1 SE PTE M BE R 201 3 34567 MENGAPA ADA BANYAK PENDERITAAN? KAPAN ITU BERAKHIR? 34567 Vol. 134, No. 17 September 1, 2013 Semimonthly INDONESIAN MAJALAH INI, Menara Pengawal, memuliakan Allah Yehuwa, Penguasa alam semesta. Majalah ini menghibur orang dengan kabar baik bahwa Kerajaan surgawi Allah akan segera mengakhiri semua kejahatan dan mengubah bumi menjadi firdaus. Majalah ini membantu orang beriman kepada Yesus Kristus, yang telah mati agar kita bisa memperoleh kehidupan abadi dan yang kini memerintah sebagai Raja Kerajaan Allah. Jurnal ini terus terbit sejak 1879 dan tidak terkait dengan politik. Majalah ini berpaut pada Alkitab. ( Cetakan Tiap Terbitan: 44.978.000 DALAM 209 BAHASA 1 SEPTEMBER 2013 TOPIK UTAMA Mengapa Ada Banyak Penderitaan? Kapan Itu Berakhir? Banyak Nyawa Tak Bersalah Jadi Korban! 3 Mengapa Ada Banyak Sekali Penderitaan? 4 Akhir Penderitaan di Depan Mata! 6 ARTIKEL LAIN Kaya Walaupun Miskin 8 Maukah Anda mendapatkan lebih banyak informasi atau belajar Alkitab gratis di rumah? Kunjungi www.jw.org/id atau kirim permintaan Anda ke alamat di bawah ini. Untuk AMERIKA SERIKAT: Jehovah’s Witnesses 25 Columbia Heights Brooklyn, NY 11201-2483 Untuk HONGKONG: Jehovah’s Witnesses 4 Kent Road, Kowloon Tong Kowloon Apakah Bahasa-Bahasa Berawal dari ”Menara Babel”? 10 Mendekatlah kepada Allah —”Allah Mengasihi Pemberi yang Bersukacita” 13 Ajarlah Anak Anda —Allah Bisa Merasa Sedih—Bagaimana Kita Bisa Membuat Dia Senang 14 Pertanyaan Alkitab Dijawab 16 (s BACA DI INTERNET www.jw.org/id PERTANYAAN UMUM TENTANG SAKSI-SAKSI YEHUWA —Bagaimana Kegiatan Kalian Dibiayai? Untuk daftar alamat di negara lain, lihat www.jw.org/id/hubungi-kami. (Temukan di MENGENAI KAMI ˛ PERTANYAAN UMUM) ˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙˙ Publikasi ini tidak diperjualbelikan, dan disediakan sebagai bagian dari pekerjaan pendidikan Alkitab sedunia yang didukung sumbangan sukarela. Kecuali disebutkan sumbernya, semua kutipan ayat diambil dari Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru. The Watchtower (ISSN 0043-1087) is published semimonthly by Watchtower Bible and Tract Society of New York, Inc.; L. Weaver, Jr., President; G. F. Simonis, Secretary-Treasurer; 25 Columbia Heights, Brooklyn, NY 11201-2483, and in Indonesia by Saksi-Saksi Yehuwa Indonesia, PO Box 2105, Jakarta 10001. Periodicals Postage Paid at Brooklyn, NY, and at additional mailing offices. POSTMASTER: Send address changes to Watchtower, 1000 Red Mills Road, Wallkill, NY 12589-3299. 5 2013 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania. Hak cipta dilindungi. Printed in Japan. r 1 SE PTE M BE R 201 3 34567 UNDUH MAJALAH INI DALAM BERBAGAI FORMAT MENGAPA ADA BANYAK PENDERITAAN? KAPAN ITU BERAKHIR? TOPIK UTAMA Banyak Nyawa Tak Bersalah Jadi Korban! Noelle adalah gadis kecil yang penyayang dan suka menggambar. Suatu sore di musim panas, ia pergi ke halaman belakang rumahnya dan jatuh ke kolam renang. Ia tenggelam hanya dua minggu sebelum ia genap berusia empat tahun. Charlotte, Daniel, Olivia, dan Josephine adalah beberapa nama dari 20 anak usia enam dan tujuh tahun yang termasuk dalam 26 korban penembakan di sebuah sekolah di Connecticut, AS, pada 14 Desember 2012. Dalam acara pemakaman, Presiden Obama menyebutkan nama anak-anak itu dan mengatakan kepada hadirin yang berduka, ”Tragedi seperti ini harus berakhir.” Seorang gadis berusia delapan belas tahun bernama Bano meninggalkan Irak pada tahun 1996 dan pindah ke Norwegia bersama keluarganya. Teman-temannya memanggil dia dengan julukan Sinar Matahari. Tetapi sungguh menyedihkan, pada 22 Juli 2011, nyawa Bano serta 76 orang lainnya direnggut ketika seorang ekstremis menyerang mereka. Orang itu belakangan mengatakan, ”Saya mau minta maaf . . . karena saya tidak bisa membunuh lebih banyak orang.” Berbagai cerita yang menyayat hati seperti itu terus memenuhi berita di seputar dunia. Bayangkan kesedihan dan rasa sakit yang diakibatkan oleh kecelakaan, kejahatan, perang, terorisme, bencana alam, dan tragedi lainnya. Banyak nyawa tak bersalah menjadi korban dan banyak orang menderita tanpa alasan yang jelas! Beberapa orang menyalahkan Allah karena menganggap bahwa Ia tidak memedulikan manusia. Yang lainnya menyimpulkan bahwa Allah melihat penderitaan kita tetapi memilih untuk tidak ikut campur. Ada juga yang mengatakan bahwa tragedi sudah ditakdirkan. Pendapat soal topik ini sangat beragam dan tidak ada habisnya. Kalau begitu, di mana kita dapat menemukan jawaban yang memuaskan dan bisa dipercaya? Dalam artikel-artikel berikut, kita akan memeriksa Firman Allah, Alkitab, untuk menjawab dua pertanyaan ini: Mengapa kita menderita? Bagaimana itu akan diakhiri? 