lanjutan

advertisement
LOGO
Total quality management as foundation of
excellent
clinical
“ Add
your company
slogan ”laboratory service
Environment and facility
requirements
Hartono
1
Pendahuluan
 Laboratorium :
 Unit pelayanan terintegrasi dengan pelayanan medik:
Lab. Rumah Sakit, Lab Puskesmas , Lab di Klinik.
 Peralatan, lingkungan kerja memiliki standar kelas /
statusnya.
 Permenkes 411 nomor 2012 : standar fasilitas dan
lingkungan kerja laboratorium dikelompokkan lab.
pratama, madia dan utama.
 Permenkes nomor 56 tahun 2014: mensyaratkan
fasilitas dan lingkungan kerja di Laboratorium sesuai
RS . kelas A, kelas B, kelas C dan kelas D
 Lab lain harus memenuhi standar sesauai peraturan
yang berlaku.
2
lanjutan
 Ancaman keselamatan:
 Petugas dan pasien atau pengunjung laboratorium.
 Sebagai ilustrasi:
• Tertusuk jarum (needele stick injury=NSI) berdasarkan
penelitian Radha et al, 2012,: 27% pernah tertusuk jarum
saat bekerja
• Pasien jatuh selama pelayanan di rumah sakit, berdasarkan
laporan Hempel dan kawan 2012, insiden pasien tua yang
jatuh di rumah 38 .0 per 100.000 orang laki dan 67,3 pasien
wanita per 100.000 orang wanita pada usia 60-69 tahun
(Hempel, 2012).
3
lanjutan
 Bahaya yang ada dilaboratorium :







bahaya biologis misal bakteri,
fisik misal lantai basah,
benda tajam misal jarum,
bahan kimia misal reagen,
reagen radioaktif, listrik,
bahaya api dan bahan eksplosif,
bahaya gas bertekanan tinggi (Warekois and
Robinson, 2016).
4
lanjutan
 Model Donabedian :
 Indikator mutu yakni struktur, proses dan outcomes.
 Indikator struktur;
(1) personal edukasi petugas, pelatihan yang
mendukung tugas kerja, pengalaman dan sertifikasi
yang mendukung kompetensi petugas.
(2) pengaturan tempat kerja petugas, kecukupan
fasilitas yang diperlukan petugas, peralatan
keselamatan kerja serta, dokumentasi terkait dengan
pelayanan
5
lanjutan
 Berbagai standar menekankan bahwa
ketersediaan fasilitas dan lingkungan kerja yang
memadai demi tercapainya pelayanan yang
berkualitas dengan berfokus:
 kepada keamanan bagi petugas
 maupun pasien dan
 pengunjung.
6
lanjutan
 standar dari KALK (Komite Akreditasi
Laboratorium Kesehatan), standar ISO 15189
(Komite Akrediatsi Nasional), JCI (Joint
Commission Acreditation):
 Secara garis besar semua badan akreditasi
mensyaratkan fasilitas dan lingkungan laboratorium
harus aman, nyaman, bagi tenaga kesehatan,
pengguna, pengunjung serta memberikan pelayanan
yang berkualitas.
7
lanjutan
 Lingkungan dan fasilitas laboratorium yang
aman dan berkualitas:
 standar meliputi dua aspek yakni peralatan
laboratorium dan peralatan untuk mendukung
keamanan kerja petugas.
 diikuti perilaku petugas melaksanakan kebijakan dan
prosedur yang telah ditetapkan
8
Fasilitas Bangunan Laboratorium
 Fasilitas laboratorium dipersyaratkan:
 memiliki ruang yang memadai untuk bekerja
sehingga petugas dapat bekerja dengan nyaman
 didesain sedemikian rupa untuk mendapatkan
pelayanan yang berkualitas, aman, dan berguna
terhadap pengguna, fasilitas kesehatan dan
pengunjung (ISO 15189).
9
Bangunan laboratorium (Permenkes 411)
 Laboratorium harus memiliki bangunan yang
permanen.
 Lantai: kedap air, permukaan rata, tidak licin dan
mudah dibersihlan:
 Lantai yang selalu kontak dengan air, dibuat miring
kearah pembuangan air limbah
 Pertemuan antara dinding dengan lantai berbentuk
lurus sehingga mudah dibersihkan.
 Dinding bangunan: bahan yang kuat, bercat
warna terang mudah dibersihkan serta tidak
mengandung logam berat.
