UJI EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN SIDAGURI (Sida rhombifolia, Linn) TERHADAP BAKTERI PENYEBAB DIARE (Escherichia coli dan Shigella flexneri) (Antibacterial Effectiveness Test of Sidaguri Leaf Extract Ethanol (Sida rhombifolia, Linn) Against Bacteria Cause Diarrhea (Escherichia coli and Shigella flexneri)) FITRIA SYAUQIE HABIBAH Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pakuan ABSTRACT Sidaguri, which has the scientific name of Sida rhombifolia L. efficacious as a medicine. In sidaguri leaves contained a number of chemical compounds already known that alkaloids, calcium oxalate, tannins, saponins, phenols, amino acids, the oil fly, substance phlegmatik for expectorant and lubricants. Diarrhea is generally caused by a group of bacteria that can live in the human digestive tract is the Enterobacteriaceae. Enterobacteriaceae is bacteria group used for the study is bacterium Escherichia coli and Shigella flexneri. This study aims to determine the effectiveness of antibacterial sidaguri leaf ethanol extract against the bacterium Escherichia coli and Shigella flexneri causes diarrhea. Testing is done by Paper Disc Diffusion Method and Dilution Method to determine the MIC. The concentration of ethanol extract of sidaguri leaves are tested is 12.5%, 25%, 50% and 75% for positive control used Cotrimoxazole and distillated water is used as negative controls. The parameters of this research are Inhibitory Regional Area (IRA), the Minimum Inhibitory Concentration (MIC), determination of moisture content and ash content determination as well as phytochemical tests, namely alkaloids, tannins and saponins. The results showed that ethanol extract of Sidaguri leaves has no efficacy against the bacterium Escherichia coli, and less effective against Shigella flexneri is characterized by the growth of bacterial colonies on the resistor (partial), and the MIC was not found until a concentration of 75%. Sidaguri leaf extract contains alkaloids and tannins. Key words : Leaf sidaguri (Sida rhombifolia, L), diarrhea, Shigella flexneri, Escherichia coli, Alkaloids, tannins ABSTRAK Sidaguri, yang mempunyai nama ilmiah Sida rhombifolia L. dilaporkan berkhasiat sebagai obat. Dalam daun sidaguri terkandung sejumlah senyawa kimia yang sudah diketahui yaitu alkaloid, kalsium oksalat, tanin, saponin, phenol, asam amino, minyak terbang, zat phlegmatik untuk ekspektoran dan lubrikan (Utami dan Tim Lentera, 2004). Diare umumnya disebabkan oleh kelompok bakteri yang dapat hidup pada saluran pencernaan manusia yaitu kelompok Enterobacteriaceae. Bakteri kelompok Enterobacteriaceae yang digunakan untuk penelitian adalah bakteri Escherichia coli dan Shigella flexneri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas antibakteri ekstrak etanol daun sidaguri terhadap bakteri Escherichia coli dan Shigella flexneri penyebab diare. Pengujian dilakukan dengan metode Difusi Kertas Cakram dan metode Dilusi untuk menentukan KHM. Konsentrasi ekstrak etanol daun sidaguri yang diujikan adalah 12,5%, 25%, 50% dan 75% untuk kontrol positif digunakan kotrimoksazol dan aquadest sebagai kontrol negatifnya. Parameter penelitian ini adalah Diameter Daerah Hambat (LDH), Konsentrasi Hambat Minimum (KHM), penetapan kadar air dan penetapan kadar abu serta uji fitokimia, yaitu alkaloid, tanin dan