Unsur Serapan Bahasa Arab ke dalam Bahasa Indonesia

advertisement
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perubahan Fonologis Kosakata Serapan dari Bahasa Arab
Bahasa Arab memang mempunyai andil yang besar dalam proses
perkembangan bahasa Indonesia terutama dalam rangka memperkaya kosakata.
Perubahan fonologis, baik vokal maupun konsonan, kosakata pungutan dari
bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia dapat digolongkan ke dalam empat jenis,
yaitu:
1.
2.
3.
4.
penghilangan bunyi akhir,
perubahan bunyi akhir,
metatesis, dan
perubahan artikulatoris.
Keempat golongan tersebut akan kita bahas secara masing-masing.
2.1.1 Pengilangan bunyi akhir
Penghilangan bunyi akhir ini gejala paling umum. Bunyi akhir yang
dihilangkan adalah bunyi vokal, untuk bahasa arab penghilangan vokal terletak
pada akhir kata yang disebut waqof./ pada saat berbahasa lisan, waqof ini sering
dilakukan, jadi sangatlah wajar apabila kata-kata bahasa arab yang dipungut ke
dalam bahasa Indonesia telah mengalami proses waqof. Contohnya :
Abadiyyu menjadi
abadi
Goibu
menjadi
gaib
Ibadatu
menjadi
ibadat/ibadah
Hajatu
menjadi
hajat
Hayatu
menjadi
hayat
3
2.1.2 Perubahan Bunyi Akhir
Perubahan bunyi akhir ini gejala pada umumnya terjadi pada kata yang
mempunyai pola suku kata VK-KV. Perubahannya berupa perubahan vokal u
menjadi vokal i. contohnya
Ahlu
menjadi
ahli
Abdu
menjadi
abdi
2.1.3 Metatesis
Metatesis adalah perubahan letak huruf (bunyi) atau perubahan suku kata.
Gejala metatesis ini pada umunya disertai dengan perubahan bunyi, misalnya
dzikru menjadi dzikir. Vokal u yang terletak setelah konsonan r berpindah tempat
ke sela antar k dan r. Ternyata, wujud vokal u yang berpindah tempat tersebut
berubah menjadi vokal i.
Gejala metatesis ini terjadi pada kata pungutan yang mempunyai pola suku
kata KVK-KV atau VK-KV. Pada umumnya, gejala metatesis ini mengikuti pola
seperti berikut:
a. Kata yang berpola KVK-KV berubah menjadi KV-KVK
Faslu (KVK-KV)
menjadi
fasal (KV-KVK)
Qodru (KVK-KV)
menjadi
kodar (KV-KVK)
Jildu (KVK-KV)
menjadi
jilid (KV-KVK)
Fahmu (KVK-KV) menjadi
faham (KV-KVK)
Di atas telah dikemukakan bahwa metatesis disertai perubahan bunyi.
Perubahan bunyi ini bergantung pada bunyi vokal yang terdapat pada suku
kata pertama. Untuk menjadi jelas, pola a ini dapat kita pecah menjadi seperti
berikut.
1. Vokal u yang terdapat pada suku kata kedua berubah menjadi vokal I
apabila vokal yang terdapat pada sukukata pertama berupa vokal i. contoh
:
Dzikru
menjadi
zikir
Fikru
menjadi
pikir
4
Jildu
menjadi
jilid
2. Vokal u yang terdapat pada sukukata kedua berubah menjadi vokal a
apabila vokal yang terdapat pada suku kata pertama berbunyi a atau o
(bunyi a dan o adalah lafal untuk fathah)
Contoh:
Fahmu
menjadi
paham
Faslu
menjadi
pasal
Ma’fu
menjadi
maaf
Qodru
menjadi
kodar
3. Vokal u yang terdapat pada suku kata kedua tidak berubah apabila vokal
yang terdapat pada suku kata pertama berbunyi u.
Contoh :
Hukmu
menjadi
hukum
Shubhu menjadi
subuh
Dzuhur
menjadi
zuhur
b. Kata yang berpola VK-KV
‘aqlu menjadi
akal
‘ashru menjadi
asar
2.1.4 Perubahan Artikulatoris
Perubahan artikulatoris adalah perubahan yang berhubungan dengan
artikulasi. Articulator penutur asli bahasa Indonesia ternyata mempunyai
kelenturan yang berbeda dengan artikulasi penutur bahasa arab. Bunyi-bunyi
bahasa arab tertentu yang secara mudah dilafalkan oleh penutur aslinya, ternyata
sukar dilafalkan oleh penutur asli bahasa Indonesia. Oleh karena itu, maka
perubahan artikulatoris ini secara alamiah terjadi.
Perubahan artikulatoris ini meliputi perubahan konsonan, vokal, dan
perubahan konsonan-vokal secara sekaligus.