10
Ruang Bangunan Laboratorium
 Ruang memiliki ukuran luas yang memadai untuk
bekerja (ISO 15189),
 Permenkes 411 tahun 2010: memiliki ruang tunggu,
ruang ganti, ruang pengambilan specimen, ruang
administrasi, ruang pemeriksaan, ruang sterilisasi,
ruang makan/ minum, WC pasien dan WC petugas.
 Ukuran ruang tunggu: pratama 6 m2, madia 12 m2
dan utama 24 m2.
 Ruang pengambilan specimen : pratama dengan
ukuran 6 m2, madia 9 m2 dan utama 9 m2.
 Ruang administrasi: pratama dengan ukuran 6 m2,
madia 9 m2 dan utama 9 m2
11
Ruang Bangunan Laboratorium
 Ruang pemeriksaan untuk pratama dengan
ukuran 15 m2, madia 30 m2 dan utama 60 m2
 Untuk ruang yang lain ukurannya disesuaikan,
asalkan petugas merasa nyaman, aman serta
tidak mengganggu aktivitas selama
pelaksanakan tugasnya (ISO 15189).
 Perlu ditambahkan ada ruang untuk
pengambilan spesimen bersifat pribadi/ khusus,
juga disediakan fasilitas untuk orang cacat/
disable (Dayal, 2008).
12
lanjutan
 Berdasarkan risiko:
 ruang laboratorium dibagi menjadi 4 zona yakni zona
dengan risiko rendah, zona dengan risiko sedang,
zona dengan risiko tinggi dan zona dengan risiko
sangat tinggi (Permenkes 1204, 2004).
13
Ruang dengan zona risiko rendah
 Ruang resepsionis, ruang administrasi, ruang pertemuan.
 Ruang ini berdinding rata berwarna terang, lantai terbuat dari
bahan yang kuat kedap air, berwarna terang, berbentuk
konus pada batas antara lantai dan dinding.
 Langit-langit terbuat dari bahan yang kuat atau multipleks,
warna terang, mudah dibersihkan, dengan ketinggian minimal
2,70 meter dari lantai serta memiliki kerangka yang kuat.
 Lebar pintu minimal 1,20 meter dengan tinggi minimal 2,10
meter, jendela memiliki ambang bawah minimal 1,00 meter
dari lantai.
 Ventilasi ruangan bersifat alamiah, udara dapat mengalir
dengan baik, bila kurang baik ditambah dengan penghawaan
mekanis (exhauster), dan stop kontak dan saklar dipasang
dengan ketinggian minimal 1,40 meter dari lantai
14
Zona dengan risiko sedang
 meliputi ruang tunggu pasien, ruang ganti
pakaian. Zona dengan risiko tinggi meliputi
ruang laboratorium. Persyaratan ruang ini sama
dengan ruang berzona dengan risiko rendah
15
Persyaratan ruang zona dengan berresiko
tinggi
 Dinding dilapisi porseli setinggi 1,50 meter dari lantai, sisa
keatas dicat berwarna terang.
 Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, mudah
dibersihkan, berwarna terang, dan pertemuan antara lantai
dengan dinding berbentuk lengkung yang mudah untuk
dibersihkan.
 Langit langit terbuat dari bahan yang kuat, boleh multipleks,
bercat terang, mudah dibersihkan, terpaku pada rangka yang
kuat, dengan ketinggian minimal 2,70 meter dari lantai.
 Pintu memiliki lebar minimal 1,20 meter, dengan tinggi
minimal 2,70 meter dari lantai.
 Jendela memiliki ambang bawah minmal 1,00 meter dari
lantai.
 Stop kontak dan saklar diletakkan dengan ketinggian minimal
1,40 meter dari lantai (Permenkes 1204, 2004)
16
Ruang dengan zona berresiko sangat tinggi
 Dinding dilapisi porselin atau vinyl setinggi langitlangit atau di cat dengan cat tidak luntur dan aman
dengan warna terang.
 Langit-langit setinggi 2,70 meter dari lantai, terbuat
dari bahan yang kuat dan aman.
 Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air,
mudah dibersihkan, berwarna terang, dan
pertemuan antara lantai dengan dinding berbentuk
lengkung yang mudah untuk dibersihkan.
 Langit langit terbuat dari bahan yang kuat, boleh
multipleks, bercat terang, mudah dibersihkan,
terpaku pada rangka yang kuat, dengan ketinggian
minimal 2,70 meter dari lantai.
17
lanjutan
 rangka yang kuat, dengan ketinggian minimal 2,70
meter dari lantai.