1 SEPTEMBER 2013 3 Mengapa Ada Banyak Sekali Penderitaan? Mengapa banyak orang menderita? Mengapa usaha manusia untuk menghapus penderitaan selalu gagal? Untuk menjawabnya, kita perlu tahu apa sebenarnya penyebab penderitaan. Walaupun penyebabnya banyak dan rumit, kita sangat bersyukur karena Alkitab memberitahukannya kepada kita. Dalam artikel ini, kita akan memeriksa lima alasan dasar mengapa penderitaan ada di mana-mana. Mari kita pikirkan apa yang Alkitab katakan dan bagaimana Firman Allah membantu kita mengerti dengan jelas duduk persoalannya. —2 Timotius 3:16. ˛ AKIBAT PEMERINTAHAN YANG BURUK ”Apabila orang jahat berkuasa, rakyat menderita,” kata Alkitab.—Amsal 29:2, Bahasa Indonesia Masa Kini. Sepanjang sejarah, para diktator memerintah dengan tangan besi sehingga orang-orang sangat menderita. Tentu saja, tidak semua penguasa seperti itu. Ada yang tulus ingin membantu sesama mereka. Tetapi, setelah mereka berkuasa, mereka biasanya sadar bahwa upaya mereka dikalahkan oleh persaingan dan perebutan kekuasaan. Atau, mereka mungkin menyalahgunakan kekuasaan mereka demi kepentingan pribadi sehingga orang lain menderita. ”Sejarah adalah kisah tentang kegagalan berbagai upaya, juga tentang keinginan yang tidak terwujud,” kata Henry Kissinger, mantan Menteri Luar Negeri AS. Alkitab juga berkata, ”Manusia, yang berjalan, tidak mempunyai kuasa untuk mengarahkan langkahnya.” (Yeremia 10:23) Manusia yang tidak sempurna tidak punya cukup banyak hikmat dan pandangan yang jauh ke depan, yang sangat diperlukan agar bisa sukses menentukan langkah mereka. Kalau manusia tidak bisa membereskan persoalannya sendiri, bagai- 4 MENARA PENGAWAL mana mungkin mereka bisa mengatur sebuah bangsa? Apakah Anda sekarang bisa mengerti mengapa manusia yang memerintah tidak sanggup menghapus penderitaan? Malah, pemerintahan yang buruk sering jadi penyebab penderitaan! ˛ PENGARUH AGAMA PALSU ”Dengan inilah semua orang akan tahu bahwa kamu adalah murid-muridku, jika kamu mempunyai kasih di antara kamu,” kata Yesus. —Yohanes 13:35. Para pemimpin agama dari setiap kredo dan aliran mempromosikan kasih dan persatuan. Tetapi kenyataannya, mereka gagal menanamkan kasih di dalam hati para pengikut mereka sehingga prasangka tidak bisa disingkirkan. Agama bukannya membantu orang-orang memupuk kasih, justru sering ikut menyebabkan perpecahan, fanatisme, dan pertikaian antarbangsa. Dalam bagian penutup buku ¨ Christianity and the World Religions, teolog Hans Kung menulis, ”Perkelahian politik yang paling fanatik dan kejam adalah yang diwarnai, dipengaruhi, dan didukung oleh agama.” Selain itu, banyak pemimpin agama terang-terangan memperbolehkan hubungan seks pranikah, perzinaan, dan homoseksualitas. Hal ini mengakibatkan meningkatnya penularan penyakit, aborsi, kehamilan yang tidak diinginkan, dan keretakan rumah tangga dan keluarga, yang mengakibatkan kesulitan dan penderitaan lainnya. ˛ KETIDAKSEMPURNAAN MANUSIA DAN KEINGINAN YANG EGOIS ”Masing-masing dicobai dengan ditarik dan dipikat oleh keinginannya sendiri. Kemudian apabila keinginan itu telah menjadi subur, ia akan melahirkan dosa.”—Yakobus 1:14, 15. Karena tidak sempurna, kita semua cenderung melakukan kesalahan dan harus berjuang melawan hasrat untuk ”melakukan hal-hal yang dikehendaki oleh daging”. (Efesus 2:3) Namun, menolak keinginan yang salah bisa sangat sulit sewaktu ada kesempatan untuk melakukannya. Kalau kita menyerah, akibatnya bisa sangat menyedihkan. Seorang pengarang bernama P.D. Mehta menulis, ”Banyak dari penderitaan adalah akibat dari nafsu kita sendiri, dari pencarian dan pemuasan kesenangan yang tidak terkontrol, serta dari keserakahan dan ambisi.” Semua bentuk kecanduan—alkohol, narkoba, judi, seks, dan yang lainnya—telah merusak banyak ”warga negara teladan” dan telah mendatangkan penderitaan atas keluarga, teman-teman mereka, dan yang lainnya. Mengingat ketidaksempurnaan bawaan manusia, kita pasti setuju dengan kata-kata Alkitab, ”Siapa pun yang punya mata dapat melihat dengan jelas bahwa sekarang, semua ciptaan merintih karena kesengsaraan yang merata.”—Roma 8:22, The New Testament in Modern English, oleh J.B. Phillips. ˛ KUASA ROH-ROH JAHAT Alkitab menunjukkan bahwa Setan adalah ”allah sistem ini” dan bahwa ia didukung oleh roh-roh jahat yang berkuasa, yaitu hantu-hantu.—2 Korintus 4:4; Penyingkapan (Wahyu) 12:9. Seperti Setan, hantu-hantu aktif mengendalikan dan menyesatkan manusia. Rasul Paulus mengakui, ”Pergulatan kita bukan melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan kalangan berwenang, melawan para penguasa dunia dari kegelapan ini, melawan kumpulan roh yang fasik di tempat-tempat surgawi.”—Efesus 6:12. Namun, meskipun hantu-hantu senang mengganggu manusia, itu bukan tujuan utama mereka. Mereka sangat ingin menjauhkan orang-orang dari Allah Yang Mahatinggi, Yehuwa. (Mazmur 83:18) Ramalan bintang, sihir, dan ilmu hitam adalah beberapa tipuan yang digunakan para hantu untuk membohongi dan mengendalikan orang-orang. Karena itu, Yehuwa memperingatkan kita tentang bahayanya hal-hal tersebut dan menawarkan perlindungan bagi semua yang melawan Setan dan hantu-hantu.