Pengertian BUNYI Bunyi merupakan bentuk gelombang yang merambat secara perapatan dan peregangannya terbentuk oleh gelombang mekanik dan perambatan arahnya sejajar dengan arah getarnya (gelombang longitudinal). Bunyi disamping hiasan dalam puisi, juga mempunyai tugas yang lebih penting lagi, yaitu dapat memperdalam ucapan, menimbulkan bayangan angan yang jelas, menimbulkan suasana yang khusus dan sebagainya. Syarat terdengarnya bunyi ada 3 macam, yaitu: Sumber bunyi; Media (udara); Ada pendengar. Sifat-sifat bunyi meliputi : Merambat membutuhkan media; Merupakan gelombang longitudinal, dan Dapat dipantulkan Bunyi mempunyai cepat rambat yang dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu : Kerapatan partikel medium yang dilalui bunyi. Semakin rapat susunan partikel medium maka semakin cepat bunyi merambat, sehingga bunyi merambat paling cepat pada zat padat. Suhu medium, semakin panas suhu medium yang dilalui maka semakin cepat bunyi merambat. Hubungan ini dapat dirumuskan kedalam persamaan matematis (v = v0 + 0,6.t) dimana v0 adalah cepat rambat pada suhu nol derajat dan t adalah suhu medium. Bunyi bedasarkan frekuensinya dibedakan menjadi 3 macam yaitu Infrasonik adalah bunyi yang frekuensinya kurang dari 20 Hz. Seperti contoh binatang jangkrik yang mampu mendengarkannya. Audiosonik adalah bunyi yang frekuensinya antara 20 Hz sampai dengan 20 kHz. atau bunyi yang dapat didengar manusia. Ultrasonik adalah bunyi yang frekuensinya lebihdari 20 kHz. Seperti contoh binatang lumbalumba yang mampu mendengarkannya. SUARA Suara adalah urutan gelombang tekanan yang merambat melalui media kompresibel (udara ataupun air). Gelombang tekanan tersebut dapat dipantulkan, dibiaskan ataupun dilemahkan oleh media. Suara juga dapat didefinisikan sebagai bunyi yang dikeluarkan dari mulut manusia. Suara biasa terjadi ketika berbicara, bernyanyi, tertawa ataupun menangis. Film adalah gambar-hidup yang juga sering disebut movie. Film secara kolektif sering disebut sebagai sinema. Sinema itu sendiri bersumber dari kata kinematik atau gerak. Film juga sebenarnya merupakan lapisan-lapisan cairan selulosa, biasa di kenal di dunia para sineas sebagai seluloid. Pengertian secara harafiah film (sinema) adalah Cinemathographie yang berasal dari Cinema + tho = phytos (cahaya) + graphie = grhap (tulisan = gambar = citra), jadi pengertiannya adalah melukis gerak dengan cahaya. Agar kita dapat melukis gerak dengan cahaya, kita harus menggunakan alat khusus, yang biasa kita sebut dengan kamera. Film adalah sekedar gambar yang bergerak, adapun pergerakannya disebut sebagai intermitten movement, gerakan yang muncul hanya karena keterbatasan kemampuan mata dan otak manusia menangkap sejumlah pergantian gambar dalam sepersekian detik. Film menjadi media yang sangat berpengaruh, melebihi mediamedia yang lain, karena secara audio dan visual dia bekerja sama dengan baik dalam membuat penontonnya tidak bosan dan lebih mudah mengingat, karena formatnya yang menarik. UNSUR SUARA DALAM FILM Suara dalam film memiliki unsur–unsur yang dapat dipilah–pilah untuk memudahkan proses penciptaan dan penggarapannya. Unsur-unsur suara ini terbagi menjadi 3 unsur, yaitu: Speech/Percakapan, Musik dan Efek. SPEECH Speech merupakan unsur suara yang isinya berupa percakapan dari tokoh didalam film. Speech terbagi menjadi 4, yaitu Monolog, Dialog, Narration dan Direct Address. 1. 2. 3. 4. Monolog adalah percakapan tanpa lawan bicara, maksudnya adalah ketika seorang tokoh berbicara dengan dirinya sendiri tanpa ada pendengar. Dialog adalah percakapan dimana tokoh didalam adegan berbicara dengan satu orang lain atau lebih. Narration/Narasi adalah pecakapan dimana tokoh yang berbicara tidak terlihat didalam frame, yang biasanya dipakai sebagai pengantar adegan. Narasi merupakan pengantar adegan yang efisien untuk menjelaskan permasalahan tanpa perlu melakukan visualisasi. Narasi dapat membangun kredibilitas cerita dan mengajak penonton untuk memasuki permasalahan. Direct Address adalah percakapan dimana tokoh didalam adegan berbicara langsung kearah penonton. MUSIK Musik didalam film digunakan untuk menambahkan dramatisasi dalam sebuah cerita, dimana gambar dan suara sudah tidak mampu lagi memperkuat efek dramatis, tetapi apabila gambar dan suara yang ada sudah mampu menampilkan efek dramatis, musik juga dapat dipergunakan untuk lebih memperkuat efek tersebut. Karena dengan menggunakan musik, pembuat film dapat mengendalikan emosi penonton dalam mengikuti cerita. Musik dalam film dapat digunakan untuk menaikan atau menurunkan emosi penonton, sesuai dengan kebutuhan cerita. Kehadiran musik digunakan untuk merangsang dan mengarahkan perasaan sesuai dengan apa yang dilihat secara visual : senang, sedih, takut, tertekan, dan lain-lain. Sumber dramatis dari musik dalam sebuah adegan dapat bersifat berkaitan dengan adegan, atau fungsional dan realitas. 