PELUANG PASAR PRODUK PERIKANAN DI AMERIKA SERIKAT Dalam rangka meningkatkan ekspor produk-produk perikanan ke Amerika Serikat, Indonesia telah mengikuti Boston Seafood Exhibition Show dan Seminar on Fish tanggal 11-13 Maret 2007. Kegiatan tersebut merupakan pameran perikanan terbesar didunia. Beberapa informasi yan terkait dengan pameran dimaksud adalah : • Pengunjung yang datang terdiri dari para pengusaha pengolahan produk perikanan, pengusaha restaurant, pemilik restaurant seafood, pengusaha pengolahan makanan, pengusaha peralatan dan mesin-mesin pengolahan perikanan, serta supplier (baik eksportir ataupun produsen produk perikanan) dari negara pengimpor. • Peserta Indonesia yang mengikuti pameran ada 10 perusahaan yaitu : PT. Dharma Samudera Fishing Industries; PT. Windika Utama Group; PT. Bumi Menara Internusa; PT. Kemilau Bintang Timur; PT. Surya Alam Tunggal; PT. Bonecom; PT. Fresh on Time Seafood; PT. Indoboga Jaya Makmur; PT. Indokom Samudera Persada; PT. Medan Tropical Canning. • Produk-produk perikanan yang dipamerkan oleh negara-negara peserta antara lain : o Udang (shrimp/prawn/crustaceans : fresh, frozen, cooked, canned, dried); o Ikan Tuna : (tuna Fish (fresh, frozen, fillet, cooked, canned, dried); o Ikan Tilapia : tilapia fish (fresh, fillet); o Kepiting (crab : frozen, cooked, canned); o Produk kerang-kerangan: bivalve mollusks products : claim, mussels (cooked). o Produk seafood olahan, dan lain-lain. • Produk-produk perikanan dan produk lainnya yang paling disukai oleh konsumen Amerika Serikat adalah : o Produk perikanan yang berasal dari hasil budidaya seperti udang budidaya (shrimp aquaculture); o Fish aquaculture : tilapia dan atau panjasius; o Oyster fresh; o Produk perikanan yang olahan atau yang digoreng (dried shrimp and dried fish), seperti yang dipromosikan salah satu peserta pameran asal Indonesia; o Seafood soup; o Bumbu masakan untuk menggoreng ikan; o • Udang (fresh, frozen, cooked), ikan tuna (fresh, frozen) dan ikan salmon (fresh dan smoked), tetap merupakan primadona bagi konsumen produk perikanan di dunia, termasuk Amerika Serikat. Salmon bahkan diakui sebagai “powerfull antiaging food” (makanan yang dapat mencegah ketuaan) karena kaya akan astaxanthin, carotenoid dengan anti-inflammatory properties, dan cellular inflammation. • Pasar Amerika Serikat masih memberikan peluang pasar yang sangat besar untuk produk-produk perikanan Indonesia. Hal ini disebabkan karena beberapa faktor antara lain tidak kompleksnya peraturan dan perizinan impor di Amerika Serikat serta kurang ketatnya pemeriksaan dalam importasi makanan dan produk perikanan di Amerika Serikat dibandingkan dengan negara tujuan ekspor lainnya seperti Uni Eropa (yang mempunyai Rapid Alert for Food & Feed – RASFF dan EU Food Legislation yang sangat popular dengan peraturannya yaitu “from farm to fork”. Faktor lainnya adalah besarnya sumber daya alam produk perikanan dan beragamnya jenis produk perikanan Indonesia dibandingkan negara eksportir lainnya, menjadikan keunggulan competitive tersendiri bagi produk Indonesia untuk tetap dapat menempati pasar di Amerika Serikat sebagai tujuan utama ekspor perikanan, selain Jepang dan negara-negara di Uni Eropa. • Untuk menarik minat pengunjung beberapa negara peserta pameran menerapkan berbagai strategi promosi antara lain : o Thailand, Vietnam, China dan Peru mempunyai stand-stand yang sangat inovatif dan bagus dekorasinya, dengan gapura pavilion yang cantik; menyediakan leaflet dan CD yang cukup banyak mengenai ragam produk ekspor perikanan dan prosedur ekspor dari negaranya masing-masing. Disamping itu, Pemerintah Thailand dan China juga memfasilitasi para pengusahanya dalam melakukan one on one meeting; o Beberapa negara peserta banyak menyediakan cinderamata yang melambangkan negaranya dan disediakan untuk pengunjung pameran secara gratis; o Beberapa stand juga menyediakan demonstrasi masakan dan disediakan cuma-cuma untuk pengunjung pameran; o Para peserta pameran dan observer dari negara lain, sangat proaktif dalam mengikuti seminar atau education yang diselenggarakan panitia untuk menggali mengenai “consumer’s needs”; o Beberapa negara maju seperti Norwegia dan Amerika Serikat menggunakan para peneliti untuk mempresentasikan hasil penelitiannya sebagai salah satu ajang promosi produk; o Banyak negara yang memanfaatkan gadis-gadis yang cantik dan fasih berbahasa Inggris serta memahami produk unggulannya untuk memfasilitasi terjadinya dealing dengan mitra dagang. • Disamping pameran, juga dilaksanakan seminar produk-produk perikanan. Beberapa hal penting dari hasil seminar tersebut adalah : o Sustainable of fisheries dan sustainable of trade merupakan dua hal pokok yang sangat terkait dan sulit