—Yakobus 4:7. ˛ KITA HIDUP PADA ”HARI-HARI TERAKHIR” Sekitar dua ribu tahun yang lalu, Alkitab menubuatkan, ”Ketahuilah ini, bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa kritis yang sulit dihadapi.” Alkitab memberi tahu kita apa yang membuat masa ini sangat genting, ”Orang-orang akan menjadi pencinta diri sendiri, pencinta uang, congkak, angkuh, . . . tidak memiliki kasih sayang alami, tidak suka bersepakat, pemfitnah, tidak mempunyai pengendalian diri, garang, tidak mengasihi kebaikan, pengkhianat, keras kepala, besar kepala karena sombong, mencintai kesenangan sebaliknya daripada mengasihi Allah.” Jadi, salah satu alasan penting di balik banyaknya penderitaan sekarang adalah karena kita hidup pada ”hari-hari terakhir”.—2 Timotius 3:1-4. Setelah membahas lima penyebab penderitaan itu, bukankah Anda sekarang bisa mengerti kenapa manusia tidak sanggup mengakhiri penderitaan meski memiliki niat yang baik? Kalau begitu, siapa yang bisa membantu kita? Kita harus meminta bantuan Pencipta kita, yang berjanji akan ”menghancurkan perbuatan Iblis” dan para pengikutnya. (1 Yohanes 3:8) Artikel berikut akan membahas apa yang akan Allah lakukan untuk menghancurkan semua penyebab penderitaan. 1 SEPTEMBER 2013 5 Akhir Penderitaan di Depan Mata! Bayangkan Anda hidup dalam dunia yang bebas dari penderitaan—dunia tanpa kejahatan, peperangan, penyakit, dan bencana alam. Bayangkan Anda bangun setiap pagi tanpa perlu khawatir tentang diskriminasi, penindasan, atau ketidakpastian ekonomi. Apakah menurut Anda semua ini muluk-muluk? Manusia atau organisasinya memang tidak bisa menciptakan keadaan seperti itu. Tetapi, Allah telah berjanji untuk menghapus semua penyebab penderitaan manusia, termasuk yang disebutkan dalam artikel sebelumnya. Mari kita perhatikan janji-janji dari Firman Allah, Alkitab: ˛ PEMERINTAHAN YANG BAIK AKAN BERKUASA ”Allah yang berkuasa atas surga akan mendirikan suatu kerajaan yang tidak akan pernah binasa. Dan kerajaan itu tidak akan beralih kepada bangsa lain. Kerajaan itu akan meremukkan dan mengakhiri semua kerajaan ini, dan akan tetap berdiri sampai waktu yang tidak tertentu.” —Daniel 2:44. Kerajaan Allah memerintah dari surga. Penguasanya yang terpilih, Yesus Kristus, akan menggantikan semua pemimpin manusia dan akan menjalankan kehendak Allah di bumi, seperti di surga. (Matius 6:9, 10) Pemerintahan itu tidak akan tergantikan karena itu adalah ”kerajaan abadi Tuan dan Juru Selamat kita, Yesus Kristus”. Kedamaian pasti akan ada selamanya.—2 Petrus 1:11. ˛ AGAMA PALSU AKAN MUSNAH ”Setan sendiri terus mengubah dirinya menjadi malaikat terang. Karena itu, bukanlah sesuatu yang hebat jika pelayan-pelayannya juga terus mengubah diri mereka menjadi pelayan-pelayan 6 MENARA PENGAWAL keadilbenaran. Namun akhir bagi mereka akan sesuai dengan perbuatan mereka.”—2 Korintus 11:14, 15. Semua orang akan diberi tahu bahwa agama palsu sebenarnya buatan Setan dan akan segera dimusnahkan dari bumi. Semua ketidakadilan dan pertumpahan darah karena agama tidak akan ada lagi. Hal ini akan membuat semua orang yang mengasihi ”Allah yang hidup dan benar” bisa menyembah Dia dengan ”satu iman” dan ”dengan roh dan kebenaran”. Hasilnya, ada kedamaian dan persatuan!—1 Tesalonika 1:9; Efesus 4:5; Yohanes 4:23. ˛ MANUSIA AKAN SEMPURNA ”Allah akan ada bersama mereka. Dan ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan kematian tidak akan ada lagi, juga tidak akan ada lagi perkabungan atau jeritan atau rasa sakit. Perkara-perkara yang terdahulu telah berlalu.”—Penyingkapan 21:3, 4. Allah Yehuwa akan mewujudkannya melalui PutraNya, Yesus, yang memberikan kehidupannya bagi umat manusia. (Yohanes 3:16) Di bawah bimbingan Yesus, manusia akan jadi sempurna. Penderitaan tidak akan ada lagi karena ”Allah akan ada bersama mereka” dan akan menghapus setiap ”air mata dari mata mereka”. Ketidaksempurnaan manusia dan penderitaan akan jadi masa lalu. ”Orangorang adil-benar akan memiliki bumi, dan mereka akan mendiaminya selama-lamanya.”—Mazmur 37:29. ˛ TIDAK AKAN ADA ROH-ROH JAHAT ”Ia [Yesus Kristus] menangkap naga itu, ular yang semula, yang adalah Iblis dan Setan, dan mengikatnya selama seribu tahun. Lalu ia mencampakkan dia ke dalam jurang yang tidak terduga dalamnya dan menutup serta memeteraikan itu di atasnya, agar dia tidak lagi menyesatkan bangsabangsa.”—Penyingkapan 20:2, 3. Semua hal yang jahat tidak akan ada lagi setelah Setan dan hantu-hantu diikat dan dibuang ke ”jurang”. Artinya, mereka sama sekali tidak bisa apaapa. Para makhluk roh yang jahat ini tidak akan bisa lagi mencampuri urusan manusia. Kehidupan dalam dunia yang bebas dari pengaruh Setan dan rohroh jahat pasti akan sangat menyenangkan! ˛ ”HARI-HARI TERAKHIR” AKAN SELESAI Yesus mengatakan bahwa ”hari-hari terakhir” akan ditutup dengan ”kesengsaraan besar”. Ia mengatakan, ”Akan ada kesengsaraan besar seperti yang belum pernah terjadi sejak awal dunia hingga sekarang, tidak, dan juga tidak akan terjadi lagi.”