1. Musik Fungsional, yaitu musik yang digunakan untuk menambahkan dramatisasi didalam film, yang berasal dari luar ruang adegan cerita, biasa disebut musik ilustrasi. Musik yang didengar oleh penonton tidak berasal dari sumber suara dalam adegan maupun didengar oleh karakter dalam adegan. 2. Musik Realitas, yaitu musik yang berasal dari dalam ruang adegan cerita. Fungsinya untuk menciptakan kesan realita, contohnya musik ketika tokoh berada di diskotik. Dalam hal ini, musik yang didengar oleh penonton juga didengar oleh karakter dalam film. Sumber musik bisa diperoleh dari musik jadi yang dibeli, atau score orisinal. Musik jadi biasanya dijual dalam bentuk AudioCD, berasal dari kumpulan pustaka musik. Musik dikomposisi dan direkam sehingga dapat digunakan pada editing moduler untuk mengakomodasi panjang scene dan klimaks. Sumber lain musik adalah dari mengkomposisi secara orisinal dan merekam khusus untuk film yang dikerjakan. Dapat dicapai se-kompleks mengikutsertakan skala orkestra, atau bisa sesederhana dubbing seorang penyanyi. Dalam mengkomposisikan musik, pada poin yang sama, komposer dan editor akan menciptakan yang disebut sebagai “click track”. Ini merupakan jalur suara yang terdiri dari jalur click yang ditempatkan bersinggungan dengan gambar dengan tujuan menyatukan ritme perpotongan dan klimaks. Click track ini disediakan untuk membimbing komposer, dan selanjutnya, musisi dalam menjaga ketukan dengan film. Setelah musik telah dikomposisi, langkah berikutnya adalah merekamnya. Untuk skor orchestral, musisi mengatur dan menciptakan iringan di sebuah studio rekaman yang disebut “scoring stage”. Di sana, mereka menyaksikan film dengan layar yang lebar sambil mendengarkan click track dengan headphone. Dibimbing oleh komposer, orkestra memainkan musik sesuai pilihan. Musik kemudian direkam dalam multi-track untuk penggabungan selanjutnya. Score yang telah dikomposisi kemudian dimainkan oleh seorang pemusik, sedangkan komposer individual bertanggung jawab terhadap keseluruhan jalur suara khusus musik. EFEK SUARA Efek suara merupakan suara – selain dialog – yang dihasilkan oleh orang ataupun benda, bersamaan dengan suara-suara yang muncul secara alami pada latar belakang. Efek suara dalam film digunakan untuk menekankan informasi yang hendak disampaikan, memberikan kesan realita didalam ruang cerita, menciptakan ilusi dan juga mood dalam cerita. Efek suara bisa berkaitan dengan kejadian di dalam atau di luar screen. Berdasarkan fungsinya, efek suara dibagi menjadi 2: 1. 2. Efek Fungsional, yaitu efek suara yang digunakan untuk menambahkan efek dramatisasi didalam film. Efek Realitas, yaitu efek suara yang sumbernya berasal dari dalam ruang adegan cerita, digunakan untuk menciptakan realita didalam ruang cerita film. Berdasarkan jenisnya, efek suara dalam film dibagi menjadi 2: Spot Effect, yaitu efek suara yang berasal dari suatu sumber suara tertentu, misalnya suara pintu, suara ketukan, suara ban pecah dll. General Effect, yaitu efek suara yang berasal dari berbagai sumber disuatu tempat, baik jauh maupun dekat, misalnya suara didalam sebuah ruangan (room tone) ataupun suara lingkungan (ambience/atmosphere). General effect masih dibagi lagi menjadi 3: Yang bersifat background, yaitu suara yang timbul dari lingkungan, jauh maupun dekat, biasanya level suaranya rendah, misalnya suara burung, suasana kantor, ombak dipantai dll. Dengan kekerasan yang tetap dan durasi panjang (steady state), misalnya mesin pabrik, generator dll. Yang bersifat intermittent, kekerasannya bervariasi tetapi secara periodik berulang, misalnya suara traffic. Efek suara dalam film bisa berasal dari 3 sumber: Production