 Pintu memiliki lebar minimal 1,20 meter, dengan
tinggi minimal 2,10 meter dari lantai dan selalu
tertutup.
 Ada rak dan lemari khusus untuk menyimpan
reagen siap pakai.
 ventilasi atau penghawaan menggunakan AC
mandiri dengan filter bakteri. Pemasangan AC
minimal 2 meter dari lantai. Ada ruang perantara
antara udara luar dengan udara ruang.
 Dilengkapi dengan sarana pembuangan limbah
medis (Permenkes 1204, 2004).
18
lanjutan
 Kualitas ruangan yang memenuhi syarat adalah
ruangan yang tidak berbau, kadar debu dengan
diameter kurang dari 10 mikron dengan pengukuran
rata-rata 8 jam atau 24 jam tidak melebihi 150 µg/m3
dan tidak mengandung debu asbes.
 Indeks angka kuman dengan konsentrasi
maksimum 200-500 CFU/m3.
 Intensitas cahaya untuk laboratorium antara 75-100
lux.
 Suhu di ruang laboratorium berkisar antara 22-26
derajat Celsius, kelembaban 35-60%, tekanan
negatif.
 Kebisingan maksimum 65 dBA dengan waktu
pemaparan 8 jam (Permenkes 1204, 2004).
19
Fasilitas pendukung laboratorium:
Sarana air
 Laboratorium menyediakan air bersih dengan
kapasitas 50 liter / pekerja/ hari.
 Air bersih:memenuhi syarat kesehatan yang
meliputi persyaratan mikrobiologi, fisika, kimia,
dan radioaktif (Permenkes 416, 1990).
 Disediakan pula air untuk analitik seperti air
suling (aquadest/ aquabidest) (Dayal, 2008).
20
Listrik
 Laboratorium memiliki listrik memiliki aliran
tersendiri, stabil dan kapasitas yang memenuhi
kebutuhan laboratorium.
 Daya listrik, tegangan, maupun frekuensi listrik
memenuhi ketentuan yang berlaku serta
memenuhi keamanan jaringan disertai denan
grounding/ arde.
 Aliran listrik terhindar dari pemadaman yang
akan mempengaruhi kualitas pelayanan,
mengharuskan laboratorium memiliki sumber
cadangan listrik utama (Daulay, 2008).
21
Pencahayaan
 Pencahayaan memadai bagi petugas bekerja
dengan baik yang mendukung petugas bekerja
dengan aman,
 kuat penerangan diruang kerja 1000 lux,
 ruang yang sipergunakan untuk bekerja dengan teliti
kuat penerangan 1000 hingga 1500 lux.
 Dianjurkan sinar berasal dari sebelah kanan
belakang petugas (Daulay, 2008).
 Bila pencahayaan menggunakan penerangan listrik
memerlukan 5 watt/m2, penerangan disesuaikan
dengan luas ruangan yang dipergunakan petugas
(Permenkes 411, 2012)
22
Ventilasi
 Ventilasi yang diperlukan untuk menunjang
petugas dalam bekerja yang aman yakni 1/3 x
luas lantai,
 bila menggunakan air condition (AC)
memerlukan daya 1 PK/ 20m2 yang didukung
oleh system pertukaran udara memadai
(Daulay, 2008, dan Permenkes 411, 2012).
23
Ruang kerja untuk analisis sampel
 Ruang kerja di laboratorium memiliki ruangan yang
cukup serta diatur sedemikian rupa agar tidak
mengganggu pergerakan petugas sehingga tidak
hambatan di tempat kerja.
 Perlu perhatian, akses jalan yang ada di laboratorium
tidak terbuntu oleh peralatan atau benda lain yang
menyebabkan hambatan (DAIDS, 2013).
 Disediakan ruang kosong antar dinding dan alat 1,7 m
yang digunakan untuk memudahkan aliran udara untuk
sirkulasi udara.
 Jarak antara meja kerja satu dengan lainnya sekitar 1,5
m sehingga memudahkan pergerakan petugas pada
saat bekerja (Giatno, 2010) dan luas ruang kerja minimal
15m2 (Depkes RI, 2008).
24
Fasilitas pendukung lain
 Ruang pencatatan, area untuk pencatatan fasilitas
untuk mencuci peralatan kaca, dan sterilisasi/
desinfkesi, fasilitas untuk pembuangan sampah
laboratorium termasuk sampah medis, pembuangan
laboratorium kaca, ruang terpisah antara ruang
pertemuan dengan ruang administrasi, fasilitas cuci
tangan petugas, ruang makan dan penyimpanan
makanan dan minuman.