—Matius 24:21. Mengapa disebut kesengsaraan besar? Karena kesusahan itu akan sangat parah, tidak ada duanya. Puncaknya adalah ”perang pada hari besar Allah Yang Mahakuasa”, atau Armagedon.—Penyingkapan 16:14, 16. Semua orang baik menunggu-nunggu akhir dunia yang jahat ini. Mari kita bahas beberapa berkat yang akan diberikan Kerajaan Allah bagi mereka. MASIH ADA BERKAT-BERKAT LAIN! ”Kumpulan besar” akan diselamatkan agar bisa hidup di dunia yang baru: Firman Allah mengatakan bahwa ”kumpulan besar” orang akan ”keluar dari kesengsaraan besar” dan dijaga tetap hidup agar bisa menikmati dunia yang baru. (Penyingkapan 7:9, 10, 14; 2 Petrus 3:13) Mereka akan berterima kasih kepada Yesus Kristus, ”Anak Domba Allah yang menyingkirkan dosa dunia”.—Yohanes 1:29. Kita akan dapat manfaat karena diajar oleh Allah: Dalam dunia baru, bumi pasti akan penuh dengan pengetahuan dari Yehuwa. (Yesaya 11:9) Pengajaran dari Allah ini termasuk petunjuk tentang cara berdamai dengan semua orang dan menjaga lingkungan. Allah berjanji, ”Aku, Yehuwa, adalah Allahmu, Pribadi yang mengajarkan hal-hal yang bermanfaat bagimu, Pribadi yang membuat engkau melangkah di jalan yang harus kautempuh.” —Yesaya 48:17. Orang mati akan dibangkitkan: Ketika ada di bumi, Yesus membangkitkan sahabatnya, Lazarus. (Yohanes 11:1, 5, 38-44) Ia melakukannya untuk menunjukkan bahwa ia akan membangkitkan lebih banyak orang lagi di bawah pemerintahan Kerajaan Allah.—Yohanes 5:28, 29. Semua orang akan suka damai dan lurus hati: Saat Kristus memerintah, tidak akan ada pelanggaran hukum. Mengapa kita bisa yakin? Karena Yesus bisa membaca hati, dan ia akan sanggup memisahkan orang baik dari yang jahat. Mereka yang tidak mau bertobat tidak akan diizinkan tinggal dalam dunia baru Allah.—Mazmur 37:9, 10; Yesaya 11:3, 4; 65:20; Matius 9:4. Masih ada banyak nubuat Alkitab tentang masa depan yang cerah. Ketika Kerajaan Allah memerintah bumi, kedamaian akan berlimpah selamanya. (Mazmur 37:11, 29) Semua sumber kesulitan dan penderitaan yang menghantui manusia akan dilenyapkan. Allah sendiri bersumpah, ”Lihat! Aku membuat segala sesuatu baru. . . . Perkataan ini setia dan benar.”—Penyingkapan 21:5.ˇ 1 SEPTEMBER 2013 7 KISAH HIDUP Kaya Walaupun Miskin SEBAGAIMANA DICERITAKAN OLEH ALEXANDER URSU Kakek dan ayah saya tinggal di sebuah rumah yang belum selesai dibangun di Cotiujeni, sebuah desa kecil di bagian utara daerah yang sekarang dikenal sebagai Moldova. Di sanalah saya lahir pada Desember 1939. Pada awal 1930-an, mereka menjadi Saksi-Saksi Yehuwa. Ibu juga menjadi Saksi setelah sadar kalau Kakek lebih tahu soal Alkitab dibandingkan pendeta di desa kami. Sebagai orang Kristen, Ayah, Paman, dan Kakek tetap netral secara politik. Akibatnya, mereka dibuang ke kamp kerja paksa ketika saya berusia tiga tahun. Hanya Ayah yang selamat. Pada 1947, setelah Perang Dunia II, ia kembali ke rumah. Fisik Ayah lemah karena punggungnya patah, tapi imannya tetap teguh. PERUBAHAN DRASTIS DALAM HIDUP KAMI Ketika saya berusia sembilan tahun, keluarga kami dan ratusan Saksi asal Moldova lainnya dibuang ke Siberia. Pada 6 Juli 1949, kami digiring masuk ke mobil pengangkut ternak. Setelah menempuh perjalanan sejauh lebih dari 6.400 kilometer selama 12 hari, kami berhenti di stasiun Lebyazhe. Di sana, para aparat setempat sudah menunggu kami. Kami dibagi menjadi beberapa grup kecil dan langsung disuruh berpencar. Grup kami disuruh tinggal di sebuah sekolah kecil yang kosong. Kami sangat capek dan sedih. Seorang saudari lansia dalam grup kami menyenandungkan sebuah lagu yang dibuat oleh para Saksi selama Perang Dunia II. Kami semua langsung ikut bernyanyi, ”Banyak s’kali saudara diasingkan, Jauh ke timur dan utara. Demi taati Allah, mereka rela menderita, tekun meski disiksa.” 8 MENARA PENGAWAL Di stasiun Dzhankoy, sekitar 1974 Akhirnya, kami bisa menghadiri pertemuan Alkitab setiap Minggu di sebuah tempat yang jaraknya 13 kilometer dari rumah kami. Kami sering berangkat subuh-subuh sewaktu masih gelap, dan mendaki melewati salju yang tingginya sepinggang, di tengah suhu -40°C. Kami berjumlah lima puluh atau lebih, dan kami berdesakan dalam ruangan seluas 19 meter persegi. Kami mulai dengan menyanyikan satu atau dua atau tiga lagu. Kemudian, acara dilanjutkan dengan doa dan diskusi beberapa pertanyaan Alkitab. Acara biasanya berlangsung sekitar satu jam. Kami menyanyikan beberapa lagu lagi, lalu membahas beberapa pertanyaan Alkitab lainnya. Kami sangat dikuatkan pada saat-saat seperti itu! BERBAGAI TANTANGAN LAIN MENGADANG Pada 1960, para Saksi yang diasingkan diberi kebebasan lebih. Meski kami miskin, saya bisa mengunjungi Moldova. Di sana, saya bertemu Nina. Orang tua dan kakek-nenek Nina juga Saksi. Tak lama kemudian, kami menikah dan kembali ke Siberia. Di sana, putri kami, Dina, lahir pada 1964 dan putra kami, Viktor, pada 1966. Dua tahun kemudian, kami pindah ke Ukraina dan tinggal di sebuah rumah kecil di Dzhankoy, sebuah kota yang berjarak kira-kira 160 kilometer dari Yalta, di Semenanjung Krim. Di Krim, kegiatan Saksi-Saksi