Sound, yaitu efek suara yang direkam dilapangan. Yang direkam bersaman dengan gambar, ataupun juga yang direkam tersendiri disaat tidak sedang dilakukan shooting. Foley, yaitu efek suara yang direkam pada tahap paska produksi mengikuti gambar. Sound Library, yaitu kumpulan efek suara yang sudah direkam sebelumnya yang dijual dan bisa dipergunakan dengan bebas. Alat-alat yang digunakan: 1. Mic Condenser : Merupakan komponen elektronik yang menyimpan energi dalam medan elektrostatik, microphone jenis ini juga merupakan transducer yang menggunakan bahan dasar kapasitor yang berfungsi mengubah energi akustik menjadi energi listrik. Jenis mikropon ini banyak digunakan baik untuk keperluan live maupun recording.Mic kondensor menghasilkan sinyal audio yang lebih kuat dibandingkan dengan model mic dinamik. Mic kondensor ini juga sangat responsif dan sensitif dan sangat baik bekerja di high-volume, karena kesensitifannya tadi maka mic ini rentan terhadap distorsi. 2. Kabel : 3. Recorder : - Mixer Sound Card - Handy Recorder (Tascam/ZOOM): Handy Recorder adalah merupakan voice recorder Professional dimana Handy Recorder memiliki fitur-fitur tambahan yang dapat memaksimalkan penggunaanya untuk menunjang Videografi. Keunggulan Handy Recorder adalah dengan bentuknya yang minimalis dan dapat menghasilkan hasil rekaman yang lebih baik dibandingkan built in kamera, menjadikan Handy Recorder ini lebih banyak digunakan dikalangan filmmaker indie. 4. Stand Boom / Boom Pole : Merupakan salah satu alat yang tidak kalah penting dengan alat-alat lainnya. Stand boom / boom pole berfungsi sebagai tiang untuk penyangga boomer/mic condenser. Disini fungsi standboom adalah untuk mengarahkan microphone kearah objek yang akan diambil suaranya menggunakan boomer. Stand boom / boom pole mengambil pola yang sangat terarah. Pengambilan pola bervariasi tergantung pada mikrofon. Dengan demikian, posisi mikrofon harus disesuaikan. Idealnya, mikrofon harus diposisikan di atas dan sedikit di depan subjek, menunjuk ke mulut daerah dengan jarak dekat dengan subjerk. 5. Headphone Headphone berbeda dengan Headset : Headset memiliki 3 makna, yaitu : mikrofon, pasangan dari headphone dan alat tambahan untuk menggunakan earphone dan pemancar di kepala. Headset merupakan sebuah perangkat seperti bando yang memiliki , memiliki penutup telinga, dan dilengkapi dengan microphone. Headset paling cocok digunakan pada saat kita bermain game LAN, Webcam-an, VoIP dan game online, karena dengan menggunakan headset, kita dapat berkomunikasi dengan pemain lain secara lebih leluasa. Headphone adalah perangkat output suara dengan desain yang memungkinkan untuk langsung diposisikan atau dipasang pada telinga. Headphone merupakan perangkat output suara alternatif selain speaker. Headphone pada dasarnya tidaklah jauh berbeda dengan headset. Hanya saja, headphone tidak dilengkapi dengan microphone. Headphone sering digunakan untuk mendengarkan musik dari PC. Menurut sizenya headphone terbagi menjadi dua, yaitu : Full Size/Circumaural/Over Ear Headphone Adalah Headphone yang ketika dipakai, padnya menutupi dan melingkari telinga kita. Supraaural/On Ear Headphone Adalah Headphone yang ketika dipakai, padnya hanya "menduduki" daun telinga. Dalam pembuatan film, Headphone yang disarankan untuk dipakai adalah yang Full Size/ Circumaural/Over Ear Headphone padnya menutupi dan melingkari telinga kita. Karena Headphone dengan sepesifikasi seperti itu dapat membantu kita lebih focus pada apa yang akan kita rekam. Selain itu juga disarankan untuk memakai Headphone yang menghasilkan suara yang flat atau tanpa efek. Penempatan Boomer yang baik : Untuk menghasilkan source suara yang bagus ada beberapa hal yang harus diperhatikan salah satunya adalah posisi mikrofon yang harus tepat. Idealnya, mikrofon harus diposisikan di atas dan sedikit di depan subjek, menunjuk ke mulut daerah dengan jarak dekat dengan subjek. Selain itu harus diperhatikan juga posisi boomer tidak boleh mengganggu shoot kameramen (bocor dalam gambar) Posisi boomer mengarah ke sumber suara. Posisi Boomer alternatif dari bawah. Posisi boomer harus mengikuti sumber suara saat bergerak Perhatikan frame kamera DoP, saat memposisikan boomer Perhatikan arah cahaya lighting agar tidak terjadi bocor bayangan