1. Perubahan Konsonan
Qiyamah menjadi
kiamat
Fikru
menjadi
piker
Hadlir
menjadi
hadir
Fardlu
menjadi
perlu
2. Perubahan Vokal
5
Iqror
Haiwan
Hairan
Aqrob
menjadi
menjadi
menjadi
menjadi
ikrar
hewan
heran
akrab
3. Perubahan Konsonan-Vokal
Ghoib
menjadi
gaib
Haqiqah menjadi
hakikat
Fardlu
menjadi
perlu
Khobar
menjadi
kabar
Qishoh
menjadi
kisah
Sulthon menjadi
sultan
4. Perubahan yang tidak bergejala
Perubahan artikulatoris yang tidak bergejala yang dimaksdukan di sini
adalah perubahan artikulatoris yang sukar ditelusuri gejalanya. Kitab,
misalnya, berubah menjadi kitab. Lafal kitab bahasa arab hakikatnya
berbeda secara pasti perlu dikerahkan keahlian mengenai fonetik. Arab
(makhorijul huruf dan cabangnya yang relevan dengan masalah ini yaitu
shifatul huruf).
Contoh:
Kitab
menjadi
kitab
Majlis
menjadi
majlis
Zaman
menjadi
zaman
Kursi
menjadi
kursi
Quran
menjadi
quran
Demikianlah berbagai jenis perubahan fonologis kosakata serapan dari
bahasa ara. Perubahan-perubahan ini sebenarnya terjadi proses adaptasi.
Perubahan yang telah diketengahkan adalah perubahan fonologis.
2.2 Perubahan Kelas Kata Kosakata Serapan dari Bahasa Arab
Perubahan kelas kata yang terjadi pada kata-kata serapan dari bahasa arab
disebabkan oleh perbedaan struktur tata kalimat antara bahasa Indonesia dengan
bahasa arab. Contohnya dapat kita lihat kasus seperti ini, dalam bahasa arab
terdapat struktur kalimat (ismiyyah kalimat), yaitu kalimat yang predikatnya
6
bukan kata kerja. Salah satu di antaranya adalah kalimat yang bertipe: Nomina –
Nomina (Pelaku)
Contoh:
Al-ustadzu hadirun.
Terjemahan secara hurufnya (leterleknya) sebagai berikut:
Guru itu adalah orang yang hadir. (Nomina – Nomina)
Al-ustadzu = guru itu
Hadirun = orang yang hadir
Terjemahan secara gramatisnya adalah sebagai berikut:
Guru itu hadir. (Nomina – Verba)
Dalam bahasa Indonesia, kata hadir tergolong kelas kata verba (kata kerja),
sedangkan dalam bahasa arab kata hadirun tergolong kelas kata nomina (kata
benda). Dengan demikian, dalam proses penyerapan kata hadir telah terjadi
proses perubahan kelas kata, yaitu dari nomina menjadi verba. Namun, tidak
semua semua penyerapan itu menyebabkan adanya perubahan kelas kata. Ada
beberapa kata seapan yang tidak mengalami perubahan kelas kata.
Kata malaikat merupakan bentuk tunggal yang berarti makhluk Allah yang
taat,diciptakan dari cahaya, dan memiliki tugas khusus dari Allah. Baik dalam
bahasa Indonesia maupun bahasa arab, kata tersebut tergolong kelas kata nomina.
Kata mimbar merupakan bentuk tunggal yang berkategori nomina. Kata mimbar
ini pun diserap ke dalam bahasa Indonesia tanpa mengalami perubahan kelas
kata.demikian pula kata-kata alam, kitab, imam, abad, akhlak, doa, dalil, dan ilmu
merupakan nomina serapan dari bahasa arab yang tidak mengalami perubahan
kelas kata.
Kata-kata aib, asli, halal, khusus, dan sehat merupakan kata-kata sifat yang
diserap ke dalam bahasa Indonesia tanpa mengalami perubahan kelas kata. Lain
halnya dengan kata-kata alim, kamil, mahir, dan karib. Kata-kata tersebut
tergolong kata-kata sifat yang merupakan kata serapan dari bahasa arab yang
mengalami perubahan kelas kata. Kata-kata tersebut dalam bahasa arab tergolong
kelas kata nomina (kata benda).
Kata-kata alim, fasih, kamil, mahir, dan karib dalam bahasa arab tergolong
isim fail yang mengandung makna yang (…). Jadi, alim bermakna orang yang
berilmu, mahir berarti orang yang pandai, karib berarti orang yang dekat. Semua
isim fail tergolong ke dalam kelas kata nomina. Namun, dalam khasanah kosakata
bahasa Indonesia, kata-kata serapan dari fail itu ada yang tergolong nomina, ada
pula yang tergolong adjektiva. Dengan perkataan lain, penyerapan kata-kata dari
isim fail itu ada yang mengalami perubahan kelas kata, ada pula yang tidak.
7
Download