Yehuwa dilarang, sama seperti di seluruh Uni Soviet. Namun, pelarangan itu tidak seketat dulu dan kami tidak ditindas. Jadi, beberapa Saksi mulai merasa tidak perlu lagi rajin dalam pelayanan. Mereka pikir, karena sudah sangat menderita di Siberia, sah-sah saja kalau sekarang mereka bekerja keras agar hidup berkecukupan. doa dengan sungguh-sungguh, para panitia kebaktian memberi tahu semua delegasi, ”Datang saja!” Persiapan terus berlanjut dan banyak doa terus dipanjatkan. Departemen transportasi mulai menyambut para delegasi yang berdatangan, kemudian membawa mereka ke tempat menginap. Setiap pagi, anggota-anggota Panitia Kebaktian pergi menemui para pejabat kota. Setiap malam, mereka kembali dengan tangan hampa. DOA-DOA KAMI DIJAWAB BEBERAPA KEMAJUAN MENARIK Pada 27 Maret 1991, kegiatan kami di kawasan yang waktu itu disebut Uni Soviet akhirnya bebas secara hukum. Kami langsung merencanakan tujuh kebaktian-khusus dua hari untuk seluruh Uni Soviet. Bagian kami adalah kebaktian di Odessa, Ukraina, yang dijadwalkan mulai pada 24 Agustus. Saya datang sebulan di muka untuk menyiapkan stadion bola yang akan menjadi tempat kebaktian. Kami bekerja sepanjang hari, dan sering tidur di bangku stadion di malam hari. Para saudari membersihkan taman di sekeliling stadion. Sekitar 70 ton sampah dikumpulkan dan dibuang. Para anggota Departemen Pemondokan menjelajahi kota untuk mencari tempat menginap bagi para delegasi yang akan hadir, yang diperkirakan berjumlah 15.000. Namun tiba-tiba, ada berita yang mengejutkan! Pada 19 Agustus, lima hari sebelum kebaktian diadakan, Mikhail Gorbachev, presiden Uni Soviet kala itu, ditangkap saat sedang berlibur di dekat Yalta, tak jauh dari tempat kami. Izin kebaktian dicabut. Para delegasi mulai menelepon kantor kebaktian dan bertanya, ”Jadi kami harus bagaimana? Kami sudah memesan bus dan kereta.” Setelah ber- Dua hari sebelum kebaktian, Kamis tanggal 22 Agustus, para anggota Panitia Kebaktian akhirnya membawa kabar baik: Kami dapat izin untuk kebaktian! Sewaktu menyanyikan lagu pembukaan dan berdoa, kami merasa sangat senang. Seusai acara di hari Sabtu, kami masih terus berkenalan Kebaktian di Odessa, 1991 dan mengobrol sampai malam. Kami bertemu dengan orang-orang Kristen yang imannya sangat kuat sehingga bisa teguh menghadapi ujian berat. Selama lebih dari 22 tahun setelah kebaktian itu, organisasi sudah berkembang pesat. Banyak Balai Kerajaan dibangun di Ukraina, dan penginjil Kerajaan yang pada 1991 berjumlah 25.000, sekarang sudah 150.000! TETAP KAYA SECARA ROHANI Empat generasi keluarga kami Keluarga kami masih tinggal di rumah yang sama di kota Dzhankoy, yang sekarang populasinya sekitar 40.000. Ketika kami baru tiba dari Siberia pada 1968, hanya ada beberapa keluarga Saksi di Dzhankoy, tapi sekarang ada enam sidang di sini. Keluarga saya juga bertambah besar. Sekarang, empat generasi keluarga kami masih hidup dan melayani Yehuwa—anak-anak, cucu-cucu, dan cicit-cicit kami. ˇ 1 SEPTEMBER 2013 9 Apakah Bahasa-Bahasa Berawal dari ”Menara Babel”? ”Yehuwa memencarkan mereka dari sana ke seluruh permukaan bumi, dan mereka akhirnya berhenti membangun kota itu. Itulah sebabnya kota itu dinamai Babel, karena di sana Yehuwa mengacaukan bahasa seluruh bumi.”—Kejadian 11:8, 9. PAKAH cerita dalam Alkitab itu memang terjadi? Benarkah semua orang saat itu tibatiba berbicara bahasa-bahasa yang berbeda? Ada yang tidak memercayai catatan Alkitab tentang asal mula bahasa manusia dan penyebarannya. Seorang pengarang mengatakan, ”Mitos tentang Menara Babel adalah salah satu cerita yang paling tidak masuk akal.” Seorang rabi Yahudi menyebutnya sebagai ”cara yang bodoh untuk menjelaskan terbentuknya bangsa-bangsa”. Mengapa orang-orang tidak memercayai peristiwa di Babel itu? Singkatnya, cerita itu tidak mendukung teori-teori tentang asal mula bahasa. Misalnya, beberapa ahli memperkirakan bahwa rumpun-rumpun bahasa tidak muncul secara mendadak, tetapi perlahan berkembang dari satu ”bahasa asal”. Yang lainnya mengatakan bahwa ada beberapa bahasa asal yang kemudian berkem- A 10 MENARA PENGAWAL bang dengan sendirinya, dari sekadar suara-suara menjadi ujaran yang kompleks. Karena perbedaan teori-teori seperti itu, banyak yang setuju dengan Profesor W.T. Fitch, yang menulis dalam bukunya The Evolution of Language, ”Kita belum tahu jawaban yang pasti.” Apa yang telah ditemukan para arkeolog dan peneliti tentang asal dan perkembangan bahasa manusia? Apakah temuan mereka membenarkan teori-teori yang ada? Atau, apakah temuan mereka mendukung peristiwa di Babel? Pertama-tama, mari kita bahas kisah Alkitab itu. DI MANA DAN KAPAN ITU TERJADI? Alkitab menyatakan bahwa pengacauan bahasa dan penyebaran manusia terjadi di ”tanah Syinar”, yang belakangan disebut Babilonia. (Kejadian 11:2) Kapan itu terjadi? Alkitab mengatakan bahwa pada zaman Peleg, yang lahir 250 tahun sebelum Abraham, penduduk bumi ”terbagi-bagi”. Jadi, peristiwa di Babel pasti terjadi sekitar 4.200 tahun yang lalu.