 Transport spesimen untuk dikirim ke laboratorium
rujukan.
 Ada fasilitas untuk komunikasi dengan laboratorium
rujukan.
 Fasilitas lain sesuai dengan tugas khusus atau bila
diperlukan
25
Fasilitas pendukung pelayanan laboratorium


Peralatan laboratorium
Peralatan untuk keamanan laboratorium
 Fire-safety equipment,
 Uninterrupted power supply (UPS) (Dayal,
2008)
26
FASILITAS PERALATAN
 JCI AOP 5.5: semua peralatan yang dimiliki
laboratorium dilakukan inspeksi secara rutin
dilakukan perawatan rutin, dilakukan kalibrasi
serta hasil kegiatan tersebut dicatat.
 Standar peralatan yang dimiliki oleh
laboratorium disesuaikan dengan jenis dan
klasifi sesuai permenkes nomor 411 tahun 2012:
laboratorium klinik pratama, laboratorium klinik
madia dan laboratorium klinik utama.
27
FASILITAS UNTUK KESELAMATAN DAN
KESEHATAN TERHADAP PETUGAS
 Pelayanan laboratorium berorientasikan
keselamatan terhadap petugas dan pasien, hal
ini dipersyarakatkan oleh JCI. STANDARD AOP
5.3.1 yakni laboratorium hendaknya
mengkoordinasikan proses untuk mengurangi
risiko infeksi akibat terekspos bahan berbahaya
dan limbah laboratorium.
28
lanjutan
 Program keselamatan dan kesehatan kerja serta
pelatihan dengan prioritas pencegahan infeksi
disebabkan pathogen yang dapat menular lewat
darah (blood-borne pathogens), manajemen
pengelolaan dan pembuangan bahan kimia
(chemical hygiene), serta keamanan dari
bahaya kebakaran (fire safety).
29
lanjutan
 Proram keselamatan dan kesehatan kerja bagi
petugas juga meliputi pencegahan seperti
vaksinasi hepatitis B dan tindakan pasca
terekspos dengan pathogen seperti pada
tertusuk jarum (DAIDS, 2013).
30
lanjutan
 Persyaratan standar yang dipersyaratkan
meliputi peralatan keamanan (safety equipment)
yang menjamin setiap orang yang berada
petugas ataupun orang yang memiliki
wewenang di laboratorium terjamin
keamanannya (DAIDS, 2013).
31
Peralatan/ Fasilitas keselamatan (DADS,
2013, JCI, 2012)
 Ketersediaan alat pelindung diri (APD) yang sesuai
dengan kegiatan yang dilakukan petugas seperti
melakukan pengendalian kontak secara droplet
pada saat melakukan pencampuran atau
sentrifugasi.
 Biosafety cabinet
 Ketersediaan peralatan untuk mengatasi
kecelakaan seperti tertusuk jarum, terekspos bahan
berbahaya,
 Ketersediaan peralatan untuk mengatasi kebakaran
seperti Alat pemadam ringan (APAR)
 Ketersediaan pintu darurat beserta petunjuk arah
evakuasi
32
lanjutan
 Eyewash dapat melekat pada tempat cuci
tangan, berdiri sendiri disertai dengan
emergency shower yang mudah digunakan dan
pada posisi mudah dijangkau oleh petugas.
Peralatan lain untuk keselamatan adalah alat
pemadam api ringan (APAR) dan wadah benda
tajam (Sharp container).
33
lanjutan
 Peralatan keselamatan dilakukan inspeksi
skedul teratur terhadap eye wash fungsinya dan
pencuciannya mingguan, portable eyewash bila
ada lakukan pembersihan setiap bulan dan cek
tanggal kedaluarsanya (DADS, 2013 dan JCI,
2012).
34
Ringkasan
 Keselamatan dan kesehatan: prioritas petugas,
pasien dan pengunjung laboratorium.
 Semua badan akreditasi :Laboratorium pemenuhan
standar terkait dengan lingkungan laboratorium dan
fasilitas yang dipersyartakan tersebut.
 Pemenuhan standar fasilitas sarana dan sarana
pendukung, peralatan laboratorium serta peralatan
untuk menjamin keselamatan hendaknya dipenuhi
oleh laboratorium.
 Selain itu, implementasi kebijakan dan prosedur
hendaknya dilaksanakan dengan baik oleh petugas
merupakan usaha untuk mencapai pelayanan
laboratorium yang aman dan berkualitas.
35
LOGO
“ Add your company slogan ”
www.themegallery.com
36
Download