagu, nada, lirik, instrumennya dan penampilan band, kelompok musik untuk mengenalkan dan memasarkan produk (lagu) agar masyarakat dapat mengenal yang selanjutnya mengkonsumsi dan mengerti pesan yang disampaikan melalui video klip tersebut. (www.istilahkata.com/videoklip.html) Sama halnya dengan video klip pada umumnya, video klip yang ditujukan untuk pasangan Jokowi-Basuki ini dikemas dalam berbagai versi salah satunya versi berjudul “Jokowi dan Basuki” yang menggunakan background lagu “What Makes You Beautiful” milik One Dirrection dengan mengubah seluruh lirik dan gambar dalam video klip ini menjadi video klip dukungan untuk pasangan Jokowi-Basuki yang diwakili oleh sekelompok anak muda yang merupakan simpatisan pasangan tersebut dan merupakan warga masyarakat Jakarta dan menyebut diri mereka CameoProject. Video klip ciptaan para simpatisan untuk pasangan tersebut inipun menjadi menarik, dimana ada keterbalikan didalamnya, yang biasanya strategi komunikasi politik semacam ini digunakan oleh para kandidat dan tim suksesnya untuk menarik perhatian, menanamkan citra, mencari simpati dan dukungan suara untuk para kandidat kepada masyarakat (up-down), namun disini masyarakat yang justru menggunakan strategi komunikasi politik yang berkesan “down-up” tersebut secara sukarela untuk memberikan dukungannya kepada kandidat pilihan mereka agar pasangan tersebut menang tanpa adanya paksaan bahkan bayaran dari pihak yang bersangkutan. Hal ini jelas menguntungkan pasangan tersebut, salah satunya Jokowi-Basuki lewat video klipnya yang berjudul “Jokowi dan Basuki”. 5 Untuk komunikasi ini, penulis menggunakan Analisis Wacana Kritis dan dalam pembahasannya akan menganalisis salah satu wacana video klip berupa lagu parodi yang di kemas dalam bentuk lirik lagu dan gambar untuk mengetahui isi dari wacana yang ingin disampaikan. Analisis wacana dalam penelitian ini menggunakan pemikiran Teun A. Van Dijk yang disampaikan Eriyanto (2001:224) dalam Analisis Wacana yang menggambarkan wacananya dalam tiga dimensi yaitu teks, kognisi sosial dan konteks. Latar belakang dan fenomena yang ada membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang lebih mendalam, namun bukan kepada strategi apa saja yang digunakan tetapi lebih kepada isi wacana yang diangkat dari video klip “Jokowi dan Basuki”. Dan untuk mengetahui isi dari wacana tersebut, maka penulis harus menganalisis menggunakan analisis wacana kritis menurut pemikiran Teun A. Van Dijk. Dalam Analisis Wacana, Eriyanto menyampaikan bahwa salah satu agen terpenting dalam mendefinisikan kelompok adalah media. Lewat pemberitaan yang terus menerus disebarkan, media secara tidak langsung membentuk pemahaman dan kesadaran di kepala khalayak. Melalui latar belakang itu, penulis akan menganalisis video klip “Jokowi dan Basuki” What Makes You Beautiful One Dirrection (Parodi), karya CameoProject menggunakan analisis wacana kritis untuk melihat pesan-pesan politik apa saja yang dikemas berdasarkan konteks strategi komunikasi politik, maka dari itu penelitian ini diberi judul “STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK VIDEO KLIP”. 1 Eriyanto dalam buku Analisis Wacana Teun A. Van Dijk, kognisi sosial didasarkan pada anggapan umum yang tertanam yang akan digunakan untuk memandang peristiwa. Analisis kognisi menyediakan gambaran yang kompleks tidak hanya pada teks tetapi juga representasi dan strategi yang digunakan dalam memproduksi suatu teks. 6 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dari penelitian ini adalah: Bagaimana pengemasan pesan-pesan politik melalui video klip “Jokowi dan Basuki”? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang ada, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan pesan-pesan politik yang dikemas melalui video klip “Jokowi dan Basuki”. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis Secara teoritis yaitu bermanfaat untuk menambah literatur penelitian kualitatif Ilmu Komunikasi sehingga bisa dimanfaatkan sebagai masukan atau bahan referensi khususnya mengenai analisis wacana kritis menurut pemikiran Teun A. Van Dijk. 1.4.2 Manfaat Praktis Membantu pembaca dalam memahami apa yang ingin disampaikan melalui video klip tersebut sehingga pesan tersebut dapat diterima dengan baik. 1.5 Konsep yang Digunakan Fenomena adalah hal-hal yang dapat disaksikan dengan pancaindra dan dapat diterangkan serta dinilai, sedangkan fenomena sosial adalah gejalagejala atau peristiwa-peristiwa yang terjadi dan dapat diamati dalam kehidupan sosial (masyarakat). 7 Video klip adalah kumpulan potongan-potongan visual yang dirangkai dengan atau tanpa efek-efek tertentu dan disesuaikan berdasarkan ketukanketukan pada irama lagu, nada, lirik, instrumennya dan penampilan band, kelompok musik untuk mengenalkan dan memasarkan produk (lagu) agar masayarakat dapat mengenal yang selanjutnya mengkonsumsi hasil karya mereka. 8