—Kejadian 10:25; 11:18-26. Beberapa ahli berpendapat bahwa bahasa-bahasa yang dipakai sekarang muncul dari satu bahasa yang digunakan manusia hampir 100.000 tahun yang lalu.1 Ada juga yang mengatakan bahwa bahasa-bahasa sekarang berasal dari beberapa bahasa yang digunakan setidaknya 6.000 tahun yang lalu. Tetapi, bagaimana para ahli menelusuri perkembangan bahasa dari bahasa-bahasa yang sudah punah? ”Itu sesuatu yang rumit,” kata majalah The Economist. ”Tidak seperti ahli biologi, ahli bahasa tidak punya fosil yang bisa menuntun mereka ke masa lalu.” Majalah itu menambahkan bahwa seorang ahli bahasa yang percaya teori evolusi bisa menarik kesimpulannya dengan menebak-nebak. Jadi, kesimpulan itu belum bisa dibuktikan. Tetapi sebenarnya, ”fosil bahasa” itu ada. Apa fosil ini, dan apa yang ditunjukkan fosil ini tentang asal bahasa manusia? The New Encyclopædia Britannica menjelaskan, ”Catatan paling awal tentang bahasa tertulis, satu-satunya fosil bahasa yang bisa ditemukan manusia, berasal dari sekitar 4.000 atau 5.000 tahun yang lalu.” Di mana para arkeolog menemukannya? Di Mesopotamia Selatan—lokasi kota Syinar kuno.2 Jadi, bukti fisik yang ada mendukung fakta dalam Alkitab. BEDA BAHASA, BEDA CARA BERPIKIR Catatan Alkitab mengatakan bahwa di Babel, Allah ’mengacaukan bahasa mereka agar mereka 1 Teori-teori tentang bahasa biasanya menggunakan asumsi bahwa manusia berevolusi dari makhluk seperti kera. Pembahasan tentang hal ini dapat dilihat di halaman 27-29 buku Asal Mula Kehidupan—Lima Pertanyaan yang Patut Direnungkan, yang diterbitkan Saksi-Saksi Yehuwa. 2 Para arkeolog telah menggali beberapa menara-kuil bertangga yang mirip piramida di sekitar Syinar. Alkitab mengatakan bahwa orang-orang yang membangun menara di Babel menggunakan batu bata, bukan batu, dan memakai aspal sebagai perekat. (Kejadian 11:3, 4) Menurut The New Encyclopædia Britannica, di Mesopotamia, batu ”jarang ada atau bahkan sama sekali tidak ada”, sementara aspal ada di mana-mana. Tulisan paku di lempeng tanah liat, dari Mesopotamia, milenium ketiga SM Erich Lessing/Art Resource, NY tidak mengerti bahasa satu sama lain’. (Kejadian 11:7) Akibatnya, mereka ”berhenti membangun kota itu” dan terpencar ’ke seluruh bumi’. (Kejadian 11:8, 9) Jadi, Alkitab tidak mengatakan bahwa semua bahasa modern berasal dari satu bahasa. Sebaliknya, Alkitab menjelaskan bahwa beberapa bahasa-baru muncul tiba-tiba; setiap bahasa berbeda satu sama lain dan dapat mengungkapkan perasaan dan pikiran manusia dengan jelas. Bagaimana dengan rumpun-rumpun bahasa sekarang? Apakah mereka pada dasarnya sama atau berbeda? Ilmuwan kognitif Lera Boroditsky, menulis, ”Sewaktu para ahli bahasa meneliti lebih jauh soal bahasa-bahasa dunia (kurang lebih ada 7.000, hanya sebagian yang diteliti), perbedaan yang tak terhitung banyaknya muncul tanpa diduga-duga.” Ya, bahasa dan dialek dalam satu rumpun bisa jadi mirip, tetapi rumpun-rumpun bahasa berbeda satu sama lain. Misalnya, di Cina bagian selatan, dialek Kanton mirip dengan Hakka karena berasal dari rumpun yang sama. Namun, dua dialek ini sama sekali berbeda dengan dialek dari rumpun bahasa lain, seperti Katalan Barat atau Valensia di Spanyol. Bahasa membentuk cara orang menggambarkan dan memikirkan hal-hal di sekeliling mereka, misalnya warna, jumlah, tempat, dan arah. Contohnya, dalam sebuah bahasa seseorang mengatakan, ”Ada nyamuk di tangan kananmu.” Tetapi, 1 SEPTEMBER 2013 11 CERITA-CERITA RAKYAT MENDUKUNG ALKITAB orang yang berbicara dalam bahasa lain akan mengatakan, ”Ada nyamuk di tangan barat dayamu.” Perbedaan itu pasti membingungkan. Tak heran, orang-orang yang membangun Menara Babel tidak bisa melanjutkan proyek mereka. SEKADAR SUARA ATAU UJARAN? Seperti apa bahasa pertama manusia? Alkitab mengatakan bahwa manusia pertama, Adam, sanggup menciptakan kata-kata baru ketika ia menamai semua hewan. (Kejadian 2:20) Adam juga membuat puisi untuk mengungkapkan perasaannya terhadap istrinya, Hawa, dan Hawa bisa dengan jelas menyatakan apa perintah Allah dan apa akibatnya kalau tidak menaati Dia. (Kejadian 2:23; 3:1-3) Kesimpulannya, bahasa pertama manusia bisa digunakan untuk berkomunikasi dengan jelas dan mengutarakan diri dengan katakata yang indah. Kekacauan bahasa di Babel membuat manusia tidak bisa bekerja sama. Namun, sama seperti bahasa pertama mereka, bahasa-bahasa baru itu pun kompleks. Selama beberapa abad, manusia membangun kota-kota yang ramai, membentuk pasukan yang kuat, dan melakukan perdagangan internasional. (Kejadian 13:12; 14:1-11; 37:25) Mereka tidak mungkin bisa mencapai itu semua jika kosakata dan tata bahasa mereka terbatas. Menurut Alkitab, bahasa pertama manusia dan bahasa-bahasa yang muncul di Babel bukanlah geraman primitif, tetapi bahasa yang kompleks. Penelitian modern mendukung kesimpulan itu. The Cambridge Encyclopedia of Language menyatakan, ”Setiap kebudayaan yang telah diselidiki, tidak soal seberapa ’primitif’ itu dalam istilah budaya, ternyata punya bahasa yang telah sempurna, yang sama rumitnya dengan bahasa dari bangsabangsa yang katanya ’beradab’.” Seorang dosen Harvard College bernama Steven Pinker memberikan komentar senada dalam bukunya The Language Instinct, ”Tidak ada yang namanya bahasa Zaman Batu.” 12 MENARA PENGAWAL ”Pada suatu ketika, semua orang hidup di satu desa besar dan berbicara satu bahasa,” demikianlah sepenggal cerita dari sebuah suku di pegunungan di Myanmar. Sewaktu mendirikan sebuah menara raksasa, orang-orang yang membangunnya ”lama-kelamaan punya tingkah laku, kebiasaan, dan cara bicara yang berbeda, [dan akhirnya] terpencar ke seluruh negeri”. Cerita-cerita serupa ada di Afrika, Asia Timur, Meksiko, dan tempat-tempat lain. Jika kisah Alkitab itu dikarang oleh Musa, orang Ibrani yang menulis Kejadian, bisakah cerita itu tersebar ke banyak bangsa dan bahasa? Kemungkinannya sangat kecil. Jadi, berbagai cerita rakyat itu menunjukkan bahwa catatan Alkitab tentang Babel memang bisa dipercaya. MASA DEPAN BAHASA Setelah pembahasan tadi, kesimpulan masuk akal apa yang bisa kita tarik? Banyak yang menyimpulkan bahwa cerita Alkitab tentang Menara Babel bisa benar-benar dipercaya. Alkitab memberi tahu kita bahwa Allah Yehuwa mengacaukan bahasa manusia di Babel karena mereka melawan Dia. (Kejadian 11:4-7) Tetapi, Ia berjanji akan ”memberikan perubahan kepada bangsa-bangsa ke suatu bahasa yang murni, supaya mereka semua berseru kepada nama Yehuwa, untuk melayani dia bahu-membahu”. (Zefanya 3:9) Sekarang, ”bahasa yang murni” ini, yaitu kebenaran dari Alkitab, menyatukan orang-orang dari seluruh dunia. Masuk akal untuk menyimpulkan bahwa di masa depan, Allah akan lebih mempersatukan manusia dengan memberi mereka satu bahasa, seperti sebelum kekacauan di Babel. ˇ MENDEKATLAH KEPADA ALLAH ”Allah Mengasihi Pemberi yang Bersukacita” Hadiah seperti apa yang sangat Anda hargai? Kita pasti senang sewaktu menerima hadiah dari orang yang memberi dengan senang hati, bukannya karena terpaksa. Jadi, alasan seseorang memberi sangat penting. Itu penting bagi kita, tapi yang terutama, itu penting bagi Allah. Mari kita bahas kata-kata terilham dari rasul Paulus yang dicatat di 2 Korintus 9:7. Mengapa Paulus menulis kata-kata itu? Ia ingin mengajak orang Kristen di Korintus untuk membantu rekan-rekan seiman mereka di Yudea. Apakah Paulus memaksa mereka? Tidak. Ia menulis, ”Hendaklah masing-masing melakukan sebagaimana yang telah ia putuskan dalam hatinya, tidak dengan enggan atau dengan terpaksa, karena Allah mengasihi pemberi yang bersukacita.” Mari kita teliti nasihat itu. ”Sebagaimana yang telah ia putuskan dalam hatinya.” Menurut Paulus, seorang Kristen yang saleh memberi karena ia telah bertekad ”dalam hatinya” untuk memberi. Ia sungguh-sungguh memikirkan kebutuhan rekan seimannya. Menurut seorang ahli, kata ”putuskan” dalam bahasa aslinya ”berarti merencanakan sebelumnya”. Ya, seorang Kristen memikirkan kebutuhan rekan seimannya dan mencari tahu apa yang bisa ia lakukan untuk membantu. —1 Yohanes 3:17. ”Tidak dengan enggan atau dengan terpaksa.” Paulus menyebutkan dua hal yang harus dihindari orang Kristen. Pertama, memberi dengan enggan, atau tidak rela. Istilah bahasa Yunani untuk ”enggan” secara literal berarti ”dari kesedihan”. Menurut sebuah buku referensi, pemberi yang enggan, atau tidak rela, memberi ”dari hati yang sangat sedih karena harus kehilangan uang”. Kedua, memberi dengan terpaksa. Ini adalah orang yang memberi karena merasa ditekan. Apakah kita senang menerima hadiah dari orang yang tidak rela atau terpaksa? ”Allah mengasihi pemberi yang bersukacita.” Setelah seorang Kristen memutuskan untuk memberi, ia seharusnya melakukannya dengan senang hati. Jika ia punya motivasi yang benar, ia pasti merasa bahagia. (Kisah 20:35) Perasaan senang yang ia rasakan pasti akan terlihat. Jadi, istilah ”bersukacita” dapat menggambarkan perasaan hati si pemberi sekaligus ekspresinya yang bisa dilihat orang. Orang yang memberi dengan rela mem- ”Allah mengasihi orang yang memberi dengan senang hati” buat kita tersentuh. Ia juga membuat Allah sayang kepadanya. Terjemahan lain mengatakan, ”Allah mengasihi orang yang memberi dengan senang hati.”—Bahasa Indonesia Masa Kini. Kata-kata terilham dari Rasul Paulus ini menjadi prinsip orang Kristen dalam memberi. Apa pun yang kita berikan, khususnya bagi mereka yang membutuhkan, kita seharusnya melakukannya karena kita memang mau dan senang. Hasilnya, selain berbahagia, kita akan disayang Allah, karena Ia ”mengasihi orang yang memberi dengan senang hati”. ˇ SARAN PEMBACAAN UNTUK SEPTEMBER 1 dan 2 Korintus AJARLAH ANAK ANDA Allah Bisa Merasa Sedih BAGAIMANA KITA BISA MEMBUAT DIA SENANG Pernahkah kamu menangis karena merasa sakit?—1 Kita semua mungkin pernah. Kadangkadang, kita menangis bukan karena sakit, tapi karena sangat sedih. Mungkin ada orang yang menjelek-jelekkan kita dan berbohong tentang kita. Itu bisa membuat kita sedih, kan?