saponin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun sidaguri tidak memiliki efektivitas terhadap bakteri Escherichia coli, dan kurang efektif terhadap Shigella flexneri ditandai dengan tumbuhnya koloni bakteri pada daerah hambat, serta tidak ditemukan KHM sampai konsentrasi 75%. Ekstrak daun sidaguri mengandung alkaloid dan tanin. Kata kunci : Daun sidaguri (Sida rhombifolia, L), diare, Shigella flexneri, Escherichia coli, alkaloid, tannin PENDAHULUAN Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju, maka tidak dapat disangkal bahwa pertumbuhan penyakit semakin berkembang dan penangananya-pun harus lebih intensif. Salah satunya adalah penyakit diare, yang saat ini sedang banyak menimpa anak usia di bawah 5 tahun. Walaupun bukan tergolong penyakit yang berbahaya, namun bila penyakit ini berlangsung dalam waktu yang relatif lama dan tidak diobati maka sudah tentu akan berakibat fatal bagi si penderita. Terlebih lagi yang mengalami penyakit ini kebanyakan adalah balita yang rentan terhadap penyakit. Di Indonesia penyakit diare memiliki angka kematian yang tinggi setiap tahunnya. Diare umumnya disebabkan oleh kelompok bakteri yang dapat hidup pada saluran pencernaan manusia yaitu kelompok Enterobacteriaceae (Elfita, 2007). Obat-obat sintetik yang digunakan dalam mengobati penyakit diare semakin beragam. Tetapi keberadaannya sering menghawatirkan karena tidak sedikit efek samping yang ditimbulkan oleh obat-obatan sintetik tersebut. Guna memperkecil efek samping yang ditimbulkan, banyak industriindustri yang beralih ke bahan alam. Salah satu dari pemanfaatan bahan alam yang digunakan adalah Sidaguri, yang mempunyai nama ilmiah Sida rhombifolia L. Sidaguri dilaporkan berkhasiat sebagai obat asma, rematik, TBC kelenjar dileher, cacing kremi, eksem, disentri, sakit gigi, sakit perut, bisul, kudis, memar, bengkak pada patah tulang dan borok. Dalam daun sidaguri terkandung sejumlah senyawa kimia yang sudah diketahui yaitu alkaloid, kalsium oksalat, tanin, saponin, fenol, asam amino, minyak terbang, zat phlegmatik untuk ekspektoran dan lubrikan. Batang mengandung kalium oksalat dan tanin. Akar mengandung alkaloid, steroid dan aphedrine. Efek farmakologis dari sidaguri yaitu memiliki rasa manis, sedikit pedas dan sejuk. Zat kimia yang terkandung dalam tanaman sidaguri dapat masuk dan mempengaruhi jantung, hati, paruparu, usus besar dan usus kecil (Utami dan Tim Lentera, 2004). Telah disebutkan bahwa Sidaguri (Sida rhombifolia L.) memiliki khasiat dalam mengobati penyakit disentri secara empiris, tetapi pemanfaatannya untuk menangani penyakit diare belum dibuktikan secara ilmiah. Guna menggali potensi yang dimiliki oleh Sidaguri (Sida rhombifolia L.) dalam menghambat bakteri penyebab diare, masih perlu dilakukan penelitian yang lebih dalam. Bakteri-bakteri yang memiliki aktivitas untuk menimbulkan penyakit diare beberapa diantaranya adalah Escherichia coli dan Shigella flexneri. Kedua jenis bakteri ini merupakan bakteri gram negatif dan berada di kelompok Enterobactericeae. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui konsentrasi ekstrak etanol daun sidaguri (Sida rhombifolia L.) yang tepat menghambat pertumbuhan bakteri penyebab diare (Escherichia coli dan Shigella flexneri). BAHAN DAN METODE Pembuatan Konsentrasi Larutan Ekstrak Daun Sidaguri Dibuat konsentrasi ekstrak daun sidaguri dengan konsentrasi 12,5%, 25%, 50% dan 75%. Pembuatan larutan ekstrak diawali dari pembuatan larutan stok konsentrasi 75% yaitu dengan melarutkan 7,5 g ekstrak kental daun sidaguri dengan aquadest sampai volume 10 mL. Kemudian dilakukan pengenceran larutan stok untuk mendapatkan konsentrasi 50%, 25% dan 12,5%. Pengujian Aktivitas Antibakteri Pengujian aktivitas antibakteri ini menggunakan metode difusi kertas cakram, dimana kertas cakram dicelupkan terlebih dahulu ke dalam ekstrak daun sidaguri steril dengan konsentrasi 12,5%, 25%, 50% dan 75% selama 15 menit kemudian dikeringkan selama 5 menit. Disiapkan media cair Mueller Hinton dengan suhu 450C, kemudian ditambahkan 0,2 ml suspensi bakteri uji, dicampur dan dihomogenkan. Didiamkan hingga media menjadi padat, lalu diletakkan kertas cakram yang telah dicelupkan ke dalam ekstrak daun sidaguri dengan konsentrasi 12,5%, 25%, 50% dan 75% di atas media agar dengan menggunakan pinset steril, kemudian diinkubasi pada suhu 37oC selama 24 jam dalam inkubator, lalu diamati dan diukur dengan menggunakan penggaris atau jangka sorong Lebar Daerah Hambat (LDH) masingmasing kertas cakram terhadap pertumbuhan bakteri. LDH diukur dari diameter zona bening yang terbentuk. Untuk kontrol positif menggunakan larutan kotrimoksazol 10 ppm dan kontrol negatifnya yaitu aquadest. Pengujian ini dilakukan untuk masing-masing konsentrasi ekstrak dengan 4 kali pengulangan. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Sidaguri terhadap Escherichia coli dan Shigella flexneri 4.5.1 Lebar Daerah Hambat Pengujian antibakteri dilakukan untuk melihat ekstrak yang mempunyai aktivitas antibakteri paling besar. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan metoda Difusi Kertas Cakram. Hasil pengamatan dan pengukuran Penentuan Konsentrasi Hambat Minimum Lebar Daerah Hambat yang terbentuk (KHM) menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun Penentuan Konsentrasi Hambat sidaguri mempunyai tingkatan aktivitas Minimum (KHM) dilakukan menggunakan antibakteri yang berbeda-beda terhadap bakteri metode dilusi padat. Disiapkan larutan uji uji. Berdasarkan pengujian terhadap bakteri dengan mengencerkan secara serial dengan Shigella flexneri, didapatkan nilai lebar daerah konsentrasi 12,5%, 25%, 50%, 75%. Agar steril hambat ekstrak etanol daun sidaguri pada hangat dalam keadaan cair (suhu ± 55-600C) konsentrasi 12,5%; 25%; 50% dan 75 % lebih dicampurkan dengan 1 ml konsentrasi ekstrak rendah dari kontrol positif yaitu Kotrimoksazol yang diuji hingga homogen. Diamkan hingga 10 ppm. Lebar daerah hambat yang dihasilkan mengeras atau memadat. Setelah memadat, oleh ekstrak daun sidaguri tidak merata, ini larutan bakteri 10-6 kemudian disebarkan secara dikarenakan efektivitas daun sidaguri terhadap zig zag di permukaan media. Inkubasi pada bakteri Shigella flexneri lemah. Zona hambat di suhu 370 C selama 24 jam. Amati konsentrasi sekitar kertas cakram masih terdapat hambat minimumnya. Bandingkan hasil yang pertumbuhan koloni bakteri Shigella flexneri yang dapat dikatakan bahwa zona hambatnya didapat dengan kontrol media. bersifat partial atau tidak absolute. Sifat partial atau tidak absolute ini biasanya terjadi pada Analisis Data antibakteri yang mempunyai efektivitas lemah. Untuk analisis hasil dilakukan dengan Lemahnya efektivitas daun sidaguri ini menggunakan 2 tahapan perhtungan. kemungkinan terjadi karena