Rizky Meilani 201532249 Kejadian CVD pada negara maju disebabkan karena gangguan kardiometabolik terkait dengan sindrom metabolik. Prevalensi sindrom metabolik sangat tinggi pada wanita pasca menopause Diet merupakan penentu etiologi utama sindrom metabolik. Penelitian terdahulu menunjukan bahwa konsumsi susu dan produk susu dikaitkan dengan prevalensi sindrom metabolik yang lebih rendah Untuk mengetahui dampak konsumsi susu pada beragam faktor risiko kardiometabolik yang terkait dengan MetS (lipid darah, homeostatis kolesterol, homeostatis glukosa, peradangan sistemik, tekanan darah, fungsi endotel) pada wanita pasca abdominal. menopause dengan obesitas Desain penelitian yaitu cross over dengan metode acak 27 wanita dengan obesitas abdominal dengan melakukan 2 diet berdasarkan NCEP dalam waktu 6 minggu. Diet 1 yaitu dengan 3.2 penyajian perhari yang didalamnya yaitu 2% lemak susu per 2000 kkal dan diet 2 yaitu dengan tidak mengkonsumsi susu dan produk susu lainnya. Komposisi zat gizi makro kedua diet kelompok yaitu sebanding (55% Karbohidrat, 15% Protein, 30% Lemak, 10% lemak jenuh) Diet menggunakan susu tidak didapatkan dampak yang signifikan pada LDL-C, trigliserida, LDL size, CRP, konsentrasi sel molekul adhesi dan indikator dari sensitivitas insulin. Diet menggunakan susu mengurangi HDL-C, Adiponectin, endotel dan kadar glukosa darah puasa begitu pula dengan tekanan darah (p=0.01) namun hal ini berbeda dengan diet bebas susu dimana nilai p=0.07. disimpulkan bahwa diet dengan susu terkait dengan fraksi katabolik rendah Apolipoprotein B VLDL (-13.4%) , p=0.04) dan konsentrasi plasma sterol (-12%, p= 0.04) dibandingkan dengan kontrol NCEP diet tanpa susu. Data ini menunjukkan bahwa konsumsi jangka pendek susu rendah lemak dalam konteks diet NCEP tidak memiliki efek yang menguntungkan atau merugikan pada faktor risiko kardiometabolik terkait dengan Mets pada wanita pascamenopause dengan obesitas abdominal.