— Allah juga bisa merasa sedih waktu ada yang berbohong tentang Dia. Ayo kita lihat ceritanya dan cari tahu cara kita bisa membuat Allah senang. Kata Alkitab, ada orang-orang yang mengaku mengasihi Allah, tapi menyakiti Dia. Tubuh Allah tidak bisa dilukai atau disakiti karena Dia sangat kuat. Jadi, apa artinya menyakiti Allah? Artinya, Allah merasa sakit hati, atau sangat sedih, kalau kita tidak mau menuruti kata-kata-Nya. Di dalam Alkitab, ada contohnya. Dua manusia pertama yang Allah ciptakan membuat Dia sangat sedih. Mereka tinggal di taman yang indah di bumi, yang namanya ”taman Eden”. Siapa mereka?— Ya, Adam dan Hawa. Sekarang, kita akan belajar apa yang mereka lakukan sehingga Yehuwa sedih. Setelah Yehuwa menyuruh mereka tinggal di taman itu, Ia meminta mereka merawatnya. Yehuwa juga mengatakan bahwa mereka boleh punya anak-anak dan tinggal di taman itu, dan tidak akan pernah mati. Tapi, sebelum Adam dan Hawa punya anak-anak, sesuatu yang buruk terjadi. Apakah kamu tahu apa yang terjadi?— Seorang malaikat membujuk Hawa dan Adam untuk melawan Yehuwa. Malaikat itu membuat seekor ular kelihatan seperti berbicara. Ular itu bilang bahwa Hawa bisa seperti Allah, dan Hawa senang mendengarnya. Jadi, 1 Sewaktu membaca bersama seorang anak dan melihat tanda jeda (—), berhentilah sejenak dan anjurkan dia mengutarakan diri. 14 MENARA PENGAWAL ia mau melakukan apa yang disuruh si ular. Apakah kamu tahu apa yang ular suruh?— Hawa makan buah dari pohon yang tidak boleh dimakan buahnya. Sebelum Allah menciptakan Hawa, Ia memberi tahu Adam, ”Setiap pohon di taman ini boleh kaumakan buahnya sampai puas. Tetapi mengenai pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, engkau tidak boleh memakan buahnya, karena pada hari engkau memakannya, engkau pasti akan mati.” Hawa tahu larangan itu. Tapi, ia terus melihat-lihat pohon itu sehingga buahnya kelihatan enak dan menarik. Jadi, ”dia mengambil buahnya dan memakannya”. Lalu, ia memberikan buah itu kepada Adam, dan Adam memakannya. Menurutmu, kenapa Adam mau?— Karena Adam lebih menyayangi Hawa daripada menyayangi Allah. Adam memilih untuk menyenangkan istrinya, bukan menyenangkan Allah. Tapi, menuruti Allah lebih penting daripada menuruti siapa pun! Apakah kamu ingat ular yang bicara dengan Hawa? Sama seperti ada orang yang bisa membuat boneka kelihatan bicara, ada yang membuat ular itu kelihatan bicara. Siapa yang sebenarnya berbicara?— Setan Si Iblis, yang di dalam Alkitab disebut ”ular yang semula”. Apakah kamu tahu caranya kamu bisa membuat Yehuwa senang?— Caranya dengan selalu berusaha menuruti Dia. Setan mengejek Yehuwa. Ia mengatakan bahwa ia bisa menggoda semua orang untuk menuruti dia dan berhenti melayani Allah. Jadi, Yehuwa menasihati kita untuk selalu bijaksana dan membuat hati-Nya senang. Kalau kita melakukannya, Yehuwa bisa membuktikan bahwa Setan salah. Kalau begitu, ayo kita buat Yehuwa senang dengan menuruti dan melayani-Nya! Maukah kamu berusaha melakukannya?—ˇ BACALAH DALAM ALKITABMU Mazmur 78:40, 41 Kejadian 1:26-28; 2:15-17; 3:1-6 Penyingkapan (Wahyu) 12:9; Amsal 27:11 1 SEPTEMBER 2013 15 PERTANYAAN ALKITAB DIJAWAB Bagaimana agar perkawinan bahagia? Nasihat Alkitab tentang cara membuat perkawinan bahagia pasti ampuh karena berasal dari Pencipta perkawinan, Allah Yehuwa. Alkitab mengajar kita untuk mengembangkan sifat yang bisa membuat perkawinan bahagia dan menasihati kita untuk menghindari sikap yang bisa merusak perkawinan. Alkitab juga mengajarkan keterampilan berkomunikasi yang menambah kebahagiaan dalam perkawinan.—Baca Kolose 3:8-10, 12-14. Para suami dan istri harus saling menghormati dan merespek. Kalau mereka berdua bersedia menjalankan peranan mereka dalam perkawinan, mereka bisa bahagia.—Baca Kolose 3:18, 19. Apa yang bisa membuat perkawinan bertahan? Pasangan yang telah menikah bisa tetap bersama jika mereka saling mencintai. Allah mengajar kita caranya mengasihi. Ia dan Putra-Nya, Yesus, memberikan teladan sempurna dalam hal kasih, termasuk sikap rela berkorban.—Baca 1 Yohanes 4:7, 8, 19. Jika suami dan istri merespek perkawinan sebagai pengaturan Allah, mereka akan tetap bersama. Allah menciptakan perkawinan sebagai ikatan permanen antara pria dan wanita agar keluarga dapat terlindungi. Perkawinan bisa bertahan karena Allah menciptakan pria dan wanita untuk saling melengkapi secara fisik dan emosi. Ia juga menciptakan mereka menurut gambar-Nya sehingga mereka sanggup meniru kasihNya.—Baca Kejadian 1:27; 2:18, 24. Komunikasi seperti apa yang bisa membuat perkawinan lebih bahagia? Untuk keterangan lebih lanjut, lihat pasal 14 buku ini, yang diterbitkan Saksi-Saksi Yehuwa Bisa diunduh di www.jw.org/id APA YANG Sebenarnya ALKITAB AJARKAN? s n o Unduhan gratis majalah ini dan berbagai terbitan sebelumnya p Alkitab online dalam kira-kira 50 bahasa Kunjungi www.jw.org/id, atau pindai kode wp13 09/01-IN 130611 DAPATKAN JAWABAN BERBAGAI PERTANYAAN ALKITAB DI WEB