zat aktif dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) daun sidaguri yaitu alkaloid dan tanin memilki sederhana dengan 5 perlakuan dan 3 kali kandungan yang sedikit sehingga tidak pengulangan, jika terdapat perbedaan kemudian dihasilkan lebar daerah hambat yang sempurna dilanjutkan dengan uji Duncan untuk atau merata. Alkaloid dapat menyebabkan sel membandingkan daya antibakteri diantara menjadi lisis dan merubah morfologi sel bakteri masing-masing perlakuan. sedangkan tanin diduga memiliki aktivitas Uji analisis statistic dengan bantuan inaktivasi enzim dan mempengaruhi transfer SPSS 10.0 menggunakan uji lanjut Duncan bila protein, membentuk kompleks dengan sakarida sig < 0,05 memperlihatkan perbedaan yang dan menghambat pertumbuhan serta aktivitas sangat nyata. protease (Harbone, 1987). Berdasarkan data LDH daun sidaguri diketahui bahwa ekstrak etanol daun sidaguri dengan konsentrasi 75% merupakan konsentrasi dengan Lebar Daerah Hambat paling besar yang dapat menghambat bakteri Shigella flexneri bila dibandingkan dengan konsentrasi 12,5%; 25% dan 50%. Tetapi Lebar Daerah Hambat yang terbentuk dari ekstrak etanol daun sidaguri lebih kecil bila di bandingkan dengan Lebar Daerah Hambat Kotrimoksazol. Ini menandakan bahwa ekstrak etanol daun sidaguri memiliki daya antibakteri yang lebih kecil bila dibandingkan dengan daya antibakteri Kotrimoksazol. Ekstrak etanol daun sidaguri hanya bersifat bakteriostatik yaitu hanya dapat menghambat pertumbuhan bakteri tidak sampai membunuh bakteri tersebut (bakterisidal). Sifat bakteriostatik terhadap bakteri Shigella flexneri ini tidak kuat. Ditandai dengan zona hambat ekstrak etanol daun sidaguri yang masih di tumbuhi oleh koloni-koloni bakteri Shigella flexneri. Nilai lebar daerah hambat yang diperoleh, di analisis menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Dimana perlakuan yang digunakan adalah konsentrasi sedangkan responnya adalah lebar daerah hambat (LDH). Adapun pengujian ini dilakukan dengan 4 kali ulangan. Berdasarkan hasil uji duncan terhadap bakteri Shigella flexneri memperlihatkan bahwa nilai lebar daerah hambat dari ke lima perlakuan menunjukkan perbedaan yang sangat nyata dengan sig < 0,05 sidaguri, maka semakin besar efektivitasnya dalam menghambat pertumbuhan bakteri Shigella flexneri. Hasil pengamatan dan pengukuran lebar daerah hambat terhadap bakteri Escherichia coli, menunjukkan tidak didapatkannya nilai lebar daerah hambat ekstrak etanol daun sidaguri pada semua konsentrasi 12,5%; 25%; 50% dan 75 %. Berdasarkan gambar, diketahui bahwa ekstrak etanol daun sidaguri dengan berbagai konsentrasi tidak menghasilkan zona bening di sekitar kertas cakram, ini menandakan bahwa ekstrak etanol daun sidaguri tidak memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Escherichia coli. Tidak terbentuknya zona bening di sekitar kertas cakram pada pengujian ekstrak etanol daun sidaguri terhadap bakteri Escherichia coli kemungkinan dikarenakan senyawa aktif dari ekstrak etanol daun sidaguri tidak mampu menghambat sintesis protein dinding bakteri Escherichia coli. Oleh karenanya pada pengujian tidak satupun konsentrasi yang dapat memberikan zona bening di sekitar kertas cakram. Perbedaan Escherichia coli dengan Shigella flexneri terletak pada kandungan lipopolisakarida. Pada Shigella flexneri lipopolisakarida terletak di permukaan dinding sel sedangkan pada Escherichia coli terletak di bagian dalam dinding sel yang akan menghalangi zat antibakteri untuk masuk kedalam dan melisiskan protein (Pelezar & Chan, 1986). 