dipisahkan satu dengan yang lainnya, serta menjadi kebutuhan atau keinginan konsumen Amerika Serikat. o Treacibility atau asal usul suatu komoditi atau produk perikanan bukan saja merupakan tanggung jawab produsen pengolahan ataupun eksportir dan importir saja, tetapi juga merupakan kewajiban seluruh stakeholders dari produk perikanan yaitu mulai dari : pengusaha benur, petambak, distributor di dalam negeri, pengusaha pengolahan perikanan, eksportir, importir, dan distributor di luar negeri. o Sejalan dengan meningkatnya permintaan produk perikanan budidaya (aquaculture) dan keinginan konsumen Amerika Serikat akan pentingnya sustainable of fisheries, Pemerintah Amerika Serikat mulai mempromosikan mengenai National Offshore Aquaculture Act of 2007 yang telah dikirimkan ke Congress pada tanggal 12 Maret 2007. Tujuannya adalah untuk memelihara dan menjaga “sustainable of operation for fish and shellfish in US federal water three or four miles off the shore.”; o Beberapa tahun yang lalu, banyak hambatan ekspor produk perikanan dikaitkan dengan kasus antidumping dan subsidi. Sehingga beberapa negara pengimpor produk perikanan ke Amerika Serikat, seperti China, India, dan Bangladesh, yang dikenakan bea masuk antidumping oleh pemerintah Amerika Serikat mengalami kesulitan untuk mempertahankan pasarnya ke Amerika Serikat. Namun kemudian, pada akhirnya mereka dapat bangkit dan kembali merebut pasar Amerika Serikat. o Belajar dari pengalaman negara lain tersebut, beberapa hal yang dapat dipetik apabila perusahaan Indonesia mendapatkan kasus yang terkait dengan trade remedies di Amerika Serikat seperti antidumping, subsidi, dan safeguard, maka strategi penyelesaian kasus yang penting adalah : (1) pelajari dengan benar prosedur ketentuan trade remedies tersebut di Amerika Serikat dan prosedur di WTO; (2) menggunakan konsultasi antidumping atau subsidi yang memahami dengan benar peraturan dan ketentuan Amerika Serikat; (3) melakukan pembenahan pencatatan atau record keeping administrasi dan keuangan perusahaan, agar memudahkan perusahaan untuk melakukan audit atau investigasi; (4) melakukan lobby dengan pemerintah Amerika Serikat (USTR, DOC, atau TIC) serta para importir di Amerika Serikat dan negara-negara lain yang terkena kasus serupa. o Dalam menggeluti bisnis perikanan yang baik, 2 hal utama yang wajib menjadi perhatian adalah : (1) mempunyai program tracebility dan mempresentasikannya kepada pembeli; (2) mengetahui dengan jelas dan tepat “your customer’s business”. • Berkaitan dengan pelaksanaan pameran dagang di atas, ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan guna perbaikan program promosi di masa mendatang yaitu sebagai berikut : o Koordinasi yagn baik antara Atase Perdagangan, Atase Pertanian di Washington DC, KJRI dan ITPC dalam mendorong dan memfasilitasi o o o o o serta membantu menyediakan atau menyebarluaskan informasi melalui leaflet-leaflet atau CD mengenai : (1) Peraturan Ekspor Indonesia (dalam bahasa Inggris); (2) Sustainable of Shrimp Programe in Indonesia dalam setiap kegiatan promosi produk perikanan di Amerika Serikat; serta (3) memperbanyak buku atau CD mengenai Daftar Directory Eksportir Indonesia. Mendekorasikan stand pavilion Indonesia menjadi lebih cantik dan menarik serta mudah dicari pengunjung; Menyediakan beberapa cinderamata yang melambangkan Indonesia; Melakukan demonstrasi masakan yang menggunakan seafood Indonesia dan diberikan gratis kepada pengunjung; Para peserta pameran dan observer dari Indonesia, baik pihak pemerintah maupun swasta, kiranya juga dapat belajar dari negara lain dalam menyelesaikan kasus hambatan ekspor. Karena dapat saja, berawal dari adanya kasus dari negara atau perusahaan lain, namun pada akhirnya akan merambat ke produk ekspor Indonesia atau ke perusahaan Indonesia. Memperhatikan perilaku konsumen Amerika Serikat yang sudah mulai makin peduli akan tracebility of fisheries. Sumber : Atase Perdagangan pada KBRI Washington, DC Gambar-1 : Terobosan baru produk ekspor seafood olahan asal Indonesia Gambar-2 : King Crab dari laut Atlanta Gambar-3 : Oyster segar yang merupakan makanan favorit penggemar seafood di Amerika Serikat, sedang didemontrasikan dalam suatu perlombaan “Membuka dan Menyajikan Oyster” Gambar-4 : Demontrasi makanan seafood oleh salah satu negara Gambar-5 : Commerce Secretary mengumumkan The National Offshore Aquaculture Act 2007 Gambar-6 : Strategi promosi Thailand yang patut dicontoh karena memberikan pesan kepedulian terhadap treacebility suatu produk Gambar-7 : Dirjen P2HP, DKP, didampingi Atase Perdagangan sedang berbincang dengan peserta pameran asal Indonesia di salah satu stand Indonesia; Gambar-8 : Salah satu stand Indonesia yang ramai dikunjungi buyers.