4.5.2 Pengujian Minimum (KHM) Gambar. Histogram Lebar Daerah Hambat (LDH) Ekstrak Etanol Daun Sidaguri dan Kotrimoksazol terhadap Shigella flexneri Berdasarkan histogram di atas dapat dilihat bahwa hasil pengukuran lebar daerah hambat menunjukan aktivitas ekstrak etanol daun sidaguri terhadap bakteri Shigella flexneri. Nilai lebar daerah hambat yang dihasilkan meningkat seiring dengan bertambahnya konsentrasi ekstrak etanol daun sidaguri. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak etanol daun Konsentrasi Hambat Metode yang digunakan pada Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) adalah metode dilusi. Metode ini serupa dengan metode dilusi cair namun menggunakan media padat (solid). Keuntungan metode ini adalah satu konsentrasi agen antimikroba yang diuji dapat digunakan untuk menguji beberapa mikroba uji (Krisno, 2011). Pada pengujian Konsentrasi Hambat Minimum (KHM), pengujian diamati berdasarkan ada tidaknya pertumbuhan koloni pada media uji yang telah mengandung beberapa konsentrasi ekstrak daun sidaguri. Pengujian ini dilakukan untuk melihat pada konsentrasi berapakah yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Konsentrasi ekstrak etanol daun sidaguri yang di ujikan mulai dari 10%, 15%, 20%, 25%, 30%, 35%, 40%, 45%, 50%, 55%, 60%, 65%, 70% dan 75%. Dari hasil yang didapatkan, diketahui bahwa pada konsentrasi tersebut masih ditumbuhi oleh bakteri Shigella flexneri. Sehingga KHM belum tercapai. Dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun sidaguri kurang efektif untuk mengatasi bakteri Shigella flexneri. DAFTAR PUSTAKA Elfita, Supriyatna, Husen H. Bahti, Dachriyanus. 2007. Komponen Utama Fraksi Aktif Antibakteri Dari Kulit Batang Kandis Gajah (Garcinia griffithii T. Anders) Terhadap Bakteri Uji Penyebab Penyakit Diare Escherichia coli dan Shigella dysentriae. Jurnal Farmasi Indonesia Vol. 05 No. 02 Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Hal 106-112 Harborne, J.B. 1996. Metode Fitokimia. ITB. Bandung 50% 55% 65% 60% 70% Gambar. Hasil pengujian Konsentrasi Hambat Minimum Ekstrak Etanol Daun Sidaguri dan Kotrimoksazol Terhadap Shigella flexneri KESIMPULAN Belum ditemukan konsentrasi ekstrak etanol daun sidaguri (Sida rhombifolia, L.) yang tepat menghambat pertumbuhan bakteri penyebab diare (Escherichia coli dan Shigella flexneri), karena konsentrasi yang di uji tidak dapat menghambat pertumbuhan bakteri penyebab diare (Escherichia coli dan Shigella flexneri), SARAN 1. Ekstrak etanol daun sidaguri (Sida rhombifolia, L.) dapat menghambat pertumbuhan Shigella flexneri, tetapi efektifitasnya lebih rendah dari kotrimoksazol 10 ppm 2. Ekstrak etanol daun sidaguri (Sida rhombifolia, L.) tidak dapat menghambat pertumbuhan Escherichia coli. Krisno, Agus. 2011. Pemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Indikator Uji. http://aguskrisnoblog.wordpress.com/ 2011/01/14/pemanfaatan-mikroorganismesebagai-indikator-uji diakses 1 juli 2011 pkl 20:39 WIB Pelczar & Chan. 1986. Dasar- Dasar Mikrobiologi I, Diterjemahkan oleh Ratna Sini, H. Jakarta : UI Press Utami, P dan Tim Lentera. 2004. Tanaman Obat untuk Mengatasi Rematik dan Asam Urat. Agromedia Pustaka. Tanggerang